HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON.
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI
SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PJKR
Oleh
RUDY GINANJAR 1001400
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hubungan Kreativitas Mengajar Guru
Dengan Kreativitas Belajar Gerak
Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Di SMP Negeri Se-Kabupaten
Cirebon
Oleh Rudy Ginanjar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Rudy Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
RUDY GINANJAR 1001400
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd
NIP.19650901991021001
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd
NIP.197508122009121004 Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Drs. Mudjihartono, M.Pd.
(4)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Rudy Ginanjar. NIM: 1001400. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Kreativitas Belajar Gerak Siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon. Pembimbing I: Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd, Pembimbing II: Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd
Kemampuan kreativitas mengajar guru kompetensi dan pemahaman strategi pengajaran akan berdampak terhadap kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini perlu dilakukan seorang guru untuk memahami proses pembelajaran pendidikan jasmani. Studi deskriptif yang dilakukan kepada sampel 15 guru penjas dan 30 siswa, menggunakan skala kreativitas mengajar dan skala kreativitas belajar gerak siswa sebagai alat pengumpul data. Hasil pengolahan data hubungan skala kreativitas mengajar guru dan skala kreativitas belajar gerak siswa diperoleh dengan penghitungan SPSS didapat koefisien korelasi sebesar 0.0675 dan dengan alpa 0,05. Hasil akhir membuktikan bahwa terdapat hubungan kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
(5)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
Teachers’ capability to be creative and so their competences and understandings of teaching strategy will give an impact on student’s learning motion in course. Teacher’s ability to prepare the learning process is necessarily needed. For a teacher, it is important to construe the process of physical education’s learning. This descriptive study that is conducted to 15 sport teachers and 30 students as samples, uses teaching creativity scale and student’s learning motion creativity scale as tools to collect data. The result of data analysis using SPSS calculation shows the correlation coefficient between teacher’s creativity scale in teaching and student’s creativity scale in learning motion is up to the tune of 0.0675 and with alpha 0,05. The final result proves that there is a correlation between teacher’s creativity in teaching and student’s creativity in learning motion in all Public SMP in Kabupaten Cirebon.
(6)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA-KATA MUTIARA ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah... 5
C.Rumusan Masalah ... 5
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Batasan Penelitian ... 7
G.Batasan Istilah... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9
A. Hakikat Pendidikan ... 9
1. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Ruang Lingkup ... 9
2. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem. .. ... 9
B. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 11
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13
C. Pengertian dan Teori yang Melandasi Pengembangan Kreativitas ... ... 15
1. Pengertian Kreativitas... . 15
2. Teori yang Melandasi Pengembangan Kreativitas... 16
D. Konsep Mengajar ... 17
E. Hakikat Guru Pendidikan Jasmani... 20
F. Konsep Belajar... ... 26
G. Belajar dan Belajar Gerak... ... 27
H. Definisi Keterkaitan Kreativitas Mengajar Guru dengan Kreativitas Belajar Gerak Siswa... 29
(7)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode dan Desain Penelitian ... 32
1. Metode Penelitian... 32
2. Desain Penelitian... 33
B. Populasi dan Sampel ... 34
1. Populasi... 34
2. Sampel... 34
C. Instrumen Penelitian ... 35
D. Langkah-langkah Penelitian ... 38
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 38
1. Teknik Pengumpulan Data... 38
2. Analisis Data... ... 39
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 43
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis data ... 43
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 43
2. Uji Korelasi Spearman ... 57
B. Diskusi Penemuan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
(8)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
3.1Desain Penelitian ... 34 4.1 Grafik Rata-rata dan Standar Deviasi Kompenen Kreativitas Mengajar
Guru ... 49 4.2 Grafik Rata-rata dan Standar Deviasi Kompenen Kreativitas Mengajar
(9)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Kisi-Kisi Kreativitas Mengajar Guru ... 36
3.2Kisi-Kisi Kreativitas Belajar Gerak Siswa ... 37
4.1Jumlah Jawaban Skala Kreativitas Mengajar Guru ... 43
4.2 Orijinal ... 45
4.3 Fleksibilitas ... 45
4.4 Kelancaran ... 46
4.5 Elaborasi ... 46
4.6 Kepribadian Kreatif ... 47
4.7 Evaluasi ... 48
4.8 Rata-rata dan Standar Deviasi Kompenen Kreativitas Mengajar Guru .... 48
4.9Jumlah Jawaban Skala Kreativitas Belajar Gerak Siswa ... 50
4.10 Orijinal ... 51
4.11 Fleksibilitas ... 52
4.12 Kelancaran ... 53
4.13 Elaborasi ... 54
4.14 Kepribadian Kreatif ... 54
4.15 Evaluasi ... 55
4.16 Rata-rata dan Standar Deviasi Kompenen Kreativitas Belajar Gerak Siswa ... 56
4.18 Uji Korelasi Spearman ... 58
(10)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
(11)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani menurut Barrow dalam Abduljabar, (2010:3) adalah: “Pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport) permainan, senam dan latihan (exercise).”
