PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)

SKRIPSI

 

Oleh

HANUM ATIKA RISWANTI 0613010196/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi”, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya :

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dra. Diah Hari Suryaningrum, MSi, Ak, sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, serta saram umtuk penulis.

6. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

ii 

Peneliti menyadari bahwa apa yang telah disajikan di dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.

Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surabaya, Juli 2010


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1. Akuntansi ... 16

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 16

2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi... 18

2.2.2. Akuntansi Keperilakuan ... 20

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 20


(5)

2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi... 22

2.2.4. Komunikasi ... 23

2.2.4.1. Pengertian Komunikasi... 23

2.2.4.2. Unsur Komunikasi ... 23

2.2.4.3. Tipe Komunikasi... 25

2.2.4.4. Fungsi Komunikasi ... 26

2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 27

2.2.5. Berpikir Kritis... 29

2.2.5.1. Pengertian Berpikir Kritis ... 29

2.2.5.2. Karakteristik Pemikir Kritis... 30

2.2.5.3. Cara Berpikir Kritis... 31

2.2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis... 31

2.2.5.5. Manfaat Berpikir Kritis... 32

2.2.5.6. Berpikir kritis pada Remaja ... 33

2.2.6. Kepribadian ... 34

2.2.6.1. Pengertian Kepribadian... 34

2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian ... 36

2.2.6.3. Teori Kepribadian ... 37


(6)

2.2.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman Akuntansi .. 39

2.2.7.2. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Pemahaman Akuntansi... 40

2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi.. 41

2.3. Kerangka Pemikiran ... 42

2.4. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

3.1.1. Definisi Operasional ... 44

3.1.2. Pengukuran Variabel... 45

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 48

3.2.1. Populasi... 48

3.2.2. Sampel... 48

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.3.1. Jenis Data ... 49

3.3.2. Sumber Data... 50

3.3.3. Metode Pengumpulan Data... 50

3.4. Uji Kualitas Data ... 51

3.4.1. Uji Validitas ... 51

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 52


(7)

3.5.2. Heteroskedasitas ... 53

3.5.3. Autokorelasi... 54

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 54

3.6.1. Teknik Analisis ... 54

3.6.2. Uji Hipotesis ... 55

3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F ... 55

3.6.2.2. Uji t ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58

4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 58

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi... 60

4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 60

4.1.4. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 61

4.1.4.1. Visi... 61

4.1.4.2. Misi ... 61

4.2. Deskripsi Sampel Penelitian... 62

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

4.3.1. Kemampuan Komunikasi... 63


(8)

4.3.3. Kepribadian... 66

4.3.4. Pemahaman Akuntansi... 68

4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 69

4.4.1. Uji Kualitas Data ... 69

4.4.1.1. Uji Validitas ... 69

4.4.1.2. Uji Reliabilitas ... 73

4.4.1.3. Uji Normalitas... 74

4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 75

4.4.2.1. Multikolinearitas ... 75

4.4.2.2. Heterokedasitas ... 76

4.4.3. Analisis Regresi Berganda ... 78

4.4.4. Koefisien Determinasi ... 79

4.4.5. Uji Hipotesis... 80

4.4.5.1. Uji Spesifikasi Model F... 80

4.4.5.2. Uji t ... 81

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 83

4.6. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 88

4.7. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 89

4.8. Keterbatasan Penelitian ... 91


(9)

viii DAFTAR PUSTAKA


(10)

Tabel 1.1. Survey Pendahuluan... 5

Tabel 1.2. IPK hasil Survei Pendahuluan... 7

Tabel 2.1. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 15

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ... 62

Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Responden berdasarkan IPK... 63

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kemampuan Komunikasi... 64

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Berpikir Kritis ... 65

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepribadian... 67

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Pemahaman Akuntansi... 68

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Komunikasi... 70

Tabel 4.9. Hasil uji validitas variabel Berpikir Kritis ... 71

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian ... 72

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi... 72

Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel ... 74

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ... 76


(11)

Tabel 4.18. Hasil uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 81 Tabel 4.19. Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat... 82 Tabel 4.20. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 89


(12)

xi


(13)

Lampiran 2.1. Tabulasi Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) Lampiran 2.2. Tabulasi Variabel Kemampuan Komunikasi (X1)

Lampiran 2.3. Tabulasi Variabel Berpikir Kritis (X2)

Lampiran 2.4. Tabulasi Variabel Kepribadian (X3)

Lampiran 3.1. Data Uji Validitas Variabel Kemampuan Komunikasi (X1)

Lampiran 3.2. Data Uji Validitas Variabel Berpikir Kritis (X2)

Lampiran 3.3. Data Uji Validitas Variabel Kepribadian (X1)

Lampiran 3.4. Data Uji Validitas Pemahaman Akuntansi (Y) Lampiran 4.1. Data Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas

Lampiran 4.2. Data Uji Heterokedastisitas dan Uji Multikolinearitas Lampiran 4.3. Persamaan Regresi

Lampiran 4.4. Uji F dan Uji t


(14)

   

THE EFFECT OF COMMUNICATION SKILLS, CRITICAL THINKING, AND PERSONALITY OF UNDERSTANDING OF ACCOUNTING STUDENTS

(Case Study On Accounting Students UPN "Veteran" East Java)

By :

Hanum Atika Riswanti ABSTRACT

Competition in the world of work today more drastically due to globalization. Accounting higher education as an institution that produces graduates in accounting are required not only to master skills in academics but also the ability in the field of value-added skills in competition in the world of work. In carrying out his work in professional, graduate economics faculty requires sufficient understanding of accounting itself. Understanding accounting is an understanding of a student to understand accounting. Here accounting understanding is measured by value accounting introductory courses, intermediate financial accounting, advanced financial accounting, accounting inspection (audit), and accounting theory.

This research was carried out a survey using primary data from respondents who becomes the object of research. The sample used 61 students of accounting in 2006. Measurement scale used to measure the variables X and Y by using the interval scale that is not only groups but also to measure the magnitude of individual differences in preferences among individuals. While the scale of the preparation technique using semantic difference method (Semantic Differetial Scale). Data were analyzed using multiple linear regression analysis technique with computer tools.

From the analysis it can be concluded that communication skills, critical thinking, and personality influence the understanding of accounting. While critical thinking variables significantly affect students' understanding of accounting. S1 Accounting accounting student understanding is influenced by communication skills, critical thinking, and personality of 68,4%. The rest was influenced by other factors not examined in this study.

Keyword : Communication Skill, Critical Thinking, Personality, and Understanding of accounting student


(15)

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur) Oleh

Hanum Atika Riswanti

ABSTRAK

Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya globalisasi. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di bidang akademik tetapi juga kemampuan dalam bidang skill yang memiliki nilai tambah dalam persaingan di dunia kerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi ini membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Pemahaman akuntansi merupakan pemahaman seorang mahasiswa untuk mengerti tentang akuntansi. Disini pemahaman akuntansi diukur berdasarkan nilai mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, pemeriksaan akuntansi (audit), dan teori akuntansi.

Penelitian ini dilaksanakan secara survey yang menggunakan data primer dari responden yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 61 Mahasiswa akuntansi tahun 2006. Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval yang tidak hanya mengelompokkan individu namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar individu. Sedangkan teknik

penyusunan skala menggunakan metode perbedaan semantik (Semantik Differetial Scale).

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan variabel berpikir kritis berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Pemahaman akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian sebesar 68,4 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : Kemampuan komunikasi, Berpikir Kritis, Kepribadian, dan Pemahaman Akuntansi


(16)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya globalisasi. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di bidang akademik, tetapi juga kemampuan di bidang skill sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja.

Dalam Program Studi Akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal dan pemahaman yang cukup menganai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan juga analisis mengenai laporan keuangan. Sehingga mahasiswa lulusan akuntansi dapat memperoleh pemahaman akuntansi yang cukup sebagai bekal di masa depan.

Dalam melaksanakan pekerjaanya secara professional, lulusan fakultas ekonomi sangat membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Pada umumnya dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa pendidikan tinggi merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Dengan memasuki perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupannya di masa yang akan datang.


(17)

Menurut Soewardjono (1999) dalam Ernawati (2007 : 3) menyatakan bahwa pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi ini dapat diukur dari nilai mata kuliah yang meliputi nilai pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai pemeriksaan akuntansi, dan nilai teori akuntansi.

Kemampuan komunikasi juga dianggap sebagai faktor penting untuk mencapai kesuksesan dalam bidang akuntansi. Pada tahun 1993 ICCA mengeluarkan satuan tugas khusus, yaitu The Skill for The 21th Century Task Force, untuk meneliti masalah yang berhubungan dengan perubahan kebutuhan akuntan pada abad-21. Satuan tugas ini menemukan, bahwa di abad-21, akuntan yang dibutuhkan adalah yang memiliki kompetensi sebagai berikut : keterampilan akuntansi, keterampilan komunikasi, keterampilan negoisasi, keterampilan interpersonal, kemampuan intelektual, pengetahuan manajerial dan organisasi, serta atribut personal. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa kemampuan dalam berkomunikasi lisan sangat diperlukan oleh para akuntan praktisi. Kulberg et al (1989) seperti yang dikutip oleh Aly & Islam (2003) meneliti delapan Kantor Akuntan Publik terbesar (The Big Eight) dan mengidentifikasi tiga kemampuan yang dibutuhkan agar menjadi sukses dalam profesi akuntan, yaitu kemampuan interpersonal, kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual (Suryaningrum, 2007).


(18)

Kemampuan komunikasi seseorang dapat meningkatkan produktivitas individu maupun kelompok. Setiap orang memiliki kecenderungan terhadap gaya komunikasi tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan antara hereditas dan faktor lingkungan seseorang. Lebih jauh, proses komunikasi seseorang dipengaruhi oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi merupakan kombinasi dari berbagai komponen, seperti pola suara, gerak mata, ekspresi wajah. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, gaya komunikasi haruslah fleksibel, disesuaikan dengan situasi dan gaya komunikasi orang yang diajak berbicara (Franksiska, 2006 : 75)

Kepribadian seseorang juga mempengaruhi gaya komunikasi seseorang. Apakah orang itu pendiam, pasif, ceria, ambisius ataupun mudah bergaul. Kepribadian merupakan pola perilaku, pikiran, dan emosi yang unik dan relatif stabil yang dimiliki individu dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan maupun faktor lingkungan dalam kondisi situasional. Faktor keturunan merujuk pada faktor – faktor yang ditentukan sejak lahir. Sedangkan faktor lingkungan merujuk pada budaya tempat individu dibesarkan, kondisi awal individu, norma keluarga dan kelompok sosial serta pengaruh yang dialami individu sepanjang masa hidupnya.

Dunia pendidikan merupakan lahan untuk menggali ilmu maka pemberdayaan sikap “critical thinking” dalam proses belajar mengajar


(19)

merupakan hal yang penting. Menurut Moore (dalam Harnandita, 2008) kemampuan berpikir kritis tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat intelegensi. Anak cerdas belum tentu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik. Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan. Dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis, maka akan terbiasa untuk meneliti sebuah masalah dan menganalisa berbagai solusi untuk menyelesaikan masah tersebut dengan berbasis teori – teori yang rasional.

