BAB II KAJIAN PUSTAKA - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI DAN SUB TEMA KEBIASAAN MAKANKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS IVSD NEGERI 1 KEMBARAN KULON KABUPATEN PURBAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Pengertian Belajar Belajar menjadi kebutuhan yang sangat mendasar oleh peserta

  didik, dengan belajar peserta didik mendapatkan ilmu baik dari formal maupun informal. Belajar secara formal aspek yang harus dikembangkan ada 3 yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah Suatu proses usaha yang dlakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hilgard dalam bukunya Andi Prastowo (2013: 43) “Learning is the proses by which an activity originates or changed

  through training procedures (weather in the laboratory or in the natural environment) as distingused from changes by factors not attributable to training. Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan , baik latihan di dalam laboratorium maupun lingkungan alamiah”.

  Menurut Gagne dalam Sagala (2010: 17) belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari

  8 waktu sebelum dia mengalami situasi itu kewaktu yang setelah ia mengalami situasi tadi.

  Menurut Slameto (2003: 27) prinsip-prinsip belajar dibedakan menjadi empat, sebagai berikut: a. Berdasarkan Prasyarat yang diperlukan untuk belajar

  1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional;

  2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

  3. Belajar perlu lingkungan yang menantang anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

  4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

  b. Sesuai hakikat belajar

  1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;

  2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

  discovery ;

  3. Belajar adalah proses continguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulas yang diberikan menimbulkan respons yang diharapkan. c. Sesuai materi dan bahan yang harus dipelajari

  1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus mempunyai struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;

  2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

  d. Syarat keberhasilan belajar

  1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

  2. Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

  Lebih lanjut menurut Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan faktor intern dan ekstern, A Faktor Intern.

  Factor intern adalah faktor yang ada didalam diri individu yang sedang belajar,dibedakan menjadi empat antara lain:

  1. Faktor Jasmaniah

  a) faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan besertabagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.Siswa yang memiliki cacat tubuh belajarnya akan terganggu.

  2. Faktor Psikologis

  a) Intelegensi Menururut, J.P. Chaplin Intelegensi adalah Kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif ,mengetahui konsep,mengetahui konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

  b) Minat Menurut Hilgard dalam buku Slameto (2003: 60) minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

  1. Faktor kelelahan Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu factor jasmani dan rohani.Kelelahan Jasmani dapat dilihat denganlemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untukmembaringkan tubuh, untuk sebab itu dapat mengganggubelajar.Sedangkan kelelahan Rohani dapat terlihat adanyakebosanan dan kelesuan sehingga minat dan doronganuntukmenghasilkan sesuatu hilang.

  B Faktor Ekstern

  1. Faktor keluarga

  a) Cara Orang Tua Mendidik Menurut Sutjipto dalam buku Slameto (2003: 61) Keluarga adalahlembaga pendidikan yang pertama dan utama.

  Sehingga keluarga merupakan faktor pembentuk utama dalam karakter anak.

  b) Suasana Rumah.

  Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian

  • –kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga disaatanak belajar dan berada.

  c) Relasi Antar Anggota Keluarga.

  Relasi keluarga yang terpenting adalah relasi orang tuadengan anak,begitu pula relasi dengan saudara-saudaranya.

  2. Faktor Sekolah

  a) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui didalam mengajar. Menurut Ign .S. Ulih Bukit Karo Karo dalam buku Slameto (2003:62) mengajar adalah Menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan megembangkannya. Metode mengajar yang tidak menyenangkan mempengaruhi belajar siswa.

  b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan pelajaran itu. Jelaskan bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

  3. Faktor Masyarakat a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat.

  Kegiatan siswa dapat menguntungkan dalam masyarakat, namun apabila kegiatannya berlebihan maka akan mengganggu belajar seseorang.

  b) Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap siswa begitu pun sebaliknya.

  Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pakar dapat disimpulkan bahwa seseorang belajar dengan tujuan ingin mendapatkan sesuatu yang lebih, dari yang tidak tahu menjadi tahu dariyang sudah tahu menjadi faham. Belajar juga terdapat hal-hal yang mempengaruhi kualitas belajar seseorang, karena kondisi lingkungan pendukung yang baik maka akan baik pula proses belajar tersebut.

2) Hasil Belajar

  a) Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah

  Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horword Kingsley (Sudajana 2008: 22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu a) Keterampilan dan kebiasaan.

  b) Pengetahuan dan pengertian

  c) Sikap dan cita-cita Menurut Benyamin Bloom (Sudjana 2008: 22) hasil belajar secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni a) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinngi.

  b) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, dan internalisasi c) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorisyakni gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpreative. Sesuai dengan kurikulum yang berkembang saat ini yaitu kurikulum 2013 bahwa hasil belajar mencakup tiga komponen yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu mencakup tiga ranah afektif, kognitif dan psikomotor.ketiga ranah tersebut sama-sama penting karena dapat menunjang kemampuan siswa dalam beajar dan dapat dilihat hasil belajarnya .

  b) Konsep Penilaian Hasil Belajar Pada Kurikulum 2013 Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan definisi operasional dalam pedoman ini, peneliaian pengertian penilaian sama dengan asesmen. Terdapat tiga kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

  a. Cakupan Penilaian Dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut: a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.

  b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial.

  c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan.

  d) KI-4: kompetensi inti keterampilan.

  b. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI.Jadi,untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:

  1) KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok). 2) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

  3) KD pada KI-3: aspek pengetahuan 4) KD pada KI-4: aspek keterampilan. c. Metode dan instrumen penilaian Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk). Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalambentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikappenilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

  Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengahPenilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik tersebut. Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.

  Menurut ketentuan Kemendikbud diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu penilaian hasil belajar dalam kurikulum 2013 sudah semakin disempurnakan, terdapat empat aspek sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian portofolio yang menilai pada proses pembelajaran, guru melakukan penilaian pada saat pembelajaran sedang berlangsung misalnya siswa memberikan komentar-komentar pada saat pembelajaran berlangsung atau pada saat siswa membuat karya pada saat itu guru melakukan penilaian proses kemudian hasil.

3) Pengertian Pembelajaran Tematik

  Menurut Rusman (2011: 254) Pembelajarahn Tematik adalah Model Pembelajarn terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

  Menurut Prastowo (2011: 117) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, Sehingga pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat member pengalaman bermakana pada siswa .

  Dari pembahasan diatas pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dipadukan dari beberapa kompetensi dasar per pelajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang padu.

4) Pendekatan Saintifik

  Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam konsep

pendekatan saintifik (scientific) terdapat kriteria terbentuknya pendekatan

saintifik (scientific), kriteria yang melatar belakangi pendekatan saintifik

(scientific) adalah

  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira- kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

  3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

  4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran,

  5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

  Selanjutnya menurut Kemendikbud proses pembelajaran pada pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dapat dilihat melalui skema 2.1 dibawah ini.

  Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektifm lalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

  e terintegrasi.

  a) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta did ik “tahu mengapa” .

b) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

  c) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”

  Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuanuntukmenjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan danpengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputiaspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 pada

  menekankan

  dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,yaitumenggunakan pendekatan ilmiah. Dari penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditarik sebuahkesimpulan bahwa Pendekatanilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaransebagaimana dimaksud

meliputimengamati, menanya, menalar, mencoba,membentuk jejaring untuk semua matapelajaran.

  a) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

  b) Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

  Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.

  Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dari beragam sumber yang ditentukan guru sampai yang yang ditentukan peserta didik. Dari sumber yang tunggal sampai yang beragam.

  c) Menalar dilakukan oleh siswa untuk menentukkan hal yang benar atau tidak benar dalam menyelesaiakan masalah pembelajaran dan kemudian untuk dapat menarik kesimpulan umum. d) Mencoba siswa melakukan percobaan setelah mendapatkan berbagai infomasi dalam pembelajaran kemudian siswa melakukan percobaan sendiri dibimbing oleh guru dengan tujuan agar siswa lebih memahami untuk mencapai sesuatu yang lebih baik harus dengan usaha mencoba dan mencoba sampai bisa.

  e) Membuat jejaring atau mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

  Penjelasan yang dikemukakan oleh kemendikbud dapat disimpulkan bahwaPendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang bertujuan agar siswa lebih bisa berfikir untuk memecahkan permasalahan melalui pengamatan,pertanyaan,

  percobaan

  , penalaran, mengkomunikasikan hasil yang sudah ditemukansehingga siswa secara nyata mengetahui tekhnik dalam memecahkan masalah dandapat menganalisis permasalahan yang ada kemudian selanjutnya tujuan utama yangharus dicapai dalam ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang terintegrasi adalah Produktif, Inovatif , Kreatif, Afektif.

