Efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository

  

EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KOMPETENSI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI

REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh :

  Nama : Rike Artha Aprilia NIM : 091134245

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KOMPETENSI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI

REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh :

  Nama : Rike Artha Aprilia NIM : 091134245

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KOMPETENSI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI

REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh : Nama : Rike Artha Aprilia NIM : 091134245

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

  Penulisan skripsi ini dipersembahkan untuk Ibunda Monica Brigita Suparni, ayahanda Petrus Damianus Fembrianto, Kakek, Nenek, adik-adikku dan kakakku tercinta (Muh. Sudiro), sahabat-sahabatku (Diah, mas Arif, Budi, bu Wiwin, bu Sri, Asep, bu Rini), Budi Rindi, serta keluarga besar yang penuh kasih sayang memberikan inspirasi, motivasi dan semangat yang tak ternilai. Penulis menyadari bahwa, skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu.

  Semoga semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

  Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTTO

  Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya kepada Tuhan Berjuang demi masa depan yang masih terbentang, janganlah menoleh ke belakang

  Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tetapi untuk mencoba karena didalam “mencoba” itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

  Trim’s Jesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

SKRIPSI

Efektifitas Pengembangan Kompetensi Siswa

Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis

  

Paradigma Pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan

Yogyakarta

  Rike Artha Aprilia Universitas Sanata Dharma

  2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

  Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang menggambarkan pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas individu secara tertulis yang meliputi mengerjakan LKS, soal evaluasi, dan soal ulangan harian.

  Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas empat SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 36 peserta didik. Peneliti melaksanakan penelitian dalam tiga siklus, yang sebelumnya diadakan pengambilan kondisi awal peserta didik sebelum penelitian. Siklus I, II, dan III terdiri dari satu pertemuan (dua jam pelajaran). Pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran berbasis

  

PPR , serta materi pada siklus ini yaitu menyelesaikan soal pecahan dengan penyebut

  sama. Sedangkan pada siklus II pembelajaran dengan materi menyelesaikan soal pecahan dengan penyebut tidak sama. Penggunaan model pembelajaran ini dapat membantu pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal.

  Pada kondisi awal sebelum penelitian nilai matematika siswa baru 45% yang mencapai KKM, dengan jumlah siswa 16 (KKM yang digunakan 65). Pada akhir siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 36 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 10 siswa. Setelah diadakan remidial, hasil penelitian pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 30 siswa. Pada siklus III jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 24 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis PPR di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAC

SKRIPSI

The Effectiveness of the Development Competence in Learning

Mathematics Based

  

Reflective Pedagogy Paradigm in the Fourth grade of Elementary

School Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

  Rike Artha Aprilia Sanata Dharma University

  2011 This study aims to determine the effectiveness of the student competence development in math-based learning pedagogy reflective paradigm in the fourth grade

  Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Year 2010/2011.

  This type of research is classroom action research, i.e. research that describes the development of student competence in solving problems. The techniques used in this study were individual tasks in writing which includes working on worksheets, problem evaluation, and test questions daily.

  Subjects in this study are the fourth grade students who totaled 36 learners in Canisius Wirobrajan. This research was conducted in three cycles, which previously held taking the initial conditions of the learner before the study. Cycle I, II, and III consisted of one meeting (two hours of lessons). The lesson on the cycle I used PPR- based learning models, as well as material on this cycle was completed about the same fraction with a denominator. While in the second cycle of learning materials to solve problems with fractions with a denominator was not the same. Use of this learning model can help the development of student competence in solving problems.

  In the early situation before the experiment it reached KKM forty five percent, with the number of students 16 (KKM used 65). At the end of the cycle I the number of students who reached the KKM was 36 students. In cycle II, the number of students who reached the KKM was 10 students. Having held remedial, research resulted on the second cycle the number of students who reached the KKM was 30 students. In the third cycle the number of students who reached the KKM was 24 students. The results show that PPR-based learning in the fourth grade Canisius Wirobrajan can improve student achievement.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik yang berjudul “Efektivitas

  Pengembangan Kompetensi Matematika Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan”.

