Pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository
INFORMASI TERHADAP PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
TINDAKAN) PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA
PERIODE JUNI – JULI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh:
Dewi Prasetyaningrum
NIM : 068114057
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Don’t be afraid. I am be with you. Don’t tremble with fear. I am your God. I will make you strong, as I protect you with My arm and give you victories.
Isaiah 41:10 Untuk segala sesuatu ada masanya; Untuk apa pun di bawah langit ada waktunya;
Namun, Ia membuat sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3:1-11) Segala perkara dapat kutanggung Di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan yang telah memberikan aku kesempatan untuk hidup di dunia penuh warna
Babe dan Mami atas kasih sayang, doa, dan pengorbanan
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atasberkat, rahmat dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Alat
Bantu Ketaatan dan Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan) Pasien Rawat Jalan Rs Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli
2009” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung yang berupa materil, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin menggunakan Rumah Sakit Panti Rini sebagai tempat untuk menjalankan penelitian.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran serta dukungan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes. sebagai dosen pembimbing atas
4. M. Wisnu Donowati, M. Si., Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji serta yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Mulyono, Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji serta yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Y. Bety Husadani, S. Si., Apt., selaku apoteker di Instalasi Farmasi RS Panti Rini serta selaku dosen pembimbing lapangan yang telah bersedia untuk diwawancarai dan banyak membantu peneliti selama penelitian.
7. Seluruh petugas di Instalasi Farmasi RS Panti Rini Yogyakarta yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan saran serta arahan kepada peneliti.
8. Bapak Hari Budiarto, selaku Kepala Bagian Rekam Medis RS Panti Rini Yogyakarta beserta staf karyawan yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam pengambilan data.
9. Seluruh responden yang mengerti pentingnya arti jawaban kuisioner yang diberikan.
10. Bapak Edy dan Ibu Anie penulis yang tak pernah lelah untuk mendukung
penulis melalui kasih saying, doa-doa tulus, dan pengorbanan kepada penulis.
11. Mbak Iik dan Adek yang telah memberi suntikan semangat dan motivasi
13. Emak, Rara, Mewry, Lilis, dan Aya sebagai saudara-saudaraku di kos yang telah banyak membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini.
14. Mas Danang, Aa Wawan, Dimas, Bray, Mey, dan terutama Mas Ganda yang membantu dan menemani penulis dalam penyusunan skripsi ini.
15. Tim Humas Universitas Sanata Dharma, terutama Mas Gregorius Sanjaya
yang sangat membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
16. Dewi, May, Vero, Mbak Rian, Olin, Shiela, Tiara sebagai rekan dalam penelitian di RS Panti Rini yang telah membantu peneliti dalam penelitian serta bersama-sama dalam suka dan duka menjalankan penelitian.
17. Teman-teman angkatan 2006 baik FKK maupun FST yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
18. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat unuk menambah pengetahuan.Yogyakarta, 14 November 2009
INTISARI
Pelayanan kefarmasian bergeser orientasinya dari obat ke pasienmenyebabkan farmasis dituntut untuk mampu memberikan informasi obat dengan
benar untuk meminimalkan terjadinya medication error. Pemberian informasi
perlu inovasi dan kreasi dengan alat bantu yang lebih meningkatkan ketaatan
penggunaan obat.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian alat bantu
ketaatan dan informasi terhadap pengetahuan, sikap, tindakan pasien rawat jalan
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik dan
deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 156 orang (78 orang
kelompok kontrol dan 78 orang kelompok perlakuan). Alat bantu ketaatan yang
terdiri dari kotak obat dan kartu pengingat hanya diberikan pada kelompok
perlakuan. Home visit dilakukan pada kedua kelompok untuk mengevaluasi
ketaatan penggunaan obat.Dapat disimpulkan adanya pemberian informasi dan alat bantu ketaatan
meningkatkan pengetahuan dan tindakan pasien, namun tidak berpengaruh
terhadap sikap pasien rawat jalan Ru mah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode
Juni-Juli 2009. Dari hasil wawancara, 96,15% pasien menyatakan bahwa alat
bantu ketaatan bermanfaat dan 3,85% pasien menyatakan bahwa alat bantu
ketaatan tidak bermanfaat.
Kata kunci (keyword): alat bantu ketaatan, perbedaan tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan
ABSTRACT
The changing orientation of pharmaceutical service into pharmaceuticalcare make pharmacists have to be able to inform medicine in a correct way to
minimalize medication error. Pharmacists have a significant role in giving all
information about medicine using therefore it can improve patient’s obedience.The main purpose of this research is to find out what is the influence of complience tools and information toward rate of knowledge, attitude, and action of June-July 2009 Panti Rini Hospital’s Outpatients
This research is a pseudo-experimental research with a descriptive-
analytic-plan. There are 156 patients in this research (78 control group) and (78
treatment group). The complience tools that are used including medicine box and
card-reminder only given to treatment group. Home visit was done to the control
and traetment group to evaluate drug used complience.It can be conluded that by complience tools and information, is proven to
improve the June – July 2009 Panti Rini hospital’s outpatients’ knowledge and
action. But, it has no impact toward the outpatients’ attitude. The result is that
96.15% of the outpatients say that the complience tools is useful and 3.85% say
that it is useless.Keywords: complience tools, difference rate of knowledge, attitude, and action
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vi
PRAKATA ..................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ xINTISARI ....................................................................................................... xi
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENGANTAR .................................................................................... 1 A. Latar Belakang………………………………………………………1 1. Permasalahan………………………………………………...3 2. Keaslian Penelitian…………………………………………..3 3. Manfaat Penelitian……………………………………...…...3 B. Tujuan Penelitian…………………………………………………….4 BAB II ............................................................................................................ 5 A. Penelaahan Pustaka………………………………………………….5 1. Medication Error…………………………………………………..5 2. Pharmaceutical Care………………………………………...7 3. Edukasi………………………………………………………9 4. Informasi……………………………………………………..9 5. Perilaku………………………………………………………10 6. Kepuasan…………………………………………………….22 7. Kuisioner…………………………………………………….23 B. Landasan Teori………………………………………………………24 C. Hipotesis……………………………………………………………..25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 26
A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………26 B. Variabel Penelitian…………………………………………………..271. Tahap Persiapan……………………………………………... 33 2.
Tahap Pengambilan Data……………………………………. 36 3. Tahap Pengolahan Data……………………………………... 38 I. Analisis Data………………………………………………………… 39 1.
Manajemen Data…………………………………………….. 39 2. Analisis Data………………………………………………… 40 J.
Kesulitan Penelitian…………………………………………………. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… . 45 A.
Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode
Juni-Juli 2009 ....................................................................................... 46
B.Normalitas Data Kuisioner Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta PeriodeJuni-Juli 2009 ....................................................................................... 51
C. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Pda Setiap Variabel (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan………………………………………………………………52 D. Pengaruh Pemberian Alat Bantu dan Informasi Terhadap Perubahan Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap Pemberian Alat Bantu
dan Informasi ........................................................................................ 57
E. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap Pemberian Alat Bantudan Informasi ........................................................................................ 62
BAB V PENUTUP……………. ...................................................................... 66 A. Kesimpulan……………………………………………………………66 B. Saran…………………………………………………………………..66 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
DAFTAR TABEL Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error ..................................................... 5 Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error versi the
National Coordinating Council for Medication Error Reporting
and Prevention ................................................................................. 6
Tabel III. Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs) ....................... 7 Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau Unfavorable) Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan) ................................................................................. 34
Tabel V. Data Baseline Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pasien
Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ................................ 47
Tabel VI. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS-Z1 dan KS-Z2) Terhadap Data Kuisioner Pasien RawatJalan Rumah Sakit Pasien Panti Rini Yogyakarta Periode
Juni-Juli 2009 .................................................................................. 51
Tabel VII. Tabel Jumlah Responden yang Mengalami Perubahan SkorPretest dan Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan
Perlakuan………………………………………………..…………53
Tabel VIII. Tabel Nilai Rata-rata (mean) dan Selisih Mean Pretest dan Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan Perlakuan Serta Hasil Uji Wilcoxon (p) ..................................................................... 54
Tabel IX. Tabel Selisih Mean Pretest-Post-test Kelompok Kontrol dan Perlakuan serta Selisih Mean Kontrol-Perlakuan Pada Variabel Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode
Juni-Juli 2009 ..................................................................................
