PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.
SKRIPSI
Oleh : Riza Dwi Setiawan 0613010158/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN ”JAWA TIMUR”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak. Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan I Fakultas
(3)
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
7. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
8. Kekasih sekaligun calon istriku marisa yang selalu menemani mengerjakan skipsi mulai dari awal sampai akhir. THANKS MI,”YOU ARE MY INSPIRATION”
9. Sahabat seperjuangan yang selalu ada disetiap suka dan duka. Eva,pentol,deby,rohmad,bang farul,slatem,indun dan lainnya yang masih belum saya sebutkan satu per satu.
10.Sahabat geng ambarowo. Mbah kussu,M.zainul p-men,rizky simplex,aminuddin mupeng yang telah memotivasi saya smoga cepat selesai mengerjakan dan menggabungkan skripsi kita di perpustakaan.Sepurane rek aku telat lulus
11.Keluarga HMAK yang telah memberikan ilmu tentang berorganisasi serta banyak memberikan inspirasi dalam kehidupan kepada penulis
(4)
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, April 2012 Penulis
(5)
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL………. viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN……… x
ABSTRAK………. xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah……….... 9
1.3 Tujuan Penelitian ..………..………..………. 9
1.4 Manfaat Penelitian ………. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ……… 11
2.2 Landasan Teori ………..……….. 16
2.2.1. Akuntansi ….……….……….………… 16
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi …...………...…...…… 16
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi ………. 17
2.2.2 . Akuntansi Keprilakuan ……...……….. 20
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keprilakuan…………... 20
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keprilakuan…...……….. 20
2.2.3. Pemahaman Akuntansi……… 21
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi…………... 21
2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi……… 22
2.2.4. Minat Belajar……….. 22
2.2.4.1. Pengertian Minat………. 22
2.2.4.2. Pengertian Belajar……… 23
(6)
2.2.6.1. Pengertian Berpikir Kritis……… 31
2.2.6.2. Kharasteristik Pemikir Kritis……… 32
2.2.6.3. Cara Berpikir Kritis……….. 33
2.2.6.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis……… 33
2.2.6.5. Manfaat Berpikir Kritis……… 34
2.2.6.6. Berpikir Kritis Pada Remaja……… 36
2.2.7. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat………. 36
2.2.7.1. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi……….. 36
2.2.7.2. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi……….. 38
2.2.7.3. Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi……….. 38
2.2.7.4. Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar, Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi………. 39
2.3. Kerangka Pikir ………..………..… 41
2.4. Hipotesis ………. 41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan pengukuran Variabel... 42
3.1.1. Definisi Operasional……… 42
3.1.2. Pengukuran Variabel………... 43
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 46
3.2.1 Populasi ………...…... 46
(7)
3.4 Uji Kualitas Data………... 49
3.4.1 Uji Validitas……… 49
3.4.2 Uji Realibilitas……… 50
3.4.3 Teknik Analisis ……….. 53
3.4.4 Uji Hipotesis ……….. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……….. 56
4.1.1 Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ……… 56
4.1.2 Falsafah, Visi, Misi Dan Tujuan ………. 57
4.1.2.1 Falsafah ……….. 57
4.1.2.2 Visi ………. 57
4.1.2.3 Misi ……… 57
4.1.2.4 Tujuan ……… 58
4.1.3 Riwayat Progdi Akuntansi ……… 58
4.1.3.1 Visi Progdi Akuntansi ……… 59
4.1.3.2 Misi Progdi Akuntansi ……… 60
4.1.3.3 Tujuan Progdi Akuntansi ……… 60
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……… 60
4.2.1 Deskripsi Variabel Minat Belajar (X1) ………... 60
4.2.2 Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar (X2) ………… 61
4.2.3 Deskripsi Variabel Berfikir Kritis (X3) ……….. 63
4.2.4 Deskripsi Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) ………. 64
4.3 Uji Kualitas Data ………. 65
(8)
4.3.2 Uji Realibilitas ………... 69
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ……….... 70
4.4.1 Uji Normalitas ………. 70
4.4.2 Asumsi Klasik ………. 72
4.4.3 Persamaan Regresi Linier Berganda ………... 73
4.4.4 Uji Kecocokan Model (Uji F) ………. 74
4.4.5 Nilai Koefisien Determinasi (R2) ……… 75
4.4.6 Uji Hipotesis ………... 76
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ………... 77
4.5.1 Implikasi Penelitian ……… 79
4.5.2 Perbedaan Peneliti Sekarang Dengan Peneliti Terdahulu ……… 80
4.5.3 Keterbatasan Penelitian ………... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 82
5.2 Saran ……… 82 DAFTAR PUSTAKA
(9)
Lampiran 2 : Rekapitulasi variabel Minat Belajar (X1)
Lampiran 3 : Rekapitulasi variabel Lingkungan Belajar (X2)
Lampiran 4 : Rekapitulasi variabel Berfikir Kritis (X3)
Lampiran 5 : Output Validitas dan Reliabilitas variabel Pemahaman Akuntansi (Y) Lampiran 6 : Output Validitas dan Reliabilitas variabel Minat Belajar (X1)
Lampiran 7A : Validitas dan Reliabilitas variabel Lingkungan Belajar (X2) putaran ke-1
Lampiran 7B : Output Validitas dan Reliabilitas variabel Lingkungan Belajar (X2) putaran
ke-2
Lampiran 7C : Output Validitas dan Reliabilitas variabel Lingkungan Belajar (X2) putaran
ke-3
Lampiran 8 : Output Validitas dan Reliabilitas variabel berpikir kritis (X3)
Lampiran 9 : Input regresi
Lampiran 10 : Output uji normalitas
(10)
(11)
Oleh : Riza Dwi Setiawan
Abstrak
Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dalam penelitian ini adalah sejauh mana para mahasiswa dalam memahami apa yang menjadi tujuan akhir dari proses belajar serta bagaimana penerapannya dalam perkuliahan sehari hari. Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi.disini pemahaman akuntansi diukur berdasarkan mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, pemeriksaan akuntansi (audit), dan teori akuntansi.
Penelitian ini dilaksanakan secara survey yang menggunakan data primer dari responden yang menjadi objek penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 93 mahasiswa akuntansi angkatan tahun 2008. Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval yang tidak hanya mengelompokkan individu namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar individu. Sedangkan tehnik penyusunan skala menggunakan metode perbedaan semantic (Semantic Differential Scale). Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan tehnik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel minat belajar dan berpikir kritis yang berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi, sedangkan variabel lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi. pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim hanya sebesar 14,7% sedangkan sisanya 85,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Keyword : Minat Belajar, Lingkungan Belajar, Berfikir Kritis, dan Pemahaman Akuntansi
(12)
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya globalisasi. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di bidang akademik, tetapi juga kemampuan di bidang skill sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja.
Kualitas manusia berkaitan erat dengan kualitas pendidikan, yang merupakan rangkaian dari pendidikan tingkata dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi seperti Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim sebagai lembaga yang membekali peserta didik dengan penekanan pada nalar dan pemahaman pengetahuan berdasarkan keterkaitan antara teori dengan pengaplikasiannya dalam dunia praktik, berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran yang diikutinya. (Suryaningrum,dkk, 2004:359 dalam Setyowati, 2010)
Dalam Program Studi Akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal dan pemahaman yang cukup mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan juga analisis mengenai laporan
(13)
keuangan. Sehingga mahasiswa lulusan akuntansi dapat memperoleh pemahaman akuntansi yang cukup sebagai bekal di masa depan.
Dalam melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi sangat membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Pada umumnya dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa pendidikan tinggi merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan dimasa depan. Dengan memasuki perguruan tinggi, seseorang mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupannya di masa yang akan datang.
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dengan nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait timbul adanya kelemahan mahasiswa. Oleh karena itu pendidikan tinggi akuntansi bertanggung jawab mengembangkan ketrampilan mahasiswa untuk tidak hanya memiliki kemampuan lain yang diperlukan untuk berkarir di lingkungan yang selalu berubah dan ketat persaingannya.
Adanya fenomena tersebut berarti bahwa pemahaman pada bidang pokok akuntansi masih kurang, hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa
(14)
mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara optimal dan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : kecerdasan emosional, minat belajar, dan kepercayaan diri.
Penelitian yang dilakukan oleh Tisnawati dan Suryaningrum (2003) ditemukan bahwa kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial secara berurutan yang mempunyai hubungan positif terhadap pemahaman akuntansi adalah pengendalian diri dan motivasi, sedangkan hubungan negatif ditunjukkan oleh ketrampilan sosial, pengenalan diri dan empati.
Penelitian yang dilakukan oleh Budhiyanto dan Nugroho (2004) ditemukan bahwa variabel-variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hubungan positif ditunjukkan oleh variabel pengenalan diri, motivasi dan empati, sedangkan hubungan negatif ditunjukkan oleh variable pengenalan diri dan ketrampilan sosial.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belejar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus, maupun orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya berada didalam pencapaian hasil belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
(15)
Adanya perbedaan prestasi belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan.
Faktor eksternal adalah semua factor yang bersumber dari luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga , lingkungan kampus, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan kampus meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin kampus, alat pelajaran, waktu kampus dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul danbentuk kehidupan masyarakat (Wahyuni ,2007:20-21)
Gainen dan Locatelli (dalam Faridah, 2003:79) menyebutkan nilai pendidikan sebagai salah satu sistematik collection, interprestasi dan penggunan informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan kepuasan klien terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya keberhasilan secara professional, dengan demikian, input yang diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secara optimal sebagai salah satu indikasi kualitas skill serta adanya unsur profesionalisme DeMong,
(16)
mengemukakan bahwa ada dua keahlian intelektual yang penting untuk suatu keberhasilan profesi yaitu kemampuan dalam berfikir kritis dan kreatif sehingga wajar jika seseorang yang professional akn berupaya mengetahui timbulnya permasalahan dan berupaya mencari jawaban dari suatu faktor penyebab permasalahan tersebut.
Kemerosotan akademik mahasiswa disebabkan oleh faktor-faktor internal remaja itu sendiri seperti motivasi dan cara belajar mahasiswa. Disamping itu, faktor-faktor internal seperti lingkungan turut mendukung prestasi belajar mahasiswa.
Dunia pendidikan merupakan lahan untuk menggali ilmu maka pemberdayaan sikap “critical thinking” dalam proses belajar mengajar merupakan hal penting. Menurut Moore (dalam Harnandita, 2008) kemampuan dalam berfikir kritis tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat intelegensi. Anak cerdas belum tentu memiliki kemampuan berfikir kritis yang baik . Kemampuan berfikir kritis dapat dikembangkan. Dengan perkembangan kemampuan berfikir kritis, maka terbiasa untuk meneliti sebuah masalahdan menganalisa berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan bebasi teori – teori yang rasional.
Hasil belajar sampai saat ini menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
(17)
Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian peserta didik yang memiliki IPK yang bagus tetapi pada saat menghadapi ujian lisan cenderung untuk tidak dapat mengungkapkannya secara lisan kepada dosen penguji. Sebagian mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur cenderung diam ketika berhadapan langsung dengan dosen pengujinya. Ketika ditanyakan alasannya, subyek menjawab bahwa mereka tidak dapat berpikir jika berhadapan langsung. Subjek lebih suka apabila ujian diadakan secara tertulis, bukan lisan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman akuntansi pada mahasiswa yang diukur dari mata kuliah yang telah ditempuh oleh mahasiswa akuntansi. Sebagaimana hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 25 mahasiswa sebagaimana sampel pada penelitian adalah sebagai berikut :
(18)
Tabel 1.1 Survey Pendahuluan Jawaban
No. Item Pertanyaan
STP TP RR P SP Total
1 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah Pengantar Akuntansi. 1 4% 0 0% 2 8% 15 60% 7 28% 25 100%
2 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah AKM I
0 0% 3 12% 7 28% 15 60% 0 0% 25 100%
3 Apkah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kulih AKM II
0 0% 7 28% 7 28% 10 40% 1 4% 25 100%
4 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah AKL I
0 0% 5 20% 13 52% 6 24% 1 4% 25 100%
5 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah AKL II
0 0% 8 32% 11 44% 5 20% 1 4% 25 100%
6 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah Pemeriksaan Audit I
0 0% 4 16% 4 16% 16 64% 1 4% 25 100% 7 Apakah andasudah mengerti isi
kandungan mata kuliah Pemeriksaan Audit II
0 0% 8 32% 8 32% 6 24% 3 12% 25 100%
8 Apakah anda sudah mengerti isi
kandungan mata kuliah Teori Akuntansi 0 0% 10 40% 6 24% 8 32% 1 4% 25 100% Sumber : Penulis
Keterangan :
STP : Sangat Tidak Paham TP : Tidak Paham
RR : Ragu-Ragu P : Paham SP : Sangat Paham
(19)
Berdasarkan hasil survey terhadap 25 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur khususnya angkatan 2008 menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi dan 28% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi. Hasil survey untuk mata kuliah AKM 1 menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM 1 dan 28% ragu-ragu terhadap mata kuliah AKM 1. Hasil survey untuk mata kuliah AKM II menunjukkan bahwa 28% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKM II dan 28% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM II. Hasil survei untuk mata kuliah AKL 1 menunjukkan bahwa 52% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL 1. Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa 32% mahasiswa kurang paham terhadap pemahaman mata kuliah AKL II dan 44% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL II. Hasil survei untuk pemeriksaan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1 menunjukkan bahwa 64% mahasiswa paham dengan pemahaman mata kuliah Pemerisaan Akuntansi 1. Hasil survei untuk mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II menunjukkan bahwa 32% mahasiswa tidak paham dengan pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II sedangkan 32% mahasiswa menyatakan ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Hasil survey untuk mata kuliah Teori Akuntansi menunjukkan bahwa 40% mahasiswa tidak paham dengan pemahaman mata kuliah Teori Akuntansi sedangkan 32%
(20)
mahasiswa menyatakan paham terhadap pemahaman mata kuliah Teori Akuntansi.
Dengan adanya fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman pada bidang pokok akuntansi mahasiswa UPN “Veteran” Jatim masih kurang, hal ini diduga disebebkan karena mahasiswa kurang mengetahui potensi yang ada dalm diri mereka sendiri, sehingga mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara opatimal.
Dari hasil uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapatlah dikemukakan rumusan masalah yaitu,”Apakah Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk membuktikan pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Program
(21)
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
1.4. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan untuk : 1. Bagi Akademisi
Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji mater-materi yang berhubungan dengan Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal bagi proses belajar mahasiswa.
2. Bagi Peneliti
Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa.
3. Bagi Praktisi
Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai Pemahaman mahasiswa tentang pelajaran Akuntansi khususnya mengenai Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa.
(22)
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini dan sebagai acuan oleh peneliti dalam penyusunan skripsi ini dilakukan oleh :
1. Rissyo Melandy RM.,dkk (2007) Judul Skripsi :
Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Akuntansi
Rumusan Masalah :
1) Apakah terdapat sinkronisasi atau hubungan positif antar komponen kecerdasan emosional
2) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
Kesimpulan :
1) Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki pengaruh dan sinkronisasi
(23)
2) Secara parsial hanya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi, sedangkan untukempati dan ketrampilan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifijkan.
2. Ellya Benny, Yuskar, (2006) Judul Skripsi :
Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
Rumusan Masalah :
Apakah motivasi mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti program pendidikan PPAk
Kesimpulan:
Motivasi kualitas dan motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untukmengikuti PPAk
3. Liandari Bintoro Setyowati, (2010) Judul skripsi :
Pengaruh kecerdasan emosional, minat belajar, dan kepercayaan diri mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi
Rumusan Masalah:
(24)
terhadap tingkat pemahaman akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Kesimpulan:
1. Berdasarkan uji kecocokan model uji regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, minat belajar dan kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sehingga hipotesis teruji kebenarannya. Secara parsial kecerdasan emosional, minat belajar dan kepercayaan diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jatim.
2. Berdasarkan hasil pengujian uji t, kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan kecerdasan emosional dan minat belajar mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan untuk kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada UPN “Veteran” Jawa Timur. 2. Ainur Rosyidah, (2011)
Judul skripsi :
Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam mata
(25)
kuliah Akutansi Keuangan Menengah (Studi empiris pada mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur)
Rumusan Masalah :
1. Apakah motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa strata-1 (S1) akuntansi dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1
Kesimpulan:
1. Bahwa motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I.
2. Bahwa kebiasaan belajar berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I terbukti kebenarannya.
3. Bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I terbukti kebenarannya.
(26)
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang Alat
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel
Analisis 1 Rissyo Melandy
RM.,dkk (2007) Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Akuntansi Kecerdasan Emosional (X) Pemahaman Akuntansi (Y) Regresi Linier Berganda
2 Ellya Benny, Yuskar (2006) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
Motivasi (X)
Minat Mahasiswa
Regresi Linier Berganda
3 Liandari (2010) Pengaruh
kecerdasan emosional, minat belajar, dan kepercayaan diri mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi Kecerdasan emosional (X1) Minat Belajar
(X2) Kepercayaan Diri Mahasiswa (X3) Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) Regresi Linier Berganda
4 Rosyidah (2011) Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar
Motivasi (X1) Kebiasaan
Belajar (X2)
Regresi Linier Berganda
(27)
berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam mata kuliah Akutansi Keuangan
Menengah (Studi empiris pada mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur) Lingkungan Belajar (X3)
Prestasi Belajar (Y)
5 Setiawan (2012) Pengaruh minat
belajar,lingkungan belajar dan berpikir kritis terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di UPN “Veteran” Jatim
Minat belajar (X1)
Lingkungan
belajar (X2) Berpikir kritis
(X3) Pemahaman akuntansi (Y) Regresi Linier Berganda
Sumber : Penulis
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi
Ziegel dan Marconi (1989)dalam Akuntansi Keprilakuan (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4) mendefinisikan sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
(28)
Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting Association (AAA) mendefinisiskan akutansi sebagai suatu prosses pengidentifikasian, pengukuran, pengkomunikasian informasi eknomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5).
Acounting Principle Board (APB) Statemen No. 4 mendefinisikan akutansi sebagai suaatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomisebagai dasar memilih diantara berbagai alternatif (Harahap 2007 : 5)
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akutansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian infomasi ekonomiyang fungsinya memberikan informasi kuantitati, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.2 Bidang-bidang Akutansi
Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga memiliki bidang-bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar
(29)
pemikiran dalam perkembangan kurikulum pendididkan akutansi. Menurut Soemarso (2002:7) materi-materi khusus yang dipelajari dalam bidang studi akutansi adalah :
a. Akutansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi seccara keseluruhan. Ia berhubungn dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak diluar perusahaan.
b. Pemeriksaan akuntansi (Auditing)
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utma audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun ada tujua-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivas suatu kegiatan.
c. Akuntansi Menejemen (Management Accounting)
Titik sentral dalam akuntansi manajemen perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan.
(30)
Bidang ini menekan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi.
e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan terjadinya keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukar dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
f. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Iamenyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (Business Aspect) dari administrasi keuangan Negara.
g. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang
(31)
diperlkan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan pemerintahan, pimpinan perusahaan, pegawai, dan pihak-pihak lain.
h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioural Accounting)
Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan Iskhak, 2005 : 4)
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan
2.2.2.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keperilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu social yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan manusia denga system akuntansi (Ikhsan dan Ishak,2005 : 1)
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keprilakuan
Tujuan dari akuntansi keprilakuan adalah untuk melakukan pengukuran dan efaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik bersifat
(32)
2.2.3. Pemahaman Akuntansi
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntasi
Agar seorang dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik diperlukanlah suatu pemahaman. Pemahaman seorang mahasiswa akuntansi pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Paham dalam kamus bahaasa Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Hal ini berarti orang yang memiliki pemahaman akuntansi di ukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntasi yaitu pengantar akuntasi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan unsur-unsur akuntansi secara umum.(Melandy dan Azizah, 2006)
Jadi, mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami apabila ilmu akuntansi yang diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan didunia kerja, dan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari dalam hal ini mengacu pada mata kuliah akuntansi pokok.
(33)
2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi
Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam Praptiningsih (2009) adalah :
1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.
2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan alluntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusanakuntansi.
3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.
2.2.4.Minat Belajar
2.2.4.1 Pengertian Minat
Hurlock (1986) dalam Bintoro (2010:42) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik kepada sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan
(34)
Menurut Hansen (1984)dalam Bintoro (2010 : 42) minat didefinisikan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan.
Menurut Bhatia (1977) dalam Bintoro (2010 : 42) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitasyang disukai tersebut.
2.2.4.2 Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibin, 2009 : 63)
Menurut Morgan dalam buku introduction to Psychology (1978) dalam (Purwanto, 2000 : 84), mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Hillgrad dan Bower dalam buku Introduction To Psychology(1978) dalam (Purwanto, 2000:84), mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
(35)
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Witherington, dalam buku Educational Psychology dalam (Purwanto, 2000:84) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
2.2.4.3. Teori –Teori Belajar
Teori – teori yang membahas tentang belajar adalah sebagai berikut : 1. Teori Belajar Gesalt
Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut. Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian (Insight) merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organism memegang peranan yang sangat sentral, belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2000:101).
2. Teori Belajar Pavlon Dan Watson
Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat – syarat yang kemudian menimbulkan
(36)
memberikan syarat – syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan – latihan yang kontinyu,yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Kelemahan dalam teori ini adalah reori ini menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis,keakutan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal – hal belajar tertentu saja (Purwanto, 2000:91)
2.2.4.4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Purwanto (2000:102) faktor – faktor yang mempengaruhii belajar digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri individu itu sendiri atau dissebut faktor individual. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar individu atau disebut faktor sosial. Yang termasuk faktor intern yaitu faktor kematangan / pertumbuhan,kecerdasan,latihan,motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga / keadaan rumah uru dan cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi belajar.
(37)
2.2.5 Lingkungan Belajar
2.2.5.1 Pengertian Lingkungan Belajar
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Lingkungan disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi yang lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Menurut Rohani (2004:19) dalam Johari (2006:40) perkembangan seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan dan daktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, dan reaksi inderawi. Sementara itu “Faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap dan nilai”.
(38)
pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan social, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa kerasan di universitas dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.”
Sidjabat (2009) dalam Rosyidah (2011 : ) menuliskan bahwa : Penelitian mengungkapkan bahawa efektivitas belajar terjadi jauh lebih besar dalam kelas kecil, dari pada dalam kelas besar (lebih dari 20 peserta). Mc Keachie, dalam Teaching Tips, menyatakan bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang diperoleh. Dua diantaranya dijelaskan berikut ini :
a. Kelas ukuran kecil
Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan kemampuan belajar mereka yang memilki motifasi rendah sebab dosen dapat menyapa masing-masing peserta secara pribadi. Dalam kelas ukuran kecil dosen meniliki kesempatan yang relatif besar untuk berinteraksi dengan peserta didiknya. Intensifnya interaksi menunjukan bahwa dosen menaruh perhatian terhadap keberadaan dan kebutuhan mereka. Rasa dihargai akan muncul dalam diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi diri perserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi
(39)
tujuan yang menekankan segi-segi penerapan, analisis, sintensis, serta pemikiran krisis. Pembahasan suatu pokok bahasan secara kritis selalu dapat dilakukan secara bersama-sama.
b. Kelas ukuran besar
Dalam kelas ukuran besar sebaliknya dosen memiliki kesempatan yang relatif kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering peserta didik merasa kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam kegiatan diskusi. Mereka hadir kelulusan. Kelas ukuran besar juga cenderung memusatkan kegiatan mengajarnya kepada dosen. Untuk memukau perhatian peserta didik selama pengajaran berlangsung, dosen harus mengadakan persiapan yang sangat matang sehingga dapat mengemukakan ide-ide secar jelas, sistematis, di sertai contoh-contoh yang konkret.
Lingkungan belajar di kampus merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi belajar individu. Menurut Hamalik (dalam Sudarmanto, 2006:2) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada dialam sekitar yang memilki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan universitas akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan mahasiswa dalam belajar, sehingga mahasiswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal. Menurut
(40)
perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau mahasiswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Menurut Ahmad dan Uhbiyanti (dalam Sudarmanto, 2006:2) lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berbeda disekitar mahasiswa dalam proses baik di rumah maupun di kelas dan universitas. Meliputi lingkungan fisik dan non fisik.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar mahaiswa yang bersangkutan, didalam pendidikan mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi belajar yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus, orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adanya perubahan prestasi belajar mahasiswa banyak diketahui oleh berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
(41)
bersumber dari dalam individu seperti kecedasan, perhatian, minat, bakat, motifasi, kematangan dan kesiapan.
Faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan kampus meliputi metode belajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasisawa, relaksi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin kampus, alat pelajaran, waktu kampus dan lain-lain. Sedangakan lingkungan masyarakat meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan berbentuk kehidupan masyarakat (Wahyuni, 2007:20-21)
Gainen dan Locatelli (dalam Farida, 2003:79) menyebutkan nilai pendidikan sebagai salah satu sistem collection, interprestasi dan penggunaan informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan keputusan klien terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya keberhasilan secara professional, dengan demikian, input yang diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secar optimal sebagai salah satu indikasi kualitas skill serta adanya unsure profesinalisme DeMong, Lendgren, Jr abd
(42)
Accounting”mengemukakan bahwa ada dua keahlian intelektual yang penting untuk suatu keberhasilan profesi yaitu kemampuan dalam berpikir kritis dan kreatif sehingga wajar jika seseorang yang professional akn berupaya mengetahui timbulnya permasalahan dan berupaya mencari jawabandari suatu faktor penyebab permasalahan tersebut.
2.2.6 Berpikir Kritis
2.2.6.1 Pengertian Berpikir Kritis
Harsanto (2005, dalam Harnandita, 2008) menyebutkan bahwa berpikir kritis adalah salah satu cara menjadi orang kritis, dimana diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil. Hal ini tidak jauh berbeda dengan defisini berpikir kritis yang dikemukakan oleh Santrock (2003) yaitu berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah secara lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan di yakini atau dilakukan.
Tahun 1909 John Dewey mengemukakan istilah reflective thinking yang pada saat ini dikenal dengan sebutan kritis. Menurutnya pada dasarnya berpikir kritis adalah active process (harus dipikirkan,
(43)
dipertanyakan dan dicari informasinya secara mandiri), persistan and careful (tidak langsung loncat kesimpulan tetapi dipikirkan terlebih dahulu), dan ground which support (dipikirkan alasan mempercayai sesuatu serta implikasikan) dengan demikian keterampilan menalar adalah elemen kunci berpikir kritis (Nurfitri, 2008)
Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, makna maka dapat disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah kecenderungan dan kemampuan seorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti yang ada dari sebuah informasi, yang dijadikan dasar untuk memutuskan tindakan atau hal-hal yang diyakini.
2.2.6.2 Kharateristik Pemikir Kritis
Berikut ini adalah indikator berpikir kritis yang disebutkan oleh Wage (1995) adalah :
1. Kegiatan merumuskan pertanyakan 2. Menguji data-data
3. Membatasi permasalahan
4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias
5. Menghindari pertimbangn yang sangat emosional 6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Memperimbangkan berbagai interprestasi 8. Mentoleransi ambiguitas (Achmad, 2007)
(44)
2.2.6.3 Cara Berpikir Kritis
Berpikir kritis bukan hanya berpikir logis dan analistis, tetapi juga rasional dan obyektif. Agar menjadi seorang yang berpikir kritis, ada lima langkah yang harus dilalui, yaitu :
1. Mempunyai sikap berpikir kritis
2. Mengenali dan menghindari hambatan berpikir kritis 3. Mengidentifikasi argument
4. Mengevaluasi sumber informasi
5. Mengevaluasi argument (Nurfitri, 2008:29) 2.2.6.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis
Dalam Harnandita (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi berpikr kritis antara lain :
1. Keluarga
Keluarga mempunyai pengaru yang sangat kuat terhadap perkenbangan anak terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan berpikir kritis. Keluarga sebagai kelompok social terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat pendidikan yang paling utama. Dengan adanya perhatian dari orang tua, suasana rumah yang damai, aman, dan sejahtera akan mendukung minat belajar dan hasil belajar serta menunjang anak untuk berpikir kritis. Sebaliknya apabila suasana rumah kacau akan mengakibatkan minat
(45)
belajar dan hasil belajar yang buruk serta berpikiran kritis yang tidak berkembang dan cenderung pasif.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah ikut membantu dalam membimbing anak agar berhasil dalam kehidupannya. Sekolah dalam hal inibukan hanya tergantung dari faktor guru, anak dan gedung tetapi semua faktor yang ada dalma menunjang berhasilnya pendidikan anak, pembagian jam pekajaran dan disiplin sekolah.
3. Lingkungan budaya
Lingkungan budaya mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan mengembangkan pikiran kritis dan aktif dapat menjadi faktor pendukung pengajaran dalam konteks ini termasuk system nilai norma dan adat kebiasaan.
4. Lingkungan individu
Lingkungan individu meliputi individu-individubsebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu lainnya. Lingkunganini juga dapat mempengaruhi proses belajar dan perkembangan pikiran aktif untuk berpikir kritis.
2.2.6.5 Manfaat Berpikir Kritis
(46)
pemahaman materi maupun pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya adalah :
1. Mempelajari suatu materi seccara mendalam dan lebih bertahan lama
2. Mampu menjelaskan dam mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
3. Dapat menghubungkan materi yang dipelajari antara mata kuliah
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pertanyaan di ruang kuliah 5. Memahami suatu materi dengan lebih baik
6. Mengikuti arahan dosen dengan lebih baik
7. Pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang disampaikan dosen
8. Meningatkan kemampuan menulis siswa
9. Mampu mengaplikasikan hal-hal yang telah dipelajari dikampus dalam kehidupan sehari-hari
10.Meningkatkan motifasi belajar mahasiswa
11.Mampu berkembang secara progresif saat proses pembelajaraan
(47)
2.2.6.6 Berpikir Kritis Pada Remaja
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seorang remaja, baik di dalam maupun di ruang kuliah. Berikut ini adalah berpikir kritis yang diperlukan oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mencari dimaana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang didiskusikan
2. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung argumentan-argumen yang berbeda
3. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditentukan 4. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengaran
kesimpulan yang telah ditetapkan berdasarkan bukti-bukti yang mendukungnya
5. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan makna dari argument yang disampaikan
6. Menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argument tersebut (Sembel, 2008)
2.2.7. Pengaruh Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
2.2.7.1. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer (2001), bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi
(48)
Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek atau aktifitas tersebut maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak / menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat dan jika menolak berarati ia tidak CVF VCberminat. Besar kecilnya minat seseorang terhadap tugas tadi, karena motivasi, efisiensi, gerak dan kepuasan kerja, akan didapat apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan lapanga yang diminatinya. Minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakan suatu reaksi organism, baik yang tampak nyata maupun yang imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu objek tertentu. Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas retentu (Guilford,1956).
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat belajar dalam diri individu (mahasiswa) sangat penting bagi kesuksesan yang akan di capai juga dalam pemahaman akuntansi. Mahasiswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu objek atau akuntansi khususnya akuntansi keuangan berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian,
(49)
segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai.
2.2.7.2. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi
Lingkungan mempengaruhi pemahaman akuntansi dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemapuan dan konsentrasinya dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuan pada saat suasana yang tepat. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi baru (DePorter & Hernacki, 2001:81). Dengan demikian ada pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan pemahaman akuntasi.
2.2.7.3. Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi
Berpikir kritis memerlukan pikiran terbuka, jelas dan berdasarkan fakta seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Pengembangan berpikir kritis merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh,
(50)
terpenting adalah menjamin mahasiswa dapat berfikir efektif (Nurfitri, 2008).Menurut freud, dalam diri seseorang terdapat tiga hal penting yang saling berhubungan dan berlawanan konflik. Ego yang berfungsi sebagai penengah merupakan gambaran dari seseorang mengenao suatu keyakinan fisik dan sosial. Sehingga ia beperan dalam memilih tindakan yang memberi keputusan tanpa menimbulkan akibat yang tidak sesuai dengan hati.
Menurut Santrock (dalam Wardani, 2003) berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka jelas, dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberikan alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Mahasiswa seharusnya mengoleksi pengetahuan dengan kualitas pemahaman yang lebih baik. Dengan penerapan cara berpikir kritis, diharapkan mahasiswa mampu memahami materi terlebih dahulu dan berpikir aktif terhadap materi-materi yang diberikan oleh pengajarsehingga dapat menambah peningkatan pemahaman akuntansinya. Dengan demikian terdapat pengaruh positif antara berpikir kritis dengan pemahaman akuntansi pada mahasiswa.
2.2.7.4. Pengaruh Minat Belajar, Lingkungan Belajar, Berpikir Kritis Terhadap Pemahaman Akuntansi.
Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer (2001), bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini
(51)
pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek atau aktifitas tersebut maka ia akan menolaknya.
Lingkungan mempengaruhi pemahaman akuntansi dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemapuan dan konsentrasinya dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuan pada saat suasana yang tepat.
Menurut Santrock (dalam Wardani, 2003) berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka jelas, dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberikan alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Mahasiswa seharusnya mengoleksi pengetahuan dengan kualitas pemahaman yang lebih baik. Dengan penerapan cara berpikir kritis, diharapkan mahasiswa mampu memahami materi terlebih dahulu dan berpikir aktif terhadap materi-materi yang diberikan oleh pengajar sehingga dapat menambah peningkatan pemahaman akuntansinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Minat Belajar, Lingkungan Belajar, Berpikir Kritis berpengaruh Terhadap Pemahaman Akuntansi.
(52)
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka diagram kerangka pemikiran dari penelitian adalah :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan landasan teori diatas maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bahwa minat belajar, lingkungan belajar, dan berpikir kritis mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
Minat Belajar (X1)
Pemahaman Akuntansi (Y)
Lingkungan Belajar (X2)
Berpikir Kritis (X3)
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Nazir (2005 : 126) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variable tersebut. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain : 1. Minat Belajar (X1)
Minat belajar merupakan sumber motivasi atau
keinginan untuk memahami atau mengerti hal-hal yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang mereka ingin tahu.
2. Lingkungan Belajar (X2)
Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
(54)
3. Berfikir Kritis (X3)
Berfikir kritis merupakan penggalian makna suatu masalah secara lebih mendalam, berfikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.
2.Variabel Terikat (Y)
Untuk variabel terikat (Y) Pemahaman Akuntansi (Y)
Mengacu pada pengertian dan pemahaman mahasiswa tentang akuntansi.Dalam hal ini, seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap ilmu akuntansi yang telah dipelajari diukur dari pemahaman dalam mata kuliah akuntansi pokok.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval, (Sekaran, 2006; 18) yang tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar individu.
Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode perbedaan semantic (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak
(55)
disebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak disebelah kiri atau sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono, 2004; 25).
Varibel kemampuan minat belajar (X1) diukur dengan mengggunakan
skala internal dengan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Riswanti (2010) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Paham Sangat Paham
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak paham dengan sangat paham. Jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat paham dengan pertanyaan yang diberikan.
Variabel lingkungan belajar (X2) diukur dengan menggunakan skala
interval dengan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Riswanti (2010) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Paham Sangat Paham
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara
(56)
sangat tidak paham dengan sangat paham. Jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat paham dengan pertanyaan yang diberikan.
Variabel berfikir kritis (X3) diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Riswanti (2010) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Paham Sangat Paham
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak paham dengan sangat paham. Jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat paham dengan pertanyaan yang diberikan.
Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Riswanti (2010) dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Paham Sangat Paham
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak paham dengan sangat paham. Jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat paham dengan pertanyaan yang diberikan.
(57)
3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi
Menurut (Sumarsono 2004:44) populasi adalah kelompok subyek/objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek orang lain, dan kelompok tersebut dikenai generalisasi dari penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur kelas pagi TA 2008/2009 yang telah mendaftar untuk mengikuti bimbingan skripsi yaitu sebanyak 120 mahasiswa.(Biro Admik UPN “Veteran” Jawa Timur).
3.2.2 Sampel
Menurut (Sumarsono 2004 : 91) sampel merupakan bagian dari sebuah populasi, yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Dalam penelitian ini tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan tehnik simple random samplingyaitu tehnik pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono, 2006 : 93). Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil digunakan persamaan rumus SLOVIN (1960) yang dikutip Sevilla (1994) dalam Umar (2009), yaitu :
(58)
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi yang diambil ( 120 mahasiswa )
e = persentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan Pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir, yaitu 10% maka :
120 N =
1+0,3
120 N =
1,3
N = 92,30 mahasiswa
Dari perhitungan diatas (dibulatkan), jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 mahasiswa
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan (Umar, 2009 : 42). Data primer
120 N =
(59)
dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini digunakan untuk proses lebih lanjut (Umar, 2009 : 42). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari biro admik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa data jumlahmahasiswa beserta IPK masing-masing mahasiswa.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3.3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :
(60)
a. Observasi langsung
Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jatwa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang di dapat dari wawancara atau kuesioner.
b. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden yang diteliti untuk mendapat keterangan.
c. Kuesioner
Adalah daftar pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden yang menyangkut masalah penelitian.Dari jawaban responden kemudian diberikan nilai atau skor.Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.4 Uji Kualitas Data
3.4.1 Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara
(61)
skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semula skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31). Uji validitas ini menggunakan tehnik korelasi Pearson product moment dengan tingkat signifikansi 5% yakni mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total variabelnya.
Pengambilan keputusan :
Bila nilai probabilitas < 0,05 (Level of significant) maka pertanyaan tersebut valid.
Bila nilai probabilitas > 0,05 (Level of significant) maka pertanyaan tersebut tidak valid.
3.4.2 Uji Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Sumarsono, 2004 : 34). Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik cronbach alpha, (Ghozali, 2006 : 44) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir variabel tersebut reliable
(62)
2. Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel tarsebut tidak reliabel.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono, 2004: 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
- Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.
- Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%, maka distribusi adalah normal.
2. Uji Asumsi klasik
Persamaan regresi diatas tersebut harus bersifat BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi klasik yaitu:
1. Non Autokorelasi (tidak boleh ada autokorelasi)
2. Non Multikolinearitas (tidak boleh ada multikolinearitas)
(63)
Apabila salah satu dari ketigaasumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE.Sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Di bawah ini asumsi dasar dari BLUE, yaitu:
1. Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Menurut Santoso (2002 : 219) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, yaitu digunakan uji Durbin-Watson (Dw-Test), dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 2. Multikolinieritas
Multikolinieritas artinya adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor (VIF).
(64)
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF)< 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas (Ghozali, 2006: 96).
3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji dalam penelitian ini menggunakan korelasi Rank Spearman
Menurut Santoso (2002:301) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:
a.Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3.4.3. Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini tergolong dalam analisis
kuantitatif yaitu suatu teknik analisis dimana data-data yang berbentuk angka-angka dengan membandingkan melalui perhitungan dan mengaplikasikannya
(65)
dengan berbagai rumus statistik yang sesuai. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut :
Y = βЅ + βІXІ + βЇXЇ + βЈXЈ + e
(Anonim, 2011:L-21) Dimana:
Y = Pemahaman akuntansi
X = Minat belajar
X = Lingkungan belajar
X = Berfikir kritis
β = Konstanta
β, β , β = Koefisien Regresi
e = Kesalahan baku
3.4.4. Uji Hipotesis
1. Uji F
Digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y. prosedur Uji F dengan kriteria sebagai berikut:
a. H0 : β1=β2 = β3 = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok) H1 :β1=β2 = β3 ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok) b. Level signifikan (βo) = 0,05
(66)
Kriteria pengujian :
1. Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Jika nilai probabilitas (P value ) / signifikan < 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.
2. Uji t
Uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut:
a.Hipotesis
H0 : βi = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat).
H1 : βi ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas terhadap variabel terikat)
Dimana i = 1, 2, 3
b. Level of signifikan (βo) = 0,05
c. Ketentuan pengujian:
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0 ditolak danH1 diterima.
(67)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959. Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status yaitu:
1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang Surabaya.
2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No. 062/Kpts/MEN-TRANVED/68.
3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI.
4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur.
(68)
5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.
6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua Progdi (Program Studi).
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan 4.1.2.1. Falsafah
Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui
wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.1.2.2. Visi
UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4.1.2.3. Misi
Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai misi yaitu:
(69)
a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman. b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan
produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja serta menciptakan lapangan kerja.
c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4.1.2.4. Tujuan
Menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan tinggi dalam
rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.
4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi
Jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan pendirian Progdi Akuntansi adalah:
(70)
b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa Timur mendirikan progdi akuntansi.
c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan di propinsi Jawa Timur
khususnya kota Surabaya sangat pesat.
d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin tinggi.
Pada awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan di bawah pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan bersama Mendikbud No: Kep/0307/U/1994 dan Menhamkam No: Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta. Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai
B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh akreditasi kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003. Selanjutnya pada tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi dengan nilai A berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor:039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.
4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi
Sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi, baik bagi dunia akademik maupun praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila dan memiliki nilai
(71)
kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi global.
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi
Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang profesional
dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi
Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang profesional baik secara konseptual maupun praktikal, yang memacu intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Variabel Minat Belajar (X1)
Minat belajar merupakan sumber motivasi atau keinginan untuk
memahami atau mengerti hal-hal yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang mereka ingin tahu.
(72)
Variabel minat belajar pada penelitian ini terdiri dari 4 (empat) item pernyataan. Adapun distribusi frekuensi pada variabel minat baca adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar Skor
No Item
1 2 3 4 5 6 7
1 X1.1 0
0% 0 0% 0 0% 16 17,2% 34 36,6% 32 34,4% 11 11,8%
2 X1.2 0
0% 0 0% 0 0% 17 18,3% 17 18,3% 43 46,3% 16 17,2%
3 X1.3 0
0% 0 0% 0 0% 12 12,9% 24 25,8% 48 51,6% 9 9,7%
4 X1.4 0
0% 0 0% 0 0% 18 19,4% 34 36,6% 30 32,3% 11 11,8% Mean 0% 0% 0% 16,95% 29,32% 41,15% 12,62% Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.1 disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa akuntansi memiliki minat belajar yang relatif tinggi, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata prosentase jawaban responden yaitu 83,09% terletak pada skor “5” sampai “7” (29,32% menjawab skor “5”; 41,15% menjawab skor “6” dan 12,62% menjawab skor “7”), sedangkan sisanya 16,95% responden menjawab skor 4.
4.2.2. Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar (X2)
Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Variabel lingkungan belajar pada penelitian ini terdiri dari 15 (limabelas) item pernyataan. Adapun distribusi frekuensi pada variabel minat baca adalah sebagai berikut:
(73)
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Belajar Skor
No Item
1 2 3 4 5 6 7
1 X2.1 0
0% 0 0% 0 0% 19 20,4% 29 31,2% 42 45,2% 3 3,2%
2 X2.2 0
0% 0 0% 0 0% 19 20,4% 31 33,3% 43 46,2% 0 0%
3 X2.3 0
0% 0 0% 0 0% 20 21,5% 40 43% 28 30,1% 5 5,4%
4 X2.4 0
0% 0 0% 0 0% 25 26,9% 24 25,8% 38 40,9% 6 6,5%
5 X2.5 0
0% 0 0% 0 0% 20 21,5% 25 26,9% 41 44,1% 7 7,5%
6 X2.6 0
0% 0 0% 0 0% 25 26,9% 28 30,1% 33 35,5% 7 7,5%
7 X2.7 0
0% 0 0% 0 0% 22 23,7% 33 35,5% 25 26,9% 13 14%
8 X2.8 0
0% 0 0% 0 0% 28 30,1% 22 23,7% 33 35,5% 10 10,8%
9 X2.9 0
0% 0 0% 0 0% 9 9,7% 30 32,3% 46 49,5% 8 8,6% 10 X2.10 0
0% 0 0% 0 0% 6 6,5% 41 44,1% 39 41,9% 7 7,5% 11 X2.11 0
0% 0 0% 0 0% 6 6,5% 23 24,7% 55 59,1% 9 9,7% 12 X2.12 0
0% 0 0% 0 0% 6 6,5% 24 25,8% 57 61,3% 6 6,5% 13 X2.13 0
0% 0 0% 0 0% 2 2,2% 49 52,7% 28 30,1% 14 15,1% 14 X2.14 0
0% 0 0% 0 0% 3 3,2% 39 41,9% 27 29% 24 25,8% 15 X2.15 0
0% 0 0% 0 0% 17 18,3% 24 25,8% 42 45,2% 10 10,8% Mean 0% 0% 0% 16,29% 33,12% 41,37% 9,26% Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.2 disimpulkan bahwa lingkungan belajar di
Universitas sudah kondusif, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata prosentase jawaban responden yaitu 83,75% terletak pada skor “5” sampai “7” (33,12% menjawab skor “5”; 41,37% menjawab skor “6” dan 9,26% menjawab skor “7”), sedangkan sisanya 16,29% responden menjawab skor 4.
(1)
4.5.3. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Data penelitian yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya, terutama pada kuesioner tingkat pemahaman akuntansi.
2. Besarnya pengaruh minat belajar, lingkungan belajar, dan berpikir kritis mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim hanya sebesar 14,7% sedangkan sisanya 85,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji F dan hasil uji t, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh minat belajar (X1), lingkungan belajar (X2) dan berpikir kritis (X3) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi (Y).
2. Variabel minat belajar dan berpikir kritis secara parsial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi, sedangkan variabel lingkungan belajar secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
5.2. Saran
Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :
1. Bagi lembaga pendidikan akuntansi, perlu melakukan pengembangan minat belajar dan pola berpikir kritis untuk meningkatkan pemahaman akuntansinya secara komprehensif dan proporsional dalam pembentukan akuntan yang memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi.
(3)
Buku Teks:
Anonim, 2011, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Ghozali, Imam, 2006, Implikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta.
Muhibin, Syah, 2009, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, Penerbit Gaung Persada Pers, Jakarta.
Nazir, Mohammad, 2005, Metodologi Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Yogyakarta.
Purwanto, Ngalim M, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sekaran, Uma., 2006, Research Method for Business, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso, 2002, Akuntasi suatu pengantar, Edisi lima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
(4)
Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan tesis Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Jurnal:
Benny dan Yuskar, 2006, Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), SNA IX, 23-26 Agustus 2006.
Melandy dan Aziza, 2006, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, SNA IX, 23-26 Agustus 2006.
Melandy, Widiastuti dan Aziza, 2007, Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Akuntansi, SNA X, 26-28 Juli 2007.
Trisniwati dan Suryaningrum, 2003, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, SNA VI, 16-17 Oktober 2003, 1073-1091.
Skripsi:
Bintoro, Liandari, 2010, PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT
BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI. Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Faridah, 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Aakuntansi Keuangan Menengah.
Harnandita, Rizki Wahyu, 2008, “Dinamika Berpikir Kritis Siswa SMU saat Proses Belajar Mengajar”, Skripsi Universitas Airlangga, Surabaya.
(5)
Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen tahun ajaran 2005/2006, Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Praptiningsih, Elok, 2009, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa terhadap
Pemahaman Akuntansi di UPN Veteran Jawa Timur”, Skripsi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya.
Purwanti, Lenny S., 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Rosyidah, Ainur, 2011, Motivasi,Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sudarmanto, R.Gunawan, 2006, Pengaruh lingkungan Belajar dan minat belajar terhadap presrtasi belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Bandar Lampung tahun Pelajaran 2006/2007.
Wahyuni, Asti, 2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntasi Siswa kelas 1 Jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Website:
Achmad, Arief, 2007, “Artikel : Memahami Berpikir Kritis” , http://researchengines.com/1007arief3.html, diakses pada tanggal 5 Mei 2010
Sembel, Roy, 2008, “Berpikir Kritis”,
http://lensakomunika.blogspot.com/2008/11/berpikir-kritis.html, diakses pada tanggal 5 Mei 2010.
(6)
Wardani, L.K., 2003, “Berpikir Kritis Kreatif (Sebuah Model Pendidikan di
Bidang Desain Interior)”, Universitas Kristen Petra,