HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU Hubungan Antara Kemampuan Mengajar Guru dengan Motivasi Berprestasi.

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN
MOTIVASI BERPRESTASI GURU

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:
SARI JULIANTI
F 100 110 162

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

IIT]BI}NEAN AITTARA

I(EITfiAIITP.

BAN IIIENGAJAR DENEAN


MOfiVASI BERPRESTASI
Yang diajukanoleh:

'

$rriJulhnti
F 100

ttotcL

Telah diB€rtahairkan di depan Deumn Pengujl
padatanggal

0I JuNt "to(r

dan dinyatakan tclah mernenuhi syarat

Penguji Utama


Achmad Dwitvanto, Sfsi.. M.Si
Penguji Pendamping

I

Drs. Moch. Amir S.Fsi;. M.Si
Penguji Pendamping

II

Yudhi Satria R S.Psi.. SE.. M.Si

2015

{*/

'

t.r,


NI lfr.$"ti'f'
,}1I

tiEt

s

o -\:tr:

+* t,trt,

lv

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN
MOTIVASI BERPRESTASI GURU
ABSTRAK
SARI JULIANTI
Achmad Dwityanto, S.Psi, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sharijulianty38@yahoo.co.id
Semua kemampuan yang dimiliki guru harus didasari dengan motivasi
yang tinggi untuk mewujudkan kemajuan yang lebih baik dari kemampuan yang
guru miliki sebelumnya. Namun, adanya motivasi rendah cenderung cepat
menyerah apabila berhadapan dengan tugas yang semakin sulit sehingga
menimbulkan kemampuan yang kurang optimal dalam mengajar. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan mengajar dengan
motivasi berprestasi guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Hipotesis
yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kemampuan mengajar dengan
motivasi berprestasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 guru di 5 Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Tuntang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling.
Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment menggunakan
program bantu SPSS 19,0 For Windows Program.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil koefisien korelasi rxy=
0,317 dengan sig= 0,02 (p ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara kemampuan mengajar dengan motivasi
berprestasi. Sumbangan efektif (SE) kemampuan mengajar dengan motivasi

berprestasi sebesar 10,1% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) sebesar
0,101. Tingkat kemampuan mengajar guru tergolong cukup sedangkan tingkat
motivasi berprestasi tergolong rendah.
Kata Kunci : Kemampuan mengajar, Motivasi berprestasi

Keberhasilan
pembangunan
ditingkat

yang

diharapkan
dilaksanakan

kemampuan

mengajarnya

akan


lebih

baik

daerah maupun tingkat

sehingga hasil belajar siswa akan

nasional, ditentukan terutama oleh

meningkat. Oleh karena itu, guru

keberadaan sumber daya manusia

mempunyai tugas untuk menyusun

(SDM) yang berkualitas dan untuk

program


menghasilkan SDM yang berkualitas

bahan pengajaran yang tepat bagi

tersebut

siswanya

tentunya

harus

melalui

pendidikan yang berkualitas pula.

pembelajaran,

dan


memilih

menyampaikan

dengan terorganisasi dengan baik.

Berbicara tentang mutu pendidikan,

Hal

tersebut

penting

tentu tidak dapat dilepaskan dari

dibuktikan adanya hasil penelitian

peranan guru baik dalam kuantitas


yang dilakukan oleh Nana Sudjana

maupun kualitas.

dalam

Dengan
selayaknya
dimiliki

hal

demikian

kemampuan
seorang

guru

Widoyoko


(2009:2)

menunjukkan bahwa 76,6% hasil

yang

belajar

siswa

harus

kinerja

guru,

dipengaruhi
dengan


oleh

rincian:

diimbangi dengan semnagat juang

kemampuan

guru

mengajar

yang tinggi dan dorongan-dorongan

memberikan

sumbangan

32,43%,

didalam atau diluar guru untuk

penguasaan

meningkatkan mutu pendidikan yang

memberikan sumbangan 32,38% dan

hakiki. Perlu adanya motivasi dalam

sikap guru terhadap mata pelajaran

diri guru merupakan salah satu unsur

memberikan sumbangan 8,60%.

