ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN: NYERI AKUT PADA Ny. E DI RUANG INAYAH RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

  

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN

DAN NYAMAN : NYERI AKUT PADA Ny. E DI RUANG INAYAH

RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Komprehensif

  

Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

Esti Dwi Fitriasih

  

A01301748

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

2016

  Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI,Agustus 2016

  1

  2 Esti Dwi Fitriasih , Fajar Agung Nugroho S.Kep.,Ns.MNS

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

  

RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Ny.E DI RUANG BAROKAH RSU

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar belakang : Kanker payudara merupakan masalah besar bagi dunia kesehatan, menurut

WHO (2012) kejadian kanker payudara sebanyak 1.677.000 kasus, kanker payudara itu sendiri

mengakibatkan seseorang menjadi tidak nyaman, sebanyak 61 % mengeluh nyeri..

  : Ny.E,umur 38 tahun dengan diagnoosa Post Op Mastektomi saat dilakukan Pengkajian

pengkajian pasien mengeluh nyeri disekitar luka operasi menjalar ke payudara kanan, nyeri terus-

menerus,nyeri seperti di iris-iris, skala 6, terdapat luka paska operasi di balut verban. Klien

mengatakan mual karena rasa asam dimulut, klien mengatakan tidak merasakan gatal.

  : Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik ( luka Diagnosa Keperawatan

pembedahan),mual berhubungan tumor terlokasisasi ( adenokarsinoma), resiko infeksi

berhubungan dengan prosedur invasive, Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang diit penyakit.

  : pantau nyeri secara komprehensif (PQRST), ajarkan metode nonfarmakologi seperti Intervensi

nafas dalam dan distraksi relaksasi, lakukan pengukuran tanda-tanda vital, kolaborasi pemberian

pemberian analgesik, anjurkan klien untuk istirahat adekuat,beri pendidikan kesehatan tentang diit

Post Op Mastektomi.

  : dari 4 diagnosa keperawatan 2 diagnosa yang belum teratasi yaitu nyeri akut Evaluasi berhubungan dengan agens cedera fisik (luka pembedahan) : Intervensi yang sudah di ajarkan di harapkan dapat di terapkan di rumah.

  Rekomendasi Kata Kunci: Nyeri akut,luka pembedahan.

  Diploma Nursing Study Program Muhammadiyah Gombong Health School of Science KTI,August 2016

  1

  2 Esti Dwi Fitriasih , Fajar Agung Nugroho S.Kep.,Ns.MNS

ABSTRAC

NURSING CARE TO PROVIDE THE COMFORTABLE FOR MRS.E

  

IN INAYAH ROOM PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

HOSPITAL

Background : Cancer Mamae is big problem for world wide, based on who (2012)

  cancer prevalency as much 1.677.000 case, cancer mamae can make an comfortable for someone, as much 61% of ca mamae complained pain.

  : Mrs.E, 38 years old with post surgery of Mastectomy technique, she

  Assesment

  complained feeling pain in arround her right breast, pain rised everytime with pain scale 6, looked bandage in her right breast. Klien feel like vomiting and feeling uncomfort in her mouth, she talked she didn’t which recommend.

  : Akut pain related to with physic damage (surgery wound)

  Nursing Diagnosis

  ,vomiting associated with tumor (adenocarsinoma) infection risk, related with invasive procedural, Low of knowledge about diet desease.

  

Nursing Care : Pain monitoring comprehensively (PQRST), tought

  nonfarmacology methode like deep breathing & distraction relaxation, measure vital signs, collaborated to give analgesic, suggested patient to take a rest adequately, gave health promoting about diit post surgery mastectomy.

  : One of nursing diagnosis in this case, acut pain still didn’t clear.

  Evaluation Recomendation : Distraction and relaxation deep breathing can decrease pain Keyword : Acut pain,wound surgery.

  KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr Wb

  Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pada Ny.E di Ruang Inayah Pku Muhammadiyah Gombong”.

  Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

  1. Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan lancar.

