PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 20 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……….. LEMBAR PERNYATAAN ……… KATA PENGANTAR ………. UCAPAN TERIMAKASIH ……… DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GRAFIK………... BAB I PENDAHULUAN………....

A. Latar Belakang Masalah………

B. Perumusan Masalah ………...

C. Tujuan Penelitian………..

D. Manfaat Penelitian………

E. Metode Penelitian………... BAB II KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL dan KETERAMPILAN SISWA TERISOLIR………. A. Konsep Bimbingan dan Konseling……… B. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Pribadi dan

Sosial………... C. Konsep Keterampilan Sosial dan Siswa Terisolir…………... D. Peranan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial Untuk

Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir………... E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu……… BAB III METODE PENELITIAN………. .…….. A. Pendekatan dan Metode Penelitian……… B. Lokasi, Populasi dan Sampel……….

C. Definisi Operasional………..

D. Teknik Pengumpulan Data……….

E. Pengembangan Instrument……….

F. Teknik Analisis Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A. Hasil Penelitian ……….

B. Pembahasan ………..

C. Keterbatasan Penelitian ……….

Halaman i ii iii iv vii ix x 1 1 10 11 12 13 15 15 20 42 54 56 60 60 56 63 66 67 70 73 73 109 114


(2)

viii

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi……….

A. Kesimpulan………

B. Rekomendasi……….

DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-surat Izin Penelitian………... Lampiran 2 : Instrumen Penelitian………... Lampiran 3 : Hasil Sosiometri……….. Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data……… Lampiran 5 : Program Bimbingan dan Konseling SMKN 20 ………. Lampiran 6 : Kegiatan Satuan Layanan………... Lampiran 7 : Hasil Dokumentasi ………. Lampiran 8 : Riwayat Hidup………

115 115 116 117

120 121 122 123 124 125 126 127


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Sampel Penelitian………... 3.2. Sampel Penelitian Siswa Terisolir .………... 3.3. Kisi-kisi Instrument……… 4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……… 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Aspek Perilaku Yang Berhubungan Dengan Diri Sendiri... 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis……….. 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Silabus Program Bimbingan dan Konseling Untuk Membantu

Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….. 4.8 Profil Keterampilan Sosial Sebelum Perlakuan………. 4.9. Profil Keterampilan Sosial Setelah Perlakuan………

Halaman 61 62 69 73 75 76 78 79 80 90 104 105


(4)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Sebelum Tindakan…. 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Apek yang Berhubungan dengan Diri Sendiri………. 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis………... 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Setelah Tindakan... 4.8. Profil Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….

Halaman 74 76 77 78 80 81 106 107


(5)

60 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan melalui pencatatan data dan pengolahan data secara eksak dalam bentuk angka, sedangkan untuk menganalisis datanya digunakan perhitungan statistik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pra eksperimen. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengembangan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir. Gambaran yang diperoleh dengan cara memberikan tes di awal, kemudian diberikan treatment dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya diberi tes akhir dan kemudian hasil kedua tes tersebut dibandingkan.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 20 Cilandak Jakarta Selatan, dengan alasan bahwa di sekolah ini masih ditemukan siswa yang terisolir, selalu menyendiri di dalam maupun di luar kelas, hanya mempunyai satu teman, tidak aktif dalam kegiatan di kelas, tidak aktif juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, selalu menunduk bertemu dengan teman, guru dan yang lainnya.


(6)

Hal ini dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan guru kelas dan teman kelasnya serta pengamatan dalam mengadakan penelitian di lokasi tersebut.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas paralel yaitu kelas X, XI dan kelas XII yang berjumlah 672 siswa, dan untuk menentukan sampel atau kelas yang menjadi subyek penelitian digunakan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Adapun sampel yang dipilih adalah kelas XI dengan jumlah 204 siswa. Dengan maksud bahwa kelas XI merupakan kelas di mana siswa nya masih butuh beradaptasi dan memungkinkan masih terdapat siswa yang terisolir. Berikut Tabel 3.1 sampel Penelitian kelas XI.

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir

KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH

L P

XI PS 9 22 31

XI AP 1 4 27 31

XI AP 2 3 28 31

XI PM 1 11 14 25

XI PM 2 14 10 24

XI AK 1 8 24 32

XI AK 2 7 23 30


(7)

62

Selanjutnya, untuk mengetahui siswa terisolir dari sampel diatas, maka digunakan alat sosiometri. Berikut tabel 3.2.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir

KELAS JUMLAH SISWA

Nama Siswa JUMLAH

L P

XI PB 1 2 1. Linda Septiani 2. Raudhan Nisrina. A 3. Sifak Rahmadi

3

XI AP 1 - 3 1. Irma Damayanti 2. Eviliana

3. Fani Efendi

3

XI AP 2 - 2 1. Lisa Amalia 2. Ruli Dwi Arianti

2

XI PM 1 - 2 1. Alvi Malini 2. Adetia Ulfa

2

XI PM 2 - 1 Siti Muyasaroh 1

XI AK 1 - 2 1. Ely Nuryani 2. Anisah

2

XI AK 2 1 1 1. Nurul Shanty. D. 2. Riky Ardyan Sutomo

2


(8)

Jika dilihat dari hasil sosiometri dapat terlihat bahwa siswa terisolir terdapat 15 orang, 2 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Hasil sosiometri terlampir.

C. Definisi Operasional

Program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan pedoman atau kegiatan bimbingan dan konseling SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan yang dibuat oleh Guru Bimbingan dan Konseling bersama dengan peneliti yang dimaksudkan untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khususnya kelas XI. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam Program bimbingan dan konseling pribadi sosial SMKN 20, di antaranya:

1. Rasional : Hasil penelitian siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan yang menunjukkan keterampilan sosial siswa terisolir terlihat rendah, maka program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan program yang tepat untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khusunya kelas XI. 2. Visi dan Misi SMKN 20 : Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sehingga terbangun siswa yang berkompeten dan berakhlak mulia.

3. Komponen program, antara lain:

a) Layanan Dasar: dalam hal ini layanan dasar dalam bentuk klasikal atau bimbingan kelas, b) perencanaan individual, c) layanan responsif, dan d) dukungan sistem.


(9)

64

4. Strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20, antara lain : a) Bimbingan kelompok, b) konseling individual, c) konseling kelompok.

Selanjutnya, keterampilan sosial siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya ditandai dengan beberapa aspek, di antaranya perilaku interpersonal, perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis, peer acceptance, dan keterampilan komunikasi, berikut akan dipaparkan lebih dalam mengenai beberapa aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20, antara lain sebagai berikut.

1. Perilaku interpersonal

Merupakan perilaku yang menyangkut keterampilan yang dipergunakan selama melakukan interaksi sosial. Perilaku ini disebut juga ketrampilan menjalin persahabatan, misalnya memperkenalkan diri, menawarkan bantuan, dan memberikan atau menerima pujian. Keterampilan ini kemungkinan berhubungan dengan usia dan jenis kelamin.

2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

Merupakan keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial, misalnya keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol kemarahan. Dengan kemampuan ini, anak dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi dan dampak perilakunya pada situasi sosial tertentu.


(10)

3. Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis

Merupakan perilaku atau ketrampilan sosial yang dapat mendukung prestasi belajar di sekolah, misalnya mendengarkan dengan tenang saat guru menerangkan pelajar, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, melakukan apa yang diminta oleh guru, dan mengikuti aturan kelas.

4. Peer acceptance

Merupakan perilaku yang berhubungan dengan penerimaan sebaya, misalnya memberi salam, memberi dan meminta informasi, mengajak teman terlibat dalam suatu aktivitas, dan dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain.

5. Keterampilan komunikasi

Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam beberapa bentuk, antara lain menjadi pendengar yang responsif, mempertahankan perhatian dalam pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap kawan bicara.

Keterampilan sosial bagi siswa terisolir dalam hal ini dapat membantu kemampuan sosialnya, adapun kemampuan yang akan dibentuk meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya.


