PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII G SMP Negeri 2 Lembang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Anistia Nurhalida NIM 1100571

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII G SMP Negeri 2 Lembang)

Oleh Anistia Nurhalida

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Anistia Nurhalida 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi,


(3)

ANISTIA NURHALIDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII G SMP Negeri 2 Lembang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj.Siti Nurbayani k, S.Pd, M.Si NIP. 19700711 199403 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001


(4)

(5)

(6)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII G

SMP Negeri 2 Lembang) oleh

Anistia Nurhalida 110071

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di kelas VIII-G SMP N 2 Lembang yaitu rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran IPS yang kurang melibatkan siswa serta kurang mintanya siswa pada pembelajaran IPS. Melihat permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran IPS yang membuat siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dalam memahami konsep yang ada pada pembelajaran IPS. Sehingga peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis & Taggart (1988) yang terdiri dari planning (perencanaan), acting & observing (pelaksanaan dan pengamatan), serta reflecting (refleksi) dan dilakukan dalam tiga siklus. Peneliti mencoba menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Penerapan model tersebut dapat dikatakan berhasil setelah melalui tiga siklus. Pencapaian tujuan yang diharapkan tergambar pada peningkatan hasil belajar siswa yang terdiri dari penilaian LKS, penilaian presentasi maupun kegiatan observasi, serta penilaian pencapaian indikator kemampuan pemahaman konsep. Berhasilnya penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan pemahaman konsep siswa yang ditunjukkan melalui perkembangan aspek-aspek atau beberapa indikator dari kemampuan menerangkan, kemampuan menginterpretasi, kemampuan memberikan contoh (exampling), kemampuan mengklasifikasikan, kemampuan membandingkan, dan juga kemampua berempati. Seluruh aspek dari kemampuan-kemampuan yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep mengalami peningkatan dari siklus I diperoleh predikat “cukup”, siklus II “baik” dan siklus III diperoleh predikat “baik”. Kendala yang paling dirasakan pada penelitian ini yaitu sulitnya mengatur alokasi waktu dengan langkah-langkah pmebalajaran yang banyak serta sulitnya mendisiplinkan siswa saat dilakukannya kegiatan observasi dilapangan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.


(7)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Application of Discovery Learning to Improve Students Understanding Concept Ability In Learning Social Studies (A classroom Action Research In

di Kelas VIII G SMP Negeri 2 Lembang) by

Anistia Nurhalida 110071

ABSTARCT

This research is motivated by the issues raised in class VIII-G SMP N 2 Lembang. That is the lack of understanding concept ability of students in learning IPS (Social Studies). This issue occurs because the students are less involved in learning Social Studies and also because of the lack of students interest in it. Perceiving these issues, it is necessary to make improvement in learning Social Studies that can keep the students involved in learning, so that the students can easily understand the concepts that exist in Social Studies learning. So the

researcher chose Classroom Action Research (CAR) with research design by

Kemmis & Taggart (1988) which consists of planning, acting & observing, and also reflecting, these are performed in three cycles. The researcher tried to apply the discovery learning design in teaching Social Studies to improve the students' understanding of the concept . It can be considered successful after passing the three cycles. The achievement of expected goals is reflected in the improvement of students learning outcomes which consist of worksheets assessment, presentations assessment and observation, as well as accomplishment of indicator of understanding concept ability assessment. The triumph of this research can be seen from the improvement of the students' understanding of the concept which is demonstrated through the development of the aspects or some of indicators of the ability to explain, interpret, give an example (exampling), classify, compare, and also empathize. All of the aspects of the capabilities which developed to improve the understanding of the concept has increased from cycle I had "sufficient" as the result, the second cycle was "good" and the third cycle was "good". The most perceived barriers are the difficulty of regulating the time management with all of these learning steps and difficulty to discipline the students when doing field observation. The result of this study stated that the application of discovery learning design is very effective to improve students' understanding of concepts in social studies learning.

Keywords: discovery learning design, Understanding Concept, Social Studies Learning.


(8)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTARCT ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR ISI ... xv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Penulisan ...Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A.Tinjauan tentang Pembelajaran IPS ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan IPS ...Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Mata Pelajaran IPS ...Error! Bookmark not defined. 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS ...Error! Bookmark not defined. B. Model Discovery Learning ...Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Model Discovery Learning ...Error! Bookmark not defined. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery LearningError! Bookmark not defined. 3. Kelebihan dan Kelemahan Model Discovery LearningError! Bookmark not defined. C. Tinjauan Tentang Pemahaman Konsep ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian dan Tujuan Pemahaman ...Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian dan Ciri-ciri Konsep ...Error! Bookmark not defined. 3. Pemahaman Konsep dalam Pembalajaran IPS ...Error! Bookmark not defined. 4. Indikator Pemahaman Konsep ...Error! Bookmark not defined.


(9)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Kerangka Berpikir...Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 2. Deskripsi SubjekPenelitian ...Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. C. Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D.Prosedur Penelitian ...Error! Bookmark not defined. E. Fokus Penelitian ...Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. G.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 1. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. 2. TeknikAnalisis Data ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined. A.Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Profil Sekolah ...Error! Bookmark not defined. 2. Deskripsi Profil Siswa kelas VIII-G ...Error! Bookmark not defined. B. Deskripsi Pembelajaran Pra Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1. Kondisi Awal Pembelajaran IPS ...Error! Bookmark not defined. a. Deskripsi Hasil Pengamatan Awal ...Error! Bookmark not defined. b. Deskripsi Hasil Wawancara ...Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus 1 ...Error! Bookmark not defined. 1. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 1...Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Dokumen RPP Siklus I ...Error! Bookmark not defined. 3. Pembahasan Pelaksanaan Siklus 1 ...Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Penilaian Pada Peningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...Error! Bookmark not defined.

a. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus 1Error! Bookmark not defined.

b. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus 1Error! Bookmark not defined.


(10)

Error! Bookmark not defined.

d. Refleksi Pembahasan Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus 1...Error! Bookmark not defined.

e. Hasil Angket Tindakan Siklus Pertama ...Error! Bookmark not defined. 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus 1 ...Error! Bookmark not defined. D.Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus 2 ...Error! Bookmark not defined. 1. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 2...Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Dokumen RPP Siklus II ...Error! Bookmark not defined. 3. Pembahasan Pelaksanaan Siklus 2 ...Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Penilaian Pada Peningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ...Error! Bookmark not defined.

a. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus 2Error! Bookmark not defined.

b. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus 2Error! Bookmark not defined.

c. Hasil Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus 2 Error! Bookmark not defined.

d. Refleksi Pembahasan Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus 2...Error! Bookmark not defined.

e. Hasil Angket Tindakan Siklus kedua ...Error! Bookmark not defined. 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus 2 ...Error! Bookmark not defined. E. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus 3 ...Error! Bookmark not defined. 1. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 3...Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Dokumen RPP Siklus III...Error! Bookmark not defined. 3. Pembahasan Pelaksanaan Siklus 3 ...Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Penilaian Pada Peningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ...Error! Bookmark not defined.

a. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus 3Error! Bookmark not defined.

b. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus 3Error! Bookmark not defined.

c. Hasil Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus 3 Error! Bookmark not defined.


