Media pembelajaran komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam pokok bahasan wujud zat - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

DALAM POKOK BAHASAN WUJUD ZAT

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh:

Anton Dedy Kurniawan

  

(061424002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITA SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Karya ini kupersembahkan untuk :

Yesus Kristus yang selalu membimbingku

Bapak dan I buk

Adik-adikku dan kakak-kakakku yang di rumah yang selalu

mendoakan.

Terimakasih atas D oa, D ukungan yang telah diberikan

Teman-teman Pendidikan F isika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Kurniawan, Aton Dedy 2011. Media Pembelajaran Komik Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Dalam

Pokok Bahasan Wujud Zat. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan dari Penelitian ini

adalah: (1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran komik dalam

pembelajaran fisika pada pokok bahasan wujud zat untuk meningkatkan pemahaman

konsep siswa (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran komik

terhadap minat belajar siswa pada pelajaran fisika.

  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4-15 Oktober 2011 di SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII B yang masing-

masing berjumlah 27 orang dan 25 orang. Dengan kelas VII B yang menjadi kelas kontrol

dengan menggunakan media ceramah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dalam lima tahap, yaitu: Pretes, Pembelajaran menggunakan media komik, Postes,

mengisi angket, dan wawancara.

  Tes tertulis (Pretes dan Postes) yang diberikan berupa tes esay yang terdiri dari 6

soal. Pengisian angket berhubungan dengan minat siswa terhadap pembelajaran yang

telah digunakan pada mata pelajaran fisika selama proses pembelajaran. Wawancara

terhadap siswa berhubungan dengan tanggapan mereka terhadap penerapan metode

pembelajaran komik yang telah dilakukan dan tanggapan siswa pada kelas ceramah.

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan metode pembelajaran

komik meningkatkan pemahaman konsep siswa pada kelas VII A dan juga pada kelas VII

B yang menggunakan metode ceramah berdasarkan perhitungan statistik p = 0.000 < α =

0.05 (signifikan) dan p = 0.045 < α = 0.05 (signifikan), (2) Kelas dengan metode

pembelajaran komik lebih baik dibandingkan dengan kelas dengan metode ceramah

  < = 0.05 berdasarkan perhitungan statistik p = 0.000 < α = 0.05 dan p = 0.045

  

(signifikan). Minat siswa terhadap kedua pembelajaran tidak jauh berbeda terlihat dari

hasil statistik yang menunjukkan p = 0.371 > α = 0.05 (tidak significan), tetapi jika dikaji

dengan interval skor yang didapat, media pembelajaran komik masuk dalam kategori

minat, sedangkan media ceramah masuk dalam kategori cukup berminat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Kurniawan, Anton Dedy 2011. Comic Learning Media to Improve the Concept

th

Understanding for 7 grade students of Kanisius Gayam Yogyakarta Junior High

School to the Shape of Matter as the Main Topic. Physic Education Study Program,

Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teachers Training

and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. The aims of this research are

(1) to identify how deep the influences of comic learning media for the shape of matter as

the main topic in physic learning to improve the concept understanding of the students (2)

To identify how deep the influences of comic learning media for the students’ interest in

physic learning. th th

The research was done on October 4 – 15 , 2011 in Kanisius Gayam Yogyakarta Junior

th

High School Yogyakarta. The samples of this research are 27 students of the 7 A grade

th th

students and 25 students of the 7 B grade students. The 7 B grade class is as the

controlled class by using communicative media. The data collecting in this research was

done in five steps, such as: Pre test, Learning process by Using Comic Media, Post Test,

Filling the questionnaires, and interviewing.

The written test (Pre test and Post test) which was provided is an essay test that consists

of 6 questions. The questionnaire filling is related to the students’ interest to the learning

process which has been used in physic subject course during teaching learning process.

Interviewing to the students is related to their responses to the application of the comic

learning method which has been done and the students’ responses in communicative

class.

The result of this research reveals that (1) The application of the comic learning method

th

to improve the concept understanding of the 7 A and B grade students that used the

communicative method based on the statistic counting p = 0.000 < α = 0.05 (significant)

and p = 0.045 < α = 0.05 (significant), (2) The class with comic learning method is better

than the class with communicative method based on the statistic counting p = 0.000 < α =

0.05 and p = 0.045 < = 0.05 (significant). The students’ interest to both learning

method is not too different, it seems from the statistic result that reveals p = 0.371 > α =

0.05 (insignificant), but if it is counted by a score interval which is gained from comic

leaning media includes on interest category, while communicative media includes on

interest enough category.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih atas penyertaanmu selama ini, dan semua yang telah Engkau berikan kepadaku. Semua ini karena begitu besar melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudul

  

MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM

YOGYAKARTA DALAM POKOK BAHASAN WUJUD ZAT

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada :

  1. Romo Prof. Dr. Paulus Suparno, S. J., MST. yang selalu memberikan senyum walaupun terkadang saya tau romo kelihatan lelah. Terima kasih atas bimbingan dan perhatiannya selama membimbing saya.

