FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

(1)

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN

DISIPLIN SISWA

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh : Kareka Eka Maya

0901521

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN

DISIPLIN SISWA

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang)

Oleh

KAREKA EKA MAYA 0901521

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Kareka Eka Maya, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, foto copy atau dengan cara lainnya tanpa seijin penulis


(3)

KAREKA EKA MAYA 0901521

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN

DISIPLIN SISWA

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I,

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah., M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

PEMBIMBING II,

Prof. Em. Dr. H. A. Azis Wahab., M.A. (Ed.) NIP. 19430401 196709 1 001

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP.19630820 198803 1 001


(4)

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KAREKA EKA MAYA (0901521) “FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN

DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA” (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang).

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa serta yang akan membangun bangsa ini, sehingga generasi muda perlu dibina dan didik agar menjadi manusia yang bermoral, berakhlak dan berdisiplin. Pendidikan mempunyai peranan yang sentral dalam proses kehidupan manusia, menuntut terhadap pemenuhan segala kebutuhan manusia dalam proses berpikir, bertindak, bersikap, maupun berperilaku. Mengingat hal tersebut, dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang komplek maka perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Salah satu masalah tersebut yaitu tentang sikap disiplin siswa. Hal ini terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor intern dan faktor ekstern.

Penelitian ini berupa mengungkapkan beberapa rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana kondisi fisik dan sosial budaya SMAN 1 Jatinunggal?; (2) Bagaimana tingkat disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal?; (3) Bagaimana peran sekolah dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal?; (4) Bagaimana peran keluarga dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal?; (5) Bagaimana peran masyarakat dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal?

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian studi kasus untuk menggambarkan peran sekolah, keluarga serta masyarakat dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal. Diharapkan melalui pendekatan tersebut peneliti mengungkapkan data-data serta fakta-fakta yang bersifat unik, khas dan mendalam.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kondisi fisik dan sosial budaya SMA Negeri 1 Jatinunggal sangat strategis, kondisi sekolah mendukung terhadap pembelajaran di sekolah, kondisi pekarangan cukup luas, bersih, nyaman, sarana dan prasana mendukung pembelajaran di sekolah, relasi antara sesama warga sekolah yang harmonis, kondisi lingkungan yang mendukung terhadap program-program sekolah serta kegiatan rutin di sekolah. (2) tingkat disiplin siswa SMA Negeri 1 Jatinunggal, sudah cukup baik. Kemampuan siswa dalam mendisiplinkan diri yaitu ditandai dengan termotivasinya siswa untuk menaati peraturan yang ada di sekolah, keluarga, masyarakat, siswa mampu menaati peraturan yang diberikan guru di kelas, mampu bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru, termotivasinya siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selalu membantu pekerjaan orang tua di rumah, serta siswa mampu memanajemen waktu. (3) peran sekolah dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal yaitu melalui kegiatan MOS, pembinaan OSIS, kegiatan upacara bendera, kegiatan ekstrakurikuler, dan pembinaan di dalam kelas melalui wali kelas dan pembinaan di luar kelas dilakukan semua guru mata pelajaran dan guru BK (4) keluarga dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal yaitu 1) meningkatkan insteraksi antara keluarga, 2) menumbuhkan rasa peduli antara anggota keluarga tentang aturan yang ada di keluarga 3) menerapkan pendidikan serta pembinaan pada anggota keluarga. (5) peran masyarakat dalam membina disiplin siswa SMAN 1 Jatinunggal 1) memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang pembinaan disiplin siswa, 2) meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat, 3) mengadakan kegiatan yang terorganisir.


(5)

ABSTRACT

KAREKA EKA MAYA (0901521) “DETERMINANT FACTORS IN

BUILDING STUDENT’S DISCIPLINE” (A case study in Jatinunggal 1

Senior High School Sumedang)

Young generations are people who will build this nation, so they have to be developed and educated in order to have high moral standard, have a good character, and disciplined. Education has a very important role in the process of human life, for example in the process of thinking, acting, and behaving. regarding to this, now a days education has several complex problems. One of

them is about student’s discipline. This is happened because they are several

factors that affect them, they are intern factor and ektern factor.

This research has some formulations of the problem: 1) How is the physical and social condition of Jatinunggal 1 Senior High School? (2) How is the

level of student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School? (3) How is the

school’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School?

(4) How is the family’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School? (5) How is the society’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School?

A qualitative method was employed in this research by using a case study

in order to describe the school’s role, family’s role, and society’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School. There for, the hopefully the researcher can reveal the data and facts that is unique, distinctive, and in-depth.

The result of the research showed that (1) The physical and social

condition of Jatinunggal 1 Senior High School was very strategic, the school’s

condition improves learning activity, it has large backyard, clean, comfortable, good facilities and infrastructures, good relationship between the school and

people who lives around it, and a good environtment that supports school’s

programs and some other positive activities in school. (2) The level of discipline of students in Jatinunggal 1 Senior High School was good enough. (3) School’s role in building discipline for students in Jatinunggal 1 Senior High School were using MOS, OSIS, flag ceremony, extracurricular, and some classroom activities with teachers. (4) Family’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1

Senior High School are: 1) enhancing family’s interactions, 2) growing a sense of

caring among family members about family rules, 3) implementing education and guidance on family members (5) Society’s role in building student’s discipline in Jatinunggal 1 Senior High School are: 1) improving facilities and infrastructures

in building student’s discipline, 2) enhancing a harmonic relationship between


(6)

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Peneliti ... 5

1. Tujuan Secara Umum ... 6

2. Tujuan Secara Khusus... 6

D.Manfaat Penelitian... 6

1. Secara Teoritis ... 6

2. Secara Praktis ... 6

E.Definisi Operasional ... 7

1. Faktor-Faktor Determinan ... 7

2. Pembinaan ... 7

3. Disiplin ... 7

4. Siswa ... 8

F. Metode Penelitian ... 8

G.Teknik Penelitian ... 9

1. Observasi... 9

2. Wawancara ... 10

3. Studi Dokumentasi ... 11

4. Studi Literatur ... 11

H.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 12

1. Lokasi Penelitian ... 12

2. Subjek Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A.Tinjauan Tentang Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

