Pengaruh pupuk probiotik nopkor dalam pemupukan secara organik terhadap hasil panen tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) - USD Repository
PENGARUH PUPUK PROBIOTIK NOPKOR DALAM PEMUPUKAN
SECARA ORGANIK TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN CABAI
RAWIT (Capsicum frutescens)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh:
Citra Ayu Wulandari
101434054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
MOTTO
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-seukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiriBerusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas
kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula
- -Ibu Kartini- Kupersembahkan Karyaku kepada: Mama dan Papa Kakek dan Nenek tercinta Semua pihak yang menyayangiku dan Almamaterku
PENGARUH PUPUK PROBIOTIK NOPKOR DALAM PEMUPUKAN
SECARA ORGANIK TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN CABAI
RAWIT (Capsicum frutescens)
Citra Ayu Wulandari
Prodi Pendidikan Biologi
ABSTRAK
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan di Indonesia khususnya di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Permintaan produksi cabai rawit sangat meningkat di dalam negeri karena hampir seluruh rakyat Indonesia menyukai cabai khususnya cabai rawit. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa hasil panen akan lebih baik dengan penggunaan pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk probiotik NOPKOR. Tujuan lebih lanjut adalah memberikan informasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitas hasil panen cabai rawit dengan menggunakan pupuk organik serta pupuk probiotik NOPKOR.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 10 kali ulangan yaitu: pupuk kascing dengan Nopkor, pupuk kascing tanpa Nopkor, pupuk hijau dengan Nopkor, pupuk hijau tanpa Nopkor. Parameter yang diamati adalah produktivitas buah yang meliputi pengukuran berat basah buah (gr), berat kering buah (gr), panjang buah (cm) dan jumlah buah cabai rawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk probiotik NOPKOR pada pupuk organik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil panen cabai rawit yang berupa berat basah buah, berat kering buah dan jumlah buah.
Kata kunci : produktivitas cabai rawit, NOPKOR, pupuk kascing, pupuk hijau
THE EFFECT OF NOPKOR PROBIOTIC FERTILIZER IN ORGANIC
FERTILIZATION TOWARD THE HARVEST OF THE CAYENNE
PEPPER (CAPSICUM FRUTESCENS)
Citra Ayu Wulandari
Biology Education Study Program
ABSTRACT
Cayenne pepper (Capsicum frustescens) is one of the vegetables which can be cultivated especially both in highland and lowland. The demand to produce the cayenne pepper plant is highly increasing in domestic since the cayenne pepper becomes the most favorite vegetable for Indonesian people. This research was intended to show that crops will be on the use of organic fertilizer mixed with with NOPKOR probiotic fertlizer. The more is to give information to farmers in improving the productivity of crop of cayenne pepper to use organic fertilizer and NOPKOR probiotic fertilizer.
This research was implemented in Biology Education Study Program’s experimental farm in Sanata Dharma University. A Complete Random Design was conducted by undertaking four treatments and ten repetitions, namely kascing fertilizer with NOPKOR, kascing fertilizer without NOPKOR, green fertilizer with NOPKOR, green fertilizer without NOPKOR. The observed parameters were the measure wents of the gross weight (gr), the net dry weight (gr), the fruit length (cm), and the number of the cayenne pepper.
In conclusion, the result of this research indicated that a treatment of combining NOPKOR probiotic fertilizer with organic fertilizer gave the significant effect toward the harvest of the cayenne pepper in the form of the gross weight, the net dry weight, the fruit length, and the number of the cayenne pepper.
Keywords: cayenne pepper productivity, NOPKOR, kascing fertilizer, green
fertilizer
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pupuk Probiotik Nopkor Dalam Pemupukan Secara
Organik Terhadap Hasil Panen Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens)”.Laporan penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dengan sabar hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.
