PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN TITRASI ASAM BASA SESUAI DENGAN TUNTUTAN KURIKULUM 2013.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK
MENINGK ATK AN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PENGAJARAN TITRASI AS AM BASA SESUAI
DENGAN TUNTUTAN K URIK ULUM 2013

Oleh:
David Julianto Sirait
NIM 4101131005
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan penyertaannyaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pengajaran Titrasi Asam Basa Sesuai
Dengan Tuntutan Kurikulum 2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof.
Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D, sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran kepada
penulis sejak awal penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Dan kepada
Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S sebagai dosen pembimbing akademik selama
penulis menjalani perkuliahan di UNIMED. Ucapan terima kasih kepada Dr.
Marham Sitorus, M.Si, Drs. Kawan Sihombing, M.Si, dan Drs. Marudut Sinaga,

M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran
dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh Bapak
dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED serta kepala
sekolah dan pihak guru di MAN 1 Medan, SMA Negeri 3 Medan dan SMA St.
Thomas 1 Medan yang telah membantu dalam proses penelitian.
Dan yang sangat teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua Rinto Sirait dan Nurlince Br. Hutagalung, terima kasih untuk
segala doa, jerih payah dan perjuangan selama ini dalam menyekolahkan penulis
dan yang selalu mendukung dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa juga kepada
abang dan kakak penulis Herdiman Sirait dan Liska Hutabarat, Linayanti Sirait,
S.Pd, dan Candra Wanton Simbolon, Janter Parulian Sirait, Andri Gunawan Sirait,
S.Pd, yang telah memberi semangat dan dukungan demi terselesainya studi

v

penulis. Dan juga kepada bere tercinta Maria Agnes Simbolon yang menambah
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terkhusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Lisnawaty Gultom
yang memberi warna dalam menjalani di dalam maupun luar kampus yang banyak
membantu, menjadi penyemangat dan selalu memotivasi dalam penyelesaian

skripsi ini. Dan kepada Paduan Suara Ostentus yang menjadi wadah penulis dalam
berorganisasi dan melayani Tuhan Yesus Kristus dalam nyanyian paduan suara,
yang telah banyak memberikan pelajaran kepada penulis baik dalam hal
berorganisasi dan kerohanian serta membantu mengubah pola pikir menjadi lebih
baik. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih rekan-rekan PS.Ostentus
(K’Endang, K’Natha, Bernike, Febri dan B’Vladilen) buat segala motivasi dan
dukungannya. Dan juga buat teman-teman DIK A 2010 (Dine, Ing, dll) juga
sahabat SEHAK (Jhon, Kartomo, Junior, One dan Tri) dan teman seperjuangan
Desi Tejawati terima kasih buat empat tahun ini, untuk partisipasi, dukungan dan
motivasi serta doa dalam penyelesaian skripsi ini. Juga terima kasih buat Unok
Abdon yang selalu mendukung dan kepada seluruh pihak yang membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,


Juli 2014

Penulis

David Julianto Sirait
NIM. 4101131005

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013
Tabel 2.2. Kelompok Mata Pelajaran Wajib dalam Kurikulum
SMA/MA
Tabel 2.3. Struktur Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum
SMA/MA
Tabel 2.4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
kimia kelas XI berdasarkan kurikulum 2013.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Pengembangan Modul

Pembelajaran Inovatif Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pengajaran Titrasi
Asam Basa
Tabel 3.2. Analisis kesesuaian materi buku ajar kimia SMA
dengan Kurikulum 2013
Tabel 4.1. Analisis Awal Buku Ajar Kimia SMAKelas XI IPA
Berbagai Penerbit
Tabel 4.2. Analisis kelayakan isi, keluasan materi, kedalaman
materi, kelayakan desain dan kelayakan bahasa buku
ajar kimia SMA kelas XI IPA
Tabel 4.3. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia
Tabel 4.4. Inovasi pembelajaran yang terintegrasi di dalam modul
ajar hasil pengembangan
Tabel 4.5. Komponen-komponen diintegrasikan dalam modul
inovatif
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Pengembangan Modul Inovatif Oleh
Dosen, Guru dan Siswa
Tabel 4.7. Hasil belajar siswa berdasarkan evaluasi awal (pretest)
pada pengajaran titrasi asam basa
Tabel 4.8. Hasil belajar siswa dan standar deviasi berdasarkan

evaluasi belajar post test 1
Tabel 4.9. Hasil Motivasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Tabel 4.10. Persentase Efektivitas Penggunaan Modul
Pembelajaran Inovatif

