KESIAPAN GURU DAN SISTEM PENDUKUNG ADMINISTRATIF DALAM PELAKSANAAN FUNGSIONALISASI JABATAN GURU: Studi pada SMA Negeri Kotamadya Pekanbaru dan Instansi Vertikal Kanwil Depdikbud Propinsi Riau.

KESIAPAN GURU DAN SISTEM PENDUKUNG ADMINISTRATIF
DALAM PELAKSANAAN FUNGSIONALISASI
JABATAN GURU

(Studi pada SMA Nogori Kotamadya Pekanbaru
dan Instansi Vertikal Kanwil Depdikbud
Propinsi Riau)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tahap II
Bidang Studi Adminitrasi Pendidikan

Program Pasca Sarjana
IKIP BANDUNG

Oleh :

ZULKIFLI

N.


No. Pokok : 8832003/xx-12

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1992

Disetujui dan Disahkan untuk Ujian Tahap II
Oleh

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, S.H., M.P.A
PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed.

PEMBIMBING III

Dr. H. MochammadTakry Gatfar, M.Ed.

PROGARAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1992

I

/O

'

(Alloohu nuurus samaawaati wal ardi)

(Nuurun alaa nuurin)
r. •!>


i /

~>\\

(Yahdil laahu linuuri hi mai yasyaa u)

(Wa mai lam yaj a'lil laahu lahuu nuuron )

(Famaa lahu min nuurin)
(QS: 24: 35 & 40)

0

*A*4*ClJk

/

s


i J& ^3

(Wala taqfu maa_laisa laka bihii ilmun)

(Innas sam a' wal bashoro wal fuaada)

^£^\£Vff
(Kullu Ulaaika kaana a'nhu mas uulaa)
(QS:

17: 36)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

Ui


PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI

V
,v

DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR

__ --.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1

B. Rumusan Masalah

16

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

21

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Fungsionalisasi Jabatan Guru

24

1. Konsep Jabatan

24


2. Konsep Guru

25

3. Konsep Jabatan Guru

27

4. Konsep Fungsionalisasi Jabatan Guru

43

a. Konsep Promosi Guru

46

b. Mekanisme Promosi Guru

47


B. Kesiapan Guru dan Sistem Pendukung
Administratif

52

1. Kesiapan Guru

53

2. Kesiapan Sistem Pendukung Adminis
tratif (SPA)

61

a. Konsep SPA

61

b. Kesiapan SPA di dalam Organisasi
Sekolah


63

x ;•;

3. Kesiapan Tim Penilai dan Sekreta-

riat Tim Penilai
3. Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu

74
82

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Data yang Diperlukan

86

B. Populasi dan S<

>ampel

qq

C. Lokasi dan Sumber
iber Data

on

D. Metode Penelitian

E.
F.
G.
H.

Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Pengelolaan dan Analisis Data
Tahap-Tahap Kegiatan Penelitian


90

gi
92
94
94

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kesiapan Guru untuk Menerima Fungsiona
lisasi Jabatan Guru (FJG)

g6

B. Kesiapan Guru untuk Melaksahakan Fung
sionalisasi Jabatan Guru
10i
C Kesiapan SPA di dalam Organisasi Sekolah
dalam Pelaksanaan FJG
121
D. Kesiapan Unsur Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai
140
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Kesiapan Guru untuk Menerima Fungsiona

lisasi Jabatan Guru

15q

B. Kesiapan Guru untuk Melaksanakan Fung
sionalisasi Jabatan Guru
164
C Kesiapan SPA di dalam Organisasi Sekolah
dalam Pelaksanaan FJG
171
D. Kesiapan Unsur Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai ...

179

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

^85

B. Saran-saran

288

DAFTAR PUSTAKA

ig4

RIWAYAT HIDUP

200

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Tingkat dan Kedudukan Tim Penilai

78

2. Ijazah Tertinggi dan Bidang Studi Keahlian

Kepala SMAN Kotamdya Pekanbaru

122

3. Masa Kerja dalam Jabatan dan Pangkat/golongan
Kepala SMAN Kotamadya Pekanbaru

123

4. Unsur dan Jabatan Dinas Anggota Tim Penilai

Propinsi

141

5. Pangkat dan Jabatan Fungsional Anggota Tim
Penilai Propinsi

142

6. Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Anggota Tim
Penilai

143

7. Pangkat dan Jabatan Fungsional Anggota Tim
Penilai Kotamadya

146

8. Jabatan Kedinasan Anggota Tim Penilai Kotamadya 147
9. Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Anggota Tim
Penilai Kotamadya

14g

10. Jabatan Kedinasan Personil Sekretariat Tim
Penilai Propinsi

150

11. Ijazah Tertinggi dan Pangkat Personil Sekre

tariat Tim Penilai Kotamadya

151

12. Jabatan Kedinasan Personil Sekretariat Tim

Penilai Kotamadya

154

13. Ijazah Tertinggi dan Pangkat
tariat Tim Penilai Kotamadya
:xt

Personil Sekre
155

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Skema Masalah Penelitian tentang Fung
sionalisasi Jabatan Guru dalam Proses
Pengembangan Karier Profesional Guru

17

2- Segi Tiga Konsep Jabatan

24

3. Skema Konsep Fungsionalisasi Jabatan Guru

45

4. The Perceptual Process

5.
6.
7.
8.

Skema Konsep Administrasi Pendidikan
Struktur Dasar Organisasi Sekolah
Prosedur Penetapan Angka Kredit Guru
Grafik Jumlah Jam Mengajar Perminggu
Guru SMAN Kotamadya Pekanbaru

9- Grafik Pangkat dan Jabatan Fungsioinal
Guru SMAN Kotamadya Pekanbaru

10. Grafik Ijazah Tertinggi Guru SMAN Kotamadya

60
65
71

84

101

103

Pekanbaru

U. Usia Guru SMAN Kotamadya Pekanbaru

12. Grafik Masa Kerja Guru SMAN Kotamadya

104

105

Pekanbaru

13. Grafik Ijazah Tertinggi Pegawai Tata Usaha

113

SMAN Kotamdya Pekanbaru

14. Grafik Jurusan Pendidikan Pegawai Tata Usaha

124

SMAN Kotamadya Pekanbaru

15. Grafik Masa Kerja Pegawai Tata Usaha SMAN

125

Kotamadya Pekanbaru
125

:xxi

Nomor

Halaman

16. Grafik Pangkat/Golongan Pegawai Tata Usaha

SMAN Kotamadya Pekanbaru

126

17. Mekanisme Kerja Sekretariat Tim Penilai Kota
madya Pekanbaru

158

18. Piramid Kebutuhan Guru dominasi fisiologis

161

19. Gaya Kepemimpinan Efektif

178

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar. Belakang Masalah

Perkembangan
begitu

cepat

ilmu pengetahuan dan teknologi

dan canggih telah

melahirkan

yakni

era globalisasi. Dengan demikian,

dunia

menjadi

trans^aran

sehingga

era

batas

arus

nya

globalisasi
merasuk

Kondisi ini

mengadung peluang (opportunity) yang

baru,
belahan

mengalir dengan leluasanya keseantero dunia dan
keseluruh aspek kehidupan manusia.

yang

sebetul-

dapat

dimam-

faatkan,

sekaligus tantangan (challenging)

yang

harus

dihadapi

oleh manusia untuk ditransformasikan ke

dalam

kehidupannya
ful)

dalam

secara nyata dengan penuh makna

(meaning

konteks lingkungan natural dan sosial

kul-

turalnya. Untuk itu memang menghendaki suatu persyaratan

kualitas manusia yang mampu memaknai kondisi dunia

yang

mengglobal itu untuk kemakmuran dan kesejahteraan hidup-

nya dan umat manusia pada umumnya. Kualitas sumber

daya

manusia, menurut Soepardjo Adikusumo (MJjnhflx Pendidikan.