B.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 16

C.Peran Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

D.Tinjauan Umum Tentang Kedisiplinan ... 20

a. Pengertian Disiplin... 20

b. Macam-Macam Disiplin ... 21

c. Bebarapa Teori dan Pendekatan Disiplin Siswa. ... 23

d. Pendekatan-Pendekatan Disiplin ... 27

e. Indikator Kedisiplinan ... 29


(7)

g. Keterkaitan PKn dan Disiplin ... 32

h. Keterkaitan PKn, Kedisiplinan Di Keluarga, Sekolah dan Mayarakat ... 34

E.Tinjauan Umum Tentang Pembinaan Siswa ... 37

a. Pengertian Pembinaan ... 37

b. Tujuan Pembinaan Kedisiplinan ... 38

c. Prinsip-Prinsip Pembinaan Disiplin ... 40

d. Pembinaan dan Pembentukan Disiplin Terhadap Siswa ... 41

F. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Determinan Dalam Pembinaan Disiplin Siswa ... 47

1. Faktor Intern ... 47

a. Sikap ... 47

b. Minat ... 49

c. Motif ... 51

d. Perhatian ... 54

2. Faktor Ektern ... 55

1). Lingkungan Keluarga. ... 55

a. Pengertian Keluarga ... 57

b. Peran dan Fungsi Keluarga ... 58

c. Pola Pendidikan Dalam Keluarga ... 62

d. Keluarga dalam Membina Kedisiplinan ... 66

2) Lingkungan Sekolah ... 70

a. Pengertian Sekolah ... 70

b. Peran dan Fungsi Sekolah ... 70

c. Pengertian Disiplin Sekolah ... 74

3) Lingkungan Masyarakat ... 80

a. Pengertian Masyarakat ... 80

b. Peran dan Fungsi Masyarakat ... 81

c. Faktor Lingkungan Masyarakat ... 87

G. Hasil Kajian Terdahulu ... 88

BAB III METODE PENELITIAN ... 90

A.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 90

B.Teknik Pengumpulan Data ... 92

1. Observasi... 92

2. Wawancara ... 93

3. Studi Dokumentasi ... 95

4. Studi Literatur ... 96

5. Triangulasi/Gabungan ... 96

C.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 99

1. Lokasi Penelitian ... 99

2. Subjek Penelitian ... 100

D.Tahap Penelitian ... 101

1. Persiapan Penelitian ... 101

2. Perizinan penelitian ... 102

3. Pelaksanaan Penelitian ... 102


(8)

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Penyusunan Laporan ... 103

E.Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 103

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data ... 105

2. Penyajian Data ... 106

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi ... 106

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 108

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 108

1. Lokasi Penelitian ... 108

2. Data Ketenagaan SMAN 1 Jatinunggal ... 111

3. Data Siswa SMAN 1 Jatinunggal ... 112

4. Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler ... 113

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 113

B.Deskripsi Hasil Observasi ... 114

a. Deskripsi Observasi Di Sekolah ... 114

b. Deskripsi Observasi Penelitian Keluarga ... 119

c. Deskripsi Observasi Penelitian Masyarakat... 122

C. Deskrispsi Hasil Wawancara ... 123

1. Bagaimana Kondisi Fisik dan Sosial Budaya SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 123

2. Bagaimana Tingkat Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang 127 3. Bagaimana Peran Sekolah Dalam Membina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 131

4. Bagaimana Peran Keluarga Dalam Membina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 137

5. Bagaimana Peran Masyarakat Dalam Membina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 142

D.Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 144

1. Kondisi Fisik dan Sosial Budaya SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.... 144

2. Tingkat Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 149

3. Peran Sekolah Dalam Mimbina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 154

4. Peran Keluarga Dalam Mimbina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 162

5. Peran Masyarakat Dalam Mimbina Disiplin Siswa SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang ... 169

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 174

A.Kesimpulan Umum ... 174

B.Kesimpulan Khusus ... 175

C.Saran ... 177

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses kegiatan atau aktivitas yang terdiri dari suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terarah dan sistematis untuk mencari data/informasi dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam suatu penelitian metode sangat diperlukan agar data yang diperoleh dapat dipertangggungjawabkan kebenarannya secara objektif, rasional dan ilmiah. Menurut Sugiyono (2011: 2) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Berdasarkan uraian di atas, metode penelitian digunakan untuk memperolah cara-cara/metode dalam memperoleh dan mengamati data sehingga data-data yang dihasilkan tepat serta sesuai dengan tujuan penelitian.

Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian bidang sosial dan pendidikan. Sebagaimana permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih oleh peneliti karena masalah yang dibawa oleh peneliti dirasakan masih bersifat sementara dan akan berkembang atau berganti setelah penelitian berjalan atau saat peneliti berada di lapangan. Maksudnya bersifat sementara adalah teori yang ada dapat berubah sesuai dengan hasil yang akan diperoleh di lapangan dalam hal ini yaitu SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab, Sumedang. Penelitian kualitatif tidak hanya berdasarkan variabel penelitian saja tetapi juga melihat secara keseluruhan dari situasi sosial yang ada dalam artian peneliti juga melihat situasi pada tempat, pelaku, aktivitas dalam penelitian yang akan dilaksanakan.


(10)

91

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana Bogan dan Taylor (Moleong, 2011: 4) mengungkapkan

“penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupaka kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perliaku

yang dapat diamati”.

Metode kualitatif menurut Sugiyono (2011: 19-25) menyatakan bahwa:

Metode yang masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian memasuki lapangan pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dirasakan dan ditanyakan, sehingga data yang digunakan untuk mencari data tersebut hanya cocok diteliti dengan penelitian kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi maka dalam penelitan kualitatif data atau informasi yang diperoleh dapat berbentuk informaasi yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Berkenaan dengan itu, Arikunto (2010: 185) menyatakan

bahwa: “studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Sedangkan menurut Danial (2009: 63) “metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok,

institusi dan komunitas masyarakat tertentu”.

Berdasarkan pemaparan di atas, metode studi kasus bertujuan untuk memperoleh data dan fakta dilapangan secara utuh dengan lebih spesifik, data yang kaya serta mendalam artinya melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis dan dicari informasi-informasi serta data-data secara selengkap-lengkapnya untuk tujuan pengumpulan data hasil penelitian. Terkait dengan hal di atas, maka pendekatan studi kasus akan digunakan dalam mengkaji masalah yang sesuai dengan apa yang akan diteliti yaitu faktor determinan apa saja yang potensial dalam membina disiplin siswa SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.


