HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ANISA YUNIARTIKA
F 100 110 054
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ANISA YUNIARTIKA
F 100 110 054
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU
Anisa Yuniartika
Achmad Dwityanto
Anisayuniartika@yahoo.co.id
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat
umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik.
Namun tidak semua guru dapat bekerja sesuai harapan dan tujuan serta memiliki
kinerja yang tinggi. Yang ditandai dengan belum terpenuhinya kualifikasi
akademik sebagai guru dan tingkat kompetensi guru yang rendah. Dengan adanya
motivasi berprestasi diharapkan guru dapat meningkatkan kinerja yang
tinggi.Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Untuk mengetahui hubungan antara
motivasi berprestasi dengan kinerja guru SMA Negeri 1 Karanganyar 2) Untuk
mengetahui tingkat motivasi berprestasi guru SMA Negeri 1 Karanganyar 3)
Untuk mengetahui tingkat kinerja guru SMA Negeri 1 Karanganyar 4) Untuk
mengetahui sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMA
Negeri 1 Karanganyar
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh guru di SMA Negeri 1
Karanganyar yang berjumlah 49 guru yang dipergunakan sebagai sampel. Maka
dalam penelitian ini disebut study populasi. Metode menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan alat ukur dokumentasi kinerja dan skala motivasi berprestasi.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
= 0,704
dengan sig.= 0,000; p < 0,01. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat
dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi
dengan kinerja guru.Tingkat motivasi berprestasi termasuk dalam kategori sangat
tinggi dengan rerata empirik 96,39 dan rerata hipotetik 60. Tingkat kinerja guru
termasuk ke dalam kategori baik dengan rerata empirik 81,24. Sumbangan efektif
motivasi berprestasi dengan kinerja guru sebesar 49,6% dan 50,4% sisanya
dipengaruhi variabel lainnya.
Kata kunci : motivasi berprestasi, kinerja guru
v
keinginan
PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang ini
semua
masyarakat
pihak
umum
terutama
yang
telah
pendidikan sangatlah penting bagi
mempercayai sekolah dan guru dalam
semua orang. Bekal pendidikan yang
membina anak didik. Dalam meraih
dimiliki oleh setiap individu akan
mutu pendidikan yang baik sangat
bermanfaat
dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
apabila
dan
dapat
berkembang
digunakan
melakukan
persaingan
kompetitif.
Dengan
berkembangnya
era
baik
dengan
melaksanakan
yang
sehingga
kinerja guru menjadi tuntutan penting
semakin
sekarang
tugasnya
untuk
ini
mencapai
pendidikan.
Secara
keberhasilan
umum
mutu
membuat kinerja para guru juga harus
pendidikan yang baik menjadi tolak
semakin
itu,
ukur bagi keberhasilan kinerja yang
bangsa
ditunjukkan guru. Motivasi berprestasi
berkembang.
bersamaan
dengan
Selain
itu
Indonesia sedang dihadapkan pada
guru
fenomena yang sangat dramatis, yakni
disuatu
rendahnya
dampak positif baik bagi individu
daya
saing
sebagai
indikator bahwa pendidikan belum
maupun
mampu menghasilkan sumber daya
begitu
manusia
motivasi
(SDM)
yang
berkualitas
(Mulyasa, 2011).
Guru
yang tinggi dalam bekerja
sekolah
akan memberikan
organisasi
atau
sekolah,
pula sebaliknya.
Adanya
berprestasi
yang
tinggi
dapat meningkatkan hasil kerja atau
dituntut
memiliki
kinerja guru, manajemen sekolah,
kinerja yang mampu memberikan dan
dalam
merealisasikan
memberikan
harapan
dan
1
konteks
ini
harus
jalan terbaik, dengan
jalan lebih memperhatikan para guru
bertanggung jawab atas peserta didik
agar mereka dapat bekerja secara
di
efektif. Motivasi berprestasi
yang
meningkatkan prestasi belajar peserta
tinggi akan mempunyai semangat,
didik. Kinerja guru dapat ditunjukkan
keinginan
dari seberapa besar kompetensi –
dan energi
yang
besar
bawah
bimbingannya
dengan
dalam diri individu untuk bekerja
kompetensi
seoptimal
Motivasi
dipenuhi. Guru perlu menyampaikan
berprestasi yang tinggi pada guru
materi pembelajaran secara sistematis
akan membawa dampak positif bagi
dan tersusun, menggunakan bahasa
proses
belajar mengajar di sekolah
yang jelas dan mudah dipahami,
dan meningkatkan daya saing guru.
memberikan informasi dengan contoh-
Apabila motivasi berprestasi rendah
contoh yang jelas dan yang berkaitan
akan menurunkan daya saing antar
serta tingkat pembelajaran yang sesuai
guru. Guru memegang peran utama
dengan tingkat perkembangan anak
dalam
didiknya (Wardana, 2013).
mungkin.
pembangunan
khususnya
pendidikan,
yang
dipersyaratkan
yang diselenggarakan
Berdasarkan catatan Human
secara formal disekolah. Guru sangat
Development Index (HDI), fakta lain
menentukan
peserta
menunjukkan bahwa mutu guru di
kaitannya
Indonesia masih jauh dari memadai
didik,
keberhasilan
terutama
dalam
dengan proses belajar-mengajar
Kinerja
guru
untuk melakukan
perubahan yang
merupakan
sifatnya mendasar seperti kurikulum
kemampuan guru dalam melaksanakan
berbasis kompetensi (KBK). Dari data
tugas pembelajaran di madrasah dan
statistik HDI terdapat 60% guru SD,
2
40% SLTP, SMA 43%, SMK 34%
disertifikasi di kecamatan Sumberbaru
dianggap belum layak untuk mengajar
Jember mendapatkan hasil sumbangan
di jenjang masing-masing. Selain itu,
efektif
17,2% guru atau setara dengan 69.477
terhadap kinerja adalah sebesar 87,7%
guru mengajar bukan bidang studinya
adapun
(Murwanti, 2013).
