PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “PENDIDIKAN FILSAFAT AKAL DAN HATI” KARYA Prof. Dr. Ahmad Tafsir, MA. - Test Repository

  PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “PENDIDIKAN FILSAFAT AKAL DAN HATI” KARYA Prof. Dr. Ahmad Tafsir, MA. SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Alin Mujtamiah 111-12-211 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “PENDIDIKAN FILSAFAT AKAL DAN HATI” KARYA Prof. Dr. Ahmad Tafsir, MA. SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Alin Mujtamiah

  

111-12-211

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Alin Mujtamiah NIM : 111-12-211 Fakultas :Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari hasil orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga , Maret 2017 Yang menyatakan,

  Alin Mujtamiah NIM. 111 12 211

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi, dan diperbaik, maka skripsi saudara: Nama : ALIN MUJTAMIAH NIM : 111-12-211 Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI Judul

  : PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “FILSAFAT PENDIDIKAN AKAL DAN HATI” KARYA Prof. Dr. Ahmad Tafsir, M.A.

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga , Maret 2017 Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.

  NIP.19670307 199403 1002

  KEMENTERIAN AGAMA RI

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

  

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “PENDIDIKAN FILSAFAT AKAL DAN

HATI” KARYA Prof. Dr. Ahmad Tafsir, M.A.

  

DISUSUN OLEH

ALIN MUJTAMIAH

NIM : 111-12-211

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Maret 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

  Pendidikan Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchurrahman, M.Pd.

  Sekretaris Penguji : Drs. Abdul Syukur, M.Si. Penguji I : Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag. Penguji II : Imam Mas Arum, M.Pd.

  Salatiga , ….. April 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Suwardi, M.Pd

  

MOTTO

“ Pendidikan adalah seni untuk membuat manusia semakin berkarakter”

“Jadikanlah karakter kita layaknya air, siapapun, apapun, dan sampai

kapanpun akan terus dibutuhkan”

(http//kumpulan kata-kata motivasi.id)

  PERSEMBAHAN

  Atas berkah rahmat Allah SWT, karya skiripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku ayahku Nasrodin & ibuku Siti Maemonah yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dukungan materil serta moral hingga aku seperti sekarang.

  2. Kedua kakakku Hidayatur Rofina & Imatus Sholekhat serta adikku Cita Chotmillati yang selalu memberi dukungan dan memberikan motivasi untuk maju sukses.

  3. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai Ilmu Pengetahuan Agama dan Ilmu Umum lainnya.

  4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi, pengarahan yang baik dan bimbingan dalam skripsi ini.

  5. Semua teman-temanku di IAIN Salatiga khususnya PAI angkatan 2012 yang selalu mendukungku, dan banyak melukis kenangan indah dihidupku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat hidayah-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pendidikan Karakter dalam Buku Filsafat Pendidikan Akal dan Hati Karya Prof. Dr. Ahmad Tafsir, M.A.” Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang selalu setia kepada beliau baginda Rasul. Dengan diutusnya beliau menjadi Rasul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman modern saat ini dan menyempurnakan Agama Islam agar manusia berada dijalan Allah yaitu dijalan yang lurus. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

  Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan pengarahan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala rendah hati penulis ini mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi.

  5. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang memberikan banyak ilmu kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang memberikan layanan serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi.

  8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  9. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Demikian ucapan trimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa semoga bentuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal Ibadah yang baik dan bisa menolong di hari kiamat kelak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi saya dan pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahan dan kemampuan, skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  ABSTRAK

Mujtamiah, Alin. 2017. 11112211.Pendidikan Karakter Dalam Buku Filsafat Pendidikan Akal

Dan Hati Karya Prof. Dr. Ahmad Tafsir, M.A. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si.

  Kata Kunci: Pendidikan Karakter

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan karakter dalam buku filsafat pendidikan akal dan hati karya Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Kemudian untuk mengetahuu relevansi pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari dalam buku filsafat pendidikan akal dan hati karya Prof. Dr. Ahmad Tafsir.

  Jenis penelitian ini penulis mengunakan jenis penelitian (Library Research) dengan menggunakan deskriptif analisis. Diskriptif analisis ini mengenai blibliografi, hasil ide pemikiran orang lain dengan cara mencari, menganalisis. Penelitian ini menggunakan metode studi tokoh yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan informasi dan pengetahuan. Sebagai pendekatan sejarah (historical approach).

  Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan karakter menurut Ahmad Tafsir sebuah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar-standar baku. Maksudnya pendidikan karakter ini di fokus pada tujuan-tujuan etika, moralitas yang mulia serta kecakapan dalam perkembangan sosial siswa. Pendidikan karakter sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkan jiwa yang berbudi luhur terhadap sesama, memiliki jiwa sosial yang baik, sikap toleransi yang perlu dicontoh. Dan pendidikan karakter yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari pendidikan keluarga serta pendidikan agama Islam di sekolah.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL……………………………………………………… iii KEASLIAN PENULISAN………………………………………………... iv PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… v PENGESAHAN…………………………………………………………… vi MOTTO……………………………………………………………………. vii PERSEMBAHAN………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x ABSTRAK………………………………………………………………… xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………... 6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 6 D. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 6 E. Metode Penelitian………………………………………………7 F. Penegasan Istilah…………………………………………….. 9 G. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………… 10

  BAB II BIOGRAFI AHMAD TAFSIR DAN KARYA-KARYANYA A. BIOGRAFI AHMAD TAFSIR…………………………………..12 1. Latar Belakang Masalah…………………………………..12 2. Karya-karya Ahmad Tafsir………………………………..13 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT AHMAD TAFSIR…36

  1. Pengertian Pendidikan……………………………………...36

  2. Pengertian Karakter…………………………………………41

  3. Pengertian pendidikan karakter……………………………..46

  BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………….58 A. RELEVANSI PENDIDIKAN KARAKTER INDONESIA MENURUT AHMAD TAFSIR…………………………………………….…58 1. Pendidikan Karakter dalam Sudut Pandang Islam…………58 2. Pendidikan karakter di Indonesia………………………….63 BAB V PENUTUP……………………………………………………….69 A. Kesimpulan………………………………………………………69 B. Saran-Saran………………………………………………………71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian vital dalam kehidupan manusia,

  pendidikan terutama Islam dengan berbagai coraknya yang berorientasi memberikan bekal kepada manusia (peserta didik) untuk mencapai kebhagaiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, semestinya pendidikan (Islam) selalu diperbaharui konsep dan aktualisasinya dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal, agar peserta didik dalam pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan hidup setelah mati tetapi kebahagiaan hidup didunia juga bisa diraih.

  Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa lepas dari pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau peserta didik).

  Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri (Sukardjo dan Ukim, 2009:1). Inilah menjadi titik beda antara pemberian akal dari Allah kepada manusia dan pemberian akal kepada binatang atau yang lainnya. Kita harus menyadari bahwa tujuan pendidikan adalah memperbaiki moral, lebih tegasnya yakni “memanusiakan manusia”.

  Manusia sebagai individu merupakan objek bagi campur tangan sebuah tindakan pendidikan. Dengan campur tangan itu manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Struktur antropologinya yang terbuka pada lingkungan memungkinkan terjadinya intervensi entah sadar atau tidak yang berasal dari luar dirinya yang menjadikan manusia itu menjadi berpendidikan dan berpengetahuan (Doni Koesoema, 2011:109). Yang paling utama tujuan yang paling mendasar dalam pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart.

  Nurani Soyomukti mengatakan, dalam buku teori-teori pendidikan bahwa aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan dalam pendidikan antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku (Soyomukti, 2010:27). Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta ketrampilannnya kepada generasi muda usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Poerbakawatja, 1982:257).

  Tindakan preventif pemerintah Indonesia demi terlaksananya pendidikan karakter, yaitu dengan menumbuhkan dalam tiap mata pelajaran berupa pendidikan karakter. Tindakan tersebut membutuhkan proses yang panjang, tetapi hal itu tidaklah bisa terlaksana tanpa adanya komitmen bersama dari masyarakat dan pemerintah. Pemerintah menggalakkan program penanaman pendidikan karakter sejak usia dini. Hal yang paling penting adalah menumbuhkan kesadaran tiap-tiap individu untuk menerapkan dan mengaplikasikan pendidikan karakter minimal dalam diri dan keluarga.

  Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusiannya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri (Ahmad Tafsir, 2004:2).

  Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Pembuatan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembanggkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak dijumpai mata pelajaran yang berkenaan dengan dengan karakter dan budi pekerti. Sehingga banyak menimbulkan masalah bangsa yang yang semakin kompleks yang mengacu pada masalah akhlak dan moral dikalangan peserta didik pada berbagai level atau tingkatan (Nurul Zuriah, 2008:118).

  Pendidikan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik, sehingga sifat anak sudah terukir sejak kecil (Ratna Megawangi, 2004:23). Dalam pendidikan islam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah Swt. Yaitu Al- Qur’an dan As-Sunnah (hadist Nabi). Al-Qur’an merupakan sumber referensi agama islam dalam menentukan berbagai hukum. Dalam surat Al-Baqarah ayat (1-2):

  ( ۲ ۱ ) ﻢﻟا ) َﻦﯿِﻘﱠﺘُﻤْﻠِﻟ ىًﺪُھ ِﮫﯿِﻓ َﺐْﯾَر ﻻ ُبﺎَﺘِﻜْﻟا َﻚِﻟَذ (

  “ Alif Laam miin. Kitab (Al Qur;an) ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. “(Departemen Agama, 1990:8) Islam menyebutkan orang yang berperilaku baik dan positif itu mereka orang-orang yang bertakwa yang tidak meragukan Al-Qur’an. Allah juga menyebutkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang yang bertakwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya (insan kamil).

  Memahami sejarah sebuah konsep sungguh sangat penting untuk dapat memahami dalam konteks apa konsep lahir, dan untuk apa konsep itu diperjuangkan. Merujuk pada pendapat para tokoh, pemimpin dan pakar pendidikan dunia yang menyepakati pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan, maka sejarah pendidikan karakter sama tuanya dengan itu sendiri. Namun dalam perjalanannya pendidikan karakter sempat tenggelam dan terlupakan dari dunia pendidikan terutama sekolah. Dalam sejarah islam, sekitar tahun 1400 tahun yang lalu, Muhammad SAW. Nabi Muhammad menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character).

  Tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. Bahwa moral dan akhlak atau karakter merupakan tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan. Kecerdasan dan karakter itulah tujuan yang benar dari pendidikan.

  Dalam Islam penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak zaman dahulu adalah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan bagi umat manusia seluruh alam. Di dunia ini tidak ada satu makhlukpun yang lebih berkarakter dari pada Nabi Muhammad. Sebagai umat beliau kita wajib mencontoh keteladanan beliau dalam menanamkan karakter kepada umatnya. Tulisan-tulisan yang membahas tentang adanya pendidikan karakter sudah banyak, yang meliputi beberapa aspek dari pendidikan karakter yang sudah disebutkan di atas. Keterkaitan penulis dalam mengkaji dan memahami ajaran Islam secara mendalam menginspirasi penulis untuk menuangkan ide dan memberikan sedikit sumbangsih ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan yang sedang mengalami kemerosotan, karena tidak adanya tindakan nyata dari Pemerintah. Pendidikan karakterlah yang sangat diperlukan ketika seseorang sudah tidak ada lagi kepedulian akan tindakan nyata. Melihat latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian skripsi “PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU FILSAFAT UMUM AKAL DAN HATI TAHUN 2004 TELA’AH PROF. DR.AHMAD TAFSIR

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1)

  Bagaimana pendidikan karakter dalam buku filsafat pendidikan akal dan hati karya Prof. Dr. Ahmad Tafsir ? 2)

  Relevansi pendidikan karakter di Indonesia dalam buku filsafat pendidikan hati dan akal karya Prof.Dr.Ahmad Tafsir ?

C. TUJUAN PENELITIAN

  1) Mengetahui pendidikan karakter dalam buku filsafat umum hati dan akal tela’ah Prof. Dr. Ahmad Tafsir.

  2) Mengetahui tinjauan islam tentang pendidikan karakter di Indonesia dalam buku filsafat umum akal dan hati tela’ah Prof.dr.Ahmad Tafsir.

D. MANFAAT PENELITIAN

  Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.

  Secara teoritis a.

  Menambah wawasan biografi penulis buku. b.

  Menambah dan memperkaya keilmuan media sebagai sarana pendidikan.

  c.

  Bagi pembaca di harapkan dapat mengambil nilai-nilai yang tersirat dalam pendidikan karakter dalam prespektif islam.

2. Secara praktis a.

  Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui pendidikan karakter secara praktis.

  b.

  Mendorong kepada pembaca, terutama tenaga pendidik dan pemerintah untuk lebih mendalami pendidikan karakter dalam prespektif islam.

E. METODE PENELITIAN

  Pengertian metode, berasal dari kata mothodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010:24).

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan

  (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interprestasi serta melekukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang di lakukan (Moleong, 2005:29). Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data dekriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (content analyze) dari suatu teks (Robert B & Steven J, dalam Moleong, 1995:31).

  2. Metode Study Tokoh Usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Sebagai pendekatan sejarah (historical approach). Study ini sering kali dibicarakan oleh tokoh yang bersangkutan. Dan metode study tokoh inu memerlukan suatu analisis tersendiri.

  3. Sumber data a.

  Data primer Sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku filsafat umum akal dan hati kajian Prof. Dr. Ahmad Tafsir.

  b.

  Data sekunder Sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara mencari, menganalisis buku-buku, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian skripsi ini.

