BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pendidikan Karakter a. Nilai - PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI KEBUDAYAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN GALLERY WALK DI KELAS IV SD NEGERI 2 BERKOH - repository perp

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pendidikan Karakter a. Nilai Menurut pandangan Psikolog, nilai diartikan sebagai upaya

  pengutan keyakinan terhadap kebenaran, kebaikan dan keindahan perilaku peserta didik. Webster (1984) ”is a principle, standar, or

  quality regarded as worthwhile or desirable”, yakni nilai adalah

  prinsip, standar atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperluka n. Nilai adalah “suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya.

  Mustari (2011:XIV) yaitu prinsip umum yang menyediakan masyarakat satu ukuran atau standar untuk membuat penilaian dan pemilihan mengenai tindakan atau cita-cita tertentu, suatu konsep pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia dan persepsi yang sangat penting, baik dan dihargai. Nilai juga dapat dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap baik di sadari atau tidak.

  Sedangkan menurut Adisusilo (2012:56) yaitu nilai sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut

  10 keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan konkrit nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami dan dihayati, nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-hal yang bersifat batiniah, menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk mengambil suatu keputusan.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang paling penting, baik dan berharga. Dalam nilai terkandung sesuatu yang ideal harapan yang dicita-citakan untuk kebijakan. Menilai berarti menimbang suatu keinginan menghubungkan sesuatu dengan yang lain dan kemudian mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap baik, penting dan berharga bagi kehidupan umat manusia.

b. Norma

  Norma adalah sebuah aturan, patokan, atau ukuran yaitu yang bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma kita dapat memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya ukurannya serta kualitas kita ragukan, norma berguna untuk menilai baik, buruknya tindakan dan perbuatan masyarakat sehari-hari.

  Menurut Sastrapratedja dalam Adisusilo (2012:54) menjelaskan norma adalah aturan, ukuran, patokan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaian perilaku manusia. Sedangkan menurut Robert M.Z Lawang menjelaskan bahwa norma sebagai patokan prilaku dalam suatu kelompok tertentu, norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu, tindakan itu akan dinilai oleh orang lain norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku, sikap dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dilingkungan kehidupnya. Dengan adanya norma kita dapat memperbandingkan sesuatu hal lain, berguna untuk menilai baik- buruknya tindakan masyarakat sehari-hari.

c. Moral

  Pengertian moral menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ajaran tentang baik, buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap kewajiban dan sebagainya. Pengertian moral juga memiliki kesetaraan atau kesamaan arti dengan pengertian akhlak, budi pekerti dan susila.

  According to Gutmann’s (1989) definition, moral education is

a conscious efforth shared by parents, society and professional

educators to help, shape the character of less well educated people”

  (dalam Benninga, 1994:4). Sedangkan menurut Imam Sukardi kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan moral merupakan perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat. Tingkah laku dapat diterima serta menyenangkan di lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

2. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter

  Pendidikan karakter menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Serta usaha secara sadar dan terencana yang diselenggarakan, oleh masyarakat untuk membentuk watak dan perilaku warga bangsa agar mereka memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap bangsa dan negara dan menjadi warga yang berkarakter kebangsaan sesuai dengan pancasila, UUD 1945.

  Menurut Benninga (1991:137) ”character education is a

  national movement creating schools that foster ethical responsible and caring young people by modeling and teaching good character through emphasis on universal that we all share”.

  Menurut Kemendiknas dalam Wibowo (2012:35) pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Nilai-nilai yang berkaitan dengan kesosialan, dengan tujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik warga masyarakat dan warganegara yang baik.

  Menurut Aunillah (2011:18) menjelaskan pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai- nilai, kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang, sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan seseorang dengan cara mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

  Sedangkan menurut Zaenul (2012:20) secara etimologi istilah karakter berasal dari bahasa latin character yang artinya watak, sifat- sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak, secara terminologi istilah karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadikan ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat, karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter bangsa sama dengan akhlak bangsa atau berbudi pekerti. Sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan prilaku yang baik.

