Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Jigsaw pada pembelajaran fisika kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pokok bahasan tekanan - USD Repository
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI
POKOK BAHASAN TEKANAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh: Francisca Desi Praptamasari
NIM : 061424011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2011
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI
POKOK BAHASAN TEKANAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Francisca Desi Praptamasari
NIM : 061424011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ABSTRAK
Francisca Desi Praptamasari. “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI
POKOK BAHASAN TEKANAN”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2011.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran fisika
dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar fisika, (2)
pengaruh pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil
belajar siswa, (3) keterlibatan/aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar
mengajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Wonogiri pada tanggal 7
Oktober 2010 sampai dengan 15 Oktober 2010, dengan mengambil sampel sebanyak
33 siswa. Bagian pokok penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
sebagai treatment dan pengumpulan data. Dalam melaksanakan proses belajar
mengajar digunakan lembar kerja siswa (LKS), sedangkan untuk mengumpulkan data
peningkatan motivasi belajar digunakan kuisioner motivasi belajar, untuk
mengumpulkan data peningkatan hasil belajar siswa digunakan pretest dan posttest
dan keterlibatan siswa menggunakan lembar pengamatan keterlibatan yang diamati
secara langsung.Analisis kuantitaif dilakukan untuk data skor peningkatan prestasi belajar dan
motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan T-test, keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran dianalisis mengguankan persentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fisika pada pokok bahasan
tekanan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw: (1) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, (2) dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (3)
tidak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
ABSTRACT
Francisca Desi Praptamasari.“MEANS OF INCREASING STUDENTS’
MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT BY USING JIGSAW
TEACHING METHOD IN PHYSICS OF SMP KANISIUS WONOGIRI
GRADE VIII IN ‘PRESSURE’ TOPIC. PHYSICS EDUCATION STUDY
PROGRAM, DEPARTMENT OF MATHEMATICS EDUCATION AND
SCIENCE, FACULTY OF TEACHERS TRAINING AND EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY, YOGYAKARTA, 2011.
This study aims at investigating: (1) the effects of physics teaching using
jigsaw teaching method toward the increase in students’ motivation of learning
physics, (2) the effects of physics teaching using jigsaw teaching method toward the
students’ learning achievement, (3) the students’ participation in the teaching/learning
process using jigsaw teaching method.This study was conducted in SMP Kanisius Wonogiri in October 7, 2010 up
to October 15, 2010 with 33 students as the sample of the study. The main parts of
this study were the teaching/learning activities as the treatment and the data gathering
process. Therefore, the students’ worksheets (LKS) were used in teaching/learning
process. Meanwhile, the questionnaire was used to obtain the data of the increase in
the students’ learning motivation. To gain the data of the increase in the students’
learning achievement, the pre-test and the post-test were employed. Furthermore, the
data of the students’ participation in the teaching/learning process was obtained by
observing the teaching/learning process.To analyze the data, the quantitative analysis technique was done by using T-
test in order to examine whether the jigsaw teaching method could increase the
students’ learning achievement and students’ motivation. The students’ participation
were analyzed using percentage.From the results of analyzing the data, it was found that: (1) physics teaching
using jigsaw teaching method could increase the students’ learning achievement, (2)
physics teaching using jigsaw teaching method could draw the students’ participation
in the teaching/learning process, and (3) physics teaching using jigsaw teaching
method could not boost the students’ learning motivation.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia, bimbingan dan
penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran
Jigsaw pada Pembelajaran Fisika Kelas VIII Pokok Bahasan Tekanan”, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universistas Sanata Dharma. Penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:1. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan kesabaran dan pengetahuan kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
2. Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik.
3. Seluruh bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas dukungan dan bimbingannya.
4. Bapak Nardjo, Bapak Sugeng dan Mbak Heni selaku staf secretariat JPMIPA yang telah membantu selama proses perkuliahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi.
5. Mas Agus Laboratorium Multimedia dan Pak Ngadiyono Laboran Bengkel Fisika atas nasihat dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi.
6. Dra. C. Anny Sri Setyawati selaku kepala sekolah SMP Kanisus Wonogiri yang sudah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan Ibu Ch. Rusmiyati, S.Pd. selaku guru fisika kelas VIII yang telah mendukung dan memberikan nasihat dalam melakukan penelitian serta adek-adek kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri atas bantuan dan partisipasinya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian ini.