  2. Dosen penguji, terima kasih atas segala saran-saran dan kritik yang telah disampaikan selama pendadaran.

  3. Ibu Maria Hartini, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

  4. Ibu Ika, S. Pd. selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang, dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswi kelas

  VII dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Seluruh dosen dan karyawan JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.

  6. Siswa-siswi SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian.

  7. Bapak dan Mamak (Bapak Riswanto dan mamak Endang), yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Adik, Mbakku, Mas Dan Saudaraku : Mbak lia & mbak Dwi, Santi & Doni, Riski yang manja, Mas Eko dan Lek Edi yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  9. Terimakasih buat F4 (fisika 4, Gagan, Bendhot, Dion), Era dan Ambar, Fajar dan Hendrikus, Lusi Dan Suster Afia yang yang selalu memberikan dukungan lebih.

  10. Terimakasih buat Gagan, Hendrikus yang ikut membantu dalam penelitian.

  11. Buat teman-teman P.Fis angkatan 2006 : Ambar, Fajar, Gagan, Benny, Dion, Hendrikus, Lusi, Mella, Nurma, Ari, Suster Yuliant, Rudy, Miranda, Desi, Lia, Ratna, Enita, Nani, Nana.

  12. Teman-teman: Era (P. Fis), Wisnu (P. Fis), Eko (P. Fis), Melly (P. Fis), game 3Ko terutama pak Ajhi dan yang lain dalam 1 Guild, PPL, KKN dan semua teman-temanku selama kuliah. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama kuliah.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga dituntut untuk mampu mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Peserta didik sebagai subjek pendidikan harus dikembangkan agar mampu

  menggunakan seluruh potensinya untuk mempersiapkan diri menghadapi semua tantangan tersebut. Guna mempersiapkan peserta didik diperlukan program pendidikan yang berkualitas, yang menyediakan berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang luhur, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri, tanggung jawab dalam menghadapi tantangan di masa depan.

  Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 G.Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam dalam Hary (2011)

  mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and

  think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan

  pembaharuan system pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do

  and think “ , atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi Guru.

  Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membantu dan membimbing siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu, guru berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam melapangkan jalan menuju perubahan positif seluruh ranah kejiwaannya.

  Tercapainya tujuan pembelajaran bukan hanya semata-mata tugas dan tanggung jawab guru saja, peran siswa juga sangat berpengaruh penting dalam tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Saat ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, terlebih lagi jika menyangkut bidang studi fisika. Kesan sulit sudah melekat pada bidang studi fisika. Tugas guru di sini membantu dan membimbing siswa agar dapat menemukan cara belajar yang cocok. Karena setiap siswa memiliki cara belajar sendiri untuk mengerti, maka penting bagi setiap siswa mengerti kekhasannya, juga keunggulan dan kelemahannya dalam mengerti sesuatu. Setiap siswa mempunyai cara yang cocok untuk mengkonstruksikan pengetahuannya yang sangat berbeda dengan teman-teman yang lain. Dalam kerangka ini, sangat penting bahwa siswa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3

  kenalkan bermacam-macam cara belajar yang cocok. Artinya guru dianjurkan mencoba metode-metode belajar yang cocok untuk siswanya.

  Dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar sebenarnya sudah memiliki banyak sarana dan materi yang secara representatif dapat membantu guru dalam tercapainya tujuan belajar dalam bidang studi. Berbagai pengajaran dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan. Salah satunya adalah media pembelajaran komik untuk pembelajaran Fisika.

  Alasan mendasar dipilihnya media pembelajaran komik, karena pengalaman yang didapatkan oleh peneliti. Peneliti adalah seorang pecinta komik atau penggemar komik, dari setiap jalan cerita yang telah dibaca, peneliti sangat mengingatnya dan diharapkan ini terjadi juga pada siswa-siswi disekolah, tentunya komik dalam hal ini adalah komik pembelajaran fisika. Diharapkan penampilan dari komik yang menarik dengan rangkaian gambar yang tersusun menjadi sebuah cerita, akan membangkitkan minat baca dari para siswa yang selama ini masih sangat kurang, terlebih jika menyangkut pelajaran Fisika. Media komik juga dapat membantu siswa menghilangkan kesan susah pada pelajaran Fisika.

