BAB V - DOCRPIJM 1504167777Bab 5 keterpaduan strategi pengembangan kabupaten

KETERPADUAN STRATEGI

  BAB PENGEMBANGAN KABUPATEN KENDAL

  V  Arahan RTRW Kabupaten Kendal Arahan RPJMD Kabupaten Kendal Arahan RP3KP Kabupaten Kendal Arahan SSK Kabupaten Kendal Arahan RISPAM Kabupaten Kendal

5.1 Arahan RTRW Kabupaten Kendal

  Arahan RTRW Kabupaten Kendal meliputi fungsi dan peran wilayah Kabupaten Kendal, strategi pengembangan kawasan, rencana pusat pelayanan, rencana jaringan prasarana, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis.

  5.1.1 Fungsi dan Peran Wilayah Kabupaten

  Fungsi wilayah Kabupaten Kendal berkaitan dengan kedudukan kabupaten terhadap pelayanan internal wilayahnya. Fungsi Wilayah Kabupaten Kendal adalah menyediakan infrastruktur dasar untuk mendorong pengembangan potensi ekonomi lokal dengan mengalokasikan seluruh aktivitas pada ruang wilayah secara optimal. Sedangkan peran wilayah Kabupaten kendal berkaitan dengan kedudukan kabupaten dalam konstelasi regional. Dalam konstelasi regional, Wilayah Kabupaten Kendal sebagai bagian dari kawasan strategis nasional (KSN) Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Salatiga-Purwodadi (Kedungsepur) memiliki peran sebagai wilayah pendukung pusat KSN yang berada di Kota Semarang dalam hal penyediaan lahan pendukung untuk pengembangan aktivitas industri, transportasi, permukiman, dan pertanian.

  5.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan

  Strategi pengembangan kawasan mengacu pada kebijakan penataan ruang Kabupaten Kendal yang tercantum dalam dokumen RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2010-2030, antara lain:

  1. Pengembangan dan pemantapan kawasan industri pesisir timur; 2.

  Pengembangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri;

  Laporan Akhir

  • – 2029 dalam ruang lingkup Kedungsepur yang berfungsi sebagai pelayanan pusat kawasan ekonomi strategis dan industri.

  Laporan Akhir 3.

  Pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian utara; 4. Pengembangan agropolitan di bagian selatan; 5. Pengembangan minapolitan di bagian utara; 6. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu; 7. Pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan; 8. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki; 9. Pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah; 10. Pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di bagian tengah; 11. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan; dan 12. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

5.1.3 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan

  Rencana pusat-pusat pelayanan dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

  1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan di perkotaan Kendal, sesuai dengan penetapan di RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009

  2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) ditetapkan di perkotaan Kendal, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo dan Boja. Fungsi dari masing-masing perkotaan tersebut adalah:  Perkotaan Kendal dengan fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan tingkat kabupaten, pusat perdagangan regional, pendidikan;  Perkotaan Kaliwungu dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat industri, kawasan ekonomi strategis, perdagangan dan jasa;  Perkotaan Weleri dengan fungsi dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat perdagangan dan jasa;  Perkotaan Sukorejo dengan fungsi pusat agropolitan, pertanian, peternakan dan konservasi;  Perkotaan Boja dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat kegiatan pertanian penyangga agropolitan, perdagangan dan jasa.

  3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) ditetapkan di perkotaan Pegandondengan fungsi sebagai penyangga perkotaan Kendal dan difokuskan sebagai pusat pelayanan kawasan yang ada di sekitarnya. Ditetapkan sebagai PPK, dengan alasan Kecamatan Pegandon merupakan wilayah dengan prasarana dan sarana lebih lengkap daripada wilayah lain yang berada di daerah tengah Kabupaten Kendal. PPK Pegandon ini memiliki wilayah pelayanan, melliputi: Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Ngampel.

  4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan), yaitu wilayah

  • – wilayah yang belum tercakup di dalam poin 1 sampai 4 diatas. PPL merupakan pengembangan fasilitas perkotaan berupa perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, olah raga, dan peribadatan. PPL ini meliputi wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Gemuh, Rowosari, Kangkung, Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Plantungan, Ringinarum, dan Ngampel.

5.1.4 Rencana Sistem Prasarana Wilayah

5.1.4.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

  Rencana sistem jaringan transportasi di Kabupaten Kendal meliputi:  Rencana pembangunan jalan tol Semarang-Jakarta, melewati Kecamatan Weleri, Kecamatan Ringinarum, Kecamatan Gemuh, Kecamatan Pegandon, Kecamatan Ngampel, Kecamatan Brangsong, Kecamatan Kaliwungu Selatan, dan Kecamatan Kaliwungu.

   Jalan arteri di wilayah Kabupaten Kendal ditinjau dari status jalannya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: jalan nasional dan jalan provinsi. Jalan arteri tersebut adalah :

  1. Jl. Semarang

  • – Batang

  2. Jl. Lingkar Utara Weleri

  • – Batas Kota Kendal

  3. Jl. Lingkar Utara Kaliwungu

  4. Jl. Soekarno

  • – Hatta ( Jl. Lingkar Bodri, Jalan Raya Barat, Jalan Raya Kendal, Jalan Raya Timur, Jalan Batas Kota Semarang – Batas Kota Kendal )

  5. Jl. Ketapang

  • – Kebon Harjo

  6. Jl. Pemuda

  7. Jl. Ketapang

  • – Patebon
  • –  Jalan Kolektor yang dikembangkan meliputi jaringan jalan yang melewati Kecamatan Weleri Gemuh - Pegandon - Ngampel - Kaliwungu Selatan dengan peningkatan dimensi jalan 15 m dengan sirkulasi 2 jalur dengan masing-masing jalur terdiri dari 2 lajur. Selain itu juga direncanakan kegiatan peningkatan jaringan jalan Kaliwungu – Kaliwungu Selatan- Boja – Mijen dan Weleri – Parakan serta peningkatan jaringan jalan Bawang - Sukorejo – Patean – Singorojo – Boja – Limbangan – Sumowono.