58 Tabel X. Persentase Pendapat Kelompok Perlakuan Tentang Manfaat Alat Bantu………………………………………………………….62 Tabel XI.Tabel Pernyataan Jumlah Pasien Terhadap Alat Bantu Ketaatan
(Kotak Obat dan Kartu Pengingat) .................................................. 63
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan ..... 13 Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian Alat Bantu Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan ........ 25
Gambar 3. Skema rancangan pretest-post-test intervention with
control group design ................................................................... 26
Gambar 4. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Untuk Melihat Pengaruh Pemberian Alat BantuKetaatan Dan Informasi Terhadap Perilaku Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ............ 29 Gambar 5. Skema Tata Cara Penelitian Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi Terhadap Perilaku
Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ............................................................... 32 Gambar 6. Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data.......................................................................42 Gambar 7. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol berdasarkan Umur
........................................................................48 Gambar 8.
Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol BerdasarkanJenis Kelamin ................................................................................49
Gambar 9.
Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................................................................50
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Consent ........................................................................ 69 Lampiran 2. Panduan Wawancara.................................................................... 71 Lampiran 3. Kuisioner ..................................................................................... 73 Lampiran 4. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Realibilitas Kuisioner ... 74 Lampiran 5. Hasil Wawancara Kelompok Kontrol .......................................... 76 Lampiran 6. Hasil Wawancara Kelompok Perlakuan ...................................... 83 Lampiran 7. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Kontrol ................................. 86 Lampiran 8. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Perlakuan ............................. 87 Lampiran 9. Nilai Kuisioner Post-test Kelompok Kontrol .............................. 91 Lampiran 10. Nilai Kuisioner Post-test Kelompok Perlakuan ......................... 95 Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Normalitas Semua Data (Kolmogorov-Smirnov) ....................................................... 99 Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney
Bagian Pengetahuan .................................................................... 103
Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-WhitneyBagian Sikap ............................................................................... 104
Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-WhitneyBagian Tindakan ......................................................................... 105
Lampiran 15. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianPengetahuan Kelompok Kontrol ................................................. 106
Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianPengetahuan Kelompok Perlakuan ............................................. 107
Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianSikap Kelompok Kontrol ............................................................ 108
Lampiran 18. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianSikap Kelompok Perlakuan ........................................................ 109
Lampiran 19. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianTindakan Kelompok Kontrol ...................................................... 110
Lampiran 20. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon BagianTindakan Kelompok Perlakuan .................................................. 111
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari yang
berorientasi pada obat berubah menjadi berorientasi pada pasien. Dengan
demikian, farmasis semakin bertanggungjawab dalam menjalankan asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensinya, farmasis dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah
pelayanan informasi obat dan monitoring penggunaan obat. Farmasis harus dapat
memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengobatan
(Medication Error) sehingga farmasis harus berupaya untuk mencegah dan
meminimalkan masalah yang terkait obat (Drug Related Problems) dengan
membuat keputusan profesional untuk tercapainya pengobatan yang rasional.Berdasarkan laporan FDA's Adverse Event Reporting System selama tahun
1993-1998 jumlah kematian karena medication error (ME) sebanyak 496 kasus,
tipe error yang terbanyak dosis yang salah 40,9%, salah obat 16,2%, dan salah
rute obat 9,5%, sedangkan menurut laporan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Massachusetts College of Pharmacy and Allied Health Sciences, ditemukan 88%
ME dikarenakan salah obat dan salah dosis (AHRQ, 2002) (Philips et.al., 2001).
Pasien RS Bethesda Agustus–September 2008, beberapa temuan hasil penelitian
adalah sebagai berikut ini (Suhadi et.al., 2008).
1. Medication error (ME) fase administrasi yang ditemukan adalah 170 dari 212
total kejadian ME dan Drug Therapy Problems (DTP) fase administrasi yang
ditemukan adalah 164 dari 241 total kejadian DTP (Suhadi et.al., 2008).