  Alasan lain dipilihnya media pembelajaran komik adalah, masih sangat minimnya penelitian tentang pembelajaran dengan menggunakan media komik di Indonesia. Berbeda halnya dengan Indonesia, di luar negeri khususnya Amerika, telah lama menggunakan media komik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4

  pembelajaran disekolah. Seperti yang di lakukan oleh pendidik Kay Haugaard (1973) dan Constance Alongi (1974) merekomendasikan komik bagi siswa yang tidak suka membaca; dan Bruce Brocka dalam Hary (2011) menganjurkan komik sebagai benteng pertahanan terhadap alat yang mengancam budaya membaca seperti Televisi. Namun kebanyakan penelitian- penelitian yang dilakukan, di tujukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar dan peneliti ingin menujukan pada siswa yang berada satu tingkat di atasnya (SMP).

  Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP, karena peneliti ingin membuktikan seberapa besar pengaruh media pembelajaran komik pada siswa SMP, selain itu pada masa ini merupakan masa peralihan menuju remaja. Menurut Hamalik dalam Nur Marianah (2005) periode masa remaja yaitu periode masa permulaan pubertas dengan kedewasaan yang secara kasar antara usia 14-25 tahun untuk laki-laki dan antara usia 12-21 tahun untuk anak perempuan. Pada masa SMP tersebut memerlukan suatu media untuk membangkitkan minat baca. Sudjana dan Rivai dalam Nur Marianah (2005) menyatakan bahwa buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan pembendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca dan memperluas minat baca, oleh karena itu peneliti menggunakan siswa SMP untuk sampel penelitian. Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa melalui media komik dapat menunjang pemahaman konsep dan prestasi belajar siswa pada umumnya dan terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  khususnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul : “Media Pembelajaran Komik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pokok Bahasan Wujud Zat”.

  B. Perumusan Masalah

  Berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran komik dalam pembelajaran fisika di sekolah, ada beberapa masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini, antara lain:

  1. Seberapa besarkah pengaruh media pembelajaran komik dalam pembelajaran fisika pokok bahasan wujud zat untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

  2. Seberapa besar pengaruh media komik terhadap minat belajar siswa pada pelajaran fisika.

  C. Tujuan Penelitian

  Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

  1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran komik dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan wujud zat untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

  2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran komik terhadap minat belajar siswa pada pelajaran fisika

  5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

D. Perumusan Hipotesis

  Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  1. Hipotesis nol (H ) Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran komik terhadap pemahaman konsep, dan minat siswa pada pembelajaran fisika pokok bahasan wujud zat.

  2. Hipotesis satu (H )

1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman konsep, dan minat

  siswa terhadap media pembelajaran komik pada pembelajaran fisika pokok bahasan wujud zat. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap media pembelajaran komik karena siswa akan lebih tertarik dan bermiat melihat rangkaian gambar yang tersusun menjadi sebuah cerita dan belajarpun terasa menyenangkan. Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami konsep fisika yang akan di jelaskan dan pembelajaran fisika dengan sendirinya menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7

E. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi pada bidang pendidikan, khususnya media pembelajaran pada proses belajar mengajar.

  2. Sebagai masukan untuk alternatif lain dalam mengajar fisika bagi guru dan calon guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Winkel dalam Nita Mujayanti (2010) mengemukakan bahwa belajar

  adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Dengan demikian hasil dan kegiatan belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

  Hamalik dalam Nur Marianah (2005) menjelaskan bahwa belajar merupakan aspek dari perkembangan yang menunjuk kepada perubahan (modifikasi) perilaku sebagai hasil dari praktik dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad dalam Nur Marianah, 2005). Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya .

  Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian social, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. Menurut Hamalik dalam Nur Marianah (2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9

  belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Tidak semua perubahan perilaku berarti belajar, orang yang tangannya patah karena kecelakaan mengubah tingkah lakunya, tetapi kehilangan tangan itu sendiri bukanlah belajar. Orang itu melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi tangannya yang hilang satu dengan mempelajari keterampilan-keterampilan yang baru.

  Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan di atas, Hilgard dan Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Ada berbagai teori belajar (Hamalik dalam Nur Marianah, 2005) yaitu antara lain:

  1. Simple conditioning atau teori contiguity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai untuk menimbulkan respon, akhirnya mampu menimbulkan respon

  .

  2. Connectionism, stimulus-respons atau teori reinforcement yang dijelaskan oleh E.L. Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau hubungan-hubungan antara stimulus-respons yang dibentuk melalui pengulangan.

  3. Field theory dirumuskan sebagai reaksi terhadap teori conditioning dan

  reinforcement yang dipandang bersifat atomistis. Field theory

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menekankan keseluruhan daripada bagian-bagian, bahwa bagian-bagian itu erat sekali berhubungan dan saling bergantung satu sama lain .

  4. Psikologi Fenomenologis dan Humanistis, menaruh perhatian besar terhadap kondisi-kondisi di dalam diri individu.

  5. Definisi S-R (Secara Relatif), ide ini dilandasi oleh konsep hukum sebab akibat yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam perilaku mekanistis. Perilaku manusia merupakan akibat pengaruh dari luar tanpa mengasumsikan adanya faktor dinamis dalam tingkah laku manusia itu.

  Perilaku manusia merupakan moral behavior dan keseluruhan perilaku terhadap stimulus.

  Kegiatan belajar mengajar merupakan kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannnya guna membelajarkan anak didik.

  Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Selain proses belajar mengajar, metode pengajaran juga penting dalam pembelajaran.

  Arifin dalam Nuruddin (2011) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian materi ajar kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Tyson dan Caroll dalam Nuruddin (2011) mengemukakan bahwa mengajar adalah “A way working with students…a process of interaction, the teacher

  10

B. Pengertian Mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 does something to student, the students do something in return ”, Dari definisi

  tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Nasution dalam Nuruddin (2011) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

  Tardif dalam Nuruddin (2011) mendefinisikan mengajar sebagai tindakan yang dilakukan seseorang pendidik dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Biggs dalam Nuruddin (2011), seorang ahli psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu:

  1. Kuantitatif Mengajar diartikan sebagai transmission of knowledge, yakni penyebaran pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya peserta didik bukan tanggung jawab pendidik.

  2. Institusional Mengajar adalah penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk selalu siap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12

  menyesuaikan berbagai teknik mengajar terhadap peserta didik yang memiliki berbagai macam tipe belajar, bakat, kemampuan, dan kebutuhan

  3. Kualitatif Mengajar adalah upaya memfasilitasi pembelajaran (facilitation of

  learning ), yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik mencari makna dan pemahamannya sendiri.

  Dari beberapa teori di atas, terlihat pentingnya metode mengajar dalam tercapainya tujuan dari metode pembelajaran itu sendiri. Agar metode pembelajaran yang dipilih oleh guru dapat berjalan dengan baik, guru dapat menggunakan media pembelajaran sebagai penunjang dari pembelajaran yang digunakan.

C. Media Pembelajaran

  1. Pengertian Media Pembelajaran Kata “media” berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani dalam Sirajuddin (2010) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah dalam Sirajuddin (2010) adalah “alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13

  Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni dalam

  Sirajuddin (2010) bahwa : media adalah segala sesuatu yang dapat

  digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

  Pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Schramm (Latuheru dalam Nurul, 2011) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (Latuheru dalam Nurul, 2011) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

  2. Manfaat Media Pembelajaran Edgar Dale (Latuheru dalam Nurul, 2011) mengatakan bahwa bila media pembelajaran digunakan dengan baik dalam suatu proses belajar mengajar, maka manfaatnya adalah sebagai berikut: (1) perhatian anak didik terhadap materi pengajaran akan lebih tinggi, (2) anak didik mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14

  pengalaman yang konkret, (3) mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri atau self activity, (4) hasil yang diperoleh atau dipelajari oleh anak didik sulit dilupakan.

  McKnown yang dikutip Latuheru dalam Nurul (2011) mengatakan bahwa: (1) pada umumnya media pembelajaran itu merupakan sesuatu yang baru bagi anak didik sehingga menarik perhatian mereka, sekaligus perhatiannya tertuju pada materi pengajaran yang disajikan, (2) dengan menggunakan media pembelajaran dalam suatu proses belajar mengajar anak didik mendapatkan kebebasan yang lebih besar, (3) materi pengajaran yang disajikan dengan memanfaatkan media mudah dipahami karena lebih konkret, (4) dengan menggunakan media pembelajaran, rasa ingin tahu dari anak didik dapat ditingkatkan.

