PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

DRY ANGGI LESTARI 1000363

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia

Ngamprah Kab.Bandung Barat)

Oleh Dry Anggi Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dry Anggi Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DRY ANGGI LESTARI

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Helmy Firmansyah, M. Pd NIP. 1979122282005011002

Pembimbing II

Dr. Ikbal Gentar Alam NIP. 197610152008011000

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(4)

(5)

BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat)

Dry Anggi Lestari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas ritmik

line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar

Penjas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel secara acak sebanyak 104 siswa dari populasi 140 siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah. Instrumen tes kebugaran jasmani adalah TKJI untuk rentang usia 13-15 tahun dengan validitas 0,95 dan reliabilitas 0,96. Hasil uji coba instrumen kepercayaan diri 55 butir soal valid dan reliabilitas 0,87. Hasil uji coba instrumen minat belajar 59 butir soal valid dan reliabilitas 0,96. Nilai rata-rata tes awal kebugaran jasmani kelompok eksperimen 13,36 dan rata-rata tes akhir sebesar 14,03. Nilai rata-rata tes awal kepercayaan diri kelompok eksperimen 206,50 dan rata-rata tes akhir 211,30. Nilai rata-rata tes awal minat belajar Penjas kelompok eksperimen 233,32 dan rata-rata tes akhir sebesar 236,36. Berdasarkan hasil uji signifikansi kesamaan dua rata-rata aktivitas ritmik line dance berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar Penjas siswa dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa.


(6)

(Experimental Study on SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat)

Dry Anggi Lestari

The purpose of this study was to determine the effect of line dance to the rhythmic activity level of physical fitness, self-confidence and interest in learning of physical education subject. The method used is an experimental method. Random sampling technique, 104 students from junior high school population of 140 students in Bina Putra Indonesia Ngamprah. Physical fitness test instrument is TKJI for age range 13-15 years with the validity and reliability 0.96 and 0.95. The results of testing instruments confidence 55 items were valid and reliability 0.87. The results of the test instrument interest in learning 59 items were valid and reliability 0.96. The average value of the initial physical fitness test experimental group average is 13.36 and a final test is 14.03. The average value of the initial test confidence experimental group average is 206.50 and 211.30 final test. The average value of the initial interest in learning of physical education subject test experimental group average is 233.32 and a final test is 236.36. Based on the results of significance test the equality of two average line dance rhythmic activity significantly affect students' learning interest of physical education subject and does not significantly affect physical fitness and self-confidence of students.


(7)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... .1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah.………. .7

C. Tujuan Penelitian ... .7

D. Manfaat Penelitian ... .8

E. Batasan Penelitian ... .8

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN………. ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Hakikat Kebugaran Jasmani………. .. 10

2. Hakikat Percaya Diri ... 14

3. Hakikat Minat Belajar………. ... 21

4. Aktivitas Ritmik Line Dance ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34 ………


(8)

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Tes Kebugaran Jasmani ... 43

2. Penilaian Kepercayaan Diri dan Minat Belajar ... 46

F. Proses Pengembangan Instrumen... 52

1. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 60

H. Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 65

1. Deskripsi Data ... 65

2. Analisis Data ... 67

B. Diskusi Penemuan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA………. ... 77

LAMPIRAN... 80


(9)

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia yang utuh. Pendidikan jasmani sebagai integral dari pendidikan nasional memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

James A. Baley dan David A. Field (dalam Abduljabar, 2011:13) menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuskular, intelektual, sosial, cultural, emosional dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Karakteristik pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada mata pelajaran lain karena hasil belajar Penjas tidak terbatas pada perkembangan tubuh saja tetapi menyangkut semua dimensi manusia, seperti halnya tubuh dan pikiran. Mahendra (2009:19) mengungkapkan:

Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

1. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial


(10)

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai ketrampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan ketrampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas fisik dalam Penjas menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu untuk mengembangkan manusia seutuhnya meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Di Indonesia Penjas sendiri mengalami banyak kendala. Salah satunya adalah alokasi waktu jam pelajaran Penjas yang hanya 70-90 menit untuk tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dengan frekuensi satu kali dalam seminggu. Hal ini dirasa belum maksimal untuk dapat mencapai seluruh tujuan Penjas. Salah satu dampak dari alokasi waktu ini adalah sulit tercapainya tujuan Penjas untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo (2007:17), “Kebugaran jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja tanpa kelelahan yang berarti. Bagi siswa, kebugaran jasmani diperlukan untuk menghadapi segala aktivitas-aktivitas baik itu di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Namun, berdasarkan sebuah penelitian kesegaran jasmani pelajar kelompok usia 6 – 19 tahun (SD – SMA) yang memiliki kualifikasi baik hanya 6,90%, dan selebihnya memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah.


(11)

Kebugaran jasmani tingkat SMP, data penelitian yang dilakukan oleh Pasimun di SMP Negeri 7 Kebumen dengan sampel seluruh siswa kelas VIII dengan jumlah 300 siswa menunjukkan tingkat kesegaran jasmani kategori baik sejumlah 36 siswa atau 11,9 %.

Penelitian lain yang telah dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan hasil rata-rata tingkat kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Grabag Kabupaten Magelang, 2,69% menunjukkan kriteria baik sekali, 22,58% menunjukkan kriteria baik, 59,68% menunjukkan kriteria sedang, 1,07% menunjukkan kriteria kurang dan 13,98% menunjukkan kriteria kurang sekali.

Sebagai dampak dari belum berkembangnya pemikiran guru-guru Penjas terdahulu dengan konsep Penjas yang kini diusung, pembelajaran Penjas terkesan masih mengedepankan prestasi dalam hal kemahiran siswa menunjukkan ketrampilan gerak teknik kecabangan. Jelas ini merupakan suatu masalah yang menyebabkan siswa akhirnya enggan dan merasa tidak percaya diri mengikuti pembelajaran Penjas. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan sesorang akan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Padahal proses pembelajaran Penjas seharusnya mengikuti prinsip DAP (Developmental Appropriate Practice) dengan pertimbangan bahwa kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda.

Nurhati (dalam Darsono, 2011:28) menjelaskan bahwa “Kepercayaan diri

merupakan landasan bagi setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitas

kehidupan”. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting dalam diri siswa. Pembelajaran Penjas seharusnya dapat menumbuhkan dan memupuk kepercayaan diri siswa, bukannya membuat mereka tidak percaya diri dan enggan terlibat dalam pembelajaran Penjas.

Menurut Koentjaraningrat, salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin, dkk, terhadap siswa di Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri.


(12)

Kondisi lain yang juga menjadi permasalahan Penjas adalah minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjas. Minat memegang peranan penting dalam proses belajar. Minat adalah suatu keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Menurut Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa ”Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,tanpa ada yang

menyuruh”. Minat merupakan suatu kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah.

Dalam sebuah penelitian tercatat bahwa hanya 16% siswa yang memiliki minat tinggi untuk mengikuti pembelajaran Penjas, sisanya berada di kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Namun, dalam penelitian lainnya pada tahun 2013 di SMPN 3 Samalantan, tingkat minat siswa dalam pembelajaran Penjas rata-rata 40,31% dalam kategori sangat baik.

Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu guru, sarana dan prasarana, lingkungan belajar dan jenis aktivitas belajar. Sebuah penelitian menemukan bahwa jenis aktivitas dalam pembelajaran Penjas berpengaruh cukup besar untuk menarik minat siswa. Maka dari itu pembelajaran Penjas harus dikemas sedemikian rupa untuk dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas dengan sungguh-sungguh dan aktif sehingga tujuan Penjas dapat terwujud.

Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik. Aktivitas ritmik termasuk ke dalam salah satu aktivitas yang diajarkan pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di sekolah, baik itu di tingkat dasar dan menengah. Hal ini sesuai dengan materi ajar Penjas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya


(13)

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobik serta aktivitas lainnya

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Aktivitas ritmik menurut Mahendra (2007:3) adalah “rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau

ketukan diluar musik”. Aktivitas ritmik ini merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan Penjas di Indonesia, karena sebelumnya diwakili oleh senam irama. Aktivitas ritmik baru secara tegas diangkat oleh Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK) sebagai salah satu aktivitas yang masuk ke dalam ruang lingkup pembelajaran Penjas.

Pada hakikatnya aktivitas ritmik bermakna lebih luas dari senam irama yang lebih dulu dikenal. Mahendra (2007:32) menjelaskan “Senam ritmik adalah istilah yang paling dekat pada istilah aktivitas ritmik, sehingga sering juga

dianggap bahwa inilah yang menjadi substansi dasar dari aktivitas ritmik”. Pada perkembangannya sendiri, banyak sekali jenis dari aktivitas ritmik, salahsatunya adalah line dance.

Line dance ini merupakan olahraga dansa yang populer di daratan Amerika

dan Eropa dan baru berkembang di Indonesia sejak dikenal tahun 2000. Olahraga dansa berderet ini berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi pada sejumlah hitungan musik tertentu. Pengertian line dance menurut Gilbert (1974):


(14)

A line dance is a choreographed dance with a repeated sequence of steps in which a group of people dance in one or more lines or rows without regard for the gender of the individuals, all facing either each other or in the same direction, and executing the steps at the same time.

Jadi, line dance adalah sebuahtariankoreografidenganurutan berulangdarilangkah-langkahdimanasekelompok orangmenaridisatu atau lebih garis atau baristanpa memperhatikanperbedaangender,semua menghadapbaiksatu sama lain atauke arah yang sama, danmelakukanlangkah-langkahpada waktu yang sama.Disebut olahraga dansa karena pola-pola langkah dan gayanya diambil dari langkah-langkah dasar berbagai jenis dansa, seperti rumba, salsa, cha-cha, merengue, waltz, jive, hip-hop, jazz, dan lainnya.

Aktivitas ritmik, contohnya line dance, dalam gerakannya terdapat latihan-latihan untuk otot, sendi dan sebagainya, hal ini tentu akan memberikan pengaruh terhadap kebugaran jasmani orang yang melakukannya.Aktivitas ritmik seperti halnya senam aerobik, SKJ atau line dance melatih daya tahan aerobik atau kardiovaskular karena dilakukan dengan dinamis dan dalam waktu lebih dari 10 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Giriwijoyo (2007: 28):

Kegiatan olahraga kesehatan aerobik yang mengambil waktu minimal 10 menit yang disebut waktu minimal yang efektif untuk meningkatkan kapasitas aerobik seseorang, sedangkan waktu maksimalnya ialah 30 menit yang disebut waktu maksimal yang efisien.

Aktivitas ritmik dalam Penjas dinilai mampu mengurangi kecenderungan Penjas hanya berorientasi pada aktivitas yang bersifat kompetitif saja yang membuat sebagian siswa dengan kemampuan gerak yang beragam tidak percaya diri dan kurang berminat untuk mengikuti pelajaran Penjas. Aktivitas ritmik, khususnya line dance dengan gerakan pola langkah yang sederhana memiliki kemungkinan dalam hal meningkatkan kepercayaan diri serta minat siswa untuk belajar Penjas.

Berdasarkan fakta tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh salah satu jenis aktivitas ritmik yaitu line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa.


(15)

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan fakta di lapangan, aktivitas ritmik masih mendapat porsi yang sedikit bahkan belum banyak diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah. Padahal aktivitas ritmik memiliki peranan penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa karena dilakukan dengan dinamis dan dengan waktu lebih dari 10 menit. Selain itu, aktivitas ritmik juga dinilai dapat meningkatkan kepercayaan diri dan minat belajar siswa dalam pelajaran Penjas. Untuk lebih memfokuskan masalah yang akan diteliti, penulis membuat rumusan masalah dari kajian diatas yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dariaktivitas ritmik line

dance terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik line

dance terhadap kepercayaan diri siswa?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik line

dance terhadap minat belajar Penjas siswa?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa

2. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap kepercayaan diri siswa

3. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap minat belajar Penjas siswa


(16)

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, maka penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran untuk bahan pengajaran dan pembelajaran Penjas

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian lain yang lebih mendalam

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai program alternatif untuk sekolah, dan khususnya untuk guru Penjas dalam upaya meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani siswa serta mengembangkan kepercayaan diri siswa serta menumbuhkan minat belajar Penjas siswa.

E.Batasan Penelitian

Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah:

1. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan salah satunya dalah pembelajaran aktivitas ritmik

2. Menurut Mahendra (2007:3), aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik

3. Line dance merupakan bagian dari pembelajaran aktivitas ritmik

4. Menurut Gilbert (1974), Line dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok orang menari di satu atau lebih garis atau baris tanpa memperhatikan


(17)

perbedaan gender, semua menghadap baik satu sama lain atau ke arah yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada waktu yang sama 5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik yaitu line

dance, variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani,

kepercayaan diri dan minat belajar siswa

6. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

7. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sebanyak 140 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling). Penulis akan mengambil sampel sebanyak 104 orang, 52 orang untuk kelompok eksperimen dan 52 orang untuk kelompok kontrol

8. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. Pengukuran tingkat kepercayaan diri dan minat belajar siswa menggunakan angket dengan skala Likert


(18)

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah yang beralamat di Jalan Raya Purwakarta No.169 KM 3 Padalarang, Desa Warung Awi Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang merupakan sifat-sifat umum. Dalam hal ini Sugiyono (2013:117) menjelaskan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Sudjana (2005:6) menjelaskan bahwa:

Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Atas dasar pendapat para ahli diatas dapat digambarkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah yang berjumlah 140 siswa. Berikut rincian jumlah siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.


(19)

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 34

2 VII B 35

3 VII C 36

4 VII D 35

Jumlah 140

Sumber: SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah

3. Sampel

Penelitian terhadap populasi dengan jumlah yang besar namun terkendala biaya, waktu dan sebagainya, maka dapat dilakukan pengambilan sampel. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dna waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambi dari populasi itu.

Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul mewakili (representatif). Sudjana (2005:6) menjelaskan bahwa “Sampel itu harus representatif, dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil”. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel, seperti yang dijelaskan oleh Fathoni (2006:101):

1. Dapat memberikan gambaran terpercaya tentang keadaan populasi sasaran

2. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan menggunakan tenaga, waktu, dan dana yang terbatas

3. Dapat menentukan presisi hasil penelitian dengan mengestimasi batas kesalahan (standard error) dari taksiran hasil yang diperoleh.

Ada beberapa jenis teknik penarikan sampel, yang akan penulis gunakan adalah teknik penarikan sampel secara acak atau simple random sampling. Menurut Sugiyono (2013:120) “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Simple random sampling ini dipilih dengan


(20)

alasan bahwa populasi yang digunakan homogen, setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dan cara penarikan sampel mudah bisa dengan diundi atau menggunakan bilangan acak.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Bina Putra Indonesia yang berjumlah 140 orang. Dalam penentuan jumlah sampel siswa, dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin yang dikutip Riduwan (2004:65) sebagai berikut:

� = �

1 + ��2

Keterangan:

n = ukuran sampel keseluruhan N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

Dengan menggunakan rumus diatas, didapat sampel siswa sebagai berikut.

� = �

1 + ��2

�= 140

1 + 140 (0,05)2

�= 140

1 + 140 (0,0025)2

�= 140

1,355= 103,70 = 104

Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 104 siswa yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 52 siswa.


(21)

B.Desain Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka diperlukan sebuah desain penelitian sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar. Desain penelitian yang digunakan adalah

pretest-posttest control group design. Desain ini digunakan untuk penelitian eksperimen.

Pretest-posttest control group design menurut Sugiyono (2013:113): “Dalam

desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol”. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

O2 : Post-test kelompok eksperimen

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok kontrol

X1 : Penerapan Aktivitas Ritmik Line Dance

X2 : Pembelajaran konvensional

Untuk memberikan kemudahan maka diperlukan adanya langkah-langkah kerja penelitian. Penulis menggambarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

R O1 X1 O2


(22)

Gambar 3.2

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Pre-test

Kelompok Eksperimen

Penerapan Aktivitas Ritmik Line Dance

Kelompok Kontrol

Pembelajaran Konvensional

Post-test

Analisis Data


(23)

Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

a. Menentukan populasi dan sampel

b. Melakukan tes awal (pre-test) tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok eksperimen

(experimental group), yaitu aktivitas ritmik line dance

d. Melakukan tes akhir (post-test) tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

e. Menghitung perbedaan pengaruh sebelum dan setelah diberikan treatment

f. Memakai pengujian hipotesis apakah perbedaan tersebut cukup berarti menerima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini atau sebaliknya.

Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh secara acak dari populasi. Setelah sampel terkumpul kemudian dilakukan tes awal atau pre-test. Tes awal ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelompok treatment dan kelompok kontrol. Sampel kemudian diberikan perlakuan atau treatment yaitu aktivitas ritmik line dance selama 12 kali pertemuan (satu minggu tiga kali). Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir (post-test). Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul, maka data-data tersebut diolah.

C.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar penelitian berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:1), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Untuk itu perlu dipilih secara cermat metode yang


(24)

akan dipakai dalam suatu penelitian. Metode merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Lebih lanjut Surakhmand (1998:131) menjelaskan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Metode yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa penelitian eksperimen yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau suatu perlakuan atau treatment. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencobakan aktivitas ritmik line dance untuk diketahui pengaruhnya terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa.

Pengertian metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2013: 107) yaitu “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”. Penelitian dengan metode ekperimen dilakukan dalam kondisi terkendalikan maksudnya adalah kondisi yang disengaja agar dapat terlihat pengaruh dari perlakuan yangsedang dicobakan. Seperti yang juga diungkapkan oleh Fathoni (2006:99):

Metode eksperimen berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan.

Secara teori, tujuan dari eksperimen adalah untuk menyelidiki ada atau tidaknya hubungan sebab akibat dari perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok objek uji coba, juga untuk mengetahui perbedaan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan tiga variabel terikat, Sugiyono (2013:61) menjelaskan mengenai variabel penelitian yaitu:


(25)

1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

2. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Satu variabel bebas yang akan dicobakan adalah aktivitas ritmik yaitu line

dance, sedangkan tiga variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani,

kepercayaan diri dan minat belajar siswa.

D.Definisi Operasional

Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

2. Aktivitas Ritmik

Menurut Mahendra (2007:3), aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik.

3. Line Dance

Menurut Gilbert (1974), Line dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok orang menari di satu atau lebih garis atau baris tanpa memperhatikan perbedaan gender,semua menghadap baik satu sama lain atau ke arah yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada waktu yang sama. 4. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo (2007:17), kebugaran jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan


(26)

jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan.

5. Kepercayaan Diri

Menurut Perry (2005), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk mempercayai kemampuan sendiri.

6. Minat

Menurut Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

E.Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap suatu fenomena. Dalam melakukan pengukuran, instrumen memegang peranan penting dalam proses pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013:148),”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati”. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket.

Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. TKJI ini merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa atau anak pada golongan umur tertentu.

Sedangkan variabel kepercayaan diri dan minat belajar dinilai melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199) adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan angket maka dapat disebar secara serempak kepada seluruh responden.


(27)

1. Tes Kebugaran Jasmani

Tes yang digunakan yaitu Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 “Tes Kesegaran Jasmani Indonesia“ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen/alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.

Pada penelitian ini akan dilakukan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk rentang usia 13-15 tahun yang memiliki validitas 0,950 dan reliabilitas 0,960. Berikut merupakan tata cara pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) berdasarkan Buku Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk rentang usia siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu usia 13-15 tahun.

A. Rangkaian Tes

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia terdiri dari : 1. Untuk putra terdiri dari :

a. lari 50 meter

b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. loncat tegak (vertical jump) e. lari 1000 meter

2. Untuk putri terdiri dari : a. lari 50 meter

b. gantung siku tekuk ( tahan pull up) c. baring duduk (sit up) selama 60 detik d. loncat tegak (vertical jump)

e. lari 800 meter B. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).


(28)

C. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin 2) Stopwatch

3) Bendera start 4) Tiang pancang 5) Nomor dada

6) Palang tunggal untuk gantung siku 7) Papan berskala untuk papan loncat 8) Serbuk kapur

9) Penghapus 10) Formulir tes 11) Peluit 12) Alat tulis D. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama : Lari 50 meter

Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up) -gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up) Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump) Kelima : - Lari 1000 meter


(29)

E. Tabel Nilai TKJI

Tabel 3.1 Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 13 -15 Tahun)

Nilai Lari 50 meter Gantung angkat tubuh Baring duduk Loncat tegak Lari

1000 meter Nilai 5 S.d –6,7” 16 – Keatas 38 – Keatas 66 Keatas s.d –3’04” 5

4 6.8” –7,6” 11 – 15 28 – 37 53 – 65 3’05” – 3’53” 4

3 7,7” –8,7” 6 – 10 19 – 27 42 – 52 3’54” – 4’46” 3

2 8,8” –10,3” 2 – 5 8 – 18 31 – 41 4’47” – 6’04” 2

1 10,4”- dst 0 – 1 0 – 7 0 – 30 6’05” - dst 1

Tabel 3.2 Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putri Usia 13 -15 Tahun)

Nilai Lari 50 meter Gantung Siku Tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari

800 meter Nilai

5 S.d –7.7” 41” –

Keatas

28 - Keatas 50 Keatas s.d –3’06” 5

4 7.8” –8,7” 22” –40” 19 – 27 39 – 49 3’07” – 3’55” 4

3 8,8” –9,9” 10” –21” 9 – 18 30 – 38 3’56” – 4’58” 3

2 10,0” –11,9” 3” –9” 3 – 8 21 – 29 4’59” – 6’40” 2

1 12,0”- dst 0” –2” 0 – 2 0 – 20 6’41” - dst 1

F. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu nilai. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.


(30)

Tabel 3.3

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) (Untuk Putra dan Putri)

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani

1. 22 – 25 Baik sekali (BS)

2. 18 – 21 Baik (B)

3. 14 – 17 Sedang (S)

4. 10 – 13 Kurang (K)

5. 5 – 9 Kurang sekali (KS)

2. Penilaian Kepercayaan Diri dan Minat Belajar

Variabel kepercayaan diri dan minat belajar siswa diukur melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199) adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan mempercepat waktu penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa soal atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disediakan peneliti untuk diisi oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah. Dalam penyusunan butir-butir pertanyaan kuesioner penulis berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2013:200):

1. Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti 2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan

berbahasa responden

3. Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup

4. Pertanyaan tidak mendua sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik dan jelek saja 7. Panjang pertanyaan

8. Urutan pertanyaan dimulai dari hal yang umum hingga spesifik 9. Prinsip pengukuran, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel 10. Penampilan fisik angket


(31)

a) Angket Kepercayaan Diri

Untuk memperoleh data tentang kepercayaan diri siswa untuk maka butir-butir pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kepercayaan Diri Siswa

Di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat

Definisi Konsep Sub

Komponen Indikator

Nomor Butir Pernyataan No. Butir + No. Butir - Menurut Perry (2005), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk mempercayai kemampuan sendiri. 1.Keyakinan kemampuan diri a.Mempunyai tujuan dan kemauan

29, 40 28, 59, 72

b.Menghargai diri sendiri

1, 51, 52 12, 18, 30

c.Bersosialisasi

3, 14, 16, 73

13, 41, 69

2.Optimis a.Berpikir positif 5, 19, 31, 42, 75, 76

2, 15, 43, 60, 79

b.Berusaha keras 33, 53, 63

32, 44, 64


(32)

Objektif a.Mengambil keputusan

22, 24 , 45, 70

4, 11, 34, 54

b.Memberi dan menerima pendapat

20, 22, 23, 25, 78

6, 26, 27, 34

Bertanggungja wab

a.Mempunyai keberanian

7, 55, 80 46, 65, 71

b. Mentaati aturan 35, 61, 74 56, 66 c. Konsekuen terhadap tugas 47, 57, 67 36, 62, 68 Rasional dan realistis a. Mengendalikan diri 10, 21, 37, 77

8, 17, 48

b. Menganalisis menggunakan akal sehat

39, 49, 58

9, 38, 50

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen kontribusi aktivitas ritmik

line dance terhadap kepercayaan diri siswa di SMP Bina Putra Indonesia

Ngamprah tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang diberikan bobot skor dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2013: 134):

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh


(33)

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. Kategori untuk pertanyaan negatif yaitu, Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori tersebut ada dalam tabel berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

b)Angket Minat Belajar

Untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa untuk mengikuti pelajaran Penjas, maka butir-butir pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.6 sebagai berikut.


(34)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Siswa Mengikuti Pembelajaran Penjas Di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat Definisi

Konsep

Sub Komponen

Indikator Pernyataan

No. Soal + No. Soal - Minat menurut Slameto (2003:180): ”Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas,tanpa ada yang menyuruh”.

1. Sikap / perasaan senang

a.Selalu hadir mengikuti pembelajaran

1, 2, 42, 14, 76

3, 13, 41

b. Tidak ada perasaan bosan

43, 44 15, 40, 73

2. Ketertarikan a.Antusias mengikuti pelajaran

16, 39, 45 4

b. Siap menjadi model belajar di kelas

46, 69 17, 38, 48

c.Keinginan untuk selalu maju dan berprestasi

5, 18, 37, 58, 77

19, 36, 47, 70

3. Motivasi a.Kesadaran akan manfaat Penjas

20, 35, 51 6, 50, 59

b. Percaya diri 22, 60 21, 52, 74

c. Tidak mudah putus asa

7, 33, 53, 75, 78


(35)

4. Disiplin a. Taat pada aturan

24, 61, 79 23, 32

b. Tangung jawab 26, 55, 62, 63

8, 25, 56

c. Tekun 9, 68 30

5. Perhatian a. Perhatian terhadap pelajaran

31, 64, 66, 67

10, 27

b. Mengkaji ulang materi

11, 29 57

c. Konsentrasi 65, 80 12, 28

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen kontribusi aktivitas ritmik

line dance terhadap minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjas di SMP

Bina Putra Indonesia Ngamprah tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang diberikan bobot skor dengan menggunakan skala Likert.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. Kategori untuk pertanyaan negatif yaitu, Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori tersebut ada dalam tabel berikut.


(36)

Tabel 3.7

Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pemahaman terhadap suatu instrumen yang baik adalah sangat penting. Instrumen yang baik akan dapat menghasilkan informasi sebagaimana adanya. Suatu instrumen yang baik dapat dilihat dari sejauh mana persyaratan baku suatu instrumen telah dipenuhinya. Ada dua syarat utama instrumen dikatakan baik yaitu valid dan reliabel. Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2013:173): “Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel”. Maka dari itu peneliti harus mampu menyusun instrumen dan menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang disusunnya.

Validitas kadangkala disamakan dengan kesahihan atau kesangkilan. Suntoda (2013:9) menjelaskan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur”. Mengenai reliabilitas, Sugiyono (2013:173) menjelaskan “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Lebih lanjut Fathoni (2006:31) menjelaskan bahwa:

Reliabilitas suatu alat pengukur menunjukkan keajegan hasil pengukuran sekiranya alat pengukur yang sama digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau orang yang berlainan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan.


(37)

Dengan kata lain, reliabilitas adalah ketetapan dari suatu instrumen untuk diujikan kembali. Reliabilitas ini juga menggambarkan objektivitaas, karena hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh sikap pengukurannya.

1. Uji Coba Instrumen Penelitian

Angket yang telah disusun lalu diuji cobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir pernyataan-pernyataan. Dari hasil uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 April 2014 di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah, Kab. Bandung Barat. Angket tersebut diberikan kepada para sampel uji coba sebanyak 34 siswa untuk angket kepercayaan diri dan 32 siswa untuk angket minat belajar siswa.

a. Analisis Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:172), “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Pengujian validitas instrumen sangat penting dilakukan karena instrumen dengan tingkat validitas tinggi dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis validitas instrumen dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (1992:136) yaitu sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pertanyaan sesuai jawaban

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden c. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan dari yang

tertinggi sampai yang terendah dari setiap responden

d. Membagi responden ke dalam dua kelompok yaitu 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah

e. Mencari nilai rata-rata setiap butir pertanyaan, baik kelompok ganjil maupun kelompok genap dengan rumus sebagai berikut:


(38)

= � �

Keterangan:

x = rata-rata suatu kelompok n = jumlah sampel

xi = nilai data

xi = jumlah sampel suatu kelompok

f. Mencari simpangan baku (S) tiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

�= − ² � −1

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

g. Mencari varians (S2) melalui rumus:

�2 = �. .

2 ( )2

� (� −1)

Keterangan:

S2 = varians yang dicari N = jumlah sampel

x = skor yang diperoleh seseorang

h. Mencari thitung setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun

kelompok bawah dengan rumus:

= 1 2− 2

�+ 2 �

Keterangan:


(39)

x1 = rata-rata kelompok atas x2 = rata-rata kelompok bawah S21 = rata-rata kelompok atas S22 = rata-rata kelompok bawah N = jumlah sampel

j. Menentukan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan (α) = 0,05 atau 95% dan

derajat kebebasan (dk) = n -2

k. Mengkonsultasikan nilai thitung dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung lebih besar

dari ttabel maka butir pertanyaan tersebut valid, artinya butir pertanyaan

dapat digunakan sebagai pengumpul data. Jika sebaliknya nilai thitung lebih

kecil dari ttabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid artinya

pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.

b. Analisis Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah Internal Consistency dengan metode tes belah dua (Split Half Test). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membagi butir pertanyaan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan jumlah skor ganjil dan skor genap. Kelompok jumlah skor ganjil sebagai variabel X dan jumlah skor genap sebagai variabel Y

b. Mengkorelasikan skor total variabel X dengan skor total variabel Y dengan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

= N. xy− x ( y)

√{(N . x2 ) ( x)2}{(N . y2 − ( y)2)}

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

∑xy = jumlah dari hasil perkalian antara x dan y x2 = nilai x yang dikuadratkan


(40)

y2 = nilai y yang dikuadratkan N = jumlah sampel

c. Menggunakan teknik belah dua Spearman Brown (Split Half)

11 =

2 . 1/2 (1 + 12)

2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian a. Uji Coba Instrumen Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepercayaan diri di SMP Bina Putra Indonesia dengan jumlah responden 34 siswa, dimana 18 siswa ditentukan sebagai kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 9 + 9 -2 = 16, didapat nilai ttabel 1,74. Hasil

uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 80 butir soal, terdapat 55 butir soal yang valid dan 25 butir soal yang tidak valid. Yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Kepercayaan Diri No.

Soal thitung ttabel Keterangan

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

1 1,56 1,74 Tidak Valid 41 1,05 1,74 Tidak Valid

2 2,63 1,74 Valid 42 2,6 1,74 Valid

3 3,14 1,74 Valid 43 1,06 1,74 Tidak Valid

4 2,2 1,74 Valid 44 1,6 1,74 Tidak Valid

5 3,75 1,74 Valid 45 2,29 1,74 Valid

6 1,76 1,74 Valid 46 1,18 1,74 Tidak Valid

7 5,59 1,74 Valid 47 1,64 1,74 Tidak Valid

8 2,15 1,74 Valid 48 0,63 1,74 Tidak Valid

9 3,15 1,74 Valid 49 3,18 1,74 Valid

10 2,54 1,74 Valid 50 3,54 1,74 Valid


(41)

12 2,07 1,74 Valid 52 1,47 1,74 Tidak Valid

13 2,03 1,74 Valid 53 4,95 1,74 Valid

14 5,79 1,74 Valid 54 -0,6 1,74 Tidak Valid

15 5,3 1,74 Valid 55 3,32 1,74 Valid

16 2,33 1,74 Valid 56 3,12 1,74 Valid

17 2,14 1,74 Valid 57 4,24 1,74 Valid

18 2,12 1,74 Valid 58 1,87 1,74 Valid

19 3,56 1,74 Valid 59 1,61 1,74 Tidak Valid

20 4,47 1,74 Valid 60 3,04 1,74 Valid

21 2,77 1,74 Valid 61 3,32 1,74 Valid

22 4,72 1,74 Valid 62 4,2 1,74 Valid

23 5,01 1,74 Valid 63 3,67 1,74 Valid

24 3,35 1,74 Valid 64 2,93 1,74 Valid

25 1,98 1,74 Valid 65 2,55 1,74 Valid

26 3,72 1,74 Valid 66 6,95 1,74 Valid

27 2,46 1,74 Valid 67 1,15 1,74 Tidak Valid

28 -0,2 1,74 Tidak Valid 68 3,89 1,74 Valid

29 2 1,74 Valid 69 2,39 1,74 Valid

30 2,97 1,74 Valid 70 3,67 1,74 Valid

31 2,13 1,74 Valid 71 2 1,74 Valid

32 2,47 1,74 Valid 72 1,37 1,74 Tidak Valid

33 1,46 1,74 Tidak Valid 73 -0,6 1,74 Tidak Valid

34 3,45 1,74 Valid 74 1,64 1,74 Tidak Valid

35 0,5 1,74 Tidak Valid 75 0,29 1,74 Tidak Valid

36 2,68 1,74 Valid 76 2,4 1,74 Valid

37 1,58 1,74 Tidak Valid 77 0,76 1,74 Tidak Valid

38 0,78 1,74 Tidak Valid 78 -0,6 1,74 Tidak Valid

39 0,26 1,74 Tidak Valid 79 0,5 1,74 Tidak Valid


(42)

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Browndidapat

nilai rhitung 0,87 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 34 dengan

taraf signifikan 5% = 0,339. Dengan demikian maka rhitung lebih besar daripada

rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya atau

reliabel.

Untuk hasil analisis dari hasil uji signifikansi korelasi untuk tingkat percaya diri menunjukkan thitung = 10, 53, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0,05

dan dk (32) didapat nilai ttabel 2,037. Dengan demikian maka, thitung lebih besar

dari ttabel, ini berarti bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan.

b. Uji Coba Instrumen Minat Belajar Siswa

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepercayaan diri di SMP Bina Putra Indonesia dengan jumlah responden 32 siswa, dimana 18 siswa ditentukan sebagai kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 9 + 9 -2 = 16, didapat nilai ttabel 1,74. Hasil

uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 80 butir soal, terdapat 59 butir soal yang valid dan 21 butir soal yang tidak valid. Yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Belajar Siswa No.

Soal thitung ttabel Keterangan

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

1 2,23 1,74 Valid 41 2,65 1,74 Valid

2 2,23 1,74 Valid 42 2,27 1,74 Valid

3 2,29 1,74 Valid 43 2 1,74 Valid

4 2 1,74 Valid 44 5,03 1,74 Tidak Valid

5 0,51 1,74 Tidak Valid 45 1,29 1,74 Tidak Valid

6 2,55 1,74 Valid 46 1,91 1,74 Valid


(43)

8 2,32 1,74 Valid 48 2,29 1,74 Valid

9 0,7 1,74 Tidak Valid 49 4,82 1,74 Valid

10 2,06 1,74 Valid 50 1,51 1,74 Tidak Valid

11 0,92 1,74 Tidak Valid 51 4,2 1,74 Valid

12 0,25 1,74 Tidak Valid 52 6,33 1,74 Valid

13 2,89 1,74 Valid 53 5,5 1,74 Valid

14 2,05 1,74 Valid 54 3,83 1,74 Valid

15 2,48 1,74 Valid 55 1,76 1,74 Valid

16 1,03 1,74 Tidak Valid 56 2,82 1,74 Valid

17 1,85 1,74 Valid 57 2,85 1,74 Valid

18 2,83 1,74 Valid 58 2,8 1,74 Valid

19 3,5 1,74 Valid 59 1,63 1,74 Tidak Valid

20 2 1,74 Valid 60 -1,15 1,74 Valid

21 2,05 1,74 Valid 61 2,05 1,74 Valid

22 0,91 1,74 Tidak Valid 62 2,67 1,74 Valid

23 -0,97 1,74 Tidak Valid 63 1,2 1,74 Tidak Valid

24 3,02 1,74 Valid 64 2,71 1,74 Valid

25 1,78 1,74 Valid 65 2,97 1,74 Valid

26 4,44 1,74 Valid 66 -0,24 1,74 Tidak Valid

27 0,88 1,74 Tidak Valid 67 1,86 1,74 Valid

28 3,19 1,74 Valid 68 2,67 1,74 Valid

29 2,42 1,74 Valid 69 3,02 1,74 Valid

30 1,92 1,74 Valid 70 1,27 1,74 Valid

31 1,74 1,74 Valid 71 2,52 1,74 Valid

32 3,24 1,74 Valid 72 2,05 1,74 Valid

33 4,28 1,74 Valid 73 2,29 1,74 Valid

34 2,89 1,74 Valid 74 1,34 1,74 Tidak Valid

35 2,82 1,74 Valid 75 2 1,74 Valid

36 0,92 1,74 Tidak Valid 76 3,24 1,74 Valid


(44)

38 0 1,74 Tidak Valid 78 2,33 1,74 Valid

39 2 1,74 Valid 79 1,73 1,74 Tidak Valid

40 1,94 1,74 Valid 80 0,35 1,74 Tidak Valid

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Browndidapat

nilai rhitung 0,96 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 32 dengan

taraf signifikan 5% = 0,349. Dengan demikian maka rhitung lebih besar daripada

rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya atau

reliabel.

Untuk hasil analisis dari hasil uji signifikansi korelasi untuk minat belajar menunjukkan thitung = 18,75, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0,05 dan dk (30)

didapat nilai ttabel 2,042. Dengan demikian maka, thitung lebih besar dari ttabel, ini

berarti bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya juga belum tentu menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono (2013:193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket (kuesioner) dan observasi.


(45)

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui tes dan angket. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki siswa. Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. TKJI ini merupakan suatu tolak ukur untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani yang berbentuk rangkaian butir-butir tes yang menjadi salah satu tolak ukur dalam mengetahui tingkat kesegaran jasmani sesuai dengan umur siswa. Karena dalam TKJI ada penggolongan usia yaitu 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-19 tahun. Berdasarkan hal tersebut maka tolak ukur ini hanya berlaku untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani anak sesuai dengan golongan usia tersebut. Pada penelitian ini yang digunakan adalah TKJI untuk rentang usia 13-15 tahun yang memiliki validitas sebesar 0,950 dan reliabilitas sebesar 0,960.

2. Angket

Variabel kepercayaan diri dan minat belajar diukur melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199), “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket dalam

penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan mempercepat waktu penelitian.


(46)

H. Analisis Data

Data masing-masing tes yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa, maka harus melalui proses penghitungan statistik.

Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes dengan berpedoman pada Nurhasan, dkk (2008). Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1.Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= �

� Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari ∑ xi = Jumlah skor yang di dapat

n = Banyak sampel

2. Menghitung simpangan buku dengan rumus dari sebagai berikut :

�= − ²

�−1

Keterangan

S = Simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3.Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan adalah :

T-skor = 50 + 10 −

� untuk satuan frekuensi, atau

T-skor = 50 + 10 −


(47)

4.Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn

dengan menggunakan rumus:

�= � − �

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

Banyaknya Z1,Z2, … ,Zn Zi �

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel.

Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

5.Menguji homogenitas dua variansi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�= � � � � �

� � � � � �

a. Menentukan nilai F dari tabel dengan taraf nyata 0,05 b. Menentukan homogenitasnya dengan kriteria:

Apabila Fhitung < Ftabel maka kedua varian homogen


(48)

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0

ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji

Leliefors, dengan taraf nyata α = 0,05. 1. Hipotesis diterima apabila L0< L = Normal

2. Hipotesis ditolak apabila L0 > L = Tidak Normal

6. Menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak)

Pengujian signifikansi menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

= 1− 2 �12

1 +

�22

�2

Keterangan:

t = Nilai thitung yang dicari

X1 = Nilai rata-rata kelompok 1

X2 = Nilai rata-rata kelompok 2

S1 = Simpangan baku kelompok 1

S2 = Simpangan baku kelompok 2

n1 = Jumlah sampel kelompok 1

n2 = Jumlah sampel kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

Terima H0jika =

1 1+ 2 2

1+ 2

˂ t ˂

1 1+ 2 2 1+ 2 Dimana :

1= �12/�1 dan t2= t 0,05 (n1-1)


(49)

Aisah, S. (1999). Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Bandung: Penerbit Aksara

Andini Gitawati, Yessy. (2013). Perbandingan Pengaruh Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani Terhadap Peingkatan Derajat Kebugaran Jasmani

dan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMPN 1 Cileunyi. (Skripsi). Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darsono. (2011). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang Mengikuti Unit Kegiatan Taekwondo, Bulutangkis dan Bola Basket di SMPN 5

Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Effendi dan Praja. (1985). Pengantar Psikologis. Bandung: Angkasa

Elizabeth dan Galnadi (1981). Ciri-Ciri Percaya Diri. [Online]. Tersedia di:

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-22621-8106174001%20-%20BAB%2011.pdf. Diakses 31 Maret 2014

Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Ghufron dan Risnawati. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Gilbert, Cecile. (1974). International Folk Dance at A Glance. Minneapolis: Burgess Publshing Company

Giriwijoyo, Santoso, dkk. (2007). Ilmu Faal Olahraga – Fungsi Tubuh Manusia

pada Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung

Goderfroy dan Barrat, Stephanie. (1999). Bagaimana Cara Mengembangkan

Karisma dan Daya Tarik Pribadi Anda. Batam Centre: Interaksara

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: FPOK UPI Bandung


(50)

Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Beregu Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Perorangan Di SMA Negeri

Jatinangor. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Lutan, Rusli. (1991). Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:

Depdikbud Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Mukharam, Andryka Salman. (2012). Perbedaan Minat Siswa Putra dan Putri

Terhadap Materi Pembelajaran Bola Tangan Di SMAN 13 Bandung.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Mahendra, Agus. (2009). Azas dan Falsafah Pendidkan Jasmani. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Nurhasan, H. Cholil, D.Hasanudin dan Hidayah, Nidaul. Modul Mata Kuliah

Statistika. (2008). Bandung: FPOK UPI Bandung

Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters – Pendongkrak Kepercayaan Diri. London: Octopus Publishing Group

Poerwadarminta, W. J. S. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, Sarlito W dan Wienarno, Eko W. (2009). Psikologis Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Ramdhani. (2012). Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat

Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang. (Skripsi). Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Penerbit: Alfabeta Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta


(51)

Sukardi. (1993). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: Bineka Cipta Suntoda, Andi, dkk. (2013). Modul Tes dan Pengukuran Penjas. Bandung: Prodi

PJKR FPOK UPI

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Berdasarkan

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga – Sebuah Analisa Kritis. Bandung:

Penerbit Eidos

Wayan, A. (1992). Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya: Usaha Nasional Wulandari, Dewi. (2013). Perbandingan Line Dance dan Dansa Cha-Cha

Terhadap Kemampuan Kardiovaskular dan Pemahaman Gerak Siswa.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Winarno, Surakhmand. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan


(1)

62

H. Analisis Data

Data masing-masing tes yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa, maka harus melalui proses penghitungan statistik.

Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes dengan berpedoman pada Nurhasan, dkk (2008). Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1.Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= � �

Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari ∑ xi = Jumlah skor yang di dapat n = Banyak sampel

2. Menghitung simpangan buku dengan rumus dari sebagai berikut : �= − ²

�−1 Keterangan

S = Simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3.Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan adalah :

T-skor = 50 + 10 −

� untuk satuan frekuensi, atau T-skor = 50 + 10 −


(2)

63

4.Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:

�= � −

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

Banyaknya Z1,Z2, … ,Zn Zi

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

5.Menguji homogenitas dua variansi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�= � � � � �

� � � � � �

a. Menentukan nilai F dari tabel dengan taraf nyata 0,05 b. Menentukan homogenitasnya dengan kriteria:

Apabila Fhitung < Ftabel maka kedua varian homogen Apabila Fhitung > Ftabel maka kedua varian tidak homogen


(3)

64

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors, dengan taraf nyata α = 0,05.

1. Hipotesis diterima apabila L0< L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila L0 > L = Tidak Normal

6. Menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak)

Pengujian signifikansi menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

= 1− 2

12 1 +

�22 �2 Keterangan:

t = Nilai thitung yang dicari X1 = Nilai rata-rata kelompok 1 X2 = Nilai rata-rata kelompok 2 S1 = Simpangan baku kelompok 1 S2 = Simpangan baku kelompok 2 n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: Terima H0jika =

1 1+ 2 2

1+ 2

˂ t ˂

1 1+ 2 2 1+ 2

Dimana :

1= �12/�1 dan t2= t 0,05 (n1-1)


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011).Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Aisah, S. (1999). Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Bandung: Penerbit Aksara

Andini Gitawati, Yessy. (2013). Perbandingan Pengaruh Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani Terhadap Peingkatan Derajat Kebugaran Jasmani dan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMPN 1 Cileunyi. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darsono. (2011). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang Mengikuti Unit Kegiatan Taekwondo, Bulutangkis dan Bola Basket di SMPN 5 Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Effendi dan Praja. (1985). Pengantar Psikologis. Bandung: Angkasa

Elizabeth dan Galnadi (1981). Ciri-Ciri Percaya Diri. [Online]. Tersedia di:

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-22621-8106174001%20-%20BAB%2011.pdf. Diakses 31 Maret 2014

Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Ghufron dan Risnawati. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Gilbert, Cecile. (1974). International Folk Dance at A Glance. Minneapolis: Burgess Publshing Company

Giriwijoyo, Santoso, dkk. (2007). Ilmu Faal Olahraga – Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung

Goderfroy dan Barrat, Stephanie. (1999). Bagaimana Cara Mengembangkan Karisma dan Daya Tarik Pribadi Anda. Batam Centre: Interaksara

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching.

Bandung: FPOK UPI Bandung


(5)

Istiana. (2009). Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Psikologis Pendidikan Fakultas Psikologis UMA. (Tesis). Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, Medan

Kamnuron, Andri. (2012). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Beregu Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Perorangan Di SMA Negeri Jatinangor. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Lutan, Rusli. (1991). Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Mukharam, Andryka Salman. (2012). Perbedaan Minat Siswa Putra dan Putri

Terhadap Materi Pembelajaran Bola Tangan Di SMAN 13 Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Mahendra, Agus. (2009). Azas dan Falsafah Pendidkan Jasmani. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI Bandung

Nurhasan, H. Cholil, D.Hasanudin dan Hidayah, Nidaul. Modul Mata Kuliah Statistika. (2008). Bandung: FPOK UPI Bandung

Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters – Pendongkrak Kepercayaan Diri. London: Octopus Publishing Group

Poerwadarminta, W. J. S. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, Sarlito W dan Wienarno, Eko W. (2009). Psikologis Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Ramdhani. (2012). Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Penerbit: Alfabeta Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta


(6)

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito Bandung

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukardi. (1993). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: Bineka Cipta Suntoda, Andi, dkk. (2013). Modul Tes dan Pengukuran Penjas. Bandung: Prodi

PJKR FPOK UPI

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Berdasarkan Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga – Sebuah Analisa Kritis. Bandung: Penerbit Eidos

Wayan, A. (1992). Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya: Usaha Nasional Wulandari, Dewi. (2013). Perbandingan Line Dance dan Dansa Cha-Cha

Terhadap Kemampuan Kardiovaskular dan Pemahaman Gerak Siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Winarno, Surakhmand. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito


Dokumen yang terkait

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA : studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 49 Bandung.

0 0 43

PENGARUH AKTIVITAS SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

0 3 43

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK LINE DANCE TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SDN WANGISAGARA 03.

2 15 51

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMK Pasundan2 Cianjur.

0 4 50

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikar

1 5 47

PENGARUH PEMBELAJARAN BOLA VOLI YANG DI MODIFIKASI TERHADAP KEBERANIAN DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA TUNAGRAHITA : Studi Eksperimen di SLB-C ANGKASA Kab. Bandung.

0 4 27

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN DAN AKTIVITAS RITMIK TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR.

0 2 41

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak.

0 3 47

PENGARUH AKTIVITAS SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA - repository UPI S POR 1001974 title

0 0 4

PENGARUH LATIHAN HOKI MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP (Studi Eksperimen di SMP Islam Terpadu Bina Amal Semarang) -

0 1 40