Pengaruh campuran media tanam pasir (regosol) terhadap pertumbuhan serta hasil produksi pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens Linn.) dalam polybag.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

Reni Astri
Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK
Tidak semua wilayah Indonesia memiliki jenis tanah yang subur. Salah
satu contoh jenis tanah yang kurang subur untuk ditanami oleh tanaman adalah
pasir (regosol). Ketidaksuburan tanah pada suatu wilayah menjadikan penghambat
bagi masyarakat, khusunya yang berprofesi sebagai petani sayur – sayuran dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Cabai rawit merupakan jenis sayur – sayuran yang

diminati oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa media pasir dapat memberikan pengaruh yang baik sebagai
campuran media tanam terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit, yang
dipadukan dengan pemberian pupuk cair organik.
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan 10 kali
pengulangan yaitu P1 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 25 : 75
, P2 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 50 : 50, P3 merupakan
perbandingan antara tanah : pasir adalah 75 : 25, serta kontrol dengan media tanah
100 %. Parameter yang diamati adalah tinggi (cm), jumlah daun, jumlah buah,
serta berat buah (gr) pada tanaman cabai rawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir pada
media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman;
jumlah daun; serta jumlah buah, namun tidak berpengaruh terhadap berat buah
cabai rawit. Komposisi perbandingan tanah dan pasir yang baik pada
perbandingan 75 : 25 .
Kata kunci : Pasir (Regosol), Pertumbuhan, Produksi Cabai Rawit, Pupuk Cair
Organik


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE EFFECT OF MIXTURE THE PLANTING MEDIUM SAND
(REGOSOL) ABOUT THE GROWTH AND PRODUCTION OF CAYENNE
PEPPER (Capsicum Frutescens Linn.) IN POLYBAG

Reni Astri
Sanata Dharma University

ABSTRACT
Not all regions of Indonesia have fertile soil type. One example of the less
fertile soil type for planting by plant is sand (regosol). Soil infertility on a region
making inhibitors of society, especially those living as vegetables farmers in
meeting the food needs. Cayenne pepper is a vegetable demanded by almost all
Indonesian people. This research provided a proof that sand media can give a

good effect as planting mix media towards growth of cayenne pepper plant,
combined with organik liquid fertilizer application.
The research was implemented in experiment station Biology Education
Sanata Dharma University. A Complete Random Design was conducted by
undertaking three treathments and ten repetitions namely P1 a comparison between
soil : sand is 25 : 75, P2 a comparison between soil : sand is 50 : 50, P3
comparison between soil : sand is 75 : 25, and control with 100 % soil media. The
observed parameters were plant high, number of leaves, fruit number and fruit
weight of cayenne pepper plant.
In conclusion, planting mixed media consisting of sand and soil indicated
significant influence on plant high; number of leaves; and fruit number, but there
was no effect on fruit weight. The best mixture soil and sand is 75 : 25.
Keywords : Sand (Regosol),Growth, Production, Cayenne pepper, Organic Liquid
Fertilizer

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh :
Reni Astri
111434022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi


Disusun oleh :
Reni Astri
111434022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERSEMBAHAN

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan
mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa kehilangan semangat

-Winston Churchill-

Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku
Semua pihak yang menyayangiku
dan Almamaterku

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

Reni Astri
Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK
Tidak semua wilayah Indonesia memiliki jenis tanah yang subur. Salah
satu contoh jenis tanah yang kurang subur untuk ditanami oleh tanaman adalah
pasir (regosol). Ketidaksuburan tanah pada suatu wilayah menjadikan penghambat
bagi masyarakat, khusunya yang berprofesi sebagai petani sayur – sayuran dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Cabai rawit merupakan jenis sayur – sayuran yang
diminati oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa media pasir dapat memberikan pengaruh yang baik sebagai
campuran media tanam terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit, yang
dipadukan dengan pemberian pupuk cair organik.
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan metode

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan 10 kali
pengulangan yaitu P1 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 25 : 75
, P2 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 50 : 50, P3 merupakan
perbandingan antara tanah : pasir adalah 75 : 25, serta kontrol dengan media tanah
100 %. Parameter yang diamati adalah tinggi (cm), jumlah daun, jumlah buah,
serta berat buah (gr) pada tanaman cabai rawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir pada
media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman;
jumlah daun; serta jumlah buah, namun tidak berpengaruh terhadap berat buah
cabai rawit. Komposisi perbandingan tanah dan pasir yang baik pada
perbandingan 75 : 25 .
Kata kunci : Pasir (Regosol), Pertumbuhan, Produksi Cabai Rawit, Pupuk Cair
Organik

