IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE PERCOBAAN (EKSPERIMEN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REDOKS KELAS X DI SMA NEGERI 4 MEDAN.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE PERCOBAAN

(EKSPERIMEN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK

BAHASAN REDOKS Oleh:

Kristina M Sianturi NIM 4103131033

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Metode Percobaan (Eksperimen) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redoks Kelas X Di SMA Negeri 4 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Ibu Dra. Hafni Indrianti Nasution, M.Si, dan bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukkan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusaan Kimia FMIPA Unimed yang membantu penulis. Terimakasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan, Bapak Drs. Ramly, M.Pd dan Ibu Nuraini Siregar, S.Pd selaku guru kimia di SMA Negeri 4 Medan yang telah memberikan izin dan membantu penelitian skripsi ini.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua R. Sianturi dan M. Br Lbn.Toruan, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini, terimakasih karena telah menjadi orang tua terbaik untuk penulis yang telah bekerja keras dan tidak pernah lelah memanjatkan doa, memberi semangat dan motivasi demi selesainya studi penulis, serta abang tersayang Togap Raju Andi, SH dan kakak tersayang Evi Suriani, S.Pd, Elly Sartika, A.Md, Juita Lestari, S.Pd,


(3)

v

Medy Manurung, S.Pd serta adik tersayang Rizal Ferianto yang memberikan semangat yang luar biasa dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat tersayang Bestleader Nababan, Ando TM Simbolon, Rusman Sihombing, Roida Sinurat, Nurliana Sianipar, Nelita nababan dan semua sahabat-sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat seperjuangan Dine Junetta, Feni Oktavia, Ing Mayfa, Jhon Patar, Junior, Kartomo, Davit, Onesimus, Thridarno, Juwita, Nita Gulo yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman saya Melinda Siahaan, Dede Suryani, Dwika, Joko, Indra, Yurizka, Eli Yusnita, Hery Purwanto dan teman – teman rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Dik A 2010. Kepada Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia (IKBKK), serta kepada semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan harapan untuk mencapai tujuan yang terbaik, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tatabahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini bagi para peneliti selanjutnya. Kiranya skripsi ini bermanfaat untuk memperkaya ilmu pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 25 Juni 2014 Penulis,

Kristina M Sianturi NIM: 410313103


(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Kurikulum 7

2.1.2. Hakekat Belajar Kimia 8

2.1.2.1. Hasil Belajar Kimia 10

2.1.3. Strategi Pembelajaran 12

2.1.4. Pengertian Metode 15

2.1.4.1.Metode Mengajar 15

2.1.4.2.Metode Konvensional 16 2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning 17 2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran 17


(5)

vii

2.1.5.2. Ciri-ciri Model Pembelajaran 17 2.1.5.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning 18 2.1.5.3.1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis 19

Masalah (PBM)

2.1.5.3.2. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis 21 Masalah (PBM)

2.1.5.3.3. Manfaat Problem Based Learning (PBL) 23

2.1.6. Materi Redoks 24

2.2. Kerangka Konseptual 29

2.3. Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel 34

3.3. Rancangan dan Variabel Penelitian 35

3.4. Instrumen Penelitian 40

3.5. Teknik Pengumpul Data 40

3.6. Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47

4.1 Hasil Penelitian 47

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 46

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 49

4.2.1 Menghitung Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49

4.2.2 Uji Normalitas Data 50

4.2.3 Uji Homogenitas 51

4.2.4 Observasi 52

4.2.5 Uji Hipotesis 54

4.3 Pembahasan 55


(6)

viii

5.1 Kesimpulan 59

5.2 Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 60


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian 31 Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 36 Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel 50 Gambar 4.2 Diagram Pencapaian Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa 53


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 63

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 69

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) 102

Lampiran 4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa`(LKS) 111 Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen (Sebelum Validasi) 117 Lampiran 6. Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi) 118 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen (Sebelum Validasi) 129

Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa 130

Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen (Setelah Validasi) 131 Lampiran 10. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 132 Lampiran 11. Kunci Jawaban Instrumen (Setelah Validasi) 138 Lampiran 12. Tabel Data Validitas Instrument Test 139 Lampiran 13. Perhitungan Uji Validitas Test 140 Lampiran 14. Tabel Data Reliabilitas Instrument Test 143 Lampiran 15. Perhitungan Uji Reliabilitas Test 144 Lampiran 16. Tabel Data Tingkat Kesukaran Instrument Test 145 Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 146 Lampiran 18. Tabel Data Daya Beda Instrument Test 147 Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda Test 148 Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 150

Lampiran 21. Uji Normalitas Data 158

Lampiran 22. Uji Homogenitas 163

Lampiran 23. Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa 165 Lampiran 24. Data Aktivitas Belajar Siswa 169 Lampiran 25. Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Kelas Eksperimen 171


