STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN.

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Non Pendidikan

Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Oleh :

Yessie Stephanie 1101750

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

4750/UN.40.2.5.1/PL/2015

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN" ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada

bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menganggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Yessie Sthepanie NIM. 1101750


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Yessie Sthepanie 1101750

Strategi Pengembangan Fasilitas Wisata Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak Banten

Disetujui dan disahkan oleh,

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Sri Marhanah, S.S., MM. NIP. 19811014 200601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si NIP. 19741018 200812 2 001


(4)

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

Oleh : Yessie Sthepanie (1101750)

Pantai Sawarna merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Lebak, Banten. Aktivitas fotografi yang merupakan salah satu aktivitas unggulan Pantai Sawarna, serta aktivitas berselancar yang menarik minat wisatawan mancanegara mengingat lokasi Pantai Sawarna yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia mempunyai ombak yang cukup besar. Namun Pantai Sawarna masih belum mengembangkan dan memaksimalkan semua potensi yang ada. Fasilitas yang masih kurang memadai baik itu fasilitas umum maupun fasilitas khusus, serta kecenderungan atraksi monoton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan fasilitas wisata seperti apa yang sesuai dengan keadaan yang ada di Pantai Sawarna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis data SWOT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang sesuai ialah strategi

difersifikasi, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan (strenght) internal sebuah

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman (threat) dari luar. Saran untuk pihak pengelola Pantai Sawarna agar membuat ijin operasi secara sah dan tertulis dari pemerintah, meningkatkan pelayanan serta kenyamanan akomodasi penginapan, mengembangkan atraksi agar lebih menarik, penambahan lahan parkir, serta pengembangan di Pantai Sawarna itu sendiri.


(5)

DEVELOPMENT STRATEGY OF TOURIST FACILITIES IN SAWARNA BEACH IN LEBAK BANTEN

By : Yessie Sthepanie (1101750)

Sawarna beach is one of the tourist destinations in Lebak, Banten. Photographic activities is one of leading activities from Sawarna beach, and also surfing activities that attract foreign tourists, given the location of Sawarna beach which directly facing the Indian Ocean which has a huge waves. But Sawarna still undeveloping and maximizing all the potential. Facilities are still inadequate both public facilities and special facilities, as well as the tendency of a monotonous attractions. This research aims to determine the development strategy of tourism facilities which is appropriate to the circumstances that exist at the Sawarna beach. This research using a qualitative methods, Data analysis method which used in this research are SWOT. The result of this research showed up that the appropriate strategy is difersification strategy. The strategy which using internal strength of a company to avoid or reduce the external threat. The advice for administrator of Sawarna beach are to make legally operating license from the government, improve service and comfort the lodging accommodations, develop the attractions to make it more interesting, the addition of parking spaces , as well as in the development Sawarna beach itself .


(6)

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...….. i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ……… v

ABSTRACT ………. vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah……...………... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Kajian Pustaka ...………. 8

1. Pariwisata ... 8

2. Kepariwisataan ... 9

3. Wisatawan ... 11

4. Strategi ... 13

5. Tipe Strategi ... 13

6. Pengembangan Pariwisata ... 14

7. Strategi dan Pengembangan DTW ... 15

8. Fasilitas ………. 17

9. Standar Fasilitas ……… 18


(7)

13.Wisata Pantai ……… 35

14.Wisata Bahari ………... 36

15.Karakteristik Wisata Air ………. 37

B. Kerangka Pemikiran……… 39

C. Hipotesis Penelitian………. 40

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Lokasi Penelitian... 41

B. Metode yang Digunakan... 41

C. Sumber Data Penelitian ………. 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

E. Teknik Pengambilan Sampel ...……… 45

F. Objek Penelitian ………..……….. 46

G. Operasional Variabel Penelitian ……....………..……….. 46

H. Instrumen Penelitian ………... 51

I. Teknik Pengujian Data Validitas dan Reabilitas ... 55

J. Teknik Pengumpulan Data ……... 59

K. Teknik Analisis Data ……... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 71

A. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian ……….………. 71

B. Masyarakat Desa Sawarna ……….…………....…………. 74

C. Sejarah Singkat Pantai Sawarna ………...………… 74

D. Daya Tarik Wisata ………... 75

E. Profil Wisatawan ………... 82

F. Keberadaan Fasilitas Wisata di Pantai Sawarna ……… 91

G. Pengembangan Fasilitas ………. 113

H. Analisis SWOT ……….. 116 I. Strategi Pengembangan Fasilitas Wisata Pantai Sawarna di


(8)

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 131

A.Simpulan... 131

B. Saran... 133

DAFTAR PUSTAKA... 135


(9)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Dimana alam Indonesia yang memiliki kombinasi iklim tropis, dengan 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai yang merupakan garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia.

Akan tetapi, dikarenakan banyaknya kepulauan di Indonesia, tidak seluruh potensi alam yang dimiliki Indonesia dapat berkembang dan mendapat dukungan atau perhatian yang konsen dari pemerintah, salah satunya seperti berbagai potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten dari empat kabupaten yang terdapat di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak memiliki luas sebesar 304.472 ha dengan jumlah penduduk wilayah 1.204.095 (BPS Kab. Lebak). Secara administratif, Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 340 desa, dan lima (5) kelurahan.

Dengan luas wilayah yang cukup luas, tentunya Kabupaten Lebak memiliki banyak potensi pariwisata yang lekat dengan nuansa alam, baik pantai maupun tempat-tempat wisata lain, yang tentunya sangat menarik untuk dikunjungi di Kabupaten Lebak. Potensi wisata alam yang ada di Kabupaten Lebak ini sangat beragam, hal ini tentunya akan menimbulkan daya saing yang baik antara pelaku-pelaku dalam kegiatan pariwisata untuk menggali dan mengembangkan tempat wisata alamnya. Berikut tabel beberapa tempat wisata alam beserta lokasinya di Kabupaten Lebak :


(10)

2

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tempat-tempat Wisata Alam di Kabupaten

Lebak

Nama Wisata Lokasi

Curug Indihiyang Warunggunug

Goa Sangkir Bojongmanik

Pemandian Air Panas Cipanas

Pantai Karang Taraje Bayah

Pantai Pulau Manuk Bayah

Pantai Sawarna Bayah

Pantai Ciantir Bayah

Pantai Bagedur Malingping

Air Panas Senang Hati Malingping

Kawah Cipanas Sobang

Curug Kanteh Cilograng

Pantai Cihara Cihara

Pantai Talanca Malingping

Pantai Cimandiri Panggarangan Pantai Tanjung Panto Wanasalam Pantai Karang Tengah Wanasalam

Tabel 1.1 Data Tempat Wisata Alam Kabupaten Lebak Tahun 2014 Sumber : Peneliti (2014)

Adapun salah satu objek wisata alam berdasarkan pada Tabel 1.1, yaitu Pantai Sawarna. Pantai Sawarna terletak di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kebupaten Lebak, Banten. Pada dasarnya Desa Sawarna memiliki beberapa pantai seperti Pantai Karang Taraje, Pantai Pulau Manuk, serta Pantai Ciantir yang seluruhnya terdapat di Kecamatan Bayah; akan tetapi secara keseluruhan pantai-pantai tersebut dikenal sebagai kesatuan dengan Pantai Sawarna.

