PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA TEMA LINGKUNGAN KELAS 11 SDN 8 BANDAR LAMPUNG 2013

(1)

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA

TEMA LINGKUNGAN KELAS II SD N 8

GEDUNG AIR BANDAR LAMPUNG

Oleh

ENDANG TITIHANI

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...………... i

ABSTRAK...………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN………... iii

HALAMAN PENGESAHAN.………... iv

LEMBARAN MOTTO...………... v

PERSEMBAHAN...………... vi

LEMBAR PERNYATAAN.………... vii

RIWAYAT HIDUP..………... viii

KATA PENGHANTAR………... ix

DAFTAR ISI...………... xi

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GRAFIK………... xiii

DAFTAR GAMBAR………... xiv

LAMPIRAN.………... xv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………...……….... 1

B. Indentifikasi Masalah...……..………... 3

C. Rumusan Masalah...………..………....…. 3

D. Tujuan Penelitian...………..………...… 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA..………...…….…... 6

A. Pengertian Belajar...……… 6

B. Pengertian Aktivitas.………...……….. 8


(6)

xii

D. Pembelajaran Tematik...…………. 10

E. Model Pembelajaran Kooperatif….……….. 12

F. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation..……… 13

G. Langkah-langkah Model Group Investigation...…………. 15

H. Hipotesis Tindakan...………. 17

BAB III METODE PENELITIAN…..………... 18

A. Jenis Penelitian………. 18

B. Setting Penelitian……….………. 19

C. Teknik dan Pengumpulan Data...………... 20

D. Alat Pengumpulan Data………..………... 21

E. Teknik Analisa Data...………... 21

F. Prosedur Penelitian...………... 24

G. Indikator Keberhasilan...……….. 30

BAB IV METODE PENELITIAN…..………... 31

A. Hasil Penelitian………. 31

1. Deskripsi Awal………..……….………… 31

2. Penelitian Siklus I ……….. 32

3. Penelitian Siklus II……….. 46

B. Pembahasan...………... 56

1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa....………... 56

2. Peningkatan Kinerja Guru...………... 58

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa..……….. 59

BAB V METODE PENELITIAN…..……….………... 63

A. Kesimpulan….………. 63

B. Saran…………..……….………. 64

DAFTAR PUSTAKA..………... 65


(7)

xii

DARTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Rekapitulasi Nilai IPA Semestr Genap………...……… 2

3.1Kriteria Aktifitas Siswa ……….……… 22

3.2Anailisis Kinerja Guru..……….………... 22

4.1Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I... 35

4.2 Kinerja Guru pada Siklus I.…...…...………... 37

4.3Rekapitulasi Kinerja Guru pada Siklus I...…………... 39

4.4Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa...…………... 41

4.5Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus II... 49

4.6Kinerja Guru pada Siklus II...……... 51

4.7Rekapitulasi Kinerja Guru pada Siklus II...…………... 53

4.8Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa...…………... 55

4.9Rekapitulasi Akivitas Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian... 57

4.10 Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Peleksanaan Penelitian …... 58


(8)

xiii

DARTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Rekapitulasi Persentase Aktifitas Belajar Siswa..………. 57 2. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru..……….… 59 3. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Belajar Siswa…………... 61 4. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa…...………... 62


(9)

xiv

DARTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari Unila..……….…...……... 67

2. Surat Keterangan Penelitian..……….………... 68

3. Surat Pernyataan..……….………...…….. 69

4. Jaringan tema..……….………...……... 70

5. Pemetaan SK – SD Siklus I ..……….……...……... 71

6. Silabus Tematik Siklus I..……….……...……... 72

7. Pemetaan SK – SD Siklus II ..……….……...……... 73

8. Silabus Tematik Siklus II..……….……...……... 74

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I..………. 75

10.Soal Siklus I.……….………...……... 79

11.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II..………. 80

12.Soal Siklus I.……….………...……... 83

13.Format Pengumpulan Data Observasi Aktifitas Belajar dalam Pembelajaran Siklus I..……….……...………...……... 84

14.Format Pengumpulan Data Observasi Aktifitas Belajar dalam Pembelajaran Siklus II.……….……...………...……... 85

15.Hasil Belajar Siklus I.……….……....………..…... 86

16.Hasil Belajar Siklus II……….……....………..…... 86

17.IPKG Instrument Penilaian Kinerja Guru Siklus I.………. 88


(11)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Kusumah, 2009: 133).

