Bab 4 PROFIL KOTA JAYAPURA - DOCRPIJM 46caaca5a2 BAB IVBab 4 Profil Kota Jayapura ok
Bab 4 PROFIL KOTA JAYAPURA
4.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
4.1.1 Gambaran Geografis
Kota Jayapura yang terletak di timur Indonesia merupakan pusat permukiman terpadat di Provinsi Papua. Dengan luas wilayah hanya 940 km2, kota ini harus menampung penduduk 256,705 jiwa dengan tingkat pertumbuhan per tahun mencapai 4,41% per tahun. Sekitar 94,5% penduduk Kota Jayapura terpusat di bagian barat kota yang hanya mencakup 33,33% dari luas wilayah. Kota Jayapura terletak di bagian utara Provinsi Papua pada 1°28’17,26”-3°58’0,82” Lintang Selatan dan 137°34’10,6“–141°0’8,22” Bujur Timur. Secara Geografis, Kota Jayapura terdiri dari 5 (lima) distrik yaitu Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura dengan, Distrik Heram dan Distrik Muara Tami.
Gambar 4.1
Peta Orientasi Kota Jayapura terhadap Provinsi Papua
Bagian Utara : Samudera Pasifik
Bagian Barat :Kab. Jayapura
Bagian Selatan : Kabupaten Keerom
Bagian Timur : Negara Papua New Guinea (PNG). Luas wilayah administrasi Kota Jayapura adalah 940 km2.
4.1.2 Administratif Wilayah
Gambaran administrasi pemerintahan di Kota Jayapura disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini: Tabel 4.1
Tabel Administratif Kota Jayapura
Luas Wilayah Jumlah Jumlah No Distrik Ibukota Distrik 2 Kelurahan Kampung Km % Thd Total1. Abepura Kotabaru
8 3 155,7 16,56
2. Jayapura Selatan Entrop
5 2 43,4 4,62
3. Jayapura Utara Tanjung Ria
7
1 51 5,43
4. Muara Tami Skow Mabo
2 6 626,7 66,67
5. Heram Waena
3 2 63,2 6,72
Jumlah
25 14 940,00 100,00 Sumber : Kota Jayapura Dalam Angka, 2011
Pemerintah Kota Jayapura terdiri dari 5 distrik dengan 39 Kelurahan/kampung terdiri dari 25 kelurahan dan 14kampung. Distrik Abepura merupakan disktrik dengan jumlah Kelurahan dan Kampung terbanyak dengan rincian 8 jumlah kelurahan dan 3 jumlah kampung.Sedangkan distrik dengan jumlah kelurahan/kampung terkecil Distrik Heram dengan rincian 3 jumlah kelurahan dan 2 jumlah kampung.
Tabel 4.2.
Tabel Nama Kampung / Kelurahan dan Status Pemerintahan Wilayah Kota Jayapura Menurut Disktrik,
2012
No Distrik Nama Kampung/Kelurahan Status Pemerintahan
1 Abepura Asano Kelurahan Nafri Kampung
Engros Kampung Awiyo Kelurahan
Koya Koso Kampung Yobe Kelurahan
Abe Pantai Kelurahan Kota Baru Kelurahan
Vim Kelurahan Wai Mhorock Kelurahan
Wahno Kelurahan
2 Jayapura Selatan Entrop Kelurahan Tobati Kampung
Hamadi Kelurahan Ardipura Kelurahan
Numbai Kelurahan Argapura Kelurahan
Tahima Soroma Kampung
3 Jayapura Utara Gurabesi Kelurahan Bayangkara Kelurahan
Mandala Kelurahan Trikora Kelurahan
Angkasapura Kelurahan Imbi Kelurahan
Tanjung Ria Kelurahan Kayobatu Kampung
4 Muara Tami Koya Barat Kelurahan Holtekam Kampung
Skow Yambe Kampung Koya Timur Kelurahan Skow Mabo Kampung
Skow Sae Kampung Koya Tengah Kampung
Mosso Kampung
5 Heram Yoka Kampung Kampung Waena Kampung
Hedam Kelurahan Waena Kelurahan
Yabansai Kelurahan
Sumber: Data BPS Kota Jayapura, 2011
Peta 4.2
Peta Administrasi Kota Jayapura
4.1.3 Kondisi Topografi
Topografi daerah Kota Jayapura cukup bervariasi, mulai dari daratan, yang landai sampai berbukit-bukit/gunung, dimana terdapat ±60% daerah tidak layak huni (non budidaya) karena terdiri dari daerah perbukitan yang terjal dengan kemiringan diatas 40%, rawa-rawa berstatus konservasi atau hutan lindung. Kota Jayapura berada pada ketinggian 1 – 700 M di atas permukaan laut (dpl) dan hanya ± 40% lahan yang layak huni (budidaya) dan hamparan itu sebagian besar di Distrik Muara Tami yang merupakan wilayah perbatasan dengan Negara PNG.
Curah hujan rata-rata 1.500 - 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148 – 175 hari hujan/tahun. Iklim Kota Jayapura yang karena pengaruh letaknya, maka dapatlah di kategorikan beriklim tropis, dengan suhu rata-rata 21°C - 31°C, musim Hujan dan Musim Kemarau tidak teratur sebagai akibat pengaruh gerakan angina dari antar Benua Australia dan Asia serta lautan Pasifik dan lautan Hindia. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 77% - 82%.
Peta 4.3
Peta Topografi Kota Jayapura
4.1.4 Kondisi Geohidrologi
Iklim di Kota Jayapura adalah tropis basah. Suhu udara rata-rata berkisar 30°C dengan suhu udara minimum berkisar 29°C dan suhu udara maksimum 31,8°C. Curah hujan bervariasi antara 45-255 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata antara 148-175 hari hujan/tahun. Kelembaban udara bervariasi antara 79% - 81%. Menurut pencatatan Badan Meteorologi dan Geofisika wilayah V Jayapura Tahun 2005 suhu udara rata-rata 23,0 °C - 32,2°C. Kelembaban udara berkisar antara 77% - 82%, sedang curah hujan tertinggi pada bulan Maret 2005 yaitu 500 mm dan terendah bulan Desember 2005 yaitu 100 mm.Kota Jayapura memiliki 17 sungai/kali, yaitu: 1. Distrik Jayapura Utara : Kali Anafre, Kloofkamp, Bahabuaya, APO, Yapis dan Dok IX.
2. Distrik Jayapura Selatan : Kali Acai, Siborogonyi, Entrop I, II, III dan Hanyaan.
3. Distrik Abepura : Kali Kampwalker, Buper
4. Distrik Muara Tami : Sungai Tami, Skamto, Buaya Arah aliran sungai bermuara ke Laut Pasifik kecuali Sungai Kampwolker dan Buper yang bermuara ke Danau Sentani. Sungai-sungai yang terdapat di wilayah kota Jayapura secara umum mengalir ke arah utara dan selatan yang dipisahkan oleh suatu pemisah morfologi yang membentang dari barat ke timur, sehingga memisahkan aliran permukaan (Surface run off) pada dua area tangkapan hujan secara makro. Arah aliran sungai pada umumnya sejajar dengan sungai utama yaitu Kali Kamp Wolker, Kali Acai, Kali Entrop, Kali Anafre, Kali Kloofkamp, Kali APO, Kali Dok IX dan Kali Tami yang menyebar di Kota Jayapura dan sebagian besar bermuara ke lautan Pasifik kecuali Kali Kamp Wolker yang bermuara ke danau Sentani.
Sebagian besar alian sungai dapat dijadikan sebagai aliran air bersih yang dikelola oleh pihak PDAM yang meliputi Kali Kujabu, Kali Entrop II, Kali Kloofkamp, Kali APO, juga sebagian masyarakat menggunakan air tanah berupa sumur (air tanah dangakal) yang kedalamannya berkisar antara 1-3 meter namun dengan tingkat kadar kapur yang sangat tinggi. Air tanah di daerah datar yang berada di tepi pantai atau rawa mempunyai tinggi muka air sekitar 1 meter, terdapat di kelurahan Gurabesi, sekitar pasar Hamadi di kelurahan Argapura.
4.1.5 Kondisi Geologi
Kota Jayapura memiliki potensi bahan galian golongan B dan golongan C. golongan B diantaranya berupa pasir besi yang terdapat di waena, angkasa dan Base-G dengan luasan ± 8.000 ha; dan nikel yang terdapat di sepanjang kaki pengunungan cycloop dengan luasan ± 18.000 ha. Golongan C diantaranya adalah batu gamping/batu karang yang terbesar di daerah entrop, polimak, tanah hitam, koyo koso, koya barat, moso dan koya tengah; pasir dan batu (sirtu) tersebar di daerah pasir II, waena, padang bulan dan yoka dengan luas keseluruhan ± 32.000 ha; bentonit terdapat di daerah Nafri dengan luasan ± 1000 ha, tanah liat/batu lempung terdapat di daerah Nafri, Koya Timur, Koya Barat, Koya Tengah, Holtekamp dan Koya Koso dengan luasan ± 28.000 ha; dan pasir besi terdapat di daerah angkasa dan waena dengan luasan ± 12.000 ha. Bahan galian ini tersebar sesuai dengan kondisi geologi (morfologi, stratigrafi dan struktur geologi) daerah Kota Jayapura. Eksploitasi bahan galian golongan B dan C di Kota Jayapura telah dilakukan oleh perorangan maupun perusahaan berbadan hokum, namun kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Jayapura dan pengelolaan lingkungan tambang belum optimal.
Dengan jumlah usaha yang cukup banyak dan luas lahan yang dikelola cukup besar maka kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif seperti : kerusakan dan pencemaran lingkungan sekitar daerah kegiatan, rusaknya daerah-daerah konservasi dan daerah tangkapan hujan, bencana geologi seperti banjir, gerakan tanah/longsor dan erosi/sedimentasi dan menurunnya kualitas dan muka air tanah sehingga menyebabkan berkurangnya debit air permukaan. Untuk meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka perlu disusun suatu system pengelolaan dan pemanfaatan bahan galian yang berwawasan lingkungan.
Peta 4.4
Peta Geologi Kota Jayapura
4.1.6 Kondisi Hidrologi
Untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah di wilayah Kota Jayapura, maka perlu pengelolaan dan pemanfaatan alam secara optimal dan tidak menimbulkan dampak terhadap air tanah itu sendiri.Sumber air tanah di Kota Jayapura ada yang termasuk tipe “uncounfined aquifer” atau sumber air tanah dengan permukaan air tanah bebas. Air tanah pada sumber dangkal ini berasal dari aii “meteoric”(air hujan) yang mengisi formasi aquifer bagian pangkal dan fan. Di samping itu juga terhadap sumber air dalam dengan tipe “confined aquifer”.
Penggunaan air bersih di Kota Jayapura digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (masak, minum, mandi, cuci, dll), untuk kebutuhan industri dan kebutuhan lain. Untuk keperluan tersebut, masyarakat pada umumnya menggunakan air sumur, mata air, dan sumber dari PDAM.Sedangkan untuk keperluan pengairan sawah digunakan sumber air yang berasal dari Ingar ataupun limpahan air yang berasal dari mata air.Sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber air perlu dibatasi guna menjaga kelestariannya.Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menjaga serta membatasi pembangunan pada kawasan-kawasan lindung.
Tabel 4.3
Sungai-sungai yang mengalir di Kota Jayapura
Kedalaman No. Nama Sungai Panjang (m) Lebar (m)
(m)
1 Sungai APO 2,151 9 4,5
2 Sungai Anafree 3,763 20 5,6
3 Sungai Hanyaan 2,413 6,3
4
4 Sungai Entrop 1 0,935 8,5 3,5
5 Sungai Entrop 2 4,068 5,05 2,5
6 Sungai Entrop 3 1,706 2,5 2,5
7 Sungai Dok IX 2,512 4 2,5
8 Sungai Dok VII 1,733 8 4,5
9 Sungai Acai 2,245 12,5 4,5
10 Sungai Siborogonyi 11,619 12 4,5
11 Sungai Mati 2,358 3 2,5
12 Sungai Tami 45,5 43,5 6,5
13 Sungai Kojabu 13,008
35
8
14 Sungai Onabu 11,512 9,56 5,3
15 Sungai Hubari 6,935
15
45
16 Sungai Temani 11,566 9,56 5,421 Sumber: Pokja AMPL dan dinas terkait.
Tabel 4.4 Sungai lintas kabupaten/Kota yang melintas Kabupaten/Kota
No. Nama Sungai Daerah yang dilintasi Ukuran (besaran) ruas sungai di
wilayah kabupaten/ Kota Jayapura Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m)1 Sungai Tami Distrik Muara Tami 45,5 43,5 6,5
2 Sungai Kamwolker/ Kojabu
Waena / Kab. Jayapura 13,008
35
8
3 Sungai Onabo Waena / Kab. Jayapura 11,512 9,56 5,3
4 Sungai Hubari Waena / Kab. Jayapura 6,935
15
45
5 Sungai Temani Waena / Kab. Jayapura 11,566 9,56 5,421 Sumber: Pokja AMPL dan dinas terkait.
4.1.7 Kondisi Klimatologi
C, curah hujan rata-rata 146 mm/ht. Kelembaban udara rata-rata 80,42%. Variasi curah hujan antara 45- 255 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan per tahun. Suhu tara-rata 29 o C-31,8 o
7 Juli 24,4 25,8 31,5 32,7
Tabel 4.6
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura
12 Desember 25,2 25,3 31,9 32,2
11 November 25,4 25,1 32,4 32,2
10 Oktober 25,1 25,7 32,3 32,2
9 September 24,8 25,8 32,1 32,1
8 Agustus 24,9 25,3 31,9 32,2
6 Juni 23,9 25,7 31,4 32,8
C, musim hujan dan musim kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79% - 81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan.
5 Mei 25,3 25,9 32,5 31,9
4 April 25,1 24,7 32,5 31,9
3 Maret 24,46 24,9 31,6 31,4
2 Februari 24,0 24,6 31,5 31,2
1 Januari 24,7 24,8 32,2 31,1
Kota Jayapura beriklim tropis basah dengan suhu minimum 29 o C dan maksimum 31,8 o
Tabel 4.5 Data Rata-rata Suhu Udara di Kota JayapuraNo Bulan Rata-rata Suhu Udara ( °C ) Minimum Mutlak Maksimum Mutlak 2009 2010 2009 2010
Rata-rata Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin pada Stasiun Dok II Kota Jayapura No Bulan Kelembaban Udara (%) Kecepatan Angin (Knot)
19
12 Desember
77
7 Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura Tabel 4.7
Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan pada Stasiun Dok II Kota Jayapura No Bulan Curah Hujan (MM) Jumlah Hari Hujan
1 Januari 465
23
2 Februari 242,4
19
3 Maret 270
24
4 April 267
22
5 Mei 365
6 Juni 244,2
76
17
7 Juli
71
6
8 Agustus 134,2
14
9 September 44,9
14
10 Oktober 175,4
17
11 November 151,9
19
12 Desember 281,2
7
11 November
1 Januari
8
82
7
2 Februari
80
7
3 Maret
75
6
4 April
78
6
5 Mei
80
6 Juni
7
76
6
7 Juli
75
8
8 Agustus
79
7
9 September
73
7
10 Oktober
80
21 Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura Peta 4.5
Peta Curah Hujan Kota Jayapura
4.1.8 Pemanfaatan Lahan
Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di kawasan ini tidak diperkenanakan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung di Kota Jayapura, baik dalam konteks internal wilayah maupun regional, harus membentuk suatu kesatuan yang secara sinergis memberikan perlindungan dari daerah hulu hingga hilir, tanpa di batasi oleh batasan-batasan administratif. Kriteria yang dipergunakan untuk menentukan kawasan lindung ini didasarkan pada Keppres No. 32 Tahun 1980. Berdasarkan kriteria tersebut, maka kawasan lindung yang terdapat di Kota Jayapura adalah hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana.
Untuk pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah :
1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
2. Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kehidupan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat.
Pengelolaan kawasan budidaya dilakukan secara seksama dan berdaya guna bagi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan budidaya dengan mempertimbangkan aspek teknis serta aspek- aspek keruangan. Untuk itu, dalam penetapan kegiatan-kegiatan budidaya dibutuhkan pertimbangan teknis sektoral dan kriteria keruangan, yaitu ukuran yang digunakan untuk penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan budidaya.Kriteria teknis sektoral adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang untuk suatu kegiatan dalam kawasan memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung, kesesuaian lahan, dan bebas bencana alam. Kawasan budidaya yang dikelola pemanfaatan ruangnya terdiri dari :
1. Kawasan hutan produksi terbatas,
2. Kawasan pertanian,
3. Kawasan pertambangan,
4. Kawasan peruntukan industry,
5. Kawasan pariwisata, dan
6. Kawasan permukiman Tabel 4.8
Data Pemanfaatan Lahan
Kondisi thn Pola Ruang 2008 (ha) 2012 (ha) 2017 (ha) 2022 (ha) 2027 (ha) 2007 (ha) Kawasan BudidayaPerumahan 2.903.07 6.387.60 9.872.13 13.356.66 16.841.19 20.325.72 Perumahan 126.25 143.53 160.81 178.09 195.37 212.64 Kesehatan ;
25.00
34.40
43.80
53.20
62.60
72.00 Taman dan lapangan olahraga
90.00
96.39 102.78 109.17 115.56 121.95 Kantor pemerintahan
72.00
82.85 93.70 104.55 115.40 126.25 Perdagangan dan jasa 126.00 151.30 176.60 201.89 227.19 252.49 Pertanian, perkebunan dan peternakan 3.912.14 5.326.41 6.740.68 8.154.95 9.569.22 10.983.49 Pelabuhan laut
12.00
12.00
22.00
22.00
22.00
22.00 Terminal
6.50
6.50
20.00
20.00
20.00
20.00 Hutan produksi terbatas 23.608.17 19.568.27 15.528.37 11.488.47 7.448.57 3.408.67 Pemakaman
15.00
15.00
15.00
20.00
20.00
20.00 Jumlah 30.896.13 31.824.25 32.775.87 33.708.98 34.637.10 35.565.21 Kawasan Lindung Hutan lindung pegunungan djar 2246 2246 2246 2246 2246 2246 Hutan lindung abepura 561.2 561.2 561.2 561.2 561.2 561.2 Cagar alam pegunungan cycloop 6431.78 6431.78 6431.78 6431.78 6431.78 6431.78 Taman wisata teluk yotefa 1650 1650 1650 1650 1650 1650 Arahan hutan lindung dan sepadan sungai/pantai 8217.72 8217.72 8217.72 8217.72 8217.72 8217.72 Lahan cadangan 43.997.17 43.069.05 42.117.43 41.184.32 40.256.20 39.328.09 Jumlah 63103.87 62175.752 61224.134 60291.016 59362.898 58434.79 Total 94000 94000 94000 94000 94000 94000 Sumber : Hasil Analisis, 2007 Peta 4.6
Peta Kesesuai Lahan Kota Jayapura
4.1.9 Potensi Pengembangan Wilayah
Dilihat dari luas wilayah Distrik Muara Tami merupakan distrik terluas yakni 626.7 km2 atau sekitar 66.70 % dari total luas Kota Jayapura, jika dilihat jumlah penduduk tahun 2010 didiami 11.137 jiwa, tidak sebanding luas wilayah Distrik Muara Tami, hal ini diakibatkan wilayah paling timur Kota Jayapura sekaligus merupakan daerah perbatasan yang sebagian besar masih di huni penduduk Eks transmigrasi. Kondisi demikian semakin memicu pemerintah Kota Jayapura untuk terus mengarahkan pembangunan ke wilayah timur mengingat potensi yang cukup besar utamanya budi daya perikanan, pertanian dan pariwisata dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang secara otomatis mempengaruhi pendapatan asli daerah.
4.1.10 Wilayah Rawan Bencana
Berdasarkan kondisi dan perkembangan saat ini Kota Jayapura berfungsi dan berperan sebagai pusat pengumpul, pusat pelayanan dan pusat pendistribusian segala kebutuhan penduduk baik wilayah kota sendiri (hinterland), maupun daerah – daerah pedalaman, apabila dikaitkan dengan semua fungsi tersebut tentu tidak semuanya memberikan dampak posistif tetapi dampak negatif dengan semuanya itu terpusat dikota otomatis beban kota semakin tinggi hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa masalah sosial, maupun masalah bencana antara lain bencana banjir yang setiap tahunnya terjadi hal ini akibat kurangnya tempat resapan air. Sementara kawasan rawan longsor terdapat diwilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona bergerak akibat patahan atau pergeseran, sama halnya dengan bencana abrasi terdapat diwilayah pesisir pantai yang luasannya berkurang karena gerusan gelombang air laut saat ini terdapat 27,58 km panjang pantai yang rawan abrasi. Sedangkan rawan bencana kebakaran akibat jumlah penduduk tidak sebanding dengan area pemukiman yang terkesan sembrawut dan padat Sementara kawasan rawan longsor terdapat diwilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona bergerak akibat patahan atau pergeseran, sama halnya dengan bencana abrasi terdapat diwilayah pesisir pantai yang luasannya berkurang karena gerusan gelombang air laut saat ini terdapat 27,58 km panjang pantai yang rawan abrasi. Sedangkan rawan bencana kebakaran akibat jumlah penduduk tidak sebanding dengan area pemukiman yang terkesan sembrawut dan padat dan ditambah sarana jalan tidak tersedianya untuk sampai ketempat kejadian.
Peta 4.7
Peta Rawan Bencana Kota Jayapura
Peta 4.8
Peta Rawan Bencana Banjir Kota Jayapura
Peta 4.9
Peta Rawan Bencana Longsor Kota Jayapura
4.2 DEMOGRAFI
4.2.1 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Bagian ini membahas tentang jumlah dan kepadatan penduduk, persebaran penduduk, struktur kependudukan menurut kelompok umur, pendidikan, dan sosial budaya masyarakat. Berdasarkan Data Kota Jayapura Dalam Angka Tahun 2011 Kota Jayapura Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2010 adalah 256.705 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10% per tahun yang tersebar pada 5 (lima) distrik yaitu Distrik Abepura, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Jayapura Utara, Distrik Muara Tami dan Distrik Heram.
Secara keseluruhan kepadatan penduduk jika dilihat dari penyebaran per- distrik, pada tahun 2010 Distrik Abepura yang penduduknya paling banyak di Kota Jayapura yaitu sebanyak 73.157 jiwa. Sedangkan posisi ke dua Distrik Jayapura Selatan 66.937 jiwa, dan posisi ke tiga Distrik Jayapura Utara sebanyak sebanyak 65.039 jiwa. Posisi ke empat adalah Distrik Heram dengan jumlah penduduk 40.435 jiwa dan distrik yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Distrik Muara Tami dengan 11.137 jiwa.
Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Distrik Jayapura Selatan dengan 1.542 jiwa/km2 disusul oleh Distrik Jayapura Utara dengan 1.275 jiwa/km2 dan Distrik Heramdengan 640jiwa/km2. Sedangkan Distrik Abepura memiliki kepadatan penduduk 470 jiwa/km2. Distrik Muara Tami memiliki kepadatan penduduk terendah dengan 18 jiwa/km2. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Distrik di Kota Jayapura
Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Distrik 2 2
(km ) (Jiwa) (Jiwa/km )
Abepura 155,7 73.157 470 Jayapura Selatan 43,3 66,937 1,542 Jayapura Utara
51 65,039 1.275
Muara Tami 626.7 11,137
18 Heram 63.2 40,435 640 Jumlah Total 940 256,705 273 Tahun 2010 Sumber : BPS Kota Jayapura, 2011.
4.2.2 Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 penduduk Kota Jayapura berjumlah menjadi 256,705 jiwa. Laju pertumbuhan selama 5 tahun terakhir sebesar 2,44% per tahun, dengan tingkatpertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 yaitu 10.71%. Bila dihitung selama 10 tahun terakhir, ditemukan angka yang lebih tinggi, yakni 4,16%. Pertumbuhan penduduk tertinggi di Distrik Muara Tami, yakni 5,1% dan terendah di Distrik Jayapura Selatan, hanya 1,2%. Tingginya laju pertumbuhan itu lebih disebabkan oleh meningkatnya arus migrasimasuk.Adapun tingkat kepadatan penduduk Kota Jayapura pada tahun 2010 adalah 278 jiwa per km2, dengan tingkat kepadatan terendah di Distrik Muara Tami, yaitu 18 jiwa per km2, sedangkan tingkat kepadatan tertinggi di distrik Jayapura Selatan, yaitu 1,542 jiwa per km2. Menurut datahasil sensus tahun 2010, sex ratio penduduk Kota Jayapura sebesar 114, yang berarti bahwa penduduk laki-laki 14 % lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Adapun rata-rata banyaknya rumah tangga yang menempati satu rumah tangga (2010) adalah 4 orang.
Pendataan demografi berbasis kampung tahun 2008 yang tujuan untuk mengetahui penduduk Papua secara keseluruhan sekaligus jumlah penduduk yang etnis papua dan non papua dengan menggunakan beberapa indikator yang terukur dan akurat, dari hasil pendataan tersebut didapatkan hasil bahwa penduduk Papua secara keseluruhan berjumlah 106,568 jiwa, atau sekitar 43% dan non Papua 134.992 jiwa atau 57 % dari jumlah penduduk Kota Jayapura 236.456 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,44%.
Tabel 4.10
Pertumbuhan,Kepadatan Penduduk dan Rerata Rumah
Tangga diKota Jayapura per Distrik Tahun 2008-2010
Jumlah Penduduk Kepada Rerata tan Jml RT 2008 2009 2010 Agt RT No Distrik Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita 2010 2010 2010 Jayapura 1. 33.101 31.878 33.909 32.656 34.457 30.582 25,34 15.643
4.24 Utara Jayapura 2. 33.768 29.133 34.592 29.844 35.375 31.562 25,56 15.391
4.35 Selatan
3. Abepura 33.750 29.155 34.574 29.866 39.135 34.022 28,52 17.007
4.39
4. Muara Tami 6.656 4.314 6.818 4.419 5.928 5.209 4,34 2.846
3.99
5. Heram 18.198 16.503 18.642 16.906 21.692 18.743 16,23 11.409
3.72 Jumlah 125.473 110.983 128.534 113.691 136.587 120.118 100.00 62.296
4.20 Sumber : BPS Kota Jayapura, 2011.
4.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
2.3.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kontribusi Kota Jayapura dalam perekonomian Provinsi Papua adalah paling besar. Pada tahun 2009, pendapatan per kapita Kota Jayapura sebesar Rp. 10,74 juta per kapita. Sedangkan Provinsi Papua diperkirakan sebesar Rp.5,28 juta per kapita untuk tahun yang sama. Dibandingkan dengan pendapatan per kapita di tingkat Provinsi, maka Pendapatan perkapita Kota Jayapura tampak lebih tinggi. Meskipun ukuran pendapatan per kapita saat ini masih diperdebatkan dalam menghitung tingkat kesejah-teraan suatu wilayah, namun paling tidak dari indikator ini dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan wilayah di Kota Jayapura masih lebih tinggi dibandingkan tingkat Provinsi Papua secara menyeluruh. Dan hal tersebut juga mengindikasikan bahwa produktifitas ekonomi wilayah di Kota Jayapura jauh lebih baik dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Papua.
Selama ini sektor tersier menjadi pondasi perekonomian wilayah Kota Jayapura. Kontribusinya dalam menciptakan PDRB hingga tahun 2009 adalah sebesar 42.67% berada jauh di atas sektor sekunder sebesar 18.05%, dan sektor primer sebesar 7.78 %.Kota Jayapura dari tahun 2005–2008
034
didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor per¬dagangan, Hotel dan Restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor 002
063
bangunan. Peranan keempat sektor tersebut sangat
000
diandalkan dalam pembentukan PDRB Kota Jayapura.Bila
Jasa Telepon Selular
dilihat peranan sektor pertanian, sektor pertambangan
Jasa Air Bersih
dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik dan air minum serta jasa-jasa terlihat mengalami penurunan sejak tahun 2005 hingga 2008.
Sumber : BPS PDRB Kota Jayapura, 2011.
9.38
13.17
4.66
13.71
14.24
9.01
4.13
9.64
9.44
9.18
3.37
9.86
13.64
9.18
4.73
9.38
9.86 Investasi PMDN Investasi PMA Laju Investasi Rp
Rp % 318,140 63,280
9.25 318,140 63,200
10.25 298,94 57,200
13.90 1.954.
929 57,280
210 1,205, 008
0.22 0.23 0,23 0,23 Konsumsi Pemerintah Rp 412,156 534,042 603,39 8 632,54 636,93
13.69
4.99
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, tampak adanya perkembangan perekonomian Kota Jayapura yang ditunjukkan dengan peningkatan PDRB (ADhB dan ADhK). Untuk PDRB (ADhB) pada tahun 2009, menjadi 5.62 trilyun rupiah lebih yang mengalami rata- rata perkembangan selama 5 tahun sebesar 596.44 milyar rupiah atau 50.66 %. Tetapi bila dibandingkan dengan Tahun 2005, maka perkembangannya menjadi 2, 98 trilyun atau 224.07%. Sementara itu, untuk PDRB (ADhK2000) mengalami rata-rata perkembangan selama 5 tahun terakhir sebesar 177,76 milyar rupiah atau 15.10 %, di mana pada tahun 2009 dicapai PDRB (ADhK) sebesar 2,60 trilyun rupiah lebih dan pada tahun 2005 hanya sebesar 1,71 trilyun rupiah. Dibanding tahun 2005, maka perkembangannya pada tahun 2009 menjadi 888, 81 milyar rupiah lebih (75.50 %).
12.76 2,171,2 51.17 184.43 12.38 2,367,
Tabel 4.11.
Perkembangan Perekonomian Makro Kota Jayapura, 2006-2010. Sat Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB (ADH Berlaku) Perkembangan Laju Pertumbuhan Rp
% % 3,249,6
58.36 276.03 23.19 4,026,2
07.22 341.99 23.90 5,000,
476.33 424.74 24.20 5,620,
211.29 477.38 18.01 8,010,
377.38 640.80
17.51 PDRB (Konstan) Perkembangan Laju Pertumbuhan Rp
% % 1,932,1 47,38
164.12
599.32 201.10 9.04 2,602,
12.76
292.20 221.04 9.18 3,369,
972.58 286.23
9.18 PDRB/perkapita (ADhB) Perkembangan Laju Pertumbuhan
Rp % % 15,202,
866.69 224.87 15.47 18,666,
275.9 276.10 22.78 20,617
,390.8 304.96 10.45 2,3199
,567.7 324.34 14.47 31,204
,602,1 461.56
10.89 Laju Pertumbuhan Produk Regional (ADh K 2000) Sektor Primer
Sektor Sekunder Sektor Tersier % % % %
- 2.499.
- Indeks Gini -
a. Pertumbuhan PDRB
Tabel 4.12. Nilai Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Harga Konstan Kota Jayapura Tahun 2007 – 2010 (Juta Rupiah)SEKTOR 2007 2008 2009 2010 Pertanian 184,146 193,795 203,038 219,044 Pertmbangan Dan Penggalian 13,684 15,442 16,652 18,058 Industri Pengolahan 101,455 107,501 115,110 124,102 Listrik Dan Air Minum 18,707 19,190 20,089 20,897 Bangunan 441,234 518,918 615,721 738,775 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 360,397 394,665 438,648 485,563 Pengangkutan Dan Komunikasi 401,691 458,597 525,115 606,791 Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 242,087 281,118 466,044 332,724 Jasa-Jasa 423,915 539,766 721,804 823,766
Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011 Tabel 4.13.Nilai dan Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Harga Berlaku Kota Jayapura Tahun 2007 – 2010 (juta rupiah)
SEKTOR 2007 2008 2009 2010 Pertanian 263,835 286,304 310,907 341,400 Pertmbangan Dan Penggalian 23,358 28,182 32,336 37,523 Industri Pengolahan 173,874 195,444 220,810 251,620 Listrik Dan Air Minum 26,217 27,536 29,045 30,764 Bangunan 717,603 952,148 1,322,98 1,897,78 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 804,624 995,804 1,209,69 1,452,31 Pengangkutan Dan Komunikasi 867,252 1,047,37 1,256,54 1,552,47 Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 446,439 594,264 1,046,67 765,959 Jasa-Jasa 692,488 998,359 1,387,47 1,710,54
Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sebesar 7,93 persen, dimana sektor bangunan merupakan sektor mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 19,99 persen, hal ini disebabkan potensi Kota Jayapura sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan yang semakin meningkat menuntut adanya peningkatan pembangunan, sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertum- buhan 15,55 persen menempati urutan kedua yang mengalami pertumbuhan terbesar. Perumbuhan negatif dialami sektor ke-uangan persewaan dan jasa perusahaan sebesar -28,61 persen hal ini dikarenakan adanya penurunan nilai tambahan pada subsektor bank sebesar 44,33 persen. Secara series selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai tren yang cukup baik karena pertumbuhannya selalu meningkat walaupun tidak terlalu tinggi sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pertumbuhannya sangat fluktuatif.Dengan demikian, sektor bangunan dan pengangkutan, komunikasi sangat mendominasi struktur ekonomi Kota Jayapura, disusul sektor jasa, perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor-sektor lainnya.
Sementara pertumbuhan ekonomi terhadap harga berlaku Kota Jayapura yang berasal dari sektor bangunan 3,94 persen atau sebesar 1.897,785,195,19. Setelah itu yang kedua sektor jasa- jasa 3,27 persen atau sebesar 1.710,540,90 selanjutnya adalah sektor Pengankutan dan komunikasi 2,62 persen, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air minum serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor dengan sumbangan terkecil masing –masing sebesar 0,05 persen 0,03 persen dan -4,27 persen.
Nilai kontribusi dari masing – masing sektor tahun 2010 mengalami kenaikan dibanding tahun 2009 hal ini dipengaruhi iklim perekonomian di Kota Jayapura cukup baik dan tingkat produktifitas penduduk dalam menghasilkan barang dan jasa cukup tinggi dan berkualitas sasaran ini perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan agar kesejahtraan masyarakat meningkat, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 17,51 persen namun pertumbuhan itu tidak bisa dijadikan jaminan bahwa produktifitas penduduk tahun 2010 lebih besar dibandingkan tahun 2009 karena masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.
Tabel 4.14.Perkembangan Kontribusi Sektor dalamPDRB atas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk)
Kota JayapuraTahun 2007 – 2010SEKTOR 2007 2008 2009 2010 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
Pertanian 8,88 4,54 8,52 5,22 8,59 4,77 9,81 7,88
Pertmbangan Dan Penggalian 16,48 6,29 20,65 12,85 14,74 7,84 16,04 8,44
Industri Pengolahan 17,30 6,61 12,41 5,96 12,98 7,08 13,95 7,81
Listrik Dan Air Minum 6,20 4,55 5,03 2,58 5,48 4,69 5,92 4,02
Bangunan 23,77 15,91 32,68 17,61 38,95 18,65 43,45 19,99
Perdagangan, Hotel Dan Restoran 22,04 9,09 23,76 9,51 21,48 11,14 20,06 10,70
Pengangkutan Dan Komunikasi 27,90 13,54 20,77 14,17 19,97 14,50 21,16 15,55
Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 64,03 48,28 33,11 16,12 76,13 65,78 -26,82 -28,61
Jasa-Jasa 10,79 4,44 44,17 32,05 38,98 28,95 23,82 14,13
Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011Secara makro kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat diketahui dari kemanpuan daerah itu sendiri dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan bagi kebutuhan hidup masyarakatnya, yang diindikasikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menggambarkan produksi rill dan pekembangan
Tabel 4.15.Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRBatas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk)Kota JayapuraTahun 2007 – 2010
harga/inflasi karena
2010 2010 SEKTOR Hb Hk
dipengaruhi oleh
Pertanian 9,81 7,88 Pertmbangan Dan Penggalian 16,04 8,44
perubahan jumlah Industri Pengolahan 13,95 7,81
Listrik Dan Air Minum 5,92 4,02 Bangunan 43,45 19,99
produksi dan perubahan
Perdagangan, Hotel Dan Restoran 20,06 10,70 Pengangkutan Dan Komunikasi 21,16 15,55
harga. Perekonomian
Keuangan, sewa dan Jasa Perusahaan -26,82 -28,61 Jasa-Jasa 23,82 14,13
Kota Jayapura
Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011 menunjukkan tren positif, sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 yang cukup berarti baik dari PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan, hal ini terlihat tabel 2.13 gambaran besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah sehingga mencerminkan dan kontribusi dalam perekonomian Kota Jayapura, sektor perekonomian yang menjadi kontributor utama pada tahun 2010 adalah sektor bangunan yang manpu meningkatkan pertumbuhannya walaupun kecil dengan kontribusi sebesar 43,45 di ikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 23,82, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 21,16, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,06, sementara sektor – sektor lain kontribusinya masih relatif kecil terhadap perekonomian Kota Jayapura.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 17,51 persen dari setiap sektor mencerminkan tingkat produktivitas penduduk tahun 2010 lebih besar dibandingkan tahun 2009, dalam menghasilkan barang dan jasa di suatu daerah pada suatu periode, untuk mengetahui pertumbuhan secara rill, maka digunakan PDRB atas dasar harga konstan, secara berturut
- – turut penyumbang terbesar ada pada sektor bangunan 43,45 harga berlaku, 19,99 dari harga konstan, sementara kedua dan seterusnya sektor jasa-jasa, pengangkutan dan perdagangan,hotel dan restoran 20,06 dan harga konstan 10,70.
Tabel 4.16.
Perkembangan Kontribusi SektordalamPDRB atas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota JayapuraTahun 2007 – 2010 SEKTOR 2007 2008 2009 2010
Pertanian 8,88 4,54 8,52 5,22 8,59 4,77 9,81 7,88
Pertmbangan Dan Penggalian 16,48 6,29 20,65 14,74 7,84 16,04 8,44
12,85
Industri Pengolahan 17,30 6,61 12,41 5,96 12,98 7,08 13,95 7,81
Listrik Dan Air Minum 6,20 4,55 5,03 2,58 5,48 4,69 5,92 4,02
Bangunan 23,77 15,91 32,68 17,61 38,95 18,65 43,45 19,99
Perdagangan, Hotel Dan 22,04 9,09 23,76 9,51 21,48 11,14 20,06 10,70
RestoranPengangkutan Dan Komunikasi 27,90 13,54 20,77 14,17 19,97 14,50 21,16 15,55
Keuangan, sewa dan Jasa 64,03 48,28 33,11 16,12 76,13 65,78 -26,82 -28,61
Perush.
Jasa-Jasa 10,79 4,44 44,17 32,05 38,98 28,95 23,82 14,13
Sumber : BPS PDRB Kota Jayapura, 2011
b. Laju Inflasi
Laju inflasi terjadi akibat adanya kenaikan harga barang dan jasa yang ditunjukkan menurut uraian kelompok pengeluaran diantaranya bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olah raga, transportasi dan komunikasi serta dan jasa keuangan. Tahun 2010 inflasi mencapai 4,48 lebih tinggi dari tahun 2009 dikarenakan Kenaikan ini ditunjukkan oleh perubahan indeks pada kelompok tertentu.
Tabel 4.17.Nilai Inflasi Rata- Rata Kota JayapuraTahun 2007 – 2010
Uraian 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata PertumbuhanInflasi Kota 10,35 12,55 1,92 4,48 7,93 Jayapura
Sumber : BPS PDRB Kota Jayapura, 2011
Tabel 4.18
Ringkasan Realisasi APBD 4 tahun terakhir
No ANGGARAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 (a) (b) © (d) (e) (f) (g) (h) A Pendapatan1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 24,500,000,000 27,500,000,000 35,435,500,000 44,000,000,000 56,500,000,000 64,240,000,000
2 Dana Perimbangan (transfer) 393,027,700,000 447,901,489,830 459,934,484,100 432,267,840,000 489,389,339,000 585,308,822,530
3 Lain-lain Pendapatan yang sah 54,451,000,000 89,003,000,000 92,603,145,000 130,194,960,000 127,866,883,000 118,327,004,040 Jumlah Pendapatan
B Belanja
1 Belanja Tidak langsung 219,384,120,494 235,883,541,900 273,097,086,747 328,027,408,187 376,670,161,785 372,965,114,640
2 Belanja Langsung 272,131,494,822 347,683,590,266 339,134,542,609 284,640,165,813 304,086,060,215 394,910,711,930
Jumlah Belanja 491,515,615,316 583,567,132,166 612,231,629,356 612,667,574,000 680,756,222,000 767,875,826,570 Surplus/Defisit Anggaran 19,536,915,316 19,162,642,336 24,258,500,256 6,204,774,000 7,000,000,000Sumber: BPKAD Tabel 4.19
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 4 Tahun Terakhir
No. Subsektor / SKPD 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) A Air Limbah1 Dinas PU 492.800.000 842.540.000
2 Badan Lingkungan Hidup
3 RSU Lasinrang 67.000.000 65.000.000
B Persampahan
1 Dinas KPK 374.000.000 100.000.000 150.990.000 50.000.000
C Drainase
1. Dinas PU 4.590.411.000 5.555.000.000 3.056.699.000 3.349.624.000
2. Bappeda 240.000.000 200.000.000 D Aspek PHBS
1 Dinas Kesehatan 242.380.250 283.900.250 221.330.000 261.961.500
E Total Belanja Modal Sanitasi dari 5.446.791.250 5.938.900.250 4.188.819.000 4.519.125.500 APBD (A s/d D)F Total Belanja Modal Sanitasi dari 5.446.791.250 5.938.900.250 4.188.819.000 4.519.125.500
APBD Murni (Bukan Pendamping)
G Total Belanja APBD 507.361.775.000,00 506.981.969.694 571.591.533.119 727.320.203.139
H Proporsi Belanja Modal Sanitasi1,07% 1,17% 0,73% 0,62% terhadapBelanja Total (F:Gx100%)
I Jumlah Penduduk 340.945 342.118 353.367 358.931
J Belanja Modal Sanitasi per 15.976 17.359 11.854 12.591 Penduduk (E : I)Sumber: BappedaKota Jayapura(diolah Pokja AMPL)
Tabel 4.20 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir.
No SUBSEKTOR / SKPD 2008 2009 2010 2011 2012
(b) © (d) (e) (f) (g) (a) A Air Limbah1 Dinas PU
2 Badan Lingkungan Hidup (BLH) B Persampahan
1 DKPP 1,458,000,000 1,000,000,000 5,712,257,000 2,885,898,000 8,085,328,000 C Drainase
1 Dinas PU 1,815,000,000 525,000,000 1,889,000,000 3,624,779,766
2 Bappeda D Aspek PHBS
Dinas Kesehatan 1 300,000,000 347,490,000 589,510,000 708,550,000 250,000,000
Total Belanja Modal Sanitasi dari E 3,573,000,000 1,347,490,000 6,826,767,000 5,483,448,000 11,960,107,766
APBD (A s/d D) Total Belanja Modal Sanitasi dari F 3,573,000,000 1,347,490,000 6,826,767,000 5,483,448,000 11,960,107,766
APBD murni (bukan pendamping) Total belanja APBD G 238,953,560,000 269,849,588,339 202,950,746,640 208,147,592,622 294,278,227,916
Proporsi Belanja Modal sanitasi H 1.50% 0.50% 3.36% 2.63% 4.06% terhadap Belanja Total (F:Gx100%) Jumlah Penduduk 230,824 236,456 242,225 256,705 271,012
I Belanja Modal Sanitasi per penduduk J 15,479 5,699 28,184 21,361 44,131
(E:I)
Tabel 4.21