PENGEMBANGAN DAN EFEKTIVITAS MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PANGAJARAN STRUKTUR ATOM.
PENGEMBANGAN DAN EFEKTIVITAS MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA PENGAJARAN STRUKTUR ATOM
Oleh : Ertauli Purba
409131021
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2013
(2)
(3)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan cintakasihNya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengembangan dan Efektivitas Modul Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Struktur Atom”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staff pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan, Bapak Drs. Rafael Sitanggang, M.Si dan Bapak N. Simamora, S.T selaku guru kimia di SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan; Kepala SMA YP. Parulian 1 Medan, Bapak Tropinus Tambunan, S.Pd dan Ibu L. Sianturi S.Pd selaku guru kimia di SMA YP. Parulian 1 Medan, Kepala SMA YP. Parulian 2 Medan, Bapak Milter Nababan, S.Pd dan Ibu L. Sianturi S.Pd selaku guru kimia di SMA YP. Parulian 2 Medan, yang telah memberikan izin dan membantu penulis selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua, M. Purba dan R. Hasugian, terima kasih telah menjadi orang tua terbaik, terima kasih atas segala perhatian dan dukungan baik moril maupun materi serta doa yang diberikan kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Teristimewa juga penulis sampaikan terima kasih kepada adik – adik saya, Duasta Rini Purba, Adi Perwira Purba, dan Shanty Debora Purba yang memberi dorongan
(4)
v
dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman seperjuangan semua khususnya Adesma, Ika Trisna, July, Dewi, serta teman-teman kelas Dik B 2009.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2013 Penulis
Ertauli Purba NIM. 409131021
(5)
iii
PENGEMBANGAN DAN EFEKTIVITAS MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA PENGAJARAN STRUKTUR ATOM Ertauli Purba (NIM. 409131021)
ABSTRAK
Pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran struktur atom sesuai dengan tuntutan KTSP dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan dan menstandarisasi modul pembelajaran struktur atom dan untuk mengetahui efektivitas peningkatan hasil dan motivasi belajar kimia siswa. Standarisasi modul pembelajaran diketahui dari pemberian angket tehadap dosen, guru dan siswa. Efektivitas modul pembelajaran dalam pengajaran struktur atom diketahui dari kemampuan siswa mengerjakan soal kimia sebelum dan sesudah proses pengajaran yang dilakukan sebanyak dua kali. Motivasi belajar siswa diketahui dari pemberian angket di akhir proses pembelajaran. Setelah melakukan uji coba modul struktur atom, hasil penilaian dari tim ahli terhadap modul sangat baik tepatnya di kisaran 3,26-4,00 tepatnya pada 3,51 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan memenuhi standar sebagai media pembelajaran. Modul pembelajaran inovatif diintegrasikan dengan media Sistem Periodik Unsur untuk mempermudah penyampaian konsep modul. Pembelajaran dengan modul sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata postest siswa di kelas eksperimen yang menggunakan modul pembelajaran inovatif dan kelas kontrol yang menggunakan buku teks kimia. Nilai rata-rata postest-1 siswa pada kelompok tinggi di kelas eksperimen adalah (85,83 ± 4,371) lebih tinggi dari kelas kontrol (82,33 ± 3,144) dengan thitung > ttabel yaitu 3,5641 > 1,319. Nilai rata-rata
postest-1 siswa pada kelompok rendah di kelas eksperimen (76,66 ± 7,466) lebih tinggi dari kelas kontrol (70,16 ± 6,883) dengan thitung > ttabel yaitu 3,5078 > 1,319.
Persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 52,04% dan kelompok rendah adalah 61,87%. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 48,97% dan kelompok rendah adalah 57,99%. Nilai rata-rata postest-2 siswa pada kelompok tinggi di kelas eksperimen adalah (86 ± 4,246) lebih tinggi dari kelas kontrol (76 ± 6,90) dengan thitung > ttabel yaitu 6,8823
> 1,319. Nilai rata-rata postest-2 siswa pada kelompok rendah di kelas eksperimen (75,33 ± 6,337) lebih tinggi dari kelas kontrol (65,83 ± 7,529) dengan thitung > ttabel
yaitu 5,2983 > 1,319. Efektivitas modul peembelajaran struktur atom di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 100,19% dan kelompok rendah adalah 98,26%. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 92,31% dan kelompok rendah adalah 93,82%. Rata-rata nilai motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 78,80 dan kelompok rendah adalah 78,76. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 79,70 dan kelompok rendah adalah 78,98. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,240 > r2 = 0,030) di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol pada pengajaran struktur atom.
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Ruang Lingkup 4
1.3.Identifikasi Masalah 4
1.4.Rumusan Masalah 5
1.5.Batasan Masalah 5
1.6.Tujuan Penelitian 6
1.7.Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modul Pembelajaran 7
2.1.1. Sifat – Sifat Modul 9
2.1.2. Tujuan Pembelajaran Modul 9
2.1.3. Perbandingan Pengajaran Modul dengan Pembelajaran
Konvensional 12
2.1.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Modul 13
2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 15
(7)
vii
2.2.2. Prinsip – Prinsip KTSP 16
2.3. Pembelajaran Inovatif 17
2.4. Metode Pembelajaran 18
2.5. Media Pembelajaran 19
2.6. Hasil Belajar 22
2.7. Materi Struktur Atom 24
2.7.1. Perkembangan Model Atom 24
2.7.2. Partikel Dasar Penyusun Atom 27
2.7.3. Nomor Atom dan Nomor Massa 28
2.7.4. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur 29 2.7.5. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi 29 2.7.6. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur 29 2.7.7. Sifat – Sifat Periodik Unsur 34
2.8. Kerangka Konseptual 37
2.9. Hipotesis Penelitian 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Populasi dan Sampel 38
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 39
3.3.1. Variabel Penelitian 39
3.3.2. Instrumen Penelitian 39
3.4. Rancangan Penelitian 39
3.5. Prosedur Penelitian 40
3.6. Teknik Pengumpulan Data 42
3.7. Teknik Analisis Data 42
3.7.1. Uji Validitas Tes 45
3.7.2. Uji Reabilitas Tes 46
3.7.3. Tingkat Kesukaran Tes 47
3.7.4. Daya Pembeda Soal 47
(8)
viii
3.7.6. Uji Homogenitas Data 48
3.7.7. Uji Hipotesis 48
3.7.8. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 49
3.7.9. Persen (%) Efektivitas 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 50
4.2. Hasil Analisis Materi Struktur Atom dalam Buku Ajar Kimia SMA 50 4.2.1. Hasil Analisis Materi Struktur Atom Buku Penerbit Bailmu 50 (Kode A)
4.2.2. Hasil Analisis Materi Struktur Atom Buku Penerbit 52 Grafindo Media Pratama (Kode B)
4.2.3. Hasil Analisis Materi Struktur Atom Buku Penerbit Phibeta 54 (Kode C)
4.2.4. Hasil Analisis Materi Struktur Atom Buku Penerbit Acarya 56 Media Utama (Kode D)
4.2.5. Hasil Analisis Materi Struktur Atom Buku Penerbit 58
Erlangga (Kode E)
4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia SMA 62 4.4. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Proses Pembelajaran 67 4.5. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Postest-1) 68 4.6. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Postest-2) 69 4.7. Pengaruh Modul Terhadap Motivasi Belajar Siswa 72
4.8. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 73
4.9. Keefektifan Modul Pembelajaran Inovatif 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 76
5.2. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 78
(9)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbandingan Pengajaran Modul dengan Pengajaran 12 Konvensional
Tabel 2.2. Partikel Dasar Penyusun Atom 27
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengembangan Modul Pembelajaran 40 Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Pengajaran Struktur Atom
Tabel 3.2. Analisis Kesesuaian Materi buku Ajar Kimia dengan Standar 43
Isi KTSP
Tabel 3.3. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Modul 45 Pembelajaran Inovatif
Tabel 4.1. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode A pada Pokok Bahasan 51 Struktur Atom
Tabel 4.2. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode B pada Pokok Bahasan 53 Struktur Atom
Tabel 4.3. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode C pada Pokok Bahasan 55 Struktur Atom
Tabel 4.4. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode D pada Pokok Bahasan 56 Struktur Atom
Tabel 4.5. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode E pada Pokok Bahasan 58
Struktur Atom
Tabel 4.6. Rata-rata kelayakan isi, keluasan materi, kedalaman materi, 61 kelayakan desain, dan kelayakan bahasa untuk buku yang
dianalisis oleh tim ahli dan peneliti
Tabel 4.7. Deskripsi Modul Hasil Pengembangan Pembelajaran Kimia 62 Tabel 4.8. Deskripsi Modul Hasil Inovasi Pembelajaran Kimia 63 Tabel 4.9. Rata-rata Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 65
(10)
x
Tabel 4.10. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil Pretest 67
pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Tabel 4.11. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil 68 Postest-1 pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Tabel 4.12. Data Postest-1 untuk Kelompok Tinggi dan Rendah di Kelas 69 Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.13. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil 70 Postest-2 pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Tabel 4.14. Data Postest-2 untuk Kelompok Tinggi dan Rendah di Kelas 71
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.15. Rata-rata Hasil Motivasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 72
dan Kelas Kontrol
Tabel 4.16. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas 74
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.17. Persen (%) Efektifitas Penggunaan Modul Pembelajaran 75