  4. Teknik Analisis Data

  Metode ini digunakan dalam usaha mencari dan mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menafsirkan data yang sudah ada. Metode ini digunakan pula untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek penelitian, yaitu menguraikan dan menjelaskan pemikiran Ahmad Tafsir.

  b. Metode komparatif Yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan beberapa pendapat para ahli, mengulas, kemudian menarik kesimpulan dari pendapat-pendapat yang dikutip tersebut. Dalam hal ini pendapat para pakar pendidikan karakter yaitu FW Foerester.

  F. Penegasan istilah Untuk mempermudah pembaca memperoleh pemahaman dan gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu yaitu:

  1. Pendidikan karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada manusia yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil (Sri Narwanti, 2011:14). Jadi banyak aspek yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  2. Prespektif Islam Merupakan suatu pendapat atau sebuah pandangan yang dikemukakan seseorang yang mana suatu pandangan tersebut yang berkaitan berdasarkan

  Islam tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Sebab Islam merupakan agama dari Allah yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya.

  G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

  1. Bagian awal terdiri dari: Sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  2. Bagian inti atau isi

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : BIOGRAFI AHMAD TAFSIR DAN KARYA-KARYANYA

  Bab ini akan memaparkan yang terdiri dari Biografi Ahmad tafsir, dari latar belakng kehidupan beliau, serta menjelaskan isi karya- karya Ahmad Tafsir.

  BAB III : DESKRIPSI PEMIKIRAN Bab ini akan memaparkan tentang pemikiran Ahmad tafsir tentang pendidikan karakter dalam prespektif Islam. BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tinjauan islam tentang pendidikan karakter di Indonesia dalam pandangan Ahmad Tafsir

  BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran

BAB II BIOGRAFI DAN KARYA-KARYA AHMAD TAFSIR A. Biografi Ahmad Tafsir 1. Latar Belakang Ahmad Tafsir Ahmad Tafsir, lahir di Bengkulu 19 April 1942. Pendidikannya diawali di

  sekolah rakyat (sekarang SD) di Bengkulu, melanjutkan sekolah di PGA (Pendidikan Guru Agama) 6 tahun di Yogyakarta. Selanjutnya belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Yogyakarta, dan menyelesaikan Jurusan Pendidikan Umum tahun 1969. Tahun 1975-1976 (selama 9 bulan) mengambil kursus Filsafat di IAIN Yogyakarta. Tahun 1982 mengambil Program S2 di IAIN Jakarta. Tahun 1987 sudah menyelesaikan S3 di IAIN Jakarta juga. Sejak tahun 1970, Ahmad Tafsir mengajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Bandung, sampai sekarang. Tahun 1993, guru besar Ilmu Pendidikan ini memelopori berdirinya Asosiasi Sarjana Pendidikan Islam (ASPI). Sejak januari 1997 diangkat menjadi guru besar di Fakultas Tarbiyah IAIN Bandung (Ahmad tafsir, 2006:343). Saat ini beliau masih hidup, kini beliau mengajar di salah satu Universitas besar di Bandung yaitu sering kita dengar dengan Universitas Islam Bandung (UNISBA). Beliau saat ini menjadi seorang dosen di fakultas Tarbiyah jurusan PAI.

B. Karya-Karya Ahmad Tafsir

  Ahmad Tafsir sebagai guru besar telah banyak mencurahkan pemikirannya dengan menyusun beberapa karya tulis. Di tengah kesibukannya ia mampu menuangkan gagasan dan pemikirannya yang dapat dilihat dan dikaji, diantaranya karya tulis yang sudah di publikasikan antara lain:

1. Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)

  Buku ini berisi sepuluh bab dan diantara bab tersebut yang diletakkan sebagai bab pertama adalah tentang hakikat manusia. Sebabnya dijadikan bab pertama adalah menurut Ahmad Tafsir harus dibicarakan lebih dahulu tentang siapa manusia itu sebenarnya. Yang berarti pula harus berbicaratentang hakikat manusia.Pendidikan yang baik harus didesain sesuai dengan pengertian kita tentang hakikat manusia.Apa hakikat manusia? Penjelasan yang terbaik tentang hakikat manusia ialah penjelasan dari pencipta manusia itu.Penjelasan oleh rasio manusia mempunyai kelemahan karena akal itu terbatas kemampuannya. Bukti terbaik tentang keterbatasan akal ialah akal itu tidak mengetahui apa akal itu sebenarnya (Ahmad Tafsir, 2006:14).

  Berikut dijelaskan hakikat manusia menurut Al-Qur’an adalah kitab yang secara ilmiah terbukti memuat firman Allah. Menurut Al-Qur’an, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.Jadi manusia itu berasal dan datang dari Allah. Bila ada argumen yang kuat untuk membuktikan bahwa manusia bukan ciptaan Tuhan dan argument itu lebih kuat ketimbang argument bahwa manusia adalah ciptaan Allah, maka yang akan kita ambil ialah pendapat yang mengatakan bahwa manusia bukan ciptaan Allah. Dan bila itu yang diambil maka harus juga dijelaskan bagaimana cara munculnya manusia itu. Kemungkinan ini (manusia bukan ciptaan Tuhan) sangat tidak mungkin.

  Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia itu mempunyai unsur jasmani (material).Sebagaimana disyaratkan dlam Al-Qur’an. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain. Sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan (QS. Al-Qashah:77) (Soenarjo, 1992:623). Di dalam surat Al-A’raf ayat 31 Allah berfirman

  

َﻦﯿِﻓِﺮْﺴُﻤْﻟا ﱡﺐِﺤُﯾ َﻻ ُﮫﱠﻧِإ ۚ اﻮُﻓِﺮْﺴُﺗ َﻻَو اﻮُﺑَﺮْﺷاَو اﻮُﻠُﻛَو ٍﺪِﺠْﺴَﻣ ﱢﻞُﻛ َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻜَﺘَﻨﯾِز اوُﺬ ُﺧ َمَدآ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ

  Yang artinya: “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang idah di setiap

(memasuki) masjid makan dan minulah, dan janganlah berlebih-lebihan.

  

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”. (QS.Al-A’raf :

  31) Yang mengatakan bahwa makan dan minum bagi manusia adalah suatu keharusan. Ini suatu indikasi bahwa manusia itu memiliki unsur jasmani.

  Pentingnya fungsi jasmani dalam islam terlihat juga di dalam surat Al-Baqarah ayat 57, 60.

  Yang artinya: “Dan kami naungi kamu dengan awan, dan kami turunkan kepadamu

  

“salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah kami berikan

kepadamu.Dan tidaklah menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-Baqarah:57)

  (Soenarjo, 1992:18). Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Allah berfirman " (QS.Al-Baqarah:60) (http//alqur’anonlinebaiturrahman.com).

  2. Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002)

  Buku ini terdiri dari sepuluh bab, yang mana buku ini diuraikan pengertian “metodologi” yang dihubungkan dengan “pengajaran agama islam”.

  Menurut Ahmad Tafsir bahwa pengalamannya banyak orang menerjemahkan atau menyamakan pengertian “metode” dengan “cara”. Ini tidak seluruhnya salah. Memang metode jug adapt diartikan dengan cara. Untuk mengetahui pengertian metode secara tepat dapat melihat penggunaan kata metode dalam bahasa Inggris.Dalam bahasa Inggris ada kata way dan ada kata method. Kedua kata tersebut sering diterjemahkan cara dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara adalah kata way itu,bukan kata method (Ahmad Tafsir, 2002:9).

  Jika saya bertanya “bagaimana cara jalan ke Jakarta?” Maka disini saya tidak dapat menggunakan kata method, untuk kata cara, saya harus menggunakan kata way. Jika saya bertanya “bagaimana cara yang paling tepat mengajarkan shalat pada siswa kelas 1 SD?” Maka disini untuk kata cara saya harus menggunakan kata method, bukan way. Jadi apa sebenarnya apa metode itu? Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “ cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”. Ungkapan “ paling cepat dan tepat “ itulah yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris.

  Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat. Maka dalam urutan kerja dalam suatu metod harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.

  Karena itulah suatu metode selalu merupakan hasil dari eksperimen. Kita tahu bahwa suatu konsep yang dieksperimenkan haruslah telah lulus uji teori, dengan kata lain suatu konsep yang telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan. Berdasarkan uraian diatas itu dapat disimpulkan bahwa metode pengjaran agama islam adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan agama islam. Kata tepat dan cepat inilah yang sering diungkapkan dalam ungkapan “efektif dan efisien”. Kalau begitu metode pengajaran agam islam ialah cara yang efektif dan efisien dalam mengerjakan agama islam.

  Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami siswa secara sempurna.

  Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang tepat ialah pengajaran yang yang berfungsi untuk setiap siswa.Yang mana arti dari berfungsi ialah menjadi milik siswa, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya.Adapun pengajaran yang cepat ialah pengajaran yang tidak memerlukan peralatan yang mahal.

  Bila peralatan itu tidak tersedia maka terpaksa konsep itu diajarkan kurang cepat. Misalnya saja pengajaran shalat di sekolah dasar, ini akan cepat bila guru menggunakan rekaman video sholat. Apabila peralatan itu tidak tersedia maka terpaksalah guru mengajarkannya melalui metodedemonstrasi, hasilnya akan cepat juga, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama.

  Bagaimana cara yang tepat dan cepat dalam mengajarkan agama islam? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Justru menurut Ahmad Tafsir buku ini adalah usaha menjawab pertanyaan itu setelah membaca seluruh isi buku ini akan tahu juga bahwa isi buku ini belum menjawab secara keseluruhan.

  Bagaimana cara yang cepat dan tepat dalam mengajarkan agama islam? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diperjelas dahulu beberapa konsep.Pertama siapa yang diajar?Anak-anak, remaja, atau orang tua?Kedua, berapa jumlahnya?Satu orang, tiga orang, satu kelas 50 orang, pengajian umum yang dihadiri 200 orang? Ketiga, seberapa dalam agam islam itu diajarkan? Mendalam, sedang-sedang saja, atau sekilas berupa pengantar?Dan masih banyak lagi pertanyaan lain, jadi jelaslah bahwa pertanyaan tadi tidak mudah dijawab. Buku ini hanya memberikan teori-teori (itupun pasti belum lengkap) mengajarkan agama islam di rumah tangga yang dilaksanakan oleh ayah dan ibu. Jadi, buku ini hanya mencoba menjawab sebagian kecil saja dari pertanyaan itu, itupun pasti belum lengkap. Anda bertanya, mengapa tidak dilengkapkan sekalian. Saya beri tahu anda: ilmu tidak pernah lengkap.

  Bilamembicarakan metode mengajar, umumnya orang menjelaskan terlebih dahulu berbagai macam metode mengajar secara umum.Ini disebut metode pengajaran umum atau metode umum.Banyak sekali macamnya, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, karya wisata, dan lain-lain.Bila diteruskan maka jumlahnya 20-an, dan itu dapat bertambah terus, hal tersebut dapat disebut dengan metode umum.Dikatakan umum karena dapat digunakan dalam mengajarkan apapun juga. Apakah metode-metode umum itu dapat digunakan dalam mengajarkan agama islam? Bisa dikatakan mungkin bisa dan mungkin saja tidak bisa, mungkin sebagian iya dan sebagian tidak.

  Maka dari itu kita harus membahas metode itu satu demi satu, dan pembahasan metode-metode itulah antara lain yang menjadi isi metodologi pengajaran pengajaran agama islam. Tetapi buku ini tidak membicarakan hal itu. Jadi apa yang dibahas dalam buku ini? Buku ini membahas cara yang paling tepat dan cepat cara mengajarkan agam islam di SMP dan SMA. Tetapi tidak membahas macam-macam metode umum, tidak juga membahas metode umum yang mana yang dapat digunakan untuk mengajarkan agama islam. Buku ini mengambil jalan pintas.Yang dibahas dalam buku ini ialah langkah mengajar atau teaching steps.Memang pembicaraan mengenai langkah-langkah mengajar juga dapat dimasukkan dalam metodologi pengajaran.

  Langkah-langkah mengajar dimulai dengan membuat lesson

  

plan .Lesson plan itu dibuat sebelum mengajar.Lesson plan itu banyak macamnya

  itu ditentukan oleh banyak hal, sepertioleh tujuan pengajaran, kemampuan guru, peralatan yang tersedia, waktu, tempat, dan lain-lain.Namun ada teori dasar dalam membuat lesson plan. Teori dasar itu adalah apa yang disebut basic teaching model (model pengajaran dasar).Teori ini diambil dari Robbert Glaser.

  Inilah induk dari semua model lesson plan.Teori Glaser berisi empat langkah dalam membuat lesson plan. Langkah pertama dalam pembuatan lesson plan adalah merumuskan tujuan. Ini dibahas secara mendalam dalam buku ini.Sekalipun telah dicoba disederhanakan, tetap saja cukup banyak konsep yang harus dibahas disini.Langkah kedua adalah entering behavior.

  Bagian ini membahas tentang bagaimana memulai pelajaran inti.Salah memulai pengajaran, dapat berakibat fatal pada siswa.Yang paling penting pada bagian ini adalah mengetahui apakah siswa telah siap menerima pelajaran baru, apakah konsep-konsep pre-requisitenya telah dikuasai siswa.Dan ingatlah itu karena itu bukan pre-test.Yang ketiga adalah teaching steps itu sendiri.Pembahasan disini luas sekali karena bagian inilah adalah bagian pokok lesson plan itu.Langkah-langkah mengajar banyak sekali variannya.

  Langkah-langkah dalam pengajaran ketrampilan akan berbeda dengan langkah-langkah pengajaran kognitif. Langkah dalam pengajaran ketrampilan itupun tidak satu macam, demikian juga dalam pengajaran kognitif.Terakhir ialah evaluasi pada akhir pengajaran hari demi hari.Pembahasan yang empat inilah yang disebut dengan Metodologi Pengajaran Agama Islam. Dengan demikian Metodologi Pengajaran Agama Islam ialah pembasan tentang cara-cara membuat lesson plan agama islam.

  Kelihatannya mudah saja, toh hanya langkah-langkah. Tidak juga karena orang baru mungkin mampu membuat lesson plan (yang intinya langkah- langkah mengajar) bila ia banyak mengetahui banyak hal seperti menguasai bahan pengajaran,mengetahui berbagai metode mengajar umum, mengetahui psikologi pendidikan, mengetahui teori-teori belajar, memahami penggunaan alat, mampu mengatur waktu dan lain-lain. Dengan demikian, tidak mungkin hanya menguasai teori cara membuat lesson plan saja.

  Secara ringkas, metodologi ialah pembahasan tentang metode atau metode-metode. Metodologi pengajaran agama islam adalah pembahasan tentang metode atau metode-metode pengajaran agam islam. Sedangkan metodologi pengajaran agama islam yang dibahas dalam buku ini ialah teori –teori tentang langkah-langkah dalam pengajaran agama islam kenyataannya yang dibahas ialah teori-teori membuat lesson plan agama islam.

  

3. Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi Epistimologi dan Aksiologi Pengetahuan

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)

  Buku ini berjumlah empat bab. Dalam buku ini diuraikan Ahmad Tafsir bahwa orang-orang yang mempelajari bahasa Arab mengalami sedikit kebingungan dalam menghadapi kata “ilmu”, dalam bahasa Arab al-ilm berarti pengetahuan (knowledge), sedangkan kata “ilmu” dalam bahasa Indonesia biasanya merupakan terjemahan science. Imu dalam arti science seharusnya diterjemahkan sains saja.Maksudnya agar orang-orang yang mengerti bahasa Arab tidak bingung membedakan kata ilmu (sain) dengan kata al-ilm yang berarti knowledge.

  Dalam buku ini yang diuraikan tidak hanya pengetahuan sains (science), diuraikan juga seluruh yang disebut pengetahuan termasuk pengetahuan yang “aneh-aneh” seperti pellet, kebal, santet, dan lain-lain. Apa yang disebut dengan pengetahuan itu? Menurut Ahmad Tafsir pengetahuan ialah semua yang diketahui. Menurut Al-Qur’an, tatkala manusia dalam perut ibunya, ia tidak tahu apa-apa.

  Kalaupun bayi yang baru lahir itu menangis barangkali bayi itu kaget saja, mungkin matanya merasakan silau atau badannya merasa dingin.

  Dalam rahim bayi tidak merasakan silau maupun kedinginan, lantas ia menangis. Tatkala bayi itu menjad orang dewasa, katakanlah ketika ia telah berumur 40 tahunan pengetahuannya sudah banyak sekali.

  Begitu banyaknya sampai-sampai ia tidak tahu lagi berapa banyak pengetahuannya dan tidak tahu lagi apa saja yang diketahuinya, bahkan kadang-kadang ia juga tidak tahu apa sebenarnya pengetahuan itu. Semakin bertambah umur manusia itu semakin banyak pengetahuannya.

  Dilihat dari segi motifnya pengetahuan itu dapat diperoleh dari dua cara. Yang pertama, pengetahuan pengetahuan yang diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa motif, tanpa keingintahuan dan tanpa usaha. Tanpa ingin tahu lantas ia tahu-tahu ia mngerti dan faham. Yang kedua, pengetahuan yang didasari dengan motif ingin tahu, pengetahuan diperoleh karena diusahakan biasanya karena belajar (Ahmad Tafsir, 2004:3).

  Dari mana rasa ingin tahu?Saya tidak tahu dari mana dari mana.Barangkali rasa ingin tahu yang ada pada manusia itu sudah built-in dalam pencipataan manusia, jadi rasa ingin tahu itu sudah takdir. Manusia ingin tahu dengan cara ia selau mencari. Dan pada akhirnya manusia tahu akan sesuatu.Yang pada intinya pengetahuan itu adalah semua yang diketahui. Salah satu tujuan perkuliahan filsafat pengetahuan ialah ia agar memahami kapling tentang pengetahuan akan dapat memperlakukan.

  Masing-masing pengetahuan itu sesuai dengan kaplingnya. Yang akan dibahas berikut ini hanyalah pengetahuan yang diushakan. Seseorang ingin tahu, jika jeruk ditanam buahnya apa. Ia menanam bibit jeruk. Ia tunggu beberapa tahun, dan ternyata buahnya jeruk. Tahulah ia bahwa jeruk berbuah jeruk. Pengetahuan jenis inilah yang disebut penetahuan sain (scientific knowledge).

  3. Filsafat Pendidikan Akal dan Hati (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004)

  Buku ini berjumlah lima bab. Dalam buku ini diuraiakn bahwa maanusia membawa sejak lahir (innate) kata hati(suara hati) yang bersifat imperative. Suara hati adalah suara yang selalu mengajak menjadi orang yang baik. Akhlak itu sifat baik buruknya terdapat didalam diri seseorang. Mereka memiliki akhlak yang berbeda-beda.Akhlak itu ada pada diri seseorang bukan bawaan dari Allah.Akhlak tumbuh dengan hati yang bersih, tidak lepas dengan karakter, karakter itu bisa dikatakan dengan sifat. Sifat seseorang itu berbeda beda ada yang memiliki sifat keras, lemah lembut mudah bergaul,dan sebagainya. Karakter merupakan watak atau tabi’at seseorang yang memiliki perbedaan dengan yang lain. Karakter bisa dikatakan dengan khas seseorang.

  Karakter muncul disebabkan adanya faktor lingkungan disekitar. Yang mana membawa dampak pada diri seseorang dengan berbagai macam karakter khas seseorang.

  Begitu juga dengan rasa moral, rasa moral itu bukan ciptaan dari Allah yang ditanamkan pada dalam diri manusia.Moral itu tidak absolute.Moral itu adalh aturan berbuat yang bervariasi sesuai dengan variasi kelompok masyarakat. Dengan kata lain, mereka ingin mengatakan bahwa moral yang imperative itu sesungguhnya muncul setelah manusia bergaul dengan masyarakat (lingkungannya).Moral itu dibentuk oleh pengaruh lingkungan. Demikian kata mereka persoalan ini dapat dilihat dengan cara lain.

  Suara hati itu merupakan antenna ketiga manusia. Manusia memiliki tiga antenna: indera, akal, hati atau rasa. Daerah ketiga ini tidak dapat dimasuki oleh antenna kedua (akal), apalagi oleh antenna pertama (indera). Al-Ghazali telah menyatakan lebih jauh tatkala ia membicarakan cara menghidupkan suara hati agar ia mampu memahami rahasia daerah ghaib tersebut.Cara menghidupkan suara hati itu, menurut Al-Ghazali ialah dengan menghentikan kemaksiatan atau perbuatan yang menimbulkan dosa (tobat), berbuat baik, perenungan, dan menghentikan kerja logika.Inilah yang disebut dengan thariqah atau metode Al-Ghazali (Ahmad Tafsir, 2004: 249). Di dalam islam, misalnya ada satu contoh yang baik untuk memperlihatkan salah satu persoalan yang hanya dapat dipahami oleh suara hati, yaitu mengenai takdir atau nasib manusia.

  4. Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam (Bandung: PT Rosdakarya, 2004)

  Buku ini berjumlah lima bab. Dalam buku ini diuraikan bahwa Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Jika membuka buku ilmu bumi, akan ditemukan teori-teori tentang bumi. Ilmu sejara berisi tentang ilmu sejarah. Maka isi dari ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan berdasarkan ajaran islam. Apakah ada teori yang tidak berdasarkan Islam?Inilah salah satu persoalan yang perlu dibahas di dalam ilmu pendidikan Islam. Akan tetapi, apakah isi ilmu hanya kumpulan teori? Secara esensial emang ya, tetapi sebenarnya secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Jadi lengkapnya isi ilmu adalah: 1) Teori. 2) Penjelasan tentang teori itu sendiri. 3) Pendukung dari penjelasan.

  Apabila membuka buku tentang ilmu pendidikan Islam, sewajarnyalah menemukan tiga macam isi tersebut.Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi tentang seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis serta akal.Jika demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis serta akal.

  Penggunaaan dasar ini haruslah berurutan , maka Al-Qur’an yang terlebih dahulu bila tidak ada atau tidak jelas di dalam A-Qur’an maka harus dicari di dalam hadis, apabila kurang jelas atau tidak ada di dalam hadis, barulah menggunakan akal (pemikiran) tapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an atau Hadis. Oleh karena itu, teori dalam serta argument (akal) yang menjamin teori tersebut.Jadi pembuatan dan penulisan teori dalam ilmu pendidikan Islam tidak jauh berbeda dari pembuatan dan penulisan teori dan fikih.

  Pada uraian diatas sudah mulai jelas apa sebenarnya ilmu pendidikan Islam itu. Agar lebih jelas ada beberapa konsep yang bersangkutan dengan itu yang perlu diuraikan lebih lanjut yaitu: 1)