Efisiensi Biaya Operasional terhadap Peningkatan Profit Perusahaan Menggunakan Cost-Volume-Profit Analysis.

(1)

vii

ABSTRACT

The company essentially consists of a collection of people and equipment operational, which seeks to achieve the goal of maximizing profits. Cost-volume-profit analysis is one tool used to improve or increase Cost-volume-profits. In addition, cost-volume-profit analysis is also a useful tool for planning and decision making. Thus, in writing this thesis the author wrote the title "Efficiency Operational Costs To Increase Company’s Profit Using Cost-Volume-Profit Analysis". The object of research in this research is a company that operates as an importer of chemicals (chemical raw materials), suppliers, and distributors at the same time. In this research, the authors collected data directly to conduct interviews and obtain the necessary data such as financial statements in 2012, which is subsequently processed and presented in tables and graphs. Based on the research that has been done, it can be seen that the break-even point is at 137.010 units of the company or by Rp17.645.540.899, the margin of safety for the company -Rp84.867.484 or -0.48 %, the company's operating loss amounted to Rp10.378.307, and DOL at 196 times the average for sales that occurred during the year 2012. To overcome the losses suffered by the company, the company wanted a profit increase of 2%. By using the cost-volume-profit analysis, it is known that the company's break-even point is at 134.324 units or by Rp17.301.602.390, the margin of safety for the company Rp610.284.490 or 3.41 %, operating profit of the company amounted to Rp30.245.908, and DOL of 68.5 times. After receiving the information from the company, it is known that the company has not implemented a cost-volume-profit analysis in an increase in profits. Therefore, the authors are interested in applying cost-volume-profit analysis in an increase in earnings in the company.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Perusahaan pada hakekatnya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan operasionalnya, yang berupaya mencapai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan.

Cost-volume-profit analysis merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

meningkatkan atau menaikkan laba. Selain itu, cost-volume-profit analysis juga merupakan suatu alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis menulis judul “Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Peningkatan Laba Perusahaan Menggunakan

Cost-Volume-Profit Analysis”. Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebuah

perusahaan yang bergerak sebagai importir bahan kimia (bahan baku kimia),

supplier, dan sekaligus distributor. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data

secara langsung dengan melakukan wawancara dan memperoleh data yang diperlukan seperti laporan keuangan tahun 2012, yang selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa break-even point perusahaan berada pada 137.010 unit atau sebesar Rp17.645.540.899, margin of safety perusahaan sebesar -Rp84.867.484 atau -0,48%, rugi operasional perusahaan sebesar Rp10.378.307, dan DOL sebesar 196 kali untuk rata-rata penjualan yang terjadi selama tahun 2012. Untuk mengatasi kerugian yang dialami perusahaan, maka perusahaan menginginkan adanya kenaikan laba sebesar 2%. Dengan menggunakan cost-volume-profit

analysis, maka diketahui bahwa break-even point perusahaan berada pada 134.324

unit atau sebesar Rp17.301.602.390, margin of safety perusahaan sebesar Rp610.284.490 atau 3,41%, laba operasional perusahaan sebesar Rp30.245.908, dan DOL sebesar 68,5 kali. Setelah mendapat informasi dari perusahan, diketahui bahwa perusahaan belum menerapkan cost-volume-profit analysis dalam peningkatan laba. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menerapkan cost-volume-profit analysis dalam peningkatan laba pada perusahaan ini.


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRACT...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GRAFIK...xiv

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.3.1 Tujuan Umum...6

1.3.2 Tujuan Khusus...6


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

1.4.1 Bagi Peneliti...6

1.4.2 Bagi Perusahaan...7

1.4.3 Bagi Pihak Lain...7

1.5 Rerangka Pemikiran...7

BAB II TINJAUAN TEORETIS...10

2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen...10

2.1.1 Karakteristik Akuntansi Manajemen...11

2.2 Pengertian Biaya...13

2.2.1 Perilaku Biaya...16

2.3 Pengertian Laba...17

2.3.1 Karakteristik Laba...19

2.3.2 Fungsi Perhitungan Laba...20

2.3.3 Jenis-jenis Laba...20

2.3.4 Keunggulan Laba...21

2.4 Pengertian Cost-Volume-Profit Analysis...22

2.4.1 Peran Strategis Cost-Volume-Profit Analysis...23

2.4.2 Manfaat Cost-Volume-Profit Analysis...24

2.4.3 Asumsi Cost-Volume-Profit Analysis...25


(5)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...37

3.1 Objek Penelitian...37

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...37

3.1.2 Produk yang Diimpor...38

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan...38

3.2 Metode Penelitian...40

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...40

3.2.2 Sumber Data...41

3.2.3 Kegiatan dan Waktu Penelitian...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...43

4.1 Hasil Penelitian...43

4.1.1 Data Penjualan dan Biaya...43

4.2 Pembahasan...49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...87

5.1 Simpulan...87

5.2 Saran...89

DAFTAR PUSTAKA...91


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Rerangka Pemikiran...9 Gambar 2 Struktur Organisasi...38


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data Penjualan...43 Tabel 4.2 Data Rincian Penjualan...44 Tabel 4.3 Data Biaya...44 Tabel 4.4 Penggolongan Biaya menjadi Biaya Tetap, Biaya Variabel,

dan Biaya Semi Variabel...47 Tabel 4.5 Least Square Method untuk Biaya Kendaraan Angkutan dan

Pengiriman...50 Tabel 4.6 Least Square Method untuk Biaya Komisi Penjualan atau

Pembelian...53 Tabel 4.7 Perubahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel...55


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Cost-Volume-Profit Graph Periode Januari 2012 –

Maret 2012...59 Grafik 4.2 Cost-Volume-Profit Graph Periode April 2012 –

Juni 2012...63 Grafik 4.3 Cost-Volume-Profit Graph Periode Juli 2012 –

September 2012...68 Grafik 4.4 Cost-Volume-Profit Graph Periode Oktober 2012 –

Desember 2012...73 Grafik 4.5 Cost-Volume-Profit Graph Periode Januari 2012 –

Desember 2012...78 Grafik 4.6 Cost-Volume-Profit Graph Periode Januari 2012 –


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada hakekatnya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan operasionalnya, yang berupaya mencapai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan ditentukan oleh setiap individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan perusahaan.

Dalam suatu perusahaan ada bagian akuntansi manajemen dan bagian akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen menyediakan informasi untuk manajer dan pihak internal perusahaan, dimana harus ada konsep dalam mengolah data keuangan dan data non keuangan. Akuntansi keuangan menyediakan informasi untuk pihak eksternal (seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah), sama-sama harus ada konsep dalam mengolah data keuangan data non keuangan. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal).

Konsep akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan berbeda karena akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham.


(10)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 2

Universitas Kristen Maranatha

Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.

Konsep dalam akuntansi manajemen misalnya seperti perilaku biaya (cost

behavior), biaya produk (product costing), ABC sistem, biaya relevan (relevant cost). Sedangkan konsep dalam akuntansi keuangan misalnya seperti nilai wajar,

akrual, dan kontinuitas usaha. Akuntansi manajemen digunakan untuk kepentingan manajemen, sebagai salah satu alat dalam perencanaan dan pengendalian, dan pengambilan keputusan secara internal.

Perusahaan yang mempunyai organisasi yang baik dan teratur kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan dalam mengerjakan setiap aktivitasnya. Begitu sebaliknya, perusahaan yang tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur akan mengalami hambatan dalam menjalankan setiap aktivitasnya. Organisasi yang ada di dalam perusahaan harus mampu mengendalikan, mengontrol, dan mengambil keputusan yang tepat atas segala aktivitas yang akan dilakukan oleh perusahaan termasuk keputusan dalam perencanaan dan penganggaran biaya.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidaklah sedikit. Seringkali perusahaan mengalami penurunan laba atau bahkan kerugian akibat dari terlalu besarnya pengeluaran biaya operasional jika dibandingkan dengan pendapatan operasional yang diterima perusahaan. Biaya yang seringkali kita pelajari umumnya terbagi atas biaya tetap


(11)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 3

Universitas Kristen Maranatha

karakteristik yang lebih kompleks dibandingkan dengan biaya tetap. Biaya variabel seringkali berubah-ubah sedangkan biaya tetap cenderung lebih konstan dalam jangka waktu tertentu. Dalam pengeluaran biaya operasional suatu perusahaan, harus ditentukan berapa jumlah biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan atau setiap tahunnya, tergantung dari seberapa besar perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin besar kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan, maka biaya variabel yang akan dikeluarkan akan semakin besar. Sebaliknya, jika perusahaan membatasi kegiatan operasionalnya, maka biaya variabel yang akan dikeluarkan dapat menurun. Contoh biaya variabel dalam perusahaan yang penulis teliti adalah biaya pemeliharaan. Berbeda dengan biaya tetap, seberapa besar kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan tidak meyebabkan kenaikan atau penurunan jumlah atas biaya tetap yang harus dikeluarkan. Contoh biaya tetap seperti biaya gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan air.

Cost-volume-profit (CVP) analysis digunakan untuk menentukan bagaimana

perubahan dalam biaya dan volume mempengaruhi pendapatan operasional perusahaan. Cost-volume-profit analysis ini merupakan suatu alat vital dalam dunia bisnis dimana hasil dari analisisnya bisa dijadikan rujukan dalam melakukan suatu kebijakan produksi atau penjualan dan bisa dijadikan acuan dalam hal pengambilan keputusan misalnya produk apa yang semestinya lebih banyak diproduksi supaya menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dengan bantuan cost-volume-profit ini, manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang


(12)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 4

Universitas Kristen Maranatha

diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki. Cost-volume-profit analysis ini menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas penjualan dan harga jual, serta semua informasi keuangan yang terkandung didalamnya.

PT. X merupakan salah satu badan usaha yang kegiatannya bergerak di bidang importir bahan kimia (bahan baku kimia), supplier, dan sekaligus distributor. Tujuannya yang lain adalah untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat dan kemampuan bersaing dalam mengahadapi kompetitor lain. Dalam melaksanakan kegiatannya PT. X masih menghadapi kendala, misalnya dalam pengeluaran biaya operasional yang seringkali mengalami pembengkakan. Contoh pengeluaran biaya operasional yang seringkali mengalami pembengkakan misalnya dalam penggantian biaya transportasi pada saat pengiriman barang (baik pengiriman barang ke antar cabang maupun pengiriman barang ke gudang) yang dianggap masih terlalu besar dibandingkan dengan kenyataan, atau dapat dikatakan adanya penggelembungan biaya transportasi oleh karyawan (supir) terhadap perusahaan. Hal ini jelas membuat perusahaan mengalami pembengkakan biaya operasional, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan suatu saat dapat mengalami kerugian apabila hal ini masih terjadi secara terus-menerus.

Dikarenakan biaya operasional sangat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut yang terjadi pada PT. X dengan judul


(13)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 5

Universitas Kristen Maranatha

“EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENINGKATAN

PROFIT PERUSAHAAN MENGGUNAKAN COST-VOLUME-PROFIT

ANALYSIS” (studi kasus pada PT. X).

1.2 Perumusan Masalah

Cost-volume-profit analysis merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

meningkatkan atau menaikkan laba. Selain itu, cost-volume-profit analysis juga merupakan suatu alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Banyak perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana cara meningkatkan laba, cara perencanaan dan pengambilan keputusan yang tepat, penghematan biaya apa saja yang harus ditekan, dan sebagainya. Seringkali mereka menurunkan harga jual produk (baik dengan memberi potongan harga maupun memberikan diskon dengan cara “beli 2 gratis 1”) dengan tujuan untuk meningkatkan daya beli konsumen sehingga laba perusahaan meningkat. Tetapi mereka lupa bahwa bukan hanya dengan cara seperti itu untuk meningkatkan laba, tetapi dari penghematan biaya operasional perusahaan yang harus diperiksa dan dihitung kembali karena tidak sedikit perusahaan yang mengalami penurunan laba akibat dari terlalu besarnya biaya operasional yang dikeluarkan.

Atas masalah tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis kasus tersebut pada perusahaan.

1. Apakah perusahaan telah melakukan cost-volume-profit analysis?

2. Apakah ada hubungan secara simultan antara efisiensi biaya operasional terhadap peningkatan profit perusahaan?


(14)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 6

Universitas Kristen Maranatha

3. Apakah ada pengaruh antara efisiensi biaya operasional terhadap peningkatan

profit perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara efisiensi biaya operasional terhadap peningkatan profit perusahaan menggunakan cost-volume-profit

analysis pada PT. X. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya hubungan antara efisiensi biaya operasional terhadap profit perusahaan.

2. Diketahuinya hubungan antara efisiensi biaya operasional terhadap profit perusahaan menggunakan cost-volume-profit analysis.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian diharapkan:

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Untuk membandingkan antara teori yang didapat dikelas dengan praktek yang dijalankan perusahaan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara efisiensi biaya operasional terhadap

profit perusahaan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara efisiensi biaya operasional terhadap


(15)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 7

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Bagi Perusahaan

1. Memperoleh informasi didalam penilaian antara efisiensi biaya operasional terhadap profit perusahaan.

2. Memperoleh informasi didalam penilaian antara efisiensi biaya operasional terhadap profit perusahaan menggunakan cost-volume-profit

analysis.

3. Memperoleh solusi atas efisiensi biaya operasional terhadap peningkatan

profit perusahaan.

4. Memperoleh masukan yang positif bagi kemajuan perusahaan.

1.4.3 Bagi Pihak Lain

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang cost-volume-profit

analysis.

2. Sebagai masukan, referensi atau pembanding untuk penelitian lain yang serupa.

1.5 Rerangka pemikiran

Atas masalah yang sedang dihadapi oleh PT. X, maka penulis mengusulkan untuk mengguanakan metode cost-volume-profit analysis. Perusahaan dapat saja memilih alternatif lain dalam meningkatkan keuntungan misalnya dengan melakukan peningkatan penjualan, tetapi berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi PT. X maka sebaiknya dilakukan dengan metode cost-volume-profit

analysis. Dimana perusahaan diharapkan dapat melakukan efisiensi biaya


(16)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 8

Universitas Kristen Maranatha

misalnya dilakukan dengan penghematan ataupun penghilangan biaya-biaya yang dianggap terlalu besar atau bahkan dianggap tidak diperlukan.

Cost-volume-profit analysis merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk

perencanaan dan pengambilan keputusan, karena cost-volume-profit analysis menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya.

Cost-volume-profit analysis dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat unuk mengidentifikasi

cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya.

Sebelum cost-volume-profit analysis dilakukan, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengetahui biaya apa saja yang tedapat dalam perusahaan kemudian memisahkannya menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Setelah biaya dalam perusahaan terpisah, maka cost-volume-profit analysis dapat dilakukan dengan menentukan contribution margin, break-even point, margin of

safety, analisis sensitivitas (berpengaruh terhadap perubahan harga jual, volume

penjualan, biaya variabel per unit, dan biaya tetap), pemilihan alternatif tindakan, dan penentuan laba perusahaan.


(17)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 9

Universitas Kristen Maranatha Bagan Rerangka Pemikiran

Biaya-biaya yang terdapat di perusahaan

Pemisahan biaya semi variabel ke dalam komponen tetap dan variabel Penggolongan biaya: -Biaya tetap

-Biaya variabel -Biaya semi variabel

Analisis CVP

Menentukan contribution

margin

Menentukan break even point

Menentukan margin of safety

Analisis sensitivitas

Perubahan harga jual

Perubahan volume penjualan

Perubahan biaya variabel

Perubahan biaya tetap

Pemilihan alternatif tindakan


(18)

87

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada PT. X, maka dapat disimpulkan bahwa:

Perusahaan belum pernah menerapkan cost-volume-profit analysis dalam perencanaan laba (khususnya perencanaan laba jangka pendek).

• Perusahaan belum melakukan pemisahan biaya semi variabel sehingga untuk kepentingan cost-volume-profit analysis maka penulis melakukan pemisahan biaya tersebut menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya tetap dan biaya variabel selama periode Januari 2012 – Desember 2012 adalah sebagai berikut:

 Total biaya tetap = Rp4.124.894.713,73

 Total biaya variabel = Rp375.138.239,31

• Penulis mencoba membantu perusahaan dalam merencanakan laba jangka pendeknya dengan estimasi kenaikan laba sebesar 2% (estimasi kenaikan laba yang diharapkan perusahaan) dengan menggunakan cost-volume-profit


(19)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 88

Keterangan Sebelum ada peningkatan Setelah ada peningkatan

Penjualan Rp 17.560.673.415,00 Rp 17.911.886.883,00

Biaya variabel Rp 15.529.462.640,00 Rp 15.840.051.893,00

Unit terjual (Q) 136.313 unit 139.039 unit

Contribution margin Rp 2.031.210.775,00 Rp 2.071.834.990,00

Contribution margin per unit Rp 14.901,00 Rp 15.199,00

Contribution margin ratio 11,57% 11,80%

BEP (Q) 137.010 unit 134.324 unit

BEP (SR) Rp 17.645.540.899,00 Rp 17.301.602.390,00

Margin of safety Rp (84.867.484,00) Rp 610.284.490,00

Margin of safety (%) -0,48% 3,41%

Laba operasional Rp (10.378.307,00) Rp 30.245.908,00

Tingkat pengungkit operasi 196 kali 68,5 kali

Cost-Volume-Profit Analysis Periode Januari 2012 - Desember 2012

• Dari hasil perhitungan sebelum terjadi peningkatan laba dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp10.378.307. Sedangkan setelah terjadi peningkatan laba dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan laba menajdi Rp30.245.908.

• Faktor yang mempengaruhi biaya adalah adanya perubahan ativitas. Dilihat dari pendapat beberapa perusahaan sejenis, mereka menyatakan bahwa laba menurun diakibatkan karena beban usaha meningkat dan beban pokok pendapatan pun meningkat.

• Secara global, beberapa perusahaan sejenis (perusahaan importir) menyatakan bahwa kerap kali adanya peraturan pemerintah yang harus ditaati misalnya dalam pembayaran pajak dan bea cukai yang terkadang tidak sesuai dengan tarif yang berlaku. Seringkali tarif yang dikenakan kurang dari batas normal. Terdapat pula permainan politik dengan membatasi produk-produk tertentu yang akan diimpor. Tujuannya agar perusahaan dapat menjual produk yang berasal dari dalam negeri. Tetapi terkadang harga produk dalam negeri cenderung lebih mahal daripada harga produk impor, ini yang


(20)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 89

Universitas Kristen Maranatha

menjadikan peran politik menjadi salah satu faktor atas pembengkakan biaya perusahaan.

5.2 Saran

Perusahaan sebaiknya menggunakan cost-volume-profit analysis dalam perencanaan laba (khususnya dalam perencanaan laba jangka pendek). Karena cost-volume-profit analysis merupakan salah satu cara untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume mempengaruhi pendapatan operasional perusahaan. Cost-volume-profit analysis ini merupakan suatu alat vital dalam melakukan suatu kebijakan produksi atau penjualan dan bisa dijadikan acuan dalam hal pengambilan keputusan, sehingga manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.

• Perusahaan harus melakukan pemisahan biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Khususnya melakukan pemisahan biaya semi variabel secara akurat baik menjadi kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Tujuannya untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan dengan cost-volume-profit

analysis.

Perusahaan sebaiknya menggunakan metode Least Square dalam melakukan pemisahan biaya semi variabel kedalam biaya tetap dan biaya variabel karena sifatnya dianggap paling objektif dan tepat karena menggunakan seluruh biaya yang ada.


(21)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 90

• Jika kenaikan laba sebesar 2% yang diharapkan perusahaan ingin dapat tercapai, maka target seluruh peningkatan penjualan, biaya variabel, dan jumlah unit yang terjual harus terpenuhi.

Berdasarkan asumsi dari cost-volume-profit analysis, diharapkan bahwa seluruh unit yang diproduksi terjual tanpa ada persediaan akhir barang jadi. Karena jika masih terdapat persediaan akhir barang jadi, maka asumsi

cost-volume-profit analysis tidak dapat terpenuhi karena akan berpengaruh

terhadap hasil perhitungan BEP dimana total pendapatan sama dengan total biaya. Jika masih terdapat persediaan akhir, maka seharusnya ada penambahan total pendapatan yang didapat.

• Dalam menghadapi peraturan pemerintah atas tarif pajak dan bea cukai, sebaiknya perusahaan melakukan pembayaran yang sebenarnya tanpa penyogokan. Karena memberikan dampak positif bagi negara maupun bagi nama baik perusahaan sendiri.


(22)

91

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen, Cokins, dan Lin yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. (2007). Cost Management-Manajemen Biaya. Edisi Ketiga, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. (2006). Managerial

Accounting. 10th Edition. Boston: Irwin / Mc Graw-Hill Co.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R., dan Marryanne M. Mowen. (2006). Cost Management

Accounting and Control. 5th Edition. South Western: Thompson Learning. Horngren, Charles T., George Foster, dan Srikant M. Datar. (2003). Cost

Accounting: A Managerial Emphasis. 11th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, International Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim. (2007). Akuntansi Intermediate. Edisi Kedua Belas, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Kuswandi. (2005). Meningkatkan Laba Perusahaan Melalui Pendekatan

Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo.

Jakarta.

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen. Grasindo. Jakarta.

Stice, Eral K. dan K. Fred Skousen yang diterjemahkan oleh Ali Akbar. (2009).

Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku Satu, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2005). Managerial


(1)

B A B 1 P E N D A H U L U A N 9

Bagan Rerangka Pemikiran

Biaya-biaya yang terdapat di perusahaan

Pemisahan biaya semi variabel ke dalam komponen tetap dan variabel Penggolongan biaya: -Biaya tetap

-Biaya variabel -Biaya semi variabel

Analisis CVP

Menentukan contribution

margin

Menentukan break even point

Menentukan margin of safety

Analisis sensitivitas

Perubahan harga jual

Perubahan volume penjualan

Perubahan biaya variabel

Perubahan biaya tetap


(2)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada PT. X, maka dapat disimpulkan bahwa:

Perusahaan belum pernah menerapkan cost-volume-profit analysis dalam perencanaan laba (khususnya perencanaan laba jangka pendek).

• Perusahaan belum melakukan pemisahan biaya semi variabel sehingga untuk kepentingan cost-volume-profit analysis maka penulis melakukan pemisahan biaya tersebut menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya tetap dan biaya variabel selama periode Januari 2012 – Desember 2012 adalah sebagai berikut:

 Total biaya tetap = Rp4.124.894.713,73

 Total biaya variabel = Rp375.138.239,31

• Penulis mencoba membantu perusahaan dalam merencanakan laba jangka pendeknya dengan estimasi kenaikan laba sebesar 2% (estimasi kenaikan laba yang diharapkan perusahaan) dengan menggunakan cost-volume-profit


(3)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 88

Keterangan Sebelum ada peningkatan Setelah ada peningkatan

Penjualan Rp 17.560.673.415,00 Rp 17.911.886.883,00

Biaya variabel Rp 15.529.462.640,00 Rp 15.840.051.893,00

Unit terjual (Q) 136.313 unit 139.039 unit

Contribution margin Rp 2.031.210.775,00 Rp 2.071.834.990,00

Contribution margin per unit Rp 14.901,00 Rp 15.199,00

Contribution margin ratio 11,57% 11,80%

BEP (Q) 137.010 unit 134.324 unit

BEP (SR) Rp 17.645.540.899,00 Rp 17.301.602.390,00

Margin of safety Rp (84.867.484,00) Rp 610.284.490,00

Margin of safety (%) -0,48% 3,41%

Laba operasional Rp (10.378.307,00) Rp 30.245.908,00

Tingkat pengungkit operasi 196 kali 68,5 kali

Cost-Volume-Profit Analysis

Periode Januari 2012 - Desember 2012

• Dari hasil perhitungan sebelum terjadi peningkatan laba dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp10.378.307. Sedangkan setelah terjadi peningkatan laba dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan laba menajdi Rp30.245.908.

• Faktor yang mempengaruhi biaya adalah adanya perubahan ativitas. Dilihat dari pendapat beberapa perusahaan sejenis, mereka menyatakan bahwa laba menurun diakibatkan karena beban usaha meningkat dan beban pokok pendapatan pun meningkat.

• Secara global, beberapa perusahaan sejenis (perusahaan importir) menyatakan bahwa kerap kali adanya peraturan pemerintah yang harus ditaati misalnya dalam pembayaran pajak dan bea cukai yang terkadang tidak sesuai dengan tarif yang berlaku. Seringkali tarif yang dikenakan kurang dari batas normal. Terdapat pula permainan politik dengan membatasi produk-produk tertentu yang akan diimpor. Tujuannya agar perusahaan dapat menjual produk yang berasal dari dalam negeri. Tetapi terkadang harga produk dalam


(4)

menjadikan peran politik menjadi salah satu faktor atas pembengkakan biaya perusahaan.

5.2 Saran

Perusahaan sebaiknya menggunakan cost-volume-profit analysis dalam perencanaan laba (khususnya dalam perencanaan laba jangka pendek). Karena cost-volume-profit analysis merupakan salah satu cara untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume mempengaruhi pendapatan operasional perusahaan. Cost-volume-profit analysis ini merupakan suatu alat vital dalam melakukan suatu kebijakan produksi atau penjualan dan bisa dijadikan acuan dalam hal pengambilan keputusan, sehingga manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.

• Perusahaan harus melakukan pemisahan biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Khususnya melakukan pemisahan biaya semi variabel secara akurat baik menjadi kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Tujuannya untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan dengan cost-volume-profit

analysis.

Perusahaan sebaiknya menggunakan metode Least Square dalam melakukan pemisahan biaya semi variabel kedalam biaya tetap dan biaya variabel karena sifatnya dianggap paling objektif dan tepat karena menggunakan seluruh biaya yang ada.


(5)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 90

• Jika kenaikan laba sebesar 2% yang diharapkan perusahaan ingin dapat tercapai, maka target seluruh peningkatan penjualan, biaya variabel, dan jumlah unit yang terjual harus terpenuhi.

Berdasarkan asumsi dari cost-volume-profit analysis, diharapkan bahwa seluruh unit yang diproduksi terjual tanpa ada persediaan akhir barang jadi. Karena jika masih terdapat persediaan akhir barang jadi, maka asumsi

cost-volume-profit analysis tidak dapat terpenuhi karena akan berpengaruh

terhadap hasil perhitungan BEP dimana total pendapatan sama dengan total biaya. Jika masih terdapat persediaan akhir, maka seharusnya ada penambahan total pendapatan yang didapat.

• Dalam menghadapi peraturan pemerintah atas tarif pajak dan bea cukai, sebaiknya perusahaan melakukan pembayaran yang sebenarnya tanpa penyogokan. Karena memberikan dampak positif bagi negara maupun bagi nama baik perusahaan sendiri.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen, Cokins, dan Lin yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. (2007). Cost Management-Manajemen Biaya. Edisi Ketiga, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. (2006). Managerial

Accounting. 10th Edition. Boston: Irwin / Mc Graw-Hill Co.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R., dan Marryanne M. Mowen. (2006). Cost Management

Accounting and Control. 5th Edition. South Western: Thompson Learning. Horngren, Charles T., George Foster, dan Srikant M. Datar. (2003). Cost

Accounting: A Managerial Emphasis. 11th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, International Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim. (2007). Akuntansi Intermediate. Edisi Kedua Belas, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Kuswandi. (2005). Meningkatkan Laba Perusahaan Melalui Pendekatan

Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo.

Jakarta.

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen. Grasindo. Jakarta.

Stice, Eral K. dan K. Fred Skousen yang diterjemahkan oleh Ali Akbar. (2009).

Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku Satu, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. (2005). Managerial