7. Papa Petrus Alkantara dan Mama Natalia Suprapti yang dengan setia menunggu dan mendukung serta doanya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
8. Adikku Simforianus Budi dan saudara sepupuku (mbak Tanti, mbak Nana, mas Mbot, mas Edot dan dik Tista) yang selalu mendukung dalam doa serta memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi
9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2006 terutama Miranda, Rudy, Ratna dan Lia yang selalu mendukung dalam doa serta dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi. Terima kasih pula untuk persahabatan kita
selama kuliah dan semoga kita tetap jadi sahabat untuk selamanya.
10. Sahabat-sahabat terkasihku Veny, Giri, Siska, Ajeng dan Ina yang selalu mendukung dalam doa dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi.
Kalian adalah sahabat terbaik hadiah dari Tuhan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan dan bantuannya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ............................. ivPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xviii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xixBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ................................................. 1 B. Rumusan Permasalahan ........................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar ...................................................................... 8 A.1 Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 8 A.2 Fungsi Motivasi ................................................................ 9 A.3 Macam-Macam Motivasi .................................................. 9 A.4 Ciri-Ciri Motivasi Belajar Tinggi ................................... 10 A.5 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi .................. 11 A.6 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa ............... 13 B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ................ 16 B.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif .............................. 16 B.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif .................................... 17 B.3 Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif ................ 18 B.4 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 22 C. Model Pembelajaran Jigsaw .................................................. 23 C.1 Penerapan Model Jigsaw di Kelas .................................. 23 C.2 Langlah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw ................................................. 25 D. Tekanan ................................................................................. 27 D.1 Tekanan pada Zat Padat .................................................. 27 D.2 Tekanan pada Zat Cair .................................................... 27 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Design Penelitian .................................................................. 34 B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 38 C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 38 D. Instrumen ............................................................................... 38
1. Instrumen Pembelajaran .................................................... 39
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 39
b. Lembar Kerja Siswa .................................................... 39
2. Instrumen Penelitian .......................................................... 39
a. Kuisioner ....................................................................... 39
b. Pretest dan Posttest ....................................................... 42
c. Lembar Observasi ......................................................... 47
E. Validitas .................................................................................. 49
F. Analisa Data ........................................................................... 52
1. Pretest dan Posttest ............................................................. 52
2. Keaktifan/Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran ..................................................................... 55
3. Kuisioner Motivasi Belajar ................................................ 58
BAB IV. DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 62 B. Data dan Analisis ................................................................... 69 B.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................................... 69 B.2 Keaktifan/Keterlibatan Siswa ......................................... 78 B.3 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa .............................. 88 C. Pembahasan ........................................................................... 93 C.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................................... 93 C.2 Keaktifan/Keterlibatan Siswa ......................................... 99 C.3 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ............................ 104 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................... 108 B. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 109 C. Saran .................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112
LAMPIRAN ...................................................................................................... 115
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat permohonan ijin penelitian ....................................................................... 116
Lampiran 2 Surat keterangan dari sekolah ............................................................................ 117
Lampiran 3 Soal pretest dan posttest .................................................................................... 118
Lampiran 4 Pedoman jawaban soal pretest dan posttest ....................................................... 120
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................................... 125
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................................... 136
Lampiran 7 Kunci jawaban lembar kerja siswa .................................................................... 161
Lampiran 8 Kuisioner Motivasi I .......................................................................................... 175
Lampiran 9 Kuisioner Motivasi II ......................................................................................... 178
Lampiran 10 Lembar observasi keterlibatan/keaktifan siswa (kelompok ahli) .................... 182
Lampiran 11 Lembar observasi keterlibatan/keaktifan siswa (kelompok asal) .................... 184
Lampiran 12 Lembar observasi keterlibatan/keaktifan siswa (presentasi kelompok ahli) ................................................................................................................ 186Lampiran 13 Distribusi skor motivasi awal siswa (sebelum diberi treatment) ..................... 188