  Laporan Akhir

   Jalanlokal primer di wilayah Kabupaten Kendal diarahkan pada jalan yang menghubungkan kawasan perkotaan dengan PPK, PPL, dan kawasan fungsional seperti kawasan perdagangan, industri, pariwisata, dan perkantoran. Pengembangan jaringan jalan lokal primer ini meliputi:

  1. Ketapang

  • – Sukodono, Karangsari – Bandengan, Banyutowo – Ganyayom,

  2. Sijeruk

  • – Jotang, Kendal – Ketapang, Candiroto – Sudipayung,

  3. Kumpulrejo

  • – Sukolilan

  4. Kendal

  • – Kebondalem,

  5. Kebondalem

  • – Dampal,

  6. Balok

  • – Wonosari, Kebonharjo ,

  7. Wonosari, Bugangin

  • – Purwokerto,

  8. Bugangin

  • – Jetis, Jetis – Bojonggede,

  9. Tunggulrejo

  • – Trompo, Jalan Habiproyo,

  10. Kendal - TPI Bandengan,

  11. Kendal - Bandengan (Jl. Laut),

  12. Ketapang

  • – Kebonharjo,

  13. Jalan Waluyo, Jalan Notomudigdo,

  14. Jalan Pahlawan II (Barat),

  15. Jalan Lingkungan Pasar Kendal,

  16. Jalur Lambat Barat Kendal,

  17. Lanngenharjo - Sijeruk

  18. Pekauman

  • – Balok, Kalibuntu – Sijeruk, Sebatang – Kebondalem,

  19. Jalan Taat, Jalan Pekauman, Jalan Griya Praja Mukti

  20. Dampal

  • – Magangan

  21. Cepiring

  • – Gemuh

  22. Patebon

  • – Pegandon

  23. Pegandon - Magangan  Jaringan Rel Kereta Api. Saat ini Kabupaten Kendal dilewati jaringan rel kereta api yang

  • – beroperasi di sepanjang Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) yang menghubungkan Jakarta Semarang – Surabaya. Stasiun pengawasan terdapat di Kaliwungu, Pegandon, dan Weleri.

  Fungsi stasiun pengawasan adalah mengawasi perjalanan kereta api, sedangkan stasiun distrik terdapat di Pegandon dan Weleri dengan fungsi mengawasan peralatan perkeretaapian. Rencana pengembangan sistem jaringan rel kereta api, meliputi:

  1. Pengembangan jalur Semarang

  • – Jakarta

  2. Pengembangan Rel ganda, meliputi jalur Semarang

  • – Pekalongan – Tegal – Cirebon

  Laporan Akhir

  3. Pengembangan jaringan rel komuter, meliputi Jalur Brumbung

  • – Semarang – Kendal – Tegal – Slawi dengan stasiun kedatangan dan keberangkatan dari Kaliwungu, Gemuh dan

  Weleri. Selain itu juga direncanakan pengembangan stasiun Kaliwungu untuk mengakomodir penyelenggaraan kereta api komuter.

  4. Peningkatan stasiun eksisting, meliputi 3 stasiun distrik di Kecamatan Kaliwungu, Pegandon dan Weleri

  5. Pembangunan rel Mangkang

  • – Kawasan Industri Kabupaten Kendal  Jaringan Transportasi Laut. Pelabuhan Kendal direncanakan untuk pelabuhan niaga dari statusnya pelabuhan penyeberangan (ASDP). Adapun rute angkutan pelayaran yang memungkinkan untuk di pusatkan di Pelabuhan Kendal antara lain: Kendal – Kumai , Kendal –

  Pontianak, Kendal

  • – Banjarmasin, Kendal – Sampit dan Kendal Kendawanga. Selain itu juga dikembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), meliputi: Tawang, Bandengan, Tanggul Malang, Sendang dan Sikucing.

5.1.4.2 Rencana Sistem Jaringan Energi

  Pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan di Kabupaten Kendal direncanakan:  Pembangunan pembangkit listrik, yaitu berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Kecamatan Limbangan.

   Pembangunan jaringan pipa gas bumi, meliputi jaringan Semarang – Cirebon yang melalui Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu.  Pembangunan jaringan transmisi listrik, meliputi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan kapasitas 500 KVA dengan jalur membentang dari perbatasan Jawa Barat – Brebes –

  Pemalang – Semarang – Grobogan – Blora – Perbatasan Jawa Timur.  Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang belum terlayani.

   Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik sehingga terjadi pemerataan pelayanan diseluruh wilayah daerah, sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap kepala keluarga (KK) akan memperoleh layanan jaringan listrik, sehingga tidak ada masyarakat yang belum terlayani.

   Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi lainnya meliputi:

  1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Singorojo;

  2. Tersedianya SPPBE (stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji) minimal di setiap PKL yang ada dan di kabupaten kendal.  Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Patebon  Pengembangan sumur tua/marjinal.

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir  Pengembangan panas bumi gunung Ungaran.

   Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) meliputi : 1. Kecamatan Plantungan.