(11)

66

Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh siswa terisolir pada fase tersebut, maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Angket atau kuesioner

Angket diberikan secara langsung di dalam kelas, melalui hasil angket ini dapat terlihat keterampilan sosial siswa di dalam kelas.

2. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan secara langsung, melalui observasi ini dapat terlihat aktifitas siswa selama bersosialisasi di kelas, di luar kelas, di perpustakaan dan pada jam-jam kosong kelas.

3. Pedoman sosiometri

Sosiometri digunakan untuk memilih beberapa teman yang disukai maupun yang tidak disukai serta digunakan juga untuk menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada

umumnya.

4. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan secara mendalam dengan guru mata pelajaran dan wali kelas, sebagai sumber data utama selain itu informasi juga didapatkan dengan mengadakan wawancara dari teman-temannya, sebelum melaksanakan


(12)

wawancara utama. Langkah awal adalah menyiapkan lembar atau pedoman wawancara agar kegiatan wawancara lebih terarah dan terfokus pada masalah yang hendak diteliti. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan tujuan penelitian

Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan angket (kuesioner) sebagai pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

E. Pengembangan Instrumen

Dalam menyusun alat pengumpul data, berpedoman pada ruang lingkup variabel penelitian, dan untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpul data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun indikator-indikator dari variabel penelitian yang akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya.

Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel. Dari aspek-aspek dalam penelitian ini, disusun kisi-kisi sebagai instrument penelitian sebagai berikut:

Keterampilan sosial, yaitu meliputi : (a) Perilaku Interpersonal, (b) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, (c) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis, (d) Peer Acceptance, (e) Keterampilan Komunikasi.


(13)

68

2. Mengembangkan Instrumen

Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat. Dalam instrumen ini menyediakan 5 option pilihan yaitu : SL = Selalu, SR = Sering, JR = Jarang, KK = Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah. 3. Menetapkan kriteria penyekoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot penilaiannya dengan menggunakan skala Likert dengan skala sikap menurut Furqon (Supriatna 2011: 197) skala sikap merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Adapun penyekoran untuk pernyataan positif pilihan Selalu skornya 5, Sering skornya 4, Jarang skornya 3, Kadang-kadang skornya 2, Tidak Pernah skornya 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif skornya adalah sebaliknya. Selalu skornya 1, Sering skornya 2, Jarang skornya 3, Kadang-kadang skornya 4, Tidak Pernah skornya 5.

4. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda cheklist (√) pada jawaban yang sesuai.

5. Uji Coba.

Selanjutnya, Instrumen ini disusun dengan tujuan mengetahui profil keterampilan sosial siswa terisolir. Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen dalam tabel sebagai berikut:


(14)

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Sosial Siswa

Tujuan Aspek Indikator No. item ∑

(+) (-) Mengetahui Profil Keterampilan Sosial Siswa 1. Perilaku Interpersonal

1. Memperkenalkan diri 2. Menawarkan bantuan 3. Memberikan atau

menerima pujian. 1 3,4 6 2 5 7 7

2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri.

1. Keterampilan menghadapi

stress

2. Memahami perasaan

orang lain

3. Mengontrol emosi

8 10 12 9 11 13,14 7

3. Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis

1. Mendengarkan dengan tenang saat guru

menerangkan pelajaran. 2. Mengerjakan pekerjaan

sekolah

3. Melakukan apa yang diminta oleh guru 4. Mengikuti aturan kelas

15 17 19 21 16 18 20 22,23 9

4. Peer acceptance

1. Memberi salam 2. Memberi dan meminta

informasi

3. Mengajak teman terlibat dalam suatu aktivitas 4. Dapat menangkap dengan

tepat emosi orang lain.

24,25 27 29 31 26 28 30 32 9

5. Keterampilan komunikasi

1. Menjadi pendengar yang responsive

2. Mempertahankan perhatian dalam pembicaraan

3. Memberikan umpan balik terhadap kawan bicara.

33,34 36 38 35 37 39,40 8


(15)

70

Data yang diperoleh dari angket sikap dikumpulkan kemudian dihitung dan dikelompokkan berdasarkan jawaban responden dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut :

Pilihan responden diberi skor berdasarkan pola penghitungan normalitas butir soal sebagai berikut: Selalu = 5, Sering = 4, Jarang = 3, Kadang-kadang = 2 dan Tidak Pernah = 1, dan pilihan siswa kemudian dianalisa, dan kemudian hasilnya ditafsirkan dalam lima kategori siswa memliki keterampilan sosial sangat rendah, siswa memiliki keterampilan sosial rendah, siswa memiliki keterampilan sosial sedang atau rata-rata, siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, serta siswa memiliki keterampilan sosial sangat tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Langkah dalam menganalisis data adalah, sebagai berikut :

1. Data yang telah dikumpul dari angket keterampilan siswa terisolir dikelompokkan dan diurutkan berdasarkan jawaban siswa dengan menggunakan skala Likert :

a. Pilihan responden diberi skor sebagai berikut selalu = 5, sering =4, Jarang = 3, Kadang-kadang =2 dan tidak pernah = 1, dan pilihan siswa kemudian dianalisis oleh tiga pakar pengukuran (judge) dan daya pembeda butir soal dan hasilnya dikategorikan ke dalam kategori siswa yang memiliki keterampilan sosial yang sangat tinggi, memiliki keterampilan sosial tinggi, memiliki keterampilan sosial sedang atau


(16)

rata-rata, memiliki keterampilan sosial rendah dan memiliki keterampilan sosial yang sangat rendah.

b. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Penilaian instrumen oleh Pakar

a. Penilaian instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah data dikatakan sesuai untuk disebarkan. Hal ini akan berpengaruh proses lanjutan analisis statistik, jika instrument tersebut dikatakan sesuai, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik. Adapun pakar penilai untuk instrument penelitian adalah : (1) Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd., (2) Dr. Ilfiandra, M. Pd., (3) Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd.

b. Uji Beda Rata-rata Sampel Dependent

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data sebelum dengan data sesudah dari satu kelompok sampel, atau membandingkan data antar waktu dari satu kelompok sampel, maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai berikut:

H₀ = µA = µB

H₁ = µA < µB

µA = rerata sesudah treatment µB = rerata sebelum treatment


(17)

72

(misal α = 0,05) dan dk = n-1. Kriteria pengujian hipótesis:

Tolak H0, jika t hitung > t tabel atau

Tarima H0, jika t hitung < t tabel, dimana ttabel = t(n-1, )

Md rumus yang digunakan : t =

x²d

n(n-1)

keterangan :

di = Selisih skor sesudah dengan skor sebelum setiap subjek (i)

Md = Rerata dari gain (d)

Xd = Deviasi skor gain terhadap reratanya (x = di – Md)

x²d = Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya


(18)

115

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Secara umum, profil keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan berada pada kategori rendah terutama pada aspek Peer Acceptance. Ciri-ciri siswa terisolir di SMKN 20, di antaranya: (a) siswa kurang bersosialisasi; (b) siswa dengan status ekonomi rendah; (c) siswa yang meremehkan temannya; (d) Gaya hidup yang berlebih (tidak sesuai dengan keadaan dirinya); (e) Siswa yang jarang masuk sekolah; (f) Siswa yang pernah tidak naik kelas; (g) Siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas; dan (h) Siswa yang pelit. 2. Program Bimbingan dan Konseling yang telah ada (eksis) di SMKN 20

tidak dikhususkan untuk keterampilan sosial siswa yang terisolir.

3. Rumusan Program Bimbingan dan Konseling dibuat berdasarkan profil keterampilan sosial siswa terisolir yang unsurnya meliputi: rasional, visi dan misi SMKN 20, komponen program, serta strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan siswa.

4. Program Bimbingan dan Konseling pribadi sosial untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir, terbukti efektif. Hal tersebut dapat diihat dari adanya perubahan antara sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).