(9)

xii

Lampiran 26. Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa 173 Lampiran 27. Tabulasi Nilai Afektif Siswa 174 Lampiran 28. Tabel Pencapaian Psikomotroik Siswa 176 Lampiran 29. Data Aktivitas Psikomotorik Siswa 180

Lampiran 30. Pengujian Hipotesis 182

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian 184

Lampiran 32. Tabel Nilai r Product Moment 192

Lampiran 33. Tabel Chi Kuadrat 193

Lampiran 34. Tabel Nilai kritis Distribusi F 194 Lampiran 35. Tabel Nilai-nilai Distribusi t 197


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sasaran utama pendidikan adalah memandirikan atau memberdayakan guru dan siswa semaksimal mungkin untuk mengembangkan kompetensi siswa tersebut sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan disegala aspek kehidupan manusia. Sistem Pendidikan Nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa dalam Hamela, 2012).

Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan pemerintah harus merevolusi sistem pendidikan di negara kita untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Indikator yang menunjukkan rendahnya mutu pendidikan dikemukakan oleh United Nation Education Scientific and Culture Organization (UNESCO) yang menyatakan bahwa pada 1 Juli 2013 peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan adalah ke-64 diantara 120 negara di dunia (Faisal, 2013). Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman guru dalam mengaplikasikan berbagai metode pembelajaran inovatif (F-KIP Univ Mahasaraswati Denpasar, 2013).

Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada sekolah maupun madrasah. Setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik tersendiri. Demikian juga pada model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum baru tersebut. Guru mengenal beberapa model pembelajaran yang telah terbiasa mereka terapkan pada proses pembelajaran. Namun pada kurikulum baru ini, ada tiga model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran discovery Learning, model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran berbasis proyek.. Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran harus memahami dan menguasai penerapan model pembelajaran, melakukan perubahan dan melakukan pengembangan keterampilan mengajar. Guru perlu memperhatikan model


(11)

2

pembelajaran karena model pembelajaran merupakan kunci terlaksananya proses pembelajaran di kelas. Ada hal penting dimana guru belum membedakan antara pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran. Hal tersebut memang masing-masing berbeda. Hal yang penting adalah bahwa perbedaan itu tidak perlu untuk diperdebatkan walaupun memang kenyataannya masing-masing berbeda. Tujuan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kurikulum 2013 adalah agar proses pembelajaran lebih berbobot, lebih bermakna (Suyitno, 2013).

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Medan, maka faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar kimia adalah guru kurang menerapkan model pembelajaran dan metode yang variatif serta menarik dalam pembelajaran misalnya metode praktikum yang masih jarang dilakukan. Hal ini dibuktikan bahwa di sekolah ini, hasil belajar pada bidang studi kimia masih tergolong rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester untuk siswa kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai rata-rata kelas 60 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kimia di sekolah ini adalah nilai 70. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran yang menarik atau menyenangkan. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan metode belajar yang dianggap inovatif terhadap perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian siswa. Pembelajaran berbasis masalah juga melatih ketajaman pola fikir metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah (Ratno, 2013).

Materi reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang membutuhkan proses pemecahan masalah sehingga model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) cocok diterapkan untuk mengatasi masalah diatas. Untuk mempermudah penyampaiannya kepada peserta didik diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari misalnya proses pembakaran, perkaratan, transfer elektron, dan sebagainya yaitu melalui percobaan (eksperimen) yang mampu membantu siswa


(12)

3

memahami dan menguasai materi kimia dengan baik. Dengan demikian, perangkat pembelajaran memegang peranan penting dalam kesuksesan proses pembelajaran guna mendukung kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar (Matanari, 2012).

Model pembelajaran ini telah diteliti oleh beberapa ahli peneliti terdahulu dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, antara lain: Liyana Nurhayati, dkk, 2013 dengan judul :“ Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword “ dimana terdapat peningkatan prestasi belajar kognitif kimia yaitu dari 51,64% meningkat menjadi 81,69%. Ida Hariyanti,dkk, 2013 dengan judul:” Penerapan Pembelajaran Model Problem Solving Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan

Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat” dapat meningkatkan

keterampilan proses siswa yaitu 61,11% pada siklus I meningkat menjadi 77,78% pada siklus II. Keberhasilan model Problem Based Learning (PBL) juga telah diteliti oleh Aji Trihatmo,dkk, 2012 dengan judul :”Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis dimana terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 33,69%. Suyit Ratno,dkk, 2012 dengan judul:

“Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan

Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga” berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 65%, sedangkan peneliti lain juga mampu memberikan peningkatan hasil belajar dengan model ini dengan judul :

“Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis

Masalah “.