  Selama penulisan skripsi ini ada berbagai kesenangan, kesusahan, dan tantangan yang penulis hadapi. Namun karena kuasa dan campur tangan Allah sendiri yang senantiasa menaungi penulis dan keterlibatan pihak-pihak yang membantu semua hal itu dapat teratasi.

  Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dalam bentuk apapun, kepada: 1.

  Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si, selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.

  3. Bapak Dr. Susento, M.S, selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... iv v HALAMAN MOTTO…………………………………………………...

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vii ABSTRAK................................................................................................ viii ABSTRACT.............................................................................................. ix KATA PENGANTAR.............................................................................. x DAFTAR ISI............................................................................................. xii DAFTAR TABEL..................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................................

  1 B. Pembatasan Masalah...........................................................................

  3 C. Perumusan Masalah.............................................................................

  3 D. Pemecahan Masalah............................................................................

  4

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Batasan Pengertian..............................................................................

  4 F. Tujuan

  5 Penelitian…............................................................................

  G. Manfaat Penelitian.............................................................................

  5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  7 Pengertian Kompetensi Siswa............................................................

  B.

  8 Matematika.........................................................................................

  C.

  10 Model Pembelajaran Berbasis PPR.................................................

  D.

  Soal Matematika Berkaitan dengan Operasi Penjumlahan Dua

  18 Pecahan Biasa……………………………………………………… E.

  19 Kerangka Berfikir………………………………………………….

  F.

  19 Hipotesis Tindakan………………………………………………...

  BAB III METODE PENELITIAN A.

  20 Jenis Penelitian..................................................................................

  B.

  21 Setting Penelitian...............................................................................

  1.

  21 Tempat Penelitian………………………………………………..

  2.

  21 Subyek Penelitian………………………………………………...

  3.

  21 Obyek Penelitian………………………………………………… 4.

  21 Waktu Penelitian………………………………………………… C.

  21 Rencana Tindakan .............................................................................

  D.

  3.Siklus 3 …………………...….……………………………………

  63 LAMPIRAN

  61 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

  61 B. Saran ...………………………….......................................................

  Kesimpulan..…………………………..............................................

  58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

  53 B. Pembahasan…………………………………………………………

  45

  40

  40

  2. Siklus 2……………………………………………………………

  Pengumpulan Data dan Instrumennya...............................................

  1. Siklus 1…………………………………………………………..

  Hasil Penelitian..................................................................................

  38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  37

  Indikator Keberhasilan……………………………………………..

  G.

  32 F. Pengujian Validitas Keberhasilan………………………………….

  31

  Analisis Data......................................................................................

  E.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria keberhasilan ………………………………….

  34 Tabel 3.2 Ubahan, Data, Pengumpulan Data, Instrumen 1..........

  35 Tabel 3.3 Silabus………………………………………………...

  37 Tabel 3.4 Lembar Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika……………………………………………

  39 Tabel 3.5 Indikator Hasil Belajar ………………………………..

  40 Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan ………………………………..

  42 Tabel 4.1 Penilaian pencapaian kompeten si siklus 1……………

  45 Tabel 4.2 Keber hasilan siklus 1…………………………………

  46 Tabel 4.3 Penilaian pencapaian kompetensi siklus 2 ……………….. 50

  Tabel 4.4 Keberhasilan siklus 2…………………………………….. 50

Tabel 4.5 Penilai an pencapaian kompetensi remedial siklus 2…….. 54

  Tabel 4.6 Keberhasilan remidial siklus 2…………………………… 54

Tabel 4.7 Penilai an ulangan harian…………………………………. 58

  Tabel 4.8 Keberhasilan siklus 3…………………………………….. 58

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Proses Pelak sanaan Penelitian…………………

  22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPR Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Lampiran 3 Lembar Evaluasi Lampiran 4 Lembar Refleksi Lampiran 5 Transkripsi Data Hasil Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu dasar untuk memecahkan masalah yang

  berkaitan dengan kehidupan nyata. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan manusia. Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran dan sebagainya. Keberhasilan pembelajaran matematika di SD diukur dari pencapaian nilai di atas rata-rata dan penguasaan materi. Siswa perlu dilatih untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menemukan proses belajar yang baik guna meningkatkan kompetensi siswa. Dalam proses inilah siswa akan diajak untuk memperbaiki kompetensi yang dimiliki. Proses pembelajaran matematika ini memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi sehingga terjadi pengembangan kompetensi.