materi

pelajaran

penting,

karena

dengan

adanya

motivasi,

maka

semangat

untuk

motivasi berprestasi guru, Perhia

mengajar siswa-siswa yang diajar

(dalam Hartanto, 2005) melakukan

akan lebih menambah semangat dan

penelitian untuk melihat hubungan

antusias siswa.

antara motivasi guru, komitmen dan

Dalam
kemampuan

Dalam

kaitannya

kaitan

dengan

prestasi

di

guru

dengan

sekolah

menengah.

keikutsertaan guru dalam pelatihan

kalangan

dengan

guru-guru
Dari

hasil

penelitian, ditemukan bahwa ada

hubungan yang positif dan signifikan

Strata 1 (S-1). Jumlah itu setara

antara motivasi berprestasi dengan

dengan 49,3 persen dari total guru di

komitmen terhadap organisasi. Dari

Indonesia.

kedua

dapat

kekurangan guru, perbandingan guru

kemampuan

untuk sekolah di perkotaan, desa dan

kegiatan

disimpulkan
mengajar

tersebut

bahwa

guru dengan motivasi

daerah

Saat

ini

terpencil

juga

masih

masing-masing

berprestasi tinggi, maka komitmen

21%, 37%, dan 66%. Guru yang

terhadap

memiliki

organisasinya

tinggi,

kualitas

bagus

enggan

prestasi kerjanya tinggi dan gaya

ditempatkan di daerah jauh dan

mengajarnya tinggi.

terpencil.
demikian,

Menurut data lapangan yang

kemampuan mengajar guru sangat

telah diambil menyatakan bahwa

diperlukan

dalam pengajaran

Dengan

dalam

proses

guru

masih

terkandung maksud

meliputi kesulitan dalam penggunaan

bahwa kemampuan guru merupakan

teknologi, menuliskan daftar evaluasi

salah satu orang kunci yang mampu

secara

mempengaruhi proses pembelajaran

feedback secara gamblang kepada

untuk mencapai tujuan pendidikan.

yang kurang dipahami siswa ataupun

pembelajaran

Akan tetapi dari seluruh guru
di Jawa Tengah yang telah memiliki

mandiri

dan

pemaparan

saat menerimaan raport kepada orang
tua siswa.
Selaras

kualifikasi S1 dan D4 sebanyak

dengan

165.355 orang atau 46,37 persen,

Cooper

sehingga yang belum berkualifikasi

mengatakan bahwa orang dengan

S1 dan D4 sebanyak 191.227 orang

motivasi berprestasi tinggi akan lebih

atau 53,63 persen (Hasanah, 2011).

bertahan

Dalam

harian

menyatakan

bahwa

Pendidikan

Muhammad

Okezone
Pengamat
Zuhdan

dalam

pendapat

Diaz

atau

tekun

(2007)

dalam

mengerjakan tugas walaupun tugas
tersebut

menjadi

semakin

sulit.

Dalam konteks insitusi sekolah, guru

mengungkap, di antara 2,92 juta guru

dengan

hasrat

berprestasi

di Indonesia, ternyata masih ada 1,44

mempunyai

juta guru yang belum berpendidikan

orang yang memiliki motivasi rendah

keuleta.

tinggi

Sebaliknya

cenderung cepat menyerah apabila

cenderung kurang inisiatif dalam

berhadapan

pekerjaan sebagai guru.

dengan

tugas

yang

Menurut Eeinberg dan Gould

semakin sulit.
pada

dalam Woolfolk (2012) motivasi

pengajaran yang kurang optimal

berprestasi adalah upaya seseorang

karena dalam standar kompetensi

untuk menguasahi tugas, mencapai

yang telah dipaparkan memerlukan

keunggulan, mengatasi hambatan,

pemaparan

menggunakan

berforma lebih baik daripada yang

komputer dan proyektor. Sementara

lain, dan bangga dalam menjalankan

itu,

talentanya.