  5) pembelajaran berbasis masalah Model

  A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Kemendikbud dalam kurikulum 2103 Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Penerapan pembelajaran berbasis masalah,peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah.Sejalan dengan pendapat para ahli. Menurut Made (2011: 91) pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan- permasalahan. Selanjutnya siswa menyelesaikan masalah tersebut untuk mendapatkan pengalaman baru.

  Menurut Tan dalam Rusman (2010:229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan siswa benar-benar dioptimalisasikian melalui kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Sejalan dengan pernyataan di atas menurut Sanjaya (2008:214) pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang memberikan suatu permasalahan yang nyata (autentik) yang dialami oleh siswa sehari- hari dan memberikan pembelajaran untuk siswa menyelesaikan masalah dengan penyelidikan serta penemuan tujuannya agar siswa lebih bisa berfikir intensif. Penyelesaian masalah untuk mengetahui fakta, perumusan masalah, dan solusi dari permasalahan yang dihadapi untuk kemudian siswa melalui usaha sendiri menemukan penemuan baru, hal ini berjalan seiring dengan kurikulum dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yang memberikan suatu permasalahan dalam pembelajaran dengan melalui proses untuk menemukan jawabanya yaitu melalui mengamati. Menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring (mengkomunikasikan hasil).

  B. Karakteristik Model pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Rusman (2010:232) karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

  1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. 2) Permasalahan yang diangjat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang tidak terstruktur 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda. 4) Permasalahan menantang perspektif ganda. 5) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,sikap, dan kompetensi yng kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

  6) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. 7) Pemanfaatan sumber pengetahuan 8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dalam pengasaan isi untuk mencari solusi dalam sebuah permasalahan. 9) Keterbukaan proses pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

  10) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik dalam proses belajar mengajar.

  Menurut Kemendikbud Pembelajaran berbasis masalah memiliki langkah operasional dalam proses pembelajaran antara lain:

  1. Konsep Dasar (BasicConcept) Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau skiil yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan „peta‟ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

  2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peseta dididk melakukan berbagai kegiatan

  

brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan

  pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternative pendapat.

  3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memeperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan dalam perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu:(1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

  4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalamlangkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalan kelompoknya untuk mengklarifikasi capainya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. Menurut Rusman (2011: 243) pembelajaran berbasis masalah memiliki langkah- langkah sebagai berikut (a) memberikan orientasi tentang permasalahanya kepada peserta didik, (b) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (c) mengembangkan pengalaman individu dalam kelompok, (d) mengebangkan dan mempresentasikan hasil, serta (e) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Bebasis Masalah menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

   Fase-fase Perilaku Guru

  Fase 1 - Menjelaskan tujuan Orientasi peserta didik pembelajaran menjelaskan kepada masalah logistic yang dibutuhkan

  • Memotivasi peserta didik untukmengamati materi pembelajaran kemudian aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.

  Tahap 2 - Membantu peserta didik Mengorganisasikan mendefinisikan melalui peserta didik penalaran dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  • Mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi dan Tahap 3 mengkomunikasikan atau Membimbing membuat jejaring yang sesuai, penyelidikan individu melakukan percobaan dan kelompok kemudian mendapatakan penjelasan dalam pemecahan masalah

  Tahap 4 - Membantu peserta didik Mengembangkan dan menalar dalam merencanakan menyajikan hasil dan menyiapkan karya yang karya sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman. . Tahap 5 - Mengevaluasi hasil belajar Menganalisis dan siswa diberi ksempatan untuk mengevaluasi proses menanyakan tentang materi pemecahan masalah. yang telah dipelajari/meminta kelompok untuk presentasi hasi karya mengkomunikasikan..

  C. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah.

  a. Menurut Kemendikbud Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill),dan sikap

  

(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang

  mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tenaga semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

  b. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan bekerjasama dalam tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkuan. Lebih lanjut menurut Kemendikbud Penilaian dengan Pembelajaran Berbasis langsung dilakukan dengan authenticassessment. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan- pekerjaan peserta didik yang dianalaisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan berbasis masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesmen) dan peer- assesment.

  • Peerassesment merupakan penilaian dimana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
  • Self- assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaanya dengan
merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

  Dari penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat ditarik kesimpulan penilaian dapat diambil dari 3 aspek yaitu pengetahuan, kecakapan, sikap dan penilaian dilakukan authenticassessment dalam bentuk kumpulan hasil kerja siswa dan dibungkus dengan portofolio.Penilaian dalam pendekatan berbasis masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesmen) dan peer-assesment.