dipengaruhi oleh variabel lain yang
Motivasi berprestasi pada guru
dari
motivasi
sisanya
tidak
berprestasi
sebesar
diteliti
dalam
12,3%
penelitian
dapat didefinisikan sebagai unsur yang
ini.Dengan motivasi berprestasi yang
membangkitkan, mengarahkan, dan
tinggi, menyebabkan guru memiliki
mendorong
untuk
keinginan kuat untuk melakukan hal-
melakukan tindakan dan mengatasi
hal dengan lebih baik dan memiliki
segala tantangan dan hambatan dalam
tanggung
upaya
menemukan jawaban terhadap suatu
seorang
untuk
guru
mencapai
tujuan
jawab
pribadi
dalam
pendidikan. Hilgard (dalam Hidayat,
masalah.
2008)
menyebabkan adanya kinerja yang
mengemukakan
motivasi
beprestasi adalah motif social untuk
penting
dapat
Menurut
Supriyanto
(dalam
Supardi, 2013) kinerja adalah hasil
sempurna untuk memenuhi standart
kerja seseorang dalam periode tertentu
keunggulan dari apa yang dilakukan
merupakan
seseorang.
dibandingkan dengan target/ sasaran,
yang
baik
juga
dan
Penelitian
dengan
ini
tinggi pada guru (Wardana, 2013).
mengerjakan sesuatu yang berharga
atau
Hal
prestasi
kerja,
bila
dilakukan
standar, kriteria yang telah ditentukan
Wardana pada 110 guru yang sudah
terlebih dahulu dan telah disepakati
3
bersama
ataupun
kemungkinan-
antara sikap dan tiindakan untuk
kemungkinan lain dalam suatu rencana
mewujudkan
tertentu. Kinerja lebih sering disebut
dengan mengutamakan kepentingan
dengan prestasi yang merupakan hasil
dinas daripada kepentingan diri
dari sebuah pekerjaan.
sendiri,
Berdasarkan
Peraturan
tujuan
organisasi
seseorang,
dan/atau
golongan.
pemerintah Nomor 46 tahun 2011
d. Disiplin
tentang penilaian prestasi kerja PNS
Kesanggupan seorang PNS untuk
yang terdiri dari 6 unsur perilaku kerja
menaati
meliputi :
menghindari
a. Orientasi Pelayanan
ditentukan
kewajiban
dan
larangan
dalam
yang
peraturan
Sikap dan perilaku kerja PNS
perundang-undangan atau peraturan
dalam
memberikan
kedinasan yang apabila tidak ditaati
kepada
yang
dilayani
pelayanan
meliputi
atau dilanggar dijatuhi sanksi.
masyarakat, atasan, rekan sekerja,
e. Kerjasama
unit kerja terkait, dan/atau instansi.
Kemauan dan kemampuan seorang
b. Integritas
PNS untuk bekerjasama dengan
Kemampuan seorang PNS untuk
rekan sekerja, atasan, bawahan baik
bertindak
dalam
sesuai
dengan
nilai,
norma dan etika dalam organisasi.
unit
kerjanya
maupun
instansi lain dalam menyelesaikan
c. Komitmen
suatu tugas dan tanggung jawab
Kemauan dan kemampuan seorang
yang diembannya.
PNS untuk dapat menyeimbangkan
4
f. Kepemimpinan
Menurut
Jackson
(dalam
Kemampuan dan kemauan PNS
Hidayat,
untuk
berprestasi merupakan dorongan yang
momotivasi
dan
2008)bahwa
motivasi
mempengaruhi bawahan atau orang
sangat
lain yang berkaitan dengan bidang
bekerja keras demi mencapai suatu
tugasnya demi tercapainya tujuan
keberhasilan dan keunggulan.
organisasi.
kuat
untuk
Karakteristik
Menurut
berusaha
individu
dan
yang
Simamora
(dalam
memiliki motivasi berprestasi tinggi
2006)
kinerja
menurut
Mangkunegara,
Gellerman
(1984)
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
mengemukakan ciri-ciri individu yang
a. Faktor Individual
mempunyai motivasi berprestasi yang
Yang terdiri dari kemampuan dan
tinggi, yaitu:
keahlian,
a. Lebih senang mencari resiko suatu
latar
belakang
dan
demografi.
peluang untuk mencapai sesuatu
b. Faktor Psikologis
yang berharga di suatu bidang di
Yang terdiri dari persepsi, attitude,
mana sukses itu sulit untuk dicapai.
personality,
Keadaan
pembelajaran,
dan
motivasi berprestasi.
menuntut
c. Faktor Organisasi
ini
individu
dirinya
akan
melakukan
pekerjaan dengan hasil yang lebih
Yang terdiri dari kepemimpinan,
baik dan berusaha lebih keras
penghargaan,
terutama
struktur
dan
job
design.
dalam
situasi
gawat.