(11)

92

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang paling penting dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 224) teknik pengumpulan data adalah:

Langkah yang peling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data dalam suatu penelitian digunakan beberapa teknik penelitian sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Arikunto (2010: 30) yaitu

“suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti serta pencatatan secara sistematis”. Dalam proses observasi ini, peneliti dapat memperoleh suatu gambaran secara umum tentang suatu keadaan yang ada dilapangan yang akan diteliti. Manfaat dari penelitian dengan menggunakan observasi untuk memperoleh gambaran secara langsung dan faktual terhadap objek yang diteliti sehingga mempermudah dalam memperoleh data-data yang akan diteliti. Senada yang diungkapkan oleh Patton (Nasution, 2003: 59-60) bahwa manfaat data melalui teknik observasi ialah:

1. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan secara holistik atau menyeluruh

2. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan melakukan penemuan atau discovery.

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan oleh responden.

5. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih konperhensif dan dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.


(12)

93

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, dengan berada secara pribadi di lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya, yang dapat dijadikan dasar untuk memperoleh data lebih banyak, rinci dan lebih cermat.

Teknik ini peneliti lakukan dengan jalan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti yaitu pembinaan disiplin siswa di SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang. Melalui observasi ini agar mendapatkan gambaran tentang situasi lingkungan, kondisi fisik, sosial dan budaya SMAN 1 Jatinunggal dan dapat mengamati secara langsung keadaan sekolah SMAN 1 Jatinunggal dengan memperhatikan setiap perilaku siswa, tingkah laku siswa, proses pembinaan baik didalam sekolah maupun di luar sekolah, kegiatan yang diikiti oleh siswa seperti kegiatan ekstrakurikuler yang ada agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Pada dasarnya observasi dilakukan untuk menemukan sesuatu yang tidak didapatkan oleh penliti melalui wawancara.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab antara pewawancara dengan terwawancara dengan maksud memperoleh informasi dan data faktual secara langsung dari sumbernya. Menurut Sugiyono (2011: 137) bahwa:

Wawancara digunakan sebagai “teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dalam

jumlah respondennya sedikit/kecil”.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Danial (2009: 7) bahwa: Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dengan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara dapat dilakukan dimana saja selama dialog masih bisa dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, di lapangan, di kantor, di kebun, di bengkel, atau dimana saja.


(13)

94

Adapun tujuan dari wawancara ini, menurut Nasution (2003: 73), yaitu “untuk mengetahui apa yang terkandung dalam alam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang

tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.

Berdasarkan ungkapkan di atas, jelaslah bahwa dengan menggunakan wawancara peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih objektif dan mendalam dari suatu bentuk yang khas dari setiap respondenya.

Dalam suatu proses wawancara tidak terlepas dari adanya perencanaan yang akan dipersiapkan dalam penelitian. Persiapan-persiapan dalam wawancara tersebut terdiri dari tahapan-tahapan yang akan diselenggarakan oleh peneliti. Menurut Moleong (2011: 199) bahwa tahapan-tahapan wawancara tak struktur terdiri dari:

Tahap pertama, ialah menemukan siapa yang akan diwawancarai. Tahap kedua, ialah mencari tahu bagiamana cara yang sebaiknya

untuk mengadakan kontak dengan responden. Karena responden adalah orang-orang pilihan, dianjurkan agar jangan membiarkan orang ketiga menghubunginya tetapi peneliti sendirilah yang melakukannya. Tahap ketiga, ialah mengadakan persiapan yang matang untuk melaksanakn wawancara.

Lebih lanjut, Moleong (2011: 200) mengungkapkan bahwa

“pewawancara hendaknya memberitahu kepada responden mengenai hal wawancara itu untuk menetapkan waktu hari, tanggal, dan tempat wawancara”.

Adapun narasumber yang akan yang akan diwawancarai, sebagai berikut. a. Keluarga, orang tua siswa.

b. Sekolah, kepala sekolah SMAN 1 Jatinunggal, wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan, dan bidang kurikulum SMAN 1 Jatinunggal, guru PKn, Guru BK SMAN 1 Jatinunggal, perwakilan siswa-siswi SMAN 1 Jatinunggal.

c. Kepada pihak masyarakat, perwakilan warga masyarakat sekitar SMA N 1 Jatinunggal.


(14)

95

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui obsertasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya foto-foto, autobiografi, gambar dan dukumen.

Studi dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti dokumentasi yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan diharapkan memberi dukungan terhadap data yang akan diperoleh oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011: 240), “dokumen merupakan catatam peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Senada yang dikemukakan Bogan (Sugiyono, 2011: 240) bahwa ‘hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi’.

Dokumentasi yang dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang yaitu:

a. Buku daftar catatan pelanggaran siswa

b. Buku daftar catatan pelanggaran siswa dari absensi (catatan dari OSIS dan Guru BK)

c. Photo siswa yang melakukan pelanggaran d. Kegiatan didalam sekolah dan diluar sekolah e. Kegiatan ekstrakurikuler SMAN 1 Jatinunggal

Peneliti berharap dengan melalui studi dokumentasi ini dapat memperoleh data-data dari sekolah dan catatan tentang berbagai kegiatan atau pun peristiwa yang terjadi pada waktu lalu yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.


(15)

96

4. Studi Literatur

Studi literatur disini adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber-sumber informsi tentang masalah determinan pembinaan disiplin siswa.

Dalam penelitian ini, teknik studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan suatu masalah yang akan atau sedang diteliti. Tujuan dari teknik literatur ini, memperkuat landasan peneliti serta melengkapi hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

5. Triangulasi/Gabungan

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, seperti data obeservasi, wawancara, dokumentasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Tiangulasi menurut Sugiyono (2011: 241) ialah “teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Adapun tujuan dari triangulasi Susan Stainback (Sugiyono, 2011: 241), mengemukakan bahwa

“tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa penomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan”.