Lampiran 14 Distribusi skor motivasi akhir siswa (setelah diberi treatment) ...................... 190
Lampiran 15 Tabel distribusi aktivitas/keterlibatan siswa saat diskusi di kelompok ahli ................................................................................................................. 192 Lampiran 16 Tabel distribusi aktivitas/keterlibatan siswa saat diskusi di kelompok asal ................................................................................................................. 193 Lampiran 17 Tabel distribusi aktivitas/keterlibatan siswa saat presentasi kelompok ahli ................................................................................................................. 194Lampiran 18 Tabel hasil pretest siswa untuk setiap aspek soal ............................................ 195
Lampiran 19 Tabel hasil pretest siswa untuk setiap aspek soal ............................................ 196
Lampiran 20 Hasil pekerjaan pretest siswa Lampiran 21 Hasil pekerjaan posttest siswa Lampiran 22 Kuisioner motivasi I siswa Lampiran 23 Kuisioner motivasi II siswaDAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Syarat keadaan terapung, melayang dan tenggelam .............................................. 33Tabel 3.1. Kisi-kisi kuisioner motivasi belajar awal ............................................................... 41Tabel 3.2. Kisi-kisi kuisioner motivasi belajar akhir .............................................................. 42Tabel 3.3. Aspek yang diukur, indikator hasil belajar dan nomor soal ................................... 43Tabel 3.4. Aspek yang diukur, nomor soal, pertanyaan dan pedoman penskoran .................. 44Tabel 3.5. Lembar observasi kegiatan belajar siswa di kelompok ahli/kelompok asal .......... 48Tabel 3.6. Distribusi skor pretest/posttest siswa untuk setiap soal ......................................... 53Tabel 3.7. Aspek yang diukur dengan skor rata-rata untuk pretest/posttest tiap soal ............. 53Tabel 3.8. Distribusi hasil pretest dan posttest ........................................................................ 54Tabel 3.9. Tingkat keterlibatan siswa ..................................................................................... 56Tabel 3.10. Keterlibatan siswa saat proses pembelajaran ....................................................... 57Tabel 3.11. Tingkat keterlibatan masing-masing siswa .......................................................... 58Tabel 3.12. Persentase jumlah siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan ...................................................................................................... 58Tabel 3.13. Penetapan skor kuisioner .................................................................................... 59Tabel 3.14. Skor motivasi belajar awal (sebelum diberi treatment)/skor motivasi belajar akhir (setelah diberi treatment) ............................................................. 60Tabel 3.15. Perbedaan skor motivasi belajar awal dan skor motivasi belajar akhir ...............60Tabel 4.1. Distribusi skor pretest siswa untuk tiap soal .......................................................... 70Tabel 4.2. Distribusi skor posttest siswa untuk tiap soal ........................................................ 71Tabel 4.3. Aspek yang diukur dengan skor rata-rata untuk pretest/posttest tiap soal ............. 73Tabel 4.4. Hasil pretest dan posttest ....................................................................................... 76Tabel 4.5. Aktivitas/keterlibatan siswa saat diskusi di kelompok ahli dan kelompok asal ........................................................................................................................ 79Tabel 4.6. Distribusi aktivitas/keterlibatan siswa saat presentasi kelompok ahli ................... 80Tabel 4.7. Persentase jumlah siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan pada diskusi di kelompok ahli ................................................................................ 81Tabel 4.8. Persentase jumlah siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan pada diskusi di kelompok asal ................................................................................ 82Tabel 4.9. Persentase jumlah dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan pada presentasi kelompok ahli ........................................................................................ 83Tabel 4.10. Jumlah keterlibatan/keaktifan siswa untuk masing-masing indikator ................. 85Tabel 4.11. Skor motivasi belajar awal (sebelum diberi treatment) dan skor motivasi belajar akhir (setelah diberi treatment) ................................................................. 89Tabel 4.12. Perbedaan skor motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir ....................... 91Tabel 4.13. Jumlah siswa dalam masing-masing item pada kuisioner motivasi belajar akhir ..................................................................................................................... 92Tabel 4.15. Skor pretest dan posttest siswa ............................................................................. 93DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram alat dongkrak ....................................................................................... 29Gambar 2.2. Pipa U diisi dengan air dan minyak ................................................................... 31Gambar 4.1. Siswa melakukan diskusi di kelompok ahli ....................................................... 65Gambar 4.2. Siswa melakukan diskusi di kelompok asal ....................................................... 66Gambar 4.3. Kegiatan presentasi kelompok ahli .................................................................... 67Gambar 4.4. Peneliti membahas soal yang ditanyakan siswa ................................................. 68DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Bagan design penelitian ........................................................................................ 35DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Grafik hasil nilai pretest dan posttest ................................................................... 94
Grafik 4.2. Grafik keaktifan/keterlibatan siswa pada diskusi di kelompok ahli dan kelompok asal .................................................................................................... 99BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini dikalangan tenaga pendidik banyak dibicarakan masalah “krisis motivasi belajar”, lebih-lebih di sekolah menengah. Menurut Winkel (1989 : 99), seorang guru harus sedini mungkin
menanamkan dan mengembangkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini dikarenakan motivasi belajar merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2004: 75).
Motivasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Menurut Lie dalam Made (2008 : 188), paradigma lama dalam secara aktif. Menurut Suparno (2006) dalam paradigma lama guru adalah sumber segalanya dan merekalah yang aktif untuk memberikan pelajaran dengan system bank (guru aktif, siswa pasif; guru memberi, siswa diberi; guru tahu dan siswa tidak tahu; guru mengajar dan siswa diajar). Banyak guru masih menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan strategi ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal.
Menurut pengamatan peneliti ketika mengikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) di salah satu SMA swasta di Yogyakarta, kebanyakan siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit. Anggapan bahwa mata pelajaran fisika itu sulit telah mematahkan semangat dan motivasi mereka belajar fisika.
Karena tidak adanya semangat dan motivasi untuk belajar fisika, maka ketika PBM (Proses Belajar Mengajar) berlangsung, konsentrasi mereka tidak terfokus pada materi yang dibahas. Hal inilah yang membuat mereka cepat bosan belajar fisika, sehingga ketika belajar fisika mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan pelajaran seperti berbicara dengan temannya, mengutak-atik handphone (entah sms, main game atau main facebook) dan bahkan ada yang tidur-tiduran. Kondisi kelas menjadi ribut dan konsentrasi siswa yang benar-benar ingin belajar fisika menjadi terganggu.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar.
Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian guru merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru terkesan tidak mau Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Pemilihan metode pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam proses belajar mengajar. Menurut Supriyadi dalam Agustina (2007), untuk mencapai tujuan pengajaran diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi, setiap mata pelajaran khususnya fisika harus diorganisasikan dengan metode pembelajaran yang tepat dan selanjutnya disampaikan kepada siswa dengan metode yang tepat pula. Metode pembelajaran yang membuat siswa aktif bekerja sama dalam proses pembelajaran baik secara emosional maupun sosial tanpa ada pembedaan kemauan antar siswa dan menanggapi berbagai permasalahan hendaknya terus dikembangkan dan diarahkan oleh guru dengan sedemikian rupa, sehingga siswa lebih aktif dan mampu mencapai hasil belajar yang optimal.
Strategi pembelajaran ceramah masih mendominasi proses pembelajaran pada sebagian besar jenjang pendidikan. Masalah ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Kemp dalam Made (2008 : 189), perlu adanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi. Dengan pembelajaran siswa akan meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok dimana siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur.
Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Peneliti ingin mengetahui apakah menggunakan pembelajaran kooperatif
Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa. Selain itu, peneliti juga ingin meneliti bagaimana keterlibatan/aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran Jigsaw mampu meningkatkan motivasi belajar fisika siswa?
2. Apakah pembelajaran fisika dengan metode Jigsaw mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
3. Bagaimana keterlibatan/aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar fisika.
2. Mengetahui pengaruh pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
3. Mengetahui bagaimana keterlibatan/aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran
Jigsaw .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terutama dalam upaya untuk meningkatkan motivasi dan semangat serta hasil belajar siswa.
2. Pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan pada kelas-kelas lain di SMP Kanisius Wonogiri pada
3. Model pembelajaran Jigsaw secara langsung juga membantu guru untuk menerapkan pendidikan nilai di kelas, misalnya tenggang rasa, sikap sopan dan menghargai teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi.
BAB II DASAR TEORI A. Motivasi Belajar A.1 Pengertian Motivasi Belajar Menurut Amir Daien Indrakusuma (1973:162), motivasi
belajar adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar siswa.
