PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

FITRIA AYUNDA SANTOSO 0513010105 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

(Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Di susun Oleh :

Fitria Ayunda Santoso 0513010105 / FE / EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Pada Tanggal 26 November 2010

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama : Ketua

Dra.Ec.Harymami, MM Drs. Ec. Saiful anwar, Msi

Sekretaris

Dra.Ec.Harymami, MM

Anggota

Drs.Ec.Syafi’i, MM, Ak

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, NIP. 030 202 389


(3)

i

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan, saran serta dukungan dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi selaku Ketua Program Pendidikan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(4)

ii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan ilmu serta pengetahuan selama dibangku kuliah.

6. Seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membantu penulisan dalam penelitian ini.

7. Mama, Papa, serta adik – adikku tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan Moril, maupun finansial sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata semoga segala yang dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Amien.

Surabaya, 10 Desember 2010


(5)

i

DAFTAR ISI ………. i

DAFTAR GAMBAR ………...iv

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

ABSTRAKSI ……….. vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Fokus Penelitian ... 7

1.3. Permasalahan ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori... 11

2.2.1. Belajar ... 11

2.2.1.1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 11

2.2.2. Mengajar ... 11


(6)

ii

Pemahaman Akuntansi ... 14

2.2.3.2.1. Motivasi ... 14

2.2.3.2.1.1 Teori Motivasi... 16

2.2.3.2.2. Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar... 18

2.2.3.2.3. Media Pendidikan ... 20

2.2.3.2.3.1. Manfaat Media Pendidikan... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 22

3.2. Alasan Ketertarikan Penulis (Acknowledge)... 23

3.3. Lokasi Penelitian... 26

3.4. Penentuan Informan ... 26

3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6. Instrumen Penelitian ... 29

3.7. Teknik Analisis ... 29

3.8. Pengujian Kredibilitas Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 4.1. Profil Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi………..33


(7)

iii

4.1.3. Visi dan Misi Program studi Akuntansi……….37

4.1.3.1. Visi………..37

4.1.3.2. Misi……….37

4.2. Belajar dan Mengajar Yang Efektif ... ...39

4.2.1. Cara Belajar yang Efektif………..39

4.2.2. Cara Mengajar Yang Efektif………..43

4.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar………. 50

Dan Hasil Belajar ... ...50

BAB V PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI 5.1. Di Pandang Dari Segi Mahasiswa Akuntansi ... 54

5.2. Di Pandang Dari Segi Dosen Akuntansi ... 60

5.3. Keterbatasan Penelitian………...65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………...66

6.2 Saran………..67


(8)

v

3.1. Analisis Interaktif Menurut Miles dan Huberman………30

4.1. Proses (Siklus) Belajar ……...………....…...51

4.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar...53


(9)

iv

Lampiran I Ringkasan Desain Riset

Lampiran II Sertifikat Akreditas A Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Lampiran III Foto Penelitian

Lampiran IV Daftar Kehadiran Dosen Lampiran V Daftar Pertanyaan-Wawancara


(10)

v

5.1. Refleksi Pendapat Informan Mahasiswa………...………54 5.2 Refleksi Pendapat Informan Dosen …… ………...61


(11)

vii

(Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Oleh :

Fitria Ayunda Santoso ABSTRAK

Tercapainya prestasi mahasiswa yang bagus disebabkan oleh berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,. Namun sama halnya dengan istilah “manusia tak ada yang sempurna”, proses belajar mengajarpun juga tak bisa selalu sempurna. Terkadang terdapat kendala - kendala atau hambatan yang membuat proses belajar mengajar itu menjadi tidak efektif dan prestasi mahasiswapun menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu peneliti berupaya untuk mengeksplorasikan bagaimana peranan proses belajar mengajar bagi mahasiswa dalam meraih prestasinya.

Metode yang digunakan untuk menemukan jawaban atas masalah penelitian adalah menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi secara mendalam.

Para informan yang terpilih adalah mahasiswa dan dosen fakultas ekonomi program studi akuntansi Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang masih aktif mengikuti kuliah dan masih aktif mengajar. Peneliti memilih mereka sebagai informan dikarenakan merekalah yang menjalankan proses belajar mengajar di kampus.

Kesimpulan penelitian ini adalah proses belajar mengajar memang sangat berperan bagi mahasiswa dalam meraih prestasinya. hal ini terlihat dari adanya kendala yang menghambat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Jika tak ada kendala dalam proses belajar mengajar, mahasiswa dapat menerima materi dengan baik dan mencapai nilai prestasi yang memuaskan. Namun sebaliknya apabila terdapat kendala dalam proses belajar mengajar, maka mahasiswapun akan mengalami kendala dalam menerima materi yang disampaikan di saat proses belajar mengajar berlangsung, akibatnya mahasiswa tak bisa mencetak prestasi sesuai dengan yang diinginkannya.


(12)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang transportasi dan komunikasi telah mempersempit jarak antara suatu Negara dengan Negara lainnya. Persaingan semakin terbuka dan lingkungan bisnis semakin kompleks. Hal tersebut mendorong upaya yang relevan dalam pengembangan sumber daya agar investasi dalam modal dan teknologi termanfaatkan dengan sebaik – baiknya.

Sementara itu beberapa kalangan yang berkepentingan mengemukakan pendapat bahwa dunia perguruan tinggi kurang cepat menanggapi tuntutan persyaratan baru dunia kerja terhadap kemampuan, ketrampilan, dan sikap para lulusan di sektor modern. Berbagai kekurangan dikeluhkan, seperti: dasar pengetahuan yang kurang memadai, belum siap kerja, kurang produktif, kurang dapat bekerjasama dalam tim, dan lain sebagainya. Dikemukakan juga pendapat bahwa perguruan tinggi kurang antisipatif terhadap perkembangan besar yang akan dihadapi di masa depan dengan globalisasi dan pasar bebas Asia Pasifik. (http://www.dikti.org/artikel.html). Sesuai dengan kondisi yang demikian maka setiap perguruan tinggi baik swasta maupun negeri perlu memperhatikan seberapa besar tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang


(13)

dimiliki mahasiswa sehingga nantinya dapat diperoleh lulusan yang berkualitas.

Sementara itu, di dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, dewasa ini banyak sekali lulusan SMU atau SMEA yang berminat mengambil jurusan akuntansi, baik itu pada Universitas Swasta maupun Universitas Negeri. Hal ini dapat mereka lakukan dengan pertimbangan bahwa lulusan akuntansi lebih banyak dibutuhkan di perusahaan. Banyaknya polemik yang beranggapan bahwa ilmu akuntansi banyak dibutuhkan oleh perusahaan disebabkan karena hampir semua bidang pada perusahaan memerlukan pengetahuan akuntansi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan perusahaan dimulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi selalu berhubungan dengan akuntansi. Makin tinggi tingkat wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam struktur organisasi perusahaan, makin banyak konsep – konsep dan istilah – istilah akuntansi yang perlu diketahui (Rahayu, 2001).

Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan, dan menginterprestasikan informasi aktivitas keuangan. Dalam program studi akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan analisis laporan keuangan. Hal tersebut ditujukan untuk manajer dalam mengambil keputusan, penyusunan, dan pengembangan sistem informasi akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi (Budhiyanto dan Nugraho, 2004).


(14)

Menurut Suwardjono (1999) dalam Lusia (2005), pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang mengenal dan mengerti akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi; nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

Menurut Purwanto (1990: 102), belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Keberhasilan belajar tergantung dari bermacam – macam faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti : faktor kematangan pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti : faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat – alat yang

dipergunakan dalam belajar – mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.

Slameto (2003: 2) mendifinisikan, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar


(15)

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor eksternal sangat mempengaruhi mahasiswa dalam proses penerimaan materi selama perkuliahan. Apabila kedua faktor tersebut tidak sejalan, maka akan mengakibatkan perkuliahan mengalami kegagalan. Berhasil tidaknya perkuliahan yang dilakukan mahasiswa dapat diukur melalui hasil evaluasi belajar mahasiswa pada akhir semester dan tingkat pemahaman serta kemampuan masing – masing individu dalam menerapkan apa yang sudah didapat selama perkuliahan pada dunia kerja.

Berdasarkan hasil survey terhadap beberapa mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya angkatan 2004 – 2007 yang masih aktif dalam perkuliahan, menunjukkan bahwa alasan mahasiswa memilih jurusan akuntansi dikarenakan pada masa SMA dahulu, mereka berasal dari jurusan IPS dan ingin melanjutkan serta mengembangkan kemampuannya tersebut dengan mengambil jurusan akuntansi ketika kuliah. Selain itu juga ada yang mengambil jurusan akuntansi memang berdasarkan pertimbangan yang matang akan prospek kerja yang nantinya mereka dapatkan setelah lulus dari perkuliahan akuntansi.


(16)

Mereka beranggapan bahwa lulusan akuntansi banyak dibutuhkan di perusahaan – perusahaan. Namun tak jarang juga dari mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang mengambil jurusan akuntansi berdasarkan dorongan orang bukan berdasarkan keinginan sendiri atau bakat yang dipunyai. Sehingga minat terhadap akuntansi tersebut sangatlah rendah. Rendahnya minat terhadap akuntansi tersebut akan mempengaruhi prestasi mahasiswa tersebut.

Berdasarkan faktor kualitas dan potensi pengajar, mahasiswa banyak berpendapat bahwa sebagian dari dosen mereka seringkali terlalu cepat dalam menjelaskan suatu materi, kurang komunikasi dalam artian kurang melakukan pendekatan kepada mahasiswanya, sehingga dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap suatu materi yang diperoleh, sedangkan dari faktor media pendidikan atau fasilitas yang meliputi sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dirasa cukup, hanya saja terbatasnya buku dan kurang lengkapnya literatur – literatur akuntansi yang tersedia di perpustakan, sehingga kebutuhan mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan kurang terpenuhi.

Namun demikian, nyatanya bukan alasan mengapa mereka mengambil jurusan akuntansi yang menjadi penghambat prestasi mahasiswa. Tetapi justru kurangnya pemahaman akuntansi merekalah yang menjadi penghambat. Seorang mahasiswa akuntansi dapat dikatakan paham akuntansi


(17)

apabila mereka mengerti dan menguasai beberapa mata kuliah pokok akuntansi yang meliputi: nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan. Tetapi sayangnya, jika dilihat dari hasil survey yang telah dilakukan peneliti terhadap beberapa mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” jawa Timur, masih banyak dari mahasiswa yang mengeluh kesusahan dan kurang paham akan beberapa mata kuliah pokok akuntansi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa, tidak semua dari mahasiswa akuntansi yang menyadari akan pentingnya mata kuliah – mata kuliah tersebut bagi mahasiswa akuntansi. Sehingga tak banyak dari mahasiswa – mahasiswa yang mendapatkan IPK diatas 3.0 pada akhir perkuliahan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)


(18)

1.2. Fokus Penelitian

Setelah melakukan observasi secara umum pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi,, UPN Veteran Jawa Timur selama tiga bulan, maka peneliti memutuskan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai tempat penelitian. Sebagai situasi sosialnya, pada universitas ini terdapat mahasiswa – mahasiswa serta dosen – dosen yang menjalankan proses belajar mengajar.

Situasi sosial ini dipilih oleh peneliti karena banyak asumsi dari masyarakat yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar berpengaruh secara langsung terhadap prestasi mahasiswa.

Fokus penelitian diarahkan pada : 1. Dosen

2. Sarana prasarana perkuliahan 3. Lingkungan

1.3. Permasalahan

Berdasarkan Fokus Penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana peranan proses belajar mengajar bagi mahasiswa dalam meraih prestasi.


(19)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan proses belajar mengajar bagi mahasiswa dalam meraih prestasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa akuntansi serta melatih berfikir secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang ada.

2. Bagi Universitas

Mampu memberikan umpan balik bagi pihak PT untuk dapat menghasilkan akuntan yang berkualitas dan memberikan masukan kepada pihak jurusan dalam menetapkan kebijaksanaan dimasa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk keperluan penelitian selanjutnya dengan permasalahan yang sejenis.

3. Bagi Pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca tentang beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa akuntansi.


(20)

2.1. Review Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang akuntansi telah dilakukan juga oleh peneliti terdahulu. Penelitian tersebut meneliti pemahaman akuntansi dari berbagai macam sudut pandang. Salah satu peneliti yang dahulu menganggap bahwa pemahaman akuntansi menitik beratkan pada peran manusia di dalam pengembangan dan pemikiran akuntansi, karena pelaku akuntansi adalah manusia yang mempunyai perasaan, keinginan, kepentingan, dan nilai-nilai yang semuanya akan berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, sehingga tidak hanya melihat pengetahuan akuntansi sebagai pengetahuan yang statis, tetapi melihatnya sebagai sesuatu yang dinamis berkembang sesuai dengan perkembangan organisasi dan lingkungan dimana ia diterapkan, karena pemahaman dari segi bahasa sangat memperhatikan unsur perasaan, kebutuhan, kepentingan, nilai – nilai, norma – norma yang melekat pada diri manusia. (Tjiptohadi Sawarjuwono, 1997, Memahami Akuntansi Dalam Konteks Dimana Ia Diterapkan).

Selain itu Mas’ud Machfoedz, 1999, juga telah melakukan penelitian yang serupa tentang akuntansi, yaitu mengenai Studi Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan


(21)

Tinggi. Di dalam penelitiaannya ini Mas’ud mengungkap lebih jauh tentang cukup profesionaliskah pengajar akuntansi di perguruan tinggi jurusan akuntansi di Indonesia.

Penelitian – penelitian diatas semakin kuat setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cabayalawati Lusia, 2005, Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya dan Lilik Ernawati, 2007, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Peneliti - peneliti tersebut selain menguji hasil penelitian tersebut juga menambahkan beberapa hal lagi seperti pengenalan diri, pengendalian diri, empati dan ketrampilan sosial. Penambahan tersebut membantu pengembangan penelitian yang sebelumnya, dimana dulunya hanya diketahui empat faktor saja yang berpengaruh dalam pemahaman akuntansi seperti minat belajar, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta media pembelajaran maka ada tambahan untuk hal tersebut.

Tambahan tersebut adalah pengenalan diri, pengendalian diri, empati dan ketrampilan sosial. Empat hal tersebut ternyata saling berkaitan dengan keempat hal yang sebelumnya.


(22)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

2.2.1.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003: 2), faktor – faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor Intern

Faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

b. Faktor Ekstern

Faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

2.2.2. Mengajar

Menurut Alvin W. Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,


(23)

mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita – cita), appreciations (penghargaan), dan knowledge (Slameto, 2003: 32).

2.2.2.1. Prinsip – Prinsip Mengajar Efektif

Menurut Mahmud (1989: 23), mengajar yang efektif meliputi tiga langkah, yaitu:

1. Langkah sebelum mengajar, meliputi:

a. Menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Memilih strategi mengajar untuk memilih tujuan – tujuan tersebut dan mengumpulkan bahan – bahan pengetahuan serta ketrampilan yang berguna untuk mengajar tersebut.

c. Menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima materi – materi yang diajarkan. Kesiapan mahasiswa ditentukan oleh beberapa factor:

1) Pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

2) Motivasi yang tepat. d. Merencanakan cara penilaian. 2. Langkah pelaksanaan mengajar

Langkah ini berupa pelaksanaan strategi – strategi yang telah dirancang untuk membawa mahasiswa mencapai tujuan perkuliahan. Pada umumnya langkah ini, meliputi komunikasi,


(24)

kepemimpinan, motivasi, dan kontrol (pembinaan disiplin dan pengelolaan).

3. Langkah sesudah mengajar

Langkah ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dosen sebelum mengajar. Dari proses penilaian dapat diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan mahasiswa, tepat tidaknya strategi mengajar yang digunakan dan tingkat relevansi serta ketepatan prosedur penilaian yang ditempuh.

2.2.3. Pemahaman Akuntasi

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari pada mata kuliah – mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai – nilai yang didapatkan dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep – konsep yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai dan memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam


(25)

kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja (Budhiyanto dan nugroho, 2004).

Menurut Suwardjono (1999) dalam Lusia (2005), pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang mengenal dan mengerti akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi: nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

2.2.3.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi

2.2.3.2.1. Motivasi

Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Purwanto (1990: 72), antara lain:

1. Duncan, dalam buku Organizational Behaviour mengemukakan: “di dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi”


(26)

2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruh pilihan – pilihan individu terhadap bermacam – macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.

3. Hoy dan Miskel, dalam buku educational administration (1982: 137), mengemukakan bahwa “motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan – kekuatan yang kompleks, dorongan – dorongan, kebutuhan – kebutuhan, pertanyaan – pertanyaan ketegangan atau mekanisme – mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan – kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujuan – tujuan personal”.

4. Menurut John P. Campbell, motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan – pilihan individu terhadap bermacam – macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku.

Berdasarkan pendapat – pendapat yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.


(27)

2.2.3.2.1.1. Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi menurut Purwanto (1990: 74 – 77), yaitu: a) Teori Hedonisme

Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal – hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

b) Teori Naluri

Menurut teori ini, pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang disebut juga naluri, yaitu:

 Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri

 Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan

 Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka

kebiasaan – kebiasaan atau tindakan – tindakan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya sehari – hari mendapat dorongan atu digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh karena itu, untuk


(28)

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

c) Teori Reaksi Yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar sangat banyak dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.

Menurut teori ini apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu harus mengetahui dengan benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang – orang yang dipimpin atau didiknya.

d) Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “Teori Naluri” dengan “Teori Reaksi yang Dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.

Menurut teori ini, bila seorang pemimpin atau pendidik ingin memotivasi anak buahnya maka ia harus mendasarkannya


(29)

atas daya pendorong, yaitu atas naluri juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.

e) Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan – kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

2.2.3.2.2 Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar

Dalam proses belajar mengajar, tenaga pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan. Tenaga pengajar mempunyai tanggung jawab untuk membantu proses perkembangan anak didiknya. Penyampaian materi pelajaran maupun perkuliahan hanyalah merupakan salah satu dari kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didiknya (Slameto, 2003: 97).

Seorang tenaga pengajar diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Untuk itu ia harus memiliki


(30)

pengetahuan yang cukup tentang prinsip – prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. Mengajar merupakan suatu komponen dari kompetensi – kompetensi tenaga pengajar dan setiap tenaga pengajar harus menguasai serta terampil melaksanakannya.

Mengajar merupakan kegiatan yang rumit oleh karena itu sebagai tenaga pengajar, dosen harus lebih banyak mengetahui dan menguasai bahan perkuliahan serta paham mengenai mahasiswa – mahasiswanya dalam proses belajar mengajar, sehingga peningkatan kualitas dosen perlu diperhatikan yang dimulai dari sistem perekrutan, peningkatan kemampuan dan kinerja dosen serta sistem peningkatan kariernya. Sistem perekrutan perlu didasarkan pada kriteria yang jelas. Kebutuhan pengajar untuk suatu mata kuliah tertentu, harus sesuai dengan kualifikasi pengajar yang akan direkrut. Kemampuan dosen terdiri dari kemapanan dalam ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dan teknik dalam memberikan pengajaran. Hal ini berarti peningkatan kemampuan dosen perlu dilakukan dalam peningkatan kualitas dosen. Etika pengajar dapat terlibat pada penggunaaan waktu di kelas, pemberian nilai, dan tanggung jawab terhadap pemahaman mahasiswa mengenai ilmu yang diajarkan (Kasih dan Suganda, 1999: 84-86).


(31)

Nasution (2005: 129-130), mengemukakan beberapa sifat yang diinginkan mahasiswa dari seorang pemberi kuliah, yaitu:

1) Menyajikan bahan dengan jelas dan logis.

2) Memungkinkan mahasiswa untuk memahami prinsip – prinsip pokoknya.

3) Dapat didengar dengan jelas oleh mahasiawa.

4) Dapat membuat bahan yang disampaikan mengandung makna secara intelektual.

5) Dapat menyelesaikan seluruh bahan untuk kuliahnya. 6) Memelihara kontinuitas perkuliahannya.

7) Konstruktif dan bersifat membantu dalam kritiknya. 8) Memperlihatkan keahlian dalam bidangnya.

9) Menjaga kecepatan yang serasi selama perkuliahan.

10) Memasukkan dalam perkuliahannya hal – hal yang tidak ada dalam buku.

2.2.3.2.3. Media Pendidikan

Sarana prasarana pendidikan atau biasa disebut media pendidikan ialah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di universitas (Hamalik, 1989: 12)


(32)

2.2.3.2.3.1. Manfaat Media Pendidikan

Menurut Encyclopedia of educational Research (Hamalik, 1989: 15), manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :

1) Meletakkan dasar - dasar yang konkrit untuk berfikir. 2) Memperbesar perhatian para mahasiswa.

3) Meletakkan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar.

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan mahasiswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

6) Membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman – pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.


(33)

3.1. Jenis penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana peranan proses belajar mengajar (studi kasus pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) bagi mahasiswa dalam meraih prestasi, dengan unsur – unsur pokok yang terdapat dalam fokus penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988 : 55 dalam Sugiyono, 2008 : 180). Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dengan berbagai latar belakangnya. Mahasiswa UPN “Veteran” ini mempunyai suatu kegiatan yang berupa menjalani perkuliahan. Mahasiswa ini berada dalam suatu tempat, dalam hal ini tempatnya adalah pada kampus UPN “Veteran” Jawa Timur. Interaksi antara mahasiswa (aktor), dengan kegiatan – kegiatan (activity) dan tempat (place) akan menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.

Adanya penerapan metode kualitatif dalam penelitian ini, akan membuat data yang didapat menjadi lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.


(34)

Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena metode ini baru, tetapi memang permasalahan lebih tepat datanya dengan metode kualitatif. Dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif tidak dapat ditemukan data yang bersifat proses belajar mengajar, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, dan budaya yang dianut seseorang maupun sekelompok orang dalam lingkungannya. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkapkan. Dengan metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi.

3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti (Acknowledge)

Alasan peneliti untuk meneliti permasalahan ini adalah pengalaman yang dialami oleh peneliti sendiri. Kebutuhan akuntansi dalam dunia usaha saat ini, sangat dibutuhkan terlebih dalam menghadapi era globalisasi. Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan, dan menginterprestasikan informasi aktivitas keuangan. Oleh karena itu saat ini sangat dibutuhkan seorang sarjana akuntansi yang berkualitas dan kompetitif. Tetapi nyatanya tak


(35)

jarang juga seorang sarjana akuntansi yang tidak betul – betul menguasai ilmu akuntansi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi itu sendiri. Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Kurangnya pemahaman akuntansi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

Selain itu, tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi; nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

Guna mendapatkan tingkat pemahaman akuntansi yang bagus, yang menunjang kualitas seorang sarjana akuntansi, dibutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien di universitas yang bersangkutan. Hal ini didukung langsung oleh asumsi masyarakat yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar berpengaruh secara langsung terhadap prestasi mahasiswa.


(36)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Sedang mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita – cita), appreciations (penghargaan), dan knowledge (Slameto, 2003: 29).

Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pendidik (dosen), sarana prasarana pendidikan, serta lingkungan sekitar. Pendidik atau dosen dalam proses belajar mengajar seharusnya mempunyai cara dan trik sendiri dalam mendidik mahasiswa. Sebelum melaksanakan proses mengajar sebaiknya dosen menentukan tujuan pengajaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya dosen terlebih dahulu mempelajari materi yang akan diajarkan kepada mahasiswa, kemudian memilih strategi mengajar yang efektif serta mengumpulkan bahan – bahan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna untuk mengajar tersebut. Dalam proses belajar mengajar, dalam berinteraksi dengan mahasiswa, sebaiknya dosen menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima materi – materi yang diajarkan. Kesiapan mahasiswa ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dimiliki sebelumnya serta motivasi yang tepat.