(11)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi Pembahasan Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus 3...Error! Bookmark not defined.

e. Hasil Angket Tindakan Siklus 3 ...Error! Bookmark not defined. 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus 3 ...Error! Bookmark not defined. F. Peningkatan Hasil Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...Error! Bookmark not defined.

a) Peningkatan Hasil Siklus PTK Pada Penilaian Aktivitas ObservasiError! Bookmark not defined.

b) Peningkatan Hasil Siklus PTK Pada Penilaian Aktivitas ObservasiError! Bookmark not defined.

c) Peningkatan Hasil Siklus PTK Penilaian LKS SiswaError! Bookmark not defined. d) Peningkatan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ...Error! Bookmark not defined.

G.Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas ...Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A.Simpulan ...Error! Bookmark not defined. B. Saran ...Error! Bookmark not defined.


(12)

Tabel 3. 1 LEMBAR OBSERVASI GURU ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Lembar Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Rubrik Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 3. 4 Lembar Angket ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Format penilaian LKS ...Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 6 KONVERSI RATA-RATA (PRESENTASE) ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Jumlah Siswa dari Tahun Pelajaran 2011/2015 SMP Negeri 2 LembangError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Daftar Nama Siswa Kelas VIII G ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 Daftar nama anggota kelompok kelas VIII G ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Konvrensi Rata-rata (Presentase) ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 Penilian aktivitas Observasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 Penilian Presentasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8 Penilian LKS Siklus 1...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 9 Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman KonsepError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Hasil Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus Pertama ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Persentase Hasil Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep Siswaerdasarkan Predikat Perolehan Nilai Sikap Empati ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Hasil Perolehan Ketercapaian Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 13 Petunjuk Penilaian Akhir Pencapaian Per IndikatorError! Bookmark not defined. Tabel 4. 14 Data A gket Siklus Perta a Pa da ga U u terhadap Pe belajara IPS Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Data A gket Siklus Perta a Model Pe belajraa Discovery Learning Error! Bookmark not defined.


(13)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4. 16 Data A gket Siklus Perta a Me jelaska Ko sep Materi ya g Dipelajari Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Data A gket Siklus Perta a Ke a pua Me gi terpretasika Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Data Angket Siklus Pertama Ke a pua Me berika Co toh Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Data A gket Siklus Perta a Ke a pua Me gklasifikasika Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Data Angket Siklus Perta a Ke a pua Bere pati Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 21 Data A gket Siklus Perta a Ke a pua Me ba di gka Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 23 Konvrensi Rata-rata (Presentase) ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 24 Penilian aktivitas Observasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 25 Konvrensi Rata-rata (Presentase) ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 26 Penilian Presentasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 27 Hasil Penilian LKS Siklus 2 ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 28 Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus Kedua ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 29 Hasil Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus Kedua ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 30 Persentase Hasil Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 31 Hasil Perolehan Ketercapaian Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 32 Petunjuk Penilaian Akhir Pencapaian Per IndikatorError! Bookmark not defined. Tabel 4. 33 Data A gket Siklus Kedua Pa da ga U u terhadap Pe belajara IPS Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 34 Data A gket Siklus Kedua Model Pe belajraa Discovery Learning Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 35 Data Angket Siklus Kedua “Menjelaskan Konsep Materi yang Dipelajari”Error! Bookmark not defined.


(14)

Tabel 4. 36 Data A gket Siklus Kedua Ke a pua Me gi terpretasika defined.

Tabel 4. 37 Data A gket Siklus Kedua Ke a pua Me berika Co toh Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 38 Data A gket Siklus Kedua Ke a pua Me gklasifikasika Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 39 Data A gket Siklus kedua Ke a pua Bere pati Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 40 Data A gket Siklus Kedua Ke a pua Me ba di gka Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 41 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 42 Konvrensi Rata-rata (Presentase) ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 43 Penilian aktivitas Observasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 44 Konvrensi Rata-rata (Presentase) ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 45 Penilian Presentasi Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 46 Penilian LKS Siklus 3...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 47 Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus Ketiga ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 48 Hasil Penilaian Capaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus Kedua ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 49 Persentase Hasil Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 50 Hasil Perolehan Ketercapaian Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 51 Petunjuk Penilaian Akhir Pencapaian Per IndikatorError! Bookmark not defined. Tabel 4. 52 Data A gket Siklus ketiga Pa da ga U u terhadap Pe belajara IPS Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 53 Data A gket Siklus ketiga Model Pe belajraa Discovery Learning Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 54 Data Angket Siklus Ketiga “Menjelaskan Konsep Materi yang Dipelajari”Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 55 Data Angket Siklus ketiga Ke a pua Me gi terpretasika Error! Bookmark not defined.


(15)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4. 57 Data A gket Siklus Ketiga Ke a pua Me gklasifikasika Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 58 Data A gket Siklus Ketiga Ke a pua Bere pati Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 59 Data A gket Siklus Ketiga Ke a pua Me ba di gka Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 60 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru tahap orientasi ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 61 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kegiatan Inti ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 62 Peningkatan Siklus PTK Berdasarkan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kegiatan Konfirmasi ...Error! Bookmark not defined. Tabel . Pe i gkata Siklus PTK Berdasarka Data Hasil Obser asi Akti itas Obser asi Sis a

...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 64 Rentang Skor Peningkatan akitivitas observasi siswaError! Bookmark not defined. Tabel . Pe i gkata Siklus PTK Berdasarka Data Hasil Obser asi Akti itas Prese tasi Sis a

...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 66 Rentang Skor Peningkatan akitivitas observasi siswaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 67 Hasil Peningkatan Siklus Penilian LKS Siswa ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 68 Rentang Skor Peningkatan akitivitas observasi siswaError! Bookmark not defined.


(16)

Diagram 4. 1 Peningkatan Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep SiswaError! Bookmark not defined.

Diagra . Prese tase data a gket Pa da ga u u sis a terhadap pe belajara IPS

...Error! Bookmark not defined.

Diagra . Prese tase data a gket Model Pembelajraan Discovery Learning Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 4 Presentase data angket Me jelaska Ko sep Materi ya g Dipelajari Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 5 Presentase data angket Ke a pua Me gi terpretasika Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 6 Presentase data angket Ke a pua Me berika Co toh Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 7 Presentase data angket Ke a pua Me gklasifikasika Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 8 Presentase data angket Ke a pua Bere pati Error! Bookmark not defined. Diagram 4. 9 Presentase data angket Ke a pua Bere pati Error! Bookmark not defined. Diagram 4. 10 Presentase data angket Ke a pua Me ba di gka Error! Bookmark not defined.


(17)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Model Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993, hlm. 48 dalam Wiriaatmadja)Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Guru melakukan langkah stimulus berupa penayangan foto-foto siswa yang melakukan perilaku menyimpang di sekolah. ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 siswa melakukan langkah pengumpalan data dengan mewawancarai guru BK ...Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 3 Siswa melakukan langkah pengumpulan data .Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Siswa melakukan presentasi ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Siswa melakukan observasi di lingkungan sekitar sekolahError! Bookmark not defined. Gambar 4. 6 siswa melakukan observasi di pasar Lembang .Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 siswa melakukan presentasi siklus 3 ...Error! Bookmark not defined.


(18)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII G SMPN 2 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah. Masalah yang paling terlihat yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajararan IPS. Masalah tersebut terlihat pada saat proses pembelejaran IPS di kelas sedang berlangsung.

