EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH.

(1)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan

Oleh:

Mesra Wati Ritonga 1202067

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Oleh:

Mesra Wati Ritonga, SPd

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan Sekolah Pascasarjana

© Mesra Wati Ritonga Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH OLEH:

MESRA WATI RITONGA

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kesesuaian komponen pelaksanaan pembelajaran keterampilan dengan standar Permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan model evaluasi kesenjangan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap telaah standar, tahap deskripsi penampakan di lapangan, dan tahap komparasi penampakan dengan standar yang ditetapkan. Subjek ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari 2 orang guru dan 10 orang peserta didik keterampilan Tata Busana. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumetasi. Instrumen pengumpulan data terdiri dari lembar wawancara, lembar observasi, dan lembar dokumentasi. Validasi instrumen menggunakan metode Expert Judgement. Keabsahan data diperoleh dengan credibility, transferability, dependability dan confirmability. Teknik analisis data dengan model analisis interaktif Miles & Huberman dengan empat kegiatan pokok: data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verifyin. Temuan penelitian ini adalah: 1). Rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat kesenjangan pada komponen tujuan pembelajaran, materi belajar, strategi pembelajaran, pemilihan media dan sumber belajar, dan penilaian; 2). Pelaksanaan pembelajaran terdapat kesenjangan pada komponen kegiatan inti yaitu penerapan strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, penggunaan bahasa yang tepat dan benar. 3). Penilaian proses dan hasil pembelajaran terdapat kesenjangan yaitu belum melakukan penilaian ranah afektif. Secara keseluruhan, ada kesenjangan antara pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrash Aliyah dengan standar proses Permendikbud RI nomor 65 tahun 2013. Kata Kunci: Evaluasi, Keterampilan Tata Busana.


(5)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EVALUATION OF LEARNING IMPLEMENTATION OF FASHION DESIGN SKILLS IN MADARASAH ALIYAH

BY:

MESRA WATI RITONGA

The purpose of study is to evaluate the suitability of the component implementation of learning fashion design skills with Permendikbud standard number 65 of 2013 which include: lesson plan, the implementation of learning, and assessment of learning. The study was an evaluation research using a qualitetive descriptive approach. The evaluation model used in this research was discrepancy evaluation model with three phases: standard analysis, description of the actual performances in the field, and comparison between the actual performances and the established standards. The subject was determined by using purposive sampling technique that consists of 2 teachers and 10 students of fashion design skills. The data were collected by using interview technique, observation technique, and documentation study. The data collection instrument were interview sheets, observation sheets, and documentation sheets. Validation of the instruments was conducted by using Expert Judgment. The validity of the data was obtained by the credibility, transferability, dependability and conformability. Data analysis techniques were the use of the interactive model Miles & Huberman with four main activities: Data collection, data reduction, the data display, and conclusion drawing/verifyin. The findings of this study were: 1). For Lesson plan there was a gap in learning objectives, learning materials, learning strategies, media selection and learning resources, and assessment; 2). For Implementation of learning there is a gap in the core activities of the components, namely the application of learning strategies, use of media and learning resources, use appropriate language and correct. 3). For Assessment processes and learning outcomes there is a gap that is yet to assess the affective domain. Overall, there is a gap between the implementation of learning fashion design skills in Madrash Aliyah to the standard process Permendikbud RI number 65 in 2013.


(6)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Konsep Evaluasi Pembelajaran ... 8

a. Definisi Evaluasi ... 8

b. Program Pembelajaran ... 10

c. Evaluasi Program Pembelajaran ... 12

d. Model-Model Evaluasi Program Pembelajaran ... 13

e. Model Kesenjangan (Discrepancy) ... 15

2. Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 17

a. Keterampilan Tata Busana ... 17

1) Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 18


(8)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3) Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan Tata Busana

... 37

B. Penelitian Relevan ... 42

C. Kerangka Berpikir ... 44

D. Pertanyaan Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

C. Penentuan Subjek Penelitian ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 49

E. Teknik Analisis Data ... 52

F. Keabsahan Data... 54

G. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ... 58

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Temuan Penelitian ... 61

1. Evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana .... 62

2. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 72

3. Evaluasi Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 89

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana .... 93

2. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 95

3. Evaluasi Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan Tata Busana ... 101

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 104

A. Simpulan ... 104

B. Implikasi ... 105

C. Rekomendasi ... 105


(9)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

LAMPIRAN ... 110 DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1. Hubungan Antarkomponen Dalam Pembelajaran... 22 2.2. Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk instrumen ... 38 3.1. Kisis-Kisi Instrumen ... 52


(10)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Evaluasi Model Discrepancy Oleh Provus ... 16

2.2. Kegiatan Pembelajaran ... 21

2.3. Hubungan Antarkomponen Dalam Pembelajaran... 22

2.4. Kerangka Pemikiran ... 46

3.1. Analisis Model Data Miles dan Huberman ... 52

3.2. Trianggulasi Sumber Data ... 55

3.3. Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ... 55

4.1. Telaah RPP Busana Wanita ... 65

4.2. Telaah RPP Pengetahuan Bahan Tekstil ... 67

4.3. Telaah RPP Busana Anak ... 69

4.4. Talaah RPP Teknik Menghias Kain ... 71

4.5. PBM. Busana Wanita ... 77

4.6. PBM. Pengetahuan Bahan Tekstil ... 79

4.7. PBM. Busana Anak ... 82

4.8. PBM. Busana Anak ... 84

4.9. PBM. Teknik Menghias Kain ... 86

4.10. PBM. Busana Wanita ... 88


(11)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Pedoman Wawancara Guru dan Siswa ... 110

2. Instrumen Penilaian RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran ... 114

3. Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... 120

4. Dokumen RPP Busana Wanita, Pengetahuan Bahan Tekstil, Busana Anak, dan Teknik Menghias Kain ... 146

5. Dokumen Penilaian Pembelajaran ... 179

6. Hasil Telaah RPP ... 195

7. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran ... 211

8. Hasil Penilaian Pembelajaran ... 242


(12)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penyelenggaraan pendidikan keterampilan pada dasarnya juga dapat menunjang pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah diharapkan mampu menghasilkan lulusan bermutu, kompetitif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat pada tingkat lokal, nasional, dan global. Tujuan pendidikan tersebut tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Upaya mewujudkan pendidikan bermutu sebagaimana disebutkan di atas salah satunya adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Keunggulan dimaksud tidak hanya berkenaan dengan aspek akademik namun juga keterampilan untuk dapat hidup dalam masyarakat yang selalu dan akan mengalami perubahan.

