Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual dalam Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy - Test Repository
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SPIRITUAL
DALAM NOVEL BIDADARI BERMATA BENING
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh:
Anissatun Niswah NIM. 11114283
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
MOTTO
ًاريِثَك َهَّللا َرَكَذَو َرِخ ْلْا َمْوَ يْلاَو َهَّللا وُجْرَ ي َناَك نَمِّل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ ِهَّللا ِلوُسَر يِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) (Kementerian Agama RI. 2004. Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. Solo:
Abyan)
Terus melangkah walau seberat apapun langkahmu,
pelajari setiap langkah yang kamu lalui,
perbaiki yang buruk, lengkapi yang kurang, dan pertahankan yang baik.
Sertakan do'a orang tuamu dalam langkah hidupmu.
PERSEMBAHAN
1. Teruntuk bapak mamak, Bapak Saifudin dan Ibu Titik Chafidhoh yang selalu di rahmati Allah. Terimakasih atas semua dukungan yang berupa do'a dan materi Semoga Allah selalu memberikan rahmannya kepada bapak dan mamak.
2. Teruntuk adik-adik saya, Sokhibul dan Nailul Izza terimakasih atas dukungannya. Serta terimakasih untuk keluarga besar Mbah Jahuri dan Mbah Muhadi yang telah memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
3. Teruntuk seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga, terukhusus para dosen PAI terimakasih telah membimbing selama kurang lebih empat tahun. Semoga Allah Swt. menghitungnya sebagai amal ibadah bapak ibu dosen.
4. Teruntuk mas Hudi terimakasih atas bantuan dan dukungannya. Semoga Allah Swt. menghitungnya sebagai amal ibadah dan semoga Allah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam semua aktivitas.
5. Teruntuk teman teman Majlis Do'a Mawar Allah dan seluruh keluarga Biro Konsultasi Psikologi Tazkia yang telah memberikan ilmu dan dukungannya.
6. Teruntuk teman-teman sedaerah, IMADISA yang telah menemani saya sejak awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan.
7. Teruntuk teman-teman kantin Kontainer dan Kantin Dharma Wanita, terima kasih telah mengajarkan berbisnis. Semoga Allah memgijabah hajad-hajad kita.
8. Teruntuk teman-teman MGA Squad terimakasih atas dukungan dan motivasinya.
9. Teruntuk teman-teman PAI angkatan 2014, terkhusus kelas H terimakasih telah menjadi teman seperjuangan. Kita saling mengingatkan, menguatkan, dan saling membantu selama 4 tahun terakhir ini. Semoga Allah Swt. memberikan kesuksesan dunia akhirat. Serta selamat berproses dikehidupan yang lebih luas.
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur
alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan
kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual dalam Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan, dan meluangkan waktunya dengan ikhlas untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
6. Bapak dan Ibuku tercinta dan seluruh keluarga yang tidak pernah berhenti memberikan dukungannya.
7. Seluruh teman-teman di Kampus yang telah menemani dan membantu selama penulis belajar di IAIN Salatiga.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga,...........................
Anissatun Niswah NIM. 11114283
ABSTRAK
Niswah, Anissatun. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual dalam Novel Bidadari
Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agamma Islam.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M. Pd.
Kata kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual; Novel; Habiburrahman El Shirazy
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan terdapat dampak positif dan negatifnya. Untuk dampak negatif diantaranya adalah mulai adanya degradasi moral serta disorientasi hidup akibat rendahnya jiwa spiritualitas seseorang. Semua hal diukur melalui materi dan akal. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengupas nilai-nilai pendidikan spiritual. Dalam kesempatan ini, peneliti menggunakan novel sebagai medianya. Sehingga tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan spiritual dalam novel Bidadari
Bermata Bening karya Habiburrahman El Shirazy. Serta relevansinya dalam
pendidikan agama Islam.Untuk menyelesaikan penelitian ini peneliti menggunakan metode metode deskriptif analisis. Peneliti menginterpretasikan nilai-nilai pendidikan spiritual yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata Bening dengan rujukan dari literatur perpustakaan. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yakni mencari data dari berbagai sumber baik yang sifatnya resmi maupun pribadi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan spiritual yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata Bening terdapat 20 nilai. Dimana nilai-nilai tersebut terefleksi dari 99 asmaul husna. Ke-20 nilai tersebut yakni nilai sifat penyayang, amanah, memberi keamanan untuk orang lain, sifat rendah hati, memberi, perintis atau pelopor, sabar dalam kesempitan, syukur kepada Allah Swt., peduli, bijaksana, waspada dan berhati-hati, suka berterima kasih, memelihara kesucian hati, teliti dan cermat, dermawan, motivator, tawakkal, melindungi, khusyuk, team work atau kerja sama. Nilai-nilai tersebut dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pendidikan spiritual tersebut juga sangat relevan dengan pendidikan agama Islam masa kini. Dengan pendidikan spiritual Pendidikan Islam tidak hanya berupa penyampaian materi saja. Namun juga dapat mempraktikkan dengan benar sesuai ajaran Islam, baik itu ajaran yang berhubungan dengan manusia maupun berhubungan dengan Allah Swt. Selain itu diharapkan dengan nilai-nilai pendidikan spiritual, orientasi substansial dan esensial pendidikan dapat berjalan seimbang. Serta peserta didik benar-benar menjadi insan kamil atau insan yang sempurna.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN LOGO ................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... v MOTTO...................................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ................................................................................................. 7 F. Metode Penelitian ............................................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 13 B. Nilai ..................................................................................................................... 15 C. Pendidikan Spiritual
1. Pengertian Pendidikan Spiritual ................................................................... 16
2. God Spot....................................................................................................... 19
3. Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual Refleksi dari 99 Asmaul Husna ............... 20
D. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam........................................................................ 31
2. Tujuan Pendidikan Islam ............................................................................. 32
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam........................................................... 33
E. Novel
1. Pengertian Novel .......................................................................................... 34
2. Unsur-Unsur Intrinsik Novel ....................................................................... 36
3. Macam-Macam Novel ................................................................................. 43
F. Kritik Karya Sastra ............................................................................................. 44
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL BIDADARI BERMATA BENING A. Profil Novel ......................................................................................................... 48 B. Sinopsis Novel .................................................................................................... 48 C. Unsur Intrinsik Novel ......................................................................................... 52 D. Biografi Penulis .................................................................................................. 72 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual dalam Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy ....................................................................... 77 B. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy Terhadap Pendidikan Islam .......................... 101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................... 106 B. Saran ................................................................................................................... 107 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan juga mengalami
kemajuan yang pesat. Di satu sisi hal ini berdampak positif dalam peradaban umat manusia. Namun di sisi lain, manusia mulai menanggalkan spiritualitas sehingga terjadi krisis spiritualitas yang ditunjukkan dengan degradasi moral serta disorientasi hidup. Semua diukur melalui akal dan ilmu pengetahuan.
Padahal akal manusia terbatas, tidak semua dapat diukur melalui akal. Hal inilah yang menjadikan pentingnya spiritualitas dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Spiritual adalah konsep keseluruhan tentang spirit, berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti napas. Pada saat ini spiritual lebih merujuk keenergi hidup dan kesesuatu dalam diri kita yang bukan fisik termasuk emosi dan karakter. Ini termasuk kualitas vital, seperti energi, semangat, keberanian, dan tekad (Buzan, 2003: xix). Spiritualitas mencakup hal tentang kejiwaan. Keyakinan, motivasi, semangat, integritas, simpati dan empati kepada orang lain merupakan energi yang perlu ditambahkan dalam jiwa intelektualitas manusia.
Sedangkan, spiritual quatient (SQ) atau kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual atau
inteleqtual quatient (IQ) dan kecerdasan emosi atau emotional quatient (EQ) secara efektif (Agustian, 2008:13). Kecerdasan spiritual menjadikan seseorang lebih bernilai dengan keilmuan yang dimiliki. Ia dapat menyelesaikan masalah-masalah atau kekurangan yang ditimbulkan dari keilmuannya. Dengan kecerdasan spiritual para cendekiawan dapat memberi makna spiritual terhadap kemajuan ilmu pengetahuannya serta dalam pemikiran, perilaku dan kegiatan yang dilakukan.
Kecerdasan spiritual dapat meningkatkan keyakinan terhadap agama yang dianut. Dengan demikian dapat menghindarkan diri dari falsafah hidup
positivisme-materialisme dan ekonomi-kapitalistik. Artinya tingkah laku
manusia memiliki kecenderungan memperoleh kekayaan material semaksimal mungkin yang ditempuh melalui jalan manapun (Lestari, 2010:20). Jadi dengan pendidikan spiritual seorang individu tidak hanya mencari keuntungan dunia namun juga keuntungan akhirat dan ketentraman hati. Misalnya seorang siswa berprestasi paham terhadap adab-adab kepada orang tua, maka walaupun dia sudah berprestasi di sekolahnya, dia tetap menaruh hormat kepada orang tuanya.
Di sinilah pendidikan spiritual sangat penting untuk kerukunan dan kedamaian semua pihak. Hal ini juga selaras dengan agama Islam yang merupakan agama yang rahmat dan petunjuk bagi semua makhluk, sesuai dengan firman Allah swt dalam surat al-
Anbiya‟ ayat 107
َنيِمَلاَعْلِّل ًةَمْحَر َّلَِّإ َكاَنْلَسْرَأ اَمَو
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Dengan memberi nilai dan makna pendidikan spiritual baik spiritual keagamaan maupun umum dalam intelektual yang dimiliki akan memberi keseimbangan dalam kebutuhan dan kepentingan lahir dan batin. Seorang individu mempunyai tujuan dan pedoman yang pasti dalam memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi yang serba canggih. Semua informasi mudah didapatkan dengan perkembangan teknologi. Hal ini, menambah sebab akan pentingnya kecerdasan spiritual dalam diri manusia.
Agar terhindar dari dampak negatif teknologi serta tidak dikendalikan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan. Kecerdasan spiritual penting untuk semua kalangan baik itu pemuda maupun orang tua. Khususnya adalah remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Ia harus dibekali dengan kecerdasan spiritual dan agama agar tidak terjerumus dalam arus teknologi.
Pada zaman modern dan serba canggih ini banyak sumber untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan. Seperti buku, novel, internet, medsos, dan masih banyak lagi. Semua yang ada disekeliling dapat dijadikan sumber referensi yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Salah Satu yang menjadi pusat perhatian banyak orang adalah novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang paling diminati banyak orang. Menurut Sudjiman (1984: 53) novel ialah prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan biasanya ditulis dalam bentuk cerita.
Secara umum ada dua novel, umum dan religius. Novel umum bercerita tentang hal umum yang biasa terjadi yang tidak ada kandungan keagamaan didalamnya. Sedangkan novel religius terdapat kandungan ajaran agama yang dapat diambil pelajaran. Novel religius dapat digunakan sebagai media meningkatkan nilai spiritual keagamaan. Selain itu selain mempunyai nilai estetika juga mempuunyai nilai edukatif, sehingga beberapa novel dapat dijadikan bacaan yang mengedukasi pembacanya untuk menerapkan nilai yang dikandung. Salah satunya novel religius yang edukatif adalah novel
Bidadari Bermata Bening .
Novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy terdapat dua tokoh utama. Pertama, seorang remaja muslimah bernama Ayna.
Ayna adalah salah satu santri yang berprestasi di pondok pesantren Kanzul Ulum yang terletak di Candiretno, Magelang. Ia mampu lulus UN dengan nilai terbaik se-Jawa Tengah. Namun disisi lain dari prestasi gemilangnya, Ayna mempunyai latar belakang keluarga yang rumit. Hal tersebut berakibat pada kehidupan Ayna dimasa depan, yang menjadikannya lebih dewasa dan bijaksana dalam menghadapi problematika kehidupan.
Tokoh utama yang kedua bernama Afif. Afif adalah anak ketiga dari Kyai Sobron dan Bu Nyai Nur Fauziyah dari pondok pesantren Kanzul Ulum di Candiretno, Magelang. Afif adalah salah satu Gus dari pondok pesantren dimana Ayna menuntut ilmu. Afif juga salah satu santri dan siswa terbaik di Kazul Ulum. Latar belakang sebagai anak Kyai dan Bu Nyai tidak mejadikannya sombong. Afif tetap rendah hati dan selalu berbakti kepada orang tuanya. Masalah yang dihadapi mengarahkannya kejalan tasawuf. Ia harus memutuskan secara bijak antara kehidupan tasawuf dan baktinya kepada orang tua.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik ingin membedah isi novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy. Sebuah novel yang membicarakan perjalanan hidup seorang remaja muslimah. Aspek yang ingin dibahas adalah nilai pendidikan spiritual dalam novel tersebut. Jadi peneliti mengambil judul “Nilai Nilai Pendidikan Spiritual Dalam Novel
Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy”.
Judul diatas dipilih karena dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy banyak nilai nilai pendidikan spiritual yang dapat dijadikan pelajaran. Terutama spiritual bagi muda mudi muslim yang serat akan pergaulan bebas. Bagaimana seorang remaja menghadapi problem kehidupan dengan bijak dengan tetap mengharap ridho Allah Swt. Bagaimana seharusnya bersikap kepada orang tua, keluarga, guru, dan teman baik yang menunjukkan sikap baik dan buruk.
B. Rumusan Masalah
Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pendidikan spiritual apa saja yang ada dalam novel Bidadari
Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy?
2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan spiritual dalam novel Bidadari
Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy dengan praktik
pendidikan Islam masa kini? C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: a. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan spiritual dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy.
b. Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan spiritual dalam
Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy dengan praktik pendidikan Islam masa kini.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu menambah informasi yang jelas bagi semua pihak, agar memberi beberapa kegunaan yakni sebagai berikut:
a. Secara Teoritis 1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang nilai- nilai pendidikan spiritual dalam novel Bidadari Bermata Bening karya
Habiburrahman El-Shirazy yang dapat diambil pelajaran. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keagamaan Islam yang digunakan sebagai teladan dalam kehidupan muslim dan muslimat. b. Secara Praktis 1) Penelitian ini diharapkan mampu memberi teladan yang konkrit dalam pendidikan spiritual keagamaan melalui penokohan dalam novel
Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy.
2) Penelitian ini diharapkan mampu memberi teladan yang dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari hari sesuai ajaran agama Islam. 3) Penelitian ini diharapkan mampu memberi motivasi dalam menghadapi problematika kehidupan.
E. Penegasan Istilah
1. Nilai Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:783) nilai dapat diartikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik atau disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga referensinya tercermin dalam perilaku, sikap, dan perbuatan-perbuatannya (Maslihah, 2009: 106). Jadi nilai merupakan sesuatu yang abstrak tercermin dalam perilaku nyata yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat.
2. Pendidikan Spiritual Spiritual adalah konsep keseluruhan tentang spirit, berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti napas (Buzan, 2003:xix). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007:1087) spiritual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, atau batin. Jadi, spiritual merujuk pada sesuatu yang bukan fisik seperti energi, semangat, keberanian, ritual, dan tekad.
Nilai-nilai pendidikan spiritual inilah yang memberikan makna pada kehidupan karena sesungguhnya pemaknaan terhadap hidup ini bukan datang dari luar, tetapi dari dalam diri manusia (Nasution, 2009:10). Karena makna tersebut berasal dari dalam diri individu sehingga sifatnya abstrak namun dapat dirasakan secara nyata dalam diri individu. Dalam keilmuan modern dapat disebut dengan kecerdasan spiritual (spiritual quotient ).
Spiritual quotient adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk mendapatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar, 2001:4).
Dapat dikatakan, spiritual quotient adalah kecerdasan untuk memberi makna pada perbuatan dan pikiran dalam kehidupan.
3. Novel Secara etimologis, istilah novel berasal dari kata novellus yang berarti baru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:788) novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekililingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Jadi, novel merupakan bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru.
Sebuah novel memiliki unsur-unsur data teks yang perlu dianalisis kebenarannya. Analisis tersebut berkaitan dengan kesesuaian antara latar dalam cerita dengan latar pada kehidupan nyata (Utami, 2014: 425). Sehingga pembaca dapat mengetahui pesan yang tersurat dan tersirat dalam novel serta dapat memberi pengaruh yang baik bagi pembaca.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kepustakaan (library reasearch) dengan metode deskriptif analisis.
Penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian (Zed, 2004:3). Penelitian kepustakaan memanfaatkan sumber sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian.
Peneliti menginterpretasikan nilai pendidikan spiritual yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata Bening dengan rujukan dari literatur perpustakaan. Terdapat Berbagai macam koleksi perpustakaan yang dapat digunakan sumber penelitian, yang dalam penelitian kepustakaan biasa disebut alat bantu bibliografi (Zed, 2004:10). Alat bantu bibliografi meliputi buku-buku referensi, bibliografi buku-buku teks, jurnal ilmiah, dokumen, manuskrip, dan sumber-sumber lain.
2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode wawancara. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari sumber-sumber baik dari dokumen pribadi maupun dokumen resmi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumen pribadi berupa biografi penulis sedangkan dokumen resmi dapat berupa buku, jurnal, dan sumber tertulis lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
Menurut Moleong (2009:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang menjawab pertanyaan itu. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Maslikhah, 2013:321). Wawancara dilakukan peneliti dengan penulis novel, Habiburrahman El-Shirazy, untuk menggali lebih mendalam mengenai novel Bidadari Bermata Bening. Hasil wawancara tersebut akan menjadi bahan atau informasi untuk membantu analisi peneliti.
3. Sumber Data Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni:
a. Sumber data primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpukan oleh peneliti dari objek penelitian (Mahmud, 2011:152).
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Syirazy.
b. Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang menurut peneliti dapat menunjang data pokok (Mahmud, 2011:152). Selain sumber data primer, penelitian ini juga membutuhkan sumber data sekunder seperti buku-buku ilmiah, jurnal dan media cetak lainnya guna menganalisis nilai-nilai pendidikan spiritual yang terdapat pada novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Syirazy.
4. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis). Metode analisis isi menurut Smith merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari tubuh materi (teks) secara sistematis dan objektif dengan mengidentifikasi karakteristik tertentu dari suatu materi (Martono, 2011: 86). Dalam analisis isi ini berupaya mengungkap berbagai informasi dibalik data yang disajikan di dalam teks.
Karakteristik yang ingin dicari dalam penelitian ini yakni nilai- nilai pendidikan spiritual yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata
Bening karya Habiburrahman El-Syirazy dengan cara menginterpretasikannya melalui referensi-referensi lain yang mendukung. Dengan metode analisis isi akan membantu dalam mencari teks-teks yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan spiritual.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada skripsi merupakan garis besar dalam penyusunan skripsi yang dapat mempermudah jalan pikiran pembaca dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi. Dalam sistematika penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dijelaskan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA Bab II merupakan uraian tentang teori-teori yang mendukung dengan judul skripsi, berupa teori tentang nilai pendidikan spiritual, pendidikan agama Islam, dan teori tentang novel.
BAB III: BIOGRAFI NOVEL Bab III merupakan uraian tentang gambaran umum dari novel Bidadari Bermata Bening serta biografi pengarang novel yakni Habiburrahman El-Syirazy. BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV merupakan analisis nilai-nilai pendidikan spiritual yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata Bening karya
Habiburrahman El-Syirazy serta relevansinya terhadap praktik pendidikan Islam.
BAB V: PENUTUP Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran- saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Kasih Sayang dalam Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia yang ditulis oleh Rizki Septianingtyas(2017). Inti dari skripsi tersebut adalah adanya nilai-nilai kasih sayang dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia. Nilai-nilai tersebut terdiri dari nilai kasih sayang kepada Allah swt, nilai kasih sayang kepada diri sendiri, nilai kasih sayang kepada keluarga, dan nilai kasih sayang kepada keluarga dan masyarakat. Nilai kasih sayang tersebut termasuk dalam nilai spiritual yang akan meningkatkan kepribadian seseorang.
Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Spiritual dalam Novel Syahadat
Cinta Karya Taufiqurrahman al-Azizy yang ditulis oleh Dita Indi Nur
Otapiyani (2016). Inti dari skripsi tersebut adalah nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam novel Syahadat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy diantaranya nilai kepedulian, tenggang rasa, kesabaran, kejujuran, kedamaian, integritas, rasa syukur, keadilan, keberanian, amal, rasa percaya, kesederhanaan, kedamaian, tanggung jawab, kemurnian hati, ketekunan, dan cinta. Nilai-nilai spiritual tersebut dapat diimplementaikan sebagai kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia menjadi insan kamil.
Jurnal yang berjudul Novel Rumah Tanpa Jendela (Kajian Sosiologi
Sastra, Resepsi Pembaca, dan Nilai Pendidikan) karya Herlina, Herman J,
Waluyo, dan Nugreheni Eko (2013). Analisis dari jurnal tersebut mengambil tiga tema yakni sosiologi sastra, resepsi pembaca, dan nilai pendidikannya. Pada kajian sosiologi sastra, penulis menganalisis pengaruh latar belakang sosial budaya pengarang novel dengan proses pembuatan novel. Setelah diteliti dan di analisis latar belakang sosial budaya pengarang mempengaruhi isi novel. Sehingga kehidupan pengarang tercermin dalam novel.
Pada jurnal di atas, sub kajian resepsi pembaca mengatakan bahwa resepsi atau tanggapan pembaca dinilai positif. Novel dapat menyadarkan pembaca agar lebih peka terhadap orang di sekitarnya. Untuk kajian nilai pendidikan pada novel Rumah Tanpa Jendela ditemukan beberapa nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yakni nilai pendidikan agama atau religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan adat istiadat, dan nilai pendidikan moral.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat persamaan dan perbedaan dari ketiga karya ilmiah tersebut dengan skripsi yang akan ditulis peneliti yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual dalam Novel Bidadari bermata
Bening Karya Habiburraahman El-Shirazy. Persamaannya yakni sama-sama
penelitian dengan jenis library reasearch atau penelitian kepustakaan dengan membedah salah satu karya sastra. Serta ketiganya membedah novel yang serat akan makna dan ibrah yang dapat diambil pelajaran.
Perbedaannya adalah jika dari uraian skripsi pertama mempunyai perbedaan dalam aspek yang akan diteliti serta jenis buku yang akan diteliti.
Pada skripsi kedua perbedaannya ada pada jenis buku yang diteliti. Kemudian yang ketiga, perbedaannya berupa aspek kajian yang akan diteliti. Jika pada jurnal tersebut aspek kajian nilai pendidikan lebih luas sedangkan yang akan jadi kajian pada skripsi yang akan di tulis lebih difokuskan pada nilai pendidikan spiritual.
Dengan perbedaan mendasar tersebut, akan ditemukan nilai-nilai pendidikan spiritual yang berbeda sesuai dengan isi dan penekanan karakter dalam novel yang diteliti, yang nantinya dapat diimplementasikan sebagai motivasi dan intropeksi diri baik peneliti maupun pembaca. Diharapkan dengan adanya analisis novel Bidadari Bermata Bening ini pembaca novel tidak hanya sekedar membacanya, namun juga dapat mengambil pelajaran dari isi kandungan novel Bidadari Bermata Bening.
B. Nilai
Nilai atau value adalah panduan-panduan untuk bertindak atau bersikap yang berasal dari diri kita sendiri (Buzan, 2003:22). Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi hal tersebut menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat (Mahmud, 2015:87). Dengan adanya nilai-nilai yang berlaku, perilaku-perilaku manusia dapat terarah dengan baik. Seorang individu tidak dapat bertindak sesuka hati, namun harus memperhatikan nilai yang berlaku dimasyarakat.
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik atau disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga referensinya tercermin dalam perilaku, sikap, dan perbuatan-perbuatannya (Maslihah, 2009: 106). Nilai dijadikan rujukan untuk mengukur perbuatan yang baik dan yang buruk. Nilai bermanfaat dalam stabilitas kehidupan dalam masyarakat. Jadi nilai adalah suatu pedoman yang menurut sekelompok masyarakat dianggap baik yang menjadi acuan dalam sikap atau perilaku dalam masyarakat.
Secara harfiah, pendidikan spiritual terdiri dari dua suku kata, pendidikan dan spiritual. Penjelasan tentang pendidikan banyak diberikan oleh para pakar, dengan statement yang sesuai dengan sudut pandangnya.
a. UUD Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan, yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Menurut Ahmad D. Marimba yang di kutip oleh Abuddin Nata mengatakan pendidikan (1997:49) adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menjadi terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).
c. Menurut Djumransjah (2004:22) pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Dapat disimpulkan kegunaan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia agar menjadi pribadi dengan baik. Dengan pendidikan manusia dapat memiliki ilmu yang akan mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
Seperti firman Allah dalam al- Qur‟an surat al-Mujadillah ayat 11
ْمُكَل ُهَّللا ِحَسْفَ ي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا ي ِف اوُحَّسَفَ ت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُهَّللا ِعَفْرَ ي اوُزُشناَف اوُزُشنا َليِق اَذِإَو ٌريِبَخ َنوُلَمْعَ ت اَمِب ُهَّللاَو
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Proses dalam pendidikan merupakan proses mentransfer nilai dan pengetahuan dari pendidik ke peserta didik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Menurut Hasan Langgulung (1985:3) proses pemindahan atau pentransferan dalam pendidikan berlangsung dengan 3 cara. Pertama melalui pengajaran. Dalam pengajaran berarti terjadi pemindahan pengetahun atau knowledge. Pengajaran ini dalam arti luas dapat terjadi di berbagai tempat, tidak hanya di bangku sekolah saja.
Kedua, pemindahan melalui latihan. Latihan merupakan seseorang yang membiasakan diri untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga ia akan terbiasa dengan pekerjaan tersebut. Ketiga melalui indoktrinasi. Yakni proses yang melibatkan seseorang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan orang lain. Dengan demikian, manusia sangat membutuhkan pendidikan baik secara formal maupun non-formal untuk mengembangkan potensi dan bakatnya agar lebih berguna untuk dirinya, keluarga, dan masyarakat.
Kata spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti napas (Buzan, 2003:xix). Spiritual Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1087) spiritual adalah suatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, atau batin. Dengan demikian, spiritual berkaitan dengan sesuatu yang bukan fisik seperti kejiwaan dan rohani, akan tetapi mempunyai pengaruh besar dalam membentuk kepribadian manusia. Hal ini sesuai dengan yang tulis Danah Zohar dalam bukunya SQ (2001:4) bahwa dalam kamus Webster mendefinisikan ruh se bagai “prinsip yang menghidupkan atau vital; hal yang memberi kehidupan pada orgasme fisik dan bukan pada unsur materinya; napas kehidupan.
Secara implisit, spiritual sepadan dengan kecerdasan spiritual atau
spiritual quotient (SQ). Kecerdasan spiritual atau spiritual quatient (SQ)
adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual atau inteleqtual quatient (IQ) dan kecerdasan emosi atau
emotional quatient (EQ) secara efektif (Agustian, 2008:13). Ketiga aspek
kecerdasan diatas saling mendukung dan bekerja sama tetapi bekerja pada wilayahnya sendiri-sendiri.
SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya (Zohar, 2001:4). SQ mendorong manusia untuk berpikir kritis dan lebih mendalam dengan masalah yang dihadapi. Dengan hal tersebut akan tersingkap makna- makna lain yang pada dasarnya mengandung suatu kebaikan. Inilah yang diharapkan SQ, dapat memberikan energi positif sehingga kejadian yang terlihat sulit menjadi lebih mudah.
2. God Spot
God spot
atau bisa disebut dengan “Titik Tuhan” merupakan tanda munculnya spiritual pada manusia. Menurut penemuan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal, god spot ada di dalam otak manusia. Pengalaman spiritual dikaitkan dengan adanya peningkatan aktivitas pada lobus temporal yang merupakan bagian dari otak (Zohar, 2001: 95). Peningkatan aktivitas lobus mengakibatkan seseorang mengalami kejadian di luar kesadaran
temporal dan kenyataan seperti pengalaman spiritual.
Orang yang mempunyai SQ tinggi kemungkinan besar mempunyai aktivitas tinggi pada “Titik Tuhan”. Akan tetapi tingginya aktivitas “Titik Tuhan” pada lobus temporal atau pada skizotipy tidak menjamin SQ tinggi. Untuk mencapai SQ tinggi dibutuhkan integrasi seluruh bagian otak, seluruh aspek diri, dan seluruh segi kehidupan (Zohar, 2001:96).
Pencapaian pada “Titik Tuhan” juga harus melalui proses tidak serta merta manusia dapat memahami Titik Tuhan ini, pengalaman dan wawasan yang berkaitan tentang spiritual turut mendukung eksistensi Titik Tuhan.
Menurut Ari Ginanjar Agustian dalam bukunya Emotional
Spiritual Quatient (2001:86), istilah god spot berasal dari suara hati
spiritual. Suara hati manusia adalah kunci spiritual karena ia adalah pancaran sifat-sifat Illahi. Keinginan diperlakukan adil, keinginan hidup sejahtera, keinginan mengasihi dan dikasihi, adalah sifat-sifat dari Allah. Dalam Islam, sifat-sifat Allah terangkum dalam 99 Asmaul Husna yang sebagian besar diimplikasikan kepada manusia disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.
Suara hati ini yang apabila disadari dan diikuti akan membawa kepada kebaikan yang hakiki. Pemecahan masalah secara bijak dan pemenuhan makna yang mendalam mengenai kehidupan akan didapatkan dengan suara hati. Suara hati tersebut merupakan keinginan Allah yang ditiupkan pada hati manusia bersamaan dengan ditiupkannya ruh pada penciptaan manusia (Agustian, 2001:86). Ini dibuktikan dengan Anggukan Universal, dimana semua manusia setuju dan mengangguk pada kebaikan.
3. Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual Refleksi dari 99 Asmaul Husna
Asmaul husna secara harfiah berasal dari bahasa Arab yang terdiri
dari dua kata yakni asma dan husna. Asma merupakan jamak dari ism yang berarti nama-nama. Sedangkan kata husna adalah bentuk muannats dari kata ahsan yang artinya terbaik. Jadi asmaul husna mempunyai arti nama- nama terbaik. Secara istilah asmaul husna adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifat-sifat Allah Swt. (Nasution, 2009:81). Nama-nama terbaik tersebut menunjukkan keagungan dan kemuliaan Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta. Serta menunjukkan bahwa hanya Allah lah yang wajib dan pantas untuk disembah oleh semua makhluk.
A smaul husna hanya ada pada Allah Swt., tidak ada pada makhluk.
Sedangkan usaha yang dilakukan manusia adalah mendekati atau menyerupai sifa-sifat Allah itu secara manusiawi (kodrati) (Nasution, 2009:81). Memang asmaul husna hanya berhak dimiliki oleh Allah Swt. Tuhan semesta alam. Namun, manusia diberi hak untuk meniru sifat-sifat Allah tersebut sesuai dengan kodrat manusia. Usaha mencontoh sifat tersebut merupakan bentuk penghambaan manusia kepada Allah. Hal ini sama seperti umat Nabi Muhammad yang mencontoh suri tauladan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul panutan manusia.