PENGARUH PEMBINAAN KEROHANIAN ISLAM TERHADAP KESADARAN BERAGAMA BAGI NARAPIDANA (STUDI KASUS DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

PENGARUH PEMBINAAN KEROHANIAN ISLAM TERHADAP KESADARAN BERAGAMA BAGI NARAPIDANA (STUDI KASUS DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SALATIGA) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: Muh Rondi

  NIM : 114-14-002

JURUSAN HUKUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

  

MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO

  

َنيِنِس ْحُمْلا َر ْجَأ ُعي ِضُي َلَ َ َّاللَّ َّنِإ

“Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik

  (QS. At- Taubah 120)” PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur kepada Allah yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, serta dengan ketulusan dan kerendahan hati, Penulis

persembahkan skripsi ini untuk: Isteri tercinta Iro Hayati yang telah memotifasi dan dukunganya sepenuh hati,

Anak-anakku Bekti Wahyu Utami, Muhamad Rizky Fajar dan Sabrina

  Rahmawati sebagai penyemangat, Keluarga besar Runah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga Dan Seluruh Teman-Teman Progdi PAI ekstensi 2014 Temen-temen PPL, KKL dan KKN yang telah banyak memberikan dukunganya

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skrpsi dengan judul “Pengaruh Pembinaan Kerohanian Islam Terhadap Kesadaran

Beragama Narapidana Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga”

sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Sholawat serta salam selalu

peneliti haturkan kepada Nabi akhir zaman,junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

senantiasa kita teladani sebagai Uswatun Khasanah dalam segala ilmu.

  Selanjutnya penulis sangat bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu peneliti bermaksud memberikan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah senantiasa membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini,

yaitu kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2 Bapak Suwardi, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Salatiga.

  3. Bapak Mufiq, M. Phil, selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Salatiga dan dosen pembimbing.

  4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  6. Keluarga Besar Rumah Tahanan Negara Kelas IIb Salatiga yang telah memberi banyak bantuan dan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

  7. Keluarga penulis tercinta yang telah senantiasa memberikan motivasi dan mendoakan agar peneliti diberikan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan “Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Angkatan 2004” yang penulis sayangi.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah membantu proses pembuatan skripsi ini.

  Semoga kebaikan yang mereka berikan kepada penulis diberikan balasan yang

terbaik dan lebih baik oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 6 Februari 2018 Penulis Muh Rondi NIM 114-14-002

  

ABSTRAK

  Muh Rondi, NIM : 2018, Pengaruh Pembinaan Kerohanian Islam Terhadap Kesadaran Beragama Narapidana (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga). Skripsi. Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing ; Mufiq, S.Ag, M.Phil.

  Kata kunci: Pembinaan, Kerohanian, Kesadaran, Beragama, Narapidana.

  Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pengaruh atau tidak antara Pembinaan Kerohanian Islam dengan Kesadaran Beragama Narapidana yang ada di RUTAN Salatiga. Karena masih banyaknya mantan narapidana yang mengulangi perbuatanya lagi ini disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah belum maksimalnya program pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan khususnya pembinaan kerohanian Islam.

  Studi penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan. (1) Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di Rumah Tahanan Kelas IIB Salatiga? (2) Bagaimana peranan pegawai Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga dalam pembinaan Kerohanian Islam narapidana? (3) Apakah ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kesadaran beragama paranarapidana?

  Permasalahan tersebut di bahas melalui sebuah penelitian kualitatif sebagai deskripsi kenyataan di lapangan dan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional sebagai pembanding nilai pengaruh yang dilaksanakan di RUTAN Salatiga. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data ini dianalisis dengan pendekatan rumus statistik product moment.

  Sedangkan dari hasil perolehan angka korelasi yang menunjukkan r hitung (rh) = 0,46 lebih besar dari r tabel (rt)5% = 0,361, maka dapat peneliti simpulkan bahwa pembinaan di RUTAN Salatiga ada pengaruhnya yang cukup signifikan.