Sedangkan menurut Winkel dalam Abd. Rachman Abror (1993:114), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama demi tercapainya suatu tujuan.
A.2 Fungsi Motivasi
Menurut Suprijono (2006: 163) motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi :
a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.
b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni kea rah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang baru dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.
c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan- kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.
A.3 Macam-Macam Motivasi
Menurut Sardiman AM (2004: 84), macam-macam motivasi ada dua yaitu motivasi ada dua, yaitu : a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
Sebagai contoh, seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seseorang itu belajar karena tahu besok paginya akan diuji dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh guru dan teman-temannya. Jadi, yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai yang baik atau agar mendapat hadiah.
A.4 Ciri-Ciri Motivasi Belajar Tinggi
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat melalui proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Menurut Brown (1981) dalam Sulistyarini (2008: 13), ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi antara lain: tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta memperhatikan guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, dapat mengontrol dirinya, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman (1986) dalam Sulistyarini (2008: 13) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah, serta terlibat aktif dalam proses belajar.
A.5 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Imron dalam Sulistyarini (2008: 14-15), ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Unsur-unsur tersebut antara lain:
a. Cita-cita/Aspirasi Siswa Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar, dan mengarahkan perilaku belajar. b. Kemampuan Siswa Dengan didukung kemampuan, keberhasilan mencapai sesuatu akan menambah kekayaan pengalaman hidup, memuaskan dan menyenangkan hati siswa. Karenanya kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Belajar Lingkungan sekitar berupa keadaan alam, tempat tinggal, dan pergaulan sebaya akan berpengaruh terhadap diri siswa. Oleh karena itu, kondisi lingkungan sekolah yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.
e. Unsur-Unsur Dinamis Belajar/Pembelajaran Karena siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
Untuk itu guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan semua unsur dinamis tersebut.
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Karenanya dengan memberikan contoh yang baik untuk membelajarkan siswa.
A.6 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Djamarah (2002: 125-132), menyatakan ada beberapa cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di kelas, antara lain:
a. Memberi Angka Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk memperahankan atau bahkan lebih meningkatkan motivasi belajar mereka di masa mendatang.
b. Hadiah Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai seseorang.
c. Saingan/Kompetisi Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif.
d. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
e. Memberi Ulangan Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar.
f. Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik beruasaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi g. Pujian Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.
h. Hukuman Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. i. Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar. j. Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk yang berminat terhadap suatu akativitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) B.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu.
Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran koopertatif tidak aka nada yang merasa dirugikan. Hal ini karena siswa yang pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. (Priyanto dalam Made, 2008 : 189)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interakasi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. (Nurhadi dalam Made, 2008 : 189)
Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. (Lie dalam Made, 2008 : 190)
Coperative learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran dimana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan. (Suparno 2007: 134)
B.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Kindsvatter dalam Suparno (2007: 135), belajar bersama mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan hasil belajar lewat kerja sama kelompok yang memungkinkan siswa belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama, sehingga masing-masing siswa mendapatkan hasil positif.
b. Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa lemah menjadi minder. Dengan belajar kompetitif, siswa yang lemah akan sulit maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai. Sedangkan dengan belajar bersama ini justru yang lemah dibantu untuk maju. c. Memajukan kerjasama kelompok antar manusia. Dengan belajar bersama hubungan antarsiswa makin akrab dan kerja sama antara mereka akan semakin lebih baik.
d. Bagi siswa-siswa yang mempunyai inteligensi interpersonal tinggi, cara belajar ini sangat cocok untuk memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan lewat lewat bekerja sama dengan teman, belajar bersama dengan teman, daripada sendirian.
B.3 Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nurhadi & Senduk dan Lie dalam Made (2008 : 190), pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : a. Saling Ketergantungan Positif
Hubungan yang saling membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan ketergantungan positif. Dalam pembelajaran koopertaif setiap anggota kelompok sadar bahwa mereka perlu bekerja sama dalam mencapai tujuan. Suasana saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, antara
1) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini masing-masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. 2) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini masing-masing siswa membutuhkan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa yang kurang pandai merasa perlu bertanya pada yang lebih pandai, sebaliknya yang lebih pandai merasa berkewajiban untuk mengajari temannya yang belum bisa.