Bab 4 PROFIL KABUPATEN KOTA - DOCRPIJM 1502266470Bab 4 PROFIL KABUPATEN KOTA

Bab 4 PROFIL KABUPATEN /KOTA

  17 Poleang Selatan 89,88 100,00

  8

  13 Lantari Jaya 285,01 100,00

  9

  14 Mata Usu 456,17 100,00

  5

  15 Poleang Timur 101,55 100,00

  5

  16 Poleang Utara 237,27 100,00

  8

  5

  8

  18 Poleang Tenggara 133,51 100,00

  4

  19 Poleang 115,39 100,00

  10

  20 Poleang Barat 325,05 100,00

  9

  21 Tontonunu 131,14 100,00

  5

  22 Poleang Tengah 41,69 100,00

  4 Jumlah 3.316,16 100,00 139

  12 Rarowatu Utara 239,40 100,00

  4.1. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

  Kabupaten Bombana merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No 29 tahun 2004 Secara geografis Kabupaten Bombana terletak pada koordinat 121º27’ 46,7” - 122º11` 9,4” Bujur Timur dan 4º22’ 59,4” - 5º28’ 26,7” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

  5

   Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan  Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton  Sebelah Barat : berbatasan dengan Teluk Bone  Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Flores Tabel-4.1:Wilayah Administrasi Kabupaten Bombana

  No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah

  Desa/Kelurahan Km2 Presentase

  1 Kabaena 103,57 100,00

  4

  2 Kabaena Utara 132,97 100,00

  7

  3 Kabaena Selatan 129,20 100,00

  4

  4 Kabaena Barat 39,43 100,00

  5 Kabaena Timur 121,25 100,00

  5

  7

  6 Kabaena Tengah 275,58 100,00

  7

  7 Rumbia 58,99 100,00

  5

  8 Mata Oleo 108,53 100,00

  10

  9 Kep. Masaloka Raya 2,66 100,00

  5

  10 Rumbia Tengah 21,11 100,00

  11 Rarowatu 166,81 100,00

  2 Secara administratif, Kabupaten Bombana mempunyai luas 15.153, 48 km atau 21,8%

  dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang terbagi dalam 22 kecamatan dan 138 desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Matausu dengan luas 456,17 km² atau 13,76% dari luas Kabupaten Bombana Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya dengan luas 2,66 km² atau 0,08% dari luas Kabupaten/Kota Bombana. Selengkapnya wilayah Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel-4.1 dan Gambar- 4.1.

  Gambar-4.1: Peta Administrasi Kabupaten Bombana

  4.1 GAMBARAN DEMOGRAFI

  Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Bombana sampai dengan tahun 2011 berjumlah 142.006 jiwa, yang terdiri dari

  70.768 jiwa penduduk laki-laki dan 70.238 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten/Kota Bombana berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten/Kota Bombana pada tahun 2011 berkisar 43 jiwa/km

  45

  38

  12 Rarowatu Utara 239,40 4.424 3.081 7.505

  31

  13 Lantari Jaya 285,01

  4.083 3.587 7.670

  27

  14 Mata Usu 456,17 717 572 1.289

  3

  15 Poleang Timur 101,55

  4.630 4.660 9.290

  91

  16 Poleang Utara 237,27

  5.472 5.190 10.662

  17 Poleang Selatan 89,88 3.335 3.398 6.733

  11 Rarowatu 166,81

  75

  18 Poleang Tenggara 133,51

  1.911 1.917 3.828

  29

  19 Poleang 115,39 7.067 7.494 14.561 126

  20 Poleang Barat 325,05

  5.838 5.655 11.493

  35

  21 Tontonunu 131,14 2.833 2.522 5.355

  41

  22 Poleang Tengah 41,69 1.778 1.772 3.550

  85 Jumlah 3.316,16 71.768 70.238 142.006

  43 Sumber: Kabupaten Bombana , 2012

  3.299 3.050 6.349

  3.271 3.212 6.483 307

  2

  3 Kabaena Selatan 129,20

  . Kecamatan Masaloka Raya memiliki kepadatan 1.142 jiwa/km

  2

  dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten/Kota Bombana Sedangkan Kecamatan Mata Usu memiliki kepadatan penduduk 3 jiwa/km

  2

  dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel-4.2.

  Tabel-4.2: Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/ Bombana Tahun 2011

  No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Kepadatan

  Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1 Kabaena 103,57

  1.392 1.514 2.906

  28

  2 Kabaena Utara 132,97 1.904 1.840 3.744

  28

  1.219 1.439 2.658

  10 Rumbia Tengah 21,11

  21

  4 Kabaena Barat 39,43

  3.667 3.975 7.642 194

  5 Kabaena Timur 121,25 3.247 3.548 6.795

  56

  6 Kabaena Tengah 275,58

  1.624 1.695 3.319

  12

  7 Rumbia 58,99 5.515 5.409 10.924 185

  8 Mata Oleo 108,53

  3.016 3.197 6.213

  57

  9 Kep. Masaloka Raya 2,66 1.526 1.511 3.037 1.142

  Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bombana dipengaruhi oleh pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai tahun

  2012 sebesar 10,25 %. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Poleang sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Mata Usu Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bombana terlihat pada Tabel-4.3.

  10 Rumbia Tengah 3.356 3.456 6.356 6.483 6.659 4,77

  19 Poleang 13.266 13.459 14.277 14.561 14.958 4,77

  18 Poleang Tenggara 3.265 3.313 3.754 3.828 3.933 4,77

  17 Poleang Selatan 4.318 4.381 6.602 6.733 6.917 4,77

  16 Poleang Utara 8.265 8.385 10.454 10.662 10.953 4,77

  15 Poleang Timur 8.591 8.716 9.109 9.290 9.543 4,76

  14 Mata Usu 1.007 1.022 1.264 1.289 1.325 4,83

  13 Lantari Jaya 5.868 5.953 7.520 7.670 7.878 4,77

  12 Rarowatu Utara 4.547 4.613 7.359 7.505 7.710 4,77

  11 Rarowatu 2.917 2.959 6.225 6.349 6.522 4,77

  9 Kep. Masaloka Raya 2.889 2.931 2.978 3.037 3.121 4,80

  Tabel 4.3: Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bombana 5 Tahun Terakhir

  8 Mata Oleo 6.352 6.444 6.092 6.213 6.382 4,76

  7 Rumbia 5.374 5.536 10.710 10.924 11.221 4,77

  6 Kabaena Tengah 2.804 2.845 3.254 3.319 3.603 10,73

  5 Kabaena Timur 13.067 6.191 6.663 6.795 6.981 4,77

  4 Kabaena Barat 6.359 6.451 7.492 7.642 7.850 4,78

  3 Kabaena Selatan 2.703 2.742 2.606 2.658 2.730 4,76

  2 Kabaena Utara 3.506 3.556 3.671 3.744 3.846 4,77

  1 Kabaena 2.725 2.765 2.849 2.906 2.985 4,77

  Penduduk (%) 2008 2009 2010 2011 2012

  No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan

  20 Poleang Barat 9.156 9.289 11.269 11.493 11.807 4,77

  21 Tontonunu 3.018 3.062 5.251 5.355 5.502 4,78

  22 Poleang Tengah 3.363 3.412 3.480 3.550 3.646 4,77

Jumlah 116.716 111.481 139.235 142.006 146.072 4,91

  Sumber : Badan Pusat Statistik

  4.2 GAMBARAN TOPOGRAFI

  Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Bombana terdiri atas 3 tiga dimensi daerah yaitu daerah pegunungan, daerah pesisir dan kepulauan serta dataran rendah, dimana bagian tengah tenggara mempunyai ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, dan sebagian kecil di bagian utara yang mempunyai ketinggian diatas 500 m. Bagian selatan dan timur dataran utama langsung berbatasan dengan laut yaitu Selat Kabaena dan Selat Muna. Di Pulau Kabaena bagian tengah mempunyai tingkat ketinggian diatas 2.000 m di atas permukaan laut. Secara keseluruhan Kabupaten Bombana mempunyai jenis kelas kelerengan atau elevasi bervariasi dimana sekitar 39,79 % dari total luas wilayah Kabupaten berstruktur landai dan 23,43 % cukup landai, sedangkan agak curam sampai sangat curam (lereng > 25 %) sebesar 36,78 %.

  

Gambar-2.2: Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Bombana

  4.3 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

  Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Bombana terdapat anak tiga sungai dan 89 DAS. Beberapa sungai besar yang terdapat di Kabupaten Bombana cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan pembangkit listrik seperti Sungai Sangkona/Poleang, Sungai Langkapa, sungai Eemoiko Selain sungai-sungai tersebut, terdapat pula tambak/ rawa yang sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan darat.

  Kondisi Gohidrologi Kabupaten Bombana terdiri dari :

1. Aliran air permukaan ("surface run off ") berupa Off Stream(daerah aliran sungai = DAS) dan In

  Stream (badan air yang teraliri air = sungai). Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa

  tingkat kerapatan sungai di Pulau Kabaena jauh lebih besar dari Bombana daratan. Pada aliran air permukaan di Bombana daratan terbentuk oleh 3 (tiga) pola radien yang masing-masing berpusat di Kecamatan Poleang, Kecamatan Rarowatu, dan Kecamatan Rumbia membentuk kerucut; serta yang berada di Pulau Kabaena hampir setiap sungai membentuk SWS dan Sub SWS tersendiri. Secara umum pola aliran sungai di Bombana daratan dipengaruhi oleh pola kelurusan patahan geologi yang berarah Barat Laut - Tenggara, demikian pula aliran sungai yang ada di Pulau Kabaena. Pada umumnya sungai memperlihatkan pola dendritik bercabang sebagai penciri dari tingkat homogenitas kekerasan tanah dan batuan yang dilalui aliran sungai tersebut.

  2. Aliran air tanah di wilayah ini dapat dibagi menjadi satuan-satuan sebagai berikut :

  a. Akuifer dengan produktivitas sedang merupakan akuifer air tanah dengan permeabilitas/keterusan sedang, muka air tanah bebas beragam antara 0,5 - 10 meter dibawah permukaan tanah setempat. dan debit sumur pada umumnya kurang dari 5 liter/detik. Batuannya disusun oleh aluvial, koluvial, dan endapan rawa (lumpur, lempung, pasir, kerikil. dan kerakal) dengan kelulusan sedang hingga tinggi pada material kasar, rendah - sedang pada material lempungan. Satuan akuifer ini tersebar terbatas di bagian Barat Bombana daratan memanjang pantai Utara - Selatan.

  b. Akuifer setempat dengan produktivitas sedang, akuifer ini cenderung tidak menerus, tipis dan rendah tingkat keterusannya, dengan muka air tanah dekat dengan permukaan tanah, debit surnur pada umumnya kurang dari 5 liter/detik. Akuifer ini disusun oleh aluvial, koluvial, lumpur, lempung, pasir. kerikil, dan kerakal dengan kelulusan sedanq hingga tinggi pada material kasar dan rendah – sedang pada material lempungan tersebar sebagian di pantai Timur, pantai Selatan dan pantai Barat dalam areal yang cukup sempit. Sebagian lagi diisi oleh satuan konglomerat dan batu pasir dengan kelulusan rendah - sedang tersebar di pantai Selatan dan cukup meluas di pantai Barat, serta adanya satuan terumbu koral dengan kelulusan sedang - tinggi terdapat hampir seluruh wilayah pantai Timur. c. Akuifer dengan aliran rnelalui celah dan ruang antar butir, akuifer setempat produktif, dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam, dan debit sumur pada umumnya kurang dari 5 liter/delik. yang disusun oleh batuan terumbu koral dengan tingkal kelulusan sedang - tinggi. Satuan akuifer ini tersebar dilapis kedua pantai Barat Daya Bombana daratan.

  d. Akuifer dengan aliran melalui celah, rekahan dan saluran bersifat produktif air tanah terbatas pada zona celah, rekahan dan saluran serta sumur dan mata air cukup beragam. Debit mata air terbesar 200 l/detik dengan tinggi muka air tanah sangat beragarn. Disusun oleh batuan gamping kalkarenit, batu pasir dan napal, dengan kelulusan sangat beragam yang umumnya tinggi pada daerah dengan derajat pembentukan karst. Tersebar agak ke dalam di bagian Barat Daya Bombana daratan.

  e. Akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas rendah merupakan dataran tanah langkah, akuifer dengan produktivitas rendah. Satuan akuifer ini tersebar pada wilayah pegunungan pegunungan yang mendominasi seluruh wilayah Kabupaten Bombana dan yang ada di Pulau Kabaena.

  4.4 GAMBARAN GEOLOGI

  Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Bombana dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Satuan Geomorfologi, terdiri atas :

  • Satuan Geomorfologi Pegunungan dan Perbukitan Lipat Patahan mendominasi seluruh wi\ayah Kabupaten Bombana Daratan dan Pulau-pulaunya.
  • Satuan Geomorfologi Dataran Pantai yang tersebar di Pantai Barat, Pantai Selatan Barat Daya dan Pantai Timur Bombana Daratan serta Barat (Utara-Selatan) Pulau Kabaena.
  • Satuan Geomorfologi Dataran Lembah aluvial yang mengikuti pola delta aluvial transisi dengan wilayah pantai.

  2. Satuan batuan (unit litologi), terdiri dari :

  • Kompleks batuan ultramafik/ultrabasa atau Ofsolit yang disusun oleh dunit, wehrlit, sapentinit gabbro, basalt, dolerit, diorit (intermediet), magnesit dan rodingit, yang berumur Kapur, tersebar haya sedang Kabupaten Bombana di sebelah Utara dan Kabupaten Kolaka, merata meliputi hampir 60% seluruh wilayah Pulau Kabaena.
  • Formasi Matano yang disusun oleh batu gamping, rijang radiolaria dan batu sabak, setempat di Bombana Daratan bagian Selatan dan di tengah Kabaena yang memanjang Timur-Barat berupa kontak tektonik batuan lain di sekitarnya.

  • Kompleks Pompangeo yang disusun oleh satuan batuan berupa sekis glaukofan, sekis amfibolit, sekis khlorit, rijang berjaspis, pualam/marmer dan batu gamping terrnalihkan, berumur, tersebar meluas di bagian Tenggara Bombana di bagian Utara Bombana Daratan, dan pada bagian tengah Pulau Kabaena.
  • Formasi Langkowala yang disusun oleh satuan konglomerat dan setempat batu gamping kalkarenit, berumur Miosen Atas yang terdapat pada bagian Tengah dan Utara serta sedikit di Selalan wilayah Bombana daratan dan menyebar pula di pantai Barat Pulau Kabaena.
  • Formasi Eemoiko yang disusun oleh satuan batuan batu gamping kalkarenit batu gamping koral, batu pasir, dan napal, yang berumur (Polisen), dan tersebar hanya di wilayah Bombana Daratan bagian Tenggara dan bagian Selatan agak ke dalam
  • Formasi Boepinang yang terdiri dari lempung pasiran, napal pasiran, dan batu pasir yang seumur rlengan Formasi Eemoiko (Polisen) sehingga penyebarannya pun selalu berasosiasi.
  • Formasi Buara. Formasi Langga dan Alluvial yang sarna-sarna berasosiasi dalam satu wilayah yang berdekatan disusun oleh batuan: terumbu koral, konglomerat dan batu pasir: konglomerat dan batu pasir, serta lumpur, lempung, pasir kerikil dan kerakal yang mengelilingi pantai Barat - Selatan - dan Timur Bornbana Daratan, dan sebagian besar pantai Barat Pulau Kabaena dan sedikit ada di pantai Timur dan Pantai Selatan Pulau Kabaena ini.

  4.5 GAMBARAN KLIMATOLOGI

  Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Iklim Kabupaten Bombana berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam ..…, yang dicirikan oleh bulan basah selama 11 bulan yaitu pada bulan Februari – Desember dengan temperatur rata-rata 21,3.° C. – 24,4.° C.

  1. Curah Hujan Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota Bombana sepanjang tahun 2010 mencapai 67 mm/bulan. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota Bombana terjadi pada bulan Februari - Juni dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 41 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan Agustus - Desember dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 15 mm.

  2. Hari Hujan Pada tahun 2010 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 4 hari dalam tiap bulannya.

  Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli - September, hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan April - Juni, karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.

  3. Temperatur Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten/Kota Bombana mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun 2009 di Kabupaten/Kota Bombana berkisar 21,3 °C – 24,4 °C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan Agustus - November berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan Agustus mencapai 21,3 °C. Sedangkan temperatur bulan Februari- Desember berada diatas rata-rata mencapai 24,4 °C pada bulan Februari.

  4. Kelembaban Relatif Sepanjang tahun 2009 kelembaban relatif rata-rata 44,00% - 85% sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten/Kota Bombana termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah (pilih salah satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota Bombana cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 85% pada tahun 2009 Pada bulan Agustus-September merupakan bulan- bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan Februari - Juli berada di bawah rata-rata.

  5. Kecepatan Angin Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota Bombana selama tahun 2009 mencapai 4,9 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Agustus yang berkisar 4,9 knot.

  6. Itensitas Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di Kabupaten Bombana selama tahun 2010 berkisar 22 % - 42%, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran yang terjadi di Kabupaten Bombana berkisar 14 - 21 hari tiap bulannya.

  

Tabel 4. 4

Rata-rata Banyaknya Curah Hujan (CH) Dan Hari Hujan (HH)

No Stasiun Pencatat (Pos Hujan) CH (mm) HH

  2

  30

  5

  65

  4

  2

4 - -

  6 51 - -

  7. Jul

  12

  7

  44

  2

  37

  5

  33

  5

  15

  

4

  20

  3

  3

  37

  12

  8

  12. Des - - - - - - - - - - 9 166

  14

  2

  93

  6

  14

  2

  5

  52

  11. Nov - - - - - - - -

  2 25 - -

  2 4 - -

  2 28 - - - - - -

  10. Okt

  

9. Sep - - - - - - - - - - - - - - - -

  

2

10 - - - - - - - -

  8. Ags - - - - - -

  5

  6

  1. Pos Hujan Rumbia / Rumbia Tengah 440

  6. Pos Hujan Poleang Tenggara 963

  6

  1. Jan - -

  No Bulan Rumbia / Rumbia Tengah Rarowatu Lantari Jaya Rarowatu Utara Poleang Timur/ Pol. Utara Poleang Tenggara Poleang Barat Poleang HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH

  28 Tabel 4. 5

Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Bombana

  8. Pos Hujan Poleang 325

  31

  7. Pos Hujan Poleang Barat 388

  71

  39

  

3

20 - - 11 198 - - - -

  5. Pos Hujan Poleang Timur / Poleang Utara 698

  52

  4. Pos Hujan Rarowatu Utara 698

  61

  3. Pos Hujan Lantari Jaya 785

  60

  2. Pos Hujan Rarowatu 608

  44

  37 9 106

  2. Feb - - 10 150 9 106

  48

  2

  7

  6. Jun

  92 9 107

  7

  94 11 140

  12

  5. Mei 15 178 13 159 13 215 20 110

  16

  56

  

5

20 - - 9 215 - - - -

  3

  64

  9

  64 11 117

  

12

  4. Apr 14 135 16 156 14 187

  10 89 - - - -

  

6

50 - -

  3. Mar - - 9 159 9 147

  71 10 124 Sumber : Kabupaten Bombana Dalam Angka, 2010

4.6 KONDISI SOSIAL EKONOMI

A. KONDISI SOSIAL

  Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.

  Tabel-4.6: Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan

  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2010 – 2011

  2010 2011 Jenis Kegiatan Utama Jumlah % Jumlah %

  Bekerja 65.474 71.1 67.890

  71.92 Mencari Pekerjaan 1.240 1.34 1.775

  1.88 Sekolah 4.218 4.58 3.720

  3.94 Mengurus R. Tangga 17.338 18.83 17.361

  18.39 Lainnya 3.799 4.12 3.644

  3.86

  94.390 Jumlah 92.069 100 100 T P T Sumber: Badan Pusat Statistik

  Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Kabupaten/Kota Bombana adalah bekerja Persentase penduduk yang bekerja pada tahun 2010 tercatat sebesar 71,1 % (65.474 jiwa), dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 71,92 % (67.890 jiwa).

  Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.

  • Tamat SD

  4. Listrik,gas dan air bersih

  Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

  1. Pertanian

  57.61 55.91 53,79 52,04 49,99

  2. Pertambangan dan penggalian

  2.62 4.10 4,21 4,78 5,28

  3. Industri pengolahan

  1.34 1.30 1,34 1,43 1,52

  0.32 0.28 0,28 0,29 0,29

  Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten/Kota Bombana dari tahun 2007 – 2011 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kabupaten/Kota Bombana didominasi oleh sektor pertanian dengan distribusi sebesar 49,99 % pada tahun 2011 PDRB Kabupaten/Kota Bombana menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel-2.7 berikut :

  5. Konstruksi/ bangunan

  8.13 8.24 8,64 10,01 11,24

  6. Perdagangan, hotel dan restoran

  11.84 12.27 13,10 13,67 13,84

  7. Pengangkutan dan komunikasi

  1.53 1.51 1,56 1,61 1,60

  8. Keuangan, persewaan dan jasa

  4.10 4.11 4,15 4,20 4,75

  Tabel-4.8: Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan di Kabupaten/Kota Bombana Tahun 2007-2011

  10.17 Jumlah 2.265 100 334 100 Sumber: Bombana Dalam Angka

  Tabel-2.7: Jumlah dan Persentase Penduduk Pencari Kerja

  58

  Menurut Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2010 – 2011

  Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki 2010 2011 Jumlah % Jumlah % Tidak

  Tamat SD

  9

  0.39

  1

  0.29 Tamat SLTP sederajat

  2.56

  34

  3

  0.89 Tamat SLTA sederajat 800 35.3 140

  41.91 Diploma I/II/III 790

  34.8

  8

  2.39 Sarjana/S1 304 13.42 148

  44.31 Pasca Sarjana/S2 304

  13.42

B. KONDISI PEREKONOMIAN

  Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 Perusahaan

9. Jasa-jasa

  12.51 12.28 12,93 11,97 11,49 P D R B 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

  Sumber : Bombana dalam Angka 2012

  Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasil-hasil pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan masa sekarang. Pertumbuhan nilai PRDB Kabupaten Bombana pada tahun 2011 mencapai 7,53% mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun yang sama, pertumbuhan nilai PRDB Provinsi Sulawesi tenggara sebesar 7,53% lebih tinggi/rendah.

  Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten/Kota Bombana didukung dari berbagai bidang diantaranya pertanian, pertambangan, dan penggalian dst. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan yang paling besar terhadap total PDRB Kabupaten Bombana dengan rata-rata sumbangan yang diberikan sebesar 12,04% (tanpa minyak). Sektor lainnya yang memiliki kontribusi relatif besar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa yaitu 26,20% sedangkan PDRB yang disumbangkan dari sektor pertanian relatif kecil yaitu hanya 2,20%, masih jauh lebih rendah terhadap total PDRB Kabupaten

  Gambar-4.3 Distribusi PDRB Bombana Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 201 0

  Gambar 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bombana