Madrasah Aliyah (MA) turut andil dalam mempersiapkan siswa-siswanya agar mempunyai keahlian yang dapat dipakai untuk bisa bersaing dan mandiri secara ekonomi karena tidak semua lulusan MA dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Berkenaan dengan program pendidikan keterampilan untuk menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk memasuki dunia kerja/berwirausaha, Kementerian Agama RI sejak tahun 1997 melalui surat keputusan Dirjen Binbaga Islam Nomor E./248.A/1997 menetapkan program keterampilan pada Madrasah Aliyah. Pendidikan keterampilan di Madrasah Aliyah dikembangkan dalam sebuah program yang disebut dengan program pendidikan dengan empat karakteristik yakni: 1) merupakan paket tambahan program pendidikan yang bersifat ekstrakurikuler, 2) diselenggarakan secara terstruktur, 3) difokuskan bagi siswa yang memiliki potensi belajar yang tinggi namun tidak


(13)

2

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya, dan 4) bertujuan menyiapkan lulusan yang dapat berwirausaha atau bekerja sesuai dengan bidang keahliannya (Encu, 2011, hlm. 5).

Penelitian dengan menunjukkan bahwa pendidikan program keterampilan yang dilaksanakan sekolah Madrasah Aliyah masih belum memenuhi standar dan kualitas yang baik. Hal ini tampak pada hasil penelitian Djamaluddin, dkk. (2001) dengan sampel 13 Madrasah Aliyah di Indonesia, hasil temuan pokoknya yaitu masalah yang dihadapai sekolah yang menjalankan program keterampilan adalah pada pendanaan yang kurang berdampak pada pemenuhan fasilitas pembelajaran, ditambah lagi kualitas instruktur yang masih rendah sehingga kualitasnya belum memiliki standar yang baik dan berdampak pada pelaksanaan program keterampilan. Selanjutnya Penelitian yang dilakukan Encu (2011) dengan sampel tiga MA di Propinsi Jawa Barat. Hasil temuanya adalah kurang maksimalnya peserta didik dalam mengikuti program tersebut dan masih adanya guru mata pelajaran non keterampilan yang seolah-olah tidak mau tahu akan beratnya tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik program keterampilan. Dalam penelitiannya menyebutkan MA 1 Garut yang dinyatakan berhasil dan dijadikan sebagai MA percontohan. Sebagai MA percontohan perlu dilihat sampai dimana tingkat keberhasilannya, apakah sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk diperbaiki dan disebarluaskan.

Berdasarkan studi awal, ditemukan realita mengungkapkan bahwa satu MAN di Jawa Barat diproleh informasi MAN 1 Garut merupakan salah satu sekolah yang sampai sekarang masih terus melanjutkan program keterampilan dan termasuk satu dari tiga sekolah Madrasah yang dinilai berhasil oleh pemerintah serta untuk daerah Jawa, MAN 1 Garut yang dinyatakan berhasil. Ketiga jenis keterampilan yang dilaksanakan, maka diakui pihak sekolah bahwa keterampilan Tata Busana merupakan keterampilan yang paling berhasil karena telah memiliki unit produksi sendiri dan dilihat dari banyak siswa yang meminatinya. (Sumber: wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 2 November 2013).

Studi awal juga diperoleh informasi bahwa jumlah siswa yang diterima sekolah untuk satu angkatan daya tampung awal yaitu hanya untuk satu kelas


(14)

3

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 20 orang. Sekarang karena banyaknya yang meminati sehingga siswa yang diterima sebanyak dua kelas seperti kelas IX (sebelas) terdiri dari 31 orang dan juga kelas X (sepuluh) terdiri dari 40 orang peserta didik. Penambahan jumlah siswa ini tidak diikuti dengan penambahan fasilitas pembelajaran, sehingga tidak sebanding dengan jumlah siswa serta adanya penambahan jam pelajaran diluar jam efektif (Sumber: wawancara dengan guru pada tanggal 3 November 2013).

Studi awal tersebut sudah memperlihatkan adanya kesenjangan dalam proses pelaksanaan. Sesuai dengan Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan, bahwa jumlah maksimal rombongan belajar jenjang SMA/MA berjumlah 32 peserta didik dalam satu kelas. Jumlah ini merupakan angka maksimal agar pembelajaran di kelas dapat berjalan efektif, semua siswa dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Pembelajaran merupakan usaha untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, dan yang berperan sebagai fasilitator adalah guru. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, serta penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan guru.

Kualitas guru dapat dilihat dari tingkat keberhasilan seorang guru dalam merancang/merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Hal ini, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen Pada BAB IV Pasal 20 Poin (a) yang isinya “Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran”. Proses pelaksanaan pendidikan keterampilan berjalan dengan baik dilihat dari adanya kesesuaian antara metode mengajar dengan materi pelajaran dan jumlah waktu yang disediakan. Dikatakan efektif pelaksanaannya karena apa yang direncanakan guru telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan dan standar kompetensi yang dipersyaratkan (Junardi, 2007)


(15)

4

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya berdasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, namun perlu menjangkau terhadap desain/rencana program, implementasi/pelaksanaan pembelajaran. penilaian terhadap desain/rencana pembelajaran meliputi aspek kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi program pembelajaran. Penilaian terhadap implementasi program pembelajaran berusaha untuk menilai seberapa tinggi tingkat kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru (Widoyoko, 2009).