No. 1 Tahun VIII Januari-Maret 1989, h. 35) harus

diar-

tikan secara lebih luas dan mendasar, tidak hanya

dalam

pengertian

ekonomi atau kemampuan

intelektual

semata,

yaitu:

Kualitas sumber daya manusia harus dipahami
pengertian kesadaran manusia terhadap

dalam

eksistensi-

nya sebagai manusia; manusia yang menyadari eksistensi

dirinya atau keberadaannya.

Kesadaran

akan

eksistensinya itu tercermin pada ikhtiarnya untuk
memperkuat ketahanan dirinya, pertama-tama agar
dia bisa menhidupi dirinya sendiri dan

melaksana-

kan peranannya dalam proses berinteraksi dengan
lingkungannya, sehingga peranannya mempunyai makna
dalam hidupnya.

Negara-negara

maju

atau

negara-negara

mereka mampu menyadap keuntungan dari arus

industri,

globalisasi

karena sumber daya nanusiannya yang berkualitas tinggi.
Laporan terakhir hasil studi UNDP 1991 tentang " Human
Development " menunjukkan bahwa hampir. seluruh negara
industri (32/33= 96,97 % ) termasuk ke dalam kelompok
pengembang sumber daya manusia kategori tinggi (high
human

development)

dan menempati

ranking

atas

dalam

indeks pengembangan sumber daya manusia (HDI = 0,800 0,993). Hal ini diikuti pula oleh GNP per capita negaranegara

industri

yang sangat tinggi (US $

12510)

bila

dibanding dengan GNP per capita negara-negara sedang
berkembang, yakni US $ 710. Negara-negara sedang berkembang ternyata hanya sebagian kecil (21/127 = 16,54 %)
yang termasuk ke dalam kelompok pengembang sumber daya
manusia kategori tinggi. Dalam laporan UNDP 1991 juga
dikemukakan bahwa saat ini, 77 % dari penduduk dunia
belahan selatan (umumnya tergolong negara sedang berkem
bang) hanya memperoleh 15 %dari pendapatan dunia. Di

sini dapat diambil suatu pelajaran bahwa pengembangan
sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk tetap
"survive" dalam era globalisasi dan dalam upaya meningkatkan taraf hidup suatu bangsa ke arah yang lebih baik.

Negara
dengan

ini

makmur,
sumber
1991

Indonesia yang sedang dan terus
cita-cita mewujudkan

membangun

masyarakat

belum begitu peduli dengan

upaya

adil

dan

pengembangan

daya manusia. Laporan terakhir hasil studi
menunjukkan

bahwa

Indonesia

termasuk

ke

kelompok pengembang sumber daya manusia kategori
(low

human development) dan menempati ranking "

dari

160 negara industri dan negara

sedang

UNDP
dalam

rendah
98

berkembang

berdasarkan indeks pengembangan sumber daya manusia (HDI
Indonesia = 0,499 ). Keadaan ini diiringi pula oleh
per

capita

Indonesia (1988) yang sangat rendah

GNP

(US

$

440) bila dibandingkan dengan GNP per capita negara maju
(1988), seperti Jepang sebesar US $ 21020. Jepang memang
menempati ranking satu dalam indeks pengembangan
manusia

daya

sadari,

(HDI

terutama

negara

= 0,993). Kenyataan
oleh

para

pengambil

ini

sumber

patut

kebijaksanaan

Indonesia akan arti penting sumber daya

manusia

sebagai pelaku pembangunan atau " kholifah di muka

ini

"

(QS; 2: 30 ) dalam rangka

bangsa

dan

di

mewujudkan

negara, yakni masyarakat adil

bumi

cita-cita

dan

makmur.

Pengembangan sumber daya manusia sudah saatnya dijadikan
sebagai

prioritas

utama

dalam

proses

pembangunan

nasional.

Pengembangan sumber daya manusia sebagai prioritas
utama

dalam proses pembangunan memberi konskuensi

logis

terhadap pembangunan bidang pendidikan sebaagai

langkah

strategis dalam upaya mengembangkan sumber daya

manusia

secara utuh baik fisiknya maupun akal pikiran dan
nya

yang

mampu memahami dan memaknai

arti

hidup

hatidan

4

kehidupan

dalam

konteks lingkungan natural

dan

sosial

kulturalnya. Implikasinya jelas tertuju pada

penyeleng-

garaan sistem pendidikan nasional yang memang

bertujuan

untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya.

Tujuan

ini

secara jelas diungkap

dalam

Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun

Undang-Undang
1989,

bagian

konsideran huruf b_ sebagai berikut:

b. bahwa pembangunan nasional di bidang pendidikan
adalah

upaya

mencerdaskan kehidupan

bangsa

dan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam

wujudkan

masyarakat maju,

adil dan makmur,

me

serta

memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik
berkenaan

dengan aspek jasmaniah maupun

berdasarkan

Pancasila dan

rohaniah

Undang-Undang

Dasar

1945;

Kualitas

manusia Indonesia yang diinginkan

digariskan di dalam GBHN 1988 tentang tujuan

telah

pendidikan

nasional sebagai berikut:

a.

Pendidikan

bertujuan

untuk

nasional

berdasarkan

meningkatkan

Pancasila,

kualitas

manusia

Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap

Tuhan

Yang Maha

Esa,

berbudi

pekerti

luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja

keras,

tangguh dan bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani Pendidikan

nasional juga harus mampu menumbuhkan dan

dalam

rasa cinta Tanah Air, mempertebal

memper-

semangat

kebangsaan'dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan

dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar
yang

dapat

menumbuhkan

rasa percaya

diri

diri sendiri serta sikap dan perilaku yang
tif

dan kreatif. Dengan demikian

sional

akan

pembangunan
serta

mampu

pada
inova-

pendidikan

mewujudkan

na

manusia-manusia

yang dapat membangun dirinya

sendiri

bersama-sama bertanggung jawab atas

pemba

ngunan bangsa.

Peningkatan

kualitas manusia Indonesia

mempunyai

kaitan yang erat dengan peningkatan mutu pendidikan
sional.

Artinya, kualitas manusia Indonesia akan

ditingkatkan,

apabila

mutu pendidikan

na
dapat

nasional

dapat

ditingkatkan. Kesadaran ini sebetulnya sudah muncul
diangkat

sebagai

nasional.

berat

isyu sentral

pembangunan

pendidikan

Di dalam GBHN 1988 dinyatakan bahwa

pembangunan pendidikan nasional

dan

"

Titik

diletakkan

pada

peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan..."

Persoalan

sekarang adalah bagaimana

meningkatkan

mutu

pendidikan nasional ? Untuk menjawab persoalan ini seca

ra memuaskan, diperlukan adanya usaha pengkajian secara

intensif

dan komprehensif terhadap

keseluruhan

faktor

yang turut menyumbang upaya peningkatan mutu pendidikan.

Namun, "bagaimanapun pembahasan tentang peningkatan mutu
pendidikan
akan

tetap

dibalik

dan diputar,

akhirnya

menonjol sering kepermukaan."

Hamijoyo,

1989, h.22)

merupakan

"elemen

yang

Hal ini disebabkan
paling

krusial

faktor
(Santoso

karena
dalam

pendidikan" (Castetter,1981: 4). Di dalam sistem

dikan

guru

persekolahan, guru menempati posisi paling

S.

guru
proses
pendi

depan

sebagai "ujung tombak pelaksanaan pendidikan di

(Fakry

Gaffar, 1987, h. 120). Hasil

studi

sekolah'

menunjukkan

bahwa 'input guru, baik di di negara maju maupun berkem
bang

merupakan

input

input terbesar (36%)

dari

keseluruhan

persekolahan yang mempengaruhi

mutu

pendidikan'

(Santoso

S. Hamijoyo, 1989, h. 22) . Oleh

sepatutnyalah

proporsional

karena

guru diberi perhatian lebih besar

sesuai dengan urgensi peranan

itu,

secara

guru

dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pemerintah sebagai pemekerja guru yang besar telah

memberikan
susnya

perhatian

cukup besar terhadap

guru,

khu-

bagi guru yang berstatus sebagai Pegawai

Negeri

Sipil. Di antara bentuk perhatian yang diberikan

adalah

berupa upaya perbaikan dan perubahan sistem pengembangan
karier

telah

profesional

guru. Akhir-akhir

ini,

Pemerintah

mengambil suatu kebijakan baru tentang

lisasi

jabatan guru (Keputusan

Menteri

fugsiona-

Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 1989 Tanggal 2 Mei 1989).
Kebijaksanaan
upaya

tersebut diambil dalam

peningkatan

menjamin

kaitannya

mutu pendidikan nasional

dengan

dan

untuk

pengembangan karier profesional guru. Hal

ini

dapat dilihat pada konsideran Keputusan Menteri Pendaya
gunaan

Aparatur

Negara (MenPAN) Nomor

26

Tahun

1989

sebagai berikut:

a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

di
yang

sekolah sangat dibutuhkan adanya
secara profesional ditugaskan

tenaga
secara

untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

guru
penuh

b.

bahwa

jabatan

untuk menjamin
guru

dipandang

kredit

bagi

jabatan

Kepala

BAKN

No.

pembinaan
perlu

guru.

kepangkatan/

menetapkan

(SEB

angka

Mendikbud

57686/MPK/1989-No.

dan

38/SE/1989

Tanggal 15 Agustus 1989,Lampiran I, konsideran).

Berdasarkan

konsideran di atas,

maka

fungsiona

lisasi jabatan guru pada dasarnya mempunyai dua sisi. Di

satu

sisi,

fungsionalisasi

jabatan

guru

merupakan

langkah strategis bagi upaya peningkatan mutu pendidikan
di

Hal

masa depan dan masa depan pendidikan

ini

berkait

dengan adanya

yang

perubahan

bermutu.

yang

ketidakpastian sebagai akibat dari kemajuan ilmu
tahuan

dan

tuntutan

teknologi

masyarakat

pendidikan

cenderung

yang
dan

semakin

canggih

pembangunan

pengesehingga

terhadap

semakin canggih pula,

segi

kuantitas maupun kualitas.

Sehubungan

ini,

pendidikan (formal) masa depan harus

penuh

sistem

baik
dengan

dari
hal

berorientasi

pada kebutuhan masyarakat dan pembangunan yang cenderung

meningkat itu.

Selanjutnya, masa depan pendidikan sangat

tergantuhg kepada seberapa jauh sistem pendidikan
memenuhi

depan.

kebutuhan masyarakat dan pembangunan

di

masa

Inilah tantangan sistem pendidikan nasional

yang

harus dihadapi,
nya.

Biasanya,

anggota

mampu

terutama oleh guru sebagai ujung tombakguru merupakan

sasaran

utama

kecaman

masyarakat bila mutu pendidikan dipandang

gecewakannya.

Dari kenyataan ini,

maka isyu

men-

pendidikan

di masa depan dan masa depan pendidikan banyak diarahkan
kepada peran guru di masa depan.

HAR

Tilaar

mengemukakan

dalam

seminar Profil

guru

abab

pandangannya tentang peranan guru di

21
masa

depan sebagai berikut:

Pada

abad

pendidik

resi.

adalah

hanya

berperan

sebagai

atau pengajar, tetapi juga membawa

seorang

iptek

XXI guru tak

'sain

Sebab, guru

plus' ,

pada

artinya

masa

mendatang

selain

menguasai

(ilmu pengetahuan dan teknologi),

berperan

adalah

ia

sebagai motivator dan fasilitator.

seorang

yang

bijaksana,

Achmad
"dalam

Sanusi

juga
Resi

menguasai

pengetahuan dan sarat akan nilai moral dan
(Kojap_as_, 28-3-1990, h.

misi

ilmu
agama.

10)

(1991, h.

20)

berpendapat

suasana iptek modern, hal paling

bahwa

sentral

harus

dimiliki guru adalah kemampuan membelajarkan siswa untuk
mengembangkan

kemampuan kognitif dan pemikiran

nya."

Makaminan

Tahun

IX Desember 1990, h. 5) berpendapat bahwa

menghadapi

makagiansar (Mimbar

masa depan yang penuh

nalar-

Pendidikan.

No.4

"untuk

ketidakpastian,

harus mampu mengembangkan empat hal pada peserta

guru

didik;

yaitu kemampuan mengantipasi (anticipate), mengerti

dan

mengatasi situasi (cope), mengakomodasi (acomodate), dan
mereorientasi (reorient)."

Guru

memang tak henti-hentinya dihadapkan

kepada

suatu tantangan dalam kondisi riil yang erat hubungannya
dengan

belajar.
tampak

kebutuhan,

Adapun
begitu

yakni kebutuhan peserta

kebutuhan peserta didik
dinamis dan

seiring dengan kemajuan

cenderung

iptek

didik

akan

terus

akan

belajar
meningkat

dan kemajuan masyarakat.

Kondisi

ini tidak lah memadai bila guru

apa-apa yang telah dimilikinya atau

digariskan dari atas. Tetapi,

hanya

mempadai

apa-apa yang

telah

Guru harus mampu dan

mengembangkan kreativitas dan memperluas wawasan

miau
dalam

rangka memberikan layanan ahli yang bermutu bagi peserta
didik.

Berkaitan

dengan

hal di atas,

Pemerintah

telah

memberi suatu wadah berupa fungsionalisasi jabatan
dengan pemekaran bidang kegiatan guru

guru

menjadi empat bi

dang kegiatan sebagai berikut:
Bidang kegiatan guru terdiri dari:
a. pendidikan,

1. mengikuti

yang meliputi:

dan memperoleh ijazah

pendidikan

formal

2. mengikuti

dan memperoleh Surat Tanda

Tamat

Pendidikan dan Latihan (STTPL) kedinasan

b. proses

belajar

mengajar

atau

bimbingan

dan

penyuluhan, yang meliputi:

1. melaksanakan

praktek

proses belajar

mengajar

atau melaksanakan proses

atau

bimbingan

dan penyuluhan

2. melaksanakan tugas didaerah terpencil
3. melaksanakan tugas tertentu di sekolah

c. pengembangan profesi, yang meliputi:

1. melakukan kegiatan karya tulis/karya
di bidang pendidikan

2. membuat alat pelajaran/alat peraga
3. menciptakan karya seni

ilmiah

10

4.

menemukan

teknologi

tepat guna

di

bidang

pendidikan
5.

d.

mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

penunjang

proses

belajar mengajar

bingan dan penyuluhan,

atau

bim

yang meliputi:

1.

melaksanakan pengabdian pada masyarakat

2.

melaksanakan
(Keputusan
Negara,

kegiatan pendukung
Menteri

pendidikan

Pendayagunaan

Aparatur

Nomor 26 Tahun 1989 tanggal

2

mei

1989 pasal 2)

Fungsionalisasi jabatan guru,
sudkan

pula untuk menjamin proses

profesional
diberi

guru secara maksimal.

di sisi lain

dimak-

pengembangan

karier

Dalam hal

kesempatan secara terbuka untuk

ini,

menapak

guru
karier

profesionalnya secara maksimal sesuai dengan syarat
prosedur
jabatan

yang telah ditetapkan.
guru ini

Pendidikan

Pada

Nomor

fungsionalisasi

Undang-Undang

2 Tahun

1989,

Sistem

pasal

30,

sebagai berikut:

satuan pendidikan yang diselenggarakan

Pemerintah,

oleh

sejalan dengan

Nasional,

bagian penjelasan,

Maksud

dan

tenaga pengajar yang berhasil

peningkatan kemampuan dan kewenangan

oleh

memper

profe

sional diberi penghargaan melalui kenaikan pangkat
dengan kemungkinan pencapaian pangkat
yang lebih tinggi dari pada pangkat

pendidikan yang bersangkutan,
penghargaan

lain.

(h. 42)

kepegawaian
kepala satuan

atau melebihi bentuk

11

Penetapan sistem pengembangan karier profesional
guru tersebut merupakan respon Pemerintah terhadap berba-

gai kelemahan sistem pengembangan karier guru yang
berlaku sebelumnya, yakni sistem kenaikan pangkat otomatis (sistem KPO). Pemberlakuan sistem KPO tersebut
didasarkan pada Keputusan Bersama Meteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 0257/ P ./ 1985, Nomor MA/48/1985;
dan Nomor 57/MenPAN/1985 tentang Penyelesaian Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Guru Taman

Kanak-Kanak/Raudhatlul Atspal, SMTP/Madrasah Tsanawiyah,
SMTA/Madrasah Aliya, Penilik, dan Pengawas. Pengambilan

keputusan bersama tersebut didasarkan pada pertimbangan
" dalam rangka usaha memperlanear proses kenaikan pang
kat Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru...- (konsi
deran). Atas dasar pertimbangan itu, maka segala faktor
yang menghambat dan memeperlambat proses kenaikan pang
kat guru dihapuskan. Dalam hal ini, guru dibebaskan dari
urusan administratif berupa penyiapan dan

pengusulan

bahan-bahan persyaratan kenaikan pangkat melalui prose-

dur birokrasi yang relatif panjang. Guru cukup menunggu
giliran kenaikan pangkatnya karena Surat Keputusan
kenaikan pangkatnya akan turun secara otomatis dari
kantor BAKN sebagaimana diatur di dalam Keputusan Bersa
ma di atas, pasal 1 - 9. Pemberian kemudahan kepada guru
dalam urusan kepangkatannya itu dimaksudkan agar guru

lebih memusatkan perhatiannya kepada pelaksanaan pengajaran secara produktif. Tetapi, kenyataannya justeru
muncul gejala-gejala yang tidak diinginkan di kalangan
guru di sekolah sebagai berikut.

12

1. Guru TK/SD yang berkemampuan tinggi,

cenderung

pindah dari TK/SD untuk memperoleh jenjang pangkat
yang lebih tinggi sehingga menghambat
mutu

peningkatan

pendidikan pada satuan pendidikan yang

inggalkan.

Hal

semacam

ini

terjadi

pula

ditpada

satuan pendidikan lain (SLTP dan SLTA).
2. Kurangnya kegairahan dan kreativitas guru untuk
melakukan
bidang

serta menciptakan segala sesuatu

dalam

tugasnya atas prakarsa sendiri yang

lebih

dari hal-hal yang lazim dikerjakan.
Mendikbud

&

Kepala BAKN Nomor

Nomor 38/SE/1989,

Gejala-gejala
sistem

h.

( Surat Edaran

57686/MPK/1989

&

1)

di atas muncul

kepermukaan

KPO membatasi kenaikan pangkat guru

karena

berdasarkan

latar belakang pendidikan guru dan satu tingkat di bawah
pangkat

atasan langsungnya (Kepala

lain,

karena

dalam

promosi

sistem KPO tidak
kepangkatan guru.

Sekolah).

memiliki
Artinya,

daya

Penyebab
pembeda

antara

guru

yang raj in dan kreatif dengan guru yang kurang raj in dan

kurang kreatif tetap sama-sama naik pangkat dalam jangka
waktu 1x4 tahun.

Pengecualian masih terbatas bagi guru

yang mendapat prediket teladan.
Berkenaan

dengan munculnya gejala-gejala di

atas

dan menatap tantangan pendidikan masa depan yang semakin
menantang,

di mana guru sebagai ujung

tombaknya,

maka

fungsionalisasi jabatan guru menjadi kebutuhan yang amat

mendesak

lagi.

dan

pelaksanaannya tidak

bisa

ditunda-tunda

Sehubungan dengan hal ini, Sarwono

Kusumaatmadja

menegaskan dalam makalahnya yang berjudul "

Memantapkan

profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Khususnya
Fungsional

Guru" yang disampaikan pada

didikan

dan

Bandung,

bahwa

Temukarya

Rakornas ISPI tanggal 5 Mei 1991

pelaksanaan
apabila

kredit

yang

kita
baik

tak

dapat

IKIP

terdapat

parameter

sebelumnya.

dalam

yang

lagi

pegawai

yang

Sistem

jabatan

tepat

tingkat kecakapan seseorang.

merupakan

ditunda-tunda

menghendaki kualitas

daripada

yang

merupakan

ti

di

angka

fungsional

untuk

menilai

Hal ini telah terbuk-

dalam pelaksanaan jabatan fungsional di

kungan

dosen dan peneliti yang makin

meningkat mutunya.
Fungsionalisasi

(h.

ling

lama

makin

7)

jabatan

guru

dalam

kaitannya

dengan pengembangan karier profesional guru secara

simal

konseptual belaka.

Dalam

persoalan inti dalam

jabatan

guru

bukan

pelaksanaannya

guru merupakan sasaran dan pelaku utamanya.
itu,

mak

merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan,

sesuatu

Pen

:

Urgensi pengembangan jabatan fungsional

lebih

Jabatan

pelaksanaan

terletak pada diri guru

Oleh

itu,
karena

fungsionalisasi

itu

sendiri.

Hal

ini memberi Implikasi bahwa keberhasilan fungsionalisasi
jabatan

guru sangat ditentukan oleh

kualitas guru

sendiri.

Oteng Sutisna (1983) berpendapat "bahwa

itu

berha-

sil atau gagalnya suatu konsep-konsep dan rencana-rencana

yang

telah dibangun

orang-orang

(h.

itu

pelaksananya,

241). Jadi,

titik

akhirnya
the

man

ditentukan
behind

the

pangkal dari keberhasilan

oleh
gun"

pelak-

14

sanaan

fungsionalisasi

kesiapan

jabatan guru

terpulang

dalam arti kemampuan dan

guru,

kepada

kemauan

guru

untuk berfungsi secara optimal dalam proses pengembangan
karier profesional guru secara maksimal.

Kesiapan guru jelas merupakan syarat mutlak

dalam

pelaksanaan fungsionalisasi jabatan guru. Tetapi, kesia
pan

guru

semata tidak lah cukup

tanpa

kesiapan

sistem pendukungnya.

dimaksud

dalam penelitian ini adalah

administratif

Sistem

diiringi

oleh

pendukung

yang

sistem

pendukung

(Administrative Support System) di

dalam

organisasi sekolah, baik menyangkut perangkat manusianya
(Kepala

Sekolah

dan stafnya) maupun

perangkat

keras

(sarana prasarana serta dana) dan perangkat lunaknya
(mekanisme kerja di dalam organisasi sekolah). Ketiga
perangkat

fungsi

sistem pendukung administratif tersebut

untuk

(assists),

sumber
untuk

memudahkan

(facilitates),

membantu

melayani (serves), atau menyediakan

(provides resources) yang dibutuhkan
dapat

berfungsi

secara

optimal

ber

sumber-

oleh

dalam

guru

proses

pengembangan karier profesional guru secara maksimal.

Unsur

lainnya

yang

penting

pula

diperhatikan

secara serius dalam pelaksanaan fungsionalisasi
guru

adalah

Penilai
ditujukan

unsur

jabatan
kepada

Tim Penilai

dan

guru. Dalam hal ini,
kesiapan perangkat

jabatan

Sekretariat

fokus
Tim

Tim

perhatian

Penilai

dan

perangkat Sekretariat Tim Penilai jabatan guru, terutama
kesiapan

perangkat manusianya (anggota Tim Penilai

personil

Sekretariat

Tim Penilai)

tugas penilaian dan kesekretariatan.

untuk

dan

melaksanakan

15

Pentingnya peranan Tim Penilai dan Sekretariat

Penilai
kerja

berkaitan

erat dengan arti

penting

Tim

prestasi

bagi seorang guru. Prestasi kerja guru yang

akan

dinilai oleh Tim Penilai merupakan penentu hidup matinya
proses

pengembangan karier profesional

guru.

Artinya,

bagi guru yang tidak mampu berpacu dalam prestasi,

pada

gilirannya guru yang bersangkutan akan

dari

jabatan

ketentuan

jabatan

pembebasan sementara dan

tersingkir

konsekuensi

dari

pemberhentian

dari

fungsional bagi guru yang tidak mampu

persyaratan

Penilai

fungsionalnya. Ini lah

angka

kredit minimal hasil

berdasarkan

dalam

waktu

yang telah ditentukan (KeputusanMenPAN

Tahun

1989 Tanggal 2 Mei 1989, pasal30 , ayat

Surat

Edaran

57686/MPK/1989,

Nomor

38/SE/1989

memenuhi

penilaian

prestasi kerja guru

Bersama Mendikbud

maka

danKepala

Tanggal

Tim

jangka

Nomor

26

(1),(2);

BAKN

15

Nomor

Agustus

1989, angka ix, 1., a., 2., a., 1), 2), 4), c).
Dari uraian di atas dapat lah ditarik suatu kesim-

pulan bahwa kesiapan guru dan kesiapan sistem pendukung
administratif (SPA) di dalam organisasi sekolah serta
kesiapan unsur Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai
sangat

batan

lah vital dalam pelaksanaan fungsionalisasi

guru, kaitannya dengan proses pengmbangan

profesional

guru

secara maksimal

sebagai

ja

karier

konsekuensi

dari penetapan jabatan fungsioanl guru (Keputusan MenPAN

Nomor

26 Tahun 1989 Tanggal 2 Mei

1989).

Persoalannya

adalah apakah guru dan sistem pendukung administratif di
dalam

organisasi

sekolah dan unsur Tim

Penilai

Serta

unsur Sekretariat Tim Penilai di daerah telah siap untuk

16

fungsional
guru,

dalam pelaksanaan

kaitannyya

fungsionalisasi

jabatan

dengan proses pengembangan

karier

profesional guru secara maksimal ?
B.

Rumusan Masalah

Persoalan

pokok di atas dapat

dirumuskan

lagi

menjadi empat masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah
kesiapan guru untuk
menerima
fungsionalisasi
jabatan guru dalam
proses
pengembangan
maksimal

karier

guru

secara

?

2. Bagaimanakah

kesiapan guru untuk

fungsionalisasi
pengembangan
maksimal

profesional

jabatan

karier

guru

melaksanakan

dalam

profesional

proses

guru

secara

?

3. Bagaimanakah kesiapan sistem pendudukung admin
istratif

di

dalam organisasi

sekolah

dalam

pelaksanaan fungsionalisasi jabatan guru
proses

pengembangan

secara maksimal

4. Bagaimanakah

karier

dalam

profesional

guru

?

kesiapan

unsur Tim

Penilai

dan

unsur Sekretariat Tim Penilai dalam pelaksanaan

fungsionlisasi
pengembangan
maksimal

jabatan
karier

guru

profesional

dalam
guru

proses
secara

?

Gambaran menyeluruh dari masalah yang dite
liti dapat ditayangkan melalui skema di bawah ini.

1.7

Gambar 1 : Skema Masalah Penelitian tentang Fungsiona
lisasi Jabatan Guru dalam Proses Pengembangan

Karier

Profesional Guru Secara Maksimal
f
Manajeaen
PROMOSI
KEPANSKATAN
& JABATAN

BIDANG KESIAPAN
1. Pendidikan

2. Proses Belajar Mengajar

3. Pengessbangan Profesi
4. Penunjang PBM :

-Pengabdian pada Masyarakat
-Pendukung pendidikan

PERAN6KAT
TIM PENILAI
SEK TIM PEN
PROPINSI &
KODYA

- nanusia
- keras
- lunak

Permasalahan

lam di muka,

penelitian yang dirumuskan pada

dirumuskan lagi secara rinci dalam

ha-

bentuk

pertatanyaan penelitian di bawah ini.

1. Kesiapan

guru untuk

menerima

fungsionalisasi

jabatan guru

a. Bagaimanakah

guru memandang

tehadap

pene-

tapan jabatan fungsional guru ?
b. Bagaimanakah

guru memandang terhadap

peme-

karanan bidang kegiatan guru ?

c. Bagaimanakah guru memandang terhadap pemberlakuan

sistem

angka

kredit

bagi

jabatan

guru ?

2. Kesiapan guru untuk melaksanakan fungsionalisa
si jabatan guru.

a. Bagaimanakah aspirasi guru untuk melanjutkan
studi

dan

kedinasan

mengikuti

fungsional

Pekanbaru

c. Apakah

ijazah

tertinggi,

jenjang kepangkatan

guru

SMAN

dan

Kotamadyya

?

program

disajikan,
guru

gambaran

masa kerja,

jabatan

latihan

?

b. Bagaimanakah
usia,

pendidikan

pengajaran

dapat

disusun,

dievaluasi, dan dianalisis

oleh

?

d. Apakah program perbaikan dan pengayaan dapat
disusun,

dilaksanakan, dan dievaluasi

oleh

guru ?

e. Apakah

guru merasa mampu dan mau

alternatif kegiatan dalam bidang

melakukan
pengemban

gan profesi yang ditentukan ?

f. Bagaimanakah pandangan,

aspirasi, dan

tifan guru dalam alternatif kegiatan

keak-

bidang

penunjang proses belajr mengajar ?

3. Kesiapan
di

sistem pendukung administratif

dalam organisasi sekolah.

(SPA)

19

Perangkat manusia

1) Kepala Sekolah

a) Bagaimanakah

gambaran latar

pendidikan,

kepangkatan,

belakang

dan

masa

kerja Kepala Sekolah dalam jabatan ?
b) Bagaimanakah Kepala Sekolah

memandang

terhadap fungsionalisasi jabatan guru?
c) Bagaimanakah layanan manajerial Kepala
Sekolah
lisasi

dalam pelaksanaan
jabatan guru di

fungsiona

sekolah

yang

dipimpinnya?

2) Staf Kepala Sekolah.

a) Bagaimanakah
pendidikan,

gambaran latar
pangkat

dan

belakang

masa

kerja

staf Kepala Sekolah ?

b) Bagaimanakah keadaan layanan
tratif

staf

Kepala

pelaksanaan

adminis

Sekolah

fungsionalisasi

guru dalam proses pengembangan

dalam
jabatan

karier

profesional guru secara maksimal ?
Perangkat keras

1) Bagaimanakah

gambaran

kondisi

ruang

peralatandan perlengkapan kerja yang
di

ada

sekolah ?

2) Apakah
sekolah

perangkat
dapat

keras

yang

mendukung

dimiliki
pelaksanaan

seluruh bidang ke-giatan guru ?
Perangkat lunak

1) Mekanisme kerja macam apakah yang

terse-

20

dia

di sekolah bagi

pelaksanaan

bidang

kegiataan guru ?

2) Apakah mekanisme kerja yang ada di
lah

dapat mengakomodasi

seko

seluruh

bidang

kegiatan guru ?

Kesiapan

Tim

Penilai

dan

Sekretariat

Tim

Penilai

a. Kesiapan Tim Penilai

1) Bagaimanakah
tim

gambaran

tentang

struktur

penilai propinsi Riau dan

Pekanbaru

Kotamadya

?

2) Kriteria

apakah

penunjukan

yang

digunakan

anggota Tim

Penilai

dalam
jabatan

guru ?

3) Berapa

jumlah dan dari unsur

mana

anggota Tim Penilai propinsi dan

saja

kotama

dya Pekanbaru ?

4) Bagaimanakah
pangkat

gambaran ijazah

dan jabatan

fungsional

Tim Penilai propinsi Riau
Pekanbaru

dan

anggota
kotamadya

?

5) Sejauhmanakah

trampilan

tertinggi,

bekal pengetahuan dan

anggota

Tim

Penilai

ke

tentang

tugas penilaian prestasi kerja guru ?

6) Apakah sarana dan prasarana serta peralatan
telah

dan perlengkapan kerja

Tim

Penilai

tersedia ?

7) Apakah mekanisme kerja Tim Penilai
ditata secara lebih operasional ?

telah

21

b.

Kesiapan Sekretariat Tim Penilai

1) Bagaimanakah

gambaran

tentang

struktur

Sekretariat Tim Penilai propinsi Riau dan
Kotamadya Pekanbaru ?

2) Berapakah

jumlah

dan

unsur

mana

saja

personil Sekretariat Tim Penilai propinsi
Riau dan kotamadya Pekanbaru ?

3) Bagaimanakah
ijazah

Tim

gambaran

latar

dan pangkat personil

belakang
Sekretariat

Penilai propinsi Riau dan

Pekanbaru

Kotamadya

?

4) Sejauhmanakah

bekal pengetahuan dan

trampilan personil Sekretariat Tim

ke
Peni

lai tentang tugas ?

5) Apakah sarana dan prasarana serta peralatan

dan perlengkapan

Tim

Penilai

cukup

kerja

Sekretariat

tersedia

di

Kanwil

Depdikbud dan Kandepdikbudko ?

6) Apakah

Penilai

mekanisme kerja

cukup

Sekretariat

operasional

di

Tim

tingkat

daerah ?

C.

Tujuan dan. Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.

Umum

Secara umum,

patkan

gambaran

penelitian ini bertujuan untuk menda-

yang jelas

dan

komprehensif

tentang

kondisi kesiapan guru dan sistem pendukung administratif
(SPA)

di

dalam organisasi sekolah

dan

pada

Instansi

Vertikal

Depdikbud

Sekretariat

Tim

di daerah,

yakni

Penilai propinsi

Tim

Riau

Penilai
dan

dan

Kotamadya

Pekanbaru dalam pelaksanaan fungsionalisasi jabatan guru
dalam proses pengembangan karier profesional guru secara
maksimal.
b.

Khusus

Secara khusus,

penelitian

ini dimaksudkan untuk:

1) Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan

guru

untuk menerima fungsionalisasi jabatan guru dalam proses
pengembangan
berkenaan
guru,

karier profesioinal guru

dengan

aspek

penetapan

secara

jabatan

pemekaran bidang kegiatan guru,

dan

maksimal
fungsional

pemberlakuan

sistem angka kredit bagi jabatan guru.
2) Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan
untuk

melaksanakan fungsionalisasi jabatan

proses

pengembangan

maksimal

karier

profesional

berkenaan dengan bidang-bidang

guru

guru

guru

dalam

secara

kegiatan

guru

yang telah dimekarkan.

3) Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan
tem

pendukung administratif (SPA) di

sekolah
stafnya),

dalam

mencakup perangkat manusia (Kepala

organisasi

Sekolah

perangkat keras (kondisi ruang dan

perlengkapan di dalamnya);
mekanisme kerja

sis

dan

peralatan

dan perangkat lunak (penataan

guru sesuai dengan bidang kegiatan guru

yang telah dimekarkan) dalam proses pengembangan

karier

profesional guru secara maksimal.

4)

Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan

Tim

Penilai dan Sekretariat Tim Penilai propinsi dan kotama

dya Pekanbaru yang mencakup

perangkat manusia

(anggota

Tim Penilai dan personil Sekretaria Tim

Penilai),

Perangkat keras (sarana dan prasarana kerja), dan
perangkat lunak (penataan mekanisme kerja Tim Penilai

dan Sekretariat Tim Penilai propinsi dan Kotamadya
Pekanbaru).

2. Kegunaan Penelitian
a.

Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menyumbangkan

temuan-temuan yang mengkontribusi bagi pengembangan
disiplin Administrasi Pendidikan, khususnya sub disiplin
Administrasi Personil Pendidikan yang selama ini di
Indonesia banyak diwarnai oleh disiplin Administrasi
Negara (Pemerintahan).
b.

Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan pula berguna bagi
fungsionaris dan pengelola tenaga kependidikan, khusus
nya bagi tenaga pengajar (guru) dan pengelola tenaga
pengajar dalam pelaksanaan fungsionalisasi jabatan guru
dalam proses pengembangan karier profesional guru secara
maksimal.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. fiat* yjang. Diperlnkan

Sesuai
nyaan

yang

dengan pokok masalah dan

pertanyaan-perta-

penelitian yang dirumuskan pada bab I, maka

diperlukan

dalam penelitian

ini

adalah

data

sebagai

berikut:

1. Data

tentang kesiapan guru untuk menerima

fungsiona

lisasi jabatan guru

Berkenaan dengan permasalahan pertama ini diperlu
kan data tentang pandangan dan alasan-alasan guru terha
dap beberapa aspek tertentu dari fungsionalisasi jabatan
guru, yakni aspek penetapan jabatan fungsional,

pemeka-

ran bidang kegiatan guru, dan pemberlakuan sistem

angka

kredit bagi promosi jabatan guru.

2. Data

tentang kesiapan guru untuk melaksanakan

fung

sionalisasi jabatan guru

Berkenaan dengan permasalahan kedua ini diperlukan

data
untuk

tentang pandangan, kemauan, dan
melaksanakan

telah ditetapkan,

bidang-bidang

yakni:

Bidang

kesanggupan

kegiatan

guru

pendidikan,

guru
yang

bidang

proses belajar mengajar, bidang pengembangan profesi,
dan bidang penunjang proses belajar mengajar. Dalam

hal
yang

ini diperlukan pula data tentang
dimiliki

fungsional,

guru, masa kerja,

ijazah

pangkat

dan usia guru, serta jumlah

guru perminggu.

86

dan

tertinggi
jabatan

jam mengajar

H/

3. Data

tentang

kesiapan sistem

pendukung

aministra-

tif di dalam organisasi sekolah

Berkenaan dengan permasalahan ketiga ini

kan

data

tentang kesiapan perangkat

diperlu

sistem

pendukung

administratif, yang mencakup :

a.

Kesiapan

Kepala Sekolah dan staf.

Data

diperlukan adalah keadaan layanan manajerial dan

istratif Kepala Sekolah dan staf dalam upaya

yang
admin

memfungsi-

kan guru secara optimal berkaitan dengan proses

pengem

bangan karier profesional guru secara optimal. Dalam hal
ini

diperlukan juga data tentang ijazah

tertinggi

jurusan pendidikannya, masa kerja, pangkat dan

dan

golongan

Kepala Sekolah dan staf Kepala Sekolah

b. Kesiapan sarana, prasarana dan dana di sekolah.

Data yamg diperlukan adalah ketersediaan sarana,
rana

dan dana sekolah untuk menunjang

bidang

prasa
kegiatan

guru

c. Kesiapan mekanisme kerja di sekolah. Data

diperlukan

adalah ketersediaan program,

prosedur,

pedoman kerja di sekolah berkenaan dengan bidang

yang

dan

kegia

tan guru di sekolah

4.

Data tentang kesiapan unsur Tim Penilai

dan

Sekre

tariat Tim Penilai propinsi dan kotamadya.
a. Data tentang kesiapan unsur Tim Penilai

1) Kesiapan anggota Tim Penilai. Data yang

lukan

mencakup, jumlah, asal tempat dinas, pangkat

golongan

tinggi,

diper

serta jabatan fungsional anggota, ijazah

bekal

Penilaian.

pengetahuan anggota

tentang

tugas

dan
ter

Tim

88

2)

lai.

Kesiapan Sarana, prasarana dan dana Tim

Data yang diperlukan adalah

ketersediaan

Peni

sarana,

prasarana dan dana untuk kegiatan Tim Penilai.

3) Kesiapan mekanisme kerja Tim Penilai. Data yang
diperlukan

adalah keadaan

mekanisme kerja Tim

Penilai

propinsi dan kotamadya.
b.

Kesiapan unsur Sekretariat Tim Penilai

1)

Kesiapan

personil

Sekretariat

Tim

Penilai.

Data yang diperlukan mencakup jumlah, asal tempat dinas,
ijazah

tertinggi, pangkat dan golongan personil

Sekre

tariat Tim Penilai.

2) Kesiapan sarana prasarana dan dana Tim Penilai.

Data yang diperlukan adalah ketersediaan sarana prasara
na

dan

dana untuk menunjang kegiatan

Sekretariat

Tim

Penilai propinsi dan kotamadya.
3)

Data

Kesiapan

yang

mekanisme Sekretariat

diperlukan adalah

keadaan

Tim

Penilai.

mekanisme

kerja

Sekretariat Tim Penilai propinsi dan kotamadya.
B. Populasi dan Sampei

Populasi
seluruh

dan sampei dalam penelitian

subyek

yang memiliki

ini

karakteristik

dengan

pelaksanaan fungsionalisasi jabatan

proses

pengembangan

karier

profesional

berkenaan

guru

guru

maksimal. Dalam hal ini, populasi dan sampei
dipilih

adalah

dalam
secara

penelitian

sendiri oleh peneliti atas pertimbangan

karak

teristik permasalahan dan tujuan penelitian. Oleh karena
itu,

dalam

populasi

dan sampei penelitian

sampling

purposive ini,

purposive. Berkenaan

ini

termasuk

dengan

ke

sampling

Nasution (1987, h. 128) mendefisikannya,

Q-

yakni " sampei yang dipilih dengan cermat hingga

relevan

dengan disain penelitian."
C. LoJtasi dan Snmljejc. D_a±a
1. Lokasi Penelitian

Penelitian

ini dilakukan di lingkungan dalam

Kotamadya Pekanbaru dan lingkungan dalam Kantor

Depdikbud

propinsi Riau dan Kantor Depdikbud

Pekanbaru (Tempat Kedudukan Tim Penilai dan

Tim

Penilai).

Secara rinci,

lokasi

SMAN

Wilayah

Kotamadya
Sekretariat

penelitian

dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a. Lingkungan dalam SMAN Kotamadya Pekanbaru

1) Lingkungan dalam SMAN pada umumnya.

2) Ruang

: kelas, laboratorium,

kantor

guru,

kantor

Kepala

perpustakaan,
Sekolah,

dan

kantor Tata Usaha.

b. Lingkungan dalam Kanwil. Depdikbud propinsi Riau
1) Lingkungan

dalam

Kanwil

Depdikbud

pada

umumnya.

2) Ruang

: Bagian Kepegawaian dan

Sub

Bagian

Kepangkatan Pegawai Edukatif.

c. Lingkungan

dalam

Kantor

Depdikbud

Kotamadya

1) Lingkungan dalam Kantor Depdikbud

Kotamadya

Pekanbaru

pada umumnya

2) Ruang : Sub Bagian Kepegawaian.
2.

Sumber Data

Penelitian ini memerlukan data yang cukup banyak.
Untuk
itu, peneliti berusaha
mendapatkannya
dari

90

berbagai sumber data yang terdapat di lingkungan dalam
SMAN Kotamadya Pekanbaru dan di lingkungan dalam Kanwil
Depdikbud propinsi Riau dan Kandepdikbud
Kotamadya
Pekanbaru. Secara rinci, sumber data yang dimaksud
adalah

:

a. Sumber data di lingkungan dalam SMAN Kotamadya
1) Guru

bidang studi kelompok eksakta,

dan ketrampilan; guru koordinator
rium, dan

2) Kepala

sosial

laborato-

guru piket.

Sekolah dan wakilnya

serta

pegawai

Tata Usaha Sekolah.

3) Dokumen milik sekolah

b. Sumber data di lingkungan dalam Kanwil

Depdik

bud propinsi Riau.

1) Kepala Bidang Dikmenum, Kepala Bagian
gawaian,

anggota Tim Penilai

dan

Kepe

personil

Sekretariat Tim Penilai.

2) Dokumen milik Sub Bagian Kepangkatan Pegawai
Edukatif.

c. Sumber

data di lingkungan dalam

Kandepdikkbud

Kotamadya Pekanbaru.

1) Kepala

Sub Bagian Kepegawaian, anggota

Tim

Penilai dan personil Sekretariat Tim Penilai
kotamadya Pekanbaru.

2) Dokumen

milik

Sub Bagian

Perencanaan

dan

Program.

D. tte_to_de_ Penelitian

Metode

penelitian yang digunakan dalam

penelitian

91

ini adalah metode deskriptip analitik dengan
naturalistik

sesuai

kualitatif.

dengan

maksud

Metode ini

peneliti

yakni

pendekatan

digunakan

karena

mendesksipsikan

gejala, peristiwa, dan kejadian apa adanya di lingkungan
yang wajar (natural setting) pada saat penelitian

dila

kukan. Kemudian, data dianalisis untuk menemukan katego
ri

dan

makna (verstehen) berkenaan dengan kondisi

kesiapan

unsur

guru dan sistem pendukung administratif

Tim

Penilai dan

unsur Sekretariat

Tim

ke-

serta

Penilai

propinsi dan kotamadya.

Sejalan dengan metode penelitian yang dipilih, maka
penelitian ini tidak berangkat dari suatu hipotesis,
teori atau konsep serta pemikiran apriori untuk diuji
keberlakuannya atau kecocokannya di lapangan. Tetapi,
yang

dilakukan justeru peneliti langsung masuk

ke

pangan

dan berusaha mengumpulkan data sebanyak

sesuai

dengan pokok masalahan yang diteliti. Dalam

la

mungkin

ini, S. Nasution (1988, h. 43) mengemukakan dalam

hal

buku

nya Metode Penelitan Naturalistik Kualitatif, yaitu " No
entry, no reserach."

nya

diberi

peneliti

Ada pun data yang terhimpum nanti-

makna sesuai dengan teori dan

kuasai. Namun perlu dijelaskan di

konsep
sini

teori dan konsep yang peneliti kuasai, " dikemas "

agar

hal-hal

yang sifatnya alamiah di

lapangan

yang
bahwa

dulu

dapat

ditemukan.

E. Instrumen Penelitian

Sebagai isntrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti

masih

sendiri.

Sebab, dalam

penelitian

kualitatif

sukar menentukan secara tepat pada apa yang

akan

diteliti.
belum

Kesukaran itu terjadi karena

mempunyai

bentuk yang pasti

segala

sehingga

sesuatu
rancangan

penelitian masih bersifat darurat (emergent) dan fleksibel berkembang.

170)

Dalam hal

berpendapat

pengumpulan
sebagai

ini,

Lexy J.

bahwa " Pencari

Moleong (1988,

tahu

alamiah

data lebih banyak bergantung

alat pengumpulan data.

sebagai-instrumen

pada

Di samping

memiliki senjata

dalam
dirinya

itu,

'dapat

h.

orang-

memutuskan'

yang secara luwes dapat digunakannya."

Peneliti
patan

sebagai instrumen utama mempunyai

yang sebanyak-banyaknya untuk

mengamati

yang sesungguhnya terjadi diarena penelitian

kesem
keadaan

sehubungan

kondisi kesiapan guru dan sistem pendukung administratif

di

dalam

organisasi sekolah serta kesiapan

unsur

Tim

Penilai dan Sekretariat Tim Penilai propinsi dan Kotama
dya

Pekanbaru.

Peneliti berusaha

mengadakan

interaksi

secara terus menerus di arena penelitian guna memperoleh

fakta

dan

data selengkap

mungkin

sehingga

diperoleh

suatu pemahaman dan pemaknaan secara kontekstual

berke

naan dengan permasalahan yang diteliti.
Sebagai

instrumen pembantu,

alat

pencatat

tape

recorder kecil,

terdapat

dan perekam,

peneliti

yakni buku

dan kamera foto.

di dalam dokumen,

menggunakan

catatan

Adapun data

difoto copy atas izin

kecil,

yang

pihak

yang berwewenang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dikumpulkan dengan

mengguna

kan beberapa teknik pengumpulan data sebagai mana
mukakan

berikut

ini.

dike

93

1.

gedung

Qbservasi;

dan

untuk

melihat

kondisi

ruang serta peralatan dan

fisik

perlengkapan

dalamnya yang ada di sekolah dan Kanwil Depdikbud
Kandepdikbud
aktivitas

kotamadya Pekanbaru. Juga,

untuk

di

serta
melihat

guru, Kepala Sekolah, dan pegawai tata

usaha

di sekolah. Begitu juga, aktivitas Kepala Bagian dan Sub
Bagian

Kepegawaian dan stafnya sebagai personil

Sekre

tariat tim Penilai.

2.

Wawancara;

untuk

mendapatkan

data

tentang

pandang dan alasan guru terhadap fungsionalisasi jabatan

guru.

Melalui wawancara ini juga dijaring data

minat,

kemampuan guru untuk berfungsi

secara

Begitu

juga,

kesiapan

Sekolah

dan

sebagian

data

tentang

tentang
optimal.

Kepala

dan stafnya serta kesiapan anggota tim

Penilai

personila Sekretariat Tim Penilai dijaring

melalui

wawancara.

3.

Dokumentasi;

untuk

mendapat

data

sekunder

tentang identitas, jumlah sekolah, guru, Kepala Sekolah,
dan pegawai tata usaha sekolah, serta anggota Tim Peni

lai

dan

tentang

personil Sekretariat Tim Penilai.
sarana

dan prasarana

inventaris

Juga,

data

sekolah

dan

inventaris Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai. Data
tersebut diambil dari kuesioner SLTAN Kotamadya Pekanba
ru, keadaan 31 Agustus 1990 milik Sub Bagian Perencanaan

dan Program Kandepdikbud Kotamadya Pekanbaru dan arsip
Kanwil Depdikbud propinsi Riau. Begitu juga, program
sekolah dan program semester dan satuan pelajaran yang
dibuat guru juga dipelajari.

G.

Pengolahan dan Analisis D_ata

1. Langkah pengolahan data
a. memeriksa

catatan

observasi,

lapangan

dari

hasil

wawancara, dan data dokumen.

b. menseleksi, mensortir, memberi kode,
lompokkan

data

sesuai

dan menge-

dengan

kategori

permasalahan.

c.

mengolah

dan menganalisis data sekunder

dalam

dokumentasi dengan menggunakan materiks.

d. mengkaji

ulang

keseluruhan

data

yang

telah

dihimpun dan dianalisis guna memperoleh
ran yang menyeluruh sesuai dengan

gamba

permasalahan

yang diteliti.

2. Penyajian Data

Data yang telah diolah dan dianalisis,
disajikan
salah

sebagai

penelitian.

hasil penelitian menurut
Penyajian data dilakukan

tuk

"narative

text".

3.

Analisis

Data

Analisis

selanjutnya

data

dilakukan

secara

selama penelitian berlangsung. Kemudian,

urutan
dalam

ma
ben

terus

menerus

untuk

pendala-

man dan pemahaman serta pemaknaan hasil penelitian dila
kukan

pula

pembahasan

hasil

penelitian

dengan

memasukkan teori dan konsep yang relevan.
H. Tahap-Tahap kegiatan Penelitian
1. Tahap persiapan

a. menyusun

dan konsultasi

rancangan

penelitian

dengan dosen pembimbing.

b. menyusun kerangka pengumpulan data di lapangan

c.

memgurus

perizinan yang

dipersyaratkan

untuk

dapat masuk ke lapangan penelitian dalam

usaha

pengumpulan data.
2.

Tahap orientasi
a.

mengadakan

kontak

dengan

subyek

dan

obyek

penelitian.

b.

mengadakan pendekatan dengan responden

peneli

tian melalui bantuan kenalan yang ada di lokasi
penelitian.

c. mengamati

dan mempelajari fenomena

umum

yang

muncul di lokasi penelitian.

d. menyempurnakan rancangan penelitian berdasarkan
temuan awal di
3.

lokasi penelitian.

Tahap eksplorasi

a. melacak,

mencari, dan menemukan serta

mengum

pulkan fakta dan data berkenaan dengan

masalah

penelitian melalui sumber data di lokasi

pene

litian .

b. hadir

di

lokasi penelitian dalam jangka

yang relatif lama untuk mengamati dan
carai

waktu

mewawan-

informan.

c. mengadakan

pengecekan

dan

triangulasi

melalui

berbagai sumber data dan teknik pengumpulan data.
4.

Tahap pelaporan

a. merumuskan hasil-hasil penelitian di lapangan

b. menyusun

dan mengetik laporan keseluruhan,

dari bab pendahuluan, tinjauan teoritis,
penelitian,

hasil

penelitian,

prosedur

pembahasan

penelitian, dan kesimpulan serta rekomendasi.

c. konsultasi dengan pembimbing.

mulai

hasil

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV,
dibahas

lebih

lanjut pada Bab V

ini

guna

memperoleh

pemahaman yang lebih komprehensif. Dalam pembahasan
akan

yang

relevan

dengan pokok bahasan. Adapun yang menjadi pokok

bahasan

di

dimasukkan teori atau konsep-konsep

ini

sini

disesuai dengan pokok masalah

yang

diteliti,

yakni:

A. Kesiapan Guru untuk Menerima Fungsionalisasi
Jabatan Guru

B. Kesiapan Guru untuk Melaksanakan Fungsionalisa
si Jabatan Guru

C. Kesiapan Sistem Pendukung Administratif di
dalam Organisasi Sekolah dalam Pelaksanaan
Fungsionalisasi Jabatan Guru

D. Kesiapan Unsur Tim Penilai dan Unsur Sekretari
at Tim Penilai dalam Pelaksanaan Fungsionalisa
si Jabatan Guru.

A. Kftsiapan Gum. uniiik Menerima Fungsionalisasi

Jabatan

GjiriL

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berke-

naa dengan pandangan dan alasan guru terhadap tiga aspek
fungsionalisasi jabatan guru
untuk

menerima

(FJG), maka kesiapa