Pantai Sawarna adalah sebuah pantai yang menghadap ke Samudera Hindia, yang telah lama menjadi salah satu objek dan daya tarik wisata yang di Kabupaten Lebak, Banten. Namun belakangan, objek wisata ini semakin dikenal baik oleh wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga mulailah banyak wisatawan mengunjunginya. Selain itu, pemandangan alam serta perkebunan dan beberapa goa yang mengelilinginya dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjung.

Dengan banyaknya atraksi wisata yang tersedia di Pantai Sawarna, tentunya dapat menarik minat wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik untuk mengunjunginya. Akan tetapi agar dapat memenuhi kebutuhan wisatawan selama berwisata dibutuhkan pengembangan dari kawasan


(11)

wisata Pantai Sawarna, khususnya fasilitas wisata untuk dapat mendukung berjalannya kegiatan wisata itu sendiri.

Dengan keindahan alam yang tidak dimiliki ditempat lain, Pantai Sawarna telah memiliki atraksi yang sangat menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Akan tetapi, mengingat sebagian besar wilayah Sawarna berupa pantai dengan deburan ombak yang besar, maka diperlukan fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan dan kegiatan wisatawan, seperti fasilitas penjaga pantai (life guard), lampu-lampu penerangan jalan dari pantai menuju home stay atau penginapan yang berada di lingkungan penduduk, dan lain sebagainya.

Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan mempermudah kegiatan aktifitas pengunjung dan wisatawan yang sedang berwisata. Fasilitas berfungsi sebagai media yang dapat menunjang kepuasan wisatawan dan juga sebagai alat yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi suatu objek untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Lili selaku sekretaris desa dari Desa Sawarna menuturkan bahwa permasalahan yang sering dikeluhkan oleh pengunjung yaitu berbagai fasilitas wisata umum yang masih belum memadai seperti, lampu penerangan jalan dari pantai menuju ke penginapan dan lain sebagainya, serta beberapa fasilitas yang tersedia pun kurang terawat dengan baik, dan memerlukan pemeliharaan seperti bangku-bangku atau shelter yang sudah tidak kokoh lagi, adapun berdasarkan keluhan-keluhan pengunjung yang datang ke Pantai Sawarna, yang diperoleh melalui hasil pra-penelitian yang dapat dilihat dalam tabel 1.2.

No Identitas Wisatawan Uraian Keluhan

1.

Bapak Didit (Wisatawan asal

Jakarta)

Fasilitas pendukung seperti bangku untuk bersantai masih sangat kurang, perlu ditambah.

2.

Rama (Wisatawan asal

Jakarta)

Fasilitas pengaman di pantai agar lebih dilengkapi.

3.

Yophy Diky (Wisatawan asal

Bandung)

Tempat makan sangat sedikit.

Novita Maulida (Wisatawan asal

Harus melengkapi lagi fasilitas umum seperti toilet, ATM, pusat informasi, dan lain


(12)

4

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.

Seno S. (Wisatawan asal

Bandung)

Ditingkatkan lagi sarana dan fasilitasnya.

6.

Intan (Wisatawan asal

Bandung)

Penambahan fasilitas pendukung seperti ATM dan toilet umum.

7.

Nikita Alvionita (Wisatawan asal

Jakarta)

Penerangan ditingkatkan di daerah penginapan menuju kawasan pantai.

Tabel 1.2 Data Keluhan Pengunjung Destinasi Wisata Pantai Sawarna Sumber : Hasil Wawancara Pra-Penelitian (2015)

Berbagai masalah tersebut yang kemungkinan menjadi faktor utama menurunnya jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Destinasi Wisata Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak ini dalam periode tahun 2013. Berikut grafik data pengunjung di Destinasi Wisata Pantai Sawarna.

Grafik 1.1. Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan Per-Tahun Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata

Kabupaten Lebak (2015)

Berdasarkan grafik 1.1 terlihat penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang cukup signifikan khususnya dari tahun 2012 ke tahun 2013. Dimana pada

tahun 2012 pemerintah mengadakan kegiatan ‘Gebyar Wisata Sawarna’ yang

menyajikan berbagai pertunjukan kesenian tradisional, pawai budaya, band, serta wayang golek yang melibatkan masyarakat setempat. Akan tetapi pada tahun 2014, jumlah wisatawan mulai kembali meningkat. Dilatarbelakangi oleh berbagai kondisi dan situasi destinasi wisata tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu


(13)

studi pengembangan fasilitas wisata bahari di Pantai Sawarna sebagai bagian dari usaha pengembangan pariwisata sehingga semakin mendukung kegiatan wisata yang dapat menjadi nilai tambah bagi Pantai Sawarna untuk mengundang wisawatan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul “Strategi

Pengembangan Fasilitas Wisata Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak Banten.”

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang dikemukakan oleh Cooper dkk (1995:81), bahwa suatu kawasan wisata harus memenuhi keempat komponen, seperti atraksi (Attraction), aksesibilitas (Accessibilities), amenitas atau fasilitas (Amenities), serta Ancillary

Services, agar segala kepentingan dan kebutuhan wisatawan dapat terpenuhi dan

terlayani dengan baik. Pantai Sawarna memiliki atraksi serta keunikan yang sangat menarik, akan tetapi dikarenakan kurangnya fasilitas sebagai faktor pendukung, sangat mempengaruhi wisatawan yang hendak datang. Sehingga sangat diperlukan pengembangan dalam berbagai aspek seperti penambahan dan perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada, guna mendukung perkembangan destinasi wisata Pantai Sawarna.

C. Rumusan Masalah

Pada uraian sebelumnya menjelaskan bahwa permasalahan penting dalam penelitian pengembangan Pantai Sawarna terletak pada kurangnya fasilitas pendukung wisata. Dengan kata lain, para wisatawan mengalami kesulitan dalam mencapai pantai tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang tersebut, maka dapat dirumuskan batasan masalah dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagaimana kondisi fasilitas wisata di Pantai Sawarna?

2. Faktor internal apa saja yang mempengaruhi pengembangan fasilitas wisata di Pantai Sawarna?

3. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan fasilitas wisata di Pantai Sawarna?


(14)

6

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Strategi apa yang tepat dalam pengembangan fasilitas wisata di Pantai Sawarna?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kondisi fasilitas wisata di Pantai Sawarna.

2. Mengidentifikasi faktor internal apa yang mempengaruhi pengembangan fasilitas wisata di Pantai Sawarna.

3. Mengidentifikasi faktor eksternal apa yang mempengaruhi pengembangan fasilitas wisata di Pantai Sawarna.

4. Membentuk strategi untuk mengembangkan fasilitas wisata di Pantai Sawarna.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan bagi khalayak diantaranya :

1. Bagi penulis, memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang faktor-faktor yang menjadikan suatu kawasan sebagai destinasi wisata.

2. Bagi pengelola, sebagai usulan konsep pengembangan ekowisata berdasarkan potensi yang ada. Bentuk potensi yang ada dalam pengembangan ekowisata di Destinasi Wisata Pantai Sawarna bermanfaat bagi pengelola untuk mengambil keuntungan yang muncul dari pengembangan atraksi ekowisata yang ditujukan bagi para wisatawan.

3. Bagi masyarakat setempat, sebagai pendidikan lingkungan hidup, mendukung penelitian dan pengembangan praktek lingkungan untuk lebih peduli akan lingkungan di sekitar Kawasan Pantai Sawarna.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.


(15)

BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode-metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, dan analisis pengolahan data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan pembahasan atas penelitian berdasarkan teori dan data yang di dapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi.

BAB V : Simpulan dan Saran

Pada bab ini terdapat uraian mengenai kesimpulan penelitian dan rekomendasi mengenai pengembangan yang akan dilakukan di Destinasi Wisata Pantai Sawarna.


(16)

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Pantai Sawarna terletak di wilayah Kampung Gendol, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Adapun Desa Sawarna secara geografis berbatasan dengan:

1) Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Lebak Tipar 2) Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Darmasari 3) Di sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia 4) Di sebelah timur berbatasan dengan Desa sawarna Timur

Gambar 3.1 Denah Lokasi Sumber : Google Maps

Dalam desa sawarna terdapat beberapa obyek wisata yang dapat dikunjungi, yang secara umum seluruhnya disebut sebagai kesatuan dari Pantai Sawarna. Untuk mencapai lokasi penelitian, peneliti melalui jalur selatan, dengan menyusuri sepanjang pantai pelabuhan ratu, dan membutuhkan waktu sekitar 8 (delapan) jam perjalanan.

B. Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu dapat mendeskripsikan, memperoleh gambaran dan memaparkan secara sistematis, fluktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang ada di daerah penelitian.


(17)

Sedangkan menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Dari pendapat-pendapat para ahli mengenai metode deskriptif, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fenomena atau gejala-gejala yang mungkin sehingga permasalahan yang sedang diteliti dapat diungkapkan dengan data yang digunakan berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang tidak perlu dikuantifikasikan.

Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menghasilkan data berupa kata-kata dari bentuk lisan, perilaku seseorang atau sekelompok orang dan melalui sifat kebendaan yang peneliti amati. Sedangkan, tujuan dari pendekatan kualitatif adalah dapat menggambarkan sebuah penjelasan tanpa terikat. Prosedur penelitian ini adalah penggabungan antara data olahan berupa angka atau statistik dan data olahan melalui hasil observasi dan wawancara. Gabungan prosedur ini bertujuan agar penelitian ini dapat memperoleh analisis yang lebih lengkap.

C. Sumber Data Penelitian

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsmi Arikunto, 2006:129). Adapun yang menjadi sumber data adalah:

a. Data Primer

Untuk memperoleh data primer, peneliti melakukan penelitian langsung terhadap Pantai Sawarna. Penelitian lapangan adalah suatu bentuk penelitian langsung terhadap objek yang hendak diteliti. Data primer merupakan sumber data yang terutama diperlukan dalam penelitian ini yaitu:


(18)

43

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Responden dalam penelitian ini ialah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Sawarna, dengan menggunakan kuisioner dan wawancara terstruktur dan semi terstruktur, sebanyak 100 responden.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Sawarna serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak.

b. Data Sekunder

Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, penulis melakukan penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah suatu bentuk penelitian melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas. Tujuannya adalah agar melalui teori-teori yang ada hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dengan benar, sebagai bahan pembanding dan pedoman dalam membahas data-data yang diperoleh dari penelitian lapangan, antara teori dengan pelaksanaan yang sesungguhnya dari objek skripsi. Dimana sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah artikel dari surat kabar cetak dan online, Jurnal, Laporan Penelitan dan Perundang-undangan yang berlaku di Pemerintahan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:55)

Populasi responden dalam penelitian ini adalah wisatawan di Pantai Sawarna. Mengingat jumlah populasi cukup banyak dan lama waktu kunjungan yang tidak menentu, maka dalam rangka efisiensi dan keefektifan penelitian, dilakukan sampling (pengambilan sampel) sebagai representasi dari populasi dalam penelitian ini.


(19)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.

hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut “statistik”. alasan

perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya

b. lebih cepat dan lebih mudah

c. memberi informasi yang lebih banyak dan dalam d. dapat ditangani lebih teliti

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:80). Maka berdasarkan pengertian sampel diatas yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu beberapa orang pengunjung yang datang ke Pantai Sawarna. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Untuk mendapatkan jumlah atau ukuran sampel penelitian, Penulis menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut :

n

=

Dimana :

n = Untuk Sampel = Untuk Populasi

= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih bisa ditolerir.

Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan Wisata di Pantai Sawarna yang diperoleh oleh peneliti saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan dari tahun 2009 hingga tahun 2014 sebanyak 74131 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah 10%.


(20)

45

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak :

n =

N

1+Ne2 n = 74131 1+74131 (0,1)2 n = 74131 1 + (74131 x 0,01)

n = 74131

=

99,86 orang 100 orang 742,31

Dari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 99,86 orang dibulatkan menjadi 100 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian ini.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau

obyek yang diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” kemana saja peneliti

akan melakukan pengumpulan data.

Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2) Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.