(11)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Model Atom Dalton 25
Gambar 2.2. Model Atom Thomson 25
Gambar 2.3. Model Atom Rutherford 25
Gambar 2.4. Model Atom Niels Bohr 26
Gambar 2.5. Model Atom Modern 26
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Rancangan Penelitian 41 Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran
Struktur Atom
Gambar 4.1. Perbandingan Persen Kelayakan Kelima Buku yang Dianalisis 61 Gambar 4.2. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa di Kelas 71
Eksperimen dan kelas kontrol
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa dengan 73 Motivasi Belajar Siswa pada Pengajaran Struktur Atom di SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan, SMA YP. Parulian 1 Medan dan SMA YP. Parulian 2 Medan
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kimia 80
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 82
Lampiran 3. Instrumen Soal 92
Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Soal 99
Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Soal 100
Lampiran 6. Angket Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 103 Pengajaran Struktur Atom
Lampiran 7.1. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode A pada Pokok 104 Bahasan Struktur Atom
Lampiran 7.2. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode B pada Pokok 106 Bahasan Struktur Atom
Lampiran 7.3. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode C pada Pokok 108 Bahasan Struktur Atom
Lampiran 7.4. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode D pada Pokok 110 Bahasan Struktur Atom
Lampiran 7.5. Hasil Analisis Standar Isi Buku Kode E pada Pokok 112 Bahasan Struktur Atom
Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 114
Lampiran 9. Tabel Validitas Intrumen Tes 115
Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes 116
Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Tes 117
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 118
Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 119
Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes 120 Lampiran 15. Tabel Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes 121 Lampiran 16. Tabel Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kelas Tinggi 122
(13)
xiii
Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas Berdasarkan Nilai Pretest dan 128 dan Postest-1
Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas 132
Lampiran 19. Perhitungan Uji Hipotesis 133
Lampiran 20. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 140 Pengajaran Struktur Atom oleh Dosen
Lampiran 21. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 141 Pengajaran Struktur Atom oleh Guru
Lampiran 22. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 142 Pengajaran Struktur Atom oleh Siswa
Lampiran 23. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia untuk 143 Pengajaran Struktur Atom oleh Dosen, Guru dan Siswa
Lampiran 24. Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Persentase 144 Efektivitas
Lampiran 25. Kuisioner Motivasi Belajar Siswa 146 Lampiran 26. Hasil Penilaian Kuisioner Motivasi Belajar Siswa 148 Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata Hasil Motivasi Belajar Siswa 154
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 156
Lampiran 29. Modul Pembelajan Inovatif 169
Lampiran 30. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 207 Lampiran 31. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment 208 Lampiran 32. Tabel Nilai – Nilai dalam Distribusi-t (Tabel-t) 209 Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi-F 210
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses perkembangan suatu bangsa disegala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan aset masa depan dan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global, oleh sebab itu pembangunan sektor pendidikan harus menjadi prioritas.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Beberapa komponen pendidikan yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yaitu tujuan pendidikan, pendidik/guru, dan peserta didik/siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru memegang peran penting dalam mencerdaskan peserta didik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan unsur pembelajaran yang paling mendasar, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajarannya.
Salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar, khususnya peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA). Keadan ini disebakan oleh beberapa faktor seperti faktor internal siswa meliputi kemampuan, kesiapan, sikap, minat, intelegensi dan faktor ekternal siswa meliputi guru, prasarana, dan lingkungan. Namun masalah ini lebih beriorentasi pada pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru. Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek bukan sebagai subjek didik. Sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional, guru harus memiliki beberapa metode mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan peserta didik.
(15)
2
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru yang professional. Dalam pembelajaran dikelas telah banyak pendekatan yang dilakukan oleh guru yang sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, yang ditunjukkan dengan hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujian sekolah serta ketrampilan individu siswa itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran seorang guru adalah memperbaiki pola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan atau metode belajar yang dinilai efektif dan efesien dan juga penggunaan media yang akan diterapkan dikelas oleh guru (Surakhmad, 2004).
Pada satu sisi tersedianya buku teks yang berkualitas masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari buku-buku teks yang dipergunakan SMA, dirancang hanya lebih ditekankan pada misi penyampaian pengetahuan/fakta belaka. Para pengarang buku teks kurang memikirkan bagaimana buku tersebut agar mudah dipahami oleh siswa. Kaidah-kaidah psikologi pembelajaran dan teori-teori desain suatu buku teks sama sekali tidak dipublikasikan dalam penyusunan buku teks. Akibatnya, siswa sulit memaahami buku yang dibacanya dan sering buku-buku tersebut membosankan. Gejala kurang efektif dan kurang relevan tersebut tampak dari beberapa indikator seperti, kurangnya motivasi belajar siswa, penyelesaian tugas siswa tidak sesuai waktu yang ditentukan, dan hasil tes siswa menunjukkan hasil yang rendah. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian maka sangat sulit diharapkan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal (Made, 2009).
Tak dapat dipungkiri bahwa buku teks yang berkualitas sangat mempengaruhi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat dari beberapa hasil penelitian, seperti penelitian Manihar Situmorang tentang standarisasi buku kimia ajar kimia SMA melalui inovasi materi pembelajaran muatan lokal Sumatera Utara sesuai tuntutan KTSP dan penelitian Siti Aisyah tentang pengembangan modul kimia SMA untuk pengajaran kesetimbangan kimia sesuai tuntutan KTSP.
(16)
3
Di samping itu, penggunaan media pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar dan memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Pada proses belajar mengajar guru harus mempunyai keahlian dalam menggunakan berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik juga. Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa, dimana pada akhirnya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah tidak tercapai, khusunya pada mata pelajaran kimia.
Pada dasarnya, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan menggunakan bahasa matematika. Luasnya cakupan bahasan dalam kimia dengan berbagai konsep, fakta, dan prinsip cenderung membuat siswa merasa kesulitan dan menganggap kimia sebagai mata pelajaran yang menakutkan. Contohnya pada materi stuktur atom yang secara umum karakteristik materinya bersifat abstrak, hafalan dan harus diikuti dengan pemahaman. Dalam mempelajari alam sekitar dan gejala alam, tidak semuanya dapat dihadirkan langsung di kelas atau melalui pengamatan langsung di luar kelas. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media pembelajaran interaktif yaitu media yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pembelajar dengan metode pembelajaran yang dapat memberikan respon balik (Arsyad, 2009).
(17)
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: “Pengembangan dan Efektivitas Modul Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Struktur Atom”.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran inovatif pada pembelajaran struktur atom.
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang yang diidentifikasi adalah:
1. Bagaimana membuat modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom agar memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Apa saja media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif agar dapat digunakan pada pengajaran struktur atom?
3. Bagaimana pendapat dosen, guru kimia, dan siswa terhadap modul pembelajaran hasil pengembangan pada topik struktur atom?
4. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran hasil inovasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran struktur atom?
5. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul pembelajaran hasil inovasi dalam pembelajaran struktur atom dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran hasil inovasi?
(18)
5
1.4. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Apa saja media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran struktur atom?
3. Bagaimana pendapat dosen, guru kimia, dan siswa terhadap modul pembelajaran inovatif apakah sesuai dengan standar?
4. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran struktur atom?
5. Apakah modul pembelajaran inovatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa siswa dalam pengajaran sturktur atom?
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom sesuai dengan standar.
2. Penyusunan modul pembelajaran inovatif akan dikembangkan dari 5 buku kimia yang digunakan di SMA tempat penelitian.
3. Modul pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen, guru kimia dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran standar.
4. Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas. 5. Menghitung efektivitas hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
(19)
6
1.6. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Mengetahui media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan dengan modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran struktur atom.
3. Mengetahui pendapat dosen, guru kimia, dan siswa tentang modul pembelajaran inovatif apakah sudah sesuai dengan standar.
4. Mengetahui efektivitas modul pembelajaran hasil inovasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran struktur atom.
5. Mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul pembelajaran hasil inovasi pada pengajaran struktur atom.
1.7. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti: dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi siswa: siswa akan terbantu dalam proses belajarnya karena adanya media yang dapat mendukung pembelajaran siswa sehingga siswa akan lebih tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi dan pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman terhadap konsep teori.
3. Bagi guru: memberikan pengetahuan bagi guru mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru memiliki tambahan variasi model pembelajaran dan media pembelajaran kimia dan dapat menambah kreativitasnya dalam mengajar.
4. Bagi sekolah: memberikan sumbangan pengetahuan untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia.
(20)
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Modul pembelajaran inovatif struktur atom yang disusun oleh peneliti merupakan modul yang memenuhi standar sebagai media pembelajaran struktur atom berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu dua dosen kimia Unimed, tiga guru kimia yaitu guru di SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan, SMA YP. Parulian 1 Medan dan SMA YP. Parulian 2 Medan serta lima belas siswa kelas XI IPA-1 SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan.
2. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan buku teks kimia pada pembelajaran struktur atom. Secara keseluruhan, rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (81,245 ± 5,918 > 76,245 ± 5,013). Persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas kontrol (52,04% > 48,97%) dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol (61,87% > 57,995%).
3. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah slide show dan Sistem Periodik Unsur yang dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun dalam modul. 4. Dosen, guru dan siswa memberikan pendapat yang positif terhadap modul
pembelajaran inovatif yang dilihat berdasarkan penilaian bahwa dosen memberikan penilaian pada angka 3.68, guru memberikan penilaian pada angka 3.66 dan siswa memberikan penilaian pada angka 3.51.
5. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan buku teks kimia. Rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada kelas kontrol (100,19% > 92,31%), dua kelompok perlakuan berbeda secara
(21)
77
nyata (thitung > ttabel yaitu 6,8823 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (98,26% > 93,82%), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata nilai (thitung > ttabel yaitu 5,2983 > 1,319).
6. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (79,25) lebih tinggi daripada kelas kontrol (78,98). Pada kelompok eksperimen, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,240) pada pengajaran kimia sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh (r2 = 0,030).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran, seharusnya guru terlebih dahulu emmeriksa isi buku yang akan digunakan sehingga apabila ada kekurangan dari segi urutan materi atau hal kebenaran konsep dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa. 2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran struktur atom perlu
direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku teks kimia dan mencari pokok bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.
(22)
78
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., (2009), Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik, Jurnal Edukasi Elektro, 5(1): 11-18.
Anni, C. T., (2004), Psikologi Belajar, UPTMKK UNNES, Semarang.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Ayriza, Y., (2009), Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial bagi Guru Bimbingan Konseling untuk Menghadapi Bencana Alam, Jurnal Kependidikan, 39(2): 141-156.
Basyiruddin, U., (2002), Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta.
Depdiknas, (2003), UU. NO. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Jakarta.
Djamarah, S., Bahri, S., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta., Jakarta.
Kunandar, (2009), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Made, W., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.
Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nasution, S., (2003), Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.
(23)
79
Sadiman, A., (2006), Media Pendidikan, Grasindo Press, Jakarta.
Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Medan.
Sudjana, (2006), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung.
Sujanem, R., Suwindra, I, N, P., dan Tika, I, K., (2009), Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 3(1): 83-96.
Sukmadinata, N, S., (2006), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Surakhmad, W., (2004), Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung.
Suwindara, I, N, P., Sujanem, R., dan Suswandi, I, (2010), Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 4(3): 282-299.
Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovati, Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.
Usman, M.U., (2006), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Yoda, I, K., Kanca, I, N., dan Wijaya, M, A., (2011), Pengembangan Modul Bermuatan Model Pembelajaran Bandura untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Penjasorkes Kecerdasan Kinestetik Siswa di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(3): 341 - 376.
(1)
1.4. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Apa saja media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran struktur atom?
3. Bagaimana pendapat dosen, guru kimia, dan siswa terhadap modul pembelajaran inovatif apakah sesuai dengan standar?
4. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran struktur atom?
5. Apakah modul pembelajaran inovatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa siswa dalam pengajaran sturktur atom?
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom sesuai dengan standar.
2. Penyusunan modul pembelajaran inovatif akan dikembangkan dari 5 buku kimia yang digunakan di SMA tempat penelitian.
3. Modul pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen, guru kimia dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran standar.
4. Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas. 5. Menghitung efektivitas hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
(2)
1.6. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh modul pembelajaran inovatif pada topik struktur atom dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Mengetahui media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan dengan modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran struktur atom.
3. Mengetahui pendapat dosen, guru kimia, dan siswa tentang modul pembelajaran inovatif apakah sudah sesuai dengan standar.
4. Mengetahui efektivitas modul pembelajaran hasil inovasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran struktur atom.
5. Mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul pembelajaran hasil inovasi pada pengajaran struktur atom.
1.7. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti: dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi siswa: siswa akan terbantu dalam proses belajarnya karena adanya media yang dapat mendukung pembelajaran siswa sehingga siswa akan lebih tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi dan pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman terhadap konsep teori.
3. Bagi guru: memberikan pengetahuan bagi guru mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru memiliki tambahan variasi model pembelajaran dan media pembelajaran kimia dan dapat menambah kreativitasnya dalam mengajar.
4. Bagi sekolah: memberikan sumbangan pengetahuan untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Modul pembelajaran inovatif struktur atom yang disusun oleh peneliti merupakan modul yang memenuhi standar sebagai media pembelajaran struktur atom berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu dua dosen kimia Unimed, tiga guru kimia yaitu guru di SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan, SMA YP. Parulian 1 Medan dan SMA YP. Parulian 2 Medan serta lima belas siswa kelas XI IPA-1 SMA Swasta Katolik Tri Sakti Medan.
2. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan buku teks kimia pada pembelajaran struktur atom. Secara keseluruhan, rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (81,245 ± 5,918 > 76,245 ± 5,013). Persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas kontrol (52,04% > 48,97%) dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol (61,87% > 57,995%).
3. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah slide show dan Sistem Periodik Unsur yang dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun dalam modul. 4. Dosen, guru dan siswa memberikan pendapat yang positif terhadap modul
pembelajaran inovatif yang dilihat berdasarkan penilaian bahwa dosen memberikan penilaian pada angka 3.68, guru memberikan penilaian pada angka 3.66 dan siswa memberikan penilaian pada angka 3.51.
5. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan buku teks kimia. Rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada kelas kontrol (100,19% > 92,31%), dua kelompok perlakuan berbeda secara
(4)
nyata (thitung > ttabel yaitu 6,8823 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (98,26% > 93,82%), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata nilai (thitung > ttabel yaitu 5,2983 > 1,319).
6. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (79,25) lebih tinggi daripada kelas kontrol (78,98). Pada kelompok eksperimen, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,240) pada pengajaran kimia sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh (r2 = 0,030).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran, seharusnya guru terlebih dahulu emmeriksa isi buku yang akan digunakan sehingga apabila ada kekurangan dari segi urutan materi atau hal kebenaran konsep dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa. 2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran struktur atom perlu
direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku teks kimia dan mencari pokok bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., (2009), Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik, Jurnal Edukasi Elektro, 5(1): 11-18.
Anni, C. T., (2004), Psikologi Belajar, UPTMKK UNNES, Semarang.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Arsyad, A., (2009), MediaPembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Ayriza, Y., (2009), Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial bagi Guru Bimbingan Konseling untuk Menghadapi Bencana Alam, Jurnal
Kependidikan, 39(2): 141-156.
Basyiruddin, U., (2002), Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta.
Depdiknas, (2003), UU. NO. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Jakarta.
Djamarah, S., Bahri, S., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta., Jakarta.
Kunandar, (2009), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Made, W., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.
Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik,
Implementasi, dan Inovasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nasution, S., (2003), Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.
(6)
Sadiman, A., (2006), Media Pendidikan, Grasindo Press, Jakarta.
Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Medan. Sudjana, (2006), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung. Sujanem, R., Suwindra, I, N, P., dan Tika, I, K., (2009), Pengembangan Modul
Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 3(1): 83-96. Sukmadinata, N, S., (2006), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Surakhmad, W., (2004), Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung.
Suwindara, I, N, P., Sujanem, R., dan Suswandi, I, (2010), Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 4(3): 282-299.
Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovati, Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.
Usman, M.U., (2006), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Yoda, I, K., Kanca, I, N., dan Wijaya, M, A., (2011), Pengembangan Modul Bermuatan Model Pembelajaran Bandura untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Penjasorkes Kecerdasan Kinestetik Siswa di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(3): 341 - 376.