Paparan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu program keterampilan pada Masrasah Aliyah masih belum memenuhi standar yang baik, biaya/pendanaan keterampilan masih kurang, fasilitas pembelajaran masih kurang memadai, kualitas instruktur masih rendah, kurang maksimalnya peserta didik dalam mengikuti program keterampilan, adanya penambahan jumlah jam pembelajaran di luar jam efektif, dan adanya kesenjangan jumlah peserta didik dengan fasilitas pembelajaran. Masalah-masalh tersebut akan berdampak pada guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi: rencana pelaksanaan pembelajararan (RPP), pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran.

Permasalahan yang dipaparkan menarik untuk mengkaji secara mendalam tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah. Evaluasi ini, diharapkan dapat diketahui kesesuaian pada tiap komponen-komponen RPP, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu standar proses Permendikbud No 65 Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas maka yang menjadi pokok permasalahan yang mendorong penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kesesuaian rancangan/rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

keterampian Tata Busana yang disusun oleh guru di sekolah dengan standar Permendikbud No. 65 Tahun 2013.


(16)

5

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana yang dilaksanakan guru di sekolah dengan standar Permendikbud No. 65 Tahun 2013.

3. Bagaimana kesesuaian penilaian proses dan hasil pembelajaran keterampilan Tata Busana yang dilakukan guru di sekolah dengan standar Permendikbud No. 65 Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang implementasi/pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengevaluasi kesesuaian komponen rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana di sekolah dengan standar Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang meliputi: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar/inti, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi belajar, pendekatan, pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media belajar, sumber belajar, penilaian.

b. Untuk mengevaluasi kesesuaian komponen pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana di sekolah dengan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang meliputi: kegiatan awal/pendahuluan: orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberi acuan; kegiatan inti: penguasaan materi ajar, penerapan strategi pendekatan/metode/model pembelajaran, pemanfaatan media/sumber pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran; kegiatan penutup: merangkum/refleksi, unpan balik, dan tindak lanjut.

c. Untuk mengevaluasi kesesuaian komponen penilaian proses dan hasil pembelajaran keterampilan Tata Busana di sekolah dengan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 meliputi: teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotor.


(17)

6

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Deskripsi pelaksanaan pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran, merupakan salah satu acuan pokok bagi Madrasah/sekolah dalam pengembangan program pembelajaran. Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah, dapat dijadikan masukan bagi perbaikan dan penyesuaian dengan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, memberikan informasi tentang kesenjangan pada komponen-komponen pelaksanaan pembelajaran. Sebagai pedoman bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran.

2. Bagi kepala Madrasah Aliyah, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan koreksi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana untuk mengambil keputusan tentang pelaksanaan pembelajaran. 3. Bagi Kementerian Agama RI, hasil penelitian berfungsi sebagai salah satu

bahan informasi untuk mengambil kebijakan selanjutnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi penelitian yang digunakan terdiri dari bab-bab sebagai berikut:

1. BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian.

2. BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Pertanyaan Penelitian.


(18)

7

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini menguraikan tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Penentukan Subjek, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, Analisis Data, dan Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian.

4. BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang Temuan Penelitian, dan Pembahasan Temuan Penelitian.

5. BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, dan REKOMENDASI

Bab ini memuat tentang Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi untuk perbaikan di masa yang akan datang.


(19)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian evaluasi pada dasarnya kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data, menyajikan informasi untuk mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya yang terjadi dilapangan, mengenai jalannya suatu program dan menyimpulkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, serta memaknai terhadap hasil penelitian agar bermanfaat untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Penelitian evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah ini dilakukan pada tiga komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

Model evaluasi yang digunakan adalah Discrepancy Evaluation Model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus. Ada tiga tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu tahap Standart, tahap Program, dan tahap Comparison. Pada tahap Standart, dilakukan telaah terhadap standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada tahap Program, dilakukan pendeskripsian keterlaksanaan program di lapangan. Pada tahap Comparison, dilakukan pendeskripsian komparasi atau kesenjangan antar keterlaksanaan program dengan standar yang ditetapkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Garut. Studi pendahuluan dan pengambilan data dimulai pada bulan Novemver 2013 dan berakhir pada bulan September 2014, yang digunakan untuk wawancara, studi dokumentasi, pengamatan, membuat catatan lapangan (field notes), melaksanakan triangulation, member check, dan lain-lain, untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran.


(20)

49

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini berdasarkan Criterion Based Selection (seleksi berdasarkan kriteria) yang sering disebut dengan purposive sampling. Subjek penelitian ditentukan melalui keberhasilan keterampilan Tata Busana. Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN Kabupaten Garut yang mengatakan keberhasilan keterampilan Tata Busana tidak terlepas dari peran guru Nr dan Yr yang berhasil menjalankan pembelajaran mulai dari membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, tekun, dan disiplin.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Cara pengumpulan data yang pertama dilakukan oleh peneliti adalah Studi dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana. Dokumen adalah barang yang tertulis atau terfilmnya selain records yang tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti. Teknik penelitian kajian dokumentasi guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi yang dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap dokumen-dokumen terkait. Dokumen yang dinilai terkait adalah rencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dokumen penilaian proses dan hasil pembelajaran. adapun dokumen RPP yang akan dianalisis adalah empat mata pelajaran meliputi: Busana wanita, Busana anak, Menghias kain, dan Pengetahuan bahan tekstil.

2. Wawancara

Cara pengumpulan data yang kedua adalah teknik wawancara. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara lisan terhadap narasumber dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan. Bahasa lisan adalah modus komunikasi yang paling alami, mendasar dan


(21)

50

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusiawi. Komunikasi yang baik adalah interaksi yang terencana, dan wawancara dilakukan untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik ini digunakan untuk mewawancarai guru, siswa dan sumber lain yang terkait yang berada di lingkungan Madrasah yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur (terbuka). Adapun alasan memilih wawancara tidak terstruktur disini adalah wawancara dilakukan untuk mengakses persepsi responden dan didasarkan pada asumsi bahwa setiap narasumber sebagai individu adalah makhluk unik yang sulit untuk digeneralisasikan lewat penyerangaman instrumen. Sesuai dengan bentuk wawancara tersebut, maka peneliti tidak terikat secara ketat pada pedoman wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi sebangian mungkin ditambah, diubah, bahkan dihilangkan pada saat wawancara.

Pelaksanaan wawancara peneliti lakukan di mana saja dan kapan saja selama masa penelitian seperti sebelum, sesudah, dan pada saat pembelajaran. Untuk memudahkan ingatan terhadap data atau informasi, peneliti merekamnya dengan audio/video. Ini semua sepengetahuan narasumber. Peneliti juga mencatatnya. Dalam membuat catatan tersebut peneliti mengaplikasikan perspektif EMIC, yaitu mementingkan atau mengutamakan pandangan narasumber dan interpretasinya. Selanjutnya adalah mentranskripsi. Setelah mewawancara satu narasumber peneliti langsung mentranskripsikan hal-hal yang dianggap penting saja. Hal ini bertujuan agar peneliti tahu apa yang perlu diperbaiki, dihilangkan atau ditambahkan dalam wawancara selanjutnya.

Kelebihan teknik wawancara ini pewawancara dapat leluasa memparafrasekan pertanyaan yang kurang dimengerti. Narasumber memberikan respon secara langsung sehingga komunikasi lebih alami dan informasi semakin kaya. Setiap saat pewawancara dapat meminta narasumber untuk lebih menjelaskan atau mengevaluasi persoalan yang ditanyakan. Ranah pembicaraan dapat diperlebar sesuai kebutuhan terutama sewaktu mewawancara narasumber elit. Narasumber elit dilakukan dengan narasumber yang memiliki pengetahuan


(22)

51

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pengalaman khusus tentang stuasi lapangan, dan ini hampir tidak mungkin diperoleh lewat metode lainnya. Kelebihan-kelebihan ini lebih besar lagi pada wawancara tidak terstruktur serta wawancara memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengenal nara sumber secara lebih dekat.

Kelemahan yang dijumpai dalam wawancara adalah narasumber bisa saja tidak jujur atau enggan berterus terang untuk menjawab sesuatu yang sensitive atau mengancam dirinya. Dalam hal ini narasumber akan berkesimpulan bahwa peneliti menginginkan narasumber menjawab sesuai dengan keinginan peneliti. Kelemahan-kelemahan wawancara ini senyoginya dinetralisasi oleh metode lain seperti observasi.

3. Observasi

Cara pengumpulan data yang ketiga adalah observasi/pengamatan. Observasi penelitian menurut Alwasilah (2012, hlm. 165) adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar, (Sudjana, 2013, hlm. 84).

Observasi dilapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Aspek yang diobservasi yakni pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa, meliputi Kegiatan awal/pendahuluan (orientasi, motivasi, apersepsi, pemberian acuan); Kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan model), pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran, partisipasi siswa, dan penggunaan bahasa); Kegiatan penutup (menyimpulkan, refleksi, umpan balik, pemberian tugas, dan tindak lanjut). Observasi dilakukan oleh observer yakni peneliti sendiri dan dibantu dua orang pembantu peneliti. Peneliti melakukan observasi partisipasi pasif dan


(23)

52

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

patisipan, yaitu sebagai peneliti atau pengamat dan sebagai peserta. Pengamatan dilakukan pada dua guru dengan dua mata pelajaran setiap satu guru dengan empat-lima kali pengamatan untuk satu mata pelajaran. Adapun mata pelajaran yang akan diobservasi adalah Busana wanita, Busana anak, Teknik menghias kain, dan Pengetahuan bahan tekstil.

Instrumen penelitian mengguakan lembar pedoman wawancara untuk siswa dan guru, lembar pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar pedoman pelaksanaan pembelajaran. Pada saat peneliti melakukan wawancara dan observasi/pengamatan, peneliti menggunakan alat pendukung seperti videotape, audiotape, dan alat-alat lainnya.

Tabel 3. 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Busana.

No

Aspek/

Komponen Dimensi

Sumber Data Teknik pengumpulan data Alat pengumpul data 1 Perencanaan

pembelajaran

RPP Guru Wawancara

dan Studi Dokumentasi

Pedoman wawancara dan

Pedoman Dokumentasi 2 Pelaksanaan

Pembelajaran

- Kegiatan awal - Kagiatan inti - Kegiatan Penutup Guru dan Peserta Didik Observasi/ Pengamatan Dan Wawancara Pedoman Observasi Dan pedoman Wawancara 3 Penilaian

Pembelajaran

Teknik, bentuk, dan instrument penilaian

Guru Wawancara, studi

dokumentasi, dan observasi

Pedoman Wawancara, Pedoman Dokumentasi, dan pedoma observasi

E. Teknik Analisis Data

Untuk menyajikan data agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka \langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analysis Interaktive Model dari Miles dan Huberman yang membagi kegiatan analisis menjadi empat bagian yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data, digambarkan berikut ini.

Data reduction

Conclusions: drawing/verifying Data display Data collection


(24)

53

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 1.Analisis Data Kualitatif Model Miles dan Huberman (Sumber: Miles & Huberman, 1994, hlm. 12)

Berdasarkan Analysis Interaktive Model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. Dalam pengertian ini, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai serangkaian kegiatan analisis yang saling berkesinambungan. Untuk itu peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Koleksi Data

Data hasil rekaman observasi kelas, wawancara, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran, dikumpulkan, dilengkapi, dan disusun sesuai urutan waktu kegiatannya.