(21)

4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

5) Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Sehingga berdasarkan kriteria-kriteria narasumber yang telah dijelaskan oleh Spradley tersebut, sampel yang dipilih dalam penelitian ini ialah Kepala Desa Sawarna, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak, serta wisatawan yang berada di Pantai Sawarna. Dimana orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang menguasai dan memahami masalah yang terdapat di kawasan wisata Pantai Sawarna.

F. Objek Penelitian

Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa yang memiliki banyak obyek wisata dalam satu kawasan, yang berada di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Objek yang akan di teliti antara lain : Fasilitas Wisata Pantai secara teori dan kenyataan yang terdapat di lokasi penelitian, dan faktor-faktor internal dan eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi pengembangan fasilitas wisata pantai bagi pantai sawarna ini. Strategi pengembangan tersebut diharapkan dapat membawa Pantai Sawarna menjadi lebih baik dan mendukung seluruh kegiatan wisatawan.

G. Operasional Variabel

Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm.58) adalah : “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.”.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independent Variable). Variabel bebas ialah, “Variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan

suatu gejala yang diobservasi.”. (Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera, 2008, hlm.107).


(22)

47

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga dapat disimpulkan adalah Variabel Bebas (Independent

Variable) merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak

dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini dapat berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian Strategi Pengembangan Fasilitas Wisata Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak, Banten, peneliti telah menentukan operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini adalah penyajian operasionalisasi variabel berdasarkan standar fasilitas pantai :

Standar Fasilitas Pantai

Aksesibilitas

Informasi Tingkat kemudahan mendapatkan info tentang obyek di Pantai Sawarna

Ordinal

Pintu masuk Tingkat kemudahan mencapai Pantai Sawarna

Ordinal

Parkir Tingkat

kemudahan mencari lahan parkir

Ordinal

Aksesibilitas internal

Tingkat kemudahan mencapai setiap obyek wisata di sekitar Pantai


(23)

Sawarna Pelayanan

Pengunjung

Area public Tingkat kenyamanan ruang terbuka untuk

wisatawan di sekitar Pantai Sawarna

Ordinal

Informasi Tingkat kemudahan mendapatkan info tentang obyek di Pantai Sawarna

Ordinal

Perbelanjaan Tingkat kemudahan mendapatkan souvenir khas Pantai

Sawarna

Ordinal

Penginapan Tingkat kenyamanan penginapan di sekitar Pantai Sawarna

Ordinal

Peribadatan Tingkat keterawatan bangunan peribadatan di sekitar Pantai


(24)

49

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamanan (security)

Tingkat keamanan di sekitar Pantai Sawarna

Ordinal

Keselamatan Tingkat kecepatan mengantisipasi kecelakaan di sekitar Pantai Sawarna

ordinal

Kebersihan Tingkat kebersihan di sekitar Pantai Sawarna

Ordinal

Aktivitas Pengunjung

Berenang,

surfing

Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas tersebut (penyewaan alat, menara pengawas, dll) di Pantai Sawarna

Ordinal

Berjemur Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas berjemur di Pantai


(25)

Sawarna Olahraga

pantai

Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas olahraga pantai di Pantai Sawarna

Ordinal

Mengamati flora dan fauna laut

Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas mengamati flora&fauna laut di Pantai Sawarna

Ordinal

Menikmati pemandangan, fotografi

Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas fotografi di Pantai Sawarna

Ordinal

Jalan-jalan,

jogging,

bersepeda

Tingkat ketersedianya

alat-alat pendukung

aktivitas


(26)

51

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pantai Sawarna Berkemah Tingkat

ketersedianya alat-alat pendukung aktivitas berkemah di Pantai Sawarna

Ordinal

Kegiatan

Outbound

Tingkat ketersedianya alat-alat pendukung kegiatan

outbound di

Pantai Sawarna

Ordinal

Pleasure Walking

Tingkat ketersedianya alat-alat atau fasilitas pendukung aktivitas jalan santai di sekitar Pantai Sawarna

Ordinal

Tabel 3.1 Operational Variabel Sumber : Peneliti (2015)


(27)

H. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002, hlm.136) berpendapat tentang pentingnya menggunakan alat pengumpulan penelitian, “Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis,

sehingga lebih mudah diolah.”

Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :

1. Observasi Lapangan

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:196), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Dengan observasi lapangan dan pengamatan langsung, peneliti dapat memperoleh dan memahami konteks data dalam keseluruhan, sehingga akan memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh terhadap destinasi wisata yaitu Pantai Sawarna, Banten dan secara langsung penulis akan mendapatkan data primer dari melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2014:72) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara Semiterstruktur yakni menurut Sugiyono (2008:233) mengenai metode wawancara semiterstruktur dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana


(28)

53

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan melakukan wawancara, peneliti memperoleh data atau hal-hal yang lebih mendalam dari narasumber, seperti kepala desa maupun masyarakat setempat terkait dengan isu atau masalah yang terjadi.

3. Dokumentasi

Dalam Sugiyono (2014:82) disebutkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi dokumentasi untuk meninjau data-data yang berkaitan dengan fasilitas wisata yang terdapat di Pantai Sawarna. 4. Kuesioner

Sugiyono (2010, hlm.142) menyatakan bahwa, “Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Kuesioner penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek

Psikografis Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai tersedianya fasilitas umum dan fasilitas khusus kawasan. Tanggapan responden akan di analisis berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala pengukuran intrumen penelitian :

1) Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan akan menjadi

indikator variabel. Indikator - indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(29)

b) Setuju c) Ragu-ragu d) Tidak Setuju

e) Sangat Tidak Setuju

Berikut adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.2 Skala Likert Sumber : Sugiyono (2010:93)

Tabel 3.2 digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

a) Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah Pernyataan = 100 x 5 x 1 = 500

b) Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah Pernyataan = 100 x 1 x 1 = 100

c) Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 500 – 100 = 400 = 80 Banyaknya Kelas Penilaian 5 5

Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Fasilitas Wisata di Pantai Sawarna ditunjukan dengan nilai terendah adalah 100, nilai tertinggi adalah 500 dan interval pada setiap kelas penilaian adalah 80. 2) Penilaian dan Kelas Interval

Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk setiap kelas penilaian, yaitu :

Pernyataan Nilai

421 - 500 5

341 - 420 4


(30)

55

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100 - 180 1

Tabel 3.3 Penilaian dan Kelas Interval Sumber : Peneliti (2015)

Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing, seperti dibawah ini :

Sangat tidak setuju

Tidak setuju Cukup Setuju Sangat setuju

100 180 260 340 420 500

Gambar 3.2 Garis Kontinum Sumber : Peneliti (2015)

I. Teknik Pengujian Data Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013: 52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai

rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk

tiap indicator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree

of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan dan

k adalah jumlah variabel independennya menurut Ghozali (2013: 53). Dengan jumlah sampel (n) adalah dan tingkat signifikansi 0,1 maka

tabel r pada penelitian ini adalah 0,3783. Bila : hitung r >tabel r , berarti

pernyataan tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r tabel r , berarti

pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk table :

No. Pernyataan r (Koefisien

Korelasi) Hitung

r (Koefisien Korelasi)

Tabel


(31)

1. Wisatawan dapat dengan mudah mengakses ke Pantai

Sawarna.

0.477 0.3783 Valid

2. Kebutuhan wisatawan akan air bersih

terpenuhi.

0.390 0.3783 Valid

3. Informasi yang tersedia

sangat lengkap. 0.537 0.3783 Valid

4. Tersedia tempat parkir yang memadai bagi

wisatawan.

0.459 0.3783 Valid

5. Terdapat tempat bersantai bagi wisatawan di sekitar

Pantai Sawarna.

0.405 0.3783 Valid

6. Terdapat tempat perbelanjaan.

0.514 0.3783 Valid

7. Terdapat penginapan atau homestay.

0.394 0.3783 Valid

8. Terdapat tempat peribadatan.

0.499 0.3783 Valid

9. Keamanan disekitar Pantai Sawarna sangat

terjamin.

0.386 0.3783 Valid

10. Keselamatan wisatawan

terjamin dengan baik. 0.381 0.3783 Valid

11. Kebersihan di sekitar Pantai Sawarna sangat

terjaga.

0.594 0.3783 Valid

12. Kegiatan berenang di Pantai Sawarna sangat

aman.

0.619 0.3783 Valid

13. Kegiatan surfing di Pantai Sawarna sangat

aman.

0.613 0.3783 Valid

14. Kegiatan berjemur di area pantai sangat

nyaman.

0.522 0.3783 Valid

15. Kegiatan olahraga

pantai sangat nyaman. 0.603 0.3783 Valid

16. Kegiatan fotografi di sekitar Pantai Sawarna

sangat baik.


(32)

57

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17. Kegiatan bersepeda santai di sekitar Pantai

Sawarna sangat baik. 0.442 0.3783

Valid

18. Kegiatan berkemah di sekitar Pantai Sawarna

sangat baik.

0.541 0.3783 Valid

19. Kegiatan outbound di sekitar Pantai Sawarna

sangat baik.

0.910 0.3783

Valid

20. Kegiatan berjalan santai di sekitar Pantai Sawarna sangat baik.

1 0.3783

Valid

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Sumber : Peneliti (2015)

Berdasarkan Hasil pengujian validitas pada variabel fasilitas yang tertera pada table 3.4 diketahui seluruh butir pernyataan variabel fasilitas menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,3783) dengan nilai terendah 0,381 dan nilai tertinggi 1. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel fasilitas dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel fasilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja.

Menurut Ghozali (2013: 48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur


(33)

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali 2013 hlm. 48)

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Peneliti (2015)

Tabel 3.5 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang memuat tentang tanggapan responden tentang fasilitas wisata di Pantai Sawarna, menunjukkan nilai Cronbach Alpha (α) berada di atas 0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai sebagai alat pengumpulan data penelitian.

3. Software SPSS

Statistical Program for Social Science (SPSS) merupakan paket

programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk tabulasi, grafik (chart), diagram (plot) dari berbagai distribusi, statistik deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan kotak-kotak dialog antar muka (Dialog Interface) yang cukup memudahkan para user dalam perekaman data (Data Entry), memberikan perintah dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya. Disamping itu Program SPSS juga

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

(α) N of Items


(34)

59

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekaligus kemudahan penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.

J. Teknik Pengumpulan Data

Adapun menurut Sugiyono (2010, hlm.145), teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek yang berhubungan tentang fasilitas wisata di Pantai Sawarna. Teknik pengumpulan data dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan terdapatnya fasilitas umum beserta khusus di sekitar Pantai Sawarna, beserta kondisi fisik dan kualitas fasilitas tersebut, gejala-gejala alam dan perilaku wisatawan terhadap fasilitas tersebut.

2. Hasil Wawancara

Seperti yang diutarakan oleh Arikunto, (2010, hlm. 198), “Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari narasumber.”

Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir jawaban dalam hasil wawancara.

3. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan data yang sebenarnya.

4. Kuesioner

Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan, Aspek Psikografis dan 20 pernyataan tertulis pada responden atau wisatawan mengenai fasilitas wisata di Pantai Sawarna.

K. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian, teknik analisis data sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikan secara


(35)

sistematis. Teknik pengumpulan & analisis data ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Analisis SWOT.

1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif

SWOT merupakan singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 164) mengemukakan, “Analisis SWOT atau TOWS adalah alat analisis situasional yang paling bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam

melakukan formulasi strategi”

Analisis SWOT didasarkan kepada logika dengan memaksimalkan

Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang). Namun, secara bersamaan

dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman). Melalui analisis SWOT, peneliti dapat mempertimbangkan faktor lingkungan internal, berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal, berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Pantai Sawarna.

Menurut Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 167), analisis SWOT terbagi atas dua faktor, yaitu IFAS atau Internal Factor

Analysis Summary & EFAS atau External Factor Analysis Summary.

Berikut ini adalah penjelasan dari dua faktor diatas, yaitu : a. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Identifikasi Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan. Bagian dari Internal Factor

Analysis Summary adalah faktor internal dari Kekuatan (Strength) dan

Kelemahan (Weakness), berikut ini adalah proses perumusan Internal

Factor Analysis Summary (IFAS) :

1. Buatlah daftar Kekuatan dan Kelemahan paling penting yang dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot di dalam IFAS.


(36)

61

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Comparation Scale yaitu dengan membandingkan masing-masing

faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired Comparation Scale :

No.

Faktor Strategis

Internal (Strengths)

Strenghts

Skor Bobot

A B C D E F

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

No.

Faktor Strategis

Internal (Weaknesses)

Weaknesses

Skor Bobot

A B C D E F

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

Total : 1.00

Tabel 3.6 Pembobotan Internal Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek, serta digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.6 diatas, nilai dari total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan menggunakan skala 1 hingga 3.


(37)

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam menghadapi masing-masing Internal

Factors. Berikut ini adalah kelas interval yang digunakan untuk

menentukan nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.7 Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)

4. Kalikan bobot dengan rating masing-masing faktor, Weight Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score diatas untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari lingkungan di dalam perusahaan. Setiap jumlah Weight Score faktor internal Strengths (Kekuatan) dan

Weaknesses (Kelemahan) di indikasikan, jika bernilai 2,5 termasuk

dalam tingkat rata-rata, jika bernilai ≥ 2,5 artinya posisi internal dinilai

kuat. Jika bernilai ≤ 2,5 artinya menunjukan bahwa secara internal


(38)

63

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Berikut adalah bentuk Matriks Internal Factor Analysis yang akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score KEKUATAN (STRENGTHS)

1. 2. 3.

Weight Score S : . . .

No. Faktor –faktor

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score KELEMAHAN (WEAKNESSES)

1. 2. 3.

Weight Score W : . . .

Jumlah Weight Score S + W = . . .

Tabel 3.8 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.169)

b. External Factor Analysis Summary (EFAS)

External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) dilakukan

dengan melihat kondisi eksternal perusahaan. Bagian dari factor eksternal adalah Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat). Berikut ini adalah proses perumusan Matriks External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) :

1. Buatlah daftar Peluang dan Ancaman paling penting yang dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot di dalam EFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan teknik Paired

Comparation Scale yaitu dengan membandingkan masing-masing

faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired Comparation Scale :


(39)

No.

Faktor Strategis Eksternal (Opportunities)

Opportunities Skor Bobot

A B C D E F

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

No.

Faktor Strategis Eksternal (Threaths)

Threaths Skor Bobot

A B C D E F

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

Total : 1.00

Tabel 3.9 Pembobotan External Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.170)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek, serta digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.9 diatas, nilai dari total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan menggunakan skala 1 hingga 3.

Dimana :


(40)

65

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam menghadapi masing-masing External

Factors. Berikut ini adalah kelas interval yang digunakan untuk

menentukan nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.10 Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin 2012, hlm.170)

4. Kalikan bobot dengan peringkat masing-masing faktor, Weight Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score atau nilai tertimbang diatas untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari lingkungan di luar perusahaan. Setiap jumlah Weight Score faktor eksternal Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) di indikasikan, jika bernilai 4,00 artinya perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa pada peluang-peluang yang ada. Jika bernilai 1,00 artinya menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak dapat menghindari ancaman dari lingkungan luar perusahaan.


(41)

6. Berikut adalah bentuk Matriks External Factor Analysis yang akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.

2. 3.

Weight Score O : . . .

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

ANCAMAN (THREATHS) 1.

2. 3.

Weight Score T : . . .

Jumlah Weight Score O + T = . . .

Tabel 3.11 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.171)

2. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

EFAS

(External Factor

Analysis Summary)

Strength (S) Faktor-faktor kekuatan internal Weakness (W) Faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O) Faktor peluang eksternal

Strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats (T) Faktor ancaman eksternal

Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Tabel 3.12 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.172)


(42)

67

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penetuan faktor internal dan eksternal ini untuk merancang strategi pengembangan fasilitas wisata yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini. Diharapkan, strategi yang berhasil disusun melalui analisis SWOT ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan yang akan diteliti di Pantai Sawarna.

3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT

Tabel perhitungan yang akan digunakan ialah untuk menentukan titik koordinat posisi Pantai Sawarna pada titik-titik sumbu kuadran analisis SWOT.

Tabel 3.13 Perhitungan Analisis Faktor Strategis SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.173)

Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, dapat diketahui posisi pada sumbu X dan posisi sumbu Y. Dibawah ini adalah ilustrasi Grafik Kuadran Analisis SWOT yang menunjukan positioning untuk Strategi Pengembangan Fasilitas Wisata di Pantai Sawarna Kabupaten Lebak Banten, seperti dalam gambar 3.3.

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Internal Skor

1. IFAS(Internal Factor Analysis Summary)

2. Faktor Strength (Kekuatan)

3. Faktor Weaknesses (Kelemahan) 4. Faktor Strength - Faktor Weaknesses

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Eksternal Skor

1. EFAS (External Factor Analysis Summary) 2. Faktor Opportunities (Peluang)

3. Faktor Threaths (Ancaman)


(43)

Opportunities

Gambar 3.3 Kuadran Analisis SWOT Sumber : Pearce dan Robinson (1997, hlm. 20)

Dari Gambar 3.3 diatas, berikut adalah penjelasan untuk setiap Kuadran I sampai Kuadran IV, sebagai berikut :

1) Kuadran I (Positif, Positif) – Progresif

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2) Kuadran II (Positif, Positif) – Diversifikasi Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi -1

4

3

2

1

1 2 3 4

-2

-2

X Y

Kuadran I PROGRESIF

(+, +) Kuadran III

UBAH STRATEGI (-, +)

Kuadran IV

STRATEGI BERTAHAN (-, -)

Kuadran II

DIVERSIFIKASI STRATEGI (+, +)

Threath

Strength Weakness


(44)

69

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diversifikasi Strategi. Diversifikasi Strategi adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau menghasilkan produk yang berbeda atau bervariasi. Artinya, organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3) Kuadran III (Negatif, Positif) – Ubah Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah, namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi. Artinya, organisasidisarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

4) Kuadran IV (Negatif, Negatif) – Strategi Bertahan

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya, kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

Setelah mendapatkan posisi yang tepat sesuai dengan kondisi tempat wisata yang bersangkutan, maka peneliti dapat menentukan Strategi yang tepat bagi Pantai Sawarna.

Berikut ini adalah tabel Kombinasi Strategi Matriks SWOT (Matching


(45)

IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

EFAS

(External Factor

Analysis Summary)

Strengths

1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . .

Weaknesses

1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . .

Opportunities

1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . .

Strategi SO

1) . . . (S. . . , O . . .) 2) . . . (S. . . , O . . .) 3) . . . (S. . . , O . . .)

Strategi WO

1) . . . (W . . . , O . . . ) 2) . . . (W . . . , O . . . ) 3) . . . (W . . . , O . . . )

Treaths

1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . .

Strategi ST

1) . . . (S. . . , T . . .) 2) . . . (S. . . , T . . .) 3) . . . (S. . . , T . . .)

Strategi WT

1) . . . (W . . . , T . . . ) 2) . . . (W . . . , T . . . ) 3) . . . (W . . . , T . . . )

Tabel 3.14 Kombinasi Strategi Matriks SWOT


(46)

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori mengenai fasilitas wisata, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Keberadaan fasilitas wisata di Pantai Sawarna berdasarkan hasil rekapitulasi pernyataan kuisioner ialah 5605, yang berdasarkan garis kontinum berada di daerah cukup baik. Dengan indikator yang menyatakan cukup baik ialah akses menuju Pantai Sawarna, ketersediaan air bersih, ketersediaan informasi yang lengkap, faktor kebersihan di Pantai Sawarna, aktivitas berenang di Pantai Sawarna, aktivitas bersepeda di Pantai Sawarna, aktivitas outbound serta aktivitas berjalan santai di Pantai Sawarna.

2. Faktor internal yang terdapat di Pantai Sawarna ialah aktivitas fotografi yang memang menjadi salah satu aktivitas yang sangat diminati wisatawan mengingat atraksi disekitar Pantai Sawarna sangat menarik untuk diabadikan, terdapat juga fasilitas akomodasi penginapan yang sangat layak untuk wisatawan, terdapat juga tempat ibadah ditengah-tengah pemukiman masyarakat yang juga menyatu dengan penginapan wisatawan sehingga wisatawan tidak perlu susah untuk menunaikan kegiatan keagamaan, serta aktivitas berselancar yang menarik minat wisatawan asing dimana lokasi Pantai Sawarna yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia sehingga mendapatkan ombak yang cukup besar untuk dapat digunakan berselancar. Akan tetapi ketersediaan lahan parkir di destinasi wisata Pantai Sawarna ini masih dikatakan kurang, faktor keamanan wisatawan pun masih kurang melihat tidak adanya batas aman berenang, serta masih sangat kurangnya pos pengamanan mengingat hanya terdapat satu saung atau pos penjaga pantai, ditambah lagi infrastruktur kawasan yang masih kurang baik, dengan jalan yang tidak terlalu lebar dan berkelok-kelok, petunjuk jalan serta penerangan yang masih sangat minim, sehingga wisatawan disarankan untuk berkendara pada siang hari.


(47)

3. Faktor eksternal yang terdapat di Pantai Sawarna ialah wisatawan yang merasa jenuh akan rutinitas mereka di perkotaan, dan wilayah pantai pun masih menjadi pilihan utama wisatawan, dengan tidak ada lagi destinasi yang memiliki banyak obyek dalam satu kawasan seperti yang dimiliki oleh Pantai Sawarna, membuat Pantai Sawarna memiliki pangsa pasar yang besar, dimana saat ini Pantai Sawarna sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang ingin mencoba menaklukkan ombak di Pantai Sawarna. Akan tetapi pemerintah harus turut membantu pengembangan di Pantai Sawarna, dengan menyediakan sarana angkutan umum sehingga wisatawan juga dapat bersantai selama perjalanan agar wisatawan tidak perlu berkendara sendiri, serta membuat antisipasi dalam mencegah dan menanggulangi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

4. Berdasarkan hasil pembobotan IFE dan EFE yang berdasarkan kepada faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada kawasan wisata Pantai Sawarna kemudian dijadikan diagram SWOT yang mempunyai nilai X=1,16 dan Y=-0,88. Hasil diagram SWOT tersebut berupa strategi yang cocok diterapkan di Pantai Sawarna, yakni strategi Difersifikasi. Strategi difersifikasi itu sendiri bermaksud untuk mengatasi ancaman (Threat) dengan cara mengoptimalkan kekuatan (Strength) yang dimiliki kawasan wisata Pantai Sawarna. Strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Dukungan dari pemerintah sangat penting dan sangat besar pengaruhnya terhadap kawasan wisata. Dukungan pemerintah tidak hanya melalui menyediakan akomodasi maupun tempat beribadah bagi wisatawan, melainkan pemerintah juga harus meresmikan Pantai Sawarna agar dapat sah dan kuat dimata hukum sehingga setiap kegiatan yang terjadi di wilayah Pantai Sawarna dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku.

2) Keindahan alam dan obyek yang dimiliki Pantai Sawarna yang merupakan icon dan memiliki ciri khas tersendiri menjadi hal yang sangat menguntungkan dimana wisatawan dapat dengan mudah mengingat Pantai Sawarna, dimana tidak ada destinasi yang memiliki banyak obyek dalam


(48)

133

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Aktivitas fotografi dan aktivitas berselancar sangat banyak resikonya mengingat bencana alam dapat terjadi kapan saja. Sehingga pengelola dan pemerintah harus melengkapi fasilitas-fasilitas wisata seperti peringatan akan bahaya serta bencana alam seperti longsor atau gempa didaerah obyek-obyek goa, dan lain sebagainya.

4) Pengelola menambah fasilitas baik fasilitas umum, seperti tempat sampah, toilet umum, maupun fasilitas khusus seperti batas aman berenang, serta rambu-rambu bahaya lainnya demi keamanan wisatawan. Penambahan fasilitas juga untuk mengantisipasi hal-hal seperti wisatawan yang membuang sampah sembarangan dan untuk lebih menjaga ketertiban dan kepuasan wisatawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal mengenai fasilitas wisata Pantai Sawarna adalah:

1. Untuk mengoptimalkan operasional dari Pantai Sawarna sendiri, dibutuhkan surat ijin yang sah bagi Pantai Sawarna agar bisa beroperasi. Maka pemerintah dapat membantu dengan mengurus dan mengesahkan destinasi wisata Pantai Sawarna agar sah dan kuat dimata hukum.

2. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna banyak yang berasal dari luar wilayah Banten, sehingga memerlukan penginapan bagi mereka untuk menginap, agar terus ditingkatkan kenyamanan akomodasi penginapan di Pantai Sawarna.

3. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh pria, sehingga butuh dikembangkan atraksi yang dapat lebih menyalurkan kesukaan atau hobby dari wisatawan tersebut.

4. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh mahasiswa dengan pendapatan antara Rp 100.000 – Rp. 500.000 perbulan, sehingga perlu disediakan pula penginapan yang low budget.


(49)

5. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi, untuk itu pengelola harus menambah fasilitas lahan parkir agar wisatawan dapat berwisata dengan nyaman.

6. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna umumnya untuk berlibur, sehingga perlu dikembangkan atraksi yang mampu menarik minat wisatawan untuk bersantai. 7. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang telah mengunjungi Pantai Sawarna berminat akan berkunjung kembali, sehingga sangat diperlukan pengembangan di Pantai Sawarna itu sendiri untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.


(1)

132

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Faktor eksternal yang terdapat di Pantai Sawarna ialah wisatawan yang merasa jenuh akan rutinitas mereka di perkotaan, dan wilayah pantai pun masih menjadi pilihan utama wisatawan, dengan tidak ada lagi destinasi yang memiliki banyak obyek dalam satu kawasan seperti yang dimiliki oleh Pantai Sawarna, membuat Pantai Sawarna memiliki pangsa pasar yang besar, dimana saat ini Pantai Sawarna sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang ingin mencoba menaklukkan ombak di Pantai Sawarna. Akan tetapi pemerintah harus turut membantu pengembangan di Pantai Sawarna, dengan menyediakan sarana angkutan umum sehingga wisatawan juga dapat bersantai selama perjalanan agar wisatawan tidak perlu berkendara sendiri, serta membuat antisipasi dalam mencegah dan menanggulangi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

4. Berdasarkan hasil pembobotan IFE dan EFE yang berdasarkan kepada faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada kawasan wisata Pantai Sawarna kemudian dijadikan diagram SWOT yang mempunyai nilai X=1,16 dan Y=-0,88. Hasil diagram SWOT tersebut berupa strategi yang cocok diterapkan di Pantai Sawarna, yakni strategi Difersifikasi. Strategi difersifikasi itu sendiri bermaksud untuk mengatasi ancaman (Threat) dengan cara mengoptimalkan kekuatan (Strength) yang dimiliki kawasan wisata Pantai Sawarna. Strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Dukungan dari pemerintah sangat penting dan sangat besar pengaruhnya terhadap kawasan wisata. Dukungan pemerintah tidak hanya melalui menyediakan akomodasi maupun tempat beribadah bagi wisatawan, melainkan pemerintah juga harus meresmikan Pantai Sawarna agar dapat sah dan kuat dimata hukum sehingga setiap kegiatan yang terjadi di wilayah Pantai Sawarna dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku.

2) Keindahan alam dan obyek yang dimiliki Pantai Sawarna yang merupakan icon dan memiliki ciri khas tersendiri menjadi hal yang sangat menguntungkan dimana wisatawan dapat dengan mudah mengingat Pantai Sawarna, dimana tidak ada destinasi yang memiliki banyak obyek dalam satu kawasan seperti Pantai Sawarna.


(2)

3) Aktivitas fotografi dan aktivitas berselancar sangat banyak resikonya mengingat bencana alam dapat terjadi kapan saja. Sehingga pengelola dan pemerintah harus melengkapi fasilitas-fasilitas wisata seperti peringatan akan bahaya serta bencana alam seperti longsor atau gempa didaerah obyek-obyek goa, dan lain sebagainya.

4) Pengelola menambah fasilitas baik fasilitas umum, seperti tempat sampah, toilet umum, maupun fasilitas khusus seperti batas aman berenang, serta rambu-rambu bahaya lainnya demi keamanan wisatawan. Penambahan fasilitas juga untuk mengantisipasi hal-hal seperti wisatawan yang membuang sampah sembarangan dan untuk lebih menjaga ketertiban dan kepuasan wisatawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal mengenai fasilitas wisata Pantai Sawarna adalah:

1. Untuk mengoptimalkan operasional dari Pantai Sawarna sendiri, dibutuhkan surat ijin yang sah bagi Pantai Sawarna agar bisa beroperasi. Maka pemerintah dapat membantu dengan mengurus dan mengesahkan destinasi wisata Pantai Sawarna agar sah dan kuat dimata hukum.

2. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna banyak yang berasal dari luar wilayah Banten, sehingga memerlukan penginapan bagi mereka untuk menginap, agar terus ditingkatkan kenyamanan akomodasi penginapan di Pantai Sawarna.

3. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh pria, sehingga butuh dikembangkan atraksi yang dapat lebih menyalurkan kesukaan atau hobby dari wisatawan tersebut.

4. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh mahasiswa dengan pendapatan antara Rp 100.000 – Rp. 500.000 perbulan, sehingga perlu disediakan pula penginapan yang low budget.


(3)

134

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna didominasi oleh wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi, untuk itu pengelola harus menambah fasilitas lahan parkir agar wisatawan dapat berwisata dengan nyaman.

6. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa bahwa wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna umumnya untuk berlibur, sehingga perlu dikembangkan atraksi yang mampu menarik minat wisatawan untuk bersantai. 7. Berdasarkan hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa wisatawan yang telah mengunjungi Pantai Sawarna berminat akan berkunjung kembali, sehingga sangat diperlukan pengembangan di Pantai Sawarna itu sendiri untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.


(4)

Buku :

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bukart, Arthur. J dan S. Medlik. 1974. Tourism : Past, Present, and Future. London: William Heineman Profesional Publishing Ltd.

Cooper et.al. 1998. “ Tourism Principles and Practice”. England: Longman

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh (YA3 Malang).

Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam”. (Editorial) Yogyakarta: Liberty

Gold, Seymour M. 1980. Recreation, Planning and Design. New York: Mc Graw Hill Book Company

Ismail Solihin. 2012. Manajemen Strategik.Jakarta: Erlangga.

Ismayanti. 2010. “Pengantar Pariwisata”. Jakarta: Gramedia

Lancaster, Roger. A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelines. University of Minnesota: National Recreation & Park Association.

Lawson. F, dan Baud Bovy. M. 1998. “Tourism and Recreation”. Handbook of Planning and Design

Marpaung, Happy dan Herman Bahar. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategis. Jakarta: Binarupa Aksara. Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(5)

136

Yessie Sthepanie, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTENUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jonathan Sarwono, Jonathan dan Tutty Martadijera. 2008. Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta.

Simond, John O. (1978). Earthscape. New York: McGraw-Haill Book Company.

Sinclair, M. Thea dan Stabler Mike, 2007. “The Economics of Tourism”. Routledge, Canada

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Wardiyanto. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung.

Yoeti, Oka A. 1992. “Pengantar Ilmu Pariwisata”. Jakarta: Pradnya Paramita Yoeti, Oka A. 1996. “Pemasaran Pariwisata”. Bandung: Angkasa

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: Kompas.

Sumber Lain :

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2004. Standarisasi Fasilitas atau Sarana Objek Wisata Alam dan Budaya. Jawa Barat : Disbudpar.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21 Update PLS Regresi I, edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Harun Al-Rasyid. 1993. Statistika Sosial. Bandung : Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.


(6)

Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten.

Ristanto. 2003. Pengertian Dasar Perencanaan Pariwisata. Bandung: Diklat Perencanaan Pariwisata 2003.