Rencana Pembangunan Infrasruktur Cipta Karya

BAB

7

7.1

Rencana Pembangunan
Infrasruktur Cipta Karya

Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1 Kondisi Eksisting
Dalam konteks pengembangan kawasan permukiman, terdapat kawasan permukiman
menurut karakteristiknya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu; kawasan permukiman
perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Sebaran lokasi perumahan dan
permukiman menurut klasifikasi yang dimaksud tersebut di wilayah Kabupaten Seluma
dapat diperlihatkan seperti pada Gambar VII.1. Dari gambar VII.1 tersebut terlihat bahwa
ada 4 (empat) kota ibu kota kecamatan yang telah memperlihatkan karakter perkotaan.
Dari keempat kota ibukota kecamatan tersebut, ada 2 (dua) kota yang relatif lebih
menonjol, yaitu; Sukaraja dan Tais. Menonjolnya Kota Sukaraja ini karena
pertumbuhannya lebih dipengaruhi oleh Kota Bengkulu. Sedangkan Kota Tais disebabkan

karena kota tersebut merupakan Ibukota Kabupaten Seluma. Dengan sendirinya
perkembangan perumahan dan permukiman pada kawasan tersebut akan cukup signifikan.
Kondisi ini perlu diantisipasi, disamping dalam hal pengendaliannya, juga penyediaan
infrastrukturnya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, kawasan perumahan dan permukiman di
Kecamatan Seluma umumnya, khususnya di Kota Tais memang relatif belum berkembang.
Hal ini terjadi karena memang terdapat arus komuter (ulang-alik) PNS di pemda
Kabupaten Seluma yang umumnya berasal dari Kota Bengkulu.
Dilihat

dari

laju

pertumbuhan

penduduk,

Kecamatan


yang

paling

menonjol

pertumbuhannya adalah Keamatan Seluma, yaitu sebesar 2,31% per tahun. Kecamatan ini
merupakan Kecamatan Kota ibukota Kabupaten. Wilayah lain yang juga cukup menonjol
laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Sukaraja, yaitu mempunyai rata-rata
laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,95% per tahun.
Kota lain yang juga telah memperlihatkan karakter perkotaan adalah Rimbo Kedui yang
merupakan Kota Ibukota Kecamatan Seluma Selatan. Dalam konteks pengembangan, Kota
Rimbo Kedui ini telah ditetapkan sebagai Pusat Agropolitan.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-1

Gambar VII.1

Sistem Hirark Pusat-Pusat
Pelayanan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-2

A. Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh
Sejauh ini di Kabupaten Seluma belum dilakukan pengkajian tentang kawasan kumuh.
Karenanya belum ada Surat Keputusan (SK) yang terkait dengan kawasan kumuh.
Belum dilakukannya pengkajian terhadap kawasan kumuh karena berdasarkan kriteria
kekumuhan, secara faktual belum memperlihatkan kondisi kumuh. Namun demikian,
gejala kearah kekumuhan telah mulai terlihat dari adanya bangunan-bangunan yang
makin tidak teratur. Selengkapnya tentang kawasan permukiman yang telah
memperlihatkan karakter perkotaan dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.1. dan
Gambar VII.2. Kondisi ini membutuhkan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang,
agar tidak makin destruktif. Karena itu perlu pengkajian terhadap kawasan-kawasan
perkotaan yang telah memperlihatkan kecenderungan destruktif yang di maksud.
Tabel 7.1

Kawasan Perkotaan di Kabupaten Seluma
No.
1

2

Kecamatan
Kecamatan Sukaraja

Kecamatan Air Periukan

Kelurahan/Desa
Babatan
Jenggalu
Cahaya Negeri
Niur
Padang Pelawi
Lubuk Saung
Sukaraja
Sukamaju

Dermayu
Air Periukan

Keterangan
Hinterland Kota
Bengkulu
Kawasan Perkotaan
Sukaraja
Hinterland Kota
Ibukota Kecamatan
Ibukota Kecamatan
Kecamatan Lubuk
Sandi

3

Kecamatan Lubuk Sandi

Renah Panjang


Ibukota Kecamatan

4

Kecamatan Seluma Barat

Pagar Agung

Ibukota Kecamatan
Hinterland Kota
Ibukota Kecamatan

Talang Tinggi

5

Kecamatan Seluma

Tais
Lubuk Kebur

Padang Lintang

6

Kecamatan Seluma Timur

Bunga Mas
Sembayat
Selebar

7
Kecamatan Masmambang
Masmambang
Sumber: Hasil pemantauan secara visual Tahun 2016

Kota Ibukota
Kabupaten
Hinterland Kota
Ibukota Kabupaten
Hinterland Kota

Ibukota Kabupaten
Hinterland Kota
Ibukota Kecamatan
Ibukota Kecamatan
Hinterland Kota
Ibukota Kecamatan
Ibukota Kecamatan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-3

Gambar VII.2
Sebaran Lokasi Permukiman

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-4


B. Kondisi eksisting permukiman perdesaan, nelayan dan rawan bencana.
Permukiman Perdesaan berdasarkan terminologinya diartikan sebagai kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dalam pengembangannya,
kawasan perdesaan dapat diklasifikasikan menjadi:
 Kawasan Agropolitan;
Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah
kegiatan pertanian.
 Minapolitan;
kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah kegiatan
perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
 Kawasan Wisata
Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah
kegiatan Pariwisata.
 Kawasan andalan Terpadu
Adalah kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi andalannya adalah
relatif beragam.
 Desa Nelayan

Adalah Desa yang penduduknya secara dominan mempunyai kegiatan usaha
perikanan tangkap. Berdasarkan pengamatan visual, teridentifikasi 10 Desa di
wilayah Kabupaten Seluma yang termasuk kategori Kampung Nelayan, yaitu:
 Kecamatan Semidang Alas, terdiri dari: Desa Muara Maras dan Padang
Bakung.
 Kecamatan Ilir Talo, terdiri dari: Desa Pasar Talo dan Penago I, penago Baru
dan Rawah Indah.
 Kecamatan Seluma Selatan, yaitu: Desa Pasar Seluma.
 Kecamatan Air Periukan, yaitu : Pasar Ngalam dan Kungkai Baru.


