BUDAYA POLITIK MAHASISWA : tudi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Aries Sandra

0901819

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis

Mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia)

Oleh Aries Sandra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aries Sandra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

ARIES SANDRA

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. H.Karim Suryadi., M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

Pembimbing II,

Syaifullah., M.Si.

NIP.19721112 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP.19630820 198803 1 001


(4)

Skripsi Ini Di Uji Pada Tanggal 30 Oktober 2013.

Panitia Unjian Sidang Terdiri Atas :

1. Ketua :

Prof. Dr. H.Karim Suryadi., M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd. NIP. 19580605 198803 1 001

3.2

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP.,M.Si.

NIP. 19690929 199402 1 001

3.3


(5)

ABSTRAK

ARIES SANDRA (0901819) BUDAYA POLITIK MAHASISWA (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam aktivitas organisasi yaitu (1) tingkat antusias dan partisipasi mahasiswa terhadap organisasi masih rendah; (2) peran organisasi kemahasiswaan belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia ?, (2)tipe budaya politik apa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia?, (3)apa faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiwa ?, (4) apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa?Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat mendeskripsikan atau menggambarkan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Adapun lokasi penelitian penulis mengambil Universitas Pendidikan Indonesia dan Subjek dalam penelitian ini adalah aktivis mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

Temuan dari penelitian ini adalah (1) budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mencerminkan atau merefleksikan budaya masyarakat akademik dengan mengembangkan kebebasan berfikir, keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif ;(2) Persepsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia memandang politik sebagai wahana untuk belajar berorganisasi dalam wadah organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan intelektual; (3) Tipe budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah cenderung parokial-partisipan dengan karakteristik partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan di tingkat Jurusan cenderung tinggi sedangkan di tingkat Universitas cenderung rendah,orientasi mahasiswa cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (4) Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dihadapkan pada hambatan-hambatan yaitu penyebarluasan informasi kegiatan kemahasiswaan belum intensif, orientasi mahasiswa yang masih cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan dan proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan yang terlalu rumit; (5) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yaitu menginformasikan setiap kegiatan melalui spanduk, pamflet dan media sosial, membuat kegiatan yang menarik kreatif, inovatif serta memperbaiki pola komunikasi dengan mengadakan evaluasi pasca kegiatan dan Universitas memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi. Kata kunci : Budaya Politik, Mahasiswa


(6)

ABSTRACT

ARIES SANDRA (0901819) STUDENT CULTURAL POLITICS ( Descriptive Study of Student Activists Against Indonesia University of Education ) This research is motivated by problems in the Indonesian Education University student organization activities , namely ( 1 ) the level of student enthusiasm and participation of the organization is low, ( 2 ) the role of student organizations has not been felt by the entire student body . The problems of this study are ( 1 ) how student perceptions about politics in Indonesia University of Education ? , ( 2 ) what type of political culture is reflected in the University of Indonesia ? , ( 3 ) what are the factors that inhibit the activity of students towards a culture of student politics ? , ( 4 ) what efforts are being made to overcome barriers to student activities towards a culture of student politics ? In this study the authors used a qualitative approach with descriptive methods . By using this method the author can describe or depict the political culture of Indonesian Education University student . Data collection techniques and information through interviews , observation , documentation studies , and literature . The location of the study authors took the Indonesian Education University and Subjects in this study were student activists Indonesia University of Education .

The findings of this study were ( 1 ) the political culture Indonesia University of Education students reflect or reflect the academic community to develop a culture of freedom of thought , openness , critical thinking and rational and innovative ; ( 2 ) Perception Indonesia University of Education students view politics as a vehicle for learning to organize in container based student organization that values moral and intellectual , (3 ) type of political culture Indonesia University of Education student is parochial - participants tend to follow the characteristics of student participation in student organization activities tend to be high -level courses while at university level tends to be low , orientation students tend to be more concerned than following academic student activities , (4 ) development of a political culture Indonesia University of Education student faced obstacles that dissemination of information is not an intensive student activities , orientation of students still tend to be more concerned than following academic student activities and the licensing process and disbursement kemahasiwaan fund activities that are too complex , (5 ) the efforts made to overcome the cultural barriers Development Indonesia University of Education student politics which informs every activity through banners , pamphlets and social media , create interesting activities creative , innovative and to improve communication with the holding pattern post evaluation of the activities and the University provides scholarships for students who are active in the organization .