2. Masalah utama yang melatarbelakangi munculnya ME dan DTP dapat
dikatakan dikarenakan kurangnya kehadiran farmasis di bangsal kelas III RS
Bethesda (Suhadi et.al., 2008).Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa perlu dilakukan sebuah penelitian
yang berhubungan dengan peran farmasis dalam menjalankan asuhan
kefarmasian. Salah satu cara yang dapat dilakukan farmasis dalam menjalankan
asuhan kefarmasian adalah dengan memberikan informasi dan alat bantu ketaatan
kepada pasien. Dengan cara tersebut farmasis dapat melakukan monitoring
penggunaan obat. Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi dan alat
bantu terhadap perilaku pasien serta kepuasan pasien terhadap informasi dan alat
bantu yang diberikan, perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh pemberian
alat bantu ketaatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan (perilaku) pasien
serta kepuasaan pasien terhadap alat bantu yang diberikan dan akhirnya diusulkan
suatu judul Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini
1. Permasalahan Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”bagaimana perbedaan perilaku dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien rawat jalan di RS Panti Rini antara pasien yang memperoleh informasi versus yang memperoleh informasi plus alat bantu ketaatan dan bagaimana pendapat pasien terhadap alat bantu yang diberikan?”
2. Keaslian Penelitian Penelitian dengan tema mengenai ”Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat
Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009” belum pernah
dilakukan. Dan belum ditemukan penelitian terkait ketaatan pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu oleh peneliti lain.3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan terhadap perubahan perilaku pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 dan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap alat bantu yang diberikan.
pharmaceutical care , secara khusus di RS Panti Rini dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat bantu ketaatan
dan informasi terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)
pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 serta
kepuasan pasien terhadap alat bantu yang diberikan.BAB II A. Penelaahan Pustaka
1. Medication Error
Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan
dan tanggung jawab profesi kesehatan (Cohen, 1991). Dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa
pengertian medication error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya
dapat dicegah. Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase
prescribing , fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration.Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error (Dwiprahasto dan Kristin,
2008)
Prescribing Transcribing Dispensing Administration
- Administration error
- Kontraindikasi • Obat tertinggal di samping bed
- Extra dose
- Kegagalan mencek instruksi
- Tidak mencek identitas pasien
- Dosis keliru
- Salah menulis instruksi<>Copy error
- Dibaca keliru
- Ada instruksi yang terlewatkan
- Mis-stamped
- Instruksi tidak dikerjakan
- Instruksi
• Kontraindikasi
• Extra dose >Kontraindikasi • Duplikasi • Tidak terbaca - Instruksi tidak jelas
- Instruksi keliru
- Instruksi tidak len>Kegagalan mencek instruksi
- Sediaan obat buruk
- Instruksi pengguna-an obat tidak jelas
- Salah menghitung dosis
- Salah memberi label
- Salah menulis instruksi
• Dosis keliru
- Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error
- Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien C • Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapi tidak berisiko
- Obat mencapai pasien dan sudah terlanjut
diminum/digunakan
- Obat mencapai pasien tetapi belum sempat
diminum/digunakan
D • Error terjadi dan konsekuensinya diperlukan monitoring terhadap pasien, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien - Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara F • Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumahsakit disertai cacat
yang bersifat sementara
G • Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm) permanen H • Error terjadi dan nyaris menimbulkan kematian (mis. Anafilaksis, henti jantung) - Error terjadi dan menyebabkan kematian pasien
- Timbulnya kondisi medis baru memerlukan tambahan obat baru
- Kondisi kronis memerlukan terapi lanjutan terus- menerus
- Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi
- Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu terapi profilaksi.
- Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu
- Obat yang digunakan bukan yang efektif /paling efektif
- Pasien alergi atau kontraindikasi Pemilihan • Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang
- Obat sudah resisten terhadap infeksi
- Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh perlu mengganti obat
• Kombinasi obat yang salah.
- Dosis terlalu rendah Dosis terlalu
- Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya
- Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai untuk pasien
• Obat diberikan terlalu cepat
- Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu Efek obat merugikan • Pasien alergi atau reaksi indiosinkrasi
- Bioavalibilitas atau efek obat diubah oleh obat lain reaction) dan atau makanan.
- Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium
- Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan
• Dosis dinaikkan terlalu cepat
Dosis terlalu 6 • Obat akumulasi karena terapi jangka panjang tinggi (dose- Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai too high) untuk pasien
- Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik
bila perlu diberikan terus
Ketaatan • Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena pasien
Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error versi the National
Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention
(National Coordinating Council for Medication Error Reporting and
Prevention, 1998)
Tipe error Kategori Keterangan NO ERROR A
ERROR- NO HARM B
ERROR- HARM E
ERROR-
I
2. Pharmaceutical Care
Tabel III. Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs) (Strand et.al.,
1998)
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRPPharmaceutical care atau “asuhan kefarmasian” adalah suatu praktek yang
dilakukan dengan tanggung jawab yang berkaitan dengan obat yang dibutuhkan
oleh pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen tanggung jawab tersebut
(Pharmaceutical care is a PRACTICE in which the practioner takes
RESPONSIBILITY for a patient’s drug-related needs, and is held
ACCOUNTABLE for COMMITMENT ). Tanggung jawab tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: (1) menjamin semua terapi yang diterima
oleh individu pasien sesuai (appropriate), paling efektif (the most effective
possible ), paling aman (the safest available), dan praktis (convenient enough to be
taken as indicated ); (2) mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah
permasalahan berhubungan terapi dengan obat yang menghambat pelaksanaan
tanggung jawab yang pertama (Strand et.al., 1998 dan Rovers et.al., 2003).1 Ada indikasi tanpa obat (need for additional drug therapy )
Tabel Lanjutan Tabel III (Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs)
(Strand et.al., 1998))
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP3 obat salah paling aman (wrong drug)
4 rendah (dose profilaksis antibiotika untuk operasi too low )
5 (adverse drug
interaksi obat
medication error
3. Edukasi Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,
memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui kegiatan
yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).Pendidikan kesehatan sendiri pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau
individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya
dapat berpengaruh terhadap perilaku individu (Notoatmodjo, 2003).Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar
perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan
dilaksanakan melalui penyuluhan massa, kelompok atau interpersonal yang tujuan
akhirnya adalah agar individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).4. Informasi Informasi obat adalah keterangan hal ihwal obat terutama yang dapat
mendukung tercapainya tujuan pengobatan/terapi yang berbentuk data
Informasi ini merupakan suatu hal yang sangat penting ditekankan supaya
tujuan pengobatan dapat sampai pada sasarannya. Hal ini karena banyaknya kasus
yang terjadi pada pasien yang berkaitan dengan masalah pemakaian obat akibat
kurangnya informasi tentang obat yang diminumnya.5. Perilaku
Menurut Mechanic (cit., Sarwono, 1997), perilaku manusia merupakan hasil
dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Sesuai dengan
batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan.Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok,
yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik
bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan
yang nyata atau practice); sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari
empat unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku sakit adalah
reaksi optimal dari individu jika terkena suatu penyakit, perilaku ini sangat
ditentukan oleh sistem sosialnya (Sarwono, 1997).Perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam, maupun dari luar individu (Sarwono, 1997).
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut ini.
a. Faktor motivasi.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi
seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan
untuk mencapai sasaran kepuasan.b. Faktor pengalaman.
Pengalaman adalah proses ketika manusia menyadari dan
menginterpretasikan aspek lingkungannya. Hasil dari pengalaman individu
akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu obyek yang akan
menciptakan proses pengamatan dan perilaku yang berbeda-beda.c. Faktor belajar. d. Faktor kepribadian dan konsep diri.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi
perilaku pembeliannya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
atau bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan
konsep diri atau citra pribadi (Kotler, 1997).e. Faktor sikap.
Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek atau produk yang dihadapinya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menggantung atau tidak
diuntungkan yang bertahan lama dari seseorang terhadap obyek atau gagasan
tertentu (Kotler, 1997).Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum orang berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
a. awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus atau obyek terlebih dahulu.b. interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. evaluation, yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.Lingkungan Pengetahuan ↓↑
Individu Manifestasi Perilaku Sikap
→↑ Pengalaman Tindakan Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan (Sarwono, 1997)
Pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan manifestasi perilaku individu
yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi individu. Dari pengalaman tersebut, individu dapat mempengaruhi lingkungan, namun individu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga dapat dikatakan bahwa individu dan lingkungan dapat saling mempengaruhi.a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1) tahu (know) Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu,
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mengatakan.2) memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.3) aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi
disini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,