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE EFFECT OF MIXTURE THE PLANTING MEDIUM SAND
(REGOSOL) ABOUT THE GROWTH AND PRODUCTION OF CAYENNE
PEPPER (Capsicum Frutescens Linn.) IN POLYBAG

Reni Astri
Sanata Dharma University

ABSTRACT
Not all regions of Indonesia have fertile soil type. One example of the less
fertile soil type for planting by plant is sand (regosol). Soil infertility on a region
making inhibitors of society, especially those living as vegetables farmers in
meeting the food needs. Cayenne pepper is a vegetable demanded by almost all
Indonesian people. This research provided a proof that sand media can give a
good effect as planting mix media towards growth of cayenne pepper plant,
combined with organik liquid fertilizer application.
The research was implemented in experiment station Biology Education
Sanata Dharma University. A Complete Random Design was conducted by
undertaking three treathments and ten repetitions namely P1 a comparison between
soil : sand is 25 : 75, P2 a comparison between soil : sand is 50 : 50, P3
comparison between soil : sand is 75 : 25, and control with 100 % soil media. The
observed parameters were plant high, number of leaves, fruit number and fruit
weight of cayenne pepper plant.
In conclusion, planting mixed media consisting of sand and soil indicated
significant influence on plant high; number of leaves; and fruit number, but there
was no effect on fruit weight. The best mixture soil and sand is 75 : 25.
Keywords : Sand (Regosol),Growth, Production, Cayenne pepper, Organic Liquid
Fertilizer

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata
Dharma
2. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For. Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi
5. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J ., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan masukan dan dukungan sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
6. Seluruh dosen beserta staff karyawan Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
7. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan meberikan dukungan penuh
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Saudara – saudaraku (Yasmine, Reki, Winda, dan Nobi) yang selalu
memberikan semangat yang begitu luar biasa
9. Drs. Darmono, Ninda, Luky, Echi, Pasca, Natia, Metta, Vina, Erica,
Niken, Ririn, Anis, Rena, dan Putri yang selalu memberikan motivasi
sehingga skripsi ini terselesaikan
10. Teman – temanku seperjuangan Galuh, Ricca, Chika, Ela, beserta teman
VIRION 2011 yang selalu memberikan bantuan dan menyumbangkan
semangat sehingga skripsi ini terselesaikan, terima kasih atas kebersamaan
yang telah diberikan dan sukses selalu untuk kita semua.
11. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.

Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Batasan Masalah..........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
F. Hipotesis.......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A. Media Tanam...............................................................................................9
1. Tanah Sebagai Media Tanam.................................................................9
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya........................................................10
B. Pupuk Organik...........................................................................................13
C. Tanaman Cabai Rawit................................................................................17
1. Taksonomi Tanaman Cabai Rawit.......................................................17
2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit.........................................................18
3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit............................................22
4. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit................................................26
5. Perawatan Tanaman Cabai Rawit........................................................28
6. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit..........................................31
7. Masa Panen..........................................................................................38
D. Polybag.......................................................................................................39
BAB III METODOLOGI.......................................................................................41
A. Jenis Penelitian...........................................................................................41
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................41
C. Desain Penelitian........................................................................................42
D. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................42
1. Penyiapan Lahan..................................................................................42
2. Penyiapan Media Tanam dalam Polybag.............................................42
3. Penyampuran Medium Tanam.............................................................43
4. Penyiapan bibit Cabai Rawit................................................................44
5. Penanaman Tanaman Cabai Rawit.......................................................44
6. Perawatan dan Pemeliharaan................................................................45
7. Pengambilan Data................................................................................45
E. Cara Analisis Data......................................................................................49
F. Instrumen Penelitian...................................................................................51
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................52
A. Hasil...........................................................................................................52
1. Pertumbuhan Tinggi.............................................................................52
2. Jumlah Daun.........................................................................................54
3. Jumlah Buah.........................................................................................57
4. Berat Buah............................................................................................59
B. Pembahasan................................................................................................60
1. Pertumbuhan Fase Vegetatif................................................................60
2. Produksi Buah Cabai............................................................................65
3. Serangan Hama dan Penyakit...............................................................67
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN................................................71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................72
1. Kesimpulan..........................................................................................72
2. Saran.....................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................73
LAMPIRAN...........................................................................................................76

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Unsur pada Pupuk..................................................................15
Tabel 2. Pengambilan Data Pertumbuhan Vegetatif..............................................46
Tabel 3. Pengambilan Data Pertumbuhan Generatif..............................................48
Tabel 4. Alat yang Digunakan...............................................................................51
Tabel 5. Bahan yang Digunakan............................................................................51