Halaman
20
21
22
26
37

42
44
46

50
51
52

53
54
55
56
56

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik titrasi asam kuat oleh basa
Gambar 2.2. Grafik titrasi asam lemah oleh basa kuat
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian dari Pengembang dan
Penerapan Modul Pembelajaran Inovatif Pada
Pengajaran Titrasi Asam Basa

Halaman
31
33
40


x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7.1
Lampiran 7.2
Lampiran 7.3
Lampiran 7.4
Lampiran 7.5
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11

Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25

Halaman
Silabus
63
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

65
Instrumen Penelitian
72
Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
75
Angket Penilain Modul Kimia Inovatif Oleh Dosen
76
Dan Guru
Angket Penilaian Modul Oleh Siswa
88
Analisis Standar Isi Buku Kode A Pokok Bahasan
89
Titrasi Asam Basa
Analisis Standar Isi Buku Kode B Pokok Bahasan
90
Titrasi Asam Basa
Analisis Standar Isi Buku Kode C Pokok Bahasan
91
Titrasi Asam Basa
Analisis Standar Isi Buku Kode D Pokok Bahasan

92
Titrasi Asam Basa
Analisis Standar Isi Buku Kode E Pokok Bahasan
93
Titrasi Asam Basa
Tabel Pengelompokan Kelas Tinggi dan Rendah
94
Uji Normalitas Data Pretest
100
Uji Normalitas Data Postest
102
Uji Homogenitas Data
104
Uji Hipotesis
105
Hasil Penilaian Modul Oleh Dosen
109
Hasil Penilaian Modul Oleh Guru
113
Hasil Penilaian Modul Oleh Siswa
117
Hasil Total Penilaian Modul
118
Persentase Peningkatan Hasil Belajar
119
Persentase
Efektivitas
Penggunaan
Modul
120
Pembelajaran Inovatif
Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
121
Hasil Penilaian Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
123
Perhitungan Rata-rata Hasil Motivasi Siswa
129
Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
131
2
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X )
132
Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F)
133
Modul Pembelajaran Inovatif
136
Dokumentasi Penelititan
171

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2013 sangat diperlukan terutama dalam
peningkatan kompetensi lulusan secara terpadu pada kompetensi kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sehingga akan diperoleh lulusan yang lebih kreatif, inovatif,
dan juga lebih produktif. Pemberlakuan Kurikulum 2013 perlu didukung oleh
bahan ajar yang sesuai berupa pengadaan materi ajar yang bermutu.
Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan
tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Buku-buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa
harus benar-benar teruji kualitasnya sebagai sumber dan media pembelajaran.
Setiap buku pelajaran yang akan digunakan di sekolah-sekolah harus sudah
melalui proses penilaian buku pelajaran sebagai pengendali mutu buku pendidikan
yang berstandar nasional. Materi ajar kimia yang disajikan di dalam buku ajar
kimia harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, inovatif, memotivasi
belajar mandiri, selaras dengan capaian kompetensi yang terdapat di dalam
kurikulum (Situmorang, 2013). Dengan demikian untuk mendukung kurikulum
tersebut diperlukan bahan ajar yang berupa modul pembelajaran inovatif.
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang
dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu
modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran pengajar secara
langsung. Modul yang dikembangkan harus mampu meningkatkan motivasi
peserta didik dan efektif dalam mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
dengan tingkat kompleksitasnya (Asyhar, 2012). Beberapa hasil penelitian
mengenai pengembangan bahan ajar Kimia SMA menunjukkan bahwa buku ajar
kimia hasil inovasi dapat menolong siswa didalam pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Siswa sangat tertarik menggunakan buku

2

ajar hasil inovasi dalam pembelajaran. Dalam penelitiannya persentase pencapaian
hasil belajar siswa kelompok eksperimen memiliki rata-rata 84,44±8,33,
sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62, dan keduanya berbeda nyata
(Situmorang, 2013).
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau
lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Oleh karena
itu, pengembangan suatu modul inovatif dalam pembelajaran kimia sangat
dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi
pembelajaran. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa dengan menggunakan
modul

pembelajaran

dapat

meningkatkan

hasil

belajar

siswa.

Dalam

penelitiannya, persentase peningkatan hasil belajar kelompok tinggi yang
menggunakan modul sebesar 59,07% sedangkan kelompok tinggi yang tidak
menggunakan modul sebesar 53,48%. Sementara itu pada kelompok rendah,
persentase peningkatan hasil belajar dengan menggunakan modul sebesar 62,42%
sedangkan yang tidak menggunakan modul sebesar 54,49% (Sinaga, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul
pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI juga
membuktikan bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi
siswa sebanyak 23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah
sebanyak 48,662 % .
Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA mengganggap mata pelajaran
kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu
untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Hal ini dapat disebabkan
oleh penyajian materi sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga siswa
kurang menguasai konsep dasar kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi tidak
menarik lagi bagi kebanyakan siswa. Tidak tersedianya bahan ajar standar sesuai
tuntutan kurikulum semakin membuat siswa sulit belajar kimia (Yusfiani dan
Situmorang, 2011)
Pembelajaran yang diterapkan saat ini berfokus pada pemahaman konsep
sains saja, sehingga siswa tidak memiliki gambaran penerapan konsep pada dunia

3

nyata. Karena itu, pembelajaran saat ini belum dapat mengasah kemampuan
analisis, kepekaan terhadap permasalahan, serta melatih pemecahan masalah. Dari
hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat diketahui bahwa siswa mengerti
atau paham dengan konsep yang diajarkan, tetapi mereka tidak mengetahui
manfaat atau penerapan dari pokok bahasan yang dipelajari. Oleh karena itu,
diperlukan pembelajaran yang dapat membuat siswa paham tentang pokok
bahasan yang disampaikan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Perlu upaya konkret untuk mendesain pembelajaran yang memberi
kemudahan kepada siswa dalam memecahkan soal serta membimbing siswa untuk
mengkaitkan sains dalam kehidupan nyata secara kreatif pada kompetensi titrasi
asam basa. Materi titrasi asam basa banyak memuat kerja laboratorium dan
kegiatan luar sekolah yang dapat mendukung teori yang terkandung. Penerapan
modul ajar yang inovatif pada pengajaran titrasi asam basa sangat diperlukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dan mencoba mengembangkan modul pembelajaran inovatif dalam
pembelajaran

kimia.

Penelitian

ini

berjudul

“Pengembangan

Modul

Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pengajaran Titrasi Asam Basa Sesuai Dengan Tuntutan Kurikulum 2013”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul
pembelajaran inovatif sesuai kurikulum 2013.

1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
terdapat beberapa masalah yang akan menjadi ruang identifikasi masalah dalam
penelitian yaitu :

4

1.

Bagaimana cara membuat modul pembelajaran yang inovatif pada topik
titrasi asam basaa agar memenuhi sesuai kurikulum 2013 dan meningkatkan
hasil belajar siswa?

2.

Komponen apa saja yang dapat diintegrasikan dalam modul kimia pada
pengajaran kimia agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum
2013?

3.

Bagaimana susunan materi kimia untuk bahasan titrasi asam basa di dalam
modul pembelajaran agar kompetensi pedagogik dapat tercapai?

4.

Kegiatan laboratorium apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran titrasi
asam basa agar kompetensi psikomotor dapat tercapai?

5.

Kegiatan luar kelas apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran titarasi asam
basa agar kompetensi afektif dapat tercapai?

6.

Apa saja media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif
agar dapat dipergunakan pada pembelajaran titrasi asam basa?

7.

Bagaimana cara menstandarisasi modul pembelajaran inovatif agar standar
dan dapat dipergunakan dalam pengajaran kimia?

8.

Bagaimana

keefektifan

modul

pembelajaran

hasil

inovasi

dalam

meningkatkan hasil belajar siswa siswa SMA?
9.

Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul
pembelajaran

hasil

inovasi dalam

pembelajaran

titrasi asam

basa

dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa yang tidak meggunakan
modul hasil inovasi?

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Apakah modul pembelajaran inovatif pada topik titrasi asam basa sesuai
dengan kurikulum 2013 dan meningkatkan hasil belajar siswa?

2.

Apa saja komponen yang dapat diintegrasikan dalam modul kimia pada
pengajaran kimia agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum
2013?

5

3.

Apakah susunan materi pada bahasan titrasi asam basa sudah sesuai untuk
mencapai kompetensi pedagogik?

4.

Apakah kegiatan laboratorium pada bahasan titrasi asam basa sudah sesuai
untuk mencapai kompetensi psikomotor?

5.

Apakah kegiatan luar sekolah pada pengajaran titrasi asam basa sudah sesuai
untuk mencapai kompetensi afektif?