(19)

116

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak, sebagai berikut.

1. Kepala sekolah

Program yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya kepala sekolah dapat memenuhi fasilitas yang memadai sehingga pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dijalankan dengan lebih maksimal.

2. Guru bimbingan dan konseling

Program bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan penerapan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan siswa terisolir.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat memperdalam penelitian dengan menggunakan metode true

eksperimen, dengan melibatkan sampel dari beberapa sekolah sehingga hasil


(20)

117

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2005). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Bandung: ABKIN. Adiyanti. M. G. (1999). Skala Keterampilan Sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta :

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Ali. Moh &Asrori. Moh. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi aksara.

Arikonto. Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bellack. As. & Hersen. M. (1977). Research and Practice In Social Skills. New York: Plenum.

Carkhuff, Robert R. (1985). The Art Of Helping. Washington: Library Of Congress Cataloging In Publication Data.

Cartledge. G. & Milburn, J. F. (1995). Teaching social skills to children & youth : Innovative approaches (3rded.). Massachussetts. Allyn and Bacon.

Cavanagh, E.Michael. (1982) The Counseling Experiennce. California : Monterey.

Combs, ML & Slaby, DA. (1977). Social Skills Training With Children. New York: Plenum Press.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya. Erford Bradley T. (2004). Profesional School Counceling A.Hand Book Theories,

Amerika; Pro Ep Inc.

Havighurst, R. J. (1961). Developmental taks and Education. New York: McKay. Hurlock. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

--- (1980). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kosasih, Engkos (2008). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok Untuk meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Tesis UPI-Bandung: tidak diperdagangkan.


(21)

118

Lawrence, Wringhtsman. S. (1977) Social Psychology. California: Publising Company.Inc.

Mendiknas. (1995). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Muro and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Scholls. Lowa: Brown and Benchark Publisher.

Natawijaya Rochman. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi.

Nurihsan, Juntika. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

____________ & Agustin, Mubiar. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: Refika Aditama.

Nurkancana, Wayan. ( 1993). Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional. Pojosuswarno, Sayekti. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta:

Menara Mas Offset.

Ridwan. (1998). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sangsoko, N. R. (2001). Model Pembelajaran Aksi Sosial untuk Pengembangan Nilai-Nilai dan Keterampilan Sosial. Disertasi. Program Studi Pendidikan Umum. PPS UPI (tidak diperdagangkan).

Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.


(22)

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sularti. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Dalam Mengembangkan Sikap dan Belajar Siswa. Tesis pada Program Pasca Sarjana Upi Bandung: tidak diterbitkan.

Sunarya, Yaya (2005). Beberapa Karakteristik Siswa Terisolir (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan vol. 1-3.

Supardi, (2008). Aplikasi Statistik. Modul Unindra. Jakarta: tidak diperdagangkan. Supratiknya, (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

Kanisius.

Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar Profesi Konselor). Bandung: Rajawali Pers.

Surya, Moch. (1988). Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud. Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

___________. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi press.

---, Saripah, Ipah, & Agustin, Mubiar. (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung: Rizqi press. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional nomor 14 tahun 1989.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.

Winkel. W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


(1)

(misal α = 0,05) dan dk = n-1. Kriteria pengujian hipótesis:

Tolak H0, jika t hitung > t tabel atau

Tarima H0, jika t hitung < t tabel, dimana ttabel = t(n-1, )

M

d rumus yang digunakan : t =

x²d

n(n-1)

keterangan :

di = Selisih skor sesudah dengan skor sebelum setiap subjek (i) Md = Rerata dari gain (d)

Xd = Deviasi skor gain terhadap reratanya (x = di – Md) x²d = Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya n = Banyaknya sampel (Subjek penelitian)


(2)

115 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Secara umum, profil keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan berada pada kategori rendah terutama pada aspek Peer Acceptance. Ciri-ciri siswa terisolir di SMKN 20, di antaranya: (a) siswa kurang bersosialisasi; (b) siswa dengan status ekonomi rendah; (c) siswa yang meremehkan temannya; (d) Gaya hidup yang berlebih (tidak sesuai dengan keadaan dirinya); (e) Siswa yang jarang masuk sekolah; (f) Siswa yang pernah tidak naik kelas; (g) Siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas; dan (h) Siswa yang pelit. 2. Program Bimbingan dan Konseling yang telah ada (eksis) di SMKN 20

tidak dikhususkan untuk keterampilan sosial siswa yang terisolir.

3. Rumusan Program Bimbingan dan Konseling dibuat berdasarkan profil keterampilan sosial siswa terisolir yang unsurnya meliputi: rasional, visi dan misi SMKN 20, komponen program, serta strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan siswa.

4. Program Bimbingan dan Konseling pribadi sosial untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir, terbukti efektif. Hal tersebut dapat diihat dari adanya perubahan antara sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).


(3)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak, sebagai berikut.

1. Kepala sekolah

Program yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya kepala sekolah dapat memenuhi fasilitas yang memadai sehingga pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dijalankan dengan lebih maksimal.

2. Guru bimbingan dan konseling

Program bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan penerapan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan siswa terisolir.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat memperdalam penelitian dengan menggunakan metode true

eksperimen, dengan melibatkan sampel dari beberapa sekolah sehingga hasil


(4)

117

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2005). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Bandung: ABKIN. Adiyanti. M. G. (1999). Skala Keterampilan Sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta :

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Ali. Moh &Asrori. Moh. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi aksara.

Arikonto. Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bellack. As. & Hersen. M. (1977). Research and Practice In Social Skills. New York: Plenum.

Carkhuff, Robert R. (1985). The Art Of Helping. Washington: Library Of Congress Cataloging In Publication Data.

Cartledge. G. & Milburn, J. F. (1995). Teaching social skills to children & youth : Innovative approaches (3rded.). Massachussetts. Allyn and Bacon.

Cavanagh, E.Michael. (1982) The Counseling Experiennce. California : Monterey.

Combs, ML & Slaby, DA. (1977). Social Skills Training With Children. New York: Plenum Press.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya. Erford Bradley T. (2004). Profesional School Counceling A.Hand Book Theories,

Amerika; Pro Ep Inc.

Havighurst, R. J. (1961). Developmental taks and Education. New York: McKay. Hurlock. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

--- (1980). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kosasih, Engkos (2008). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok Untuk meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Tesis UPI-Bandung: tidak diperdagangkan.


(5)

Lawrence, Wringhtsman. S. (1977) Social Psychology. California: Publising Company.Inc.

Mendiknas. (1995). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Muro and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Scholls. Lowa: Brown and Benchark Publisher.

Natawijaya Rochman. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi.

Nurihsan, Juntika. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

____________ & Agustin, Mubiar. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: Refika Aditama.

Nurkancana, Wayan. ( 1993). Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional. Pojosuswarno, Sayekti. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta:

Menara Mas Offset.

Ridwan. (1998). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sangsoko, N. R. (2001). Model Pembelajaran Aksi Sosial untuk Pengembangan Nilai-Nilai dan Keterampilan Sosial. Disertasi. Program Studi Pendidikan Umum. PPS UPI (tidak diperdagangkan).

Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.


(6)

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sularti. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Dalam Mengembangkan Sikap dan Belajar Siswa. Tesis pada Program Pasca Sarjana Upi Bandung: tidak diterbitkan.

Sunarya, Yaya (2005). Beberapa Karakteristik Siswa Terisolir (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan vol. 1-3.

Supardi, (2008). Aplikasi Statistik. Modul Unindra. Jakarta: tidak diperdagangkan. Supratiknya, (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

Kanisius.

Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar Profesi Konselor). Bandung: Rajawali Pers.

Surya, Moch. (1988). Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud. Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

___________. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi press.

---, Saripah, Ipah, & Agustin, Mubiar. (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung: Rizqi press. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional nomor 14 tahun 1989.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.

Winkel. W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.