  Siswa kelas IV sudah mulai dikenalkan beberapa mata pelajaran, diantaranya Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, dan lain-lain. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah diperkenalkan sejak kelas satu Sekolah Dasar. Banyak orang beranggapan bahwa mata pelajaran ini susah dimengerti karena sebagian besar berkaitan dengan hitung-hitungan. Dalam pelajaran ini ada beberapa materi yang akan dipelajari oleh siswa kelas IV, diantaranya mengenai pecahan. Dalam pecahan itu sendiri siswa dikenalkan dengan penyelesaian soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam materi ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.

  Kenyataan ini terlihat pada perolehan nilai yang didapat siswa rendah yaitu di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan pada pelajaran Matematika yaitu 65. Sekitar 50% dari jumlah siswa kelas IV mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini terjadi diduga guru pada saat menjelaskan materi ini, hanya ceramah dan siswa tidak diberi kesempatan untuk belajar dengan teman sebaya. Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga siswa tidak dapat menyerap materi yang disampaikan.

  Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memikirkan tentang solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran matematika harus dekat dengan anak dan kehidupan nyata sehari-hari. Perlu kiranya seorang guru yang mengajar matematika melakukan upaya yang dapat membuat proses belajar mengajar bermakna dan menyenangkan. Salah satunya dengan cara pembelajaran matematika berbasis PPR. Pembelajaran ini mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat melakukan refleksi dan aksi serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan penerapan berbasis PPR tersebut, siswa dibawa secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan masalah situasi nyata. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya sehingga dapat merefleksikannya.

  Hasil refleksi tersebut akan dipraktekkan dalam bentuk aksi yang kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  proses belajar siswa akan membentuk karakater siswa yang berkompeten. Dari uraian tersebut peneliti perlu meneliti kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran terkait dengan “KD” menjumlahkan pecahan biasa dan menggunakan model pembelajaran berbasis PPR. Pembelajaran ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.

B. Pembatasan Masalah

  Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi penulis membatasi materi pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Pada materi kelas IV dari beberapa macam kompetensi dasar. Di sini penulis mengambil satu kompetensi dasar yaitu 6.1 menjumlahkan jenis pecahan biasa. Dengan demikian diharapkan efektivitas pembelajaran pada aspek kompetensi siswa pada materi menjumlahkan pecahan dalam mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkat.

C. Perumusan Masalah

  Dilandasi latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Sejauh mana peningkatan kompetensi siswa dalam model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yang terkait dengan KD

  ”menjumlahkan pecahan biasa” di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta kelas IV Tahun Pelajaran 2010/2011?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Pemecahan Masalah

  Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menjumlahkan pecahan biasa dapat diatasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis PPR, yang diusahakan agar siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan KKM.

  E. Batasan Pengertian

  Agar tidak mengalami penafsiran yang berbeda maka penulis menulis batasan pengertian sebagai berikut:

  1. Kompetensi siswa adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang ditunjukkan dengan capaian nilai siswa dalam tes.

2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif : Paradigma adalah model atau pendekatan dalam proses pembelajaran.

  Pedagogi artinya cara pengajar mendampingi siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

  Reflektif adalah menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman agar dapat menangkap maknanya secara lebih mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.

  Mata pelajaran matematika fokusnya pada KD “menjumlahkan pecahan biasa”.

  4. Siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan berjumlah 36 siswa. Letak SD ini tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. SD Kanisius Wirobrajan terdapat di jalan HOS Cokroaminoto No. 8 Yogyakarta.

