PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

(1)

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

SKRIPSI

Oleh : Miftachul Huda NPM 1033010049

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN JAWA TIMUR”


(2)

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjaga Teknologi Pangan

Oleh:

MIFTACHUL HUDA NPM. 1033010049

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(3)

SKRIPSI

PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI ( Dasyatidae )

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

Di susun oleh: MIFTACHUL HUDA

NPM : 1033010049

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima Oleh Tim Penguji pada tanggal 10 OKTOBER 2014 Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya

Ir. Ulya Sarofa, MM NIP. 19630516 198803 2001 Drh. Ratna Yulistiani, MP.


(4)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini: Nama : MIFTACHUL HUDA NPM : 1033010049

Prodi : Teknologi Pangan

Telah mengerjakan (revisi/tidak revisi) Laporan Penelitian dengan judul:

PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI ( Dasyatidae )

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

Surabaya, Desember 2014

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1. 2.

3.

Mengetahui,

Kepala Program Studi Teknologi Pangan Ir. Ulya Sarofa, MM

NIP. 19630516 198803 2 001

Dr. Dedin F. Rosida, STP., M.kes NPT. 3 7012 970159 1

Ir. Sudaryati, HP, MP NIP. 19521103 198803 2 001

Ir. Sudaryati, HP, MP NIP. 19521103 198803 2 001


(5)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MIFTACHUL HUDA

NPM : 1033010049

Program Studi : Teknologi Pangan Fakultas : Teknologi Industri

Judul : PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI(Dasyatidae)

( Kajian Konsentrasi asap Cair Tempurung Kelapa dan Lama Pengeringan)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian sumber informasi yang dicantumkan.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada.

Surabaya, Desember 2014 Pembuat Pernyataan

MIFTACHUL HUDA NPM. 1033010049


(6)

Alhamdulillahirobbil‟alamin. Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayahNya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pembuatan Patty Burger Ikan

Pari ( Dasyatidae ) (Kajian Konsentrasi Asap Cair Tempurung Kelapa dan Lama Pengeringan)”.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik pihak-pihak yang senantiasa membimbing, membantu dan mendoakan penyusun dalam penyelesaian

penyusunan skripsi. Amin yaa robbal‟alamin. Dalam kesempatan ini penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan

“Veteran” Surabaya

2. Dr. Dedin F. Rosida, STP, Mkes. selaku Kepala Program Studi Teknologi Pangan. 3. Drh. Ratna Yulistiani, MP selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan nasihat.

4. Ir. Ulya Sarofa, MM selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

5. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

6. My Princess, dr. Fatimah Azzahra yang senantiasa memberikan dukungan dan semangatnya.

7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, Oktober 2014


(7)

ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

MIFTACHUL HUDA NPM : 1033010049

INTISARI

Komoditas perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang tergolong mudah dan cepat mengalami penurunan mutu. Ikan pari memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, protein ikan pari mencapai 16.86 %, mineral secara umum memiliki kandungan yang tinggi, disamping itu ikan pari juga memiliki kadar lemak rendah sehingga ikan pari ini aman untuk dikonsumsi bagi penderita kolestrol. Sehubungan dengan hal itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimalisasi teknik proses pemanfaatan ikan pari dengan mengubahnya menjadi patty burger ikan pari yang bergizi tinggi dan pada akhirnya diperkirakan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Pada dasarnya produk patty burger ini memiliki kendala pada masa simpan, masa simpan patty burger ini termasuk pendek dikarenakan patty burger mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan perlakuan khusus yaitu dengan mengkombinasi penambahan asap cair tempurung kelapa dan lama pemanasan pada produk olahan patty burger. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh serta menentukan kombinasi perlakuan terbaik konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan terhadap kualitas fisikokimia, mikrobiologi, dan organoleptik sehingga dihasilkan patty burger ikan pari dengan kualiatas baik dan disukai oleh konsumen serta untuk memngetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan mikroba selama penyimpanan pada suu kamar dan suhu refreigerator.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi asap cair tempurung kelapa (0%, 5%, 1%, dan 1,5%) dan lama pengeringan (4 Jam, 5 Jam, dan 6 Jam).

Patty burger ikan pari asap dengan perlakuan konsentrasi asap cair 1,5 % dan lama pengeringan 4 jam merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 66,07 %, total mikroba 5,587 log CFU/ml, protein 16,29%, lemak 2.15 %. Berdasarkan penelitian organoleptik memberikan tingkat kesukaan terhadap rasa sebesar 204 (Sangat Suka), aroma 206,5 (Sangat Suka), warna 195,5 (Suka), dan tekstur 186 (Suka). Hasil analisa finansial diperoleh nilai BEP dicapai pada kapasitas 21,88 % dari total produksi, dengan nilai sebesar Rp. 478,250,642.80, nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 8,437,863 dan Payback Periode (PP) 4,1 tahun dengan Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) sebesar 1,0083 dan Internal Rate of Return (IRR) 20,825 % (dengan tingkat suku bunga bank 20%).


(8)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan... ... 4

C. Manfaat ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Ikan Pari ... 5

1. Komposisi Berat Ikan Pari ... 7

2. Komposisi Gizi Ikan Pari ... ... 7

B. Patty Burger ... 7

1.Proses Pembuatan Patty Burger ... 10

C. Asap Cair ... 12

1. Komposisi Asap ... 15

2. Citra Rasa dan Warna Produk Asapan ... 16

D. Pengeringan ... 18

1. Prinsip Dasar dan Tujuan Pengeringan ... 19

2. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pengeringan ... 21

3. Pengaruh Pengeringan terhadap Bahan ... 21

4. Pengaruh Pengeringan terhadap Mikroba ... 22


(9)

1. Titik Impas (Break Event Point) ... 24

2. Net Present Value ... 25

3. Payback Period ... 26

4. Internal Rate of Return (IRR) ... 26

5. Gross Benefit Ration (Gross B/C Ratio) ... 27

G. Landasan Teori ... 27

H. Hipotesis ... 28

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 29

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

B. Bahan Penelitian ... 29

C. Alat Penelitian ... 29

D. Metode Penelitian ... 29

1. Faktor Berubah ... 30

2. Faktor Tetap ... 31

E. Parameter yang Diamati ... 32

F. Prosedur Penelitian ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Analisa Daging Ikan Pari ... 34

B. Analisa Patty Burger Ikan Pari ... 34

1. Kadar Air ... 34

2. Total Mikroba ... 37

3. Protein ... 40

4. Lemak ... 41

5. Organoleptik ... 43

a. Rasa ... 43

b. Aroma ... 45

c. Warna ... 47

d. Tekstur ... 49


(10)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(11)

Tabel 1.Bagian Ikan Pari ... 7

Tabel 2. Komposisi Daging Ikan ... 8

Tabel 3. Kombinasi Dua Faktor ... 31

Tabel 4. Hasil Analisa Daging Ikan Pari ... 34

Tabel 5. Nilai Rerata Kadar Air Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair dan Lama Pengeringan ... 35

Tabel 6. Nilai Rerata Total Mikroba Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair dan Lama Pengeringan ... 37

Tabel 7. Nilai Rerata Protein Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Lama Pengeringan ... 40

Tabel 8. Nilai Rerata Lemak Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair ... 42

Tabel 9. Nilai Rerata Lemak Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Lama Pengeringan ... 43

Tabel 10. Jumlah Rangking terhadap Rasa Patty Burger Ikan Pari ... 44

Tabel 11. Jumlah Rangking terhadap Aroma Patty Burger Ikan Pari ... 46

Tabel 12. Jumlah Rangking terhadap Warna Patty Burger Ikan Pari ... 47

Tabel 13. Jumlah Rangking terhadap Tekstur Patty Burger Ikan Pari ... 49

Tabel 14. Hasil Analisa keseluruhan dari Berbagai Analisa pada Setiap Perlakuan ... 51

Tabel 15. Data Hasil Analisa Patty Burger Ikan Pari Asap dengan Perlakuan Konsentrasi Asap Cair (1,5%) dan Lama Pengeringan (4 Jam) ... 52


(12)

(13)

Gambar 1. Bentuk Fisik Ikan Pari ... 6

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Patty Burger Ikan Pari ... 11

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Patty Burger Ikan Pari ... 19

Gambar 4. Hubungan Antara Perlakuan Konsentrasi asap Cair dan lama pengeringan terhadap Kadar Air Patty Burger Ikan Pari ... 36

Gambar 5. Hubungan Antara Perlakuan Konsentrasi asap Cair dan lama pengeringan terhadap total Mikroba Patty Burger Ikan Pari ... 38

Gambar 6. Pengaruh Lama Penyimpanan Perlakuan Terbaik dan Kontrol terhadap Jumlah Mikroba dengan Suhu Refrigerator ... 53

Gambar 7. Pengaruh Lama Penyimpanan Perlakuan Terbaik dan Kontrol terhadap Jumlah Mikroba dengan Suhu Kamar ... 56


(14)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ikan pari adalah jenis ikan non-ekonomis yang kurang diminati untuk dikonsumsi di Indonesia. Jenis ikan ini biasa tertangkap sebagai ikan target atau ikan hasil tangkapan samping. Nilai jual ikan pari yang rendah memicu nelayan untuk mengambil bagian tubuh tertentu saja seperti kulit untuk diolah menjadi hiasan, sedangkan dagingnya dibuang kembali ke laut atau diolah tradisional (sebagian besar diolah menjadi daging asap dan ikan asin). Kandungan gizi yang terdapat pada ikan tersebut hanya dibuang percuma atau hanya sedikit yang dimanfaatkan. Ikan pari memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, protein ikan pari mencapai 16.86 %, mineral secara umum memiliki kandungan yang tinggi, disamping itu ikan pari juga memiliki kadar lemak rendah sehingga ikan pari ini aman untuk dikonsumsi bagi penderita kolestrol.

Komoditas perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang tergolong mudah dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi yang mudah busuk karena kandungan protein dan air yang cukup tinggi pada tubuhnya. Ikan hanya dapat bertahan 5-8 jam diudara terbuka sebelum mulai mengeluarkan bau busuk dan makin cepat membusuk bila tidak segera mendapat penanganan khusus sebagai tindakan pencegahan (Irawan, 1995). Proses pembusukan ikan dapat disebabkan oleh aktivitas enzim yang terdapat dalam tubuh ikan sendiri, aktivitas mikroorganisme, atau proses oksidasi pada lemak tubuh ikan oleh oksigen dari udara (Afrianto, 1989). Aktivitas mikroorganisme terdapat dalam seluruh lapisan daging ikan, aktivitas mikroorganisme tersebut dibantu oleh enzim. Beberapa enzim pada mulanya berfungsi sebagai katalisator proses-proses metabolik berubah fungsi menjadi penghancur jaringan tubuh ikan (Djarijah, 1995). Kelemahan sifat ini memerlukan perhatian khusus. Sehubungan dengan hal itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimalisasi teknik proses pemanfaatan ikan pari dengan mengubahnya menjadi patty burger ikan pari yang bergizi tinggi dan pada akhirnya diperkirakan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.


(15)

sekitar 1-2 cm dengan lebar yang hampir sama dengan rotinya. Patty burger merupakan produk olahan dari daging. Produk ini telah dikenal khas dan disukai masyarakat, karena (1) rasanya yang nikmat dan gurih; (2) dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas gizi dan (3) kaya akan protein. Pada dasarnya produk patty burger ini memiliki kendala pada masa simpan, masa simpan patty burger ini termasuk pendek dikarenakan patty burger mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan perlakuan khusus yaitu dengan mengkombinasi penambahan asap cair tempurung kelapa dan lama pemanasan pada produk olahan patty burger.

Asap cair mempunyai peluang untuk digunakan secara luas di Indonesia mengingat tersedianya bahan baku yang melimpah, proses pembuatan yang sederhana, mudah diaplikasikan oleh masyarakat dengan citra rasa produk yang dapat diterima serta melindungi konsumen dari bahan karsinogenik yang biasanya terbentuk pada pengasapan tradisional.

Salah satu teknologi pengolahan daging yang belum banyak diterapkan oleh masyarakat adalah dengan proses pengasapan. Menurut Winarno dkk.(1980), pengasapan daging terutama ditujukan untuk mengawetkan atau menambah cita rasa (flavor). Asap cair cair mampu menghilangkan bau urea pada daging ikan pari. Pengasapan juga dapat menghambat oksidasi lemak didalam bahan pangan tersebut. Orimahi (2007), mengemukakan bahwa asap cair merupakan salah satu alternative pengawet untuk makanan, yang dibuat dengan mengkondensasikan asap dari hasil pembakaran kayu.

Maga (1978), mengemukakan bahwa penggunaan asap cair lebih menguntungkan dari pada pengasapan tradisional diantaranya citra rasa produk dapat dikendalikan, kemungkinan menghasilkan produk karsinogenik lebih kecil dan proses pengasapan dapat dilakukan cepat, dapat diterapkan dalam beberapa cara seperti menyemprot, melapisi dan pencampuran dalam makanan.

Menurut Pszezola (1995), dua senyawa dalam asap cair yang diketahui mempunyai efek bakterisidal / bakteriostatik adalah fenol dan asam-asam organik,


(16)

mengontrol pertumbuhan mikrobia.

Hasil pengujian aktifitas antibakteri dari 8 jenis asap cair diantaranya : tempurung kelapa, kayu jati, bangkirai, krining, lamtoro, mahoni, kamfer, dan glugu terhadap kultur bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis menggunakan teknik difusi agar menunjukkan bahwa asap cair tempurung kelapa mempunyai aktifitas bakteri terbesar terhadap keempat kultur bakteri dibandingkan ketujuh jenis asap cair lainnya yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih terbesar pada perlakuan dengan asap cair tempurung kelapa (Yulistiani, 1997).

Maga (1987), mengemukakan bahwa penggunaan asap cair untuk suatu produk berkisar antara 0,2% - 2%. Menurut Yulistiani (1997), konsentrasi penghambatan minimal asap cair tempurung kelapa terhadap S. aureus dan P. flourescens adalah 0,6% sedangkan E. coli dan B. subtilis 0,8%. Proses kyuring lidah sapi dengan kombinasi asap cair tempurung kelapa pengenceran 1:9 (v/v) dan NaCl 10% (b/v) pada suhu pengeringan 750C selama 8 jam lebih disukai konsumen dibandingkan control dan perlakuan lainnya.

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti, maka bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama (Cannon, 1991).

Turunnya kadar air pada bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan akan terhambat pertumbuhannya (Schlegel, 1994).

Penambahan asap cair mengandung sejumlah senyawa antimikrobia sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba, akan tetapi pada bahan masih mengandung kadar air tinggi sehingga kemungkinan beberapa mikroba masih dapat hidup. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan dengan tujuan mengurangi


(17)

Kombinasi konsentrasi asap cair tempurung kelapa dengan lama pengeringan diharapkan dapat memperpanjang masa simpan patty burger ikan pari pada suhu kamar maupun suhu refrigerator.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengkaji pengaruh konsertrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan terhadap kualitas fisikokimia, mikrobiologi dan organoleptic dari patty burger ikan pari.

2. Menentukan kombinasi perlakuan terbaik konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan sehingga dihasilkan patty burger ikan pari dengan kualitas baik dan disukai konsumen.

3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan mikroba selama penyimpanan pada suhu kamar dan suhu refrigerator.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Meningkatkan nilai ekonomis dari ikan pari yaitu dengan mengolah menjadi patty burger.

2. Diverfikasi paroduk patty burger dengan bahan baku dari ikan pari.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang metode pembuatan patty burger dari ikan pari dengan menggunakan asap cair tempurung kelapa.


(18)

2.1Ikhtisar Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini adalah :

1. J udha Mr adipta Nugraha (2010)

a. Judul : Pengaruh Motivasi, Keterampilan Sosial dan Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Angkatan 2006).

b. Permasalahan : apakah motivasi, keterampilan sosial dan minat belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Angkatan 2006?.

c. Hipotesis : Diduga bahwa keterampilan sosial, motivasi dan minat belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

d. Kesimpulan : bahwa tidak ada pengaruh secara nyata antara motivasi dan keterampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi sedangkan minat belajar berpengaruh nyata terhadap tingkat pemahaman akuntansi.


(19)

2. Purwanti (2009)

a. Judul : “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)”.

b. Permasalahan : Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II ?

c. Hipotesis : Diduga motivasi, gaya belajar dan lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.

d. Kesimpulan :

1. Motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.


(20)

3. Hanum Atika Riswanti (2010)

a. Judul : Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, Dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur).

b. Permasalahan : "apakah kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur?".

c. Hipotesis : "kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur".

d. Kesimpulan : kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan

kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

Sedangkan variabel berpikir kritis berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa.


(21)

4. Muland (2009)

a. Judul : Pengaruh Efektifitas Pembelajaran dan Lingkungan

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Seyegan”.

b. Permasalahan : apakah efektifitas pembelajaran dan lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Seyegan.

c. Hipotesis : Diduga efektifitas pembelajaran dan lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Seyegan.

d. Kesimpulan : Pengujian secara simultan dan parsial menunjukan

bahwa efektifitas pembelajaran dan lingkungan belajar

mempunyai peranan yang signifikan terhadap prestasi belajar pekerjaan kontruksi beton sederhana siswa kelas II SMK Negeri 1 Seyegan.


(22)

Tabel 2.1 : Perbedaan Penelitian Ter dahulu dengan Penelitian Sekarang

Nama Peneliti

J udul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian Judha Mradipta Nugraha (2010) Pengaruh Motivasi, Keterampilan Sosial dan Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Angkatan 2006) Motivasi (X1)

Keterampilan Sosial (X2) Minat Belajar (X3)

Regresi Linier Berganda Motivasi dan keterampilan sosial tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi UPN "Veteran" Jatim dan minat belajar

berpengaruh nyata terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi UPN "Veteran" Jatim.

Purwanti (2009) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Motivasi (X1)

Gaya Belajar (X2)

Ability and Effort (X3)

Regresi Linier Berganda

1.Motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemerikasaan akuntansi II. Gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestsi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. 2.Gaya belajar

merupakan variabel yang dominan.


(23)

Hanum Atika Riswanti (2010) Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Kemampuan Komunikasi (X1)

Berpikir Kritis (X2) Kepribadian (X3)

Regresi Linier Berganda

1.kemampuan

komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman

akuntansi.

2.variabel berpikir kritis berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Muland (2009) Pengaruh Efektivitas Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Seyegan

Efektivitas Pembelajaran (X1)

Lingkungan Belajar (X2)

Regresi Linier Berganda

Pengujian secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dan lingkungan belajar mempunyai peranan yang signifikan terhadap prestasi belajar pekerjaan kontruksi beton sederhana siswa kelas II SMKN 1 Seyegan.

Anggi F Lubis (2014) Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ( Studi Empiris Organisasi Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Motivasi Belajar (X1)

Gaya Belajar (X2)

Berpikir Kritis (X3)

Regresi Linier Berganda

Dalam proses penelitian.


(24)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Hidayat (dalam Setiabudi; 2008), adalah suatu usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan atas perbuatan tersebut.

Menurut Santrock, 2007 (dalam Setiabudi; 2008) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan perilaku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang dimulai dengan adanya kebutuhan, kemudian

timbul rasa untuk memuaskannya (mencari tujuan), sehingga

menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan). Rantai motivasi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Rantai motivasi

Sumber Bareleson dan Steiner (dalam Pujadi, 2007: 42-43)


(25)

Teori hirarki yang dikembangkan oleh Maslow memandang kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki kebutuhan Maslow sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan hidup manusia. Jika fisiologis belum terpenuhi maka kebutuhan lain tidak memotivasi manusia.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk

terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.

3. Kebutuhan sosial, yaitu kubutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai dari orang lain.

4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu keutuhan untuk dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini menghasilkan kepuasan dan kebanggaan terhadap diri sendiri.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk

mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi orang yang seperti dicita-citakan. Menurut Maslow kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling tinggi dalam hirarki.


(26)

2.2.2 Pengertian Belajar

Belajar menurut Muhibbinsyah, 2003 (dalam Hasanah; 2013) adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa atau mahasiswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun berada di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut Biggs (dalam Puspitasari; 2010) belajar didefinisikan kedalam tiga macam rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif.

a. Rumusan Kuantitatif

Belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak – banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut beberapa banyak materi yang dikuasai siswa.

b. Rumusan Institusional

Belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi – materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar.


(27)

c. Rumusan Kualitatif

Pengertian belajar secara kualitatif adalah proses memproses arti-arti dan pemahaman – pemahaman serta cara – cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah – masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Menurut Uno (dalam Hasanah; 2013), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pada intinya dari berbagai definisi belajar yang disebutkan maka dapat disimpulkan beberapa hal pokok :

a) Belajar itu membawa perubahan (perilaku baik aktual maupun

potensial).

b) Bahwa perubahan itu ditandai meningkatnya pengertian ataupun

didapatkannya kecakapan baru.


(28)

2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar.

Motivasi memberi semangat seseorang dalam kegiatan-kegiatan

belajarnya. Motivasi timbul dari dorongan-dorongan yang asli atau perhatian yang diinginkan.

Yamin (2003), motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Dan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan. Pendapat lain, Hamalik (2008) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

Menurut Rusyan, 1989 (dalam Setiabudi;2008), apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menunjukkan minat, aktivitas dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Dengan kata lain untuk melakukan sesuatu. Secara konsisten bahwa alasan yang mendorong seseorang untuk belajar berpengaruh langsung terhadap efektivitas dan kualitas penyerapan proses belajar. Tiga alasan yang mendorong seseorang untuk belajar:

a. Belajar agar dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik (Job Requirement).


(29)

c. Belajar dilakukan agar dapat membagikan kepadaa orang lain (Developing Others).

Ketiga alasan tersebut juga menggambarkan tingkah laku atau level dari motivasi belajar seseorang. Seseorang yang belajar dalam rangka mempersiapkan diri untuk mempresentasikan sesuatu atau mengajarkan kepada orang lain akan mengalami daya serap yang maksimal dari batas kemampuan individu. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang belajar sekedar untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, dalam hal ini ditemukan pada tingkat marjinal (memenuhi kebutuhan minimum). Alasan ini yang masih lebih baik jika dibandingkan dengan alasan pengembangan diri. Dengan pertimbangan bahwa seseorang yang belajar dalam rangka pengembangan diri belum memaksimumkan usahnya karena belum adanya kepastian tentang kapan ilmu yang didapatkan akan digunakan (Joko, 1998 dalam Iyana;2007).

2.2.4 Pengertian Gaya Belajar

Istilah gaya belajar mulai muncul dalam literatur tentang belajar pada tahun 1970-an. Pada tahun1991, Riding & Cheema berpendapat istilah gaya belajar merupakan istilah pengganti gaya kognitif. Sekalipun dalam perkembangannya gaya kognitif hanyalah salah satu bagian dari gaya belajar individu (Robotham, 1999 dalam Pranata, 2002).


(30)

Bogod (2002; dalam Pranata, 2002) mendefinisikan gaya belajar sebagai suatu perbedaan pendekatan atau cara individu dalam mempelajari sesuatu. Lizinger dan Osif (1992; dalam Pranata, 2002) mendeskripsikan gaya belajar sebagai suatu perbedaan cara yang digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa dalam berpikir dan belajar yang merupakan suatu perilaku yang diminati sebagai suatu perilaku yang diminati sebagai suatu perilaku yang diminati dan konsisren (Blackmore; 1996 dalam Pranata, 2002).

Aktivitas belajar yang merupakan perilaku individual yang spesifik disebut gaya belajar (Pranata, 2002). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu sikap pribadi yang cenderung menetap dalam mempersepsikan suatu stimulus tertentu dari lingkungan, selanjutnya memanfaatkan secara unik dan personal dalam berinteraksi dengan stimulus maupun sumber stimulus.

Gaya belajar adalah kunci mengembangkan kinerja dalam segala kondisi dan situasi. DePorter & Hernacki, 2001 (dalam Purwanti, 2009) menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Ada dua kategori utama tentang bagaimana orang belajar yaitu : bagaimana manusia menyerap informasi dan lingkungan. Ada dua kategori uatama tentang bagaimana orang belajar yaitu: bagaimana manusia menyerap informasi dengan mudah dan cara mengatur dan mengelola informasi tersebut.


(31)

Menurut Nasution, 2000 (dalam Purwanti; 2009) gaya belajar atau “learning style” adalah cara murid berinteraksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.

2.2.5 Pengertian Berpikir Kritis

Secara umum definisi berpikir kritis adalah evaluasi ketepatan dan manfaat (nilai) dari sebuah informasi atau argument (Beyer, 1985 dalam Harnandita; 2008), Moore, 2001 (dalam Harnandita; 2008) menyatakan bahwa berpikir kritis itu lebih kompleks daripada berpikir biasa, karena berpikir kritis berbasis pada standar objektivitas dan konsistensi. Menurut

Rosyada (2007; 285) critical thinking adalah kemampuan siswa

menggunakan potensi-potensi intelektualnya dalam menyelesaikan permasalahan secara sistematis, rasional, dan empiris, yakni dapat

menghubungkan permasalahan dengan penyebabnya, mampu

menampilkan logika yang rasional dan dapat diterima oleh pikiran orang lain, dan semuanya berbasis pada data.

Harsanto, 2005 (dalam Harnandita; 2008), menyebutkan bahwa berpikir kritis, dimana diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil. Tidak jauh berbeda dengan definisi


(32)

2008) yaitu berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah secara lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.

Tahun 1909 John Dewey mengemukakan istilah reflective

thinking yang pada saat ini dikenal dengan sebutan berpikir kritis. Menurutnya pada dasarnya berpikir kritis adalah active process (harus dipikirkan, dipertanyakan, dan dicari informasinya secara mandiri), persistan and careful (tidak langsung loncat kesimpulan tetapi dipikirkan

terlebih dahulu), dan ground which support (dipikirkan alasan

mempercayai sesuatu serta implikasinya) dengan demikian keterampilan menalar adalah elemen kunci berpikir kritis (Bustaman, 2009).

Eggen dan Kauchak, 2004 (dalam Harnandita; 2008)

mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan dan kecenderungan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti yang ada dari sebuah informasi, yang dijadikan dasar untuk memutuskan tindakan atau hal-hal yang akan diyakini dan rasa ingin tahu yang besar terhadap sekitarnya.


(33)

2.2.6 Pengertian Indeks Pr estasi Kumulatif

Indeks prestasi kumulatif menunjukkan indikator keberhasilan studi mahasiswa sampai dengan semester akhir yang telah ditempuh (Nadziruddin;2007).

2.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pr estasi Kumulatif

1) Faktor Internal

Menurut Lunandi (dalam Purwanti 2009), faktor internal merupakan sumber terkaya untuk bahan belajar yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan faktor ini menjadi modal dasar bagi peserta didik dalam berprestasi. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Aspek fisik

Dalam hal ini, aspek fisik adalah aspek yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera serta tubuh siswa

b. Aspek psikologis

Ada banyak aspek psikologis yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah bakat, sikap, minat motivasi dan intelegensi.


(34)

2) Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain.:

a. Lingkungan keluarga

Dalam lingkungan keluarga, hal yang menjadi pengaruh prestasi belajar adalah sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan perhatian orang tua serta suasana berhubungan antara anggota keluarga.

b. Lingkungan sekolah

Dalam lingkungan sekolah, hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah sarana dan prasarana sekolah, kompetensi pengajar dengan siswa dan kurikulum dan metode pengajar.

c. Lingkungan masyarakat

Dalam lingkungan sosial masyarakat, hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah sosaial budaya, dan partisipasi terhadap pendidikan di sekitar lingkungan masyarakat.


(35)

3) Faktor Pendekatan Belajar

a. Pendekatan belajar tinggi

Pendekatan belajar yang tinggi jika mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap mata kuliah yang diberikan dan ditempuh. Biasanya terdapat mata kuliah yang disukai sehingga proses belajarnya yang tinggi frekuensinya dapat tercapai.

b. Pendekatan belajar sedang

Pendekatan belajar sedang jika mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang sedang terhadap minat kuliah yang diberikan dan ditempuh

c. Pendekatan belajar rendah

Pendekatan belajar yang rendah juga dipengaruhi oleh minat dan motivasi mahasiswa yang rendah serta mata kuliah yang tidak disukainya sehingga kegiatan belajar mahasiswa jarang dilakukan dan bahkan hampir tidak pernah.

2.2.8 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Motivasi belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan


(36)

kontinuitas yang mengarah pada obyek tertentu. Berprestasi adalah hasil yang dicapai atau diperoleh oleh mahasiswa setelah menerima matakuliah yang berupa penguasaan dari kemampuan yang biasanya ditunjukan dengan nilai dari angka yang diberikan dosen.

Konsep berprestasi menurut Mc Celland (dalam Purwanti, 2009) adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai suskses, yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan yang dimaksudkan dalam hal ini dapat berupa prestasi orang lain, tetapi dapat juga berupa motivasi belajar tinggi, yang mempunyai sikap yang positif terhadap situasi yang dapat mendukung terjadinya motivasi belajar. Selanjutnya teori yang diambil dari Mc Celland dalam berbagai percobaan menunjukkan bahwa individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dihadapkan pada tugas-tugas yang lebih berat dan lebih baik lagi.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk bekerja.

Motivasi mempunyai dua fungsi dalam proses pembelajaran yaitu mendorong mahasiswa untuk beraktifitas dan berfungsi sebagai pengarah. Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memunuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan yang


(37)

telah ditentukan (Sanjaya, 2008 dalam Purwanti; 2009). Memperhatikan fungsi tersebut, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran dengan mendapat indeks prestasi yang memuaskan setiap semesternya dan memperoleh indeks prestasi kumulatif yang memuaskan

2.2.9 Pengaruh Gaya Belajar terhadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Gaya belajar menunjuk pada keadaan psikologi yang menentukan bagaimana seseorang menerima informasi, berinteraksi, serta merespon pada lingkungan belajarnya (Pranata, 2002). Gaya belajar merupakan cara atau metode yang digunakan mahasiswa untuk menambah pemahamannya dalam suatu bidang studi. Gaya belajar cenderung menguasai perilaku mahasiswa pada setiap kali melakukan kegiatan, karena menimbulkan kebiasaan dan kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.

Pada dasarnya mahasiswa belajar karena adanya kebutuhan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan mahasiswa berbeda antara satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan gaya belajar tiap orang. Gaya belajar seseorang yang berbeda-beda membutuhkan modalitas dalam menunjang cara belajarnya. Berdasarkan konsep gaya belajar menurut Horward Gardner berdasarkan modalitas belajar ada empat jenis yakni visual, auditory, reading dan kinesthetic.


(38)

maksimal mengakibatkan hasil belajar yang tidak maksimal juga. Semakin sering seseorang belajar dengan giat maka semakin besar peluang untuk memperoleh hasil nilai prestasi yang lebih baik. Dengan demikian terdapat adanya pengaruh antara gaya belajar dengan indeks prestasi kumulatif.

2.2.10 Pengaruh Berpikir Kritis ter hadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka dan lebih mendalam, jelas dan berdasarkan fakta. Seseorang pemikir kritis harus mampu member alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Dalam proses belajar, berpikir kritis sangat berpengaruh, hal ini ditunjukkan dengan cara mahasiswa yang berpikir aktif terhadap hasil materi yang telah diberikan oleh pengajar untuk menanggapi apa yang dimengerti maupun tidak dimengerti.

Konsep berpikir kritis menurut Santrock, 1995 (Anonim; 2009) bahwa berpikir kritis mengandung pengertian memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, berpikir reflektif dan bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan serta melaksanakan prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Dibutuhkan cara berpikir yang serius dan harus memahami materi tersebut untuk menjadikan seorang siswa berpikir kritis. Dengan cara berpikiran kritis diharapkan mahasiswa memahami materi terlebih dahulu dan berpikir aktif


(39)

terhadap setiap materi yang diberikan pengajar sehingga dapat menambah ilmu yang dimiliki dan dapat menunjang peningkatan indeks prestasi yang ditempuh selama satu seester dan indeks prestasi secara kumulatif.

Konsep yang dikemukakan oleh Shukor (2001), di zaman

perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis (Muhfahroyin; 2009), beberapa karakteristik dari era pengetahuan (knowledge age) adalah:

1. Kehidupan, masyarakat, dan ekonomi menjadi lebih kompleks.

2. Lapangan kerja menipis, disbanding era sebelumnya.

3. Ilmu pengetahuan dan informasi, tanah, buruh dan modal sebagai masukan paling utama dalam system produksi modern. Dengan demikian adanya pengaruh antara berpikir kritis dengan indeks prestasi belajar baik indeks prestasi sementara maupun indeks prestasi kumulatif.


(40)

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka pemikiran yang dapat digunakan dalam penyelesaian ini nampak pada gambar 2.2

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir

Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :

“Motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis mempunyai pengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif pada anggota aktif himpunan mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

M ot ivasi Belajar (X1)

Gaya Belajar (X2)

Berpikir Krit is (X3)

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)


(41)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Besar Indonesia, (1989:622). Menurut Supranto (2000:21) objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas Anton Dayan (1986:21) objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Menurut Kunto (1998:18) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Objek penelitian penulis disini adalah pengaruh motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif. Dengan studi empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.


(42)

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Definisi Operasional

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Untuk variabel independen (X) terdiri dari :

1. Motivasi belajar (Learning Motivation)

Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam batin atau hati seseorang maupun dari orang lain, yang menggerakkan perilaku belajarnya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai sasaran yang ditujunya.

2. Gaya belajar (Learning Style)

Gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya dan mengelola informasi yang telah diperoleh tersebut.

3. Berpikir kritis (Critical Thinking)

Berpikir kritis adalah kecenderungan seseorang dalam penggalian makna suatu pernyataan secara lebih mendalam berdasarkan apa yang diyakini dan rasa ingin tahu yang besar terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita.


(43)

Untuk variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu :

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Indeks prestasi kumulatif adalah indikator keberhasilan studi mahasiswa sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh. IPK merupakan nilai penjumlahan mulai dari semester awal hingga semester terakhir.

3.2.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval, (Jogiyanto, 2008; 129) adalah ukuran yang tidak semata-mata menunjukkan urutan (ranking) obyek penelitian berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang jarak perbedaan (interval) antara tingkatan obyek yang satu dengan tingkatan obyek lainnya.

Variabel Motivasi Belajar (X1) diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrumen yang berupa pertanyaan yang berjumlah 14 yang diambil dari penelitian Purwanti (2009) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7


(44)

Jawaban dengan nilai 1 berarti cederung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak pernah dengan selalu. Kesimpulanya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan yang di berikan.

Variabel gaya belajar (X2) diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa pertanyaan berjumlah 14 pertanyaan yang diambil dari Purwanti (2009) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Pernah Selalu

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai gaya belajar yang buruk dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai gaya belajar yang baik dengan pertanyaan yang diberikan.


(45)

Variabel berpikir kritis (X3) diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa pertanyaan berjumlah 14 pertanyaan yang diambil dari Deborah smcael Zakrzwski (2006) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Setuju Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.

Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode perbedaan semantic (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono, 2004; 25).

Variabel indeks prestasi kumulatif (Y) diukur dengan


(46)

value) yang tidak dapat dirubah (Ghozali 2006; 5). Variabel indeks prestasi kumulatif ditunjukkan dengan menggunakan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang telah dicapai hingga semester terakhir.

3.3 Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 323) populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif pada himpunan mahasiswa akuntansi (HMAK) angkatan tahun 2012 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 48 mahasiswa. Populasi dipilih karena mahasiswa angkatan 2012 masih aktif mengikuti organisasi himpunan mahasiswa akuntansi dan masih aktif perkuliahan.

3.3.2 Sampel

Menurut (Suharyadi dan Purwanto, 2004 : 323) sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling adalah suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari


(47)

populasi sehingga setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik yang digunakan adalah sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya sapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (Ridwan, 2004: 63). Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus slovin Umar, (dalam Umar, 2008: 67) :

N

n ≥

1 + N e2 Keterangan :

1 = konstanta

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat di inginkan, yaitu 10%


(48)

maka :

n ≥ 48

1 + 48 (0,1)2

= 32 responden

Sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 32 responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 J enis Data

1. Data primer

adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder

adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpulan data primer atau pihak lain. Jadi data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan.


(49)

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari biro akademik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa data jumlah seluruh anggota himpunan mahasiswa akuntansi angkatan 2012 beserta IPK masing-masing mahasiswa untuk tahun ajaran 2014/2015.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa yang mengikuti organisasi himpunan mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2000: 174). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Observasi langsung

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data


(50)

b. Kuesioner

Adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006: 82). Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa yang mengikuti himpunan mahasiswa akuntansi angkatan 2012 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.5 Uji Kualitas Data

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antar skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004: 31). Uji validitas ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan tingkat signifikasi 5%


(51)

yakni mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total variabelnya.

Pengambilan keputusan :

Bila nilai probabilitas < 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut valid.

Bila nilai probabilitas > 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Perhitungan kenadalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan SPSS 19. reliabilitas menggunakan tehnik cronbach alpha, suatu kuesioner dikatakan reliable bila memiliki nilai cronbrach alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2006:48).

a. Menentukan alpha

Nilai alpha diketahui dari angka alpha yang terdapat pada akhir output.


(52)

Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir variabel tersebut reliabel.

Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai

metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam

mengambil keputusannya yaitu :

- Bila nilai probabilitas < 0,05 (level of significant) maka distribusi data tersebut tidak normal.

- Bila nilai probabilitas > 0,05 (level of significant) maka distribusi data tersebut normal (Sumarsono, 2004: 42)


(53)

3.6 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least Square atau OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator atau BLUE (Algifari, 2000; 83). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.

3.6.1 Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota-anggota sampel dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series data). Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J. Durbin dan G. Watson pengujian ini sebagai statistic DW (Durbin-Watson) yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nila-nilai taksiran faktor-faktor gangguan yang berurut (Sugiyono, 2006; 209). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu (time series data).

3.6.2 Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam suatu model


(54)

multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu :

I. Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

II. Jika besaran VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2006: 95-96)

3.6.3 Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas (Sugiyono, 2006; 208). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.


(55)

3.7 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.7.1 Teknik Analisis

Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS dan tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen (Y) dengan tiga variabel independen (X1,X2 dan X3). Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1+ b2x2 + b3x3 + e (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 508)

Keterangan :

Y = Indeks Prestasi Kumulatif

X1 = Motivasi Belajar

X2 = Gaya Belajar

X3 = Berpikir Kritis

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1


(56)

3.7.2 Uji Hipotesis

3.7.2.1Uji Spesifikasi Model F

Menurut Anonim (2006; L22) Pengujian hipotesis spesifikasi model untuk regresi yang digunakan dengan variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

H2 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,…..,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k] Dimana:

n : jumlah pengamatan

k : jumlah variabel

Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05


(57)

3.7.2.2Uji t

Menurut Anonim (2006; L21) Uji keberartian koefisien dilakukan dengan statistik t. Uji dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y :

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata X1, X2 atau X3 terhadap Y)

H2 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X 1, X2 atau X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,…..,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas [n-k] Dimana :

n : jumlah pengamatan

k ; jumlah variabel

Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05


(58)

4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959. Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status yaitu :

1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” cabang Surabaya.

2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” cabang Jawa Timur dengan 3 fakultas (ekonomi, pertanian dan teknik kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian

Transmigrasi, urusan “Veteran” dan Demobilisasi No.

062/Kpts/MENTRANVED/68.

3. Periode 1976/1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Jawa Timur sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah Departemen Pertahanan Keamanan RI.


(59)

4. Periode 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” cabang Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” cabang Jawa Timur.

5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.

6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh status terkreditasi penuh untuk semua Progdi (Program Studi).

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan

4.1.2.1.Visi

UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita kedepan yang dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai poner pembangunan yang professional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional.


(60)

4.1.2.2.Misi

Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai misi yaitu :

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman. b. Menghasilkan lulusan yang cakap, professional, kreatif, inovatif dan

produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja serta menciptakan lapangan kerja.

c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d. Memiliki jiwa pengabdian dan tanggungjawab serta disiplin yang tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

4.1.2.3.Tujuan

Menunjang pembangunan nasional dibidang pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, professional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggungjawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.


(61)

4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi

Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan pendirian Progdi Akuntansi adalah :

a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.

b. Pada tahun 1974 belom banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa

Timur mendirikan Progdi Akuntansi.

c. Perkembangan industri, perdangangan, perbankan di propinsi Jawa Timur khususnya Surabaya sangat pesat.

d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat semakin tinggi. Awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan dibawah pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan keputusan bersama Mendikbud No : Kap/0307/U/1994 dan Menhamkam No : Kep/10/XI/1994 status Progdi Akunatnsi berubah menjadi swasta.

Tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas No :

00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh

akreditasi kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas No : 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003. Selanjutnya pada tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi


(62)

dengan nilai A berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas No : 039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.

4.1.3.1.Visi Progdi Akuntansi

Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi baik bagi dunia akademik maupun praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang professional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila dan memiliki nilai kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi global.

4.1.3.2.Misi Progdi Akuntansi

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang professional dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses

pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan

mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.


(63)

4.1.3.3.Tujuan Progdi Akuntansi

Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang profesional baik secara konsektual maupun praktikal, yang memacu intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif pada himpunan mahasiswa akuntansi (HMAK) angkatan tahun 2012 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Serta akan dibahas mengenai data-data yang telah didapat dari persebaran kuesioner dengan variabel bebas Motivasi Belajar (X1), Gaya Belajar (X2), Berpikir Kritis (X3), sedangkan variabel terikatnya Indeks Prestasi Kumulatif (Y)

4.2.1. Motivasi Belajar (X1)

Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam batin atau hati seseorang maupun dari orang lain, yang menggerakkan perilaku belajarnya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai sasaran yang ditujunya.


(64)

Hasil uji validitas pada variabel motivasi belajar menunjukkan dari 14 (empat belas) item pernyataan hanya ada 10 (sepuluh) item pernyataan saja yang dinyatakan valid. Adapun tabulasi jawaban responden pada variabel ini adalah:

Tabel 4.1 : Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi Belajar (X1)

No. Item pernyataan Skor

1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Skor 7 Total

1 X1.1 F 1 1 1 5 15 5 4 32

% 3,1 3,1 3,1 15,6 46,9 15,6 12,5 100

2 X1.3 F 7 2 0 7 5 5 6 32

% 21,9 6,3 0 21,9 15,6 15,6 18,8 100

3 X1.4 F 0 1 9 3 6 6 7 32

% 0 3,1 28,1 9,4 18,8 18,8 21,9 100

4 X1.6 F 0 8 1 6 7 3 7 32

% 0 25,0 3,1 18,8 21,9 9,4 21,9 100

5 X1.8 F 1 7 1 4 3 10 6 32

% 3,1 21,9 3,1 12,5 9,4 31,3 18,8 100

6 X1.10 F 3 8 3 9 1 7 1 32

% 9,4 25,0 9,4 28,1 3,1 21,9 3,1 100

7 X1.11 F 2 1 1 2 13 7 6 32

% 6,3 3,1 3,1 6,3 40,6 21,9 18,8 100

8 X1.12 F 2 0 8 4 3 3 12 32

% 6,3 0 25,0 12,5 9,4 9,4 37,5 100

9 X1.13 F 2 2 1 2 11 9 5 32

% 6,3 6,3 3,1 6,3 34,4 28,1 15,6 100

10 X1.14 F 1 7 1 4 6 7 6 32

% 3,1 21,9 3,1 12,5 18,8 21,9 18,8 100

Sumber : Lampiran 2

Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa:

1. Sebanyak 24 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 75% mahasiswa di UPN selalu belajar atas keinginan dari diri sendiri.


(65)

2. Sebanyak 16 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 50% mahasiswa di UPN selalu mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan.

3. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN berpikir bahwa belajar merupakan kesenangan karena dengan belajar akan menambah pengetahuan.

4. Sebanyak 17 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 53,2% mahasiswa di UPN selalu belajar dengan bersungguh-sungguh.

5. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN selalu bertanya kepada teman apabila tidak memahami pelajaran.

6. Sebanyak 14 responden lebih memilih skor 1 sampai 3 yang artinya tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa 43,8% mahasiswa di UPN tidak pernah berdiskusi dengan anggota keluarga apabila kesulitan dalam memahami mata kuliah.

7. Sebanyak 26 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 81,3% mahasiswa di UPN menyatakan bahwa orang tua mereka selalu memberikan nasehat dalam belajar.


(66)

8. Sebanyak 18 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 56,3% mahasiswa di UPN selalu mendengarkan nasehat orang tua sehingga bermanfaat bagi dirinya. 9. Sebanyak 25 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 78,1% mahasiswa di UPN memiliki teman yang selalu memberi motivasi/support.

10. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN memiliki teman yang selalu membantu belajar ketika tidak memahami dalam perkuliahan.

4.2.2. Gaya Belajar (X2)

Gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya dan mengelola informasi yang telah diperoleh tersebut.

Hasil uji validitas pada variabel gaya belajar menunjukkan dari 14 (empat belas) item pernyataan hanya ada 11 (sebelas) item pernyataan saja yang dinyatakan valid. Adapun tabulasi jawaban responden pada variabel ini adalah:


(67)

Tabel 4.2 : Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Belajar (X2)

No. Item pernyataan Skor

1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Skor 7 Total

1 X2.2 F 0 0 0 9 11 9 3 32

% 0 0 0 28,1 34,4 28,1 9,4 100

2 X2.3 F 1 1 3 4 9 10 4 32

% 3,1 3,1 9,4 12,5 28,1 31,3 12,5 100

3 X2.4 F 0 2 5 5 12 3 5 32

% 0 6,3 15,6 15,6 37,5 9,4 15,6 100

4 X2.6 F 0 1 0 6 13 9 3 32

% 0 3,1 0 18,8 40,6 28,1 9,4 100

5 X2.7 F 2 2 4 7 11 5 1 32

% 6,3 6,3 12,5 21,9 34,4 15,6 3,1 100

6 X2.8 F 1 3 1 11 9 5 2 32

% 3,1 9,4 3,1 34,4 28,1 15,6 6,3 100

7 X2.9 F 0 0 1 12 8 6 5 32

% 0 0 3,1 37,5 25,0 18,8 15,6 100

8 X2.10 F 0 0 3 8 9 6 6 32

% 0 0 9,4 25,0 28,1 18,8 18,8 100

9 X2.11 F 1 3 3 14 6 4 1 32

% 3,1 9,4 9,4 43,8 18,8 12,5 3,1 100

10 X2.12 F 0 1 3 7 8 5 8 32

% 0 3,1 9,4 21,9 25,0 15,6 25,0 100

11 X2.13 F 1 3 1 8 11 5 3 32

% 3,1 9,4 3,1 25,0 34,4 15,6 9,4 100

Sumber : Lampiran 2

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa:

1. Sebanyak 23 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 71,9% mahasiswa di UPN memiliki gaya belajar yang baik yaitu selalu memperhatikan penjelasan dosen saat proses perkuliahan berlangsung.


(68)

2. Sebanyak 23 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 71,9% mahasiswa di UPN terbiasa mencatat apa yang diberikan dosen pada saat perkuliahan berlangsung. 3. Sebanyak 20 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 62,5% mahasiswa di UPN selalu datang tepat waktu dalam kegiatan perkuliahan.

4. Sebanyak 25 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 78,1% mahasiswa di UPN aktif dalam metode tanya jawab dalam kegiatan perkuliahan.

5. Sebanyak 17 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 53,1% mahasiswa di UPN terbiasa membaca buku seluruh mata kuliah.

6. Sebanyak 16 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa 50,0% mahasiswa di UPN tidak merasa malas ketika mengulang pelajaran yang ada di kelas.

7. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,4% mahasiswa di UPN selalu mengerjakan tugas tepat waktu.

8. Sebanyak 21 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 65,7% mahasiswa di UPN selalu mengerjakan tugas yang diberikan dosen dengan teliti.


(69)

9. Sebanyak 11 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 34,4% mahasiswa di UPN selalu belajar setiap hari.

10. Sebanyak 21 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 65,6% mahasiswa di UPN mempunyai cara belajar dan kebiasaan belajar.

11. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,4% mahasiswa di UPN terbiasa menghindari apa saja yang memungkinkan tugas yang tertunda.

4.2.3. Berpikir Kritis (X3)

Berpikir kritis adalah kecenderungan seseorang dalam penggalian makna suatu pernyataan secara lebih mendalam berdasarkan apa yang diyakini dan rasa ingin tahu yang besar terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita.

Hasil uji validitas pada variabel berpikir kritis menunjukkan dari 14 (empat belas) item pernyataan hanya ada 6 (enam) item pernyataan saja yang dinyatakan valid. Adapun tabulasi jawaban responden pada variabel ini adalah:


(1)

83

program studi akuntansi agar memperbaiki kualitas pembelajaran dan

memberikan pengajaran yang maksimal kepada mahasiswa.

2. Bagi pengajar dan karyawan Program Studi Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki pelayanan, meningkatkan

proses belajar mengajar, serta mempertahankan hal-hal yang dianggap

sudah baik agar mahasiswa merasa nyaman dengan proses belajar

mengajar

3. Bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah

satu media aspirasi mahasiswa agar tercapainya kepuasan mahasiswa di

Program studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

4. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi

yang berguna bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur, para dosen pengampu, karyawan, mahasiswa, serta peneliti karena

mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang


(2)

84

5.3. Keter batasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal untuk

mendukung tujuan penelitian, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian

ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam hal obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada

mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur sehingga hasil

penelitian ini hanya berlaku bagi institusi perguruan tinggi itu saja.

2. Dari hasil penelitian variabel lain yang diduga juga dapat berpengaruh terhadap

pemahaman akuntansi. Keterbatasan yang ketiga terkait dengan sampel

penelitian. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini masih relatif kecil.

Hal ini dapat menimbulkan kesulitan untuk menjustifikasi jawaban yang telah

diberikan oleh responden.

3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden

pada saat pengisian kuesioner tersebut yang dapat mempengaruhi cara menjawab,

yang memungkinkan jawaban responden tidak jujur karena jawaban responden


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, diakses pada September 2014.

Anonim, 2009, Relevansi Aktivitas Membaca dan Kemampuan Berpikir Kritis,

http://selamatdatangdiblogku.blogspot.com/2009/01/relevansi-aktivitas-membaca-dan.html, diakses pada September 2014.

Anonim, 2010, Hasil Audit Mutu Internal, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Surabaya.

Anonim, 2010, Panduan Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Algifari, 2000, Analisis regresi. Edisi Kedua. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Anton, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PenerbitPT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ayu, Zumaroh, k., 2013, Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Pada Siswa SD Negeri Pekunden Semarang, Universitas Negeri

Semarang.

Biro Admik UPN Veteran Jatim, 2014, Data IPK Progdi Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur

Tahun Ajaran 2012, www.admin@sunarto.web.id diakses pada Oktober 2014.

Bustaman, Nurfitri., 2009, "Metode Mengajar untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir

Kritis pada Mahasiswa Kedokteran". Bina Widya Majalah Ilmiah UPN Veteran Jakarta

Vol 19 No.1 Edisi April 2008, hal 26-36.

Dajan, Anton, 1986. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Penerbit LP3S, Jakarta.

Dimyati dan Midjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, I., 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPPS, Cetakan IV, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.


(4)

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.

Harnandita, Rizki W., 2008, Dinamika Berpikir Kritis Siswa SMU saat Proses Belajar

Mengajar, Universitas Airlangga.

Hasanah, Nurul W., 2013, Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswi Berstatus Menikah Jurusan Tarbiyah di STAIN Angkatan 2009 dan 2010 Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Intan, Ayu, Fahminingttyas., 2013, Pengaruh Motivasi, Minat Belajar, Dan Kompetensi Dosen Pengajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur. UPN “Veteran” Jawa Timur.

Iyana, Dian M. U., 2007, Pemodelan Kreativitas Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Dan Kecerdasan Enterpreneurial Dengan Metode Structural Equation

Modelling Pada Mahasiswa Teknik Industri (Studi Kasus: UPN "Veteran" Jawa Timur),

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Melandy dan Aziza, 2007, "Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya

Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Akuntansi",

SNA X, 26-28 Juli 2007.

Muhfahroyin, 2009, Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis

http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html, diakses pada september

2014.

Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Nadziruddin, Udin dkk., 2007, Faktor Internal Yang Berkontribusi Terhadap Pencapaian Indeks

Prestasi Kumulatif Pada Mahasiswa Program A FIK UNPAD. Universitas Negeri

Padjajaran.

Nugraha, Judha, 2010, "Pengaruh Motivasi, Keterampilan Sosial dan Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur

Angkatan 2006)", Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Pujadi, Arko, 2007. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi

Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia". Business & Management

Jurnal Bunda Mulia, Vol.3 No.2, hlm 40-51.

Purwanti, Lenny S., 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris pada mahasiswa Akuntansi


(5)

Puspitasari, D, 2010, Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur), Universitas Pembangunan Nasional

"Veteran" Jawa Timur.

Pranata, M., 2002, "Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain", Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id//journals/design/ diakses pada September 2014.

Riduwan, 2004, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Riswanti, Hanum, 2010, "Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, Dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur)", Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Rosyada, Dede, 2007, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat

dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Edisi Pertama, Cetakan ke-3, Penerbit Kencana,

Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Setiadji, V. Sutarmo.2012. Otak dan Beberapa Fungsinya. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta

Setiabudi, Faris H., 2008, Pengaruh Motivasi Belajar Ekstrinstik Dan Motivasi Belajar Intrinsik Serta Kualitas Pengajaran Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Airlangga.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Soeprapto, 2001. Membuat Manusia Berpikir Kreatif Dan Inovatif. Bandung: Nuansa.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke 14, Penerbit Afabeta, Bandung.

Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku 2, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN Veteran Jawa Timur.


(6)

Supranto, J, 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. edisi ke-6. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung Persada Press.

Umar, Husein, 2008, Metode Riset Akuntansi Terapan, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

15 153 72

PENGARUH MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 5 100

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 4 128

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 112

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 6 127

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 20

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI

0 0 24

MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH ( Studi Empiris pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 18