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Penjelasan Istilah ... 5

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Budaya Politik ... 8

1. Pengertian, Tujuan dan Tipe Budaya Politik ... 9

2. Faktor-Faktor yang Membangun Budaya Politik ... 13

3. Hambatan-Hambatan dalam Membangun Budaya Politik ... 15

4. Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Pengembangan Budaya Politik ... 16

B. Aktivitas Kampus ... 19

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Aktivitas Kampus ... 19

2. Budaya Akademik dan Kebebasan Mimbar akademik ... 22

3. Organisasi Kemahasiswaan dan Aktivitas Kampus ... 26

4. Organisasi Kemahasiswaan sebagai Wahana Pengembangan Aktivitas Kampus ... 31

5. Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Aktivitas Kampus ... 34

C. Budaya Akademik dan Budaya Politik Mahasiswa ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ... 41

B. Teknik Pengumpulan Data ... 42

C. Subjek Penelitian ... 44

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Organisasi Kemahasiswaaan di UPI ... 51

1. Profil BEM REMA UPI ... 51

2. Profil Senat Mahasiswa FPIPS ... 53

3. Profil BEM HMCH ... 55

4. Profil Unit Pers Mahasiswa (UPM) Isola POS... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Politik di Universitas Pendidikan Indonesia... 59

2. Tipe Budaya Politik yang Tercermin pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia... 64

3. Faktor- Faktor yang Menghambat Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 67

4. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Politik di Universitas Pendidikan Indonesia... 73

2. Tipe Budaya Politik yang Tercermin pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia... 81

3. Faktor- Faktor yang Menghambat Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 90

4. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Kegiatan Mahasiswa ke Arah Terbentuknya Budaya Politik Mahasiswa ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

1. Kesimpulan Umum ... 107

2. Kesimpulan Khusus ... 107

B. Saran ... 108

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia ... 108

2. Bagi Organisasi Kemahasiswaan ... 108

3. Bagi mahasiswa ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, interaksi tersebut dapat dilakukan dengan aktif dalam organisasi atau lazim dikenal dengan istilah organisasi kemahasiswaan. Dengan berorganisasi mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri sebagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan. Tetapi saat ini mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mengalami berbagai permasalahan dalam aktivitas organisasi. Permasalahan tersebut diantaranya : (1) Tingkat antusias dan partisipasi mahasiswa terhadap organisasi masih rendah (2) Peran BEM REMA belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa.

Antusias mahasiswa terhadap organisasi masih rendah ini dapat dilihat dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI, hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2011) mengenai model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa :

a. Penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia (REMA UPI) merupakan pengejawantahan sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. b. Partisipasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum

presiden dan wakil presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut Nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara.

Dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa keberlangsungan kegiatan organisasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia merupakan pengenjawantahan sistem demokrasi Indonesia yang melibatkan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pemilu BEM REMA UPI. Meskipun tidak semua mahasiswa ikut andil dalam pemilu ini tetapi pemilu ini menjadi media pembelajaran demokrasi di kampus yang nantinya menjadi pembentuk budaya politik kampus. Organisasi mahasiswa juga membentuk persepsi


(10)

mahasiswa dan pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa politik yang terbawa kedalam pembentukan struktur dan proses kegiatan politik dikampus.

Peran BEM REMA yang saat ini belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa merupakan permasalahan yang melatar belakangi kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap organisasi. Menurut RG (mahasiswa prodi manajemen) dalam wawancara pra penelitian menyatakan bahwa dia jarang mendapatkan informasi mengenai kegiatan BEM REMA dan kurang berminat untuk mengikuti kegiatan organisasi. RG berpandangan lebih baik berkonsentrasi dalam akademik dibandingkan kegiatan organisasi. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat DS (ketua BEM REMA UPI periode 2013/2014) bahwa peran BEM REMA UPI memang belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya antusias mahasiswa terhadap kegiatan BEM REMA dan keterbatasan penyebaran informasi kegiatan terhadap seluruh mahasiswa.

