Kesiapan guru dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan.

(1)

ABSTRAK

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Kesiapan disini dinilai berdasarkan atas portofolio yang telah diperoleh dari koesioner yang penulis bagikan dan di isi guru.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009 di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta, terdiri 63 responden yang tersebar di 27 sekolah, dengan menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-tes dengan menggunakan koesioner yang berisi 10 komponen portofolio.

Data dianalisis dengan menggunakan ketentuan rubik penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 yang terdiri dari 10 (sepuluh) komponen portofolio. Berdasarkan hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa guru-guru ekonomi akuntansi SMA se Kabupaten Bantul belum siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan. Sebanyak 63 guru SMA baik negeri maupun swasta yang dinyatakan siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan hanya 13 guru (20.63%) terdiri dari 8 guru laki-laki dan 5 guru perempuan, sedangkan 50 guru (79.36%) yang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan dinyatakan belum siap.


(2)

ABSTRACT

TEACHER’S PREPARATION IN FACING THEIR ASSESSMENT FOR GETTING THEIR PROFESSIONAL CERTIFICATES

A Survey on Accounting and Ekomonics Teachers of Senior High Schools In Bantul Regency

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2009

This study aims to find out how well the teachers are in preparing their assessment for getting their professional certificates. The preparation of their readiness is judged on basing the portfolio which the writer has already distributed and has been filled in.

This research was conducted from March until June 2009 in all Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta The respondens are 63 taken from 27 schools. The method of collecting the data is survey method. The technique of collecting the data is non test technique with questionnaire which consists of portfolio components.

The data analyzed by using the provisions of Rubik's portfolio assessment in teacher certification office in 2008 and consists of 10 (ten) components portfolio. Based on the results of this analysis it can be concluded that teachers, high school economics accounting of Bantul District are not ready to face the teacher professional certification program. 63 high school teachers either state or private who are ready in facing the teacher professional certification program are only 13 teachers (20.63%) consists of 8 male teachers and 5 female teachers, while 50 teachers (79.36%) consisting of 13 men and 37 women are not ready.


(3)

GURU DALAM JABATAN

SKRIPSI

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Heribertus Wibi G

NIM.041334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

Disusun oleh : Heribertus Wibi G

NIM.041334058

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

Disusun oleh : Heribertus Wibi Gunawan

NIM.041334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(6)

(7)

SKRIPSI

KE$IAPA}T GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATA}I

Diprsiapkan dan ditulis oleh : Heriberrus Wibi.G.

NIM:041334058

Telalr diprtahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 15 Juli 2009

dan dinyatakan telah rnernenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota

Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Conrelio Purwantini, S.Pd., M.SA.

Yogyakarta 15 Juli 2009

Fakultas Kegrrruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma

4

lll


(8)

HALAMAN PERSEMBAHAAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

Jesus Kristus, juru selamatku

Bunda Maria, Bunda penuh kasih

Bapak L. Hadi Suparto dan Ibu Teresia Gilah, yang selalu

mengasihiku..

Kakakku Sutrisman dan triatiningsih doa kalian sungguh berarti…

Sahabat-sahabatku…..


(9)

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam do’a”

(Roma : 12:12)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam do’a dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(Matius: 21:22)


(10)

(11)

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

7. Bapak S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.


(13)

8. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

9. Bapak-Ibu guru yang telah rela meluangkan waktu dan atas kesediannya menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Kedua orang tuaku, L. Hadi Suparto dan Teresia Gilah, terima kasih atas nilai-nilai dan teladan yang telah kau tanamkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan semangat yang engkau berikan.

11. Kakakku Sutrisman dan Triyatiningsih, atas segala doa, kasih, perhatian, pengertian, dukungan materiil dan spirituil, yang selalu kalian berikan sebagai motivasi dalam menulis skripsi dan akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatkku: Yoga, Koco, Moko, Eko.G., TePe, Galuh, Dinar, Anton,

Phia, Vivin, Tanrti, Susi, Doni, Maryati, Heru, Pungki, Cahyo, Heni, Niken, Asna, Sunu, Nur, Tri, Yana, Yani, Triwi, Vina, dan semua saja yang tak dapat kusebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skirpsi ini.

13. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2004 Program Studi Pendidikan Akuntansi, atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta.

14. Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.


(14)

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 15 Juli 2009 Penulis,

Heribertus Wibi Gunawan


(15)

ABSTRAK

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Kesiapan disini dinilai berdasarkan atas portofolio yang telah diperoleh dari koesioner yang penulis bagikan dan di isi guru.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009 di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta, terdiri 63 responden yang tersebar di 27 sekolah, dengan menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-tes dengan menggunakan koesioner yang berisi 10 komponen portofolio.

Data dianalisis dengan menggunakan ketentuan rubik penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 yang terdiri dari 10 (sepuluh) komponen portofolio. Berdasarkan hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa guru-guru ekonomi akuntansi SMA se Kabupaten Bantul belum siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan. Sebanyak 63 guru SMA baik negeri maupun swasta yang dinyatakan siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan hanya 13 guru (20.63%) terdiri dari 8 guru laki-laki dan 5 guru perempuan, sedangkan 50 guru (79.36%) yang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan dinyatakan belum siap.


(16)

ABSTRACT

TEACHER’S PREPARATION IN FACING THEIR ASSESSMENT FOR GETTING THEIR PROFESSIONAL CERTIFICATES

A Survey on Accounting and Ekomonics Teachers of Senior High Schools In Bantul Regency

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2009

This study aims to find out how well the teachers are in preparing their assessment for getting their professional certificates. The preparation of their readiness is judged on basing the portfolio which the writer has already distributed and has been filled in.

This research was conducted from March until June 2009 in all Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta The respondens are 63 taken from 27 schools. The method of collecting the data is survey method. The technique of collecting the data is non test technique with questionnaire which consists of portfolio components.

The data analyzed by using the provisions of Rubik's portfolio assessment in teacher certification office in 2008 and consists of 10 (ten) components portfolio. Based on the results of this analysis it can be concluded that teachers, high school economics accounting of Bantul District are not ready to face the teacher professional certification program. 63 high school teachers either state or private who are ready in facing the teacher professional certification program are only 13 teachers (20.63%) consists of 8 male teachers and 5 female teachers, while 50 teachers (79.36%) consisting of 13 men and 37 women are not ready.