  6) Alat Peraga

  Menurut Usman (2002: 31) alat peraga pengajaran atau teachibf aids atau

  

audiovisual aids (AVA) adalah alat-alat yang digunakan guru ketika

  mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.Kesimpulan dari pendapat diatas adalah alat peraga pada dasarnya digunakan untuk mempermudah guru dalam mengajar dan membantu memperjelas siswa menangkap materi pembelajaran yang dilakukan.

  7) Makananku Sehat dan Bergizi

  Makanan merupakan kegiatan yang setiap hari dilakukan oleh setiap manusia, apalagi pada masa anak-anak yang dalam proses pertumbuhan sangat membutuhkan makanan yang sehat dan bergizi, pada tema makananku sehat dan bergizi dapat lebih memahami tentang makanan yang mengandung banyak gizi yang sangat baik untuk pertumbuhan siswa. Pada tema makananku sehat dan bergizi mencakup beberapa KI dari beberapa mata pelajaran, sehingga tema makananku sehat dan bergizi merupakan tema yang sangat berpengaruh terhadap pola pikir siswa agar lebih tau dan lebih mau untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi yang baik untuk masa pertumbuhan.

B. Penelitian Yang Relevan

  Penelitian dengan menggunakan pendekatan saintifik dan dipadukan dengan model pembelajaran berbasis masalah masih baru sehingga peneliti hanyadapat mengambil penelitian yang relevan dari penelitian yang berjudul SAINTIFIK

  ”PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR BERORIENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

  “ yang dilakukan oleh Resti Fauziah, Ade Gafar Abdullah, Dadang Lukman Hakim Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem

  based learning , dan mendapat tanggapan positif dari guru dan peserta

  didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik . Pembuktian penelitian perpaduan dari pendekatan saintifik dan model PBM memberikan inspirasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada SD Negeri 1 Kembaran Kulon Kabupaten Purbalingga dengan menggunakan perpaduan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis masalah dan hasilnya terbukti meningkatkan hasil belajar siswa.

  C. Kerangka Berfikir Gambar 2.2

  Siswa mengalami problematika klasik yang sudah terjadi berulang- ulang yaitu hasil belajar siswa yang rendah, hal tersebut dipengaruhi dari berbagai faktor antara lain pembelajaran yang masih tradisional dan berdampak pada sikap siswa yang acuh terhadap pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapat rendah sehingga Kementrian pendidikan dan kebudayaan menurunkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.

  Refleksi Siklus 1 Siklus 2 Guru menggunakan pendekatan saintifik dan metode PBL Tindakan Melalui pendekatan saintifik dan Metode PBL hasil belajar siswa meningkat Kondisi Akhir Kondisi Awal Rendahnya Hasil Belajar Siswa

  Pendekatan Saintifik merupakan Pendekatan yang digagas oleh Kementerian pendidikan dan kebudayaan yang memiliki paket lengkap dan terdapat 5 yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring, Lima unsur tersebut berjalan beriringan saling membutuhkan satu sama lainnya. Saintifik yang mengedepankan sikap rasional artinya tidak ada hasil yang muncul begitu saja melainkan semua hasil itu harus dilakukan melalui proses yang matang dan nyata yaitu siswa secara menyeluruh melakukan pengamatan, penanyaan, penalaran, percobaan dan mengkomunikasikan atau membuat jejaring. Unsur-unsur tersebut saling bekerja sama dengan Metode berbasis masalah.

  Melalui Penelitian tindakan kelas peneliti memadukan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah, dengan menggunakan 2 siklus yaitu siklus pertama dan sikus kedua, dengan konsep kerja yaitu Siswa diberikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran kemudian penyelesaian permasalahan menggunakan unsure-unsur tersebut.

  Hasil belajar siswa yang pada mulanya rendah diharapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis masalah hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SUB TEMA 2 PEMANFAATAN ENERGI DAN SUB TEMA 3 GAYA DAN GERAK DI KELAS IV SDN LOWOKWARU 3 MALANG

0 40 25

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SUKARAME BANDARLAMPUNG

1 18 73

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA TEMA LINGKUNGAN KELAS 11 SDN 8 BANDAR LAMPUNG 2013

0 4 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TEMA PERISTIWA PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GADINGREJO 2012/2013

0 12 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

3 18 62

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE CARD SORTING PADA SISWA KELAS II DI SDN 2 KUTOARJO GEDONGTATAAN PESAWARAN

0 3 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING PADA TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI DI KELAS IV SD NEGERI 3 KAMPUNG BARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 56

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 ALIAN

0 0 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MA DARUSSALAM SAMPANG

0 0 15