PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU :Studi Deskriptif pada Guru SD Negeri di Kabupaten Sumedang.

(1)

Halaman

PENGESAHAN……... i

PERNYATAAN………... iii

ABSTRAK …………... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ……….……….. 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir…………... 7

G. Asumsi-Asumsi... 10

H. Hipotesis Penelitian... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……… 11

A. Produktivitas Kerja Guru……….… 11

1. Pengertian Produktivitas Kerja Guru... 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Guru.... 24

3. Dimensi dan Indikator-indikator Produktivitas Kerja Guru... 31

B. Iklim Organisasi Sekolah ………..………….… 32

1. Pengertian Iklim Organisasi Sekolah ……… 32

2. Tipe-tipe Iklim Kerja ……….. 36

3. Dimensi dan Indikator-indikator Iklim Organisasi Sekolah... 41

C. Motivasi Kerja …………..……….……….……...… 42

1. Pengertian Motivasi Kerja……….………. 42

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja... 46

3. Prinsip-prinsip Motivasi ...……… 51


(2)

D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan... 55

BAB III METODE PENELITIAN………. 58

A. Pendekatan Penelitian………... 58

B. Populasi dan Sampel………... 59

1. Populasi …... 59

2. Sampel Penelitian ... 60

C. Definisi Opersional dan Instrumen Penelitian... 62

D. Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen... 66

1. Menguji Validitas …... 66

2. Menguji Reliabelitas…... 73

E. Uji Persyaratan Analisis... 76

1. Uji Normalitas …... 77

2. Uji Linieritas …... 86

F. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis... 89

1. Pengujian Secara Individual... 91

2. Pengujian secara simultan (bersama-sama)... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 93

A. Hasil Penelitian ……... 93

1. Hasil Analisis Data Deskriptif……… 93

2. Pengujian Hipotesis…………... 100

3. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi... 104

B. Pembahasan …….……….……... 105

1. Iklim Organisasi Sekolah……….. 105 2. Motivasi Kerja……… 106

3. Produktivitas Kerja Guru……… 106

4. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru…..………107

5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Guru. 110 6. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Guru………..………113

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 118

A. Kesimpulan... 118


(3)

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 125 RIWAYAT HIDUP ………156


(4)

Nomor Judul Halaman

2.1. Profil Tipe Iklim Kerja... 38

2.2. Deskripsi Hipotetik Iklim Keterbukaan... 40

3.1. Jumlah Sampel Penelitian... 61

3.2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 63

3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Kerja (X2)... 64

3.4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Produktivitas Kerja Guru (Y)...; 65

3.5. Uji Validitas Item Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 68

3.6. Uji Validitas Item Variabel Motivasi Kerja (X2) ... 70

3.7. Uji Validitas Item Variabel Produktivitas Kerja Guru (Y)... 72

3.8. Uji Reliabilitas Item Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 75

3.9. Uji Reliabilitas Item Variabel Motivasi Kerja (X2) ... 75

3.10. Uji Reliabilitas Item Variabel Produktivitas Kerja Guru (Y)... 76

3.11. Test of Normality Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)... 79

3.12. Test of Normality Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)... 83

3.13. Model Summary... 86

3.14. ANOVA... 86

3.15. Coefficients... 86

3.16. Model Summary... 87

3.17. ANOVA... 88

3.18. Coefficients... 88

3.19. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 90

4.1. Kriteria Skor Rata-Rata Variabel... 94

4.2. Skor Rata-rata Variabel Iklim Organisasi Sekolah... 95

4.3. Skor Rata-rata Variabel Motivasi Kerja... 96

4.4. Skor Rata-rata Variabel Produktivitas Kerja Guru... 98

4.5. Correlations... 100

4.6. Model Summary... 100

4.7. ANOVA... 100


(5)

Nomor Judul Halaman 1.1. Kerangka Pikir... 9 3.1. Normal Q-Q Plot untuk Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)

terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y) ……… 80 3.2. Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot)

untuk Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y) ………

81 3.3. Kurve Normal Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 81 3.4. Normal Q-Q Plot untuk Variabel Motivasi Kerja (X2)terhadap

Produktivitas Kerja Guru (Y) ……… 84 3.5. Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot)

untuk Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap Produktivitas

Kerja Guru (Y)……… 85

3.6. Kurve Normal Motivasi Kerja (X2)... 85 3.7. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel

Iklim Organisasi Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)…..

87 3.8. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel

Motivasi Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)……….

88 4.1. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 95 4.2. Diagram Batang Kriteria Skor Iklim Organisasi Sekolah (X1)... 96 4.3. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Motivasi Kerja (X2)... 97 4.4. Diagram Batang Kriteria Skor Motivasi Kerja (X2)... 97 4.5. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Produktivitas Kerja Guru (Y)……… 99 4.6. Diagram Batang Kriteria Skor Produktivitas Kerja Guru (Y)…… 99 4.7. Pengaruh dan Kontribusi X1, dan X2 terhadap Y... 105


(6)

Nomor Judul Halaman

1 ANGKET UJI COBA ……… 125

2 ANGKET PENELITIAN……… 137

3 TABULASI DATA RESPONDEN……… 143

4 SURAT –SURAT IZIN PENELITIAN ... 151


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan harus bertanggungjawab langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan pendidikan. Tugas sebagai guru bukan hanya pendidik, pengajar dan pelatih melainkan sebagai keberhasilan pendidikan. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Sedangkan mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembang-kan keterampilan-keterampilan pada siswa (Usman, M. U.,2002:7). Dalam proses pembelajaran, guru merupakan pemegang peran utama, karena secara teknis guru dapat menterjemahkan proses perbaikan dalam sistem pendidikan di dalam satu kegiatan di kelasnya. Guru wajib mengembangkan dan memanfaatkan kemam-puan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsionalnya, karena pendidikan masa datang menuntut keterampilan profesi pendidikan yang berkualitas. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa mutu suatu program pendidikan di SD Negeri Kabupaten Sumedang berpijak pada program-program unggulan yang dikemukakan, akan lebih berarti jika didukung oleh tenaga pendidik yang memiliki kemampuan profesional dengan kinerja efektif dan produktif. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan komponen utama dalam proses pendidikan atau pembelajaran yang bertugas mentransformasikan sejumlah pengetahuan dan keterampilannya, serta


(8)

2

membentuk sikap peserta didik agar mampu mengembangkan ilmu dan keteram-pilannya secara mandiri.