  Wanda Chrisiana (Zubaedi.2011:9) character determines

  

someone’s private thoughts and someone’s action done good character

is the inward motivation to do what is right, according to the highest

standart of behavior is every situation.

  Karakter merupakan cermin sebagai identitas diri seseorang karakter merupakan standar kualitas diri seseorang merupakan moral dan kepribadian seseorang yang ada disetiap manusia yang dapat dikendalikan oleh dirinya. Dengan adanya karakter manusia mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

  Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah penerapan nilai-nilai moral pada peserta didik melalui ilmu pengetahuan, kesadaran/ kemauan terhadap diri sendiri, sesama lingkungan bangsa dan negara maupun Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi manusia yang akhlaqul karimah. Pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun Negara.

b. Ciri Pendidikan Karakter

  Menurut Adisusilo (2012:78) terdapat empat ciri pendidikan karakter yaitu sebagai berikut : 1) Keteguhan dan kesetiaan.

  2) Ketentuan interior setiap tindakan diukur berdasarkan seperangkat nilai.

  3) Koherensi yang memberikan keberanian yang membuat seseorang teguh pada prinsipnya.

  4) Otonomi, seseorang yang mengiternalisasikan nilai-nilai dari luar, sehingga menjadi nilai pribadi, menjadi sifat tanpa paksaan dari orang lain.

c. Tujuan Pendidikan Karakter

  Menurut Zaenul (2012:22) pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif berakhlak karimah, berjiwa luhur dan bertanggung jawab serta membimbing anak agar memiliki karkter yang baik. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

3. Cinta Tanah Air a. Pengertian Cinta Tanah Air

  Menurut Mustari (2011:189), Nasionalis atau cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

  Cinta tanah air melibatkan identifikasi identitas etnis dengan Negara, identitas itu akan sangat terasa jika kita berada diluar negeri, dimana poster tubuh, etnisitas, ras, bahasa, agama dan budaya kita berada dengan sekeliling kita.

  Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.

  Menurut Isnani (2008), Nasionalisme atau Cinta Tanah air adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Kesadaran yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkoran untuk kemerdekaan, kemajuan, dan kemakmuran bangsa.

  Menurut Depdiknas pengertian cinta tanah air adalah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

  Perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara untuk mengabdi, melindungi tanah air dari segala ancaman dan gangguan.

  Menurut penjelasan di atas, cinta tanah air adalah suatu tindakan yang dimiliki seseorang dalam melindungi dan menjaga bangsanya dari hal kecil yang ada di lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Cinta tanah air yang ada dalam diri seseorang saat diterapkan pada lingkungan sekitar itu dapat melindungi anak bangsa dari pengaruh yang negatif, seperti narkoba, merokok.

  Nationalism it is an ideological movement aimed at attaining

and maitaining the identity, unity (through social cohesion) and

autonomy (through national self- determination) of a “nation” or a peoples united under a “national” banner. (Smith,1991:1)

  Menurut Isnani (2008), menjelaskan tentang unsur-unsur cinta tanah air (nasionalisme) yang ada pada diri seseorang tidak datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut:

  a) Perasaan nasional

  b) Watak nasional

  c) Batas nasional (yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri individu).

  d) Bahasa nasional

  e) Peralatan nasional

  f) Agama Menurut penjelasan di atas unsur-unsur cinta tanah air dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur cinta tanah air dapat dipengaruhi oleh perasaan nasional atau cinta tanah air yang tumbuh dalam diri seseorang. Tidak hanya perasaan yang cinta tanah air yang termasuk dalam unsur-unsur, watak seseorang dalam melakukan yang mencerminkan cinta tanah air baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat. Cinta tanah air yang terdapat dalam diri seseorang bisa dilihat pada bahasa yang dipakai dan perasaan yang dimiliki seseorang dalam melakukan kecintaan terhadap bangsa. Cinta tanah air dapat diterapkan di lingkungan sekitar. Untuk menerapkan cinta tanah air yang terdapat di diri siswa SD dapat dilihat dari tingkah laku di lingkungan sekolah dan di lingkungan sekitar.

  Menurut Zaenul (2012: 42) indikator keberhasilan pendidikan karakter cinta tanah air seperti dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Cinta Tanah Air Nilai Indikator

  1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

  2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Cinta Tanah Air

  3. Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden serta symbol-simbol Negara lain.

  4. Bangga dengan karya bangsaa.

  5. Melestarikan seni dan budaya bangsa.

4. Prestasi Belajar

  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

  “ ... Achievement test had as their gool the end point evaluation of

students knowledge after a standard course of training. In such test,

validity is determined primarily by content-related evidence. In other

words these are considered valid if they adequately sample the do main of

the construct (e.g. math, science, or history) being assessed”.

  Pengertian prestasi menurut Kaplan ini dapat diartikan bahwa prestasi merupakan sebuah tes yang memuat menilai pengetahuan dari pencapaian siswa dalam pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi semua orang dan berlangsung seumur hidup. Pengertian belajar menurut Schunk (2008:2) dalam buku “Learning

  Theories An Educational perspective

  ” yang menyatakan : Learning is behavioral change or change in copacty for behavior.

  

People learn when they become capable of doing something differently

learning involves developing new actions or modifying exiting ones. From

cognitive perspective we say that learning is inferential, we do observe it

directly but rather in product or outcomes. Learning is assessed based on

what people say write and do.

  Pendapat Schunk mengenai belajar dapat diartikan bahwa salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya yang menyangkut perubahan yang bersifat, pengetahuan, keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap.

  Sedangkan menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan tingkah laku relatif permanen, tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat kelelahan, sakit, dan sebagainya.

  Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar 1) Perubahan terjadi secara sadar 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

  Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor interen dan faktor ekstern.

  1) Faktor Intern

  Terdapat tiga faktor yaitu:

  a) Faktor Jasmaniah

  b) Faktor Psikologis

  c) Faktor Kelelahan

  2) Faktor-faktor Ekstern

  Yang mempengaruhi belajar

  a.) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

  b) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar belajar, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa, faktor yang mempengaruhi belajar siswa kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari lauar diri siswa (eksternal) b.

   Pengertian Prestasi Belajar

  Hamdani (2011:138) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan mejadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

  Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

  Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang di ukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

  Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa.

  c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (inter) dan faktor dari luar (ekstern).

1) Faktor Internal

  a) Kecerdasan (inteligensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi- rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya, adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan- kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

  Hamdani (2011:139), kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi, sedangkan menurut Slameto mengatakan bahwa tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah, tingkat inteligensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

  b) Faktor jasmaniah atau faktor fisologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

  Hamdani (2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku. c) Sikap Suatu yang kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

  d) Minat Minat menurut para ahli psikolog adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara-terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.

  Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

  Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

  e) Bakat Menurut Hamdani (2011:141) Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing- masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilkinya. Bakat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

  Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

  f) Motivasi Menurut Hamdani (2011:142) motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu motivasi menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Motivasi dalam belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar, merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk mengarahkan perhatian siswa pada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri siswa akan timbul inisiatif.

2) Faktor Ekternal

  Menurut Slameto (2011:143), faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan keluarga, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua harusnya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga.

  Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar.

  b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

  Hamdani (2011:144, guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

  c. Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Apabila anak bertempat tinggal di lingkungan yang temannya rajin belajar, anak tersebut akan ikut rajin belajar, tapi sebaliknya jika anak bertempat tinggal di lingkungan yang temanya malas belajar, maka anak tersebut akan terpengaruh malas untuk belajar juga.

5. Pendidikan Kewarganegaraan

  Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultural, bahasa, usia untuk menjadi warga negara yang cerdas terampil dan dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki wawasan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

  Menurut Azra ( 2005:6) secara bahasa istilah Civic Education Oleh sebagian pakar diterjemahan kedalam bahasa Indonesia menjadi pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.

  Pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidiakan HAM. Karena, pendidikan kewargaan mencakup kajian dan pembahsan tentang pemperintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of low, hak dan kewajiban warganegara, proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warganegara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi kritis penyelidikan dan kerjasama, keadilan sosial, pengertian antar budaya dan kelestarian lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

  Menurut Zamroni dalam Azra (2010:7) pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakuakn oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political

  

knowlege, awarness, attitude, political efficacy dan political

participation serta kemampuan mengambil keputusan politik secara

  rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mencakup bidang politik, hukum dan moral. Ketiga cakupan tersebut berisi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga membentuk peserta didik yang memiliki karakter percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat, berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

  Menurut Jarolimek dan Clifford (1976: 5) menjelaskan tentang “Citizenship education is take place through the formal study of such

  

subjects as history, government(civics), and through the indoctrination

of such values as freedom, human dignity, responsibility,

independence, individualism, democracy, respect for others, love of

country, and so on”.

  Kewarganegaraan selalu menyangkut dimensi pengetahuan, keterampilan dan nilai (value). Sejalan dengan ide pokok pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan membentuk Warga Negara yang ideal, yaitu Warga Negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai sesuai dengan konsep dan prinsip pendidikan kewarganegaraan.

  Savage and Armstrong (1992:9) berpendapat bahwa:

  Though views about the function of citizenship vary, three

common threads run through many discussions of this issue. First,

there is general agreement that young people need to be encouraged to

commit to core american values as democratic decision making.

Second, it is widely acknowledged that citizenship education lessons

should encourage pupils to critique present ways of doing things

(leming,1989). Third, it is expected that good citizenship education

programs will produse young people who will leuas school with a predisposition to become actively involved in public affairs. Pendidikan kewarganegaraan adalah hal umum yang harus dijalankan dalam pendidikan kewarganegaraan ini pertama, kaum muda perlu didorong untuk berkomitmen pada nilai-nilai pengambilan keputusan secara demokrasi, kedua pendidikan kewargaan harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, ketiga diharapkan bahwa program pendidikan kewarganegaraan yang baik akan menghasilkan orang-orang muda yang akan meninggalkan sekolah dengan cenderung aktif dalam urusan publik.

  Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan akan kepentingan nilai-nilai hak dan kewajiban suatu negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari yang diharapkan, karena dinilai penting, yang diberikan/diterapkan sejak usia dini.

b. Tujuan Penidikan Kewarganegaraan

  Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut ini: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu kewarganegaraan.

  2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

  4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Kurikulum KTSP, 2006).

c. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

  Pendidikan Kewarganegaraan mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kewarganegaraan. Sejalan dengan ide pokok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ingin membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip kewarganegaraan. Pada gilirannya yang baik tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya masyarakat yang demokratis.

6. Motode Pembelajaran Gallery Walk a. Pengertian Metode Gallery Walk

  Gallery walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk, gallery adalah pameran, pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai sedangkan walk artinya berjalan, melangkah menurut Silberman (2006:274) Gallery walk atau galeri belajar merupakan satu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini, berdasarkan uraian berikut gallery walk (galeri belajar) merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara langsung. Gallery walk (galeri belajar) juga dapat memotivasi keaktivan siswa dalam proses belajar sebab bila sesuatu yang baru ditemukan perbedaan antar satu dengan yang lainnya, maka dapat saling mengoreksi antar siswa baik kelompok maupun siawa itu sendiri.

  Adapun menurut Francek dalam Journal of College Science

  Teaching (2006:27)

  “Gallery walk is a discussion technique that gets students out

  

of their chairs and actively involved in synthesizing important science

concepts, writing, and public speaking. The technique also cultivates

listening and team building skills .

  Metode gallery walk atau galeri belajar adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema, sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi disetiap kelompok untuk di pajang di depan kelas. Setiap kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang digalerikan, kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya. Guru memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu dibenarkan dari pemahaman siswa.

b. Tujuan Gallery Walk

  Metode Gallery walk ini disebut dengan istilah metode keliling kelompok. Metode ini mempunyai tujuan agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya.

  Tujuan-tujuan lain dari metode Gallery walk adalah sebagai berikut: 1) Menarik siswa ke dalam topik yang akan dipelajari 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang topik yang akan dibahas (pemahaman yang benar maupun keliru). 3) Mengajak siswa menemukan hal yang lebih dalam dari pengetahuan yang sudah mereka peroleh.

  4) Memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya (seperti berpikir, meneliti, berkomunikasi dan bekerjasama) dalam mengumpulkan informasi baru. 5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memilah, mengolah dan menyajikan informasi dan pemahaman baru yang diperoleh.

  6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri cara mendemonstrasikan hal yang telah dipelajari (pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai).

c. Langkah-langkah Metode Gallery Walk

  Pelaksanaan Gallery Walk menurut Silberman (2006:274) yaitu: 1) Mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan dua hingga empat orang.

  2) Memerintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh pada anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti, hal itu boleh jadi mencakup berikut ini:

  a) Pengetahuan baru

  b) Keterampilan baru

  c) Peningkatan dalam bidang

  d) Minat baru dibidang

  e) Percaya diri Kemudian perintahkan mereka untuk membuat daftar pada kertas lembar berisi hasil pembelajaran. Memerintahkan mereka untuk memberi jud ul atau menemui daftar itu “hal-hal yang kita dapatkan”

  3) Tempelkan daftar tersebut pada dinding 4) Memerintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar perintah hasil belajar yang siswa peroleh dari daftar selain dari kelompok sendiri. 5) Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum didapatkan menjelaskan sebagai hasil pembelajaran yang tidak bisa atau tidak sesuai. 6) Kelompok siswa yang ditanggapi diberi kesempatan untuk mempertahankan hasil karyanya.

  Dalam penelitian, peneliti sedikit merubah langkah-langkah pembelajaran yang disesuikan dengan keadaan, kondisi kelas dalam satu kelas yang berjumlah 40 siswa (kelas gemuk), maka pembelajaran di sesuaikan agar lebih efekif sehingga satu kelompok terdiri dari enam sampai tujuh siswa. Dan dalam kelompok ada ketua kelompok untuk memudahkan siswa untuk berjalan mengelilingi galeri belajar (agar disetiap kelompok terorganisir). Guru dan siswa membahas materi pada galeri untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai materi yang di pelajari.

d. Kelebihan model Pembelajaran Gallery Walk

  Kelebihan model pembelajaran gallery walk diantaranya adalah: 1) Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar.

  2) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

  3) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengepresiasi hasilbelajar kawannya.

  4) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar 5) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik. (Rodgers, 2000).

e. Kelemahan model Pembelajaran Gallery Walk

  Kelemahan model pembelajaran gallery walk diantaranya adalah: 1) Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian sisa menggantungkan kerja kawannya.

  2) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif.

  3) Pengaturan setting kelas yang lebih rumit. (Rodgers, 2000).

  Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model Gallery Walk merupakan model inovatif yang menyuruh siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini dilakukan seperti melihat suatu galeri yang dilakukan dengan keliling melihat pekerjaan teman stelah semuanya mengerjakan soal. Siswa akan berjalan dari pekerjaan temannya yang ditempel di dinding ruang kelas. Dalam model ini seluruh siswa akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.

7. Materi Dalam Penelitian

  Penelitian mengambil Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi dilingkungan sekitarnya. Kompetensi Dasar 4.1. mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasinal:

  Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dannegara di dunia makin terikat satu sama lain. Tujuannya untuk mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas- batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.

a. Globalisasi kebudayaan

  Sub-kebudayaaadalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global. Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di Kebudayaan dapat diartikan sebagai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah

  Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau

  world culture ) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari

  persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelake berbagai tempat di dunia ini (Lucian W.

  Pye, 1966), namun perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

  Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan 1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

  2. Penyebaran prinsip multi kebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

  3. Berkembangnya turisme da

  4. Semakin banyaknyari suatu negara ke negara lain.

  5. Berkembangnyayang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

  6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti

  7. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi

  8. Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

  Dampak positif globalisasi antara lain:

  1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan

  2. Mudah melakukan komunikasi

  3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)

  4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran

  5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

  6. Mudah memenuhi kebutuhan

  Dampak negatif globalisasi antara lain:

  1. Informasi yang tidak tersaring

  2. Perilaku konsumtif

  3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit

  4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk

  5. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.

b. Teknologi Informasi dan Komunikasi

  Semakin hari teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih. Jika dulu masih sulit untuk mengadakan siaran langsung di televisi, sekarang hal itu bahkan bisa dilakukan setiap hari sehingga kita bisa menonton pertandingan liga Inggris yang berlangsung di Eropa dalam waktu yang bersamaan dengan kejadian yang sebenarnya. Koran, majalah, televisi dan radio, bisa mendapatkan berita terkini hanya dalam waktu beberapa detik saja sejak peristiwa sebenarnya terjadi. Informasi pun semakin cepat menyebar.

  Masyarakat dapat segera melihat, mendengar, dan mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari berbagai penjuru dunia termasuk gaya hidup. Masing-masing kelompok masyarakat tentu memiliki gaya hidup yang berbeda. Tayangan-tayangan televisi dan berita- berita di radio serta majalah dan koran seringkali menayangkan gaya hidup suatu masyarakat sehingga gaya hidup yang dianggap sudah maju dan modern dapat dengan cepat pula ditiru oleh masyarakat lain.

  Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, kalian pun dapat melakukan percakapan dengan orang lain di belahan dunia lain tanpa harus beranjak jauh dari tempat kita berada. Jika dahulu, untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan jasa kurir pembawa pesan atau jasa pos membutuhkan waktu berhari-hari. Maka saat ini, dengan kecanggihan teknologi internet seperti sarana email, chatting yang dilengkapi webcam (kamera). Kamu dapat berbicara bertatap muka dengan orang yang berada jauh dari kita. Bahkan sekarang, telepon seluler (ponsel) tidak saja berguna untuk percakapan suara, tapi juga dengan ponsel yang canggih kita dapat sekaligus menikmati segala macam informasi dari seluruh penjuru dunia.

c. Transportasi

  Dahulu, nenek moyang kita memerlukan waktu berhari-hari untuk pergi ke luar kota karena belum ada kendaraan cepat seperti mobil atau motor. Bahkan ketika mobil atau motor ditemukan pun, perjalanan antarkota masih memerlukan waktu berjam-jam. Namun sekarang, dengan semakin canggihnya alat transportasi, mobil dan motor pun semakin cepat berkembang. Selain itu, dengan kereta api cepat, jarak Jakarta

  • – Surabaya bisa ditempuh dengan cepat. Bahkan dengan ditemukannya kereta api super cepat, waktu yang ditempuh semakin pendek.

  B. Hasil Penelitian yang Relevan

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hariyati Majiasih, Program Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Paska Sarjana. yang ber judul

  

The Effectiveness of Gallery Walk to Teach Speaking viewed from the

Students’Self-Esteem (Sebuah penelitian experimenttal pada siswa kelas XI

  SMAN 3 Cilacap tahun pelajaran 2011/2012) .” Penelitian ini merupakan penelitian experiental dengan subyek siswa kelas XI SMA N 3 Cilacap tahun pelajaran 2011/2012. Peneliti menyimpulkan berbicara siswa kelas XI SMA N

  3 Cilacap tahun 2011/2012. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Gallery Walk adalah teknik pengajaran yang efektif untuk mengajar kemampuan berbicara pada siswa kelas XI SMA N 3 Cilacap.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI PADA KELAS IV SDN KROMASAN MELALUI METODE P3D

0 8 21

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 8 114

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 7 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKARAJA KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 JATI AGUNG AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DAN KARAKTER CINTA TANAH AIR MELALUI SNOWBALL THROWING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS IV SD 1 LORAM KULON KABUPATEN KUDUS

0 0 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 28 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep Pembelajaran - PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PICTURE TO PICTURE SISWA KELAS IV SDN RAPAMBINOPAKA KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE - Repository IAIN Kendari

0 0 13