  2. Kecamatan Pageruyung.

  3. Kecamatan Limbangan.

  5.1.4.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

  Perkembangan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kendal perlu diantisipasi mengingat perkembangan jumlah menara yang cukup pesat dan terlihat tidak memperhatikan kaidah pemanfaatan ruang kota dan estetika kota. Untuk mengantisipasi perkembangan jumlah menara seluler maka perlu aturan untuk memanfaatkan menara seluler secara bersama antara beberapa operator seluler yang ada di Kabupaten Kendal dengan merujuk pada Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi.Selain direncanakan penambahan sambungan telepon di Kabupaten Kendal juga direncanakan:

   Pengembangan jaringan terestrial berupa penggelaran serat optik yang menghubungkan jaringan serat optik dari dari Kota Tegal - Kabupaten Tegal - Kabupaten Pemalang – Kota Pekalongan – Kabupaten Pekalongan – Kabupaten Batang – Kabupaten Kendal – Kota Semarang – Kabupaten Demak – Kabupaten Kudus – Kabupaten Pati – Kabupaten Rembang.

   Pembangunan jaringan layanan internet pada fasilitas umum di ibu kota kabupaten.  Pengembangan menara telekomunikasi bersama diarahkan pada upaya bersama dalam rangka efisiensi ruang, sesuai rencana penataan menara bersama telekomunikasi yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati  peningkatan kapasitas sambungan telepon pada kawasan perdagangan dan jasa, industri, fasilitas umum dan sosial, terminal, permukiman dan kawasan yang baru dikembangkan

  5.1.4.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Bidang Cipta Karya A. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur

  Kebutuhan infrastruktur bidang PU Cipta Karya di Kabupaten Kendal meliputi:

  a. Infrastruktur yang mendukung pengembangan kawasan permukiman Infrastruktur yang mendukung pengembangan permukiman meliputi jaringan jalan poros/utama dan jalan lingkungan permukiman beserta jaringan drainase pendukungnya pada kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan terdapat pada kawasan perumahan RSH, kawasan permukiman kumuh perkotaan.

  Sedangkan kawasan permukiman perdesaan terdapat pada kawasan desa potensial baik yang merupakan kawasan KTP2D maupun kawasan agropolitan, serta kawasan permukiman pada daerah rawan bencana. Selain itu, pengembangan kawasan permukiman juga membutuhkan dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi pengembangan permukiman khususnya permukiman perkotaan. Dokumen perencanaan tersebut berupa Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

  b. Infrastruktur yang mendukung penataan bangunan dan lingkungan Infrastruktur yang mendukung penataan bangunan dan lingkungan di wilayah Kabupaten Kendal meliputi: PSD ruang terbuka hijau, PSD penanggulangan kebakaran, PSD revitalisasi kawasan, dan PSD kawasan permukiman tradisional/bersejarah. Wujud fisik dari prasarana sarana dasar (PSD) tersebut adalah bangunan, pedestrian, taman, dan jaringan jalan dan drainase lingkungan. Selain itu, penataan bangunan dan lingkungan juga membutuhkan dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Dokumen perencanaan tersebut berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan Rencana Tindak Penataan Kawasan.

  c. Infrastruktur yang mendukung penyehatan lingkungan permukiman Infrastruktur yang mendukung penyehatan lingkungan permukiman meliputi: jaringan drainase primer, infrastruktur air limbah sistem terpusat, infrastruktur air limbah sistem komunal, infrastruktur TPA Sampah, dan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu/3R. Wujud fisik dari infrastruktur tersebut adalah bangunan pengolah sampah, jaringan drainase, dan bangunan pengolah air limbah. Selain itu, penyehatan lingkungan permukiman juga membutuhkan dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi penyehatan lingkungan permukiman khususnya permukiman perkotaan. Dokumen perencanaan tersebut berupa Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Buku Putih Sanitasi.

  d. Infrastruktur yang mendukung pengembangan air minum Infrastruktur yang mendukung pengembangan air minum meliputi: jaringan sistem penyediaan air minum di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Wujud fisik dari jaringan tersebut adalah bangunan pengolah air, jaringan perpipaan transmisi, dan jaringan perpipaan distribusi. Kawasan yang membutuhkan infrastruktur air minum meliputi kawasan ibukota kecamatan, kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) baik yang berada di RUSUNAWA maupun kawasan kumuh, kawasan desa rawan air, dan kawasan pelabuhan perikanan. Selain itu, pengembangan air minum kawasan permukiman juga membutuhkan dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi pengembangan air minum. Dokumen perencanaan tersebut berupa Rencana Induk Sistem

  Laporan Akhir

  Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Detail Enginering Desain (DED) jaringan air minum perpipaan.

B. Rencana Pengembangan Infrastruktur a. Sistem Penyediaan Air Minum Sumber air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk di Kabupaten Kendal.

  Pengadaan penyediaan air bersih di Kabupaten Kendal saat ini sebagian dikelola oleh PDAM, sedangkan beberapa dari penduduk di Kabupaten Kendal memenuhi kebutuhan akan air bersih melalui sumur gali (terutama musim hujan) dan mengambil air dari beberapa sumber mata air. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Kabupaten Kendal sebagian besar sudah dikelola oleh PDAM cabang Kendal yang terdapat di Sukorejo, Plantungan, Singorojo, Limbangan, Boja, Pageruyung dan Patean. Pelayanan PDAM di Kabupaten Kendal sampai saat ini hanya terbatas pada baberapa Kecamatan, yaitu Sukorejo, Plantungan, Patean, Boja, Kaliwungu, Brangsong, Weleri, Cepiring, Patebon dan Kota Kendal. Kebutuhan air bersih diharapkan mampu memenuhi seluruh penduduk di tiap kecamatan di Kabupaten Kendal, yaitu sebanyak 951.388 jiwa sebesar

  3 5.761.532 M .

  Kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Kendal saat ini dipenuhi melalui jaringan perpipaan dari PDAM dan sumber air tanah. Hal ini mengingat potensi sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Kendal terutama di bagian selatan. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan air yang layak adalah melalui jaringan PDAM di beberapa kota. Rencana penyediaan air bersih Kabupaten Kendal hingga akhir tahun perencanaan mencapai 1.165.134.992 liter. Penyediaan air bersih hingga akhir tahun perencanaan ini bila dibandingkan dengan kondisi pelayanan air bersih yang ada saat ini memang sangat jauh, hal ini disebabkan pelayanan ai r bersih perpipaan yg terdata saat ini hanya pelayanan oleh PDAM. Kekurangan penyediaan air bersih direncanakan dengan memanfaatkan mata air dengan sistem perpipaan yang dikelola oleh warga masyarakat masing-masing. Sedangkan untuk pemanfaatan air tanah dengan menggunakan sumur perlu dibatasi mengingat Kabupaten Kendal yang berada di wilayah pesisir sangat rawan terjadi land subsidence yang salah satu penyebabnya karena pengambilan air tanah yang berlebihan.

  Laporan Akhir

b. Sistem Pengelolaan Air Limbah

  Sampai saat ini Kabupaten Kendal belum memiliki sistem jaringan penyaluran air limbah perpipaan maupun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Prasarana yang digunakan dalam pengelolaan air limbah antara lain berupa jamban keluarga, MCK dan saluran terbuka. Air limbah yang ditangani oleh masyarakat/rumah tangga terbatas pada pembuangan dari WC/jamban keluarga dengan ditampung dalam tangki septik atau cubluk maupun pembuangan langsung ke saluran atau sungai terdekat tanpa melalui tangki septik atau cubluk. Air bekas dapur dan kamar mandi disalurkan ke saluran drainase, sungai atau dibuang ke lahan kosong/persawahan.

  Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya perbaikan dalam konstruksi tangki septik dan cubluk yang ada. Pada tangki septik dibangun bidang resapan dan pipa udara sedang pada dinding cubluk dibuat lapisan kerikil dan pasir yang dapat menyaring air rembesan sehingga tidak mencemari sumur dangkal yang ada disekitar. Pembangunan tangki septik atau cubluk harus berjarak minimal 10 meter dari sumur terdekat, hal ini untuk menghindari pencemaran bibit penyakit terhadap sumur.

  Bagi penduduk yang terbiasa membuang air limbahnya ke saluran drainase atau sungai, harus ditiadakan secara perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai adanya bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga membahayakan kesehatan masyarakat. Disamping itu melalui penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki tangki septik atau cubluk dapt membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah ada.

  Dari hasil perhitungan proyeksi timbulan air limbah di Kabupaten Kendal hingga akhir tahun perencanaan (2030) diperkirakan sebesar 125.150.304 liter. Timbulan air limbah ini perlu diantisipasi dengan penyediaan saluran air limbah yang terkoneksi dari saluran tersier hingga saluran primer. Sampai sekarang saluran air limbah di Kabupaten Kendal masih menyatu dengan saluran drainase. Sedangkan untuk penanganan air limbah perlu direncanakan dengan pembangunan IPAL dan IPAL komunal serta penerapan teknologi sehingga lebih efektif dan efisien.

  Sistem prasarana air limbah yang direncanakan diterapkan di Kabupaten Kendal adalah:

  1. Sistem Setempat (On-site Sanitation) dengan menggunakan cubluk individual, cubluk komunal (MCK) dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan, untuk :  Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha  Merupakan daerah dengan tingkat pendapatan rendah sampai menengah  Penyediaan air bersih sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal

  2

  /hari  Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 200

  • – 300 L/m

  Laporan Akhir

   Kedalaman muka air tanah antara 2

  • – 5 m dibawah permukaan tanah Jumlah unit on-site yang diperlukan diperkirakan sesuai dengan jumlah rumah dan pelayanan terhadap penduduk, dimana setiap rumah harus memiliki fasilitas tersebut. Penduduk yang tidak mampu mengadakan fasilitas MCK, diatasi dengan menyediakan fasilitas MCK bersama dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) komunal/bersama.

  2. Sistem Terpusat (Off-site Sanitation), pengolahan dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah. Diterapkan untuk :  Rumah-rumah yang sudah dilayani oleh PDAM  Kepadatan penduduk > 200 jiwa/ha  Tingkat pendapatan masayarakat sedang hingga tinggi  Kedalaman muka air tanah antara 2 – 5 meter dari permukaan tanah

  2

  /hari  Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 60 – 120 L/m Jenis sarana air limbah yang diperlukan ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk, sumber air yang digunakan penduduk, daya resap tanah, kedalaman muka air tanah, kemiringan tanah, ketersediaan lahan dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat pemakai.

  3. Pembangunan instalasi pengolahan limbah B3, terutama pada kawasan industri;

  4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas aparat pengelola air limbah; 5. Pengembangan alternatif pembiayaan.

c. Sistem Pengelolaan Sistem Drainase

  Kondisi wilayah Kabupaten Kendal mempunyai topografi yang bervariasi mulai dari dataran tinggi, perbukitan, dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai utara laut jawa. Kondisi tersebut sangat rawan terhadap bahaya banjir, terutama pada wilayah daerah cekungan disamping dengan daerah tangkapan air (catchment area). Selain itu, apabila banyak dilakukan pembangunan dengan perkerasan yang semakin mengurangi daerah tangkapan serta pendangkalan sungai akan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya banjir di wilayah ini. Jaringan drainase di Kabupaten Kendal direncanakan dikembangkan melalui dua model, yaitu sistem konvensional dan sistem ekodrainase.

1. Sistem Konvensional

  Jaringan drainase di Kabupaten Kendal secara konvensional direncanakan terdiri dari jaringan drainase primer, sekunder dan tersier. Jaringan drainase primer direncanakan meliputi sungai-sungai di Kabupaten Kendal. Pengembangan jaringan drainase sekunder

  Laporan Akhir dilakukan pada saluran-saluran tepi jalan utama dan beberapa saluran tepi jalan yang dialirkan menuju ke saluran primer, sedangkan untuk saluran tersier dikembangkan pada saluran-saluran dari rumah tangga menuju ke saluran tepi jalan. Rencana perbaikan saluran drainase di Kabupaten Kendal perlu dikembangkan melalui perkerasan, terutama pada saluran tepi jalan. Pola terasering pada penyusunan dan pembangunan saluran drainase diperlukan mengingat Kabupaten Kendal memiliki kondisi topografi berbukit-bukit dengan pola aliran air dan koefisien run off cukup tinggi.

  2. Sistem Ekodrainase

  Konsep pengembangan sistem ekodrainase dapat disebut sebagai konsep pengembangan drainase ramah lingkungan yang didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Konsep drainase ramah lingkungan dilakukan agar air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai, namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Tujuan dari penerapan sistem ekodrainase di Kabupaten Kendal dilakukan, sebagai upaya untuk menanggulangi proses pembuangan air genangan secara cepat dari saluran tersier ke saluran sekunder dan menuju ke saluran primer pada sistem drainase konvensional. Pengaliran air secara cepat menuju ke saluran-saluran primer akan menyebabkan penurunan kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini akan berdampak pada pengurangan cadangan air tanah, kekeringan pada musim kemarau, tanah longsor dan penumpukan beban air pada daerah hilir (saluran primer) yang meyebabkan terjadinya banjir terutama pada musim penghujan. Rencana pengembangan drainase melalui konsep sistem ekodrainase di Kabupaten Kendal dilakukan melalui pembuatan kolam konservasi, metode sumur resapan, metode river side polder, dan metode pengembangan areal perlindungan air tanah (ground water

  protection area).

  3. Metode Kolam Konservasi

  Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air, baik di daerah perkotaan, permukiman, pertanian, atau perkebunan di Kabupaten Kendal. Kolam konservasi dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan dan sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan. Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah bertopografi rendah, daerah bekas galian pasir atau galian material

  Laporan Akhir lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal tertentu. Kolam konservasi dapat berupa rawa, danau kecil, telaga, kolam dan sebagainya. Rencana jaringan drainase dengan metode kolam konservasi dilakukan melalui proses pemeliharaan dan pengalokasian kolam konservasi pada beberapa tempat tertentu. Pengembangan konsep ekodrainase untuk areal pertanian dan perkebunan di Kabupaten Kendal tentunya perlu direncanakan melalui pembuatan parit-parit (kolam) konservasi air hujan. Parit ini sangat penting untuk cadangan air musim kemarau sekaligus meningkatkan konservasi air hujan di daerah hulu, serta meningkatkan daya dukung ekologi daerah setempat. Konstruksi parit cukup sederhana, berupa galian tanah memanjang atau membujur di beberapa tempat tanpa pasangan. Pada parit tersebut sekaligus bisa dijadikan tempat budidaya ikan dan lain-lain.

  4. Metode Sumur Resapan

  Pengembangan metode sumur resapan merupakan rencana praktis dengan cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan di Kabupaten Kendal. Sumur resapan dapat dikembangkan pada areal olahraga dan wisata, sedangkan konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat. Sumur resapan hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga tidak diizinkan memasukkan air limbah rumah tangga ke dalam sumur resapan.

  5. Metode River Side Polder

  Rencana penerapan metode river side polder di Kabupaten Kendal dilakukan untuk menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir sungai-sungai di Kabupaten Kendal dilakukan dengan memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai. Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin polder yang dikembangkan mendekati kondisi alamiah, dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan tanggul-tanggul lingkar hidraulis yang mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan mengalir ke polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian hilir dapat dikurangi dan konservasi air terjaga.

  6. Metode Areal Perlindungan Air Tanah

  Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, dimana pada kawasan tersebut dikhususkan untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah. Di Kabupaten Kendal perlu sesegara mungkin dicari lokasi-lokasi yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  sekaligus sebagai bagian penting dari komponen drainase kawasan. Pengadaan tanaman yang membantu penyerapan pada kawasan resapan air sangat diperlukan keberadaannya. Pengembangan areal perlindungan air tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan rencana pengembangan dan kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Kendal, khususnya kawasan lindung untuk resapan air dan kawasan sekitar mata air. Namun pengembangan konsep tersebut diatas memerlukan studi lebih lanjut mengenai penentuan dan kelayakan lokasi, pemilihan metode yang relevan dengan kondisi eksisting, dampak positif maupun negatif dari penerapan konsep tersebut, konstruksi, desain, kebutuhan dana, persepsi dan preferensi masyarakat serta sistem manajemen dan pengelolaan maupun operasional. Perencanaan sistem drainase untuk Kabupaten Kendal adalah meliputi:

  a. Pengembangan sistem pematusan pada jalan arteri dan kolektor primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman; b. Perbaikan teknis prasarana drainase dengan cara normalisasi saluran, rehabilitasi saluran, penambahan saluran baru, dan pembangunan bangunan-bangunan dan bangunan penunjang prasarana drainase; dan

  c. Peningkatan koordinasi pengelolaan saluran drainase pada saluran drainase permanen di kawasan perkotaan, baik yang terbuka maupun yang tertutup.

  d. Peningkatan pelibatan stakeholder dalam pengananan saluran drainase; e. Pengembangan alternatif pembiayaan.

d. Sistem Persampahan

  Jumlah TPA yang terdapat di Kabupaten Kendal berjumlah 4 buah, yaitu TPA Darupono memiliki luas 0,90 Ha terletak di Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan dengan kapasitas 52.000 liter/hari yang saat ini sudah penuh, TPA Jatirejo memiliki luas 1,30 Ha terletak di Desa Jatirejo Kecamatan Ngampel dengan kapasitas 54.000 liter/hari yang saat ini juga sudah penuh, TPA Pager Gunung memiliki luas 1,80 Ha terletak Desa Pager Gunung dengan kapasitas 34.000 liter/hari yang saat ini kondisi terisi sedang, dan TPA Pageruyung di Desa Pageruyung Kecamatan Pageruyung. Ketiga TPA di Kabupaten Kendal dalam kondisi sudah penuh. Penanganan sampah di lokasi TPA direncanakan ditingkatkan dengan menggunakan metode sanitary landfill. Proyeksi timbulan sampah hingga akhir tahun perencanaan (2030) sebanyak 2.182 m

  3

  yang berasal dari sampah domestik, non domestik, maupun sampah fasilitas sosial. Dilihat dari

  Laporan Akhir

  timbulan sampah hingga akhir tahun perencanaan memang masih mencukupi untuk ditampung di 4 (empat) TPA di Kabupaten Kendal. Namun perlu diantisipasi sistem pengelolaan TPA yang harus ditingkatkan dari open dumping menjadi sanitary landfill. Selain itu juga perlu pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan memanfaatkan sampah organik maupun non organik menjadi barang yang lebih bernilai ekonomis bagi masyarakat. Perencanaan bidang persampahan di Kabupaten Kendal adalah:

   Optimalisasi pemanfaatan TPA berada di Darupono,Jatirejo dan Pageruyung;  Penerapan sistem sanitary landfill beserta sarana dan prasarana penunjang di TPA yang melayani Kabupaten Kendal;  Pembangunan bangunan pengolah sampah 3R (reuse, reduce, recycle) untuk mengurangi masukan sampah ke TPA.

   Peningkatan peranserta masyarakat dan swasta/dunia usaha dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan persampahan; dan  Pengembangan alternatif pembiayaan C.

   Indikasi Program Infrastruktur

  Indikasi program infrastruktur mengacu pada dokumen RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2010- 2030. Indikasi program dimaksudkan untuk mewujudkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten khususnya pada rencana pengembangan sistem prasarana wilayah. Beberapa indikasi program yang terkait dengan bidang keciptakaryaan adalah sebagai berikut.

  a. Revisi Master Plan Penyediaan Air Minum Kabupaten Kendal

  b. Penyusunan Master Plan Pengelolaan Air limbah Kabupaten Kendal

  c. Pembangunan IPAL dan IPAL komunal

  d. Penyusunan Master Plan Pengelolaan Sistem Drainase Kabupaten Kendal

  e. Penyusunan Master Plan Sistem Persampahan Kabupaten Kendal

  f. Pembangunan TPA

  g. Peningkatan dan pembangunan sarana prasarana permukiman perkotaan (program pengembangan perumahan & infrastruktur) di Kec. Ringinarum, Gemuh, Pegandon, Ngampel h. Peningkatan sarana prasarana permukiman perdesaan (program pengembangan perumahan & infrastruktur) di Permukiman di luar IKK se Kab. Kendal

5.1.5 Rencana Pola Ruang Wilayah

5.1.5.1 Rencana Kawasan Lindung

  Rencana kawasan lindung di Kabupaten Kendal meliputi:

  1. Kawasan hutan lindung, Lokasi kawasan hutan lindung di Kabupaten Kendal adalah di sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Plantungan, Singorojo dan sebagian Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 1.703 Ha.

  2. Kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat, Lokasi kawasan hutan rakyat terdapat di sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Plantungan, sebagai Kecamatan Boja, dan sebagian Kecamatan Sukorejo.

  3. Kawasan resapan air, lokasinya terdapat di Sekitar kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan, yaitu sebagian Kecamatan Limbangan dan sebagian Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 17.876 Ha.

  4. Kawasan Sempadan Pantai, lokasinya terdapat di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Kendal yang meliputi: Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kota Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung, dan Rowosari dengan luas kurang lebih 802 Ha.

  5. Kawasan Sempadan Sungai, lokasinya terdapat di kawasan sepanjang kanan dan kiri sungai sekurang-kurangnya 50 m - 100 m dari tepi sungai, yaitu: sungai Bodri, sungai Aji/Slembang, sungai Blukar, sungai Kuto, sungai Kendal, sungai Glodok, sungai Waridin, sungai Buntu, dan sungai Bulawan/Pening dengan luasan kurang lebih 10.408 Ha.

  6. Ruang Terbuka Hijau, berupa taman kota meliputi Alun-Alun Kota Kendal dan ruang terbuka hijau di masing-masing kecamatan dengan luasan kurang lebih 30% dari luas perkotaan yaitu luasnya kurang lebih 2.683 Ha.

  7. Cagar Alam, Cagar alam Pager Wunung Darupono di Kecamatan Kaliwungu Selatan seluas kurang lebih 33 Ha. Dan kawasan pantai berhutan mangrove yang berada di Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Kendal, Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 92 Ha.

  8. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, lokasinya meliputi:  Cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa situs Batu Seloarjuno di Desa Kedungboto Kecamatan Limbangan dan Situs Gonoharjo di Kecamatan Sukorejo.

   Cagar budaya candi Gunung Gentong  Cagar budaya gereja berupa Gereja Katholik di Kecamatan Sukorejo.  Cagar budaya gapura berupa Gapura Kabupaten Lama di Kecamatan Kaliwungu dan

  Gapura Pasarean di Kecamatan Kaliwungu

  Laporan Akhir

  9. Kawasan Lindung Geologi, kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Kendal adalah kawasan imbuhan air. Kawasan imbuhan air seluas 17.876 Ha meliputi: sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Singorojo dan sebagian Kecamatan Boja.

  10. Kawasan Rawan Bencana, meliputi:  Bencana Tanah Longsor, Kawasan rawan longsor terjadi di 10 (sepuluh) kecamatan di

  Kabupaten Kendal, yaitu: sebagian kecil Kecamatan Pageruyung (Desa Kebon Gembong, Surokonto Wetan, dan Parakan Sebaran), sebagian kecil Kecamatan Plantungan (Desa Mojoagung dan Tlogopayung), sebagian kecil Kecamatan Weleri (Desa Sidomukti dan Nawangsari), sebagian Kecamatan Gemuh (Desa Gemuh Blanten, Sedayu, Galih, Sojomerto, dan Triharjo), sebagian kecil Kecamatan Kangkung (Desa Tanjungmojo dan Lebosari), sebagian kecil Kecamatan Sukorejo (Desa Tamanrejo dan Gentinggunung), sebagian Kecamatan Kaliwungu (Desa Nolokerto, Limbangan, Pagertoyo, Ngesrebalong, Gondang, Pagerwojo, Jawisari, Tabet, Peron, Tambahsari, Pakis, dan Gonoharjo), sebagian kecil Kecamatan Kaliwungu Selatan (Desa Kedungboto) sebagian kecil Kecamatan Cepiring (Desa Korowelangkulon), sebagian kecil Kecamatan Patebon (Desa Lanji), sebagian kecil Kecamatan Singorojo (Desa Cening, Sukodadi, Kaliputih, Getas), sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Patean, dan sebagian Kecamatan Sukorejo. Kawasan rawan longsor ini memiliki luas kurang lebih 26.620 Ha

   Bencana Banjir, kawasan rawan banjir di Kabupaten Kendal terdapat di 11 (sebelas) kecamatan, yaitu: sebagian Kecamatan Kendal (Kelurahan Pegulon, Langenharjo, Pekauman, Ngilir, Kalibuntun Wetan, Ketapang, Bugangin, Balok, Sukodono, Patukangan, Candiroto, Karangsari, Kebondalem, Bandengan, dan Trompo), sebagian Kecamatan Patebon (Desa Lanji, Purwosari, Pidodowetan, Margosari, Donosari, Sukolilan, Bangunrejo, Kumpulrejo, Purwokerto, Tambakrejo, Bulugede, dan Kebonharjo), sebagian Kecamatan Ngampel (Desa Banyu Urip, Ngampel Kulon, Dempelrejo, dan Rejosari), sebagian Kecamatan Kaliwungu (Desa Sumberejo, Nolokerto, Sarirejo, Karang Tengah, Kumpulrejo, Mororejo, Wonorejo, Krajan Kulon, dan Kutoharjo), sebaian Kecamatan Brangsong (Desa Kebonadem, Brangson, Rejosari, Purwokerto, dan Turunrejo), sebagian Kecamatan Cepiring (Desa Sidomulyo, Botomulyo, Juwiring, Podosari, Kaliayu, dan Karandugede), sebagian Kecamatan Kangkung (Desa Kangkung, Lebosari, Tanjungmojo, Kaliyoso, Sendang Dawuhan, Sendang Kulon, dan Jungsemi), sebagian Kecamatan Rowosari (Desa Pojoksari, Randusari, Karangsari, Sendang Dawung, Bulak, dan Sendang Sekucing), sebagian Kecamatan Pageruyung

  Laporan Akhir

  (Desa Kebon Gembong), sebagian Kecamatan Pegandon (Desa Karangmulyo dan Penanggulan), dan sebagian Kecamatan Singorojo (Desa Taruman dan Kaliputih). Kawasan rawan banjir ini memiliki luasan kurang lebih 16.539 Ha.  Bencana Abrasi, Abrasi terjadi di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Kendal yang meliputi: Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung, dan Rowosari.

  11. Kawasan Lindung Plasma Nutfah, Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan terdapat di Kecamatan Limbangan, Kecamatan Plantungan, Kecamatan Sukorejo, dan Kecamatan Kaliwungu Selatan dengan luas kurang lebih 1.736 Ha. Kawasan perlindungan plasma nutfah di lautan terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Kendal meliputi: Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Kendal, Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu.

5.1.5.2 Rencana Kawasan Budidaya

  Rencana kawasan budidaya di Kabupaten Kendal meliputi:

  1. Kawasan hutan produksi, Lokasi hutan produksi terbatas terdapat di sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Sukorejo, sebagian Kecamatan Plantungan, dan sebagian kecil Kecamatan Singorojo dengan luas hutan sebaesar 1.181,8 Ha. Lokasi hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Limbangan, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kecamatan Ringinarum, sebagian kecil Kecamatan Boja, sebagian kecil Kecamatan Pagerruyung, sebagian kecil Kecamatan Weleri, sebagian kecil Kecamatan Plantungan, sebagian kecil Kecamatan Kaliwungu, dan sebagian kecil Kecamatan Sukorejo denga luas hutan sebesar 15.225 Ha

  2. Kawasan hutan rakyat, Lokasi hutan rakyat terdapat di sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Singorojo, sebagian Kecamatan Kaliwungu Selatan, sebagian Kecamatan Ringinarum, sebagian Kecamatan Boja, sebagian Kecamatan Pageruyung dan sebagian Kecamatan Weleri, sebagian Kecamatan Plantungan, sebagian Kecamatan Kaliwungu, sebagian Kecamatan Gemuh dan sebagian Kecamatan Sukorejo.