6.

Apa saja media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif
agar dapat dipergunakan pada pembelajaran titrasi asam basa?

7.

Apakah modul pengajaran inovatif sudah standar dan dapat dipergunakan
untuk pengajaran kimia?

8.

Apakah modul pembelajaran kimia hasil inovasi pada topik titrasi asam basa
efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

9.

Apakah modul pembelajaran inovasi pada topik titrasi asam basa dapat
meningkatkan motivasi belajar pada pengajaran titrasi asam basa?

1.5. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.

Menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada topik
titrasi asam basa sesuai dengan standar.

2.

Penyusunan modul pembelajaran inovatif akan dikembangkan dari minimal 5
buku kimia yang digunakan di SMA tempat penelitian.

3.

Modul Pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen Kimia, guru kimia
dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran yang standar.

4.

Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas.

5.

Melihat dan menilai bagaimana motivasi siswa.

6

1.6. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mendapatkan modul pembelajaran inovatif yang standar sesuai
kurikulum 2013 dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2.

Unuk mengetahui komponen-komponen yang dapat diintegtrasikan pada
modul agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013.

3.

Untuk mengetahui susunan materi yang standar sesuai kurikulum 2013 pada
modul agar tercapai kompetensi pedagogik.

4.

Untuk mengetahui kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan agar tercapai
kompetensi psikomotor.

5.

Untuk mengetahui kegiatan luar kelas yang dapat dilakukan agar kompetensi
afektif dapat tercapai.

6.

Untuk mengetahui apa media pembelajaran yang sesuai pada modul
pembelajaran inovatif agar dapat dipergunakan pada pembelajaran titrasi
asam basa.

7.

Untuk menstandarisasi modul pembelajaran inovatif sesuai kurikulum 2013
agar dapat dipergunakan dalam pengajaran kimia.

8.

Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inovatif efektif digunakan
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

9.

Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inovatif dapat meningkatkan
motivasi siswa.

1.7. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.

Bagi Peneliti
Merupakan suatu pengalaman yang berharga dapat menganalisis buku serta
mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif.

2.

Bagi Guru
Memberi informasi dan masukan serta membantu dalam penyampaian materi
pelajaran kepada siswa.

7

3.

Bagi Siswa
Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat belajar serta
kemandirian siswa.

4.

Bagi peneliti selanjutnya
Memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran khususnya pembelajaran kimia.

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Modul pembelajaran inovatif pada pengajaran titrasi asam basa yang disusun
oleh peneliti telah memenuhi standar berdasarkan kurikulum 2013 dari segi
isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan sebagai media pembelajaran
berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu 2 dosen kimia
UNIMED, tiga guru kimia yaitu guru kimia di sekolah MAN 1 Medan, SMA
Negeri 3 Medan dan SMA Santo Thomas 1 Medan, serta 25 siswa kelas XII
IPA 2 SMA N 1 Percut Sei Tuan dengan nilai 3,62 yang berarti modul valid,
tidak perlu direvisi dan layak digunakan. Modul pembelajaran inovatif
memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan buku teks kimia pada pengajaran titrasi asam basa. Peningkatan hasil
belajar siswa pada kelompok eksperimen (menggunakan modul inovatif)
(89,09 ± 4,81) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (80,67 ± 5,41).
Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah
54,81% lebih tinggi dari kelas kontrol yakni sebesar 48,25%.
2. Dalam modul pembelajaran inovatif materi titrasi asam basa dapat
diintegrasikan beberapa komponen agar memenuhi standar kompetensi lulusan
(SKL) kurikulum 2013 yaitu kegiatan laboratorium, kegiatan luar sekolah, dan
media pembelajaran.
3. Susunan materi titrasi asam basa yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
yaitu pengertian titrasi asam basa, penentukan indikator yang tepat digunakan
untuk titrasi asam dan basa, grafik titrasi asam basa, perhitungan titrasi dan
pembuatan grafik titrasi dari data hasil percobaan titrasi
4. Kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan pada materi titrasi asam basa
agar meningkatkan psikomotorik siswa adalah praktikum penentuan
konsentrasi asam klorida melalui titrasi