  2. Bapak M. Madkhan Anis S.Kep.Ns, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  3. Bapak Sawiji S.Kep.Ns,M.Sc, ketua prodi DIII Keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan muhammadiyah gombong.

  4. Bapak Fajar Agung Nugroho S.Kep.,Ns.MNS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan menyusun laporan karya tulis ilmiah dengan sabar

  5. Ibu Arnika Dwi Asti M.Kep selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan menngarahkan kami.

  6. Ibu Ike Mardiati Agustin M.Kep.Sp.Kep.J selaku dosen penguji sidang

  7. Seluruh perawat ruang Inayah RSU PKU Muhammadiyah Gombong

  8. Pasien dan keluarga pasien yang bersedia di kaji untuk asuhan keperawatan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

  9. Bapak Suhudi dan ibu Sutarti selaku kedua orang tua, serta kakakku Ari Susanti, terima kasih atas do’a, kasih sayang dukungan baik dalam bentuk moral maupun material.

  10. Berkah Afif Udin sebagai penyemangat dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

  11. Teman-teman seperjuangan dan sahabatku Alifatun Khasanah, Alfi Mufidah, Arin Dwi Ismawati, Anna Nur Cahyaningsih, Desi Anisa Nurmala, Desi Irawati, Dewi Setyowigiastri, Selva Rocksyana, Jefy Prastya, yang telah bersama-sama menjalani ini semua suka dan duka selama kurang lebih tiga tahun.

  12. Teman-teman seluruh angkatan DIII Keperawatan 2013

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus ini.

  Apabila dalam penulisan ilmiah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Wassalamu’alaikum Wr Wb

  Gombong,6 Agustus 2016 Esti Dwi Fitriasih

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang......................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5 C. Manfaat Penulisan ................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 8 A. Definisi Kenyamanan .............................................................................. 8 B. Definisi Nyeri .......................................................................................... 10 C. Fisiologi Nyeri ......................................................................................... 10 D. Respon Nyeri ........................................................................................... 11 E. Karakteristik Nyeri .................................................................................. 13 F. Penatalaksanaan Nyeri............................................................................. 15 G. Konsep Dasar Inovasi Relaksasi Autogenik ............................................ 18 BAB III RESUME KEPERAWATAN............................................................ 19 A. Pengkajian................................................................................................. 19 B. Analisa Data.............................................................................................. 23 C. Intervensi................................................................................................... 24 D. Implementasi, Evaluasi ............................................................................. 26 viii

  BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 32 A. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 32 B. Nyeri Akut ................................................................................................ 32 C. Mual .......................................................................................................... 36 D. Resiko Infeksi ........................................................................................... 39 E. Defisiensi Pengetahuan ............................................................................. 40 F. Analisis Tindakan Inovasi Keperawatan................................................... 42 BAB V PENUTUP........................................................................................... 45 A. Kesimpulan ............................................................................................... 45 B. Saran ......................................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47 LAMPIRAN ix

  x GAMBAR

  Gambar 1(Skala Nyeri) .................................................................................... 13

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan masalah besar bagi dunia kesehatan,

  kanker payudara termasuk penyakit tidak menular, saat ini menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO (2012) kejadian kanker payudara sebanyak 1.677.000 kasus. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh kaum wanita dengan jumlah 883.000 kasus. Di Negara berkembang dan terdapat 794.000 kasus. Kanker payudara merupakan penyebab kematian pada wanita di negara berkembang sebanyak 324.000 kasus. Insidennya semakin tinggi diseluruh dunia (Houghton,2012). Berdasarkan data dari International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per100.000 perempuan. Insiden tertinggi penderita kanker payudara pada golongan usia 40 sampai 49 tahun sebesar(23,9 %) (Rotty, 2012).

  Tidak hanya di dunia, kanker merupakan masalah yang harus di tangani dengan cepat, di Indonesia sendiri prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013),21,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang mengidap kanker. DiIndonesia kanker payudara merupakan kanker tertinggi pravelensinya pada perempuan disusul kanker leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,7%) dan disusul kanker serviks dan leukemia. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker (DepkesRI,2013).

  2 Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker mulut rahim dan merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes,2010). Tingginya angka kematian akibat kanker payudara di karenakan para penderita datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut atau sudah sulit disembuhkan, padahal pemeriksaan secara dini terhadap tanpa biaya (Rasjidi,2009).

  Jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi Jawa Tengah, sebanyak 3.884 atau 10.546 kasus kanker. Kasus penyakit kanker yang di temukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 24.204 kasus lebih sedikit di bandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus, terdiri dari Ca servix 9.113 kasus (37,65%). Ca mammae 12.281 kasus (50,74%), Ca hepar 2.026 (8,37%), dan Ca paru 784 kasus (3,24%). Prevalensi kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 0,037 % dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2010).

  Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh kaum wanita walaupun dapat juga ditemukan pada kaum pria. Sebanyak 16 % kematian akibat kanker pada wanita dewasa disebabkan oleh kanker payudara (World Health Organization,2008). Menurut Desen (2011) dalam Kardiyudiani (2012) kanker merupakan istilah yang digunakan pada tumor ganas,yaitu tumor yang tumbuh dengan pesat, menginfiltrasi jaringan sekitar, bermetastasis dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan dan terapi yang tepat. Kanker dapat menyerang semua kelompok umur, strata sosial ekonomi dan strata pendidikan dari strata pendidikan rendah hingga tinggi (Kemenkes, 2012). Kanker payudara merupakan formasi keganasan sebagai hasil dari pertumbuhan yang tidak terkontrol pada sel-sel abnormal jaringan payudara (Osborn,et al,2010).

  3 Perkembangan teknologi di dunia medis telah menemukan beberapa metode pengobatan kanker, salah satunya yaitu dengan mastektomi. Mastektomi merupakan kehilangan akan satu atau kedua payudara, Peristiwa traumatik dalam kehidupan wanita dan berdampak pada aspek psikososial serta kehidupan seksualnya (Dian, et al.,2006). Hampir seluruh (97,6%) penderita mengalami kesulitan dalam melakukan lelah dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit. Sebanyak 61% penderita mengeluh nyeri pada bagian yang dioperasi, 41.5% merasa kesakitan dan 34,1% merasakan mual. Berbagai keluhan tersebut berkaitan dengan kondisi pemulihan dan terapi yang dijalani penderita paska tindakan mastektomi dan kemoterapi.

  Setelah tindakan mastektomi dilakukan pasien kurang dapat menerima penyakit yang dialami, merasa kurang nyaman dengan keadaan luka setelah operasi, masalah dengan klien post op mastektomi salah satunya yaitu gangguan rasa nyaman, gangguan body image. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih, et al. (2012) menyebutkan bahwa operasi dan kemoterapi mengakibatkan rasa nyeri setelah operasi dan bahkan menyebabkan kerusakan tubuh yang menyebabkan hilangnya fungsi tubuh secara permanen. Sedangkan efek samping dari kemoterapi adalah mual, muntah,dan hot flushes. Akan tetapi, hanya 17,1% yang membutuhkan pertolongan saat makan, mandi atau berpakaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan kondisi demikian, sebagian besar penderita masih bisa melakukan aktivitas ringan tanpa bantuan orang lain.

  Pasien kanker payudara setelah menjalani operasi mastektomi cenderung akan mengalami perubahan psikologis karena menghadapi perubahan baru yang sangat cepat. Mereka akan kehilangan satu atau dua payudaranya dan harus menjalani beberapa tindakan medis atau terapi pasca melakukan tindakan operasi (Mahleda & Hartini, 2012). Salah satu reaksi psikologis yang dapat ditunjukan adalah depresi yang dialami

  4 bisa terjadi akibat pengobatan kanker yang sangat membebani pasien dibandingkan penyakitnya sendiri, seperti kemoterapi, radioterapi maupun pengobatan penunjang lainnya. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Indonesia menjumpai sekitar 94% penduduk Indonesia. Tindakan peembedahan merupakan ancaman yang dapat membangkitkan reaksi stress fisiologis dan merupakan pengalaman yang sulit di lupa bagi pasien, Keluhan dan gejala yang sering di kemukakan adalah nyeri, demam, mual, muntah serta gejala paska operasi seperti terganggu dengan tidak percaya diri. Nyeri setelah operasi merupakan reaksi yang tidak menyenangkan yang didapat karna kerusakan jaringan. Cara yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri yaitu dengan pendekatan farmakologis dan non farmakologis,pendekatan dengan faarmakologis itu menggunakan obat- obat analgetik sedangkan pada carra non farmakologis yaitu tidak dengan obat namun dengan teknik distraksi relaksasi, massage.

  Tehnik distraksi relaksasi merupakan tehnik gabungan antara tehnik relaksasi dengan tehnik distraksi yaitu dengan cara merilekskan bagian-bagian tubuh dari ketegangan dan mengalihkan fokus nyeri kepada stimulus yang menyenangkan. Sedangkan mengenai gambaran diri, pembedahan yang dijalani menyebabkan gambaran diri yang buruk pada dirinya, merasa kurang dapat menerima keadaan setelah operasi. Keadaan tubuh setelah mastektomi yang belum diterima oleh individu membuat idividu merasa perlu untuk mengubah situasi. Gambaran diri sendiri merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Kusumawati & Hartono, 2010). Penilaian wanita dalam memandang perubahan yang terjadi pada bentuk tubuhnya akan mempengaruhi gambaran diri. Tidak hanya gambaran diri pasien yang telah di lakukan

  5 sendiri merupakan konsep sentral tentang kiat keperawatan konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri.(Potter& Perry 2006).

  Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yaitu melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitas. Upaya promotif meliputi pemberian pendidikan kesehatan tentang luka post op dengan cara perawatan luka dengan teknik aseptik dan antieptik, upaya kuratif meliputi pemberian pegobatan dan penganjuran klien untuk mematuhi terapi, serta upaya rehabilitative meliputi perawatan luka di rumah dan menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah diberikan. Peran perawat dalam aspek biologis yaitu memberikan informasi dan dukungan positif kepada klien tentang proses pengobatan yang akan di jalani bahwa itu adalah alternative untuk pengobatan.

  Berdasarkan latar belakang dan pengkajian yang dilakukan oleh penulis terhadap Ny.E dengan masalah nyeri Post Op Mastektomi, penulis tertarik untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada klien, dengan judul Asuhan Keperawatan Ganggguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman : Nyeri Akut Pada Ny.E di Ruang Inayah RSU PKU Muhammadiyah Gombong

B. TUJUAN

  Tujuan disusun dalam dua hal ;

  a. Tujuan Umum Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan gangguan rasa nyaman pada klien Post Op Mastektomi b. Tujuan Khusus

  1) Memaparkan hasil pengkajian pada kasus Pos Op Mastektomi 2) Memaparkan hasil analisa data keperawatan dan menyusun diagnosa prioritas pada klien dengan gangguang kebutuhan rasa

  6 3) Memaparkan perencanaan keperawatan pada klien gangguan rasa nyaman pada klien Post Op Mastektomi 4) Memaparkan melakukan tindakan implementasi keperawatan pada klien gangguan rasa nyaman pada klien Post Op Mastektomi 5) Memaparkan melakukan evaluasikeperawatan pada klien gangguan kebutuhan rasa aman pada klien dengan Post Op Mastektomi dengan gangguan rasa aman ada klien Post Op Mastektomi

C. MANFAAT PENELITIAN

  Dari laporan hasil ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain :

  1. Manfaat keilmuan Dapat memberikan referensi, serta menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman pada pasien Post Op Mastektomi

  2. Manfaat Aplikatif

  a. Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tindakan keperawatan apa yang tepat untuk kita lakukan pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman.

  b. Hasil laporan ini diharapkan akan memberikan masukan kepada rumah sakit, agar dapat memberikan tindakan keperawatan yang tepat terhadap pasien yang mengalami gangguan pemenuhan rasa aman dan nyaman.

  c. Hasil laporan ini diharapkan akan menjadi masukan bagi akademis dalam rangka merumuskan tindakan keperawatan yang berkaitan dengan kondisi klien yang mengalami gangguan pemenuhan rasa aman dan nyaman.

  7 d. Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat supaya masyarakat mampu melakukan perawatan dirumah terhadap pasien yang mengalami gangguan pemenuhan rasa aman dan nyaman.

  47 DAFTAR PUSTAKA

  Abdullah N., Tangka J., Rotty J., (2012). Hubungan Tentang Kanker Payudara Dengan Cara Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedoteran Universitas Sam Ratulangi. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

  Agency for Research on Cancer (2012). Latest world cancer statistics: Extimated . Diakses tanggal 16 Agustus 2016

  Cancer Incidence

  Alsa, Asmadi. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:Penerbit Pustaka Pelajar. Aryanti, N.P. (2007). Terapi modalitas keperawatan. Jakarta : Balai Penerbit

  FKUI Balitbang Kemenkes RI (2013). Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta :

  Balitbang Kemenkes RI Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

  EGC Dian, D. Schwenn, K, Mylonas, I, Janni, W., Friesse, K., & Jaenicke, F. (2007). Quality of life among breast cancer patient undergoing autologous breast reconstruction versus breast conserving therapy. Diakses pada tanggal 30- 7-2016

  Desen, Wan. (2011). Patologi Tumor. Dalam : Japaries, W,ed. Buku Ajar

  Onkologi Klinis ed 2. Jakarta Penerbit FK UI,45-45

  Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan definisi dan . Jakarta;EGC

  klasifiasi 2012-2014

  Houghton, Andraw R and David Gray. (2012). Gejala dan Tanda Dalam . Jakarta : PT Indeks

  Kedokteran Klinis

  Kemenkes., 2010. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara Dan Kanker

  Leher Rahim

  Kemenkes. (2012).Penderita Kanker Diperkirakan Menjadi Penyebab Utama . Retrieved from

  Beban Ekonomi Terus Meningkat

  http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1937 Kolcaba, K, Tilton, C , & Drouin, C. (2006). Comfort Theory a Unifying

  Framework to enchance ine practice environment. The Journal of Nursing

  , Vol.36, No.11,pp.538544

  Administration

  48 Kusumawati & Hartono Y, (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC Mahleda, M., & Hartini, N. (2012). Post-traumatic growth pada pasien kanker payudara pasca mastektomi usia dewasa madya.

  Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

  . Diperoleh tanggal 26-7-2016 Mubarak, Wahlt & Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori Osborn, Kathleen.S, Wraa, Watson.2010. Medical Surgical Nursing : Preparation

  for Practice Volume

  2.USA : Pearson Potter, P. A. & Perry, A. G. (2010). Fundamental keperawatan buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Potter and Perry (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses

  dan Praktik, Volume 2, Jakarta : EGC

  Rasjidi, Imam. (2009). Deteksi Dini & Pencegahan Kanker pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto. World Health Organization. (2008). World Health Statistics 2008. World Health Organization. (2012). Breast Cancer: the advantage of early

  detection. Centre for health development .http/www.who.int/kobe_cancer/media centre/news/breast_cancer/en.

  

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PAYUDARA

DISUSUN OLEH :

ESTI DWI FITRIASIH

  

A01301748

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

2016

A. Pengertian

  Kanker Payudara adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk masa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar kejaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal.

  Kanker Payudara adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).

  Kanker Payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

  B. Etiologi

  • Tidak ada satupun penyebab spesipik dari kanker payudara, sebagian faktor genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetic berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan belum diketahui.
  • Perubahan genetic ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik yang menekan ataupun meningkatkan perkembangan kanker payudara.
  • Hormone yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormone steroid yang dihasilkan ovarium ( hormone estrogion dan hormone progesterone )
  • Meskipun belum ada penyebab spesipik dari kanker payudara, para peneliti mengidentifikasi sekelompok paaktor resiko sebagi berikut :

  1. Riwayat Pribadi Tentang Panker Payudara Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hamper 1 % tiap tahun

  2. Anak Perempuan atau Saudara Perempuan ( hubungan langsung keluarga ) dari wanita dengan kanker payudara

  Resikonya meningkat dua kali lipat. Jika ibunya terkena kanker sebelum usia 60 tahun. Resiko meningkat 4

  • – 6 kali. Jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung

  3. Menarche Dini, resiko menigkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum 12 tahun.

  4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang hanya anak pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat dibanding dengan mereka yang punya anak sebelum 20 tahun.

  6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disebut sekitar perubahan epitel poliporasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami knker payudara.

  7. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelu usia 30 tahun

  8. Obesitas, resiko terendah diantara wanita paska menepous

  9. Kontrasepsi oral

  10. Terapi pengganti hormone Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi pengganti hormone. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesterone terhadap pengganti estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium.Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.

  11. Masukan alkohol Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alcohol, bahkan hanya denhgan sekali minum dalam sehari.

  Resiko dua kali lipat diantara wanita yang minum alcohol tiga kali sehari. Temuan riset menunjukan wanita muda minum alcohol lebih rentan kanker payudara ( Brunner and Suddart, Daniel Galie )

  C. Tahapan Kanker Payudara

  Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah system klasifikasi TNN yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limpe yang terkena dan bukti adanya metatasis yang jauh. System TNN diadaptasi oleh The Amarica Join Comite on Cancer Staging and Resuid Reformating. Pertahapan ini berdasarkan pada

  • – tahapnya adalah sebagai berikut : Tahap I : tumor kurang dari 2 cm, tidak mengalami nodus. Tahap II : tumor yang lebih besar dari 2 cm < 5 cm, dengan nodus limpe terpiksasi negative / positif. Tidak terdeteksi metastoksis.

  Tahap III : tumor > 5 cm atau tumor dengan sembarang tempat yang menginfasi kulit / dinding, nodus limpe terfiksasipositif dalam area klapikular, tanpa bukti metastasis. Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limpe normal /kanker losa dan metastase janin

  D. Tipe Kanker Payudara

  1. Karsinoma duktal, menginfiltrasi Tipe paling umum 75 % bermetastase di nodus asila, prognosa buruk.

  2. Karsinoma lobuler menginfiltrasi 5

  • – 10 % Terjadi penebalan pada salah satu / dua payudara bias menyebar ketulang, paru, hepar, otak.

  3. Karsinoma medular 60 % Tumor dalam kapsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat

  4. Kanker musinus 3%, menghasilkan lender, tumbuh lambat, prognosis lebih baik.

  5. Kanker duktus tubuler 2 %

  6. Karsinoimplamatom 1

  • – 2 % : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan dan sangat nyeri payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu, cepat

E. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

  1. Pase awal : asimtomatik

  2. Tanda umum : benjolan / penebalan pada payudara

  3. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung

  a. Retraksi / depiasi putting susu

  c. Kulit tebal dan pori

  • –pori menonjol seperti kulit jaeruk

  4. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang punggung bawah

  d. Ulserasi pada payudara

  b. Anoreksia

  c. Berat badan turun

  d. Gangguan pencernan

  e. Kabur

  f. Sakit kepala

  F. Patofisiologi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

  1. Fase Inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

  a. Batuk menetap

  Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

G. Pemeriksaan Diagnostik

  1. Monografi Menemukan kanker insitu yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik Untuk tujuan diagnostic, identifikasi metastastik, respon pengobatan

  3. Biopsy ( aspirasi, eksisi ) Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan

  4. Penanda Tumor Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum ( alfa feto protein,

  HCG asam fosfat )

  a. Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat srbagi prognosis / monitor terapeutik b. Reseptor estrogen / progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang manifulasi hormonal .

  5. Teskrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah

  6. Foto Thoraks

  7. USG

H. Pathways Kanker Payudara

  Faktor genetic Hormonal Lingkungan Faktor resiko Hyperplasia

  Perkembangan sel atipik Carcinoma sel insitu

  Massa Operatif Non Operatif

  Jaringan terputus Sinostatika Radiasi Area sensorik / Gang.sistem gastro

  Motorik intestinal Kerusakan Post kekeringan

  Jaringan radioterapi muka Mual / muntah

  Nyeri Gangg. Integritas < Cairan

  Kulit < perawatan diri BB nafsu makan karena imobilitas

  Gang. nutrisi Menekan Kekeringan

  Borr morrow klj. Rambut Sist.hemopoltik Alopesia

  Terganggu Gang.Citra

  Tubuh Anemi Trombositupenia Lekopenia Resti infeksi

I. Penatalaksanaan

  Ada 3 kombinasi

  • Pembedahan
  • Kemotrapi
  • Radiasi

  1. Pembedahan Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengann kanker payudara. Tujuannya adalah menentukan bila ada masa malignasi dan untuk mengetahui jenis kanker payudara, ada 2 prosedur:

   Prosedur satu tahap: Anestasi umum dengan potongan beku cepat, bila potongan memperlihatkan malignasi, ahli bedah melakukan mastektomi.

   Prosedur dua tahap: Biopsi dengan anestesi lokal * Klien dipulangkan *

  2. Terapi radiasi Untuk pengobatan tahap 1 & 2 Keuntungan : kontrol tumor lokal / pemeliharan payudara Efek :

  • Reaksi kulit
  • Fraktur tulang kosta
  • Pneumonitis
  • Limfodema
a) Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara : Per oral (PO) * Sub cutan(SC) * Intra muskuler (IM) * Intra arteri (IA) * Intra vena (IV) * Intra thecal (lewat fs.lumbal) * Intra peritongal (pleural) * Kemotrapi dapat membuat iritasi pada vena dan jaringan lunak * Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam (3hari) * Vena yang cocok untuk penusukan terasa halus, lembut, cukup besar * (jaringan vena yang menonjol dan keras) Vena yang baik dan sering di gunakan : basilic, chepalic, metacarpal. *

  J. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

  1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik

  a. Ditandai dengan : DS : 1) Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan DO : 1) Klien nampak meringis 2) Klien nampak sesak 3) Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

  b. Tujuan : Nyeri teratasi

  c. Kriteria Hasil : 1) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang 2) Nyeri tekan tidak ada d. Intervensi : 1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

  Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya. 2) Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk 3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

  Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan. 4) Ukur tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri. 5) Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

  2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

  a. Ditandai dengan : DS : 1) Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

  2) Klien mengeluh badan terasa lemah. 3) Klien tidak mau banyak bergerak.Ø DO : 1) Klien tampak takut bergerak.

  b. Tujuan : Klien dapat beraktivitas

  c. Kriteria Hasil : 1) Klien dapat beraktivitas sehari-hari.

  2) Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

  d. Intervensi :

  Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak. 2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan. 3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur. Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.

  a. Ditandai dengan : DS : 1) Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinyaØ DO : 1) Klien jarang bicara dengan pasien lain 2) Klien nampak murung.

  b. Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.

  c. Kriteria Hasil : 1) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

  2) Klien dapat menerima efek pembedahan.

  d. Intervensi : 1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.

  Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah 2) Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi. 3) Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya. 4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien. Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

  DS : 1) Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.Ø

  DO : 1) Adanya balutan pada luka operasi. 2) Terpasang drainase 3) Warna drainase merah mudaØ b. Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

  c. Kriteria Hasil : – tanda infeksi.

  2) Luka dapat sembuh dengan sempurna.

  d. Intervensi : 1) Kaji adanya tanda

  • – tanda infeksi Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda
  • – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat. 2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi. 3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi. 4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

  Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

  4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit

  a. Ditandai dengan : DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

  DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

  b. Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

  c. Kriteria Hasil : 1) Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.

  2) Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan

  1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi. 2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan penyembuhan.

  3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat. 4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak. Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara. 5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi. Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.

  5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

  a. Ditandai dengan : DS : 1) Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.Ø DO : 1) Adanya balutan pada luka operasi.

  2) Terpasang drainase 3) Warna drainase merah mudaØ b. Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

  2) Luka dapat sembuh dengan sempurna.

  d. Intervensi : 1) Kaji adanya tanda

  • – tanda infeksi Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda
  • – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

  2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi. Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.

  4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

  DAFTAR PUSTAKA Gale, Danielle, (2000), Rencana Asuhan Keperwatan Onkologi, Jakarta.

  

Brunner & Suddart, (2002), Buku Ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8,

volume 2, Jakarta, EGC. Doengoes, (2000), Rencana Asuahan Keperawatan, jakarta, EGC.

Price, anderson (1995), Patofisiologi Proses Penyakit, edisi 4, buku kedua,

Jakarta,EGC. Simposium keperawatan, (2003), Kemotrapi, semarang. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

  

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

KANKER PAYUDARA

DISUSUN OLEH :

ESTI DWI FITRIASIH

  

A01301748

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2016

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

  Topik : Kanker Payudara Sub Topik : Penyakit dan perawatan kanker payudara Hari, Tanggal : Jum’at,17 Juni 2016 Waktu : 09.00 – 09.20 WIB (20 Menit) Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong Sasaran : Ny.E dan keluarga Penyuluh : Esti Dwi Fitriasih

A. Tujuan

  1. Tujuan Umum Setelah dilakukakn tindakan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara, diharapkan pasien dan keluarga dapat menjelaskan tentang kanker payudara.

  2. Tujuan Khusus Setelah diberikan perkuliahan selama 1x20 menit, diharapkan :

  a. Pasien dapat menyebutkan pengertian Asma dengan benar minimal 80%.

  b. Pasien dapat mengetahui penyebab kanker payudara

  c. Pasien mengetahui ciri-ciri kanker payudara

  d. Pasien dapat menyebutkan makanan yang baik di konsumsi untuk pasien kanker payudara e. Pasien mengetahui penanganan luka post op kanker paqyudara

  B. Materi : Terlampir

  Ceramah dan Tanya Jawab

  C. Metode :

  E. Strategi Pelaksanaan NO KEGIATAN PENYULUH KLIEN

  1. Pembukaan 1) Mengucapkan salam Menjawab salam

  • ( 5 menit ) 2) Memperkenalkan diri Menerima - dengan baik
  • 3) Menjelaskan tujuan Menyimak dengan baik

  Kegiatan Inti materi Menyimak dengan ( 10 menit ) tentang kanker payudara baik

  • 2. 1) Menjelaskan

  2) Memberikan kesempatan Mengajukan beberapa

  • untuk bertanya pertanyaan

  3) Menjawab pertanyaan

  • Menyimak dengan yang diajukan baik

  3. Penutup 1) Mengulang kembali Mampu menjawab

  • ( 5 menit ) materi yang pertanyaan yang disampaikan dengan diajukan mengajukan pertanyaan
  • 2) Mengucapkan salam Menjawab salam

  F. Evaluasi Proses

  a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana

  b. Peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan

  G. Evaluasi Hasil

  a. Pasien dapat menyebutkan pengertian kanker payudara dengan benar minimal 80 % b. Pasien dapat mengetahui penyebab kanker payudara

  c. Pasien mengetahui ciri-ciri kanker payudara

  d. Pasien dapat menyebutkan makanan yang baik di konsumsi untuk pasien kanker payudara e. Pasien dapat menyebutkan penanganan luka post op kanker payudara

H. Referansi Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat.

  Jakrta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Suyono, Slamet. 2001. Ilmu penyakit dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

  

MATERI