KONTRIBUSI HUBUNGAN SOSIAL MAHASISWA DENGAN DOSEN WALI TERHADAP KETERCAPAIAN BEBAN SKS MAHASISWA JPTS FPTK UPI.

(1)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Penjelasan Istilah Dalam Judul ... 7

1.6 Tujuan Penelitian... 9

1.7 Manfaat Penelitian... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Terhadap Hubungan Sosial Mahasiswa Dengan Dosen Wali ... 11

2.1.1 Hubungan Sosial ... 11

2.1.2 Hubungan Sosial Mahasiswa dengan Dosen Wali ... 15

2.2 Ketercapaian Beban SKS ... 27

2.3 Hubungan Sosial Mahasiswa dengan Dosen Wali Terhadap Ketercapaian Beban SKS Mahasiswa JPTS FPTK UPI... 37

2.4 Anggapan Dasar ... 39

2.5 Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Variabel dan Paradigma penelitian ... 42

3.2.1 Variabel Penelitian ... 42

3.2.2 Paradigma Penelitian ... 44

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian... 45

3.3.1 Data Penelitian ... 45

3.3.2 Sumber Data Penelitian ... 45

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

3.4.1 Populasi Penelitian ... 45

3.4.2 Sampel Penelitian ... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi, dan Instrumen Penelitian ... 47

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5.2 Kisi-kisi Instrumen ... 49

3.5.3 Instrumen Penelitian ... 50


(2)

v

3.6 Teknik Analisis Data ... 55

3.6.1 Perhitungan Prosentase variabel ... 56

3.6.2 Uji Normalitas ... 57

3.6.3 Uji Homogenitas Varians Populasi ... 59

3.6.4 Analisis Korelasi ... 60

3.6.5 Uji Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 62

4.1.1 Uji Coba Validitas Angket ... 62

4.1.2 Uji Validitas Angket ... 64

4.1.3 Uji Reliabilitas Angket ... 66

4.1.4 Data Variabel X ... 66

4.1.5 Data Variabel Y ... 67

4.2 Analisis Data ... 69

4.2.1 Uji Normalitas Data ... 69

4.2.1.1 Uji Distribusi Frekuensi Variabel X ... 70

4.2.1.2 Uji Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 70

4.2.2 Uji Homogenitas Varabel Y ... 71

4.2.2.1 Uji Homogenitas Varians Populasi Variabel X ... 71

4.2.2.2 Uji Homogenitas Varians Populasi Variabel X ... 72

4.2.3 Analisis Korelasi ... 73

4.2.3.1 Perhitungan Koefisien Korelasi ... 73

4.2.3.2 Pengujian Koefisien Korelasi ... 74

4.2.4 Perhitungan Koefisien determinasi ... 74

4.2.5 Pengujian Hipotesis ... 74

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

4.3.1 Gambaran Hubungan Sosial Mahasiswa dengan Dosen Wali (X) ... 75

4.3.2 Gambaran Ketercapaian beban SKS Mahasiswa JPTS FPTK UPI (Y) ... 85

4.3.3 Pembahasan Hasil Uji Statistik ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN ... 102

I. Instrumen Penelitian ... 102

II. Perhitungan Analisis Keampuhan Instrumen penelitian ... 113

III. Gambaran Umum Variabel X dan Y ... 119

IV. Perhitungan Analisis Uji Asumsi Statistik ... 152


(3)

vi

VI. Daftar Tabel Konsultasi ... 165 VII. Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing dan Kartu

Bimbingan Penulisan Skripsi ... 170 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(4)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Indeks Prestasi ... 34

Tabel 2.2 Struktur Program dan Sebaran Kredit Jenjang S1... 35

Tabel 2.3 Struktur Kurikulum Program Sarjana JPTS UPI ... 35

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Skor Jawaban Skala Likert ... 51

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil uji Validitas Angket Variabel X ... 65

Tabel 4.2 Data Mentah Variabel X ... 674

Tabel 4.3 Konversi Variabel Y Dari SKS Yang Sudah Dicapai Menjadi Skor Baku Dalam Bentuk Persen ... 68

Tabel 4.4 Data Variabel Y ... 69

Tabel 4.5 Pengelompokan Sampel Penelitian Variabel X ... 72


(5)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 14 Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ... 43 Gambar 3.2 Paradigma Penelitian ... 44 Gambar 4.1 Visualisasi Hasil Korelasi Variabel X dengan Variabel Y . 73


(6)

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman Diagram 4.1 Gambaran Berdasarkan Indikator Variabel X ... 81 Diagram 4.2 Gambaran Variabel X Berdasarkan Jawaban Tiap

Responden ... 82 Diagram 4.3 Gambaran Variabel X Tiap Angkatan ... 83


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan program studi tidak tepat waktu. Mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 dalam waktu lima tahun. Beban SKS yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu delapan semester tidak tercapai. Sisi lainnya ada mahasiswa yang lancar dan berhasil dengan baik tepat pada waktunya.

Keterlambatan penyelesaian beban studi sebagian mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, disebabkan banyaknya permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Diantaranya permasalahan kontrak kredit, pemilihan program studi, dan lain sebagainya. Masalah tersebut sedikit banyak memerlukan saran dan pendapat dari orang lain sebagai upaya pemecahan masalah.

Di perguruan tinggi dosen wali merupakan tokoh sentral dalam kegiatan belajarn mengajar dan bimbingan. Dosen wali dapat dijadikan tempat berkonsultasi bagi mahasiswa. Dosen wali sebagai pembimbing sekaligus pengganti orang tua di lingkungan kampus, bertugas agar setiap mahasiswa yang berada di bawah tanggung jawab dosen wali memperoleh pengarahan yang tepat dalam menyusun program dan beban belajar, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membicarakan masalah yang dialami, khususnya yang berkenaan dengan pandidikan, dan diharapkan agar dosen wali membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Tugas


(8)

dosen wali akan berjalan dengan lancar apabila didukung dengan hubungan sosial yang baik dan saling membantu antara mahasiswa dengan dosen wali.

