SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA PENELITIAN QUASY-EXPERIMENTAL

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA

  Oleh : HENY SULISTYARINI 131611123040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

  

SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA

  

SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI

  i

  

PENELITIAN QUASY-EXPERIMENTAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga

  Oleh : HENY SULISTYARINI 131611123040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ii

NIM.

  

131611123040

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  iii

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  iv

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  v

UCAPAN TERIMAKASIH

  vi Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH

  MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRESS HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI IRNA ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

  Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:

  1. Prof Dr Nursalam, M.Nurs,(Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan.

  2. Dr Kusnanto, SKp., M. Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan.

  3. Ilya Krisnana, S.Kep Ns., M.Kep., selaku pembimbing ketua yang telah memberi dorongan semangat, saran dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Praba Diyan Rachmawati, S.Kep.,Ns.Mkep, selaku pembimbing yang telah membantu penulis dengan arahan, masukan dan kesabaran sehingga skripsi ini selesai.

  5. Iqlima Dwi Kurnia S.Kep. Ns, M.Kep, selaku ketua penguji yang telah memberi bimbingan dan masukan dalam skripsi ini.

  6. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Instansi terkait.

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  vii

  7. Seluruh staff dosen Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah membantu kelancaran dalam penelitian.

  8. Seluruh responden yang secara sukarela ikut serta dalam penelitian, menyempatkan waktunya semoga Alloh memberikan balasan dan kekuatan dalam merawat anaknya.

  9. Seluruh Staf pendidikan, perpustakaan dan tata usaha Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  10. Seluruh staf pegawai di IRNA Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan bantuannya dalam pengambilan data penelitian

  11. Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu mendo’akanku dan memberikan dukungan baik moral maupun materiil dan selalu menyemangatiku dalam menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

  12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Program B19 yang telah membantu selama penyusunan skripsi.

  Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

  Surabaya, Januari 2018 Penulis

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ABSTRAK

PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP

STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA

DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

  Penelitian Quasy Eksperimental Heny Sulistyarini

  

Pendahuluan : Pada proses hospitalisasi yang cukup lama akibat kanker pada

  anak, orang tua biasanya mengalami stres, cemas, marah dan depresi. Upaya untuk mengatasi stres hospitalisasi adalah intervensi pendidikan yang diberikan kepada ibu dengan pemberian modul. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya.

  

Metode: Desain penelitian adalah quasy-eksperimental yang melibatkan populasi

  60 orang terdiri dari 30 orang kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling. Variabel independen adalah modul pemberdayaan orang tua, variabel dependen adalah stres hospitalisasi pada ibu pasien. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner selanjutnya dianalisis dengan Wilcoxon signed rank test dan

  

Mann Whitney. Hasil: Pada kelompok perlakuan setelah pemberian modul

  sebagian besar responden mengalami penurunan tingkat stres dibandingkan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh modul pemberdayaan terhadap penurunan tingkat stres ibu, hasil uji statistik Mann

  

Whitney didapatkan p=0,002 yang menunjukkan adanya perbedaan yang

  bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Diskusi : Pemberian modul pemberdayaan cukup efektif memberikan dampak positif bagi orang tua penderita Leukemia, yaitu berisi informasi, edukasi, bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menggali potensi diri dalam memberikan perawatan pada anak sehingga ibu memiliki rasa percaya diri, dapat mengambil keputusan dan melakukan perawatan kepada anak Leukemia. Hal ini terbukti pada penelitian bahwa pemberian modul pemberdayaan dapat menurunkan tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia.

  Kata kunci : modul pemberdayaan orang tua, stres hospitalisasi, Leukemia pada anak. viii

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ABSTRACT

EFFECT OF EMPOWERMENT MODULES TOWARD MOTHER OF

LEUKIMIAN CHILDREN’S HOSPITALIZATION STRESS IN

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

  Quasy Experimental Study By: Heny Sulistyarini

  

Introduction: Prolonged hospitalization on children with cancer might evoke

  stress, anxious, anger and depression to the parents. Efforts to resolve hospitalization stress was education provided by the healthcare provider to mother with modules. This research aimed to explain the influence of empowerment modules toward hospitalization stress on mother of Leukimian Children in RSUD Dr Soetomo. Method : Quasy- experimental design was used and involved 60 people and divided by treatment and control group. probability sampling technique with simple random sampling was used with module empowerment of parent as independent variable, and hospitalization stress on mother as dependent variable. Data collected using questionaire and then analyzed with Wilcoxon Signed ranked

  

test and Mann Whitney. Result: Most respondents experienced low level of

  hospitalization stress after being given module. The result showed the effect of empowerment module statistically reducing stress level of Leukimian children’s mother with p = 0.002, meaned there was significant difference between treatment and control group. Discusion: empowermrnt module quite effectively gave positive impact for Leukimian children’s mother by giving information, education, guidance and training to improve the ability and resources during providing care to Leukimian child. Mother had sense of trust, could take decision and did a wholeheartedly care. It was proven on studies that empowerment module could lowered level of hospitalization stress on mother with Leukemian child. Keywords : empowerment module, hospitalization stress, mother, Leukemia on children . ix

  

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

  Surat Pernyataan ...................................................................................................... i Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................ ii Halaman Persetujuan Sidang ................................................................................. iii Halaman Penetapan Panitia Penguji Skripsi .......................................................... iv Ucapan Terima Kasih ..............................................................................................v Abstrak .................................................................................................................. vii Abstract ................................................................................................................ viii Daftar Isi ................................................................................................................ ix Daftar Gambar ...................................................................................................... xii Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv Daftar Singkatan ....................................................................................................xv

  

  12.1

  12.2

  12.3

  12.

  12.

  12.4

  12.

  12.

  

  2.1

  2.1.1 Pengertian Anak ...................................................................9

  2.1.2 Konsep Sehat Sakit ............................................................10

  2.1.3 Lingkungan ........................................................................10

  2.1.4 Prinsip Keperawatan Anak ................................................10

  2.1.5 Peran Perawat Anak ...........................................................12

  2.2 Konsep Family Centered Care .....................................................15

  2.2.1 Pengertian Family Centered Care .....................................15

  2.2.2 Manfaat Penerapan Family Centered Care ........................16

  2.2.3 Elemen-elemen Family Centered Care .............................16

  2.2.4 Prinsip-prinsip Family Centered Care ...............................18

  2.3 Konsep Caregiver Empowerment Model .....................................20

  2.3.1 Pengertian Pemberdayaan ..................................................20 2.3.2 Pemberdayaan Kognitif Orang Tua (Ibu) Untuk ............

  Meningkatkan Kemampuan Merawat Anaknya ................22

  2.4

  2.4.1 Peran Orang Tua ................................................................25

  2.5

  2.5.1 Pengertian Stres .................................................................25

  2.5.2 Pengertian Hospitalisasi .....................................................26

  2.5.3 Stressor dan Reaksi Keluarga Sehubungan Dengan Hospitalisasi Anak ................................................28 x

  

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2.6 Konsep Pendidikan Kesehatan ................................................... 30

  2.6.1 Definisi Pendidikan Kesehatan ........................................ 30

  2.6.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan.......................................... 31

  2.6.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan ........................................ 31

  2.6.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ............................ 32

  2.6.5 Langkah-langkah Dalam Penyuluhan Kesehatan ............ 33

  2.6.6 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Penyuluhan............... 34

  2.6.7 Metode Pendidikan Kesehatan......................................... 35

  2.6.8 Media Pendidikan Kesehatan........................................... 38

  2.7 Konsep Modul ............................................................................ 40

  2.8 Konsep Leukemia Limfoblastik Akut ........................................ 44

  2.8.1 Klasifikasi ........................................................................ 44

  2.8.2 Manifestasi Klinik............................................................ 45

  2.8.3 Faktor Risiko Leukemia................................................... 45

  2.8.4 Penatalaksanaan Terapeutik............................................. 46

  2.9 Keaslian Penelitian ..................................................................... 47

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 50

  3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 50

  3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................. 52

  BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................... 53

  4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 53

  4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling ................................................ 53

  4.2.1 Populasi............................................................................ 53

  4.2.2 Sampel.............................................................................. 53

  4.2.3 Sampling .......................................................................... 54

  4.3 Identifikasi Variabel ................................................................... 54

  4.3.1 Variabel Independen ........................................................ 55

  4.3.2 Variabel Dependen........................................................... 55

  4.4 Definisi Operasional................................................................... 55

  4.5 Instrumen Penelitian................................................................... 57

  4.5.1 Modul Pemberdayaan ...................................................... 57

  4.5.2 Kuisioner Stress Hospitalisasi Pada Ibu Dengan Anak Leukemia.......................................................................... 58

  4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... 58

  4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data.......................... 59

  4.8 Analisis Data .............................................................................. 60

  4.9 Kerangka Kerja........................................................................... 62

  4.10 Etika Penelitian........................................................................... 63

  4.10.1 Lembar Persetujuan Penelitian ..................................... 63

  4.10.2 Tanpa Nama .................................................................. 63

  4.10.3 Kerahasiaan................................................................... 63

  BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 64

  5.1 Hasil Penelitian........................................................................... 64

  5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 64

  5.1.2 Data Umum Responden ................................................... 65

  5.1.3 Data Khusus Responden .................................................. 67

  5.2 Pembahasan ................................................................................ 70 xi

  xii

  5.2.1 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Ibu Kelompok Perlakuan Pada Fase Pre-Test ............................................70

  5.2.2 Identifikasi Tingkat Stres Pada Kelompok Perlakuan (Sesudah Diberikan Intervensi) ..........................................70

  5.2.3 Identifikasi Tingkat Stres Responden Kelompok Kontrol Fase Pre-Test .....................................................................72

  5.2.4 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Responden Kelompok Kontrol Fase Post-Test .....................................72

  5.2.5 Analisis Tingkat Stres Setelah Responden Mendapatkan Modul Pemberdayaan Orang Tua ......................................73

  BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................77

  6.1 Kesimpulan ...................................................................................77

  6.2 Saran .............................................................................................77 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................79 LAMPIRAN ...........................................................................................................81

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian modul pemberdayaan terhadap penurunan stres hospitalisasi ibu dengan anak leukemia

  berdasarkan teori S. Calista Roy .....................................................50

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stress hospitalisasi pada ibu dengan anak

  Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo 2017 ............................................................................................... 62 xiii xii xii

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Keaslian Penelitian ..................................................................48Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................56Tabel 5.1 Distribusi karakteristik data umum responden pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu

  dengan anak leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 4-17 Desember 2017 ..........................................65

Tabel 5.2 Kondisi tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia

  pre –test dan post-test pada kelompok perlakuan dan kelompok

  kontrol ................................................................................................68 xiv

  

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................81 Lampiran 2 Surat Permohonan Data Awal Penelitian .......................................82 Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................83 Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian .........................................................84 Lampiran 5 Surat Permohonan Uji Etik Penelitian ...........................................85 Lampiran 6 Sertifikat Etik Penelitian ................................................................86 Lampiran 7 Permohonan Menjadi Responden Penelitian .................................87 Lampiran 8 Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ...................................88 Lampiran 9 Format Pengumpulan Data ............................................................89 Lampiran 10 Kuisioner Stres Orang Tua .............................................................91 Lampiran 11 Satuan Acara Kegiatan ...................................................................93 Lampiran 12 Tabulasi Data Penelitian ................................................................95 Lampiran 13 Hasil Uji Statistik .........................................................................108 Lampiran 14 Modul Pemberdayaan Orang Tua ................................................118 xv

DAFTAR SINGKATAN

  xvi ACTH : adrenocorticotropin hormone AML : Acute Mieloblastik Leukemia BB : Berat Badan COPE : Creating Of Parent Empowerment DASS : Depresion Anxiety Stress Scale DVD : Digital Video Disc FAB : French-American-British FCC : Family Centered Care HPA : Hipotalamus-Pituitari-Adrenal

  IRNA : Instalasi Rawat Inap LLA : Leukemia Limfoblastik Akut LLK : Leukemia Limfositik Kronis LMA : Leukemia Mieloid Akut mm

  3

  : millimeter kubik MSG : Mono Sodium Glutamat RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah SPSS : Statistical Package for the Social Sciences TV : Televisi UMR : Upah Minimum Regional WHO : World Health Organization

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kanker merupakan suatu penyakit jangka panjang, kronis yang tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga menyerang anak-anak. Pengertian kanker menurut WHO adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas dan menyebar ke organ lain, sehingga meskipun tingkat ketahanan hidup untuk kanker masa kanak-kanak telah meningkat secara substansial namun ancaman kesakitan dan kematin sangat nyata bagi anak-anak dan keluarga mereka (Shiryazdi, 2014). Seorang anak yang terdiagnosis kanker akan menjalani perawatan di rumah sakit dengan beberapa prosedur tindakan

  invasife. Selama proses hospitalisasi yang cukup lama akibat kanker anak dan

  orang tua seringkali mengalami permasalahan psikologis (Supartini, 2004 dalam Krisnana, 2014). Kondisi itu dapat berupa stres, cemas, marah dan depresi. Reaksi stres hospitalisasi pada orang tua biasanya timbul akibat tingkat keseriusan penyakit pada anaknya, pengalaman hospitalisasi sebelumnya, prosedur medis yang sesuai dengan diagnosa dan pengobatannya serta latar belakang kondisi keluarganya (Wong, 2009). Adanya pengobatan dan perawatan yang dilakukan di rumah sakit dalam jangka waktu lama menyebabkan stres hospitalisasi pada orang tua terutama ibunya, hal ini terjadi karena selama proses perawatan di rumah sakit anak dan orang tua akan mengalami berbagai kejadian yang menurut berbagai penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan stres ( Supartini, 2004 dalam Krisnana, 2014).

  1

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2 Berdasarkan data dari National Conference Pediatric Health Care 2017 terdapat 10.480 anak dibawah 14 tahun terdiagnosis kanker setiap tahunnya di AS (Belongia, 2017). Di antara macam penyakit kanker pada anak Akut Lympoblastik Leukemia merupakan jenis kanker yang tertinggi jumlahnya. Di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak tiap tahunnya selama kurun waktu 2008-2015, dan Leukemia merupakan penyakit dengan kasus baru dan jumlah kematian terbanyak (Pusdatin Kemenkes, 2015).

  Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi dengan jumlah penderita kanker terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah 61.200 yang di dalamnya termasuk juga kasus kanker pada anak. Hampir setengah dari jumlah penderita kanker tersebut adalah kasus kanker darah, dan jenis yang paling banyak diderita adalah Akut Limpoblastik Leukemia (Pusdatin Kemenkes, 2015). Berdasarkan data dari divisi Hematologi onkologi anak RSUD Dr Soetomo jumlah kasus baru Leukemia di tahun 2015 berjumlah 106 anak, tahun 2016 terdapat 108 anak, di tahun 2017 periode Januari-Oktober sebanyak 101 anak.. Meskipun jumlah kasusnya terus meningkat tetapi penyebab penyakit ini belum bisa diketahui. Menurut para ahli penyakit leukemia pada anak kemungkinan disebabkan zat-zat kimiawi yang terdapat pada makanan yang mengandung pengawet yang sering dikonsumsi oleh anak-anak (Ugrasena, 2017).

  Anak adalah harapan orang tua yang akan meneruskan cita-cita dan masa depan keluarganya, sehingga ketika anak menderita sakit akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis orang tuanya. Pada anak yang menderita penyakit kronis seperti Leukemia akan mempengaruhi fungsi sehari-hari selama lebih dari 3 bulan dan dampak hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam setahun pada penderita

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 dan orang tuanya (Wong dalam Asyanti, 2013). Seorang ibu secara tradisional merupakan perawat utama ketika anaknya sakit sehingga ibu memiliki kemungkinan lebih besar mengalami permasalahan psikologis jika dibandingkan dengan ayah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada ibu dengan anak penderita Leukemia mengalami peningkatan skor stres, cemas dan depresi.

  Sebuah penelitian melaporkan bahwa pada ibu yang anaknya dirawat karena penyakit kronik 46% mengalami kecemasan, 27% mengalami gejala depresi dan 27% terjadi peningkatan stres. Hasil penelitian di ruang Hematologi anak RSUD Dr. Soetomo menunjukkan tingkat stres hospitalisasi orang tua bervariasi mulai dari normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Kondisi normal atau tidak stres menduduki persentase yang paling besar yaitu 43,3%, stres ringan 26,7%, stres sedang 16,6% namun terdapat responden yang mengalami tingkat stres berat (6,7%) dan sangat berat (6,7%) (Krisnana, 2012).

  Studi pendahuluan kurun waktu Januari sampai Mei 2017 didapatkan 300 penderita Leukemia yang menjalani rawat inap di instalasi rawat inap anak RSUD Dr Soetomo serta sampel dari 10 ibu yang anaknya dirawat antara September-Oktober 2017 berdasarkan observasi 1 orang ibu mengalami stres berat ditandai tidak kooperatifnya ibu dalam tindakan perawatan dan penolakan perawatan selanjutnya, 6 orang stres ringan yaitu pada saat wawancara ibu merasa sedih tetapi bisa menerima kondisi penyakit anaknya dan 3 orang tidak mengalami stres yaitu ibu tidak marah-marah dan tetap menikmati aktifitasnya di rumah sakit.

  Fungsi keluarga menurut Friedman diantaranya adalah mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat keluarga yang sakit sehingga pada

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4 kondisi penyakit kronis yang titik tekannya pada perawatan, kadang-kadang orang tua merasa berjuang sendirian menghadapi stresor yang sedang terjadi (Asyanti, 2013). Keluarga mungkin harus beradaptasi terhadap stresor, dimana keluarga harus mempertahankan keseimbangan sehingga dapat memenuhi tujuan dan tugasnya, mengatasi stres serta melaksanakan peran dan fungsinya (Friedman, et.

  al. dalam Asyanti, 2013). Meskipun stresor ini bervariasi sepanjang waktu, namun

  bisa dikategorisasikan dalam 4 macam situasi yaitu saat diagnosa, selama waktu transisi perkembangan penyakit, hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan perawatan kesehatan anak, dan ketika anak mengalami kekambuhan penyakit dan rawat inap.

  Family center care merupakan suatu program dimana seorang perawat

  memampukan dan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap anaknya, sehingga dengan memberdayakan seorang ibu dalam perawatan anaknya diharapkan dapat menurunkan stres hospitalisasi pada ibu tersebut (Soetjiningsih 2005). Dua konsep dasar dalam asuhan pada keluarga adalah memberdayakan (empowerment) dan memampukan (enabling) (Wong, D.L., et. al., 2010).

  Beberapa hasil penelitian mengungkapkan intervensi yang sering dilakukan untuk menurunkan level stres pada orang tua saat menghadapi anak sakit adalah intervensi pendidikan mengenai penyakit spesifik anak, intervensi yang menekankan pada stres, pelatihan ketrampilan pemecahan masalah, intervensi untuk meningkatkan koping dan adanya dukungan sosial (Melnyk, 2001 dalam Asyanti, 2013). Orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit dengan penyakit kronis seperti Leukemia membutuhkan peningkatan pengetahuan

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5 tentang Leukemia dan koping strategi untuk beradaptasi terhadap stresor yang dialami (Geetha C, 2015). Konsep teori Stres Adaptasi Calista Roy menjadi alternatif pemecahan masalah pada ibu yang mengalami stres hospitalisasi, dengan menggunakan sarana modul pemberdayaan diharapkan dapat merubah persepsi ibu dan meningkatkan koping adaptasi sehingga stres hospitalisasi dapat diminimalkan.

  Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di bagian anak RSUD Dr Soetomo memaparkan tentang pengembangan model perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan asih, asah, asuh pada anak Leukemia sehingga akan berpengaruh pada kompetensi dan percaya diri ibu untuk merawat anaknya yang sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup anak Leukemia (Rachmawati, 2016). Penelitian yang lain menyebutkan bahwa empowerment orang tua dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat anaknya sehingga meminimalkan stres hospitalisasi (Krisnana, 2012). Berdasarkan studi penelitian di atas sangat relevan jika intervensi pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap orang tua tetap diberikan. Salah satu intervensi pendidikan yang dapat dilakukan adalah pemberian modul. Modul pemberdayaan orang tua merupakan salah satu modul yang dapat diberikan kepada ibu yang melakukan perawatan pada anak di rumah sakit dengan penyakit kronis seperti Leukemia karena media ini dirancang dengan sistematik dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain itu belum ada penelitian sebelumnya untuk menurunkan stres hospitalisasi dengan pemberian modul pemberdayaan, dan belum ada edukasi tentang stres hospitalisasi kepada orang tua yang anaknya dirawat di instalasi rawat inap anak RSUD Dr Soetomo Surabaya. Namun pengaruh pemberian modul pemberdayaan

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6 terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia belum dapat dijelaskan.

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimanakah pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Menjelaskan pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Mengukur tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia pada kelompok kontrol dan perlakuan sebelum diberikan modul pemberdayaan.

  2. Mengukur tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia pada kelompok control dan perlakuan setelah pemberian modul pemberdayaan

  3. Menganalisis pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

  Hasil penelitian ini dapat menjelaskan adanya pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  7 Leukemia dan dapat sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan pengembangan ilmu keperawatan anak.

1.4.2 Praktis

  1. Bagi Instansi Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi rumah sakit dalam peningkatan pelayanan kepada pasien dan keluarganya.

  2. Bagi perawat Memberikan masukan bagi perawat yang bekerja di ruang anak dalam memberikan ilmu pengetahuan pada keluarga pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

  3. Bagi responden Meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan hospitalisasi, terutama ibu pasien dengan anak Leukemia sehingga dapat meningkatkan koping adaptasi dan menurunkan tingkat stres selama rawat inap di rumah sakit.

  4. Bagi penelitian Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi tentang pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perawatan Anak

  Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen, diantaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan.

  2.1.1 Pengertian Anak Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat.

  Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak.

  Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka responsnya akan menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.

  8

  9 Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik.

  Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang.

  2.1.2 Konsep Sehat Sakit Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  10 sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

  2.1.3 Lingkungan Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung sakit, sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.

  2.1.4 Prinsip Keperawatan Anak Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (Wong, 2009).

  Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  11 perkembangan karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus memperhatikan beberapa prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan anak, dimana prinsip tersebut terdiri dari:

  1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai individu yang unik dan mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.

  2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.

  3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa.

  4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.

  12 IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

  6. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.

  7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.

  2.1.5 Peran Perawat Anak Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak. Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:

  1. Sebagai pendidik.

  Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  13 langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.

  2. Sebagai konselor Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang masalah anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya.

  3. Melakukan koordinasi atau kolaborasi.

  Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  14 membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.

  4. Sebagai pembuat keputusan etik.

  Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.

  5. Sebagai peneliti.

  Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  15 ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak.

2.2 Konsep Family Centered Care

2.2.1 Pengertian Family Centered Care

Dokumen yang terkait

PROFIL PENDERITA MENINGITIS BAKTERI AKUT PADA ANAK DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA PERIODE 1 JANUARI 2007­-31 DESEMBER 2008

0 17 2

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA SELAMA PROSES HOSPITALISASI ANAK DI RUANG RAWAT INAP PAVILIUN MELATI RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO

0 5 21

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA SELAMA PROSES HOSPITALISASI ANAK DI RUANG RAWAT INAP PAVILIUN MELATI RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO

0 15 21

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA ANAK SELAMA PROSES HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSD BALUNG JEMBER

1 17 177

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA ANAK SELAMA PROSES HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSD BALUNG JEMBER

0 17 20

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA ANAK SELAMA PROSES HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSD BALUNG JEMBER

0 13 20

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HEPATIS DENGAN SINDROMA HEPATORENAL PADA INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD DR SOETOMO

0 0 86

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERSTRUKTUR PADA PENGASUH UTAMA ANAK ADHD TERHADAP PENURUNAN DERAJAT KEPARAHAN ADHD DI UNIT RAWAT JALAN PSIKIATRI ANAK RSUD dr SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

SKRIPSI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA BAYI USIA 0 – 3 BULAN DI POLI AUDIOLOGI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

0 0 15

STUDI EPIDEMIOLOGI PROFIL KLINIS DAN LABORATORIUM PASIEN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT ANAK DI RSUD DR SOETOMO

0 0 97