3. Ch. Retno Setyati S.Si.,M. Biotech selaku Dosen Pendidikan Biologi yang telah memberikan banyak informasi bagi penelitian ini
4. Seluruh Dosen Pendidikan Biologi dan Semua Staff karyawan
5. Papa dan Mama yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakek dan Nenek tercinta yang telah memberikan segalanya (doa, kasih sayang dan cinta)
7. Kakak dan adik-adik (Egha, Delvi, Agnes, Widhi, Dita, Angela) yang telah memberi motivasi
8. Kekasih tersayang Firdaus yang setia menemani, membantu dan memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
9. Teman-teman di Asrama Tastiti tercinta (Erlin, Giska, Berta, Sella, Hilda, Tia, Angel, Kakak Lucy, Putri) dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas pertemanan dan kebersamaan kita selama ini baik suka maupun duka.
10. Teman-teman Pendidikan Biologi 2010 (Ully, Geby, Wiwik, Nesya, Ana Petri, dwi, Sesil, Resi, Vita, Retha, Esther) Teman-teman KKN 47 (Emak, Nia, Linda, Rocky, Ajeng) dan teman-teman yang lain, terimakasih atas persahabatan dan kekompakkan kita selama ini.
11. Semua orang-orang terdekat yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu untuk itu saran, kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi lebih baik Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............................. vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ...........................................................................................................x DAFTAR TABEL .................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................3 C. Batasan Masalah ..........................................................................................4 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................4 E. Manfaat Penelitian ......................................................................................5 F. Hipotesis ......................................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pupuk dan Pemupukan ..................................................................6
1. Klasifikasi Pupuk .................................................................................6
B. Deskripsi Pupuk Probiotik ........................................................................12
C. Definisi Pupuk Probiotik NOPKOR Pso ..................................................23
D. Deskripsi Pupuk Organik ..........................................................................26
E. Pupuk Kascing dan Pupuk Hijau ...............................................................32
1. Pupuk Kascing ....................................................................................32
2. Pupuk Hijau .........................................................................................35
F. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) ..........................................36
1. Sejarah Cabai Rawit (Capsicum frutescens) ......................................36
2. Macam Tanaman Cabai .......................................................................37
a. Cabai Besar ...................................................................................37
b. Cabai Keriting ................................................................................38
c. Paprika ...........................................................................................38
d. Cabai Rawit ...................................................................................39
3. Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit........................................................39
4. Morfologi dan Fisiologi ......................................................................40
a. Batang ...........................................................................................40
b. Daun ..............................................................................................40
c. Bunga ............................................................................................41
d. Buah ..............................................................................................41
e. Biji .................................................................................................41
f. Akar ...............................................................................................42
5. Syarat Tumbuh ....................................................................................42
a. Tanah .............................................................................................42
b. Iklim ..............................................................................................43
6. Kandungan dan Manfaat .....................................................................43
7. Faktor-faktor Pra Panen Tanaman Cabai Rawit ..................................44
a. Nutrisi Mineral ..............................................................................45
b. Suhu ..............................................................................................45
c. Cahaya ...........................................................................................45
d. Penyemprotan dengan Bahan Kimia .............................................46
8. Hama dan Penyakit .............................................................................46
a. Thrips ............................................................................................46
b. Kutu daun ......................................................................................46
c. Tungau ...........................................................................................47
d. Kutu kebul .....................................................................................47
e. Lalat buah ......................................................................................47
f. Ulat buah ......................................................................................48
g. Ulat gerayak ..................................................................................48 Penyakit ..................................................................................................