Interaksi dan komunikasi yang akrab antara mahasiswa dengan dosen wali membuka kesediaan bagi kedua belah pihak untuk bertukar pendapat. Selanjutnya akan muncul keterbukaan, kepedulian yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada mahasiswa. Suasana hangat yang diberikan dosen wali diharapkan dapat memacu mahasiswa untuk lebih meningkatkan usaha belajar sehingga studi mahasiswa dapat berjalan dengan lancar, tepat waktu dengan meraih prestasi yang optimal.

Dosen wali hendaknya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mahasiswa yang menjadi tangung jawab dosen wali. Pendapat dan masukan dari dosen wali akan membuat mahasiswa menjadi lebih terarah dalam kuliah, sehingga beban studi yang harus ditempuh selesai tepat waktu. Hubungan sosial yang baik dalam proses bimbingan dosen wali kepada mahasiswa merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan sistem kredit semester.

Kenyataan dilapangan tidaklah demikian. Banyak mahasiswa yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam belajar, tidak dikonsultasikan kepada dosen wali. Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali lebih banyak terjadi pada saat penandatanganan kontrak kredit. Waktu pertemuan antara mahasiswa dengan dosen wali kurang lebih tiga puluh menit. Pertemuan terjadi apabila mahasiswa berinisiatif hadir dan tidak menitipkan KRS (Kartu Rencana Studi) kepada teman sekelas. Masalah tersebut terus berulang dan tidak ada peningkatan


(9)

hubungan sosial yang saling membantu antara mahasiswa dengan dosen wali. Prestasi akademik yang baik dan penyelesaian studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya merupakan keberhasilan dan kepuasan yang setinggi-tingginya bagi mahasiswa dan dosen wali.

Membiarkan mahasiswa terus memendam permasalahan yang dialami, tanpa bantuan dan arahan dosen wali, akan berakibat mahasiswa tidak senang dan benci kepada dosen wali. Pengaruh selanjutnya, mahasiswa tidak lagi bergairah untuk belajar. Dengan demikian akan lebih banyak lagi mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan program studi S1 dalam waktu yang telah ditentukan. Tidak menutup kemungkinan mahasiswa bisa dikeluarkan dari kampus atau DO.

Kesenjangan yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen wali dalam berhubungan sosial, kaitannya dengan ketercapaian beban SKS mahasiswa, menimbulkan pertanyaan yang merupakan permasalahan yang harus diteliti. Bagaimana gambaran hubungan sosial, ketercapaian beban SKS, dan berapa besar kontribusi yang diberikan dari hubungan sosial terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, memerlukan jawaban yang dapat diperjanggungjawabkan secara ilmiah dengan kaidah yang berlaku.

Berangkat dari permasalahan yang dijelaskan di atas, maka diambil judul penelitian “Kontribusi Hubungan Sosial Mahasiswa Dengan Dosen Wali Terhadap Ketercapaian Beban SKS Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sipil FPTK UPI”. Selanjutnya akan diperoleh cara untuk meningkatkan hubungan sosial dan ketercapaian beban SKS yang menjadi salah satu sebab lambatnya penyelesaian studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai usaha untuk menemukan sumber pokok permasalahan dengan gejala-gejala yang menjadi indikatornya. Dengan demikian masalah tersebut benar-benar perlu diteliti dan dicari alternatif pemecahannya.

Ali (1985) mengemukakan bahwa “Identifikasi masalah merupakan rumusan dan deskripsi tentang analisa ruang lingkup masalah yang dirumuskan baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan”.

Berdasarkan pendapat di atas dan mengacu pada latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut :

a. Sebagian dosen wali memberikan layanan bimbingan secara insidental, yaitu menurut kebutuhan yang muncul pada saat itu.

b. Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali lebih banyak terfokus pada penandatanganan kontrak kredit pada awal semester.

c. Sebagian mahasiswa menutup diri dari dosen wali terhadap masalah yang dihadapi, baik yang berhubungan akademik maupun permasalahan pribadi karena tidak terjalinnya hubungan sosial yang baik antara dosen wali dan mahasiswa.

d. Beberapa dosen wali kurang mengenal mahasiswa bimbingannya satu persatu.

e. Kurangnya menjalin komunikasi yang terbuka antara dosen wali dan mahasiswa yang memiliki masalah akademik maupun pribadi.


(11)

f. Timbul keraguan dari mahasiswa dalam mengambil keputusan untuk memilih mata kuliah dan beban studi, karena kurang pengarahan dan informasi dari dosen wali.

g. Tidak terprogramnya kegiatan belajar mahasiswa untuk belajar mandiri dan hanya mengandalkan dari perkuliahan saja.

h. Sedikitnya kesempatan yang diberikan oleh sebagian dosen wali kepada mahasiswa untuk membicarakan masalah yang dihadapi mahasiswa. i. Sebagian mahasiswa menganggap bahwa hubungan sosial dan komunikasi

yang mereka lakukan dengan dosen wali, tidak banyak berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar.

j. Sebagian mahasiswa tidak menjadwalkan waktu belajar, sehingga beban SKS tiap semester tersebut tidak terselesaikan dengan baik.

k. Sebagian mahasiswa kurang memperhatikan beban SKS yang dikontrak. Banyak mata kuliah dalam satu semester yang memiliki bobot lebih dari 2 SKS tidak lulus.

l. Sebagian mahasiswa cenderung mengambil beban studi melebihi kemampuan yang dimiliki, sehingga banyak mata kuliah yang tidak lulus. m. Sebagian mahasiswa kurang memperhatikan mata kuliah yang dikontrak

adalah mata kuliah yang berat dalam arti mempunyai tugas terstruktur yang banyak, sehingga mata kuliah lain terbengkalai.

n. Sebagian mahasiswa memiliki sikap dan kebiasaan yang kurang baik dalam hal belajar.