2. Reduksi data

Reduksi data digunakan untuk mendeskripsikan, mengkonstruksikan, catatan lapangan. Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi, wawancara serta studi dokumentasi jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan susunan dan sistematika secara konsisten. Setelah data tersebut di bentangkan, isinya yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi masih campur aduk. Karena itu, data tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilah-pilah, diambil hal-hal penting, dan dicarikan tema atau polanya. Laporan mentah yang diperoleh dilapangan disusun menjadi lebih sistematis sehingga lebih mudah untuk dikendalikan. Dalam proses reduksi ini,


(25)

54

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan seleksi untuk memilah data yang relevan dan bermakna yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, dan pemaknaan untuk menjawab penyataan penelitian. Data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian.

3. Display Data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan komponen-komponen penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkn data dan menarik kesimpuan. Sesuai dengan komponen-komonen penelitian ini, maka data atau informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berurutan mengenai a) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), b) pelaksanaan pembelajaran, dan c) penilaian proses dan hasil pembelajaran.

Berikutnya data disajikan secara sistematik, agar lebih mudah dipahami interaksi antara bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh. Sehingga memberikan kemungkinan adanya kesimpulan dan verifikasi. Dengan display ini, peneliti kemudian melihat gambaran-gambaran atau bagian-bagian tertentu dari esensi hasil penelitian. Usaha ini berupa: menyajikan data hasil rekaman observasi kelas, hasil wawancara, dan dokumen, mengelompokkan data menurut masalah atau lingkup yang sejenis, membuat abstraksi, dan membuat kesimpulan sementara.

4. Kesimpulan dan Verifikasi Data

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Pertama menarik kesimpulan harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Kemudian verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbagan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian, yakni dengan meminta pertimbangan dari para pendidik lain, atau sumber-sumber lain. Dengan pandangan sumber-sumber lain tersebut, akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.


(26)

55

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kriteria truth value, applicability consistency, dan neutrality yang sering juga disebut dengan istilah-istilah credibility, transferability, dependability dan confirimbility. Uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang pengujian keabsahan temuan penelitian.

1. Credibility (derajat kepercanyaan-validitas internal)

Credibility adalah suatu ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan. Tujuannya dalam penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada narasumber. Untuk credibility peneliti melakukan:

a. Observasi Jangka Panjang (long-term observation)

Observasi dilakukan relatif lama ditempat penelitian atau berulang kali mengamati fenomena yang sama. Dengan teknik ini akan memperoleh akumulasi data sejenis.

b. Triangulasi

Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai teknik. Lihat gambar 3.3 dan gambar 3.4.

Guru Teman

Bawahan

Gambar 3. 2. Tringgulasi sumber data

Triaggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data tentang pelaksanaan pembelajaran, maka pengumpulan dan


(27)

56

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengujian data yang telah diperoleh dari guru dilakukan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerasama. Data dari ke tiga sumber tersebut di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya diminta kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

Wawancara Dokumentasi

Observasi

Gambar 3. 3. Trianggulasi teknik pengumpulan data

Trianggulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi kemudian data yang diperoleh selanjutnya di kompirmasi kepada sumber data untuk mendapatkan data yang sebenarnya.

c. Masukan, Asupan, atau feedback

Peneliti meminta masukan, saran, kritik dan komentar dari berbagai individu, baik yang akrab maupun yang tidak akrab dengan penelitian yang sedang dilakukan. Untuk mendapatkan masukan sering disebut dengan istilah peer examination atau reviu oleh sejawat untuk mendapatkan masukan. Masukan dapat diperoleh dari debriefer dan proses ini disebut debriefing. Ada tiga jenis debriefing dalam penelitian ini, yakni untuk: 1) analisis data, 2) observasi, 3) keseluruhan. Untuk yang pertama adalah dosen pembimbing dan yang kedua adalah mahasiswi yang sedang menulis tesis. Peran pembimbing dan mahasiswi adalah sebagai devil’s advocate yang secara kritis mempertanyakan analisis peneliti. Debriefing bagi observasi dilakukan setelah observasi. Peneliti memilih guru yang mengajar/menguasai bidang keterampilan Tata Busana. Tujuannya


(28)

57

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah untuk memancing persepsi tentang penampilan narasumber. Peneliti juga melakukan general debriefing, yaitu wawancara 10 orang peserta didik dari kelas X dan XI. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan.

d. Mengecek ulang atau Member-checks.

Selesai melakukan wawancara dengan para narasumber, observasi, debriefers, atau general debriefers, peneliti segera mentranskripsi hasilnya. Transkripsi dan tafsiran peneliti atas hasil wawancara dan observasi itu peneliti bacakan/perlihatkan kembali kepada mereka untuk mendapatkan kompirmasi bahwa transkrip itu sesuai dengan pandangan mereka. Mereka melakukan koreksi, mengubah atau bahkan menambahkan informasi.

e. “Rich” data atau data melimpah

Data yang diperoleh lewat wawancara, misalnya, tidak sekedar berupa catatan kesimpulan, melainkan juga ada transkripsinya yang lengkap kata perkata. Demikian pula data observasi yang lengkap sehingga terasa visualisasi dari kejadian atau proses yang diobservasi serta untuk analisis dokumen, tidak hanya analisis dari peneliti saja tetapi analisis dari guru bidang keterampilan Tata Busana.

f. Audit

Adanya audit dari pihak luar yang tidak berkepentingan dengan hasil penelitian. Konsep audit ini adalah sebagai karakteristik naturalistik. Disini peneliti meminta komentar dan pernyataan pelaku audit terhadap kesimpulan yang peneliti buat.

2. Transferability (derajat keteralihan-validitas eksternal)

Suatu temuan penelitian naturalistik berpeluang untuk diterapkan pada konteks lain apabila ada kesamaan karakteristik antara setting penelitian dengan setting penerapan. Ini berarti bahwa dalam konteks transferabilitas, permasalahan dalam kemampuan terapan adalah permasalahan bersama antara peneliti dengan pemakai. Dalam hal ini, peneliti adalah mendeskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci. Sedangkan tugas pemakai adalah


(29)

58

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerapkannya jika terhadap kesamaan antara setting penelitian dengan setting penerapan.

3. Dependability (derajat keterandalan)

Dependability (reliabilitas) temuan penelitian ini dapat diuji melalui pengujian proses dan produk. Pengujian produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi, rekomendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal ini didukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini penelitian melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan lapangan dan dokumen-dokumen terkait. 4. Confirmability (derajat penegasan-objektifitas)

Lincoln dan Guba (1985, hlm. 515) menyebutkan bahwa teknik utama menentukan penegasan atau komfirmabilitas adalah melalui audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu trianggulasi dan membuat jurnal reparative sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatan-catatan di lapangan dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat melakukan trianggulasi dengan dosen pembimbing agar diproleh penafsiran yang akurat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui tahapan persiapan yang meliputi:

a. Studi pendahuluan dan studi literatur

Sebelum menyusun rancangan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi literatur dan studi pendahuluan. Melalui studi literatur dalam dokumen tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu guna mengetahui posisi penelitian peneliti sehingga sebelum penelitian peneliti memiliki sedikit gambaran tentang apa yang harus digali di lapangan. Kemudian untuk memantapkan subtansi permasalahan terutama pada proses implementasinya dilakukan studi pendahuluan ke kepala sekolah, ketua program keterampilan, dan ketua jurusan keterampilan Tata Busana dan guru.


(30)

59

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, selanjutnya disusun rancangan penelitian untuk diajukan kepada tim penilai dalam forum seminar pra-desain. Permasalahan yang diajukan pada prinsipnya disetujui.

c. Mengurus perijinan

Prosedur yang ditempuh dalam hal ini memperoleh ijin penelitian adalah mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada bidang akademik pascasarjana, selanjutnya surat izin tersebut diberikan kepada pihak sekolah tempat penelitian.

Pada hakikatnya, teknik utama untuk menentukan derajat penegasan atau confirmability (objektivitas) adalah dengan cara melakukan audit-trail, baik terhadap proses maupun mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali dengan mudah.

G. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian di lapangan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member-check.

a. Tahap orientasi

Tahap orientasi pada penelitian ini dilakukan sejak memasuki lapangan penelitian, untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik-karakteristik yang akan dikaji sehubungan dengan rumusan masalah. Peneliti melakukan pendekatan dengan kepala sekolah, ketua jurusan keterampilan Tata Busana dan guru.

Pada tahap awal ini peneliti tidak langsung membicarakan mengenai masalah penelitian, tetapi lebih banyak menampung berbagai permasalahan atau informasi yang diungkapkan kepala sekolah dan ketua jurusan keterampilan Tata Busana. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini akan menghasilkan suatu kondisi dimana pada akhirnya informan menganggap peneliti sebagai bagian dari lingkungan mereka. Dengan demikian, ketika peneliti memasuki tahap eksplorasi, tidak lagi terjadi kecanggungan-kecanggungan di kalangan para guru.

b. Tahap eksplorasi

Tahap eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan


(31)

60

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah, ketua jurusan, guru, dan siswa. Mengumpulkan RPP, melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan buku catatan serta penulis juga mengambil data dokumentasi dan merekamnya.

c. Tahap member-check

Tahap member-check merupakan kagiatan yang tidak dapat dipisahkan, karena yang dilaporkan oleh peneliti harus sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh informan. Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi lapangan, dengan demikian hasil penelitiannya dapat diharapkan memiliki tingkat credibility, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas yang tinggi. Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui penggunaan teknik wawancara dibuat dalam bentuk transkrip. Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi dibuat dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian, peneliti menunjukkannya kepada informan penelitian. Peneliti mengkompirmasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan dengan membaca sendiri hasil pengamatan dan menanyakan kesesuaian antara hasil pegamatan dengan yang dilakukan guru. Apabila ditemukan ketidaksesuaian, maka peneliti harus segera merubahnya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan menghilangkannya.

Pelaksanaan member-check ini dilakukan pada saat penelitian berlangsung, dan sifatnya sirkuler serta berkesinambungan, artinya, setelah data diperoleh, langsung dibuat catatan lapangan, kemudian dikompirmasikan kepada informan penelitian untuk memeriksa kesesuaiannya, kemudian dilakukan modifikasi, perbaikan atau penyempurnaan sampai kebenarannya dapat dipercaya.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara peninjauan kembali tentang pelaksanaan pembelajaran yang mencakup rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan dengan cara berulang dari nara sumber satu ke narasumber lain, yang lebih memahami dan mengerti mengenai pelaksanaan pembelajaran seperti


(32)

61

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru yang dipandang memahami dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran sehingga data atau temuan dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti harus melakukan beberapa hal dalam teknik pemeriksaan keabsahan data seperti perpanjangan keikutsertaan, ketentuan pengamat, triangulasi, pengecekan sejawat, dan auditing.


(33)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran untuk melihat kesesuaian dengan standar Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:

Perencanaan proses pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Perencanaan pembelajaran yang belum maksimal terkait belum maksimalnya guru dalam penyusunan RPP. Terdapat kesenjangan pada beberapa komponen RPP meliputi: merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar, menentukan strategi pembelajaran, pemilihan media dan sumber belajar, serta menentukan teknik, bentuk, dan instrumen yang digunakan.

Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Terdapat kesenjangan pada beberapa indikator pada komponen inti meliputi: Penerapan strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber pembelajaran, penggunaan bahasa yang tepat dan benar.

Penilaian proses dan hasil pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Terdapat kesenjangan yaitu belum melakukan penilaian ranah afektif serta belum maksimal dalam menentukan teknik, bentuk, instrumen penilaian.

Secara umum, berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan adanya beberapa kesenjangan pada komponen perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dengan standar minimal pelaksanaan pembelajaran sebagaimana termuat dalam Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013.