a. Bercak daun cabai ........................................................................48
b. Antraknosa cabai ..........................................................................49
c. Busuk buah ...................................................................................51
d. Layu bakteri ..................................................................................51
e. Mosaik ..........................................................................................52
f. Penyakit tepung ............................................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................................54 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................54 C. Design Penelitian ......................................................................................54 D. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................................55
1. Penyiapan Lahan .................................................................................55
2. Penyiapan Media Tanah dan Polybag .................................................55
a. Polybag ..........................................................................................56
b. Medium Tanam .............................................................................56
c. Fasilitas Penunjang .......................................................................56
3. Penyampuran Media Tanam ...............................................................56
4. Penyiapan Bibit Tanaman Cabai Rawit ..............................................56
5. Penanaman Tanaman Cabai Rawit ......................................................56
6. Perawatan dan Pemeliharaan ...............................................................57
a. Penempatan polybag .....................................................................57
b. Penyiraman ....................................................................................57
c. Pemupukan ....................................................................................58
d. Pengamatan ...................................................................................58
E. Cara Analisis Data .....................................................................................60
F. Instrument .................................................................................................62
G. Agenda Pelaksanaan ..................................................................................64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Berat Basah Buah Cabai Rawit .................................................................67 B. Berat Kering Buah Cabai Rawit ................................................................74 C. Penjang Buah Cabai Rawit .......................................................................79 D. Jumlah Buah Cabai Rawit .........................................................................82 Faktor Keberhasilan ......................................................................................
1. Bibit Tanaman Cabai Rawit ................................................................87
2. Iklim ....................................................................................................88
3. Serangan Hama dan Penyakit ..............................................................89 a. Hama yang Menyerang Tanaman Cabai Rawit ................................
1) Ulat grayak .............................................................................89 2) Kutu daun ...............................................................................90 3) Lalat Buah ..............................................................................91 4) Kumbang koksi .......................................................................91 b. Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai Rawit ............................
1) Busuk Buah ............................................................................92 2) Layu Bakteri ...........................................................................92 3) Layu dan Busuk Batang .........................................................93
Kemungkinan Penelitian Selanjutnya ...................................................... 95
BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi ....................96 BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................98 B. Saran ..........................................................................................................98 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................100 LAMPIRAN ...............................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengamatan Berat Basah Buah Cabai Rwit ........................................ 59 Tabel 2. Pengamatan Berat Kering Buah Cabai Rawit ..................................... 59 Tabel 3. Pengamatan Panjang Buah Cabai Rawit ............................................. 60 Tabel 4. Pengamatan Jumlah Buah Cabai Rawit .............................................. 60 Tabel 5. Alat yang Digunakan .......................................................................... 62 Tabel 6. Bahan yang Digunakan ....................................................................... 63 Tabel 7. Hasil Rata-rata Berat Basah Buah Cabai Rawit................................ 103 Tabel 8. Uji Normalitas Berat Basah Buah ...................................................... 72 Tabel 9. Uji Homogenitas Berat Basah Buah ................................................... 73 Tabel 10. Uji Analisis Varian Berat Basah Buah.............................................. 73 Tabel 11. Hasil Rata-rata Berat Kering Buah Cabai Rawit ............................ 104 Tabel 12. Uji Normalitas Berat Kering Buah.................................................... 77 Tabel 13. Uji Homogenitas Berat Kering Buah ................................................ 77 Tabel 14. Uji Analisis varian Berat Kering Buah ............................................. 78 Tabel 15. Hasil Rata-rata Panjang Buah Cabai Rawit .................................... 105 Tabel 16. Uji Normalitas Panjang Buah ........................................................... 