Individu berusaha memenangkan
persaingan yang berat dengan jerih
5
payahnya dan mencapai standar
a. Faktor Intrinsik
yang ditentukan.
b. Lebih
Merupakan faktor yang berasal dari
menyukai
aktifitas
yang
dalam diri individu. Faktor intrinsik
memberikan umpan balik yang
ini
cepat dan tepat. Individu ini akan
ditetapkan,
lebih senang diberi tahu secara
diinginkan, cita-cita, harga diri
tepat apa yang benar dan apa yang
yang
salah sehubungan dengan cara kerja
sukses, dan potensi dasar yang
mereka. Mereka akan bekerja keras,
dimiliki.
apabila mereka mendapatkan pujian
akan
hasil
pekerjaannya.
terdiri
tinggi,
dari
tujuan
harapan
rasa
takut
yang
yang
untuk
b. Faktor Ekstrinsik
Jika
Merupakan faktor yang berasal dari
pekerjaanya membutuhkan bantuan,
luar diri individu atau lingkungan.
mereka akan memilih orang-orang
Faktor ekstrinsik ini terdiri dari
yang terbukti ahli untuk dapat
faktor situasional, norma kelompok,
membantunya.
senang
resiko yang ditimbulkan sebagai
diri
akibat dari prestasi yang diperoleh,
membandingkan
Mereka
prestasi
sendiri dengan prestasi orang lain
sikap
dan tidak akan memaafkan diri
lingkungan,serta pengalaman yang
sendiri apabila mereka tidak dapat
dimiliki.
terhadap
kehidupan
dan
menyelesaikan tugas yang ia mulai.
Berdasarkan uraian di atas,
Menurut Djaali (2008) bahwa
maka hipotesis yang diajukan adalah
faktor yang mempengaruhi motivasi
ada hubungan positif antara motivasi
berprestasi adalah:
berprestasi dengan kinerja guru.
6
dengan kinerja guru. Hubungan positif
METODE PENELITIAN
Subjek
adalah
guru
Karanganyar
dari
SMA
yang
penelitian
ini
Negeri
1
berstatus
dari penelitian ini dapat digambarkan
bahwa
semakin
tinggi
motivasi
berprestasi maka semakin tinggi pula
PNS
berjumlah 49 guru. Teknik yang
kinerja
guru,
digunakan dalam penelitian ini adalah
rendah
motivasi
study populasi. Metode menggunakan
semakin rendah kinerja guru.
Hasil
pendekatan kuantitatif dengan alat
sebaliknya
semakin
berprestasi
penelitian
ini
maka
sesuai
ukur dokumentasi kinerja dan skala
dengan penelitian yang dilakukan oleh
motivasi berprestasi. Sedangkan teknik
Rabiatul
Adawiyah
analisis data menggunakan Product
berjudul
Pengaruh
Moment dari Pearson.
terhadap produktivitas kerja pegawai
(2011)
yang
motivasi
kerja
di kantor Kecamatan Tebing Tinggi,
menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa
salahsatu
analisis
keberhasilan kerja pegawai adalah
Product Moment diketahui bahwa
dengan pemberian motivasi dikalangan
hubungan antara motivasi berprestasi
pegawai, dimana motivasi merupakan
dengan kinerja guru adalah
daya
Berdasarkan
hasil
0,704
dorong
yang
menciptakan
dengan sig = 0,000; p ≤ 0,01.
kegairahan
Berdasarkan hasil perhitungan Product
berasal dari dalam maupun dari luar
Moment menunjukkan bahwa ada
yang mendorong untuk mau bekerja
hubungan
dengan
positif
yang
sangat
seseorang
segala
upayanya
mencapai tujuan tertentu.
signifikan antara motivasi berprestasi
7
baik
yang
untuk
Pendapat diatas juga didukung
yang mempunyai motivasi berprestasi
oleh teori dari Simamora (dalam
Mangkunegara,
2006)
tinggi, yaitu:
yang
a. Memiliki
menyatakan bahwa salah satu faktor
tingkat
tangung
jawab pribadi yang tinggi
yang dapat mempengaruhi kinerja
b. Memiliki
program
kerja
adalah motivasi berprestasi. Motivasi
berdasarkan rencana dan tujuan
berprestasi tersebut ditunjukan dari
yang realistik serta berjuang
adanya
untuk
faktor
psikologis.
merealisasikannya,
Berhubungan dengan sejauh mana
memiliki kemampuan untuk
seorang
mengambil
individu
ingin
ataupun
keputusan
dan
bersedia berusaha untuk mencapai
berani mengambil resiko yang
kinerja
dihadapi
yang
baik
di
pekerjaan.
Kesediaan untuk berkinerja ini adalah
c. Melakukan
pekerjaan
yang
motivasi. Tidak ada kombinasi dari
berarti dan menyelesaikannya
kapasitas dan kesempatan yang akan
dengan hasil yang memuaskan,
menghasilkan kinerja tinggi jika tidak
mempunyai keinginan menjadi
ada tingkat motivasi atau keinginan
orang
berkinerja.
menguasai bidang tertentu.
Pendapat diatas juga didukung
terkemuka
Berdasarkan
hasil
yang
analisis
oleh teori dari McClelland dan Murray
diketahui variabel motivasi berprestasi
(dalam
2006)
mempunyai rerata empirik sebesar
orang
96,39 dan rerata hipotetik sebesar 60,
Mangkunegara,
mengemukakan
karakteristik
yang menunjukkan bahwa motivasi
8
berprestasi
pada
subjek
tergolong
menjalankan
tugasnya,
disiplin
sangat tinggi. Kategori sangat tinggi
terhadap pekerjaan, kerjasama antar
disini dapat diartikan bahwa subjek
rekan kerja terjalin dengan baik dan
memiliki motivasi berprestasi berupa
memiliki sikap kepemimpinan.
aspek-aspek yang dikemukakan oleh
Sumbangan
efektif
untuk
Gellerman (1984) yaitu lebih senang
variabel dari kedua variabel dilihat
mencari resiko suatu peluang untuk
dari koefisien determinasi
mencapai sesuatu yang berharga di
% yang menunjukkan bahwa variabel
suatu bidang di mana sukses itu sulit
motivasi berprestasi mempengaruhi
untuk dicapai dan lebih menyukai
variabel kinerja guru 49,6 % dan 50,4
aktifitas yang memberikan umpan
% sisanya di pengaruhi variabel
balik yang cepat dan tepat.
lainnya. Menurut Simamora (dalam
Variabel kinerja guru memiliki
rerata
empirik
menunjukkan
81,24
yang
mempengaruhi
kinerjaguru
motivasi
berprestasi
tergolong baik. Kategori ini dapat
persepsi,
attitude,
diartikan bahwa subjek pada dasarnya
pembelajaran.
sikap
guru
Mangkunegara, 2006) faktor lain yang
subjek
memiliki
kinerja
sesuai
= 0,496
dengan
Hasil
selain
misalnya
personality,
penelitian
ini
penilaian kinerja guru berdasarkan
menunjukkan
aspek
dalam
berprestasi dengan segala aspek yang
proses pembelajaran berjalan dengan
terkandung didalamnya memberikan
baik, menjunjung integritas dalam
kontribusi
bekerja,
meskipun kinerja guru tidak hanya
orientasi
pelayanan
berkomitmen
dalam
9
bahwa
terhadap
motivasi
kinerja
guru,
dipengaruhi oleh variabel tersebut,
Hubungan positif dari penelitian
dalam hal ini motivasi berprestasi
ini
memiliki
positif
semakin tinggi motivasi berprestasi
terhadap kinerja guru di SMA Negeri
maka semakin tinggi kinerja guru
1 Karanganyar, sehingga semakin
di SMA Negeri 1 Karanganyar dan
tinggi
kontribusi
motivasi
yang
menggambarkan
bahwa
berprestasi
maka
sebaliknya
kinerja
guru,
motivasi berprestasi maka semakin
sebaliknya semakin rendah motivasi
rendah pula kinerja guru di SMA
berprestasi
Negeri 1 Karanganyar.
semakin
kinerja
tinggi
maka
guru,
mencerminkan
semakin
sehingga
bahwa
rendah
hal
ini
2. Tingkat
memiliki
masuk
motivasi berprestasi menjadi salah satu
tinggi.
indikator untuk meningkatkan kinerja
semakin
motivasi
dalam
rendah
berprestasi
kategori
sangat
3. Tingkat kinerja guru masuk dalam
guru di SMA Negeri 1 Karanganyar.
kategori baik.
4. Sumbangan
efektif
motivasi
KESIMPULAN DAN SARAN
berprestasi terhadap kinerja guru
a. Kesimpulan
sebesar 49,6% dan 50,4% sisanya
Berdasarkan hasil analisis data
dipengaruhi variabel lain yang
penelitian, maka diambil kesimpulan
dapat
mempengaruhi
variabel
sebagai berikut :
kinerja
guru
variabel
1. Ada
hubungan
signifikan
positif
antara
yang
di
motivasi berprestasi.
motivasi
berprestasi dengan kinerja guru.
10
luar
Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: PT
Refika Aditama.
b. Saran
Diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat dijadikan sebagai referensi,
untuk
bahan
masukan
Mulyasa. (2011). Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
dan
pertimbangan bagi peneliti lain
Murwanti, H. (2013). Pengaruh
Sertifikasi
Peran
Guru
Terhadap Motivasi Kerja dan
Kinerja Guru di SMK SeSurakarta. Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Ekonomi (BISE),
Vol 09. No.02, 12-13.
yang ingin melakukaan penelitian
di
bidang
diharapkan
yang
untuk
sama
dan
mengungkap
lebih dalam lagi tentang kinerja
Peraturan pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja
Pegawai
Negeri Sipil. 2013. Jakarta :
Badan Kepegawaian Negara.
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti,
A. W. (2009). Motivasi
Berprestasi
Ditinjau
Dari
Persepsi Terhadap Kompetensi
Guru Pada Siswa Kelas XI dan
XII Program RSBI ( Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional)
di SMA Negeri 1 Purworejo.
Skripsi, 43, 82 - 83.
Rabiatul, A. (2011). Pengaruh
Motivasi
Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai di
Kantor Kecamatan Tebing
Tinggi Kota di Kota Tebing
Tinggi.
Jurnal
Ilmu
Administrasi Negara. Fakultas
Ilmu Sosial Politik.
Djaali,
H.
(2008).
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Supardi. (2013). Kinerja Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Gellerman, W. S. (1984). Motivasi dan
Produktivitas.
penerjemah:
Soepomo & Wardoyo. Jakarta:
Percetakan Djaya Pirusa.
Wardana, D. (2013). Motivasi
Berprestasi Dengan Kinerja
Guru
Yang
Sudah
Di
Sertifikasi.
Jurnal
Ilmiah
Psikologi Terapan, Vol 01.
No.01, 3 - 5.
Hidayat, S. (2008). Hubungan minat
terhadap profesi guru dan
motivasi berprestasi dengan
keterampilan mengajar. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan,
140.
11
KINERJA GURU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ANISA YUNIARTIKA
F 100 110 054
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ANISA YUNIARTIKA
F 100 110 054
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU
Anisa Yuniartika
Achmad Dwityanto
Anisayuniartika@yahoo.co.id
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat
umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik.
Namun tidak semua guru dapat bekerja sesuai harapan dan tujuan serta memiliki
kinerja yang tinggi. Yang ditandai dengan belum terpenuhinya kualifikasi
akademik sebagai guru dan tingkat kompetensi guru yang rendah. Dengan adanya
motivasi berprestasi diharapkan guru dapat meningkatkan kinerja yang
tinggi.Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Untuk mengetahui hubungan antara
motivasi berprestasi dengan kinerja guru SMA Negeri 1 Karanganyar 2) Untuk
mengetahui tingkat motivasi berprestasi guru SMA Negeri 1 Karanganyar 3)
Untuk mengetahui tingkat kinerja guru SMA Negeri 1 Karanganyar 4) Untuk
mengetahui sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMA
Negeri 1 Karanganyar
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh guru di SMA Negeri 1
Karanganyar yang berjumlah 49 guru yang dipergunakan sebagai sampel. Maka
dalam penelitian ini disebut study populasi. Metode menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan alat ukur dokumentasi kinerja dan skala motivasi berprestasi.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
= 0,704
dengan sig.= 0,000; p < 0,01. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat
dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi
dengan kinerja guru.Tingkat motivasi berprestasi termasuk dalam kategori sangat
tinggi dengan rerata empirik 96,39 dan rerata hipotetik 60. Tingkat kinerja guru
termasuk ke dalam kategori baik dengan rerata empirik 81,24. Sumbangan efektif
motivasi berprestasi dengan kinerja guru sebesar 49,6% dan 50,4% sisanya
dipengaruhi variabel lainnya.
Kata kunci : motivasi berprestasi, kinerja guru
v
keinginan
PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang ini
semua
masyarakat
pihak
umum
terutama
yang
telah
pendidikan sangatlah penting bagi
mempercayai sekolah dan guru dalam
semua orang. Bekal pendidikan yang
membina anak didik. Dalam meraih
dimiliki oleh setiap individu akan
mutu pendidikan yang baik sangat
bermanfaat
dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
apabila
dan
dapat
berkembang
digunakan
melakukan
persaingan
kompetitif.
Dengan
berkembangnya
era
baik
dengan
melaksanakan
yang
sehingga
kinerja guru menjadi tuntutan penting
semakin
sekarang
tugasnya
untuk
ini
mencapai
pendidikan.
Secara
keberhasilan
umum
mutu
membuat kinerja para guru juga harus
pendidikan yang baik menjadi tolak
semakin
itu,
ukur bagi keberhasilan kinerja yang
bangsa
ditunjukkan guru. Motivasi berprestasi
berkembang.
bersamaan
dengan
Selain
itu
Indonesia sedang dihadapkan pada
guru
fenomena yang sangat dramatis, yakni
disuatu
rendahnya
dampak positif baik bagi individu
daya
saing
sebagai
indikator bahwa pendidikan belum
maupun
mampu menghasilkan sumber daya
begitu
manusia
motivasi
(SDM)
yang
berkualitas
(Mulyasa, 2011).
Guru
yang tinggi dalam bekerja
sekolah
akan memberikan
organisasi
atau
sekolah,
pula sebaliknya.
Adanya
berprestasi
yang
tinggi
dapat meningkatkan hasil kerja atau
dituntut
memiliki
kinerja guru, manajemen sekolah,
kinerja yang mampu memberikan dan
dalam
merealisasikan
memberikan
harapan
dan
1
konteks
ini
harus
jalan terbaik, dengan
jalan lebih memperhatikan para guru
bertanggung jawab atas peserta didik
agar mereka dapat bekerja secara
di
efektif. Motivasi berprestasi
yang
meningkatkan prestasi belajar peserta
tinggi akan mempunyai semangat,
didik. Kinerja guru dapat ditunjukkan
keinginan
dari seberapa besar kompetensi –
dan energi
yang
besar
bawah
bimbingannya
dengan
dalam diri individu untuk bekerja
kompetensi
seoptimal
Motivasi
dipenuhi. Guru perlu menyampaikan
berprestasi yang tinggi pada guru
materi pembelajaran secara sistematis
akan membawa dampak positif bagi
dan tersusun, menggunakan bahasa
proses
belajar mengajar di sekolah
yang jelas dan mudah dipahami,
dan meningkatkan daya saing guru.
memberikan informasi dengan contoh-
Apabila motivasi berprestasi rendah
contoh yang jelas dan yang berkaitan
akan menurunkan daya saing antar
serta tingkat pembelajaran yang sesuai
guru. Guru memegang peran utama
dengan tingkat perkembangan anak
dalam
didiknya (Wardana, 2013).
mungkin.
pembangunan
khususnya
pendidikan,
yang
dipersyaratkan
yang diselenggarakan
Berdasarkan catatan Human
secara formal disekolah. Guru sangat
Development Index (HDI), fakta lain
menentukan
peserta
menunjukkan bahwa mutu guru di
kaitannya
Indonesia masih jauh dari memadai
didik,
keberhasilan
terutama
dalam
dengan proses belajar-mengajar
Kinerja
guru
untuk melakukan
perubahan yang
merupakan
sifatnya mendasar seperti kurikulum
kemampuan guru dalam melaksanakan
berbasis kompetensi (KBK). Dari data
tugas pembelajaran di madrasah dan
statistik HDI terdapat 60% guru SD,
2
40% SLTP, SMA 43%, SMK 34%
disertifikasi di kecamatan Sumberbaru
dianggap belum layak untuk mengajar
Jember mendapatkan hasil sumbangan
di jenjang masing-masing. Selain itu,
efektif
17,2% guru atau setara dengan 69.477
terhadap kinerja adalah sebesar 87,7%
guru mengajar bukan bidang studinya
adapun
(Murwanti, 2013).
dipengaruhi oleh variabel lain yang
Motivasi berprestasi pada guru
dari
motivasi
sisanya
tidak
berprestasi
sebesar
diteliti
dalam
12,3%
penelitian
dapat didefinisikan sebagai unsur yang
ini.Dengan motivasi berprestasi yang
membangkitkan, mengarahkan, dan
tinggi, menyebabkan guru memiliki
mendorong
untuk
keinginan kuat untuk melakukan hal-
melakukan tindakan dan mengatasi
hal dengan lebih baik dan memiliki
segala tantangan dan hambatan dalam
tanggung
upaya
menemukan jawaban terhadap suatu
seorang
untuk
guru
mencapai
tujuan
jawab
pribadi
dalam
pendidikan. Hilgard (dalam Hidayat,
masalah.
2008)
menyebabkan adanya kinerja yang
mengemukakan
motivasi
beprestasi adalah motif social untuk
penting
dapat
Menurut
Supriyanto
(dalam
Supardi, 2013) kinerja adalah hasil
sempurna untuk memenuhi standart
kerja seseorang dalam periode tertentu
keunggulan dari apa yang dilakukan
merupakan
seseorang.
dibandingkan dengan target/ sasaran,
yang
baik
juga
dan
Penelitian
dengan
ini
tinggi pada guru (Wardana, 2013).
mengerjakan sesuatu yang berharga
atau
Hal
prestasi
kerja,
bila
dilakukan
standar, kriteria yang telah ditentukan
Wardana pada 110 guru yang sudah
terlebih dahulu dan telah disepakati
3
bersama
ataupun
kemungkinan-
antara sikap dan tiindakan untuk
kemungkinan lain dalam suatu rencana
mewujudkan
tertentu. Kinerja lebih sering disebut
dengan mengutamakan kepentingan
dengan prestasi yang merupakan hasil
dinas daripada kepentingan diri
dari sebuah pekerjaan.
sendiri,
Berdasarkan
Peraturan
tujuan
organisasi
seseorang,
dan/atau
golongan.
pemerintah Nomor 46 tahun 2011
d. Disiplin
tentang penilaian prestasi kerja PNS
Kesanggupan seorang PNS untuk
yang terdiri dari 6 unsur perilaku kerja
menaati
meliputi :
menghindari
a. Orientasi Pelayanan
ditentukan
kewajiban
dan
larangan
dalam
yang
peraturan
Sikap dan perilaku kerja PNS
perundang-undangan atau peraturan
dalam
memberikan
kedinasan yang apabila tidak ditaati
kepada
yang
dilayani
pelayanan
meliputi
atau dilanggar dijatuhi sanksi.
masyarakat, atasan, rekan sekerja,
e. Kerjasama
unit kerja terkait, dan/atau instansi.
Kemauan dan kemampuan seorang
b. Integritas
PNS untuk bekerjasama dengan
Kemampuan seorang PNS untuk
rekan sekerja, atasan, bawahan baik
bertindak
dalam
sesuai
dengan
nilai,
norma dan etika dalam organisasi.
unit
kerjanya
maupun
instansi lain dalam menyelesaikan
c. Komitmen
suatu tugas dan tanggung jawab
Kemauan dan kemampuan seorang
yang diembannya.
PNS untuk dapat menyeimbangkan
4
f. Kepemimpinan
Menurut
Jackson
(dalam
Kemampuan dan kemauan PNS
Hidayat,
untuk
berprestasi merupakan dorongan yang
momotivasi
dan
2008)bahwa
motivasi
mempengaruhi bawahan atau orang
sangat
lain yang berkaitan dengan bidang
bekerja keras demi mencapai suatu
tugasnya demi tercapainya tujuan
keberhasilan dan keunggulan.
organisasi.
kuat
untuk
Karakteristik
Menurut
berusaha
individu
dan
yang
Simamora
(dalam
memiliki motivasi berprestasi tinggi
2006)
kinerja
menurut
Mangkunegara,
Gellerman
(1984)
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
mengemukakan ciri-ciri individu yang
a. Faktor Individual
mempunyai motivasi berprestasi yang
Yang terdiri dari kemampuan dan
tinggi, yaitu:
keahlian,
a. Lebih senang mencari resiko suatu
latar
belakang
dan
demografi.
peluang untuk mencapai sesuatu
b. Faktor Psikologis
yang berharga di suatu bidang di
Yang terdiri dari persepsi, attitude,
mana sukses itu sulit untuk dicapai.
personality,
Keadaan
pembelajaran,
dan
motivasi berprestasi.
menuntut
c. Faktor Organisasi
ini
individu
dirinya
akan
melakukan
pekerjaan dengan hasil yang lebih
Yang terdiri dari kepemimpinan,
baik dan berusaha lebih keras
penghargaan,
terutama
struktur
dan
job
design.
dalam
situasi
gawat.
Individu berusaha memenangkan
persaingan yang berat dengan jerih
5
payahnya dan mencapai standar
a. Faktor Intrinsik
yang ditentukan.
b. Lebih
Merupakan faktor yang berasal dari
menyukai
aktifitas
yang
dalam diri individu. Faktor intrinsik
memberikan umpan balik yang
ini
cepat dan tepat. Individu ini akan
ditetapkan,
lebih senang diberi tahu secara
diinginkan, cita-cita, harga diri
tepat apa yang benar dan apa yang
yang
salah sehubungan dengan cara kerja
sukses, dan potensi dasar yang
mereka. Mereka akan bekerja keras,
dimiliki.
apabila mereka mendapatkan pujian
akan
hasil
pekerjaannya.
terdiri
tinggi,
dari
tujuan
harapan
rasa
takut
yang
yang
untuk
b. Faktor Ekstrinsik
Jika
Merupakan faktor yang berasal dari
pekerjaanya membutuhkan bantuan,
luar diri individu atau lingkungan.
mereka akan memilih orang-orang
Faktor ekstrinsik ini terdiri dari
yang terbukti ahli untuk dapat
faktor situasional, norma kelompok,
membantunya.
senang
resiko yang ditimbulkan sebagai
diri
akibat dari prestasi yang diperoleh,
membandingkan
Mereka
prestasi
sendiri dengan prestasi orang lain
sikap
dan tidak akan memaafkan diri
lingkungan,serta pengalaman yang
sendiri apabila mereka tidak dapat
dimiliki.
terhadap
kehidupan
dan
menyelesaikan tugas yang ia mulai.
Berdasarkan uraian di atas,
Menurut Djaali (2008) bahwa
maka hipotesis yang diajukan adalah
faktor yang mempengaruhi motivasi
ada hubungan positif antara motivasi
berprestasi adalah:
berprestasi dengan kinerja guru.
6
dengan kinerja guru. Hubungan positif
METODE PENELITIAN
Subjek
adalah
guru
Karanganyar
dari
SMA
yang
penelitian
ini
Negeri
1
berstatus
dari penelitian ini dapat digambarkan
bahwa
semakin
tinggi
motivasi
berprestasi maka semakin tinggi pula
PNS
berjumlah 49 guru. Teknik yang
kinerja
guru,
digunakan dalam penelitian ini adalah
rendah
motivasi
study populasi. Metode menggunakan
semakin rendah kinerja guru.
Hasil
pendekatan kuantitatif dengan alat
sebaliknya
semakin
berprestasi
penelitian
ini
maka
sesuai
ukur dokumentasi kinerja dan skala
dengan penelitian yang dilakukan oleh
motivasi berprestasi. Sedangkan teknik
Rabiatul
Adawiyah
analisis data menggunakan Product
berjudul
Pengaruh
Moment dari Pearson.
terhadap produktivitas kerja pegawai
(2011)
yang
motivasi
kerja
di kantor Kecamatan Tebing Tinggi,
menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa
salahsatu
analisis
keberhasilan kerja pegawai adalah
Product Moment diketahui bahwa
dengan pemberian motivasi dikalangan
hubungan antara motivasi berprestasi
pegawai, dimana motivasi merupakan
dengan kinerja guru adalah
daya
Berdasarkan
hasil
0,704
dorong
yang
menciptakan
dengan sig = 0,000; p ≤ 0,01.
kegairahan
Berdasarkan hasil perhitungan Product
berasal dari dalam maupun dari luar
Moment menunjukkan bahwa ada
yang mendorong untuk mau bekerja
hubungan
dengan
positif
yang
sangat
seseorang
segala
upayanya
mencapai tujuan tertentu.
signifikan antara motivasi berprestasi
7
baik
yang
untuk
Pendapat diatas juga didukung
yang mempunyai motivasi berprestasi
oleh teori dari Simamora (dalam
Mangkunegara,
2006)
tinggi, yaitu:
yang
a. Memiliki
menyatakan bahwa salah satu faktor
tingkat
tangung
jawab pribadi yang tinggi
yang dapat mempengaruhi kinerja
b. Memiliki
program
kerja
adalah motivasi berprestasi. Motivasi
berdasarkan rencana dan tujuan
berprestasi tersebut ditunjukan dari
yang realistik serta berjuang
adanya
untuk
faktor
psikologis.
merealisasikannya,
Berhubungan dengan sejauh mana
memiliki kemampuan untuk
seorang
mengambil
individu
ingin
ataupun
keputusan
dan
bersedia berusaha untuk mencapai
berani mengambil resiko yang
kinerja
dihadapi
yang
baik
di
pekerjaan.
Kesediaan untuk berkinerja ini adalah
c. Melakukan
pekerjaan
yang
motivasi. Tidak ada kombinasi dari
berarti dan menyelesaikannya
kapasitas dan kesempatan yang akan
dengan hasil yang memuaskan,
menghasilkan kinerja tinggi jika tidak
mempunyai keinginan menjadi
ada tingkat motivasi atau keinginan
orang
berkinerja.
menguasai bidang tertentu.
