MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PERKEMBANGAN TEORI ATOM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS GURU FISIKA.

(1)

viii

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

i ii iii v viii xi xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……… ..………..…….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………..………. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 7

E. Definisi Operasional……….. 7

F. Anggapan Dasar Penelitian………. 8

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PERKEMBANGAN TEORI ATOM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS A. Manusia dan Keterampilan Berpikir……… ………. 9

B. Berpikir Kritis ………..………... 12

C. Keterampilan Generik Sains ……….... 17

D. Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer ... 23

E. Perkembangan Teori Atom ... 36

1. Teori Atom Thomson ... 35

2. Teori Atom Rutherford ... 46


(2)

ix

F. Analisis Hubungan antara MMI dengan Keterampilan Generik Sain (KGS) dan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) ...

60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ……...………... 63

B. Subjek Penelitian ….…...…..….……….. 64

C. Langkah-langkah Penelitian ……….……….. 64

1. Studi Pendahuluan ………. 65

2. Studi Literatur ……… 65

3. Perancangan Multimedia Interaktif dan instrumen Penelitian ……….. 65

4. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 66

5. Tahap Implementasi ………. 66

D. Instrumen Penelitian ...……….………... 68

1. Jenis Instrumen Penelitian ………... 68

a. Tes Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis ……….. 68

b. Angket ………. 69

2. Analisis Instrumen Penelitian ……… 69

E. Pengolahan dan Analisis Data ……….. 70

1. Menghitung Skor Gain yang Dinormalisasi ……….. 70 2. Analisis Data Angket ………. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif ………. 73 B. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif ……… 76 C. Peningkatan Keterampilan Generik Sain ………… 79 1. Gambaran Umum Peningkatan Keterampilan 79


(3)

x

Generik Sain ………. 2. Peningkatan Keterampilan Generik Sains tiap

Indikator ……….

81 D. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ……. 83

1. Gambaran Umum Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ………..

83 2. Peningkatan keterampilan guru Fisika Pada

Tiap Indikator Keterampilan berpikir Kritis

84

E. Pembahasan Hasil Penelitian 87

F. Tanggapan Guru Fisika terhadap Model

Pembelajaran Mmi Perkembangan Teori Atom……..

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 98

A. Kesimpulan ………...………..……….... 98

B. Saran-saran… ………...………..………. 99

DAFTAR PUSTAKA ………. 101 LAMPIRAN

A. Perangkat pembelajaran B. Instrumen Penelitian C. Hasil Uji Coba Instrumen

D. Data Pre test, Post test, N-Gain dan Angket E. Pengolahan Data


(4)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Model Atom Thomson 38

2.2 Gambaran hamburan partikel untuk menguji model atom Thomson

41 2.3 Geometri hamburan partikel alfa pada model atom Thomson 42 2.4 Geometri hamburan partikel alfa pada model atom Thomson 43

2.5 Model atom Thomson dengan 4 elektron 46

2.6 Bagan percobaan hamburan partikel alfa oleh Rutherford 47 2.7 Jalannya lintasan pertikel alfa ketika menembus lempeng

emas pada percobaan hamburan partikel alfa oleh Rutherford

48 2.8 Lintasan partikel alfa yang menunjukkan hubungan antara

parameter dampak b dengan sudut hamburan θθθθ

49

2.9 Gambaran grafik hubungan b dengan θθθθ pada percobaan Rutherford

49

2.10 Penampang selaput tipis emas

yang menjadi target hamburan partikel alfa

50

2.11 Model atom Rutherford 52

2.12 Orbit elektron mengelilingi inti atom 53

2.13 Lintasan elektron ketika mengelilingi inti, sambil

kehilangan energi terus menerus, lama kelamaan elektron menuju proton (inti atom)

54

2.14 Sejumlah orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen

56 2.15 Contoh keliling lintasan elektron yang mengandung 4λ 57

2.16 Tingkat –tingkat energi atom Hidrogen 59

3.1 Desain Penelitian 63


(5)

xii

Nomor Judul Halaman

4.1 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Generik Sains tiap Indikator

82 4.2 Diagram Peningkatan Berpikir Kritis tiap Indikator 85


(6)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis 14 2.2 Indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan

dalam penelitian

16 2.3 Analisis hubungan antara MMI dengan Keterampilan

Generik Sains (KGS) dan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK)

60

3.1 Sebaran Indikator keterampilan Generik sain dan keterampilan berpikir kritis

68 3.2 Jumlah Butir soal untuk tiap tingkat kesukaran 70

3.3 Kriteria N-gain 71

3.4 Kriteria Persen Angket 72

4.1 Judgement Kecukupan Materi Fisika 74

4.2 Aspek Judgement Tampilan Multimedia 75

4.3 Rata-Rata Skor Tes Awal, Skor Tes Akhir, dan N-Gain Keterampilan Generik Sains

79 4.4 Rata-Rata Skor Tes Awal, Skor Tes Akhir, dan N-Gain

Keterampilan Generik Sains untuk Tiap Indikator

81 4.5 Rata-Rata Skor Tes Awal, Skor Tes Akhir, dan N-Gain

Keterampilan Berpikir Kritis

84 4.6 Rata-Rata Skor Tes Awal, Skor Tes Akhir, dan N-Gain

Keterampilan Berpikir Kritis untuk Tiap Indikator

85 4.7 Tanggapan Peserta Diklat Terhadap Model Pembelajaran

Multimedia Interaktif Perkembangan Teori Atom

94 4.8 Perhitungan Data Responden tiap Indikator Kuesioner 95


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi seperti yang terjadi di abad XXI sekarang ini merupakan era persaingan bebas yang ketat antar negara di dunia. Dalam era persaingan tersebut, kompetensi menjadi suatu hal yang dibutuhkan. Jika tidak memiliki kompetensi yang tidak mendukung atau tidak ada usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bukan tidak mungkin akan menjadi tamu di negara sendiri. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas akan memungkinkan kita dapat mengatasi tantangan dan ancaman di era globalisasi. Kemampuan untuk memecahkan masalah dengan segala kreativitas kita merupakan bagian tersendiri untuk mampu bersaing dengan negara lain.

Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. John Dewey (Sagala, 2006) mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Salah satu tujuan pendidikan diantaranya untuk memupuk dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, khususnya keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sagala (2006:57) menyatakan bahwa supaya pembelajaran berhasil diperlukan syarat tertentu yang diantaranya pembelajaran tersebut menumbuhkan kemampuan berpikir yang tinggi bagi peserta didik, yang ditandai dengan berpikir


(8)

kritis, logis, sistematis dan objektif. Dengan keterampilan berpikir kritis ini, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas manusia Indonesia dalam memecahkan masalah persaingan hidup. Seperti yang dinyatakan oleh Schaferman (1991) bahwa:

“The purpose of specifically teaching critical thinking in the sciences or any other discipline is to improve the thinking skills of students and thus better prepare them to succeed in the world”

Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan khusus mengajarkan berpikir kritis dalam pelajaran Sains atau dalam disiplin ilmu lainnya yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan menyiapkan siswa lebih baik lagi supaya bisa sukses dalam kehidupannya.

Guru dengan segala kemampuan dan keterampilannya merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Kemampuan guru tersebut bergantung pada empat kompetensi yang dimilikinya yaitu kompetensi kepribadian, sosial, pedagogis dan professional (Permendiknas no. 16 Tahun 2007). Selain kompetensi secara umum, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan generik. Yeung (Widodo: 2008) mendefinisikan keterampilan generik sebagai keterampilan dan atribut-atribut untuk hidup dan bekerja. Dengan demikian keterampilan generik merupakan keterampilan yang diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan, termasuk bagi profesi guru, dalam hal ini guru mata pelajaran Fisika. Brotosiswoyo (2000) mengatakan bahwa ilmu fisika dipandang sebagai suatu disiplin kerja yang dapat menghasilkan sejumlah keterampilan generik untuk bekerja diberbagai profesi yang lebih luas.


(9)

3

Kondisi nyata kompetensi guru saat ini belum menggembirakan. Sebagai gambaran, data dari LPMP Jawa Barat tentang hasil uji kompetensi guru mata pelajaran Fisika pada dimensi profesional untuk Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi yang dilakukan oleh Direktorat Profesi Pendidik pada tanggal 1 Desember 2005 menunjukkan hasil dengan rata-rata 5,85 pada skala 10. Rata-rata hasil uji kompetensi ini menunjukkan bahwa kompetensi guru-guru secara umum masih rendah. Bagaimana mungkin proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan akan tercapai optimal jika kompetensi gurunya sendiri masih kurang. Dunkin dan Biddle (Sagala, 2006) menyatakan bahwa proses pembelajaran secara umum akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua komponen utama yaitu, (1) Kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran.

Untuk meningkatkan kompetensinya, maka guru harus belajar, yang salah satu caranya dapat dilakukan melalui penggunaan multimedia interaktif. Multimedia merupakan kombinasi beberapa teks, grafik, bunyi, animasi, dan video yang disajikan dan dikontrol oleh pengguna dengan menggunakan komputer (Mohler, 2001). Cohen (2004) menyatakan bahwa penggunaan multimedia diantaranya dapat meningkatkan pencapaian penguasaan substansi materi pada segala subjek dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada segala jenjang peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tingginya, diantaranya keterampilan berpikir kritis.


(10)

Penelitian tentang manfaat penggunaan multimedia atau media ICT bagi pencapaian hasil peserta didik telah banyak dilakukan oleh para ahli. Ricky J. Sethi (2005), meneliti tentang penggunaan labolatorium virtual dan pembelajaran on-line untuk meningkatkan kualitas pendidikan Fisika. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek penelitian merespon sangat baik terhadap prototipe program tersebut. Beberapa komentar mahasiswa yang muncul setelah menggunakan prototipe program ini diantaranya, “…keseluruhan pembelajaran dengan program ini sangat menyenangkan, dan merupakan alat pembelajaran yang sangat bagus”.

Cheng, Thacker, Cardenas dan Crouch (2004) melakukan penelitian tentang penggunaan sistem pekerjaan rumah on-line untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya inventori dari mahasiswa di suatu lembaga pendidikan Fisika. Dalam penelitiannya, Cheng dkk membandingkan mahasiswa yang diberi perlakuan metode interaktif dengan metode non-interaktif serta membandingkan mahasiswa yang diberi perlakukan pekerjaan rumah dengan sistem on-line dan non on-line. Hasil penelitiannya menggambarkan mahasiswa yang diberi perlakuan pekerjaan rumah dengan sistem on-line yang interaktif menunjukkan peningkatan pemahaman konsep gaya inventori yang signifikan dibandingkan kelompok lainnya.

Selain itu, Slykhuis dan Park (2005) meneliti tentang penggunaan media pembelajaran komputer untuk memperbaiki penguasaan konsep posisi, kecepatan dan percepatan dari mahasiswanya. Hasilnya adalah adanya peningkatan pretest dan posttest secara signifikan, yang menunjukkan adanya perbaikan konsep pada


(11)

5

diri mahasiswa tentang posisi, kecepatan dan percepatan. Hal ini menunjukkan juga bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep.

Penelitian terdahulu yang mengkaji penggunaan multimedia pada penguasaan konsep, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan generik sains telah banyak dilakukan. Hasil penelitian Yahya (2008) menunjukkan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif pada topik optik fisis dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis guru. Selain itu, Wiyono (2009) melalui penelitiannya menunjukkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran multimedia interaktif pada materi relativitas khusus, lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan generik sains dan berpikir kritis.

Dengan melihat kompetensi guru yang masih kurang dan kenyataan berbagai manfaat penggunaan multimedia interaktif bagi peningkatan kompetensi seseorang, maka dipandang perlu untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dalam dimensi profesional guru melalui penggunaan multimedia interaktif.

B. Rumusan Masalah

Masalah pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains guru mata pelajaran Fisika melalui penggunaan model pembelajaran Multimedia Interaktif pada topik perkembangan teori atom?


(12)

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis guru mata pelajaran Fisika melalui penggunaan model pembelajaran Multimedia Interaktif pada topik perkembangan teori atom?

3. Bagaimana peningkatan pada setiap aspek keterampilan generik sains melalui model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) topik perkembangan teori atom?

4. Bagaimana peningkatan pada setiap aspek keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) topik perkembangan teori atom?

5. Bagaimana tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan model Multimedia Interaktif (MMI)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) topik perkembangan teori atom dalam upaya meningkatkan keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis guru mata pelajaran Fisika.

2. Mendapat gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Multimedia Interaktif untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis guru mata pelajaran Fisika.


(13)

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya:

1. Adanya perangkat pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) topik perkembangan teori atom sebagai alternatif cara untuk mengembangkan keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis guru mata pelajaran Fisika.

2. Adanya alternatif teknik pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran Fisika yang dapat dikembangkan oleh lembaga-lembaga diklat guru.

E. Definisi Operasional

1. Berdasarkan pendapat Joyce dan Weil (1996) serta Mohler (2001), model pembelajaran multimedia interaktif dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses pembelajaran fisika dengan materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui multimedia dalam bentuk teks, grafik, animasi, simulasi yang interaktif dan menyediakan kemudahan untuk belajar secara individual. 2. Keterampilan generik sains didefinisikan sebagai kemampuan dasar (generik)

yang dapat ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran multimedia interaktif yang mencakup inferensi logik, kesadaran akan skala besaran, memahami hukum sebab akibat dan pemodelan matematis yang akan diukur dengan instrumen multiple choices test.


(14)

3. Keterampilan berpikir kritis didefinisikan sebagai keterampilan yang meliputi kemampuan mendefinisikan materi subjek, mengidentifikasi hal yang relevan dan melaporkan berdasar pengamatan, yang akan diukur dengan instrumen multiple choices test.

F. Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar dalam penelitian ini yaitu:

a. Guru-guru sudah dapat menggunakan komputer dengan baik dan komputer dalam keadaan baik, sehingga dalam pelaksanaan penelitian dengan model MMI tidak terjadi kendala yang cukup berarti.

b. Materi pembelajaran yang dianimasikan, baik contoh maupun animasinya, sudah diverifikasi.


(15)

63 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Disain Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan disain penelitian one group pretest-posttest yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok tanpa menggunakan kelas kontrol. Seperti yang dijelaskan oleh Fraenkel dan Wallen (1993:246) :

”In the one group Pretest-Post test Design, a singlegroup is measured or observed not only after being exposed to a treatment of some sort, but also before”

Diagram atau desain penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah ini :

Tes awal Perlakuan Tes akhir

O X O

Gambar 3.1 Desain penelitian

Penelitian ini diawali dengan memberikan tes awal untuk mengindentifikasi kemampuan awal pebelajar. Kemudian dilaksanakan pembelajaran perkembagan teori atom dengan menggunakan model pembelajaran multimedia interaktif. Setelah itu dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi peningkatan keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis pebelajar.


(16)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru fisika dari SMA-SMA di kota Bandung Propinsi Jawa Barat dengan kriteria guru yang mengajar di SMA Negeri, berstatus PNS, dan berlatarbelakang pendidikan Fisika atau IPA atau Fisika. Berdasarkan data NUPTK guru Fisika SMA Kota Bandung yang diperoleh dari data LPMP Jawa Barat pada bulan Juli 2010, guru Fisika SMA di Kota Bandung yang memenuhi kriteria peneliti terdapat 112 orang.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Jumlah ini ditentukan oleh peneliti dengan alasan keterbatasan biaya dan waktu. Meski penentuan jumlah sampel ini tidak melalui perhitungan rumus statistik, namun diharapkan bisa mewakili populasi yang ada.

Penentuan ke-40 orang jumah sampel ini menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah bahwa guru-guru yang menjadi subjek penelitian dibatasi dengan kriteria guru yang mengajar di SMA Negeri, berstatus PNS, dan berlatar belakang pendidikan Fisika atau IPA atau Fisika. Kemudian ke-40 orang ini diambil dari sekolah yang lokasinya mudah dijangkau oleh penelitian.

C. Langkah-langkah Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini antar lain: Studi literatur, studi pendahuluan, persiapan, implementasi dan diakhiri dengan analisis hasil dan pengambilan kesimpulan.


(17)

65

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini dilakukan kepada guru-guru Fisika di salah satu SMAN di kecamaan Padalarang Kabupaten Badung Barat dengan mengobservasi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru tersebut. Dari studi pendahuluan ini, peneliti berharap dapat mengetahui kemampuan guru-guru dalam membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan generik sains.

2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang dilakukan, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis, standar kompetensi dan kompetensi dasar perkembangan teori atom, dan teori-teori lain yang berhubungan dengan pengembangan penelitian. Dari kajian terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar diperoleh konsep-konsep perkembangan teori atom yang esensial dan perlu dituangkan dalam materi pokok. Hasil studi literatur, selanjutnya digunakan sebagai landasan untuk mengembangkan MmI.

3. Perancangan Multimedia Interaktif dan Instrumen Penelitian

Hasil-hasil yang diperoleh dari studi literatur dan studi pendahuluan, selanjutnya digunakan untuk merancang perangkat pembelajaran multimedia interaktif (MmI) perkembangan teoi atom. Perangkat pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan atas hasil-hasil analisis terhadap standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keterampilan berpikir kritis, dan indikator-indikator keterampilan generik sains yang diharapkan muncul setelah


(18)

implementasi model pembelajaran Multimedia Interaktif. Di samping itu, berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis, keterampilan generik sains, juga dikembangkan instrumen penelitian, yang berupa 20 butir soal tes pilihan ganda dan angket tentang tanggapan guru-guru fisika terhadap penggunaan model pembelajaran MmI.

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk menganalisis tes yang telah dikembangkan. Hasil analisis tes berguna untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan kualitas pengecoh item soal. Instrumen Penelitian yang telah dibuat selanjutnya diuji coba. Subjek uji coba adalah guru-guru fisika yang berada di wilayah kerja SMA Negeri dan SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

5. Tahap Implementasi

Perangkat pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom yang telah disusun selanjutnya diimplementasikan pada kegiatan guru-guru fisika di Kota Bandung secara kolaborasi oleh peneliti dan fasilitator. Setelah implementasi ini selesai, dilanjutkan dengan pengisian angket oleh guru.


(19)

67

Langkah-langkah penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar. 3.2

Langkah-langkah Penelitian STUDI

PERUMUSAN Studi Literatur

1. Perkembangan Teori Atom 2. Keterampilan Generik Sains 3.Keterampilan Berpikir Kritis 4.Multimedia Interaktif

ANALIsis Indikator Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis

PENYUSUNAN Instrumen Penelitian

PENGEMBANGAN Perangkat Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) VALIDASI

INSTRUMEN

PRETe st

PEMBELAJARAN DENGAN model POSTT

EST

ANGK ET ANALISIS

DATA LAPORA N

PENELIT

VALIDASI MODEL DAN


(20)

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Tes Keterampilan Generik Sains, dan Keterampilan Berpikir Kritis Konsep perkembangan teori atom digunakan sebagai konten pada tes keterampilan berpikir kritis dan keterampilan generik sains. Tes keterampilan generik sains digunakan untuk mengevaluasi keterampilan generik sains. Sedangkan tes keterampilan berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi keterampilan berpikir kritis. Kedua tes merupakan satu kesatuan berupa soal objektif pilihan ganda dengan lima option. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal perlakukan (tes awal) dan akhir perlakuan (tes akhir). Hasil kedua tes ini berguna untuk menghitung gainnya, yang menunjukkan peningkatan keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis para guru sebagai dampak dari penerapan model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom.

Sebaran indikator keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis pada soal instrumen penelitian terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Sebaran Indikator Keterampilan Generik Sain dan Keterampilan Berpikir Kritis

No Aspek

Keterampilan Indikator No Soal

1 Generik Sains Pemodelan Matematis 3, 11, 15 Kesadaran akan skala besaran 5, 10, 17


(21)

69

No Aspek

Keterampilan Indikator No Soal

Inferensi logika 12, 14, 18

2 Berpikir kritis Mendefinisikan Materi Subjek 1, 6, 13 Mengidentifikasi hal yang relavan 2, 4, 9, 16 Melaporkan berdasar pengamatan 7, 19

Jumlah 19

b. Angket

Penggunaan angket adalah untuk mengungkap respon pebelajar terhadap penggunakan model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom. Setiap pebelajar diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing jawaban dikaitkan dengan nilai, SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1 (Ruseffendi, 1998).

2. Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian yang dilakukan peneliti mencakup uji validitas butir soal, reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran butir soal. Untuk validitas butir soal dan reliabilitas tes, peneliti mengunakan software SPSS for Windows versi 17.0. Sedangkan untuk menganalisis tingkat kesukaran butir soal, peneliti menggunakan bantuan program anates.

Pada penelitian ini, peneliti tidak menganalisis daya pembeda dari soal-soal yang digunakan sebagai instrumen. Hal ini dikarenakan sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti tidak memiliki data tentang nilai setiap guru yang menjadi subjek penelitian. Sehingga peneliti tidak memiliki cukup data untuk


(22)

mengkategorikan sampel menjadi kelas atas dan kelas bawah.

Jumlah butir soal untuk tiap tingkat kesukaran disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2.

Jumlah Butir Soal untuk Tiap Tingkat Kesukaran Kriteria No Item Soal Jumlah soal

Sukar 3, 4, 5, 9, 10,

15, 17, 18 8

Sedang

1,2, 7, 11, 12, 13, 14, 16, 19,

20

10

Mudah 8 1

E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Menghitung Skor Gain yang Dinormalisasi

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung N-gain yang dikembangkan Coletta , V P et al. (2006) dengan rumus:

(%) (%) (%) (%) _ pre maks pre post S S S S gain N − − = Keterangan:

Spost (%) = skor tes akhir

Spre (%) = skor tes awal

Smaks(%) = skor maksimum ideal


(23)

71

Tabel 3.3 Kriteria N-gain N-gain

Keterangan

angka %

0.00 – 0.30 0 – 30 Rendah 0.31 – 0.70 31 - 70 Sedang 0.71 – 1,00 71 - 100 Tinggi 2. Analisis Data Angket

Angket yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui respon dari responden tentang penggunaan multimedia interaktif perkembangan teori atom dalam meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan generik sains. Angket ini terdiri dari delapan pernyataan, dan untuk setiap pernyataannya responden diminta untuk memilih responnya dengan pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pernyataan yang disajikan dalam angket seluruhnya merupakan pernyataan positif. sehingga jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.

Data yang diperoleh melalui angket diolah secara kuantitatif menggunakan perhitungan persentase (%) untuk setiap pernyataannya. Pengolahan data ini dilakukan dengan langkah-langkah:

a. menjumlahkan respon dari seluruh responden untuk setiap pernyataan dalam bentuk pilihan SS, S, TS dan STS;


(24)

b. mengkonversi jumlah setiap pilihan respon untuk setiap pernyataan ke dalam bentuk persentase (%);

c. membuat penjelasan untuk setiap pilihan respon berdasarkan isi dari pernyataan yang relevan.

Untuk menentukan kriteria persentase dari angket yang telah diolah, peneliti menggunakan aturan yang dikemukakan oleh Budiarti (Nurfitriani Solihat, 2010) pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Persen Angket

R (%) Kriteria

R = 0 Tak seorang pun

0 < R < 25 Sebagian Kecil 25 < R < 50 Hampir Setengahnya

R = 50 Setengahnya

50 < R < 75 Sebagian Besar 75 < R < 100 Hampir Seluruhnya

R = 100 Seluruhnya

dimana R adalah persentase responden yang menjawab alternatif jawaban untuk item pernyataan. Dalam penelitian ini, jumlah responden yang menjawab Sangat Setuju di gabungkan dengan jumlah responden yang menjawab Setuju.


(25)

98 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran MmI perkembangan teori atom dapat meningkatkan keterampilan generik sains guru-guru fisika dengan N-gain rata-rata sebesar 38% termasuk dalam kategori sedang.

2. Model pembelajaran MmI perkembangan teori atom dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis guru-guru fisika dengan N-gain sebesar 44%, termasuk dalam kategori sedang.

3. Peningkatan keterampilan generik sains guru-guru fisika peserta diklat tiap indikator keterampilan generik sains yang ditinjau pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Kesadaran akan skala besaran dengan N gain 20% termasuk dalam kategori rendah, pemodelan matemasis dengan N Gain 61% pada kategori sedang, Hukum sebab akibat dengan N gain 25% pada kategori rendah, dan inferensi logika dengan N gain 35% pada kategori sedang.

4. Peningkatan keterampilan berpikir kritis guru-guru fisika tiap indikator keterampilan berpikir kritis yang ditinjau pada penelitiam ini adalah sebagai berikut: mendefiniskan materi subjek dengan N-gain 44% pada kategori sedang, mengindentifikasi hal relevan dengan N-gain 45% pada kategori


(26)

sedang, dan melaporkan berdasar pengamatan dengan N-gain sebesar 44% pada kategori..

5. Guru-guru fisika memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom. Guru-guru fisika merasakan model pembelajaran multimedia interaktif memotivasi mereka untuk meningkatkan kompetensinya. Guru-guru juga merasakan bahwa tampilan Mutimedia interaktif yang digunakan sudah cukup baik.

B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan keterampilan genrik sain dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir tidak terlepas dari konten materi subjek atau mata pelajaran. dengan demikian, pengunaan multimedia interaktif bisa meningkatkan perpormance guru dan kompetensi guru. Untuk itu, kepada pihak penyelenggara peningkatan mutu guru seperti LPMP, P4TK di seluruh Indnesia, sudah saatnya melengkapi sistem penyelenggaraan pendidikannya tidak hanya dengan tatap muka dengan tutor.

2. Kepada guru-guru, penggunaan multimedia ineraktif sudah saatnya dioptimalkan di kelas-kelas, mengingat banyak keuntungannya dari media yang lainnya.

3. Penelitian ini meninjau empat dari sembilan indikator keterampilan generik sains yang ada dan tiga dari 12 Indikator keterampilan berpikir kritis yang ada.


(27)

100

Oleh karena itu masih diperlukan penelitian lanjutan pada materi fisika lainnya yang mencakup keterampilan generik dan berpikir kritis yang lebih luas. Selain itu, perlu diadakan penelitian lanjutan dengan desain menggunakan kelas kontrol untuk melihat keefektifan dampak penggunaan multimedia interaktif ini.


(28)

101

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Beiser, A.(1987). Konsep Fisika Modern (edisi keempat). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brotosiswojo, B.S. (2000). Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi: Fisika. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti Depdiknas.

Cairncross, S dan Mannion, M.(2001). “Interactive Multimedia and Learning: Realizing the Benefits”. Journal of Innovation in Education and Teaching International, 38, 2.

Cheng, at.al, (2004). Using an Online Homework System Enhances Students' Learning of Physics Concepts in an Introductory Physics Course [online]. Dalam American Journal of Physics, V. 72, issu 11, pp. 1447 – 1453 November 2004. [26 Juni 2008].

Cohen, L. at.al. (2004). A Guide to Teaching Practice, 5th Edition. London: Routledge Falmer.

Coletta , V P at al. (2006). Interpreting force concept inventory scores: Normalized gain and SAT scores.[on line] dalam PHYSICS EDUCATION RESEARCH 3, 010106 _2007.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademikdan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas

Ennis, R.H. (1985). Goals for a Critical Thinking Curriculum. Dalam Costa A.L. (ed). Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. ASCD: Alexandria, Virginia.

Ennis, R.H. (2002). En outline of Goals for a critical Thinking. [online]. Tersedia: http://faculty.ed.uiuc.edu/rhennis/outlinegoalstructur/. [2 Juli 2008].


(29)

102

Fischer, A.(2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel,J R, Wallen, N E.(1993). How To Design And Evaluate Research In Education, Second Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Ikuenobe, P.(2001). Teaching and Assessing Critical Thingking Abilities as Outcomes in an Informal Logic Course. Dalam Journal Teaching in Higher Education, Vol. 6, No. 1, 2001.

Joyce, B. dan Weil, M. (1996). Model Of Teaching (Fifth Edition). USA: A simon & Schsuster.

Krane, K.(2006). Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Lau, J. dan Chan, J. (2008). MODUL: About Critical Thinking.[online]. Tersedia: http://www.philosofi.hku.hk/think/critical/ct.php [2 Juli 2008]. Liliasari.(2008). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru.[on line]. Tersedia: http://www.file.upi.edu/ai.php? [21 Juli 2010].

Mohler,J.L.(2001).Using Interactive Multimedia Technologies to Improve Student Understanding of Spatially-Dependent Engineering Concept. [online]. Tersedia: http://www.tech.purdue.edu/cg/. [26 Juni 2008]. Mulyadi, A.(2007).Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Dalam

Pembelajaran Fisika. Laporan Field Study. Tidak diterbitkan.

Rahmat, A. dan Roswanto, A. (2005). Silabus Multimedia Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana. [online]. Tersedia: http://lecturer.ukdw.ac.id/anton; http://192.168.1.37/anton. [2 Nopember 2007].

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, S.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Schafersman, S D.(1991). An Introduction To Critical Thingking. [online]. Tersedia: http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html [16 Agustus 2010].

Sethi, R.J. (2005). Using Virtual Laboratories and Online Instruction to Enhance Physics Education. Dalam Journal of Physics Teacher Education [online], Vol. 2 No.3 February 2005. Tersedia: WWW.phy.ilstu.edu/jpteo [30 September 2005].


(30)

103

Slykhuis, D. A. dan Park, J. C. (2005). High School Physics Students’ Conceptions of Position, Velocity, and Acceleration during a Computer-Based Unit on Kinematics. Dalam Journal of Physics Teacher Education [online], Vol.2 No.4 Mei 2005.Tersedia: www.phy.ilstu.edu/jpteo [9 Pebruari 2007].

Solihat, N.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Fenomena untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Sains. Skripsi Sarjaan Pendidikan: Bandung UPI. Tidak diterbitkan.

Sunyono.(2009). Pembelajaran IPA dengan Keterampilan Generik Sains. [on line].[10 Juli 2009].

Wena, M.(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta; Bumi Aksara.

Wibawanto, H.(2008). Perancangan Model Ajar Multimedia. [on line]. Tersedia: http://klinikpembelajaran.com/kp2007/2008/06/16/548/. [4 Juli 2008].

Widodo.(2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. (online)[31 Desember 2009]

Wiyono, K.(2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SMA pada topik Relativitas Khusus. Tesis Magister Pendidikan: Bandung UPI. Tidak diterbitkan.

Yahya, S.(2008). Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Optik Fisis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis. Tesis Magister Pendidikan. Bandung UPI. Tidak diterbitkan.


(1)

98 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran MmI perkembangan teori atom dapat meningkatkan keterampilan generik sains guru-guru fisika dengan N-gain rata-rata sebesar 38% termasuk dalam kategori sedang.

2. Model pembelajaran MmI perkembangan teori atom dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis guru-guru fisika dengan N-gain sebesar 44%, termasuk dalam kategori sedang.

3. Peningkatan keterampilan generik sains guru-guru fisika peserta diklat tiap indikator keterampilan generik sains yang ditinjau pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Kesadaran akan skala besaran dengan N gain 20% termasuk dalam kategori rendah, pemodelan matemasis dengan N Gain 61% pada kategori sedang, Hukum sebab akibat dengan N gain 25% pada kategori rendah, dan inferensi logika dengan N gain 35% pada kategori sedang.

4. Peningkatan keterampilan berpikir kritis guru-guru fisika tiap indikator keterampilan berpikir kritis yang ditinjau pada penelitiam ini adalah sebagai berikut: mendefiniskan materi subjek dengan N-gain 44% pada kategori sedang, mengindentifikasi hal relevan dengan N-gain 45% pada kategori


(2)

99

sedang, dan melaporkan berdasar pengamatan dengan N-gain sebesar 44% pada kategori..

5. Guru-guru fisika memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran multimedia interaktif perkembangan teori atom. Guru-guru fisika merasakan model pembelajaran multimedia interaktif memotivasi mereka untuk meningkatkan kompetensinya. Guru-guru juga merasakan bahwa tampilan Mutimedia interaktif yang digunakan sudah cukup baik.

B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan keterampilan genrik sain dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir tidak terlepas dari konten materi subjek atau mata pelajaran. dengan demikian, pengunaan multimedia interaktif bisa meningkatkan perpormance guru dan kompetensi guru. Untuk itu, kepada pihak penyelenggara peningkatan mutu guru seperti LPMP, P4TK di seluruh Indnesia, sudah saatnya melengkapi sistem penyelenggaraan pendidikannya tidak hanya dengan tatap muka dengan tutor.

2. Kepada guru-guru, penggunaan multimedia ineraktif sudah saatnya dioptimalkan di kelas-kelas, mengingat banyak keuntungannya dari media yang lainnya.

3. Penelitian ini meninjau empat dari sembilan indikator keterampilan generik sains yang ada dan tiga dari 12 Indikator keterampilan berpikir kritis yang ada.


(3)

100

Oleh karena itu masih diperlukan penelitian lanjutan pada materi fisika lainnya yang mencakup keterampilan generik dan berpikir kritis yang lebih luas. Selain itu, perlu diadakan penelitian lanjutan dengan desain menggunakan kelas kontrol untuk melihat keefektifan dampak penggunaan multimedia interaktif ini.


(4)

101

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Beiser, A.(1987). Konsep Fisika Modern (edisi keempat). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brotosiswojo, B.S. (2000). Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi: Fisika. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti Depdiknas.

Cairncross, S dan Mannion, M.(2001). “Interactive Multimedia and Learning: Realizing the Benefits”. Journal of Innovation in Education and Teaching International, 38, 2.

Cheng, at.al, (2004). Using an Online Homework System Enhances Students' Learning of Physics Concepts in an Introductory Physics Course [online]. Dalam American Journal of Physics, V. 72, issu 11, pp. 1447 – 1453 November 2004. [26 Juni 2008].

Cohen, L. at.al. (2004). A Guide to Teaching Practice, 5th Edition. London: Routledge Falmer.

Coletta , V P at al. (2006). Interpreting force concept inventory scores: Normalized gain and SAT scores.[on line] dalam PHYSICS EDUCATION RESEARCH 3, 010106 _2007.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademikdan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas

Ennis, R.H. (1985). Goals for a Critical Thinking Curriculum. Dalam Costa A.L. (ed). Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. ASCD: Alexandria, Virginia.

Ennis, R.H. (2002). En outline of Goals for a critical Thinking. [online]. Tersedia: http://faculty.ed.uiuc.edu/rhennis/outlinegoalstructur/. [2 Juli 2008].


(5)

102

Fischer, A.(2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel,J R, Wallen, N E.(1993). How To Design And Evaluate Research In Education, Second Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Ikuenobe, P.(2001). Teaching and Assessing Critical Thingking Abilities as Outcomes in an Informal Logic Course. Dalam Journal Teaching in Higher Education, Vol. 6, No. 1, 2001.

Joyce, B. dan Weil, M. (1996). Model Of Teaching (Fifth Edition). USA: A simon & Schsuster.

Krane, K.(2006). Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Lau, J. dan Chan, J. (2008). MODUL: About Critical Thinking.[online]. Tersedia: http://www.philosofi.hku.hk/think/critical/ct.php [2 Juli 2008]. Liliasari.(2008). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru.[on line]. Tersedia: http://www.file.upi.edu/ai.php? [21 Juli 2010].

Mohler,J.L.(2001).Using Interactive Multimedia Technologies to Improve Student Understanding of Spatially-Dependent Engineering Concept. [online]. Tersedia: http://www.tech.purdue.edu/cg/. [26 Juni 2008]. Mulyadi, A.(2007).Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Dalam

Pembelajaran Fisika. Laporan Field Study. Tidak diterbitkan.

Rahmat, A. dan Roswanto, A. (2005). Silabus Multimedia Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana. [online]. Tersedia:

http://lecturer.ukdw.ac.id/anton; http://192.168.1.37/anton. [2 Nopember 2007].

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, S.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Schafersman, S D.(1991). An Introduction To Critical Thingking. [online]. Tersedia: http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html [16 Agustus 2010].

Sethi, R.J. (2005). Using Virtual Laboratories and Online Instruction to Enhance Physics Education. Dalam Journal of Physics Teacher

Education [online], Vol. 2 No.3 February 2005. Tersedia:


(6)

103

Slykhuis, D. A. dan Park, J. C. (2005). High School Physics Students’ Conceptions of Position, Velocity, and Acceleration during a Computer-Based Unit on Kinematics. Dalam Journal of Physics Teacher Education [online], Vol.2 No.4 Mei 2005.Tersedia:

www.phy.ilstu.edu/jpteo [9 Pebruari 2007].

Solihat, N.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Fenomena untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Sains. Skripsi Sarjaan Pendidikan: Bandung UPI. Tidak diterbitkan.

Sunyono.(2009). Pembelajaran IPA dengan Keterampilan Generik Sains. [on line].[10 Juli 2009].

Wena, M.(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta; Bumi Aksara.

Wibawanto, H.(2008). Perancangan Model Ajar Multimedia. [on line]. Tersedia: http://klinikpembelajaran.com/kp2007/2008/06/16/548/. [4 Juli 2008].

Widodo.(2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. (online)[31 Desember 2009]

Wiyono, K.(2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SMA pada topik Relativitas Khusus. Tesis Magister Pendidikan: Bandung UPI. Tidak diterbitkan.

Yahya, S.(2008). Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Optik Fisis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis. Tesis Magister Pendidikan. Bandung UPI. Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

0 1 32

PEMBELAJARAN ELEKTROLISIS BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU.

0 0 31

PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU.

0 2 40

MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETRAMPILAN GENERIK SAINS GURU FISIKA PADA TOPIK FLUIDA MENGALIR.

0 0 36

PENGEMBANGAN MODEL VIRTUAL LABORATORY FISIKA MODERN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS CALON GURU.

1 8 40

PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS, DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 28

COLLABORATIVE RANKING TASKS (CRT) BERBANTUAN e-LEARNING UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS IPBA MAHASISWA CALON GURU FISIKA.

0 0 46

95120731 PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS M

0 0 65

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS CALON GURU FISIKA

0 0 6

PENGEMBANGAN MODEL VIRTUAL LABORATORY FISIKA MODERN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS CALON GURU DISERTASI

0 0 11