   Tujuan Penelitian F.

  Tujuan dari penelitian ini yaitu: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika yang terkait dengan KD

  ”menjumlahkan pecahan biasa ” menggunakan model pembelajaran berbasis PPR di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1.

  Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa dalam menjumlahkan pecahan biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.

  Bagi guru Bagi rekan-rekan guru merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan kelas lain.

  3. Bagi sekolah Laporan penelitian dapat menambah satu bacaan yang ada dalam perpustakaan program studi, yang dapat dimanfaatkan untuk teman-teman mahasiswa.

  4. Bagi siswa Siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi ini, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa dalam meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kompetensi Siswa Tingkat pemahaman siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

  dalam memperoleh kompetensi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui kompetensi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun kompetensi siswa dapat diartikan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari aktifitas belajar.

  Kompetensi menurut Sri Wardhani Widyaiswara (2004:4) merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses untuk mendapatkan kompetensi minimal yang harus ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran tertentu. Jadi kompetensi siswa adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru yang ditampilkan melalui tes hasil belajar atau evaluasi. Penilaian kompetensi dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dikatakan kompetensi kurang memuaskan jika siswa belum mampu memenuhi kompetensi minimal.

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kompetensi siswa merupakan tingkat pemahaman yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Kompetensi seseorang diukur dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Kompetensi siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya kompetensi yang dimiliki siswa.

   Matematika B.

  1. Pengertian Matematika Di dalam hidup bermasyarakat, kita tentu pernah mendengarkan, atau bahkan menggunakan kata Matematika. Secara etimologi matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, berkaitan dengan kegiatan belajar.

  Sedangkan menurut Sujono (1988;5) matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logic dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Jadi matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dalam pembelajarannya berhubungan dengan bilangan dalam memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam kurikulum

  Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pada SD/MI adalah sebagai berikut:

  a. Siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

  b. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

  c. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

  d. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah ( Depdiknas, 2006:417 ).

  3. Pengertian Bilangan Pecahan Bilangan pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang merupakan bilangan terbagi sedangkan penyebut merupakan bilangan pembagi.

  Pecahan = Pembilang

  Rumus pecahan adalah :

   Penyebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Contoh : 4  pembilang 5  penyebut 2  pembilang 3  penyebut

  Untuk menanamkan pemahaman siswa tentang pengertian bilangan pecahan, guru menyediakan benda konkrit yang diharapkan dapat membantu membangun pemahaman siswa tentang pengertian pecahan. Misalnya, guru menunjukkan satu buah roti kemudian membagi roti itu menjadi empat bagian sama besar.

C. Model Pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif

  1. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan untuk membangun pribadi manusia yang memiliki competence (kemampuan),

  conscience (tanggung jawab), dan compassion (perhatian pada sesama).

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi

  Reflektif Dalam PPR proses pengembangan kompetensi dan nilai kemanusiaan ditumbuhkan melalui konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Proses belajar disemangati oleh suasana perhatian pada setiap pribadi dan peran guru hanyalah sebagai fasilitator. Perhatian pada setiap pribadi menjiwai proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pembelajaran berpola PPR karena menganggap setiap anak adalah unik, pribadi yang bernilai. Dia adalah subyek pembelajar bukan obyek. Dalam situasi apapun berhak untuk dihargai dan mendapatkan rasa hormat.

  Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan para ahli.

  Anak sendirilah yang aktif belajar menemukan kebenaran. Sebagai fasilitator, seorang guru berperan untuk menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung. Guru juga hendaknya hadir memberikan stimulasi, memotivasi, dan meneguhkan usaha anak untuk belajar (Tim PPR, 2010).

  Dinamika Pembelajaran: 1. Konteks

  Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai kesiapan murid untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu/menghalangi proses pembelajaran dan perkembangannya. Dalam hal ini cura personalis menjadi sangat penting guna lebih mengenal siswa lebih dekat. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu : a.

