PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI

  PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA’ARIF TIRTO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : SOPIYA NUROHMAH NIM 115 13 046 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil.

  Kita baru yakin saat kita telah berhasil melakukannya.

  (Evelyn Underhill) PERSEMBAHAN

  Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Ibu Sukaenah dan Bapak Suparjan tercinta yang senantiasa mendo’akan, membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang dari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

  2. Kakak-kakakku Liana Wafiroh, Nur Isnaini, adikku Risa Novita Sari dan keluarga besar Mbah Ngarpan dan Mbah Jamari yang selalu memberikan nasehat, pelajaran hidup yang berharga bagiku serta mendo’akan dan memberi dukungan terbaik.

  3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya.

  4. Sahabat-sahabatku tercinta Ama, Olip, Masruroh, uyun, Istriyani, kamar c47, c23, c24 yang berjuang bersama dari awal sampai lulus kuliah.

  5. Seseorang yang menjadi do’a dan harapanku Budi Ahmad Ansory yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

  Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi 7. Teman-teman PPL dan KKN yang telah memberikan semangat, pengalaman, dan ilmu, serta waktu kebersamaan yang selalu aku rindukan.

  

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا الله مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE

  NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I

  MI MA’ARIF TIRTO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Dosen pembimbing akademik IAIN Salatiga.

  Ibu Peni Susapti,M.Si. M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga 4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi 5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi

  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga).

  6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda, amin. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Nurohmah, Sopiya. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi

  Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non- Example Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

  2017/2018 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata Kunci: Hasil Belajar dan Example Non-Example

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran

  

example non-example dapat mengingkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi

  menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan

  Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2017. Subjek penelitian ini guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag yang terdiri dari 31 siswa.

  Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

  Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, sebelum menggunakan model pembelajaran example non-example hanya 32% atau 10 siswa yang tuntas, sedangkan 67% atau 21 siswa yang belum tuntas. Setelah menggunakan model pembelajaran example non-example dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I diperoleh data 61% atau 19 siswa yang tuntas dan 39% atau 12 siswa belum tuntas, jika dilihat peningkatannya sebesar 29%. Setelah dilakukan refleksi siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran example non-example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I

  MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.

  HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN BERLOGO....................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI..... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi KATA PENGANTAR......................................................................................... viii ABSTRAK........................................................................................................... xi DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6 D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan............................................... 6 E. Manfaat Penelitian............................................................................ 7 F. Definisi Operasional......................................................................... 8 G. Metodologi Penelitian...................................................................... 10 H. Sitematika Penulisan........................................................................ 17

  A. Hasil Belajar.................................................................................. 19 B. Bahasa Indonesia........................................................................... 21 C. Menulis Karangan ........................................................................ 25 D. Model Pembelajaran Example Non-Example............................... 29

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian......................................................................... 33 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.................................................... 39 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.................................................. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 51 B. Pembahasan................................................................................ 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 66 B. Saran............................................................................................ 66 Daftar Pustaka Lampiran

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Tirto Grabag ................................................ 34Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma’arif Tirto Grabag................................................. 35Tabel 3.3 Nama- nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag ......................... 35Tabel 3.4 Sarana

  Prasarana MI Ma’arif Tirto Grabag ........................................... 37

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa ..................................................... 51Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 54Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II................................................................. 57Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ..................................................... 60Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I ............................................................................. 61Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II ............................................................................ 62Tabel 4.7 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus ............................... 62

  1.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK..................................................... 12

  4.1 Rata- rata Hasil Belajar……………………………………………………….64

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Lampiran 4 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus II Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Lampiran 6 Dokumentasi Siklus I Lampiran 7 Dokumentasi Siklus II Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

  Siklus I Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru dalam pelaksanaan Pembelajaran

  Siklus II Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 14 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 15 Lembar Konsultasi Lampiran 16 Lembar SKK Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup Penulis

PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang Masalah

  Di era globalisasi ini pendidikan berperan penting dalam kehidupan, pendidikan tidak diperlukan hanya untuk kalangan anak

  • –anak, akan tetapi juga dibutuhkan untuk kalangan orang dewasa. Dalam proses pendidikan juga dibutuhkan seorang pendidik yang dapat menuntun atau mengarahkan dalam kegiatan belajar. Namun pendidikan di Indonesia masih memiliki kendala diantaranya adalah kualitas guru yang dinilai masih kurang karena baik buruk kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar kualitas guru.

  Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap sebagai komponen paling penting karena yang mampu memahami, mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru juga yang berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid (Nurdin, 2008 : 17).

  Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2001:1). tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa (Silaba, 2003: 3).

  Jadi pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk setiap orang, karena pendidikan mampu menjadi pilar untuk penerus generasi bangsa. Dengan pendidikan pula seseorang dapat dipandang terhormat, mampu bersikap sesuai norma-norma yang berlaku, serta menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keterampilan dan kreativitas peserta didik agar berguna di masyarakatnya.

  Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, setiap individu harus melakukan interaksi dan komunikasi dengan individu lainnya untuk menyampaikan maksud dan tujuannya. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana, atau media.

  Alat yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi adalah bahasa. Setiap orang menyadari bahwa interaksi dan semua kegiatan dalam masayarakat tidak dapat berjalan lancar tanpa bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam pembelajaran bahasa tidak ditujukan hanya untuk mengajarkan tentang pengetahuan bahasa, tetapi lebih berbahasa secara baik dan benar baik lisan maupun tertulis dalam rangka melaksanakan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya (Fitriani, 2013:1).

  Bahasa merupakan pengetahuan dasar bagi manusia, maka dari itu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sangatlah penting, baik untuk alat komunikasi, alat untuk mengepresikan perasaan, ataupun untuk memahami pelajaran

  • –pelajaran yang ada di pendidikan formal dan nonformal, berhasil atau tidaknya peserta didik dalam memahami pelajaran- pelajaran yang ada di sekolah itu juga tergantung dari pengetahuan bahasa atau penguasaan bahasanya. Untuk pembelajaran keterampilan berbahasa tingkat sekolah dasar yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut pada dasarnya adalah satu kesatuan.

  Pengembangan keterampilan menulis merupakan salah satu komponen penting dalam keterampilan berbahasa. Menulis selalu ditulis di akhir setelah menyimak, berbicara dan membaca, meskipun menulis selalu ditulis paling akhir bukan berarti menulis tidak penting, menulis juga sama penting dengan komponen keterampilan berbahasa yang lainnya.

  Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai begitu saja dengan sendirinya, melainkan dengan proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran yang panjang siswa dapat menumbuh kembangkan tradisi menulis dengan baik. semaksimal yang diharapkan, ini bisa dilihat dari proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru, banyak pula guru yang mengalami kesulitan diantaranya adalah menentukan kegiatan pembelajaran yang menarik. Akibatnya siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai indikator yang ingin dicapai, dilihat dari nilai evaluasi masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah yaitu sebesar 65.

  Di kelas III MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten

  Magelang pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang lumayan digemari oleh para siswa, tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas masih sering ditemukan kendala dalam menangkap pelajaran, hal itu dikarenakan pembelajaran Bahasa Indonesia disampaikan dengan cara yang kurang menarik.

  Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, serta tidak adanya media pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran. Sehingga siswa yang sebelumnya berantusias dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi kurang semangat. Sedangkan dari siswanya sendiri, permasalahan yang dihadapi ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah saat siswa diminta untuk menulis karangan, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan. Karena tidak adanya kreativitas guru untuk menggunakan media dan metode yang tepat untuk menyampaikan materi menulis karangan. Akibatnya siswa menjadi bosan dan kebingungan ketika guru meminta siswa untuk menulis karangan. perhatian siswa, sumber belajar hanya berasal buku paket, dan pembelajaran hanya dikemas dalam sebuah ceramah. Dan hal itu juga berpengaruh dengan hasil belajar siswa yang kurang baik.

  Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada 20 Juli 2017 di MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang pada siswa kelas III, hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan masih kurang. Dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65, ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya sekitar 32%.

  Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam memilih metode dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan media dan metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman siswa.

  Berdasarkan latar belakang yang telah telah dipaparkan, peneliti akan melaksanakan tindakan kelas di MI Ma’arif Tirto Grabag Magelang dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran

  example non-example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

  materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto,

  Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran example non-example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1.

  Hipotesis Tindakan Menurut Soehartono (2004: 36) hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan yang mengemukakan hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.

  Berdasarkan paparan di atas maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran example non-

  example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi

  Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Penerapan model pembelajaran example non-example dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan peneliti adalah : a.

  Secara Individu Siswa dapat mencapai nilai 65 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan dari sekolah pada materi menulis karangan.

  b.

  Nilai Klasikal Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai 65.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak serta dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manfaat yang ingin dicapai yaitu :

1. Manfaat teoritis

  Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif dan inovatif lebih diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis karangan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Manfaat Praktis a.

  Bagi Guru Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan guru mengenai variasi model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  b.

  Bagi siswa Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran example non-example siswa dapat menuangkan ide, gagasan, serta meningkatkan kemampuan berbahasa dan menulis karangan siswa.

  c.

  Bagi sekolah atau lembaga Dapat menjadikan masukan dalam meningkatkan kualitas madrasah dan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

F. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul skripsi di atas, maka peneliti akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa

  Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. menetapkan tujuan

  • –tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional (Susanto, 2013: 5).

  2. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasioanal yang digunakan di seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009, bab I ketentuan umum pasal I ayat 2) (Wintala, 2015: 5).

  3. Menulis Karangan Menulis Karangan adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat dan paragaf, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang utuh (Dalman, 2012: 86).

  4. Model Pembelajaran Example Non-Example Model pembelajaran ini merupakan sebuah langkah untuk mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep. Adapun strategi yang bisa digunakan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example (contoh akan sesuatu materi yang sedang dibahas) dan non-example (contoh dari sesuatu materi yang tidak sedang dibahas), dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada (Kurniasih, 2015 : 32).

   Metodologi Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang peneliti ambil adalah Penelitian

  Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2013:17).

  Pengertian lain PTK adalah penelitian di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran di kelas agar siswa juga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma’arif Tirto,

  Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Alasan mengambil subjek kelas III dikarenakan memang materi menulis karangan bermula di kelas

  III.

  Dan mengambil di MI Ma’arif Tirto Grabag karena peneliti sudah melakukan wawancara kepada guru kelas III mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan.

  3. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Tirto, tepatnya di Desa

  Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Petunjuknya dari pasar Grabag lurus kemudian belok kanan lurus sampai menemukan pertigaan arah Sunan Geseng kemudian lurus sampai menemukan MI yang berada di kiri jalan. Langkah–langkah Penelitian Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan PTK seperti yang di kemukakan oleh Arikunto, yaitu : a.

  Perencanaan. Langkah pertama dalam melaksanakan PTK adalah perencanaan. Pada tahap ini meliputi kegiatan : 1)

  Mengidentifikasi masalah 2)

  Analisis penyebab masalah dan merumuskannya 3)

  Ide untuk memecahkan masalah b. Pelaksanaan. Langkah ke–2 dalam melaksanakan PTK adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan dari apa yang direncanakan untuk bertindak dalam kelas.

  c.

  Pengamatan. Langkah ke–3 dalam melaksanakan PTK adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pengamatan ini dilakukan pada waktu tindakan itu sedang berlangsung, sehingga pengamatan dan tindakan ini berlangsung pada waktu yang sama dan tidak dapat dipisahkan.

  d.

  Refleksi. Langkah ke–4 dalam melaksanakan PTK adalah refleksi, langkah ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan, dengan tujuan agar refleksi ini dapat menjadi pertimbangan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.

  Berikut adalah gambaran dari keempat langkah tersebut: Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian, adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a.

  Perencanaan Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Kegiatan yang dilakukan adalah:

  1) Menyiapkan materi Bahasa Indonesia tentang menulis karangan

  2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok bahasan menulis karangan dengan menggunakan model pembelajaran example non-example

  Perencanaan Pelaksanaan

  SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

  Pelaksanaan

  Pengamatan Refleksi

  ? Refleksi Menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan dan media pembelajaran berupa gambar 4)

  Mengembangkan pedoman atau instrument yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan ndicator keberhasilan b.

  Pelaksanaan Pelaksanaannya adalah menerapkan model pembelajaran

  example non-example dengan melaksanakan pembelajaran sesuai

  dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

  c.

  Pengamatan Pengamatannya yaitu mengamati semua peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegiatan siswa yang melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh konsentrasi dan mengamati gambar yang sudah tertempel di papan tulis dengan teliti dan juga kritis. Untuk memaksimalkan pengamatan guru memberikan umpan balik terhadap apa yang telah diajarkan atau diterangkan dengan beberapa pertanyaan sehingga guru mengetahui siapa yang memperhatikan dan siapa yang tidak memperhatikan. Dengan adanya umpan balik pula untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran, dari kekurangan itu guru akan dapat memperbaiki di siklus berikutnya.

  Refleksi Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran example non-example. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II dan seterusnya.

5. Instrumen Penelitian a.

  Pedoman atau lembar pengamatan Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dan guru peneliti dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan di kelas. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang mendreskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran example non- example.

  b.

  Soal evaluasi Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi yang digunakan adalah soal tes tertulis, untuk mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses menulis karangan sesuai dengan gambar tersebut.

  c.

  Dokumentasi Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto

  • –foto atau gambar.

6. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Observasi

  • – Observasi digunakan peneliti untuk mengamati karakter dan data data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

  b.

  Tes formatif Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan kepahaman siswa dalam pembelajaran.

  Dokumentasi Dokumentasi diperlukan untuk merekam semua kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto, nilai, soal dan materi.

7. Analisis Data

  Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya brdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

  a.

  Penilaian rata–rata Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata –rata. Penilaian rata–rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut : X = Dengan : ∑X = jumlah nilai keseluruhan siswa

  = jumlah siswa ∑N X = nilai rata

  • – rata

  b. Penelitian untuk ketuntasan belajar Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

  P = X 100 %

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika di sini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut : 1.

  Bagian Awal Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan dan kesedian publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti a.

Bab I : Pendahuluan Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah,

  (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5) manfaat penelitian, (6) definisi operasional dan (7) metodologi penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk mengetahui tentang apa, mengapa, dan bagaimana penelitian dilakukan.

  b.

  Bab II : Kajian Teori Bab Kajian Teori mencakup hal –hal yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2) pembelajaran example non-example.

  c.

  Bab III : Pelaksanaan Penelitian Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) subjek penelitian, (2) deskripsi pelaksaan penelitian siklus I, (3) deskripsi pelaksaan penelitian siklus II.

  d.

  Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan penelitian dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.

  e.

Bab V : Penutup Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

  Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran

  • –lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar Hasil belajar yaitu perubahan

  • –perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

2. Macam–macam hasil belajar

  Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : a.

  Pemahaman konsep Pemahaman menurut Bloom (1979:89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. b.

  Keterampilan proses Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

  Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap –sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

  c.

  Sikap Menurut Lange dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum, tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu : komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 6).

B. Bahasa Indonesia 1.

  Pengertian Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan

  Negara. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan, karena bahasa Indonesia dapat dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah). Sehingga dengan bahasa Indonesia, spirit nasionalisme dari seluruh warga Indonesia senantiasa terjaga (Wintala, 2015:5).

  Selain itu juga bahasa Indonesia juga disebut bahasa resmi Negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi, kedudukan bahasa Indonesia tentu saja berbeda dengan bahasa lain yang ada di Indonesia. Walau Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah, namun hanya memiliki satu bahasa resmi yakni bahasa Indonesia (Kurniasari, 2014: 7).

2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

  Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan terpencil dan jauh dari sentuhan pendidikan formal cenderung menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah). Bahkan sebagian besar dari masyarakat itu tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dikarenakan di sekolah. Mereka juga tidak pernah bergaul dengan orang

  • –orang dari kota besar yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa ibu.

  Bahasa Indonesia hampir tidak pernah digunakan sebagai bahasa komunikasi di lingkup masyarakat internal. Padahal, bahasa Indonesia seharusnya dipelajari oleh setiap warga Indonesia baik melalui pendidikan formal maupun informal. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain: a.

  Sebagai Media Berkomunikasi Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi dengan pengguna bahasa ibu lainnya, misal: orang Jawa dengan orang bali, orang Sumatra dengan orang ambon. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar warga Indonesia yang tinggal diberbagai pulau dengan menggunakan bahasa ibu yang berbeda –beda.

  b.

  Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis, seorang akan mempelajari ilmu pengetahuan secara baik yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku

  • –buku yang menggunakan bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seorang yang ingin
akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau media sosial yang ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia.

  c.

  Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif Seorang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi. Tidak hanya itu, seorang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis akan dapat menulis surat resmi, surat lamaran pekerjaan, biografi, abstrak karya ilmiah, proposal, dengan baik dan benar.

  d.

  Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau media massa harus mengusai bahasa Indonesia secara tekstual.

  Tanpa menguasai bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah tersebut melalui kerja editing-nya e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

  Bagi Negara, bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan spirit nasioanlisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di samping itu bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Indonesia di mata dunia internasional.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

  Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat umunya memiliki beberapa tujuan, antara lain: a.

  Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

  b.

  Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

  c.

  Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

  d.

  Supaya anak didik masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia guna semakin meingkatkan kemampuannya.

  e.

  Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus budi pekerti.

  f.

  Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat.

  Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke dalam karya tulis baik fiksi maupun nonfiksi (Wintala, 2015:17).

C. Menulis karangan 1.

  Pengertian Menulis Karangan Pada dasarnya, istilah mengarang sama dengan istilah menulis hanya saja ada beberapa pendapat yang membedakan antara istilah mengarang dengan menulis. Istilah mengarang digunakan pada penulisan karya fiksi atau non-ilmiah, sedangkan istilah menulis lebih digunakan pada penulisan karya ilmiah atau bonfiksi.

  Menurut Widyamartaya, dkk (1984:3), mengarang adalah suatu proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisannya.

  Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan tulis. Dilihat dari keluasan dan kerinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat dan paragraf, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang utuh (Suparno dan Yunus, 2008:31).

  Berdasarkan pemaparan tentang mengarang, seperti yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa mengarang adalah proses pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan peraaan yang paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan (Dalman, 2012:86).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan hasil rangkaian pikiran dan ungkapan perasaan yang disusun ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

  Bentuk karangan dapat dibedakan dalam beberapa jenis antara lain adalah: a.

  Karangan Deskripsi Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata

  • – kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya. Karangan deskripsi mempunyai ciri
  • –ciri khas, yaitu sebagai berikut:

  1) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek

  2) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca

  3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang mengunggah

  Deskripsi memaparkan tentang suatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan, misalnya : benda, alam, warna, dan manusia.

  b.

  Karangan Narasi Karangan narasi adalah cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan, tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis.

  Menurut Karaf (2007:136) ciri

  • –ciri karangan narasi, yaitu: 1)

  Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan 2)

  Dirangkai dalam urutan waktu 3)

  Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.

  c.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU CERITA SISWA KELAS IV SDN NGAMPEL I KEC. PAPAR KAB. KEDIRI

0 6 25

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 02 METRO SELATAN

1 29 76

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS IV SD 1 RENDENG KUDUS TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL EXAMPLE NON- EXAMPLE KELAS IV SD 7 CENDONO DAWE KUDUS

1 0 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PASURUHAN KIDUL

0 0 27

IMPLEMENTASI MODEL EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA KELAS IV SD 2 TEMULUS MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 20142015

0 1 22

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN BEBAS DENGAN TEHNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V MI AL-ITTIHAD SEMOWO KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 176

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

0 1 191

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NGOMBAK, KECAMATAN KEDUNGJATI, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh G

2 2 147

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 20172018

0 0 185