80 Tabel 17. Uji Homogenitas Panjang Buah ........................................................ 81 Tabel 18. Uji Analisis Varian Panjang Buah .................................................... 82 Tabel 19. Hasil Jumlah Buah Cabai Rawit .................................................... 106 Tabel 20. Uji Normalitas Jumlah Buah ............................................................ 84 Tabel 21. Uji Homogenitas Jumlah Buah ........................................................ 85 Tabel 22. Uji Analisis Varian Jumlah Buah ..................................................... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cabai Besar………………………………………………………..37 Gambar 2. Cabai Keriting ................................................................................ 38 Gambar 3. Paprika ............................................................................................ 38 Gambar 4. Cabai Rawit ..................................................................................... 39 Gambar 5. Buah Cabai Rawit dengan Nopkor.................................................. 66 Gambar 6. Buah Cabai Rawit tanpa Nopkor..................................................... 66 Gambar 7. Diagram Rata-rata Berat Basah Buah Cabai Rawit . ...................... 67 Gambar 8. Diagram Rata-rata Berat Kering Buah Cabai Rawit ....................... 75 Gambar 9. Diagram Rata-rata Panjang Buah Buah Cabai Rawit..................... 80 Gambar 10. Diagram Jumlah Buah Buah Cabai Rawit..................................... 83 Gambar 11. Pupuk Hijau................................................................................. 146 Gambar 12. Pupuk Kandang ........................................................................... 146 Gambar 13. Pupuk Kascing............................................................................. 146 Gambar 14. Pupuk Probiotik NOPKOR ......................................................... 147 Gambar 15. Tanaman Cabai Rawit ................................................................. 148 Gambar 16. Insektisida.................................................................................... 150 Gambar 17. Timbangan Analitik .................................................................... 151 Gambar 18. Proses Penimbangan Buah Cabai Rawit ..................................... 151 Gambar 19. Proses Pengovenan ...................................................................... 151 Gambar 20. Ulat Grayak ................................................................................ 152 Gambar 21. Kutu Daun .................................................................................. 152 Gambar 22. Kumbang Koksi ......................................................................... 153 Gambar 23. Busuk Buah ................................................................................ 154 Gambar 24. Layu Bakteri ............................................................................... 154 Gambar 25. Layu dan Busuk Batang ............................................................. 154
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Rata-rata Berat Basah Buah Cabai Rawit ......................... 103 Lampiran 2. Hasil Rata-rata Berat Kering Buah Cabai Rawit ........................ 104 Lampiran 3. Hasil Rata-rata Panjang Buah Cabai Rawit ................................ 105 Lampiran 4. Hasil Rata-rata Jumlah Buah Cabai Rawit ................................. 106 Lampiran 5. Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah Buah ................. 107 Lampiran 6. Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Kering Buah ................ 108 Lampran 7. Uji Normalitas dan Homogenitas Panjang Buah ......................... 109 Lampiran 8. Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Buah ......................... 110 Lampiran 9. Uji Analisis Varian Berat Basah Buah ....................................... 111 Lampiran 10. Uji Analisis Varian Berat Kering Buah .................................... 113 Lampiran 11. Uji Analisis Varian Panjang Buah............................................ 115 Lampiran 12. Uji Analisis Varian Jumlah Buah ............................................. 116 Lampiran 13. Silabus ...................................................................................... 119 Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 124 Lampiran 15. Foto Pupuk yang Digunakan .................................................... 146 Lampiran 16. Foto Pupuk Probiotik NOPKOR .............................................. 147 Lampiran 17. Foto Tanaman Cabai Rawit ...................................................... 148 Lampiran 18. Insektisida ................................................................................. 150 Lampiran 19. Alat dan Proses Penimbangan dan Pengeringan....................... 151 Lampiran 20. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit ............................. 152
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam
yang sangat melimpah. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangat beragam. Sayuran adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia karena memiliki banyak kandungan nutrisi bagi tubuh manusia. Sebagai bahan pangan, sayuran bukanlah makanan pokok melainkan sebagai makanan pelengkap. Meskipun sayuran hanya sebagai makanan pelengkap, namun keberadaan sayuran tidak dapat diabaikan. Tua- muda, besar-kecil, tak peduli jenis kelamin atau tingkat ekonominya keberadaan sayuran tetap diperlukan untuk makanan sehari-hari. Pentingnya sayuran untuk kesehatan manusia sudah lama diketahui. Sayuran sangat dibutuhkan manusia karena kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya, seperti vitamin, karbohidrat dan mineral. Karbohidrat dalam sayuran berbentuk selulosa, gula, dan zat tepung. Gula dan zat tepung yang dikandung sayuran memang tak banyak. Selulosa secara alami dikenal dengan sebutan serat. Serat pada sayuran berupa bahan yang memberi bentuk atau penampilan suatu jenis tanaman. Di Indonesia, sayuran dijumpai dalam berbagai masakan. Salah satu sayuran pelengkap yang paling diminati adalah cabai.