(17)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBUNG... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DARTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DARTAR GAMBAR... xviii


(18)

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Batasan Masalah... 11

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian... 11

E. Manfaat Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru... 13

1. Pengertian Guru ... 13

2. Syarat-syarat Menjadi Guru... 15

3. Kode Etik Guru... 15

4. Peran Guru ... 16

5. Tanggung Jawab Guru ... 18

B. Profesionalisme Guru ... 19

C. Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Sertifikasi Guru... 22

D. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan... 23

1. Program Sertifikasi Guru ... 23

2. Guru Dalam Jabatan ... 26

3. Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi Guru ... 26

4. Dasar Hukum Sertifikasi Dan Penyelenggaraan Sertifikasi Guru... 28

5. Prosedur Dan Mekanisme Sertifikasi Guru ... 29

6. Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan... 32


(19)

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Tempat Dan Waktu Penelitian... 48

C. Populasi ... 49

D. Instrumen Penelitian... 49

E. Jenis Data... 50

F. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 54

B. Analisis Data ... 55

C. Pembahasan ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 81

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C. Saran-saran ... 90


(20)

xv i

DAFTAR TABEL

1. Tabel IV.1 Deskripdi Data Responden ... 54

2. Tabel IV.2 Kategori Penyusunan Kuesioner ... 55

3. Tabel IV.3 Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 56

4. Tabel IV.4.a Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur ... 57

5. Tabel IV.4.bKualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur ... 57

6. Tabel IV.5 Pekerjaan Lain Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 58

7. Tabel IV.6 Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 59

8. Tabel IV.7.a Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 60

9. Tabel IV.7.b Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 60

10. Tabel IV.8 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 61

11. Tabel IV.9 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 61

12. Tabel IV.10 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 62

13. Tabel IV.11 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 63

14. Tabel IV.12 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 63

15. Tabel IV.13 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar ... 64

16. Tabel IV.14 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 65

17. Tabel IV.15 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 67

18. Tabel IV.16 Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 67


(21)

xv ii

19. Tabel IV.17.a Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau

Dari Umur ... 68 20. Tabel IV.17.b Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau

Dari Umur ... 69 21. Tabel IV.18 Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 69 22. Tabel IV.19.a Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur... 71 23. Tabel IV.19.b Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur... 71 24. Tabel IV.20 Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan

Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 72 25. Tabel IV.21.a Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang

Pendidikan Ditinjau dari Umur ... 73 26. Tabel IV.21.b Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang

Pendidikan Ditinjau dari Umur ... 73 27. Tabel IV.22.a Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Lulus Program

SertifikasiGuru dalam Jabatan ... 74 28. Tabel IV.22.b Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Tidak Lulus

Program SertifikasiGuru dalam Jabatan ... 75 29. Tabel IV.23 Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 77 30. Tabel IV.24.a Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Umur ... 77 31. Tabel IV.24.b Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi


(22)

xv iii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 29

2. Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara


(23)

xix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 95

Lampiran 2 Kutipan Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang

Guru Dan Dosen ... 101

Lampiran 3 Rubik Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 105

Lampiran 4 Data Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)

Tahun Ajaran 2008/2009... 112

Lampiran 5 Data Jumlah Guru Tetap Menurut Ijazah ... 115

Lampiran 6 Kouta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2009 ... 117

Lampiran 7 Hasil penilaian Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 118


(24)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi peningkatan kualitas masyarakat suatu negara. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan serta tinggi rendahnya kualitas pendidikan, salah satunya yang menentukan adalah kualitas guru. Demikian pentingnya peranan seorang guru tentunya membawa pada suatu tanggung jawab untuk menjalankan profesi tersebut dengan suatu sikap profesionalisme yang tinggi. Seorang guru dalam menjalankan profesinya tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu menanamkan suatu nilai – nilai pendidikan dengan guru sebagai modelnya. Dalam menjalankan profesinya, seorang guru harus melakukan dua fungsi sekaligus yaitu; fungsinya secara moral yang mana ia diharuskan membimbing anak didiknya tidak hanya dengan kecerdasannya akan tetapi juga dengan rasa cinta, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, serta menjalankan fungsi kedinasannya yaitu mendidik dan membimbing para anak didiknya agar menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar – mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial dibidang pembangunan.


(25)

Oleh karena itu, Guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

Kualitas guru-guru di Indonesia dari berbagai kajian memang masih dipertanyakan, seperti yang dilaporkan Fasli Djalal mantan Dirjen DIKNAS Peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Anton Sunarto, 2008) bahwa rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD/SLTP/SLTA dan SMK tahun 1998/1999 untuk bidang studi matematika hanya 26,27 dari interval 0-100, artinya hanya menguasai 26,27% dari materi yang seharusnya. Hal senada juga terjadi pada bidang studi lain seperti fisika (27,35%), biologi (44,96%), kimia (43,55%) dan bahasa inggris (37,57%). Nilai-nilai tersebut sangat jauh dari batas ideal yaitu minimum 75% sehingga seorang guru bisa mengajar dengan baik. Hasil lain yang lebih memprihatinkan adalah penelitian dari Konsorsium Ilmu Pendidikan (2000) yang memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi lain di luar bidang keahliannya. Sekilas hasil ini menggambarkan betapa parahnya kualitas guru di Indonesia, bagaimana bisa dikatakan profesional jika penguasaan materi saja masih kurang dan justru banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. Masalah yang ada adalah bagaimana guru dapat menghadapi tantangan dalam tugasnya sebagai guru yang berkompeten jika


(26)

profesionalismenya masih dipertanyakan. Kenyataan rendahnya kompetensi dan ketrampilan guru sangat memprihatinkan , hampir 50% dari 2,6 juta guru di Indonesia tidak layak mengajar di sekolah. Sementara input guru di Indonesia sangat lemah. Data Balitbang menunjuk peserta tes calon guru PNS setelah dilakukan tes bidang studi ternyata rata-rata skor tes seleksinya sangat rendah. Dari 6.164 calon guru Biologi ketika dites biologi rata-rata skornya hanya 44.96; dari 396 calon guru Kimia dites Kimia rata-rata skor yang dicapai 43,55. Dari 7.558 calon guru bahasa Inggeris rata-rata hasil tes dicapai hanya 37,57 (Anton Sunarto, 2008)

Masih rendahnya tingkat profesionalisme guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor dari internal guru maupun dari faktor luar, diantaranya (1) penghasilan yang diperoleh guru belum memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga sehingga upaya menambah pengetahuan dan informasi terhambat oleh dana yang minim, (2) kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya peningkatan profesionalisme tidak berpengaruh pada pendapatan yang diterimanya, (3) meledaknya jumlah lulusan sekolah keguruan tiap tahunnya, hal ini sebagai akibat mudahnya pemerintah memberikan ijin pendirian Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

Tuntutan adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus diperjuangkan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk oleh para guru sendiri melalui organisasi-organisasi guru yang ada. Masyarakat berharap untuk dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia


(27)

diperlukan guru-guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah.

Profesi guru menurut Undang-Undang tentang Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum dalam pasal 5 ayat 1, yaitu : ”Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut : (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memilki hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum”. Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional yang memiliki ciri diantaranya ahli di bidang teori dan praktik keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarkannya

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas 2003 pasal 35 ayat 1) disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses kompetensi lulusan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berkala. Di sini jelas bahwa guru sebagai pengelola


(28)

pembelajaran dituntut untuk mempunyai standar kompetensi dan keprofesionalan mengajar yang baik.