Masalah yang terlihat pada pembelajaran IPS di kelas VIII G yang pertama yaitu, ketika guru mengajukan pertanyaan tentang konsep-konsep materi IPS sebagai salah satu langkah stimulasi siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan kali itu, kebanyakan siswa menjawab dengan jawaban tidak tahu ataupun jawaban yang keluar dari materi. Permasalahan kedua yang terlihat yaitu ketika siswa diminta untuk menjelaskan kembali mengenai konsep yang telah disampaikan oleh guru hanya ada beberapa siswa yang bisa menjawab, padahal konsep tersebut sudah disampaikan sebelumnya. Pada tahap evaluasi, Siswa diminta untuk memberikan contoh konsepyang telah disampaikan melalui metode tanya jawab. Namun kemampuan siswa memberikan contoh terhadap konsep yang telah diajarkan masih kurang. Indikasi kurangnya pemahaman konsep yang lainnya yaitu dapat dilihat dari hasil post test siswa yang rendah.

Peneliti berasumsi bahwa permasalahan tersebut ada dikarenakan kurang minatnya siswa pada pembelajaran IPS. Indikator kurang minatnya siswa pada pembelajaran IPS yaitu banyaknya siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiaatan belajar mengajar seperti mengobrol, bermain handphone, bercanda, dan ada pula yang berkeliaran di dalam kelas. Hal tersebut membuat kelas tidak kondusif sehingga suara guru yang sedang menyampaikan materi kurang terdengar. Hal ini mengakibatkan konsep-konsep yang disampaikan tidak dapat diterima oleh siswa sehingga meyebabkan kurangnya pemahaman konsep siswa pada materi pelaran IPS.

Dari hasil wawancara siswa, didapatkan informasi bahwa siswa menganggap pembelajaran IPS itu membosankan karena pembelajaran IPS hanya mendengarkan guru menyampaikan materi dan mencatat apa yang disampaikan


(19)

2

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru. Hal tersebut yang menyebabkan siswa melakukan aktivitas di luar kegiatan belajar mengajar untuk menghilangkan kejenuhan di kelas. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti di kelas yaitu guru hanya berceramah dan bertanya jawab sepanjang proses pembelajaran IPS berlangsung.

Rendahnya pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPS juga disebabkan oleh kurangnya sumber belajar yang siswa gunakan. Satu buku paket IPS digunakan untuk satu bangku atau dua orang, bahkan ada satu bangku yang tidak mempunyai buku paket IPS. Sumber internet yang saat ini dapat digunakan sebagai sumber belajar juga belum bisa digunakan oleh seluruh siswa. Hanya sebagian siswa yang memiliki smartphone untuk bisa mengakses internet dengan mudah. Fasilitas sekolah pun belum memadai untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar dan guru tidak mencoba memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

Kurang memahaminya siswa terhadap makna dari pembelajaran IPS juga menjadi penyebab kurang mampunya siswa dalam memahami konsep. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mata pelajaran IPS yaitu Geografi, Sejarah, Sosiologi dan juga Ekonomi. Mereka terbebani dengan materi IPS yang parsial sehingga membuat mereka malas untuk mengikuti pembelajaran IPS.

Dari hasil wawancara dengan guru didapatkan informasi bahwa kelas VIII G pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS kurang dibandingkan dengan kelas yang lainnya. Pada saat wawancara, guru mengeluhkan kelas yang sulit untuk dikondisikan sehingga suara guru yang tidak bisa begitu keras kurang di dengar oleh siswa di kelas sehingga materi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. Guru juga mengatakan bahwa kurangnya buku paket menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran IPS. Guru juga mengakui bahwa dia kurang bisa menggunakan media lain selain buku paket dikarenakan fasilitas di sekolah yang belum lengkap seperti ruangan kelas tidak terdapat saklar listrik untuk menggunakan proyektor dan ruang Laboratorium yang hanya ada satu dalam satu sekolah. Masalah tersebut selaras dengan masalah yang ditemukan oleh peneliti di lapangan seperti yang sudah dibahas sebelumnya.

Masalah kurangnya pemahaman konsep siswa juga terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa. Pada pertemuan berikutnya guru membagikan test uraian


(20)

mengenai materi pertemuan yang sudah disampaikan. Hasil dari test tersebut menunjukan 75% nilai siswa di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 76 dan 25% nilai siswa di atas KKM dengan rata-rata nilai keseluruhan 66,8. Dari hasil tersebut dapat diidentifikasikan bahwa pemahaman konsep siswa di kelas VIII G masih rendah. Oleh karena itu butuh tindakan lanjut yang dilakukan oleh guru untuk menangani masalah ini.

Pengalaman yang sedikit membuat guru kurang begitu mengetahui metode pembelajaran yang membuat siswa lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam proses pembelajaran IPS. Guru juga hanya terpaku pada media pembelajaran powerpoint yang sulit digunakan di sekolah tersebut. Guru kurang bisa menggunakan media lain sebagai media pembelajaran IPS. Lingkungan sekitar yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPS juga kurang dimanfaatkan oleh guru.

Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS sangat penting dimiliki oleh siswa. Pemahaman konsep erat kaitannya dengan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Jika siswa kurang memahami konsep yang ada di dalam pembelajaran IPS bagaimana siswa tersebut dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Memahami konsep dalam pembelajaran IPS tercantum dalam tujuan dari pendidikan IPS pada jenjang SM/MTs/SMPLB.

Tujuan pendidikan IPS yang dikemukakan oleh Sapriya (2008, hlm. 201), yaitu:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam


(21)

4

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasution (2006, hlm. 76) mengatakan bahwa “konsep sangat penting bagi manusia, karena digunakan dalam komunikasi denga orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat”. Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa pemahan konsep adalah salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Jika siswa kurang memahami konsep yang terdapat dalam materi pembelajaran maka sulit pula tujuan pembelajarn tercapai. Tidak memahaminya siswa terhadap konsep IPS juga menyebabkan siswa tidak mengetahui makna dari IPS sehingga siswa memandang bahwa IPS adalah pelajaran yang membosankan

Pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dimiliki oleh siswa juga dikemukakan oleh Puskur (dalam Yemin, 2013, hlm. 3) bahwa

ketika pemahaman konsep pembelajaran dapat diimplemenasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat mendorong terwujudnya tujuan pembelajaran IPS itu sendiri yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari.

Mengacu pada teori-teoru di atas, permasalahan kurangnya pemahaman konsep siswa di kela VIII G SMP 2 Lembang menjadi hal yang urgent dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menjadikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS menjadi fokus penelitian.

Pemahaman konsep merupakan suatu kemapuan yang bukan hanya mengetahui, mengingat, atau mejelaskan, melainkan siswa harus mampu menerangkang, menginterprestasikan, menerapakan, melihat dari perspektif, menunjukan empati, serta mengungkapkan pengetahuan diri sendiri.

Hal yang menjadi tantangan dalam meningkatkan pemahaman konsep pembalajaran IPS yaitu bagaiman menyampaikan konsep abstrak yang terdapat di dalam materi IPS menjadi nyata di depan siswa sehingga siswa dapat memahami konsep yang ada dan dapat merubah paradigma siswa tentang sulitnya pembelajaran IPS. Seperti yang dikatakan oleh Sapriya, bahwa “perlunya


(22)

penguasaan konsep pembelajaran ips peserta didik secara mendalam agar paradigma sulitnya pembelajaran berkembang kearah yang lebih positif dan menyenangkan” (Sapriya, 2007, hlm. 1-2).