  Dari uraian manfaat media oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa (1) media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara yang lain, (3) media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu, misalnya benda atau sesuatu yang diajarkan itu terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas, maka dapat saja menggunakan model, foto, atau gambar dari benda tersebut, (4) media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam di sekitar mereka (Lataheru dalam Nurul, 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Jenis-jenis media pembelajaran

  a. Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Contohnya grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

  b. Media Audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Contohnya, televisi, video, film.

  Media audiovisual dapat dibedakan menjadi :

  1. Audiovisual diam Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak).

  2. Audiovisual gerak Audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Contohnya, film suara dan video kaset.

  15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16

  c. Media yang Diproyeksikan Media yang termasuk media yang diproyeksikan :

  1. Overhead transparansi (OHT) OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relatif mudah dalam penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan transparansi dan alat tulis.

  2. Slide Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke layar lebar, dengan menggunakan slide gambar yang disampaikan sangat realistis. Hal itu disebabkan materi atau bahan slide adalah film fotografi yang berbentuk transparan.

  d. Media Video Media video adalah Media yang menggunakan teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang meliputi gambar gerak dan suara. video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Media ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik tentang dunia luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17

  e. Media Berbasis Komputer Media berbasis komputer adalah media yang mapu memuat dan mengintegrasikan berbagai macam media baik itu gambar maupun grafik, selain itu komputer juga mampu mencetak informasi dan juga member reaksi terhadap tanggapan siswa yang diketik lewat keyboard.

  Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia pendidikan.

  Media komputer mampu menampilkan unsur audio-visual yang bermanfaat untuk meningkatkan minat belajar siswa, atau yang dikenal dengan program multimedia. Media komputer pun dapat memberi umpan balik bagi respon siswa dengan segera setelah diberi materi.

D. Media Pembelajaran Komik

  1. Pengertian Media Komik Shadely dalam Nur Mariyanah (2005) mengartikan media komik sebagai berikut: komik merupakan rangkaian gambar-gambar yang keseluruhannya membentuk rentetan suatu cerita. Ada kalanya disertai narasi sebagai penjelasan.

  2. Bentuk Media Komik Secara garis besar menurut Trimo dalam Nur Mariyanah (2005) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu strip komik (comic strip) dan buku komik (comic book). Strip komik adalah suatu bentuk komik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18

  yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk strip komik karena lebih sederhana, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.

  3. Komik Pembelajaran Materi Wujud Zat Komik ini berisi tentang meteri wujud zat diantaranya :

  a. Perubahan Zat : percakapan antara seorang profesor dan murid tentang perubahan wujud zat.

  b. Teori Partikel Zat : kisah Nobita yang sedang kesulitan dan bertanya pada Doraemon tentang materi teori partikel zat.

  c. Kohesi dan Adhesi : Percakapan antara Doraemon dan Nobita.

  Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran (hal. 95).

  4. Kelebihan Media Komik Sebagai salah satu media visual media komik tentunya memiliki kelebihan tersendiri jika di manfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

  Menurut Gene Yang dalam Eko Wurianto (2009) komik memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran. Kelebihan itu adalah: a. Memotivasi

  Hutchinson dalam Eko Wurianto (2009) menemukan bahwa 74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik membantu memotivasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19

  sedangkan 79% mengatakan komik meningkatkan partisipasi individu. Satu guru mengatakan bahwa komik membuat pembelajaran menjadi pembelajaran yang sangat mudah. DC Comics, Thorndike, dan Downes juga menemukan bahwa komik mampu memotivasi siswa ketika mereka memperkenalkan buku latihan bahasa Superman ke kelasnya. Mereka menemukan bahwa siswa memiliki ketertarikan yang tak biasa dan, komik mampu membuat siswa menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan dalam satu minggu menjadi satu hari saja (Sones, dalam Eko Wurianto, 2009). Hasil eksperimen di atas menunjukkan kepada kita bahwa komik benar – benar mampu memotivasi siswa selama proses belajar mengaja.

  b. Visual Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual.