Penjaminan mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi perlu dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensif untuk menghasilkan landasan konseptual dan empirik melalui sistem sertifikasi. Sejalan juga dengan disahkannya UU No 14 tentang Guru dan Dosen segala konsekuensinya juga mulai diberlakukan. Demikian juga dengan peningkatan kualitas guru dalam mengajar perlu kepemilikan sertifikasi profesi sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Meski dengan kuota yang terbatas di beberapa daerah – melalui Dinas Pendidikan setempat – saat ini sedang menawarkan kepada guru-guru yang dianggap telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon peserta sertifikasi.

Dalam Peraturan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas;2008;5) tentang Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 18 tahun 2007 membagi komponen portofolio menjadi 3 unsur yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi dan tugas pokok) meliputi : (1) kualifikasi akadaemik, (2) pengalaman mengajar (3) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Unsur B (pengembangan profesi) meliputi : (1) pendidikan dan pelatihan, (2) penilaian dari atasan dan pengawasan (3) prestasi akademik, (4) karya pengembangan profesi. Sedangkan Unsur C (pendukung profesi) meliputi : (1) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (2) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (3)


(29)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Jika kesepuluh komponen tersebut telah dapat terpenuhi secara obyektif dengan mencapai skor minimum 850 maka yang bersangkutan dipastikan berhak menyandang predikat sebagai guru profesional, beserta sejumlah hak dan fasilitas yang melekat dengan jabatannya. Untuk memenuhi batas minimal kelulusan 57% ternyata tidak semudah yang dibayangkan banyak permasalahan yang kemudian terjadi. Permasalahan tidak hanya terjadi pada para guru yang belum memiliki kualifikasi D4/S1 saja, yang jelas-jelas tidak dapat diikutsertakan, tetapi bagi guru yang sudah berkualifikasi D4/S1 pun tetap akan menjumpai sejumlah permasalahan.

Masalah yang dihadapi dalam proses sertifikasi menurut Santi Eka Putra (http://www.univ-ekasakti-pdg.ac.id, 7 September 2008) antara lain: (1) apakah semua guru telah memiliki kualifikasi S1/DIV? ternyata, belum seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D/IV sebagai salah satu persyaratan dalam sertifikasi. Akibatnya dalam waktu yang panjang akan terjadi dua macam status guru yaitu yang bersertifikat dan yang tidak bersertifikat. Oleh karena itu guru-guru yang belum S-1 dan D/IV haruslah segera melanjutkan pendidikan apakah ke LPTK atau UT dan sebagainya yang relevan. Namun tentu saja hal ini tak mungkin lagi dilakukan oleh guru yang hampir mendekati pensiun. Bagi yang masih muda masih bisa melanjutkan pendidikan ke S-1, bagaimana pula dengan tugas mengajarnya? Apalagi jika tempat tugas dengan tempat kuliah berlainan kota. (2) apakah sudah cocok antara mata pelajaran yang diajarkan di kelas dengan Program Studi/Jurusan yang diperoleh guru


(30)

diwaktu mereka kuliah? Ternyata masih ada guru mengajar mata pelajaran yang tidak relevan dengan kompetensinya. Umumnya ini terjadi di daerah-daerah terpencil akibat kekurangan guru, lebih-lebih sejak reformasi atau otonomi daerah sangat sulit memindahkan guru antarkota atau kabupaten dan provinsi. (3) sudah mengertikah semua guru apa hakekat sertifikasi, bagaimana proses dan mekanismenya dan apa yang perlu disiapkan? Ternyata dalam pengisian Portofolio sebagai salah satu instrumen sertifikasi saja, banyak yang tidak lolos. Masalah timbul karena bahan yang akan diisikan dalam Portofolio itu tidak lengkap, bahkan tak ada, antara lain yang sulit bagi guru adalah komponen RP/RPP/PP, prestasi akademik, karya pengembangan profesi yang meliputi penelitian tindakan kelas, publikasi ilmiah dan sebagainya dan semua itu lengkap dengan bukti fisik yang harus dilampirkan. (4) bagi yang tidak lulus dalam penilaian Portofolio karena komponennya tidak terisi dan tidak mencapai angka minimal yang ditetapkan disebabkan tidak ada kegiatan akademik lain selain mengajar dari pagi sampai sore (karena mungkin mengajar di tempat lain atau bisnis kecil untuk menambah penghasilan) atau bukti fisik tidak ada karena tak terbiasa mem-file dukumen atau karangan ilmah tidak ada karena tak terbiasa menulis, atau penelitian karena tidak bisa karena tamatnya dulu dengan program jalur non skripsi dan sebagainya. Terhadap mereka yang tidak lolos ini diharuskan mengikuti diklat selama lebih kurang dua minggu yang diakhiri dengan ujian. Jika tidak lulus, mengulang kembali hingga tiga kali, jika pada ujian ketiga tidak lulus maka akan dikembalikan ke dinas, dan kemungkinan mereka tidak diperbolehkan


(31)

mengajar lagi, dan berubah status menjadi pegawai administrasi.

Saat ini keempat komponen tersebut belum sepenuhnya dapat diakses dan dikuasai oleh setiap guru, khususnya oleh guru-guru yang berada jauh dari pusat kota. Frekuensi kegiatan pelatihan dan pendidikan, forum ilmiah dan momen-momen lomba akademik relatif masih terbatas. Begitu juga dengan budaya menulis, budaya meneliti dan berinovasi belum sepenuhnya berkembang di kalangan guru-guru. Semua ini tentu menyebabkan kesulitan tersendiri bagi para guru untuk meraih poin dari komponen-komponen tersebut.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan forum ilmiah dan aneka lomba akademik bagi guru sudah pasti harus menjadi tanggung jawab pemerintah khususnya pemerintah daerah melalui sekolah atau Dinas Pendidikan setempat. Akan tetapi organisasi profesi, perguruan tinggi dan masyarakat setempat pun dapat turut ambil bagian untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan tersebut sebagai wujud nyata dari tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap pendidikan.

Di lain pihak sambutan masyarakat tentang sertifikasi guru ini memang luar biasa, para guru sangat antusias untuk mengikuti kegiatan seleksi ini bahkan para guru yang diberi tambahan tugas sebagai kepala sekolah pun ikut mendaftarkan diri sebagai calon peserta sertifikasi terlepas apakah yang bersangkutan masih aktif atau tidak dalam menjalankan profesi keguruannya. Barangkali motivasi yang sangat kuat untuk ikut serta dalam program ini disamping keinginan memperoleh pengakuan sebagai guru profesional


(32)

tentunya juga daya tarik dengan disediakannya berbagai tunjangan profesi dan fasilitas lainnya yang cukup menjanjikan.

Uji sertifikasi guru yang telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia melalui penilaian portofolio menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil persentase ketidaklulusan sertifikasi guru di Unesa, dikemukakan oleh Amirullah (http://www.surya.co.id, 10 Oktober 2007) menunjukkan bahwa kuota 2007 meningkat dibanding hasil kuota 2006. Dalam kuota sebelumnya, ketidaklulusan mencapai 38,20 persen dari 2.244 guru. Sedangkan untuk gelombang pertama kuota 2007 tercatat 50,28 persen yang tidak lulus dari 3.791 berkas portofolio dari delapan kabupaten/kota yang disertifikasi. Bahkan sebelumnya, dari 330 guru agama hasil pendataan 2006 yang berkas portofolionya diuji oleh 40 tim assesor IAIN Sunan Ampel 19-20 September lalu, 157 orang atau 52 persen dinyatakan gagal. Jumlah tersebut belum termasuk 29 peserta yang langsung dinyatakan gugur sebelum berkasnya diuji, karena mengundurkan diri atau berkasnya tidak tercantum dalam berkas portofolio.

Data Depdiknas tantang hasil sertifikasi (Depdiknas;2008) menunjukkan bahwa Di Rayon 1 Universitas Syiah Kuala, hasil uji sertifikasi dari 2.740 guru 51,33% atau sebanyak 1.412 Guru dinyatakan lulus., 9% atau sebanyak 9 guru dinyatakan melengkapi portofolio, dan 48,14% atau sebanyak 1.319 guru dinyatakan harus mengikuti diklat profesi guru. Di Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta, sertifikasi guru menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dari 4.585 Guru, 65,91% atau sebanyak 3.022 guru dinyatakan


(33)

lulus, 33,83% atau sebanyak 1.551 guru dinyatakan harus mengikuti diklat, dan 0,26% atau sebanyak 12 guru dinyatakan harus merefisi portofolio.

Hasil uji sertifikasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah memiliki sertifikat pendidik yang berati bahwa guru telah bekerja secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM guru sebagai tenaga pendidik. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bantul Drs Sudarman DN MM kepada Kedaulatan Rakyat pada tanggal 19/6/2008 menyatakan bahwa prosentase kelulusan SMA di Kabupaten Bantul sebesar 97,18% dan tertinggi di DIY. Persentase tingkat kelulusan yang tinggi mencerminkan bahwa kualitas sekolah di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantul, jumlah sekolah yang tingkat kelulusannya mencapai 100 persen untuk SMA sebanyak 14 sekolah (9 negeri dan 5 swasta) dan SMK sebanyak 2 sekolah. (http://www.kr.co.id). Dari berbagai macam problema yang muncul dan tanggapan guru tentang uji sertifikasi guru, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ’’Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan’’ hal ini penting untuk dibahas sehingga dapat membantu guru dalam memahami Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan.


(34)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji kesiapan para guru dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Penelitian ini hanya akan ditujukan bagi guru-guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Lokasi Penelitian hanya dibatasi pada SMA di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana kesiapan guru-guru SMA bidang studi akuntansi dan ekonomi di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan?”

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan para guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan.


(35)

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru

Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memahami Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan dan mengetahui sejauh mana kesiapan guru untuk mengikuti program ini.

2. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk memfasilitasi dan mendukung para guru yang bekerja pada instansinya sehingga mampu memenuhi tuntutan dari program ini.

3. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk membuat berbagai kebijakan dalam rangka membantu guru memenuhi semua persyaratan dalam program ini.

4. Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti memperoleh informasi secara lebih jelas mengenai kesiapan para guru, khususnya guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA, dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan peneliti, beserta kolega, sebagai pijakan dalam menyusun kegiatan di Program Studi Pendidikan Akuntansi yang dapat memberi kontribusi bagi peningkatan profesionalitas guru.


(36)

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Guru

1. Pengertian Guru

Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar. Sementara itu Hamzah (2007;15), mengemukakan guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Kompetensi Seorang guru menurut Undang-undang Guru dan Dosen Tahun 2007 mencakup kompetensi ‘pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sesuai dengan undang-undang tersebut, seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai tiga komponen keguruan (kemampuan keguruan) yaitu pertama kompetensi (kemampuan) personal, kedua kompetensi (kemampuan) sosial, ketiga kompetensi (kemampuan) dalam menjalankan profesinya.


(38)

Kompetensi personal mengarah pada guru sebagai pribadi yang mantap. Kepribadian guru sangat menentukan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepribadian guru tidak hanya sebagai dasar bagi dirinya sendiri dalam berperilaku, tetapi juga menjadi model keteladanan bagi anak didik dalam perkembangannya. Oleh karena itu, kepribadian guru perlu dibina dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Seorang guru yang baik diharapkan menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang terbuka seperti penyayang, penolong, kooperatif, penuh pengertian, dan mandiri.

Kompetensi sosial yang juga disebut sebagai kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi ini mengarah pada keterampilan guru dalam berinteraksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial bukan hanya terbatas dalam lingkungan masyarakat saja, namun juga di lingkungan sekolah. Guru yang profesional selalu mengembangkan komunikasi yang efektif terhadap atasan, sesama rekan profesi, dan anak didik.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang diperlukan oleh guru profesional, yang meliputi aspek kepakaran yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab terhadap tugasnya, dan rasa kebersamaan dengan rekan seprofesi. Kompetensi profesional guru ini seharusnya dilandasi oleh jiwa profesionalisme guru. Hal ini ditandai oleh kemampuan dari guru untuk menampilkan perilaku yang sebaik-baiknya, selalu memelihara dan meningkatkan citra guru, selalu belajar dan mengembangkan diri, selalu


(39)

berupaya meningkatkan profesinya sebagai guru dan memiliki kebanggaan atas preofesinya.

2. Syarat-syarat Menjadi Guru

Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar (guru) SMA/MA atau bentuk lainnya yang sederajat harus memiliki : 1) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1), 2) Latar pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, 3) Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA. Menurut Hamalik (2001: 118), Syarat bagi seorang guru diantaranya sebagai berikut:

a. Harus memiliki bakat sebagai guru b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga Negara yang baik 3. Kode Etik

Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan berpedoman pada kode etik profesional guru.


(40)

Menurut Mulyasa (2007;47) Kode etik tersebut berisi sebagai berikut : a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya

g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial

4. Peranan Guru

Undang-undang Guru tahun 2006, pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan menevaluasi peserta didik…..” dan pasal 4 “ berfungsi untuk meningkatkan manfaat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Menurut Hamalik (2001:123), di zaman modern seperti sekarang ini peranan guru tidak hanya sebagai pengajar,


(41)

pendidik, dan pembimbing, melainkan juga sebagai ilmuwan (teacher as scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher as person).

Menurut Mulyasa (2007;19) mengungkapkan bahwa peran dan fungsi guru adalah :

a. Sebagai pendidik dan pengajar ; bahwa setiap guru harus memiliki kesetabilan emosi ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur, dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu guru harus memiliki pengetahuan yang luas, mernguasai berbagai bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja sama dalam kelompok dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

d. Sebagai administerator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administerasi yang harus dikerjakan disekolah,


(42)

sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.

e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam meupun di luar kelas.

Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga akan berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dituntut serta secara aktif dalam pembangunan karena telah menghubungkan masyarakat dengan IPTEK. Sehubungan dengan hal ini Hamalik (2001: 124) menyebutkan bahwa:

a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator) b. Guru sebagai modernisator (teacher as counselor) c. Guru sebagai pembangun (teacher as contructor) 5. Tanggung Jawab Guru

Profesi guru merupakan suatu profesi yang mulia dan luhur, oleh karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar. Hamalik (2001: 127) merangkum tanggung jawab guru adalah sebagai berikut:

a. Guru harus menuntut murid-muridnya belajar. b. Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah.

c. Guru melakukan pembinaan terhadap diri siswa dalam hal kepribadian, watak,dan jasmaniah.


(43)

d. Guru memberikan bimbingan kepada murid.

e. Guru melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

f. Guru menyelenggarakan penelitian yang merupakan tanggung jawab professional.

g. Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

h. Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila.

i. Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa serta perdamaian pembangunan.

j. Guru turut serta menyukseskan pembangunan.

k. Guru bertanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru.

B. Profesionalisme Guru

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Profesional itu sendiri diartikan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau


(44)

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang-undang No 14 Bab I pasal 1 No. 2 tentang Guru dan Dosen).

Memposisikan guru sebagai profesi, merupakan suatu hal yang mendesak diberlakukan di Indonesia. Pasalnya, menempatkan guru seperti itu akan memperbaiki nasib para guru yang selama ini sering termarginalkan, maka dari itu dengan memposisikan guru sebagai profesi diharapkan tanggung jawab seorang guru dalam menjalankan tugasnya akan lebih baik.

Dalam melaksanakan tugas guru, seorang guru yang professional perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar (Hamzah; 2007,16) antara lain :

a. Guru harus dapat meningkatkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

b. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

c. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apresiasi). d. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan

guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

e. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.


(45)

f. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung/meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. g. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

h. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Secara singkat dapat dikatakan pengertian guru profesioal adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan dan keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru yang bermutu.

Pronsip-prinsip profesionalisme guru menurut UU tentang Guru dan Dosen Pasal 5 ayat 1 menyebutkan:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme,

2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya,

3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, 4. Mematuhi kode etik profesi,

5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas,

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya,


(46)

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan,

8. Memperoleh perllindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya,

9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, guru tidak hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi, dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

C. Kesiapan Guru dalam Menghadapi Sertifikasi Guru

Poerwadarminta (1976; 940) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menuliskan bahwa “ kesiapan “ berasal dari kata siap yang berarti : Sudah sedia, Sudah disediakan, sedangkan “ menyiapkan”, “mempersiapkan” memiliki arti : 1) menyediakan, 2) mengatur (membereskan) segala sesuatunya (untuk), 3) menyelesaikan, mengerjakan hingga selesai, 4) mengadakan sesuatu untuk membentuk, 5) Mengusahakan supaya bersiap (seperti member perintah supaya bersiap sedia). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru dalam menghadapi sertifikasi adalah menunjuk pada sejauh mana guru dapat menyiapkan, menyediakan, mengusahakan dokumen-dokumen yang dinilai dalam penilaian sertifikasi


(47)

yang terdiri dari 10 (sepuluh) komponen portofolio yang terbagi kedalam tiga unsur yaitu unsur A, B, dan C.

D. Sertifikasi Guru dalam Jabatan 1. Program Sertifikasi Guru

Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan persyaratan kegiatan pembelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu dan sertifikasi guru. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

Program sertifkasi guru atau pendidik, berisi kompetensi pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial. Secara umum menurut Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogis lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan memahami siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik, menyampaikan bahan kepada siswa, dan bagaimana membantu siswa


(48)

dapat aktif belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mencerminkan kepribadian yang mantap, bertakwa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulus ujian kompetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya, atau menguasai bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu sehingga dapat mengajarkan dengan baik dan benar. Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan siswa, guru yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua siswa.

Secara formal, Undang-undang RI no 20 tahun 2005 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-undang RI no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa guru adalah tenaga professional. Sebagai tenaga professional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-1 (Strata satu) atau D-4 (Diploma empat) dalam bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-1/D-4 dibuktikan dengan ijazah yang diperolehnya di lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan yang


(49)

dimilki denagn mata pelajaran yang diampu di sekolah. Sementara itu, persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran (yang meliputi kompenensi kepribadian, kompetensi pedagogic, kompetensi professional dan kompetensi sosial) dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik, atau uji sertifikasi.

Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan ataas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi yang diujikan berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab. Guru yang telah mengikuti ujian sertifikasi atau program sertifikasi guru berhak mendapatkan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikasi ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Sertifkat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan kompetensi pada bidang pekerjaan tertentu, yang diberikan


(50)

oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi yang diakreditasi.

2. Guru dalam jabatan

Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

3. Tujuan dan manfaat sertifikasi guru.

Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 menyatakan bahwa secara umum tujuan sertifikasi guru adalah : meningktkan kompetensi peserta agar mencapai standar kompetansi yang ditentukan. Secara khusus program sertifikasi bertujuan untuk : a. Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.

b. Menetapkan kemampuan mengajar guru.

c. Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu bertindak secara profesional.

d. Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lain, serta memanfaatkan teknologi komunikasi informasi untuk kepentingan pembelajaran dan perluasan wawasan.


(51)

Suyatno (2008;2) mengemukakan bahwa tujuan utama sertifikasi guru adalah :

a. Menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalitas guru.

Manfaat sertifikasi guru (Muslich, 2007;9) antara lain sebagai berikut: 1) melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri, 2) melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia, 3) menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfngsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan, 4) menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.


(52)

4. Dasar hukum sertifikasi guru dan penyelenggaraan sertifikasi guru Secara umum sertifikasi guru dapat dianggap sebagai amanah dari UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara khusus, sertifikasi guru dilakukan dengan mengacu pada UU N0. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), terutama pasal 8 dan 11.

Pasal 8 UUGD menyatakan :

... guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 11 ayat 1 UUGD menyatakan :

... sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan pedoman operasional sertifikasi guru mengacu pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

Dasar hukum penyelenggaraan sertifikasi guru adalah UUGD pasal 11 ayat (2) yang menyatakan :

... sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.


(53)

5. Prosedur dan Mekanisme

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Secara umum prosedur pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada gambar di bawah ini:

Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Lulus

Tidaklulus

Lulus

Tidak lulus

Lulus

Tidak lulus DINAS

PENDIDIKAN

KEGIATAN MELENGKAPI PORTOFOLIO

SERTIFIKASI PENDIDIK

PELAKSANA DIKLAT

DIKLAT PROFESI GURU

UJIAN

UJIAN ULANG (2X) PENILAIAN

PORTOFOLIO GURU DALAM


(54)

Prosedur sertifikasi bagi guru dalam Jabatan meliputi sebagai beikut: a. Guru peserta sertifikasi menyusun dokumen portofolio dengan

mangacu pada Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru. b. Dokumen portofolio yang telah disusun, diserahkan kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada LPTK Induk untuk dinilai oleh asesor di Rayon tersebut.

c. Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi, bila mencapai skor minimal kelulusan dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikat pendidik.

d. Apabila hasil penilaian portofolio belum mencapai skor minimal kelulusan, LPTK Rayon akan merekomendasikan kepada peserta alternative sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi kekurangan dokumen portofolio.

2) Mengikuti PLPG yang diakhiri dengan ujian.

3) Materi PLPG mencakup empat kompetensi yakni kepribadian, pedagogic, professional dan sosial.

e. Pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan memperhatikan skor hasil penilaian portofolio dan rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG antara lain sebagai berikut :

1) Peserta PLPG yang lulus ujian akan memperoleh sertifikat pendidik


(55)

2) Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian ulang sebanyak dua kali. Apabila tidak lulus peserta diserahkan kembali ke dinas pendidikan kabupaten/kota.

f. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu lulusan maka rambu-rambu mekanisme, materi, dan system ujian PLPG dikembangkan oleh Konsorium Sertifikasi Guru (KSG).

Penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan berbagai institusi pemerintahan yaitu Depdinas, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan LPTK. Hubungan kerja antar institusi penyelenggara sertifikasi disajikan pada gambar dibawah ini.

Koordinasi

Hasil

Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara Sertifikasi

(2) DEPNIKNAS

DITJEN PMPTK DITJEN DIKTI

(1) KONSORIUM SERTIFIKAS GURU

UNSUR DIKTI, PMPTK, DEPAG LPTK

(5) RAYON LPTK PENYELENGGARA

(4) DINAS PEND KAB/KOTA (PSG)

(6) GURU PESERTA SERTIFIKASI

Rekap peserta

(3) DINAS PEND PROVINSI (PSG)

Berkas Porotfolio Rekap peserta

Berkas Portofolio

Hasil dan Sertifik

asi p endidi k Hasil Informasi Nomor Re gistra si Sinkronisasi dan Standarisasi Informasi Hasil dan Sertifikasi Pendidik Informasi


(56)

6. Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan a. Pengertian Portofolio

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam Peraturan Depdiknas tahun 2008 tentang Panduan Penyusunan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, dan pedoman sertifikasi guru dalam jabatan membagi komponen portofolio menjadi 3 unsur yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi akademik dan tugas pokok) meliputi : (1) kualifikasi akadaemik, (2) pengalaman mengajar (3) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Unsur B (pengembangan profesi) meliputi : (1) pendidikan dan pelatihan, (2) penilaian dari atasan dan pengawasan (3) prestasi akademik, (4) karya pengembangan profesi. Sedangkan Unsur C (pendukung profesi) meliputi : (1) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (2) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (3) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

b. Fungsi Portofolio

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru, khususnya guru dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi. Kompetensi


(57)

pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran . Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawasan. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktifitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menetukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan dan belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.

c. Komponen Portofolio

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi:


(58)

a.) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3 maupun nongelar D4 diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi diploma.

b.) Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

c.) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan dan kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar.


(59)

Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini mencakup:

a.) Tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi)

b.) Kegiatan Inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa)

c.) Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut)

Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling (konselor) dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/budi pekerti.

Jenis dokumen yang dilaporkan berupa:

1) Agenda kerja guru bimbingan dan konseling. 2) Daftar konseli (siswa).

3) Data kebutuhan dan permasalahan konseli. 4) Laporan bulanan.


(60)

5) Laporan semeseran/tahunan.

6) Aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahama, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung).

7) Laporan hasil evaliuasi program bimbingan dan konseling. 8) Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau

dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaian.

d.) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/ atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.

e.) Penilaian dari Atasan dan Pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran,


(61)

kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan.

f.) Prestasi Akademik

Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang tekait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi:

1) lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan)

2) pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor) 3) pemimbingan siswa kegiatan ekstra kurikuler (pramuka,

drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR)

Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia g.) Karya Pengembangan Profesi

Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yan dimuat dalam media jurnal/majalah/bulletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi


(62)

review buku, penulis soal EBTANAS atau UN; modul atau buku cetak lokal (kabupaten dan kota) yang minimal mencangkup materi pembelajaran selama 1 semester; media dan alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu atau kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari lukis, sastra, dan lain-lain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yan berwenang tentang hasil karya tersebut.

h.) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

Keikuitsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebaai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau piagam bagi nara sumber, dan serifikat tatu piagam bagi peserta i.) Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas tambahan.

Pengurus organisasi di bidang kependidkan antara lain: 1) Pengurus Forum Komunikasi kepala Sekolah (FKKS) 2) Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG)


(63)

4) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) 5) Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) 6) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) 7) Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI) 8) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Pengurus organisasi sosial antara lain: 1) Ketua RT

2) Ketua RW

3) Ketua LMD/BPD

4) Pembina kegiatan keagamaan

Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, dan lain-lain. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

j.) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kaupaten/kota, provinsi, nasional,


(64)

maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

d. Pengisian Portofolio

1) Identitas guru peserta sertifikasi.

Identitas guru peserta sertifikasi meliputi; a.) Nama (lengkap dengan gelar akademik) b.) Nomor peserta

c.) NIP/NIK

d.) Pangkat/golongan e.) Jenis Kelamin f.) Tempat tanggal lahir g.) Pendidikan terakhir h.) Akta mengajar

i.) Sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor stistik sekolah).

j.) Guru mata pelajaran/guru kelas, k.) Beban mengajar seminggu

Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.


(65)

2) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan halaman berapa komponen tersebut disusun. 3) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi table tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggung jawab. Peserta diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen atau hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel yang telah dilegalisasi oleh atasan atau instansi yang mengeluarkan dokumen tersebut.

4) Penutup

Komponen penutup berisi peryataan dari penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Di samping itu, peryataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.


(66)

7. Rubrik Penilaian Portofolio

Untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi, maka komponen-komponen portofolio diberi skor sesuai dengan rubrik penilaian portofolio yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen Dikti, 2008: 27-31). Penentuan skor pada masing-masing komponen portofolio adalah sebagai berikut:

a. Kualifikasi Akademik

Ijazah Relevansi Skor

Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)* 150 Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel)

memiliki Akta Mengajar

150 Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang

studi (mapel)**

140 Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 130 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi (mapel)

120 Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi

memiliki Akta Mengajar

120 S1/D4

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

110 Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) 175 Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang

studi (mapel)

160 Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 160 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi

145 S2

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

130 Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) 200 Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang

studi (mapel)

180 Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 180 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi

160 S3

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

140

Catatan:

*Untuk mata pelajaran produktif di SMK, program keahlian analog dengan bidang studi (mapel)


(67)

**Untuk mata pelajaran produktif di SMK, bidang keahlian analog dengan rumpun bidang studi S1, S2, atau S3 yang kedua dan seterusnya diperhitungkan dengan skor 25% dari skor yang ditetapkan dalam rubrik ini.

b. Pengalaman Mengajar

Masa Kerja Guru Skor

>25 tahun 160

23 – 25 tahun 145

20 – 22 tahun 130

17 – 19 tahun 115

14 – 16 tahun 100

11 – 13 tahun 85

8 – 10 tahun 70

5 – 7 tahun 55

Catatan: tugas belajar diperhitungkan dalam pengalaman mengajar

c. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran 1). Perencanaan Pembelajaran

Aspek yang nilai Skor maks Mengumpulkan

5 buah RP/RPP/SP yang berbeda

1. Perumusan tujuan pembelajaran 2. Pemilihan dan pengorganisasian

materi ajar

3. Pemilihan sumber/ media pembelajaran

4. Skenario atau kegiatan pembelajaran

5. Penilaian hasil belajar

5 10

5 10 10

Catatan: Lima RP/RPP/SP dinilai oleh asesor dengan menggunakan instrumen Penilaian RPP dan dihitung skor reratanya

2). Pelaksanaan Pembelajaran

Aspek yang nilai Skor maks Mengumpulkan dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran

1. Prapembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi) 2. Kegiatan inti:

• Penguasaan materi • Strategi pembelajaran • Pemanfaatan media/ sumber

belajar • Evaluasi

• Penggunaan bahasa

3. Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut)

20 80


(68)

d. Pendidikan dan Pelatihan

Internasional Nasional Provinsi Kab/Kota Kecamatan Lama

Diklat (Jam Pelatihan)

R TR R TR R TR R TR R TR

>640 60 45 50 40 45 35 40 30 35 25 481 – 640 55 40 45 35 40 30 35 25 30 20 161 – 480 45 35 40 30 35 25 30 20 25 15 81 – 160 40 30 35 25 30 20 25 15 20 10 30 – 80 35 25 30 20 25 15 20 10 15 7

8 – 29 30 20 25 15 20 10 15 5 10 3

Keterangan:

R : relevan; materi diklat mendukung pelaksanaan tugas professional guru. TR : tidak relevan; materi diklat tidak mendukung pelaksanaan tugas profesional

guru.

e. Penilaian dari Atasan atau Pengawas

Aspek yang nilai Skor maks Dokumen hasil penilaian oleh atasan dan/atau pengawas tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

1. Ketaatan menjalankan ajaran agama

2. Tanggung jawab 3. Kejujuran 4. Kedisiplinan 5. Keteladanan 6. Etos kerja

7. Inovasi dan kreativitas

8. Kemampuan menerima kritik dan saran

9. Kemampuan berkomunikasi 10. Kemampuan bekerja sama

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Jumlah 50

f. Prestasi Akademik

1). Lomba dan karya akademik

Prestasi Tingkat* Skor

Bukti juara lomba akademik Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan 60 40 30 20 10 Bukti menemukan karya

monumental

Pendidikan Nonpendidikan

60 40


(69)

2). Pembimbingan kepada teman sejawat/siswa Jenis pembimbingan teman

sejawat / siswa Skor

Instruktur

Tingkat Nasional : 40 per kegiatan Tingkat Propinsi : 30 per kegiatan Tingkat Kab/Kota : 20 per kegiatan Guru Inti/Tutor/Pemandu 20 per periode kegiatan

Pamong PPL calon guru

1 – 4 orang per semester : 10 5 – 8 orang per semester : 15 Lebih dari 8 orang per semester : 20

Pembimbingan siswa dalam berbagai lomba / karya sampai meraih juara

Tingkat Internasional : 40 per kegiatan

Tingkat Nasional : 25 per kegiatan

Tingkat Propinsi : 20 per kegiatan

Tingkat Kab/Kota : 15 per kegiatan

Tingkat Kecamatan : 10 per kegiatan

Pembimbingan siswa dalam berbagai lomba/karya tidak mencapai juara


(70)

g. Karya Pengembangan Profesi

Skor Jenis Dokumen /

Karya Publikasi Relevan Tidak Relevan

Nasional 50 35

Provinsi 40 25

a. Buku*

Kabupaten/Kota 30 15

Jurnal Terakreditasi 25 20 Jurnal Tidak Terakreditasi 10 8 Majalah/ koran nasional 10 8 b. Artikel

Majalah/ Koran lokal 5 3 c. Menjadi reviewer buku, penulis soal

EBTANAS/ UN 2 per kegiatan

d. Modul/ Diktat dicetak lokal (Kab/Kota)

Minimal mencakup materi 1 semester, skor 20 e. Media/ Alat

pelajaran

Setiap membuat satu media/alat pelajaran diberi skor 5

f. Laporan penelitian di bidang pendidikan

Setiap satu laporan diberi skor 15**). Sebagai ketua 60% dan anggota 40%

g. Karya teknologi/ seni (TTG, patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll.)

Setiap karya seni diberi skor 15***)

Catatan:

*) Buku publikasi nasional adalah buku ber-ISBN dan ditetapkan oleh BSNP sebagai buku standar; publikasi provinsi adalah buku ber-ISBN; publikasi kab/kota adalah buku yang tidak ber-ISBN

**) Pensekoran mempertimbangkan kualitas laporan yang meliputiaspek masalah, telaah teoritik, metode, hasil, dan tata tulis ilmiah.

***) Pensekoran mempertimbangkan kualitas, karya teknologi mempertimbangkan manfaat, dan karya seni mempertimbangkan estetika.

h. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah Skor Tingkat

Pemakalah Peserta Pemakalah Peserta

Internasional 50 10 25 5

Nasional 40 8 20 4

Provinsi 30 6 15 3

Kabupaten/Kota 20 4 10 2


(71)

i. Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

1). Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial Skor Tingkat Organisasi

Kependidikan Sosial

Internasional 10 7

Nasional 7 5

Provinsi 5 4

Kabupaten/Kota 4 3

Kecamatan 3 2

Desa/kelurahan 2 1

2). Tugas Tambahan

Tugas Tambahan Skor per tahun

Kepala sekolah 4

Wakil kepala sekolah/ ketua jurusan/

kepala lab/ kepala bengkel 2

Pembina kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, madding, KIR, dsb.)

1

j. Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan

Tingkat Skor Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/ Kota 30 20 10 5

Melaksanakan tugas khusus*) Setiap tahun 4

Catatan :

*) Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat terpencil, daerah perbatasan dengan Negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana social, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.


(72)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif karena dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata pada saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini akan dikumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya. Oleh karena itu, digunakan metode survey, yang lebih menekankan pada penentuan informasi tentang variabel dari pada informasi tentang individu. Alasan lain digunakan metode survey adalah bahwa penelitian ini akan mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut ada.

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kesiapan guru akuntansi dan ekonomi dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan khususnya guru-guru akuntansi dan ekonomi SMA di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA baik negeri maupun swasta di wilayah

Kabupaten Bantul Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2009 – Juni 2009.


(1)

A

DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON F3RMAL KABUPATEN BANTUL

@

‘%-,

=

SMA

N

1

PAJANGAN

-2- & U . ~ ~ + I Y Alamat Guwosan, Pajangan, Bantul, Yogyakaria 55751 (0274) 7480581

SURAT

KETERANGAN

No. : 139/I. 13.2/SM1?,.93/LL/2009

Yang beltanda tangan di ba-;,lah ini Kepala SMA N 1 Pajangan, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Ba~ltul, Propinsi Daerah Istimewa yogyakart< menerangkan bahwa:

Nama : HERIBERTIJS WIBI G.

NIM : 041334058

Jurus~n/Prodi : Pendidikan A!iuntansi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas

.

Universitas Sanata Dilarma 'r'ogakarta

adalah benar-benas Mahasiswa Universitas Sanata Dhamnla Yogyakarta yang telah mclakuksn Penelitian di SMA N 1 Pajangan Bantul nada tanggal 14 h4aret 2009, derlgan judul :

"KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PRGGRAM SERTIFIKASI GURU

DALAM JABATAN"

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya. apar dapat dipesgunakall sebagainlana mestinya.


(2)

MLTIAMMADIYAH MAJELIS PENDTDIKAN EASAR DAN MENENGA:-I

SEKOLAH MENENGAH ATAS

RrNTISAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

SMA

MUHAMMADIYAH BANTUL

STATUS TER4KREDITASI

:

A

Alamat Jalan Urip Sumoharjo Nomor 041ABantul Yoavakarta Telepon ( 0274 ) 367575

SURAT

KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Drs. Human Saptaputra, M.Pd. NIP : 19600326 198802 1004 Pangkat / Gol : PEhlBINA, IV/a

J a b ~ t a n +-) : Kepala Sekolah

Unit Kerj a : SMA Muhammadiyah Bantu1

A l a ~ a t : Jalan Urip S:;maha j o u4!A B a n t ~ l , Yogyakarta

Dengan ini menerangkan bahn.a Saudara :

Nama HERlBERTUS WTBI G .

Nomor Mahasiswa : 041334058

Program Studi : Pendidikan Akuntans~

Fakultas : Kegurua,, dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial

Universitas Sanata Dharma Yog.akarta

Adalah benar-hnar telah melaksanakan penelitian di SMA M ~ h a m r n a d i ~ a h Bantul pada tanggal 12 Maret 2009 sampai 13 Juni 2009 dengan Judul

-' Kesiapan Guru Dalam JIenghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan " Dsniikian surat kctel-engan in1 dibuat dengan scsungguhnya aagas dapat d i p e r g u ~ ~ ~ k a n sebagai nana mest in) a.

;-_- -- Biintul, 13 Mei 2009

N EA,''~-..

sekolah

v4F~Q,m.

_ --

Human Saptaputra, M.Pd


(3)

PEMERlNTAH KABLTPATEN BAN'VUL

DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL

SMA

NEGEM 1 SANDEN

Alarnat : Murtigading

.

Sanden, Bantul, Yogyakarta , Kode Pos : 5763,Telp. 7484465

SURAT KETERANGAN

Nomor

:28

7/

1.13.42 / SMA.011 F / 2009

Yanp hertanda tangan dibawah ini Kepala SMA Negeri 1 Sanden, Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nanla : HERIBERTUS W1BI.G. Nomor Mahasiswa : 011 333058

Program Stud i : Pendidkan Akuntansi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidik~n Ilmu Pengetahuan Sosial Prodi : Yendidikan Akuntansi

L n l ~ ersitas 3a1ldta Dharma Yogyaharts.

Benar-benar t z i B ~ melaksanakan penelitian t r hadap seorang guru Akuntansi di sekolah kami pada tanggal Mei 2009 dengan judul : " KESIAPAN GURU DALAM

MENGHAOAPI PROGRAM SERTIFiKAS! CUKU DALAM JABA'l'r??! *. Surat Kcterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagai mana xnestinya.


(4)

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

Q

DlNAS TENDIDIKAN MENENCAH DAN NON FORMAL

SMA

NEGERI 2

BANTUL

Alamat : Jalan RA.Kartini. Trirenggo,Rantul, Telp. 367309

SURAT KETERANGAN

Nomor : 166/1.13.2/SMA.02/LL/2009

Yans bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 2 Bantul menerangkan dengan sesungguhnya bahtva :

b'srna : HERIRERTUS WIBI (;.

KO. Mahasiswa : 031 334058

Progrsn; Str;di : Perdidikan Akuntansi

Fakultas : Keguruan dan Ilrnu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Prodi : Pendidikan Akunhnsi

Adalah benar-benar mahasis~va Univerfitas S31laid Gherrna \'ogyakarta qanp ielail melakukan peneritian di ShlA Negeri 2 Bantul pada tanggal : ; 2 Fvlaret 2009 dengan judul :

" KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU

DAL;'\?v; Jki3AI'AN '-

Dernikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana rnestinya.

Barltul, 14 Mei 2909

> ..


(5)

\ 1 , MUHAMMADIYAH MA-!ELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

S E K 3 I ,AH MEIVENC4H ATAS

SMA MUHAMMADIYAH SEWON

STATUS

:

TERAKREEETASI

B

Alamat : J1. Imogiri Barat Km. 7 Mredo Bangunharjo Sewon Bantui Yogyakarta55187Telpon 0274 - 74 80 657

SURAT KCTERANGAN

Nomor : 35/KETmL4/A/2008

Yang Bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Drs. H. SUDIKIR., MA NIP : 19531230 198103 1 010 Pangkab'Gol. : Pembina - Wla

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit ke j a : SMA Muhammadiyah Sewon

Alamat : Mredo Bangunharjo Sewon B a ~ t u l iTogyakarta

Dengan ini menerangkan

Nama : HERISERTdS W IBI G .

No. Mahasiswa : 04 1334058

Program Studi : Pendidikan Akuntansi

Fakultls : heguruan clan Ilmu Pendidikan Jumsan : Pendidikan Ilrnu Pengetahuan Sosial Prodi : Pendidi kan Akuntansi

Bahwa yang bersangkutan benzr-benar teiah melaksanakan Penelitian terhadap Guru Akuntansi di sekolah kami, dengan judul "KESIAPAN GURU nALAM MENGHADAPI PROGRAB1 SERTIFIK4SI GFRU DALAM JABATAN"

Demikian Surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagai mana mestinya, atas perhatian dan kerjasananya diiicapkan terirna kasih


(6)

& PEMERINTAI-I KABUPATEN BANTUL

DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL

SMA NEGERl1

BANTUL

Jl. KHA. WAKHID HASYIM BANTUL TELP. 367547 Website: sman I bantul.sch.id; e-mail : sman I bant_uw,crmai I.com

SUR_AT

1KET.EIXANGAN

Nomor

:

212

/

SMA.011

LL

/

2009

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 1 Rantul Kecamatan Bantu], Kabupaten Bantul

.

Propinsi Daerah lstimewa Ybgyakarta menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama : HERlBERTUS WlBI. G. NIM : 041334058

Program studi : Pendidikan Akuntansi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pndidi!:an

Universitii; : Universitas Sanata Dhzrma ( US0 ) Yogyakarta.

Mahasiswa tersebut benar - benar telah meia~sanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Bantul, pad2 tanggal 12 Maret 2009 sampai dengan 12 Juni 2009, dengan judul :

" Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Progr-x Sertifikasi Guru Dalam !?batan " Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenamya, agar dapat dipergunakan sebagairnana mestinya.