  Sedangkan prosentase kontribusi kesadaran beragama di RUTAN Salatiga dipengaruhi oleh pembinaan kerohanian Islam sebesar 21,16 %, dan sisanya 78,84 % dipengaruhi oleh faktor lain baik intern maupun ekstren narapidana tersebut. Semakin banyak narapidana mengikiuti pembinaan keagamaan semakin besar pula kesadaran untuk beragama yang lebih baik.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i NOTA PEMBIMBING .............................................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... iii PENGESAHAN ......................................................................................................... iv PERSEMBAHAN DAN MOTTO .............................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10 E. Penegasan Istilah ................................................................................. 10 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11 G. Metode Penelitian ............................................................................... 12

  1. Jenis Penelitian .............................................................................. 12

  2. Sumber Data .................................................................................. 12

  3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 13

  4. Teknik Analisis Data .....................................................................15

  H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16

  BAB II : KERANGKA TEORI A. Pembinaan Kerohanian Islam ........................................................................ 17

  1. Pengertian Kerohanian Islam ............................................................ 17

  2. Pengertian Kerohanian Islam ............................................................ 18

  3. Dasar-dasar Pembinaan Kerohanian Islam terhadap Narapidana ......................................................................................... 19

  4. Tujuan Pembinaan Kerohanian Islam ............................................... 21

  5. Ruang Lingkup Pembelajaran Agama Islam ..................................... 23

  B. Kesadaran Beragama ..................................................................................... 26

  1. Pengertian Kesadaran Beragama ....................................................... 26

  2. Fungsi dan Tujuan Agama ............................................................. 27

  3. Kebutuhan Terhadap Agama bagi Manusia .................................. 29

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keagamaan ................. 30

  5. Indikator Sikap Keagamaan .............................................................. 34

  C. NARAPIDANA ............................................................................................. 37

  1. Pengertian Narapidana ....................................................................... 37

  2. Pembinaan Narapidana ...................................................................... 38

  3. Tujuan Pembinaan Hukum Pidana .................................................... 46

  4. Penggolongan Narapidana ................................................................. 47

  5. Hak dan Kewajiban Narapidana ........................................................ 48

  6. Dasar-dasar Pembinaan Narapidana .................................................. 49

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 51

  1. Tempat Penelitian .............................................................................. 51

  2. Waktu Penelitian ............................................................................... 51

  B. Metode Penelitian .......................................................................................... 51

  C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 52

  D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 53

  E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 57

  F. Hipotesis Statistik .......................................................................................... 60

  BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Rutan Kelas IIB Salatiga .............................................................. 61 B. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 61

  1. Tinjauan Historis ..................................................................................... 61

  2. Visi, Misi, Tujuan, Motto, dan Sasaran Rutan Salatiga .......................... 62

  3. Tinjauan Geografis .................................................................................. 64

  4. Struktur Organisasi .................................................................................. 65

  C. Program Pembinaan Rutan Salatiga .............................................................. 68

  1. Metode Pembinaan .................................................................................. 68

  2. Ruang Lingkup Pembinaan ..................................................................... 69

  D. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 72

  E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 75

  1. Interpretasi Data Hasil Statistik ............................................................... 75

  2. Keterkaitan Temuan dengan Teori yang Melandasi Variabel- Variabel Penelitian ................................................................................. 78

  3. Komparasi antara Temuan Penelitian dengan Hasil Penelitian yang Terdahulu ........................................................................................ 79 F. Prosentase Hasil Angket/Quesioner Penelitian ............................................. 80

