HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN UMUM DAN LATAR BELAKANG SOSIAL BUBAYA BENGAN PEMAHAMAN TENTANG PERILAKU WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB: Studi Deskriptif-Analitis terhadap Para Mahasiswa IKIP Bandung pada Tahun 1986.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROGRAM
PENDIDIKAN UMUM DAN LATAR BELAKANG SOSIAL BUBAYA
BENGAN PEMAHAMAN TENTANG PERILAKU WARGA NEGARA
YANG BERTANGGUNG JAWAB
( Studi Deskriptif-Analitis terhadap Para Mahasiswa
IKIP Bandung pada Tahun 1986 )

TESIS

Diajukan

Kepada

Panitia

Ujian

Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung


Untuk

Memenuhi
Program

Bidang

Studi

TATI

Nomor

dari

MUZAINI

;

Umum


SOBARI

498/G/XVI-8

PASCA

KEGURUAN

DAN

SARJANA
ILMU

BANDUNG
19 8

Syarat

Sarjana


Pendidikan

Pokok

FAKULTAS
INSTITUT

Sebagian
Pasca

7

PENDIDIKAN

DISETUJUI

DAN

DISAHKAN OLEH


^^»^M,

PROF. DR. SOEPARDJO ADIKUSUMO

Pembimbing

DR. BAMBANG SUWARNO

Pembimbing

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8


7

pour mon epoux lili sobari

et (tigs enfants tia caesaria. ardi wibawa.

£ coeur vatllant rien d*impossible
tout uient a point a qui sait attendee.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

i

UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH


v

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR BAGAN

xii

DAPrAR TABEL

xiii

BAB

BAB

I


II

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah yang Diteliti

16

C. Tujuan Penelitian

22

D. Pentingnya Masalah yang Diteliti


2i\

DESKRIPSI TENTANG PROGRAM MATA KULIAH DASAR
UMUM SEBAGAI PENDIDIKAN

UMUM

DI

PERGURUAN

TINGGI INDONESIA
A. Landasan Pemikiran
didikan Umum

25
Penyelenggaraan Pen
25

B. Beberapa Pandangan dalam Pengertian Pen

didikan Umum
C.

28

Kurikulum Mata Kuliah Dasar Umum di IKIP

Bandung

29

1. Sistem Pengelolaan

30

2. Bahan Sajian

31

3. Metode Ponyampaian


33

k. Sistem Penilaian

3*+

viii

ix

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG

MASALAH

PERILAKU

WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN FAK-

TOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKANNYA.


35

A. Konsep Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

35

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pemahaman tentang Perilaku Warga
Negara yang Bertanggung Jawab

49

1. Faktor Persepsi

if9

2. Faktor Latar Belakang Sosial Budaya
yang Berhubungan dengan Status Sosial
Ekonomi dan Pola Pendidikan Orang Tua.

60

C. Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu yang
Berhubungan dengan Masalah yang Diteliti.

71

1. Hasil Penelitian tentang Perilaku War
ga Negara yang Bertanggung Jawab

72

2. Hasil Penelitian tentang Persepsi

75

3. Hasil Penelitian tentang
kang Sosial Budaya
3.1. Hasil Penelitian
Sosial Ekonomi

Latar

tentang

Bela
77

Status

3.2. Hasil Penelitian tentang Pola Pen
didikan Orang Tua

BAB IV

78

79

RANCANGAN PENELITIAN

83

A. Disain Penelitian

83

B. Metode Penelitian

84

C. Populasi dan Sampel

86

D. Pembatasan Masalah dan Pertanyaan Peneli
tian

97

E. Tujuan Khusus Penelitian

101

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

103

G. Penjabaran Konsep-konsep Teoritis, Empiris
dan Analitis

107

H. Instrumen Pengumpul Data

116

1. Format A] : Kuesioner tentang Status So
sial Ekonomi Orang Tua (JLBSB/SSE)
2. Format A2 : Kuesioner tentang Pola Pendi

dikan Orang Tua (JLBSB/PPOT)

118

3. Format B : Kuesioner tentang Program Ma
ta Kuliah Dasar Umum (PPMKDU)

121

4. Format C : Kuesioner mengenai
tentang Perilaku Warga Negara
tanggung Jawab (PPWNB)

122

Pemahaman
yang Ber

5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur....

BAB

117

123

5.1. Uji Validitas Alat Ukur

123

^.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

126

V PELAKSANAAN PENELITIAN,

PENGOLAHAN

DATA

DAN

HASIL PENELITIAN

129

A. Persiapan Pengumpulan Data

129

B. Pelaksanaan Pengumpulan Data

130

C. Pengolahan dan Analisis Data

132

1. Pengujian Asumsi-asumsi Statistik

133

2. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

142

D. Hasil-hasil Pengolahan dan Analisis Data...
1. Gambaran tentang Keempat Variabel

Pene

litian dalam Analisis Univariate

1.1. Hasil Analisis Univariate

Variabel X-j: Status

147
147

terhadap

Sosial Ekonomi

Orang Tua

1.2. Hasil Analisis Univariate

147

terhadap

Variabel X2: Pola Pendidikan

Orang

Tua

1.3. Hasil Analisis Univariate terhadap
Variabel X,:Persepsi Mahasiswa ten
tang Program Mata Kuliah Dasar Umum
(MKDU)

151

152

xi

1.4. Hasil Analisis

Univariate

terhadap

Variabel Y: Pemahaman Mahasiswa ten

tang Perilaku Warga Negara yang Ber

tanggung Jawab

153

2. Hubungan Bivarlate antara pemahaman Maha
siswa tentang Perilaku Warga Negara

Bertanggung Jawab dengan

yang

Masing - masing

Variabel yang Mempengaruhinya

2.1. Hubungan Bivariate antara

155

Pemahaman

Mahasiswa tentang Perilaku Warga Ne

gara yang Bertanggung Jawab (Y)

de

ngan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(X,)

2.2. Hubungan Bivariate

156

antara Pemahaman

Mahasiswa tentang Perilaku Warga Ne

gara yang Bertanggung Jawab (Y)

de

ngan Pola Pendidikan Orang Tua (X2).
2.3. Hubungan Bivariate

161

antara Pemahaman

Mahasiswa tentang Perilaku Warga Ne

gara yang Bertanggung Jawab (Y)

de

ngan Persepsi Mahasiswa tentang Prog
ram Mata Kuliah Dasar Umum/MKDU (X,)

3. Hubungan

Multivariate

antara

Mahasiswa tentang Perilaku

Pemahaman

Warga

yang Bertanggung Jawab dengan
Variabel yang Mempengaruhinya

Negara

Berbagai

BAB VI DISKUSI, KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
PENELITIAN
A.

167

173
186

Diskusi Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sumber Data Penelitian

186

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Mahasiswa tentang Perilaku

Warga

Negara yang Bertanggung Jawab

Negara

187

3. Model Penelitian Usulan

192

4. Pembuktian Hipotesis Penelitian

'93

B. Kesimpulan

195

C. Implikasi Penelitian

197

D. Keterbataean Penelitian

216

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN (Dalam Buku T«.rsendiri) .

218

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

1. Model Pengajaran tentang Kewargaan Negara

13

2. Paradigma Penelitian

23

3. Perbandingan antara Pendidikan Spesialisasi

dan

Pendidikan Umum

4. Gambaran

27

Konseptual tentang Perilaku Warga

Ne

gara yang Bertanggung Jawab

48

5. Gambaran

Konseptual

tentang persepsi

50

6. Gambaran

Konseptual . tentang Latar Belakang So

sial Budaya yang Berhubungan dengan Status Sosi
al Ekonomi dan Pola Pendidikan Orang Tua

7. Rangka Acuan Studi (Literary Review)
8. Model Hubungan Antar Variabel dan

Sub

Penelitian

70
82

Variabel
102

9. Gambaran Visual Hasil-hasil Penelitian

10. Model Penelitian Usulan

185

192

Xll

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Perhitungan Sumber Data Uji-Coba

89

2. Gambaran Penyebaran Sumber Data Penelitian

dari

Enam Fakultas IKIP Bandung (Mahasiswa Program S,
Angkatan Tahun 1983/1984)
3. Besar Sampel Minimal untuk masing-masing
bel Penelitian

Varia

90
96

4. Variabel Dependen Y : Penjabaran Konsep - konsep
Teoritis, Empiris dan Analitis

108

5. Variabel Independen X. :Penjabaran Konsep-konsep
Teoritis, Empiris dan Analitis

Ill

6. Variabel Independen X2 :Penjabaran Konsep-konsep
Teoritis, Empiris dan

Analitis

7. Variabel Independen X, :Penjabaran Konsep-konsep

Teoritis, Empiris dan^Analitis

8. Jumlah Item Terpilih dari Setiap Instrumen

115

Pe-

ngumpul Data Hasil Uji Validitas

9. Hasil Uji Reliabilitas Setiap Instrumen

114

125

Pengum-

pul Data

128

10. Normalitas Distribusi Frekuensi Skor Setiap
riabel dan Sub Variabel Penelitian

Va

11. Homogenitas Varians Skor Setiap Variabel dan Sub
Variabel Penelitian pada Kelompok Mahasiswa Pria
dan Wanita.

134

135

12. Homogenitas Varians Skor Setiap Variabel dan Sub
Variabel Penelitian pada Kelompok Mahasiswa An
tar Fakultas

137

13. Tingkat Pendidikan Orang Tua Mahasiswa

148

14. Tingkat Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa

149

15. Besar Penghasilan Orang Tua Rata-rata per Bulan.

150

16. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswa

151

xm

XIV

Tabel

Halaman

17. Pola Pendidikan Orang Tua Mahasiswa

18. Persepsi Mahasiswa tentang
Dasar Umum/MKDU

Program

19. Pemahaman Mahasiswa tentang

152

Mata

Kuliah
153

Perilaku Warga Nega

ra yang Bertanggung Jawab

154

20. Tabulasi Silang antara Pemahaman Mahasiswa ten
tang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

(Y) dengan Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X1)..

21. Tabulasi Silang antara Pemahaman Mahasiswa ten
tang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

(Y) dengan Tipe Sikap Memiliki U2a)

22. Tabulasi Silang antara Pemahaman Mahasiswa ten
tang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

(Y) dengan Tipe Sikap Menguasai (X2b)

23. Tabulasi Silang antara Pemahaman Mahasiswa ten
tang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

(Y) dengan Tipe Sikap Demokratis (X2 )

160

162
164

166

24. Tabulasi Silang antara Pemahaman Mahasiswa ten
tang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung Jawab

(1) dengan Persepsi Mahasiswa tentang Program MKDU

(X3)

25. Rekapitulasi Koefisien

Somers's

D

Hasil Tabulasi Silang dalam Korelasi
Y, Tanpa dan Dengan Dikontrol oleh
Lainnya

168

(Asymmetric)

X terhadap
Variabel X

26. Skor Rata-rata (Unadjusted) Pemahaman

171
Mahasiswa

tentang Perilaku Warga Negara yang Bertanggung
Jawab Dilihat dari Tiga Variabel yang
Mempenga
ruhinya

174

27. Regresi Variabel Dummy, Koefisien MCA, dan Angka
Rata-rata (Adjusted) untuk Skor Pemahaman Maha
siswa tentang Perilaku Warga Negara yang Bertang

gung Jawab, Dilihat dari Tiga
dennya

Variabel

28. Regresi Variabel Dummy, Koefisien

Indepen-

180

MCA, dan Angka

Rata-rata (Adjusted) untuk Skor Pemahaman Maha
siswa tentang Perilaku Warga Negara yang Bertang

gung Jawab, Dilihat dari
dennya

Dua

Variabel

Indepen-

184

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu dan teknologi yang berkembang dengan cepat

de-

wasa ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pola
kehidupan manusia secara pribadi, maupun terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai perubahan yang terjadi berpengaruh

pula terhadap sistem nilai dan budaya bangsa, yang

selan-

jutnya berpengaruh pada tata-hubungan antar manusia dan antarbangsa.

Serentak dengan

laju

pembangunan, terjadilah

dinamika masyarakat sebagai salah satu dampak pembangunan.
Terjadilah perubahan sikap tentang nilai-nilai budaya yang
sudah ada. Hal ini menimbulkan pula terjadinya

sistem nilai budaya yang membawa perubahan pada

pergeseran

interaksi

manusia dalam masyarakatnya dan antara bangsa - bangsa yang
ada di dunia ini.

Telah diakui secara umum bahwa

kebudayaan merupakan

unsur penting dalam proses pembangunan

suatu bangsa.

Hal

ini menjadi sangat utama bagi negara Indonesia yang sedang
berusaha menciptakan kondisi hidup masyarakatnya

yang le-

bih baik dalam wujud masyarakat adil dan makmur merata,ma-

teriil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Adapun
hasan tentang kebudayaan tidak

pemba-

dapat terlepas dari keter-

kaitannya dengan pendidikan. Eratnya hubungan antara kebu

dayaan dan

pendidikan tersebut

dikemukakan

oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (1986 : 2) pada tanggal 12 Januari 1986 di Jakarta sebagai berikut ini.
Pendidikan berlangsung dalam suatu iklim budaya,bah
kan tak terlepas dari matriks kebudayaan yang menjadi
bumi persemaian identitas bangsa. Sedangkan kebudayaan
memerlukan usaha pelestarian melalui pendidikan yang menyadarkan kepentingan perservasi nilai-nilai budaya yang
turun-temurun. Pendidikan tanpa orientasi budaya akan
gersang dari nilai - nilai luhur, sedangkan kebudayaan
tanpa pendukung-pendukung yang sadar dan terdidik akhir
nya akan memudar sebagai sumber nilai dan akhirnya silam dalam perjalanan sejarah.

Dari rumusan di atas dapatlah dikatakan, bahwa

pen

didikan di Indonesia tentunya juga berusaha memberikan peluang untuk pemilikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

berbagai kemahiran lainnya, akan tetapi tidak mungkin upa
ya itu mengabaikan keharusan untuk bertujuan membangun ke-

pribadian Indonesia seutuhnya, yang merupakan ciri

keber-

hasilan pembangunan nasional.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional terse

but, perguruan tinggi sebagai lembaga formal
Indonesia liarus mampu berperan

dan

•yang positif,di samping membentuk

tertinggi di

memberikan
manusia

sumbangan

yang

memiliki

sikap dan kompetensi keilmuan. Kebutuhan akan adanya prog
ram pendidikan tinggi tersebut terungkap dari

Dasar Kebi-

jaksanaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan , yang tercantum dalam Program Kurikulum Perguruan TinggitNo.Skep.0140/
U/1975 :

... pendidikan tinggi hendaknya menghasilkan
ahli sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang

tenaga
dinya-

takan dalam Pembukaan UUD145«Selain daripada itu tenaga-

tenaga yang dihasilkan harus memiliki nilai-nilai sosial

3

budaya yang

harus

hidup

dan

kemampuan mengembangkan

perspekxif kebudayaan yang memberi wadah dan mengisi se
cara khas kepribadian bangsa yang dinamis.

Selanjutnya digariskan dalam kebijaksanaan tersebut :
...tanggung jawab utama pendidikan tinggi dan lemba
ga - lembaga pendidikan adalah mengembangkan kemampuan
serta kecakapan dalam diri mahasiswa serta masyarakat
luas untuk mampu berpikir dengan berorientasi kepada kepentingan bangsa serta kemanusiaan, baik pada waktu sekarang maupun pada masa-masa yang akan datang, dengan
menggunakan pola-pola yang obyektif, dan analitis, yang
dapat menghasilkan persepsi serta konsepsi yang tepat.
Rumusan-rumusan di atas pada dasarnya sejalan dengan

Dasar

dan

Tujuan

Pendidikan

Nasional. yang dicantumkan

dalam GBHN sesuai dengan Tap. MPR No. IV/MPR/1983
berikut

sebagai

:

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pe-

kerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.

Namun demikian, Tujuan Pendidikan

Nasional

dikemukakan di atas, tidak mungkin tercapai

seperti

hanya melalui

pembekalan peserta didik dengan pengetahuan atau teknologi
yang dapat menjadikannya sebagai seorang ahli belaka. la diharapkan pula sebagai pemeluk agama yang baik, warga nega
ra yang sadar dan berdisiplin, anggota keluarga yang baha-

gia, individu yang mampu mengembangkan diri, dan membangun
lingkungan hidupnya, baik itu lingkungan

alamiah

maupun

lingkungan alam. Hal ini menjadi lebih utama lagi kepentingannya mengingat berbagai kondisi lingkungan sebagaimana di
kemukakan oleh M.Habib Mustopo (1983:14-15) berikut ini.

4

Dewasa ini kita dihadapkan kepada
tiga masalah yang
saling berkaitan yaitu :
1) Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas
beberapa suku bangsa, dengan latar belakang sosiobudaya yang beraneka ragam. Kemajuan masyarakat ter
sebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan...
2) Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat.
Perubahan itu berupa terjadinya pergeseran sistem ni
lai budaya, penyikapan anggota masyarakat terhadap
nilai-nilai budaya...
3) Kemajuan dalam bidang teknologi dan komunikasi masa,
transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas
kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan da
ri luar. Khusus dengan terjadinya kontak budaya de
ngan kebudayaan asing itu bukan hanya intensitasnya
menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya.
Dari uraian di atas tampak bahwa

mempunyai pengaruh yang sangat besar

kondisi lingkungan

terhadap tercapainya

tujuan program perguruan tinggi dalam rangka peran - sertanya terhadap pelaksanaan pembangunan nasional.

Kondisi lingkungan ini berpengaruh pula terhadap ma
hasiswa selaku peserta didik perguruan tinggi. Hal ini di-

karenakan kepada merekalah antara lain

paian tujuan lembaga tersebut,

yang

dibebankan

ditunjukkan

penca-

melalui

kompetensi-kompetensi yang berhasil diperolehnya.
Berkenaan dengan hal ini James S. Coleman (1965: 95)
mengemukakan rumusan Fischer tentang fungsi perguruan ting

gi yang penting sekali artinya terhadap kedudukan dan

pe-

ranan mahasiswa, yaitu perubahan (change), mobilitas , sosialisasi, akulturasi dan pembentukan golongan elite.

ma fungsi perguruan tinggi
berlaku bagi Indonesia.

itu menurut Fischer

Li

khususnya

Di samping kelima fungsi itu,di Indonesia sering didengung-dengungkan bahwa mahasiswa

selaku

generasi muda menanggung beban sebagai

satu

komponen

generasi

penerus,

yaitu generasi yang kelak akan meneruskan membangun negara
ini. Lebih dari komponen-komponen pemuda lainnya, mahasis
wa dianggap sebagai komponen yang lebih terdidik dan

ter-

pelajar. M. Weiner (1966 : Ch.VI), mengemukakan,karena pendidikannya ini, maka mahasiswa seharusnya menjadi kreatif,
imajinatif dan mereka diharapkan mempunyai pelibatan

diri

yang lebih besar dalam masalah-masalah kemasyarakatan.
Besarnya tuntutan yang dikenakan terhadap para maha

siswa serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung, tampaknya merupakan faktor-faktor psikologis yang harus dihadapi oleh mahasiswa Indonesia.

Dan tentang kondisi lingkungan yang kurang

mendukung

ini, apabila M. Habib Mustopo di atas mengambil titik - tolak dari bentuk masyarakat Indonesia yang pluralistik ser

ta dari segi pengaruh kemajuan

ilmu

dan

teknologi, maka

Koentjaraningrat lebih menitikberatkan pada si fat-si fat kelemahan yang telah membudaya

pada

Ciri-ciri mental negatif tersebut

masyarakat

Indonesia.

diidentifikasikan

Koentjaraningrat (1984 : 45) sebagai berikut : "(1)

oleh

Sifat

mentalitas yang meremehkan mutu; (2) Sifat mentalitas yang

suka menerabas; (3) Sifat tak percaya

pada

diri sendiri;

(4) Sifat tak berdisiplin murni; dan (5) Sifat
yang suka mengabaikan tanggungjawab yang kokoh".

mentalitas

Selanjutnya Soerjono Soekanto (1984:59-60) mengemukakan kalau asumsi di atas dijadikan pegangan

sementara,

maka dikhawatirkan akan timbulnya kecenderungan - kecende-

rungan pada mahasiswa sebagai berikut: (1)

belajar

atau

studi semata-mata untuk lulus; (2) mempelajari bahan - ba-

han studi dengan ruang lingkup yang sesempit mungkin; (3)

kurangnya daya kreasi dan inovasi; (4) kurangnya kemampu
an mengambil inisiatif yang mempunyai akibat positif

un

tuk masa depan; (5) cepat-cepat menyelesaikan studi tanpa
memperhatikan mutu.
Kekhawatiran akan timbulnya kecenderungan - kecende

rungan negatif demikian, sering sekali menjadi dasar
mikiran pengarahan-pengarahan yang dikemukakan oleh

pepara

pengelola pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (1986 : 4), pada tanggal 12 Januari

1986, di

antaranya mengemukakan sebagai berikut ini.
... upaya pendidikan adalah ikhtiar upaya untuk mem
berikan kesempatan "to have" serta memantapkan kesadaran "to be". Pendidikan di Indonesia tentunya juga ber
usaha memberikan peluang untuk pemilikan ilmu pengeta
huan dan teknologi serta berbagai kemahiran lainnya,
dan tetapi tidak mungkin upaya itu mengabaikan
keharusan untuk bertujuan membangun kepribadian Indonesia
seutuhnya. Segala pemilikan itu tidak lain adalah "perpanjangan" dari suatu pusat yang sadar akan diri pribadinya "to be Indonesian".

Tarnpak jelas bahwa pendidikan sangat diandalkan un

tuk dapat membantu terbentuknya ketahanan nasional,
diwujudkan di lembaga perguruan tinggi dengan

pembekalan pada mahasiswa

membentuk

suatu

pendidikan

yang

memberikan

yang

dapat

kompetensi pribadi, kompetensi profesional,dan

7

kompetensi kemasyarakatan .

Adapun program pendidikan di lembaga perguruan ting
gi yang diandalkan untuk membentuk kompetensi pribadi
kemasyarakatan adalah program Pendidikan

Umum, yang

dan
mata

kuliahnya disebut Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).
Diandalkannya program Pendidikan Umum

atau

MKDU di

perguruan tinggi untuk dapat mencapai kebutuhan - kebutuhan
yang telah diterakan di atas,

sangatlah beralasan,

teruta-

ma dalam hubungan dengan peranannya bagi pembentukan

pri

badi mahasiswa, yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh Di-

rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Dep. P dan K (1983:6),
sebagai berikut ini.

Mendidik manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pem
bangunan Bangsa Indonesia serta berdasarkan tujuan Pen
didikan Nasional Indonesia...,
tidak mungkin melalui
pembekalan peserta-didik dengan ilmu pengetahuan
atau
teknologi atau seni yang mereka perlukan dalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya kelak. Hidup dan peran seseorang dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara

jauh lebih paripurna sifatnya dari sekedar manusia ber-

ilmu, terampil, atau ahli belaka. Mereka diharapkan se
bagai pemeluk agama yang baik, warga negara yang sadar,
dan berdisiplin, anggota keluarga yang bahagia,individu
yang mampu mengembangkan diri dan membangun lingkungan
hidupnya, baik itu lingkungan alamiah maupun lingkungan
alam. Landasan ideal yang dikutip di atas meyakinkan dan
memberi petunjuk para pengembang kurikulum pendidikan

tinggi, untuk merancangkan program pendidikan di pergu

ruan tinggi yang lebih menjawab tuntutan

harapan

GBHN

dan KDPPT yang telah disepakati bersama. Benar kiranya
ungkapan "a well educated man becomes not necessarily
a cultured man". Oleh karena itu untuk menguasai kebu

dayaan secara kuat adalah

melalui .penguasaan

Pendidikan Dasar Umum yang merupakan

menentukan sifatnya dalam anatomi
tinggi Indonesia.

unsur

kurikulum

program

formal dan

perguruan

Dari rumusan di atas tampak betapa pentingnya penye-

lenggaraan program Pendidikan Umum di perguruan

tinggi

8

dalam upaya agar mahasiswa memiliki penguasaan

kebudayaan

secara kuat, dan mengingat pula kenyataan meningkatnya ke

majuan ilmu dan teknologi

dewasa ini,

yang

mempengaruhi

masyarakat untuk berkembang semakin cepat dan rumit. Peru
bahan ini mengakibatkan timbulnya pergeseran nilai - nilai

bagi masyarakat Indonesia, termasuk di antaranya pada

ma

hasiswa. Dalam pergeseran nilai-nilai ini, selalu terdapat

kemungkinan para mahasiswa menjadi masa bodoh
asa,

suatu sikap yang tidak selayaknya

atau

dimiliki

putus

oleh se-

orang terpelajar. Bagaimanapun juga mahasiswa adalah orang-

orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa

yang

terjadi

atas dirinya

sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang

perlu dibimbing untuk menemukan cara

terbaik

tentu

ia

yang sesuai

dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat
sekitarnya.

Secara langsung maupun tidak langsung program Pendi

dikan Umum di perguruan tinggi dibebani tugas dan tanggungjawab yang besar untuk dapat mewujudkan perilaku yang

di-

harapkan tersebut. Terlebih-lebih bagi perguruan tinggi seperti IKIP Bandung, tugas dan tanggungjawab tersebut

men

jadi lebih utama lagi, sesuai dengan peranan IKIP itu sen

diri dalam pengembangan dan pembinaan
sebagai pusat

kebudayaan , sebagaimana

lembaga

pendidikan

dikemukakan

oleh

Darji Darmodiharjo (1981 : 11), sebagai berikut ini.

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), seba
gai suatu lembaga pendidikan tenaga kependidikan, memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan

kemampuan bagi berbagai jenis tenaga kependidikan terutama guru. Tenaga kependidikan yang dihasilkannya diharapkan mampu mengembangkan dan membina pendidikan se
cara keseluruhan... Dalam melaksanakan peranan dan tugasnya itu IKIP harus selalu tanggap terhadap pembaharuan, perubahan, dan upaya-upaya lain yang diarahkan ke

pada peningkatan mutu pendidikan ... Salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan ke arah terwujudnya
manusia seutuhnya melalui lembaga pendidikan formal ialah upaya pengembangan dan pembinaan sekolah sebagai pusat kebudayaan.

Dari uraian di atas tampak peranan IKIP sebagai Lem

baga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah mempersiapkan tenaga kependidikan, yaitu

mahasiswa

sebagai calon

guru, yang memiliki kemampuan-kemampuan memadai untuk

me

laksanakan peranan dan tugasnya.

Adapun jenis kemampuan yang telah dituangkan ke

da

lam kurikulum lembaga perguruan tinggi, termasuk IKIP, yang
dibebankan kepada program Pendidikan Umum atau MKDU

dapat dicapai, tertera pada rumusan tujuan program

untuk

Pendi

dikan Umum dalam Kurikulum Inti MKDU (1983 : vii-viii) se
bagai berikut ini.

Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum

ber-

tujuan menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

a. berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta
tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pan

casila dan memiliki integritas kepribadian yang ting

gi mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan
sebagai sarjana Indonesia;

b. taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan
tindak sesuai dengan ajaran agamanya,

dan

tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain;

c. memiliki wawasan komprehensif dan

ber-

memiliki

pendekatan

inte

gral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan, baik
sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun

kebudayaan;

d. memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan

bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan

10

serta meningkatkan kualitasnya maupun tentang ling
kungan alamiah dan secara bersama-sama berperan ser
ta di dalam pelestariannya.
Dari berbagai kemampuan yang telah dituangkan

kurikulum perguruan

dalam

tinggi tersebut di atas, termasuk pu

la dalam kurikulum IKIP Bandung, melalui program Pendidik
an Umum yang diandalkan sebagai sarana pencapaiannya, tam-

pak bahwa mahasiswa yang telah mengikuti MKDU,

sebenarnya

telah dapat diharapkan untuk memiliki pemahaman tentang pe
rilaku warga negara yang bertanggung jawab, yang merupakan

pembekalan

penting dalam rangka

melaksanakan

tugas

dan

peranannya sebagai guru. Namun demikian, beberapa hal yang
patut dipertanyakan adalah :

1. Apakah dalam pelaksanaan program kurikulum itu,kemampuan-kemampuan yang telah dijabarkan telah

benar - benar

dikembangkan secara memadai ?

2. Apakah dalam pelaksanaannya, kemampuan-kemapuan itu te

lah benar-benar terukur sehingga terjamin penguasaannya
oleh mahasiswa ?

Kedua pertanyaan di atas pada dasarnya menunjuk pada

kejelasan tujuan pendidikan. Sebagian besar dari

permasa-

lahan yang harus dihadapi oleh perguruan tinggi,dalam upa-

yanya meningkatkan hasil belajar para mahasiswa, bertitik-

tolak dari ketidakjelasan isi tujuan yang

ingin

Sedangkan tujuan ini erat kaitannya dengan isi

dicapai.

pembekalan

yang akan diberikan kepada para peserta didik. Dikemukakan

11

oleh McKenzie, et al.(1972:101) bahwa upaya pendidikan dalam
membuat kejelasan isi tujuan

ini, jarang

diperhitungkan

secara sistematis, dan implikasi-implikasinya sering

se-

kali tidak dapat dimengerti.

Ketidakjelasan penetapan tujuan lebih

tampak

pada jenis program ilmu-ilmu sosial, yang bersifat
gai pengajaran afektif seperti

program

atau MKDU ini. Adapun pentingnya program

lagi

seba

Pendidikan
tersebut

Umum
dapat

disimak dari kutipan ini (Dep. P dan K, 1983 : 8).
... Pendidikan Umum di Perguruan

Tinggi

bertujuan

mempersiapkan mahasiswa agar dalam memasuki kehidupan
masyarakat, mereka dapat mengembangkan kehidupan pri
badi yang memuaskan, menjadi anggota keluarga yang bahagia, menjadi warga negara yang bertanggung jawab da
ri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan
falsafah Pancasila.

Rumusan di atas menyebutkan bahwa salah satu tujuan

program MKDU adalah membentuk perilaku mahasiswa

menjadi

warga negara yang bertanggung jawab. Namun isi sebuah tu

juan inipun telah sangat luas, oleh karena memberi
ang penaf6iran dari berbagai sudut lainnya.

pelu-

Contoh

yang

dikemukakan oleh Numan Somantri (1976 : 28), yaitu
mendidik warga negara yang baik,

"...