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cabai Varietas Nirmalai.......................................................................23
Gambar 2. Cabai Varietas Santika.........................................................................24
Gambar 3. Cabai Varietas Sonar............................................................................25
Gambar 4. Tanaman Kekurangan Unsur N............................................................64
Gambar 5. Busuk pada Buah Cabai.......................................................................67
Gambar 6.Akar.......................................................................................................70

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman...............................................................52
Grafik 2. Tinggi Tanaman Setiap Minggu.............................................................54
Grafik 3. Jumlah Daun...........................................................................................55
Grafik 4. Jumlah Daun setiap Minggu...................................................................57
Grafik 5. Jumlah Buah Cabai Rawit......................................................................57
Grafik 6. Berat Buah Cabai Rawit.........................................................................59

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Statistik Pertumbuhan Tinggi......................................................77
Lampiran 2. Uji Statistik Jumlah Daun..................................................................79
Lampiran 3. Uji Statistik Jumlah Buah..................................................................81
Lampiran 4. Uji Statistik Berat Buah.....................................................................83
Lampiran 5. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi....................................................84
Lampiran 6.Data Mentah Jumlah Daun.................................................................86
Lampiran 7. Data Mentah Jumlah & Berat Buah...................................................88
Lampiran 8. Silabus...............................................................................................89
Lampiran 9. RPP....................................................................................................95
Lampiran 10. Lembar Penilaian Sikap.................................................................106
Lampiran 11. Lembar Penilaian Diskusi..............................................................109
Lampiran 12. Lembar Penilaian Praktikum.........................................................111
Lampiran 13. Lembar Penilaian Presentasi.........................................................113
Lampiran 14. Kisi- Kisi Soal...............................................................................116
Lampiran 15. Soal Posttest...................................................................................117
Lampiran 16. LKS................................................................................................120
Lampiran 17. Gambar Tanaman Cabai Rawit......................................................126
Lampiran 18. Gambar Proses Penimbangan Buah...............................................128
Lampiran 19. Gambar Hama dan Penyakit..........................................................129

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Kepadatan penduduk di Indonesia saat ini menjadi salah satu
permasalahan yang cukup menjadi perhatian. Hal tersebut dikarenakan
meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,
dampak yang terjadi adalah meningkatnya area pemukiman penduduk
sehingga tak jarang lahan-lahan kosong bahkan daerah persawahan maupun
lahan pertanian kini dijadikan sebagai tempat pemukiman penduduk.
Semakin banyak area pemukiman penduduk maka akan

semakin

berkurang lahan bagi pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat
perlu melakukan sesuatu atau tindakan agar ketersediaan bahan pangan
yang dibutuhkan tetap terpenuhi.
Dengan adanya permasalahan diatas, akhir - akhir ini masyarakat sudah
memulai memutar otak untuk mencari jalan keluar agar ketersediaan bahan
pangan di daerahnya tetap tersedia sehingga kebutuhan pangan dapat
terpenuhi. Ketersediaan lahan persawahan maupun lahan pertanian yang
semakin berkurang, menjadikan masyarakat memunculkan ide – ide atau
gagasan baru yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saat
ini, pengembangan wilayah pesisir pantai mulai dilirik oleh masyarakat
sebagai lahan pertanian. Kita tahu bahwa tanaman yang sering dijumpai di
wilayah pesisir pantai antara lain ialah kelapa, bakau (mangrove), dan jenis

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

tanaman ketelarambat. Jenis tanaman tersebut dapat tumbuh, karena
mampu beradaptasi dengan lingkungan pantai.
Saat ini di Yogyakarta, tepatnya daerah Bantul dan Kulon Progo
masyarakat sudah mencoba menjadikan lahan pesisir pantainya menjadi
tempat lahan pertanian. Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh
masyarakat di sana adalah jenis tanaman sayur-sayuran. Masyarakat
setempat membudidayakan tanaman sayur-sayuran dengan membuka
lahan layaknya seperti para petani lainnya yang berada di daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi. Jenis sayuran yang telah dibudidayakan
oleh masyarakat di daerah Bantul adalah cabai merah atau biasa yang kita
sebut dengan cabai keriting.
Cabai adalah jenis tanaman sayur-mayur yang sanga digemari oleh
masyarakat, sehingga banyak tersedia di pasaran baik di pasar tradisional
maupun di swalayan atau supermarket. Cabai dapat hidup dengan baik di
Indonesia dikarenakan cabai mampu tumbuh dan berkembang baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian kira - kira 300 –
400 dpl ( Prajnanta, 2012 ).
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat dibutuhkan
masyarakat yang biasanya di konsumsi sebagai bahan pelengkap agar
memberikan sensasi pedas

pada sebuah masakan, biasanya disajikan

dalam bentuk sambal. Dibalik rasa pedasnya, cabai memiliki kandungan
yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Perlu diketahui bahwa cabai
mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulir detektor panas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

dalam kelenjar hypothalmus sehingga mengakibatkan persaan tetap sejuk
walaupun berada di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa
capsaicin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan
bronchoconstriction yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya.
Hal ini berarti, cabai sangat baik bagi penderita asma atau hipersensistif
udara. Capsician juga digunakan dalam pembuatan krim obat gosok
antirematik (Prajnanta,2012).
Cabai yang memiliki nilai gizi yang tinggi, tak lain didasari dengan
buah yang dihasilkan oleh para petani budidaya tanaman cabai. Para petani
melakukan budidaya tanaman cabai dengan berbagai cara

agar dapat

menghasilkan panen cabai yang memilik kualitas yang baik sehingga layak
dipasarkan. Dunia pertanian tentu tidak lepas dari metode – metode
penanaman agar dapat menghasilkan kualitas tanaman yang baik. Metode
– metode penanaman yang dilakukan secara umum diantaranya meliputi :
pemilihan lahan yang tepat untuk diadakan penanaman, penyiraman,
pemupukan yang tepat, serta penggunaan pestisida untuk membasmi hama
atau penyakit pada suatu tanaman tersebut.
Mengingat bahwa di Indonesia tidak semua daerahnya memiliki keadaan
tanah yang subur, maka hal tersebut menjadi masalah bagi masyarakat
khususnya para petani yang tinggal di daerah yang memilik kontur tanah
yang tidak subur. Salah satu contoh jenis tanah yang kurang memadai
untuk dijadikan sebagai lahan pertanian adalah jenis tanah pasir. Jenis
tanah tersebut memiliki struktur kasar dan berfraksi pasir 60 %.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Bertajuk pada kegiatan petani di daerah Bantul, Yogyakarta yang
menanam sayur – sayuran dengan memanfaatkan lahan pesisir pantai serta
berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin melakukan eksperimen
dengan menerapkan sistem budidaya tanaman cabai tanpa harus
menyulitkan masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki kontur tanah
dengan jenis tanah pasir (regosol). Penelitian penggunaan campuran media
tanam pasir tentu perlu, karena kita dapat memanfaatkan jenis tanah pasir
sebagai tanah yang kurang subur. Tanah pasir ini memiliki kandungan P
(fosfor) dan K (Kalsium) yang tinggi dalam bentuk batuan belum
mengalami pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman.
Jenis tanah ini memang masih rendahnya unsur N (Nitrogen), yang
merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman.
Ketersediaan unsur P dan K dalam jenis tanah tersebut, memungkinkan
diubah menjadi tanah subur yang dapat ditanami oleh tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itu, penambahan media tanam pasir ke dalam media tanam
baik dilakukan agar tanaman mendapatkan ketersediaan unsur hara yang
cukup dibutuhkan untuk kelangsungan metabolismenya, dan tak kalah
penting perlunya penambahan pupuk sebagai pembantu dalam penyedia
baik unsur makro maupun mikro yang belum terkandung atau masih
terbatas, agar menjadi tanah yang subur kaya dengan unsur haranya.
Pada penelitian ini menggunakan polybag sebagai tempat penanaman.
Penggunaan polybag berguna untuk memudahkan masyarakat yang tidak
memiliki lahan yang luas, sehingga menjadikan kegiatan bertani lebih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

praktis bagi masyarakat. Polybag sangat mudah didapat, bernilai
ekonomis, serta tahan lama apabila dibandingkan dengan menggunakan
pot.
Oleh karena itu, peneliti mengangkat permasalahan menguji coba
menanam tanaman cabai di dalam polybag dengan menambahkan media
tanah pasir sebagai campuran media tanam. Jenis cabai yang digunakana
adalah jenis cabai rawit (Capsicum frutenscens).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh campuran media tanam pasir (regosol) terhadap
pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit (
Capsicum frutencens ) ?
2. Perbandingan manakah yang paling baik antara campuran media tanam
pasir dan tanah dalam pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (
Capsicum frutencens ) ?

C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis memberikan batasan masalah, agar
penjelasannya terarah serta sesuai dengan yang diharapkan. Penulis hanya
membatasi pada masalah :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

1. Pertumbuhan vegetatif yang meliputi : tinggi batang serta jumlah daun.
Hasil produksi meliputi jumlah buah dan berat buah cabai rawit
(Capsicum frutencens). Berat buah diukur berdasarkan perhitungan
berat basah.
2. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini berupa campuran
antara tanah dan pasir. Tanah yang digunakan adalah tanah yang
berasal dari dari Desa Paingan, Maguwoharjo. Pasir yang digunakan
dibeli di TB. Laris Wijaya, Desa Paingan, Maguwoharjo.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh

media tanam pasir (regosol) terhadap

pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit
(Capsicum frutencens).
2. Mengetahui perbandingan komposisi tanah pasir (regosol) terhadap
pertumbuhan vegetatif

serta hasil produksi tanaman cabai rawit

(Capsicum frutencens).

E. Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah ilmu
serta

wawasan

dalam

bidang

pertanian

khususnya

dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

mengembangkan pengetahuan mengenai pengolahan media tanam
terhadap jenis tanah pasir (regosol)
-

Bagi Dunia Pendidikan
Dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran terhadap
siswa khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan melalui
pemanfaatan media tanah pasir (regosol). Diharapkan siswa nantinya
mampu mengetahui pertumbuhan dan hasil buah tanaman cabai
(Capsicum frutenscens) serta dapat membandingkan hasilnya dengan
pertumbuhan serta hasil buah yang ditanaman dengan media tanah
(aluvial) yang pada umumnya.

- Bagi Petani dan Masyarakat Umum
Baik petani dan masyarakat umum yang khususnya yang tinggal di
daerah yang sebagian besar memiliki kontur tanah pasir (regosol)
nantinya dapat mengembangkan tanah pasir menjadi tanah subur yang
dapat ditanami tumbuh-tumbuhan, selain itu juga dapat memberikan
pengetahuan mengenai penggunaan polybag sebagai solusi dari
kurangnya ketersediaan lahan dan kepraktisannya.

F. Hipotesis
1. Penambahan tanah pasir (regosol) dalam media tanam dapat
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif serta hasil
produksi terhadap tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

2. Komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan vegetatif
serta hasil produksi tanaman cabai rawit adalah perbandingan tanah :
pasir = 50 : 50.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman yang terdiri dari
bahan padat, cair, dan udara serta jasad – jasad yang berbeda
kandungannya untuk setiap jenis tanah (Foth, 1994). Banyak bahan yang
dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman, dengan atau tanpa tanah.
Media tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang
mengandung tanah alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang
tidak mengandung tanah alami. Pada prinsipnya suatu media tumbuh harus
memiliki empat fungsi pokok untuk memberikan pertumbuhan yang baik
bagi tanaman, yaitu harus menunjang tanaman, mempunyai aerasi yang
baik, menahan air yang tersedia, dan menyimpan hara bagi tanaman. Jenis
tanah dengan sifat ideal tersebut sangatlah terbatas , oleh karena itu
percampuran tanah dengan bahan-bahan lain seperti kompos, pasir, dan
pupuk ditujukan agar keempat fungsi pokok di atas dapat dicapai
(Soepardi dalam Cahyati, 2006).
1. Tanah Sebagai Media Tanam
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan
batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh
9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto, 2010).
Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profit yang dalam
(kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur
remah, pH sekitar 6 - 6,5 , mempunyai aktifitas jasad renik yang tinggi
(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman
adalah cukup dan tidak terdapat pembatas – pembatas tanah untuk
pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2010).
Kesuburan tanah ditandai juga dengan adanya ketersediaan unsur
hara yang cukup untuk memenuhi siklus hidupnya. Unsur hara yang
diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan
Silikon (Si). Apabila unsur hara tersebut tidak terdapat dalam tanaman,
maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali
(Rosmarkan dan Yuwono, 2002). Unsur hara di dalam tanah terdapat
dalam bentuk senyawa mineral, senyawa organik, unsur yang terjerap,
dan unsur dalam larutan tanah (Sutanto, 2005)
2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya
a. Tanah pasir (Regosol)
Tanah regosol adalah nama lain dari tanah muda karena profil
tanahnya belum mengalami diferensiasi horizon (Sumardi, dkk,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

2009) dalam (Harini, 2014). Tanah regosol merupakan salah satu
jenis tanah yang termasuk kedalam ordo entisol („ent‟= recent,
baru). Ordo ini kemungkinan mempunyai epipedon okrik atau
horizon albik tanpa menunjukkan perkembangan horizon; terjadi
pada alluvium yang muda (Sutanto, 2005).
Karakteristik tanaman regosol adalah berbutir kasar, berwarna
kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Karakteristik
yang demikian menjadikan tanah tersebut tidak dapat menanpung
air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. Menurut
Brady (1982) dalam Martono (2004) ciri umum perkembangan
profil kurang nyata dan perkembangannya ditentukan oleh iklim
setempat. Jenis tahan ini mempunyai kandungan bahan organik
1,4% dan nitrogen 0,06% (sangat rendah).
Menurut Darmawidjaja (1990) dalam Nugrohotomo (2009)
menyatakan bahwa tanah regosol memiliki sifat kimia yang
bervariasi sesuai dengan iklim terutama curah hujan dan sifat dasar
dari abu vulkanik. Tanah ini memiliki pH sekitar 6 – 7, tanah ini
umumnya banyak mengandung unsur hara P (fosfor) dan K
(kalium) yang masih dalam bentuk batuan belum mengalami
pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman, tanah
ini juga kekurangan unsur N (nitrogen). Jenis tanah regosol banyak
tersebar di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara yang kesemuanya
memiliki gunung berapi. (Nurhalimah, dkk, 2014) walaupun jenis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

tanah regosol merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki
tekstur kasar dan berfraksi pasir 60 % serta mempunyai
produktifitas dan kesuburan rendah.
Perbaikan regosol perlu dilakukan untuk memperkecil faktor
pembatas yang ada pada tanah tersebut sehingga mempunyai
tingkat kesesuain yang lebih baik untuk lahan pertanian. Untuk
menghindari kerusakan tanah lebih lanjut dan meluas diperlukan
usaha konservasi tanah yang lebih baik. Salah satu upaya
pengelolaan untuk peningkatan produktifitas sumber daya lahan,
perlu diberikan energi kepada lahan – lahan pertanian, antara lain
dengan penambahan bahan organik dan pemupukan (Widjaya-Adhi
dan Sudjadi, 1987 dalam Helmi (2010).
Penambahan bahan organik ke tanah akan berpengaruh terhadap
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah secara simultan pengaruhnya
adalah memperbaiki aerase tanah, menambah kemampuan tanah
menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air,
meningkatkan daya sanggah tanah, sebagai sumber unsur hara dan
sumber energi bagi mikroorganisme tanah (Hardjowigeno, 2003).
b. Tanah Alluvial
Tanah alluvial seperti halnya dengan tanah regosol yang
merupakan salah satu jenis tanah yang termasuk kedalam ordo
entisol („ent‟= recent, baru). Salah satu jenis tanah yang termasuk
kedalam tanah alluvial adalah tanah lempung vulkanik yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

terdapat di Desa Paingan. Pada jenis tanah ini dapat diusahakan
dengan baik pertanaman padi sawah, palawija, nanas dan tanaman –
tanaman lainnya. Pada jenis tanah ini memiliki pH yang rendah
dapat dikendalikan dengan mengusahakan tanah agar selalu penuh
air (Harini, 2014).
3.

Komposisi Media Tanam
Komposisi dalam media tanam perlu diperhatikan. Menurut
Haryoto (2009) komposisi campuran media tanam antara pasir dan
tanah yaitu dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan tersebut dapat
dikatakan memiliki komposisi yang sama besar antara ketersediaan
tanah dengan pasir. Pada suatu penelitian Mulyati (2009) yang juga
meneliti pengaruh kandungan campuran pasir terhadap persemaian
tanaman cabai rawit terhadap penyakit rebah kecambah ( Sclerotium
rolfsii Sacc), bahwa pada komposisi antara pasir dan tanah yang
memiliki perbandingan 1 : 1 menunjukkan pengaruh yang baik
terhadap infeksi patogen rebah kecambah. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa komposisi yang baik terhadap pertumbuhan dan
produksi cabai rawit yaitu pada perbandingan 50 : 50 yang memiliki
komposisi seimbang antara pasir dan tanah.

B. Pupuk Organik
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik
(Sutedjo, 2010).
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergaji kayu, lumpur aktif,
yang kualitasnya tergantung dari proses (tindakan) yang diberikan
(Yulipriyanto, 2010). Sedangkan dalam Permentan No. 2 / Pert / Hk .
060 / 2 / 2006, tentang pupuk organik dan pembenahan tanah,
dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar
atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan, biologi
tanah. Oleh karena itu, dapat dikatakan pupuk organik merupakan pupuk
yang ramah lingkungan karena dengan memanfaatkan limbah yang berasal
hewani maupun nabati guna untuk meperbaiki sifat fisik, kimia, maupun
biologi terhadap tanah, khususnya pada tanah yang kurang subur. Pupuk
organik memiliki banyak jenis, namun secara umum dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran beserta
dengan urinnya baik dari hewan mamalia (contohnya : sapi, kerbau,
dan kambing), maupun unggas (contohnya : ayam dan burung puyuh).
Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, menambah N-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

organik tanah dan merangsang bakteri atau fungi tanah. Adapun
kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang yang terdiri
dari unsur – unsur makro ( Nitrogen, Fosfor, Kalium, dsb.) dan unsur
– unsur mikro (kalsium, magnesium, tembaga, serta sejumlah kecil
mangan, tembaga, borium, dll) yang kesemuanya membentuk pupuk,
menyediakan unsur – unsur atau zat – zat makanan bagi kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Yulipriyanto, 2011).
Sutedjo (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang dapat berupa bahan
padat maupun cair. Pada hewan sapi perah bahan cair mengandung zat
N dan K yang lebih besar presentasenya apabila dibandingkan dengan
bahan padat. Sebaliknya bahan padat presentase zat P lebih banyak
apabila dbandingkan pada bahan cair.