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari sistem pendidikan untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mentalemosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dan menyeluruh. Pendidikan jasmani pada siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Guru merupakan sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) guru diharapkan paham tentang adanya strategi pembelajaran. Dalam PBM pendidikan jasmani, yang penting adalah memaksimalkan partisipasi dari semua siswa. PBM pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai usaha merancang komponen-komponen pembelajaran yang
(12)
2
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa. Tujuan program pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2009:92) adalah:
Menciptakan suatu lingkungan yang menstimulasi pengalaman gerak yang terpilih yang menghasilkan respon yang diinginkan dan berkontribusi optimal pada perkembangan potensi individu dalam semua fase kehidupan.Tujuan pada bagian psikomotor adalah pencapaian keterampilan dan kebugaran jasmani secara optimal.
Sementara itu, walaupun pendidikan jasmani menggunakan aktivitas fisik sebagai media proses pembelajaran, bukan berarti mengabaikan pengembangan bagian kognitif dan afektif, melainkan melalui dampak pengiring dari aktivitas fisik secara langsung dapat memberikan konstribusi terhadap pencapaian tujuan pada ranah kognitif dan afektif. Seperti yang telah diungkapkan oleh Agus Mahendra (2009:3) yaitu: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Yang mempengaruhi dalam aktivitas PBM pendidikan jasmani salah satunya adalah kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki kreativitas yang mumpuni dalam setiap kegiatan PBM pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari kurikulum di sekolah menengah pertama (SMP) yang menekankan pada usaha memacu, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial siswa. Pendidikan jasmani adalah suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Oleh karena itu program pendidikan jasmani wajib diikuti oleh semua siswa, mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX, diberikan dengan waktu dua jam per minggu yang terdiri dari kegiatan wajib dan kegiatan pilihan.
(13)
3
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru bertindak sebagai pelaku pengajaran. Menurut Nasution (1935:5) yang dikutip Nugraha, dkk (2010:1)
menjelaskan bahwa: ”Mengajar dalam pengertian modern berarti aktivitas guru dalam mengorganisasikan lingkungan dan mendekatkannya kepada peserta didik sehingga terjadi proses belajar.” Bertolak dari pengertian diatas, keberhasilan mengajar tentunya harus diukur dari bagaimana partisipasi anak dalam proses belajar mengajar dan seberapa jauh hasil yang telah di capainya. Dalam artian, dalam mengajar guru dapat memiliki kemampuan untuk mengenali peserta didik, kemampuan untuk merencanakan pembelajaran, kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran.
Dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani, ditemukan beberapa kelemahan guru dalam mengajar. Kelemahan kreativitas para guru pendidikan jasmani ketika melakukan pembelajarannya di sekolah terlihat pula ketika guru penjas kurang mengoptimalkan masalah kesempatan belajar gerak siswa. Hal ini dicirikan oleh sering terlihatnya antrian panjang bagi siswa dalam memperoleh kesempatan melakukan tugas gerak. Kelemahan inipun terlihat makin tidak efisien ketika tidak didukung dengan alat dan tempat pengajaran yang tidak sebanding dengan jumlah siswa.
Kelemahan dalam memodifikasi alat atau media pembelajaran, guru belum dapat membuat modifikasi alat yang sesuai dengan pengajarannya, seperti dalam pengajaran sepak bola hanya tersedia 4 bola untuk cakupan siswa sebanyak 38 orang. Hal tersebut dapat mengganggu kelancaran aktivitas pembelajaran itu sendiri, serta akan menimbulkan kejenuhan siswa yang lebih banyak diam.
Kemudian dalam menata siswa untuk mengenali karakter siswa dalam kapasitas gerak, guru terlihat belum bisa mengenali siswanya secara keseluruhan sehingga guru menyamaratakan kegiatan pembelajaran kepada seluruh siswanya tanpa melihat adanya perbedaan kemampuan gerak siswa.
Selain itu, nampak pula kelemahan dalam mengelola bentuk-bentuk latihan tugas gerak yang menumbuhkan belajar siswa. Guru pendidikan jasmani seringkali terkunci pemikirannya karena harus mengajarkan olahraga dengan tanpa membuat pengembangan tugas gerak olahraga yang lebih sulit dilakukan
(14)
4
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau kompleks dilakukan siswa. Guru pendidikan jasmani lemah dalam mencapai tugas-tugas belajar gerak yang bermakna bagi siswa, yang dimaksud adalah pengalaman gerak/olahraga itu harus membekali keterampilan gerak dasar untuk hidup di masa-masa berikutnya.
Tingkat kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani dapat terlihat pada bagaimana proses belajar mengajarnya itu sendiri. Di lihat dari pembahasan diatas, maka kreativitas mengajar sangat diperlukan dalam kelangsungan pembelajaran. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas mengajar adalah kemampuan guru dalam menciptakan situasi belajar mengajar agar tujuan pengajaran tercapai.
Gejala lemahnya kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani adalah membelajarkan siswa baik melalui gerak/olahraga atau kedalam gerak/olahraga menumbuhkan keraguan/kegundahan penulis untuk memahami hubungan kreativitas mengajar dengan kreativitas belajar gerak siswa.
Dari uraian di atas, kreativitas belajar gerak siswa merupakan indikator tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Dengan disertai oleh kreativitas mengajar guru yang mendukung, diharapkan proses belajar mengajar pendidikan jasmani menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Sehingga tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menguak adanya hubungan kreativitas mengajar dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Berdasarkan pada pembahasan di atas, bahwa kreativitas mengajar pendidikan jasmani memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi kreativitas belajar gerak siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon, maka
penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Kreativitas Mengajar Dengan Kreativitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani (di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon)”.
(15)
5
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah
Kreativitas mengajar yang terjadi dalam pendidikan jasmani sudah menjadi permasalahan yang berkepanjangan. Berbagai tanggapan mengenai pendidikan jasmani yang identik dengan aktivitas keolahragaan sudah menjadi hal yang biasa diperbincangkan. Hal ini berpengaruh terhadap kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Untuk mengungkap kemampuan kreativitas mengajar, maka dapat lihat dari beberapa indikator tentang kemampuan kreativitas mengajar yang dikutip Apriyanto (2007) (http://lib.unnes.ac.id/16713/1/113505040.pdf) antara lain:
a. Sensitivitas atau kepekaannya terhadap masalah
b. Kelancaran dan kebebasan dalam berpikir dan bertindak
c. Fleksibilitas/keluwesan dalam mencari alternatif pemecahan masalah d. Originalitas dan kebaruan dalam gagasan maupun karya nyata e. Penyusunan dan pengembangan
f. Redefinisi atau pendefinisian ulang
Kreativitas mengajar yang ditelusuri dalam penelitian ini adalah kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencipta suasana baru pengajaran pendidikan jasmani. Sedangkan kreativitas belajar gerak siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan melakukan aktivitas gerak yang beragam. Wujud dari kreativitas dijelaskan oleh Utami Munandar dalam Tite Juliantine (2010:42) sebagai berikut:
Wujudnya adalah tindakan manusia, yang dapat terukur melalui ciri attitude dan ciri non attitude. Ciri attitude dari kreativitas meliputi 1) keterampilan berfikir lancar (kelancaran); 2) keterampilan berfikir luwes (fleksibel); 3) keterampilan berfikir orisinal (orisinalitas); 4) keterampilan memperinci (elaborasi); 5) keterampilan menilai (evaluasi). Sedangkan ciri-ciri non
attitude yaitu: 1) rasa ingin tahu; 2) bersifat imajinatif; 3) merasa tertantang
oleh kemajemukan; 4) sifat berani mengambil resiko; 5) sifat menghargai.
C. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon ?
(16)
6
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon ?
3. Apakah ada hubungan antara kreativitas mengajar guru dan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini tidak lain adalah:
1. Menganalisis kreativitas mengajar yang terdapat pada guru pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
2. Menganalisis kreativitas belajar gerak siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon. 3. Mengetahui adanya hubungan antara kemampuan kreativitas mengajar
guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak sekolah, khususnya guru pengajar pendidikan jasmani.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Dari Segi Teoritis
1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi guru pendidikan jasmani agar dapat mengembangkan kreativitas mengajar untuk meningkatkan kreativitas belajar gerak siswa. 2. Dapat memberi gambaran mengenai kreativitas mengajar guru pendidikan
(17)
7
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Dari Segi Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi penelitilain yang hendak meneliti mengenai hubungan kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa melalui permasalahan dan sampel yang berbeda.
2. Informasi dan masukan bagi lembaga-lembaga formal (sekolah) untuk lebih memperhatikan kreativitas belajar gerak siswa.
3. Bahan masukan bagi para guru pendidikan jasmani dalam melakukan kreativitas mengajar pendidikan jasmani di sekolah untuk meningkatkan kreativitas belajar gerak siswa.
F. Batasan Masalah
Batasan masalah bukan batasan pengertian. Menurut Arikunto (2007:14)
menjelaskan bahwa “batasan masalah merupakan sejumlah maslah yang
merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah batasan
permasalahan.”
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kreativitas mengajar pendidikan jasmani yang meliputi kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencipta suasana baru pengajaran pendidikan jasmani.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kreativitas belajar gerak siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
3. Pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon. 4. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
(18)
8
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Batasan Istilah
Untuk memudahkan dalam penelitian dan menghindari dalam menafsirkan, penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berikut penjelasan beberapa istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :
1. Pendidikan Jasmani (Penjas). Pendidikan jasmani menurut Barrow dalam buku Abduljabar (2010:3) adalah: Pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport) permainan, senam dan latihan (exercise). 2. Guru Pendidikan Jasmani. Pengajar mata pelajaran pendidikan jasmani di
SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
3. Kreativitas Mengajar. Kreativitas mengajar pendidikan jasmani yang meliputi kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencipta suasana baru pengajaran pendidikan jasmani.
4. Belajar Gerak Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan melakukan aktivitas gerak yang beragam.
(19)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitan juga cara untuk menempuh data, menganalisis dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat, karakteristik dan permasalahan penelitian yang dilakukan. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam penelitian digunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk terampil menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi deskriptif.
Penelitian studi deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:64), yaitu sebagai berikut:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umumnya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data.
(20)
33
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apapun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau develop-mental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara meginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dari ceklis, dijumlahkan atau dikelompokan sesuai dengan instrumen yang digunakan.
Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan merupakan suatu gejala yang masih hangat untuk diperbincangkan. Masalah yang ada pun bersifat untuk memusatkan kepada kejadian yang banyak terjadi di lapangan.
Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dikarenakan peneliti ingin mengetahui, mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang hendak diteliti yaitu mengenai hubungan kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan dalam penelitian ini akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
2. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya desain, yang gunanya untuk memudahkan dan menunjang penelitian supaya lebih terarah. Penulis menggunakan desain penelitian ini dengan mengelompokkan variabel penelitian sebagai berikut :
a. Variabel Bebas (X) adalah Kreativitas Mengajar Guru b. Variabel Terikat (Y) adalah Kreativitas Belajar Gerak Siswa
(21)
34
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain Penelitian Hubungan Kreativitas Mengajar Guru dengan Kreativitas Belajar Gerak Siswa
Keterangan : X adalah Kreativitas Mengajar Guru Y adalah Kreativitas Belajar Gerak Siswa
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Untuk menentukan sumber data, terlebih dahulu harus menentukan populasi dan sampel yang merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Menurut Sugiyono (2012:117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.”
Populasi dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani dan siswa yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
2. Sampel
Dalam suatu penelitian, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012:118) menjelaskan bahwa: “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:300) menjelaskan bahwa:
(22)
35
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan”. Menurut Arikunto (2010:183):
Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan purposive
sampling yaitu:
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key
subjectis).
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani berjumlah 15 dan siswa yang mengikuti pembelajaran penjas berjumlah 30 siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
C. Instrumen Penelitian
Kreativitas guru pendidikan jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru mata pelajaran pendidikan jasmani untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan atau pengalaman.Nasution (1935:5) yang dikutip oleh Nugraha, dkk (2010:1)
menyatakan bahwa: “Mengajar menurut pengertian modern berarti aktivitas guru
dalam mengorganisasikan lingkungan dan mendekatkannya kepada peserta didik sehingga terjadi proses belajar.”
(23)
36
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi Kisi Instrumen Kreativitas Mengajar Guru
Komponen Sub Komponen Indikator
Kreativitas
(Supriadi (2001) dikutip oleh Jamridafrizal (2010) (http://secretamong.blogsp ot.com/2010/06/kreativitas-mengajar-guru.html) Kreativitas adalah proses menciptakan sesuatu yang berbeda, asli dan berharga. Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif:
“Ciri-ciri kognitif,
diantaranya: 1.) Orijinalitas 2.) Fleksibilitas 3.)
Kelancaran,4.) Elaborasi, 5)Evaluasi (Penilaian) Sedangkan ciri-ciri non kognitif, diantaranya: 1.) Kepribadian kreatif.”
Orijinal a. Mencipta hal baru
b. Memikirkan hal lain
c. Menemukan hal yang
baru
d. Berpikir beda e. Inovasi baru dan
kreatif
Fleksibilitas a. Menerapkan cara
berbeda
b. Modifikasi media
c. Menggunakan variasi
d. Membuat kreativitas e. Melihat dari berbagai
sudut pandang
Kelancaran a. Cepat melihat
kesalahan b. Percaya diri
c. Memiliki banyak
gagasan
d. Antusias
e. Ekspresif
Elaborasi a. Menyusun secara detail
b. Menjelaskan secara
detail
c. Mengemas hal lama
menjadi lebih baru d. Memerinci detil-detil e. Memiliki rasa
keindahan
Kepribadian kreatif a. Kreativitas terhadap
suatu permasalahan
b. Tidak takut mencoba
c. Partisipatif
d. Memberikan motivasi
e. Memikirkan hal-hal
yang belum terjadi
Evaluasi (penilaian) a. Menentukan patokan
nilai
b. Menentukan suatu
pertanyaan
c. Mampu mengambil
keputusan
d. Melaksanakan
gagasannya
e. Memiliki alasan yang
(24)
37
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi Kisi Instrumen Kreativitas Belajar Gerak Siswa
Komponen Sub Komponen Indikator
Kreativitas
(Supriadi (2001) dikutip oleh Jamridafrizal (2010) (http://secretamong.blogsp ot.com/2010/06/kreativitas-
mengajar-guru.html)Kreativitas adalah proses menciptakan sesuatu yang berbeda, asli dan berharga. Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif:
“Ciri-ciri kognitif,
diantaranya: 1.) Orijinalitas 2.) Fleksibilitas 3.)
Kelancaran,4.) Elaborasi, 5)Evaluasi (Penilaian) Sedangkan ciri-ciri non kognitif, diantaranya: 1.) Kepribadian kreatif.”
Orijinal a. Berpikir beda
b. Melakukan hal yang
tidak sama
c. Menemukan gerak
baru
d. Memiliki cara berbeda
e. Memikirkan hal yang
lain
Fleksibilitas a. Membuat kreativitas
gerak
b. Memberikan berbagai
penafsiran
c. Melakukan dengan
cara beda
d. Melihat dari sudut pandang berbeda
e. Menggunakan variasi
Kelancaran a. Mengajukan banyak
pertanyaan
b. Memberikan banyak
jawaban
c. Belajar lebih cepat d. Antusias
e. Percaya diri
Elaborasi a. Melakukan secara
detail
b. Memperkaya gagasan
c. Memiliki rasa keindahan
d. Mengerti secara detail e. Memerinci detil-detil
Kepribadian kreatif a. Kreativitas dalam suatu
tugas b. Partisipatif
c. Ketertarikan terhadap suatu tugas
d. Tidak takut mencoba sesuatu yang baru e. Memikirkan hal-hal
yang belum terjadi
Evaluasi (penilaian) a. Menentukan aktivitas
b. Menentukan suatu
tindakan bijaksana
c. Mampu mengambil
keputusan
(25)
38
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Melaksanakan
gagasannya
D. Langkah-langkah Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan penelitian studi deskriptif langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Persiapan, yang meliputi:
a. Mempersiapkan berbagai macam keperluan perizinan tentang pelaksanaan penelitian dan informasi dari berbagai pihak.
b. Observasi lapangan awal, dengan menghubungi lembaga yang bersangkutan dengan penelitian yaitu SMP Negeri di Kabupaten Cirebon untuk memperoleh izin sebelum melakukan penelitian.
2. Menentukan Sampel
Sampel dari penelitian ini merupakan guru pendidikan jasmani dan siswa yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani yang berada dalam lingkup sekolah di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
3. Menentukan Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen penelitian, berupa lembar skala kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
4. Melakukan pengumpulan data dari setiap instrumen yang sudah digunakan.
5. Menganalisis data yang sudah terkumpul dengan menggunakan teknik analisis data yang baik.
6. Menyimpulkan data dari setiap teknik analisis data.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
(26)
39
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Skala
Skala biasanya digunakan untuk mengungkapkan konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Menurut Syaifuddin Azwar (2005:3-4), skala psikologi sebagai alat ukur yang memiliki karakterisitik khusus :
1) Cenderung digunakan untuk mengatur aspek bukan kognitif melainkan aspek afektif.
2) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
3) Jawabannya lebih bersifat proyektif,
4) Selalu berisi banyak item berkenaan dengan atriibut yang diukur,
5) Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau
“salah”, semua jawaan dianggap benar sepanjang sesuai keadaan yang
sebenarnya, jawaban yang berbeda diinterpretasikan berbeda pula. b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 158).
2. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengumpulan data, skala terlebih dahulu diuji kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang sah. Kelayakan instrument tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bisa. Pengujian kelayakan instrument ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Istrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.
(27)
40
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Uji Validitas
Pengujian yang pertama yaitu pengujian validitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (1992 : 136) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang disebar.
Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan alat pengumpul data tersebut (angket) dalam mengukur pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir angket.
Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah melalui SPSS V 20 dengan langkah pengerjaan seperti yang diungkapkan oleh Nugraha Suharto (2007:52), yaitu :
1) Aktifkan program SPSS sehingga nampak spreadsheet. 2) Aktifkan Variable View dan definisikan tiap kolomnya. 3) Setelah mengisi variabel view klik data view dan isikan data.
4) Simpan data tersebut (save) dengan nama “data validitas realibilitas” atau nama file sesuai keinginan anda.
5) Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.
6) Setelah itu akan muncul kotak dialog Realibility Analysis destinasikan item-item dengan cara mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak items. Pada model pilih Split Half.
7) Masih pada kotak Reliability Analysis, klik statistics, sehingga tampil kotak dialog statistics. Pada kotak dialog tersebut pilih Scale if item
deleted pada descriptif for.
8) Jika sudah mendestinasikan, klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog realibility analysis.
9) Klik Ok.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut adalah sebagai berikut :
(28)
41
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menyebarkan instrument yang akan diuji validitasnya, kepada responden sebanyak 15 orang guru dan 30 orang siswa.
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrument.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.
b. Menghitung skor rata-rata
Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :
�̅ = ∑���
Keterangan :
�̅ = skor rata-rata
�� = skor mentah
∑ = jumlah
� = banyanknya sampel c. Menghitung Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut : S= √∑ �−�̅̅̅̅²
�−1
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
∑(x-� ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata d. Uji Korelasi (Uji Spearman)
(29)
42
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji korelasi Spearman dilakukan dengan SPSS v20 maka langkah-langkahnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Seta Basri (2001) (http://setrabasri01.blogspot.com.html), yaitu :
1) Tentukan item-item variabel x menggunakan menu Transform >
Compute Variabel > jumlahkan item-item variabel
2) Totalkan item-item variabel y dengan menggunakan menu
transform > compute variabel > jumlahkan item-item variabel y
3) Buatlah ranking bagi rx dan ry menggunakan menu Transform >
Compute > Masukan skor total variabel x dan variabel y ke
variables > pilih saja smallest pada asign rank > klik ok. Setelah itu muncul dua variabel baru yaitu ranking untuk x dan y.
4) Lakukan uji korelasi Spearman dengan SPSS dengan klik analyze > corelate > bivariate > masukan ranking x dan ranking y ke variabel > pada correlation coefficient ceklis Spearman > Pada test
(30)
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa di Kabupaten Cirebon.
Adapun yang mendasari pengambilan kesimpulan tersebut ialah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian yang mencakup atas beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut:
1. Kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani dinyatakan kreatif yang dibuktikan dari hasil analisis kuantitatif pada instrumen penelitian dengan komponen kreativitas mengajar yang menunjukan komponen kreativitas mengajar dilakukan oleh guru di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
2. Kreativitas belajar gerak siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Kreativitas belajar gerak siswa dinyatakan kreatif yang dibuktikan dari hasil analisis kuantitatif pada instrumen penelitian dengan komponen kreativitas belajar gerak siswa yang menunjukan komponen kreativitas belajar gerak dilakukan oleh siswa.
3. Hubungan kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Terdapat hubungan positif yang kuat antara kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran
(31)
63
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan jasmani yang dibuktikan dengan hasil analisis data yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,675.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis, ada hal penting untuk direkomendasikan yang berkaitan dengan kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani, diantaranya adalah :
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, diharapkan setiap guru memahami secara mendalam dan luas mengenai ruang lingkup pendidikan jasmani serta mengembangkan aspek kreativitas yang ada pada diri setiap guru di sekolahnya agar tercapainya tujuan dari belajar itu sendiri.
2. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai bagaimana fungsi kreativitas pengajaran serta tanggung jawab guru pendidikan jasmani dalam mengolah berbagai aspek kreativitas, guru pendidikan jasmani akan menjadi guru yang senantiasa menjadi contoh yang baik bagi guru pendidikan yang lainnya.
3. Rekomendasi untuk studi lanjutan. Untuk peneliti sejenis hendaknya dilakukan dengan sampel yang lebih besar, untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat bagaimana kreativitas mengajar guru dan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
(1)
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Skala
Skala biasanya digunakan untuk mengungkapkan konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Menurut Syaifuddin Azwar (2005:3-4), skala psikologi sebagai alat ukur yang memiliki karakterisitik khusus :
1) Cenderung digunakan untuk mengatur aspek bukan kognitif melainkan aspek afektif.
2) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
3) Jawabannya lebih bersifat proyektif,
4) Selalu berisi banyak item berkenaan dengan atriibut yang diukur,
5) Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaan dianggap benar sepanjang sesuai keadaan yang sebenarnya, jawaban yang berbeda diinterpretasikan berbeda pula. b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 158).
2. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengumpulan data, skala terlebih dahulu diuji kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang sah. Kelayakan instrument tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bisa. Pengujian kelayakan instrument ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Istrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.
(2)
40
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Validitas
Pengujian yang pertama yaitu pengujian validitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (1992 : 136) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang disebar.
Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan alat pengumpul data tersebut (angket) dalam mengukur pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir angket.
Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah melalui SPSS V 20 dengan langkah pengerjaan seperti yang diungkapkan oleh Nugraha Suharto (2007:52), yaitu :
1) Aktifkan program SPSS sehingga nampak spreadsheet. 2) Aktifkan Variable View dan definisikan tiap kolomnya. 3) Setelah mengisi variabel view klik data view dan isikan data.
4) Simpan data tersebut (save) dengan nama “data validitas realibilitas” atau nama file sesuai keinginan anda.
5) Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.
6) Setelah itu akan muncul kotak dialog Realibility Analysis destinasikan item-item dengan cara mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak items. Pada model pilih Split Half.
7) Masih pada kotak Reliability Analysis, klik statistics, sehingga tampil kotak dialog statistics. Pada kotak dialog tersebut pilih Scale if item
deleted pada descriptif for.
8) Jika sudah mendestinasikan, klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog realibility analysis.
9) Klik Ok.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut adalah sebagai berikut :
(3)
1) Menyebarkan instrument yang akan diuji validitasnya, kepada responden sebanyak 15 orang guru dan 30 orang siswa.
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrument.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.
b. Menghitung skor rata-rata
Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :
�̅ = ∑���
Keterangan :
�̅ = skor rata-rata
�� = skor mentah
∑ = jumlah
� = banyanknya sampel
c. Menghitung Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut : S= √∑ �−�̅̅̅̅²
�−1
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
(4)
42
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji korelasi Spearman dilakukan dengan SPSS v20 maka langkah-langkahnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Seta Basri (2001) (http://setrabasri01.blogspot.com.html), yaitu :
1) Tentukan item-item variabel x menggunakan menu Transform >
Compute Variabel > jumlahkan item-item variabel
2) Totalkan item-item variabel y dengan menggunakan menu
transform > compute variabel > jumlahkan item-item variabel y
3) Buatlah ranking bagi rx dan ry menggunakan menu Transform >
Compute > Masukan skor total variabel x dan variabel y ke
variables > pilih saja smallest pada asign rank > klik ok. Setelah itu muncul dua variabel baru yaitu ranking untuk x dan y.
4) Lakukan uji korelasi Spearman dengan SPSS dengan klik analyze > corelate > bivariate > masukan ranking x dan ranking y ke variabel > pada correlation coefficient ceklis Spearman > Pada test
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa di Kabupaten Cirebon.
Adapun yang mendasari pengambilan kesimpulan tersebut ialah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian yang mencakup atas beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut:
1. Kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani dinyatakan kreatif yang dibuktikan dari hasil analisis kuantitatif pada instrumen penelitian dengan komponen kreativitas mengajar yang menunjukan komponen kreativitas mengajar dilakukan oleh guru di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon.
2. Kreativitas belajar gerak siswa di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Kreativitas belajar gerak siswa dinyatakan kreatif yang dibuktikan dari hasil analisis kuantitatif pada instrumen penelitian dengan komponen kreativitas belajar gerak siswa yang menunjukan komponen kreativitas belajar gerak dilakukan oleh siswa.
3. Hubungan kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Cirebon
Terdapat hubungan positif yang kuat antara kreativitas mengajar guru dengan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran
(6)
63
Rudy Ginanjar, 2014
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan jasmani yang dibuktikan dengan hasil analisis data yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,675.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis, ada hal penting untuk direkomendasikan yang berkaitan dengan kreativitas mengajar guru pendidikan jasmani, diantaranya adalah :
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, diharapkan setiap guru memahami secara mendalam dan luas mengenai ruang lingkup pendidikan jasmani serta mengembangkan aspek kreativitas yang ada pada diri setiap guru di sekolahnya agar tercapainya tujuan dari belajar itu sendiri.
2. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai bagaimana fungsi kreativitas pengajaran serta tanggung jawab guru pendidikan jasmani dalam mengolah berbagai aspek kreativitas, guru pendidikan jasmani akan menjadi guru yang senantiasa menjadi contoh yang baik bagi guru pendidikan yang lainnya.
3. Rekomendasi untuk studi lanjutan. Untuk peneliti sejenis hendaknya dilakukan dengan sampel yang lebih besar, untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat bagaimana kreativitas mengajar guru dan kreativitas belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.