Pendapat diatas juga didukung
terkemuka
Berdasarkan
hasil
yang
analisis
oleh teori dari McClelland dan Murray
diketahui variabel motivasi berprestasi
(dalam
2006)
mempunyai rerata empirik sebesar
orang
96,39 dan rerata hipotetik sebesar 60,
Mangkunegara,
mengemukakan
karakteristik
yang menunjukkan bahwa motivasi
8
berprestasi
pada
subjek
tergolong
menjalankan
tugasnya,
disiplin
sangat tinggi. Kategori sangat tinggi
terhadap pekerjaan, kerjasama antar
disini dapat diartikan bahwa subjek
rekan kerja terjalin dengan baik dan
memiliki motivasi berprestasi berupa
memiliki sikap kepemimpinan.
aspek-aspek yang dikemukakan oleh
Sumbangan
efektif
untuk
Gellerman (1984) yaitu lebih senang
variabel dari kedua variabel dilihat
mencari resiko suatu peluang untuk
dari koefisien determinasi
mencapai sesuatu yang berharga di
% yang menunjukkan bahwa variabel
suatu bidang di mana sukses itu sulit
motivasi berprestasi mempengaruhi
untuk dicapai dan lebih menyukai
variabel kinerja guru 49,6 % dan 50,4
aktifitas yang memberikan umpan
% sisanya di pengaruhi variabel
balik yang cepat dan tepat.
lainnya. Menurut Simamora (dalam
Variabel kinerja guru memiliki
rerata
empirik
menunjukkan
81,24
yang
mempengaruhi
kinerjaguru
motivasi
berprestasi
tergolong baik. Kategori ini dapat
persepsi,
attitude,
diartikan bahwa subjek pada dasarnya
pembelajaran.
sikap
guru
Mangkunegara, 2006) faktor lain yang
subjek
memiliki
kinerja
sesuai
= 0,496
dengan
Hasil
selain
misalnya
personality,
penelitian
ini
penilaian kinerja guru berdasarkan
menunjukkan
aspek
dalam
berprestasi dengan segala aspek yang
proses pembelajaran berjalan dengan
terkandung didalamnya memberikan
baik, menjunjung integritas dalam
kontribusi
bekerja,
meskipun kinerja guru tidak hanya
orientasi
pelayanan
berkomitmen
dalam
9
bahwa
terhadap
motivasi
kinerja
guru,
dipengaruhi oleh variabel tersebut,
Hubungan positif dari penelitian
dalam hal ini motivasi berprestasi
ini
memiliki
positif
semakin tinggi motivasi berprestasi
terhadap kinerja guru di SMA Negeri
maka semakin tinggi kinerja guru
1 Karanganyar, sehingga semakin
di SMA Negeri 1 Karanganyar dan
tinggi
kontribusi
motivasi
yang
menggambarkan
bahwa
berprestasi
maka
sebaliknya
kinerja
guru,
motivasi berprestasi maka semakin
sebaliknya semakin rendah motivasi
rendah pula kinerja guru di SMA
berprestasi
Negeri 1 Karanganyar.
semakin
kinerja
tinggi
maka
guru,
mencerminkan
semakin
sehingga
bahwa
rendah
hal
ini
2. Tingkat
memiliki
masuk
motivasi berprestasi menjadi salah satu
tinggi.
indikator untuk meningkatkan kinerja
semakin
motivasi
dalam
rendah
berprestasi
kategori
sangat
3. Tingkat kinerja guru masuk dalam
guru di SMA Negeri 1 Karanganyar.
kategori baik.
4. Sumbangan
efektif
motivasi
KESIMPULAN DAN SARAN
berprestasi terhadap kinerja guru
a. Kesimpulan
sebesar 49,6% dan 50,4% sisanya
Berdasarkan hasil analisis data
dipengaruhi variabel lain yang
penelitian, maka diambil kesimpulan
dapat
mempengaruhi
variabel
sebagai berikut :
kinerja
guru
variabel
1. Ada
hubungan
signifikan
positif
antara
yang
di
motivasi berprestasi.
motivasi
berprestasi dengan kinerja guru.
10
luar
Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: PT
Refika Aditama.
b. Saran
Diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat dijadikan sebagai referensi,
untuk
bahan
masukan
Mulyasa. (2011). Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
dan
pertimbangan bagi peneliti lain
Murwanti, H. (2013). Pengaruh
Sertifikasi
Peran
Guru
Terhadap Motivasi Kerja dan
Kinerja Guru di SMK SeSurakarta. Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Ekonomi (BISE),
Vol 09. No.02, 12-13.
yang ingin melakukaan penelitian
di
bidang
diharapkan
yang
untuk
sama
dan
mengungkap
lebih dalam lagi tentang kinerja
Peraturan pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja
Pegawai
Negeri Sipil. 2013. Jakarta :
Badan Kepegawaian Negara.
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti,
A. W. (2009). Motivasi
Berprestasi
Ditinjau
Dari
Persepsi Terhadap Kompetensi
Guru Pada Siswa Kelas XI dan
XII Program RSBI ( Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional)
di SMA Negeri 1 Purworejo.
Skripsi, 43, 82 - 83.
Rabiatul, A. (2011). Pengaruh
Motivasi
Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai di
Kantor Kecamatan Tebing
Tinggi Kota di Kota Tebing
Tinggi.
Jurnal
Ilmu
Administrasi Negara. Fakultas
Ilmu Sosial Politik.
Djaali,
H.
(2008).
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Supardi. (2013). Kinerja Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Gellerman, W. S. (1984). Motivasi dan
Produktivitas.
penerjemah:
Soepomo & Wardoyo. Jakarta:
Percetakan Djaya Pirusa.
Wardana, D. (2013). Motivasi
Berprestasi Dengan Kinerja
Guru
Yang
Sudah
Di
Sertifikasi.
Jurnal
Ilmiah
Psikologi Terapan, Vol 01.
No.01, 3 - 5.
Hidayat, S. (2008). Hubungan minat
terhadap profesi guru dan
motivasi berprestasi dengan
keterampilan mengajar. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan,
140.
11