59

5. Kegiatan luar sekolah yang dapat dilakukan agar meningkatkan afektif siswa
yaitu observasi kadar asam asetat yang dipasarkan dan mencari beberapa
informasi dari beberapa sumber mengenai aplikasi titrasi asam basa baik
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran
inovatif adalah power point yang dapat mempermudah penyampaian konsep
yang telah disusun pada modul pembelajaran.
7. Modul pembelajaran inovatif distandarisasi oleh dosen, guru dan siswa dengan
cara memberikan angket penilaian yang sesuai dengan standar BSNP.
8. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam proses
pembelajaran dibandingkan dengan buku teks kimia. Tingkat efektivitas
kelompok tinggi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
(95,60% > 89,24%). Demikian halnya untuk kelompok rendah, pencapaian
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (96,75% >
86,78%). Secara keseluruhan

tingkat efektivitas

kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelas kontrol (96,18% > 88,01%).
9. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar siswa yang lebih
baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Hasil pengukuran
terhadap motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen (82,05) lebih tinggi
dari kelas kontrol (78,56)

60

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:
1. Sebelum mengunakan buku teks atau modul sebagai media pembelajaran
sebaiknya guru memeriksa apakah buku tersebut layak dan sesuai dengan
tujuan kurikulum agar standar kompetensi lulusan dapat tercapai dengan baik.
Disamping itu guru juga harus memperhatikan komponen dalam buku teks
atau modul tersebut agar meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa.
2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran kesetimbangan kimia perlu
direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena
dapat meningkatkaan aktivitas, kemandirian dan motivasi siswa secara umum
sehingga siswa memahami konsep dan lama mengingat pelajaran tersebut.
3. Kepada peneliti

yang akan datang yang ingin mengembangkan modul

pembelajaran inovatif agar lebih banyak menganalisis buku kimia dan
mengembangkan modul pembelajaran kimia pada pokok bahasan lainnya.

61

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S., (2013), Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
AJA, (2013), Tantangan Penerapan Kurikulum 2013 Bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, (http://www.lpmpjabar.go.id/?q=node/916 (Diakses pada
11 Agustus 2013)
AYS, (2014), Pengertian Pembelajaran Inovatif, http://www.kawandnews.com
/2011/08/pengertian-pembelajaran-inovatif.html (Diakses pada Selasa, Juli
2014)
Asyar, R., (2012), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Referensi
Jakarta, Jakarta.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Kemdikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Parulian, H.G, Situmorang, M., (2013), Inovasi Pembelajaran di Dalam Buku
Ajar Kimia SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 19(2): 74-82.
Siagian, H. (2012), Pengembangan dan Standarisasi Penuntun Praktikum Kimia
SMA Kelas X Semester II Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Sari, F.A., Saputra, S., dan Catur, A.N., (2014), Pengembangan Modul
Pembelajaran Kimia Berbasis Blog Untuk Materi Struktur Atom Dan
Sistem Periodik Unsur Sma Kelas XI, Jurnal Pendidikan Kimia 3(2): 7-15
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Unimed, Medan
Simatupang, D.F. (2013), The Efectivity of Innovated Learning Module And
Demonstration Method With Macromedia Flash Animation to Improve
Student’s Achievement on The Teaching of Salt Hydrolysis., Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.

62

Simatupang, N.I. dan Situmorang, M., (2013), Innovation Of Senior High School
Chemistry Textbook To Improve Student Achievement In Chemistry,
Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesia Chemical
Society 2013 October, 22-23th 2013, Hal 44-52
Sinaga, R., (2013), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Hidrokarbon,,
Skrips, FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
Kimia (Dengan Suplemen), Universitas Negeri Medan, Medan.
Situmorang, M., (2003), Efektivitas Model Pembelajaran Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Perkuliahan Kimia Analitik-1,
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung.
Situmorang, M., Simaremare, B., Elnovreny, J., Naiborhu, P.D., and Sumbayak,
D., (2012), The Development of Chemistry Learning Module for RSBI
Senior High School Student, Laporan Penelitian, FMIPA UNIMED,
Medan, Indonesia.
Situmorang, M., Sinaga, M., Tarigan,D.A., Sitorus, C.J, and Tobing,A.M.L,
(2011), The Effectivity of Innovated Chemistry Learning Methods to
Increase Student’s Achievement in Teaching of Solubility and Solubility
Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37
Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
19(1): 1-7
Situmorang, M. dan Yusfiani, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku
Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi
KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 38-48
TK, (2013), Kimia Dalam Kurikulum 2013, http://tiyakawaii14.blogspot.com/
2013/08/kimia-dalam-kurikulum-2013.html (Diakses pada Agustus 2013)