(34)

105

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran pada Madrasah Aliyah sebagaimana dikemukakan dalam simpulan di atas, mengimplikasikan:

Pertama, dalam penyusunan RPP masih ada beberapa komponen yang belum sesuai dengan standar permendikbud RI No 65 Tahun 2013 seperti komponen: tujuan pembelajaran, materi belajar, sumber dan media belajar, strategi pembelajaran, scenario/kegiatan pembelajaran, dan peniaian. Hal ini akan membawa implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran karena RPP merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran, Karena itu, para pengelola program pembelajaran keterampilan Tata Busana didalam merumuskan komponen RPP harus disesuaikan dengan standar Permendikbud RI No 65 Tahun 2013.

Kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang belum sepenuhnya sesuai dengan standar Permendikbud RI No 65 Tahun 2013 meliputi: penerapan strategi pendekatan/metode/model pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, dan penggunaan bahasa yang tepat. Hal ini akan berimplikasi pada kompetensi guru dan siswa yang kurang maksimal.

Ketiga, penilaian proses dan hasil belajar, belum sepenuhnya menjalankan/menerapkan penilaian otentik seperti yang termuat dalam standar Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013, yaitu belum melakukan penilaian ranah afektif. Hal ini akan berimplikasi pada evaluasi guru dan siswa dalam hal perbaikan RPP dan pelaksanaan pembelajaran.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada madrasah Aliyah, maka dapat direkomendasikan kepada pihak sebagai berikut:

a) Kementrian Agama, Sebagai penggagas program pendidikan keterampilan hendaknya melakukan pengawasan dan monitoring secara intensif agar pelaksanaan program pembelajaran betul-betul dilaksanakan sesuai dengan standar minimal pemerintah, agar hasilnya lebih efektif lagi.


(35)

106

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Kepala Sekolah, Sebaiknya pengawasan lebih spesifik lagi dan memberikan kesempatan kepada guru pengampu baik PNS dan honorer untuk mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru serta pihak sekolah menerima anak magang dari perguruan tinggi untuk meng-update pengetahuan guru dengan datangnya mahasiswa.

c) Guru, sebaiknya dalam menyusun RPP dengan menyesuaikan indikator dan penilaian secara keseluruahan baik kognitif, afektif, dan psikomotor agar assesmen dapat dilakukan dengan valid.

d) Peneliti seterusnya, untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif.


(36)

107

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya Kualitatif (Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Bandung: Pustaka Jaya.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. dan Jabar, C.S.A (2014) Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama, (1997). Kurikulum Keterampilan Tata Busana pada MA (GBPP dan Pedoman Pelaksanaan). Jakarta: Dirjen BINBAGA ISLAM. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pembelajaran Tuntas. Jakarta:

Mendiknas.

Dharma, S. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK.

Djamaluddin, dkk. (2001). Studi Evaluasi Program Pendidikan Keterampilan pada Madrasah Aliyah Negeri . [Online]. Diakses dari Http//kemenag.go.id. Encu, A. (2011). Menejemen Program Pendidikan Keterampilan pada Madrasah

Aliyah Negeri. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, UNINUS.

Gultom, S. (2013). Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Mendikbud.

Hasan, I. (2011). Upaya meningkatkan kompetensi guru MIPA dalam menyusun RPP melalui suvervisi akademik di SMP N 15 kota Gorontalo. Jurnal: Penelitian dan Pendidikan, 8, (1), 14-21. Dinas Pendidikan Kota Gorontalo.

Pedoman Penyusunan RPP Kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari Http://Pembelajaranku.Com/.

Propil Madrasah Aliyah Negeri 1. [Online]. Diakses dari Http://Www. MAN 1 Garut.sch.id/profil.php.

Junardi. (2007). Program Pendidikan Keterampilan di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathon Imogiri. Tesis. Program pascasarjana, UIN.


(37)

108

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dirjen Binbaga Islam (1997). Kurikulum Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Agama RI.

Lincoln, L.S. dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry, Beverly Hills. London: Sage Publication.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media

Miles, M.B. dan Huberman, A.M.(1994). Qualitative Data Analysis. Second Edition. Thousand Oaks: Sage Publication.

Mulyasa, E. (2013). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslihuddin, dkk. (2012). Revolusi Mengajar. Bandung: HPD Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Tentang Standar Proses. Jakarta: Permendiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Tetang Standar Proses. Jakarta: Permendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Tetang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Permendikbud.

Raharja, T. J, dan Retnowati, H.T, (2013). Evaluasi pelaksanaan pembelajaran seni budaya SMA di kabupaten lombok timur, NTB. Jurnal: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Tahun 17, (2), 287-303.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persana.

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kusuma Karya Bandung.

Sukardi, (2012). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Setiadi, dkk. (2006). “Evaluasi pendidikan konsep dan aplikasi”. Jakarta: Uhamka Press. Kumpulan Jurnal: Pendidikan Dan Manajemen PPs UHAMKA. Sudjana, S. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(38)

109

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tayipnapis, F.Y. (2002). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pengembangan MKDP. (2012). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. FIP-UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Asional BAB XVI Tentang Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen BAB IV Pasal 20 Poin (a). Jakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Usman, H. (2008). Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Widodo, N. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Kejuruan di Madrasah Aliyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi, Program Doktor. UNY Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


(1)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran untuk melihat kesesuaian dengan standar Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:

Perencanaan proses pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Perencanaan pembelajaran yang belum maksimal terkait belum maksimalnya guru dalam penyusunan RPP. Terdapat kesenjangan pada beberapa komponen RPP meliputi: merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar, menentukan strategi pembelajaran, pemilihan media dan sumber belajar, serta menentukan teknik, bentuk, dan instrumen yang digunakan.

Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Terdapat kesenjangan pada beberapa indikator pada komponen inti meliputi: Penerapan strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber pembelajaran, penggunaan bahasa yang tepat dan benar.

Penilaian proses dan hasil pembelajaran keterampilan Tata Busana belum sepenuhnya sesuai dengan standar pemerintah yaitu Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Terdapat kesenjangan yaitu belum melakukan penilaian ranah afektif serta belum maksimal dalam menentukan teknik, bentuk, instrumen penilaian.

Secara umum, berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan adanya beberapa kesenjangan pada komponen perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dengan standar minimal pelaksanaan pembelajaran sebagaimana termuat dalam Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013.


(2)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Implikasi

Hasil penelitian tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran pada Madrasah Aliyah sebagaimana dikemukakan dalam simpulan di atas, mengimplikasikan:

Pertama, dalam penyusunan RPP masih ada beberapa komponen yang

belum sesuai dengan standar permendikbud RI No 65 Tahun 2013 seperti komponen: tujuan pembelajaran, materi belajar, sumber dan media belajar, strategi pembelajaran, scenario/kegiatan pembelajaran, dan peniaian. Hal ini akan membawa implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran karena RPP merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran, Karena itu, para pengelola program pembelajaran keterampilan Tata Busana didalam merumuskan komponen RPP harus disesuaikan dengan standar Permendikbud RI No 65 Tahun 2013.

Kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen

yang belum sepenuhnya sesuai dengan standar Permendikbud RI No 65 Tahun 2013 meliputi: penerapan strategi pendekatan/metode/model pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, dan penggunaan bahasa yang tepat. Hal ini akan berimplikasi pada kompetensi guru dan siswa yang kurang maksimal.

Ketiga, penilaian proses dan hasil belajar, belum sepenuhnya

menjalankan/menerapkan penilaian otentik seperti yang termuat dalam standar Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013, yaitu belum melakukan penilaian ranah afektif. Hal ini akan berimplikasi pada evaluasi guru dan siswa dalam hal perbaikan RPP dan pelaksanaan pembelajaran.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan pelaksanaan pembelajaran keterampilan Tata Busana pada madrasah Aliyah, maka dapat direkomendasikan kepada pihak sebagai berikut:

a) Kementrian Agama, Sebagai penggagas program pendidikan keterampilan hendaknya melakukan pengawasan dan monitoring secara intensif agar pelaksanaan program pembelajaran betul-betul dilaksanakan sesuai dengan standar minimal pemerintah, agar hasilnya lebih efektif lagi.


(3)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Kepala Sekolah, Sebaiknya pengawasan lebih spesifik lagi dan memberikan kesempatan kepada guru pengampu baik PNS dan honorer untuk mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru serta pihak sekolah menerima anak magang dari perguruan tinggi untuk meng-update pengetahuan guru dengan datangnya mahasiswa.

c) Guru, sebaiknya dalam menyusun RPP dengan menyesuaikan indikator dan penilaian secara keseluruahan baik kognitif, afektif, dan psikomotor agar assesmen dapat dilakukan dengan valid.

d) Peneliti seterusnya, untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif.


(4)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya Kualitatif (Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Bandung: Pustaka Jaya.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. dan Jabar, C.S.A (2014) Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama, (1997). Kurikulum Keterampilan Tata Busana pada MA (GBPP dan Pedoman Pelaksanaan). Jakarta: Dirjen BINBAGA ISLAM.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Mendiknas.

Dharma, S. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan, Dirjen PMPTK.

Djamaluddin, dkk. (2001). Studi Evaluasi Program Pendidikan Keterampilan pada Madrasah Aliyah Negeri . [Online]. Diakses dari Http//kemenag.go.id.

Encu, A. (2011). Menejemen Program Pendidikan Keterampilan pada Madrasah Aliyah Negeri. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, UNINUS.

Gultom, S. (2013). Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Mendikbud.

Hasan, I. (2011). Upaya meningkatkan kompetensi guru MIPA dalam menyusun RPP melalui suvervisi akademik di SMP N 15 kota Gorontalo. Jurnal:

Penelitian dan Pendidikan, 8, (1), 14-21. Dinas Pendidikan Kota

Gorontalo.

Pedoman Penyusunan RPP Kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari Http://Pembelajaranku.Com/.

Propil Madrasah Aliyah Negeri 1. [Online]. Diakses dari Http://Www. MAN 1 Garut.sch.id/profil.php.

Junardi. (2007). Program Pendidikan Keterampilan di Madrasah Aliyah Ummatan Wasathon Imogiri. Tesis. Program pascasarjana, UIN.


(5)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dirjen Binbaga Islam (1997). Kurikulum Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Agama RI.

Lincoln, L.S. dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry, Beverly Hills. London: Sage Publication.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media

Miles, M.B. dan Huberman, A.M.(1994). Qualitative Data Analysis. Second Edition. Thousand Oaks: Sage Publication.

Mulyasa, E. (2013). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslihuddin, dkk. (2012). Revolusi Mengajar. Bandung: HPD Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Tentang Standar Proses. Jakarta: Permendiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Tetang Standar Proses. Jakarta: Permendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Tetang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Permendikbud.

Raharja, T. J, dan Retnowati, H.T, (2013). Evaluasi pelaksanaan pembelajaran seni budaya SMA di kabupaten lombok timur, NTB. Jurnal: Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan, Tahun 17, (2), 287-303.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persana.

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kusuma Karya Bandung.

Sukardi, (2012). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Setiadi, dkk. (2006). “Evaluasi pendidikan konsep dan aplikasi”. Jakarta: Uhamka Press. Kumpulan Jurnal: Pendidikan Dan Manajemen PPs UHAMKA.

Sudjana, S. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Mesra Wati Ritonga, 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tayipnapis, F.Y. (2002). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pengembangan MKDP. (2012). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. FIP-UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Asional BAB XVI Tentang Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen BAB IV Pasal 20 Poin (a). Jakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Usman, H. (2008). Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Widodo, N. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Kejuruan di Madrasah Aliyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi, Program Doktor. UNY

Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.