PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)
Disusun oleh: Puspitasari Diminarni
0613010138/FE/EA Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 11 Juni 2010
Pembimbing: Tim Penguji Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Diah Hari Suryaningrum, MSi. Ak Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Sekretaris
Dra. Ec. Dwi Suhartini, MAks
Anggota
Dra. Ec. Diah Hari Suryaningrum, MSi, Ak Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. H. R. Dhani Ichsanuddinur, SE., MM. NIP. 030 202 389
(2)
ii
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya:
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(3)
ii
Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, serta saran untuk penulis.
6. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayah, Ibu, dan Adikku, beserta seluruh anggota keluarga yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan usulan penelitian ini.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb
Surabaya, Mei 2010
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
ABSTRAKSI... xi
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 Hasil penelitian Terdahulu... 9
2.2 Landasan Teori ... 14
2.2.1 Pengertian Akuntansi ... 14
2.2.1.1Bidang-bidang Akuntansi... 14
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan ... 17
2.2.2.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 17
2.2.2.2 Tujuan Akuntansi Keperilakuan... 18
2.2.3 Belajar ... 18
2.2.3.1 Pengertian Belajar ... 18
2.2.4 Hasil Pembelajaran ... 23
2.2.4.1 Pengertian Hasil Pembelajaran... 23
2.2.4.2 Indikator Hasil Pembelajaran ... 23
2.2.5 Indeks Prestasi ... 24
(5)
2.2.5.1 Pengertian Indeks Motivasi ... 24
2.2.5.2 Faktor – Faktor Indeks Prestasi ... 24
2.2.6 Indeks Prestasi Kumulatif ... 25
2.2.6.1 Pengertian Indeks Prestasi Kumulatif ... 25
2.2.6.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif ... 25
2.2.7 Motivasi ... 28
2.2.7.1 Pengertian Motivasi... 28
2.2.7.2 Ciri – Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi... 30
2.2.7.3 Pengertian Motivasi Belajar ... 30
2.2.7.4 Jenis Dan Model Motivasi Belajar ... 32
2.2.8 Gaya Belajar ... 34
2.2.8.1 Pengertian Gaya Belajar ... 34
2.2.8.2 Jenis Gaya Belajar ... 38
2.2.9 Berpikir Kritis ... 50
2.2.9.1 Pengertian Berpikir Kritis ... 50
2.2.9.2 Elemen Berpikir Kritis ... 51
2.2.9.3 Karakteristik Pemikir Kritis ... 52
2.2.9.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis... 53
2.2.9.5 Manfaat Berpikir Kritis ... 54
2.2.9.6 Tahap – Tahap Berpikir Kritis... 55
2.2.9.7 Berpikir Kritis Pada Remaja... 57
2.2.10 Hubungan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 58
2.2.10.1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ... 58
2.2.10.2 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ... 59
2.2.10.3 Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ... 60
2.3 Kerangka Pemikiran... 62
2.4 Hipotesis ... 62
(6)
BAB III : METODE PENELITIAN... 63
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 63
3.1.1 Definisi Operasional ... 63
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 64
3.2 Tehnik Penentuan Sampel ... 67
3.2.1 Populasi ... 67
3.2.2 Sampel ... 67
3.3 Tehnik Pengumpulan Data... 69
3.3.1 Jenis Data ... 69
3.3.2 Sumber Data ... 69
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 70
3.4 Uji Kualitas Data... 71
3.4.1 Uji Validitas ... 71
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 72
3.4.3 Uji Normalitas ... 72
3.5 Uji Asumsi Klasik... 73
3.5.1 Multikolinearitas ... 73
3.5.2 Heteroskedasitas ... 74
3.5.3 Autokorelasi ... 74
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 75
3.6.1 Teknik Analisis ... 75
3.6.2 Uji Hipotesis ... 76
3.6.2.1 Uji Spesifikasi Model F... 76
3.6.2.2 Uji t ... 76
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN... 78
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 78
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ... 78
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 80
4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 80
4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 81
(7)
4.1.4.1 Visi ... 81
4.1.4.2 Misi ... 81
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 82
4.2.1 Motivasi Belajar ... 82
4.2.2 Gaya Belajar ... 84
4.2.3 Berpikir Kritis ... 86
4.2.4 Indeks Prestasi Kumulatif ... 88
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 88
4.3.1 Uji Kualitas Data ... 88
4.3.1.1 Uji Validitas ... 88
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 91
4.3.1.3 Uji Normalitas ... 92
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 94
4.3.2.1 Uji Multikolinearitas ... 94
4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 95
4.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 96
4.3.4 Koefisien Determinasi ... 98
4.3.5 Uji Hipotesis ... 98
4.3.5.1 Uji Spesifikasi Model F ... 98
4.3.5.2 Uji t ... 99
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 101
4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 105
4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 106
4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 108
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 109
5.1 Kesimpulan ... 109
5.2 Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Standar Ketetapan IPK Mahasiswa dan Kelulusan Menurut Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ... 3
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 12
Tabel 3.1 Data Statistik IPK Mahasiswa 2006 Reguler Pagi ... 68
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Motivasi Belajar ... 82
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Gaya Belajar ... 84
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Berpikir Kritis ... 86
Tabel 4.4. Distribusi Data Hasil Penelitian Nilai IPK ... 88
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 89
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Belajar ... 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Berpikir Kritis ... 91
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Independen ... 92
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 93
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 94
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 95
Tabel 4.12 Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 96
Tabel 4.13 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ... 98
Tabel 4.14 Hasil Uji F Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 99
(9)
Tabel 4.15 Hasil Uji t Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 100 Tabel 4.16 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 106
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rantai Motivasi ... 28 Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 62
(11)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Kuesioner ... Lampiran 2 Uji Kualitas Data ... Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ... Lampiran 4 Analisis Regresi Berganda...
(12)
xi
Oleh : Puspitasari D.
Abstrak
Mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan akuntansi dan mengetahui keberhasilan Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai institusi pendidikan profesional yang berakreditasi “A” maka dilakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa. Hasil audit mutu internal seluruh dosen UPN “Veteran” Jawa Timur dengan BAN PT menetapkan standar mahasiswa dan kelulusan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir untuk program studi yang telah memiliki status akreditasi A dengan nilai maksimal yaitu empat (4) dan seluruh mahasiswa Program Studi tersebut harus mempunyai IPK diatas 3.00.
Untuk penentuan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 61 mahasiswa reguler pagi S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang telah mengajukan bimbingan skripsi dan telah menempuh semua SKS yang wajib ditempuh dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2009/2010. Sumber data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t.
Dari hasil pengujian simultan diperoleh kesimpulan bahwa kesesuaian model analisis regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, sedangkan secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh secara nyata antara motivasi belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Sedangkan untuk gaya belajar terdapat pengaruh secara nyata terhadap indeks prestasi kumulatif. Gaya belajar menjadi variabel yang dominan. Key Word : motivasi belajar, gaya belajar, berpikir kritis dan indeks prestasi
(13)
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Anonim; 2003).
Dalam retorika dan wacana kependidikan kita sering didengar istilah “pendidikan seumur hidup” dan “tiga pilar pendidikan nasional”. Hal ini berarti menunjukkan upaya pengembangan SDM tidak terbatas pada jenjang pendidikan formal di sekolah, dan pendidikan anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab bangsa antara pemerintah, orang tua dan masyarakat yang
(14)
melingkupinya (Muthafa, dalam Handayani, 2008). Dalam era yang penuh tantangan ini diperlukan langkah serius dan teliti untuk mengembangkan diri seseorang sebagai pembelajar mandiri sehingga dia dapat mengolah dirinya menjadi pembelajar seumur hidup.
Pada tingkat perguruan tinggi mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh (Nadziruddin; 2007).
Dalam rangka meningkatkan pendidikan akuntansi dan mengetahui keberhasilan Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai institusi pendidikan profesional yang saat ini telah berakreditasi “A” maka diantaranya perlu dilakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa selama menempuh pendidikan. Syah (dalam Nadzrudin, 2007) mengemukakan bahwa prestasi akademik dalam mata kuliah tertentu yang relatif bersifat permanen setelah melalui proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Dari hasil audit mutu internal seluruh dosen UPN “Veteran” Jawa Timur menetapkan standar mahasiswa dan kelulusan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir untuk program studi yang telah memiliki status
(15)
akreditasi A dengan nilai maksimal yaitu empat (4) dan seluruh mahasiswa Program Studi tersebut harus mempunyai IPK diatas 3.00. Adapun standar ketetapan IPK mahasiswa dan kelulusan menurut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) sebagai berikut :
Tabel 1.1
Standar Aturan IPK BAN PT
Nilai Standar Ketetapan IPK BAN PT
4 IPK > 3.00
3 2.75 < IPK ≤ 3.00
2 2.50 < IPK ≤ 2.75
1 2.25 < IPK ≤ 2.50
0 2.00 < IPK ≤ 2.25
(Anonim, 2010).
Dilihat dari hasil prestasi belajar yang sekarang, ternyata data mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memperoleh status akreditasi A, pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 angkatan 2006 reguler kelas pagi memperoleh IPK rata-rata 2,997 dari 159 mahasiswa dan tahun ajaran 2009/2010 pada semester ganjil untuk seluruh mahasiswa Program Studi Akuntansi yang berjumlah 764 mahasiswa memiliki IPK rata-rata 2,959 (Biro Admik UPN Veteran Jatim; 2010). Seharusnya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur mewajibkan mahasiswanya untuk memperoleh IPK diatas 3.00 seperti standar dari BAN PT.
Untuk itu mahasiswa UPN “Veteran” Jatim dituntut memperbaiki prestasi belajarnya dalam memenuhi nilai standar BAN PT yang telah ditetapkan.
(16)
Selain itu, mahasiswa juga harus memenuhi standar nilai dunia pasar kerja yang tentu akan menyaring para calon pegawainya dengan menetapkan standar yang telah ditetapkan pada masing-masing perusahaan sesuai dengan kebijakannya. Seperti halnya di penyaringan calon pegawai negeri sipil tingkat sarjana Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mempunyai persyaratan khusus dengan menetapkan IPK lulusan sarjana minimal 3,00 (http://ppcpns.depkeu.go.id/Persyaratan.asp). Diharapkan mahasiswa yang akan lulus harus mempunyai nilai prestasi belajar yang baik dan sesuai kriteria standar kelulusan Indeks Prestasi Kumulatif yang ditetapkan oleh BAN PT dan permintaan pasar.
Banyak faktor yang mempengaruhi kontribusi terhadap pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa, salah satunya motivasi belajar. Motivasi belajar sangat berperan penting dalam proses belajar dikarenakan proses belajar membutuhkan interaksi dan partisipasi aktif dari para pembelajar untuk berhasil (Saputra, dalam Setiabudi, 2007). Dalam kegiatan belajar ada 2 (dua) macam motivasi dasar menurut Rusyan (dalam Setiabudi, 2007), yaitu :
1. Motivasi Ekstrinsik, yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
terletak di luar perbuatan belajar (adanya rangsangan dari luar individu). Motivasi ini tetap diperlukan, sebab pengajaran di perguruan tinggi tidak semuanya menarik minat peserta didik atau sesuai dengan kebutuhannya. 2. Motivasi Intrinsik, yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
(17)
individu sendiri). Adanya motivasi ini menunjukkan bahwa peserta didik menyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya bermanfaat bagi dirinya karena sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi ini disebut juga motivasi murni, motivasi sebenarnya timbul dari dalam diri anak sendiri.
Selain faktor motivasi belajar, faktor yang dapat mempengaruhi indeks prestasi kumulatif mahasiswa yaitu gaya belajar. Dalam hal ini gaya belajar juga termasuk faktor penunjang belajar yang penting. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, mengatur dan mengolah informasi (De Porter, dalam Pranata, 2002). Gaya belajar juga memiliki beberapa variabel antara lain faktor persepsi dan pemrosesan informasi, faktor motivasi, dan faktor psikologi. Banyak para peneliti yang menemukan berbagai cara mengatasi gaya belajar seseorang. Gregore (dalam Pranata, 2002) membedakan gaya individu dalam memproses pemahaman informasi ke dalam gaya konkritdangaya abstrakyangacakdanteratur. Pask 1972 (dalam Pranata 2002) memilih gaya belajar menurut langkah-langkah belajar ke dalam gaya serialis dan gaya holis. Witkin (dalam Pranata, 2002) menggunakan istilah ketergantungan lapangan untuk mendeskripsikan gaya kognitif dari seseorang yang terlalu dipengaruhi oleh konteks dan independensi lapangan untuk mendeskripsikan gaya dari seseorang yang mampu untuk berpikir relatif bebas dari konteks.
Selain kedua faktor diatas yang mempengaruhi indeks prestasi kumulatif mahasiswa, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi indeks prestasi
(18)
kumulatif mahasiswa yaitu berpikir kritis (critical thinking). Berpikir kritis merupakan salah satu aspek vital yang perlu dikembangkan selama peserta didik dalam proses belajar mengajar. Untuk dapat mengetahui potensi yang dimiliki dibutuhkan kemampuan berpikir kritis. Wade & Tavris (dalam Harnandita, 2008) mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan dan keinginan untuk menilai klaim dan membuat pertimbangan berdasarkan emosi atau anekdot. Pemikir kritis dapat mencari kekurangan dalam sebuah argumentasi dan untuk menentang klaim yang tidak punya bukti yang mendukung. Berpikir kritis, bagaimanapun, bukanlah merupakan pemikiran yang negatif. Dimana berpikir kritis meliputi kemampuan untuk kreatif dan kemampuan konstruktif untuk sampai pada berbagai alternatif penjelasan terhadap suatu peristiwa, berpikir tentang implikasi temuan, dan menerapkan pengetahuan baru ke dalam permasalahan pribadi dan sosial.
Dunia pendidikan merupakan lahan untuk menggali ilmu maka
pemberdayaan sikap “critical thinking” dalam proses belajar mengajar
merupakan hal yang penting. Tidak zamannya lagi peserta didik hanya memelihara sikap pasif (hanya menerima yang diberikan pendidik), tapi mereka harus aktif bertanya dan mengembangkan ilmu yang sudah diperolehnya. Begitu banyak peserta didik yang pasif, mereka datang ke kampus cenderung untuk duduk diam mendengarkan tanpa mampu mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi (Yanti, dalam Harnandita, 2008).
(19)
Penelitian ini berguna untuk mengetahui indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang terakreditasi “A” dengan indeks prestasi kumulatif standar BAN PT. Dalam hal ini dapatkah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur memenuhi standar yang telah ditetapkan pada setiap kelulusan mahasiswanya.
Dari hasil uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapatlah dikemukakan rumusan masalah yaitu,”Apakah motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis mempunyai pengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa
(20)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan untuk :
1. Bagi Akademik
Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan dengan motivasi belajar, gaya belajar dan pemikiran kritis mahasiswa, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal bagi proses belajar mahasiswa.
2. Bagi Peneliti
Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang motivasi belajar individu, gaya belajar individu dan cara berpikir kritis masing-masing individu terhadap indeks prestasi belajar masing-masing individu.
3. Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara belajar yang baik dan tepat serta berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dimiliki.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini adalah :
a. Purwanti (2009)
Judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur”
- Permasalahan : Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?
- Hipotesis : Diduga motivasi, gaya belajar dan lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.
- Kesimpulan :
1. Motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.
(22)
b. Tusaida (2009)
Judul “Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Pada Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat Tahun Pelajaran 2008/2009”
- Permasalahan : Apakah motivasi, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
- Hipotesis : Diduga motivasi, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
- Kesimpulan : Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang positif antara motivasi belajar siswa, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi pada siswa XI IPS SMA Negeri I Sumberjaya Lampung Barat tahun pelajaran 2008/2009.
c. Muland (2009)
Judul “Pengaruh Efektivitas Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Seyegan”
(23)
- Permasalahan : Apakah efektivitas pembelajaran dan lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMKN 1 Seyegan.
- Hipotesis : Diduga efektivitas pembelajaran dan lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMKN 1 Seyegan.
- Kesimpulan : Pengujian secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dan lingkungan belajar mempunyai peranan yang signifikan terhadap prestasi belajar pekerjaan kontruksi beton sederhana siswa kelas II SMKN 1 Seyegan.
d. Farida (2003)
Judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi PTS di Jawa Tengah)”
- Permasalahan : Apakah kebiasaan belajar, ability and effort, intelektual skill, prestasi selain AKM, high school grades dan collage grades berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah? - Hipotesis : Diduga kebiasaan belajar, ability and effort, intelektual
skill, prestasi selain AKM, high school grades dan collage grades berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
(24)
- Kesimpulan : Pengujian secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa keenam variabel berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Nama Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian
Farida (2003) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi PTS di Jawa Tengah)
Motivasi (X1)
Ability and Effort (X2)
Intelektual Skill (X3)
Prestasi selain AKM (X4)
High School Grades (X5)
Collage Grades (X ) 6
Regresi Linier Berganda
Pengujian secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa keenam variabel berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
Muland (2009)
jar
Negeri 1 Seyegan
Pembelajaran (X ) ungan Belajar (X2)
nier Berganda
n bahwa
nan
II SMKN 1 Seyegan Pengaruh Efektivitas Pembelajaran dan Lingkungan Bela Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK
Efektivitas
1
Lingk
Regresi Li Pengujian secara simultan dan parsial menunjukka efektivitas pembelajaran dan lingkungan belajar mempunyai pera yang signifikan terhadap prestasi belajar pekerjaan kontruksi beton sederhana siswa kelas
Tusaida (2009) i
i asi Belajar (X ) nier Berganda Pengaruh Motivas Belajar, Perseps Siswa Tentang Motiv 1
Regresi Li Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh
(25)
Metode M Guru dan Lingkungan di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Pada Siswa XI Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat Tahun Pelaj engajar Belajar IPS SMA aran 2008/2009
Mengajar (X ) ungan Belajar (X3)
ar ap PS elajaran 2008/2009. Persepsi Siswa Tentang Metode 2 Lingk
yang positif antara motivasi belajar siswa, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belaj di sekolah terhad prestasi belajar ekonomi-akuntansi pada siswa XI I SMA Negeri I
Sumberjaya Lampung Barat tahun p
Purwanti (2009) ng
alam
tudi a
” Jawa Timur)
Motivasi (X ) Gaya Belajar (X )
y and Effort (X3)
i
Berganda ara
alam h liah akuntansi II. bel yang dominan. Faktor-faktor Ya Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa D Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (S Empiris Pad Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran 1 2 Abilit
Regresi lin er 1.Motivasi tidak berpengaruh sec nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa d mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Gaya belajar berpengaru secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata ku pemeriksaan
2.Gaya belajar merupakan varia
Diminarni (2010) vasi
a
tif is
Jawa
asi Belajar
Berpikir Kritis (X3)
ier Berganda es penelitian Pengaruh Moti Belajar, Gay Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumula (Studi Empir Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Motiv (X1)
Gaya Belajar (X2)
(26)
Timur) 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pen
akai internal dan eksternal dala
si oleh pemakai informasi dan yang
n sesuai dengan siklus akuntansi dengan hasil berupa laporan keuangan.
2.2.1.1 Bidan
gertian Akuntansi
Siegel dan Marconi (dalam Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pem
m proses pengambilan keputusan ekonomi.
Accounting Asosiation (AAA) statement No.4, mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengklasifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinforma
terkini. (Ikhsan dan Ishak, 2005; 5).
Dari definisi diatas, maka akuntansi diartikan sebagai kegiatan mencatat, mengukur, mengidentifikasi dan mengklasifikasi kejadian-kejadian yang mengakibatkan perubahan keuangan perusahaa
g-bidang Akuntansi
Dalam perkembangan zaman yang semakin maju memicu perkembangan ilmu akuntansi yang semakin luas. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam perkembangan kurikulum
(27)
pendidikan akuntansi. Materi-materi khusus yang dipelajari dalam bidang stud
a.
rintah, kai informasi keuangan yang lain
b.
tersebut menyangkut ketaatan pada prinsip-prinsip onger dan Warren, 1997 (dalam
c.
i akuntansi adalah :
Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Materi yang tercakup di dalamnya menyangkut masalah pencatatan transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi lain serta menyangkut masalah penyusunan berbagai laporan periodik dari pencatatan tersebut dan berguna untuk memberikan informasi bagi manajer, pemilik perusahaan, kreditor, lembaga peme
masyarakat umum serta para pema
menurut Niswonger dan Warren, 1997 (dalam Purwanti, 2009). Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Bidang akuntansi yang membahas suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara independen, dalam melaksanakan suatu pemeriksaan, seorang akuntan tersebut memeriksa catatan yang mendukung laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan pendapat mengenai kelayakan dan keandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan keandalan laporan keuangan
akuntansi yang berlaku umum Nisw Purwanti, 2009).
Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Bidang akuntansi ini menekankan pada masalah penetapan dan pengendalian biaya. Lingkupnya ialah mengenai biaya selama proses
(28)
produksi dan harga pokok dari barang yang sudah selesai diproduksi. Hasil akhirnya biasanya adalah laporan-laporan opersi dan manajerial yang disusun berdasarkan data dasar berupa biaya yang menunjukkan (Suwardjono, 1996
d.
aan secara keseluruhan yang meliputi , dan pendanaan (Suwardjono,
e.
processing yang menjadi rmasi akuntansi
f.
tingkat proses produksi dalam periode tertentu dalam Purwanti).
Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Bidang akuntansi ini menekankan pada masalah pemanfaatan data biaya untuk menentukan biaya barang yang terjual (cost of goods sold), pengendalian dan perencanaan produksi. Bidang ini lebih menekankan pada pemanfaatan data akuntansi untuk pengambilan keputusan dan pengendalian operasi perusah
fungsi produksi, pemasaran, personalia 1996 dalam Purwanti; 2009).
Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang ini mempelajari berbagai rancangan bangunan prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. Pengertian sistem akuntansi kemudian cenderung menjadi lebih sempit yaitu menjadi electronic data
bagian sistem yang lebih besar yaitu sistem info (Suwardjono, 1996 dalam Purwanti; 2009).
(29)
Bidang ini membahas perekayasaan akuntansi untuk unit organisasi non profit seperti pemerintah, rumah sakit, sekolah, yayasan dan
rintahan khusus mempelajari
g.
tan serta pengaruh
h.
todologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan
mpengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka
2.2.2 2.2.2.1
yang berhadapan secara langsung dengan perilaku anusia. Jadi, akuntansi keperilakuan didefinisikan ilmu yang
sebagainya. Akuntansi peme
perekayasaan akuntansi untuk organisasi pemerintah (Suwardjono, 1996 dalam Purwanti; 2009)
Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Bidang ini membahas berbagai transaksi penting perusahaan dan berbagai peraturan perpajakan yang bersangku
peraturan tersebut terhadap laporan keuangan khususnya penentuan besarnya laba perusahaan (Suwardjono, 1996 dalam Purwanti; 2009). Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting)
Bidang ini menggunakan me
faktor manusia yang me (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
Akuntansi Keperilakuan
Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu sosial manusia
(30)
menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan
2.2.2.2
lakukan pengukuran dan engevaluasian segala tindakan yang berhubungan dengan kegiatan
an dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat internal hsan dan Ishak, 2005: 4)
2.2.3 2.2.3.1
an penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai penget
dalam Purwanti; 2009) belajar didefinisikan kedalam
inst a.
dan Ishak, 2005: 1).
Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Tujuan akuntansi keperilakuan menurut Siegel dan Marconi, 1989 (dalam Purwanti; 2009) adalah usaha untuk me
p
perusaha
maupun eksternal (Ik
Belajar
Pengertian Belajar
Belajar menurut Rusyan, 1989 ( dalam Purwanti; 2009) adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan d
ahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman.
Menurut Biggs (
tiga macam rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan itusional dan rumusan kualitatif.
(31)
Belajar berarti kegiatan pengisisan atau pengembangan kemampuan ebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini
b.
i proses validasi terhadap penguasaan siswa yang telah dipelajari. Bukti institusional yang
c.
di sek
an masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. t Bruner (dalam Purwanti; 2009) proses belajar dapat dib
dan (1)
informasi. Ada yang menambah pengetahuan yang telah dimiliki, adayang memperluas dan kognitif dengan fakta s
dipandang dari sudut beberapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Rumusan Institusional Belajar dipandang sebaga atas materi-materi
menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar.
Rumusan Kualitatif
Pengertian belajar secara kualitatif adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia
eliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahk
Menuru
edakan menjadi tiga fase atau episode, yakni : informasi, transformasi evaluasi.
Informasi
(32)
ada yang memperdalamnya. Ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahiu sebelumnya.
(2) Transformasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam g lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk
(3)
udian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh d
ak setiap
an dalam pengertian belajar.
perubahan tingkah laku dalam pen
(1)
bentuk yan
hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. Evaluasi
Kem
an transformasi itu dan dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain
Menurut Slameto (1991: 78-80) belajar diartikan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiridalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi bermacam-macam sifatdan jenisnya karena itu sudah tetntu tid
perubahan dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak masuk perubah
Slameto menggolongkan ciri-ciri gertian belajar sebagai berikut:
(33)
Ini berarti bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadinya
(2) n Fungsional
lam diri individu
(3) Perubahan Dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
(4) Perubahan Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan ini terjadi karena proses belajar bersifat menetapkan atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
(5) Perubahan Dalam Bertujuan atau Terarah
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan terjadi adanya suatuperubahan dalam dirinya.
Perubahan Dalam Belajar Bersifat Kontinu da Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi da
berlangsung secar berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan bergunabagi kehidupan ataupun proses belajar berikunya.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar disadari. Dengan demikian perbuatan belajar yang
(34)
dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan.
(6) erubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
n dan sebagainya.
jar merupakan syarat mutlak
tuk mengambil manfaat dari
it, dan evaluatif, bisa dipastikan akan lebih unggul
yang telah disebutkan maka
a) elajar itu membawa perubahan (perilaku baik aktual maupun otensial).
b) ahwa perubahan itu ditandai dengan meningkatnya pengertian taupun didapatkannya kecakapan baru.
c) ahwa perubahan itu terjadi karena usaha. P
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahua
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interksinya dengan lingkungannya (Suryabrata, dalam Purwanti; 2009 ).
Menurut Rusli (dalam Purwanti; 2009), bela
untuk mempertahankan eksistensi, sekaligus menjadi kunci untuk menaikkan kualitas diri dan organisasi atau un
krisis, sehingga pihak-pihak yang melakukan aktivitas pembelajaran secara konsisten, intensif, kom
dibanding mereka yang tidak melakukannya. Pada intinya dari berbagai definisi belajar dapat disimpulkan beberapa hal pokok yaitu :
B p B a B
(35)
2.2.4 Hasil Pembelajaran
leh.
2.2.4.2
orikan menjadi kategorikan menjadi tiga
1. keefektifan pembelajaran yang biasa diukur dari tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut.
2. efisiensi pembelajaran yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran.
3. daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara kontinyu.
Dalam penelitian ini indikator variabel yang akan dibahas yaitu indikator variabel tingkat keberhasilan (prestasi) siswa, biasa disebut dengan Indeks 2.2.4.1 Pengertian Hasil Pembelajaran
Menurut Handayani (2008), hasil pembelajaran adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah dipero
Indikator Hasil Pembelajaran
Menurut Reigeluth (dalam Handayani 2008), hasil pembelajaran secara umum dapat dikateg
(36)
Prestasi Kumulatif (IPK). Hal ini disebabkan untuk mengetahui kinerja i Akuntansi selama mengikuti perkuliahan.
2.2.5 Indeks Prestasi
njukkan indikator keberhasilan studi mahasiswa
2.2.5.2 Fak
(Ham
a. ang bersumber dari diri sendiri
ahasiswa itu sendiri, sepe
para mahasiswa program stud
2.2.5.1 Pengertian Indeks Prestasi
Indeks prestasi juga sering digunakan istilah Indeks Prestasi Sementara yang menu
selama satu semester.
tor-faktor Indeks Prestasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi belajar mahasiswa alik, 1990:117) :
Faktor y
Yaitu faktor yang bersumber dari diri m
rti tidak mempunyai tujuan yang jelas, kurangnya minat terhadap bahan pelajaran, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti pelajaran, kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan bahan.
(37)
Faktor yang bersumber dari lingkungan belajar, seperti cara mem
c. rga
masalah kemampuan ekonomi, masalah broken home, dan kura
d.
angguan dari jenis kelamin lain, yaitu hubungan antara laki-laki dengan
mping kuliah, aktif berorganisasi, dan tidak tirahat.
e.
um, perpustakaan, internet, dll. Semakin lengkap silitas yang ada, semakin lancar kegiatan belajar mengajar.
mulatif 2.2.6.1 Pengertia
mah (Na
beri pelajaran, kurangnya bahan pelajaran, kurangnya alat-alat sebagai penunjang belajar, pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggaraan perkuliahan yang terlalu padat.
Faktor yang bersumber dari lingkungan kelua Yaitu
ngnya pengawasan dari orang tua. Faktor yang bersumber dari masyarakat
Faktor yang bersumber dari masyarakat yaitu seperti g
perempuan, bekerja disa
dapat mengatur rekreasi dan waktu is Fasilitas
Fasilitas adalah faktor infrastruktur yang penting. Misalnya fasilitas laboratori
fa
2.2.6 Indeks Prestasi Ku
n Indeks Prestasi Kumulatif
Indeks prestasi kumulatif menunjukkan indikator keberhasilan studi asiswa sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh dziruddin; 2007).
(38)
2.2.6.2 mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif 1) Fak
9), faktor internal rkaya untuk bahan belajar yang berasal dari dal
Fak
Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
Da
s
ikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belaja
2) Fak
aktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain mpengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lai
a.
garuh prestasi belajar adalah sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan perhatian orang tua serta suasana hubungan antara anggota keluarga.
Faktor-faktor yang tor Internal
Menurut Lunandi (dalam Purwanti 200 merupakan sumber te
am diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan . tor ini menjadi modal dasar bagi peserta didik dalam berprestasi.
a. Aspek fisik
lam hal ini, aspek fisik adalah aspek yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera serta tubuh siswa.
b. Aspek psikologi Ada banyak aspek ps
r siswa, antara lain adalah bakat, sikap, minat, motivasi dan intelegensi.
tor Eksternal Selain f
diluar diri yang dapat me n adalah : Lingkungan keluarga
(39)
b. Lingkungan sekolah
Dalam lingkungan sekolah, hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah sarana dan prasarana sekolah, kompetensi pengajar dengan siswa dan kurikulum dan metode pengajar.
c.
partisipasi tar lingkungan masyarakat.
3) Fak a.
belajar yang tinggi jika mahasiswa memiliki minat dan dap mata kuliah yang diberikan dan
b.
mahasiswa memiliki minat dan otivasi yang sedang terhadap mata kuliah yang diberikan dan itempuh.
c. endekatan belajar rendah Lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan sosial masyarakat, hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah sosial budaya, dan
terhadap pendidikan di seki tor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar tinggi Pendekatan
motivasi yang tinggi terha
ditempuh. Biasanya terdapat mata kuliah yang disukai sehingga proses belajar yang tinggi frekuensinya dapat tercapai.
Pendekatan belajar sedang
Pendekatan belajar sedang jika m
d P
(40)
Pendekatan belajar yang rendah juga dipengaruhi oleh minat dan siswa yang rendah serta mata kuliah yang tidak
2.2.7 2.2.7.1
, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku
energi, terarah dan bertahan lama.
Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang erakkan u seseora vasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang dimulai dengan adanya kebutuhan, kemudian timbul rasa untuk memuaskannya (mencapai tujuan), sehingga menimbulkan
motivasi maha
disukainya sehingga kegiatan belajar mahasiswa jarang dilakukan dan bahkan hampir tidak pernah.
Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Hidayat (dalam Setiabudi; 2008), adalah suatu usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan atas perbuatan tersebut.
Menurut Santrock, 2007 (dalam Setiabudi; 2008) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang memberi semangat
yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
(41)
ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan). Rantai motivasi digambarkan berikut :
Gambar 2.1 Rantai motivasi
Sumber Bareleson dan Steiner (dalam Pujadi, 2007:42-43).
ng paling tinggi,
kebutuhan Maslow
nusia. Jika fisiologis belum terpenuhi maka
lain dan untuk diterima sebagai bagian dari orang lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini menghasilkan kepuasaan dan kebanggaan terhadap diri sendiri.
Keinginan
Kebutuhan Ketegangan Perilaku Kepuasan
Teori hirarki yang dikembangkan oleh Maslow memandang kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga ya
dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki
sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan hidup ma
kebutuhan lain tidak memotivasi manusia.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.
(42)
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
kan kebutuhan paling tinggi dalam hirarki.
ana; 2007) orang yang yang dapat
menerus dalam waktu
ulitan (tidak mudah putus asa) c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
ngetahuan yang diberikan e.
i.
mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi orang yang seperti dicita-citakan. Menurut Maslow kebutuhan ini merupa
2.2.7.2 Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi
Menurut S.C Munandar, 1999 (dalam Iy
memiliki motivasi dapat dijabarkan melalui ciri-ciri perilaku diamati sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus lama, tidak berhenti sebelum selesai)
b. Ulet dalam menghadapi kes
d. Ingin mendalami bidang pe
Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin
f. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah g. Senang dan rajin, penuh semangat
h. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
Mengejar tujuan jangka panjang (dapat menunda kepuasan kebutuhan sesuai yang ingin dicapai).
(43)
2.2.7.3
nuhi
Setiabudi; 2008), apabila mempunyai ivitas dan
an kata lain untuk melakukan sesuatu. Secara kons
rap yang maksimal dari batas kemampuan individu. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Hardjana, 1994 (dalam Setiabudi; 2008), motivasi belajar adalah dorongan atau stimulus yang datang dari dalam hati atau batin seseorang, yang menggerakkan perilaku belajarnya untuk meme kebutuhan atau mencapai sasaran yang ditujunya.
Menurut Rusyan, 1989 (dalam
motivasi yang kuat, peserta didik akan menunjukkan minat, akt
partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Deng
isten bahwa alasan yang mendorong seseorang untuk belajar berpengaruh langsung terhadap efektivitas dan kualitas penyerapan proses belajar. Tiga alasan yang mendorong seseorang untuk belajar adalah
b. Belajar agar dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik (Job Requirement)
c. Belajar untuk pengembangan diri (Individual Development)
d. Belajar dilakukan agar dapat membagikan kepada orang lain (Developing Others).
Ketiga alasan tersebut juga menggambarkan tingkah laku atau level dari motivasi belajar seseorang. Seseorang yang belajar dalam rangka mempersiapkan diri untuk mempresentasikan sesuatu atau mengajarkan kepada orang lain akan mengalami daya se
(44)
individu yang belajar sekedar untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, dalam hal
gan pertimbangan bahwa seseorang yang belajar dalam
kare digu
2.2.7.4 Jenis dan Model Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar ada 2 (dua) macam motivasi dasar (Rusyan, 1989, dalam Setiabudi; 2008), yaitu :
1. Motivasi Ekstrinsik
2.
u dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di rangsangan dari dalam individu send
ini ditemukan pada tingkat marjinal (memenuhi kebutuhan minimum). Alasan ini yang masih lebih baik jika dibandingkan dengan alasan pengembangan diri. Den
rangka pengembangan diri belum memaksimumkan usahanya na belum adanya kepastian tentang kapan ilmu yang didapatkan akan nakan (Joko, 1998 dalam Iyana; 2007).
yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar (adanya rangsangan dari luar individu). Motivasi ini disebabkan oleh faktor-faktor di luar situasi belajar, misal : belajar untuk lulus ujian, belajar karena tuntutan orang tua, belajar untuk mendapat hadiah, belajar untuk mendapatkan ijazah, belajar karena mendapatkan sindiran.
Motivasi Intrinsik yait
dalam perbuatan belajar (adanya
(45)
m b
sehubungan dengan motivasi ada tiga hal yang
y 1.
imal mungkin mengerti setiap hal-hal
2.
Motivasi seperti ini ditunjukkan oleh seorang mahasiswa berusaha untuk mengerti penjelasan dosen(pengajar). Motivasi ini sangat dipengaruhi oleh motivasi jangka panjang,dan sebaliknya motivasi jangka panjang akan didukung oleh motivasi jangka pendek
ut ingatan (regresi)
mahnya ingatan seseorang akan suatu hal. enyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya ermanfaat bagi dirinya sendiri karena sejalan dengan kebutuhannya. Dalam Iyana (2007; 16)
perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan proses belajar, aitu:
Motivasi jangka panjang
Seorang mahasiswa yang belajar untuk menghadapi ujian akhir akan selalu berusaha semaks
yang berhubungan dengan mata kuliah yang diberikan dosen. Motivasi seperti ini sama pentingnya dengan intelegensi yang baik. Motivasi jangka pendek
3. Kadar sur
Adalah proses mele
Mahasiswa dengan kadar surut yang tinggi membuat seseorang mudah lupa akan hal-hal yang telah dijelaskan oleh dosennya. Tetapi mahasiswa dengan kadar surut ingatan yang rendah akan mengingat lebih lama tentang hal yang diajar. Dosen (pengajar) dapat
(46)
memperkecil regresi ini dengan jalan menanamkan motivasi kepada mereka, baik motivasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Gaya Belajar
Pengertian Gaya Belajar
Istilah gaya belajar mulai muncul dalam literatur tentang belajar pada tahun 1970-an. Pada tahun 1991, Riding & Cheema berpendapat istilah gaya be
\ 2.2.8 2.2.8.1
lajar merupakan istilah pengganti gaya kognitif. Sekalipun dalam perkem
b
s s g d p
p 6 dalam Pranata,
2002).
Aktivitas belajar pebelajar yang merupakan perilaku individual bangannya gaya kognitif hanyalah salah satu bagian dari gaya elajar individu (Robotham, 1999 dalam Pranata, 2002).
Bogod (2002; dalam Pranata, 2002) mendefinisikan gaya belajar ebagai suatu perbedaan pendekatan atau cara individu dalam mempelajari esuatu. Litzinger dan Osif (1992; dalam Pranata, 2002) mendeskripsikan aya belajar sebagai suatu perbedaan cara yang digunakan oleh anak-anak an orang dewasa dalam berpikir dan belajar yang merupakan suatu erilaku yang diminati sebagai suatu perilaku yang diminati sebagai suatu erilaku yang diminati dan konsisten (Blackmore; 199
yang spesifik disebut gaya belajar (Pranata, 2002). Gaya belajar menunjuk pada keadaan psikologi yang menentukan bagaimana seseorang menerima informasi, berinteraksi, serta merespon pada lingkungan belajarnya (Pranata, 2002). Dengan demikian, dapat
(47)
disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu sikap pribadi yang cenderung menetap dalam mempersepsikan suatu stimulus tertentu dari lingkungan, selanjutnya memanfaatkan secara unik dan personal dalam berinteraksi dengan stimulus
nti, 2009) me mukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Ada dua kategori utama tentang bagaimana orang belajar yaitu : bagaimana ma
Nasution, 2000 (dalam Purwanti; 2009) gaya belajar atau “learning
peran
2.2.8.2 Jenis Gaya Belajar
De Porter & Hernacki, 2001 (dalam Purwanti, 2009) membagi gaya an tiga katagori yaitu visual, auditorial dan kinestetic. Walaupun
keban
maupun sumber stimulus.
Gaya belajar adalah kunci mengembangkan kinerja dalam segala kondisi dan situasi. DePorter & Hernacki, 2001 (dalam Purwa
ne
nusia menyerap informasi dan lingkungan. Ada dua kategori utama tentang bagaimana orang belajar yaitu : bagaimana manusia menyerap informasi dengan mudah dan cara mengatur dan mengelola informasi tersebut.
Menurut
style” adalah cara murid berinteraksi dan menggunakan gsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
belajar berdasark
seseorang menggunakan ketiganya pada tahapan tertentu, yakan orang lebih cenderung pada salah satu diantaranya.
(48)
a.
lihat. Seringkali apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memi
b.
bih bisa memahami materi ketika
derung suka berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja. Orang-gori ini biasanya merasa kesulitan dalam m
a c. K
Mahasiswa kinestetic lebih baik dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok, mereka cenderung berbicara dengan perlahan. Berbicara dengan kalimat yang mengandung aksi. Orang-orang ini belajar lewat gerak dan sentuhan.
Menurut Purwanti (2009), belajar berlangsung dalam empat fase yaitu:
a. Fase apprehending Visual
Orang-orang visual lebih suka membaca makalah dan memperhatikan ilustrasi yang ditempelkan pembicara di papan tulis. Orang-orang dengan kecenderungan visual berbicara secara cepat. Orang-orang ini belajar melalui apa yang mereka
mengetahui
lih kata-kata.\ Auditorial
Mahasiswa auditorial melakukan belajar melalui apa yang mereka dengar. Gaya belajar ini le
ada orang yang menjelaskan materi kepadanya. Orang seperti ini cen
orang dalam kate
enuliskan rangkaian kata-kata, dia lebih suka berbicara. Pelajar uditorial belajar melalui apa yang mereka dengar.
(49)
Pada fase ini seseorang harus memperhatikan stimulus tertentu,
b. F
roleh uk melakukan sesuatu yang belum diketahui
c. Fase strorage
Dalam fase ini kemampuan baru disimpan atau diingat sebentar saja, misalnya beberapa menit setelah nomor telepon untuk
an kemabali apa yang disimpan, akan tetapi akannya dalam situasi tertentu atau untuk memecahkan asalah.
elitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa siswa memiliki cara belajar dan berpikir yang berbeda-beda. Siswa akan merasa harus menangkap artinya dan memahaminya. Suatu stimulus dapat ditafsirkan dengan berbagai cara.
ase acquisition
Pada fase ini seseorang membuktikan kesanggupan yang dipe seseorang unt
sebelumnya.
memutar nomor tertentu, dapat pula diingat sepanjang hidup. Jadi ada ingatan jangka pendek, ada pula ingatan jangka panjang. d. Fase retrieval
Dalam fase ini sesuatu yang disimpan pada suatu waktu diperlukan dan diambil dari simpanan. Retrieval ini tidak semata-mata mengeluark
menggun suatu m Berbagai pen
(50)
lebih
lnya akan optimal jika sung mempraktekkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara be kem (An a. b. c. yang Dala ha ya sis Se me Me me 1.
Orang yang memiliki belajar auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca dan bahkan ada yang merasa bahwa hasi
kita belajar lang
lajar akan sangat mempengaruhi struktur otak. Hal inilah yang udian kita kenal sebagai learning style (gaya belajar) yang terdiri dari onim; 2009) :
Modalitas Spectrum Gaya terima
Untuk itu peneliti akan membahas bagaimana cara belajar para siswa terdiri dari berbagai macam gaya antara lain :
a. Modalitas
m menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah rus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja siswa, dan ng paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak wa yang mana dalam hal ini disebut dengan modalitas belajar. cara singkat modalitas belajar adalah suatu cara bagaimana otak nyerap informasi yang masuk melalui panca indera optimal.
nurut Howard Gardner modalitas belajar dapat dikarakteristik njadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetik yaitu: Auditory
(51)
mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar men
umumnya susah menyerap langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
2.
ap informasi secara visual mereka memahaminya. Konkritnya, yang bersangkutan lebih
it d a b
empatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Siswa yang memiliki gaya belajar ini
Visual
Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangk
sebelum
mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain u, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, isamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah rtistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk erdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara,
(52)
s m 3. R
yang memiliki gaya belajar reading, belajar dengan men
mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah membaca atau menuliskannya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini menyukai hal-hal yang berbau teoritis
4. K
ehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah enginterprestasikan kata atau ucapan.
eading Orang
itikberatkan pada tulisan atau catatan. Karakteristik ini benar-benar menempatkan bacaan atau tulisan sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa
dan umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk peragaan atau praktis.
inesthetic
Orang yang memiliki gaya belajar, kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar orang tersebut bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya
(53)
dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini mserasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic
). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini
unakan berbagai model peraga,
di jarnya.
b. Spectru
pe sec
pe sia mengolahnya secara sekuensial
(teratur rut) dan acak (random). ability
lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan mengg
semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat tengah waktu bela
m
Dari segi memandang sesuatu dan bagaimana siswa melakukan ngaturan informasi, ada orang yang cenderung memandang sesuatu ara abstrak, dan ada pula yang konkret. Sedangkan dari aspek ngaturan informasi, manu
(54)
Seorang Profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Univer
ga 1.
galaman yang gaya ini lebih cocok belajar dengan men
2.
ung lebih menyukai pengalaman langsung yang
3. Gaya abstrak acak
Gaya ini cenderung m
bicara yang menyampaikan pesan. k belajar dalam latar interaktif sitas Connection, Gregore (dalam Pranata, 2002) membedakan ya individu dalam memproses pemahaman informasi ke dalam :
Gaya konkrit acak
Gaya ini cenderung menggunakan pendekatan trial and error untuk mengambil keputusan yang cepat dari pen
dihadapi. Pemilik
ggunakan game, stimulasi, projek belajar mandiri, serta projek belajar ketrampilan proses.
Gaya konkrit teratur Gaya ini cender
diberikan menurut susunan yang logis. Mereka yang memiliki gaya ini paling cocok belajar dengan menggunakan buku kerja, instruksi terprogram, demonstrasi, serta kerja studio yang tersusun rapi. Gaya belajar ini termasuk gaya belajar visual.
emahami pesan dengan merespon gaya bicara dan tekanan suara pem
Pemilik gaya ini lebih cocok untu
seperti diskusi kelompok dan tanya jawab, serta pembelajaran yang memanfaatkan media audio-visual seperti film dan tv.
(55)
4.
pesan-pesan tersebut disusun ih cocok belajar dengan membaca
jenis gaya belajar, yakni converger
• .
•
seseorang yang lebih
• converger/pragmatis.
converger adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization) dan Gaya abstrak teratur
Gaya ini cenderung memahami pesan simbol maupun verbal secara mendalam, khususnya jika
secara logis. Pemilik gaya ini leb
dan mendengarkan. Gaya belajar ini termasuk gaya belajar aural.
Berdasarkan penelitian Kolb (Pujiningsih, 2009) terdapat empat accomodator, diverger, assimilator dan
Gaya belajar accomodator/activist
Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai pengalaman (concentrate experience) dan aktif bereksperimen (active experimentation). Seseorang lebih menyukai mendapatkan informasi dari feeling dan memrosesnya dengan cara memraktikkan atau melakukannya.
Gaya belajar diverger/refflector.
Gaya belajar diverger adalah gaya belajar
menyukai pengalaman (concentrate experiencing) dan mengamati (reflective observation). Peserta didik diverger lebih menyukai memperoleh informasi dengan feeling dan memrosesnya dengan cara melihat dan mendengar.
Gaya belajar Gaya belajar
(56)
aktif bereksperimen (active experimentation). Peserta didik memperoleh informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan kemudian melakukannya (doing)
ang abstrak (abstract conceptualization)
dengan
. Mereka lebih suka berbicara dibandingkan mendengarkan. Secara umum mereka • Gaya belajar Assimilator/Theorist
Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar seseorang yang lebih menyukai pada sesuatu y
dan mengamati (reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau mendengar.
Pada MBTI (Myers Briggs Type Indicator) (dalam Pujiningsih, 2009), preferensi gaya belajar seseorang dibedakan menjadi empat dimensi, yaitu:
1. Introvert menemukan kekuatan dalam inner world dari ide konsep dan abstraksi., peserta didik ini cenderung lebih banyak berfikir dibandingkan berbicara.
a. Introvert leaner dalam mengembangkan kerangka kerja
cara menyatukan dan menghubungkan informasi yang mereka pelajari. Pengetahuan yang diperolehnya kemudian saling dihubungkanuntuk melihat sesuatu tersebut secara menyeluruh. b. Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda dan orang.
(57)
tidakdapat memahami pelajaran sampai mereka dapat menjelaskan pada diri mereka sendiri atau pada oranglain (bekerja kelompok).
belajar
e learner, mereka adalah peserta didik yang lebih suka
(human values) dalam pengambilan keputusan.
i bekerja dalam kelompok
e. Judg
dengan cepat. Berbeda dengan perceptive learner, mereka 2. Problem based learning dan collaborative learning cocok untuk
modelpembelajaran dengan karakteristik gaya belajar ini. a. Sensing learner adalah peserta didik yang lebih menyukai
dengan menggunakan kelima panca indra mereka. Mereka menyukai sesuatu dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih menyukai segala sesuatu ditata dengan teratur, pengajaran dilakukan secara terstruktur setahap demi setahap.
b. Intuitiv
berimajinasi dan berinovasi.
c. Thinking learner adalah peserta didik yang dalam memutuskan sesuatu berdasarkan pada analisis, logika dan prinsip. Dengan kata lain mereka dalam melihat sesautu lebih kritis dan objektif.
d. Feeling learner mereka lebih menggunakan pertimbangan nilai-lilai kemanusiaan
Mereka cenderung menjaga keharmonisan hubungan sosial dalam suatu kelompok. Mereka lebih menyuka
kecil.
ing learner adalah peserta didik yang cenderung melakukan semua tugas lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Mereka menyukai tips atau panduan bagaimana cara mengerjakan sesuatu
(58)
cenderung menunda tugas sampai menjelang batas akhir waktu yang ditentukan.
Menurut Pask, 1972 (dalam Pranata 2002) memilih gaya belajar menurut
1.
elum
2.
ian pesan yang tidak terkait secara logis, serta mempelajari hal-hal di luar urutan linear. lis memilih untuk belajar dalam cara-cara yang berbeda
terlalu dipengaruhi oleh konteks dan independensi lapangan untuk
c.
langkah-langkah belajar ke dalam : Gaya serialis
Seseorang yang memilih gaya ini cenderung memilih belajar dengan berproses dalam langkah-langkah kecil yang logis, berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada setiap bagian seb
melangkah lanjut, serta mengejar jalur linear dalam tugas pembelajaran serta menghindari setiap penyimpangan.
Gaya holis
Mereka yang memiliki gaya ini cenderung melangkah secara lebih jauh, mengambil bagian-bag
Seorang ho
dan mendekati ide-ide dari sudut pandang yang berbeda pula.
Witkin (dalam Pranata, 2002) menggunakan istilah ketergantungan lapangan untuk mendeskripsikan gaya kognitif dari seseorang yang
mendeskripsikan gaya dari seseorang yang mampu untuk berpikir relatif bebas dari konteks.
(59)
Setia me ke me car pe me
seseorang, yaitu gaya belajar gl 1. Global
Orang yang berpikir secara global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antar satu bagian dengan bagian yang lain. Orang yang global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan kata-katanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan tugas dan dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Orang yang berpikir secara global dapat bekerja sama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan orang lain. Senang memberi dan menerima pujian, bahkan mereka cenderung memerlukan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka dapat menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan
p orang merupakan individu yang unik, masing-masing akan lihat dunia dengan “cara”nya sendiri. Meskipun kita melihat satu jadian pada waktu yang bersamaan, tidak menjamin kita kan sama laporkan apa yang kita lihat. Hal ini karena setiap orang memiliki a berpikir dan memahami sesuatu yang berbeda-beda. Seorang neliti bidang psikologi, Witkin, melalui studi risetnya
ngemukakan 2 macam karakeristik gaya belajar yang dimiliki obal dan gaya belajar analitik.
(60)
sesuatu setahap demi setahap. Orang yang memiliki cara berpikir secara global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk merapikannya, nam
mengerjakan tugas kedua, meskipun tugas utam
kan secara tetap atau sam
i.”
un seringkali keinginannya kurang terlaksana. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya mereka belajar untuk menyederhanakan sistemnya. Pikiran orang yang global dominan tidak pernah bisa terfokus pada satu masalah, pikirannya dapat pergi ke banyak arah sepanjang waktu. Apabila orang global mengerjakan satu tugas, lalu ada tugas baru yang muncul, maka mereka akan mulai
anya belum selesai.
Cara belajar tidak luput dari kebiasaan belajar, menurut The Liang Gie (dalam Purwanti 2009: 35), mendefinisikan kebiasaan belajar sebagai perilaku seseorang yang dilaku
a dari waktu ke waktu tanpa pemakaian banyak pikiran. Kebiasaan belajar yang tertanam dalam diri siswa akan membentuk siswa tersebut, yaitu membentuk corak yang sukses dan siswa yang gagal dalam belajar.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar, hal ini seperti yang diungkapkan Slameto (dalam Purwanti, 2009), “Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendir
(61)
Gie (dalam Purwanti, 2009) membagi 2 macam kebiasaan belajar yaitu : kebiasaan belajar baik, yang membantu siswa menguasai pelajaran untuk mencapai kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses. Dan kebiasaan belajar buruk yaitu kebiasaan belajar yang dapat mempersulit siswa dalam memahami an sehingga menghambat kemajuan siswa dalam me
2. Analitik
Orang yang berpikir secara analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik, terorganisasi, dan teratur. Namun kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh. Dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, seorang analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu dan belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas pertamanya selesai. Orang analitik membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pengetahu
mahami pengetahuan sehingga mengahmbat kemajuan siswa dan akhirnya akan mengalami kegagalan.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya untuk meningkatkan indeks prestasinya setiap semester dan indeks prestasi secara kumulatif meliputi cara belajar dan kebiasaan belajar.
(62)
tugasnya, karena mereka tidak ingin ada satu bagian yang terlewat. Orang yang memiliki cara berpikir secara analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika. Selain itu mereka menilai
a yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat a namun seringkali kurang mengetahui
2.2.9 B 2.2.9.1
s daripada berpikir biasa, karena be ik
fakta-fakt
menemukan fakta-fakt
gagasan utamanya, sehingga kadang mereka tidak mengerti maksud dan tujuannya dalam mengerjakan sesuatu. Mereka sangat sulit belajar bila ada gangguan, karena biasanya pikirannya hanya terfokus pada satu masalah saja.
erpikir Kritis
Pengertian Berpikir Kritis
Secara umum definisi berpikir kritis adalah evaluasi ketepatan dan manfaat (nilai) dari sebuah informasi atau argumen (Beyer, 1985 dalam Harnandita; 2008). Moore, 2001 (dalam Harnandita; 2008) menyatakan bahwa berpikir kritis itu lebih komplek
rp ir kritis berbasis pada standar objektivitas dan konsistensi. Menurut Rosyada (2007; 285) critical thinking adalah kemampuan siswa menggunakan potensi-potensi intelektualnya dalam menyelesaikan permasalahan secara sistematis, rasional dan empiris, yakni dapat menghubungkan permasalahan dengan penyebabnya, mampu menampilkan logika yang rasional dan dapat diterima oleh pikiran orang lain, dan semuanya berbasis pada data.
(63)
Harsanto, 2005 (dalam Harnandita; 2008), menyebutkan bahwa berpikir kritis, dimana diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa keputusan seperti itu diambil. Tidak jauh berbeda dengan definisi berpikir kritis yang dikemukakan oleh Santrock, 2003 (dalam Ha
Kauchak, 2004 (dalam Harnandita; 2008) mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan dan kecenderungan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti yang ada dari sebuah informasi, yang dijadikan dasar untuk memutuskan tindakan atau hal-hal yang akan diyakini dan rasa ingin tahu yang besar terhadap sekitarnya.
2.2.9.2 Elemen Berpikir Kritis
rnandita; 2008) yaitu berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah secara lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan. Eggen dan
(64)
Berikut ini adalah indikator berpikir kritis yang disebutkan oleh nandita; 2008) :
rifikasi dengan tuntutan
tutan yang relevan dengan tidak relevan
rat 4. Me
6. Mendeteksi bias
7. Mengidentifikasi logika-logika yang keliru 8. Mengenali logika yang tidak konsisten
9. Menetapkan argumentasi atas tuntutan yang paling kuat.
2.2.9.3 Karakter
enyebutkan bahwa miliki karakteristik sebagai berikut :
1.
2. erpikiran terbuka Ellis 1993 (dalam Har
1. Membedakan antara fakta yang bisa dive nilai
2. Membedakan antara informasi, alasan dan tuntutan-tun
3. Menetapkan fakta yang aku
netapkan sumber yang memiliki kredibilitas
5. Mengidentifikasi asumsi-asumsi yang tidak diungkapkan
istik Pemikir Kritis
Langrehr, 2003 (dalam Harnandita; 2008) m seorang pemikir kritis me
Mengklarifikasi
Mengklarifikasi adalah menjelaskan suatu permasalahan atas bukti-bukti yang ada dan berdasarkan fakta yang ada.
(65)
Dalam hal ini berpikiran terbuka adalah menerima pemikiran orang
3.
erpikiran obyektif adalah kemampuan berpikir dengan menggali pulan berdasarkan bukti atas berbagai
4. Berpikir fleksibel
Berpikir fleksibel adalah berpikir dengan evaluasi ketepatan waktu dan m
f
2.2.9.4 Fakto
Dalam Harnandita (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis antara lain :
1.
adap terutama pada saat berlangsungnya proses belaja
lain atas pendekatan dan pandangan yang berbeda dengan pandangan diri kita dan berdasarkan fakta yang ada.
Berpikiran obyektif B
makna yang luas untuk membuat dan menarik kesim bukti dan pendapat yang ada.
enerima semua pendapat dari orang lain serta berpegang pada akta yang ada untuk memutuskan kesimpulan.
r-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis
Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terh perkembangan anak
r mengajar dan berpikir kritis. Keluarga sebagai kelompok sosial terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat pendidikan
(1)
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian dengan pengujian variabel-variabel secara simultan bahwa variabel motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis dengan menggunakan model regresi cocok dan mampu menjelaskan perubahan variabel indeks prestasi kumulatif.
2. Dari hasil penelitian dengan pengujian variabel-variabel secara parsial bahwa variabel motivasi belajar, dan berpikir kritis tidak berpengaruh secara nyata terhadap indeks prestasi kumulatif. Sedangkan variabel gaya belajar berpengaruh secara nyata terhadap indeks prestasi kumulatif. Variabel gaya belajar sebagai variabel yang dominan.
(2)
110
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Bagi peneliti selanjutnya : Diharapkan peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang tema yang sama sebaiknya menambahkan variabel lain yang belum ada sehingga dapat memperluas penelitian di universitas lain sebagai obyek penelitian selanjutnya.
Bagi Akademik : Diharapkan pihak akademik lebih meningkatkan modalitas belajar dalam kegiatan perkuliahan agar dapat meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif para mahasiswa Akuntansi sehingga dapat terpenuhinya persyaratan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang sesuai dengan standar akreditasi A yang telah diperoleh oleh Progdi Akuntasi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur.
Bagi Mahasiswa : Diharapkan lebih meningkatkan dan memahami cara belajarnya dan memotivasi diri sendiri dalam belajarnya setiap hari serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam semua mata kuliah yang sedang berlangsung di kelas, agar materi yang disampaikan oleh dosen dapat terserap dengan baik.
Bagi Dosen : Diharapkan para dosen dapat menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman dan kondusif, agar para mahasiswa merasa nyaman di dalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung serta terciptanya hubungan yang harmonis dan citra yang baik diantara keduanya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, Analisis regresi. Edisi Kedua. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Anonim, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, diakses pada 19 Februari 2010.
, 2006, Panduan Akademik Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
, 2008, Motivasi Belajar dan Teori Kepribadian
http://bbawor.blogspot.com/2008/06/motivasi-belajar-dan-teori-kepribadian.html, diakses pada 19 Februari 2010.
, 2009, Kenalilah Tipe Gaya Belajar Kita (Learning Style), http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Kenalilah%20Tipe%20Gay a%20Belajar%20Kita%20(Learning%20Style)&&nomorurut_artikel=213, diakses pada 19 Februari 2010.
, 2009, Relevansi Aktivitas Membaca dan Kemampuan Berpikir Kritis, http://selamatdatangdiblogku.blogspot.com/2009/01/relevansi-aktivitas-membaca-dan.html, diakses pada 26 Mei 2010
, 2010, Hasil Audit Mutu Internal, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Surabaya.
, 2010, Panitia Pusat Penyaringan / Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tingkat Sarjana Kementerian Keuangan Republik Indonesia, http://ppcpns.depkeu.go.id/Persyaratan.asp, diakses pada 15 Juni 2010. Anton, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Elder, L. dan Paul R., 1996, Critical Thinking Development, A Stage Theory,
With Implications for Instruction. http://www.criticalthinking.org/articles/ct-development-a-stage-theory.cfm.
Diakses pada Februari 2010.
Farida, 2003, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dalam Mata Kuliah Akuntansi Akuntansi Keuangan Menengah (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi PTS di Jawa Tengah)”, Jurnal Maksi Vol.3 Agustus 2003.
Ghozali, I., 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPPS, Cetakan IV, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.s
(4)
Hamalik, Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung.
Handayani, W., 2008, Analisis Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Pembelajaran Di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UPN “Veteran” Jawa Timur, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Harnandita, Rizki W., 2008, Dinamika Berpikir Kritis Siswa SMU Saat Proses
Belajar Mengajar, Universitas Airlangga.
Indrianto, Nur dan Supomo, Bambang, 2002, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Iyana, Dian M. U., 2007, Pemodelan Kreativitas Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Dan Kecerdasan Enterpreneurial Dengan Metode Structural Equation Modelling Pada Mahasiswa Teknik Industri (Studi Kasus : UPN “Veteran” Jawa Timur), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Jogiyanto, 2008, Metode Penelitian Sistem Informasi, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Muhfahroyin, 2009, Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html, diakses 27 mei 2010.
Muland, 2009, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Seyegan, http://www.indoskripsi.com, diakses 26 mei 2010
Nadziruddin, Udin dkk., 2007, Faktor Internal Yang Berkontribusi Terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif Pada Mahasiswa Program A FIK UNPAD, diakses pada Desember 2009.
Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Pranata, M., 2002, “Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain”,
Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/journals/design/ diakses pada Desember 2009.
Pujadi, Arko, 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia”. Business & Management Jurnal Bunda Mulia, Vol.3 No. 2, hlm 40-51.
(5)
Pujiningsih dan Sawitri, 2009, “Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”, Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 3, Nopember 2009, hal 224 – 231.
Purwanti, Lenny S., 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris pada mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Rosyada, Dede, 2007, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Edisi pertama, Cetakan ke-3, Penerbit Kencana, Jakarta.
Riduwan, 2004, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Setiabudi, Faris H., 2008, Pengaruh Motivasi Belajar Ekstrinsik Dan Motivasi Belajar Intrinsik Serta Kualitas Pengajaran Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Airlangga.
Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Cetakan Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke 14, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku 2, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN Veteran Jawa Timur.
Suwardjono, 1992, Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi Dalam Suwardjono, Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia. Kumpulan Artikel, BPFE, Yogyakarta.
Tusaida, Emi, 2009, Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Pada Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat Tahun Pelajaran 2008/2009, http://www.skripsi.unila.ac.id
(6)
Umar, Husein, 2008, Metode Riset Akuntansi Terapan, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.