Teknik pengumpulan data dengan triangulasi dimaksudkan pertama membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat keparcayaan data sehingga cara ini mencegah bahaya subjektivitas. Kedua penggunaan trangulasi untuk mengingkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Maka dalam peneliti ini, teknik triangulasi dilakukan dengan cara pengumpulan data dari teknik yang berbeda namun sumber data yang sama yaitu data dan fakta yang diperoleh peneliti selama


(16)

97

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang. Teknik triangulasi dilakukan peneliti untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh dengan menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik ini dilakukan peneliti dengan menggabungkan hasil wawancara, dokumentasi kegiatan yang ada di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang, dan pengematan langsung yang dilakukan oleh peneliti. Seperti yang

diungkapkan Sugiyono (2011: 330) “triangulasi teknik, berarti peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama”.

Teknik yang dilakukan yaitu observasi, wawancara mendalam kepada narasumber dan dokumentasi hasil penelitian di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang. Sumber dari teknik ini hal wawancara, dokumentasi berupa dokumentasi-dokumentasi sekolah (foto kegiatan siswa, dan buku catatan pelanggaran siswa di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.

Gambar 3.1

Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama)

Sumber: Sugiyono (2011: 242)

Sumber: Sugiyono, (2011: 242)

Sumber Data Sama Obeservasi

Partisipatif

Wawancara mendalam


(17)

98

Dari gambar di atas, dapat dijabarkan bahwa proses triangulasi dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda namun dari sumber yang sama. Observasi partisipatif dilakukan di lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Jatinunggal dengan memantau setiap keadaan yang berada di lingkungan tersebut. Wawancara mendalam dilakukan dengan orang-orang yang dianggap paling mengerti dan bersangkutan dalam bidang yang akan diteliti dalam hal ini yaitu siswa dan kedisiplinan. Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah:

1. Keluarga

a) Orang tua siswa 2. Sekolah

a) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jatinunggal

b) Wakil Kepala Sekolah dibidang kesiswaan SMA Negeri 1 Jatinunggal

c) Wakil Kepala Sekolah dibidang kurikulum SMA Negeri 1 Jatinunggal

d) Guru BP/ BK SMA Negeri 1 Jatinunggal e) Guru PKn SMA Negeri 1 Jatinunggal

f) Perwakilan siswa-siswi SMA Negeri 1 Jatinunggal 3. Masyarakat

a) Perwakilan dari masyarakat di sekitar sekolah di SMA Negeri 1 Jatinunggal

Setelah mendapatkan data melalui wawancara dengan beberapa narasumber di atas, selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan studi dokumentasi. Dokumentasi yang dijadikan sebagai bahan acuan sebagai berikut.

a. Buku daftar catatan pelanggaran siswa

b. Buku daftar catatan pelanggaran siswa dari absensi (catatan dari OSIS dan Guru BK)

c. Photo siswa yang melakukan pelanggaran d. Kegiatan didalam sekolah dan diluar sekolah


(18)

99

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Kegiatan ekstrakurikuler SMAN 1 Jatinunggal

Pada intinya triangulasi dilakukan dengan cara menggabungkan data-data di lapangan melalui teknik yang berbeda namun untuk mendapatkan hasil yang valid dengan menyesuaikan data hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Selanjutnya Patton dalam Sugiyono (2011: 332) memaparkan

bahwa “ Can build in the strengths of each type of data collection while minimizing the weakness in any single approach. Dengan triangulasi akan

lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu

pendekatan”.

Menurut Mathinson (Sugiyono, 2011: 332) memaparkan bahwa:

The value of triangulation lies in providing evidence-whether convergent, inconsistent, or contracditory. Nilai dari teknik

pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh (convergent), tidak konsisten atau kontadiksi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan teknik triangulasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sama dari beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data yang sama. Teknik triangulasi dilakukan sebagai penguatan atau teknik yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh dari penelitian di SMAN 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di SMA Negeri 1 Jatinunggal jalan Tarikolot-Wado Kabupaten Sumedang. Peneliti memilih SMA Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang sebagai lokasi penelitian berdasarkan pra penelitian yang ditemukan oleh peneliti, bahwa ditemukannya siswa yang indisiplin dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. SMA Negeri 1 Jatinunggal memiliki guru PKn yang dikenal sangat disiplin terhadap muridnya dan SMA Negeri 1 Jatinunggal pun berdekatan dengan kantor Koramil dan Kapolsek Jatinunggal sehingga tidak banyak


(19)

100

terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Namun pada kenyataannya masih banyak pelanggaran perihal kedisiplin siswa disana. Sehingga penelitian ini cocok dilakukan di SMA tersebut.

2. Subjek Penelitian

Dalam pengambilan subjek penelitian, yang dijadikan subjek penelitian ialah faktor-faktor determinan yang menentukan terhadap pembinaan disiplin siswa. Maka subjek penelitian ini ditujukan kepada tiga lingkup berdasarkan faktor-faktor determinan tadi yang terdiri dari lingkungan keluarga (orang tua siswa), sekolah (kepala sekolah, wakasek kesiswaan, wakasek kurikulum, guru PKn, guru BK, dan perwakilan dari siswa/siswi SMA Negeri 1 Jatinunggal) dan masyarakat (warga lingkungan SMA Negeri 1 Jatinunggal). Subjek penelitian menurut Sugiyono (2011: 215):

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dimanakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku

(actors), aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Situasi sosial tersebut, dapat di rumah, berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol, atau di tempat kerja, di kota, desa atau wilayah suatu negara.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontektual. Jadi maksud sampling dalam penelitian ini adalah menjaring informasi sebanyak mungkin dari berbagai macam sumber dan bangunannya (contructions). Tujuannya adalah untuk menggali informasi dan kekhususan yang akan menjadi dasar dari rancangan penelitian.

Adapun penggunaan sampel menurut Nasution (2003: 32) yaitu: Dalam penelitian naturalistik yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi, yang diobservasi. Sering sampel berupa responden yang dapat diwawancarai. sampel dipilih secara

“purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering

responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain, dan seterusnya.


(20)

101

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi subjek penelitian ialah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara

purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Hal itu senada yang

diungkapan Moleong (2011: 224) bakwa “... pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan, (purposive sample)”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka subjek penelitian yang akan diteliti ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data, sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh. Seperti yang diungkapkan Nasution (2003: 32-33) bahwa:

Untuk memperoleh informasi tertentu sampling dapat diteruskan

sampai dicapai tarap “redundancy”, ketuntasan atau kejenuhan,

artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Jadi dalam pengumpulan data dari resonden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang diminta keterangannya diperoleh hasil yang sama, maka peneliti anggap udah cukup untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehigga tidak perlu lagi meminta keterangan dari responden berikutnya.