  Sones dalam Eko Wurianto (2009) menyimpulkan bahwa kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sones membagi empat ratus siswa kelas enam sampai kelas sembilan kedalam dua kelompok. Masing-masing kelompok seimbang dalam pembagian kelas dan kecakapannya. Kelompok pertama disuguhi pembelajaran cerita dengan menggunakan komik dan yang kedua hanya menggunakan teks saja. Setelah itu, mereka dites untuk mengetahui isi dari pembelajaran cerita itu. Setelah seminggu, prosesnya diubah, kelompok pertama disuguhi teks saja sedang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kedua diberikan komik. Kemudian kedua grup dites lagi. Akhirnya, Sones dalam Eko Wurianto (2009) berkesimpulan bahwa pengaruh gambar terlihat dalam hasil tes. Tes pertama menunujukkan bahwa kelompok pertama mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok kedua. Di tes kedua kelompok kedua mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok pertama.

  c. Permanen Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik, berbeda dengannya, merupakan media yang permanen. Jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tetapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.

  d. Perantara Karl Koenke dalam Eko Wurianto (2009) mengatakan bahwa komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki kekhawatiran akan kesalahan. Komik bisa menjadi jembatan untuk membaca buku yang lebih serius. Haugaard dalam Eko Wurianto (2009) mengatakan bahwa komik bisa mengubah siswanya yang tidak suka membaca menjadi siswa penyuka buku Jules Verne and Ray Bradbury.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e. Populer Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George

  Chilcoat dalam Eko Wurianto (2009) mengatakan bahwa dengan memasukkan budaya populer kedalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah. Komik adalah bagian dari budaya populer. Kita tahu bahwa Spiderman and Batman adalah film yang diambil dari komik. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.

  5. Kelemahan Media Komik Media komik disamping mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu. Menurut

  Trimo dalam Eko Wurianto (2009) kelemahan media komik antara lain:

  1. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar

  2. Ditinjau dari segi bahasa beberapa komik banyak menggunakan kata-kata yang kurang baik ataupun kalimat- kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan dalam pembelajaran

  3. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku yang sinting(perverted)

  21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22

  4. Banyak adegan percintaan yang menonjol. Media komik dalam penelitian ini tidak menggunakan kata-kata yang kurang baik atau tidak layak digunakan untuk pendidikan, tetapi menggunakan kata-kata yang mengandung pesan-pesan pengetahuan.

  6. Peranan Media Komik dalam Pembelajaran Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai dalam Nur Marianah (2005) media komik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasi.

E. Pemahaman Konsep

  Menurut Kartika Budi (1993) dalam artikelnya yang berjudul “Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi”, fisika pada hakekatnya merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep-konsep fisis, prinsip, hukum, dan teori yang diperoleh melalui keilmuan, dan sikap keilmuan. Sehingga memfasilitasi siswa, dapat diartikan sebagai proses siswa membangun konsep, hukum, dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan yang harus dicapai dalam belajar fisika supaya dapat memahami konsep adalah dengan melakukan proses dan teori yang bersangkutan.

  Kartika Budi (1987) dalam artikelnya yang berjudul “Konsep: Pembentukan dan Penanamannya” menyatakan bahwa pemahaman konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimengerti sejauh tidak mengabaikan aspek-aspek lain.

  Menurut Kartika Budi (1992), untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman siswa akan suatu konsep, antara lain: a. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri.

  b. Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain.

  c. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum.

  d. Dapat menerapkan konsep untuk (1) menganalisis gejala-gejala alam, (2) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, (3) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi.

  e. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat.

  f. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan.

  g. Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24

F. Minat Belajar Siswa

  1. Pengertian Minat Belajar Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat.

  Hilgard dalam Hsalma (2011) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to

  and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah

  kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus- menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.

  Menurut Slameto dalam Hsalma (2011) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

  Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

  Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata dalam Hsalma, 2011). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  25

  disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

  Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Dengan demikian siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif.

  Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan pengetahuan pelajaran fisika yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar yang efektif dan juga kesenangan dalam membaca buku fisika setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan media komik.

  2. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar Menurut Slameto dalam Hsalma (2011) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  26

   Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

   Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.  Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

   Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

   Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek.

0 0 117

Pemanfaatan geogebra sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA SMA BOPKRI II Yogyakarta dalam pokok bahasan menyusun persamaan lingkaran.

0 1 209

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

Pengembangan cerita rakyat menjadi komik sebagai media pembelajaran membaca pemahaman untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kotabaru 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 189

Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran pokok bahasan getaran untuk siswa kelas 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang - USD Repository

0 6 137

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 0 287

Intelegensi ganda dan implementasinya dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 139

Analisis jenis paragraf dalam karangan siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 3 113

Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Jigsaw pada pembelajaran fisika kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pokok bahasan tekanan - USD Repository

0 3 248

Efektifitas penggunaan modul dalam pembelajaran fisika di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya - USD Repository

0 0 241