Tanaman cabai merupakan komoditas sayuran yang terpenting dan bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia menyukai cabai. Banyak sekali macam-macam cabai
frutencens. Cabai rawit merupakan tanaman sayuran buah yang dapat tumbuh
dengan baik di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Asalkan daerah tersebut memiliki tanah yang subur dan gembur, cukup mengandung bahan organik, humus dan tersedia saluran air yang baik (Nazaruddin, 1994).
Cabai rawit adalah makanan pendamping atau pendukung dari makanan lainnya. Namun makanan ini kadang dianggap sangat penting oleh penggemarnya. Cabai rawit adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga Solanaceae. Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas sebagai bumbu masakan di seluruh dunia. Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin. Kapsaisin tersimpan dalam urat putih cabai yang membuat cabai terasa pedas. Kapsaisin ini bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Selain itu berfungsi untuk mengencerkan lender sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung serta mampu menjaga darah supaya tetap encer. Banyak orang belum tahu manfaat cabai. Sebetulnya cabai merupakan makanan kaya gizi. Cabai rawit banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), lebih daripada buah- buahan seperti manga, nanas, papaya dan semangka. Bahkan kadar mineralnya terutama kalsium dan fosfor, mengunguli ikan segar (Alex, 2012)
Ketersediaan pupuk yang digunakan perlu mendapatkan perhatian. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Terkadang ketersediaan pupuk merupakan salah satu kendala dalam mendukung kemajuan pertanian sayuran. Kendala yang terjadi tersebut sangat mempengaruhi kualitas sayuran, karena fungsi pupuk kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Pupuk yang beredar sekarang ini di kalangan petani sayuranan belum tentu memiliki kualitas yang baik, terkadang tidak ramah lingkungan. Namun masyarakat sekarang, terutama masyarakat menengah yang berprofesi sebagai petani dan khususnya petani sayuran semakin peduli akan pentingnya kualitas pupuk. Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan pupuk adalah dengan menggunakan pupuk organik yang diberi tambahan pupuk probiotik. Pupuk probiotik merupakan pupuk yang berasal dari mikroba yang hidup dimana mikroba tersebut sangat menguntungkan bagi inangnya. Pupuk probiotik dapat membantu pertumbuhan tanaman khususnya tanaman pangan, karena pupuk probiotik mampu meningkatkan kualitas tanaman hingga hasil panen.
Sedangkan untuk pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik dipercaya membawa manfaat lebih bagi produk-produk pertanian. Produk menjadi lebih sehat, lebih ramah lingkungan dan sedikit banyak mengurangi dampak negatif dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan (Susetya, 2012)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh pemberian pupuk probiotik NOPKOR terhadap hasil
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil panen tanaman cabai rawit dengan pemberian pupuk probiotik NOPKOR pada pupuk kascing dibandingkan dengan tanpa NOPKOR?
2. Bagaimana hasil panen tanaman cabai rawit dengan pemberian pupuk probiotik NOPKOR pada pupuk hijau dibandingkan dengan tanpa NOPKOR?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan masalah agar dalam penjelasannya nanti akan lebih mudah, terarah dan sesuai dengan yang diharapkan serta terorganisir dengan baik. Pembuatan skripsi ini dibatasi hanya pada masalah sebagai berikut:
1. Pupuk organik yang digunakan berasal dari pupuk kascing atau bekas kotoran cacing dan pupuk hijau.
2. Parameter dalam penelitian ini adalah hasil panen tanaman cabai rawit khususnya pada berat basah buah cabai rawit, berat kering buah cabai rawit, panjang buah cabai rawit dan jumlah buah cabai rawit.
D. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui hasil panen tanaman cabai rawit dengan pemberian NOPKOR pada pupuk kascing dibandingkan dengan tanpa NOPKOR
2. Mengetahui hasil panen tanaman cabai rawit dengan pemberian NOPKOR pada pupuk hijau dibandingkan dengan tanpa NOPKOR
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah menambah ilmu dan wawasan peneliti tentang pengujian pengaruh suatu pupuk yang berasal dari hewan dan tanaman terhadap pertumbuhan suatu tanaman, membantu peneliti untuk semakin memahami tentang prosedur pertanian khususnya dalam hal menanam tanaman serta membantu peneliti menyadari akan banyaknya potensi pupuk yang berasal dari hewan maupun tumbuhan yang baik bagi pertumbuhan suatu tanaman.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat khususnya petani dapat menggunakan pupuk organik sebagai pupuk yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit. Selain itu, petani juga dapat menggunakan pupuk NOPKOR sebagai pupuk probiotik yang mampu mempercepat masa panen serta mampu meningkatkan kualitas buah cabai.
F. Hipotesis
Pemberian pupuk probiotik NOPKOR dapat memberikan pengaruh bagi hasil panen tanaman cabai rawit apabila diaplikasikan pada media tanam dengan pupuk hijau maupun pupuk kascing.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pupuk dan Pemupukan Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang asam dan pemberian benah tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman (Rosmarkam, 2002)
1. Klasifikasi Pupuk
Pupuk dalam arti luas diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan asalnya: 1) Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya adalah pupuk kompos, pupuk kandang dan pupuk hijau. 2) Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia. Misalnya adalah TSP, urea, dan nitrophoska
b. Berdasarkan senyawanya: 1) Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik.
Misalnya adalah pupuk alam seperi pupuk kandang, pupuk kompos, dan guano.
2) Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c. Berdasarkan fasanya: 1) Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai yang larut air sampai yang sukar larut air 2) Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
d. Berdasarkan cara penggunaannya: 1) Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun. 2) Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar agar dapat diserap oleh akar tanaman.
e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya: 1) Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan urea
2) Pupuk yang memiliki reaksi fisiologis basa, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik. Misalnya adalah pupuk chili saltpeter, calnitro dan kalsium sianida f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya: 1) Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman.
Misalnya adalah pupuk urea yang mengandung hara N 2) Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Misalnya adalah NPK, amophoska g. Berdasarkan macam hara tanaman: 1) Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja.
Misalnya adalah NPK 2) Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro.
Misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik 3) Campuran mikro dan makro, misalnya pupuk gandasil.
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan bagi tanaman (Rosmarkam, 2002). Sedangkan menurut Hardjowigeno (2007), fertilization is a activity to give substance to soil to
improve plants growth atau pemupukan adalah kegiatan memberikan
substansi pada tanah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tujuan dari pemupukan itu adalah untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman. Pembuatan rekomendasi pemupukan khusus untuk beraneka jenis tanah tidaklah mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis dan jumlah pupuk yang akan digunakan pada sebidang lahan bagi tanaman tertentu. Penentuan beberapa kali pemupukan harus dilakukan agar mendapat hasil yang memuaskan tetap menjadi masalah. Tidak cukup memberikan pupuk dengan jenis yang tetap dan jumlah yang memadai (Rosmarkam, 2002). Dalam penelitian ini, ketepatan dalam pemberian pupuk khususnya komposisi dangat berpengaruh besar bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.
Pemilihan cara pemupukan yang terbaik, tergantung pada berbagai faktor, diantaranya jenis tanah, kadar lengas (kandungan air), daya serap tanah terhadap berbagai hara, macam tanaman, sistem perakaran tanaman, kemampuan tanaman mengekstraksi hara dalam tanah dan macam pupuk yang digunakan. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif dan sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang agak kering. Oleh karena itu, penempatan pupuk harus tepat agar tanaman mudah menyerapnya dan mengurangi penyematan hara terutama P. Bagi tanaman semusim, pemberian pupuk yang tepat sangat penting agar tanaman dapat menyerap pupuk sedini mungkin sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung secara cepat sejak permulaan. Dalam dunia pertanian, khususnya proses menanam pemberian semua pupuk lebih baik dilakukan sebelum atau pada saat tanam (Rosmarkam, 2002) Macam-macam cara pemupukan:
1. Pemupukan dengan cara disebar Pemupukan dengan cara disebar dilakukan di seluruh areal lahan yang akan ditanami suatu tanaman. Pemupukan dengan cara disebar dilakukan sebelum tanam atau sesudah ada tanamannya. Pemupukan dengan cara ini dinamakan top dressing yang dapat dilakukan dalam larikan.
Kerugian utama pemupukan dengan cara disebar adalah: a. Penyebaran atau penyampaian pupuk tidak merata pada semua lapisan tanah b. Harus dalam jumlah yang besar dan pemberiannya terjamin pada saat tanam dengan menggunakan alat penabur pupuk dan benih c. Harus dilakukan dengan menggunakan alat atau tangan
2. Pemupukan dengan cara dibenam Artinya bahwa pemupukan tanaman dilakukan dengan alat atau mesin yang dapat meletakkan pupuk padat dalam jalur dan menyemprotkan pupuk cairan ke dalam tanah sebelum tanam.
a. Pembenaman lapis bajak Pembenaman pupuk lapis bajak dilakukan dengan cara meletakkan pupuk dalam jalur yang tak terputus pada dasar alur bekas bajak, kemudian ditutup lagi dengan pembalikan tanah alur berikutnya. Pemupukan ini dilakukan di daerah yang tanahnya kering. Dengan pembenaman lebih dalam, pupuk berada dalam tanah yang lembab tempat akar tanaman terkumpul sehingga tersedia hara bagi tanaman selama musim kering. Pemupukan dengan cara ini akan lebih mengurangi penyematan P dan K daripada pemupukan dengan cara disebar.
b. Pembenaman dalam pupuk N pada sawah Pembenaman dalam pupuk N dilakukan dengan cara disebar, kemudian dibalik waktu pembajakan sebelum lahan tersebut diairi.
Air segera dimasukkan untuk mengurangi nitrifikasi oleh bakteri aerob yang mengubah amoniak menjadi nitrat. c. Pemupukan Setempat Pemupukan dengan cara ini dilakukan bila jumlah pupuk yang diberikan sedikit
3. Pemupukan melalui daun Banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman melalui daun.
Penyerapan unsur hara melalui daun ini ternyata lebih cepat dan lebih sempurna. Terdapat kekurangan yang dialami dalam pemupukan ini, antara lain:
a. Pinggir daun terbakar karena pupuk terlalu pekat
b. Hara yang dapat diberikan pada setiap pemberian rendah, sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi c. Biaya persatuan hara tinggi, meskipun digabungkan dengan keperluan lainnya, misalnya bersama-sama dengan pestisida.
Penyemprotan pupuk lengkap yang tepat pada waktunya akan merangsang tanaman meningkatkan hasil. Peningkatan hasil jauh melampaui imbangan dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu, setiap pemberian pupuk dengan keadaan semacam itu merangsang akar tanaman untuk berdaun banyak pada tanah yang telah diberi pupuk yang cukup atau persediaan hara dalam tanah cukup banyak.
4. Pemupukan melalui udara Pupuk cair ataupun pupuk padat dapat diberikan lewat udara dengan menggunakan pesawat sederhana udara. Pemupukan dengan sistem ini buiasanya digunakan pada tanah yang curam, sukar dilewati, pemupukan padang rumput. Pemupukan semacam ini juga untuk tanah yang sukar dipupuk dengan mesin lewat permukaan udara. Pemupukan lewat udara ini telah dilakukan di Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
5. Pemupukan dengan injeksi ke dalam tanah Pupuk amoniak cair atau gas yang kadarnya sangat tinggi (83%) diberikan ke dalam tanah dengan injeksi untuk mengurangi kehilangan N karena penguapan. Kedalaman injeksi umunya 15-20 cm dari permukaan tanah.
6. Pemupukan sprinkle irrigation Pemupukan sprinkle irrigation dimaksudkan untuk pemberian air pengairan sekaligus memberi pupuk yang dilarutkan. Pupuk yang dilarutkan ditampung dalam tangki penampung, kemudian dipompa dan disemprotkan ke dalam udara, sehingga membasahi tanaman yang hidup di sekitarnya. Di Indonesia, pemupukan model seperti ini biasanya diterapkan di perkebunan kopi Jawa Timur.
B. Deskripsi Pupuk Probiotik
Istilah probiotik berasal dari Yunani yang berarti untuk kehidupan, dan dalam arti sempit diartikan sebagai kumpulan mikroba yang menguntungkan.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengertian probiotik. Menurut Lily dan Stilwell (1965), probiotik adalah suatu senyawa
yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme lainnya, jadi merupakan kebalikan dari antibiotik. Menurut Sperti (1971), probiotik adalah ekstrak dari jaringan
(1974), probiotik adalah organisme dan substrat yang mempunyai pengaruh
terhadap keseimbangan mikrobiota dalam system pencernaan . Sedangkan
menurut Fuller (1989), probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila
dikonsumsi oleh inang akan memberikan pengaruh yang menguntungkan baginya dengan memperbaiki lingkungan mikrobiota yang ada dalam sistem pencernaan. Dan dalam arti luas bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang menguntungkan bagi sel inangnya.
Kelebihan pupuk organik cair probiotik adalah:
1. Mencegah tumbuhnya beberapa jenis parasit dan jamur
2. Pengendali hama alami dapat mencegah atau mengurangi tingkat serangan hama
3. Bau tidak disukai oleh beberapa jenis kumbang seperti serangga yang dapat menganggu tanaman
4. Menyuburkan tanah sehingga tidak perlu membajak tanah atau merehabilitasi tanah, cairan yang dikandung dapat diserap oleh tanaman tanpa menunggu waktu yang lama
5. Mempersingkat masa panen
6. Multi guna dapat digunakan sebagai suplemen pakan ternah atau ikan yang berfungsi sebagai: Air minum atau pakan ternak - Mencegah virus atau penyakit pada ternak - Menambah nafsu makan - Mengoptimalkan produktifitas telur pada ternak - Melancar pencernaan ternak -
- Tanaman pangan atau palawija
Tanaman sayuranan-sayuran - Tanaman buah-buahan - Tanaman hias - Tanaman obat atau jamu - Tanaman musiman - Tanaman rumahan atau hoby (Anonim, 2010) -
Di dalam kehidupan pertanian, pupuk probitik yang digunakan memiliki banyak macam dan jenisnya, yaitu:
1. NOPKOR NOPKOR atau dengan nama trivialnya Nitrogen Phospat Kalium
Organism Recovery . Komposisi pupuk ini adalah kultur campuran
berbagai mikroba tanah dalam kelompok. Mikroba tersebut adalah mikroba fiksasi nitrogen dari udara, mikroba fiksasi dan recovery Phospat dan kalsium, magnesium, ferum serta mikroba fiksasi dan recovery Kalium.
2. M O F U Mofu atau nama trivialnya adalah Micro Organism for Fungi Utility.
Yang dibuat dengan campuran dari berbagai kultur dari beberapa jenis fungi yang akan menghasilkan anti biotika alami, seperti dalam kelompok:
Mikroba fungi Penicillium Glancum, yang akan menghasilkan anti - biotika Penicilin.
- Mikroba fungi Rhyzopus Orizeae, yang akan menghasilkan anti biotika Rhyzomycin. Mikroba fungi Mucor Mucedo, yang akan menghasilkan anti biotika - Mucitine. Mikroba fungi Aceto Mycetes, yang akan menghasilkan anti biotika - Aceto Mycitine.
Manfaat/kegunaan dari MOFU adalah: