PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA DENGAN KREATIF.

(1)

No. DAFTAR FPIPS : 4251/UN.40.2.7/PL/2014

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA

DENGAN KREATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh: Dini Prastiya

1001547

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Struktur Organisasi Skripsi... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran... 1. Konsep Belajar... 2. Teori-teori Belajar... 3. Prinsip-prinsip Belajar... 4. Faktor-faktor Pengaruh Belajar... B. Konsep Pembelajaran... C. Hakekat Hasil Belajar... 1. Manifestasi Perilaku Belajar... 2. Tipe Hasil Belajar... D. Hakekat Teknik Mnemonik... 1. Pengertian Teknik Mnemonik... 2. Keunggulan Teknik Mnemonik... 3. Tujuan Teknik Mnemonik... 4. Tahapan Belajar Mnemonik... 5. Prinsip-Prinsip dalam Teknik Mnemonik...

i ii iii vi viii 1 6 6 7 8 10 10 10 17 29 37 38 38 41 46 46 47 48 49 51


(5)

iv

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Mnemonik dalam Pembelajarn IPS... F. Pembelajaran PAKEM... G. Kemampuan Menghafal... 1. Pengertian Kemampuan Menghafal... 2. Alasan Kemampuan Menghafal dalam IPS... 3. Manfaat Menghafal... 4. Struktur Pembelajaran Mnemonik... H. Hakekat Pembelajaran IPS... 1. Pengertian IPS... 2. Sejarah Pertumbuhan IPS... 3. Fungsi dan Tujuan IPS SMP... 4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS... 5. Penilaian Mata Pelajaran IPS SMP... I. Penelitian Terdahulu... BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian... 1. Lokasi Penelitian... 2. Subyek Penelitian... B. Jenis dan Desain Penelitian... C. Definisi Operasional... 1. Pengertian IPS... 2. Pengertian Teknik Mnemonik... D. Prosedur Penelitian... 1. Observasi Awal... 2. Refleksi Awal... E. Instrumen Penelitian... 1. Lembar Pedoman Observasi... 2. Catatan Lapangan... 3. Lembar Pedoman Wawancara... 4. Dokumentasi...

54 54 56 56 58 58 59 62 62 64 67 70 72 73 75 75 75 75 82 82 83 83 83 84 87 88 88 88 89


(6)

v

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tes... 6. Angket atau kuisioner... F. Teknik Pengolahan Data... 1. Validasi Data... G. Analisis Data...

1. Analisis Data Kualitatif...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi dan Subyek Penelitian... 1. Sejarah Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung... 2. Visi dan Misi Sekolah... 3. Keadaan Guru Dan Siswa... 4. Keadaan Fasilitas Belajar... 5. Subjek Penelitian... 6. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Kelas ... a. Observasi Awal pembelajaran... b. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I... c. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II... d. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus III... e. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV... 7. Hasil Kuisioner Pendapat Siswa... 8. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... B. Rekomendasi...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN 89 90 91 91 92 92 95 95 96 97 99 100 101 101 104 122 141 154 170 176 185 187 189


(7)

vi

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Fungsi tabel otak kanan dan otak kiri... Tabel 4.1 Data Guru SMP Pasundan 4 Bandung... Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidkan Guru SMP Pasundan 4 Bandung... Tabel 4.3 Jumlah siswa SMP Pasundan 4 Bandung... Tabel 4.4 Penerapan Mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS

pada siklus 1... Tabel. 4.5 kinerja guru pada siklus 1... Tabel 4.6 Aplikasi mnemonik guru dalam materi atmosfer... Tabel 4.7 Aplikasi mnemonik dibuat oleh siswa pada siklus I... Tabel 4.8 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal... Tabel 4.9 Penerapan teknik mnemonik dalam meningkatan pembelajaran

IPS pada siklus II... Tabel 4.10 kinerja guru pada siklus II... Tabel 4.11 Aplikasi mnemonik guru dalam materi hidrosfer... Tabel 4.12 Penerapan teknik mnemonik oleh siswa dalam materi hidrosfer. Tabel 4.13 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal... Tabel 4.14 Penerapan Mnemonik pada siklus III... Tabel. 4.15 kinerja guru pada siklus III... Tabel 4.16 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal... Tabel 4.17 Penerapan Mnemonik pada siklus IV... Tabel 4.18 kinerja guru pada siklus IV... Tabel 4.19 Hasil Pengaplikasian Mnemonik yang dibuat oleh siswa pada siklus IV... Tabel 4.20 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal... Tabel 4.21 Hasil kuisioner pendapat siswa mengenai penerapan teknik

49 98 98 99 111 113 115 116 120 129 131 133 134 138 146 148 152 160 162 165 167


(8)

vii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS... Tabel 4.22 Hasil Penelitian penerapan teknik Mnemonik dari siklus I-IV... Tabel 4.23 Hasil Belajar siswa setelah diterapkan teknik mnemonik pada pembelajaran IPS dari siklus I-IV...

170 178


(9)

viii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Gambar rancangan Rancangan Penelitian Tindakan Model

Kurt Lewin ... Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart... Gambar 3.3 Model PTK versi John Elliott... Gambar 4.1 Diagram hasil belajar siswa dari siklus I, II, III, dan IV...

77 78 79 181


(10)

ix

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif


(11)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA

DENGAN KREATIF

(PenelitianTindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung) Penelitian ini dilaterbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, yaitu terutama dalam menghafal, menghafal adalah kegiatan yang cenderung kurang disenangi siswa, karena hal tersebut dapat membosankan, ini disebabkan karena kurangnya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa serta berbagai masalah lain dengan pembelajaran IPS khususnya dalam kemampuan menghafal, siswa kurang senang dengan kegiatan menghafal, karena bagi mereka menghafal adalah hal yang membosankan. Oleh sebab itu peneliti menggunakan model mnemonik Model mnemonik adalah teknik menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), sehingga dapat membantu siswa dalam penghafalan materi pelajaran IPS dan juga dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Teknik tersebut diuji dengan lagu yang didalamnya terdapat materipelajaran, berupa rangkaian cerita yang terdapat kata kunci berdasarkan materi atau bahkan berupa gambar yang dapat membangkitkan memori anak dan kreativitas anak terhadap materi tertentu.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencenaan, implementasi, hambatan dan solusi serta hasil peningkatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik mnemonik. Penelitian menggunakan metode penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan model mnemonik, pedoman wawancara dan dokumentasi, angket, catatan harian, tes. Sumber data diperoleh dari guru dan siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik mnemonik sangat baik karena dapat meningkatkan, serta mempermudah siswa dalam menghafalkan materi dalam IPS, serta menumbuhkan kreativitas siswa. Pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan,tindakan, hambatan, dan upaya serta hasil belajar siswa tidak seluruhnya sesuai dengan yang direncanakan tetapi tetap dilaksanakan. Jadi pembelajaran dengan menggunakan teknik mnemonik ini dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif, ini ditandai dengan hasil belajar yang sudah mencapai nilai diatas KKM yaitu diatas tujuh puluh. Dari uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dalam penggunaan teknik mnemoni


(12)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRAC

APPLICATION OF MNEMONIC TECHNIQUES IN SOCIAL STUDIES LEARNING TO IMPROVE STUDENTS ABILITY TO MEMORIZE THE

CREATIVE

The background of this research by observation made in class VII A pasundan 4 junior high school Bandung, namely the lack of enthusiasm of students to social studies, is due to a lack of teachers in the use of learning models that can foster student’s creativity as well as a variety of other problem with social studies learning, especially in the ability to memorize, students are less happy in activity due therefore, the researchers used a model mnemonics. So as to help the students is memorizing the material and also can foster student’s creativity in learning social studies. The technique is tasted with a song in wich there are material or even image that can evoke memory of the child and the child’s creativity to a particcular material.

The formulation of the problem in this study is how the planning, implementation, barriers, and solutions, and the resolting increase in learning social this study uses research Kemmis and MC. Taggart. The subjects were junior high school students in grade VII A Pasundan 4 Bandung. Data obtained by using the method of observation sheet model of student learning activities with memonics, interview guides, questionnaires and documentation, daily exercise, sources of data this student and teacher.

Shows that learning by using mnemonics technique is verry good because of can increase student’s enthusiasm in learning social studies, as well as facilitate the students in memorizing the material, as well as foster the creativity of students. Implementations research from planning, action, barriers, and efforts as well as student learning out comes are not entirely as planned but still so learning with mnemonic techniques can enttance is characterized by the learning outcomes that reached a value above good from the description above, it can be said that there is a positive influence in the use of mnemonics models. As advie to teachers and school should be more creative in learning activities, especelly in the process of improving the social studies learning.


(13)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung, terekam bahwa peserta didik mengeluhkan mata pelajaran IPS yang mereka dapat selama ini. Mata pelajaran IPS hanya dianggap sebatas dongeng. Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu seterusnya. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang kurang diminati.

Ada dua hal yang membuat mata pelajaran IPS tidak diminati oleh peserta didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran IPS sering disajikan hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak mengherankan bila pelajaran IPS dianggap membosankan (Widiastono, 2003).

Problematika di atas, pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan dinamika perkembangan IPS itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran IPS adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal.

Dalam pembelajaran IPS peserta didik dituntut untuk memahami seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalunya yang dapat dimaknai untuk masa kini,dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Maka tujuan dari pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah agar pesertadidik mampu mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, keekonomian, kesejahteraan dan kewarganegaraan.

Mengembangkan kemampuan berfikir pemecahan masalah, keterampilan sosial. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Meningkatkan kemampuan kompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala international. Fakta, peristiwa


(14)

2

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan generalisasi yang terdapat dalam Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. Peserta didik dituntut untuk mengetahui tentang fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku manusia baik skala individual ataupun skala kelompok maka untuk memenuhi tuntutan tersebut aktivitas menghafal sangat diperlukan untuk ketercapaian intelektual sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Sebab tanpa menghafal peserta didik tidak akan mungkin dapat memahami peristiwa, konsep generalisasi perilaku manusia baik secara individual ataupun secara kelompok. Beberapa sumber akademik maupun sumber-sumber populer telah sepakat bahwa kemampuan dalam mengingat merupakan hal yang mendasar dalam efektifitas intelektual. Menghafal dan mengingat merupakan aktifitas aktif yang cukup menantang. Aktivitas menghafal sebenarnya selalu muncul sepanjang hidup kita di saat lahir dunia artefak dan kejadian-kejadian yang baru telah tersaji di hadapan kita. Kita bertugas untuk memisah-misahkannya dan mengingat elemen-elemen yang sudah lebih dulu di berikan nama oleh orang lain atau yang lahir sebelum kita. Kita dituntut untuk mempelajari kata-kata dan menghubungkannya dengan obyek, kejadian, tingkah laku, dan kualitas yang dihadirkan.

Berdasarkan fakta yang telah tersaji di atas maka menghafal merupakan aktivitas penting bagi peserta didik, saat mengkaji dimensi ruang (permukaan bumi) contoh benua, maka peserta didik harus belajar nama-nama Negara, fitur-fitur geografisnya, kejadian-kejadian penting dalam sejarahnya agar peserta didik dapat mengambil pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Guru memberikan informasi kepada peserta didik tentang obyek-obyek yang baru sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, dengan harapan agar peserta didik dapat memaknai dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk kebutuhan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya baik skala individu maupun skala kelompok.


(15)

3

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun pada kenyataannya peserta didik sangat sulit memaknai dimensi-dimensi waktu, ruang dan peristiwa,di saat guru memberikan informasi tentang materi yang di ajarkan kepada peserta didik terdapat sedikit siswa yang mempunyai kemampuan menghafal yang efektif tetapi terdapat sebagian besar siswa yang mempunyai kemampuan menghafal yang kurang efektif. Yang mengakibatkan ketercapaian kurikulum pelajaran Pengetahuan Sosial menjadi rendah. Guru mencoba membangkitkan ingatan peserta didik tentang informasi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan metode menghafal konvensional, namun peserta didik begitu mudah melupakan informasi yang telah disampaikan. Peserta didik seakan menganggap informasi yang telah diberikan guru sebagai hal yang remeh, yang tidak terlalu penting untuk diingat kembali, terlebih jika peserta didik mempunyai anggapan bahwa pelajaran Pengetahuan Sosial tidak masuk dalam Ujian Nasional.

Kesulitan dalam mengingat kembali informasi atau materi yang telah disampaikan guru kepada peserta didik baik ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan sosial menjadi kendala kemajuan pendidikan terutama Pendidikan Sosial. sehingga rendahnya mengingat materi yang telah diajarkan dapat mengakibatkan rendahnya intelektual yang akan menghasilkan peserta didik kurang mampu dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial sehingga peserta didik tidak mampu merefleksikannya dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Kesulitan dalam menghafal materi yang telah diberikan guru kepada peserta didik menjadikan rendahnya prestasi peserta didik, maka sebagai guru yang professional hendaknya mencermati apa yang terjadi pada peserta didiknya, dan mencari solusi yang efektif agar peserta didik dapat mencapai standar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Mata pelajaran IPS cenderung menelusuri kronologis suatu peristiwa dimana tidak melibatkan afeksi siswa. Hal ini mengakibatkan pelajaran IPS mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya dianggap sebagai pelajaran pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran IPS diberikan secara tumpang tindih dan diulang-ulang serta masih terpisahnya pembelajaran IPS antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lain, pembelajaranya sendiri belum terpadu.


(16)

4

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan kedua terletak pada aspek metode pengajarannya. Bireun (2002, hlm.14) masih memandang metode pengajaran konvensional sebagai penyebab pelajaran IPS menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong (dalam Bireun, 2002, hlm.15) menyebutkan bahwa selama ini pelajaran IPS diajarkan dalam metodologi pengajaran yang kurang tepat seperti indoktrinasi dan banyak fakta dan konsep dalam IPS tidak disampaikan secara baik oleh para guru. Metode pengajaran yang monoton terlihat pada penekanan hafalan sebagai satu-satunya cara yang paling dianggap efektif. Hafalan yang ada pada pelajaran IPS tampak rumit, sebab siswa perlu menghafalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian, serta waktu kejadiannya dan konsep-konsep yang ada pada mata pelajaran IPS.

Metode pengajaran yang menjenuhkan tersebut menjadikan siswa tidak memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk mengingat sederet peristiwa dan fakta yang harus diingat, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya menggunakan metode mnemonik Buzan (2002, hlm.56).

Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan pendidikan yang paling dasar. Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan atau daya ingat seseorang Hasan (1995, hlm.106). Dalam membahas mengenai pengajaran, pengetahuan dan pemahaman untuk pendidikan ilmu pengetahuan sosial telah dikemukakan bahwa hafalan dan pemahaman adalah hal yang sangat penting.

Pengetahuan yang paling awal adalah hafalan, tanpa hafalan tidak ada yang diingat, mendengar kata ingatan, rasanya bukan kata yang asing atau baru kita dengar. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktivitas yang kita lakukan tidak terlepas dari program mengingat. Apabila dalam pembelajaran, rasanya takkan ada pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses pembelajaran sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus dapat mengingat dengan baik dengan demikian tidak ada pemahaman dan proses berfikir yang lebih tinggi.

Hafalan akan rnenjadi sangat baik apabila materi yang dihafalkan itu adalah sesuatu yang memiliki keterhubungan dengan. apa yang sudah ada dalam


(17)

5

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur kognitif seseorang. Hanya dengan cara demikian materi hafalan dapat tersimpan lebih lama. Untuk itulah pengajaran mnemonic dianggap sebagai sesuatu .yang. perlu dimanfaatkan guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Metalui cara pengajaran yang demikian, fakta dan informasi yang dianggap penting oleh guru dapat diingat siswa dengan baik melalui keterhubungan yang dikembangkan dalam belajar. Ada bentuk keterhubungan yang dapat dipakai untuk bersama di kelas tetapi siswa dapat saja mengembangkan sendiri bentuk keterhubugan yang paling sesuai dengan dirinya Hasan (1995, hlm.186)

Teknik mnemonik adalah cara menghafal dengan menggunakan dua prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi Buzan (2003, hlm.56). Imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu menghayati betul pelajaran IPS bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga dengan asosiasi yang menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dia kenal sebelumnya.

Hal ini kemudian diperkuat oleh Higbee (2003, hlm.41) yang menyatakan bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode tersebut. Teknik mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci.

Teknik ini cukup mudah untuk diaplikasikan. Tekniknya yang menantang akan membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Teknik mnemonik bekerja mengikuti cara kerja otak, sehingga memungkinkan akan mampu maksimal hasil yang akan dicapai peserta didik dalam menguasai mata pelajaran IPS. Dengan menggunakan Teknik mnemonik para siswa lebih antusias mengikuti pelajaran hal ini dikarenakan dalam teknik ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berimajinasi, dan berasosiasi Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung”.


(18)

6

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka peneliti merumuskan masalah dengan tujuan memfokuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung?

3. Apakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala dalam

menerapkan pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung

5. Bagaimana efektifitas pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Tujuan penelitian ini terurai sebagai berikut:


(19)

7

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar ketika guru menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

3. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif

5. Untuk mengetahui efektifitas penerapan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni : 1. Manfaat Teoritis

Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat secara teoritis. Penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap penerapan teknik Mnemonik dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat Bagi Siswa, Bagi Guru, dan Bagi Sekolah.

Bagi siswa yakni dengan penerapan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS dapat mudah mengingat dan menghafal serta siswa dapat lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide pemikiranya dan dengan adanya teknik pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan peserta didik yang cerdas dan berprestasi.


(20)

8

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Bagi Guru penerapan teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS sebagai pertimbangan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih teknik pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar dapat tercapai maksimal.

Dan Bagi Sekolah, Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan pelayanan terhadap pembelajarn IPS.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab Satu, yaitu pendahuluan. Bab I merupakan bagian awal dari penulisan, dalam bab ini terbagi-bagi dlam beberapa sub bab seperti : latar belakang masalah yang berisikan mengenai mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan apa yang menjadi alasan peneliti mengangkat masalah tersebut. Selain latar belakang masalah, dalam penulisan ini terdapat pula rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Hal ini dibuat agar penelitian menjadi lebih terfokus. Sub bab selanjutnya adalah tujuan penelitian, tujuannya adalah untuk menyajikan hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan penelitian sub bab yang berikutnya adalah manfaat penelitian, dalam sub bab ini penulis menuliskan manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dan struktur organisasi skripsi

Bab Dua, merupakan kajian pustaka yang meliputi pembahasan dari judul penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian dan penelitian terdahulu

Bab Tiga, merupakan metode penelitian yang meliputi langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen, serta teknik-teknik yang digunakan dalam pengolahan data


(21)

9

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab Empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta keseluruhan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

Bab Lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil yang telah dilakukan dan saran-saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan menguraikan sintesis dan interpretasi dari hasil penenlitian dan pembahasan, sedangkan saran berupa kekurangan-kekurangan yang diperoleh


(22)

10

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif


(23)

75

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMP Pasundan 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kebon Jati no 31 Kota Bandung. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi bahwa kemampuan dalam menghafal serta kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS masih sangat rendah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru IPS SMP Pasundan 4 Bandung dan siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung dengan penerapan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS. Dasar pertimbangan dipilihnya sekolah dan kelas tersebut sebagai lokasi serta subyek penelitian ini, karean sekolah ini merupakan tempat pengujicobaan terhadap pembelajaran yang dikembangkan, selain itu menurut pengamatan berdasarkan observasi awal terlihat bahwa siswa kurang kreatif dan kurangnya siswa dalam menghafal materi dalam pembelajaran IPS.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Kemmis (1993) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas diartikan sebagai sebuah inkuiri yang bersifat mandiri yangdilakukan oleh


(24)

76

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari:

1. Praktek-praktek soaial maupun pendidikan. 2. Pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut. 3. Situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran.

Susilo (2007) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ada beberapa tujuan yang dapat dicapai antara lain:

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional pendidik kepada para peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

3. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses pembelajaran secara reflektif.

4. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan actual yang dihadapisehari-hari.

Sejalan dengan pendapat bogdan dan tylor, metode kualitatif menurut Moleong (2005, hlm. 6) yaitu :

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain yang secara holistic dan dengancara deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks khusus yang alamiah dandengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa alasan menggunakan pendekatan kualitatif yakni berpijak dari realita dan peristiwa yang berlangsung dilapangan yaitu peneliti menemukan bahwa masing kurangnya kreativitas, serta kemampuan peserta didik dalam menghafal dan materi dalam Pembelajaran IPS. Kaitannya dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti, permasalahannya berpijak pada permasalahan pembelajaran yang ditemui


(25)

77

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilapangan, atau lebih tepatnya disekolah dan di kelas yang dijadikan lokasi atau subyek penelitian. Penelitian tindakan (termasuk PTK) dilakukan dalam suatu siklus (putaran) tertentu. Setiap siklus terdiri dari sejumlah langkah yang harus dikerjakan peneliti. Ada beberapa model rancangan yang dikemukakan para pakar. Pada kesempatan ini dikemukakan tiga model di antaranya, yaitu (1) model Kurt Lewin, (2) model Kemmis & Taggart, dan (3) model John Elliot.

1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin

Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai berikut. ACTING

PLANNING OBSERVING

REFLECTING


(26)

78

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.

2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggar

Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Dituangkan dalam bentuk gambar, rancangan Kemmis & McTaggart akan tampak sebagai berikut:

Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16)

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Dst


(27)

79

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan. Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan kemudian di evaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang dinginkan benar-benar tercapai.

3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott

Seperti halnya model Kemmis & Mc. Taggart, model John Elliott juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu. Berikut ini adalah

Gambar. 3.3 model PTK versi John Elliott. SIKLUS

I

Ide Awal

Temuan fakta dan Analisis

Implementasi langkah Tindakan Perencanaan

Umum langkah Tindakan 1,2,3


(28)

80

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II

III

Revisi Peren-canaan Umum

Implementasi Langkah Berikutnya Monitoring

Imple-mentasi dan efeknya Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi

Perbaikan

Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3

Monitoring

Implementasi dan efeknya

Penjelasan Kegagalan dan

Revisi Ide Umum

Implementasi Langkah Berikutnya

Perbaikan Perencanaan Langkah 1,2,3

Monitoring

Implementasi dan Efek


(29)

81

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari model-model PTK yang telah diuraikan peneliti memilih satu model penelitian tindakan kelas yaitu model kemmis dan MC Taggart. Penelitian ini akan dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi awal, temuan dari orientasi awal, kemudian dijadikan bahan refleksi bersama antar peneliti dengan observer, untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan, observasi, refleksi, dan penyusunan ulang) hingga tujuan penelitian tercapai.

Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart Arikunto (2010, hlm.16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dapat digambarkan pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16)

Penjelasan kegagalan pelak. & efeknya

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Dst


(30)

82

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan peneliti memilih model kemmis dan taggart karena model ini hanya membutuhkan satu kali tindakan pada setiap siklusnya. Langkah pertama yaitu perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, pengamatan, kemudian refleksi.

Menurut Sanjaya ( 2011, hlm. 57) model ini memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Adanya perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai.

Peneliti menyusun tindakan yang sesuai observasi awal, kemudian setelah hasilnya diketahui bahwa penerapan teknik mnemonik siswa dalam aspek menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal siswa kurang meningkat maka peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

2. Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaannya peneliti pun dibantu oleh guru mitra yang berperan sebagai observer.

3. Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Observasi juga dilakukan untuk mengamati kegatan siswa selama penelitian berlangsung.

4. Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbaga kelemahan yang perlu diperbaiki.

C. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan dalam penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat


(31)

83

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan Sumantri (2001, hlm. 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan

National Council forSocial Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social

Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti

cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.

2. Pengertian Teknik Mnemonik

Teknik mnemonic ada yang mengatakan “jembatan keledai” adalah teknik yang sudah dikenal di jaman Yunani dan Romawi kuno yaitu mnemonikos yang artinya mengingat sehingga teknik mnemonics dapat membantu ingatan. Mnemonic digunakan pada tugas belajar yang berbeda dan merupakan proses atau teknik mengembangkan memori.

Menurut Eric Jeansen (2002, hlm. 72) Mnemonic merupakan suatu teknik untuk membantu mengingat dalam jumlah besar informasi yang melibatkan tiga unsur yaitu :pengkodean, pemeliharaan, dan mengingat kembali. Dengan menerapkan beberapa teknik mnemonic untuk mengingat sesuatu informasi proses ingatan akan lebih mudah, karena mnemonic selalu menggunakan prinsip asosiasi (penghubung) dengan sesuatu yang lain dan dapat disimpulkan bahawa Mnemonic adalah teknik untuk memudahkan mengingat sesuatu yang dilakukan dengan membuat rumusan atau ungkapan, atau menghubungkan kata, ide, dan khayalan. Dengan kata lain mnemonic berarti teknik untuk mendayagunakan daya ingat denganc ara-cara tertentu.

D. Prosedur Penelitian 1. Observasi Awal

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan sebagaimana lazimnya dalam penelitian tindakan yaitu berbentuk siklus.


(32)

84

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan tidak hanya dalam satu siklus saja, melainkan beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan stusi kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi dan mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru mngmbangkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dengan menggunakan teknik Mnemonik. Pada kegiatan ini guru sudah terlibat secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.

Observsi awal dilakukan dengan pengamatan dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Ibu R. Sutini Kartika, Amd. Pd (RSK) dan pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran, semuanya dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi awal siswa dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran IPS yang berlangsunng di kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung.

2. Refleksi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal, memunculkan permasalahan yang akan ditindak lanjuti dengan memberikan tindakan yang menjawab permasalahan. Tindakan yang dipilih merupakan tindakan yang akan memberikan dampak positif terhadap permasalahan yang ada.

a. Persiapan Penelitian Tindakan kelas

Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan selama tahap pendahuluan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus.

Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai inputinstrumental yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu Rencana


(33)

85

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu dengan menggunakan teknik mnemonik disesuaikan dengan SK/KD. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang beruapa:

1) Lembar kegitan siswa

2) Lembar pengamatan unjuk kerja (penerapan teknik Mnemonik) 3) Lembar Evaluasi

4) Kuisioner untuk mengukur keterlaksanaan penerapan teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS

5) Membuat soal-soal untuk mengukur kemampuan menghafal siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Siklus Pertama

1) Tahap Rencana Tindakan

Tahap rencana tindakan pada siklus I juga menyangkut rencana penelitian.

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Mengadakan pertemuan, peneliti dan guru pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian.

b) Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas.

c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi Atmosfer yang diaplikasikan dengn teknik Mnemonik.

d) Menyusun lembar kegiatan siswa yang dapat memicu kreativitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa. Yang dimaksud disini adalah

(1) Siswa diminta untuk mencari kata-kata yang baru yang dapat diaplikasikan kedalam materi atmosfer menggunakan teknik mnemonik

(2) Setelah itu siswa diberikan soal untuk menjawab materi tentang atmosfer dan diminta untuk menjelaskan kembali


(34)

86

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi tentang atmosfer dengan menggunakan teknik mnemonik.

e) Menyusun lembar observasi tentang keterlaksanaan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS

f) Menyusun soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafal setelah dilakukanya pembelajaran dengan menggunakan teknik mnemonik.

g) Menyusun kuisioner

h) Menyusun lembar catatn lapangan.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar mengajar dikelas.

Pada tahap ini siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk merumuskan tema apa yang akan dipelajarinya. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disusun sebelumnya yaitu menggunakan teknik mnemonik. Adapun tahapanya sebagai berikut:

a) Guru membimbing siswa untuk menerapkan teknik mnemonik kedalam materi yang sedang dipelajari, guru sebelumnya menyajikan contoh penerapan teknik mnemonik dan selanjutnya siswa disuruh untuk membuat atau mengaplikasikan sendiri teknik mnemonik tentunya dengan bimbingan guru.

b) Pertama belajar dengan mnemonik adalah menyediakan materi atau bahan yang akan dipelajari menggunakan teknik menggaris bawahi atau membuat daftar hafalan.


(35)

87

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Tahap kedua adalah membuat hubungan materi, dalam tahap ini tujuanya agar materi lebih mudah untuk diingat dan dikembangkan dengan menggunakan teknik membuat kata kunci, kata ganti, atau hubungan kata, atau dengan dibuat lagu.

d) Guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuanya didepan kelas dalam bentuk presentasi. Setiap individu mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil temuanya tersebut.

e) Tahap berikutnya adalah mempertajam ingatan, dalam hal ini dapat menggunakan teknik yang dapat mempertajam ingatan, misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu dan menggelikan atau melebih-lebihkan.

f) Tahap terakhir adalah latihan mengulang, yaitu mengulangi materi sampai benar-benar dipahami dengan peserta didik diberikan soal-soal untuk mengukur keberhasilan teknik mnemonik itu sendiri.

3) Tahap Pengamatan (observasi)

Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini yaitu guru mitra. Observasi dilakukan dalam upaya pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data deskriptif kualitatif.

4) Tahap refleksi

Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi yaitu merupakan kegiatan analisis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi menghasilkan hal positif (kelebihan) dan hasil negatif (kekurangn)


(36)

88

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik mnemonik.

Hal positif (kelebihan) terus dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Observer sekaligus peneliti mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dan diterapkan pada siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur tingkah laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan menggunakan catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan, juga hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung. Hasil catatan lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi tindak lanjut yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.


(37)

89

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario untuk melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman wawancara ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran mnemonic yang diterapkan oleh guru. Disamping itu juga pedoman wawancara ini untuk mendapatkan tanggapan dari guru mengenai kendala-kendala yang di hadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan foto-foto selama proses pembelajaran.

5. Tes

Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memilki dua kriteria yaitu validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainnya dapat mengukur apa yang akan hendak diukur.

Dilihat dari pelaksanan tes dibedakan menjadi tiga yaitu, tes lisan, tes tulisan dan tes perbuatan. Tes tulisan atau yang disebut juga dengan tes


(38)

90

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis adalah yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan tertulis. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa lisan tes ini cocok untuk menilai kemampuan menalar siswa. Melalui bahasa secara verbal guru dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu yang dievaluasiyang bukan hanya pemahaman secara konsep. Sedangkan tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok mana kala guru ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu Sanjaya (2011 , hlm. 99)

Tes dilakukan untuk mengukur kemamuan seseorang. Tes merupakan instrumen yang dilakukan ketika guru ingin mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau ketika guru ingin mengrtahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap rata-rata hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kemampuan menghafal siswa yang dinilai dari hasil belajar siswa.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis tes tertulis dan tes lisan dengan bentuk soal essai. Tes yang diberikan kepada siswa-siswi kelas VII A adalah materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah menggunakan teknik mnemonik sebagai model pembelajaran dalam proses pembelajaran.

6. Angket atau kuisioner

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga (WS. Winkel, 1987). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan


(39)

91

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985). Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis.

Metode angket bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran menggunakan teknik mnemonik sehubungan dengan aktivitas siswa dengan indikator sebagai berikut:

a. Tanggapan siswa terhadap pelajaran IPS

b. Tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar IPS

c. Tanggapan siswa terhadap teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS d. Tanggapan siswa terhadap materi dalam pembelajaran IPS

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Selanjutnya adalah penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data


(40)

92

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Validasi Data

Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektifitas data maka dilakukan validasi data. Adapun cara yang digunakan dalam menvalidasi data kualitatif yang didapatkan di ataranya sebagai berikut:

a. Audit Trail

Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan. Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

b. Triangulasi

Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam Wiriaatmadja (2012, hlm.169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan 3 sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan atau observasi/peneliti. Proses triangulasi dilakukan untuk memerika kebenaran data

c. Member chek (pengecekan anggota)

Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data ang telah memberikan data yaitu siswa, guru, dan kolaborator. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara


(41)

93

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanyakan kembali informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VII A dan Ibu RK pada waktu yang berbeda.

d. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen

pembimbing. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan peneliti kepada Dr. Eded Tarmedi, MA selaku pembimbing I dan kepada Drs. Asep Mulyadi, M Pd selaku pembiming II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi data dapat dipertanggung jawabkan.

G. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan Nasution (1998, hlm.129) bahwa “dalam penelitian kualitatif, analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.

Menurut Nasution (1998, hlm.129) langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif diantaranya sebagai berikut:

a. Kategorisasi dan Interpretasi

Semua data yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan sesuai siklus b. Reduksi Data


(42)

94

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal. Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

c. Display Data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit untuk dilihat hubungan detailnya Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik, network dan charts.

d. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Sejak mula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkannya. Untuk itu ia mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh, sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Kesipulan ini mula-mula masih sangat kabur dan diragukan. Akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih “grounded “ jadi kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. Ketiga macam kegiatan tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain selama penelitian berlangsung.

Setelah dilakukan analisis penelitian ini dianggap selesai dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik mnemonik yaitu dengan skor memenuhi KKM yaitu 70.


(43)

185

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS dikelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung mengenai “Penerapan teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS”.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam mengembangkan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk meningkatakan kemampuan menhafal siswa dengan kreatif berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman, guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP yang memacu siswa untuk peningkatkan kreativitas dan kemampuan dalam menghafal siswa terhadap pembelajaran IPS. Materi dalam pembelajaran IPS di buat menggunakan teknik mnemonik yang dapat memicu kreativitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan efektif dan menyenangkan. Sebagai peneliti guru juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa, dan soal untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai salah satu indikator ketercapaian teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS, catatan lapangan, format wawancara siswa dan studi dokumentasi.

2. Implementasi teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk menigkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif Dari hasil


(44)

186

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian di temukan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan teknik mnemonik mampu mengadakan perubahan perbaikan menghafal peserta didik menjadi lebih aktif, model menghafal ini di rancang untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam menyimpan dan memperoleh informasi kembali selain itu model menghafal ini mendidik peserta didik mempunyai sensibilitas kekuatan intelektual, meningkatkan kesadaran akan kemampuan nya dalam menguasai materi yang tidak di ketahuinya, serta meningkatkan keterampilan melalui teknik mnemonik, teknik mnemonik ini bersifat kooperatif, yang mana guru dan peserta didik menjadi satu tim yang sama-sama bekerja dengan materi yang baru, guru membantu peserta didik mengidentifikasi obyek-obyek kunci, pemilihan unsur-unsur familiar harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini guru sebagai peneliti bekerjasama dengan guru mitra, siswa dalam rangka meningkatkan pembelajaran IPS hal ini di perlukan agar mereka memberikan ide, saran dan kritik untuk perbaikan peningkatan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat di butuhkan guna menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif .

3. Kendala yang dihadapi guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik mnemonik bersifat relatif dan lebih menekankan ada keterbatasan waktu, dan tidak semua materi dalam IPS itu mudah untuk diterapkan dalam teknik mnemonik. Permasalahan yang utama adalah guru dan siswa susah mencari kata-kata yang mudah untuk diaplikasikan kedalam teknik mnemonik, pada setiap materi dalam pembelajaran IPS, dan kendala yang lain yaitu siswa belum terbiasa menggunakan teknik mnemonik dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS, sehingga siswa merasa bingung ketika guru pertama memulai pembelajaran dengan menggunakan teknik mnemonik.


(45)

187

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Solusi atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif menggunakan teknik mnemonik yaitu guru harus lebih kreatif lagi dan siswa harus dibiasakan untuk menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS sehingga dengan begitu dapat memicu kreativitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

5. Efektifitas pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif ini dari hasil penelitian di temukan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan teknik mnemonik mampu mengadakan perubahan perbaikan menghafal peserta didik menjadi lebih aktif, dan kreatif . Model menghafal ini di rancang untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam menyimpan dan memperoleh informasi kembali selain itu model menghafal ini mendidik peserta didik mempunyai sensibilitas kekuatan intelektual, meningkatkan kesadaran akan kemampuan nya dalam menguasai materi yang tidak di ketahuinya, serta meningkatkan kreativitas siswa melalui penereapan teknik mnemonik. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat di butuhkan guna menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif. Temuan pada penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan teknik mnemonikdapat meningkatkan hafalan siswa sekitar 50% lebih efektif bahkan lebih, bila di bandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dari temuan di atas dapat di simpulkan bahwa meningkatkan hafalan siswa dengan kreatif dengan menggunakan teknik mnemonik dapat meningkatkan hafalan peserta didik lebih efektif yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, telah terbukti bahwa teknik mnemonik dapat meningkatkan pembelajaran IPS yang ditandai dengen peningkatan hafalan siswa yang pada ahirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan


(46)

188

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dari penelitian ini dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru, dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya guru: a. Kompeten dan professional dalam mengajar, dan terdapat kemauan

untuk melakukan evaluasi diri terhadap pekerjaan yang telah di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran guna mendapatkan pembelajaran siswa yang maksimal. Salah satu upaya dalam meningkatkan pembelajaran siswa salah satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas baik di lakukan sendiri atau berkolaborasi dengan teman sejawat hal ini di butuhkan karena realitas di lapangan guru sering menemukan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang di hadapi peserta didik.

b. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar mulai dari memetakan masalah,membuat scenario,membuat RPP , saran dan prasarana dan lain-lain yang dapat membantu lancarnya proses belajar-mengajar.

c. Guru dapat menguasai kelas, dalam arti guru dapat menciptakan situasi yangkelas yang kondusif, kooperatif,menyenangkan serta memberikan kesempatan yang besar kepada peserta didik untuk menyampaikan ide,saran, inovasi yang sesuai dengan kerangka pembelajaran

d. Guru hendaknya lebih peka terhadap kondisi di lapangan maka seorang guru hendaknya dapat menerima kritikan dan saran dari teman sejawat, peserta didik bahkan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

e. Guru selalu berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajan, sehingga siswa tidak merasa jemu dan bosan.

2. Peserta Didik

a. Proses menghafal dapat di lakukan oleh siswa dengan teknik mnemonik proses menghafal dengan metode ini di rasakan peserta didik lebih efisien dan tepat di banding menghafal tanpa kata-bantu.


(47)

189

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal hendaknya menggunakan cara-cara kooperatif dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik

c. Saling memotivasi dan semangat dalam belajar, yang pada ahirnya dapat meningkatkan pembelajaran pada peserta didik.

d. Memberikan saran dan kritik yang positif kepada guru, agar terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar.

e. Berani berfikir aktif, kreatif dan inovatif sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan.


(1)

meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dari penelitian ini dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru, dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya guru: a. Kompeten dan professional dalam mengajar, dan terdapat kemauan

untuk melakukan evaluasi diri terhadap pekerjaan yang telah di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran guna mendapatkan pembelajaran siswa yang maksimal. Salah satu upaya dalam meningkatkan pembelajaran siswa salah satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas baik di lakukan sendiri atau berkolaborasi dengan teman sejawat hal ini di butuhkan karena realitas di lapangan guru sering menemukan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang di hadapi peserta didik.

b. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar mulai dari memetakan masalah,membuat scenario,membuat RPP , saran dan prasarana dan lain-lain yang dapat membantu lancarnya proses belajar-mengajar.

c. Guru dapat menguasai kelas, dalam arti guru dapat menciptakan situasi yangkelas yang kondusif, kooperatif,menyenangkan serta memberikan kesempatan yang besar kepada peserta didik untuk menyampaikan ide,saran, inovasi yang sesuai dengan kerangka pembelajaran

d. Guru hendaknya lebih peka terhadap kondisi di lapangan maka seorang guru hendaknya dapat menerima kritikan dan saran dari teman sejawat, peserta didik bahkan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

e. Guru selalu berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajan, sehingga siswa tidak merasa jemu dan bosan.