Tantangan tersebut bisa dihadapi dengan kreativitas guru menggunakan media ataupun metode dalam pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh (Sumaatmadja, 2002, hlm. 310) bahwa “Hal tersebut sebetulnya bisa dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode, dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mampu mentransfer pengetahuan dengan baik”.

Berdasarkan kutipan dari Sumaatmadja sebelumnya maka untuk mengatasi permasalahan kurangnya pemahaman konsep yang ditemukan pada saat observasi awal peneliti salah satunya dengan cara merubah metode yang berpusat pada guru menjadi metode yang berpusat pada siswa. oleh karena itu, salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kurangnya pemahaman konsep yang dapat diambil adalah dengan penerapan model discovery Learning dalam pembelajaran IPS.

Menurut Sumaatmadja (dalam Rismayanti, 2009, hlm. 5), hakekat pembelajaran IPS adalah mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehiduan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya dipermukaaan bumi. Dari pernyataannya tersebut dapat dikatakan bahwa pelajaran IPS harus melibatkan siswa dengan kehidupan manusia. Dimana kehidupan manusia tidak terlepas dari masalah –masalah sosial yang ada. Pembelajaran siswa di kelas tidak hanya melihat dan mempelajari, tetapi juga menelaah dan mengkaji.

Berpedoman pada hasil pengamatan awal di atas, salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pemahan konsep yang ada di kelas VIII G yaitu dengan penerapan model discovery learning. Model discovery learning memberikan kesempatan pada siswa untuk membuktikan sebuah konsep secara langsung dengan cara mencari sendiri informasi baik melalui wawancara, pengamatan, demonstrasi ataupun ekseperimen. Hamdani, (dalam Maulana, 2014, hlm. 3) mengemukakan bahwa discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental,


(23)

6

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokan, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Discovery learning adalah salah satu model pembejaran yang berpusat pada siswa. Slameto megungkapkan, bahwa “Di dalam discovery Learning, tidak semua yang harus dipelajari dipresentasikan dalam bentuk yang final, beberapa bagian harus diidentifikasi oleh pelajar sendiri” (Slameto, 2003, hlm. 24). Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas. Model pembelajaan discovery dapat memberika pengalaman belajara secara langsung dan nyata kepada siswa untuk menemnukan dan membuktikan sebuah konsep dengan cara menemukan atau memnuktikan dengan mencari data di lapangan baik itu melalui wawancara, eksperimen, observasi ataupaun dengan cara mencari literatur lain. Pembelajaran yang seperti iu membuat siswa akan lebih memahami konsep yang dipelajari karena siswa terlibat langsung dalam menemukan konsep. Seperti yang dikemukakan oleh Bruner (dalam Dahar, 2006, hlm. 79) bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Berdasarkan latar belalang yang dijelaskan di atas, maka perlu diadakan perbaiakan dalam proses pembalajaran sebagai upaya memperbaiki kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII G. Sebagai bentuk upaya perbaikan proses pembelajaran, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMPN 2

LEMBANG)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti merumuskan masalah utama dalam penelitian ini yaitu “bagaimana penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang?”


(24)

Berdasarkan rumusan masalah utama di atas, maka rumusan secara spesifik dalam peneliyian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang?

2. Bagaimana guru melaksanakan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang?

3. Bagaimana peningkatan pemahan konsep siswa dengan menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran IPS?

4. Bagaimana guru mengatasi kendala dalam penerapan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibuat dan dilaksanakan adalah sesuai dengan rumusan masalah yang yang ditentukan, maka sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui cara guru merencanakan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang.

2. Untuk mengetahui cara guru melaksanakan penerapan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang. 3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dalam

pembelajaran IPS.

4. Untuk mengetahui bagaimana cara guru mengatasi kendala dalam penerapan penerapan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMPN 2 Lembang.


(25)

8

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yakni: a.Bagi Siswa

1) Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPS 2) Mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan percaya diri dalam

mengungkapkan pendapat.

3) Mendapatkan pengajaran yang konkrit yaitu tidak hanya sekedar konsep melainkan proses suatu kejadian.

b.Bagi Guru

1) Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi para guru dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan sosial (IPS).

3) Dapat memberi inspirasi bagi guru untuk melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para guru lain

2) Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Lembang. d. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan ilmu untuk berprofesi sebagai guru IPS secara langsung di lapangan/ di kelas.

2) Penyelesaian studi S1 peneliti di Program Pendidikan Pendidikan IPS.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini bersikan rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dalam skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Struktur organisasi dalam penyusunan skripsi dijabarkan sebagai berikut:


(26)

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini berisikan beberapa subbab, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan penjabaran teori-teori menenai konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat untuk menganalisis permasalahan dalam penulisan hasil penelitian dan menjadikannya sebagai kerangka berfikir BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini bereisikan tentang metodelogi penelitian. Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tahapan yang dijelaskan dalam bab ini adalah dimulai dari metode penelitian yang digunakan, tahap persiapan, prosedur pelaksanaan, analisis data yang mencangkup sumber data, teknik pengumpulan data dan alat pengumpul data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan serta informasi yang berasal dari sumber-sumber literatur yang kapabilitas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi paparan garis besar dan simpulan atas hasil penelitian yang dilakukan dan dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti sebagai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian. Serta saran-saran atau rekomendasi yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian.


(27)

37

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti akan menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Penggunaan metode dalam penilitian ini disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VIII G SMP Negeri 2 Lembang. Adapun dasar dari penelitian ini adalah untuk menjawab maalah yang ada, sehingga tujuan penilitian ini dapat tercapai dengan baik. penggunaan metode ini . Selain itu, pemilihan metode yang tepat dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Isi dalam bab 3 ini mecncakup latar penelitian,desain penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, yang akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Latar Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “penerapan model discovery learning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran ips” dilaksanakan terhadap siswa VIII G di SMPN 2 Lembang yang beralamat di Jalan. Maribaya No. 129. SMP ini letaknya jauh dari jalan raya sehinga tidak terlalu terganggu oleh suara bising dari kendaraan bermotor. Sekolah ini jauh dari keramaian kota dan jauh dari kepadatan penduduk.

2. Deskripsi SubjekPenelitian

Subjek dalam penelitiannya adalah siswa-siswi kelas VIII-G yang berjumlah 40 siswa, yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Pemilihan kelas VII A sebagai subjek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut sangat cocok untuk penelitian peneliti, disebabkan karena hampir sebagian besar siswa di kelas tersebut memilikin pemahaman konsep yang rendah sesuai.


(28)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pemilihan metode ini, dikarenakan metode ini dapat memperbaiki keadaaan kelas menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Mulyasa (2012,hlm. 10) mengungkapkan, “secara sederhana PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaii kualitas dan proses dan hasil belaajar sekelompok peserta didik”. Sedangkan Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2007, hlm 12) bahwa, “penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”

Dari pengertian penelitian tindakan kelas di atas, bisa dikatakan bahwa PTK adalah suatu kegiatan mencermati kegiatan siswa pada saat belajar dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah model Kemmis dan Taggart. Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari beberapa tahap, yakni perencanaan (plan), melaksanakan tindakan (act), melakukan pengamatan (0bserve), dan mengadakan refleksi (reflect). Berikut ini model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc. Taggart.


(29)

39

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 1 Model Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993, hlm. 48 dalam Wiriaatmadja)

Berikut ini adalah penjelasan secara lengkap mengenai tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart.

1. Perencanaan (Plan)

Perencanaan tindakan (Planning) yaitu rencana tindakan seperti apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 40) proses perencanaan yang dilakukan peneliti berupa aktivitas tinjauan lapangan, diagnosis masalah, pemilihan materi yang akan digunakan untuk penerapan metode, penentuan waktu pelaksanaan siklus penanganan masalah, pencarian observer sebagai tenaga bantuan selama peneliti menerapkan tindakan, dan perencanaan instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk mendukung proses tindakan.

Rencana

R

efle

ksi

P

elaksa

na

an

Tinda

ka

n

Pengamatan

Rencana

R

efle

ksi

P

elaksa

na

an

Tinda

ka

n


(30)

2. Pelaksanaan Tindakan (act)

Tahap tindakan yaitu penerapan dari rencana yang telah dibuat sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tahap pelaksanaan tindakan ini berlangsung di dalam kelas dan di luar kelas. Tahap ini juga merupakan realisasi dari segala perencanaan yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Pengamatan (observing)

Tahap pengamatan yaitu tahap mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil yang dikumpulkan melalui instrumen pengamatan yang digunakan oleh peneliti. Oleh karena itu, data dari tahapan ini berguna untuk proses berikutnya yaitu refleksi.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Peneliti beserta observer mendiskusikan hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan dari instrumen pengamatan. Dari diskusi tersebut jika ada kegiatan yang sudah berlangsung dinilai tidak membuahkan hasil maka peneliti akan meninjau kembali rencana yang sudah disiapkan untuk dijadikan siklus baru sehingga pemecahan masalah yang diinginkan dapat terselesaikan

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang digambarkan oleh beberapa siklus dengan empat aspek pokok yaitu (1) Perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Pada penelitian ini jumlah siklus yang akan dilakukan tergantung kepada ketercapaian target penelitian yang ditentukan oleh berbagai pihak baik dari pihak guru, peneliti ataupun siswa. Berikut akan dijelaskan lebih renci mengenai prosedur penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya.


(31)

41

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Perencanaan

Di bawah ini pemaparan mengenai aktifitas yang dilakukan dalam proses perencanaan :

a. Aktivitas Pengamatan Lapangan

Pengamatan lapangan ini dilakukan untuk mempelajari kondisi awal proses pembelajaran IPS di kelas VIII G. Pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti hampir selama satu bulan, terhitung dari awal Februari sampai dengan akhir Februari.

Pengamatan pertama dilakukan ketika guru pamong sedang menyampaikan materi tentang proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Peneliti membuat catatan aktivitas dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pertemuan berikutnya masih mengamati proses pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru pamong. Pertemuan kali ini guru pamong memberikan tes uraian kepada siswa mengenai materi yang sudah disampaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Disini peneliti mengamati hasil dari tes uraian tersebut. Pengamatan tersebut memberikan data awal untuk melihat permasalahan utama yang terjadi selama proses pembelajaran.

b. Diagnosis Masalah

Diagnosis masalah didapatkan melalui tahapan pengamatan awal yang dilakukan di kelas saat proses pembelajaran IPS berlangsung. Hasil dari aktifitas pengamatan awal lapangan adalah peneliti dapat menemukan permasalahan yang ada di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang ada di dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari penerapan metode atau model pembelajaran dan tujuan dari penerapan metode atau model pembelajaran tersebut. Tujuan penerapan metode atau model pembelajaran tersebut yaitu untuk mengatasi permasalah kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS yang dilihat dari aktivitas pengamatan lapangan.

c. Penentuan Pemilihan Penangan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan pada saat dilakukannya aktifitas pengamatan lapangan dan yang telah dirangkum dalam diagnosis permasalahan, peneliti dibantu oleh guru mitra berdiskusi untuk menentukan metode atau model apa yang tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan


(32)

kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Dari hasil diskusi tersebut peneliti memilih model pembelajaran Discovery Learning untuk menangani permasalahan yang ada di kelas VIII G SMP N 2 Lembang. Selain berdiskusi dengan guru pamong,peneliti juga melakukan studi literatur dalam mencari metode apa yang tepat diterapkan.

d. Penentuan Waktu Dan Materi Pelaksanaan Siklus

Perencanaan penentuan materi pembelajaran yang akan dijadikan materi pelajaran pada saat tindakan dilakukan sangat penting ketika akan dikaitkan dengan judul dalam penelitian ini. Penentuan materi harus disesuaikan dengan lokasi siswa melakukan observasi dikarenakan model pembelajaran Discovery Learning yang akan diterapkan peneliti mengharuskan siswa mengikuti pembelajaran IPS tidak hanya di dalam kelas akan tetapi siswa juga mengikuti pembelajaran IPS di luar kelas.

Alokasi waktu pelaksanaan PTK yang direncanakan oleh peneliti yaitu selama peneliti melakukan proses Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah.

Materi-materi yang akan digunakan oleh peneliti pada saat penelitian tindakan kelas dilakukan yaitu materi mengenai ;

a) Pengendalian Sosial

b) Permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja c) Terbentuknya penawaran dan permintaan

Materi-materi yang tersebut merupakan materi-materi yang dipilih peneliti untuk diterapkan pada model pembelajaran yang sudah dipilih oleh peneliti yaitu model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII G SMP N 2 Lembang.

e. Pencarian Observer Penelitian

Peneliti meminta kesediaan dan kerjasama guru mitra serta teman sejawat yang memiliki kemampuan atau bidang profesi kependidikan untuk menjadi observer dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Tugas observer penelitian dalam PTK yaitu membantu peneliti mendeskripsikan proses pembelajaran ketika berlangsungnya penerapan model pembajaran Discovery Learning sebagai model


(33)

43

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penanganan masalah dan juga membantu menilai kinerja peneliti dalam menerapkan medel tersebut.

f. Pembuatan Instrumen Yang Diperlukan

Pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini seperti pembuatan perancangan matrik relevansi, rubrik penilaian pemahaman konsep siswa, indikator-indikator pemahaman konsep, lembar wawancara, lembar observasi guru, format penilaian guru, catatan lapangan, lembar penilaian pemahaman konsep siswa dengan menggunakan media LKS kelompok dan individu serta pembuatan angket.

2. Pelaksanaan Tindakan (act)

Pada tahapan ini peneliti melakukan penerapan dari rancangan yang telah dibuat sebelumnya bersama dengan guru mitra. Kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan dilakukan secara konsekuen, agar sesuai dengan kesepakatan hasil diskusi sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Discovery Learning. Dalam penelitian ini peneliti tida menentukan jumlah siklus yang akan dilaksanakan akan tetapi jumlah siklus yang dilaksanakan berdasarkan dari ketercapaian tujuan yang diharapkan peneliti. Dalam tindakan peneliti melakukan observasi dengan melakukan format observasi, catatan lapangan dan angket.

Adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran IPS sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan guru mitra

2) Melaksanakan penelitian sesuai dengan RPP yang telah disusun.

3) Menerapkan model Discovery Learning dengan menyampaikan materi pada hari itu. Selanjutnya siswa diberikan beberapa masalah di lingkungan sekitar yang ada di lapangan yang nantinya siswa akan membuat hipotesis, melakukan observasi, mengolah hasil observasi, membuat kesimpulan hasil observasi, sampai melakukan presentasi.


(34)

4) Melakukan penilaian terhadap kemampuan pemahan konsep siswa dilihat dari hasil mengerjakan LKS individu, presentasi hasil observasi, dan juga hal-hal yang mendukung didalamnya.

Di tahap ini peneliti sangat memerlukan peran observer sangat. Tugas observer pada tahap ini yaitu mencatat secara detail proses pembelajaran di kelas dan menilai kinerja guru yang sedang menerapkan metode.

3. Pengamatan (Observing)

Pda tahap observasi atau pengamatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Tahap pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses yang pelaksanaan tindakan menuju sasaran yang diharapkan. Dalam tahap ini catatan dari observer dijadikan salah satu data yang digunakan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan.

Tahap Pengamatan ini menggunakan catatan-catatan mengenai apa saja yang terjadi selama proses pembelajaran dengan melalui tindakan yang sedang peneliti terapkan. Catatan-catatan tersebut berupa catatan lapangan, lembar observasi tindakan, ataupun dari hasil dokumentasi.

Data yang dihasilkan dari tahap pengamatan ini berupa hasil dari model yang diterapkan oleh peneliti. Data tersebut berupa ketercapaian tujuan penelitian dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning. Maka dari itu, hasil data dari tahapan ini berguna untuk proses berikutnya yaitu refleksi yang digunakan untuk penyusunan rencana perbaikan untuk siklus berikutnya.

4. Refleksi (Reflection)

Tahap refleksi dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan. Pada tahap ini peneliti mengkaji kembali tindakan yang telah dilakukan. Peneliti dan guru mitra melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian. Refleksi penelitian yang dilakukan peneliti meliputi kegiatan:

1) Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan

2) Merefleksi hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.

3) Peneliti menyimpulkan hasil diskusi apakah tindakan akan dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(35)

45

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Fokus Penelitian

Untuk memudahkan dan menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai selama penelitian, berikut ini adalah definisi operasional yang meliputi ;

1) Model Discovery Learning

Model discovery learning adalah model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Bruner dengan menitik beratkan pada kemampuan intelektual siswa dalam menemukan sesuatu melalui proses peneletian atau observasi secara terstruktur. Bruner (dalam Dahar, 2006. Hlm. 79)

Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Model discovery learning merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara keseluruhan untuk mencari dan menemukan secara sistematis. Dalam model discovery learning siswa dibiarkan untuk menemukan informasi sendri atau mengalami proses mental itu sendiri. Peran guru disini hanya sebagai seorang fasilitator yang membimbing siswa apabila siswa memerlukan bantuan ataupun menjawab pertanyaan siswa yang mempunyai pertanyaan. Belajar penemuan ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini yaitu siswa mampu menjelaskan, menginterprestasikan, menyesuaikan, memiliki perspektif terhadap konsep-konsep dalam pembelajaran IPS. IPS merupakan mata pelajaran SMP yang di dalamnya terdapat berbagai macam disiplin ilmu sosial, seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi. Konsep-konsep IPS yang diangkat peneliti dalam penilitian ini tidak hanya terfokus ke dalam satu disiplin ilmu saja, melihat pembelajaran IPS terdapat berbagai disiplin ilmu sosial di dalamnya yang membuat siswa merasa sulit dalam mengikuti pembelajaran IPS. Konsep yang akan diangkat yaitu mengenai pembelajaran IPS yang menyangkut tentang


(36)

Sosiologi dan Ekonoi yaitu mengenai Pengendalian Sosial, masalah ketenagakerjaan, serta mengenai materi penawaran dan permintaan. Konsep dasar yang terdapat dalam pembelajaran IPS pada jenjang SMP ini harus benar-benar dimengerti, dan dipahami dan oleh siswa. Hak tersebut dikarenakan konsep-konsep tersebut menjadi pengetahuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk dijadikan bekal dan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Proses kognitif yang tedapat pada pemahaman konsep dengan penerapan model discovery learning pada penelitian ini lebih ditekankan pada kategori-kategori dimensi proses kognitif yang dikemukakan oleh oleh Bloom dan direvisi oleh Anderson (dalam Kesuma, 2011, hlm. 21-23) yang mencakup: (1). Menghapal (remember), (2) Memahami, (3) Mengaplikasi (apply), (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6) membuat (create).

Dalam penelitian ini, dari enam proses kognitif di atas, peneliti hanya mengambil beberapa proses kognitif sebagai fokus penelitian. Proses kognitif yang dimaksud mencakup mengingat, memahami serta mengaplikasikan. Dari proses kognitif tersebut dipadukan indikator pemahaman konsep menurut Wiggins dan McTighe (2012, hlm.273-275) :

1. Dapat menerangkan, maksudnya peserta didik mampu menunjukkan kemampuan dan wawasan terhadap sesuatu dengan penjelasan yang baik. Secara lebih rinci penjabarannya sebagai berikut :

a. Menjelaskan suatu peristiwa dengan berdasarkan bukti, teori, wawasan dan argument yang jelas.

b. Menghindari kesalahpahaman umum dan pandangan yang sederhana.

c. Mengungkapkan pemahaman pribadi, bijaksana, dan koheren dari sebuah subjek tentang apa yang telah dia ketahui berdasarkan pengalaman langsung.

d. Membuktikan dan membenarkan pendapatnya dengan argument dan bukti suara.

2. Dapat berinterpretasi, maksudnya peserta didik mampu menawarkan interpretasi makna, berikut penjabarannya :


(37)

47

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mampu menterjemahkan hal-hal yang abstrak dengan membuat ide yang lebih mudah dipahami dan relevan.

3. Dapat menerapkan, maksudnya menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan dalam konteks memiliki pengetahuan, berikut penjabarannya :

a. Menggunakan pengetahuan secara efektif dalam beragam konteks autentik dan realistis.

b. Menerapkan apa yang telah ia ketahui dengan cara baru dan efektif. c. Mampu menyesuaikan diri disaat melakukan sesuatu.

4. Melihat dalam perspektif, maksudnya mampu untuk :

a. Mengkriktik dan membenarkan posisi sebagai titik pandang untuk menggunakan keterampilan yang dimilikinya.

b. Menempatkan fakta dan teori kedalam konteks serta menempatkannya sebagai solusi atas sebuah masalah.

c. Menyimpulkan asumsi diatas ide.

d. Mengetahui batas serta kekuatan ide yang disampaikan.

e. Melihat dan menjelaskan pentingnya atau manfaat suatu gagasan. f. Bersikap kritis dan bijaksana.

5. Menunjukkan empati, maksudnya mampu untuk :

a. Menempatkan diri dalam situasi serta menghargai sudut pandang lain. b. Menempatkan ide, gagasan, teks dari orang lain sebagai sesuatu yang berarti

dan berusaha untuk memahaminya.

c. Mendengarkan dan menyaksikan apa yang orang lain sering kali tidak melihatnya.

d. Melihat dan menjelaskan bagaimana ide atau gagasan disalahpahami. 6. Mengungkapkan pengetahuan diri sendiri, maksudnya mampu untuk :

a. Mengenali gaya dan kemampuan diri dalam memahami sesuatu. b. Mengetahui kekuatan dan kelemahan intelektual diri.

c. Memilah apa yang ia yakini secara intelek, jujur, dan mengakui kebodohannya.

d. Secara akurat menilai sendiri dan efektif mengatur diri e. Menerima masukan dan kritik dengan bijaksana.


(38)

Maka peneliti menyederhanakan indikator pemahaman konsep siswa sebagai berikut :

a. Mampu menjelaskan konsep materi yang dipelajari, maksudnya adalah peserta didik memiliki kemampuan menyatakan ulang dan menjelaskan konsep yang telah dipelajarinya. Dalam hal ini adalah peserta didik mampu mengenal konsep, mampu menyebutkan konsep, dan mampu mendeskripsikan konsep.

b. Mampu menginterpretasi, maksudnya adalah kemampuan peserta didik dalam menafsirkan pemahaman terhadap suatu konsep. Dalam hal ini adalah peserta didik mampu menuangkan pemahaman, mampu menafsirkan teks, data, situasi yang ditampilkan, dan mampu menterjemahkan hal-hal abstrak dengan membuat ide yang lebih mudah dipahami dan relevan.

c. Mampu memberikan contoh, maksudnya adalah kemampuan peserta didik dalam memberikan suatu contoh dari sebuah konsep yang bersifat umum. Dalam hal ini adalah Peserta didik mampu mengidentifikasi contoh dari suatu konsep, mampu membuat contoh dari suatu konsep, dan mampu memberikan ilustrasi dari sebuah konsep.

d. Mampu mengklasifikasikan, maksudnya adalah kemampuan peserta didik dalam mengenali bahwa suatu konsep/fenomena termasuk dalam kategori tertentu. Dalam hal ini adalah peserta didik mampu mengidentifikasi konsep, mampu membedakan ciri dari suatu konsep, dan mampu mengkategorisasikan konsep.

e. Mampu berempati, maksudnya siswa mampu menempatkan diri dalam sdut pandang berbeda, merasakan yang orang lain rasakan dan dapat menerima pendapat dari orang lain.

f. Mampu membandingkan, maksudnya adalah kemampuan peserta didik dalam mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh suatu konsep. Dalam hal ini adalah Peserta didik mampu mampu membedakan suatu konsep dengan konsep yang lain, dan mampu menemukan kaitan antara unsur-unsur dalam suatu konsep dengan unsur-unsur yang terdapat dalam konsep lain.

Dalam Indikator tersebut peneliti membuat semua indikator memiliki bobot yang sama. Setiap indikator memiliki bobot satu.


(39)

49

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang berada di jenjang Sekolah Dasar ataupun di jenjang Sekolah Menengah Pertama yang di dalamnya tedapat beberapa displin ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, dan geografi, seperti yang dikemukan oleh Maxim (2010, hlm. 8) “Social studies, on the other hand, is a label for a school subject that integrates, or brings together, the social sciences in a coordinated, systematic fashion to help young people become good

citizen in ac cultyrally diverse, democratic society”

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (BSNP, 2006, hlm. 159). Dapat dikatakan, IPS adalah mata pelajaran yang mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan manusia dan juga tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian dibutuhkan. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan semua data hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian, yaitu sebagai berikut:

1) Lembar Pedoman Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa, baik pada saat pra penelitian maupun pada saat pelaksanaan tindakan penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran IPS.


(40)

Tabel 3. 1 LEMBAR OBSERVASI GURU

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPS

NO ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA

B C K

1 Tahap Orientasi

a) Siswa memnbalas atau menyampaikan salam b) Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran c) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan

d) Guru menjelaskan bentuk penugasan

2 Tahap Kegiatan Inti

 Langkah Stimulus

a) guru menyampaikan materi hari itu

b) guru menayangkan gambar-gambar menganai masalah yang berhubungan dengan materi

c) guru melakukan tanya jawab mengenain materi

 Langkah Identifikasi Masalah

a) Guru meminta siswa untuk mengkaji masalah dan membuat hipotesis atas penyebab masalah tersebut biisa terjadi

 Langkah pengumpulan data

a) Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan observasi dan wawancara sebagai pembuktian terhadap hipotesis yang mereka buat

b) Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok untuk melakukan kegiatan penemuan.

 Pada langkah pemrosesan data, guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil dari data yang mereka dapat di lapanga

 Langkah Verifikasi Data

a) Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di lingkungan sekitar

b) guru membahas hasik observasi untuk memeriksa kebenaran yang mereka buat berdasarkan data

 guru membagikan Lembar kerja siswa untuk dikerjakan oleh siswa untuk melihat tingkat pemahaman konsep siswa

 Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalaha npemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan


(41)

51

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Tahap Kegiatan penutup

 Guru Membuat kesimpulan bersama-sama dari hasil pembelajaran

 Guru bersama siswa berdoa sebelum pembelajaran selesai

Tabel 3. 2 Lembar Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS Siswa N

O

Aspek yang diamati

Nam a Siswa Mampu menjelas kan konsep materi yang dipelaja ri. Mampu menginte rpretasik an Mampu membe rikan contoh Mamp u meng klasifi kasika n Mampu beremp ati Mampu memba ndingka n Sk or

% Pre dika t

B C K B C K B C K B C K B C K B C K 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.


(42)

Tabel 3. 3 Rubrik Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS Siswa

No Aspek yang

diamati

Skala nilai

Baik Cukup Kurang

1. Mampu menjelaskan konsep materi yang dipelajari.

1. Peserta didik mampu

mengenal konsep.

2. Peserta didik mampu

menyebutkan konsep.

3. Peserta didik mampu

mendeskripsika n konsep.

1.Peserta didik mampu mengenal konsep.

2.Peserta didik mampu

menyebutkan konsep.

1. Peserta didik mampu

mengenal konsep.

2. Mampu menginterpre tasikan

1. Peserta didik mampu

menuangkan pemahaman. 2. Peserta didik

mampu menafsirkan teks, data, situasi yang ditampilkan. 3. Peserta didik

mampu

menterjemahka n hal-hal abstrak dengan membuat ide yang lebih

1. Peserta didik mampu

menuangkan pemahaman. 2. Peserta didik

mampu

menafsirkan teks, data, situasi yang ditampilkan.

1. Peserta didik mampu

menuangkan pemahaman.


(43)

53

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek yang

diamati

Skala nilai

Baik Cukup Kurang

mudah

dipahami dan relevan.

3. Mampu memberikan contoh

1. Peserta didik mampu

mengidentifikas i contoh dari suatu konsep. 2. Peserta didik

mampu memberikan contoh dari suatu konsep. 3. Peserta didik

mampu memberikan ilustrasi dari sebuah konsep

1. Peserta didik mampu

mengidentifikasi contoh dari suatu konsep.

2. Peserta didik mampu

memberikan contoh dari suatu konsep.

1. Peserta didik mampu

mengidentifikas i contoh dari suatu konsep.

4. Mampu mengklasifik asikan

1. Peserta didik mampu

mengidentifikas i konsep. 2. Peserta didik

mampu membedakan ciri dari suatu konsep. 3. Peserta didik

mampu

mengkategorisa

1. Peserta didik mampu

mengidentifikasi konsep.

2. Peserta didik mampu

membedakan ciri dari suatu

konsep.

1. Peserta didik mampu

mengidentifikas i konsep.


(44)

No Aspek yang diamati

Skala nilai

Baik Cukup Kurang

sikan konsep.

5. Mampu berempati Mampu menempatkan diri dalam sdut pandang berbeda, merasakan yang orang lain rasakan dan dapat

menerima pendapat dari orang lain.

Kurang mampu menempatkan diri dalam sudut pandang berbeda, dapat merasakan yang orang lain rasakan dan dapat menerima pendapat dari orang lain.

Tidak mampu menempatkan diri dalam sudut pandang berbeda, kurang mampu merasakan yang orang lain rasakan dan kurang

mampu menerima pendapat dari orang lain. 6. Mampu

membanding kan

1. Peserta didik mampu

membedakan membedakan satu konsep dengan konsep yang lainnya. 2. Peserta didik

mampu menemukan

1. Peserta didik mampu

membedakan satu konsep dengan konsep yang lainnya.

1. Peserta didik belum mampu membedakan satu konsep dengan konsep yang lainnya.


(1)

235

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup signifikan, hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.

4. Peneliti mengalami beberapa kendala selama proses pelaksanaan model discovery learning. Dalam mengatasi kendala yang terjadi saat pelaksanaan penerapan model discovery learning yaitu diantaranya pertama peneliti melakukan diskusi dengan guru pamong, teman sejawat serta dosen pembimbing. Kendala yang dialami peneliti pada saat menerapkan model discovery learning diantaranya adalah :

1) Sulitnya menyesuaikan alokasi waktu yang ada pada RPP dengan alokasi waktu saat pelaksanaan prakteknya yang dikarenakan sulitnya mengkondusifkan kelas dan langkah-langkah model discovery learning yang cukup banyak

2) Tidak disiplinnya siswa saat melakukan kegiatan observasi sehingga membuat peneliti kewalahan dalam membimbing siswa 3) Siswa kurang paham terhadap penugasan LKS yang diberikan oleh

guru

4) Siswa kurang komunikatif dalam melaksanakan presentasi

Melihat dari hasil temuan diatas maka peneliti beserta guru mitra berdiskusi dan mendapatkan solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahn yang terjadi, agar pelaksanaan di kelas menjadi lebih baik. Adapun alternatif penanganan masalah tersebut diantaranya:

penanganan masalah tersebut diantaranya :

1) Guru lebih memperhatikan waktu yang digunakan agar sesuai dengan alokasi waktu yang ada di RPP dan guru haruslebih tegas kepada siswa agar kelas lebih cepat kondusifnya

2) Guru meminta bantuan teman sejawat untuk membimbing siswa saat melakukan aktivitas observasi di lapangan

3) Guru memperjelas cara langkah-langkah pengerjaan LKS observasi yang tertera di LKS serta menjelaskan cara mengerjakan LKS sebelum observasi dilaksanakan


(2)

236

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Guru memberikan reward kepada kelompok yang paling baik dalam melakukan observasi dan presentasi.

Melihat dari hasil yang di dapatkan maka peneliti memutuskan bahwa pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini hanya samapai pada siklus ketiga. Siklus ketiga ini merupakan tindakan yang terakhir, mengingat data yang diperoleh sudah menunjukan hasil jenuh. Dalam hal ini data jenuh yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, pada siklus ketiga ini terlihat hasil kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS menggunakan model discovery learning yang lebih tinggi dari siklus sebelumnya. Peningkatan hasil dari siklus dua ke siklus tiga juga tidak sebesar dibanding peningkatan dari siklus satu ke siklus kedua. Dengan demikian, data tersebut menunjukan efektivitas penerapan model discovery learnung untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian yang dilakukan peneliti dalam menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuann pemahaman konsep siswa, terdapat saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah idealnya harus lebih mendukung para guru yang akan menerapkan model pembelajaran observasi yang memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS lebih baik memanfaat lingkungan sekitar dikarenakan pembelajaranadalah pembelajaran yang mengacu pada masalah yang ada pada lingkungan sekitar siswa.

2. Bagi pihak guru

Guru seharusnya dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator pembelajaran yang baik memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam pembelajaran di kelas agar dapat memahami konsep, khususnya dalam


(3)

237

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran IPS. Guru seharusnya bisa memanfaatkan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran IPS tidak hanya terpaku pada buku paket dan pembelajaran di dalam kelas saja.

3. Bagi pihak siswa

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar. Siswa juga diharapkan dapat memahami konsep dalam pembelajaran dengan baik dan mudah. Sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan dan jenuh dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas karena siswa dapat menemukan sendiri konsep tersebut di luar kelas.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti bisa menerapkan model discovery learning untuk meningkatkan kemamndirian belajar siswa serta pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS.


(4)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Basrowi & Suwandi. (2008). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, wilis. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Jakarta

Depdiknas, (2010), Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandan Ilmu Pengetahua nSosial. Jakarta: Depdiknas.

Grant Wiggins dan Jay McTighe. (2012). Pengajaran Pemahaman Melalui Desain. Jakarta: Indeks

Gunawan Ridwan. (2013). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta Hanafiah, N. dan Suhana, C . (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Riefka

Aditama

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, M. (2009) Models of Teaching Model-model

Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran. Penerjemah: Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza

Komalasari, kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Komalasari, K. (2011). Buku Ajar: Media Pembelajaran IPS. Bandung: Program StudiPendidikan IPS FPIPS UPI.

Kesuma, Dharma, dkk. (2011). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kuswara, W Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Perkembangan Kooperatif Tipe Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakaya.

Maxim, (2010). Dinamyc Social Studies for Constructivist Classrooms. USA : Pearson Education.

Moleong, Lexi. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasution, S.(2005).Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.Jakarta:Bumi

Aksara.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Puastaka Belajar Sagala. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2011).PenelitianTindakanKelas. Jakarta: KencanaPrenada Media. Sapriya.(2009).Pendidikan IPS.Bandung: CV.Rosdu Karya.


(5)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soemanto, W (2012). Psikologi Pendidikan). Jakarta: PT. Rineka Cipta Soemantri,N. (2001). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizqi Press Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Risdakarya.

Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, N.(2002). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV Alfabeta.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Indovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka

Usman, U (2011). Menjadi Guru Profesional Edisi Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya Winkel. (2014). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta Yogyakarta

Wiriaatmadja, R. (2008). MetodePenelitianKelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Skripsi dan Tesis

Ernawati. (2003). Kemampuan Pemahaman Konsep MTK SIswa SMU melalui Problem Based Learning. Bandung: Skripsi FPMIPA UPI tidak diterbitkan

Maulana Sandi (2014). Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keaktivan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda. Skripsi : FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Meisendi, Dena Yemin, D. (2013). Penggunaan media Lembar Kerja Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep Pembelajaran IPS. Bandung: Skripsi FPIPS UPI tidak diterbitkan.

Nurmalasari. (2003). Pendekatan Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran IPA SD untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Bandung: Skripsi FIP UPI tidak diterbitkan Poerbotami, K (2008). Penerapan Model Cooeparive Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di kelas. Bandung: Skripsi FIP UPI tidak diterbitkan


(6)

Anistia Nurhalida, 2015

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rofingatun, S. (2006). Penerapan Metode Penemuan dalam Pembelajaran Matematika untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Bandung: Skripsi FPMIPA UPI tidak diterbitkan

Supriadi, K. (2000). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Penemuan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Syifahayati, Nency. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis

Lesson Study Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar. UPI: Tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

3 23 60

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA BERBANTUAN GEOBOARD.

0 3 34

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN Penerapan Pendekatan Scientifik Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Partisipasi Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N

1 4 14

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN Penerapan Pendekatan Scientifik Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Partisipasi Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N

0 3 18

Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMP.

1 1 27

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 27

PENERAPAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA.

0 0 65

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMA.

0 3 43

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

1 1 63

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

0 0 48