Berdasarkan uraian, pemikiran, dan alasan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi redoks dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melalui metode eksperimen (percobaan), melalui judul penelitian Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning


(13)

4

(PBL) Dengan Metode Percobaan (Eksperimen) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Redoks”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran yang diterapkan masih kurang variatif serta menarik?

2. Apakah praktikum (eksperimen) bagi siswa masih jarang dilakukan guru?

3. Apakah guru perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif?

4. Apakah hasil belajar kimia siswa telah mencapai nilai KKM di sekolah tersebut?

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diimplementasikan dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi daripada kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif)? 1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Materi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu reaksi redoks. 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) pada kelas eksperimen I dan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif) pada kelas eksperimen II .

3. Target yang diharapkan adalah adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) dengan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif).


(14)

5

4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 4 Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi daripada kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif).

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah data ilmiah.

2. Sebagai masukan kepada guru, khususnya guru kimia dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan diwujudkannya.

3. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan terkait dengan hasil penelitian ini.

4. Menambah kemampuan/ keterampilan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian ilmiah.

1.7.Defenisi Operasional

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model problem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga membantu siswa SMA Negeri 4 memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

2. Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific adalah pendekatan ilmiah meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data, menalar hingga mengkomunikasikan, membentuk jejaring untuk pembelajaran redoks di SMA Negeri 4 Medan. 3. Percobaan (Eksperimen)

Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang


(15)

6

dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Percobaan dapat diterapkan pada materi redoks misalnya pada reaksi perkaratan pada paku dan reaksi oksidasi pada buah-buahan seperti apel serta reaksi pembakaran dengan menggunakan bahan kimia.

4. Reaksi Redoks

Reaksi Redoks adalah salah satu pokok bahasan kimia dikelas X SMA semester genap yang membahas suatu reaksi yang terjadi pada elektroda, yaitu pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.

5. Model Pembelajaran Kolaborasi

Model Pembelajaran Kolaborasi adalah 2 model pembelajaran yang digabungkan, dalam penelitian ini 2 model yang digabungkan adalah model konvensional dan kooperatif.


(16)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif) pada pokok bahasan reaksi redoks. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dimana thitung = 4,49 dan ttabel = 1,66.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu topik yang akan dibelajarkankan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan dibelajarkankan.

2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diimplementasikan dengan metode percobaan (eksperimen) dapat menggunakan waktu sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada lima tahap Problem Based Learning yang harus dilaksanakan.

3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model pembelajaran Problem Based Learning disarankan sebaiknya menggunakan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(17)

60

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Amri, S.,(2013), Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, PT. Prestasi Pustakarya, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah. S.B., dan Zain .A., (1996), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.

Faisal,R., (2013), Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan,

http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (Diakses 3 Februari 2014)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, (2013), Jurnal Setiaji Pendidikan , FKIP UMD.

Fauziah, R., Abdullah, A, G., dan Hakim, D.L., (2013), Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Problem Based Learning, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI, 9 : 165-178

Hariyanti, Ida, Haryono, dan Sukardjo, (2013), Penerapan Pembelajaran Model Problem Solving Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.

Hamalik, Oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22363-%20BAB%20II.pdf ((diakses pada januari 2013)

http://pendidikankhatulistiwa.blogspot.com/2012/01/hakikat-pembelajaran-kimia.html (diakses pada januari 2013)


(18)

61

Khamidinal, (2009), Kimia Kelas X, Pusat Berbukuan Departemen Pandidikan Nasional, Jakarta.

Majid, Abdul, (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marbun, Victor M.T., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Kimia Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Matanari, Siswani, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Pada Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi., Skripsi , FMIPA Unimed, Medan

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nasution, S., (2006), Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan

Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.

Oktaria, Elma, (2014), Pembelajaran Problem Solving Tipe Mothes Pada Siswa SMA Dalam Konteks Penghilangan Noda Pada Kain, Skripsi, FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.

Poppy, K ., (2009). Kimia. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta. Purba, Michael, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Ratno, S., Mahmud, Dan Suharta., (2013), Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pendidikan Kimia.


(19)

62

Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2006), Statistik, Fmipa Unimed; Medan.

Sitompul, Hamela, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Susilowati, (2013), Peran Penelitian bidang IPA dan Pembelajarannya dalam Konteks Kurikulum Tahun 2013 serta Pendidikan Karakter, Program Studi pendidikan IPA S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Suyitno, Teguh, (2013), Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013, http://bdksemarang.kemenag.go.id/p=page&id=272 (Diakses 29 Januari 2014).