Hal

ini

berdampak

materi

pengajar

belum

mengoperasikan

media

bisa

komputer

karena

Gagasan

ini

motivasi

penting

berprestasi

ataupun proyektor secara mandiri.

membantu kita memahami kenapa

Hal tersebut disebabkan karena para

sebagian orang termotivasi untuk

guru kurang aktif dalam mempelajari

mencapai

kembali bahan evalusi, menunda-

lainnya

nunda

sekali.

waktu

kembali

untuk

materi

mengulas

dan

sesuatu
tidak

Menurut

malas

dan

sebagian

termotivasi

sama

Mulianto

dalam

mempelajari teknologi baru hal ini

Riani (2014) motivasi berprestasi

karena sebagian guru beranggapan

berhubungan erat dengan dua faktor

adanya aktivitas lain selain pekerjaan

yaitu kecerdasan dan kepribadian. IQ

sebagai guru misalnya mengelola

adalah

tugas

kepribadian

rumah

tangga,

PKK,

kemampuan

potensi

adalah

dan

kemampuan

keterbatasan fisik dan beberapa hal

seseorang untuk mengintegrasikan

lain.

fungsi psiko fisiknya yang sangat

yang

Dari paparan data lapangan

menentukan

telah

menyesuiakan

didapat

menegaskan

dirinya
diri

dalam
terhadap

bahwa motivasi yang dimiliki para

lingkungannya.

guru rendah, hal tersebut tercermin

Terdapat empat aspek utama yang

dari sikap guru yang menunda-nunda

membedakan

pekerjaan,

berprestasi individu Asnawi dalam

mengoperasikan

malas
komputer,

dalam
dan

tingkat

Handayani (2013) :

motivasi

faktor motivasi berprestasi

a. Tanggung jawab. Individu

adalah kemampuan.

yang memiliki motivasi yang

Dalam hal ini adalah kemampuan

tinggi akan merasa dirinya
bertanggung jawab atas tugas

mengajar

yang

(2014), kemampuan (ability) adalah

diberikan.

Ia

akan

guru.

Menurut

menyelesakan setiap tugas

suatu

yang dikerjakannya dan tidak

seseorang

akan meninggalkan tugas itu

keahlian

sebelum selesai.

mengerjakan beragam tugas dalam

dengan

berprestasi

atau

untuk
dalam

potensi

menguasahi

melakukan

atau

resiko.

suatu pekerjaan atau sutu penilaian

motivasi

atas tindakan seseorang. Sehingga

b. Mempertimbangkan
Individu

kecakapan

Riani

tinggi

akan

kemampuan

mengajar

adalah

memilih tugas dengan derajat

kesanggupan seorang guru dalam

kesukaran yang sedang, yang

melaksanakan

menantang

kemampuannya,

mengajar yang bermutu, bertanggung

namun masih memungkinkan

jawab pada tugasnya, menguasahi

untuk berhasil menyelesaikan

dan

dengan baik.

menguasahi

c. Memperhatikan umpan balik,

kegiatan

mengembangkan

sumber

dan

belajar,

belajar

metode,

menggunakan
memantau

hasil

motivasi

belajar mengajar dan membentuk

berprestasi tinggi menyukai

kedisiplinan dalam mengajar. Aspek-

pemberian umpan balik atas

aspek kemampuan mengajar

hasil kerjanya.

terdapat dalam Hartanto (2005) yaitu

individu

dengan

d. Kreatif-inovatif.

Individu

yang

(1) merencanakan pembelajaran, (2)

dengan motivasi berprestasi

melaksanakan

yang

Menurut Cruickshank (2014) faktor-

tinggi

bertindak
mencari

cenderung

kreatif,
cara

menyelesaikan

dengan

baru
tugas

untuk
dan

seefektif mungkin.Salah satu

pembelajaran.

faktor yang mempengaruhi dalam
kemampuan mengajar adalah :
1) Karakteristik pribadi
Dalam melakukan pengajaran
menurut karakteristik pribadi

mencakup jenis gender, usia,

pilih, serta jenis dan jumlah

pengalaman,

persiapan pengajaran yang

kepribadian,

kepercayaan dan gaya belajar.

guru

Dari

Pengalaman masa lalu dalam

jenis

mengajar

dan

cara-cara

seorang

harus

akan

berikan.

pendidikan

akan

memiliki pengetahuan akan

mempengaruhi

materi yang akan diajarkan

yang guru lakukan. Cara guru

yang tentu akan membawa

mengajar

keuntungan

penting karena guru pemula

tertentu.

Umumnya

setiap

guru

pengajaran

adalah

biasanya

sangat

meniru

atau

karakteristik

mengimitasi

guru-guru

disposisi dan kebutuhan yang

sebelumnya.

Pengetahuan

unik, guru akan mengajar

guru

peningkatan

dengan

tertentu,

subjek pengajaran seharusnya

membuat kelas yang berbeda

rasa kepercayaan diri dan

dengan

lain.

kompetensi mengajar guru

para

serta

memiliki

cara

yang

Bagaimanapun

juga,

tentang

kecenderungan

guru memiliki sifat yang

siswa

kurang lebih sama seperti

menghargai

memiliki

diajarkan.

komitmen

satu

sama lain, keinginan untuk

akan

belajar
hal

Faktor

kecemasan

mempengaruhi

yang

yang

ini

berelasi dengan kesuksesan

guru.

mengajar.

mengenali

2) Pengalaman dan persiapan

dan

3) Konteks pengajaran

menjalin relasi yang baik dan
tertentu

para

akan
pengajaran

Kemampuan
dan

keberagaman

untuk

menerima

pelajar

serta

pendidikan

mengadaptasi

Pengalaman-pengalaman

sesuai keberagaman tersebut,

yang

didapati

oleh

guru

meliputi pengetahuan dalam
bidang pengajaran yang guru

pengajaran

menjadi faktor yang semakin
lama semakin penting.

Hipotesis dalam penelitian ini

kemampuan

mengajar

dengan

adalah Ada hubungan positif antara

motivasi berprestasi pada guru. Hasil

kemampuan

dengan

penelitian ini sesuai dengan hipotesis

motivasi berpretasi. Semakin tinggi

yang diajukan oleh peneliti, yaitu

kemampuan mengajar maka akan

adanya

semakin

mengajar

hubungan

positif

antara

pula

motivasi

kemampuan

Sebaliknya,

semakin

motivasi berpretasi. Semakin tinggi

rendah kemampuan mengajar maka

kemampuan mengajar maka akan

akan semakin rendah pula motivasi

semakin

berprestasi.

berprestasi.

METODE

rendah kemampuan mengajar maka

tinggi

berprestasi.

Subjek yang diambil dalam
penelitian

adalah

Kecamatan

42

guru

Tuntang.

di

Dengan

mengajar

tinggi

dengan

pula

motivasi

Sebaliknya,

semakin

akan semakin rendah pula motivasi
berprestasi. Hal ini dapat diartikan
bahwa

kemampuan

mengajar

menggunakan teknik pengambilan

mempengaruhi motivasi berprestasi.

sampel random sampling. Metode

Tingkat motivasi berprestasi guru

pengumpulan

dalam

data

menggunakan

penelitian

ini

termasuk

skala kemampuan mengajar dan

kategori rendah Sedangkan tingkat

skala motivasi berprestasi. Teknik

kemampuan mengajar guru dalam

analisis data menggunakan korelasi

penelitian

Product Moment Pearson.

tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

pendapat

Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan

teknik

analisis

ini

Hal

2005)

orang

kategori

sesuai

dengan

(Hartanto,

yang

motivasi

berprestasinya tinggi (n-Ach tinggi),
yang

dengan

berprestasi,

bantuan

ini

McClelland

Product Moment dari Carl Pearson
menggunakan

termasuk

memiliki

kebutuhan

mengalami

untuk

kepuasan

program SPSS 19 For Windows

bukan karena mendapatkan imbalan

dapat

dari

diketahui

nilai

koefisien

hasil

kerjanya,

kepuasan

0,02 yang berarti terdapat hubungan

berhasil menyelesaikan pekerjaannya

positif

dengan sempurna. Kepuasan disini

signifikan

antara

tersendiri

ada

korelasi (rxy) = 0,317, dengan sig =
yang

batin

tetapi

ketika

kemampuan

kerja sendiri sebelumya. Jika hasil

mengajar guru itu sendiri. Sedangkan

kerjanya lebih baik dari sebelumnya,

Atkinson melihat motif berprestasi

maka motif berprestasinya tinggi.

sebagai

Tetapi jika hasil kerjanya tidak baik

diartikan

hasil

dari

dorongan

untuk

sukses.

Artinya jika dorongan itu tinggi

dari

sebelumnya,

maka

motif

maka sukses pun tinggi. Itu berarti

berprestasinya

rendah;

(3)

motif berprestasi tinggi. Sebaliknya

keunggulan

jika dorongan itu rendah maka

dengan

sukses pun rendah. Itu berarti motif

membandingkan hasil kerja sendiri

berprestasi

yang

berhubungan

orang

lain,

dapat

rendah.

Heckhausen

dengan orang lain. Jika hasil kerja

motif

berprestasi

sendiri lebih baik dari orang lain,

menentukan

dan

maka motif berprestasinya tinggi.

ukuran keunggulannya. Aktivitas itu

Tetapi jika hasil kerja orang lain

berhubungan dengan berhasil/sukses

lebih

dan gagal. Bahwa dalam aktivitas,

berprestasinya rendah.

seseorang

dari

aktivitasnya

baik,

Hasil

orang berhasil atau gagal dapat
diketahui melalui aspirasinya, artinya

variabel

orang

mempunyai

berhasil/sukses

biasanya

maka

motif

analisis
motivasi
rerata

diketahui
berprestasi

empirik (RE)

aspirasinya sedang, sebaliknya orang

sebesar 64,60 dan rerata hipotetik

gagal biasanya aspirasinya tinggi

(RH)

atau rendah. Sedangkan dalam kaitan

motivasi berprestasi pada subjek

dengan keunggulan, maka untuk: (1)

tergolong

keunggulan

berhubungan

kategori skala motivasi berprestasi

dengan tugas, dapat dilihat dari hasil

diketahui bahwa terdapat 74% ( 31

kerjanya. Jika hasil kerjanya baik

orang) yang tergolong rendah, 24%

maka motif berprestasinya tinggi.

(10 orang) yang tergolong sedang

Tetapi jika hasil kerjanya kurang

dalam motivasi berprestasi; 2% (1

baik

orang) yang tergolong tinggi dalam

maka

rendah;

(2)

yang

motif

berprestasinya

keunggulan

yang

sebesar

motivasi

80

rendah.

yang

berarti

Berdasarkan

berprestasi.

Ini

berhubungan dengan diri sendiri,

menunjukkan bahwa prosentase dari

dapat dibandingkan dengan hasil

jumlah terbanyak berada pada posisi

rendah. Sehingga hal tersebut dapat

Hal tersebut dapat diartikan bahwa

diartikan bahwa belum begitu cukup

guru sudah memenuhi aspek-aspek

memenuhi

kemampuan

aspek-aspek

berprestasi

seperti

motivasi
yang

mengajar

memiliki kemampuan merencanakan

dikemukakan oleh Asnawi (2013)

pembelajaran

yakni

jawab,

pembelajaran.

resiko,

SIMPULAN DAN SARAN

bertanggung

mempertimbangkan

memperhatikan umpan balik, dan

yakni

dan

melaksanakan

a) Simpulan

kreatif-inovatif. Hal ini berarti subjek

Berdasarkan hasil analisis data

cenderung kurangnya kemampuan

dan pembahasan yang telah diuraikan

dan keterampilan

sebelumnya

guru sehingga

menurunkan motivasi berprestasinya
yang

terbentuk

dari

disimpulkan

bahwa :
1. Ada hubungan positif yang

sikap

signifikan antara kemmapuan

menghadapi situasi kerja.
Sedangkan
kemampuan

dapat

mengajar dengan motivasi

variabel

mengajar

berprestasi guru.

diketahui

2. Tingkat

rerata empirik (RE) sebesar 93,98

kemampuan

dan rerata hipotetik (RH) sebesar

mengajar yang dimiliki Guru

72,5

tergolong tinggi.

yang

berarti

kemampuan

mengajar pada subjek

tergolong

3. Tingkat motivasi berprestasi
yang dimiliki Guru tergolong

tinggi.

Berdasarkan

kategorisasi

skala

kemampuan

mengajar

rendah.

dinyatakan bahwa terdapat 5% (5

Sumbangan

efektif

orang) yang tergolong tinggi dalam

mengajar

dengan

kemampuan mengajar; dan 95% (40

berprestasi sebesar 10,1%, hal ini

orang) yang tergolong sangat tinggi.

berarti masih terdapat 89,9% faktor-

Ini menunjukkan bahwa prosentase

faktor

dari jumlah terbanyak berada pada

motivasi berprestasi selain karena

posisi

menunjukkan

kemampuan

dari

persepsi, harga diri, kepuasan kerja,

bahwa

tinggi.

Ini

prosentase

jumlah

terbanyak berada pada posisi tinggi.

dll.

lain

yang

kemampuan
motivasi

mempengaruhi

mengajar,

misalnya

penggunaan

b) Saran
Disarankan dapat menjadikan

komputer,

aplikasi
membuat

dalam
susunan

hasil penelitian ini sebagai kajian

perencanaan bahan ajar yang akan

dalam

digunakan.

pengembangan

ilmu

pengetahuan di bidang psikologi dan
memberi

kontribusi

khususnya

mengenai

teoritis
kemampuan

mengajar dan motivasi berprestasi.
Bagi

Guru

sebaiknya

meningkatkan
dalam

sekolah

lebih

kualitas

mengajar

seperti

membaca

buku,jurnal ataupun karya ilmiah
terbaru untuk referensi bahan ajar
yang

lebih

meningkatkan

mutu

pembelajaran, memberikan latihan
secara

efektif

setiap

pemberian

pembelajaran bagi siswa dan siswi,
mempelajari

Daftar Pustaka

teknologi

komputer

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala
Psikologi.
Yogyakarta:
Puataka Pelajar.
Bramantyo. (2013). Astaga, 49,3%
Guru di Indonesia
Belum
Sarjana.
Jakarta:
Okezone
(Kampus).
Chaplin, J. (2011). Kamus Lengkap
Psikologi.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan
Dasar
Mengajar.
Bandung: Alfabeta.

beserta aplikasi-aplikasi yang ada
didalamnya untuk menambah daya
kemampuan dan efisiensi dalam
mengajar mengajar ataupun dalam
perencanaan

pembelajaran.

Bagi

sekolah sangat memiliki peranan
penting dalam tempat pembentukan
sikap dan kemampuan, hendaknya
sekolah

memberikan

fasilitas,

kapasitas dan sumber daya manusia
yang

dapat

melatih

dan

mengembangkan potensi yang guru
miliki

seperti

melatih

dalam

Dian Nugraheni, Sri Mulyani, Sri
Retno Dwi Ariani.
(2013).
Pengaruh
Pembelajaran Bervisi
Dan Berpendekatan
Sets Terhadap Prestasi
Belajar Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas X
Sman 2 Sukoharjo
Pada Materi Minyak
Bumi Tahun Pelajaran
2011/2012.
Pendidikan
Kimia
(JPK), 34-35.
Diaz, R. (2007). Hubungan Antara
Burnout
dengan

Motivasi Berprestasi
pada Mahasiswa yang
Bekerja.
Fakultas
Psikologi . Depok:
Universitas
Gunadarma.

Terhadap Sertifikasi
Guru
Dengan
Motivasi
.
Tesis.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.

Donald R Cruickshank, Deborah B.
Jenkins,
Kim
K.
Metcalf.
(2014).
Perilaku
Mengajar
(Buku 1). Jakarta:
Salemba Humanika.

Mona, S. (2013). Motivasi Kerja
Guru
Dalam
Melaksanakan Tugas
Di SMP 1 Kecamatan
Guguak
Kabupaten
Lima Puluh Lima.
Jurnal Administrasi
Pendidikan (hal. 120461). Palangkaraya:
UNP.

Donald R Cruickshank, Deborah B.
Jenkins,
Kim
K.
Metcalf.
(2014).
Perilaku
Mengajar
(Buku 2). Jakarta:
Salemba Humanika.
Hartanto. 2005. Hubungan Antara
Kepribadian
Guru
Dengan
Motivasi
Belajar Siswa Dalam
Proses Pembelajaran
Di SMA Negeri 1
Getasan. Penelitian.

Purnamasari,

Mega, I. 2014.
Hubungan
Self
efficacy, dan Motivasi
Berprestasi
Dengan
Kecemasan
Mahasiswa
Yang
Sedang Mengerjakan
Skripsi.
Tesis.
Fakultas Psikologi :
UMS.

Sri. 2013. Peranan
Pendidikan
Dan
Latihan Profesi Guru
(PLPG)
Terhadap
Kemampuan
Guru
Dalam
Mengelola
Proses
Belajar
Mengajar Di Smp
Negeri
1
Sambi
Boyolali Tahn Ajaran
2012/2013.
Skripsi.
Fakultas
Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan :
UMS

Prasetyo, Zuhdan K. (2004). "Model
Perkuliahan
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mengajar
IPA
Mahasiswa
Calon
Guru Sekolah Dasar."
Desertasi. PPs UPI.
Bandung. Lampiran:
Contoh
pengembangan model
pembelajaran IPA di
PGSD dengan Model
Four-D 1.

Hasanah, Y. F. (2011). Hubungan
Antara
Persepsi

Rahardja, Tjandralilah Alice. 2004.
“Hubungan
Antar

Handayani,

Komunikasi Guru Dan
Motivasi Kerja Guru
Dengan Kinerja Guru
SMUK BPK Penabur
Jakarta”.
Jurnal
Pendidikan Penabur
No. 3 tahun III, hal 47.
Riani,

Azizah Hevi Al. 2014.
Kemampuan
Guru
Biologi
negeri
1
gondang sragen dalam
penyusunan penilaian
autentik (authenthic
assesment)
sebagai
evaluasi
pembelajaran. Skripsi.
Fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan :
UMS.

Suastuti,

Rasni, Ratih. 2014.
Hubungan
antara
kepuasan kerja dengan
motivasi berprestasi
pada
karyawan.
Skripsi.
Fakultas
Psikologi : UMS

Sulastri,

Tuti. 2007. Hubungan
Motivasi berprestasi
dan disiplin dengan
kinerja dosen. Jurnal
Otimal vol, 1 No, 1 :
Bekasi.

Wijaya, C., & Rusyan, A. T. (1991).
Kemampuan
Dasar
Guru dalam Proses
Belajar
Mengajar.
Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Wiprana, Y. V. (2006). Motivasi
Berprestasi
dalam

Bidang
Akademik
Pada
Mahasiswa
Pekerja
Sales
Promotion
Girl
Ditinjau dari Konsep
Diri.
Fakultas
Psikologi. Semarang:
Universitas
Soegijapranata.
Woolfolk, A. (2008). Educational
Psychology. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yogaswara, Atep. 2010. “Kontribusi
Manajerial
Kepala
Sekolah Dan Sistem
Informasi
Kepegawaian
Terhadap
Kinerja
Mengajar
Guru”.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan, Vol 11
No. 2, Hal 62-63.