(12)

p. Sebagian mahasiswa kurang berkonsentrasi dalam belajar.

q. sebagian mahasiswa kurang menyadari pentingnya berkonsultasi kepada dosen wali mengenai permasalahan akademik yang dihadapi mahasiswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar masalah yang diteliti sesuai dengan judul sekaligus membatasi permasalahan agar tidak berkembang pada hal yang tidak berhubungan dengan topik yang diteliti. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian, dan terbatasnya waktu, tenaga dan kemampuan yang dimiliki, maka penelitian dibatasi pada beberapa aspek yang akan diteliti antara lain :

a. Kontribusi hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali, yang meliputi seberapa besar sumbangan yang diberikan dan bagaimana kualitas hubungan sosial yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen wali.

b. Ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan teknik Sipil yang merupakan komulatif dari SKS yang telah dikontrak mahasiswa selama kuliah.

c. Sampel diambil dari Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI angkatan 2003 (Tahun ke-5), 2004 (Tahun ke-4), 2005 (Tahun ke-3).

1.4 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti harus dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional dengan cara memberikan penjelasan terperinci tentang gagasan yang dimiliki sehingga dapat dipahami orang lain.


(13)

Suharsimi Arikunto (2002) mengemukakan bahwa “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka penelitian harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa”.

Masalah pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Bagaimana gambaran hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali, Jurusan Pendidikan teknik Sipil FPTK UPI, angkatan 2003, 2004 dan 2005, yang kemudian akan menggambarkan secara umum hubungan sosial yang terjadi di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI.

b. Bagaimana gambaran ketercapaian beban SKS Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

c. Apakah terdapat kontribusi dari hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

1.5 Penjelasan Istilah Dalam Judul

Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian judul penelitian, agar tidak terjadi perbedaan dan salah penafsiran dalam pengunaan istilah yang digunakan. Istilah yang digunakan dalam judul dapat dijelaskan seperti dibawah ini :

a. Kontribusi : yaitu Sumbangan (Kamus besar bahasa Indonesia), yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan, tuntutan atau daya dukung yang dihasilkan dari hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.


(14)

b. Hubungan sosial : disebut pula interaksi sosial adalah timbal balik atau melibatkan dua belah pihak antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok (Idianto,2004).

Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali dalam merupakan hubungan atau relasi antara mahasiswa dengan dosen yang berlangsung secara timbal balik dan kedua belah pihak sama-sama aktif. Hubungan ini lebih sekedar hubungan antara pihak yang terkait melainkan saling mempengaruhi. Berarti yang satu berubah karena yang lain.

Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali pada penelitian ini adalah hubungan yang diimplementasikan atau diterapkan dalam layanan bimbingan akademik. Pemberian layanan akademik dapat dilaksanakan melalui dua kegiatan yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar didalam kelas atau diluar kelas.

c. Dosen Wali atau dosen penasehat akademik, diangkat dan ditetapkan oleh dekan, bertugas membimbing mahasiswa dibawah tanggunga jawab dosen wali selama menempuh studi di UPI. (Pedoman Akademik, 2007)

d. Mahasiswa yaitu murid di perguruan tinggi (Kamus besar bahasa Indonesia). Dalam penelitian ini yaitu murid di Universitas Pendidikan Indonesia yang diterima melalui seleksi masuk perguruan tinggi negeri atau melalui prosedur lainnya yang berlalu di UPI, untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan teknik Sipil Fakultas Teknologi dan kejuruan selama kurang lebih lima tahun.

e. Satuan Kredit Semester (SKS) : yaitu satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besaran pengakuan terhadap keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi, khususnya bagi tenaga pengajar. (Pedoman Akademik, 2007)


(15)

f. Ketercapaian yaitu berhasil meraih, berhasil menggapai, berhasil sampai pada batas, atau mendapatkan sesuatu karena hasil jerih payah (Kamus besar bahasa Indonesia). Ketercapaian Beban SKS dalam penelitian ini yaitu keberhasilan mahasiswa untuk menyelesaikan beban SKS sesuai dengan kurikulum dan ketentuan yang berlaku di JPTS FPTK UPI.

1.6 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian, tujuan penelitian sangat diperlukan untuk menentukan arah yang jelas, sikap dan usaha pencapaiannya agar sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum tujuan suatu penelitian dinyatakan dalam bentuk pernyataan, bertolak dari hal yang telah diungkapkan terdahulu maka tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu :

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

c. Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

1.7 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan :

a. Sebagai masukan dalam berhubungan sosial di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.


(16)

b. Untuk memberikan sumbangan informasi yang dapat dimanfaatkan khususnya oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. c. Bagi UPI diharapkan menjadi bahan dasar pertimbangan dalam

mengambil kebijakan memfasilitasi pelaksanaan layanan bimbingan akademik, dalam usaha menjalin hubungan sosial yang baik dan saling membantu antara mahasiswa dengan dosen wali.

d. Memberikan suatu informasi tambahan bagi mahasiswa mengenai pentingnya penerapan Sistem Kredit Semester yang akan menunjang keberhasilan studi.

e. Sebagai bahan atau referensi bagi siapapun yang akan mengembangkan penelitian yang lebih lanjut.

f. Sebagai bahan informasi dan masukan yang positif mengenai alternatif pemecahan masalah keterlambatan dalam penyelesaian studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.


(17)

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (2002:136) mengemukakan bahwa : “Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif, yaitu suatu metode pendekatan penelitian yang ditujukan untuk membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki pada masa sekarang.

Penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesa-hipotesa, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan. (Koentjaraningrat, 1997:29)

Ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1989) sebagai berikut :

Ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif sehingga dipandang sebagai ciri, yakni bahwa metode ini : a. Memuaskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang yaitu pada masalah-masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering pula disebut metode analistik). Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa metode deskriptif cocok digunakan untuk penelitian ini, karena pada penelitian ini diperlukan


(18)

pelaksanaan pengumpulan data dan selanjutnya menyusun data, kemudian menginterpretasikan data yang diperoleh secara statistik. Hasil dari suatu penelitian dengan menggunakan metode deskriptif umumnya mendeskripsikan variabel yang diteliti, menghubungkan variablel yang satu dengan lainnya. Perbandingan antara suatu gejala dengan gejala lainnya serta hubungan antara peristiwa dengan gejala yang mungkin timbul. Dengan menggunakan metode pendekatan ini, penulis berusaha untuk memperoleh gambaran tentang kontribusi hubungan sosial dosen wali dengan mahasiswa Jurusan Pendidikan teknik Sipil FPTK UPI, hubungannya terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa.