(37)

Sarana prasarana pendidikan atau biasa disebut media pendidikan ialah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di universitas (Hamalik, 1989: 12).

Sedang lingkungan yang dimaksud dalam proses belajar mengajar ialah motivasi orang – orang sekitar yang dapat menimbulkan semangat belajar mahasiswa dan kesadaran mahasiswa akan pentingnya ilmu akuntansi bagi mahasiswa akuntansi

3.3. Lokasi Penelitian

Tempat dimana penelitian nantinya akan berlangsung atau lokus ialah di gedung Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang beralamatkan di Jalan Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya.

3.4. Penentuan Informan

Informan yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi Adalah para Mahasiswa dan beberapa Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(38)

Peneliti memilih mereka sebagai informan dalam penelitian ini, dikarenakan mereka melakukan aktivitas yang berhubungan langsung proses belajar mengajar akuntansi, menjalankan perkuliahan akuntansi, menikmati fasilitas – fasilitas atau sarana - sarana perkuliahan akuntansi. Mahasiswa yang belajar, dosen yang mengajar.

3.5. Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan sampel sumber data dan teknik pengumpulan data adalah seperti berikut.

1. Untuk mendapatkan data tentang bagaimana proses belajar mengajar seharusnya berlangsung, maka sumber datanya adalah perkuliahan yang sedang berlangsung yang dijalankan oleh mahasiswa dan dosen pengajar, dan dokumentasi gambar proses perkuliahan. Perkuliahan apa yang sedang berlangsung, bagaimana proses perkuliahannya, dicatat dan didokumentasikan. Dari data yang didapat ini akan dapat dianalisis faktor – faktor yang


(39)

mempengaruhi proses perkuliahan. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi dan dokumentasi, yaitu peneliti terjun langsung kelapangan, dengan mengikuti perkuliahan yang sedang berlangsung.

2. Untuk mendapatkan data tentang perkembangan kemampuan atau tingkat pemahaman mahasiswa, sumber datanya adalah mahasiswa itu sendiri. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara kepada sumber data dan dengan observasi terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam setiap melakukan proses belajar mengajar.

3. Untuk mendapatkan data tentang kompetensi tenaga pengajar atau kualitas dosen, sumber datanya adalah tenaga pengajar itu sendiri yaitu dosen. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara kepada sumber data dan dengan observasi terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam setiap melakukan proses mengajar.

4. Untuk mendapatkan data tentang kelayakan sarana prasarana perkuliahan, sumber data yang digunakan adalah mahasiswa dan dosen. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi.


(40)

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dan mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.

3.7. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley.

Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap seleksi, analisis data dilakukan


(41)

dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.

Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 3.1. Analisis interaktif menurut miles dan Huberman

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Penarikan Kesimpulan

ferivikasi

3.8. Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara : 1. Perpanjangan pengamatan

Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada periode I, data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan masalah dan fokus terjawab melalui data, belum kredibel karena sumber data masih


(42)

ragu - ragu dalam memberikan data, sehingga data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum konsisten, masih berubah - ubah. Perpanjangan pengamatan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa telah jenuh.

2. Meningkatkan ketekunan

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi - dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak. 3. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber,


(43)

dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah mahasiswa yang masih aktif dalam perkuliahan dan alumni akuntansi yang sudah bekerja.. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan, pagi, siang, dan sore hari. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah nara sumber memberikan data yang sama atau tidak. Kalau narasumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya belum kredibel.


(44)

4.1. Profil Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4.1.1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun 1974 dengan ijin pendirian dari Departemen Pertahanan Keamanan (Dephankam) dengan status “Negeri Kedinasan”. Hal ini terjadi karena pada saat itu UPN “Veteran” Jawa Timur merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan yang berada dibawah pengelolaan Departemen Pertahanan Keamanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Surat Keputusan Bersama Mendikbub dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994 - 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang Peningkatan Pengabdian UPN “Veteran” Jawa Timur melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan, maka status UPN “Veteran” beralih dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. Pada tahun 2003 hasil Akreditasi BAN PT Depdiknas Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi berstatus Terakreditasi dengan Nilai B. Kemudian pada tahun 2008 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, mengalami peningkatan akreditas. Pada tahun itu BAN PT menyatakan bahwa Program studi sarjana akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, Terakreditasi dengan peringkat A.


(45)

Pengelolaan dan pengembangan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi bertitik tolak dan berpedoman pada visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan ini telah dilakukan berbagai upaya dengan dukungan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang cukup, tata pamong dengan mekanisme kerja dan job diskripsi yang jelas sesuai dengan struktur organisasi di Jurusan / Fakultas. Dalam pengelolaan dan pengembangan jurusan, Akuntans tidak lepas dari peran pemimpin, baik yang ada di Jurusan Fakultas dan Universitas yang memiliki kemampuan dan wawasan ke depan dalam membuat dan melaksanakan perencanaan untuk penjaminan mutu kelulusan.

Seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan Metode “one day service”, artinya proses pendaftaran, test dan pengumuman dapat dilakukan dalam waktu 1 hari. Jumlah mahasiswa baru yang diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dalam 3 (tiga) tahun terakhir rata-rata 240 orang/tahun sesuai kapasitas ruang yang tersedia. Semua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa murni (tidak sedang bekerja). Sementara jumlah peminat (animo) dalam 3 (tiga) tahun terakhir rata-rata mencapai 525 orang/tahun, sehingga tingkat keketatan masuk jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi mencapai 1 : 2.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi didukung oleh 26 orang dosen tetap dan 32 orang dosen tidak tetap yang berasal dari PTN Surabaya dan praktisi industri, dan 2 tenaga administrasi.


(46)

Sumber dana untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pendidikan berasal dari mahasiswa, Departemen Pertahanan dan bantuan sumbangan dari pihak-pihak lain yang bersifat tidak mengikat. Ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar terus diusahakan peningkatannya baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat menunjang secara optimal kelancaran pelaksanaan tugas-tugas bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 2003 telah dibangun gedung perpustakaan baru seluas 1.200 m2 yang dilengkapi AC dan computer, tersedia buku 8.254 judul, 18.380 expl, 18 judul jurnal ilmiah nasional, 8 judul jurnal ilmiah internasional, dan 12 majalah ilmiah lokal. Ruang Baca Fakultas/Jurusan tersedia buku 8.962 judul, 31.694 expl, 10 jurnal ilmiah nasional, 2 judul jurnal ilmiah internasional. Untuk bidang ilmu akuntansi tersedia 2.988 buku, dan di ruang baca Fakultas Ekonomi sebanyak 155 Judul dengan jumlah 1.653 exemplar, di ruang baca Jurusan Akuntansi sebanyak 741 exemplar, 33 judul jurnal nasional dan 1 jurnal internasional sebanyak 151 exemplar, dan 15 judul majalah Indonesia dan 1 judul majalah asing sebanyak 48 exemplar.

Konsentrasi yang diberlakukan sejak tahun ajaran 2004 – 2008 disusun berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002. Konsentrasi tersebut mengandung 67 %, Mata Kuliah Inti dan 33% Mata Kuliah Lokal Kurikulum secara berkala ditinjau


(47)

dan dievaluasi kembali disesuaikan dengan dinamika perkembangan IPTEK, tuntutan stakeholder, dan tantangan masa depan.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, Jurusan tetap konsisten pada peningkatan dan pengembangan jurusan untuk menghasilkan mutu lulusan yang lebih berkualitas sesuai kebutuhan pengguna dan perkembangan disiplin Akuntansi. Untuk itu telah dilakukan lokakarya untuk menyusun kurikulum KBK, GBPP, SAP dan Hand-out mata kuliah, peningkatan kualitas dosen dan peningkatan kualitas laboratorium. Pelaksanaan kurikulum KBK ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendapatkan/menciptakan pekerjaan. Strategi pembelajaran menggunakan metode Problem Base Learning dan Student Centered Learning. Evaluasi program kegiatan jurusan dilaksanakan setiap akhir semester dimana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada mahasiswa, baik dalam kegiatan intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.