Pada tingkat Perguruan tinggi, penilaian prestasi akademik dinyatakan dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Adapun predikat kelulusan program sarjana dalam Pedoman Peraturan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur dengan akreditasi A yaitu :

IPK Predikat

1 2,00 - 2,75 Memuaskan

2 2,76 - 3,50 Sangat memuaskan

3 3,51 - 4,00 Dengan pujian (Cum Laude)

Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian peserta didik yang memiliki IPK yang bagus tetapi pada saat menghadapi ujian lisan cenderung untuk tidak dapat mengungkapkannya secara lisan kepada dosen penguji. Sebagian mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi


(20)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur cenderung diam ketika berhadapan langsung dengan dosen pengujinya. Ketika ditanyakan alasannya, subyek menjawab bahwa mereka tidak dapat berpikir jika berhadapan langsung. Subyek lebih suka apabila ujian diadakan secara tertulis, bukan lisan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman akuntansi pada mahasiswa yang diukur dari mata kuliah yang telah ditempuh oleh mahasiswa akuntansi. Sebagaimana hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 25 mahasiswa sebagai sampel pada penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Survey Pendahuluan

Jawaban

No Item Pertanyaan STP TP RR P SP Total

1 1 0 2 15 7 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

Pengantar Akuntansi 4% 0% 8% 60% 28% 100%

2 0 3 7 15 0 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

AKM I 0% 12% 28% 60% 0% 100%

3 0 7 7 10 1 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

AKM II 0% 28% 28% 40% 4% 100%

4 0 5 13 6 1 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

AKL I 0% 20% 52% 24% 4% 100%

5 0 8 11 5 1 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

AKL II 0% 32% 44% 20% 4% 100%

6 0 4 4 16 1 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

Pemeriksaan Audit I 0% 16% 16% 64% 4% 100%

7 0 8 8 6 3 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

Pemeriksaan Audit II 0% 32% 32% 24% 12% 100%

8 0 10 6 8 1 25

Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah

Teori Akuntansi 0% 40% 24% 32% 4% 100%


(21)

Keterangan STP : Sangat Tidak Paham TP : Tidak Paham

RR : Ragu-ragu

P : Paham

SP : Sangat Paham

Berdasarkan hasil survei terhadap 25 mahasiswa akuntansi universitas pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya angkatan 2006 menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi dan 28% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi. Hasil survei untuk mata kuliah AKM I menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM I dan 28% ragu-ragu terahadap mata kuliah AKM I. Hasil survei untuk mata kuliah AKM II menunjukkan bahwa 28% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKM II dan 28% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM II. Hasil survei untuk mata kuliah AKL I menunjukkan bahwa 52% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL I. Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa 32% mahasiswa kurang paham terhadap pemahaman mata kuliah AKL II dan 44% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL II. Hasil survei untuk pemeriksaan mata kuliah Pemeriksaan Akuntasi I menunjukkan bahwa 64% mahasiswa paham dengan pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. Hasil suvei untuk mata kuliah pemeriksaan akuntansi II menunjukkan bahwa 32% mahasiswa tidak paham dengan pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi II


(22)

sedangkan 32% mahasiswa menyatakan ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Hasil survei untuk mata kuliah Teori akuntansi menunjukkan bahwa 40% mahasiswa tidak paham dengan pemahaman mata kuliah Teori akuntansi sedangkan 32% mahasiswa menyatakan paham terhadap pemahaman mata kuliah Teori Akuntansi.

Selain itu Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai hasil Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim yang menempati prosentasi terbesar adalah pada kisaran >3,0 seperti dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.2

IPK hasil survei pendahuluan Mahasiswa Tahun Ajaran 2006 Indeks Prestasi Kumulatif

< 2,5 2,5 – 3,0 > 3,0

0% 16% 84% Sumber : Survei Pendahuluan

Berdasarkan tabel 1.2, menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan akuntansi tahun ajaran 2006 di UPN “Veteran” rata – rata memiliki tingkat IPK yang tinggi, lebih dari 3,0 ada sebesar 84%, jika kita lihat kembali hasil survei pendahuluan, menurut rata-rata mahasiswa akuntansi memilih jawaban ragu-ragu, padahal nilai IPK mereka bagus yaitu di atas 3,0. Hal ini menunjukkan kalau terbukti secara nyata di lapangan kurangnya pemahaman akuntansi pada mahasiswa, karena begitu mereka diuji secara lisan dengan adanya forum diskusi kelas dan tanya jawab, mahasiswa cenderung pasif dan tidak dapat menjawab. Menurut


(23)

Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir (D3C-B).

Dengan adanya fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman pada bidang pokok akuntansi mahasiswa UPN “Veteran” Jatim masih kurang, hal ini diduga disebabkan karena mahasiswa kurang mengetahui potensi yang ada dalam diri mereka sendiri, seingga mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara optimal.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2007) dengan judul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur” menujukkan bahwa Minat, Motivasi, Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar, Media Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi teruji kebenarannya. Sedangkan motivasi tidak memiliki pengaruh yang dominan terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa.

Penelitian ini berguna untuk mengetahui indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang terakreditasi “A” dengan pemahaman akuntansinya. Dalam hal ini apakah indeks prestasi kumulatif yang diperoleh mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Uiversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur telah sesuai dengan pemahaman akuntansinya.


(24)

Dari hasil uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapatlah dikemukakan rumusan masalah yaitu,”Apakah kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah “untuk membuktikan pengaruh kemampuan komunikasi, berpikir kritis dan kepribadian terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan untuk :


(25)

1. Bagi Akademik

Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi, pemikiran kritis dan kepribadian mahasiswa, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal bagi proses belajar mahasiswa.

2. Bagi Peneliti

Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa.

3. Bagi Pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara komunikasi yang baik dan tepat serta berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dimiliki.


(26)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini adalah :

a. Eko Wahyu Saputro (2006)

Judul “Pengaruh Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi”

- Permasalahan : Apakah keinginan memperoleh gelar akuntan,

pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe kepribadian berpengaruh signifikan terhadap motivasi mnyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi?

- Hipotesis : Diduga Keinginan memperoleh gelar akuntan, pemahaman tentang manfaat gelar akuntan dan tipe kepribadian berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi menyelesaikan studi di jurusan akuntansi. Keinginan memperoleh gelar akuntansi berpengaruh paling dominan terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi - Kesimpulan : Keinginan memperoleh gelar akuntan,

pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe kepribadin


(27)

1),

mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Motvasi Menyelesaikan Studi (Y), tidak terbukti kebenarannya. Variabel yang terbukti berpengaruh dominan adalah pemahaman tentang manfaat gelar akuntan (X2).

b. Diah H S dan Nurjanti (2007)

Judul “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui Proses Belajar Mengajar”

- Permasalahan : apakah terdapat perbedaan tingkat ketakutan

berkomunikasi (communication apprehension) antara mahasiswa tingkat baru dengan mahasiswa tingkat akhir.

- Hipotesis : terdapat perbedaan tingkat ketakutan berkomunikasi

lisan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir. - Kesimpulan : pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa

terdapat perbedaan tingkat ketakutan dalam berkomunikasi lisan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir dapat diterima. Hasil mean tingkat ketakutan berkomunikasi lisan mahasiswa baru lebih besar dari pada mahasiswa lama. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa baru lebih takut untuk berkomunikasi lisan sehingga kemampuan berkomunikasi mahasiswa baru lebih rendah dibanding mahasiswa lama.


(28)

 

-

c. Lilik Ernawati (2007)

Judul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur” - Permasalahan :

1. Apakah minat, motivasi, dan potensi tenaga pengajar serta

media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi?

2. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi?

- Hipotesis :

1. Diduga minat, motivasi, kualitas, dan potensi tenaga pengajar serta media pendidikan berpengaruh signifikan tehadap tingkat pemahaman akuntansi.

2. Diduga motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi

- Kesimpulan :

1. Hipotesis yang menyataka bahwa : “Diduga Minat, Motivasi, Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar, Media Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi” teruji kebenarannya.


(29)

2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa : “Diduga motivasi

berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi” tidak terbukti kebenarannya.

d. Agatha Girda Venariesta (2009)

Judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”

- Permasalahan : Apakah minat, kompetensi tenaga, metode pengajaran, serta media pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman pemeriksaan akuntansi pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

- Hipotesis : diduga minat, kompetensi tenaga pengajar, metode pengajaran, dan media pendidikan berpengaruh positif terhaap pemahaman akuntansi.

- Kesimpulan : Hipotesis yang menyatakan bahwa minat,

kompetensi pengajar, dan media pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman pemeriksaan akuntansi tidak terukti kebenarannya. Terjadi pada variabel metode pengajaran hasilnya adalah tidak berpengaruh secara negatif terhadap pemahaman Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) pada mahasiswa akuntansi. Sedangkan variabel minat, kompetensi


(30)

 

pengajar, dan media pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman pemeriksaan akuntansi.

Tabel 2.1

Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat

Analisis 1 Saputro (2006) Pengaruh

Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi Keinginan memperoleh Gelar Akuntansi (X1)

Pemahaman tentang manfaat Gelar Akuntan (X2)

Tipe

Kepribadian (X3)

Motivasi Menyelesaikan Studi (Y) Regresi Linier Berganda 2 Suryaningrum (2007) Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui Proses Belajar Mengajar Komunikasi (Y) Uji Anova 3 Ernawati (2007) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan

Minat(X1)

Motivasi (X2)

Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar (X3)

Media Pendidikan (X4)

Pemahaman

Regresi Linier Berganda


(31)

Nasional “Veteran” Jawa Timur Akuntansi (Y) 4 Venariesta (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Pemeriksaan Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Minat (X1)

Kompetensi Pengajar (X2)

Metode Pembelajaran (X3)

Media Pendidikan (X4)

Pemahaman Pemeriksaan Akuntansi (Y) Regresi Linier Berganda 5 Riswanti (2010) Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur) Kemampuan Komunikasi (X1)

Berpikir Kritis (X2)

Kepribadian (X3)

Pemahaman Akuntansi (Y)

Regresi Linier Berganda

2.1. Landasan Teori 2.2.1 Akuntansi

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi

Ziegel dan Marconi (1989) dalam Akuntansi Keprilakuan (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4) mendefinisikan sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat


(32)

 

waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal da;am proses pengambilan keputusan ekonomi.

Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5).

Accounting Principle Board (APB) Statemen No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara berbagai alternatif (Harahap 2007 : 5)

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengindentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekomomi yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.


(33)

2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi

Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga memiliki bidang – bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam perkembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Materi-materi khusus yang dipelajari dalam bidang studi akuntansi adalah :

a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak diluar perusahaan. (Soemarso 2002 : 7)

b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun ada tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. (Soemarso 2002 : 7)

c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan,


(34)

 

memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. (Soemarso 2002 : 7).

d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. (Soemarso 2002 : 8)

e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan terjadinya keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan perpajakan. (Soemarso 2002 : 8).

f. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)

Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (business aspect) dari administrasi keuangan Negara. (Soemarso 2002 : 9)


(35)

g. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporankepada pemegang saham, kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai, dan pihak-pihak lain. (Soemarso 2002 : 9)

h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioural Accounting)

Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).

2.2.2. Akuntansi Keperilakuan

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keprilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 1 )


(36)

 

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4 )

2.2.3. Pemahaman Akuntansi

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

Agar seorang dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik diperlukanlah suatu pemahaman. Pemahaman seorang mahasiswa akuntansi pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Paham dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Hal ini berarti orang yang memiliki pemahaman akuntansi merupakan orang yang pandai dan mengerti benar akan akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi di ukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan unsur-unsur akuntansi secara umum (Melandy dan Aziza, 2006)


(37)

Jadi, mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami apabila ilmu akuntansi yang diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam keidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan di dunia kerja, dan seberapa mengarti seorang mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari dalam hal ini mengacu pada mata kuliah akuntansi pokok.

2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi

Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam Praptiningsih (2009) adalah :

1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi

3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.


(38)

 

2.2.4. Komunikasi

2.2.4.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis

yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin Communico, yang artinya membagi (Cherry dalam Cangara, 2009).

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa komunikasi merupakan suatu transaksi proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2009)

Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan interaksi antar pribadi, dimana terdapat pertukaran informasi yang bertujuan untuk membangun hubungan antar manusia.

2.2.4.2. Unsur Komunikasi

Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica


(39)

yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Cangara 2009 : 22)

Menurut Cangara (2009) unsur-unsur komunikasi adalah : 1. Sumber

Sering disebut pengirim atau komunikator. 2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

3. Media

Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4. Penerima

Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga


(40)

 

berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi.

2.2.4.3. Tipe Komunikasi

Menurut Cangara (2009 : 30) tipe komunikasi dibagi menjadi empat yaitu :

1. Komunikasi dengan diri sendiri

Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.

2. Komunikasi antarpribadi

Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.

3. Komunikasi Publik

Merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa

Merupakan proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada


(41)

khalayak yang sifatnya msssal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.

2.2.4.4. Fungsi Komunikasi

Harold D. Lasswell (Cangara 2009 : 59) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain :

1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya

2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada

3. Melakukan transformasi warisan social kepada generasi berikutnya.

Selain itu, fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri yaitu :

1. Komunikasi dengan Diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.

2. Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk meningkatkan

hubungan insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

3. Komunikasi Publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat

kebersamaan, memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan meghibur.


(42)

 

4. Komunikasi Massa berfungsi untuk menyebarluaskan

informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.

2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi

Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena adanya gangguan. Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam (Cangara, 2009 : 153), yakni :

1. Gangguan Teknis

Terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mngalami kerusakan.

2. Gangguan Semantik dan Psikologis.

Gangguan Semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena : a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon

bahasa asing sehingga sulit imengertioleh khalayan tertentu.

b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.


(43)

c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana

mestinya, sehingga membingungkan penerima.

d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.

Rintangan Psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. 3. Rintangan Fisik

Rintangan fisik merupakan rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu pancaindra paa penerima.

4. Rintangan Status

Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi.

5. Rintangan Kerangka Berpikir

Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda.


(44)

 

6. Rintangan Budaya

Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi yang disebabkan adanya perbedaan norma, kebebasan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

2.2.5. Berpikir Kritis

2.2.5.1. Pengertian Berpikir Kritis

Harsanto (2005, dalam Harnandita, 2008) menyebutkan bahwa berpikir kritis adalah salah satu cara menjadi orang kritis, dimana diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa keputusan seperti itu diambil. Hal ini tidak jauh berbeda dengan definisi berpikir kritis yang dikemukakan oleh Santrock (2003) yaitu berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah secara lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.

Tahun 1909 John Dewey mengemukakan istilah reflective thinking yang pada saat ini dikenal dengan sebutan berpikir kritis. Menurutnya pada dasarnya berpikir kritis adalah active process (harus dipikirkan, dipertanyakan dan dicari informasinya secara mandiri),


(45)

persistan and careful (tidak langsung loncat kesimpulan tetapi dipikirkan terlebih dahulu), dan ground which support (dipikirkan alasan mempercayai sesuatu serta implikasinya) dengan demikian keterampilan menalar adalah elemen kunci berpikir kritis (Nurfitri, 2008)

Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti yang ada dari sebuah informasi, yang dijadikan dasar untuk memutuskan tindakan atau hal-hal yang akan diyakini.

2.2.5.2. Kharakteristik Pemikir Kritis

Berikut ini adalah indikator berpikir kritis yang disebutkan oleh Wade (1995) adalah :

1. Kegiatan merumuskan pertanyaan 2. Menguji data-data

3. Membatasi permasalahan

4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias.

5. Menghindai pertimbangan yang sangat emosional. 6. Menghindari penyederhanaan berlebihan

7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi. 8. Mentoleransi ambiguitas (Achmad, 2007)


(46)

 

2.2.5.3. Cara Berpikir Kritis

Berpikir kritis bukan hanya berpikir logis dan analitis, tetapi juga rasional dan obyektif. Agar menjadi seorang yang berpikir kritis, ada lima langkah yang harus dilalui, yaitu :

1. Mempunyai sikap berpikir kritis

2. Mengenali dan menghindari hambatan berpikir kritis 3. Mengidentifikasi argument

4. Mengevaluasi sumber informasi

5. Mengevaluasi argumen (Nurfitri, 2008 : 29)

2.2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis

Dalam Harnandita (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis antara lain :

1. Keluarga

Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan anak terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan berpikir kritis. Keluarga sebagai kelompok sosial terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat pendidikan yang paling utama. Dengan adanya perhatian dari orang tua, suasana rumah yang damai, aman, dan sejahtera akan mendukung minat belajar dan hasil belajar serta menunjang anak untuk berpikiran kritis. Sebaliknya apabila suasana rumah kacau akan mengakibatkan minat belajar dan hasil belajar yang buruk serta berpikiran kritis yang tidak berkembang dan cenderung pasif.


(47)

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah ikut membantu dalam membimbing anak agar berhasil dalam kehidupannya. Sekolah dalam hal ini bukan hanya tergantung dari faktor guru, anak dan gedung tetapi semua faktor yang ada dalam hal menunjang berhasilnya pendidikan anak, pembagian jam pelajaran dan disiplin sekolah.

3. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan mengembangkan pikiran kritis dan aktif dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai norma dan adat kebiasaan.

4. Lingkungan Individu

Lingkungan individu meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu lainnya. Lingkungan ini juga dapat mempengaruhi proses belajar dan perkembangan pikiran aktif untuk berpikir kritis.

2.2.5.5. Manfaat Berpikir Kritis

Elder & Paul (1996) menyebutkan bahwa berpikir kritis dapat memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, baik dalam hal pemahaman materi maupun pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya adalah :


(48)

 

1. Mempelajari suatu materi secara mendalam dan lebih bertahan

lama

2. Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari

3. Dapat menghubungkan materi yang dipelajari antar mata kuliah 4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pertanyaan di ruang kuliah 5. Memahami suatu materi dengan lebih baik

6. Mengikuti arahan dosen dengan lebih baik

7. Pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang disampaikan dosen

8. Meningkatkan kemampuan menulis siswa

9. Mampu mengaplikasikan hal-hal yang telah dipelajari di kampus dalam kehidupan sehari-hari

10. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

11. Mampu berkembang secara progresif saat proses pembelajaran.

2.2.5.6. Berpikir Kritis pada Remaja

Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seorang remaja, baik di dalam maupun di ruang kuliah. Berikut ini adalah berpikir kritis yang diperlukan oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari :

1. Mencari dimana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang


(49)

2. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung

argument-argumen yang berbeda.

3. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditentukan. 4. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengar ke

simpulan yang telah ditetapkan berdasarkan bukti-bukti yang mendukungnya.

5. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan makna dari argument yang disampaikan

6. Menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argument tersebut (Sembel, 2008)

2.2.6. Kepribadian

2.2.6.1. Pengertian Kepribadian

Beberapa orang bersifat pasif dan pendiam, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul, kita mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Menurut Robbins (2001), kepribadian seseorang merupakan suatu konsep dinamis yang menggambarkan pertumbuhan dan pengembangan dari system psikologis keseluruhan dari seseorang. Menurut Behling dan Eikel tidak ada cirri kepribadian yang sifatnya umum untuk suatu Negara atau suku bangsa.


(50)

 

Kepribadian menurut Gibson, dkk (1996 : 156) adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderngan yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Dalam mendefinisikan kepribadian ada beberapa prinsip pada umumnya yang diterima ahli psikologi, yaitu :

1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila

tidak demikian maka individu itu tidak akan mempunyai arti. 2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola-pola. Pola ini

sedikit banyak dapat diamati dan diukur.

3. Walaupun kepribadian itu mempunyai dasar biologis, tetai perkembangan khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan kebudayaan.

4. Kepribadian memiliki segi-segi yang dangkal, seperti sentiment atau perasaan mengenai wewenang atau etika kerja.

5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dank has. Setiap orang berbeda dari setiap orang lain dalam beberap hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain.


(51)

2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian

Kepribadian seseorang dewasa sekarang umumnya dianggap terbentuk baik dari faktor lingkungan, dalam kondisi situasional (Robbins, 2001 : 50-52)

1. Keturunan

Tiga arus riset yang berbeda memberikan beberapa kredibilitas kepada argumen bahwa hereditas atau keturunan memainkan satu bagian penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Arus pertama melihat pada tiang fondasi genetik dan perilaku dan tempramen manusia di kalangan anak-anak kecil. Arus kedua mengemukakan studi tentang dua anak kembar yang dipisahkan pada saat lahir. Arus ketiga memeriksa konsistensi dalam kepuasan jabatan sepanjang waktu dan sepanjang situasi.

2. Lingkungan

Diantara faktor-faktor yang memberikan tekanan pada informasi kepribadian adalah budaya. Lingkungan memainkan satu peran penting dalam membentuk kepribadian kita.

3. Situasi

Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seorang individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten, justru berubah


(52)

 

dalam situasi-situasi berbeda. Permintaan yang bervariasi dari situasi yang berbeda menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang.

2.2.6.3. Teori Kepribadian

Pendekatan teoritis dalam Gibson, dkk (1996 : 157) yang banyak memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

1. Pendekatan ciri/sifat (trait Theories)

Menurut Allport, ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan individu. Ciri (Trait) didefinisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.

2. Teori Psikodinamis

Teori psikodinamis menurut Freud adalah susunan personalitas atau kepribadian seseorang itu dapat menjelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Freud percaya bahwa ada tiga hal penting yang saling berhubungan, dan berlawanan (konflik). Ketiga hal tersebut adalah :

a. Identitas Diri (ID)

Merupakan bagian dari kepribadian primitif dan tidak sadar, yang menjadi gudang bagi perangsang pokok. Bagian ini bekerja secara tidak rasional dan impulsif,


(53)

tanpa mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan itu mungkin atau dapat diterima secara moral.

b. Superego

Adalah gudang nilai-nilai individu termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Superego dapat disamakan dengan hati nurani.

c. Ego

Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan fisik dan sosial. Suatu gambaran mengenai apa yang akan menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi dalam dunia yang dialaminya. Bagian dari tugas ego adalah memilih tindakan yang member keputuasan kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki.

3. Teori Humanistik

Teori ini menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya. Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah

Humanistic atau terpusat pada orang (people centered). Ia menasehatkan agar kita mendengarkan apa dikatakan orang mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan serta arti dari pengalaman orang-orang tersebut. Roger


(54)

 

berkeyakinan bahwa perangsang organism manusia yang paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi yang melekat pada dirinya.

2.2.7. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 2.2.7.1.Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman Akuntansi

Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari penajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini dimasudkan agar mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Demikian pula dalam hal penyampaian materi. Agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik, pengajar hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga hendaknya mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak (dalam hal ini adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh komunikator (pengajar) (Cangara, 2009).

Menurut Teori Analisis Transaksional yang dikemukakan oleh Eric Berne, dalam konteks komunikasi, Analisis Transaksional dapat diartikan sebagai mengurai secara sistematis proses pertukaran pesan yang bersifat timbal balik di antara perilaku komunikasi. Dalam Analisis Transaksional, akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri individu ketika melakukan komunikasi dengan seseorang


(55)

dan bagaimana kita mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan aspek-aspek yang terkait dengan komunikasi yang sedang berlangsung (Santoso dan Setianingsih, 2010).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemahaman setiap individu, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kemampuan komunikasi juga berpengaruh tehadap pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.

2.2.7.2. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Pemahaman Akuntansi

Berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Pengembangan berpikir kritis merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah menjamin mahasiswa dapat berpikir efektif (Nurfitri, 2008). Menurut Freud, dalam diri seseorang terdapat tiga hal penting yang saling berhubungan dan berlawanan konflik. Ego yang berfungsi sebagai penengah merupakan gambaran dari seseorang mengenai suatu kenyataan fisik dan sosial. Sehingga ia berperan dalam memilih tindakan yang memberi keputusan tanpa menimbulkan akibat yang tidak sesuai dengan hati.

Menurut Santrock (dalam Wardani, 2003) berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka jelas, dan berdasarkan fakta.


(56)

 

Seorang pemikir kritis harus mampu memberikan alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Mahasiswa seharusnya mengoleksi pengetahuan dengan kualitas pemahaman yang lebih baik. Dengan penarapan cara berpikir kritis, diharapkan mahasiswa mampu memahami materi terlebih dahulu dan berpikiran aktif terhadap materi-materi yang diberikan oleh pengajar sehingga dapat menambah peningkatan pemahaman akuntansinya. Dengan demikian terdapat pengaruh positif antara berpikir kritis dengan pemahaman akuntansi pada mahasiswa.

2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi

Menurut Teori Humanistik yang ditentukan oleh Freud, kepribadian disebabkan oleh karena orang-orang yang menghadapi rangsangan fundamental, sebuah pertempuran berkelanjutan antara kedua bagian dari kepribadian yakni apa yang dinamakan dengan The ID dan Superego yang dimoderasi oleh ego (Gibson, dkk, 1996). Menurut teori ini, pengajar harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, pengajar harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Combs (1912-1999) berpendapat bahwa yang penting ialah bagaimana membuat siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya (Anonim, 2009).


(57)

Dengan demikian tampak bahwa kepribadian setiap siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi yang diperolehnya.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka diagram kerangka pemikiran dari penelitian adalah :

Kepribadian (X3)

Berpikir Kritis (X2)

Kemampuan Komunikasi (X1)

Pemahaman Akuntansi (Y)

Regresi Linier Berganda

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


(58)

 

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :

“Kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”


(59)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Nazir (2005 : 126) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Terikat (X)

Variabel terikat dalam penelitian ini antara lain : 1. Kemampuan Komunikasi (X1)

Kemampuan komunikasi tidak hanya mengacu pada cara dimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi meliputi banyak hal seperti bagaimana cara kita menanggapi lawan bicara, gerakan tubuh, serta mimik muka, nada suara kita dan banyak hal lainnya.

2. Berpikir Kritis (X2)

Berpkir kritis merupakan penggalian makna suatu masalah secara lebih medalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.


(60)

 

3. Kepribadian (X3)

Kepribadian merupakan cirri khas seseorang atau karakteristik individu yang membedakan orang tersebut dengan orang lain 2. Variabel Bebas (Y)

Untuk variabel bebas (Y) penelitian ini adalah : Pemahaman Akuntansi (Y)

Mengacu pada pengertian dan pemahaman mahasiswa tentang akuntansi. Dalam hal ini, seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap ilmu akuntansi yang telah dipelajari diukur dari pemahaman dalam mata kuliah akuntansi pokok.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval, (Sekaran, 2006; 18) yang tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar individu.

Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode perbedaan semantik (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono, 2004; 25).


(61)

Variabel Kemampuan Komunikasi (X1) diukur dengan

menggunakan skala Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Pernah Selalu

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu dengan pertanyaan yang di berikan.

Variabel Berpikir Kritis (X2) diukur dengan menggunakan skala

Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Pernah Selalu

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu dengan pertanyaan yang diberikan.


(62)

 

Variabel Kepribadian (X3) diukur dengan menggunakan skala

Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Pernah Selalu

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu dengan pertanyaan yang diberikan.

Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) diukur dengan menggunakan skala Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Paham Sangat Paham

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung setuju dengan pertanyaan yang diberikan.


(63)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.2. Populasi

Menurut (Sumarsono 2004:44) populasi adalah kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri atau kharakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek orang lain, dan kelompok tersebut dikenai generalisasi dari penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur kelas pagi tahun ajaran 2006 yang telah mendaftar untuk mengikuti bimbingan skripsi, yaitu sebanyak 159 orang.

3.2.3. Sampel

Menurut (Sumarsono 2004 : 91) sampel merupakan bagian dari sebuah populasi, yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono, 2006 : 93). Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil digunakan persamaan rumus SLOVIN (1960) yang dikutip Sevilla (1994) dalam Umar (2009), yaitu :


(64)

 

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi yang diambil ( 159 mahasiswa)

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 10 %

Maka :

       

n = 61 mahasiswa

Sehingga jumlah sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini sebanyak 61 mahasiswa.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.2. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan (Umar, 2009 : 42). Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini digunakan untuk proses lebih lanjut (Umar,


(65)

2009 : 42). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari biro admik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa data jumlah mahasiswa beserta IPK masing-masing mahasiwa.

3.3.3. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Observasi langsung

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara atau kuesioner.

b. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden yang diteliti untuk mendapat keterangan.

c. Kuesioner

Adalah daftar pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden yang menyangkut dengan masalah penelitian. Dari


(66)

 

jawaban responden kemudian diberikan nilai atau skor. Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31). Uji validitas ini menggunakan tekhnik korelasi Pearson product moment dengan tingkat signifikansi 5% yakni mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total variabelnya.

Pengambilan keputusan :

Bila nilai probabilitas < 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut valid.


(67)

Bila nilai probabilitas > 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sumarsono, 2004 : 34). Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik cronbach alpha, (Ghozali, 2006:44) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

 Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir variabel tersebut reliabel.

 Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004 : 43)


(68)

 

3.5. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap uji asumsi klasik yang meliputi asumsi multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) artinya pengambilan keputusan uji-F dan uji-t tidak boleh bias.

3.5.1. Multikolinearitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi linier antar variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu :

I. Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

II. Jika besaran VIF >10, maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2006 : 95-96).

3.5.2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu


(69)

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2006:105). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

3.5.3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali 2006:99) Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu (time series data).

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis

Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen (Y) dengan tiga variabel independen (X1, X2

dan X3).

Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e (Nazir, 2005 : 463)


(70)

 

Y = Pemahaman Akuntansi

X1 = Kemampuan Komunikasi

X2 = Berpikir Kritis

X3 = Kepribadian

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi variabel X1, X2, X3

e = Standart error

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F

Menurut Anonim (2009; L-22) Pengujian hipotesis spesifikasi model untuk model regresi yang digunakan dengan variabel X1, X2

dan X3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

H1 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui

pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k] Dimana:

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel


(71)

Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05

3. Dengan nilai F hitung :

(Anonim, 2009 : L-22) 4. Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji F adalah :

 Ho diterima jika Fhit≤ Ftab  Ho ditolak jika Fhit≥ Ftab

3.6.2.2. Uji t

Menurut Anonim (2009; L-21) Uji keberartian koefisien dilakukan dengan statistik t. Uji dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y :

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata diantara X1, X2

atau X3 terhadap Y)

H1 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X1, X2 atau X3 terhadap

Y)

Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas [n-k] Dimana:

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel Kriteria kesimpulan :


(72)

 

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05

3. Dengan nilai t hitung :

Keterangan :

thit = t hasil perhitungan

bj = Koefisien Regresi

se(bj) = Standart eror

4. Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t student dua sisi.  H0 diterima jika – ttab≤ thit≤ ttab


(73)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh para vetran pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya

Mulai tanggal 1 April 1996 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi toga fakultas Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia, berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No. 062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnya pada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan


(74)

59

UPN “Veteran” Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta, menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi


(1)

92

1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.

2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara langsung.

3. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa masih ada pengaruh variabel lain selain yang masih diungkapkan oleh peneliti, sehingga diharapkan untuk penelitian yang akan datang hendaknya menggunakan variabel lain yang juga mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

4. Populasi yang diambil hanya berasal dari satu universitas saja yaitu UPN “Veteran” Jawa Timur, hal ini mempengaruhi generalisasi hasil penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut :

1. Bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengatahui pengaruh kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bahwa variabel berpikir kritis yang mempunyai pengaruh signifikan (nyata) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bahwa variabel kemampuan komunikasi dan kepribadian tidak mempunyai pengaruh signifikan (tidak nyata) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.


(3)

94

5.2. Saran

Berdasarkan Hasil Penelitian dan Pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan diatas, Peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa hendaknya lebih aktif pada saat berkomunikasi dan menciptakan komunikasi yang baik dengan dosen pengajar khususnya pada saat pembelajaran.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan tema sejenis diharapkan dapat menambah variabel lain yang tidak diteliti dan memperluas obyek penelitian khususnya dengan universitas-universitas lain yang ada di Surabaya.

c. Bagi Akademik

Diharapkan untuk memperhatikan kurikulum pembelajaran khususnya untuk program studi Akuntansi agar lebih meningkatkan kemampuan komunikasi pada mahasiswa mengingat kemampuan komunikasi merupakan salah satu persyaratan dalam setiap jenis profesi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief., 2007, “Artikel : Memahami Berpikir Kritis” , http://re-searchengines.com/1007arief3.html, diakses pada tangal 5 Mei 2010. Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi

Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

_______, 2009, Teori Belajar Humanistik, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:j1VK7AQCB

DIJ:trimanjuniarso.files.wordpress.com/, diakses pada 6 Mei 2010. Bustamam, Nurfitri., 2009, “Metode Mengajar untuk Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kritis pada Mahasiswa Kedokteran”. Bina Widya Majalah Ilmiah UPN Veteran Jakarta Vol 19 No. 1 Edisi April 2008, hal 26-36

Cangara, Hafied., 2009, Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ernawati, Lilik., 2007, “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jatim”. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Franksiska, Rosaly., 2006, “Communication Skill”. Bima Ekonomi Vol. 10 No. 1, Januari 2006. Hal 75-85

Ghozali, Imam,. 2006, Implikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gibson, Donelly, dan Ivencevich, 1996, Organisasi : Perilaku, Struktur,

Proses, Edisi Kedelapan, Penerbit Media Komputindo, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri., 2007, Teori Akuntansi, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta.

Harnandita, Rizki Wahyu., 2008, “Dinamika Berpikir Kritis Siswa SMU saat Proses Belajar Mengajar”, Skripsi Universitas Airlangga, Surabaya.

Ikhsan, Ishak, 2005, Akuntansi Keprilakuan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(5)

Melandy, dan Aziza., 2006, “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus 2006, Padang.

Nazir, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Paul, and Elder., 1996, “ Critical Thinking Development : A Stage Story”, http://criticalthinking.org/articles/ct-development-a-stage-theory.chm, diakses tanggal 1 Mei 2010

Praptiningsih, Elok, 2009, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa terhadap Pemahaman Akuntansi di UPN Veteran Jawa Timur”, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya.

Robbins, Stephen P., 2001, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Kedelapan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Santoso, dan Setiansah., 2010, Teori Komunikasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Saputro, Eko Wahyu,. 2006, Pengaruh Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Sekaran, Uma., 2006, Research Method for business, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sembel, Roy., 2008, “Berpikir Kritis”, http://lensakomunika.blogspot.com/2008/11/berpikir-kritis.html,

diakses pada tanggal 5 Mei 2010.

Soemarso, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku I Edisi Lima Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Edisi Revisi Penerbit C.V. ALFABETA, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(6)

Suryaningrum, dan Takarini, 2007, “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui Proses Belajar Mengajar”, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 7 No. 2 September 2007, Hal 1- 14. Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan tesis Bisnis,

Edisi Kedua, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Venariesta, Agatha Grida., 2009, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jawa Timur.

Wardani, L.K., 2003, “Berpikir Kritis Kreatif (Sebuah Model Pendidikan di Bidang Desain Interior)”, Universitas Kristen Petra, http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/ diakses pada Januari 2010.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 3 107

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 88

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 101

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 86

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 135

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 25