2. Peserta Didik


(2)

189

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal hendaknya menggunakan cara-cara kooperatif dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik

c. Saling memotivasi dan semangat dalam belajar, yang pada ahirnya dapat meningkatkan pembelajaran pada peserta didik.

d. Memberikan saran dan kritik yang positif kepada guru, agar terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar.

e. Berani berfikir aktif, kreatif dan inovatif sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

As’adi, Muhammad (2010). Bila Otak Kanan dan otak kiri Seimbang. . Jogjakarta : Diva Press.

Atkinson, Rita L, at al. (1999). Pengantar Psikologi , Jilid I, Alih bahasa Nurjanah Taufik dan Rukmini Barhana.Jakarta :Erlangga cet ke 6.

Atmowidjoyo, Sutarjo(2007). Landasan Kependidikan, Prinsip-prinsip Dasar Teori Belajar dan Konsep Intruksional.Jakarta: Universitas Islam Jakarta. Aunurrahmah.(2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Atkinson, Rites L dkk. Tanpa Tahun. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas, Jilid Satu. Interaksara. Batam. Pustaka Pelajar. Jogjakarta.

Bachmand Edmund. (2005). Metode belajar berpikir kritis dan inovatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Buzan, Tony. (2002). Use Your Perfect.tifemory. Teknik Optimalisasi Daya Ingest.

Cronbach (1954), Educational Psyicologi. New York. Harcourt Brace and Company

Dahar, Ratna Wilis. (1999). Teori-teori Belajar. Erlangga, cet ke 2. Jakarta. Daniel Muijs, dkk. (2008).Efective Teaching Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Pustaka Pelajar Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan. Dimyati dan Mudjiono. (2006).Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta, cet ke

3. Jakarta.

DePorter, Bobbi dan Hernacki. Mike. (2002).Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.


(4)

186

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gagne M. Robert (1989), The Condition of Learning and Theory of Instruction. Terjemahan Munandir Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Grendler, Bell dan Margaret, E. (1991).Belajar dan Membelajarkan, Alih bahasa Munandir. Rajawali, cet ke 1 . Jakarta.

Gunawan, Adi W. (2003). Genius Learning Strategi. Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelereted Learning. Jakarta: Gramedia.

Hasan, Hamid. (1995). Pendidikan Ilmu sosial.Jakarta: B3PTKSM. Higbee, Kenneth L. 2003. Mengasah Daya Ingat. Dahara Prize. Semarang. I Wayan Legawa, dkk. (2008).Contextual Teaching and Learning Ilmu

Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Joyce, dkk. (2009). Models of Teaching. Jogjakarta : Pustaka Belajar

Ngalim Purwanto (1992), Psikologi Pendidikan.Bandung: CV Remaja Karya. Moleong,J,Lexy. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mohamad Nur. (2002). Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Porter, D. B.(2005). Quantum teaching mempraktekkan Quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung: Kaifa.

R.E, Slavin,.(2000) Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Riyanto, Yatim. (2009).Paradigma Baru Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Kencana Frenanda Media Group, cet ke 1. Jakarta.

Rosyad, Aminuddin. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran. Uhamka Press dan Yayasan PEP-Ex 8, cet ke 4. Jakarta.

Russel, Bertrand et al. (2003). Mind Power, Menjelajah Kekuatan Pikiran. Bandung : Penerbit Nuansa.


(5)

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kuruikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kencana Predana Media Group, cet ke 2 . Jakarta.

Santrock, Jhon W. (2008).Psikologi Pendidikan, Alih bahasa Tribowo B.S.Jakarta : Kencana Frenada Media Group.

Seifert, Kelfin. (1983). Educational Pychology. Boston. Houghton Muflin Company.

Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengaja.Sinar Baru Algesindo, cet ke 5 . Bandung.

………, Nana. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Remaja Rosdakarya. Bandung.

SGM, Mr. (2008). Super Great Memory. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif.Surabaya: Srikandi.

Suryabrata, Sumadi. (1993). Pembimbing ke Psikodiagnostik: Edisi II. Yogyakarta. Rake Sarasin

Stine, Jean Marie. (2002). Double Your Brain Power. Meningkatkan Daya Ingat Anda dengan Menggunakan Seluruh OtakAnda. Gramedia. Jakarta. Turkington, Carol. (2005). Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat.

TerjemahanKandiana Ari M. Platinum. Depok.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia.

……….., Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media Group. Jakarta.

Wojowasito S dan Wasito Tito. (1980). Kumus Lengkap Inggris – Indonesia Indonesia - Inggris dengan Ejaan yang Disempunakan. Nasta. Bandung. Windura, S. (2009). Memory Champion. Jakarta : Elex Media Komputindo Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

PT Remaja rosdakarya. SKRIPSI:


(6)

188

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada Mata Pelajaran Sejarah Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah UNES Semarang: Tidak diterbitkan.

Anshorulloh, Romi. (2008). Efektivitas metode mnemonik dalam meningkatkan Daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah di mts Persiapan negeri kota batu.Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang: Tidak diterbitkan

INTERNET :

A Judithia. Wirawan. (tanpa tahun) Memori.On-line:

http://rumahbelajarpsikolop,i.com/index.php?option=comcontent&taskew &id=12 4&Itemid=77. Akses: 1Desember 2013.

Bireun. (2002). Menyusun Kembali Sejarah. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses 20 September 2013

Hariyanto. (2010). Macam-macam Teori Belajar. Diakses pada tanggal 1 April 2012 darihttp://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/

Halim, Abdul Muhammad, dkk. (2010).“Keefektifan Teknik Mnemonic untuk meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”. Tersedia pada

http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/view/ 2616 (diakses tanggal 31 Januari 2013)

J, Rama Dira. 2007. Metode Alternatif Pengajaran Sejarah.http://duniaguru.com,indet.php?option=comcontent&task=view&i d=373&Itemid=2 6. Akses:10 Januari 2007.

Sutisna Senjaya. (2009). www.my akrostik/sutisna senjaya>>Mnemonic.htm Widiastono Toni, (2003, September). Saya. Orang Paling