Guru merupakan bidang pekerjaan yang menuntut pengabdian tertentu dan memerlukan persyaratan dasar, keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu serta ditandai oleh adanya tingkah laku yang mencirikan tugas seorang guru sebagai tugas ‘profesional’. Keberhasilan pendidikan bukan hanya terletak pada kurikulum yang berlaku namun juga bertolak dari profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pendidikan. Guru yang profesional memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta menyikapi pekerjaannya pada pelajayanan yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang lain terutama siswanya.

Guru yang profesional dan produktif dibangun melalui penguasaan sejumlah kompetensi yang secara nyata diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas pekerjaannya. Kompetensi guru perlu dikembangkan terus menerus sehingga penyelenggaraan pendidikan didukung oleh tenaga pendidik yang profesional dalam melaksanakan tugas, mampu menempatkan diri sesuai dengan jabatan, dan memiliki kepribadian yang mendukung pelaksanaan tugasnya sehingga menghasilkan guru yang mempunyai produktivitas yang tinggi.

Produktivitas kerja guru mencakup sikap mental dan perilaku guru yang selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan hari ini harus lebih berkualitas dari pada pelaksanaan pekerjaan pada masa lalu dan pekerjaan pada saat yang akan datang lebih berkualitas dari pada saat ini. Sistem kerja hari


(9)

3

ini lebih efektif dan efisien dari pada pola dan sistem kerja masa lalu serta keluaran yang bakal dicapai pada waktu yang akan datang harus lebih berkualitas dan berkuantitas dari pada ke luaran saat ini.

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis sejak bekerja sampai tahun 2010, sebagai pengamatan awal penulis dengan beberapa orang guru SD Negeri Kabupaten Sumedang, bahwa bukti-bukti produktivitas kerja guru menunjukan indikasi sebagai berikut (1) hasil belajar siswa dari tahun 2005-2010 menurun; (2) sebagian guru belum dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat; (3) guru belum dapat bekerja secara kreatif dan inovatif; (4) guru belum mempunyai target yang lebih dari yang diharapkan; (5) guru belum mampu mencapai standar kerja yang diharapkan; dan (6) guru belum dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada siswa. [Sumber: Pengamatan penulis tahun 2010].

Iklim organisasi sekolah menunjukan indikasi bahwa (1) suasana kerja guru kurang kondusif; (2) masih ada guru yang belum mau menerima kritik/saran; (3) guru belum bisa berkomunikasi dengan penuh keakraban; (4) guru jarang berdiskusi dengan sesamanya; (5) guru masih lemah dalam memberikan dukungan terhadap sesamanya; (6) guru belum mampu merasakan bahwa pekerjaan adalah milik bersama; (7) guru belum mampu mengendalikan suasana yang kondusif. Misalnya (a) tidak ada saling curiga; (b) ada keterbukaan; (c) terciptanya keakraban; (d) tertiptanya kekeluargaan; (e) tidak terbentuk blok/kelompok di antara staf dan guru; dan (f) tercipta suasana yang ceria. [Sumber: Pengamatan penulis tahun 2010].


(10)

4

Motivasi kerja menunjukan indikasi bahwa (1) guru belum melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab; (2) guru belum dapat mengembangkan kemampuan melalui karya ilmiah; (3) guru belum terampil dalam melaksanakan pekerjaanya; (4) guru malas membuat GGPP dan Modul-modul untuk kepentingan siswa [Sumber: Pengamatan penulis tahun 2010].

Berdasarkan pengamatan awal tersebut, menunjukkan bahwa iklim organisasi SD Negeri Kabupaten Sumedang belum kondusif dan motivasi kerja guru juga belum maksimal, maka akan menyebabkan tingkat produktivitas kerja guru juga tidak maksimal. Kondisi seperti ini, perlu dibuktikan melalui penelitian yaitu apakah benar iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru terhadap produktivitas kerja guru masih belum maksimal ?” Hal ini perlu dibuktikan dengan penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dikemukakan identifikasi masalah bahwa produktivitas kerja guru masih belum maksimal disebabkan oleh iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru juga kurang maksimal. Jadi, keadaan SD Negeri di Kabupaten Sumedang secara keseluruhan belum maksimal dalam memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik. Yang mana kondisi iklim organisasi sekolah kurang kondusif dan motivasi kerja guru belum optimal sehingga produktivitas kerja guru rendah. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dalam penelitian ini adalah terfokus pada iklim organisasi sekolah, motivasi kerja dan produktivitas kerja guru SD Negeri di Kabupaten Sumedang.


(11)

5 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah utama, yaitu "Bagaimana pengaruh iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang?" Secara rinci masalah dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran deskriptif iklim organisasi sekolah di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

2. Bagaimana gambaran deskriptif motivasi kerja di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimana gambaran deskriptif produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

4. Bagaimana pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

6. Bagaimana pengaruh iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang?

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis yaitu:

1. Gambaran deskriptif iklim organisasi sekolah di SD Negeri Kabupaten Sumedang.


(12)

6

2. Gambaran deskriptif motivasi kerja di SD Negeri Kabupaten Sumedang. 3. Gambaran deskriptif di SD Negeri Kabupaten Sumedang.

4. Pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang.

5. Pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang.

6. Pengaruh iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru di SD Negeri Kabupaten Sumedang.

E. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Secara teoretis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan wacana disiplin ilmu pengembangan sumber-daya manusia, ditinjau dari konsep iklim organisasi sekolah, motivasi kerja dan produktivitas kerja guru. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, bagi:

a. Guru, (1) mengetahui pentingnya iklim organisasi sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya; (2) mengetahui pentingnya motivasi kerja sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya; (3) mengetahui pentingnya iklim organisasi sekolah dan motivasi sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

b. Kepala Sekolah, (1) membantu guru untuk meciptakan iklim organisasi sekolah yang kondusif sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya; (2) agar mau memotivasi guru dalam bekerja sehingga dapat


(13)

7

meningkatkan produktivitas kerjanya; dan (3) dapat membantu guru untuk meciptakan iklim organisasi sekolah yang kondusif dan berusaha untuk memotivasi gurunya dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

c. Dinas Pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi guru dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja guru.

F. Kerangka Pikir

Agar setiap guru dapat bekerja secara produktif seorang pimpinan harus dapat mengelola organisasinya secara profesional, ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim kerja yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat memungkinkan para guru dapat bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakraban dan saling mengahargai di antara para guru. Iklim kerja yang demikian tadi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerja para gurunya. Hal itu sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Schatz dalam Kurnianingsih (2007:8), dinyatakan bahwa “…iklim kerja organisasi senantiasa mempengaruhi kondisi dasar dan perilaku orang-orang yang ada di dalamnya”. Selanjutnya sebagai seorang manajer, harus senantiasa meluangkan waktu guna mempelajari dan memahami kondisi-kondisi lingkungan agar mampu menciptakan suatu iklim keberhasilan. Dengan menciptakan iklim keberhasilan atau lingkungan kerja yang sekondusif mungkin, efektifitas kepala sekolah akan sangat meningkat. Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk dapat memberikan rangsangan dan mendorong atau memotivasi setiap gurunya dalam bekerja. Dengan demikian para guru dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan dapat mengembangkan kemampuannya, terampil dan tekun dalam melaksanakan


(14)

8

pekerjaan, serta bangga terhadap hasil pekerjaannya. Hal yang demikian sangat mempengaruhi produktivitas guru. Winardi (2002:2), mengemukakan bahwa “Seorang yang termotivasi akan melaksanakan upaya yang substansial, guna menunjang kesatuan kerjanya”. Ditambah lagi Hasibuan, M., (2006:92), yang menyatakan bahwa “Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu guru mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi”. Dengan kata lain, “Motivasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas” (Arep; 2003:16).

Pernyataan dan kutipan tersebut, menjelaskan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri individu (internal) ataupun faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor–faktor tersebut di antaranya adalah faktor motivasi dan iklim organisasi sekolah lembaga yang bersangkutan. Hal itu sesuai dengan ungkapan Muchdarsyar (2005:56), yang menyatakan bahwa: "Secara umum produktivitas suatu organisasi antara lain dipengaruhi oleh manusia dan lingkungan organisasi. Faktor manusia meliputi: kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang budaya & pendidikan, kemampuan, sikap, minat dan motivasi, disiplin, etos kerja, struktur pekerjaan, keahlian dan umur serta jenis kelamin. Sedangkan lingkungan organisasi, meliputi: organisasi dan perencanaan, sistem manajemen, kondisi kerja (fisik), iklim kerja, tujuan perusahaan, sistem insentif, kebijaksanaan personalia, gaya kepemimpinan, dan ukuran perusahaan".

Diperkuat lagi dengan pendapat lain yang dikemukakan oleh Paul Mali (1976:56-57), dalam Syehabudin (2010:6) yang mengatakan bahwa: "Produk-tivitas kerja merupakan proses sinergistik, yaitu faktor-faktor yang terbentuk dari berbagai faktor secara keseluruhan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan pada empat level atau tahap. Pada level ketiga, terdiri atas keterampilan (skill), motivasi, metode dan biaya dan pada level kedua, terdiri atas kepemimpinan


(15)

9

(leadership), suasana (climate), insentif, jadwal kerja, (schedules), struktur organisasi, teknologi dan material".

Dari kutipan tersebut, dapat kita lihat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja guru, di antaranya adalah faktor motivasi dan iklim organisasi sekolah. Oleh karena itu, dapat dikatakan, jika iklim kerja kondusif akan memungkinkan terjadinya peningkatan motivasi kerja guru, dan keduanya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja guru di lingkungan kerjanya.

Dengan memperhatikan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa iklim dan motivasi kerja guru akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru tersebut. Oleh sebab itu, sebagai pimpinan suatu kantor perlu menyadari akan pentingnya hal tersebut, dan lebih dari itu mereka sudah seharusnya untuk selalu berusaha mengusahakan agar tercipta iklim kerja yang kondusif dan berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan motivasi kerja gurunya, sehingga produktivitas kerja yang mereka inginkan dapat terwujud. Secara konseptual, produktivitas kerja guru akan meningkat pula, jika tercipta iklim kerja yang kondusif dan jika motivasi kerja guru tersebut juga tinggi. Kerangka pikir penelitian digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Iklim Organisasi

Sekolah (X1)

Motivasi Kerja (X2)

Produktivitas Kerja Guru (Y)


(16)

10 G. Asumsi-asumsi

Penelitian ini dilakukan dengan bertitik tolak dari asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Setiap guru menginginkan iklim organisasi sekolah yang kondusif yang dapat memberikan suasana nyaman dalam bekerja (Sedarmayanti; 2001: 75).

2. Iklim organisasi sekolah dan motivasi dimungkinkan akan mamberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja guru (Zainun; 1994: 59).

3. Motivasi kerja guru akan meningkat apabila tercipta suasana kerja yang kondusif (Schatz dalam syehabudin 2010:11-12).

4. Motivasi kerja guru akan meningkat apabila kebutuhannya terpenuhi (Hasibuan; 1992: 103).

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang signifikan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas kerja guru.

2. Ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap produktivitas kerja guru.

3. Ada pengaruh yang signifikan iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru.


(17)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri S. (1995:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab-akibat tersebut adalah iklim organisasi sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara


(18)

2

statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digenera-lisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat. Sugiyono (2009:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasi-kan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian dan (2) determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya. Berdasarkan asumsi pertama dan kedua di atas, maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya (Sudjana, 2004:6). Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan


(19)

3

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Penelitian ini dilaksanakan pada guru SD Negeri di Kabupaten Sumedang dengan jumlah populasi 7065 guru SD.

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Riduwan (2009:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjut-nya jika subjekSelanjut-nya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (1991:135) bahwa, “.. mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.” Sukardi (2004:55) mengatakan “untuk penelitian sosial, pendidikan, ekonomi dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sampel harus memenuhi syarat representativenees (keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi.”

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara


(20)

4

acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:65) sebagai berikut.

1 . 2 + =

d N

N n

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi = 7065 guru

d2 = Presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut. responden 100 6 , 98 65 , 71 7065 1 1 , 0 ). 7065 ( 7065 1

. 2 + = 2+ = = ≈

= d N

N

n

Sampel penelitian dapat ditabelkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian

No Kecamatan SDN/Guru Menerima Angket Jumlah

1 Jati Nunggal Banjarsari, Pawenang, Sirnasari, dan Tarikolot 4

2 Wado Cimalela, Bunter, dan Cikareo III 3

3 Darmaraja Ancol, Cisema, dan Kebonkopi 3

4 Cibugel Mangamulya I, Antara I, Mangamulya II, dan Antara II 4

5 Cisitu Cimarga, Jatipuri, dan Malingping 3

6 Situraja Cijati, Cikadu, dan Warungketan 3

7 Ganeas Hegarmanah, Cikondang III, dan Cikondang II 3 8 Sumedang Utara Sundang III, Jatihurip, Cilengkarang, Panyingkiran, Gudangkopi,

Babakan Hurip, dan Sukamaju

7 9 Sumedang Selatan Sukaraja, Baginda, Tegalkalong I, Karangmulya, Pasangrahan I,

Sabagi, dan Cadaspangeran.

7 10 Tanjungsari Cijambu II, Cijambu III, Gudang I, Kebonhui, Mariuk, dan Gudang II. 6 11 Jatinangor Mekarsari, Cipancing I, Cipancing II Sayang, Cikopo I, dan Cikopo II 6 12 Cimanggung Cikandang, Ciparreung, dan Santaka 3 13 Sukasari Sukamulya, Cijambu I, dan Margaluyu 3 14 Pamulihan Cinanggerang I, Cinanggerang I, dan Sukaliah 3 15 Rancakalong Tegal Endah, Pakuwangi, dan Pangadegan 3 16 Tanjungmedar Cikaramas I, Cikaramas II, Sukamulya, dan Padmulya. 4

17 Tanjungkerta Pasirhuni dan Cibodas 2

18 Cimalaka Cimalaka I, Margamukti, CimalakaII, Malangbong, Cimuja, Margamulya, dan Cimalaka III.

7

19 Paseh Paseh II, Sukamulya, dan Citepok, 3

20 Tomo Bugel, Sugiharti, dan Gandawesi. 3

21 Jatigede Cidadap, Cidasngampar, Cijeungjing, dan Talagadatar. 4 22 Ujungjaya Sukarasa I, Girilaya, Sukarasa II, dan Pande. 4 23 Conggeang Conggeang I, Ungkal, dan Conggeang II 3 24 Buahdua Cilumping, Ciawitali, dan Bojongloa I, 3 25 Surian Pari, Sindang, Pasirwareng, dan Wanasari I 4

26 Cisarua Cisalak II, dan Ciuyah II 2


(21)

5

C. Definisi Opersional dan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) mendefinisi operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabelitas instrumen.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, yaitu

1. Iklim organisasi sekolah yaitu suasana keterbukaan yang dilakukan oleh guru. 2. Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menimbulkan kekuatan seseorang

dalam melakukan pekerjaannya untuk mencapai tujuan tertentu guna memperoleh prestasi kerja yang lebih baik.

3. Produktivitas kerja guru adalah sikap mental para guru yang berhubungan dengan pandangan terhadap prestasi kerja yang dicapainya pada saat itu lebih baik dari pada saat yang lalu.

a. Iklim Organisasi Sekolah (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi


(22)

6


(23)

7 Tabel 3.2.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR ITEM

a. Supportive (Keterdukungan) 1) Menggunakan kritik secara konstruktif

1,2,3 2) Mau mendengarkan saran orang

lain

4, 5, 6 3) Luwes dalam berkomunikasi 7, 8 b. Collegial (Pertemanan) 1) Berteman baik dengan yang lain 9,10, 11

2) Bersemangat untuk bekerja sama 12, 13, 14 3) Akrab dalam berdiskusi 15, 16 c. Intimate (Keintiman) 1) Saling mendukung 17, 18,

19 2) Merasakan pekerjaan milik

bersama

20, 21, 22 3) Mempunyai kesamaan tujuan

dalam bekerja

23, 24, 25

Catatan: Iklim organisasi sekolah dikembangkan dari teori Hoy dan Miskel (2001:194) Biyantu (2007:20-25) dan Kurnianingsih (2007:8)

b. Motivasi Kerja (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi


(24)

8 Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Kerja (X2)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR ITEM

1. Tanggungjawab 1) Melaksanakan tugas dengan baik 1, 2, 3 2) Mengembangkan kemampuannya 4, 5, 6 2. Minat terhadap tugas 1) Keterampilan pada pekerjaan 7, 8, 9,

10 2) Ketekunan dalam melaksanakan

pekerjaan

11, 12, 13 3) Usaha untuk meningkatkan

kualitas pekerjaan

14, 15, 16, 17, 18, 19 3. Penghargaan terhadap tugas 1) Kebanggaan terhadap hasil kerja 20, 21,

22 2) Harapan dari hasil kerja 23, 24,

25

Catatan. Motivasi kerja dikembangkan dari teori Sutermeister (1976:1), Hasibuan, M., (2006:92) dan Arep (2003:16).

c. Produktivitas Kerja Guru (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi


(25)

9 Tabel 3.4.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Produktivitas Kerja Guru (Y)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR ITEM

a. Bertugas secara maksimal untuk memenuhi kualifikasi pekerjaan

1) Dapat belajar dengan cepat, kompeten dan kreatif

1

2) Memahami pekerjaan, cerdik dan selalu mencari perbaikan

2, 3 3) Bernilai, berprestasi dan selalu

meningkatkan diri.

4, 5 b. Memiliki motivasi yang

tinggi

1) Tekun dan berkemauan keras 6, 7 2) Efektif, kreatif dan selalu mencari

tantangan

8 3) Berorientasi pada tujuan, tepat, dan

bersemangat

9, 10, 11 c. Memiliki orientasi kerja

yang positif

1) Menyukai dan selalu bekerja dengan baik

12 2) Aktif dan bekerja sesuai dengan

standar

13 3) Berhubungan dengan baik, luwes

dan selalu menyukai tantangan

14, 15, 16 d. Dewasa 1) Jujur, bertanggung jawab dan

bekerja sesuai dengan kemampuan

17, 18, 2) Percaya diri tanpa merasa tertekan

dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan

19

3) Berpengalaman dan profesional 20, 21 e. Dapat bergaul dengan

efektif.

1) Dapat bergaul dan berkomunikasi secara efektif

22 2) Produktif dan antusias dalam

bekerja

23, 24, 25

Catatan: Produktivitas kerja guru dikembangkan dari teori A. Dale Timpe (2002: 111-112), Winardi (2002:2) dan Syehabudin (2010:6)

Angket yang sebagai alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur yang dipakai.


(26)

10

D. Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, keman-tapan, dan homogenitas alat ukur (instrument) yang dipakai.

1. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1) Kaidah keputusan :

Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya

r hitung < r tabel berarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118) Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:


(27)

11 Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

a. Iklim Organisasi Sekolah (X1)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel iklim organisasi sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 item tersebut yang dinyatakan valid ada 25 item, yaitu item No 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, dan 35. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 10 item, yaitu item No: 3, 5, 9, 11, 16, 19, 21, 23, 27 dan 30.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,687; item No.2 = 0,781 dan seterusnya sampai item No.35 = 0,635. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.


(28)

12 Tabel 3.5.

Uji Validitas Item Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30 dk=n-1=30-1=29

Keputusan

No.1 0,687 0,367 Valid

No.2 0,781 0,367 Valid

No.3 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.4 0,673 0,367 Valid

No.5 0,058 0,367 Tidak Valid

No.6 0,639 0,367 Valid

No.7 0,635 0,367 Valid

No.8 0,781 0,367 Valid

No.9 0,058 0,367 Tidak Valid

No.10 0,781 0,367 Valid

No.11 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.12 0,592 0,367 Valid

No.13 0,592 0,367 Valid

No.14 0,639 0,367 Valid

No.15 0,781 0,367 Valid

No.16 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.17 0,652 0,367 Valid

No.18 0,635 0,367 Valid

No.19 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.20 0,635 0,367 Valid

No.21 0,078 0,367 Tidak Valid

No.22 0,652 0,367 Valid

No.23 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.24 0,687 0,367 Valid

No.25 0,569 0,367 Valid

No.26 0,627 0,367 Valid

No.27 -0,062 0,367 Tidak Valid

No.28 0,592 0,367 Valid

No.29 0,735 0,367 Valid

No.30 0,078 0,367 Tidak Valid

No.31 0,735 0,367 Valid

No.32 0,639 0,367 Valid

No.33 0,781 0,367 Valid

No.34 0,652 0,367 Valid


(29)

13 b. Motivasi Kerja (X2)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi kerja (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 item tersebut yang dinyatakan

valid ada 25 item, yaitu item No 1, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, dan 35. Sedangkan yang tidak valid

sebanyak 10 item, yaitu item No: 2, 4, 7, 9, 12, 15, 17, 18, 19 dan 31.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,830; item No.2 = 0,032 dan seterusnya sampai item No.35 = 0,602. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.


(30)

14 Tabel 3.6

Uji Validitas Item Variabel Motivasi Kerja (X2)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30 dk=n-1=30-1=29

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,830 0,367 Valid

No.2 0,032 0,367 Tidak Valid

No.3 0,743 0,367 Valid

No.4 -0,335 0,367 Tidak Valid

No.5 -0,766 0,367 Valid

No.6 0,696 0,367 Valid

No.7 -0,052 0,367 Tidak Valid

No.8 0,830 0,367 Valid

No.9 -0,335 0,367 Tidak Valid

No.10 0,615 0,367 Valid

No.11 0,647 0,367 Valid

No.12 0,830 0,367 Valid

No.13 0,235 0,367 Tidak Valid

No.14 0,883 0,367 Valid

No.15 0,032 0,367 Tidak Valid

No.16 0,830 0,367 Valid

No.17 0,255 0,367 Tidak Valid

No.18 0,235 0,367 Tidak Valid

No.19 -0,052 0,367 Tidak Valid

No.20 0,883 0,367 Valid

No.21 0,766 0,367 Valid

No.22 0,830 0,367 Valid

No.23 0,563 0,367 Valid

No.24 0,766 0,367 Valid

No.25 0,696 0,367 Valid

No.26 0,883 0,367 Valid

No.27 0,883 0,367 Valid

No.28 0,743 0,367 Valid

No.29 0,883 0,367 Valid

No.30 0,602 0,367 Valid


(31)

15

1 2 3 4

No.32 0,612 0,367 Valid

No.33 0,615 0,367 Valid

No.34 0,696 0,367 Valid

No.35 0,602 0,367 Valid

c. Produktivitas Kerja Guru (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel produktivitas kerja guru (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 item tersebut yang dinyatakan valid ada 25 item, yaitu item No 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 32, 33, 34, dan 35. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 10 item, yaitu item No: 2, 5, 10, 12, 16, 18, 20, 26, 28, dan 31.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r Tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,532; item No.2 = -0,055 dan seterusnya sampai item No.35 = 0,669.


(32)

16 Tabel 3.7.

Uji Validitas Item Variabel Produktivitas Kerja Guru (Y) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30 dk=n-1=30-1=29

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,532 0,367 Valid

No.2 -0,055 0,367 Tidak Valid

No.3 0,573 0,367 Valid

No.4 0,777 0,367 Valid

No.5 -0,055 0,367 Tidak Valid

No.6 0,669 0,367 Valid

No.7 0,615 0,367 Valid

No.8 0,787 0,367 Valid

No.9 0,777 0,367 Valid

No.10 0,085 0,367 Tidak Valid

No.11 0,760 0,367 Valid

No.12 0,010 0,367 Tidak Valid

No.13 0,735 0,367 Valid

No.14 0,735 0,367 Valid

No.15 0,787 0,367 Valid

No.16 0,025 0,367 Tidak Valid

No.17 0,760 0,367 Valid

No.18 0,029 0,367 Tidak Valid

No.19 0,801 0,367 Valid

No.20 0,100 0,367 Tidak Valid

No.21 0,777 0,367 Valid

No.22 0,787 0,367 Valid

No.23 0,615 0,367 Valid

No.24 0,631 0,367 Valid

No.25 0,615 0,367 Valid

No.26 0,280 0,367 Tidak Valid

No.27 0,669 0,367 Valid

No.28 0,085 0,367 Tidak Valid

No.29 0,777 0,367 Valid


(33)

17

1 2 3 4

No.31 0,036 0,367 Tidak Valid

No.32 0,640 0,367 Valid

No.33 0,640 0,367 Valid

No.34 0,669 0,367 Valid

No.35 0,669 0,367 Valid

2. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut. Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi (ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Σ Si = Jumlah Varians semua item S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

N N X X S t t t 2 2 (Σ )

Σ = N N X X S i i i 2 2(Σ ) Σ

=

n

i S S S S

S = 1+ 2+ 3...


(34)

18

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item (sumber:Riduwan 2010a:120)

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rb ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= (Riduwan 2010a:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown yakni:

b b r r + = 1 . 2

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.

a. Iklim Organisasi Sekolah (X1)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,939. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item iklim organisasi sekolah (X1) tersebut

adalah reliabel. seperti Tabel 3.8 sebagai berikut.

      Σ −       − = t i S S k k

r .1

1


(35)

19 Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Item Iklim Organisasi Sekolah (X1)

b. Motivasi Kerja (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,908. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item motivasi kerja (X2) tersebut adalah

reliabel, seperti Tabel 3.9 sebagai berikut. Tabel 3.9.


(36)

20 c. Produktivitas Kerja Guru (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,925. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item produktivitas kerja guru (Y) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Item Produktivitas Kerja Guru (Y)

E. Uji Persyaratan Analisis

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; (2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya; (3) melakukan analisis secara


(37)

21

deskriptif; (4) Melakukan Uji Persyaratan Analisis karena menggunakan analisis parametrik. Sebelum melakukan analisis data statistik parametrik (teknik korelasi, regresi dan path analysis) harus memenuhi persyaratan uji analisis yang akan digunakan. Analisis regresi atau korelasi mempunyai persyaratan analisis, yaitu (1) data berbentuk interval dan ratio; (2) data dipilih secara random (acak); (3) sebaran data berdistribusi normal; (4) data linier (5) setiap data yang dikorelasikan mempunyai pasangan yang sama. Untuk menganalisi data yang sudah ditabulasi terlebih dahulu diuji, apakah data tersebut memiliki persyaratan tersebut dengan menguji persyaratan analisis, yaitu (1) uji normalitas dan (2) uji linieritas Riduwan (2010b:184). Bisa juga untuk mempercepat perhitungan digunakan bantuan program SPSS 17.

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas masing-masing variabel dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data tiap variabel tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang akan berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17 Uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari 0,05 data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil analisis pengujian normalitas data, diperoleh data analisis sebagai berikut. (1) Output Test of Normality; (2) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Q-Q Plot); dan (3) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) Santoso S. (2000:102-103).


(38)

22

1) Test of Normality Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1) terhadap

Produktivitas Kerja Guru (Y)

a) Output Test of Normality

Pedoman dalam pengambilan keputusan dan pemaknaan dari hasil analisis Test of Normality untuk variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) adalah :

(1) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, maka distribusi adalah normal.

(2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05, maka distribusi adalah tidak normal.

Dalam analisis Test of Normality ada dua uji yaitu Uji Kolmogorov Smirnov dan Uji Shapiro Wilk. Kedua uji tersebut dapat dimaknai sebagai berikut.

(a) Uji Kolmogorov Smirnov dengan keterangan adalah sama dengan uji Lilliefors Significance Correction (lihat tanda ‘a’ di bawah Tabel 3.11). Didapat untuk data iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) tingkat signifikansi atau nilai probabilitas yang di atas 0,05 (0,200 sampai dengan 0,200 dan lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa data variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) adalah berdistribusi normal.

(b) Uji Shapiro Wilk, didapat untuk data iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) tingkat signifikansi atau nilai probabilitas yang di atas 0,05 (0,089 sampai dengan 0,253 dan lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan distribusi variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap


(39)

23

produktivitas kerja guru (Y) adalah normal. Lebih jelasnya Test of Normality tersebut dapat dilihat seperti Tabel 3.11 sebagai berikut.

Tabel 3.11

Test of Normality Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1)

terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)

Iklim

organisasi sekolah (X1)

Kolmogorov Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Produktivitas kerja guru (Y) 63

.369 3 . .789 3 .089

64 .350 4 . .830 4 .168

68 .175 3 . 1.000 3 1.000

70 .258 4 . .892 4 .394

72 .257 4 . .914 4 .504

73 .260 2 .

74 .237 4 . .939 4 .650

77 .264 6 .200* .869 6 .222

78 .394 4 . .773 4 .062

79 .250 6 .200* .933 6 .606

80 .314 3 . .893 3 .363

81 .169 5 .200* .955 5 .773

82 .189 4 . .982 4 .915

83 .194 5 .200* .920 5 .529

84 .314 3 . .893 3 .363

86 .229 4 . .944 4 .677

87 .223 4 . .939 4 .648

89 .351 3 . .828 3 .183

90 .263 3 . .955 3 .593

96 .337 3 . .855 3 .253

97 .260 2 .

100 .260 2 .

106 .260 2

aLilliefors Significance Correction

b) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Q-Q Plot)

Pada gambar 3.1 Normal Q-Q Plot untuk variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y), terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis itu berasal dari nilai z (z score). Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Terlihat bahwa memang data tersebar di sekeliling garis. Dengan demikian dikatakan bahwa distribusi data iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) adalah berdistribusi normal. Lebih jelasnya data Normal Q-Q


(40)

24

Plot untuk variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1

Normal Q-Q Plot untuk Variabel Iklim organisasi sekolah (X1)

terhadap Produktivitas kerja guru (Y)

c) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) Pada gambar 3.2 Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk variabel iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y), untuk mendeteksi pola dari titik-titik yang bukan bagian dari kurva normal. Terlihat bahwa data iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) sebagian besar data berpola di sekitar garis, kecuali ada sebagian kecil data yang terpencar di pojok kanan atas. Atas dasar ini membuktikan bahwa distribusi data adalah berdistribusi normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan 3.3 berikut.


(41)

25

Gambar 3.2

Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)

Gambar 3.3


(42)

26

2) Test of Normality Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap Produktivitas

Kerja Guru (Y)

a) Output Test of Normality

Pedoman dalam pengambilan keputusan dan pemaknaan dari hasil analisis Test of Normality untuk variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y), yaitu:

(1) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, maka distribusi adalah normal.

(2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05, maka distribusi adalah tidak normal.

Dalam analisis Test of Normality ada dua uji yaitu Uji Kolmogorov Smirnov dan Uji Shapiro Wilk. Kedua uji tersebut dapat dimaknai sebagai berikut.

(a) Uji Kolmogorov Smirnov dengan keterangan adalah sama dengan uji Lilliefors Significance Correction (lihat tanda ‘a’ di bawah Tabel 3.12). Didapat untuk data motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) tingkat signifi-kansi atau nilai probabilitas yang di atas 0,05 (0,200 sampai dengan 0,200 dan lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa data variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) adalah berdistribusi normal.

(b) Uji Shapiro Wilk, didapat untuk data motivasi kerja (X2) terhadap produk-tivitas kerja guru (Y) tingkat signifikansi atau nilai probabilitas yang di atas 0,05 (0,089 sampai dengan 0,266 dan lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan distribusi variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja


(43)

27

guru (Y) adalah normal. Lebih jelasnya Test of Normality tersebut dapat dilihat seperti Tabel 3.12 sebagai berikut.

Tabel 3.12

Test of Normality Variabel Motivasi kerja (X2)

terhadap Produktivitas kerja guru (Y) Motivasi kerja (X2) Kolmogorov Smirnov

a

Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Produktivitas kerja guru

(Y) 55 .260 2

57 .260 2 .

61 .369 3 . .789 3 .089

65 .262 4 . .954 4 .744

69 .369 3 . .789 3 .089

70 .261 5 .200* .881 5 .313

71 .260 2 .

72 .292 3 . .923 3 .463

74 .346 3 . .837 3 .206

77 .334 4 . .879 4 .333

78 .260 2 .

79 .296 4 . .768 4 .056

80 .319 3 . .885 3 .339

81 .282 4 . .915 4 .507

82 .292 3 . .923 3 .463

83 .260 2 .

84 .270 5 .200* .887 5 .340

85 .192 7 .200* .914 7 .428

87 .260 2 .

88 .196 3 . .996 3 .878

89 .204 4 . .950 4 .717

92 .385 3 . .750 3 .000

93 .260 2 .

94 .260 2 .

99 .334 3 . .860 3 .266

aLilliefors Significance Correction

b) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Q-Q Plot)

Pada Gambar 3.4 Normal Q-Q Plot untuk variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y), terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis itu berasal dari nilai z (z score). Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Terlihat bahwa memang data tersebar di sekeliling garis. Dengan demikian dikatakan bahwa distribusi data motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) adalah


(44)

berdistri-28

busi normal. Lebih jelasnya data Normal Q-Q Plot untuk variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) dapat dilihat pada Gambar 3.4 sebagai berikut.

Gambar 3.4 Normal Q-Q Plot untuk

Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Guru (Y)

c) Output untuk menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) Pada gambar 3.5 Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk variabel motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y), untuk mendeteksi pola dari titik-titik yang bukan bagian dari kurva normal. Terlihat bahwa data motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) sebagian besar data berpola di sekitar garis, kecuali ada sebagian kecil data yang terpencar di pojok kanan atas. Atas dasar ini membuktikan bahwa distribusi data adalah berdistribusi normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 dan 3.6 berikut.


(45)

29

Gambar 3.5

Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk Variabel Motivasi kerja (X2) terhadap Produktivitas kerja guru (Y)

Gambar 3.6


(46)

30 2. Uji Linieritas

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2, atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 17. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas Tabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut.

a. Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, maka distribusi data berpola Tidak Linier.

b. Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05, maka distribusi data berpola Linier.

(a) Uji Linieritas Iklim organisasi sekolah (X1) atas Produktivitas kerja guru (Y)

Tabel 3.13

Tabel 3.14


(47)

31

Ternyata Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 atau 0,000 < 0,05, maka distribusi data iklim organisasi sekolah (X1) terhadap produktivitas kerja guru (Y) berpola Linier. Berikut ini ditunjukkan gambar 3.7. Diagram Garis untuk menunjukkan arah atau kelinieran data Iklim organisasi sekolah (X1) terhadap Produktivitas kerja guru (Y) sebagai berikut.

Gambar 3.7

Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data

Variabel Iklim organisasi sekolah (X1) terhadap Produktivitas kerja guru (Y)

(b) Uji Linieritas Motivasi kerja (X2) atas Produktivitas kerja guru (Y) Tabel 3.16


(48)

32

Ternyata Nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 atau 0,000 < 0,05, maka distribusi data motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) berpola Linier. Berikut ini ditunjukkan Gambar 3.8. Diagram Garis untuk menunjukkan arah atau kelinieran data motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas kerja guru (Y) sebagai berikut.

Gambar 3.8

Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data

Variabel Motivasi kerja (X2) terhadap Produktivitas kerja guru (Y)

Tabel 3.17


(49)

33 F. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment dan korelasi ganda, namun dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2)

terhadap produktivitas kerja guru (Y), baik secara bersama-sama maupun secara individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

(

}

)

(

.

}.{

)

(

.

{

)

).(

(

)

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

XY

=

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (–1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.


(50)

34 Tabel 3.19.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010c:138)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan (Pengaruh antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

2 1 2 r n r thitung − − =

KD = r 2 x 100%

2 2 . 1 2 . 1 . 2 . 1 2 . 2 2 . 1 . 2 . 1 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X r r r r r r R − − + =


(51)

35

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 17. 1. Pengujian Secara Individual

a. Iklim organisasi sekolah berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : rx1y≠ 0

Ho : rx1y = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Iklim organisasi sekolah berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Ho: Iklim organisasi sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja guru.

b. Motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru. Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : rx2y ≠ 0

Ho : rx2y = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru. Ho: Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

guru.

2. Pengujian secara simultan (bersama-sama)

Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik dirumuskan: Ha : ryx1 = ryx2 ≠ 0


(52)

36 Hipotesis bentuk kalimat.

Ha : Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Ho: Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis korelasi, maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas


(53)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran secara terpadu, sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab-bab sebelum-nya, maka disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil deskriptif variabel iklim organisasi sekolah diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah intimate (keintiman) karena disebabkan antara lain (a) solidaritas antar guru kurang baik untuk melakukan pekerjaan; (b) kepala sekolah memotivasi guru kurang baik untuk melakukan pekerjaan yang ditugasinya; (c) guru kurang berpikir untuk menyelesaikan tugas secara kelompok; (d) guru kurang paham visi dan misi organisasi; (e) kepala sekolah longgar dalam hal menegur guru yang tidak disiplin; (f) antar guru kurang saling membantu dalam menyelesaikan tugas; (g) guru kurang dalam kesamaan orientasi terhadap visi dan misi organisasi; (h) guru kurang memberikan layanan prima kepada stakeholoders (i) guru kurang mewujudkan tujuan organisasi secara konsekuen.

2. Hasil deskriptif variabel motivasi kerja diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah penghargaan terhadap tugas hal ini dikarenakan: (a) guru kurang puas atas imbalan yang diterima; (b) guru kurang melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab; (c) tunjangan guru kurang bisa dinikmati keluarga; (d) guru


(54)

2

belum bekerja secara nyaman; (e) simpatik kepala sekolah masih kurang terhadap guru; dan (f) guru kurang memperhatikan jaminan atas pekerjaan untuk hari tua. 3. Hasil deskriptif variabel produktivitas kerja guru diinformasikan bahwa skor

yang paling kecil adalah dapat bergaul dengan efektif hal ini dikarenakan: (a) pengalaman guru kurang dalam pekerjaan sangat penting; (b) guru kurang menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat dalam bidang social; (c) guru kurang dapat bergaul degan efektif baik dengan kepala sekolah maupun teman sejawat; dan (d) guru kurang bekerja secara tim untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.

4. Iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas kerja guru adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi. Dengan demikian iklim organisasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja guru.

5. Motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi. Dengan demikian motivasi kerja merupa-kan faktor strategis dalam meningkatmerupa-kan produktivitas kerja guru.

6. Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru adalah adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa direkomendasi sebaiknya Guru SD perlu ditingkatkan motivasi kerja melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan proses. Pendekatan struktural meliputi: otonomi, variasi tugas, signifikansi tugas, identitas tugas, dan feed back. Pendekatan proses adalah melakukan berbagai proses keorganisasian


(55)

3

untuk menciptakan adanya saling percaya di antara guru, saling membantu, mengurangi munculnya kelemahan manusia, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru, di antaranya dapat dilakukan melalui: (1) meningkatkan hubungan iklim organisasi sekolah antar guru-kepala sekolah-pegawai sekolah, (2) meningkatkan disiplin kerja, dan (3) mengadakan pengawasan rutin dan berkala dan memberi bantuan kepada para pengawas agar terjadi peningkatan produktivitas kerja di SDN Kabupaten Sumedang melalui penataran-lokakarya-seminar.


(1)

34 Tabel 3.19.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah

Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010c:138)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan (Pengaruh antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

2 1 2 r n r thitung − − =

KD = r 2 x 100%

2 2 . 1 2 . 1 . 2 . 1 2 . 2 2 . 1 . 2 . 1 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X r r r r r r R − − + =


(2)

35

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 17. 1. Pengujian Secara Individual

a. Iklim organisasi sekolah berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : rx1y ≠ 0

Ho : rx1y = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Iklim organisasi sekolah berpengaruh signifikan terhadap produktivitas

kerja guru.

Ho: Iklim organisasi sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja guru.

b. Motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru. Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : rx2y ≠ 0

Ho : rx2y = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Ho: Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

guru.

2. Pengujian secara simultan (bersama-sama)

Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik dirumuskan: Ha : ryx1 = ryx2 ≠ 0


(3)

36 Hipotesis bentuk kalimat.

Ha : Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Ho: Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis korelasi, maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas


(4)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran secara terpadu, sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab-bab sebelum-nya, maka disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil deskriptif variabel iklim organisasi sekolah diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah intimate (keintiman) karena disebabkan antara lain (a) solidaritas antar guru kurang baik untuk melakukan pekerjaan; (b) kepala sekolah memotivasi guru kurang baik untuk melakukan pekerjaan yang ditugasinya; (c) guru kurang berpikir untuk menyelesaikan tugas secara kelompok; (d) guru kurang paham visi dan misi organisasi; (e) kepala sekolah longgar dalam hal menegur guru yang tidak disiplin; (f) antar guru kurang saling membantu dalam menyelesaikan tugas; (g) guru kurang dalam kesamaan orientasi terhadap visi dan misi organisasi; (h) guru kurang memberikan layanan prima kepada stakeholoders (i) guru kurang mewujudkan tujuan organisasi secara konsekuen.

2. Hasil deskriptif variabel motivasi kerja diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah penghargaan terhadap tugas hal ini dikarenakan: (a) guru kurang puas atas imbalan yang diterima; (b) guru kurang melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab; (c) tunjangan guru kurang bisa dinikmati keluarga; (d) guru


(5)

2

belum bekerja secara nyaman; (e) simpatik kepala sekolah masih kurang terhadap guru; dan (f) guru kurang memperhatikan jaminan atas pekerjaan untuk hari tua. 3. Hasil deskriptif variabel produktivitas kerja guru diinformasikan bahwa skor

yang paling kecil adalah dapat bergaul dengan efektif hal ini dikarenakan: (a) pengalaman guru kurang dalam pekerjaan sangat penting; (b) guru kurang menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat dalam bidang social; (c) guru kurang dapat bergaul degan efektif baik dengan kepala sekolah maupun teman sejawat; dan (d) guru kurang bekerja secara tim untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.

4. Iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas kerja guru adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi. Dengan demikian iklim organisasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja guru.

5. Motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi. Dengan demikian motivasi kerja merupa-kan faktor strategis dalam meningkatmerupa-kan produktivitas kerja guru.

6. Iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja guru adalah adalah signifikan dan pengaruhnya termasuk cukup tinggi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa direkomendasi sebaiknya Guru SD perlu ditingkatkan motivasi kerja melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan proses. Pendekatan struktural meliputi: otonomi, variasi tugas, signifikansi tugas, identitas tugas, dan feed back. Pendekatan proses adalah melakukan berbagai proses keorganisasian


(6)

3

untuk menciptakan adanya saling percaya di antara guru, saling membantu, mengurangi munculnya kelemahan manusia, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru, di antaranya dapat dilakukan melalui: (1) meningkatkan hubungan iklim organisasi sekolah antar guru-kepala sekolah-pegawai sekolah, (2) meningkatkan disiplin kerja, dan (3) mengadakan pengawasan rutin dan berkala dan memberi bantuan kepada para pengawas agar terjadi peningkatan produktivitas kerja di SDN Kabupaten Sumedang melalui penataran-lokakarya-seminar.