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara pendidikan dengan peserta didik. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.

Pendidikan juga memegang peranan yang penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan mengharuskan orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama secara maksimal, penuh tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh


(12)

2

pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya.

Sugiharto (2007 : 3) bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Berdasarkan hasil data kelas 2 pada ulangan semester genap tahun 2012 – 2013 yang lalu ternyata masih rendah siswa yang tuntas baru 63,3% dari KKM 60, dengan hasil yang rendah tersebut dilakukan berbagai upaya oleh guru untuk meningkatkan aktivitas belajar namun hasilnya masih belum sesuai yang diharapkan.

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai IPA semester genap No Data Kualitatif Jumlah

siswa

Persentase Katagori

1 Amat baik (80-100)

3 10 % Tuntas

2 Baik (70-79) 6 20 % Tuntas 3 Cukup baik

(60-69)

10 33,3 % Tuntas

4 Kurang (50-59)

8 26,7 % Belum Tuntas 5 Sangat kurang

(<50)

3 10 % Belum Tuntas Jumlah 30 Tuntas Belum Tuntas 63,3% 36,7%


(13)

Hasil analisis guru dari sisi lain ternyata rendahnya aktivitas belajar siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air, karena guru dalam proses pembelajaran selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Anak banyak yang bermain . Anak banyak yang mengganggu temannya.

Untuk itu penulis dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada tema lingkungan diharapkan aktivitas belajar siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air akan mengalami peningkatan. Karena model pembelajaran Kooperatif Group Investigationpada partisipan dan aktivitas siswa untuk mencari meteri sendiri ( informasi ).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas oleh beberapa penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air adalah :

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Rendahnya hasil pembelajar tematik siswa yang tuntas baru 63,3% dari

KKM 60.

3. Guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab saja. 4. Anak banyak yang bermain.

5. Anak banyak yang mengganggu teman.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan upaya identifikasi masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut :


(14)

4

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar dengan pendekatan tematik melalui model pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada tema lingkunagan siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air Bandar Lampung ?

2. Bagaimanakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Tematik menggunakan model Kooperatif Group Investigation pada tema lingkunagan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pandekatan tematik melalui model pembelajaran Kooperatif Group Investigationpada tema lingkunagan siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air Bandar Lampung. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

tematik melalui model pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada tema lingkunagan siswa kelas 2 SD N 8 Gedung Air Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Bagi siswa :

1. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan


(15)

b. Bagi guru :

1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya, serta menambah guru lebih terampil dalam menggunakan model pembelajaranKooperatif Group Investigation.

2. Berkembangnya profesionalisme diri guru dengan pengalaman, sebab adanya penelitian lebih mudah memahami strategi pembelajaran yang tuntas dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation.

c. Bagi sekolah :

1. Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui penggunaan model Kooperatif Group Investigationyang lebih tepat dalam pembelajaran IPA.

2. Untuk menghasilkan autput yang optimal dan kompetitif, karena siswa lebih memiliki pengalaman belajar yang baik.

d. Bagi peneliti :

1. Memotivasi diri agar lebih kreatif dan berfikir kritis, sistimatis dalam pembelajaran.

2. Memberi pemahaman peneliti terhadap kesenjangan teori dengan fakta empiris.


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidetifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar. Pengertian belajar demikian, secara konseptual tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. Guru tidak dipandang satu – satunya sumber yang dapat memberikan informasi apa saja kepada para pembelajar. Sebab pengetahuan atau informasi bisi didapatkan dari berbagai sumber, dan bukan hanya dari seorang guru.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Gagne (Herry, 2007 : 62) mendefinisikan belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan. Sedangkan menurut Winkel (Sumardi, 2010), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang berhasil dalam perubahan – perubahan dalam mengelola pemahaman. Kemudian, Gagne Komalasari, 2010 : 2)


(17)

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenisperformance(kinerja).