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

variabel dan paradigma merupakan hal yang penting dan tak terpisahkan dalam suatu penelitian. Dengan paradigma penelitian, peneliti akan mudah dalam melakukan penelitian, dan dapat mengecek kebenarannya. Sehingga hasil dari penelitian dapat lebih dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan.

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari objek yang mempunyai variasi antara objek yang satu dengan objek yang lain, seperti yang diungkapkan oleh para ahli.

Variabel adalah merupakan suatu atribut (proporsi) objek, yang ada dalam diri sumber populasi dengan elemennya memiliki ukuran (kualitas atau kuantitas) yang bervariasi. Ukuran tersebut dalam bentuk nilai, skor atau identitas, dan sebagainya. (Menurut Syafaruddin, 2004).

Definisi lain disebutkan pula oleh Suharsimi Arikunto (2002:9) yang mengemukakan bahwa “Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang


(19)

ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (Point to be noticed), yang menunjukan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif”. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel terikat (Dependent). Suharsimi Arikunto (2002:97) menjelaskan sebagai berikut “Ada variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau variabel Y”.

Dari identifikasi masalah dan rumusan masalah, variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (X) : Hubungan Sosial Mahasiswa Dengan Dosen Wali b. Variabel Terikat (Y) : Ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

Secara skematik hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel Variabel X

Hubungan Sosial Mahasiswa Dengan Dosen Wali

Variabel Y Ketercapaian Beban SKS


(20)

3.2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma, memudahkan peneliti untuk melihat proses manajemen pada setiap aspek. Paradigma juga menunjukan tentang ruang lingkup penelitian dalam manajemennya yang lebih mendetail. Dengan paradigma penelitian, maka peneliti akan mudah melakukan penelitian, mengecek kebenarannya sehingga hasilnya akan lebih dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan. Dapat dijelaskan bahwa, paradigma dapat diartikan sebagai pandangan atau pola pikir yang dapat menggambarkan berbagai variabel yang akan diteliti. Berdasarkan hipotesis yang diajukan penulis, maka paradigma penelitian dan hubungan antara kedua variabel diperlihatkan pada diagram di bawah ini :

Keterangan :

: Lingkup Penelitian

: Arah Penelitian

Gambar 3.2 Diagram Paradigma Penelitian

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil

FPTK UPI

Ketercapaian Beban SKS Aspek yang

diukur : SKS yang sudah tercapai Hubungan Sosial Mahasiswa Dengan Dosen Wali

Aspek yang di ukur :

1. Kondisi yang mendukung terjadinya hubungan sosial antara mahasiswa dan dosen wali

2. Karakteristik yang harus dimiliki mahasiswa dan dosen wali yang dapat mempermudah dalam menjalin hubungan sosial antara mahasiswa dengan dosen wali

TEMUAN PENELITIAN KESIMPULAN DAN SARAN


(21)

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian 3.3.1 Data Penelitian

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:96) bahwa “Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

a. Data untuk variabel X diperoleh dari jawaban yang diberikan responden mahasiswa terhadap pernyataan dalam bentuk angket. b. Data untuk variabel Y diperoleh dari dokumentasi.

3.3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. (Suharsimi Arikunto, 2002:107)

Untuk mendapatkan data tersebut, penulis memerlukan sumber data. Sumber data untuk penelitian ini didapat dari beberapa sumber data, yaitu :

a. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI b. Dokumentasi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Setiap penelitian, kegiatan pengumpulan data akan selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik berupa manusia maupun aktivitas-aktivitas


(22)

atau kejadian yang ditimbulkan. Objek penelitian merupakan kenyataan dimana suatu masalah terjadi. Keseluruhan karakteristik objek penelitian ini disebut populasi.

Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI angkatan 2003, 2004, 2005. Pengambilan sampel didasarkan pada beberapa pertimbangan.

Diambilnya populasi mulai dari angkatan 2003, karena pada angkatan dibawahnya sebagian besar telah menempuh perkuliahan lebih dari 9 semester, yang berarti apabila mengambil patokan ketercapaian SKS, mahasiswa dibawah angkatan 2003 telah tercapai 100% dan terdapat diantaranya yang sudah lulus sarjana. Tidak diambilnya populasi mahasiswa angkatan 2006 dikarenakan mahasiswa, baru menempuh 2 semester saja, dimana kontrak SKS dilaksanakan dengan sistem paket, yaitu mahasiswa diharuskan mengambil semua SKS yang ditawarkan yang berkisar antara 20-21 SKS per semester.

3.4.2 Sampel Penelitian

Penelitian yang diperlukan terhadap sebagian dari populasi disebut sampel. Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat jumlah populasi yang besar dan harus disesuaikan dengan waktu, biaya, dan kesibukan peneliti. Selain itu, sampel harus dapat mewakili sejumlah populasi.

Berdasarkan uraian di atas, untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan pedoman yang diberikan oleh Suharsimi


(23)

Arikunto (2002:120), yang memberikan prediksi sebagai berikut “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”.

Dalam penelitian ini penarikan sampel sebesar 25 % dari jumlah populasi. Diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : 25 % x 157 = 39,25 dan dibulatkan menjadi 40. Selanjutnya dihitung besarnya sampel dari masing-masing angkatan seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

No Angkatan Populasi Sampel

1 Tahun 2003 50 25/100 x 50 = 13

2 Tahun 2004 49 25/100 x 49 = 12

3 Tahun 2005 60 25/100 x 64 =15

Jumlah 159 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik kuesioner untuk variabel X (Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali) dan teknik dokumentasi untuk variabel Y (Ketercapaian beban SKS mahasiswa JPTS FPTK UPI).

a. Teknik Angket atau Kuesioner

Teknik angket ini dimaksudkan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik angket merupakan teknik pengumpulan data yang


(24)

utama akan digunakan penulis untuk dapat mengungkapkan data dari variabel bebas (X) yang diteliti. Teknik angket ini merupakan bentuk komunikasi secara tidak langsung antara peneliti dan responden yaitu melalui sejumlah pernyataan tertulis yang disampaikan peneliti kepada responden. Angket atau kuesioner yang dipilih sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya menjawab atau memilih option jawaban yang sesuai dengan pribadi responden. Suharsimi Arikunto (2002:124) menjelaskan bahwa “Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal yang ia ketahui”.

Angket yang dibuat dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya dibuat dalam bentuk sejumlah item pernyataan. Angket memiliki kelebihan dan kelemahan.

Suharsimi Arikunto (2002:129) mengemukakan bahwa kuesioner memiliki keuntungan yaitu sebagai berikut :

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya, masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumetasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:206) yaitu “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. Data variabel Y diperoleh dari dokumentasi yang ada di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI dan BAAK UPI.


(25)

3.5.2 Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun (Suharsimi Arikunto, 2002:138).

Manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:139) adalah sebagai berikut :

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.

b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.

c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi, peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.

d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta jalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.

e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen.

f. Validitas dan reabilitas inastrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kisi-kisi membantu peneliti dalam menyusun isi dari butir-butir instrumen. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu kontribusi hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, maka penulis menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan variabel yang ada.


(26)

3.5.3 Instrumen Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan adanya data yang benar, cermat dan akurat, karenanya keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung pada kebenaran dan ketepatan data. Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket untuk variabel X dan dokumentasi untuk variabel Y, dari angket dan dokumentasi inilah diharapkan akan mencapai alat ukur penelitian dengan mendekati kebenaran yang diharapkan, serta menghasilkan instrumen penelitian yang baik.

3.5.4 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan variabel dan aspek-aspek yang diukur, seperti tercantum dalam kisi-kisi angket penelitian.

b. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket penelitian untuk masing-masing variabel.

c. Menyusun daftar alat ukur

Alat ukur yang digunakan untuk variabel X adalah angket dengan penelitian Model Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Tidak Pernah (TP). Di dalam menjawab pernyataan Skala Likert, responden hanya tinggal


(27)

memberi tanda silang atau melingkari pada kemungkinan jawaban yang paling sesuai dengan pribadinya.

Tabel 3.2 Skor Jawaban Skala Likert

Pernyataan Pilihan

SL SR KD TP

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2002)

1) Uji coba angket

Untuk mengetahui kebaikan dan kesesuaian isi angket sebagai alat ukur terhadap masalah yang sedang diteliti, maka terlebih dahulu diadakan uji coba angket tersebut. Uji coba angket ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian yang dapat memberikan gambaran tentang masalah yang sedang diteliti. Adapun mengenai uji validitas dan uji reliabilitas secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

a) Uji validitas angket

Tujuan penelitian adalah mencari kebenaran. Dalam usaha ini validitas merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan instrumen yang valid. Suharsimi Arikunto (2002:144) mengemukakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keshahihan instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan apa yang diinginkan, sebab instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang


(28)

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Adapun untuk menguji validitas setiap item maka skor-skor yang ada pada butir dipandang sebagai skor X dan skor total dipandang sebagai skor Y. selanjutnya untuk mengukur validitas instrumen (angket) menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

= . . . Rumus 3.1

(Suharsimi Arikunto, 2002:146) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan Variabel Y

X = Jumlah skor tiap item di seluruh responden uji coba Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden

uji coba

n = Jumlah responden uji coba

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95 %. Apabila hasil pengukuran tidak memenuhi taraf signifikasi, maka item pernyataan di uji ke dalam rumus uji-t dengan rumus :

= Rumus 3.2 (Sudjana, 2002:377)


(29)

Keterangan :

t = Uji signifikasi korelasi n = Jumlah responden uji coba r = Koefisien korelasi

Hasil thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel

pada taraf kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Kriteria pengujian item adalah jika thitung > ttabel maka

suatu item dikatakan valid (Sudjana, 2002:225). b) Uji reliabilitas angket

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukur data dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menentukan reliabilitas angket dalam penelitian ini digunakan perhitungan statistik dengan rumus Alpha. Suharsimi Arikunto (2002:164) mengemukakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Adapun langkah-langkah dalam rumus Alpha adalah sebagai berikut :

1) Menghitung harga varians tiap item ( )

= Rumus 3.3

(Suharsimi Arikunto, 2002:160) Keterangan :

= Harga varians setiap item angket

Σ = Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item angket

ΣX = Kuadrat jawaban seluruh responden dari setiap item angket


(30)

2) Menghitung varians total ( ! )

! " # –

% &

Rumus 3.4

(Suharsimi Arikunto, 2002:160) Keterangan :

σ( = Harga varians total Σ) = Jumlah kuadrat skor total

(ΣY = Kuadrat dari jumlah jawaban total dari setiap item angket

n = Jumlah responden

3) Menghitung reliabilitas angket dengan rumus Alpha = + = ,-- . /1 − 423

5 6 Rumus 3.5

(S. Arikunto, 2002:171) Keterangan :

R11 = + = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan/item Σ45 = Varians total

Setelah harga + diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada tabel r product moment. Reliabilitas angket akan terbukti jika harga dari r11 > rtabel. Sebagai pedoman kriteria

penafsiran + (Arikunto, 2002:245) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi 0,800 ≤ r ≤ 1,000

0,600 ≤ r < 0,800 0,400 ≤ r < 0,600 0,200 ≤ r < 0,400 0,000 ≤ r < 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


(31)

3.6 Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan pengubahan data kasar menjadi data halus dan lebih bermakna. Sedangkan analisis yang dimaksud adalah untuk menguji data hubungannya dengan pengujian hipotesis penelitian. Secara garis besar teknik analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban dan lembar isian dokumentasi.

2) Menyebarkan angket kepada responden.

3) Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden.

4) Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden. b. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Memberi skor pada tiap item jawaban.

2) Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya.

2) Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket. 3) Memberi skor pada lembar jawaban angket.

4) Mengontrol data dengan uji statistik.


(32)

d. Data mentah yang diperoleh dari penyebaran angket variabel X, yaitu tentang hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali, dan data variabel Y tentang ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

3.6.1 Perhitungan Prosentase Variabel

Untuk mengetahui gambaran variabel X dan variabel Y, digunakan rumus prosentase. Perhitungan prosentase digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian yaitu mengetahui gambaran umum variabel X dan variabel Y. Untuk mengetahui gambaran umum variabel X dan dihitung dengan menggunakan rumus prosentase dan menggunakan daerah kriterium, dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus :

SK = ST x JB x JR Rumus 3.6

Keterangan :

ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Butir

JR = Jumlah Responden (Sugiyono, 2006)

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriteriumnya

Untuk mencari jumlah skor dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : ∑ 81 = 8 + 8 + … + 8<" ;

c. Menentukan daerah kriterium, yaitu dengan membagi menjadi beberapa kategori yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan rendah.

Baik = ST x JB x JR Rendah = SR x JB x JR


(33)

= = >? >@A

d. Uji Signifikansi Gambaran Variabel = 8BCCCC − DBE

√F Di mana :

8C = nilai rata-rata

DB = nilai yang dihipotesiskan S = simpangan baku

n = jumlah sampel

t = Harga yang dihitung. (Sugiyono, 2006)

3.6.2 Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas. Pengujian ini akan menentukan penggunaan rumus statistik yang digunakan pada analisis data selanjutnya. Jika data berdistribusi normal maka digunakan statistik parametik dan dapat menggunakan rumus product momen correlation dari Pearson.

Sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal dapat digunakan statistik non parametik dan dapat digunakan rumus rank spearman. Untuk itu sampel yang diperoleh harus diuji coba normalitasnya. langkah yang digunakan dalam menguji normalitas distribusi frekuensi berdasarkan Chi-Kuadrat (χ2) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan banyaknya kelas interval

bk = 1 + 3,3 log n Rumus 3.7

b. Menentukan rentang skor (R)


(34)

c. Menentukan panjang kelas interval (P)

bk R

P= Rumus 3.9

(Sudjana, 2002) d. Membuat tabel distribusi frekuensi

e. Menghitung rata-rata (Mean)

fi Xi fi x Σ ⋅ Σ

= Rumus 3.10

(Sudjana, 2002)

f. Menghitung standar deviasi/simpangan baku (S)

S = ) 1 ( ) ( 2 − − ⋅ Σ n x xi fi Rumus 3.11 (Sudjana, 2002) g. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk harga-harga uji chi-kuadrat (χ2),

yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan batas atas dan batas bawah kelas interval 2) Menghitung nilai baku (Z):

S x xi

Z = −

3) Menentukan harga baku pada tabel dengan menggunakan daftar Z 4) Mencari luas tiap kelas interval (L)

5) Menentukan frekuensi harapan (ei): ei = L x n 6) Menentukan Chi-Kuadrat (χ2) :

χ2

= ei

ei

fi )2

( −

Rumus 3.12


(35)

h. Melakukan uji normalitas untuk variabel X Pengujian dilakukan dengan membandingkan χ2

hitung dengan χ2

tabel. Dengan dk = bk – 3. Apabila χ2 hitung <

2

χ tabel, maka dapat disimpulkan

bahwa penyebaran skor pada variabel tersebut berdistribusi normal, pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = 3.

Apabila hasil uji normalitas data berdistribusi normal, maka analisis data selanjutnya dilakukan dengan pengujian statistik parametrik, uji statistik parametrik menggunakan analisis korelasi. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, analisis data yang digunakan adalah statistik non-parametrik. 3.6.3 Uji Homogenitas Varians Populasi

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti. Dalam perhitungan uji homogenitas variansi digunakan metoda Bartlet dengan langkah perhitungan sebagai berikut :

a. Menyusun data dan membuat tabel Bartlet.

b. Menghitung besaran varian data (S2) masing-masing kelompok

(

)

(

1

)

2 2 2 − ∑ − ∑ = n n X X n

S i t

Rumus 3.13

(Sudjana, 2002) c. Menghitung nilai Bartlet dengan rumus:

1) Varian gabungan dari semua sampel dengan rumus:

(

)

(

1

)

1 2 2 − ∑ − ∑ = t i i n s n

S Rumus 3.14


(36)

2) Harga satuan B dengan rumus:

(

log 2

)

(

−1

)

= S ni

B Rumus 3.15

(Sudjana, 2002) 3) Distribusi kedalaman X2 dengan rumus:

(

)

(

(

)

2

)

2

log 1 10

ln B n si

X = −Σ − Rumus 3.16

(Sudjana, 2002) d. Menentukan nilai Chi-Kuadrat (X2) dari daftar distribusi X2 dengan derajat

kebebasan dk = k – 1

e. Menentukan homogenitas dengan kriteria penerimaan: X2hitung < X2tabel dengan peluang 0,05 serta dk = k – 1.

3.6.4 Analisis Korelasi

Metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametrik. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis korelasi, sebagai berikut :

a. Menghitung koefisien korelasi

Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment dari pearson, sebagai berikut :

= ΣGH ΣG ΣH

Σ Σ . Σ Σ Rumus 3.17

(Sudjana, 2002) Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto pada tabel 3.3.

b. Menguji keberartian koefisien korelasi

Rumus yang digunakan adalah rumus uji statistik t student, sebagai berikut =


(37)

Setelah didapat nilai t student, kemudian dibandingkan dengan t tabel, apabila thitung lebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima. Kriteria

penerimaan adalah jika t hasil perhitungan lebih besar dibandingkan dengan t dari daftar distribusi t berdasarkan dk = n – 2 dan taraf nyata yang terpilih.

c. Menghitung koefisien determinasi

Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien determinasi (KD), sebagai berikut :

KD = r2 . 100% Rumus 3.18

(Sudjana, 2002) 3.6.5 Uji hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah diajukan pada penelitian ini diterima atau tidak. Pengujian hipotesis ini dihitung dengan menggunakan rumus uji-t, yaitu :

=

(Siregar, 2004:218) Dimana :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

Kriteria pengujian adalah menerima, jika thitung > ttabel pada dk = n-2

dengan taraf kepercayaan 95 %. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis penelitian yaitu : jika thitung > ttabel maka menolak Ho dan menerima Ha. Jika thitung

< ttabel maka menerima Ho dan menolak Ha. Dimana :

Ho = Hipotesis kerja yang menyatakan tidak ada hubungan yang berarti. Ha = Hipotesis kerja yang menyatakan terdapat hubungan yang berarti.


(38)

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang dikemukakan. Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan penelitian yang merupakan hasil analisis data yang terkumpul. Salain itu, mengemukakan beberapa saran yang berpedoman kepada hasil penelitian sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dan dosen wali mengenai pentingnya menjalin hubungan sosial yang baik dan saling membantu.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

a. Gambaran umum mengenai hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI termasuk dalam kategori cukup. Hubungan sosial yang terjalin selama ini baik yang teritegrasi dalam proses belajar mengajar dalam kelas maupun di luar kelas dapat pula dikatakan seimbang atau setimbang. Hal ini berarti pula bahwa mahasiswa sudah merasa cukup dengan berhubungan sosial dengan dosen wali yang terjadi saat ini

Perlu adanya peningkatan hubungan soaial antara dosen wali dengan mahasiswa sehingga pelaksanaan bimbingan akademik dapat berjalan lebih baik. Dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan komunikasi


(39)

antara mahasiswa dengan dosen wali diharapkan akan terjalin hubungan yang saling membantu.

Peningkatan intensitas kontak dan komunikasi saja tidak cukup. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa diperlukan kondisi lain yang dapat mempermudah terjalinnya hubungan sosial yang baik dan saling membantu seperti empati, hangat dan peduli, saling menghormati, dan kejelasan dalam komunikasi, yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar, sehingga beban SKS mahasiswa dapat tercapai dan diselesaikan tepat waktu.

b. Gambaran umum mengenai ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI masuk pada kategori ketercapaian yang sedang. Ini bararti pula ketercapaian beban SKS mahasiswa bisa dikatakan seimbang antara yang tercapai dan tidak tercapai. Ketercapaian beban SKS mahasiswa masih perlu ditingkatkan sehingga mahasiswa yang menyelesaikan Beban SKS sesuai dengan patokan kurikulum yang berlaku labih banyak.

c. Dari uji hipotesis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa “Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI”. Kontribusi yang diberikan oleh hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI yaitu sebesar 15,6 % sedangkan


(40)

sisanya 84,4 % ditentukan oleh faktor-faktor lain. Secara keseluruhan hubungan sosial yang terjalin dalam usaha meningkatkan ketercapaian beban SKS menunjukan kontribusi yang rendah. Ini berarti pula ada kontribusi antara hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa walaupun kontribusi yang diberikan rendah. Maka hasil penelitian ini cukup bermakna.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin di sampaikan untuk meningkatkan hubungan sosial dalam pelaksanaan bimbingan akademik yaitu :

a. Diharapkan lebih meningkatkan hubungan sosial antara mahasiswa dengan dosen wali yang terintegrasi dalam proses belanjar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Dengan cara meningkatkan intensitas kontak dan komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen wali, diiringi dengan memupuk rasa empati, hangat dan peduli, saling menghormati dan menghargai serta kejelasan dalam berkomunikasi.

b. Sebelum menentukan jumlah mata kuliah yang akan dikontrak dan program keahlian yang akan diambil mahasiswa, sebaiknya dibicarakan atau dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen wali. Menentukan lokasi praktek industri, judul skripsi, tugas akhir, sampai permasalahan belajar lainnya yang dianggap perlu mendapat masukan dan pendapat, sebaiknya dikonsultasikan kepada dosen wali. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih terarah dan terprogram dengan baik oleh mahasiswa. Beban SKS tercapai tepat waktu sesuai dengan kurikulum yang berlaku atau


(41)

bahkan lebih cepat dari yang seharusnya dengan nilai yang memuaskan dapat diwujudkan oleh mahasiswa.

c. Disarankan agar mahasiswa dan dosen wali bekerja sama untuk lebih meningkatkan hubungan sosial yang terjadi. Hendaknya hubungan sosial yang dijalin lebih menitik beratkan pada usaha memberikan bantuan dalam memecahkan permasalahan studi mahasiswa. Sehingga kontribusi yang diberikan dari hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiwa menjadi lebih besar.


(42)

100

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi. (1982/1983). Materi dasar Pendidikan, Program Akta Mengajar v, Buku IIIE, Bimbingan dan Konseling. Jakarta.

Ganda, Y. (1987). Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung : PT. Cipta Restu Perdana.

Idianto, M. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Kartono, K. (1985). Bimbingan di Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali.

Ketut Sukardi, D. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Menteri Pendidikan Nasional. (1980). Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 1980 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta : Mendiknas.

Mudjijo. (1987). Karakteristik Dosen Yang Baik Menurut Persepsi Mahasiswa dan Hubungan Ketergantungannya dengan Kepuasan dalam Menerima Layanan Bimbingan (Tesis). Bandung : tidak diterbitkan.

Mulyana, D. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya Nasution, S. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung : Jemmars

Nasution, S. (1985). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Angkasa.

Natawidjaja, R. (2003). Memahami Tingkah Laku Sosial. Bandung : Yayasan Pusat Bimbingan UPI Bandung.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.


(43)

Pedoman Akademik UPI. (2007). Bandung : Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Purwanto, N. (1987). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : CV. Alfabeta.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta : Grasindo.

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar dengan Sistem Kredit Semester. Jakarta : Bina Aksara.

Slameto. (1991). Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana. (2002). Metode Statika edisi ke 6. Bandung : Tarsito.

Sugiyono.(1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sukardi, D. K. (2003). Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Bumi Aksara.

Sulaiman, D. (1984). Sumber Kecerdasan Motif Berprestasi dan Kebiasaan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Jabar (Disertasi). Bandung : Tidak Diterbitkan.

Surya, M. (1979). Pengantar Metode Penelitian. Bandung : FIP IKIP.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito.

Sutaryo, 2005. Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran. Tim Dosen UPI. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2004). Layanan Bimbingan Bagi Mahasiswa UPI. Bandung : UPT-LBK UPI.

Yusuf, S. dkk. (2004). Pengembangan Diri (Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa). Bandung : UPT-LBK UPI.


(1)

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang dikemukakan. Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan penelitian yang merupakan hasil analisis data yang terkumpul. Salain itu, mengemukakan beberapa saran yang berpedoman kepada hasil penelitian sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dan dosen wali mengenai pentingnya menjalin hubungan sosial yang baik dan saling membantu.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

a. Gambaran umum mengenai hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI termasuk dalam kategori cukup. Hubungan sosial yang terjalin selama ini baik yang teritegrasi dalam proses belajar mengajar dalam kelas maupun di luar kelas dapat pula dikatakan seimbang atau setimbang. Hal ini berarti pula bahwa mahasiswa sudah merasa cukup dengan berhubungan sosial dengan dosen wali yang terjadi saat ini

Perlu adanya peningkatan hubungan soaial antara dosen wali dengan mahasiswa sehingga pelaksanaan bimbingan akademik dapat berjalan lebih baik. Dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan komunikasi


(2)

97

antara mahasiswa dengan dosen wali diharapkan akan terjalin hubungan yang saling membantu.

Peningkatan intensitas kontak dan komunikasi saja tidak cukup. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa diperlukan kondisi lain yang dapat mempermudah terjalinnya hubungan sosial yang baik dan saling membantu seperti empati, hangat dan peduli, saling menghormati, dan kejelasan dalam komunikasi, yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar, sehingga beban SKS mahasiswa dapat tercapai dan diselesaikan tepat waktu.

b. Gambaran umum mengenai ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI masuk pada kategori ketercapaian yang sedang. Ini bararti pula ketercapaian beban SKS mahasiswa bisa dikatakan seimbang antara yang tercapai dan tidak tercapai. Ketercapaian beban SKS mahasiswa masih perlu ditingkatkan sehingga mahasiswa yang menyelesaikan Beban SKS sesuai dengan patokan kurikulum yang berlaku labih banyak.

c. Dari uji hipotesis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa “Hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI”. Kontribusi yang diberikan oleh hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI yaitu sebesar 15,6 % sedangkan


(3)

sisanya 84,4 % ditentukan oleh faktor-faktor lain. Secara keseluruhan hubungan sosial yang terjalin dalam usaha meningkatkan ketercapaian beban SKS menunjukan kontribusi yang rendah. Ini berarti pula ada kontribusi antara hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiswa walaupun kontribusi yang diberikan rendah. Maka hasil penelitian ini cukup bermakna.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin di sampaikan untuk meningkatkan hubungan sosial dalam pelaksanaan bimbingan akademik yaitu :

a. Diharapkan lebih meningkatkan hubungan sosial antara mahasiswa dengan dosen wali yang terintegrasi dalam proses belanjar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Dengan cara meningkatkan intensitas kontak dan komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen wali, diiringi dengan memupuk rasa empati, hangat dan peduli, saling menghormati dan menghargai serta kejelasan dalam berkomunikasi.

b. Sebelum menentukan jumlah mata kuliah yang akan dikontrak dan program keahlian yang akan diambil mahasiswa, sebaiknya dibicarakan atau dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen wali. Menentukan lokasi praktek industri, judul skripsi, tugas akhir, sampai permasalahan belajar lainnya yang dianggap perlu mendapat masukan dan pendapat, sebaiknya dikonsultasikan kepada dosen wali. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih terarah dan terprogram dengan baik oleh mahasiswa. Beban SKS tercapai tepat waktu sesuai dengan kurikulum yang berlaku atau


(4)

99

bahkan lebih cepat dari yang seharusnya dengan nilai yang memuaskan dapat diwujudkan oleh mahasiswa.

c. Disarankan agar mahasiswa dan dosen wali bekerja sama untuk lebih meningkatkan hubungan sosial yang terjadi. Hendaknya hubungan sosial yang dijalin lebih menitik beratkan pada usaha memberikan bantuan dalam memecahkan permasalahan studi mahasiswa. Sehingga kontribusi yang diberikan dari hubungan sosial mahasiswa dengan dosen wali terhadap ketercapaian beban SKS mahasiwa menjadi lebih besar.


(5)

100

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi. (1982/1983). Materi dasar Pendidikan, Program Akta Mengajar v, Buku IIIE, Bimbingan dan Konseling. Jakarta.

Ganda, Y. (1987). Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung : PT. Cipta Restu Perdana.

Idianto, M. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Kartono, K. (1985). Bimbingan di Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali.

Ketut Sukardi, D. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Menteri Pendidikan Nasional. (1980). Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 1980 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta : Mendiknas.

Mudjijo. (1987). Karakteristik Dosen Yang Baik Menurut Persepsi Mahasiswa dan Hubungan Ketergantungannya dengan Kepuasan dalam Menerima Layanan Bimbingan (Tesis). Bandung : tidak diterbitkan.

Mulyana, D. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya Nasution, S. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung : Jemmars

Nasution, S. (1985). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Angkasa.

Natawidjaja, R. (2003). Memahami Tingkah Laku Sosial. Bandung : Yayasan Pusat Bimbingan UPI Bandung.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.


(6)

101

Pedoman Akademik UPI. (2007). Bandung : Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Purwanto, N. (1987). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : CV. Alfabeta.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta : Grasindo.

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar dengan Sistem Kredit Semester. Jakarta : Bina Aksara.

Slameto. (1991). Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana. (2002). Metode Statika edisi ke 6. Bandung : Tarsito.

Sugiyono.(1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sukardi, D. K. (2003). Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Bumi Aksara.

Sulaiman, D. (1984). Sumber Kecerdasan Motif Berprestasi dan Kebiasaan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Jabar (Disertasi). Bandung : Tidak Diterbitkan.

Surya, M. (1979). Pengantar Metode Penelitian. Bandung : FIP IKIP.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito.

Sutaryo, 2005. Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran. Tim Dosen UPI. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2004). Layanan Bimbingan Bagi Mahasiswa UPI. Bandung : UPT-LBK UPI.

Yusuf, S. dkk. (2004). Pengembangan Diri (Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa). Bandung : UPT-LBK UPI.