PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK: Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka.

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK
MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi
Di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga - Majalengka)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :
LIA LIANA ISKANDAR
NIM:1102579

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
i
Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK
MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi
Di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga - Majalengka)

Oleh:
Lia Liana Iskandar
S. Sos, Universitas Jenderal Soedirman, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister pendidikan (M. Pd.) pada Program Studi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Sekolah Pasca Sarjana

©Lia Liana Iskandar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013


Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis
ii
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing Tesis:

Dosen Pembimbing I

Prof. DR. R. Gurniwan Kamil Pasya, M. Si
NIP. 19610323 198603 1 002

Dosen Pembimbing II


Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA
NIP. 19620702 198601 1 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi
PIPS SPS UPI Bandung,

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA
NIP. 19620702 198601 1 002

iii
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING
UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sosiologi
di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka)


ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pada pembelajaran
sosiologi di sekolah yang selama ini dianggap monoton dan kurang melibatkan
peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan
peserta didik terbiasa dengan proses pembelajaran yang teacher centered dan
sangat tergantung pada keberadaan guru, sehingga kemandirian belajar peserta
didik sangat rendah.
Untuk mengatasi permasalahan belajar tersebut, berkenaan aspek
strategi pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi self regulated learning
yang memfasilitasi peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan bebas,
menyenangkan, menemukan makna belajar, mengurangi ketergantungan kepada
orang lain, dan akhirnya menumbuhkan kemandirian belajar. Penerapan
strategi self regulated learning ini dilakukan di kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga Majalengka dengan mengikuti model siklus secara sitematis dengan empat
langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, monitoring hasil strategi,
dan evaluasi.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan desain siklus observasi tiga tahap dari Hopkins.
Sebagaimana namanya, siklus ini memiliki tiga tahapan utama, yakni rapat

perencanaan, observasi kelas dan diskusi feedback. Hasil penelitian menujukan
bahwa strategi self regulated learning berhasil menumbuhkan kemandirian belajar
pada peserta didik kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga – Majalengka pada
pembelajaran sosiologi, yang ditunjukan dengan terpenuhinya lima indikator
kemandirian belajar yaitu: kepercayaan diri, motivasi, inisiatif, tanggung jawab
dan disiplin.
Kata kunci: Strategi

Pembelajaran,

Strategi

Self

Regulated

Learning,

Kemandirian Belajar


Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

THE APPLICATION OF SELF REGULATED LEARNING
IN EMERGING STUDENTS’ LEARNING INDEPENDENCE
(Class Action Research in Sociology Subject in The Second Grade
of Social Three of Senior High School 1 Talaga – Majalengka)
ABSTRACT

This research is based on the learning problem of sociology subject in
school that is pretend monotony and lack of students’ activity in learning process.
This problem causes students more comportable in teacher centered learning
process that they always depend on teacher’s exsistence, so the students learning
independence becomes low.
To solve this problem, it is related to the learning strategy aspect that
applies self regulated learning strategy. It facilitates students doing their learning
activity free and enjoyable, finds learning meaning, decreases students’
dependence, and emerges students’ learning independence. The application of this

self regulated learning strategy was held in the second grade of social three of
senior high school I Talaga – Majalengka wich is suitable with cycle model
sistematically in four step, as follows: planning, actuating and monitoring,
monitoring strategy result, and evaluating.
Qualitative approach is used in this class action research by observation
cycle design from Hopkins in three steps, i.e plan meeting, class observation, and
feedback discussion. The result is self regulated learning strategy can be the best
strategy to emerge the students’ learning independence of the second grade of
social three in senior high school I Talaga – Majalengka, espesially in sociology
subject. This can be seen from five indicators of learning independence wich was
fulfilled in this research, are: self confidence, motivation, inisiative, responsibility,
and dicipline.
Key words: Learning Strategy, Self Regulated Learning Strategy, Learning
Independence

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


DAFTAR ISI

JUDUL
....................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................
ABSTRAK ................................................................................................. ...
KATA PENGANTAR .....................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................................
DAFTAR ISI …………………………………............................................ .
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

i
ii
iii
iv
vi
vii

viii
x
xi
xii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ...............................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Klarifikasi Konsep ...............................................................................

1
6

6
7
8

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar Konstruktivisme . ...........................................................

10

B. Pembelajaran IPS-Sosiologi ................................................................

18

C. Strategi Pembelajaran ..........................................................................

22

D. Self Regulated learning .......................................................................
1. Unsur-Unsur Self Regulated Learning ...........................................
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning ........


26
28
29

E. Strategi Self Regulated Learning .........................................................

31

F. Kemandirian Belajar ............................................................................
1. Pengertian Kemandirian Belajar .....................................................
2. Hubungan antara Self Efficacy dengan Kemandirian Belajar .........
3. Karakteristik Kemandirian belajar ..................................................
4. Aspek dan Dimensi Kemandirian Belajar ......................................
5. Sumber, Langkah dan Tujuan Kemandirian Belajar ......................
6. Bentuk Kemandirian Belajar ..........................................................
7. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar .........................

35
35
37
43
46
48
50
51

G. Penelitian Terdahulu ............................................................................

54

H. Paradigma penelitian ............................................................................

57

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Lokasi dan Subjek penelitian ..............................................................
Desain Penelitian .................................................................................
Metode Penelitian .................................................................................
Instrumen Penelitian ............................................................................
Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
Analsis Data .........................................................................................
Validasi Data .......................................................................................

59
59
61
63
64
68
69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
71
1. Profil Sekolah SMAN 1 Talaga .....................................................
71
2. Subjek Penelitian .............................................................................
77
a. Profil Guru Mitra .....................................................................
77
b. Profil Kelas ..............................................................................
78
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................
78
a. Kegiatan Pendahuluan .............................................................
78
1) Orientasi Awal Kegiatan Pembelajaran Sosiologi
di Kelas XI IPS 3 ..............................................................
79
2) Sosialisasi Penggunaan Strategi Self Regulated Learning
dalam pembelajaran Sosiologi...........................................
82
b. Pelaksanaan Siklus PTK dengan Strategi Self Regulated Learning83
1) Tindakan Siklus I ..............................................................
81
2) Tindakan Siklus II .............................................................
95
3) Tindakan Siklus III ............................................................ 109
B. Pembahasan ..........................................................................................

117

1. Analisis Proses Penerapan Strategi Self Regulated Learning pada
Pembelajaran Sosiologi dengan Menggunakan PTK Untuk
Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik .......................
2. Hasil dari Penerapan Strategi Self Regulated Learning ..................

117
132

3. Kendala yang Dihadapi selama Penelitian dan Solusinya ..............

136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

137
138

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

140

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................

147

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1

Hal.
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget .....................................

14

4.1 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I ........................

87

4.2 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus I ..........

88

4.3 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada
Pembelajaran Siklus I .........................................................................

89

4.4 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus II ......................

102

4.5 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus II ..........

103

4.6 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada Siklus II .............

105

4.7 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus III .....................

113

4.8 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus III ........

114

4.9 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada
Pembelajaran Siklus III ........................................................................

115

4.10 Rekapitulasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran
Siklus I sampai Siklus III......................................................................

124

4.11 Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus I sampai
Siklus III ...............................................................................................

126

4.12 Rekapitulasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada
Pembelajaran Siklus I sampai Siklus III ...............................................

127

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

2.1

Paradigma penelitian ....................................................................

58

3.1

Siklus Observasi Tiga Tahap Hopkins ..........................................

60

4.1

Peta lokasi Penelitian ....................................................................

73

4.2

Hasil Dokumentasi KBM di Kelas XI IPS 3 pada Orientasi Awal.

80

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis ........................

148

2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian ...............................................

150

3. Surat Izin Observasi ......................................................................

151

4. Data Subjek Penelitian ..................................................................

152

5. Pedoman Wawancara Dengan Guru Mitra ...................................

153

6. Pedoman Wawancara Dengan Peserta Didik ...............................

155

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................

156

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...............................

162

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .............................

168

10. Dokumentasi Photo .......................................................................

174

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses
belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik.
Dalam

proses

pendidikan,

peserta

didik

secara

terus

menerus

perlu

dikembangkan. Dalam pengembangan itu, terdapat dua aspek penting yaitu
membelajarkan peserta didik bagaimana belajar dan membelajarkan peserta didik
bagaimana berpikir.
Kemandirian sangat penting untuk dikembangkan pada kegiatan
pembelajaran, karena tuntutan belajar di sekolah mengharuskan peserta didik
untuk belajar lebih mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan
kegiatan belajar yang lebih terarah dan intensif sehingga memungkinkan peserta
didik produktif, kreatif, dan inovatif.
Bekal utama yang dibutuhkan peserta didik untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan tersebut adalah memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
mengatur kegiatan belajar, mengontrol perilaku belajar, dan mengetahui tujuan,
arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajarnya.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Utari Sumarmo (2004:1)
bahwa setiap peserta didik perlu memiliki kemandirian dalam belajar. Karena
dengan kemandirian, peserta didik cenderung belajar lebih baik, mampu
memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat
waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri
dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara
emosional. Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar akan mampu
menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual
maupun bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.
Sikap kemandirian seseorang berkembang seiring perkembangan dirinya.
Tetapi tidak seorang pun yang berkembang terpisah dari kehidupan sosial
masyarakatnya. Kemandirian diartikan sebagai keadaan pengaturan diri, atau
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

kebebasan individu manusia untuk memilih, menguasai dan menentukan dirinya
sendiri (Chaplin, 1995:3). Kemandirian merupakan salah satu ciri kematangan
yang memungkinkan individu berfungsi otonom dan berusaha ke arah prestasi
pribadi untuk tercapainya suatu tujuan.
Menurut Papalia (2008:555) jika ditinjau dari faktor kognisi, pada masa
remaja individu mulai memasuki tahap perkembangan kognitif pada level
tertinggi, yaitu operasional formal. Pada tahap operasional formal, remaja
diharapkan mampu mengintegrasikan pengalaman-pengalaman masa lalu dengan
tantangan di masa kini dan mendatang, serta mampu membuat rencana untuk
masa depan. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat tercermin pada kemampuan
remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai
dalam belajar.
Kemampuan remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta
target yang ingin dicapai dalam belajar merupakan salah satu karakteristik yang
dimiliki oleh siswa yang memiliki Self regulated learning (SRL) sehingga
secara tidak langsung SRL mempengaruhi kemandirian siswa. Menurut Santrock
(2007:234) peserta didik yang mempunyai self regulated learning menunjukkan
karakteristik sebagai berikut: mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan
pengetahuan dan meningkatkan motivasi, menyadari hal- hal yang mempengaruhi
kondisi emosional dan mempunyai strategi untuk mengatur emosi agar tidak
mengganggu kegiatan belajar, memantau kemajuan yang mendekati target belajar
secara periodik, memeriksa strategi belajar yang didasarkan pada kemajuan yang
dicapai, mengevaluasi rintangan yang mungkin timbul, dan membuat adaptasi
yang diperlukan.
Sementara Guglielmino and Guglielmino (UT, 2003:5) mengemukakan
bahwa kemandirian ditandai beberapa aspek sebagai berikut: mempunyai inisiatif,
menerima tanggung jawab terhadap prilakunya sendiri dan memandang masalah
sebagai tantangan bukan hambatan, mempunyai disiplin dan mempunyai rasa
ingin tahu yang besar, mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar atau
mengadakan

perubahan

mengorganisasi

waktu,

serta

mempunyai

mengatur

kecepatan

rasa

percaya

belajar

diri,

yang

mampu

tepat

dan

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

mengembangkan rencana untuk penyelesaian tugas, senang belajar dan
mempunyai kecenderungan untuk memenuhi target yang telah direncanakan.
Peserta didik yang hanya duduk tenang dan mendengarkan informasi dari
guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sepertinya sudah membudaya
sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan memang agak sulit. Padahal faktor penentu
keberhasilan dalam belajar adalah peserta didik sebagai pelaku dalam kegiatan
belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan keterlibatan peserta didik, maka proses
belajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam belajar, peserta didik dituntut
memiliki sikap mandiri, artinya peserta didik perlu memiliki kesadaran, kamauan
dan motivasi dari dalam diri peserta didik dan bukan semata-mata tekanan rang
tua maupun pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri peserta didik,
tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Jadi
kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi
belajar seseorang. Kemandirian akan membuat seorang peserta didik memiliki
inisiatif untuk belajar tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi ujian atau tidak
ujian. Hal ini termasuk mengembangkan konsep untuk diaplikasikan dalam
kehidupan nyata. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang
penuh tanggung jawab sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi
Berdasarkan observasi awal di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga Majalengka, diperoleh data dan informasi dari bidang kurikulum serta guru
sosiologi kelas yang bersangkutan bahwa hasil belajar peserta didik tergolong
rendah. Rata-rata nilai sosiologi adalah 72, angka ini berada dibawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini disebabkan peserta didik kurang
mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata atau
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga dikarenakan penyajian materi
sosiologi yang masih monoton dan membosankan sehingga peserta didik kurang
tertarik belajar sosiologi. Dalam situasi demikian, peserta didik menjadi bosan
karena tidak adanya dinamika, inovasi, dan kreativitas. Peserta didik belum
dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang
berkualitas.
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

Pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga –
Majalengka juga cenderung berupa pembelajaran yang teacher centered.
Pembelajaran yang bersifat searah ini membuat peserta didik selalu bergantung
pada pekerjaan guru, sehingga selama proses belajar mengajar peserta didik
cenderung pasif saat mengikuti pelajaran sosiologi. Peserta didik mendengarkan,
mencatat materi yang terkait, dan dituntut untuk menghafalkannya lalu peserta
didik disuruh untuk mengerjakan latihan-latihan soal dengan tanpa tahu akan
tujuan dan manfaat yang akan mereka peroleh.
Dari hasil observasi juga ditemukan fakta bahwa pada saat pembelajaran
berlangsung sebagian peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru. Peserta
didik juga tidak membaca buku-buku pelajaran dan tidak mengerjakan LKS jika
tidak diminta atau diperintahkan oleh guru. Ketika guru memberikan pekerjaan
rumah, peserta didik tidak mengerjakannya di rumah. Mereka cenderung
mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah dan mengandalkan jawaban teman.
Peserta didik tidak berani mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Saat
guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya, peserta didik tampak sekali tidak mempelajari materi yang
ditugaskan. Ini menunjukkan peserta didik belum dapat merancang belajar mereka
sendiri. Hasilnya peserta didik menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan
kurang aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian menunjukkan
kurangnya kemandirian peserta didik dalam pembelajaran sosiologi.
Terkait belum optimalnya kemandirian belajar peserta didik, maka perlu
adanya pemilihan strategi pembelajaran sosiologi dengan pendekatan yang dapat
menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik. Salah satunya adalah strategi
self regulated learning.
Menurut Suyono dan Hariyanto, (2011:111) Self regulated learning
adalah:
“Proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan,
strategi, dan perilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan.
Pada strategi Self regulated learning, perserta didik dikembangkan
menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar
yang efektif, yang sesuai dengan gaya belajarnya, dan tahu bagaimana
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

serta kapan menggunakan pengetahuan itu dalam situasi pembelajaran
yang berbeda”.
Self-Regulated Learning (SRL) menempatkan pentingnya kemampuan seseorang
untuk belajar disiplin mengatur dan mengendalikan diri sendiri serta menekankan
pentingnya inisiatif. Intinya, SRL menunjukan motivasi dan orientasi peserta
didik sebagai ukuran perilaku partisipasi aktif pada proses pembelajaran.
Masalah belajar adalah masalah pengaturan diri, untuk itu, peserta didik
membutuhkan pengaturan diri atau self-regulated learning (SRL). Pengaturan diri
(SRL) dibutuhkan peserta didik agar mereka mampu mengatur dan mengarahkan
dirinya sendiri, mampu menyesuaikan dan mengendalikan diri, terutama bila
menghadapi

tugas-tugas yang sulit. Peserta didik dikatakan melakukan self-

regulation dalam belajar bila mereka secara sistematis mengatur perilaku dan
kognisinya dengan memperhatikan aturan yang dibuat sendiri, mengontrol
jalannya proses belajar dan mengintegrasikan pengetahuan, melatih untuk
mengingat informasi yang diperoleh, serta mengembangkan dan mempertahankan
nilai-nilai positif belajarnya.
Self-regulated learning menjadi komponen integral terhadap fungsi
formatif belajar. Fungsi ini merupakan suatu budaya belajar yang mendorong
peserta didik melatih strategi belajar pengaturan diri ketika ikut ambil bagian
dalam suatu kegiatan atau ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Strategi self-regulated learning adalah himpunan rencana yang dapat digunakan
pebelajar agar mencapai tujuan. Rencana-rencana aksi ini berdasar pada fase-fase,
proses-proses, dan sub proses pebelajar pengaturan diri. Penggunaan strategi selfregulated learning mengurangi kecemasan, meningkatkan self-efficacy dan
menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik yang secara langsung
berhubungan dengan pencapaian tujuan dan prestasi akademik.
Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa keunggulan dari strategi self-regulated
learning adalah bahwa strategi ini dicirikan oleh peserta didik sebagai partisipan
yang aktif yang mengontrol secara efisien pengalaman belajar mereka sendiri
dengan cara-cara yang berbeda, mencakup menentukan lingkungan yang produktif
dan menggunakan sumber-sumber belajar secara efektif, mengorganisir

dan

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

melatih informasi untuk dipelajari, memelihara emosi yang positif selama tugastugas akademik, dan mempertahankan kepercayaan motivasi yang positif tentang
kemampuan mereka, nilai belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan dengan judul: “Penerapan Strategi Self regulated Learning
untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik” (Penelitian Tindakan
Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga–
Majalengka)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah pokok
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran sosiologi dengan menerapkan strategi
self regulated learning untuk menumbuhkan kemandirian belajar peserta
didik ?
2. Bagaimanakah hasil dari penerapan strategi self regulated learning pada
pembelajaran sosiologi?
3. Bagaimana solusi terhadap berbagai kendala dalam penerapan strategi self
regulated learning dalam pembelajaran sosiologi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran sosiologi dengan menerapkan strategi
self regulated learning untuk menumbuhkan kemandirian belajar peserta
didik.
2. Mengetahui hasil dari penerapan strategi self regulated learning pada
pembelajaran sosiologi.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dialami guru dan peserta didik
dalam penerapan strategi self regulated learning dalam pembelajaran
sosiologi.

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil

penelitian

ini

memberikan

sumbangan

pikiran

dalam

pelaksanaan inovasi pendidikan, karena melalui Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) guru diberdayakan mengambil prakarsa
profesional secara mandiri. Selain itu guru akan mampu mengembangkan
kemandiriannya yang ditunjang oleh rasa percaya diri (self confidence) yang
tinggi karena penelitian ini bertolak dari kepedulian terhadap pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan
demikian diharapkan para guru akan mampu memperbaiki dan dapat
meningkatkan kualitas kerjanya.
Bagi pengembangan ilmu, diharapkan penelitian ini bisa memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan sebagai kajian teoritis khususnya yang
berkaitan dengan strategi self regulated learning dan kemandirian belajar
peserta didik, serta dalam upaya pengembangan mutu pendidikan dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi

sekolah,

penelitian

ini

memberikan

suatu

rujukan

untuk

menggunakan strategi Self regulated learning, agar proses pembelajaran
khususnya Sosiologi

menjadi pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan untuk dipelajari oleh peserta didik.
b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas
pengetahuan dan keterampilan tentang pilihan dan variasi strategi
pembelajaran
c. Bagi peserta didik, penelitian ini memberikan informasi tentang pentinya
kemandirian belajar dalam pembelajaran sosiologi serta menambah
pengalaman belajar peserta didik dengan menggunakan strategi Self
regulated learning, sehingga meningkatkan motivasi dan aktifitas peserta
didik dalam pembelajaran.

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

d. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa menjadi bahan kajian bagi pihak yang
berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan
kajian yang berbeda.
E. Klarifikasi Konsep
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep yang terdapat dalam
penelitian ini untuk menghindari kesalahan penafsiran oleh pembaca. konsepkonsep yang dimaksud adalah:
1. Strategi Pembelajaran
Kemp dalam Sanjaya (2008:126) mengungkapkan bahwa strategi
pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien”.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber

daya/kekuatan

dalam

pembelajaran

untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran.
2. Self Regulated Learning
Zimmerman (1989:3) mendefinisikan self regulated learning sebagai
“suatu proses dimana seorang peserta didik mengaktifkan dan mendorong
kognisi (cognition), perilaku (behaviours) dan perasaannya (affect) secara
sistematis dan berorientasi pada pencapaian tujuan belajar.”
Self regulated learning merupakan suatu upaya peserta didik aktif
untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat dengan menggunakan
cara-cara yang relevan dan tidak terbatas hanya pada materi pelajaran yang
didapat peserta didik dari lingkungan sekolah.
3. Strategi Self Regulated Learning
Zimmerman (1989:11) mendefinisikan strategi self-regulated learning
sebagai “strategi-strategi spesifik yang digunakan oleh peserta didik dalam
tugas-tugas

belajar,

untuk

melatih

pengendalian

terhadap

proses

pembelajaran”.
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

Strategi self-regulated learning mengarah pada tindakan dan proses
yang diarahkan pada perolehan informasi atau keterampilan yang melibatkan
pengorganisasian (agency), tujuan (purpose) dan persepsi instrumental
individu.
4. Kemandirian Belajar
Mudjiman (2009:15) mengatakan bahwa kemandirian belajar adalah
“kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai
suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki”.
Kemandirian belajar merupakan suatu bentuk belajar yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan: tujuan belajar, sumbersumber belajar dan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Menurut Nasution (1996:43), lokasi penelitian adalah lokasi situasi sosial
yang mengandung tiga unsur, yakni: tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat
adalah tiap lokasi dimana manusia melakukan sesuatu, pelaku adalah semua
orang terdapat di lokasi tersebut, sedangkan kegiatan adalah apa yang
dilakukan dalam situasi sosial tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut,
lokasi penelitian tindakan ini dilakukan di SMA Negeri 1 Talaga yang
beralamat di Jl. Ganeas No. 05 Talaga, Kecamatan Talaga, Kabupaten
Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru, peserta
didik, serta proses-proses interaktif yang terjadi antara guru dengan peserta
didik dan antara sesama peserta didik selama berlangsungnya program
tindakan ini. Guru yang dimaksud adalah guru yang mengajar sosiologi yang
mengajar di SMA Negeri 1 Talaga. Sedangkan peserta didik yang dimaksud
adalah peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga.

B. Desain Penelitian
Disain penelitian yang digunakan adalah siklus observasi tiga tahap dari
Hopkins (2011:136). Sebagaimana namanya, siklus ini memiliki tiga tahapan
utama, yakni rapat perencanaan, observasi kelas dan diskusi feedback.
Ringkasan siklus siklus observasi tiga tahap dapat digambarkan dalam bagan
berikut ini:

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

60

Rapat planning

Diskusi feedback

Observasi kelas

Gambar 3.1
Siklus Observasi Tiga-Tahap Hopkins

Rapat planning memberikan kesempatan bagi observer dan observed
untuk berefleksi tentang pelajaran atau bidang kurikulum yang akan diobservasi,
dan refleksi ini diharapkan dapat melahirkan keputusan timbal balik tentang
bagaimana mengumpulkan data observasional teerkait dengan salah satu aspek
pengajaran.
Selanjutnya, pada tahap observasi kelas, observer mengobservasi guru dan
siswa (observed) di ruang kelas dan mengumpulkan data objektif tentang aspek
pengajaran yang telah mereka sepakati sebelumnya.
kemudian saat diskusi feedback, observer dan guru (observed) saling
berdiskusi tentang informasi yang telah dikumpulkan, menentukan tindakan apa
yang

nantinya

perlu

dilaksanakan,

menyepakati

catatan

diskusi,

dan

merencanakan kembali siklus observasi selanjutnya.
Intinya, baik observer maupun observed perlu membuat proses observasi
ini berjalan secara efektif dan sistematis. Menurut Hopkins (2011:137-138),
terkait dengan siklus observasi kelas ini, ada beberapa prinsip penting yang perlu
dipertimbangkan diantaranya:
1. Iklim interaksi antara observer dan observed haruslah bersifat mutualistik,
saling membantu sama lain, saling membangun rasa kepercayaan.
2. Fokus kegiatan observasi seharusnya adalah meningkatkan praktik
pengajarandan memperkuat strategi-strategi yang telah terbukti sukses,
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

61

3.

4.

5.
6.

daripada mengkritik pola perilaku yang tidak penting, atau bahkan
mengubah kepribadian guru (observed)
Proses ini bergantung pada pengumpulan dan penggunaan data
observasional yang objektif, harus berlandaskan pada penilaian-penilaian
yang substantif.
Guru (observed) didorong untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang
praktik pengajarannya berdasarkan data yang telah diperoleh, dan
menggunakan data tersebut untuk membuat „hipotesis-hipotesis‟ yang
dapat diuji di masa-masa mendatang.
Masing-masing siklus observasi merupakan proses yang berkelanjutan
yang saling mendukung satu sama lain.
Baik observer maupun observed harus terlibat dalam proses timbal balik
pengembangan profesional yang dapat menuntun pada peningkatan skillskill pengajaran keduanya.

Diharapkan dengan terpenuhinya prinsip-prinsip diatas observasi kelas mampu
mendukung tujuan-tujuan spesifik dalam pengajaran dan aspirasi-aspirasi yang
lebih umum dalam pengembangan guru dan sekolah.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Mills (dalam Hopkins,
2011:88) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan
oleh guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana
sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana
siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh
pemahaman, mengembangkan praktik refleksif, mempengaruhi perubahanperubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik
pendidikan secara umum, dan untuk meningkatkan hasil-hasil
pembelajaran siswa.
Berdasarkan definisi diatas, penelitian tindakan kelas merujuk pada bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran peserta
didik, dan belajar dari pengalaman peserta didik sendiri untuk meningkatkan
hasil pembelajaran peserta didik .
Sementara Cormack (dalam Moleong 2010:238) menjelaskan bahwa
penelitian tindakan adalah “cara melakukan penelitian yang berupaya untuk
memecahkan masalah pada saat yang bersamaan”. Jadi penelitian tindakan
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

62

adalah proses untuk memperoleh hasil perubahan dan memanfaatkan hasil
perubahan yang diperoleh dalam penelitian itu.
Kemmis (1983) dalam Hopkins (2011:87) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi diri
yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan
dalam (a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b)
pemahaman mereka tentang praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi yang
melingkupi pelaksanaan praktik-praktik tersebut. Dalam Pendidikan,
penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum
berbasis sekolah, pengembangan profesionalisme, program-program
pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem.
Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara
kemitraan mengenai situasi sosial tertentu termasuk pendidikan sehingga dapat
meningkatkan rasionalitas. Penelitian tindakan kelas diperlukan didalam dunia
pendidikan sebagai pengembangan kurikulum, profesionalisme dan perencanaan
sistem.
Menurut Arikunto (2008:62) “ciri-ciri penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami
(bukan dalam laboratorium), ditujukan untuk memecahkan permasalahan
praktis”. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan

tujuan

tertentu

yang

intinya

adalah

pebaikan-perbaikan

dan

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran dan
dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Pemilihan metode penelitian tindakan kelas dalam upaya menumbuhkan
kemandirian belajar peserta didik dalam pembelajaran sosiologi didasarkan pada
alasan bahwa: penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi aplikatif bagi guru
yang menjalankan tugasnya dan dalam usaha meningkatkan kemampuan atau
kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
tidak hanya memberikan saran bagi guru tapi juga solusi. Sehingga dengan
penelitian ini peneliti sebagai guru mendapatkan masukan dan sekaligus
pedoman dalam menjalankan tugas sebagai guru sosiologi yang inovatif dan
kreatif. sehingga berbagaipersoalan dan pandangan keliru terhadap pelajaran
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

63

sosiologi dapat ditepis dan diantisipasi dengan menunjukan bukti-bukti nyata
pentingnya pembelajaran sosiologi di sekolah melalui peranannya dalam
menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif sebagai human instrument,
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya.
Sebab itu, Sugiono (2007:60-61) menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif,
“The Researcher is the Key Instrument”. Jadi peneliti merupakan instrumen kunci
dalam penelitian kualitatif.
Menurut Sugiono (2007:61-62) Peneliti sebagai instrumen penelitian serasi
untuk penelitian kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermaknaatau tidak bagi
penelitian.
b. Peneliti sebagai alat bisa menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. tiap situasi merupakan keseluruhan. tidak ada suatu instrumen berupa test
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuannya semata. untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera
untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
f. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, atau
perbaikan.
g. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang
lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif dengan latar atau
setting yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan penting kepada
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

64

penelitinya sebagai satu-satunya instrumen, karena manusialah yang dapat
menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam suatu
penelitian, karena tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:
a. Observasi; yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. observasi juga artinya
tindakan yang untuk melakukan penafsiran dari teori seperti yang
dikemukakan oleh Karl Popper (Hopkins, 1993, dalam Wiriaatmadja,
2012:104). Instrumen observasi lazimnya disebut pedoman observasi, pada
penelitian ini menggunakan pedoman observasi aktivitas guru (Observing
Teacher), observasi aktivitas peserta didik (Observing student), dan observasi
kemandirian belajar peserta didik.
Berikut pedoman observasi aktivitas guru:
1) Kemampuan membuka pelajaran (set induction)
2) Penggunaan strategi mengajar
3) Kemampuan komunikasi dan interaksi dengan peserta didik
4) Kemampuan pengelolaan kelas (Classroom Management)
5) Kemampuan mengembangkan materi pelajaran
6) Kemampuan memberikan semangat kepada peserta didik agar tekun
dalam usaha mencapai tujuan dan konsep dari materi yang telah
dipelajari
7) Kemampuan memberikan motivasi serta penguatan kepada peserta didik
8) Kemampuan mengarahkan peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran
9) Menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran sehingga peserta
didik aktif dalam pembelajaran
10) Kemampuan menutup pembelajaran

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

65

Berikut pedoman observasi aktivitas peserta didik:
1) Memperhatikan penjelasan guru
2) Merespon pertanyaan guru
3) Antusias dalam mengikuti pembelajaran
4) Mengerjakan tugas yang diberikan guru
5) Diskusi antarpeserta didik/guru
6) Mengajukan pertanyaan
7) Menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau teman
8) Mengemukakan pendapat
9) Memberi tanggapan, saran yang berbeda terhadap penjelasan guru atau
teman
10) Mempersiapkan dan membawa sumber belajar
11) Menggunakan bahan belajar dan bahan referensi
12) Mengerjakan soal latihan
13) Mempresentasikan tugas
Berikut pedoman observasi kemandirian belajar peserta didik:
1) Indikator percaya diri, kriteria pengamatannya:
a) Melakukan kegiatan presentasi di depan kelas
b) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
c) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain
2) Indikator motivasi, kriteria pengamatannya:
a) Memiliki dorongan rasa ingin tahu
b) Semangat dan antusias dalam kegiatan
c) Komitmen yang tinggi terhadap tugas
3) Indikator inisiatif, kriteria pengamatannya:
a) Keikutsertaan dalam mengajukan pertanyaan
b) Keikutsertaan dalam menjawab pertanyaan
c) Mempersiapkan, membawa, dan menggunakan sumber belajar
d) Keterampilan berfikir secara kritis

Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

66

4) Indikator tanggung jawab, kriteria pengamatannya:
a) Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan kelompok
b) Keikutsertaan dalam memecahkan masalah
c) Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok
d) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri
5) Indikator disiplin, kriteria pengamatannya:
a) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
b) Fokus pada kegiatan pembelajaran
c) Mengatasi sendiri kesulitan pada dirinya
b. Wawancara; berupa pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orangorang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan tentang
hal-hal yang dibutuhkan. orang-orang yang dapat diwawancarai adalah;
Peserta didik, Guru Pelajaran Sosiologi Kelas X, Kepala Sekolah serta pihakpihak lain sesuai kebututuhan. Alat bantu wawancara dinamakan pedoman
wawancara. dalam penelitian ini pedoman wawancara terdiri atas 2 (dua)
yaitu pedoman wawancara untuk guru dan peserta didik.
Pedoman wawancara untuk guru:
1) Nama, tempat dan tanggal lahir?
2) Pendidikan terakhir guru?
3) Pengalaman mengajar?
4) Penataran atau pelatihan yang pernah diikuti guru?
5) Metode dan strategi mengajar yang biasa digunakan guru?
6) Buku sumber dan media pembelajaran yang biasa digunakan?
7) Apakah guru selalu mempersiapkan rancangan pembelajaran?
8) Bagaimana wawasan guru tentang keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap guru?
9) Bagaimana wawasan guru mengenai upaya pengembangan bahan ajar?
10) Apakah selama proses pembelajaran selalu memberikan motivasi dan
penguatan-penguatan terhadap peserta didik untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
Lia Liana Iskandar, 2013
Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta
Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67

11) Apakah guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memiliki
inisiatif belajar, memiliki tanggung jawab dalam bersikap dan disiplin
dalam menyelesaikan tugas?
12) Menurut guru, apakah peserta didik perlu memiliki kemandirian belajar?
13) Apakah guru mengenal strategi self regulated learning?
14) Bagaimana tanggapan guru terhadap strategi self regulated learning?
Pedoman wawancara untuk peserta didik :
1) Apakah peserta didik senang belajar sosiologi?
2) Bagaimana pendapat peserta didik tentang pembelajaran sosiologi selama
ini?
3) Metode/cara/startegi mengajar seperti apa yang biasa dilakuk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

7 59 127

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I SMAN 17 Garut.

9 55 57

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Dikelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

0 0 41

PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENGANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung.

0 0 43

Peningkatan keaktifan peserta didik dalam belajar bahasa Indonesia melalui strategi belajar kognitif : suatu penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Godean.

0 0 2

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PESERTA DIDIK KELAS XI.IPS-2 SMAN 1 LEMBAH MELINTANG Asmarni

0 0 8

KINERJA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS XI IPS 1 SMAN 1 SAMBAS

0 0 11

Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

1 2 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-Regulated Learning 1. Pengertian Self-Regulated Learning - Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

0 0 22

Keefektifan Teknik Self Regulated Learning untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 8 Surakarta - UNS Institutional Repository

1 3 16