  Kehidupan siswa, meliputi keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.

  b.

  Keadaan sosio-ekonomis dan politik yang menjadi lingkup kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c.

  Suasana sekolah, yang meliputi norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.

  d.

  Pengertian, keyakinan,sikap, dan nilai yang dibawa seorang sisiwa.

  Guru berusaha membantu siswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.

2. Pengalaman

  Menurut Ignatius, pengalaman berarti kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang. PPR ingin agar siswa sungguh-sungguh mengalami proses belajar, yang melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh (indera), dan kehendak. Informasi diterima indera, kemudian diolah otak dengan melibatkan perasaan yang kemudian memunculkan kehendak. Kerja pikiran dalam mengolah informasi diperlancar melalui pertanyaan, penyelidikan, dan usaha menemukan hubungan-hubungan yang ada.

  Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa para siswa datang ke sekolah sudah dengan membawa pengalaman mereka sendiri. Guru hendaknya membantu siswa menyadari pengalaman yang sudah mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  miliki kemudian guru merangsang dan mendorong mereka untuk mengolah pengalaman baru hasil interaksi kegiatan balajar.

  Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman tidak langsung misalnya kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya.

  Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui: prapelajaran, pertanyaan- pertanyaan, aktivitas sendiri, pemecahan masalah, belajar bersama, berpikir kreatif, drama, tutorial teman.

3. Refleksi

  Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi spontan maupun yang direncanakan dari pelbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.

  Tujuan refleksi dalam PPR adalah membentuk hati yang peka dan peduli, internalisasi nilai-nilai, membangun hasrat, dan sikap. Dengan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  semua kita berharap siswa terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.

  Refleksi meningkatkan perkembangan emosi, pengetahuan, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritualitas, kemandirian, kebebasan, dan keteguhan dalam mengambil keputusan. Kemampuan manusiawi yang diperlukan dalam refleksi adalah kesadaran diri, hati nurani, imajinasi, pikiran, ingatan, dan perasaan. Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan makna dalam setiap pengalamannya. Hal itu dapat dilakukan dengan melalui cara-cara berikut:

  • Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik
  • Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami
  • Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang kejadian- kejadian, ide-ide, kebenaran/pemutarbalikan dari kebenaran
  • Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap Buah refleksi adalah kehendak, yakni dorongan dari dalam untuk melakukan sesuatu. Melalui refleksi kita berharap terjadi perubahan perilaku atau terbentuknya perilaku baru. Refleksi yang benar selalu mengarah kepada aksi atau tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.

  Aksi Aksi dalam PPR berarti perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Pembentukan aksi dimulai dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini anak mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan meengembangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.

  Prinsip yang perlu kita pegang adalah berpikir besar dan melaksanakannya dari yang kecil. Peran guru adalah mendampingi, menguatkan, dan meneguhkan sehingga perilaku yang ingin dikembangkan itu sungguh tertanam dalam diri anak.

5. Evaluasi

  Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan siswa secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Untuk itu guru dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap siswa.

  Dalam sebuah kegiatan penilaian sangat baik jika terjadi hubungan saling percaya dan saling menghargai antara guru dan siswa. Saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mendorong siswa menyimak kembali hal-hal yang telah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bijaksana, memunculkan sudut pandang lain, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan mengajak memandang masalah dari sudut pandang lain.

  Jadi, dengan adanya evaluasi siswa dapat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya secara menyeluruh mencakup pemahaman, sikap, prioritas-prioritas dan kegiatan yang selaras dengan menjadi manusia demi orang lain. Bagi guru evaluasi bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana proses belajar yang disampaikan membantu siswa dapat memahami dan menilai pengalaman mereka, pembentukan nilai-nilai dan menjadi pelaku perubahan pola pikir, sikap, dan tindakan sosial.

  Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam matematika: 1. Belajar bersama dengan membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang.

  2. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas materi yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai materi tersebut. Di sini siswa dapat dilatih untuk memiliki keterampilan bertanya.

3. Setelah memahami materi, masing-masing kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.

  Guru melakukan refleksi bersama siswa, dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Siswa mampu memiliki dorongan batin yang paling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  6. Siswa menuliskan aksi berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan.

  7. Guru memberikan tes evaluasi pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.

  8. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui kompetensi mana yang belum ataupun sudah tercapai.

  Kunci model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif adalah mendampingi siswa menjadi cerdas dan berkarakter.

  Guru sebagai pendidik di sekolah Kanisius yang berPPR idealnya menerapkan nilai 3C yaitu menjadikan siswa dan guru saling belajar mengembangkan akademik dan keterampilan secara utuh (competence), saling mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (conscience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa/kepedulian sosial bagi sesama (compassion). Sasaran pokok yang dibahas dalam penelitian adalah belajar bukan hanya pada siswa, tetapi juga pendidiknya. Kedua belah pihak harus berproses bersama mengembangkan dan memperdalam materi ajar secara utuh yang ditunjukkan dengan peningkatan kompetensi siswa.

  Keunggulan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.

  Pendidik akan menjadi sumber inspirasi bagi siswa dalam melakukan refleksi dan aksi.

  3. Membuka wawasan pendidik bahwa mendidik bukan hanya sekedar memindahkan ilmu tetapi memberikan cinta serta memperhatikan kebutuhan siswa. Kelemahan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu : 1.

  Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk mengolah materi.

  2. Penggunaan metode ini membutuhkan persiapan yang matang.

  

D. Soal Matematika Berkaitan dengan Operasi Penjumlahan Dua Pecahan

Biasa

  Soal matematika diumuskan dalam bentuk kalimat matematika yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

  Ciri-ciri dari soal matematika dalam bentuk ini adalah: 1.

  Pertanyaan dibuat berupa soal isian.

  2. Simbol dalam matematika ditulis dalam bentuk kata (misalnya : tanda +).

  3. Bentuk kalimat matematika berkaitan penjumlahan bentuk pecahan biasa yaitu penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa dua suku dan tiga suku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Kerangka Berpikir

  Model pembelajaran berbasis PPR merupakan suatu pembelajaran yang mengintegrasikan bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan melalui pengalaman, aksi, dan refleksi. PPR juga menekankan konteks proses belajar dan mengedepankan pentingnya evaluasi (Subagyo, 2005). Model pembelajaran ini memperkenalkan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang aktif sesuai dinamika PPR. Dalam hal ini aktif yang dimaksud adalah siswa dapat memberikan pendapat dan pikiran.

  Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis PPR diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal pecahan biasa dan siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

   Hipotesis Tindakan F.

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 khususnya pada kompetensi dasar “menjumlahkan pecahan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas

  didefinisikan sebagai penelitian memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001:11). Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan tiga siklus. Proses pelaksanaan penelitian masing- masing meliputi lima tahap yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.

  Gambar 3.1: Skema proses pelaksanaan penelitian

  Guru belum melakukan Kondisi

  Prestasi belajar model pembelajaran awal rendah Paradigma Pedagogi

  Reflektif

  Siklus I

Dokumen yang terkait

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III reflektif di SD Kanisius Kintelan.

7 53 249

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagoi reflektif di kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2010/2011.

0 1 130

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran siswa kelas IVB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

2 18 118

Kegiatan guru memfasilitasi pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi refleksitif pada siswa kelas IV SD Kanisius.

0 1 2

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagoi reflektif di kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2010 2011

0 3 128

Proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas VB SD Kanisius Sengkan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 12 175

Kegiatan guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 232

Kegiatan guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran berbasis paradigma reflektif di SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo - USD Repository

0 14 204

Hasil belajar siswa dalam uji coba pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo - USD Repository

0 1 98

Rangkaian kegiatan siswa dalam uji coba pembelajaran matematika sd yang berbasis paradigma pedagogi reflektif - USD Repository

0 2 200