Witheritong (Hanafiah, 2009 : 7) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola – pola respons baru yang berbentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Gagne dkk (Hanafiah, 2009 : 7), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar perlu diperhatikan faktor – faktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan belajarnya. Perbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan waktu untuk menguasai materi pembelajaran. Ischak dan Warji ( Supriadin, 2002) mengemukakan bahwa “apabila waktu yang disediakan cukup dan pelayanan terhadap faktor ketahuan, kesempatan belajar, kualitas pengajaran dan kemampuan memahami pembelajaran maka setiap siswa akan mampu menguasai materi pembelajaran yang diberikan“.

Berdasarkan beberapa pendapat, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian dari tingkah laku manusia dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau keterampilan, dan sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan melalui pemahaman, penguasaan, ingatan, dan pengungkapan kembali diwaktu yang akan datang. Belajar terus menerus dan tidak boleh


(18)

8

dipaksakan tetapi dibiarkan belajar bebas dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyebutkan aktivitas adalah kegiatan. Menurut W. J. S. Poewadarminto (Shvoong, 2011), aktivitas adalah keaktivan jasmani dan rohani dan kedua–duanya harus dihubungkan.

Hanafiah (2009 : 23), menyatakan aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani maupun rohani akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, efektif, maupun psikomotor.

Hanafiah (2009: 24) mengemukakan aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal – hal berikut :

1. Siswa memiliki kesadaran (awarennes) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.

3. Siswa belajar menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis dikalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.


(19)

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa, yang dimaksud aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar yang akan memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan belajar atau sesuatu yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan perubahan tentang pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sehingga menjadikan manusia yang mandiri dalam segala aspek kehidupan.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuannya yang dimiliki individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik, pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan seseorang sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar siswa, tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hasil belajar menurut Bloom (Rasyid, 2009 : 13) mencakup peringkat dan prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 391), hasil itu sendiri adalah suatu akibat, kesudahan.

Dimyati dan Mudjiono (2002 : 3), berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak mengajar dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan isi guru. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pembelajaran. Suatu pelajaran akan


(20)

10

dirasakan bermakna bagi diri siswa apabila pelajaran itu dapat dilaksanakan dan digunakan pada kehidupannya sehari – hari diluar kelas pada masa yang akan datang. Bila siswa telah menyadari aplikasi pelajaran tersebut, maka motivasi belajar akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif sehingga akan mempengaruhi hasil belajar menjadi lebih baik.

Berdasarkan para ahli di atas peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai dalam suatu usaha belajar, dalam hal ini usaha belajar untuk mewujudkan nilai atau prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada hasil atau nilai.

D. Pembelajaran Tematik

Menurut Purwadinata dalam Ichsan (2009) pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak awal sekolah dasar. Sejalan dengan pendapat tersebut, Depdiknas (2008 : 53) menjabarkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa keterpaduan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar kelas 1,2,3. Karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai keutuhan holistic. Perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental sosial dan emosional (Hafiah : 3 ).


(21)

Pembelajaran tematik memiliki ciri–ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan sebagai berikut: Sri Astuti Manik (2005:34).

a. Berpusat pada siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas danharus mampu memperkaya pengalaman belajar.

Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam disekitarnya.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

Agar pembelajara lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara dan mengalami dan mengalami s jelasendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas pelajaran tidak begitu jelas.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajara.

e. Bersifat fleksibel.

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.


(22)

12

E. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak macam model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Model – model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah STAD (Student Team Achievement Division), TGT (Team Game Tournament), GI (Group Investigation), Jigsaw, CIRC (cooperative Intergeted Reading and Composition), dan TAI (Team Accelerated Intruction), menurut pendapat Slavin(2009 : 11). Model – model tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari setiap pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikelas.

Adapun pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student center) untuk mengatasi masalah–masalah yang dihadapi oleh siswa yaitu siswa tidak dapat bekerja dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak pada orang lain. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim (Muchith, 2010 : 90), yaitu : (1) hasil belajar akademik, (2) penerimaan terhadap perbedaan individu, (3) pengembangan keterampilan social.

Adapun dilihat dari aspek siswa, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan, yaitu member peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerjasama dalam merumuskan ke arah atau pandangan kelompok (Macmilan dalam Isjoni, 2010 : 22).