UPN “Veteran” Jawa Timur memiliki home page dengan alamat [email protected] dan Jurusan Akuntansi dengan alamat www.my.opera.com/akuntansi serta alamat e-mail [email protected], penggunaan jaringan internet yang dapat diakses oleh karyawan, dosen dan mahasiswa maupun masyarakat lain.


(48)

4.1.2. Tempat Kedudukan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terletak di Jl. Raya Rungkut Madya Surabaya, memiliki 20 gedung pada 22 hektar luas tanah, termasuk gedung Giri Pustaka dan Gedung Giri Loka Pusat Olah Raga.

4.1.3. Visi dan Misi Program studi Akuntansi 4.1.3.1. Visi

Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi denagn reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan perusahaan global.

4.1.3.2. Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dan bidang akuntansi yang memiliki nilai dan jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.


(49)

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan berorientasi global.

Adapun misi tersebut dibagi menjadi 3 konsentrasi : 1. Konsentrasi akuntansi Keuangan

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan.

2. Konsentrasi akuntansi Manajemen

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilai kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi sektor publik (akuntan pemerintah) yang handal dan kompeten mampu bersaing untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintah, penilai kinerja pemerintah, dan pertanggungjawaban pemerintah daerah ke pusat.


(50)

4.2. Belajar Dan Mengajar Yang Efektif 4.2.1. Cara Belajar Yang Efektif

Untuk mempertinggi produksi, maka Miunsterberg dan Taylor mengadakan penyelidikan ilmiah tentang cara – cara bekerja efisien. Efisien dalam Industri telah banyak menjadi kenyataan, sehingga pemborosan bahan dan waktu diperkecil samapi minimal. Demikian pula dalam hal belajar, ada beberapa cara yang efisien dan tidak efisien. Banyak siswa dan mahasiswa yang gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannnya karena mereka tidak mengetahui cara – cara belajar yang efektif. Agar belajar menjadi efektif, maka dibutuhkan beberapa hal : 1. Perlunya bimbingan

Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk beluknya. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secar indiviidual. Walaupun demikian kita dapat membantu mahasiswa dengan memberi petunjuk – petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamin sukses mahasiswa. Sukses hanya tercapai berkat usaha keras. Tanpa usaha tak akan tercapai sesuatu. Di samping memberi petunjuk – petunjuk tentang cara – cara belajar, baik pula mahasiswa diawasi dandi bimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik jika cara belajar dipratekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.


(51)

2. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :

 Kondisi internal

Yang dimaksud kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri mahasiswa itu sendiri misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Mahasiswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan – kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi.

a) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia, misal kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat, dan kesehatan.

b) Kebutuhan akan keamanan, yaitu suatu rasa tentram dan keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan kegoncangan – kegoncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar seseorang.


(52)

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, yaitu rasa kasih dan sayang dari orang tua dan keluarga serta teman – teman, sebagai suatu support dalam belajar. d) Kebutuhan akan status (misalnya keinginan akan

keberhasilan). Tiap orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar, perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

e) Kebutuhan self – actualisation. Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan yang di cita – citakan. Oleh karena itu mahasiswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita – cita yang diinginkan.

f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tau, mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu. Hanya melalui belajarlah upaya pemenuhan kebutuhan ini dapat terwujud.


(53)

g) Kebutuhan estentik, yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Hal ini hanya mungkin terpenuhi jika individu belajar tak henti –hentinya tidak hanya selam di pendidikan formal aja tetapi juga setelah selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.

 Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya :

a) Ruang belajar harus bersih, tak ada bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.

b) Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

c) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku – buku, dan sebagainya.

 Stategi Belajar

Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar


(54)

diperlukan untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Setiap individu pasti mempunyai strategi belajar masing – masing yang sesuai dengan karakter mereka, yang dapat membentu mereka belajar dengan efisien. seperti membuat rangkuman setelah perkuliahan, membaca kembali materi perkuliahan sebelum perkuliahan dimulai dan sebagainya

3. Metode Belajar

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajr bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan ketrampilan, cara – cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini membahas kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar, khususnya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

4.2.2. Cara Mengajar Yang efektif

Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa menjadi efektif. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat – syarat sebagai berikut :

1. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus mengalami aktivitas mental, misalnya pelajar dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir


(55)

kritis, kemampuan menganalisa, kemampuan mengucapkan pengetahuannya dan lain sebagainya, tetapi juga mengalami aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain sebagainya.

2. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik mahasiswa, mudah diterima, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan mahasiswa.

3. Motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan perkembangan mahasiswa selanjutnya melalui proses belajar. Bial motivasi tepat pada sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar.

4. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian mahasiswa, disamping kebutuhan mahasiswa sebagai anggota masyarakat.

5. Dosen atau guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual. Dosen tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing – masing mahasiswa mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intelegensi, bakat, tingkah laku, sikap dan lain – lainnya. Hal itu mengharuskan dosen untuk membuat


(56)

perencanaan secara individual pula, agar dapat mengembangkan kemampuan – kemampuan mahasiswa secar individual.

6. Dosen akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar dosen akan mantap di depan kelas, perencanaan yang matang dapat menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif dosen waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar anatara dosen dan mahasiswa.

7. Pengaruh dosen yang sugesti perlu diberikan pula kepada mahasiswa. Sugesti yang kuat akan merangsang mahasiswa untuk lebih giat belajar.

8. Seorang dosen harus memiliki keberanian menghadapi mahasiswanya, juga masalah – masalah yang timbul pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. Keberanian menumbuhkan kepercayaan diri sendiri, sehingga dosen dapat berwibawa di depan kelas, maupun di luar kelas. Kewibawaan guru menyebabkan segala cita – cita yang ditanamkan kepada mahasiswa akan diperhatikan dan diresapkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. 9. Dosen harus mampu menciptakan suasana yang demokratis.

Lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan mahasiswa, bertenggang rasa, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar sendiri, berpendapat sendiri, berdiskusi


(57)

untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri sendiri yang kuat, hasrat ingin tau, dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.

10.Pada penyajian materi perkuliahan, dosen perlu memberikan masalah – masalah yang merangsang untuk berfikir. Rangsangan yang mengenai sasaran menyebabkan mahasiswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa akan hidup kemampuan berfikirnya, pantang menyerah bila persoalannya belum memperoleh penyelesaian.

11.Pelajaran yang disampaikan oleh dosen perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. Bentuk – bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke sekolah, agar mahasiswa mempelajarinya sesuai dengan kenyataannya. Sehingga bila mahasiswa telah selesai pendidikannya dan bekerja di masyarakat tidak akan canggung lagi, karena telah biasa dilakukan di perkuliahan.

12.Dalam interaksi belajar mengajar, dosen harus banyak memberi kebebasan pada mahasiswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal mana itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dikerjakannya dan kepercayaan pada


(58)

diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantung diri pada orang lain.

13.Pengajaran remedial

Banyak faktor menjadi penyebab kesulitan belajar. Dosen perlu meneliti faktor – faktor itu, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan belajar dan menganalisa kesulitan – kesulitan itu.dari sebab itu dosen harus menyusun perencanaan pengajaran remedial pula, dan dilaksanakan bagi mahasiswa yang membutuhkan. Bila semua syarat itu dipenuhi oleh guru waktu mengajar, diharapkan interaksi belajar mengajar itu meningkat, atau dapat dikatakan dosen melaksanakan mengajar yang efektif.

Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandanagn lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandanagn in mengatakan bahwa mengajar yang efekif perlu mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

a. Penguasaan Materi.

Dosen harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin. Sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan, dan membatasi bahan, membimbing mahasiswa ke arah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. Seorang dosen dinyatakan menguasai suatu materi apabila dosen tersebut telah berpengalaman mengajar materi itu minimal 2 tahun, dan dosen


(59)

sudah pernah menjalankan praktek mata kuliah tersebut atau paling tidak dosen sudah pernah mengikuti magang untuk memperoleh penguasaan terhadap materi tersebut.

b. Cinta kepada yang diajarkan.

Dosen yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusah mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik mahasiswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Dosen yang cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun banyak mengalami kesulitan dalam tugasnya.

c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa.

Pengetahuan yang dibawa mahasiswa dari lingkungan keluarganya, dapat memberikan sumbangan yang besar bagi para dosen untuk mengajar.

d. Variasi metode.

Waktu dosen mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan membosankan, mahasiswa tidak tertarik pada pelajarannya. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar mahasiswa.

e. Seorang dosen harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran. Maka seorang


(60)

dosen harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya.

f. Bila dosen mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik – baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat mahasiswa, karena mereka saat itu sedang mengalami peristiwa itu juga, sehingga materi yang disampaikan dosen akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar mahasiswa.

g. Dosen harus berani memberikan pujian. Pujian yang diberikan dengan tepat dapat mengakibatkan mahasiswa mempunyai sikap yang positif, daripada dosen selalu mengkritik dan mencela. Pujian dapat menjadi motivasi belajar mahasiswa yang positif.

h. Seorang dosen harus mampu menimbulkan semangat belajar secar individual. Masing – masing mahasiswa mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat – sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.

Demikian syarat – syarat atau hal – hal yang dapat diuraikan untuk meningkatakan proses belajar mengajar dosen supaya efektif. Di masyarakat modern mengajar yang efektif dituntut dengan sendirinya pada para pengajar, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


(61)

sedemikian maju dengan pesatnya. Akibatnya para dosen sudah tidak mungkin lagi mengajar dengan sistem yang lama. Kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk meningkatkan mengajar supaya efektif. Itulah konsekuensi dosen yang menanggapi pembaruan dalam dunia pengajaran.

4.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan – persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar itu. Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses sudah tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kegiatan belajar dapat dianalisa denagn pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem ini sekaligus kita dapat melihat hasil adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :


(62)

Gambar 4.1 : Proses (siklus) Belajar

INSTRUMENTAL INPUT

TEACHING -- LEARNING

INPUT OUTPUT

PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT

Gambar 4.1menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar – mengajar (teaching – learning process). Di dalam proses belajar mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.


(63)

Di dalam proses belajar mengajar , maka yang dimaksud masukan mentah atau raw input adalah mahasiswa. Sebagai raw input mahasiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaiman kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah : minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan hasil belajarnya.

Yang termasuk instrumental input atau faktor – faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah : kurikulum atau bahan pelajaran, dosen yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas serta manajemen yang berlaku di universitas. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil atau output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar.

Di samping itu, masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar pada setiap orang dapat di ikhtisarkan sebagai berikut :


(64)

Gambar 4.2 : Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

Alam Lingkungan Sosial

Luar

Kurikulum/bahan pelajaran Instrumental Guru/pengajar

Sarana dan Fasilitas

Faktor Administrasi/manajemen

Kondisi fisik

Fisiologi Kondisi panca indera Dalam Bakat

Minat Psikologi Kecerdasan

Motivasi


(65)

5.1. Di Pandang Dari Segi Mahasiswa Akuntansi

Sub bab ini, peneliti akan menguraikan tentang pendapat para informan yang berasal dari kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi mengenai sejauh mana proses belajar mengajar berperan terhadap prestasi mahasiswa. Dalam hal ini informan mahasiswa yang diwawancarai adalah mahasiswa yang mempunyai IPK cukup hingga yang mempunyai IPK bagus.

Tercapainya prestasi mahasiswa yang bagus disebabkan oleh berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,. Namun sama halnya dengan istilah “manusia tak ada yang sempurna”, proses belajar mengajarpun juga tak bisa selalu sempurna. Terkadang terdapat kendala - kendala atau hambatan yang membuat proses belajar mengajar itu menjadi tidak efektif. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan mahasiswa, ditemukan beberapa kendala dalam proses belajar mengajar, seperti halnya pada tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1. Refleksi Pendapat Informan Mahasiswa Jawaban Informan Topik

40% 10% 45% 5% Refleksi

Dosen Kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar Dosen kurang pendekatan kepada mahasiswa Dosen tidak on-time (terlambat), jarang masuk. kendala ada pada individu masing – masing (minat dan kemampuan) Fasilitas kurang memadai (sering rusak) Tiap mahasiswa mempunyai kendala masing masing dalam proses belajarnya Sumber : hasil wawancara informan mahasiswa


(66)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat berbagai kendala yang dialami mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang mereka jalani. 40% dari mahasiswa yang diwawancarai menyatakan dosen kurang pendekatan kepada mahasiswa. Berikut hasil wawancara bersama salah satu dari 40% informan yang menyatakan hal diatas : “...dari tim pengajarnya, ini permintaan request dari teman-teman, itu sebenarnya pengajaran kalo bisa itu pendekatan dari dosen ke mahasiswanya itu lebih dekat gitu. Karena untuk saat ini dosen-dosen kurang paham dengan mahasiswa gitu. Untuk penerimaan dari staff dosen itu saya anggap kurang..jadi ga harus proses belajar dari mahasiswa itu sendiri, tapi harusnya dosen juga yak apa mendekatkan diri, jadi mengajar itu bisa diterima gt...”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kata kurang pendekatan adalah cara mengajar dosen yang seharusnya sesuai dengan keinginan mahasiswa atau paling tidak, dosen mempunyai cara mengajar yang asyik, mudah di cerna dan yang tidak membuat mahasiswa menjadi bosan. Karena disamping itu ada yang berpendapat bahwa dosen menerangkannya terlalu tergesa –gesa atau terlalu cepat, tanpa memperdulikan mahasiswa itu, faham atau tidak dengan materi yang diajarkan. Hal itu juga merupakan kurangnya pendekatan dosen kepada mahasiswa dari segi personality. Berikut hasil wawancara yang menyatakan dosen terlalu tergesa gesa dalam mengajar : “...factor dari


(67)

pengajar dimana penjelasan, cara menjelaskan yang kurang sempurna menurut saya,eeeee… gimana ya... mungkin.., asdos ato dosen itu menjelaskan terlalu terges gesa mgkn karena mengenggap mahasiswa itu udah ngerti semua, tapi sebenarnya ga semua mahasiswa itu, cepat ngerti cepat tanggap .Jadi cara menjelaskan itu aja.”

Kemudian 10% dari informan menyatakan bahwa Dosen mengalami penurunan kualitas mengajar. Beberapa dosen ada yang suka datang terlambat ketika hendak mengajar, sehingga membuat mahasiswa menunggu dan mengakibatkan proses belajar mengajar tak efisien lagi. Terkadang ada juga dosen yang tak hadir dalam perkuliahan tanpa ada konfirmasi dg mahasiswa, dan kemudian mengganti jadwal belajar mengajar di hari lain, hal ini menimbulkan rasa kurang semangat pada mahasiswa, karena berubahnya jadwal belajar mengajar terkadangkan menimbulkan “kress” dengan jadwal mata kuliah yang lain, sehingga membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efisien dan mahasiswa menjadi malas. Berikut hasil wawancara bersama salah satu dari 15% informan yang menyatakan hal diatas : “...dalam hal waktu.... kalo... dah molor gitu. Kalo misalnya belum dateng gitu, jadinya ya mahasiswanya nunggu, trus jadinya males..males gitu ma dosennya..” Berikut hasil wawancara yang menyatakan dosen suka ganti jadwal kuliah sehingga menyebabkan “kress” dengan jadwal mata kuliah lain : ”... masalahnya.... males aja mbak, kalo jadwalnya diganti


(68)

ganti itu males, ga bisa, ganti hari lain trus jadwalnya tabrakan... itu bikin males ae mbak gitu..”. sehubungan dengan pernyataan diatas, peneliti mencoba menanyakan kebenaran dari pernyataan diatas, kepada informan dosen, akan sikap dosen yang kurang disiplin di dalam mengajar tersebut, dan ternyata hal ini dibenarkan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan dosen yang membenarkan pernyataan diatas :”.... kalo dari dosennya sich saya melihat dosen - dosen di upn rata - rata sudah bagus lah ya, dalam hal, kewajiban- kewajiban dia mengajar, Cuma memang ada satu dua, yang memang karena kesibukannya, mungkin pernah menunda perkuliahan atau menggantikannya di hari lain, tapi.. ee.. secara umum..proses belajar menganjar di upn udah cukuplah ...”.

Berikutnya 45% dari informan menyatakan bahwa segala sesuatunya itu kembali ke individunya lagi. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar yang nantinya menghasilkan suatu prestasi bagi mahasiswa, itu bergantung pada individu mahasiswa itu sendiri. Walaupun dosen sudah mengajar dengan sangat efektif, tetapi apabila di dalam diri individu itu sendiri tak ada minat terhadap mata kuliah tersebut, dan batas kemampuannya hanya segitu, ya tetap saja, mahasiswa tetap tidak bisa mendapatkan prestasi yang bagus. Minat, kemauan dan kemampuan dalam diri mahasiswalah yang mendorong mahasiswa untuk belajar dengan giat dan efektif, tak mudah menyerah dalam mengerjakan soal, slalu mengasah kemampuan yang dimilikinya dengan membaca buku – buku, dan


(69)

mendorong mahasiswa untuk berusaha mendapatkan prestasi yang baik. Berikut hasil dari wawancara dari salah satu informan yang merupakan bagian dari 45% informan yang menyatakan tergantung individunya : “...kalo saya lihat itu mungkin dari minatnya anak2 di akuntansi itu kebanyakan kalo udah cenderung ke angka2 itu mereka udah kacau, males, mangkanya itu dalam perhitungannya itu, angka2 aja susah apalagi perhitungannya, mereka malah ga minat sama sekali. gitu.” Dari pernyataan diatas jelas terlihat bahwa ada dari beberapa mahasiswa tidak menyukai hal hal yang “ribet”, atau lebih jelasnya mahasiswa lebih menyukai materi – materi perkuliahan yang secara teoritis, hanya menghafal, tetapi kurang suka dengan materi yang menghitung, seperti membuat laporan keuangan. Hal ini bisa disebabkan karena mungkin minat dan kemampuan mahasiswa tersebut bukan di bidang akuntansi, mereka memilih akuntansi hanya karena ikut – ikutan teman atau dorongan orang tua memilih jurusan tersebut. Hal ini juga diakui oleh beberapa mahasiswa ketika peneliti melakukan wawancara tentang alasan mereka masuk ke Fakultas ekonomi Jurusan akuntansi ini. Berikut cuplikan hasil wawancara peneliti dengan informan mahasiswa tentang alasan mereka masuk jurusan akuntansi : “...sebenarnya aku milih jurusan akuntansi bukan minat aku sendiri ya.. dorongan orang tua juga. Sbnrnya minat saya ga akuntansi gt, lebih ke sastra....”


(1)

liat itu ya,kalo dosen mengajar itu, mahasiswa justru ga brani bertanya atu diskusi gitu ya.. artinya,kita mengajar itu hanya one way traffic,satu arah aja, ga bisa ada tanggapan gitu. Itupun kalo kita kasih semacam... eee... opo yo... endak.... semacam kesempatan untuk bertany atau diskusi kelompok, mahasiswanya pasif. Jadi kendalanya mahasiswa dari situ, kemudian kalo dari dosennya sich saya melihat dosen dosen di upn rata rata sudah bagus lah ya, dalam hal, kewajiban kewajiban dia mengajar, Cuma memang ada satu dua, yang memang karena kesibukannya, mungkin pernah menunda perkuliahan atau menggantikannya di hari lain, tapi.. ee.. secara umum..proses belajar menganjar di upn udah cukuplah ... cukup bagus ya.. seperti itu.

Q: em.. ya trus pertanyaan yang kedua nie pak,kita khan punya media pendidikan seperti perpus lab, proyektor, itu apa sangat

membantu bapak dalam proses mengajar? A: itu seperti yang saya sampaikan diatas tadi ya.. sebagai sarana perpus itu seharusnya mahasiswanya ya yang aktif, ya memang dari satu sisi dosennya, dosen juag harus

mengikuti ya.. seperti sekarang khan ada sistem e-learning segala macem.. ada fasilitas fasilitas internet yang sekarang di upn selalu gratis,itu harusnya dimanfaatkan, tapi hanya sebagian yang memanfaatkan itu, kalo kita bicara kendala.. ya seperti itulah, kesibukan mereka, atau mereka tidak memahami suatu proses IT seperti itu atau bagaiman ya... ee...saya pikir mahasiswa dan dosen harus saling berbenah dalam hal ini, itu yang pertama,kedua kalo kita bicara adany alab, adany aapa tadi... keperpustakaan,tentunya itu sangat membantu.

Q: jadi kalo disimpulkan itu kendalal bapak dalam mengajar itu apa pak?

A: e... kendala saya dalam mengajar itu kalo diakatakan puas aytau tidak puas.. puas juga kita tidak bis amengatakan puas.. karena kita belum mendapatkan feed back dari


(2)

Nama : Dosen Sri hastuti Mata Kuliah:

- Analisis laporan keuangan

- Sistem informasi akuntansi

Tanggal : 23-11-2010 Jam : 9..55

Tempat : Ruang Dosen, FE2, UPN Veteran Jatim

maklum la ya.. karena emm.. upn itu khan mahasiswa.. yang mahasiswa yan bagus bagus itu tersaring di umptn ya..jadi ya mhn maaf ya... jadi karna kondisi kualitasnya yg kita dapatkan seperti itu..jadi mau ga mau ya kita harus menerima, tapi yang kedua dari sisi dosen, perlu banyak ee..melihat wacana diluar, harus banyak mengikuti seminar seminar, lokakarya,itu yang saya bilang mengikuti frekuensi dosen di upn itu masih rendah sehingga,dia hanya melihat dari kutu buku aja, sedangkan wacana diluar

sebenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan. Gitu.

Q: iya dech... ok triam kasih banyak nich pak waktunya....

A: ya sama sama

Q: selamat siang ibu... A: siang

Q: bisa tau namalengakp dan materi kulaih yang diajarkan apa bu?

A:nama saya sri hastuti, materi kuliah yang saya ajarkan, sekarang, sistem informasi akuntansi 2 sama analisa laporan keuangan, Q: ya.. ini mau minta waktunya bentar bu, untuk wawancra.. bisa ya bu, jadi gini, menurut ibu ini, proaes belajar mengajar di upn selama ini itu giman bu??

A:menurut saya dibandingkan beberapa tahun lalu, kebetulan untuk mayt akuliah alk itu saya sudah mengajar sejak tahun 89. Diabnading dg sekaran itu, banyak

mengalami kemajuan ya...baik dari buku buku nya, juag prasarananya,n kalau dulu khan kita ngajar pake tulis gitu ya.. kemudian dari buku trus pake ohp.. nach sekarang khan udah ada lcd ya gitu..

Q: dari mahasiswanya bu?

A: anak anak ya juga enjoy, karena kalau misalany waktunya kurang kita bis

atambahkan materi di e-learning, misalnya kita ada halangan ga bisa ngajar.. nach anak

- Proses belajar mengalami kemajuan

- Media pendidikan yang dikelas,sering mengalami kendala


(3)

anak tinggal download materi aja di e-learning, jadi materi tidak ketinggalan ya.. sialhkan anda download di e-learning.. amteri sudah saya tayangkan..nach.. materi itu sudah saya berikan 4 tahun yag lalu ya... dan sampai saat ini.tapi kalo ada revisi revis, say aslalu tambahkan ke materi yang lama itu, jadi slalu up date gitu, jadi walaupun saya ga datang atau waktunya kurang,matri tetap jalan. Gitu.Q; trus ini bu, sekarang khan ada media pendidikan, seperti perpus.. lab lanb

akuntansi, itu apa sangat membantu ibu dalam proses mengajar?

A:ee... sebetulnya lab lab itu untuk mahasiswa ya... untuk latihan, dan kebetulan saya tidak memegang mata kuliah di itu.tapi menurut saya tetap bagus... karena materinya diajarkan di kelas,n dan soal soalnya diterapkan di lab gitu. Untuk buku buku itu sanagt bagus sekali ya...cuam dari informasi2 yang saya dengar itu katanya di akuntansi ini mahasiswanya yang kurang gitu.kalo di perpus kahn

sekarang sudha mengalami banyak kemajuan ya.. kalo mau cari buku khan ada databasenya jadi tinggal enter aja da dapat bukunya

Q:ini yang terakhir nie bu... jadi secar keseluruhan kendala apa yang ibu alami dalam prose belajar mengajar???

A:sebenarnya kendala tidak ada. Hanya saja kadang ada satu kadang kadang lampu mati, ohp kurang gelap itu dari tekniknya ya.... kalo dari mahsiswa tidak ada masalah, karena saya selalu terapkan kalo anda hadir ada point tersendiri buat kehadiran anda, jadi ya

alhamdulillah walau habis libur panjang anak anak yang masuk itu lalu 50% ke atas gitu. Q: ok itu aja dari saya bu, trima kasih atas waktunya..

A: ya sama sama, semoga sukses ya dan lancar lancar semuanya..,. amien... Q: amien


(4)

Nama : Dosen Eko Mata Kuliah:

- Akuntansi keperilakuan - Pengantar bisnis Tanggal : 25-11-2010 Jam : 12.10

Tempat : Ruang Dosen, FE2, UPN Veteran Jati

Q; selamat siang bapak.. A:siang..

Q: nie kalo boleh saya tau nama lengkap sama materi yang diajarkan apa pak?

A: nama saya eko riyadi, materi yang saya ajarkan pengantar bisnis dan akuntansi keperilakuan,

Q:ok mau minta waktunya bentar buat wawancra bisa ya pak ya...

A: ya silahkan..

Q: begini pak, menurut bapak proses belajar di upn selama ini bagaimana pak?

A:menurut saya, yang saya tau sudah sesuai dengan yang diharapkan kaprogdi,ya mgkn kendala kendala sedikit masih ada, 123 tapi saya rasa ga masalah,semuanya sudah cukup sesuai dg apa yg dianjurka kaprogdi

Q: dari mahasiswa:

A: mahasiswa g ada kendala, kalo terlambat sudah biasa.. mahaiswa terlambat, tapi ada juga dosen yang terlambat

Q: jadi dari mahasiswa dalam proses belajar mengajar ga ada kendala ya pak?

A: iy saya rasa ga ada, kalo masalah materi kalo kuraang jelas, mahasiswa bisa download di e-learning yah, yang sudah disediakan oleh kampus.

Q:tru sgini pak, disini khan kit apunya media pendidikan.. gimana? apakah media

pendidikan yang sudah ada seperti perpus, lab, proyektior sangat membantu bapak dalam proses belajar mengajar?

A: sangat membantu sekali, spt perpustakaan pusat yah sudah sangt lengkap dan online, jadi tinggal cari aja mudah. Trus perpustakaan fakultas juga ada, selain itu juga ada ruang baca diaman mahasiswa bisa baca baca buku yang ada disana. Itu sangat membantu sekali. Q: jadi yang terakhir pak.. kendala apa yang bapak alami dalam proses belajar mengajar. A:sebenarnya ga ada kendala ya , Cuma ya kita dalam mengajar khan sudah tidak menggunakan ohp, kita menggunakan komputer semuanya, cuma kalo ada

kerusakan sayangnya pihak universitas tidak langsung menanggapi, masih ada banyak

- Perkuliahan sudah bagus..

- Mahasiswa bagus... - Universitas kurang

tanggap akan kerusakan media pendidikan di kelas.


(5)

Nama : Dosen muslimin Mata Kuliah:

- Studi kelayakan bisnis - Sistem informasi

akuntansi 2 Tanggal : 23-11-2010 Jam : 3.45

Tempat : Ruang Dosen, FE2, UPN Veteran Jati

proses dulu yang harus di tempuh. Baru ditangani

Q: jadi menghambat prose perkuliahan pak? A: dibilang menghambat sich juga endak ya.. Cuma kalo kerusakanny aitu ditangani dg langsung khan lebih baik gitu. Jadi Cuma penanganannya aja yang lambat.

Q: oo gitu . ok dech pak.. trima kasih..

Q: selamat sore bapak A: sore

Q: maaf pak kalo boleh saya tau, nama dan materi kuliah yang diajar apa pak?

A: nama saya muslimin, saya mengajar sistem informasi akuntansi 2 dan studi kelayakan bisnis

Q: saya mau minta waktunya sebentar buat wwawancar nich pak...jadi gini menurut bapak bagiaman proses belajar mengajar di upn selama ini pak?

A: jadi gni kita mengajar berdasarkan pedoman, mengacu dari progdi ketentuan yang ada itu terkait dengan kriteria2 dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Ya yang termasuk di dalam itu bagaiman kita memberikan konstribusi pada mahasiswa dalam menyampaikan materi, misalkan kalo awalmengajarkan kita harus menyampaikan rencana dari materi yang akan kita bahas berupa ee... gbpp atau garis besar proses pembahasan materi, jadi dari situ kita nanti menyampaikan materi yang akan kita bahas, dari bab1 sampai terakhir, dari uts sampai uas, trus nanti kemudian ada tambahan tambahan soal buat mahasiswa ya...

Misalnya mata kuliah pengantar akuntansi, khan ada soalnya, itu nanti diberikan kepada ,mahasiswa dikumpulkan minggu depanny dan dijadikan bahasan pada minggu depan itu. Q: nach trus,.. kita nie khan punya media pendidikan ya pak... seperti perpus, proyektor, wifi, dll. Itu apakah membantu bapak dalam

- Fasilitas yang rusak dan tidak langsung ditindak lanjuti

- Mahasiswa kurang disiplin dalam kuliah, suka terlambat dan kurang aktif dalam diskusi


(6)

proses mengajar?

A:sangat sangt membantu sekali, jadi denagn adany media tersebut sangat membantu dosen dalam proses mengajar, jadi mahasiswa yang menggunakan perpustakaan itu nanti akan membantu dosen dalam proses mengajar, jadi nanti ketika prose belajar berlangsung, mahasiswa sudah membaca materi dan ketika diskusi dosen dan mahasiswa sudah siap, mkaren apa, sebelum masuk kuliah

mahasiswa sudah mempelajari dulu membaca dulu materi yang hendak dibahas..begitu pula dengan dosen. Dengan danya sarana lcd, proyektor itu sanagt membantu sekali karena itu kita mengurangi terhadap kita bicara, menulis, jadi paparan yang di lcd itu bisa membuat siswa jelas dan apa yang kita jelaskan ada di lcd.sehingga membantu mahasiswa dalam memahami

Q: jadi secara keseluruhan kendala apa pak dalam prose belajar mengajar?

A: saya kira kalau dari media pendidikan sudah cukup ya.. cuma kadang ya ada yang rusak dan ga langsung dibetulkan ya.. kalo dari mahasiswa ya kurang aktif gitu ya, kalo diskusi 5 orang gitu ya... yang 3 aktif yang 2.. ya gitu lah.. jadi membuat kelompok itu jadi tidak maksimal. Trus ada juga mahasiswa yang tidak disiplin masuk kuliahnya ya...ya kira2 70% lah yang terlambat... ya tapi ga lama kok telambatnya,ini juga kalo

ditegaskan anak anak yang senior senior itu juga ga semangat juga ya.. kalo yang bariu itu masih semangat semangat....

Q: oo gitu ya pak, ya sudah pak, saya rasa cukup.. trima kasih ya pak waktunya


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 101

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 0 55

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 0 55

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN”Veteran” Jatim).

0 0 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran”Jawa timur).

1 2 115

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 86

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntan

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN”Veteran” Jatim)

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 20