Hal tersebut dapat

dikemukakan suatu kenyataan yang terdapat pada sapi perah :
Tabel 1. Persentase Kandungan Unsur pada Hewan Sapi
Persentase Kandungan
Unsur – Unsur

Macam Bahan

N (%)

P (%)

K (%)

Pada susunya

25

28

10

Pada pupuk cair

58

3

75

Pada pupuk padat

14

72

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian – bagian tanaman yang
masih muda terutama yang termasuk famili Leguminosa, yang
dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud agar dapat meningkatkan
tersedianya bahan – bahan organik dan unsur -

unsur hara bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan. Pupuk
hijau dapat digunakan sebagai mulsa. Tanaman – tanaman legum yang
telah dicabut atau bagian – bagian hasil pangkasnya sangat baik
dijadikan sebagai bahan pemulsa tanah permukaan. Hal tersebut telah
terbukti pupuk hijau dapat menguntungkan khususnya dalam usaha
mempertahankan tingkat produktifitas tanah (Sutedjo, 2010).
3. Pupuk Kompos
Kompos adalah suatu produk yang stabil dan sehat yang diperoleh
dari pengomposan limbahorganik padat yang mudah didegradasi
secara biologis, bebas dari logam berat, kaca, plastik, kadang-kadang
bahan – bahan seluloitik dengan pH sekitar 8 dan merupakan proses
mikrobiologis (Yulipriyanto, 2010).
Pembuatan kompos pada hakikatnya ialah memupukkan bahan –
bahan organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan – bahan
yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum digunakan
(Sutedjo, 2010).
Selain ketiga macam pupuk organik yang telah dikembangkan di dunia
pertanian, kini telah dikembangkan pula pupuk organik cair yang berasal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

dari misalnya : limbah dapur. Salah satu jenis limbah dapur organik yang
sering dihasilkan oleh para ibu rumah tangga adalah sisa – sisa sayur –
sayuran ataupun sisa – sisa buah-buahan.

Limbah organik tersebut

tentunya akan menjadi bermanfaat apabila dijadikan sebagai pupuk
organik cair yang diberikan pada tanaman.
Menurut Alida (2013) limbah dapur yang dijadikan sebagai pupuk
organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan suatu tanaman. Hal tersebut
dikarenakan

pemberian

pupuk

organik

cair

dapat

meningkatkan

kandungan unsur N sehingga akan menyebabkan terjadinya perombakan
bahan organik tanah menjadi protein yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Sutedjo (2010), menyatakan bahwa nitrogen (N) berasal dari
organik (sisa-sia tanaman / sampah tanaman) yang melapuk. Oleh karena
itu dapat dikatakan selain urin sapi yang memiliki kandungan unsur N
yang tinggi, sampah / limbah tanaman yang melapuk juga memiliki
kandungan unsur N yang dapat menyuburkan tanaman sehingga tanah
tersebut mampu untuk pertumbuhan tanaman dan dapat memberikan hasil
dalam bentuk berupa pupuk organik cair.

C. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutenscens)
1. Taksonomi Tanaman Cabai rawit
Tanaman cabai rawit adalah salah satu tanaman yang merupakan
tumbuhan yang berasal dari genus Capsicum. Tanaman cabai ini
tumbuh subur di Indonesia khususnya pada daerah tropis maupun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

subtropis. Menurut Rukmana (2002) adapun klasifikasi dari tanaman
cabai rawit (Capsicum frutenscens) adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi

: Angiosperma (berbiji tertutup)

Kelas

: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Sub Kelas

: Metachlamidae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum frutenscens Linn.