Berdasarkan penjelasan – penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang


(23)

digunakan untuk partisipasi aktif siswa atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa (student center), mampu bekerja dalam satu kelompok hetorogen, menghilangkan sifat intimidasi, mengemukakan pendapat dan member pendapat (sharing ideas), menumbuhkan rasa kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan sehingga membutuhkan buah persahabatan dan perdamaian karena pembelajaran kooperatif memandang siswa mahluk sosial (homo homini socius), siswa akan lebih mendalami dan memahami akan suatu materi pelajaran yang diberikan karena siswa terlibat langsung sebab pembelajaran yang diberikan dilaksanakan secara diskusi atau pembelajaran oleh teman sebaya (peer teaching), dan pada akhirnya mereka menemukan yang disimpulkan bersama secara kelompok. Selain itu Lonning (Suwarjo, 2008 : 29), menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk semua siswa, semua bidang studi, dan semua kelas pada tugas – tugas yang melibatkan konsep pemecahan masalah.

F. Model PembelajaranKooperatif Group Investigation

Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan– bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterangan proses kelompok. Model Group


(24)

14

Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu : penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001 : 75). Penelitian disini adalah proses setiap angka dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling beragumentasi.

Slavin (1995) dalam Sitimaesaroh (2005 : 28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metodeGroup Investigationadalah:

1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.

Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana kooperatif.

Siswa bersama – sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran guru.

Guru menyediakan sumber dan pasilitator. Guru memutar diantara kelompok – kelompok memperhatikan siswa, mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menentukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Para guru menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trian, 2007 : 59). Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas


(25)

kesenangan bertema atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah terpilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.

G. Langkah–langkah ModelGroup Investigation

Maesaroh (2005 : 29 – 30 ) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Kooperatif model Group Investigation pada siswa bekerja melalui enam tahap, yaitu:

NO TAHAP AKTIVITAS SISWA GURU 1 Tahap I Mengidentifikasi topik

dan membagi siswa ke dalam kelompok

- Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki

- Kelompok membentuk berdasarkan heterogenitas 2 Tahap II Merencanakan tugas - Kelompok akan membagi

sub topik kepada seluruh anggota

- Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai

3 Tahap III Membuat Penyelidikan. - Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan - Siswa mengaplikasi bagian

mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok

4 Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir

- Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir

- Tugas kelompok yang dipresentasikan di depan kelas


(26)

16

5 Tahap V Mempresentasikan tugas akhir

- Siswa mempresentasikan hasil kerja

- Kelompok lain tetap mengikuti

6 Tahap VI Evaluasi. - Soal ulangan mencakup keseluruh topik yang telah di selidiki dan mempresentasika

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai ciri sendiri, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing–masing.

Slavin, ( 2005 ) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dari metode Group Investigationsebagai berikut:

KelebihanGroup Investigation

- Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks

- Kegiatan belajar terpokus pada siswa - Meningkatkan keterampilan sosial - Mengembangkan pemahaman

- Mampu menumbuhkan sikap saling menghargai - Dapat mengembangkan kemampuan professional KelemahanGroup Investigation

- Memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit - Memerlukan waktu belajar relatif lebih lama

- Memerlukan waktu untuk penyesuaian sehingga suasana kelas menjadi semakin ribut

- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini - Menuntut kesiapan guru untuk menyiapkan materi


(27)

Ciri khas pembelajaranGroup Investigation,Slavin(Asthika, 2005 : 24). 1. Menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri

materi (informasi).

2. Para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

3. Ketertiban siswa secara aktifdimulai tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

4. Para guru dalam Group Investigation adalah sebagai pembimbing, konsultan dan member kritik yang membangun.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan diatas peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut : jika model pembelajaran Kooperatif Group Investigation diterapkan pada proses pembelajaran dengan memperhatikan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 8 Gedung Air Bandar Lampung.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008 : 14). Sedangkan menurut Arikunto (2008 : 5), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa siklus hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap penjajakan atau persiapan, diaknotik, perencanaan tindakan kelas ini yakni: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation) dan (4) repleksi (reflection) dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2008 : 14).


(29)

RENCANA TINDAKAN ANALISIS &

REFLEKSI OBSERVASI

ANALISIS & REFLEKSI OBSERVASI

SIKLUS 1

SIKLUS 11

PELAKSANAAN TINDAKAN

PERBAIKAN RENCANA

PELAKSANAAN TINDAKAN

DST

Gambar Prosedur Pelaksanaan PTK (Modul UT, 2004 : Direktorat PMPTK, 2007)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah satu orang guru dan siswa kelas II A SD Negeri 8 Gedung Air, berjumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 8 Gedung Air Bandar Lampung, alasan menggunakan lokasi ini yaitu dengan pertimbangan


(30)

20

bahwa penulis bekerja pada sekolah tersebut sehingga memudahkan mencaci data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai dengan profesi penulis.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Waktu pelaksanaan selama tiga bulan, yaitu bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.

1. Teknik tes

Pengumpulan data dengan teknik tes untuk mengungkapkan keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan model Kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), soal digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

2. Non tes

Observasi digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati kinerja


(31)

guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran di laksanakan, hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes formatif untuk teknik tes, dan lembar panduan observasi untuk teknik pengumpulan data non tes.

1. Tes formatif

Tes formatif di gunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model Kooperatif Group Investigation disetiap siklus, pada siswa kelas II SD Negeri 8 Gedung Air.

2. Lembar Panduan Observasi

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas II SD Negeri 8 Gedung Air Bandar Lampung.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.


(32)

22

1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan proses yang memberikan pemaknaan secara kontektual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar siswa.

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Siswa

No Nilai Keterangan Skor 1 81 - 100 Baik Sekali 5

2 61–80 Baik 4

3 41–60 Cukup 3

4 21–40 Kurang 2

5 0–20 Kurang Sekali 1

Diadopsi dari : Ari kunto (2007 : 17) dalm Handayani (2011 : 35)

Data aktifitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis menggunakan rumus.

NA = JS x 100% Keterangan : NA = Nilai aktivitas yang dicari SM

JS = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimum

(Sumber: Aqib, 2009: 41)

Tabel 3.2 Analisis Kinerja Guru

No Nilai Keterangan Skor 1 81 - 100 Baik Sekali 5

2 61–80 Baik 4

3 41–60 Cukup 3

4 21–40 Kurang 2

5 0–20 Kurang Sekali 1 Diadopsi dari : Ari kunto (2007 : 17) dalm Handayani (2011 : 35)


(33)

Selanjtnya untuk mempermudah membaca data yang telah diolah, maka digunakan rumus :

NP = R x 100 % SM

Keterangan : NP = Nilai Persen yang dicari

R = Skor mentah yang diperoleh guru SM = Skor maksimum

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang di peroleh dari hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus.

jumlah benar

Nilai siswa = x 100% jumlah maksimal

(Sumber : Muslich, 2009 : 62)

b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal di hitung menggunakan rumus.

jumlah siswa tuntas belajar

Ketuntasan klasikal = x 100% jumlah seluruh siswa


(34)

24

F. Prosedur penelitian

Penelitian ini merupakan tindakan kelas (classroom action research). Menurut Aqib (2006: 21) dapat dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitia berdasarkan perencanaan (planning), tindakan, observasi (observation) refleksi atau evaluasi, keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan persiapan:

Siklus I

a. Perencanaan:

1. Pemetaan SK KD

2. Menetapkan jaringan tema 3. Menyusun silabus

4. Penyusunan rencana pembelajaran 5. Menyiapkan lembar observasi

b. Pelaksanaan :

Pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan 3 tahap yaitu : pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

1. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotivasi siswa dan membangun suasana belajar yang penuh semangat, melakukan


(35)

apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan, dan menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator ketuntasan belajar siswa.

2. Kegiatan Inti a) Penyajian materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu kurang lebih 15 menit dari waktu yang tersedia. Pengamat akan mencatat aktivitas siswa.

b) Belajar dalam kelompok

Setelah materi diberikan, siswa akan diberi tugas kelompok untuk pengamatan. Kemudian siswa masing – masing kelompok mengamati gambar alat–alat yang ada didalam rumah.

c) Presentasi kelas

Setelah siswa selesai mengamati gambar alat – alat yang ada dirumah, selanjutnya adalah presentasi kelas. Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresetasikan hasil pengamatan di depan kelas.

d) Menyimpulkan materi

Siswa secara bersama – sama menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari dengan bimbingan guru. Selanjutnya guru menyempurnakan kesimpulan yang telah dibuat oleh siswa.


(36)

26

e) Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, guru menegaskan kembali konsep – konsep yang penting dan mengarahkan siswa pada indikator pembelajaran yang belum tercapai atau tercapai kurang optimal.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru/peneliti. Pengamatan oleh guru mitra yang diminta untuk menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang masing – masing dicatat melalui lembar observasi.

d. Refleksi

Refleksi meliputi kegian menganalisis, memahami dan dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dan kinerja guru ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan ,kelemahan, dan kekuranganyang terjadi. Dari refliksi ini selanjutnya dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus berikutnya.


(37)

Siklus II

a. Perencanaan

Adapun yang harus dipersiapkan pada perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus II, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi yang terdiri dari beberapa soal dan kunci jawabannya dan mempersiapkan bahan ajar ( buku panduan) yang digunakan untuk pembelajaran.

2. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Lingkungan

3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung serta menyiapkan alat komunikasi berupa kamera untuk mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II materi pembelajarannya adalah Lingkungan, Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan dilingkungan sekitar dan cara menghematnya (IPA)

2. Menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama dilingkunga tetangga.(IPS) 3. Menjelaskan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka


(38)

28

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran diantaranya: 1. Kegiatan Awal

Tanya jawab guru dan siswa yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi / tema Lingkungan, pada pembelajaran tersebut guru menggunakan media berupa gambar peralatan yang ada dirumah.

b. Guru melakukan tanya jawab untuk memancing pengetahuan siswa tentang sumber panas dan energi.

c. Guru memberikan penjelasan secara singkat dengan menggunakan gambar.

d. Guru menunjuk satu siswa untuk menyebutkan satu benda dan sumber energinya.

e. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang . Setiap kelompok mendapat tugas menuliskan sumber dan jenis energi yang sering digunakan dan kegunaannya.

f. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok menunjukkan hasil kerjanya.

g. Guru meluruskan jawaban yang telah diselesaikan masing-masing kelompok.


(39)

h. Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberi ucapan selamat dan tepuk tangan.

3. Kegiatan akhir

a. Guru mencatatkan rangkuman materi pembelajaran di papan tulis.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika hal ada yang kurang jelas.

c. Guru memberi penguatan serta motivasi dengan menyarankan lebih rajinlagi membaca.

d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Pengamatan (Observasi)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru.

d. Refleksi

Hasil yang di capai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran melalui model pembelajaran Kooperatif Group Invastigation.


(40)

30

G. Indikator Keberhasilan

1. Adanya keberhasilan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar > 75 % dari 30 siswa dengan KKM 60.


(41)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 8 Gedung Air pada tema Lingkungan dapat disipulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada Siklus I presentase aktivitas belajar siswa mencapai 64,80% dengan kategori”Kurang”. Dan meningkat sebesar 16,40% menjadi 81,20% dengan kategori ”Baik sekali”. Dari hasil berikut maka dapat diambil kesimpul bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Ivestigation meningkat aktivitas belajar siswa pada tama Lingkungan di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 8 Gedung Air.

2. Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Inestigation dapat meningkat hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada Siklus I siswa yang tuntas mencapai 66,66% (19 siswa) dengan kategori ”Baik” meningkat menjadi 96,66% (29 siswa) dengan kategoriBaik sekali. Dari


(42)

64

hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya .

3. Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Investigationdapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti pada siklus 1 presentase kinerja guru (72,57%) dengan kategori Baik, meningkat sebesar (16,57) menjadi (89,14%) dengan kategori Baik Sekali,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak berlatih untuk mengerjakan soal- soal agar mendapat nilai yang lebih baik.

2. Kepada guru,hendaknya memotivasi parasiswa agar belajar dengan giat, dan dapat menciptakan suasanabelajar yang kondusip Sehingga dapat berjalan dangan baik Guru juga perlu menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.

4. Mahasiswa Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk lebih memahami tugas seorang guru serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahan di sekolah.


(43)

Anonim. 2005.Undang Undang Republik Indonesia.

(id.Wikisouurce.org/Undanf-Undang-Republik-Indonesia-nomor-20-tahun-2003) Diakses:sabtu, 10 Desember 2012.

Aqib, Zainal, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Yarma Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsuimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rinela Cipta, Jakarta.

Asthika, 2005. Tahapan-tahapan dalam menerapkan Pembelajaran kooperatif group invertigationdalam

http//syariffauzan.blogspot.com/2011/11/modelpembelajaran-group-investigation.html. Diakses tanggal 06 November 2012.

Aqid, dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, dan TK. Yrama Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsimi, 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto (2007:17) dalam Handayani (2011:25) table: Kreteria Data Aktifitas

Siswa.

Depdiknas, 2008Pembelajaran Tematik. Jakarta

Dipdiknas 2006, Model Pebelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Puskes Bakitbang. Jakarta

(David Soon dalam Noormia, 1997:24). Pembelajaran Koopratif (Kelebihan dan Kekurangan).

Dimyati, Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta Jakarta. Hanifah, Nanang dan Cucu, Sahana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT

Refika Aditama. Bandung.

Isjoni. 2010.Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT Indeks. Jakarta.


(44)

66

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual, PT Refica Aditama. Bandung.

Maesaroh, 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Mateematika Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hadayatullah. Jakarta

Modul UT, 2004 : Direktorat PMPTK 2007. Gambar Prosedur Pelaksana PTK Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan Tindakan Kelas itu Mudah. Bumi Aksara.

Jakarta

Nur. 2006.Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas. Jakarta Purwadinata, Ichsan, 2009.Pengertian Pembelajaran Tematikdalam

http//tuna63.wordpress.com/2009/09/07pengetian-pembelajan-tematik/ Diakses tanggal 04 November 2012.

Shvoong. 2011. Pengertian Aktivitas belajar. (id.shovoong.com/social scinces/education/21623-pengertian-aktivitas-belajar) Diakses 29 November 2012

Slaven. 2005. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran group

investigation dalam

(http://allforean.blogspot.com/20126/metodegroupinvertigation.html. diakses tanggal 06 November 2012

Suwarjo, 2008.Model Pembelajaran Kooperatif. Surya Pena Gemilang. Malang. Sumardi. 2010.Pengertian Belajar Menurut Ahli. (http:/belajarpsikologi.com/) Supriadin. 2002. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar.

(http://duniabaca.com/pengertianbelajar-dan-hasil-belajar.html.)diskes: Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta

Wardani, Igak, dkk 2008Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka Jakarta Winaputra Udin S, 2001.Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka. Cet.

Ke-1. W. S. Winkel. 1986. Jakarta

W J S Poewardarminto. (Shvoong : 2011) Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:25).Aktifitas dalam Proses Pembelajaran


(1)

h. Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberi ucapan selamat dan tepuk tangan.

3. Kegiatan akhir

a. Guru mencatatkan rangkuman materi pembelajaran di papan tulis.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika hal ada yang kurang jelas.

c. Guru memberi penguatan serta motivasi dengan menyarankan lebih rajinlagi membaca.

d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Pengamatan (Observasi)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru.

d. Refleksi

Hasil yang di capai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran melalui model pembelajaran Kooperatif Group Invastigation.


(2)

30

G. Indikator Keberhasilan

1. Adanya keberhasilan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar > 75 % dari 30 siswa dengan KKM 60.


(3)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 8 Gedung Air pada tema Lingkungan dapat disipulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada Siklus I presentase aktivitas belajar siswa mencapai 64,80% dengan kategori”Kurang”. Dan meningkat sebesar 16,40% menjadi 81,20% dengan kategori ”Baik sekali”. Dari hasil berikut maka dapat diambil kesimpul bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Ivestigation meningkat aktivitas belajar siswa pada tama Lingkungan di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 8 Gedung Air.

2. Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Inestigation dapat meningkat hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada Siklus I siswa yang tuntas mencapai 66,66% (19 siswa) dengan kategori ”Baik” meningkat menjadi 96,66% (29 siswa) dengan kategoriBaik sekali. Dari


(4)

64

hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya .

3. Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Investigationdapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti pada siklus 1 presentase kinerja guru (72,57%) dengan kategori Baik, meningkat sebesar (16,57) menjadi (89,14%) dengan kategori Baik Sekali,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak berlatih untuk mengerjakan soal- soal agar mendapat nilai yang lebih baik.

2. Kepada guru,hendaknya memotivasi parasiswa agar belajar dengan giat, dan dapat menciptakan suasanabelajar yang kondusip Sehingga dapat berjalan dangan baik Guru juga perlu menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.

4. Mahasiswa Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk lebih memahami tugas seorang guru serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahan di sekolah.


(5)

Anonim. 2005.Undang Undang Republik Indonesia.

(id.Wikisouurce.org/Undanf-Undang-Republik-Indonesia-nomor-20-tahun-2003) Diakses:sabtu, 10 Desember 2012.

Aqib, Zainal, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Yarma Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsuimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rinela Cipta, Jakarta.

Asthika, 2005. Tahapan-tahapan dalam menerapkan Pembelajaran kooperatif group invertigationdalam

http//syariffauzan.blogspot.com/2011/11/modelpembelajaran-group-investigation.html. Diakses tanggal 06 November 2012.

Aqid, dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, dan TK. Yrama Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsimi, 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto (2007:17) dalam Handayani (2011:25) table: Kreteria Data Aktifitas

Siswa.

Depdiknas, 2008Pembelajaran Tematik. Jakarta

Dipdiknas 2006, Model Pebelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Puskes Bakitbang. Jakarta

(David Soon dalam Noormia, 1997:24). Pembelajaran Koopratif (Kelebihan dan Kekurangan).

Dimyati, Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta Jakarta. Hanifah, Nanang dan Cucu, Sahana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT

Refika Aditama. Bandung.

Isjoni. 2010.Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT Indeks. Jakarta.


(6)

66

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual, PT Refica Aditama. Bandung.

Maesaroh, 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Mateematika Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hadayatullah. Jakarta

Modul UT, 2004 : Direktorat PMPTK 2007. Gambar Prosedur Pelaksana PTK Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan Tindakan Kelas itu Mudah. Bumi Aksara.

Jakarta

Nur. 2006.Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas. Jakarta Purwadinata, Ichsan, 2009.Pengertian Pembelajaran Tematikdalam

http//tuna63.wordpress.com/2009/09/07pengetian-pembelajan-tematik/ Diakses tanggal 04 November 2012.

Shvoong. 2011. Pengertian Aktivitas belajar. (id.shovoong.com/social scinces/education/21623-pengertian-aktivitas-belajar) Diakses 29 November 2012

Slaven. 2005. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran group

investigation dalam

(http://allforean.blogspot.com/20126/metodegroupinvertigation.html. diakses tanggal 06 November 2012

Suwarjo, 2008.Model Pembelajaran Kooperatif. Surya Pena Gemilang. Malang. Sumardi. 2010.Pengertian Belajar Menurut Ahli. (http:/belajarpsikologi.com/) Supriadin. 2002. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar.

(http://duniabaca.com/pengertianbelajar-dan-hasil-belajar.html.)diskes: Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta

Wardani, Igak, dkk 2008Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka Jakarta Winaputra Udin S, 2001.Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka. Cet.

Ke-1. W. S. Winkel. 1986. Jakarta

W J S Poewardarminto. (Shvoong : 2011) Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:25).Aktifitas dalam Proses Pembelajaran


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

0 7 205

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA CITA-CITAKU MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU TAHUN 2013/2014

5 31 71

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 MARGOTOTO LAMPUNG TIMUR

0 15 109

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN TEMA LINGKUNGAN MELALUI METODE BERMAIN KARTU SISWA KELAS I A SD XAVERIUS I TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 48

STRATEGI PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI PROSES KOMUNIKASI KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN

1 18 212

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK (TEMA: LINGKUNGAN) DENGAN METODE MAKE Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Pendekatan Tematik (Tema: Lingkungan) Dengan Metode Make A Match Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Sindon Kecamatan Ngemp

0 1 14