  3. Kawasan Pertanian, lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan berada di Sebagian Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Brangsong, Kaliwungu, Ngampel, Pegandon, Gemuh, Weleri, Sukorejo, Limbangan, Singorojo, Boja, Patean, Plantungan dan Ringinarum. Kawasan pertanian lahan pangan ini memiliki luasan kurang lebih

  22.600 Ha. Lokasi kawasan hortikultura berada di Sebagian Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Brangsong, Kaliwungu, Ngampel, Ringinarum, Kaliwungu

  Laporan Akhir

  Selatan, Gemuh, dan Pegandon dengan luas kurang lebih 5.723 Ha. Lokasi kawasan perkebunan berada di sebagian Kecamatan Limbangan, Boja, Singorojo, Patean, Pagerruyung, Plantungan, Sukorejo, dan Ngampel dengan luas kurang lebih 20.135 Ha. Lokasi kawasan peternakan meliputi:

   Sapi, kerbau dan kuda meliputi Kecamatan Sukorejo, Pageruyung, Plantungan, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja, Kaliwungu Selatan, Gemuh, Pegandon, dan Patebon.  Kambing, domba dan ayam buras tersebar di seluruh kecamatan.  Kelinci meliputi Kecamatan Cepiring, Plantungan, Limbangan, Gemuh, Boja, Pageruyung, Kaliwungu Selatan dan Patean.  Ayam ras meliputi Kecamatan Pageruyung, Plantungan, Sukorejo, Patean, Singorojo, Kaliwungu Selatan, Limbangan, Boja, dan Pegandon.  Itik meliputi Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Brangsong, Kaliwungu,

  Kendal dan Boja Kawasan perikanan tangkap berada di sepanjang pantai, terutama daerah pantai yang memiliki potensi kandungan ikan yang cukup banyak, yaitu: Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kendal, Brangsong, dan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 1.582 Ha dan jarak kurang lebih 4 mil laut. Sedangkan kawasan perikanan budidaya tambak berada di Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Kendal, Kecamatan Brangsong, dan Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 3.531,542 Ha

  4. Kawasan Pertambangan, Kawasan pertambangan mineral terdapat kawasan Pantai Muara Kencan Desa Pidodo Kulon Kecamatan Patebon dan dikawasan Pantai Ngeboom desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu. Minyak bumi dengan skala kecil yang dimanfaatkan masyarakat di Dusun Klantung Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh, Desa Kalices Kecamatan Patean, dan Desa Plantungan Kecamatan Plantungan. Panas bumi terletak di Kecamatan Limbangan dan Kecamatan Kaliwungu. Sumur tua/ Marjinal di Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh sebanyak 19 buah, Desa Kalices Kecamatan Patean sebanyak 10 buah dan Desa Plantungan Kecamatan Plantungan sebanyak 4 buah.

  5. Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Industri direncanakan di Kecamatan Kaliwungu dengan luas 2.260 Ha.

  6. Kawasan Pariwisata, Peruntukan pariwisata budaya dan religi terdapat di Kecamatan Kaliwungu Selatan (Makam Pangeran Jumirah dan Makam Sunan Katong), Kecamatan Boja (Makam Nyai Dapu dan Makam Sunan Bromo), Kecamatan Limbangan (Situs Batu Seloarjuno dan Kampung Jawa Sekatul), dan Kecamatan Weleri (Goa Maria). Peruntukan pariwisata alam

  Laporan Akhir terdapat di Kecamatan Kangkung (Pantai Sendangkulon, Pantai Jungsemi, dan Panti Tanjungmojo), Kecamatan Rowosari (Pantai Sendangsikucing), Kecamatan Ringinarum (Wana Wisata), Kecamatan Plantungan (Curug Semawur, Tuk Air Hangat Tirtomoyo), Kecamatan Patean (Curug Sewu), Kecamatan Singorojo (Goa Kiskendo dan Bendung Singorojo), dan Kecamatan Limbangan (Air Panas Gonoharjo, Goa Jepang, Air Terjun Panglebur Gongso) serta Kecamatan Cepiring (Pantai Muara Kencan). Peruntukan pariwisata buatan terdapat di Kecamatan Patean (Plantera), Kecamatan Sukorejo (Agrowisata Ngadiwarno), Kecamatan Patean (Agrowisata Ngebruk), Kecamatan Weleri (Wisata Kuliner Pemancingan), Kecamatan Kaliwungu Selatan (Agrowisata Darupono, Kedungsuren, dan Jerukgiling), serta Kecamatan Rowosari (Pantai Cahaya/Atraksi Lumba-lumba).

  7. Kawasan permukiman, Kawasan permukiman kota meliputi batas fisik Kota Kendal dan Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Kendal, yaitu: IKK Kendal, IKK Kaliwungu, IKK Weleri, IKK Boja, dan IKK Sukorejo dengan luas kurang lebih 8.734 Ha. Sedangkan kawasan permukiman perdesaan meliputi batas fisik permukiman di luar perkotaan Kendal, di luar IKK Boja, Sukorejo, Weleri dan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 10.132 Ha.

5.1.6 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten

  Kawasan strategis yang berada di wilayah Kabupaten Kendal meliputi: