PENGGUNAAN MEDIA WAYANG BINATANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DONGENG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI BUDIASIH KECAMATAN TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

PADA SISWA KELAS II SD NEGERI BUDIASIH KECAMATAN TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh EUIS NURMALA

1008481

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PADA SISWA KELAS II SD NEGERI BUDIASIH

KECAMATAN TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG

oleh

EUIS NURMALA 1008481

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. NIP. 197212262005011002

Pembimbing II

Regina Lichteria Panjaitan, M.PFis. NIP. 197801232009122003

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penggunaan Media Wayang Binatang dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan pada Siswa Kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang”. ini sepenuhnya adalah karya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang ditujukan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Penulis bertempat tinggal di Dusun Cisuka Rt. 01 Rw. 07 Desa Tanjungmulya Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

Euis Nurmala 1008481


(4)

(5)

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 8

1. Rumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Media Pembelajaran ... 16

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 18

B. Media Wayang Binatang ... 19

1. Pengertian Media Wayang Binatang ... 19

2. Syarat Penggunaan Media Wayang Binatang ... 20

C. Mendengarkan ... 21

1. Pengertian Mendengarkan ... 21

2. Jenis-jenis Mendengarkan ... 24

D. Mendengarkan Dongeng ... 26

1. Pengertian Mendengarkan Dongeng ... 26

2. Tahapan Mendengarkan Dongeng ... 28

E. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Rencana Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Subjek Penelitian ... 31

3. Waktu Penelitian ... 32

B. Metode dan Desain Penelitian ... 33

1. Metode Penelitian ... 33

2. Desain Penelitian ... 34

C. Prosedur Penelitian Tindakan ... 36

1. Tahapan Perencanaan ... 37

2. Tahapan Pelaksanaan ... 37

3. Tahapan Observasi ... 39


(6)

D. Instrumen Penelitian ... 40

E. Teknik Pengolahan Data ... 42

1. Pengolahan Data Proses ... 42

2. Pengolahan Data Hasil ... 43

F. Validasi ... 44

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Paparan Data Awal ... 46

B. Paparan Data Tindakan ... 53

1. Paparan Data Tindakan Siklus 1 ... 53

2. Paparan Data Tindakan Siklus 2 ... 67

3. Paparan Data Tindakan Siklus 3 ... 81

C. Analisis Pendapat Siswa dan Guru ... 93

1. Analisis Pendapat Siswa ... 93

2. Analisis Pendapat Guru ... 95

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

1. Perencanaan Pembelajaran ... 95

2. Kinerja Guru ... 96

3. Aktivitas Siswa ... 97

4. Hasil Belajar ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri Budiasih

Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang ... 5

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Observasi terhadap Kinerja Guru ... 48

Tabel 4.2 Data Awal Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa ... 49

Tabel 4.3 Data Awal Hasil Pembelajaran Siswa ... 52

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi terhadap Kinerja Guru Siklus 1 ... 57

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus 1 .... 60

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 ... 63

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 1 ... 65

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi terhadap Kinerja Guru Siklus 2 ... 72

Tabel 4.9 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus 2 .... 74

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2 ... 77

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 2 ... 79

Tabel 4.12 Data Hasil Observasi terhadap Kinerja Guru Siklus 3 ... 84

Tabel 4.13 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus 3 .... 87

Tabel 4.14 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 3 ... 90

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 3 ... 92


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 35 Gambar 4.1 Peningkatan Kinerja Guru dari Data Awal ke Siklus 1 ... 59 Gambar 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa dari Data Awal ke Siklus 1 . 62 Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa dari Data Awal ke

Siklus 1 ... 65 Gambar 4.4 Peningkatan Kinerja Guru sampai Siklus 2 ... 73 Gambar 4.5 Peningkatan Aktivitas Siswa dari Data Awal ke Siklus 2 . 76 Gambar 4.6 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa dari Data Awal ke

Siklus 2 ... 79 Gambar 4.7 Peningkatan Kinerja Guru sampai Siklus 3 ... 86 Gambar 4.8 Peningkatan Aktivitas Siswa dari Data Awal ke Siklus 3 . 89 Gambar 4.9 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa dari Data Awal ke


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Nilai Tes Awal

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Lampiran 3 Soal Tes Kemampuan Mendengarkan Siklus 1 Lampiran 4 Hasil Penilaian Tes Tertulis Pembelajaran Siklus 1 Lampiran 5 Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1

Lampiran 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Lampiran 7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Lampiran 9 Soal Tes Kemampuan Mendengarkan Siklus 2 Lampiran 10 Hasil Penilaian Tes Tertulis Pembelajaran Siklus 2 Lampiran 11 Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Lampiran 13 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 Lampiran 15 Soal Tes Kemampuan Mendengarkan Siklus 3 Lampiran 16 Hasil Penilaian Tes Tertulis Pembelajaran Siklus 3 Lampiran 17 Hasil Evaluasi Siswa Siklus 3

Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3 Lampiran 19 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 3 Lampiran 20 Pedoman Wawancara untuk Guru Lampiran 21 Pedoman Wawancara untuk Siswa Lampiran 22 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Lampiran 23 Gambar Media Wayang Binatang Lampiran 24 SK Pembimbing Pembuatan Skripsi Lampiran 25 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 26 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran 27 Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi Lampiran 28 Riwayat Hidup Penulis


(10)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia disebutkan, “Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis” (Depdiknas, 2006: XI). Keempat aspek tersebut merupakan caturtunggal. Artinya, keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut penting dikuasai. Dengan kata lain, bila seseorang hanya memiliki salah satu keterampilan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki keterampilan berbahasa.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai siswa sekolah dasar adalah keterampilan mendengarkan. Dengan memiliki keterampilan mendengarkan, siswa akan dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya berdasarkan informasi yang didengarnya. Oleh karena itu, keterampilan mendengarkan merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dimiliki siswa.

Pembelajaran mendengarkan di sekolah-sekolah selama ini tidak begitu mendapat perhatian, padahal pembelajaran mendengarkan layak diberikan kepada para siswa secara proporsional mengingat salah satu fungsi mendengarkan yakni memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan pembelajaran, pekerjaan atau profesi seseorang. Selain itu, dengan mendengarkan hubungan-hubungan antar pribadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan


(11)

masyarakat dapat lebih efektif. Melalui keterampilan mendengarkan dengan baik kita dapat mengumpulkan data untuk membuat keputusan-keputusan yang masuk akal. Di samping itu, kita dapat memberikan respons yang tepat terhadap semua informasi yang kita dengar.

Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, bila mereka hanya terampil berbicara, membaca, dan menulis, tetapi tidak terampil mendengarkan. Jadi, jelaslah bahwa keterampilan mendengarkan harus benar-benar diperhatikan, karena hanya dengan cara begitulah kita dapat mencetak siswa agar memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dengan demikian, terlihat bahwa keterampilan mendengarkan merupakan salah satu komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Terutama dalam usaha menjadikan siswa yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berkenaan dengan keterampilan mendengarkan, Tarigan (2004: 28) mengemukakan bahwa,

Mendengarkan adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, mengungkap isi atau pesan memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Pembelajaran mendengarkan sangat penting bagi siswa. Dikatakan demikian, karena dengan menguasai keterampilan mendengarkan maka akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan memperluas wawasan siswa. Selain itu, siswa dituntut untuk peka terhadap lingkungan serta mampu


(12)

menangkap informasi yang didengar dengan baik dan benar. Melalui pembelajaran mendengarkan diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Salah satu kegiatan pembelajaran mendengarkan pada siswa sekolah dasar adalah mendengarkan dongeng. Mendengarkan dongeng adalah melakukan telaah untuk mendapatkan informasi tertentu dari suatu cerita dari dongeng yang dibacakan guru di depan kelas. Dalam mendengarkan cerita si pendengar harus berkonsentrasi mengikuti alur cerita tersebut agar informasi dan ide yang didapatkan akan lebih dipahami sehingga tujuan si pendengar dapat tercapai.

Dongeng adalah kisahan yang tidak terikat pada ruang dan waktu yang beredar secara lisan maupun tulisan di tengah masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa dongeng adalah “1) tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal (peristiwa, kejadian, dsb); 2) karangan yang menuturkan perbuatan, atau pengalaman orang; kejadian dsb (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka)” (Depdiknas, 2002: 186). Dengan kata lain, dongeng adalah karangan yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa atau kejadian baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka.

Keterampilan mendengarkan dongeng penting dimiliki oleh siswa. Dikatakan demikian, karena kepemilikan keterampilan mendengarkan dongeng akan dapat memperluas wawasan siswa. Di samping itu, siswa akan memiliki kemampuan menangkap informasi yang didengar dengan baik dan benar.


(13)

Mengingat pentingnya keterampilan mendengarkan dongeng dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran mendengarkan dongeng di sekolah perlu digalakkan. Guru harus mendorong, membimbing, memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas, serta dapat mengarahkan siswa sehingga siswa lebih aktif dalam belajar sesuai dengan konsep cara belajar siswa aktif. Di samping itu, agar pembelajaran mendengarkan dapat berjalan lancar dan menarik, guru harus memiliki pengetahuan serta dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat. Pembelajaran yang menarik, akan menimbulkan dan menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Sayangnya kenyataan yang terjadi, guru kurang menguasai memilih dan menggunakan metode, pendekatan, strategi maupun media dalam pembelajaran mendengarkan yang digunakan di kelas. Akibatnya siswa tidak mampu menangkap ide, gagasan, pikiran secara lisan yang ada hubungannya dengan pembelajaran. Artinya, mereka belum mampu menangkap bahasa lisan dalam berbagai peristiwa bahasa. Dengan kata lain, kemampuan mendengarkan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar bagi siswa kelas II di sekolah tersebut belum berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

Fakta yang terjadi di lapangan adalah guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan berceramah dan memberi tugas. Di samping itu, media pembelajaran yang digunakan tidak lengkap. Guru selalu mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya siswa hanya memperoleh informasi yang kemudian menghafalnya. Kenyataan yang sesungguhnya mengajar bukan lagi menyampaikan pengetahuan melainkan memberikan kesempatan


(14)

seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam proses memperoleh informasi dan mengaitkan dengan apa yang telah dimiliki siswa sehingga diharapkan siswa memahami dan memaknai dengan baik pengetahuan di dalam pikirannya.

Terdapatnya kesenjangan antara kondisi nyata di lapangan dengan kondisi yang diharapkan disebabkan oleh kurangnya perhatian dan latihan dari guru dalam membiasakan anak memperhatikan (mendengar) sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar yang berguna dalam mengembangkan kemampuannya. Biasanya guru mengajarkan kemampuan mendengarkan kepada siswa secara konvensional tanpa memperhatikan berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya.

Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia, khususnya pada siswa kelas II sekolah dasar pada pokok bahasan mendengarkan. Oleh karena itu, guru harus membantu siswa untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi pelajaran maupun karakteristik siswa. Untuk lebih jelasnya, hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

No Nama Siswa L/P

Aspek yang Dinilai

Jml

Skor Nilai KKM

Interpretasi Kemampuan menceritakan kembali isi dongeng Kemampuan menyampaikan pesan dalam

dongeng Tu

n tas Be lu m tu n tas

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Ade Muhamad M. L √ √ 3 37,50

65 √


(15)

3 Agus Rosidin P √ √ 4 50,00 √

4 Ega Juliyandi P √ √ 6 75,00 √

5 Fitriani Pratiwi P √ √ 2 25,00 √

6 Febriani Valentina L √ √ 3 37,50 √

7 Gilang Angga R. L √ √ 3 37,50 √

8 Hari Gunawan P √ √ 4 50,00 √

9 Indra Mahendra P √ √ 6 75,00 √

10 Maesaroh L √ √ 6 75,00 √

11 Mikoreza Prasetio L √ √ 2 25,00 √

12 Muhamad Farhan P √ √ 4 50,00 √

13 Nisa Sania N. P √ √ 6 75,00 √

14 Novita Nur I. P √ √ 4 50,00 √

15 Rina Rahmawati L √ √ 7 87,50 √

16 Rizal Sumpena L √ √ 4 50,00 √

17 Salsabila Nadia P √ √ 4 50,00 √

18 Siti Aisyah L √ √ 2 25,00 √

Jumlah 1 4 10 3 0 5 7 6 74 925 5 13

Rata-rata 4,11 51,39

Persentase (%) 5,6 22,2 55,6 16,7 0 27,8 38,9 33,3 27,8 72,2

Ketarangan :

Tuntas = 5 orang Belum Tuntas = 13 orang Nilai KKM = 65

Nilai 65 ke atas berarti tuntas, sedangkan nilai kurang dari 65 belum tuntas.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang relevan. Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu (1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, (3) media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, (4) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar, (5) media pengajaran dapat menumbuhkan


(16)

kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, dan (6) media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat Sadiman (2006: 16) yang mengemukakan bahwa, ”Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra”. Misalnya, obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan relita, gambar, film, atau model. Sedangkan obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor atau gambar.

Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran mendengarkan dongeng adalah media wayang binatang. Media wayang binatang adalah media pembelajaran yang diawali dengan guru menceritakan sebuah dongeng dengan menggunakan wayang binatang sesuai dengan tokoh binatang yang diceritakan dalam dongeng tersebut. Kemudian siswa menceritakan kembali dongeng tersebut dengan tepat.

Penggunaan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan dongeng memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif, sehingga tercipta suatu kondisi dan situasi belajar yang optimal. Media wayang binatang membuat kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor guru dan siswa saja tetapi juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan media pembelajaran.

Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian tentang penggunaan media wayang binatang dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengarkan pada


(17)

siswa sekolah dasar perlu dilakukan. Oleh karena itu, penulis menuangkan hasil penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul ”Penggunaan Media Wayang Binatang dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan pada Siswa Kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang?

d. Bagaimana peningkatan kemampuan menceritakan lima hal berkaitan dengan dongeng yang didengar siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang?


(18)

2. Pemecahan Masalah

Permasalahan yang mendasar, kemampuan mendengarkan siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang masih tergolong rendah. Hal ini terbukti hanya 5 orang siswa (28%) yang kemampuan mendengarkannya sudah baik, siswanya 13 orang siswa (72%) kemampuan mendengarkannya belum baik.

Alternatif untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II sekolah dasar, guru dapat menggunakan berbagai macam media pembelajaran, diantaranya adalah menggunakan media wayang binatang. Media wayang binatang adalah media pembelajaran yang diawali dengan guru menceritakan sebuah dongeng dengan menggunakan wayang binatang sesuai dengan tokoh binatang yang diceritakan dalam dongeng tersebut. Kemudian siswa menceritakan kembali dongeng tersebut dengan tepat.

Alasan media wayang binatang dapat mengatasi kesulitan mendengarkan, karena penggunaan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan dongeng memungkinkan anak belajar secara aktif sehingga tercipta suatu kondisi dan situasi belajar yang optimal. Media wayang binatang membuat kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media wayang binatang diduga dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng.

Pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang berhubungan erat dengan keterampilan dan kemampuan guru dalam mengemas penggunaan media wayang binatang dengan baik mulai merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi penggunaan media tersebut.


(19)

Dengan demikian, jika guru memliki kompetensi tersebut akan terjadi perubahan positif terutama meningkatkan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah penggunaan media wayang binatang dalam pembelajaran yang dilakukan guru penulis paparkan sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini yaitu menetapkan guru kelas II sebagai subjek penelitian yang bertindak sebagai praktikan, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat dengan dibantu oleh seorang guru lain untuk melakukan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran, menentukan kriteria keberhasilan tindakan, dan membuat rencana tindakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media wayang binatang. Kemudian peneliti dan guru kelas II mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media wayang binatang yang telah disusun.

Dalam persiapan penelitian tindakan tersebut, penulis dibantu oleh guru kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang terutama dalam hal persiapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dengan bantuan tersebut, persiapan penelitian tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

b. Tahap Penyajian

Dalam rangka pengumpulan data penelitian, peneliti melaksanakan pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang. Penggunaan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan


(20)

dongeng dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan dongeng yang telah ditetapklan dalam RPP. Langkah-langkah tindakan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam, kemudian mengondisikan siswa. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa. Kegiatan ini dimaksudkan agar perhatian siswa terfokus pada pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang sebagai berikut.

1) Guru menjelaskan cara mendengarkan yang baik sesuai dengan kata atau kalimat yang disampaikan orang lain.

2) Guru menyiapkan wayang binatang sesuai dengan tokoh binatang yang terdapat dalam dongeng.

3) Guru menceritakan dongeng di depan kelas dengan menggunakan media wayang binatang.

4) Siswa mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh guru dengan penuh perhatian.

5) Guru menugaskan siswa untuk menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat.

6) Siswa lain memberikan tanggapan terhadap dongeng yang diceritakan oleh temannya.


(21)

c. Tahap Penilaian

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan penilaian dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhsilan kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Penilaian kemampuan mendengarkan dongeng dilakukan dengan tes. Adapun tes yang diberikan kepada siswa yaitu menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang, dilakukan tes tertulis dalam bentuk soal isian sebanyak 5 item soal dengan kriteria penilaiannya setiap jawaban benar diberi skor 2. Dengan demikian, skor maksimal yang diperoleh siswa jika menjawab benar adalah 10. Selanjutnya skor yang diperoleh siswa diolah dalam skala 100 dengan rumus sebagai berikut.

100 x maksimal Skor

diperoleh yang

Skor

NA

Target yang diharapkan dari pembelajaran ini, yaitu 95% siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang mampu mendengarkan dengan baik dan benar. Dengan demikian, diharapkan ketuntasan belajar mencapai 95%.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan media wayang binatang sebagai upaya peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng dalam


(22)

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II sekolah dasar. Secara khusus tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang.

2. Mendeskripsikan kinerja guru dalam pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang.

3. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang.

4. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media wayang binatang.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran mendengarkan dongeng karena dapat menunjang kegiatan berbahasa siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan.


(23)

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu solusi dalam pemilihan media pembelajaran sehingga guru dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang dilaksanakannya.

3. Bagi sekolah

Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi mendengarkan.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan lain dalam upaya meningkatkan partisipasi atau peran siswa dalam proses pembelajaran. Target yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu memperoleh deskripsi yang sama tentang efektivitas media wayang binatang dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa sekolah dasar.

E. Batasan Istilah

Dalam suatu penelitian pembatasan masalah sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar penelitian terfokus dan mendalam. Oleh karena itu, berikut ini penulis uraikan batasan istilah yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Media wayang binatang adalah alat pengajaran berupa boneka tiruan hewan yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu untuk memerankan tokoh dalam suatu pertunjukan (Badudu, 2001: 24).


(24)

2. Kemampuan mendengarkan dongeng adalah kemampuan menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya. Hal ini sesuai dengan kompetensi dasar.

a. Mendengarkan adalah proses yang dilakukan dengan sengaja untuk memperhatikan lambang-lambang lisan yang bermakna, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menafsirkan bunyi ujaran, mengapresiasikannya, mengevaluasi, dan terakhir proses merespon atau menanggapi ujaran tersebut. (Tarigan, 2004: 28).

b. Mendengarkan dongeng adalah memperhatikan dengan sungguh-sungguh serta merespon atau menanggapi kisahan anonim yang tidak terikat pada ruang dan waktu yang beredar secara lisan di tengah masyarakat (Tarigan, 2004: 55).


(25)

31

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa penulis mengajar di sekolah tersebut sehingga merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan di SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Di samping itu, di sekolah ini perlu diadakan pembaharuan terhadap media pembelajaran yang digunakan guru. Dengan menerapkan media pembelajaran yang bervariasi, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru akan terselesaikan.

Kepala sekolah dan guru-guru di SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang sangat terbuka mendukung terhadap peningkatan kualitas pendidikan sehingga memudahkan penulis untuk berkolaborasi dalam penelitian ini.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.


(26)

Ada beberapa hal yang dijadikan alasan siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dipilih dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut.

1) Peneliti mengajar di SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang, sehingga permasalahannya tahu persis.

2) Ada dorongan dan dukungan dari pihak sekolah untuk menerima inovasi pembelajaran.

3. Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis memerlukan waktu selama enam bulan, yaitu sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juli. Dalam pembagian waktu ini terbagi dalam lima kegiatan yang dimulai dengan: 1) pembahasan masalah dan pembuatan proposal dilaksanakan pada bulan Februari; 2) pemecahan masalah dan seminar proposal dilaksanakan pada bulan Februari; 3) perencanaan penelitian dengan cara membagikan angket, wawancara, dan teknik observasi dilaksanakan pada bulan Maret dan April; 4) pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu pada bulan Mei dan Juni; 5) pembuatan laporan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli. Selengkapnya rincian jadwal kegiatan sebagai berikut.


(27)

No Kegiatan Feb. Mar. Apr Mei Juni Juli

1. Pembuatan Proposal

2. Seminar Proposal 3. Perencanaa 4. Pelaksanaan

Siklus I Siklus II Siklus III 5. Remedial

6. Pembuatan Laporan dan

Revisi

7. Sidang Skripsi

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sejalan dengan penelitian kualitatif, Kirk dan Milker (Moleong, 2004:3) menyatakan sebagai berikut.

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tertentu dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Sedangkan dasar pemikiran menggunakan metode kualitatif adalah mengacu kepada pendapat Moleong (2004:5) yang mengatakan sebagai berikut.

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataaan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (clasroom action research) bertujuan untuk mencari data secara menyeluruh dari peserta didik secara komperhenshif tentang


(28)

kemampuan mendengarkan dongeng. Pertimbangan lain dalam menggunakan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.

Pertama, manusia sebagai alat (instrumen) karena dalam penelitian, peneliti sendiri dibantu oleh orang lain atau praktisi yang merupakan alat pengumpul data utama. Kedua, alat yang dikumpulkan dalam penelitian ini barupa kata-kata dan bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian datanya berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, angket, dan hasil tes. Ketiga, penelitian lebih mementingkan segi proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas diamati dalam proses. Keempat, penelitian lebih menghendaki agar penelitian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data. Hal ini disebabkan oleh adanya konfirmasi hipotesis kerja menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas (clasroom action research). Desain penelitian yang digunakan mengacu kepada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Tagart, yaitu model spiral. Untuk lebih detailnya berikut ini desain penelitian model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilihat pada gambar berikut.


(29)

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas (Wiriaatmaja, 2005 : 66)

Desain penelitian ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu berangkat dari permasalahan praktik faktual. Menurut Kasbolah (2002 : 22) “Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan sehari -hari yang dihadapi guru”. Sedangkan Hardjadipura (Wibawa, 2003 : 7) mengatakan sebagai berikut.

REFLEC

OBSERV

ACTION

PLAN

REFLEC

OBSERV

ACTION

PLAN

PLAN REFLEC

OBSERV


(30)

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri, agar kritis terhadappraktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya, mendorong guru untuk berani bertindak dalam mengembangkan teori dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan: 1) perencanaan (planing); 2) aksi/tindakan (acting); 3) observasi (observing); dan 4) refleksi (reflecting). Hanya saja sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang (replaning) atau revisi terhadap implemtansi siklus sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian untuk seterusnya, satu siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa siklus.

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur penelitian yang ditempuh pada penelitian ini sesuai dengan model Kemmis dan Taggart, yaitu terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan pada siswa kelas II. Rencana tindakan tersebut selanjutnya dilaksanakan dan diobservasi serta direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan.

Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.


(31)

1. Tahapan Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia tergolong rendah. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media wayang binatang dalam pembelajaran mendengarkan dongeng dengan kompetensi dasar, “Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya”. Pada tahap perencanaan ini ditempuh lima langkah kegiatan yang dilakukan peneliti bersama guru sebagai mitra peneliti secara kolaboratif.

Langkah-langkah perencanaan tindakan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

a) Kesatu, permohonan ijin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas II sebagai praktikan serta rekan-rekan guru sebagai mitra peneliti. b) Kedua, mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data.

c) Ketiga, memperkenalkan media pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

d) Keempat, menyusun persiapan mengajar dengan menerapkan media wayang binatang.

e) Kelima, menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Tahapan Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan dilakuan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Peneliti bersama-sama dengan guru kelas tersebut melaksanakan pembelajaran


(32)

mendengarkan dongneg dengan menggunakan media wayang binatang. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada siklus pertama, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan tersebut kemudian dilaksanakan, yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Mengondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi, berdo`a, dan memusatkan perhatiannya pada situasi belajar.

b) Melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran.

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu berupa wayang-wayang binatang yang sesuai dengan tokoh binatang yang ada dalam dongeng yang didengarnya.

2) Kegiatan Inti (40 menit)

a) Guru menjelaskan cara mendengarkan yang baik sesuai dengan kata atau kalimat yang disampaikan orang lain.

b) Guru menyiapkan alat peraga berupa wayang-wayang binatang yang sesuai dengan tokoh binatang yang ada dalam dongeng yang didengarnya.

c) Guru membacakan dongeng berjudul ”Si Tupai” karya Yuni Ma`rufah yang terdapat dalam buku paket Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas II, Penerbit Erlangga.


(33)

d) Siswa dengan penuh perhatian mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh guru.

e) Siswa ditugaskan menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat.

f) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran. 3) Kegiatan Akhir (20 menit)

a) Melaksanakan tes akhir b) Memeriksa hasil tes

c) Memberikan komentar/balikan terhadap hasil belajar siswa d) Menutup pelajaran

3. Tahapan Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti mengadakan observasi selama pelaksanaan proses pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang sudah ditentukan.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti atau mitra peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran mendengarkan, merekam data dan membuat catatan lapangan secara lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Dalam tahap ini penulis akan menganalisis dan menginterpretasikan data dari hasil observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah


(34)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau belum. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian akan dijadikan dasar untuk melaksanakan penyusunan langkah-langkah dalam tindakan selanjutnya.

Langkah-langkah analisis dan refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Mengecek kelengkapan data yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. 2) Menganalisis dan menginterpretasikan semua informasi atau data yang

diperoleh selama pelaksanaan tindakan berlangusng.

3) Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

4) Mendiskusikan serta melakukan pemaknaan data dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru, peneliti, dan pihak lain yang terlibat.

5) Menyusun rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan berdasar pada analisa data proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Lembar observasi, Observasi ialah pengamatan atau peninjauan secara cermat. (Depdiknas, 2002 : 475). Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dan perilaku siswa kelas II SD Negeri Budiasih


(35)

Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dalam proses pembelajaran mendengarkan dengan menggunakan media wayang binatang.

2. Pedoman wawancara, ialah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal (Moleong, 2004 : 135).

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dalam pembelajaran tmendengarkan dengan menggunakan media wayang binatang.

3. Soal tes hasil belajar, ialah tes yang diberikan kepada siswa setelah selesai proses pembelajaran untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum (Sudjana, 2001 : 100).

Tujuan dilaksanakannya tes hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian tindakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata yang diperoleh.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mendengarkan dengan menggunakan media wayang binatang. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut di dalamnya memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, materi pembelajaran, teknik dan alat pelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.


(36)

E. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, teknik catatan lapangan, dan teknik tes. Data yang diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara mengobservasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Aspek yang dinilai dari kinerja guru meliputi tahap perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan aspek yang dinilai dari aktivitas siswa meliputi keaktifan, kedisiplinan, dan kerjasama.

Untuk setiap aktivitas siswa diberi skor sebagai berikut: Skor 3 : jika ketiga indikator tercapai

Skor 2 : jika dua indikator tercapai Skor 1 : jika satu indikator tercapai

Dengan demikian, skor ideal adalah 3 x 3 = 9

Untuk menentukan nilai aktivitas siswa digunakan rumus �� � � ℎ � ��

� � × 100%.

Dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 0 – 50 = Kurang

Nilai 51 – 70 = Cukup Nilai 71 – 100 = Baik


(37)

Teknik observasi digunakan untuk menjaring data mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran mendengarkan serta data tentang kesulitan siswa dalam pembelajaran tersebut.

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan atau kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keluhan siswa tentang situasi pembelajaran.

Teknik catatan lapangan berupa catatan seperlunya yang sangat dipersingkat berisi kata-kata inti dan pokok-pokok isi pengamatan yang berguna sebagai alat perantara dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan.

Teknik test digunakan pengukuran dan penentuan nilai perkembangan dan kemajuan hasil belajar yang dicapai siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Pengolahan data hasil diperoleh dari tes hasil belajar siswa dengan kriteria secara lengkap termaktub dalam RPP (terlampir).

2. Pengolahan Data Hasil

Pengolahan data hasil dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur urutan data dan mengorganisasikannya ke dalam suatu pola. Data yang sudah terkumpul kemudian dibaca dan ditelaah secara mendalam.

Selanjutnya penulis menyeleksi, memutuskan, dan menyederhanakan data untuk disajikan secara utuh menjadi informasi yang bermakna. Setelah kegiatan reduksi dan penyajian data, penulis melaksanakan pemaknaan dan penyimpulan.

Untuk pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan teknik pemeriksaan teman sejawat, dengan maksud agar peneliti mempertahankan sikap


(38)

terbuka dan kejujuran, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan agar disusun sehingga dapat diklasifikasikan. Diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.

Pengolahan data hasil dilakukan melalui tes kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih yang meliputi kemampuan menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. Jenis tes yang digunakan, yaitu tes tertulis dengan jumlah soal 5 nomor. Bentuk soal yang digunakan adalah soal isian dengan pedoman penilaian setiap jawaban yang betul diberikan skor 2. Dengan demikian, skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa jika ia menjawab benar, yaitu 10.

Untuk menentukan nilah hasil pembelajaran mendengarkan digunakan

rumus �� � � ℎ � ��

� � × 100%.

Dengan kriteria ketuntasan sebagai berikut: Nilai 0 – 64 belum tuntas

Nilai 65 – 100 tuntas

F. Validasi Data

Untuk mengetahui validitas sebuah data penulis menggunakan beberapa buah validasi data, hal ini mengacu kepada pendapat Hopkins dalam Wiriaatmaja, (2005 : 168-171) bahwa untuk mengetahui validitas data dapat menggunakan : 1. Member check, dilakukan dengan cara memeriksa kembali


(39)

berlangsung kepada guru dan siswa melalui diskusi pada setiap akhir tindakan.

Contohnya, pengecekan terhadap informasi tersebut dilakukan setiap kali peneliti selesai mengadakan wawancara dengan sumber data dengan mengkonfinnasikan kembali catatan hasil wawancara tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudian dimintakan kembali koreksi dari sumber data yang bersangkutan.

2. Triangulasi, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh mitra peneliti (rekan guru) dengan data pelaksanaan penelitian secara kolaboratif. Contohnya, penulis membandingkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang dilakukan mitra peneliti. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh.

3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.

Contohnya, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing berkaitan dengan kebenaran prosedur dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan.

4. Expert opinion, yaitu mengecek keabsahan hasil penelitian kepada pakar dibidangnya. Contohnya penulis berkonsultasi dengan dosen pembimbing berkaitan dengan hasil penelitian tindakan kelas tersebut sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan serta bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.


(40)

100

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang, tentang pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran difokuskan kepada tujuan pembelajaran, yaitu agar siswa dapat menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. Perencanaan pembelajaran disusun untuk satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu tiap jam pelajaran 35 menit.

Perencanaan pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang telah dibuat dengan tepat. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap perencanaan dari aspek pengorganisasian, pengelolaan kegiatan belajar mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pengajaran, serta evaluasi telah direncanakan dengan baik. Artinya, telah disusun perencanaan pembelajaran dengan matang, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat digambarkan melalui persiapan tersebut.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan prosedur pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media wayang


(41)

binatang, mulai dari menyampaikan tujuan, manfaat pembelajaran, dan memperkenalkan media wayang binatang dengan memberikan informasi tentang langkah-langkah proses pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media pembelajaran tersebut. Langkah-langkah proses pembelajaran tersebut diawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang cara mendengarkan dongeng. Kegiatan selanjutnya guru menyiapkan wayang binatang sesuai dengan tokoh binatang yang terdapat dalam dongeng. Siswa nampak tidak sabar ingin segera mendengarkan dongeng tersebut. Kemudian, guru menceritakan dongeng di depan kelas dengan menggunakan media wayang binatang. Siswa mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh guru dengan baik. Salah seorang siswa ditugaskan untuk menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. Guru bersama siswa yang lainnya menanggapi cerita yang disampaikan siswa tersebut sekaligus merevisi bila terdapat kesalahan.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru berkeliling memberikan bimbingan secara individu kepada siswa, terutama siswa yang tidak memperhatian dengan baik. Guru juga membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengisi latihan soal. Kemudian guru memberikan soal evaluasi individu sebanyak 5 soal dan memberikan penjelasan mengenai soal evaluasi tersebut.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dilihat dari perhatian, keaktifan, dan kerjasama dalam pembelajaran umumnya sudah baik. Walaupun masih ada 3 orang, yaitu Fitriani


(42)

belum menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Walaupun demikian, secara keseluruhan aktivitas siswa mengalami peningkatan bila dibanding dengan data awal. Aktivitas siswa pada data awal hanya mencapai 11,1% atau hanya 2 orang siswa yang aktivitasnya tergolong baik, sedangkan aktivitas siswa pada siklus 3 mencapai 83,3% atau 15 orang siswa yang aktivitasnya tergolong baik. 4. Peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng.

Penggunaan media wayang binatang memberikan hasil positif terhadap proses pembelajaran mendengarkan dongeng. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus 3 diperoleh data bahwa aspek perhatian siswa yang termasuk pada kategori baik mencapai 38,9%, aspek keaktifan untuk kategori baik mencapai 33,3%, dan aspek kerjasama untuk kategori baik mencapai 44,5%. Walaupun demikian, secara keseluruhan aktivitas siswa sangat baik yaitu mencapai 83,3%.

Setelah dilaksanakannya pembelajaran siklus 1 sampai dengan siklus 3, hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Pada siklus 3 jumlah siswa dinyatakan tuntas ada 17 orang atau 94,4% dari keseluruhan 18 orang Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi target bahkan melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu persentase ketuntasan harus mencapai 90% siswa yang dinyatakan tuntas.

Dari data tersebut membuktikan bahwa peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media wayang binatang pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang tergolong sangat baik.


(43)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat dikemukakan penulis dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru

a. Hendaknya memperhatikan keunggulan dan kelemahan media pembelajaran yang digunakan, misalnya media wayang binatang. Hal ini dilakukan agar pembelajaran mendengarkan dongeng dapat dilaksanakan secara optimal.

b. Dalam pembelajaran mendengarkan dongeng dapat menggunakan media wayang binatang, karena berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa penerapan media wayang binatang dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

2. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya berlatih mendengarkan dongeng dengan baik dan benar. Tujuannya antara lain untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap pembelajaran mendengarkan dongeng agar siswa mampu menceritakan hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. b. Siswa sebaiknya mengikuti langkah-langkah penggunaan media wayang


(44)

pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media tersebut.

3. Bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran mendengarkan dongeng.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, bagi peneliti lain yang ingin memperluas lebih jauh tentang pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang hendaknya skripsi ini dapat dijadikan sebagai acuan baik untuk ditindaklanjuti maupun untuk dipelajari. Tentunya dengan cara yang berbeda dan lebih tepat.


(45)

Arsad. (2002). Media Pembelajaran. Bandung : Alumni.

Badudu, J.S. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. ---. (2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik, O. (2000). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Angkasa.

Hidayat, K. (1991) Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Angkasa.

Kasbolah. (2002). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Depdiknas.

Moleong. (2004). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.

Mustafa. (2003). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sadiman, S.A. (2006). Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Sudjana. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisifatif. Bandung : Falah Production.

Sudjiman, P. (2002). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Gramedia.

Tarigan, Dj. (2004). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Wibawa, B. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dikdasmen.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(1)

100

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang, tentang pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran difokuskan kepada tujuan pembelajaran, yaitu agar siswa dapat menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. Perencanaan pembelajaran disusun untuk satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu tiap jam pelajaran 35 menit.

Perencanaan pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang telah dibuat dengan tepat. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap perencanaan dari aspek pengorganisasian, pengelolaan kegiatan belajar mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pengajaran, serta evaluasi telah direncanakan dengan baik. Artinya, telah disusun perencanaan pembelajaran dengan matang, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat digambarkan melalui persiapan tersebut.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan prosedur pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media wayang


(2)

binatang, mulai dari menyampaikan tujuan, manfaat pembelajaran, dan memperkenalkan media wayang binatang dengan memberikan informasi tentang langkah-langkah proses pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media pembelajaran tersebut. Langkah-langkah proses pembelajaran tersebut diawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang cara mendengarkan dongeng. Kegiatan selanjutnya guru menyiapkan wayang binatang sesuai dengan tokoh binatang yang terdapat dalam dongeng. Siswa nampak tidak sabar ingin segera mendengarkan dongeng tersebut. Kemudian, guru menceritakan dongeng di depan kelas dengan menggunakan media wayang binatang. Siswa mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh guru dengan baik. Salah seorang siswa ditugaskan untuk menceritakan lima hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. Guru bersama siswa yang lainnya menanggapi cerita yang disampaikan siswa tersebut sekaligus merevisi bila terdapat kesalahan.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru berkeliling memberikan bimbingan secara individu kepada siswa, terutama siswa yang tidak memperhatian dengan baik. Guru juga membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengisi latihan soal. Kemudian guru memberikan soal evaluasi individu sebanyak 5 soal dan memberikan penjelasan mengenai soal evaluasi tersebut.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dilihat dari perhatian, keaktifan, dan kerjasama dalam pembelajaran umumnya sudah baik. Walaupun masih ada 3 orang, yaitu Fitriani Pratiwi, Rizal Sumpena, dan Salsabila Nadia yang aktivitas dalam pembelajaran


(3)

belum menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Walaupun demikian, secara keseluruhan aktivitas siswa mengalami peningkatan bila dibanding dengan data awal. Aktivitas siswa pada data awal hanya mencapai 11,1% atau hanya 2 orang siswa yang aktivitasnya tergolong baik, sedangkan aktivitas siswa pada siklus 3 mencapai 83,3% atau 15 orang siswa yang aktivitasnya tergolong baik. 4. Peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng.

Penggunaan media wayang binatang memberikan hasil positif terhadap proses pembelajaran mendengarkan dongeng. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus 3 diperoleh data bahwa aspek perhatian siswa yang termasuk pada kategori baik mencapai 38,9%, aspek keaktifan untuk kategori baik mencapai 33,3%, dan aspek kerjasama untuk kategori baik mencapai 44,5%. Walaupun demikian, secara keseluruhan aktivitas siswa sangat baik yaitu mencapai 83,3%.

Setelah dilaksanakannya pembelajaran siklus 1 sampai dengan siklus 3, hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Pada siklus 3 jumlah siswa dinyatakan tuntas ada 17 orang atau 94,4% dari keseluruhan 18 orang Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi target bahkan melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu persentase ketuntasan harus mencapai 90% siswa yang dinyatakan tuntas.

Dari data tersebut membuktikan bahwa peningkatan kemampuan mendengarkan dongeng setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media wayang binatang pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang tergolong sangat baik.


(4)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat dikemukakan penulis dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang pada siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru

a. Hendaknya memperhatikan keunggulan dan kelemahan media pembelajaran yang digunakan, misalnya media wayang binatang. Hal ini dilakukan agar pembelajaran mendengarkan dongeng dapat dilaksanakan secara optimal.

b. Dalam pembelajaran mendengarkan dongeng dapat menggunakan media wayang binatang, karena berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa penerapan media wayang binatang dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri Budiasih Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

2. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya berlatih mendengarkan dongeng dengan baik dan benar. Tujuannya antara lain untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap pembelajaran mendengarkan dongeng agar siswa mampu menceritakan hal yang berkaitan dengan dongeng yang didengarnya dengan tepat. b. Siswa sebaiknya mengikuti langkah-langkah penggunaan media wayang


(5)

pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media tersebut.

3. Bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran mendengarkan dongeng.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, bagi peneliti lain yang ingin memperluas lebih jauh tentang pembelajaran mendengarkan dongeng dengan menggunakan media wayang binatang hendaknya skripsi ini dapat dijadikan sebagai acuan baik untuk ditindaklanjuti maupun untuk dipelajari. Tentunya dengan cara yang berbeda dan lebih tepat.


(6)

Arsad. (2002). Media Pembelajaran. Bandung : Alumni.

Badudu, J.S. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. ---. (2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik, O. (2000). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Angkasa.

Hidayat, K. (1991) Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Angkasa.

Kasbolah. (2002). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Depdiknas.

Moleong. (2004). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.

Mustafa. (2003). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sadiman, S.A. (2006). Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Sudjana. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisifatif. Bandung : Falah Production.

Sudjiman, P. (2002). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Gramedia.

Tarigan, Dj. (2004). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Wibawa, B. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dikdasmen.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENDENGARKAN DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 PENAKIR PEMALANG

2 28 227

Keefektifan Penggunaan Media Ulead dan Media Wayang Dongeng dengan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP

2 38 212

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGDUREN KECAM

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penggunaan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gergunung Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Tahun

0 4 13

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penggunaan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gergunung Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Tahun

0 8 19

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI CIGOBANG KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 55

Keefektifan Penggunaan Media Audio Dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak Dongeng Pada Siswa Kelas II SD Negeri 03 Kaligelang Taman Pemalang.

0 1 151

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG.

1 4 5

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS II SD NEGERI KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA.

0 6 230

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN BINATANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIDADAP 01 TAHUN PELAJARAN 2013 2014

0 2 16