Kawasan Rawan Bencana
Adalah kawasan yang secara geografis berpotensi terjadinya Bencana. Dalam hal
ini, di Wilayah Kabupaten Seluma terdapat tiga potensi bencana yaitu: Longsor,
Banjir dan Tsunami. Sebaran lokasi rawan bencana dapat dilihat pada Gambar
VII.3.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma


VII-5

Gambar VII.3
Sebaran Lokasi Kawasan Rawan Bencana

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-6

Dalam pengembangannya, kawasan-kawasan yang dimaksud tersebut dirumuskan
secara menyeluruh dan terpadu. Secara konsepsional, pengembangan kawasan tersebut
diintegrasikan dengan pusat pelayanan terdekat, yang biasanya dimaknai dengan
kawasan perdesaan potensial. Perdesaan potensial yang dimaksud, akan berperan
sebagai simpul pelayanan bagi daerah belakang (hinterland). Namun karena
keterbatasan infrastruktur, peran tersebut belum efektif memberikan kontribusi yang
signifikan. Pengembangan kawasan perdesaan potensial ini, disamping dapat
mendorong perkembangan di wilayah perdesaan, juga dapat mengurangi arus
urbanisasi, yang pada akhirnya juga dapat mengurangi beban kota-kota utama yang
menjadi tujuan kaum urban.
C. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman
Sesuai dengan kondisi eksisting perumahan dan permukiman pada yang ada di
Kabupaten Seluma umumnya, permasalahan dan tantangan yang dihadapi adalah
sebagai berikut:
1. Permasalahan
Permasalahan utama yang terkait dengan kawasan perumahan dan permukiman
antara lain adalah:
1) Secara struktural, kawasan permukiman didalam RTRW Kabupaten Seluma
masih perlu mendeliniasi kawasan menurut configurasi kawasan perkotaan dan
perdesaan, sehingga dapat menjadi rujukan dalam menyusun perencanaan yang
lebih detail, terutama dalam hal indikasi fungsi kawasan dan pengisian
kegiatan menurut sektor-sektor strategis.
2) Kawasan perkotaan yang menjadi simpul-simpul pelayan yang telah ditetapkan
hirarkinya masih perlu dilengkapi keterkaitannya (linkage).
3) Dokumen-dokumen perencanaan lain yang telah pernah disusun, tidak
terarsipkan dengan baik sehingga, data dan informasi yang terkait dengan
kebutuhan penyediaan infrastruktur sangat minim.
4) Ketersediaan Peta Tematik, baik yang menyangkut kondisi eksisting maupun
kebutuhan perencanaan belum teridentifikasi dan terdokumentasikan dengan
baik.
5) Kebutuhan penyediaan fasilitas dan infrastruktur perumahan dan permukiman
baru dapat dilakukan sebatas pertimbangan normatif, bukan didasarkan kondisi
faktual.
6) Persoalan-persoalan lain yang bersifat non teknis dan terkait dengan kebutuhan
data dan informasi.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-7

7) Pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum memberikan rasa
keadilan kepada penduduk berpenghasilan rendah sehingga selalu tersingkir ke
luar kota dan jauh dari tempat kerja.
8) Pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman belum serasi dengan
pengembangan kawasan fungsional lainnya atau dengan program
sektor/fasilitas pendukung lainnya.
9) Ketidak seimbangan pembangunan desa – kota serta meningkatnya urbanisasi
yang mengakibatkan permukiman kumuh beserta impikasinya.
10) Konflik penggunaan lahan, khususnya antara penggunaan permukiman dengan
penggunaan kawasan lindung.
11) Kebutuhan lahan untuk permukiman semakin meningkat seiring dengan terus
meningkatnya jumlah penduduk.
12) Tingginya laju pertumbuhan penduduk berimplikasi juga terhadap kebutuhan
lahan perumahan dan permukiman.
2. Tantangan
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan perumahan dan
permukiman di Kabupaten Seluma antara lain :
1) Dalam konteks otonomi daerah ini, pemerintah daerah dituntut untuk mampu
menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance), sehingga
pelaksanaan pembangunan dapat lebih efektif dan efisien serta dapat
berkelanjutan (sustainable development).
2) Selain dari itu, Pemerintah daerah juga dituntut untuk mampu mendorong
inovasi teknologi yang dapat diadaptasikan kepada lingkungan perumahan dan
permukiman serta melakukan penyebarannya.
3) Dengan danya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki daerah, pemerintah
daerah juga dituntut untuk mampu mendorong partisipasi semua pihak untuk
membangun kawasan perumahan dan permukiman sederhana yang sehat
beserta fasilitas pendukung. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan
kualitas lingkungan perumahan dan permukiman.
4) Dalam hal peranserta masyarakat, pelaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman adalah bagaimana memberdayakan masyarakat agar mampu
memenuhi kebutuhan perumahan secara mandiri yang sehat, aman,serasi, dan
produktif tanpa merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat luas.
D. Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan terkait dengan
pembangunan kawasan permukiman di Kabupaten Seluma, baik di perkotaan maupun
perdesaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-8

Sejauh ini, kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten
Seluma masih bersifat parsial, yang pendanaannya masih menekankan pada APBD
Kabupaten Seluma. Hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan manajemen
pengelolaan pembangunan, terutama bidang perencanaan. Kondisi ini diperburuk oleh
lemahnya komitmen daerah dalam menyiapkan Dana Daerah Urusan Bersama
(DDUB) untuk usulan kerjasama program, terutama antar level pemerintahan.
7.1.2 Sasaran Program
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
Rapermen PUPR, kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman antara lain:
1.