D. Tahap Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dimaksudkan agar dalam suatu penelitian berjalan sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam tahap persiapan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti menentukan fokus permasalahan dan objek penelitian yang akan diteliti. Setelah itu ditentukan, peneliti mengajukan judul penelitian dan proposal skripsi yang akan diajukan kepada pembimbing I dan II skripsi. Setelah proposal di setujui oleh pembimbingn I dan II skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran umum dari subjek dan lokasi penelitian.


(21)

102

2. Perizinan Penelitian

Dalam mengurusi perizinan penelitian, Moleong (2011: 128) mengungkapkan bahwa“pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian”. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Langkah pertama, peneliti mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat permohonan izin dari UPI, kemudian dilanjutkan dengan meminta izin kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sumedang untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.

d. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jatinunggal, kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang.

3. Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap perizinan selesai, maka peneliti mulai terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data dari responden. Selain observasi juga memperoleh data melalui wawancara dengan responden. Adapun langkah-langkah yang diakukan dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Langkah pertama, menemui Wakasek dan Kepala Sekolah untuk memperoleh izin penelitian.

b. Menghubungi guru BK yang akan diwawancarai.

c. Menghubungi Kepala Sekolah dan Kesiswaan untuk memperoleh informasi kondisi disiplin siswa.


(22)

103

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengadakan wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Jatinunggal perihal tentang pembinaan kedisiplinan.

e. Mengadakan wawancara dengan orang tua siswa yang dianggap paling tahu tentang informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti. f. Mengadakan wawancara dengan warga masyarakat sekitar lingkungan

SMA Negeri 1 Jatinunggal yang dianggap paling tahu tentang informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti.

g. Membuat catatan lapangan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian diolah dan disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung terhadap hasil penelitian sampai titik jenuh yang diperoleh data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru. Kemudian data dianalisis untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus permasalahan.

5. Penyusunan Laporan

Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian data disusun dengan

menggabungkan seluruh bagian/bab yang telah ditulis oleh peneliti untuk dipertanggung jawabkan ketika sidang ujian skripsi.

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, observasi, literatur dan studi dokumentasi di lapangan selanjutnya dianalisis kemudian dideskripsikan dalam bentuk laporan.


(23)

104

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biken (Moleong: 248) menyatakan bahwa:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemupakan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan dirumuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 244) bahwa:

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, analisis data merupakan suatu langkah yang penting karena memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data dilakukan setelah data terkumpul selanjutnya membaca/mempelajari data, kemudian memilah-milah data, menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian. Dalam teknik analisis data ini, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman, teknik ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan sebagaimana Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 246), menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan data conclusion

drawing/verification”. Berikut bagan dari komponen-komponen analisis data


(24)

105

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Komponen-Komponen Dalam Analisi Data (interactive model)

Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 247)

Bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa tiga jenis kegiatana utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan tersebut selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik diantara kegiatan itu yaitu: reduksi data, data display, penarikan kesimpulan/verifikasi. Intinya dalam pengumpulan data macam-macam cara yang dapat diikuti. Senada yang diungkapkan (Nasution: 2003: 129) bahwa “tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi penelitian. Salah satu yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih bersifat umum”. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah:

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data

Setelah data terkumpul proses penelitian kualitatif pada tahap penyeleksian dilakukan dengan menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Setelah peneliti melakukan penyeleksian data yang mandalam terhadap data dan informasi yang diperoleh maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkontuksikan data yang diperoleh.

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

Penyajian data


(25)

106

Agar memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan berbagai tekni dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi yang ditujukan kepada keluarga (orang tua siswa), sekolah (kepala sekolah, wakasek kesiswaan, wakasek kurikulum, guru PKn, guru BK, dan perwakilan siswa-siswa SMAN 1 Jatinunggal) dan masyarakat (warga masyarakat) dalam pembinaan disiplin siswa. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dari catatan lapangan dengan memilih hal yang penting, mengkategorikan, sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secar utuh. Data yang terkumpul secara terinci dan menyeluruh untuk selanjutnya dicari pola hubungannya dengan mengambil kesimpulan yang tepat. Untuk penyajian data pada tahap selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 252) adalah “kesimpulan dan verifikasi”. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data setelah data dirangkum, direduksi, dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian, selanjutnya data dianlisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik penelitian.


(26)

107

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merujuk pada teknik pemeriksaan keabsahan data, Moleong (2011: 326) mengungkapkan yakni.

1. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dengan kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin.

2. Wawancara diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

3. Data yang diperoleh melalui wawancara atau hasil dokumentasi dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

4. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

5. Data yang telah terkumpul selanjutnya diklasifikasikan dan dikategorikansesuai dengan fokus masalah penelitian. Data penelitian dan hasil analisis dikonsultasikan dengan pembimbing guna mendapat saran, tanggapan maupun keputusan tentang hasil keputusan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka setelah data tersebut diperiksa keabsahannya selanjutnya diuraikan berdasarkan pernyataan/rumusan penelitian yang sudah tersusun dan kemudian dilakukan analisis dan pembahasan.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang “Faktor-Faktor Determinan Dalam Pembinaan Disiplin Siswa” (Studi Kasus SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang). Maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap pertanyaan-pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Selain itu, peneliti juga memberikan beberapa saran yang memungkinkan kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.

A.Kesimpulan Umum

Pelaksanaan pembinaan melalui peran keluarga, sekolah dan masyarakat di SMAN 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang itu pada dasarnya memiliki tujuan sama untuk dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan keluarga, sekolah serta masyarakat. Perilaku dan tindakan siswa tersebut mencerminkan karakter yang dimiliki dengan pembinaan disiplin yang diterapkan melalui keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan lingkungan tersebut menjadi paham akan kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara yang baik. Kewajiban-kewajiban tersebut terlihat dari pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan siswa untuk mentaati aturan dan tata tertib yang ada baik di sekolah, keluarga dan masayarakat. Seperti patuh dan taat terhadap orang tua, datang ke sekolah tepat waktu, menggunakan atribut sekolah dengan lengkap, mengenakan seragam PSAS yang sesuai dengan aturan sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, mengikuti kegiatan OSIS, mengikuti kegiatan upacara bendera, siswa melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.