...dapat dilukiskan

ngan "warga negara yang patriotik,

toleran, loyal

dap bangsa dan negara, beragama, demokratis...",

de

terha

meraper-

lihatkan bahwa kekaburan dari sebuah konsep akan lebih su-

lit lagi apabila konsep tersebut

dikomunikasikan

dengan

konsep-konsep lain yang juga sifatnya sangat umum . Numan

Somantri menunjukkan pola pendapat Samuelson (1965)

yang

12

mengemukakan bahwa dalam ilmu-ilmu sosial, "two

different

names are unknowingly being used for the same thing or the
some words is being applied

to

two different

phenomena"

(Numan Somantri, 1976 : 74).
Terlalu luasnya isi tujuan pengajaran afektif

demi

kian menyebabkan sulitnya dilakukan evaluasi terhadap

ke-

berhasilannya. McKenzie, dkk. (1972 : 10) mengatakan bahwa
penggunaan bahasa untuk merumuskan sebuah

tujuan

(objec

tive) , seharusnya lebih operasional daripada perumusan se
buah cita-cita (aim). Cita-cita

adalah

jawaban

terhadap

pertanyaan mengapa suatu topik diajarkan, sedangkan tujuan
adalah jawaban terhadap pertanyaan tentang apa

yang

akan

dicapai apabila topik itu telah diajarkan. Dengan demikian
instrumen penilaian hanya dapat bersumber dari tujuan,

ti

dak dapat secara langsung bersumber dari cita-cita.
Di samping terlalu luasnya isi tujuan pengajaran da
lam rangka pembentukan perilaku mahasiswa agar dapat

men

jadi warga negara yang bertanggung jawab ini,persoalan lainnya adalah yang berkenaan dengan

bahan

pengajaran

sendiri. Sebagaimana diketahui, pembekalan yang

itu

disajikan

agar dapat terbentuk perilaku yang diharapkan tersebut,ti-

daklah disajikan secara khusus dalam mata kuliah kewargaan
negara, akan tetapi secara implisit atau terpadu dalam ba
han mata kuliah Pendidikan Umum atau MKDU. Untuk hasil be-

lajar yang pencapaiannya diperoleh melalui perpaduan

con

tent kurikulum

Weil

demikian,

Bruce

Joyce

dan

Marsha

13

menyebutnya sebagai "dampak penyerta" atau "dampak pengi-

ring" (nurturant effects), yaitu hasil belajar yang diharapkan terbentuk, di samping yang

merupakan

dampak

in-

struksional langsung dari hasil belajar content dan skills

akademis yang disajikan. Mereka (1980 : 16-18) mengemukakan hal tersebut sebagai berikut :

The effects of an environment can be dirbct— design
ed

to

come

from the content and skills on

which

the

activities are based. Or, effects can be implicit
in
the learning environment... the description of the ef
fects of models can validly be categorized as the direct
or instructional
effects.

effects and the indirect or nurturant

Dikatakan juga bahwa

warganegaraan aktif

hasil

belajar

berbentuk ke-

(active citizenship). dan kesepakat-

an terhadap demokrasi (commitment to democracy),misalnya.
dapat diperoleh secara tidak langsung dari bentuk

jaran yang didasari oleh content dan skills

penga

tentang

democratic, dengan menetapkan academic content dan
cratic process

skills sebagai

dampak

hal

demo

instruksionalnya,

yaitu sebagaimana tampak dalam Bagan 1 berikut ini.
Academic Content

Democratic Process
Skills

Commitment

to Democracy
Instructional

Active Citizenship

Nurturant

Bagan 1. Model Pengajaran tentang Kewargaan Negara
(Bruce Joyce dan Marsha V

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Tentang Nilai-Nilai Etika Dalam Penyajian Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Bertanggung Jawab

0 3 43

PEMAHAMAN KONSEP AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG CARA Pemahaman Konsep Akuntansi Perusahaan Dagang Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Cara Mengajar Dosen Dan Perilaku Belajar Mahasiswa Pada Mahasiswa Pendidikan

0 4 14

PEMAHAMAN KONSEP AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG CARA Pemahaman Konsep Akuntansi Perusahaan Dagang Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Cara Mengajar Dosen Dan Perilaku Belajar Mahasiswa Pada Mahasiswa Pendidikan

0 4 18

PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA, Studi Deskriptif Analitis di Universitas Pendidikan Indonesia.

1 2 40

KONTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL MAHASISWA IKIP BANDUNG: Studi Dcskriptif Analitis pada Mahasiswa IKEP Bandung.

0 0 76

MENELUSURI KEMAMPUAN MENULIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN : Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95.

0 46 208

PERANAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER KEMANDIRIAN WARGA NEGARA: Studi Deskriptif Analitis pada Koperasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

3 11 42

PEMAHAMAN PARA MAHASISWA DI KOTA DENPASAR TENTANG PENGATURAN DAN PEMENUHAN HAK ATAS PENDIDIKAN.

0 0 4

MINAT MEMBACA PADA MAHASISWA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semester I)

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

0 2 36