PENCEGAHAN (pasal 95)
Pola penanganan pencegahan untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya
perumahan dan permukiman kumuh baru, terdiri atas:
a. Pengawasan dan Pengendalian : Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis
dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b. Pemberdayaan Masyarakat : Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan
informasi

2.

PENINGKATAN KUALITAS (pasal 97)
Pola penanganan peningkatan kualitas kawasan kumuh didahului dengan penetapan
lokasi kumuh, yang dapat diklasifikasikan menurut kategori sebagai berikut:
a. Pemugaran : Dilakukan untuk memperbaiki dan atau pembangunan kembali agar
menjadi permukiman yang layak huni; memperbaiki dan atau memulihkan kembali
rumah serta prasarana, sarana, dan utilitas umum, dengan status lahan legal.
b. Peremajaan : Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan,
permukiman dan lingkungan hunian yang lebih baik guna melindungi keselamatan,
keamanan penghuni dan masyarakat sekitar; melakukan perombakan dan penataan
mendasar secara menyeluruh meliputi rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas
umum, dengan status lahan legal ataupun ilegal.
c. Pemukiman kembali : Dilakukan dengan memindahkan masyarakat terdampak
dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan
rencana tata ruang atau rawan bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi
barang dan orang: melakukan pemindahan dan permukiman kembali dengan status
lahan legal ataupun ilegal.

3.

PENGELOLAAN
Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas permukiman
secara berkelanjutan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dan dapat juga

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-9

difasilitasi oleh Pemerintah daerah. Pemeliharaan dan atau perbaikan : untuk
rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana, sarana dan utilitas umum
dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
Berdasarkan lingkup kegiatan tersebut, yang menjadi komponen kegiatan pengembangan
perumahan dan permukiman adalah:
Peningkatan kualitas permukiman kumuh, perlu pengkajian secara khusus untuk
mendeliniasi kawasan berdasarkan kriteria kawasan khumuh;
Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan, yang masih perlu pengkajian secara
khusus dalam rangka deniliasi kawasan berdasarkan potensi andalah.
Pengembangan kawasan permukiman khusus, yaitu kawasan rawan bencana
Pengembangan infrastruktur perdesaan.
Pengembangan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (RSH)
Selengkapnya tentang sasaran program pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten
Seluma tahun 2017 – 2021 dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.2.
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Berdasarkan kondisi eksiting dan sasaran program pengembangan perumahan dan
pemukiman tersebut di atas, kebutuhan program di Kabupaten Seluma dalam lima tahun
mendatang antara lain adalah :
 Penataan kawasan permukiman kumuh
 Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan
 Pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman
 Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
 Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan sederhana.
 Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program perumahan dan
pemukiman di Kabupaten Seluma
Untuk mendukung program tersebut, rencana kegiatan pembangunan perumahan dan
permukiman yang akan diusulkan adalah:
1. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
 Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP/RP2KPKP)
 SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh
 Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (air bersih, sanitasi, drainase,
sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas.
2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan.
 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Agropolitan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-10

TABEL 7.2
Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO

URAIAN SASARAN PROGRAM

(1)

(2)

SASARAN PROGRAM
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021
(5)
(6)
(7)
(8)

TOTAL
LUAS KAWASAN
(3)

TAHUN 2017
(4)

49,50 Ha

6,50 Ha

12,00 Ha

14,00 Ha

18,00 Ha

19,00 Ha

1

Kawasan Kumuh Perkotaan

2

Kawasan Permukiman Perdesaan

240.216 Ha

64.028 Ha

57.198 Ha

39.938 Ha

35.132 Ha

43.920 Ha

a.

Kawasan Agropolitan

239.270 Ha

63.868 Ha

56.984 Ha

39.685 Ha

35.000 Ha

43.733 Ha

b.

Kawasan Minapolitan

774 Ha

140 Ha

180 Ha

214 Ha

100 Ha

140 Ha

c.

Desa Nelayan

172,00 Ha

20,00 Ha

34,00 Ha

39,00 Ha

32,00 Ha

47,00 Ha

237,00 Ha

24,00 Ha

40,00 Ha

48,00 Ha

64,00 Ha

61,00 Ha

72,00 Ha

6,00 Ha

16,00 Ha

12,00 Ha

16,00 Ha

22,00 Ha

165 Ha

18,00 Ha

24,00 Ha

36,00 Ha

48,00 Ha

39,00 Ha

3

Kawasan Permukiman Khusus
a.

Permukiman Nelayan

b.

Rawan Bencana

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-11

KET
(9)

 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan
 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Desa Nelayan
3. Pengembangan Kawasan Khusus.
 Rencana Tindak Penanganan Kawasan Rawan Bencana
7.2

Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015, yang menjadi Tugas Pokok
dan Fungsi Direktorat Penataan Bangunan adalah :
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di
bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang
terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos
lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus
lainnya;
Pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah
negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman
tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik
perkotaan dan khusus lainnya;
Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan
bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan
penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara,
rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan
lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan
kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan
bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
Fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan
dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan
kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan
bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan,
gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka,
permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan
tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Selaras dengan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Penataan Bangunan tersebut di atas,
dalam RPJMN 2015-2019 (Perpres 2/2015) menggariskan bahwa “Pembangunan
perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan diarahkan untuk mewujudkan kota-kota
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-12

berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa,
sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan
bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan
budaya local”.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi perhatian utama kegiatan Penataan
Bangunan dan Lingkungan adalah: Bidang Bangunan Gedung; Penataan Lingkungan;
Ruang Terbuka Hijau; Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah dan Wisata serta
Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS). Oleh karena itu, pada
bagian ini akan dijelaskan tentang: kondisi eksisting, sasaran program dan usulan
kebutuhan program pada bidang-bidang tersebut.
7.2.1 Kondisi Eksisting
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Seluma secara umum saat ini diarahkan kepada
penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan
jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata ruang, bangunan-bangunan
memiliki fungsi, yang didalam RTRW dan RDTR telah ditetapkan fungsinya sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 7.3.
Tabel 7.3
Fungsi Bangunan di Kabupaten Seluma
Fungsi Bangunan
Perdagangan dan Jasa
Pemukiman
Pendidikan dan Kantor
Kawasan Wisata

Bangunan Tradisional
Bersejarah

Lokasi
Seluma Kota, Seluma Timur
Seluma kota, Seluma Timur, Seluma Utara
Seluma Kota, Seluma Timur
Seluma Utara, Seluma Selatan, Semidang Alas Maras
Desa Pagar Dewa, Kec. Kelam Tengah
Situs Megalitik Pagar Dewa
Desa Sukarami Kec. Kelam Tengah
Situs Megalitik Sukarami
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Situs Rumah AK. Gani
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Situs Jil / Penjara Desa
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Situs Pesanggrahan
Desa Benua Ratu, Kec. Luas
Rumah Pangeran Chalifa Balien
Desa Muara Tetap, Kec. Muara Tetap
Karang Penyabungan
Desa Suka Banjar Kec. Muara Tetap
Situs Makam Said Al-Jufri
Desa Bandar Tais Kec. Seluma Selatan
Masjid Tua Bandar Tais
Desa Pengubaian, Kec. Seluma Selatan
Situs Makam Keramat Pinang Tawar
Desa Way Hawang Kec. Maje
Batu Jung

Dari sisi usia atau umur bangunan dapat diklasifikasikan menjadi bangunan berumur muda,
sedang dan tua. Bangunan berumur muda relatif banyak terdapat pada bangunan
perdagangan dan jasa serta pemukiman. Sedangkan bangunan berumur sedang dan tua
banyak terdapat pada bangunan perkantoran, pendidikan dan pemukiman. Selain itu
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-13

bangunan berumur tua juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional.
Namun dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Seluma beberapa
waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak hancur dan tergantikan
dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap.
Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan
yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam
kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten Seluma bangunan-bangunan fasilitas
umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya
sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama
kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena
perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan cenderung tidak
terencana. Dari sisi historis banyak bangunan–bangunan dan kawasan di Kabupaten
Seluma yang memiliki nilai historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan
peninggalan sejarah baik itu kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya, baik bangunan perdagangan
dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai
ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan,
fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang
berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari
pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdaganan, biasanya memilki
nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun
pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi
nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan
atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan
tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
Selaras dengan sasaran yang ingin dicapai dalam penataan bangunan gedung dan
lingkungan di Wilayah Kabupaten Seluma, berbagai permasalahan secara umum yang
terkait dengan bangunan gedung dan lingkungan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan.
b. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
c. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/bersejarah.
d. Tidak ada penataan dan rencana tindak penanganan terhadap kawasan yang termasuk
kategori kumuh dan rawan bencana.
e.
f.

Belum tertibnya sarana reklame dan belum tertanya perijinan Bis Transmistion System
(BTS).
Belum adanya penataan yang terpadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima (UPKL).

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-14

g.

Belum adanya penataan dan pembangunan sarana prasarana penunjang kawasan
pariwisata.

Dari berbagai permasalahan tersebut, yang menjadi tantangan dalam penataan bangunan
dan lingkungan adalah:
1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan
Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

2.

Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang
mendapat perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya
kualitas pelayanan publik dan perijinan
Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan
gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk
mendorong pertumbuhan kota.

3.

4.

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lainlain kurang diperhatikan hampir di semua wilayah.
Permasalahan dan Tantangan dibidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG,
bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi.
Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada tahun 2020,
Kabupaten/Kota bebas kumuh.
Permasalahan dan Tantangan dibidang Ruang Terbuka Hijau (RTH)
RTH mempunyai pengaruh terhadap kondisi sosial – psicologi penghuni suatu
kota, karenanya harus disediakan.

5.

RTH yang ada di Kabupaten Seluma masih belum terkonsepsikan dengan baik,
sehingga pelaksanaan pembangunannya masih bersifat parsial.
Permasalahan dan Tantangan dibidang Bangunan Tradisional dan Bersejarah
Setiap daerah mempunyai nilai-nilai budaya lokal yang mencerminkan gerak dan
tata prilaku masyarakatnya. Sebagai masyarakat yang berbudaya, nilai-nilai yang
menjadi kearifan lokal tersebut perlu dilestarikan.
Untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang dimaksud, diperlukan suatu
rencana tindak penanganan terhadap Bangunan Tradisional dan Bersejarah.
Karena itu dikembangkan Program Kota Pusaka, yang dimaksudkan sebagai
bentuk perhatian terhadap nilai-nilai budaya lokal suatu kota.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-15

Fokus perhatian dibidang penataan bangunan dan lingkungan secara umum sebagaimana
yang dijelaskan di atas, dalam konteks lokal Kabupaten Seluma terdapat isu strategis yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten Seluma
disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan,
baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara
lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai

2.

Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah
rawan bencana misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan bangunanbanguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap
ancaman bencana tersebut.
Kondisi Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran
Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran biasanya berupa Hidran, yaitu cadangan
air pada media tertentu untuk penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini
biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap
bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang,
bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana
hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah
ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting
untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja
bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun
korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat
rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh

3.

pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di Kabupaten Seluma belum memiliki Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan belum terdapat penegakan aturan tata
bangunan dan lingkungan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses
perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan
publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara
baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi
lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah
direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat
keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa
terwujud dengan baik.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-16

7.2.2 Sasaran Program
Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah penegakan aturan tata
bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan menyusun peraturan dan legislasi. Dari
sasaran ini maka dibutuhkan kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan
lingkungan serta peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan.
Sasaran selanjutnya adalah tercapaian indeks kenyamanan lingkungan (IKL).
Terkait dengan sasaran penataan bangunan gedung dan lingkungan tersebut, beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan adalah:
1. Peran dan fungsi Kabupaten,
2. Rencana pembangunan Kabupaten,
3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi kabupaten, seperti struktur dan morfologi
tanah, topografi, dan sebagainya,
4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan,
5. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,
6. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan
lingkungan pada kota bersangkutan,
7. Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan
lingkungan masyarakat, tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,
8. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,
Atas dasar permasalahan tersebut di atas, secara spesifik, yang menjadi akar persoalan
tersebut dapat di klasifikasi menurut kelompok permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung
Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib karena belum
memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) terutama pada kawasankawasan perkotaan. Pertumbuhan Kabupaten Seluma dalam Aglomerasi Perkotaan
yang relatif cepat, memperburuk keadaan sebagai penyebab ikutan karena ketiadaan
RTBL adalah ketidak jelasan fungsi bangunan (mixuse), sehingga menuntut penataan
kawasan yang serasi melalui perencanaan tata bangunan dan lingkungan. Dengan
adanya instrumen RTBL dalam penataan bangunan dan lingkungan yang baik,
pelaksanaan pembangunan dapat dikendalikan dan dapat mengurangi konflik
kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah tidak tertangani bencana kebakaran secara
maksimal pada bangunan gedung baik di lingkungan perdagangan, perkantoran dan
pemukiman. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya Rencana Induk Sistem
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-17

Proteksi Kebakaran (RISPK). RISPK diperlukan dalam rangka mengatur tentang
penyediaan kebutuhan sarana penaggulangan bahaya kebakaran.
2.

Permasalahan di bidang penataan lingkungan
Permasalahan penataan bangunan dan lingkungan antara lain:
a. Tidak tertatanya bangunan dan lingkungan pasar yang ada;
b. Tidak tertatanya bangunan-bangunan pada kawasan wisata;
c. Utilitas jalan yang masih kurang;
d. Kurangnya fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH);
e. Prasarana jalan lingkungan di komplek perumahan ada yang rusak danbelum beraspal;
f. Kondisi permukiman lingkungan yang belum merata dan kurang tertata.

3.

Ruang Terbuka Hijau
Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau kota yang
diakibatkan perubahan fungsi lahan, sehingga membutuhkan penanganan yang cepat
terhadap pengadaan dan penataan ruang terbuka kota demi meningkatnya citra
kawasan kota. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya sistem pengendalian
pemanfaatan ruang terbuka hijau kota . Untuk itu perlu disusun Masterplan Ruang
Terbuka Hijau Kota. Keberadaan ruang terbuka hijau kota sangat dibutuhkan karena
mempunyai fungsi:
 media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpul individu-individu
masyarakat untuk kegiatan-kegiatan informal
 estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.
 Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi serta daerah
resapan kota.
Selain dari itu, terdapat pula kondisi yang terkait dengan jalan dan lingkungan, yang
umumnya belum tertata secara baik karena belum terdapat instrumen pelaksanaan dan
pengendalian dalam pembangunan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan jalan
seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan secara baik. Dengan
adanya pengadaan taman jalan yang terdiri pohon-pohon pelindung dan sarana taman
lainnya dapat membantu memberikan fungsi :
 lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas bumi
 estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruangdan dapat
meningkatkan citra kawasan
 kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan
Untuk pemeliharaan taman jalan sampai saat belum dimiliki tenaga operasional
yang handal di bidang perawatan taman jalan beserta sarana pendukung

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-18

operasionalnya menyebabkan sarana lingkungan jalan yang telah ada mudah rusak
dan tidak terawat.
4.

Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah dan Wisata
Kabupaten Seluma selain terkenal sebagai kota transit perdagangan juga terkenal
dengan situs-situs peninggalan sejarah. Selain itu, Kabupaten Seluma pada jaman
perjuangan merupakan salah satu wilayah basis militer penjajah. Berbagai bangunan
tradisonal bersejarah menjadi objek wisata budaya yang merupakan peninggalan
sejarah baik kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga tidak lepas
dari nuansa budaya yang hidup dengan subur di daerah ini.
Permasalahan yang dihadapi daerah adalah menurunnya kualitas dan citra daerah
wisata karena pembangunan bangunan-bangunan baru permanen maupun tidak
permanen akibat penataan ruang tidak terkendali. Munculnya bangunan-bangunan
perdagangan dan jasa membuat kawasan tersebut menjadi tidak teratur dan cenderung
kumuh sehingga menghilankan nuansa budayanya. Di sisi lain penataan ruang parkir
menjadi problem penting mengingat kawasan tersebut banyak dikunjungi oleh
wisatawan.

5.

Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS)
Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spandulk dll, merupakan salah satu sarana
yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan memperoleh
informasi. Sampai saat ini sarana tersebut belum tertata secara baik. Dalam melakukan
pengadaan maupun penataan sarana reklame pada ruang publik diperlukan masterplan
sarana reklame. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan lokasi
penempatan sarana reklame. Sering penempatan sarana reklame tidak tertata atau
tertib dengan asal menempatkan sesuai dengan keinginan sponsor, akibatnya sarana
reklame ini sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat
menurunkan kualitas ruang kota.
Di sisi lain terbatasnya ruang publik untuk lokasi sarana reklame mengurangi tingkat
kenyamanan masyarakat untuk memberikan atau mendapatkan informasi yang
berkualitas. Selain itu informasi yang diharapkan tidak tersampaikan secara baik
kepada masyarakat dikarenakan posisi atau lokasi sarana reklame yang tidak strategis
dam mudah terbaca oleh masyarakat. Keterbatasan ruang publik untuk lokasi sarana
reklame juga berakibat munculnya sarana reklame ilegal dan menyajikan informasi
yang tidak berkualitas. Dengan demikian diperlukan penataan sarana reklame di ruang
publik kota.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-19

Persoalan parkir juga perlu menjadi perhatian karena, biasanya menjadi keluhan bagi
pengguna jalan dan parkir itu sendiri. Sampai saat ini penempatan parkir yang berada
di kawasan perdagangan di Kota Tasi masih menggunakan ruang publik yaitu trotoar
dan badan jalan. Ini tentu saja berdampak kepada fungsi jalan sebagai sarana sirkulasi
yang tidak berjalan baik. Kecelakaan lalu lintas dan ketidak-nyamanan pejalan kaki
dalam menggunakan trotoar merupakan dampak negatif dari ketidaktertiban parkir
selama ini. Sehingga ini menuntut penyediaan kantong parkir yang kondusif yang
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan kawasan yang ada. Kawasan perdagangan
merupakan kawasan yang sangat ramai dikunjugi oleh masyarakat sehingga tentu saja
membutuhkan kantong parkir yang memadai
Saat ini di kota Kabupaten Seluma telah berkembang banyak provider/operator telepon
seluler. Persaingan untuk memberikan pelayanan yang terbaik di antara masingmasing operator telepon seluler salah satunya diwujudkan dengan perluasan jangkauan
area sinyal. Untuk mendukung hal ini pendirian BTS terus dikembangkan. Akibatnya
penentuan lokasi bangunan tidak terencana dengan baik karena berada pada kawasan
permukiman kota. Tentu saja hal ini memiliki dampak yang negatif pada sektor sosial,
kesehatan maupun kualitas lingkungan atau kawasan.
Terkait dengan berbagai permasalahan tersebut, diperlukan beberapa program
dibidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, antara lain:
a. Diperlukan instrumen penataan dan pengendalian bangunan dan lingkungan di sekitar Pasar
Barabai;
b. Diperlukan infrastruktur pendukung seperti; lampu jalan, pedestrian, bak sampah, saluran
drainase, dll;
c. Diperlukan Ruang Terbuka Hijau Kota dan ruang publik semacam taman kota;
d. Diperlukan pembangunan dan revitalisasi kawasan wisata.
e.
f.
g.

Perbaikan prasarana jalan yang mengalami kerusakan;
Pembuatan jalan permukiman;
Rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan yang sudah ada.

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Program yang diusulkan dalam RPI2JM ini didasarkan pada permasalahan dan
rekomendasi yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Tais
2. Penyusunan RTBL, terutama pada kawasan-kawasan:
a.
b.

Kawasan sekitar pasar
Kawasan Tumbuh Cepat, terutama pada koridor jalan Pusat Kota Tais.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-20

3. Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH), terutama pada kota Tais
4. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Dengan adanya program dan kegiatan tersebut, pengendalian pelaksanaan pengembangan
tata bangunan dan lingkungan dapat dilakukan, antara lain:
1. Pengendalian dan penertiban Sarana Reklame
2. Pengadaan dan penertiban bangunan dan lingkungan pada ruang publik
3. Penataan, pembinaan dan pengendalian Pedagang Kaki Lima (PKL)
4.
5.
6.

Penataan dan Pengendalian Bangunan Telepon Seluler (BTS)
Revitalisasi kawasan, baik pada sekitar kawasan Pasar, koridor jalan utama dan kawasan-kawasan
wisata yang potensial dikembangkan.
Penyediaan RTH dan Taman Kota.

7.3
Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
7.3.1 Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum
Tingkat pelayanan air minum di Kabupaten Seluma berdasarkan perpipaan pada Tahun
2015 baru mencapai 2,7%. Sedangkan pelayanan non perpipaan (Bukan Jaringan
Perpipaan Tak Terlidungi dan Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi mencapai 49 %.
Berdasarkan capaian tersebut menunjukkan tingkat pelayanan air minum terutama
perpipaan masih rendah, sehingga perlu upaya yang lebih optimal terutama dalam
mendukung gerakan capaian pelayanan air minum 100 % pada Tahun 2019.
Di kabupaten Seluma masih banyak terdapar wilayah rawan air yang tersebar diseluruh
kecamatan di kabupaten Seluma.jumlah desa rawan air ada 132 desa. Desa rawan air ini
harus mendapakan perhatian dari pemerintah agar masyarakat dapat mengaskes pelayanan
air minum. Kawasan rawan air di Kabupaten seluma dapat dilihat pada Tabel 7.4.
Pengelolaan SPAM di wilayah Kabupaten Seluma, secara keseluruhan berada dibawa
pengelolaan PDAM "Tirta Seluma Berkah" - Kabupaten Seluma dengan dukungan 3 (unit)
SPAM yakni unit Pusat PDAM Tais Seluma, Cabang Tumbuan dan Talo dengan total
kapasitas produksi yang tersedia adalah 35 Liter/detik. Kondisi pelayanan SPAM
Kabupaten Seluma saat ini dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.5.
CakupanPelayanan Berdasarkan data SIM SPAM PDAM Kabupaten Seluma, jumlah
penduduk pada Tahun 2015 adalah 180.184 jiwa, dengan jumlah total SR 1000 unit SR
(asumsi 1 SR = 5 jiwa), maka cakupan pelayanan pada Tahun 2015 adalah 2,7%.
Selengkapnya tentang kondisi pelayanan SPAM dan kapasitas produksi SPAM PDAM
Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.6.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-21

Tabel 7.4
DESA-DESA RAWAN AIR DI KABUPATEN SELUMA
No.

Kecamatan

1

SELUMA

2

TALO

3

SELUMA TIMUR

4

SELUMA BARAT

5

ULU TALO

6

SELUMA SELATAN

7

TALO KECIL

Desa
TALANG DANTUK
NAPAL
PASAR TAIS
LUBUK KEBUR
TALANG SALING
DUSUN BARU
LUBUK LINTANG
BATU TUGU
AIR TERAS
BUNUT TINGGI
SERAMBI GUNUNG
NAPAL MELINTANG
KAMPAI
LUBUK GADIS
AIR PAYANGAN
LUBUK NGANTUNGAN
MASMAMBANG
LUBUK GIO
KEMBANG SERI
MUARA DANAU
DURIAN BUBUR
RAWASARI
TENANGAN
SEMBAYAT
SELEBAR
KUNDURAN
KOTA AGUNG
TALANG SALI
BUNGA MAS
LUNJUK
TANJUNG AGUNG
PAGAR AGUNG
TALANG TINGGI
AIR LATAK
LUBUK LAGAN
GIRI NANTO
GIRI MULYA
PAGAR BANYU
MEKAR JAYA
SIMPUR IJANG
MUARA SIMPUR
BANYU KENCANA
AIR KERUH
PAGAR AGUNG
PAGAR
TANGGA BATU
PADANG GENTING
TANJUNGAN
SENGKUANG
TANJUNG SERU
TABA
LUBUK LAGAN
SUNGAI PETAI
NAPALAN
SUKA MERINDU
BAKAL DALAM
TALANG PADANG

Kategori
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-22

8

ILIR TALO

ULU TALO

9

SEMIDANG ALAS MARAS

10

SUKARAJA

11

SELUMA UTARA

12

AIR PERIUKAN

13

LUBUK SANDI

SUKA BULAN
PERING BARU
NANTI AGUNG
PADANG CEKUR
TALANG PANJANG
PENAGO BARU
RAWA INDAH
DUSUN BARU
TANAH ABANG
HARGO BINANGUN
JAMBAT AKAR
MARAS TENGAH
PEMATANG RIDING
GUNUNG BANTAN
MUARA MARAS
GUNUNG KEMBANG
UJUNG PADANG
SENDAWAR
GELOMBANG
PADANG PERI
LUBUK BETUNG
KARANG ANYAR
KUTI AGUNG
SARI MULYO
NIUR
PADANG PELAWI
LUBUK SAHUNG
SUKARAJA
PADANG KUAS
TALANG RAMI
LUBUK RESAM
SEKALAK
PANDAN
TALANG BERINGIN
PUGUK
SIMPANG
SELINGSINGAN
PADANG PELASAN
AIR PERIUKAN
SUKA MAJU
LAWANG AGUNG
TALANG ALAI
DERMAYU
GUNUNG AGUNG
TUMBUAN
RENAH PANJANG
TALANG GIRING
TANJUNG KUAW
PADANG CAPO ULU
TALANG KEBUN
NAPAL JUNGUR
DUSUN TENGAH
CAWANG
ARANG SAPAT
PADANG CAPO ILIR

Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-23

14

KAYU ELANG
RENAH GAJAH MATI 1
MEKAR SARI MUKTI
MUARA DUA
AIR MELANCAR
CUGUNG LANGU
PAJAR BULAN
RANTAU PANJANG
TALANG DURIAN
NAPALAN
NANTI AGUNG
NANJUNGAN
MARAS JAUH
RENAH GAJAH MATI II
TEBAT GUNUNG
PADANG SERUNAIAN
GUNUNG MESIR
BANDUNG AGUNG
PETAI KAYU
PINJU LAYANG

SEMIDANG ALAS

Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air
Rawan Air

Tabel 7.5
Kondisi Pelayanan SPAM Di Kabupaten Seluma 2005-2011
NO

KECAMATAN

DESA

SUMBER
AIR

Kapasita
s

Cakupan
Pelayanan

(L/dtk)

Jiwa

0,2

835

2005

Dibangun
Tahun

1

Seluma Kota

Desa Lubuk Lintang

2

Seluma Kota

Kota Tais

5

750

2006

3

Kec. Seluma Kota dan Kec. Seluma Barat

5

500

2006

4

Seluma Kota, Selebar, Bunga Mas,

-

2420

2007

5

Tais, Lubuk Lebur

6

Sukaraja, Cahaya Negeri, Niur,

-

110

2007

7

Kayu Arang, Sukaraja, Lubuk

-

110

2007

8

Sahung, Suka Maju

9

Seluma Kota

Komplek Rumah Ampar Gading

10

Seluma Kota

Ds. Baru

11

Seluma Kota

Ds. Ampar Gading

2008
2008
750

12

Seluma Kota

Ds. Tais

2008

13

Seluma Kota

Ds. Lubuk Lebar

2008

14

Tumbuan

Ds. Pagar Agung

2008

15

Seluma Kota

Ds. Lunjuk

2008

16

Seluma Kota

Ds. Talang Tinggi

2008

17

Seluma Kota

Ds. Pagar Agung

2008

18

Lubuk Sandi

19

Seluma Kota

20

Seluma Barat

Ds. Pagar Agung

21

Seluma Kota

Ds. Dusun Baru

2008
Ds. Lubuk Kebur

Sungai/Danau
/Kolam/Rawa

5

1000

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

2008
2009

VII-24

Tabel 7.6
Kapasitas SPAM PDAM Kabupaten Seluma Tahun 2013

Sumber

Kapasitas
Terpasang
(ltr/det)

Sistem
Pengaliran

Tahun
Pembuatan

1. KotaTais

MataAir

25

Gravitasi

2008

2. Tumbukaan

MataAir

10

Gravitasi

3. Talang Kebun

MataAir

-

Gravitasi

4. Masmambang

MataAir

-

Gravitasi

5. Kembang Mumpo

MataAir

-

Gravitasi

No.

Cabang/Unit

Jumlah

2007

35

Jumlah Produksi, Distribusi dan Kehilangan Air jumlah produksi,penjualan dan jam
operasi PDAM Kabupaten Seluma selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.7.
Tabel 7.7
Jumlah Produksi, dan Penjualan Air PDAM Kabupaten Seluma

Jumlah pelanggan PDAM Tirta Seluma, untuk masing-masing unit operasi dapat
diperlihatkan seperti pada Tabel 7.8.
Tabel 7.8
Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Seluma Tahun 2014
NO.
1.
2.
3.
4.
5.

PUSAT/CABANG/UNIT
KotaTais
Tumbukaan
Talang Kebun
Masmamba
KembangMumpo
Jumlah

TERPASANG
SR
233
267
500
1000 SR

HU
.-

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-25

Tarif yang berlaku diwilayah pelayanan PDAM "Tirta Seluma Berkah" KabupatenSeluma
mengacu pada Keputusan Bupati Seluma Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif
Air Minum pada Perusahaan Daerah Tirta Seluma Berkah Kabupaten Seluma diperlihatkan
pada Tabel 7.9.
Tabel 7.9
Tarif Pelayanan PDAM"Tirta Seluma Berkah" Kabupaten Seluma

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma

VII-26

PDAM Kabupaten Seluma belum melakukan audit penilaian kinerja. Dalam pengelolaan
SPAM Kabupaten Seluma, terdapat beberapa produk pengaturan daerah yang telah
dikeluarkan untuk mendukung pengelolaan SPAM yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan Bupati Seluma Nomor 298 Tahun 2011 tanggal 4 Mei 2011, tentang
Struktur Organisasi PDAM Tirta Seluma Berkah.
2. Keputusan Bupati Seluma Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif Air Minum
pada Perusahaan Daerah Tirta Seluma Berkah Kabupaten Seluma.
3. Raperda Kabupaten Seluma tentang Rencana Induk SPAM PDAM Kabupaten Seluma
4.

2011-2031.
Peraturan Daerah Kabupaten Seluma No. 10 Tahun 2007 tanggal 14 Juni 2007
tentangPendiriandan PengelolaanPerusahaanDaerah Air Minum Kabupaten Seluma.

Potensi pengembangan SPAM di Kabupaten Seluma antara lain:
1. Kabupaten Seluma memiliki Potensi air baku diantaranya:
 Sumber air baku Simpur
 Sumber air baku sekalah
 Sumber air baku Kembang seri

2.

 Sumber air baku Talang kebun
 Sumber air baku sumur bor dan mata air.
Potensi pengembangan SPAM Regional

Adapun yang menjadi tantangan dalam pengembangan SPAM di Kabupaten Seluma
adalah sebagai berikut:
1. Pembebasan lahan pada sumber air baku, sehingga sumber air baku tersebut belum
dapat dimanfaatkan.
2. Tidak ada perawatan terhadap infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah daerah
3.

karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara infarstruktur tersebut
Kelanjutan dari jaringan transmisi ke distribusi/sambungan rumah sangat kurang
terutama di pedesaan, pagu dana yang tersedia tidak cukup untuk diterapkan dalam
kegiatan tersebut kegiatan ditiadakan

7.3.2

Sasaran Program Bidang Air Minum

Akses pelayanan air minum perpipaan di Kabupaten Seluma baru mencapai 2,7%,
sehingga diperlukan strategi dalam pencapaian target pelayanan air minum dalam 5 tahun
ke depan. Arah kebijakan dalam pengembangan air minum di Kabupaten Seluma adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan IPA baru yang memanfa