Dalam wawancara Pra penelitian kepada RA (salah satu aktivis organisasi mahasiswa) tentang persepsi politik mahasiswa di Universitas pendidikan indonesia didapat informasi bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi sering berbeda pandangan politik, mereka memiliki pandangan dan pendirian masing-masing yang sangat sulit disatukan, hal tersebut dapat dilihat ketika Sidang Umum (SU) BEM REMA UPI. Perbedaan pandangan tersebut dilatar belakangi dari organisasi yang mereka ikuti terutama pengaruh pendidikan politik dari organisasi ekstrauniversiter.

Organisasi ekstrauniversiter yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia memberikan peranan penting dalam memberikan pendidikan politik. Organisasi ekstrauniversiter itu sendiri diantaranya HMI, KAMMI dan GMNI. Hal tersebut didapat berdasarkan hasil penelitian Sanusi (2012) mengenai peranan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter sebagai sarana pendidikan politik mahasiswa dalam menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi politik warga negara Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa :


(11)

Program-program yang dilakukan organisasi HMI, KAMMI, dan GMNI komisariat UPI dalam menyelenggarakan pendidikan politik ini meliputi kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti musyawarah anggota, diskusi, kajian dan seminar yang dilakukan untuk menganalisis isu-isu social dan mencari solusi atas permasalahan tersebut yang kemudian menyikapi dengan bentuk aksi.

Mengacu dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa organisasi ektrauniversiter memberikan pendidikan politik meliputi kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti musyawarah anggota, kajian dan seminar. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan salah satu pembentuk persepsi politik mahasiswa dan budaya politik kampus di Universitas Pendidikan Indonesia.

Perbedaan pandangan para aktivis dan kurang pedulinya sebagian mahasiswa dalam kegiatan organisasi mahasiswa jika dibiarkan terus menerus bisa menghambat proses pengembangan potensi diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan serta bisa berdampak perpecahan dan susahnya saling bekerjasama antar mahasiswa.

Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “BUDAYA POLITIK MAHASISWA (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis dapat mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia.

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia ?

2. Tipe budaya politik mahasiswa apa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia?


(12)

3. Apa faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa ?

4. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa? C.Tujuan Penelitian

1.Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus yakni untuk mengetahui dan mengidentifikasi :

a. Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia .

b. Tipe budaya politik mahasiswa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia .

c. Faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik, kegiatan-kegiatan politik mahasiswa yang menjadikan budaya politik mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan khususnya segi ilmu politik. Penelitian ini memberikan gambaran tentang


(13)

langkah awal untuk menjadikan mahasiswa sebagai warga Negara yang baik yang sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship.

2. Secara praktis

a. Bagi mahasiswa, penelitian dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan tentang proses, aspirasi, dan kemampuan mahasiswa dalam berpolitik di Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui perkembangan persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik dan kegiatan politik mahasiswa di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik mahasiswa, pembelajaran demokrasi yang membentuk budaya politik yang terjadi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut :

1. Budaya

Menurut Koentjaraningrat ( 1974: 44 ) “Kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan dicetuskan manusia sesudah suatu proses belajar”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa kebudayaan merupakan hasil pemikiran,cipta dan karya manusia yang didapatkan setelah proses belajar.

2. Politik

Menurut Surbakti (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah

Interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.


(14)

Jadi berdasarkan pendapat diatas politik dapat dipahami sebagai interaksi yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan dalam suatu wilayah tertentu. 3. Budaya Politik

Menurut Kantaprawira (2002 : 22) “Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”.

Berdasarkan pendapat diatas budaya politik merupakan pola tingkahlaku manusia serta orientasinya dalam kehidupan politik dalam suatu sistem politik.

4. Budaya Politik Mahasiswa

Budaya politik mahasiswa merupakan budaya politik masyarakat akademik dalam menjalankan proses kegiatan akademik yang mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis, rasional dan inovatif.

F. Lokasi dan Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kampus Utama ( Bumi Siliwangi) Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia.

b. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (Ketua dan anggota Himpunan, Ketua dan anggota BEM Fakultas, Ketua dan Pengurus BEM REMA UPI dan Dosen Politik).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:


(15)

penelitian, penjelasan istilah, subjek dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan dan metodologi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, serta tenik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai budaya politik mahasiswa.

BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia,tipe budaya politik yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia,faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa di kampus.

BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif meneliti kondisi objektif tertentu, peneliti sebagai instrument penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010: 3) penelitian kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti itu sendiri, pendekatan ini dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana terdapat sebuah peristiwa peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian, kemudian hasil pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang tertulis data empiris yang telah diperoleh.

Peneliti menganggap penelitian kualitatif dapat digunakan dalam penelitian budaya politik mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia karena berdasarkan fungsi dari pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian, dan dimanfaatkan oleh peneliti untuk meneliti sesuatu dari segi prosesnya. Selain dari itu Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, sehingga peneliti bisa secara langsung memperoleh informasi dari responden dan pendekatan kualitatif memiliki sifat fleksibilitas, sehingga memudahkan peneliti untuk menyesuaikan situasi yang berubah-ubah dalam penelitian ini.


(17)

dapat memperoleh data yang diharapkan dan akurat dalam pelaksanaan penelitian budaya politik kampus.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, secara sistematis terhadap masalah yang sedang dikaji. Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat mendeskripsikan atau menggambarkan serta menjelaskan tentang persepsi mahasiswa mengenai politik, kegiatan politik mahasiswa seperti sidang umum mahasiswa, pemilihan umum ketua BEM, partisipasi mahasiswa, serta mendeskripsikan tipe budaya politik kampus yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia, hambatan-hambatan yang dialami dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut..

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian di lapangan adalah:

1. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan oleh penulis sebagai sumber utama dalam memperoleh data dalam penelitian ini.

Moleong (2010:186) menjelaskan bahwa :

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu/ percakapn itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Seiring dengan pendapat diatas Nasution (2003: 73), menjelaskan tujuan wawancara adalah “ untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang


(18)

situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak dapat diketahui melalui observasi.

Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan garis besar yang memungkinkan responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Responden dalam wawancara tidak terstruktur menurut Moleong (2010: 190) biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifat yang khas, biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju kepada Aktivis organisasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dan dosen politik. Wawancara ini dapat berfungsi untuk bertemu aktivis mahasiswa secara langsung dan dapat menggali informasi mengenai persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik mahasiswa, yang membentuk budaya politik yang terjadi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Observasi

Menurut Moleong (2010:125 ) observasi adalah pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian, dengan observasi kita peroleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa dengan melakukan observasi kita akan mendapat suatu gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode yang lainnya. Dengan data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Oleh karena itu, keberadaan peneliti secara langsung di lapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang lebih terinci dan akurat.


(19)

membentuk budaya politik yang dilaksanakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan melakukan observasi ini peneliti akan mendapatkan data-data kegiatan mengenai gambaran Budaya Politik Kampus.

3. Dokumentasi

Arikunto (2009: 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat di atas maka dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari dokumentasi, yaitu foto-foto dokumentasi kegiatan, data aktivis mahasiswa, dan surat-surat dari pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang dilakukan.

4. Catatan Lapangan

Catatan itu berupa kata-kata yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan.

Menurut Moleong (2010: 153) berpendapat bahwa :

catatan lapangan bisa diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan, wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.

Adapun catatan lapangan yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah catatan yang peneliti liat secara langsung mengenai persepsi mahasiswa mengenai kegiatan politik di kampus serta partisipasi mahasiswa di kampus yang mengarah terhadap terbentuknya budaya politik kampus. 5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Tujuan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis ini yaitu untukmengungkapkan berbagai teori-teori


(20)

yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai literatur baik berupa buku maupun artikel-artikel dari media masa atau internet serta AD/ART organisasi kemahasiswaan yang menjadi subjek penelitian yang berhubungan dengan budaya politik kampus.

C. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa Subjek penelitian merupakan sesuatu benda, hal atau kegiatan dan orang yang terlibat dalam permasalahan yang sedang diteliti atau di kaji. Subjek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Satu orang ketua BEM REMA UPI, sebagai pemimpin organisasi kemahasiswaan tingkat universitas.

2. Dua orang anggota BEM REMA UPI, sebagai pelaksana kegiatan organisasi kemahasiswaan tingkat universitas.

3. Satu orang ketua Senat Fakultas UPI , sebagai pemimpin organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas.

4. Dua orang anggota Senat UPI , sebagai pelaksana kegiatan organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas

5. Delapan orang ketua HMJ UPI, sebagai pemimpin organisasi kemahasiswaan tingkat jurusan.

6. Dua orang mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahsiswaan. 7. Satu orang pembina kemahasiswaan.

8. Dua orang dosen politik UPI , sebagai pakar politik .

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk


(21)

keterangan dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Nasution (2003: 129) mengemukakan “dalam penelitian kualitatif analitis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera

harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Dari pendapat tersebut

dapat di pahami bahwa langkah awal dalam pengolahan data penelitian kualitatif adalah analisis data.

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Menurut Nasution (2003:129) berpendapat bahwa:

tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

Dalam hal ini, peneliti akan mereduksi informasi yang diperoleh melalui wawancara mengenai persepsi politik mahasiswa dan melalui observasi mengenai kegiatan-kegiatan mahasiswa. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.


(22)

2. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Melalui tahap-tahap tersebut di atas penulis memperoleh data secara lengkap mengenai persepsi politik mahsiswa, partisipasi politik mahasiswa, kegiatan- kegiatan politik mahasiswa dan tipe budaya politik yang tercermin di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual di lapangan.

Sugiyono (2009: 366) berpendapat bahwa :

untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).

a. Credibility (validitas internal)


(23)

mengatasi hal tersebut agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya menurut Sugiyono (2009: 368) dapat dilakukan dengan cara yaitu antara lain:

1). Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.

2). Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara

pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono (2009: 371), “sebagai bekal

peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti”. 3). Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek penelitian. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data.

b. Transferability (Validitas Eksternal)

Transferability digunakan dalam pengujian hasil penelitian dengan mengacu kepada sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks sosial lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang peneliti lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini


(24)

pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis.

Dengan demikian peneliti berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

c. Dependability (Reliabilitas)

Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan diarahkan secara kontinyu oleh dua orang pembimbing dalam mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan tujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

d. Confirmability (Obyektivitas)

Mengenai konfirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di lapangan dan mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau tidak.

E.Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian, pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.


(25)

dan judul dinilai telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka peneliti melakukan studi lapangan untuk mendapat gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti. Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian, langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari tujuh bagian yaitu pedoman wawancara untuk ketua BEM REMA UPI, anggota BEM REMA UPI, KETUA SENAT FAKULTAS UPI, Anggota SENAT FAKULTAS UPI, KETUA HMJ UPI, anggota HMJ UPI, mahasiswa yang tidak aktif mengikuti organisasi kemahsiswaan, Pembina Kemahasiswaan dan Dosen Politik UPI. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak BEM REMA UPI, SENAT FAKULTAS,HMJ dan Dosen Politik. 2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti


(26)

sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk ketua BEM REMA UPI, anggota BEM REMA UPI, KETUA SENAT FAKULTAS UPI, Anggota SENAT FAKULTAS UPI, KETUA HMJ UPI, anggota HMJ UPI dan Dosen Politik UPI.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara menditail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.

Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai Budaya Politik Kampus (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia).


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mencerminkan atau merefleksikan budaya masyarakat akademik dengan mengembangkan kebebasan berfikir, keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Persepsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia memandang politik sebagai wahana untuk belajar berorganisasi dalam wadah organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan intelektual.

b. Tipe budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah cenderung parokial-partisipan dengan karakteristik sebagai berikut : (1)partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan di tingkat Jurusan cenderung tinggi sedangkan di tingkat Universitas cenderung rendah; (2) orientasi mahasiswa cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan.

c. Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dihadapkan pada hambatan-hambatan sebagai berikut : (1)


(28)

penyebarluasan informasi kegiatan kemahasiswaan belum intensif; (2) orientasi mahasiswa yang masih cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (3) Proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan yang terlalu rumit.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai berikut : (1) menginformasikan setiap kegiatan melalui spanduk, pamflet dan media sosial; (2) membuat kegiatan yang menarik kreatif, inovatif serta memperbaiki pola komunikasi dengan mengadakan evaluasi pasca kegiatan dan (3) Universitas memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

a. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan meningkatkan kuantitas pemberian beasiswa kepada para aktifis organisasi.

b. Mempermudah proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan.

c. Mengintensifkan dialog kreatif antara aktifis dengan pihak Universitas melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan untuk menampung aspirasi yang dinamis.

2. Bagi Organisasi Kemahasiswaan, yaitu:

a. Memaksimalkan media sosial (facebook,twitter, dan sebagainya) untuk menyebarkan informasi kegiatan kepada seluruh mahasiswa.


(29)

b. Mengemas kegiatan yang menarik dan inovatif sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan.

c. Ragam kegiatan yang dilakukan sejatinya berorientasi kepada peningkatan kemampuan melek wacana yakni peka terhadap berbagai masalah timbul dan kemampuan pengambilan keputusan

(decision making) secara tepat dan solutif sesuai kemampuan

mahasiswa. 3. Bagi Mahasiswa :

a. Agar melibatkan diri secara aktif dan positif dalam kegiatan kemahasiswaan sebagai aktualisasi minat, bakat, dan kemampuan yang dimilikinya.

b. Menyampaikan gagasan berupa kritik atau saran mengenai kegiatan kepada pengurus organisasi kemahasiswaan sebagai bahan evaluasi dalam melaksanakan kegiatan.


(30)

110

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU

Almond, G dan Verba, S (1990). Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan

Demokrasi di Lima Negara. Jakarta: Budmi Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Basril,A dan Restianrick, B (1994). Fenomena Perguruan Tinggi dan Dinamika

Politik Mahasiswa. Jakarta : Forum Dialog Mahasiswa

Budimansyah, D dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

SPS. UPI

Djojodibroto, D.( 2004). Tradisi Kehidupan Akademik. yogyakarta : galang press.

Jimung, M.(2006). Teori Pembangunan Politik di Indonesia Dalam Praktek. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.

Kantaprawira, R (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Koentjaraningrat (.1974).Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, Jakarta : PT. Gramedia.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press. Moleong. J. Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Sinar Grafika.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Notosusanto,Nugroho (1985). Wawasan Almamater. UI : UI press.

Nurmalina, Komala & Syaifulloh. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia


(31)

Surbakti, R,(1999), Memahami ilmu politik. Jakarta :Gramedia Widia sarana Indonesia.

Sutarto. (1992). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Winataputra, U.S. dan Dasim Budimansyah.(2012). Pendidikan

Kewarganegaraan dalam perspektif internasional. Bandung: UPI

2. SUMBER PERATURAN dan PERUNDANG-UNDANGAN

AD/ART BEM HMCH UPI AD/ART BEM REMA UPI

AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS UPI

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia nomor : 8052/H40/HK/2010 tentang Organisasi kemahasiswaan dilingkungan Universitas pendidikan Indonesia.

Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. SUMBER LAINNYA

Saepudin, Epin (2011) Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan

Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi pada program sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sanusi, Aris Riswandi.(2012) Peranan Organisasi Kemahasiswaan Ekstrauniversiter Sebagai Sarana Pendidikan Politik Mahasiswa Dalam Menumbuhkan Dan Meningkatkan Partisipasi Politik Warga Negara

Indonesia. Skripsi pada program sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

Silalahi, Yeyasa.(2012). Budaya Politik. [Online]. Tersedia : http :// abangg oyes.blog spot.com /2012/09/budaya-politik.html#.UXgf3qIXEbA [12 April 2013]

Suparman, DM. (2005). Peranan Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Partisipasi Politik Mahasiswa: Studi Deskriptif


(1)

sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk ketua BEM REMA UPI, anggota BEM REMA UPI, KETUA SENAT FAKULTAS UPI, Anggota SENAT FAKULTAS UPI, KETUA HMJ UPI, anggota HMJ UPI dan Dosen Politik UPI.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara menditail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.

Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai Budaya Politik Kampus (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia).


(2)

Aries Sandra, 2013

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mencerminkan atau merefleksikan budaya masyarakat akademik dengan mengembangkan kebebasan berfikir, keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Persepsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia memandang

politik sebagai wahana untuk belajar berorganisasi dalam wadah organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan intelektual.

b. Tipe budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah cenderung parokial-partisipan dengan karakteristik sebagai berikut : (1)partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan di tingkat Jurusan cenderung tinggi sedangkan di tingkat Universitas cenderung rendah; (2) orientasi mahasiswa cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan.

c. Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan


(3)

penyebarluasan informasi kegiatan kemahasiswaan belum intensif; (2) orientasi mahasiswa yang masih cenderung lebih mementingkan akademik daripada mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (3) Proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan yang terlalu rumit.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Pengembangan budaya politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai berikut : (1) menginformasikan setiap kegiatan melalui spanduk, pamflet dan media sosial; (2) membuat kegiatan yang menarik kreatif, inovatif serta memperbaiki pola komunikasi dengan mengadakan evaluasi pasca kegiatan dan (3) Universitas memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

a. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan meningkatkan kuantitas pemberian beasiswa kepada para aktifis organisasi.

b. Mempermudah proses perizinan dan pencairan dana kegiatan kemahasiwaan.

c. Mengintensifkan dialog kreatif antara aktifis dengan pihak Universitas melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan untuk menampung aspirasi yang dinamis.

2. Bagi Organisasi Kemahasiswaan, yaitu:

a. Memaksimalkan media sosial (facebook,twitter, dan sebagainya) untuk menyebarkan informasi kegiatan kepada seluruh mahasiswa.


(4)

Aries Sandra, 2013

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengemas kegiatan yang menarik dan inovatif sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan.

c. Ragam kegiatan yang dilakukan sejatinya berorientasi kepada peningkatan kemampuan melek wacana yakni peka terhadap berbagai masalah timbul dan kemampuan pengambilan keputusan

(decision making) secara tepat dan solutif sesuai kemampuan mahasiswa.

3. Bagi Mahasiswa :

a. Agar melibatkan diri secara aktif dan positif dalam kegiatan kemahasiswaan sebagai aktualisasi minat, bakat, dan kemampuan yang dimilikinya.

b. Menyampaikan gagasan berupa kritik atau saran mengenai kegiatan

kepada pengurus organisasi kemahasiswaan sebagai bahan evaluasi dalam melaksanakan kegiatan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU

Almond, G dan Verba, S (1990). Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara. Jakarta: Budmi Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Basril,A dan Restianrick, B (1994). Fenomena Perguruan Tinggi dan Dinamika

Politik Mahasiswa. Jakarta : Forum Dialog Mahasiswa

Budimansyah, D dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS. UPI

Djojodibroto, D.( 2004). Tradisi Kehidupan Akademik. yogyakarta : galang press.

Jimung, M.(2006). Teori Pembangunan Politik di Indonesia Dalam Praktek. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.

Kantaprawira, R (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Koentjaraningrat (.1974).Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, Jakarta : PT. Gramedia.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press. Moleong. J. Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Sinar Grafika.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Notosusanto,Nugroho (1985). Wawasan Almamater. UI : UI press.

Nurmalina, Komala & Syaifulloh. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA.Persada.


(6)

Aries Sandra, 2013

BUDAYA POLITIK MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surbakti, R,(1999), Memahami ilmu politik. Jakarta :Gramedia Widia sarana

Indonesia.

Sutarto. (1992). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Winataputra, U.S. dan Dasim Budimansyah.(2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam perspektif internasional. Bandung: UPI

2. SUMBER PERATURAN dan PERUNDANG-UNDANGAN

AD/ART BEM HMCH UPI AD/ART BEM REMA UPI

AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS UPI

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia nomor : 8052/H40/HK/2010 tentang Organisasi kemahasiswaan dilingkungan Universitas pendidikan Indonesia.

Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. SUMBER LAINNYA

Saepudin, Epin (2011) Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi pada program sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanusi, Aris Riswandi.(2012) Peranan Organisasi Kemahasiswaan Ekstrauniversiter Sebagai Sarana Pendidikan Politik Mahasiswa Dalam Menumbuhkan Dan Meningkatkan Partisipasi Politik Warga Negara Indonesia. Skripsi pada program sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Silalahi, Yeyasa.(2012). Budaya Politik. [Online]. Tersedia : http :// abangg oyes.blog spot.com /2012/09/budaya-politik.html#.UXgf3qIXEbA [12 April 2013]

Suparman, DM. (2005). Peranan Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Partisipasi Politik Mahasiswa: Studi Deskriptif terhadap BEM FPIPS UPI (tidak diterbitkan)