Tim Mata Kuliah Statistik Dasar, (2013), Statistik Dasar Revisi Ketiga, FMIPA Unimed, Medan

Trihatmo, A., Soeprodjo, dan Widodo, A.T., (2012), Penggunaan Model Problem based Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Jurnal Pendidikan Kimia UNES, 1.

Yasin,Yamin, (2010), Xpress Pro For Senior High School Chemistry, Erlangga, Jakarta.


(1)

4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 4 Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi daripada kelas

eksperimen II menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif).

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah data ilmiah.

2. Sebagai masukan kepada guru, khususnya guru kimia dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan diwujudkannya.

3. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan terkait dengan hasil penelitian ini.

4. Menambah kemampuan/ keterampilan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian ilmiah.

1.7.Defenisi Operasional

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model problem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga membantu siswa SMA Negeri 4 memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

2. Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific adalah pendekatan ilmiah meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data, menalar hingga mengkomunikasikan, membentuk jejaring untuk pembelajaran redoks di SMA Negeri 4 Medan. 3. Percobaan (Eksperimen)

Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang


(2)

dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Percobaan dapat diterapkan pada materi redoks misalnya pada reaksi perkaratan pada paku dan reaksi oksidasi pada buah-buahan seperti apel serta reaksi pembakaran dengan menggunakan bahan kimia.

4. Reaksi Redoks

Reaksi Redoks adalah salah satu pokok bahasan kimia dikelas X SMA semester genap yang membahas suatu reaksi yang terjadi pada elektroda, yaitu pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.

5. Model Pembelajaran Kolaborasi

Model Pembelajaran Kolaborasi adalah 2 model pembelajaran yang digabungkan, dalam penelitian ini 2 model yang digabungkan adalah model konvensional dan kooperatif.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif) pada pokok bahasan reaksi redoks. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dimana thitung = 4,49 dan ttabel = 1,66.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu topik yang akan dibelajarkankan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan dibelajarkankan.

2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) yang diimplementasikan dengan metode percobaan

(eksperimen) dapat menggunakan waktu sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada lima tahap Problem Based Learning yang harus dilaksanakan.

3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model pembelajaran

Problem Based Learning disarankan sebaiknya menggunakan pokok bahasan

yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Amri, S.,(2013), Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, PT. Prestasi Pustakarya, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah. S.B., dan Zain .A., (1996), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.

Faisal,R., (2013), Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan,

http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (Diakses 3 Februari 2014)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, (2013), Jurnal Setiaji Pendidikan , FKIP UMD.

Fauziah, R., Abdullah, A, G., dan Hakim, D.L., (2013), Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Problem Based Learning, Jurnal

Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI, 9 : 165-178

Hariyanti, Ida, Haryono, dan Sukardjo, (2013), Penerapan Pembelajaran Model

Problem Solving Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.

Hamalik, Oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22363-%20BAB%20II.pdf ((diakses pada januari 2013)

http://pendidikankhatulistiwa.blogspot.com/2012/01/hakikat-pembelajaran-kimia.html (diakses pada januari 2013)


(5)

Khamidinal, (2009), Kimia Kelas X, Pusat Berbukuan Departemen Pandidikan Nasional, Jakarta.

Majid, Abdul, (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marbun, Victor M.T., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Kimia Siswa SMA Kelas XI

Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Matanari, Siswani, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Pada Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi., Skripsi , FMIPA Unimed, Medan

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nasution, S., (2006), Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan

Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword,

Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.

Oktaria, Elma, (2014), Pembelajaran Problem Solving Tipe Mothes Pada Siswa

SMA Dalam Konteks Penghilangan Noda Pada Kain, Skripsi, FMIPA,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.

Poppy, K ., (2009). Kimia. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta. Purba, Michael, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Ratno, S., Mahmud, Dan Suharta., (2013), Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga, JurnalPendidikan Kimia.


(6)

Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2006), Statistik, Fmipa Unimed; Medan.

Sitompul, Hamela, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Kesetimbangan Kimia Di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas

Negeri Medan, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Susilowati, (2013), Peran Penelitian bidang IPA dan Pembelajarannya dalam Konteks Kurikulum Tahun 2013 serta Pendidikan Karakter, Program Studi pendidikan IPA S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Suyitno, Teguh, (2013), Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013, http://bdksemarang.kemenag.go.id/p=page&id=272 (Diakses 29 Januari 2014).

Tim Mata Kuliah Statistik Dasar, (2013), Statistik Dasar Revisi Ketiga, FMIPA Unimed, Medan

Trihatmo, A., Soeprodjo, dan Widodo, A.T., (2012), Penggunaan Model Problem based Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Jurnal

Pendidikan Kimia UNES, 1.

Yasin,Yamin, (2010), Xpress Pro For Senior High School Chemistry, Erlangga, Jakarta.