(28)

175

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembinaan melalui peran keluarga, sekolah dan masyarakat efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sebab anak hidup didalam lingkungan tersebut, orang tua menerapkan disiplin dalam keluarganya seperti menerapkan kebiasaan sehari-hari, pemberian contoh yang baik, kontrol terhadap anak dimana didalam keluarga anak dibelajarkan pendidikan nilai, norma-norma yang berlaku yang harus dipatuhi, begitupun dalam tahapan-tahapan perkembangnnya di sekolah dan di masyarakat siswa dituntut untuk selalu patuh dan taat terhadap aturan-aturan yang berlaku.

B. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan rumusan kesimpulan umum tersebut di atas, ditemukan kesimpulan khusus berupa proposisi sebagai berikut.

1. Kondisi fisik sosial budaya yang baik seperti ditandai letak lokasi yang strategis, kondisi sekolah mendukung terhadap pembelajaran di sekolah, kondisi pekarangan yang cukup luas, bersih dan nyaman, sarana dan prasana mendukung pembelajaran di sekolah, relasi antara sesama warga sekolah yang harmonis, kondisi lingkungan yang mendukung terhadap program-program sekolah serta kegiatan rutin di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan penyedian sarana seperti penyediaan infokus sebagai alat media pembelajaran masih terbatas, prasarana yang belum optimal dengan belum dibentengnya pagar sekolah sehingga sekolah kurang kondusif dengan kegaduhan dari lingkungan sekitar sekolah.

2. Kemampuan siswa dalam mendisiplinkan diri yaitu ditandai dengan termotivasinya siswa untuk menaati peraturan yang ada di sekolah, siswa termotivasinya untuk menaati peraturan yang ada di rumah, termotivasinya siswa untuk menaati peraturan yang ada di lingkungan masyarakat, siswa mampu menaati peraturan yang diberikan guru di kelas, mampu bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru, termotivasinya siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selalu membantu pekerjaan orang tua di


(29)

176

rumah, serta siswa mampu memanajemen waktu. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, upaya sekolah dalam menanggulangi pelanggran disiplin telah melakukan pembinaan ataupun kerjasama dengan guru-guru yang lainnya begitupun sekolah mengadakan sidak/rajia pada hari-hari tertantu. Namun masih ada saja siswa yang datang terlambat ke sekolah walaupun sekolah sudah menerapkan aturan tentang tata tertib sekolah.

3. Peran sekolah dalam membina disiplin siswa dilakukan melalui program-program sekolah seperti kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa), pembinaan OSIS, kegiatan upacara bendera pada hari senin, kegiatan ekstrakurikuler,dan melalui pembinaan di dalam kelas pada saat kegiatan KBM yang dilakukan oleh guru dan wali kelas dan kegiatan siswa di luar kelas yang dilakukan semua guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan mengikuti berbagai kegiatan dengan cara seksama membuat siswa tidak hanya sekedar mengetahui subtansi dari pengetahuan tersebut tetapi berperan positif dalam membina disiplin siswa. Berdasarkan temuan peneliti tidak semua siswa mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut seperti ekstrakurikuler yang terbatas dengan minat dan bakat para siswa.

4. Peran keluarga dalam membina disiplin siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan interaksi antara keluarga, dengan meningkatkan interaksi secara langsung proses interaksi memungkinkan anak akan merasa lebih dekat dan nyaman dengan keberadaan orang tuanya sehingga dimungkinkan untuk patuh dan mentaati ucapan orang tua, menumbuhkan rasa peduli antara anggota keluaga tentang aturan yang ada di keluarga, menerapkan pendidikan serta pembinaan pada anggota keluarga.

5. Peran masyarakat dalam membina disiplin siswa yaitu memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang pembinaan disiplin siswa, meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat, mengadakan kegiatan yang terorganisir. Berdasarkan hasil temuan peneliti kegiatan yang terorganisir mampu memberikan stimulus positif


(30)

177

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada siswa hal itu dibuktikan dengan mengikuti kegiatan opsih siswa dituntut menjaga lingkungan, melestarikan serta siswa dituntut tidak membuang sampah sembarangan sebagai manifestasi dari kedisiplinan dalam kebersihan.

B.Saran

1. Bagi Keluarga

a. Sebagai orang tua bertugas membimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Keluarga diharapkan mampu bertindak secara demokratis, tidak permisif, maupun tidak otoriter dalam bertindak. Penggunaan pendidikan secara otoriter akan membuat anak merasa terkekang dalam hidupnya, begitu juga penggunaan pendidikan secara permisif akan membuat anak merasa bebas dalam hidupnya akibatnya akan terjun kepada hal-hal yang negatif. Pola pendidikan demokratis dan bersifat tegas, hal ini dapat diketahui karakteristiknya melalui kebebasan mengeluarkan pendapat karena lingkungan keluarga yang demokratis membawa pola kehidupan yang baik pada anak tersebut, kemungkinan anak akan lebih bisa memilih mana yang positif dan yang negatif sebelum mengambil sebuah keputusan. Sebab sebelum mengambil keputusan, anak mempertimbangkannya dan meminta pendapat dari orang tua terlebih dahulu terhadap keputusan yang akan diambil olehnya.

b. Pepatah mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Sebagai

orang tua harus menunjukan hal-hal positif dan memberikan contoh keteladana pada anak. Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang kemudian semua itu secara sadar tak sadar diresapi dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah senantiasa untuk lebih meningkatkan segi kualitas dan kuantitas sekolah seperti kekurangan dalam sarana dan prasana dalam menunjang kedisiplinan siswa di sekolah berupa pembentengan pagar


(31)

178

sekolah yang belum dibangun dengan dibentengnya pagar sekolah siswa tidak akan bolos dan keluar masuk ketika KBM berlangsung. b. Sekolah diharapkan menerapkan sanksi point untuk kedepannya yaitu

pemberian sanksi point dimaksudkan siswa akan merasa jera dan ada batasan-batasan dalam tingkah lakunya.

c. Sekolah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti orang orang tua murid, kapolsek dan tenaga kependidikan lainnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi tentang pelanggaran kedisiplinan.

3. Bagi Seluruh Staf Guru Khususnya Guru PKn

a. Guru memegang peranan yang sentral dalam keberhasilan pembelajaran pembinaan, bimbingan dan ketauladan yang selama ini telah ditanamkan kepada diri siswa.

b. Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar mengajar melainkan juga didalam kegiatan-kegiatan yang ada sekolah.

c. Guru diharapkan tegas dalam bertindak ketika menemukan siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan.

d. Guru dalam pembelajaran PKn diharapkan membina siswa dalam meningkatkan kedisiplinan diri secara terarah dan terkandali yang ditunjang oleh tata tertib sekolah dalam mengatur, membina, serta mengarahkan kepada suatu kondisi aman dan terkendali.

4. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan terus belajar dan penuh disiplin tetap meningkatkan prestasi belajar. Biasakanlah diri kita untuk senantiasa tepat waktu, melakukan kegiatan sesuai dengan petunujuk guru dan peraturan yang ada di sekolah, membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan orang tua pada khususnya, bertemanlah dengan orang-orang yang berdisiplin karena pengaruh teman sebaya besar pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.


(32)

179

Kareka Eka Maya, 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat diharapkan mendukung segala kegiatan yang dilakukan sekolah yang berhubungan dengan kedisiplinan.

b. Masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam mendukung suasana sekolah yang tertib, aman, dan kondusif

c. Masyarakat diharapkan melibahkan siswa dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam pembinaan siswa seperti dalam kegiatan karang taruna.

6. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan PKn lebil andil dan berkontribusi terhadap penerapan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari karena disiplin termasuk kedalam materi pembelajaran PKn didalamnya yang mencakup tiga hal yaitu (Civic Skill), (Civic Knowladge), dan (Civic

Dispotion) yang diharapkan membentuk warga negara yang baik (to be good citizenship).

b. PKn yang bertujuan to be good and sart citizenship.

Jurusan PKn untuk lebih memberikan masukan dan saran kepada mahasiswa untuk melakukan pengkajian terhadap pendidikan karakter yang berhubungan dengan kedisiplinan, kedisiplinan merupakan serangkaian sebuah proses yang harus dibina sejak dini maka dalam penerapannya guru PKn dapat membentuk peserta didik yang berkualitas serta berideologikan pancasila yang tercantum dalam UUD 1945.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai faktor determinan dalam membina disiplin siswa, mengingat faktor tersebut tidak hanya didukung oleh faktor keluarga, sekolah dan masyarakat saja akan tetapi faktor-faktor eksternal dan internal lainnya ikut mempengaruhi terhadap kedisiplinan siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah dan tempat bermain siswa.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang “Faktor-Faktor Determinan Dalam Pembinaan Disiplin Siswa” (Studi Kasus SMA Negeri 1 Jatinunggal Kab. Sumedang). Maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap pertanyaan-pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Selain itu, peneliti juga memberikan beberapa saran yang memungkinkan kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.

A.Kesimpulan Umum

Pelaksanaan pembinaan melalui peran keluarga, sekolah dan masyarakat di SMAN 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang itu pada dasarnya memiliki tujuan sama untuk dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan keluarga, sekolah serta masyarakat. Perilaku dan tindakan siswa tersebut mencerminkan karakter yang dimiliki dengan pembinaan disiplin yang diterapkan melalui keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan lingkungan tersebut menjadi paham akan kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara yang baik. Kewajiban-kewajiban tersebut terlihat dari pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan siswa untuk mentaati aturan dan tata tertib yang ada baik di sekolah, keluarga dan masayarakat. Seperti patuh dan taat terhadap orang tua, datang ke sekolah tepat waktu, menggunakan atribut sekolah dengan lengkap, mengenakan seragam PSAS yang sesuai dengan aturan sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, mengikuti kegiatan OSIS, mengikuti kegiatan upacara bendera, siswa melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.


(2)

Pembinaan melalui peran keluarga, sekolah dan masyarakat efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sebab anak hidup didalam lingkungan tersebut, orang tua menerapkan disiplin dalam keluarganya seperti menerapkan kebiasaan sehari-hari, pemberian contoh yang baik, kontrol terhadap anak dimana didalam keluarga anak dibelajarkan pendidikan nilai, norma-norma yang berlaku yang harus dipatuhi, begitupun dalam tahapan-tahapan perkembangnnya di sekolah dan di masyarakat siswa dituntut untuk selalu patuh dan taat terhadap aturan-aturan yang berlaku.

B. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan rumusan kesimpulan umum tersebut di atas, ditemukan kesimpulan khusus berupa proposisi sebagai berikut.

1. Kondisi fisik sosial budaya yang baik seperti ditandai letak lokasi yang strategis, kondisi sekolah mendukung terhadap pembelajaran di sekolah, kondisi pekarangan yang cukup luas, bersih dan nyaman, sarana dan prasana mendukung pembelajaran di sekolah, relasi antara sesama warga sekolah yang harmonis, kondisi lingkungan yang mendukung terhadap program-program sekolah serta kegiatan rutin di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan penyedian sarana seperti penyediaan infokus sebagai alat media pembelajaran masih terbatas, prasarana yang belum optimal dengan belum dibentengnya pagar sekolah sehingga sekolah kurang kondusif dengan kegaduhan dari lingkungan sekitar sekolah.

2. Kemampuan siswa dalam mendisiplinkan diri yaitu ditandai dengan termotivasinya siswa untuk menaati peraturan yang ada di sekolah, siswa termotivasinya untuk menaati peraturan yang ada di rumah, termotivasinya siswa untuk menaati peraturan yang ada di lingkungan masyarakat, siswa mampu menaati peraturan yang diberikan guru di kelas, mampu bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru, termotivasinya siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selalu membantu pekerjaan orang tua di


(3)

rumah, serta siswa mampu memanajemen waktu. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, upaya sekolah dalam menanggulangi pelanggran disiplin telah melakukan pembinaan ataupun kerjasama dengan guru-guru yang lainnya begitupun sekolah mengadakan sidak/rajia pada hari-hari tertantu. Namun masih ada saja siswa yang datang terlambat ke sekolah walaupun sekolah sudah menerapkan aturan tentang tata tertib sekolah.

3. Peran sekolah dalam membina disiplin siswa dilakukan melalui program-program sekolah seperti kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa), pembinaan OSIS, kegiatan upacara bendera pada hari senin, kegiatan ekstrakurikuler, dan melalui pembinaan di dalam kelas pada saat kegiatan KBM yang dilakukan oleh guru dan wali kelas dan kegiatan siswa di luar kelas yang dilakukan semua guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan mengikuti berbagai kegiatan dengan cara seksama membuat siswa tidak hanya sekedar mengetahui subtansi dari pengetahuan tersebut tetapi berperan positif dalam membina disiplin siswa. Berdasarkan temuan peneliti tidak semua siswa mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut seperti ekstrakurikuler yang terbatas dengan minat dan bakat para siswa.

4. Peran keluarga dalam membina disiplin siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan interaksi antara keluarga, dengan meningkatkan interaksi secara langsung proses interaksi memungkinkan anak akan merasa lebih dekat dan nyaman dengan keberadaan orang tuanya sehingga dimungkinkan untuk patuh dan mentaati ucapan orang tua, menumbuhkan rasa peduli antara anggota keluaga tentang aturan yang ada di keluarga, menerapkan pendidikan serta pembinaan pada anggota keluarga.

5. Peran masyarakat dalam membina disiplin siswa yaitu memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang pembinaan disiplin siswa, meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat, mengadakan kegiatan yang terorganisir. Berdasarkan hasil temuan peneliti kegiatan yang terorganisir mampu memberikan stimulus positif


(4)

kepada siswa hal itu dibuktikan dengan mengikuti kegiatan opsih siswa dituntut menjaga lingkungan, melestarikan serta siswa dituntut tidak membuang sampah sembarangan sebagai manifestasi dari kedisiplinan dalam kebersihan.

B.Saran

1. Bagi Keluarga

a. Sebagai orang tua bertugas membimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Keluarga diharapkan mampu bertindak secara demokratis, tidak permisif, maupun tidak otoriter dalam bertindak. Penggunaan pendidikan secara otoriter akan membuat anak merasa terkekang dalam hidupnya, begitu juga penggunaan pendidikan secara permisif akan membuat anak merasa bebas dalam hidupnya akibatnya akan terjun kepada hal-hal yang negatif. Pola pendidikan demokratis dan bersifat tegas, hal ini dapat diketahui karakteristiknya melalui kebebasan mengeluarkan pendapat karena lingkungan keluarga yang demokratis membawa pola kehidupan yang baik pada anak tersebut, kemungkinan anak akan lebih bisa memilih mana yang positif dan yang negatif sebelum mengambil sebuah

keputusan. Sebab sebelum mengambil keputusan, anak

mempertimbangkannya dan meminta pendapat dari orang tua terlebih dahulu terhadap keputusan yang akan diambil olehnya.

b. Pepatah mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Sebagai

orang tua harus menunjukan hal-hal positif dan memberikan contoh keteladana pada anak. Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang kemudian semua itu secara sadar tak sadar diresapi dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah senantiasa untuk lebih meningkatkan segi kualitas dan kuantitas sekolah seperti kekurangan dalam sarana dan prasana dalam menunjang kedisiplinan siswa di sekolah berupa pembentengan pagar


(5)

sekolah yang belum dibangun dengan dibentengnya pagar sekolah siswa tidak akan bolos dan keluar masuk ketika KBM berlangsung. b. Sekolah diharapkan menerapkan sanksi point untuk kedepannya yaitu

pemberian sanksi point dimaksudkan siswa akan merasa jera dan ada batasan-batasan dalam tingkah lakunya.

c. Sekolah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti orang orang tua murid, kapolsek dan tenaga kependidikan lainnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi tentang pelanggaran kedisiplinan. 3. Bagi Seluruh Staf Guru Khususnya Guru PKn

a. Guru memegang peranan yang sentral dalam keberhasilan pembelajaran

pembinaan, bimbingan dan ketauladan yang selama ini telah ditanamkan kepada diri siswa.

b. Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar mengajar melainkan juga didalam kegiatan-kegiatan yang ada sekolah.

c. Guru diharapkan tegas dalam bertindak ketika menemukan siswa yang

melakukan pelanggaran kedisiplinan.

d. Guru dalam pembelajaran PKn diharapkan membina siswa dalam

meningkatkan kedisiplinan diri secara terarah dan terkandali yang ditunjang oleh tata tertib sekolah dalam mengatur, membina, serta mengarahkan kepada suatu kondisi aman dan terkendali.

4. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan terus belajar dan penuh disiplin tetap meningkatkan prestasi belajar. Biasakanlah diri kita untuk senantiasa tepat waktu, melakukan kegiatan sesuai dengan petunujuk guru dan peraturan yang ada di sekolah, membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan orang tua pada khususnya, bertemanlah dengan orang-orang yang berdisiplin karena pengaruh teman sebaya besar pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.


(6)

5. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat diharapkan mendukung segala kegiatan yang dilakukan sekolah yang berhubungan dengan kedisiplinan.

b. Masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam

mendukung suasana sekolah yang tertib, aman, dan kondusif

c. Masyarakat diharapkan melibahkan siswa dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam pembinaan siswa seperti dalam kegiatan karang taruna.

6. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan PKn lebil andil dan berkontribusi terhadap penerapan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari karena disiplin termasuk kedalam materi pembelajaran PKn didalamnya yang mencakup tiga hal yaitu (Civic Skill), (Civic Knowladge), dan (Civic Dispotion) yang diharapkan membentuk warga negara yang baik (to be good citizenship).

b. PKn yang bertujuan to be good and sart citizenship.

Jurusan PKn untuk lebih memberikan masukan dan saran kepada mahasiswa untuk melakukan pengkajian terhadap pendidikan karakter yang berhubungan dengan kedisiplinan, kedisiplinan merupakan serangkaian sebuah proses yang harus dibina sejak dini maka dalam penerapannya guru PKn dapat membentuk peserta didik yang berkualitas serta berideologikan pancasila yang tercantum dalam UUD 1945.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai faktor determinan dalam membina disiplin siswa, mengingat faktor tersebut tidak hanya didukung oleh faktor keluarga, sekolah dan masyarakat saja akan tetapi faktor-faktor eksternal dan internal lainnya ikut mempengaruhi terhadap kedisiplinan siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah dan tempat bermain siswa.