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 83 B. Implikasi ........................................................................................................ 84 C. Saran .............................................................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86 LAMPIRAN LAMPIRAN FOTO DOKUMEN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan adalah studi ilmu yang diharapkan untuk dapat mencapai

  tujuan.(Fadilah, 2005: 39) Dalam definisi tersebut tercermin suatu proses kegiatan mendidik. Dengan demikian dalam praktiknya pendidikan adalah suatu usaha, proses, bimbingan, tuntunan, dan pembekalan yang secara sadar oleh pendidik kepada anak didiknya guna membantu anak didik tersebut memiliki kecakapan- kecakapan dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Agama merupakan risalah dan wahyu disampaikan Allah SWT kepada Nabi

  Muhammad

  SAW sebagai petujuk dan hukum-hukum yang sempurna dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah SWT, dirinya sebagai hamba Allah SWT, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya.(Zakiyah, 1984: 58). Hukum yang dimaksud di sini sebagai pola tatacara hidup manusia di dunia dan di akhirat yang mengatur pemeliharaan hubungan antara manusia dengan Sang Khalik, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkunganya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariyat: 56:

  ِنوُدُبْعَيِل َّلَِإ َسْنِ ْلْا َو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَم َو

  “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

  Pendidikan agama adalah satu ilmu yang holistic bukan hanya mengembangkan intelektual saja tetapi juga menjadikan manusia seutuhnya, serta tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentiment) agama saja. Akan tetapi, melalui pendidikan agamalah kepribadian anak didik akan terbentuk secara keseluruhan mulai dari pengetahuan agama, latihan-latihan amaliah sehari-hari, sikap keberagamaannya dan perilaku (akhlak), yang sesuai dengan ajaran, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan alam serta manusia dengan dirinya sendiri.( Zakiyah, 2009: 124).

  Islam, pendidikan mempunyai posisi yang sangat signifikan sebagai dakwah dan pengajaran akhlak peserta didik. Hal ini terlihat dari turunnya wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, dalam surat al-Alaq yaitu Iqra yang biasa diterjemahkan dengan bacalah! Kata ini merupakan pintu gerbang bagi terbukanya ilmu pengetahuan. Perintah membaca adalah jalan membuka cara berpikir umat sehingga dapat memahami perintah dengan benar sehingga, wajarlah bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban, dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya.( M. Quraish Shihab, 2003 : 170).

  Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Abdul, 2004: 130). Dengan kata lain ilmu agama sangatlah penting dalam pembentukan tingkah laku peserta didik, karena mereka merupakan penerus generasi bangsa, negara, dan agama. Banyak bekal pengetahuan dan kesiapan mental yang matang yang harus dimiliki anak didik dalam rangka melaksanakan tugasnya agar dapat memiliki dedikasi yang benar dan bertanggungjawab seutuhnya.

  Dengan pendidikan Islam maka pengajar dapat menjadikan peserta didik menjadi pengajar yang berkesinambungan, menyebarkan agama Islam kepada generasi yang akan datang, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. kepada para sahabatnya, sehingga kita dapat melihat sebuah pengajaran yang berkelanjutan dan pribadi Islam yang utuh.

  Mengenai keutamaan belajar, Di dalam Firmanya Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan mengamalkanya, salah satu ayat yang menjelaskan tentang keutamaan pendidikan yaitu dalam surat Al-Mujadalah: 11:

  اَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلا َو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُ َّاللَّ ِعَفْرَي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا َليِق اَذِإ َو

  “Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah

  

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah:11).

  Dengan demikian pendidikan Islam mentransfer nilai-nilai atau keilmuan Islam harus mampu membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai ajaran Islam yang telah disampaikan tersebut. Pendidikan adalah satu disiplin ilmu yang primer dalam kebutuhan manusia. Seperti dijelaskan dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 bahwa:

  “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. ( Undang-undang SISDIKNAS, 2003: 7)

  Tujuan ini sangat sesuai dengan fitrah manusia, yaitu fitrah beragama. Maka hal tersebut mengisyaratkan bagaimana pendidikan sangatlah penting bagi peserta didik terutama pendidikan Islam dalam pembentukan karakter.

  Berkembangnya manusia pastilah memiliki tujuan yang sama yaitu bahagia dunia dan akhirat. Salah satu cara yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan adalah melalui ilmu pendidikan. Ilmu dapat diperoleh dengan adanya pendidikan, baik pendidikan yang dimulai dari dalam rumah atau keluarga, di sekolah, maupun di dalam masyarakat. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup yang dicita-citakan.

  Bimbingan kerohanian Islam berupa pendidikan agama Islam sebaiknya telah ditanamkan sejak manusia berada dalam kandungan seperti misalnya seorang ibu yang sedang mengandung bayi dianjurkan untuk lebih banyak berdzikir dan membaca Al-

  Qur’an serta berdoa demi perkembangan janin dan keselamatannya kelak. Manusiapun sejak lahir hingga akhir hayatnya selalu membutuhkan agama sebagai bagian dari kebutuhan jiwanya. Misalnya sejak seorang calon bayi yang telah ditiupkan ruhnya oleh Allah SWT sejak itu pula ia selalu berdzikir kepada Tuhannya, dilahirkan oleh ibunya, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi anak- anak, remaja, dewasa, hingga sebelum ia dikuburkanpun seseorang tetap bersinggungan dengan agama. Oleh karena itulah pembinaan kerohanian Islam berupa pendidikan agama Islam sangat penting sebab dengan bimbingan kerohanian Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan memberikan pengajaran yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang mampu memenuhi kebutuhan akhlak setiap diri manusia.

  Secara prinsip, bimbingan kerohanian Islam berupa pendidikan agama Islam baik yang diselengarakan oleh lembaga pendidikan non formal maupun formal bertujuan untuk membekali seseorang agar memiliki pengetahuan lengkap tentang agama Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk amalan praktis. Dengan demikian seseorang dapat melaksanakan ritual-ritual, serta hukum-hukum syariat ibadah secara benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktikan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, baik itu berupa ibadah secara akhlak maupun ibadah praktis seperti sholat dan sebagainya.

  Dengan pembinaan dan bimbingan kerohanian Islam, seseorang diharapkan dapat memahami berbagai teori ibadah dan tatacara pelaksanaannya. Sehingga dengan teori-teori tersebut secara sadar mereka mampu melaksanakan ibadah secara baik dan benar.

  Kebutuhan yang tidak kalah pentingnya dalam diri manusia adalah kebutuhan rasa kasih sayang dan rasa aman. Untuk melindungi serta menunjang hidupnya hingga ia mampu berdiri dan mandiri menjalani kehidupannya di dalam bermasyarakat. Dalam hal ini orang pertama yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang ialah kedua orang tuanya, keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Keluarga merupakan sumber utama pembentuk kepribadian seseorang yang sesuai dengan fitrahnya sejak lahir, maka apabila di dalam suatu keluarga tidak adanya keseimbangan dan kesadaran serta tanggungjawab dalam mendidik anak-anak didiknya akan menimbulkan sebab dari penyimpangan sosial yang dilakukan seseorang. Dengan kata lain, hendaklah minimal dalam lingkungan keluarga telah tertanam kesadaran beragama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

  Arus era modernisasi di samping berdampak positif bagi kehidupan ummat manusia, namun di sisi lain ternyata telah melahirkan dampak yang negatif pula bagi kehidupan manusia itu sendiri, yaitu dengan berbagai problema yang semakin kompleks, baik yang bersifat personal maupun yang bersifat sosial. Manusia modern telah terpedaya oleh produk pemikirannya sendiri karena kurang mampu mengontrol efek dari hasil pemikiran itu sendiri.

  Derasnya arus modernisasi membutuhkan penanganan serius dimulai dari penanaman rohani Islam yang terkandung dalam Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu bimbingan kerohanian Islam sangat berperan penting dalam perkembangan seorang anak didik sedini mungkin agar tidak terjerumus kelak dalam permasalahan-permasalahan negatif yang khas, seperti halnya ego sentris perkembangan, perkembangan emosi, dan penyimpang dalam masyarakat.

  Untuk mewujudkan manusia Islam yang holistik, setiap umat beragama harus memiliki dimensi secara utuh yaitu. Dimensi-dimensi itu ialah: dimensi keyakinan, dimensi peribadatan, dimensi pengalaman, dan dimensi pengetahuan. Dari dimensi tersebut, dimensi pengetahuan akan sangat berperan terhadap munculnya kesadaran keagamaan. Agar setiap umat beragama dapat memiliki kesadaran yang utuh maka model pendidikan agama yang harus dikembangkan tidak semata bersifat doktrinal, dengan menekankan serangkaian ajaran dan kewajiban kepada pemeluk agama, melainkan pendidikan agama harus dilakukan dengan melibatkan emosi dan rasionalitas para penganutnya.

  Ada pula seorang anak didik yang hampir tidak pernah dikenalkan tentang ilmu agama oleh orang tuanya, namun ia tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang mempunyai nilai kesadaran beragama yang tinggi sehingga anak tersebut mempelajari ilmu agama bersama teman sepermainannya serta warga sekitarnya.

  Namun ada pula seorang anak didik yang jarang sekali diberikan pengetahuan keagamaan oleh orang tuanya, kemudian di dalam masyarakat pula ia sering merasa asing karena sangat jarang bertemu dan bersosialisasi di lingkungan sekitarnya sehingga ia lebih memilih menyendiri dan asik dengan dunianya sendiri.

  Pada kondisi yang memprihatinkan inilah seorang anak didik yang kurang kontrol terhadap agama, orang tua, dan masyarakat sekitarnya yang akan berefek negatif pada diri anak didik itu sendiri. Sebagai contoh, seorang anak didik yang akhirnya mengkonsumsi narkoba melakukan tindakan kekerasan hingga pencurian dan pembunuhan dengan dalih kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya serta mengikuti trend teman-teman sekitarnya yang akhirnya anak didik tersebut terbuai oleh perilaku menyimpang yang menyebabkan ia menjadi pelaku tindak pidana, dan menjadi narapidana guna menebus kesalahannya.

  Dari kronologis di atas Rumah Tahanan Negara Salatiga mengacu pada UU. No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. (UU. No. 12 Th 1995) melakukan pembinaan agar Warga Binaan Pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

  Pembinaan di dalam Rumah Tahanan Negara bukan hanya pemberian hukuman, penanaman bakat dan keterampilan, namun juga terdapat pembinaan moral dan kerohanian berupa pembinaan kesadaran beragama guna menunjang jiwa keagamaan anak binaan. Banyak hal yang dilaksanakan dalam kegiatan pembinaan kerohanian Islam pada narapidana misalnya, pada setiap harinya narapidana selalu melaksanakan pembacaan ayat suci Al-

  Qur’an yang dibimbing langsung oleh beberapa ustad dan ustadzah.

  Dengan pembinaan kerohanian Islam, seorang narapidana diharapkan dapat memahami berbagai teori ibadah dan tata cara pelaksanaannya. Dengan teori-teori tersebut mereka secara sadar mampu melaksanakan ibadah secara baik, benar, dan bagus. Namun terkadang masih ada saja seorang narapidana yang telah mendapatkan pembinaan kerohanian Islam berupa pendidikan agama Islam di dalam Rumah Tahanan Negara, ketika seorang tersebut telah bebas hukuman dan kembali di masyarakat, mantan narapidana tersebut tidak melaksanakan kewajiban agamanya seperti yang biasa ia lakukan di dalam Rumah Tahanan Negara sebelumnya. Bahkan ironisnya lagi adalah, ketika berada di dalam Rumah Tahanan Negara seorang narapidana bahkan bisa lebih meluaskan jaringannya karena bertemu dengan narapidana lain yang terjerat dengan kasus yang sama bahkan lebih profesional.

  Disinilah seharusnya control agama dalam dirinya yang berperan dalam setiap tindakannya. Oleh karena itu patut dipertanyakan bahwa kemanakah kesadaran beragama terhadap dirinya maka dari itu akan ada pengaruh antara teori pembinaan kerohanian Islam dengan kesadaran beragama seseorang.

  Atas dasar pemikiran itulah, untuk lebih jauh mengetahui adanya pengaruh antara Pendidikan Agama Islam yang dimiliki seseorang dengan Kesadaran Beragamanya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

  “Pengaruh Pembinaan Kerohanian Islam Terhadap Kesadaran Beragama Bagi Narapidana ( Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga

  )”, B.

   Rumusan Masalah.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di Rumah Tahanan Kelas

  IIB Salatiga?

  2. Bagaimana peranan pegawai Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga dalam pembinaan Kerohanian Islam narapidana?

  3. Apakah ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kesadaran beragama para narapidana?

C. Tujuan Penelitian.

  1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di Rumah Tahanan Kelas IIB Salatiga.

  2. Mengetahui peran pegawai dalam pembinaan kerohanian Islam narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga.

  3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kesadaran beragama para narapidana.

  D. Manfaat Penelitian.

  Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis/teoritik maupun dalam masyarakat. Secara akademis, penelitian ini dapat menjadi salah satu pengembangan teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nilai pembinan narapidana, dan hal yang berkaitan sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khasanah ilmu, dapat memberikan kontribusi keilmuan pada civitas akademik IAIN Salatiga tentang pembinaan kerohanian Islam bagi narapidana, menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada permasalahan dan kondisi di masyarakat sehingga mendapat pengalaman di lapangan.

  2. Manfaat Praktis Dapat memberikan informasi dan masukan mengenai pembinaan kerohanian Islam pada narapidana di Rumah Tahanan Negara Kota Salatiga supaya dapat ditingkatkan lagi dalam proses pelaksanaan pembinaan tersebut agar menjadi lebih baik.

  E. Penegasan Istilah.

  Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini, penulis akan mengemukakan beberapa definisi, istilah-istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, sehingga tidak menimbulkan suatu persoalan ataupun kebingungan.

  1. Pengaruh.

  Daya yang ada atau timbul dari suatu (benda atau orang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.(Hasan, 2005: 849)

  2. Pembinaan.

  Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.(Mathis, 2002:112)

  3. Pembinaan Kerohanian Islam.

  Usaha untuk hidup iman, sebab pada dasarnya hidup merupakan penyerahan diri penuh kepada Tuhan.(Darminta,2006:16)

  4. Islam.

  Mengacuh pada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia. (Abdullah, 2006:7) 5. Narapidana.

  Orang yang sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. (Andi, 2009:107)

  6. Kesadaran beragama Aspek mental dari aktivitas agama. (Ramayulis, 2009:8) F.

   Tinjauan Pustaka.

  Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis merujuk pada penelitian sebelumnya yaitu yang berjudul ” Pembinaan Kesadaran Beragama Pada Kehidupan

  Anak Jalanan ” studi kasus di Rumah Singgah Anak Kurnia, karya Siti Shofiyah dan diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010.

  Penelitian tersebut memperoleh data mengenai pembinaan kesadaran beragama pada kehidupan anak jalanan yang dilakukan di Rumah Singgah Anak Kurnia baik, hal ini dapat dilihat dari hasil interpretasi data dengan nilai hasil rata- rata skor 78,8%, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah: objek penelitian dan tempat penelitian.

  G. Metode penelitian.

  1. Jenis Penelitian.

  Di dalam Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan penelitian kualitatif.

  Menurut Moleong (2009:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

  Penelitian kualitatif dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah atau menyelusuri sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi. (Moleong,2009:7)

  2. Sumber Data Menurut Lofland (1984:47) dikutip dari Moleong (2009:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut.

  a. Data Primer Data primer yang dimaksud di sini adalah data yang diperoleh dari pihak pertama berupa hasil wawancara dengan subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti mewawancarai narapidana yang berada di Rumah Tahanan Negara kelas II B Salatiga. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data pelengkap yang membantu peneliti dalam melakukan proses penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder berupa: ayat- ayat Q ur’an, hadits, pendapat para ulama, ijma’ dan karangan berupa buku, serta UU dan Peraturan Pemerintah .

  c. Data Tersier Data tersier merupakan data penunjang yang dapat memberi petunjuk terhadap data primer dan data sekunder. Dalam hal ini data tersier yang digunakan adalah Kamus lengkap Bahasa Indonesia.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  a. Wawancara Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik atau metode wawancara mendalam (in depth interview). Dengan wawancara mendalam, bisa digali apa yang tersembunyi di sanubari seseorang, apakah yang menyangkut masa lampau, masa kini maupun masa sekarang. (Bungin, 2010 : 67) b. Observasi Menurut Moleong (2009:175) observasi atau pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya; observasi memungkinkan observer untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian. c. Telaah Dokumen Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya. (Sarosa, 2012:61) d. Triangulasi

  Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan.

  Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

  e. Kehadiran peneliti Kehadiran peneliti merupakan keharusan seorang peneliti untuk mendapakan data secara langsung dari obyek penelitian dengan cara observasi, wawancara maupun kuesioner yang langsung dilakukan oleh peneliti. f. Kuesioner Kuesioner atau Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.

  Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal.

  Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.

  4. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak awal pertama kali pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. (Moleong,2009:281)

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan analisis atau analytical approach.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk mempermudah jalan pikiran pembaca dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

  Bab II merupakan pembahasan yang berisi tentang pengertian pembinaan kerohanian Islam, dasar hukum, bentuk kegiatan pembinan kerohanian, pengaruh pembinaan, serta kesadaran beragama bagi narapidana.

  Bab III merupakan paparan data dan temuan peneliti meliputi : Profil Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga, proses dan praktek pembinaan kerohanian Islam di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga. Bab IV merupakan analisis data mengenai konsep pembinaan kerohanian narapidana dan analisis dampak kesadaran beragama bagi narapidana. Bab V merupakan penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KERANGKA TEORI A. Pembinaan Kerohanian Islam 1. Pengertian Pembinaan Sebelum dibahas lebih lanjut tentang pembinaan kerohanian Islam, maka

  perlu kiranya dikemukakan pengertian pembinaan itu sendiri, diantaranya:

  a. Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.02-PK.04.10 Pembinaan adalah usaha yang ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan akhlak (budi pekerti).

  b. Menurut PP RI Nomor 31 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1 Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani.

  c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:152) Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan, cara. Pembinaan berarti kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  d. Menurut Mathis (2002:112) Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. e.

  Menurut Thoha (2003) Membinaan adalah sebagai suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembangnya, atau meningkatnya sesuatu. Disini terdapat dua unsur pengertian, yakni pembinaan dari suatu tujuan dan yang kedua pembinaan dapat menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu.

f. Menurut Munandar (1993:12) bahwa pembinaan pada hakekatnya

  merupakan upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang ditujukan bagi terciptanya manusia yang terampil, cakap dan terpupuk sikap mental yang positif . dimana pengembangan diselaraskan dengan nilai yang dianut

  2. Pengertian Kerohanian Islam Arti dari kerohanian Islam itu sendiri adalah usaha untuk hidup iman, sebab pada dasarnya hidup merupakan penyerahan diri penuh kepada Tuhan

  (Darminta,2006:16). Secara umum Islam adalah agama wahyu yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW. diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.

  Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Allah SWT. telah menganugerahkan kepada manusia suatu kelebihan dan keutamaan di atas makhluk lainnya yaitu fitrah, kebebasan, ruh yang kekal, dan akal.

  ْنُهبٌَْلَّضَفَو ِثبَبَُِّّطلا َيِه ْنُهبٌَْقَصَسَو ِشْحَبْلاَو ِّشَبْلا ٍِف ْنُهبٌَْلَوَحَو َمَدآ ٌٍَِب بٌَْهَّشَم ْذَقَلَو ًلُِضْفَت بٌَْقَلَخ ْيَّوِه ٍشُِثَم ًَٰلَع “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna .

  ”. (Al-Isra: 70).

  Para intelektual muslim mencoba mengkomunikasikan dan memformulasi pengertian pembinaan kerohanian Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah: Pembinaan Kerohanian Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan hukum syariat dan menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Abdul Majid, 2006:130).

3. Dasar-dasar Pembinaan Kerohanian Islam terhadap Narapidana

  Dasar atau landasan pembinaan keagamaan telah dijelaskan dalam ajaran- ajaran Islam yang bersumber dari Al- Qur‟an dan Hadits. Dalam buku M. Quraisy

  Syihab (2005: 63) Allah SWT menjelaskan hal tersebut dalam Surat Ali Imron: 104 yang berbunyi:

  ْيُنَتْلَو

ِيَع َىْىَهٌَََْو ِفوُشْعَوْلبِب َىوُشُهْأَََو ِشَُْخْلا ًَلِإ َىىُعْذََ ٌتَّهُأ ْنُنٌِْه

َىىُحِلْفُوْلا ُنُه َلِئَٰلوُأَو ۚ ِشَنٌُْوْلا

  Artinya:

  “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang- orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran:104). Dalam firman-Nya dinyatakan bahwa Allah SWT. mengangkat derajat ummatnya yang berilmu, bahkan ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. bukanlah ayat yang menerangkan tentang shalat, puasa, ataupun zakat, melainkan perintah “Iqra” yaitu membaca, menelaah, merenungkan, dan mengkaji yang merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan manusia melalui pembinaan atau pendidikan.

  Adapun dasar-dasar Pembinaan Kerohanian Islam menurut M. Arifin dalam bukunya yaitu: Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.

  a. Al-Quran, merupakan kalam Allah SWT yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW, lewat malaikat Jibril dan mutawatir sebagai petunjuk bagi seluruh ummat manusia. Al-Quran merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan bersifat universal.

  Dengan demikian Al- Qur’an merupakan tuntunan atau kitab suci yang berisi petunjuk Allah SWT bagi manusia untuk mencapai kecerdasan, kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-

  Qur’an sebagai dasar pendidikan agama Islam di samping sunnah. Kedudukan Al- Qur’an sebagai sumber pokok. pendidikan dapat dipahami dari ayat Al-

  Qur’an surat An-Nahl: 64, yaitu:

  ًتَوْحَسَو يًذُهَو ِهُِف ْاىُفَلَتْخا ٌِزَّلا ُنُهَل َيَُِّبُتِل َّلاِإ َةبَتِنْلا َلَُْلَع بٌَْلَضًَأ بَهَو َىىٌُِهْؤَُ ٍمْىَقِّل Artinya: “dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Al-ur’an) ini melainkan agarkamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Q.S. an- Nahl:64).

  b. Hadits (As-Sunnah), dasar yang kedua selain al-Quran adalah Sunnah Rasulullah SAW, yaitu perbuatan, perkataan, dan taqriri yang pernah di contohkan Nabi Muhammad SAW, dalam perjalanan hidupnya melaksanakan dakwah Islam. ( Nizar,2001:95-97).

  Di lingkup pendidikan, sunnah mempunyai dua faidah, yaitu: pertama, menjelaskan system pendidikan agama Islam sebagaimana terdapat di dalam Al- Qur’an dan menerangkan hal- hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat dipraktekan. Pribadi Rasul sendiri, merupakan contoh hidup serta bukti konkret dari hasil pendidikan agama Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21: