BAB IV PROFIL KABUPATEN SLEMAN - DOCRPIJM 1501228149draft Bab 4 Profil Kabupaten Kab Sleman

BAB IV PROFIL KABUPATEN SLEMAN

  4.1 Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

  Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 574,82 km2. Letak geografis Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 13”00” sampai33”00”dengan Bujur110 Timur,34”51”dan sampai dengan 007

  47”03” Lintang Selatan, dengan batas :

  : Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah

  • Utara - Timur : Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah - Selatan : Kabupaten Bantul Pemerintah Daerah D.I.Yogyakarta

  : Kabupaten Kulon Progo Pemerintah Daerah D.I.Yogyakarta

  • Barat Gambar 4. 1 Posisi Kabupaten Sleman Wilayah administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 Kecamatan, 86 Desa , dan 1212 Dusun Tabel 4. 1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman

  Banyaknya

No Kecamatan Luas (Ha)

Desa Dusun

  1. Kec. Moyudan

  4 65 2.762

  2. Kec. Godean

  7 57 2.684

  3. Kec. Minggir

  5 68 2.727

  4. Kec. Gamping

  5 59 2.925

  5. Kec. Seyegan

  5 67 2.663

  No Kecamatan Banyaknya Luas (Ha) Desa Dusun

  4 80 3.584

  5 73 4.799 Jumlah 86 1.212 57.482

  17. Kec. Cangkringan

  3 58 3.555

  16. Kec. Depok

  5 61 4.384

  15. Kec. Pakem

  5 82 3.571

  14. Kec. Ngemplak

  4 58 2.299

  13. Kec. Berbah

  12. Kec. Kalasan

  6. Kec. Sleman

  6 68 4.135

  11. Kec. Prambanan

  4 54 4.309

  10. Kec. Turi

  8 98 3.249

  9. Kec. Tempel

  5 74 2.852

  8. Kec. Mlati

  6 87 3.852

  7. Kec. Ngaglik

  5 83 3.132

  Gambar 4. 2 Peta Administratif Kabupaten Sleman Gambar 4. 3 Peta Wilayah Perkotaan Kabupaten Sleman

  4.2 Gambaran Demografi

  Profil demografi menjelaskan mengenai struktur penduduk Kabupaten Sleman. Profil demografi menjelaskan pula laju pertambahan dan kepadatan penduduk di Kabupaten Sleman.

4.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

  Jumlah penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2013 menurut data BPS adalah 1.141.733 jiwa, yang terdiri atas 574.892 laki-laki dan 566.841 perempuan. Sex Ratio Kabupaten Sleman tahun 2013 sebesar 98,61, jumlah penduduk perempuan sedikit lebih rendah dari jumlah penduduk laki-laki. Sebaran penduduk masih bertumpu di daerah Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Depok). Jumlah penduduk yang tinggal di Kecamatan Depok Mencapai 187.008 orang. Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Cangkringan, 29.054 orang.

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman

  Gambar 4. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Usia, 2013

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2013

  Gambar 4. 5 Struktur Penduduk Kabupaten Sleman Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013

  Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Tahun 2013

  

11. Ngemplak 17.692 1.697 10% 2.943 17% 13.052 74%

  Gambar 4. 6 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sleman

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2013

  

17. Cangkringan 9.554 2.046 21% 3.599 38% 3.909 41%

Total 324.141 45.037 13,89% 59.502 18,36% 219.602 67,75%

  

16. Pakem 11.344 1.145 10% 2.316 20% 7.883 69%

  

15. Turi 10.783 2.147 20% 2.291 21% 6.345 59%

  

14. Tempel 17.547 4.076 23% 4.015 23% 9.456 54%

  

13. Sleman 20.315 3.923 19% 5.337 26% 11.055 54%

  

12. Ngaglik 28.572 2.126 7% 3.359 12% 23.087 81%

  

10. Kalasan 23.207 2.828 12% 3.920 17% 16.459 71%

  No Kecamatan Banyaknya KK Miskin KK Rentan Miskin KK Tidak Miskin Jumlah % Jumlah % Jumlah %

  

9. Berbah 15.906 2.081 13% 2.815 18% 11.010 69%

  

8. Depok 38.497 1.572 4% 2.776 7% 34.149 89%

  

7. Mlati 27.905 3.239 12% 4.076 15% 20.590 74%

  

6. Prambanan 16.203 3.684 23% 4.011 25% 8.508 53%

  

5. Moyudan 10.768 1.821 17% 2.956 27% 5.991 56%

  

4. Minggir 11.310 2.558 23% 3.444 30% 5.308 47%

  

3. Gamping 27.697 3.175 11% 3.613 13% 20.909 75%

  

2. Godean 21.456 3.259 15% 3.732 17% 14.465 67%

  

1. Sayegan 15.385 3.660 24% 4.299 28% 7.426 48%

4.2.2 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk

  Dengan adanya universitas yang berdiri di dalam wilayah Kabupaten Sleman menyebabkan pertambahan kaum urban sehingga laju pertumbuhan di daerah tersebut cukup tinggi. Perkembangan pembangunan pemukiman/perumahan, perekonomian dan sektor pendidikan yang cepat mendorong pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di Kecamatan Ngaglik. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sleman adalah 0,99% pertahun. Kecamatan dengan laju pertumbuhan tercepat adalah Ngaglik di atas 2,25% persen, sedangkan terkecil Minggir 0,25

  • –0,74% persen. Proyeksi penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2013-2019 disajikan dalam gambar di bawah ini.

  Gambar 4. 7 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2013-2019 Kepadatan penduduk di Kabupaten Sleman sebesar 1.986 jiwa/km2. Kecamatan dengan Kepadatan terbesar adalah Depok, 5.260 jiwa/km2. sedangkan kecamatan dengan

  2 kepadatan penduduk terendah adalah Cangkringan, 605 jiwa/km .

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2013

  Gambar 4. 8 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sleman,2013 Sebaran penduduk per kecamatan Kab. Sleman tahun 2013 disajikan dalam gambar berikut ini.

  Gambar 4. 9 Sebaran Penduduk Kab. Sleman Per Kecamatan Tahun 2013 (BPS, 2013) Sedangkan distribusi penduduk Kabupaten Sleman terbesar pada Kecamatan Depok dan terkecil di Kecamatan Moyudan, Turi, Minggir, Pakem dan Cangkringan sebagaimana dijelaskan oleh gambar berikut ini.

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2013

  Gambar 4. 10 Distribusi Presentase Penduduk Kecamatan Kabupaten Sleman,2013

  4.3 Gambaran Topografi

  Kondisi Topografi Kabupaten Sleman, Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan. Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan (lereng).

  Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd >1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 - 499 m, 500 - 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 - 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian > 500 - 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 % dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan.

  Gambar 4. 11 Ketinggian Tanah Kabupaten Sleman Kemiringan 0 - 2 % terdapat di 15 (lima belas ) Kecamatan meliputi luas 34.128 ha atau 59,32 % dari seluruh wilayah lereng, > 2 - 15 % terdapat di 13 (tiga belas ) Kecamatan dengan luas lereng 18.192 atau 31,65 % dari luas total wilayah. Kemiringan lahan > 15 - 40 % terdapat di 12 ( dua belas ) Kecamatan luas lereng ini sebesar 3.546 ha atau 6,17 % , lereng > 40 % terdapat di Kecamatan Godean, Gamping, Berbah, Prambanan, Turi, Pakem dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81 %.

  4.4 Gambaran Geohidrologi

  Beberapa sungai yang mengalir melalui Kabupaten Sleman menuju Pantai Selatan antara lain Sungai Progo, Krasak, Sempor, Nyoho, Kuning dan Boyong. Secara umum wilayah Kabupaten Sleman adalah wilayah yang tidak pernah kekurangan air, terdapat akuifer air tanah dan sistem air permukaan yang didukung oleh Selokan Mataram. Kedalaman air tanah kurang dari 15 m. Kualitas air banyak mengandung unsur Fe dan Mn. Potensi wilayah khususnya bagian utara berdasar pertimbangan lingkungan hidup adalah sebagai kawasan resapan primer lereng kaki Merapi, namun saat ini dalam tekanan perubahan ke fungsi permukiman dan jasa.

  Gambar 4. 12 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Sleman Gambar 4. 13 Kedalaman dan Kelulusan Air Tanah Kab. Sleman

  4.5 Gambaran Geologi

Kondisi Geologi Kabupaten Sleman, terdominasi dari beradanya Gunung Merapi. Formasi

Geologi dibedakan menjadi Endapan Vulkanik, Sedimen dan Batuan Trobosan, di mana

Endapan Vulkanik mewakili lebih dari 90% dari seluruh wilayah. Secara fisiografi Sleman dapat

dibagi empat bagian, yaitu Lereng Merapi, Batur Agung, Dataran Progo, dan Perbukitan Sentolo.

  

Bahaya alam utama di Sleman adalah bahaya letusan Merapi. Jenis tanah adalah regosol yang

berbatuan dasar vulkanik, secara umum kesuburan bagus dan porus. Tekanan konversi lahan

untuk urbanisasi tinggi, khususnya ruang sekitar jalan dan kampus.

  Gambar 4. 14 Kondisi Formasi Geologi Kabupaten Sleman

  Gambar 4. 15 Kondisi Jenis Tanah Kabupaten Sleman

  4.6 Gambaran Klimatologi

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan

Nopember - April dan musim kemarau antara bulan Mei - Oktober. Banyaknya hari hujan pada

tahun 2013 maksimum adalah 27 hari , dan minimum adalah 2 hari. Adapun kelembaban nisbi

udara pada tahun 2013 terendah sebesar 55 % dan tertinggi 96,70%, sedangkan suhu udara

terendah sebesar 21,5 derajat celcius dan suhu udara tertinggi 31,8 derajad celcius.

  Gambar 4. 16 Sebaran Curah Hujan Kabupaten Sleman Tabel 4. 3 Rata-rata Faktor yang mempengaruhi kondisi Cuaca Kabupaten Sleman Tahun 2013

  No Uraian Kondisi

  Minimum Maksimum

  1. Kecepatan Angin (m/s) 2,60 7,40

  2. Arah Angin Barat Barat

  3. Tekanan Udara (mb) 1.012,50 1.017,30

  4. Kelembaban Udara (%) 55,00 96,70

  5. Suhu Udara (derajat/°) 21,50 31,80

  6. Curah Hujan (mm) 1,90 492,90

  7. Hari Hujan dalam sebulan (kali) 2,00 27,00

  Sumber; Kabupaten Sleman Dalam Angka, 2014

4.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi

  Tabel 4. 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Tahun 2013

  

10. Kalasan 23.207 2.828 12% 3.920 17% 16.459 71%

  Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2013

  

17. Cangkringan 9.554 2.046 21% 3.599 38% 3.909 41%

Total 324.141 45.037 13,89% 59.502 18,36% 219.602 67,75%

  

16. Pakem 11.344 1.145 10% 2.316 20% 7.883 69%

  

15. Turi 10.783 2.147 20% 2.291 21% 6.345 59%

  

14. Tempel 17.547 4.076 23% 4.015 23% 9.456 54%

  

13. Sleman 20.315 3.923 19% 5.337 26% 11.055 54%

  

12. Ngaglik 28.572 2.126 7% 3.359 12% 23.087 81%

  

11. Ngemplak 17.692 1.697 10% 2.943 17% 13.052 74%

  

9. Berbah 15.906 2.081 13% 2.815 18% 11.010 69%

  No Kecamatan Banyaknya KK Miskin KK Rentan Miskin KK Tidak Miskin Jumlah % Jumlah % Jumlah %

  

8. Depok 38.497 1.572 4% 2.776 7% 34.149 89%

  

7. Mlati 27.905 3.239 12% 4.076 15% 20.590 74%

  

6. Prambanan 16.203 3.684 23% 4.011 25% 8.508 53%

  

5. Moyudan 10.768 1.821 17% 2.956 27% 5.991 56%

  Dilihat dari tingkat kesejahteraan tahun 2013 banyaknya keluarga miskin di Kabupaten Sleman sebesar 45.037 KK atau sebesar 13,89 % dari total KK sebesar 219.602 KK. KK miskin terbanyak terdapat di Kecamatan Tempel yaitu sebesar 4.076 KK dan KK miskin terkecil sebesar 1.572 KK berada di Kecamatan Depok.

  

3. Gamping 27.697 3.175 11% 3.613 13% 20.909 75%

  

2. Godean 21.456 3.259 15% 3.732 17% 14.465 67%

  

1. Sayegan 15.385 3.660 24% 4.299 28% 7.426 48%

  

4. Minggir 11.310 2.558 23% 3.444 30% 5.308 47%

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. :*) = angka sementara; **)angka sangat sementara;

  14,25 Listrik, Gas, dan Air 0,91 0,93 4.

  17,65 17,91 18,05 9.

  11,05 Jasa

  6,14 Keuangan 10,67 11,19 8.

  23,04 Pengangkutan 6,12 6,14 7.

  5. Bangunan 11,64 11,72 11,86 Perdagangan, Hotel & Rest 22,77 23,33 6.

  0,92

  0,55 Industri Pengolahan 15,07 14,13 3.

  Gambar 4. 17 Persentase KK Miskin, Rentan Miskin, dan Tidak Miskin Kabupaten Sleman Tahun 2013

  14,44 Pertambangan 0,57 0,53 2.

  Pertanian 14,6 13,84 1.

  No Lapangan Usaha Pertumbuhan per tahun (%) 2011* 2012** 2013***

  Gambar 4. 18 Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Sleman Tahun 2013 Tabel 4. 5 Pertumbuhan Ekonomi per sektor Kabupaten Sleman Tahun 2011-2013

  Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman selama tahun 2013 sebesar 5,70 % lebih baik daripada tahun 2012 sebesar 5,45%. Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada grafik sebagai berikut:

  (Sumber: BPS Kab. Sleman)

  • ***)angka sangat sangat sementara

  9 Jasa-jasa 2.845.862 3.178.630 3.594.543

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. :*) = angka sementara; **)angka sangat sementara;

  8 Keuangan, persewaan & jasa Perusahaan 1.645.918 1.861.498 2.092.642

  7 Pengangkutan & Komunikasi 857.248 922.507 1.021.779

  6 Perdagangan, hotel & Res-toran 3.453.129 3.872.092 4.444.678

  5 Bangunan 1.921.438 2.135.294 2.491.502

  4 Listrik, Gas dan air Bersih 192.383 208.066 233.811

  3 Industri Pengolahan 2.171.967 2.274.445 2.655.634

  2 Pertambangan & Penggalian 86.671 90.599 109.876

  1 Pertanian 1.922.985 2.153.451 2.461.393

  No SEKTOR Tahun 2011* 2012** 2013***

  Tabel 4. 7 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sleman Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20011-2013 (Jutaan Rupiah)

  9 Jasa-jasa 1.183.250 1.264.352 1.348.485

  Ada 4 sektor pendukung utama perekonomian di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 yaitu: sektor perdagangan, hotel, dan restoran(23,33%); sektor jasa-jasa(18,05%); sektor industri pengolahan (14,13%); dan sektor pertanian(13,84%). Dua sektor lain yang cukup siginifikan kontribusinya adalah sektor bangunan (11,86%) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan(11,19%).

  8 Keuangan, persewaan & jasa Perusahaan 715.318 779.722 836.344

  7 Pengangkutan & Komunikasi 410.323 433.134 458.432

  6 Perdagangan, hotel & Restoran 1.526.308 1.626.136 1.743.449

  5 Bangunan 780.153 827.196 886.231

  4 Listrik, Gas dan air Bersih 61.282 65.150 69.343

  3 Industri Pengolahan 1.010.358 1.005.640 1.055.973

  2 Pertambangan & Penggalian 38.084 38.636 39.486

  1 Pertanian 979.024 1.019.264 1.034.154

  No SEKTOR Tahun 2011* 2012** 2013***

  Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2013 (Jutaan Rupiah)

  PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) persektor selama 3 tahun terakhir tergambarkan sebagai berikut: Tabel 4. 6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sleman Menurut Lapangan Usaha

  • ***) angka sangat sangat sementara

  1 2007 6,59 7,18 2 2008 11,06 10,16 3 2009 2,78 4,03 4 2010 6,96 7,50 5 2011 3,79 3,19 6 2012 4,30 4,06 7 2013 8,38 6,92 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman.

  9 Jasa-jasa 18,85 19,04 18,81

  No. Tahun Tingkat Inflasi (%) Nasional Kabupaten Sleman

  Tabel 4. 10 Tingkat Inflasi Kabupaten Sleman, dan Nasional 2007-2013 (Jutaan Rupiah) Tahun Dasar 1996 = 100

  2. ADHK 6.704.100 7.069.229 7.471.897 Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman dipengaruhi oleh inflasi dan deflasi sebagai salah satu Indikator. Pada Tabel 4.10 disajikan tingkat inflasi selama 7 tahun terakhir dengan menggunakan Tahun Dasar 1996 = 100

  1 ADHB 15.097.600 16.696.582 19.105.499

  

No PDRB Tahun 2011* Tahun 2012** Tahun 2013***

  Tahun 2011-2013 (Jutaan Rupiah)

  Secara makro tergambarkan capaian PDRB Kabupaten Sleman atas harga berlaku maupun harga konstan dapat tergambarkan sebagai berikut: Tabel 4. 9 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. :*) = angka sementara; **)angka sangat sementara;

  8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,90 11,15 10,95

  Tabel 4. 8 Persentase Kontribusi Sektor terhadap PDRB harga berlaku

  7 Pengangkutan & Komunikasi 5,68 5,53 5,35

  6 Perdagangan, Hotel & Restoran 22,87 23,19 23,26 TERSIER

  5 Bangunan 12,73 12,79 13,04

  4 Listrik, gas, & Air bersih 1,27 1,25 1,22

  3 Industri Pengolahan 14,39 13,62 13,90

  2 Pertambangan & Penggalian 0,57 0,54 0,57 SEKUNDER

  1 Pertanian 12,74 12,90 12,88

  PRIMER

  No Lapangan Usaha Tahun 2011* 2012** 2013***

  • ***) angka sangat sangat sementara
  • –2013 (Hasil Analisa)

  Gambar 4. 19 Laju Inflasi di Kabupaten Sleman Tahun 2008

  75 Kalasan 423 468 537 766

  41

  86 Pakem 120 143 229 594 126 167 Cangkringan 74 116 186 428

  79

  58 T uri 141 161 266 393

  36

  74 Ngemplak 153 190 364 1219 92 121 Ngaglik 290 564 686 1383 190 209 Sleman 357 502 698 1009 208 234 Tempel 248 354 416 676

  59

  57

  

Pertumbuhan penduduk dan Urbanisasi. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sleman antara

tahun 1990 - 2000 menunjukkan angka tertinggi dibandingkan dengan kota/Kabupaten lain di

Propinsi DIY. Pertumbuhan penduduk tertinggi terutama terdapat di kecamatan-kecamatan yang

berbatasan dengan wilayah Kota Yogyakarta (APY), yakni Kecamatan Depok, Gamping, Mlati,

  93 Moyudan 59 168 312 818 83 100 Prambanan 376 541 632 1027 88 110 Mlati 294 377 505 844 231 254 Depok 184 270 360 612 225 284 Berbah 250 391 565 854

  76

  88 Godean 356 542 670 926 136 114 Gamping 274 417 487 702 104 135 Minggir 210 210 315 443

  90

  Seyegan 246 272 440 724

  T ingkat Pendidikan per kecamatan T ahun 2012 Tidak Tamat SD SMP SMA Diploma Sarjana

  Tabel 4. 11 Tingkat Pendidikan per Kecamatan Kabupaten Sleman (Jutaan Rupiah) Kecamatan

  31 Total 4.055 5.686 7.668 13.418 1.921 2.233

  

dan Ngaglik, sebagai implikasi dari aktivitas perkotaan Yogyakarta yang antara lain ditandai

dengan pemekaran permukiman baru. Kepadatan penduduk pada kecamatan-kecamatan

tersebut di atas juga paling tinggi, dengan Kecamatan Depok sebagai kecamatan dengan

penduduk terpadat, sejalan dengan tumbuhnya kecamatan Depok sebagai daerah

pengembangan fasilitas pendidikan tinggi. Sementara kecamatan-kecamatan yang terletak di

  kawasan APY lainnya masih mempunyai kepadatan penduduk relatif rendah, terutama pada kawasan yang dalam konteks APY berfungsi sebagai daerah penyangga, seperti sebagian besar Kecamatan Ngaglik dan Ngemplak. Sistem nilai budaya termasuk seni, gaya hidup Jawa Yogyakarta yang berkembang di Kabupaten Sleman amat dipengaruhi oleh keberadaan Kraton. Pertumbuhan aktivitas urban di Sleman sangat mempengaruhi munculnya pergeseran sistem nilai tradisional masyarakat pada pola moderen. Ancaman hilangnya bangunan cagar budaya yang tersebar di Sleman akibat rendahnya kesadaran pelestarian. Telah diinventarisasi 17 Kawasan Cagar Budaya di Sleman yang sebagian besar merupakan candi tinggalan masa masuknya Hindu-Budha. Fasilitas museum 3 buah, 17 lokasi galeri seni kerajinan maupun furnitur. Telah dibentuk 8 desa budaya yaitu Minomartani, Sinduarjo, Bangunkerto, Sendangmulyo, Banyurejo, Argomulyo, Wedomartani dan Sambirejo. Ada 2 desa cagar budaya yaitu Ambarketawang dan Bokoharjo. Kurangnya fasilitas seni budaya sangat berpengaruh terhadap pelestarian seni pertunjukkan tradisional maupun pengembangan seni moderen dan kontemporer.