2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai merupakan tanaman yang berbentu perdu atau
setengah perdu. Jenis tanaman cabai yang banyak dikenal dan
dibudidayakan di Indonesia selain cabai rawit diantaranya adalah cabai
merah, cabai keriting, paprika, dan cabai hias. Menurut Haryoto (2009)
menyatakan bahwa diantara jenis cabai lainnya, tanaman cabai rawit
termasuk yang berumur paling panjang, bisa mencapai tahunan,
sehingga dapat dikategorikan sebagai tanaman tahunan. Ciri-ciri atau
morfologi pada tanaman cabai pada umumnya dapat dilihat sebagai
berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

a. Akar (Radix)
Sistem perakarannya agak menyebar, diawali dengan akar
tunggang yang sangat kuat, kemudian cabang-cabang akar, dan
secara terus menerus tumbuh akar-akar rambut. Karakteristik tipe
perakaran cabai rawit dapat dapat diamati pada stadium bibit dan
stadium tanaman muda di lapangan (kebun). Perakaran stadium
bibit yang akan dipindahkan ke kebun, dapat mengalami
kerusakan,tetapi akar-akar samping akan berkembang dari akar
utama. Akar-akar baru akan terus dibentuk dari akar utama pada
stadium tanaman muda sampai dewasa. Kedua arah pertumbuhan
akar tersebut dinamai “diarchous root system”, artinya dua arah
sistem perakaran yang berlawanan (Rukmana, 2002).
b. Batang (Caulis)
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tegak dan
berkayu. Kulit batangnya tipis sampai agak tebal. Pada stadium
tanaman muda kulit berwarna hijau, kemudian berubah menjadi
hijau

kecokelat-cokelatan

setelah

memasuki

stadium

tua

(dewasa).Batang tanaman ini berbentuk bulat, halus dan bercabang
banyak. Batang ini berfungsi sebagai tempat keluarnya cabang,
tunas, daun, bunga, dan buah (Rukmana, 2002) .
c. Cabang (Ramus)
Tipe percabangan tanaman cabai rawit umumnya tegak atau
menyebar dengan krakter yang berbeda – beda, tergantung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

spesiesnya. Cabang terdiri atas cabang biasa, ranting (ramulus),
dan cabang wiwilan atau tunas liar. Percabangan terbentuk setelah
batang tanaman mencapai ketinggian

bekisar antara 30-45 cm

(Rukmana, 2002).
d. Daun (Folium)
Daun cabai memiliki bentuk yang amat bervariasi, mulai dari
lancip sampai bulat bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun
rata (tidak bergerigi / berlekuk). Daun berwarna hijau atau hijau
tua, mengilap, tumbuh pada tunas – tunas samping berurutan atau
tersusun secara spiral pada batang utama. Ukuran daun lebih kecil
dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan
daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang
daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang atau
cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak
rimbun (Rukmana, 2002).
e. Bunga (Flos)
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang
berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun
dengan mahkota bunga berwarna putih. Struktur bunga mempunyai
5 – 6 helai mahkota, 5 helai daun bunga, 1 putik (stigma) dengan
kepala putik berbentuk bulat, 5 – 8 helai benang sari dengan kepala
sari berbentuk lonjong dan berwarna biru keungu – unguan.
Tepung sari berbentuk lonjong, terdiri atas tiga segman, berwarna

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

kuning mengilap. Dalam satu kotak sari berkembang 11.000 –
18.000 butir tepung sari. Penyerbukan bunganya termasuk
penyerbukan sendiri (selfpollinated crop), namun dapat juga terjadi
secara silang. Penyerbukan silang di lapangan dilakukan oleh
serangga dan angin (Rukmana, 2002).
Bakal buah (ovarium) berbentuk hampir bulat, tetapi kadangkadang berubah mengikuti proses pembentukan buah. Dari proses
penyerbukan akan dihasilkan buah (Rukmana, 2002).
f. Buah (Fructus)
Buah cabai rawit akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan.
Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna
dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek
dengan ujung runcing / berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,
menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran
panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm. Sedangkan cabai rawit
yang agak besar memiliki ukuran 3,5 cm dan lebar mencapai 12
mm. Warna buah cabai rawit bervariasi, buah muda berwarna hijau
atau putih sedangkan buah yang telah masak berwarna merah
menyala atau warna merah jingga (merah agak kuning). Pada saat
masih muda,rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah
masak menjadi pedas (Rukmana, 2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

g. Biji (Semen)
Biji cabai rawit berwarna kuning padi, melekat didalam buah
pada

papan

biji

(placenta).

Biji

terdiri

atas

kulit

biji

(spermodermis), tali pusat (funiculus) dan inti biji (nucleus
seminis) (Rukmana, 2002).

3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit
Menurut Rukmana (2002) berdasarkan tampilan buahnya, cabai
rawit dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut :
a. Cabai Rawit Jemprit
Ciri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Organik NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

1 32 78

Respons Ketahanan Lima Varietas Cabai merah (Capsicum Annum l.) Terhadap Berbagai Konsentrasi Garam NaCl Melalui Uji Perkecambahan

5 96 40

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Segar Kemasan Selama Penyimpanan Dingin

0 43 144

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134