Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek.
ABSTRAK
Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS PROYEK”
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November sampai dengan 16 dan 17 Desember 2015. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Sampel berjumlah 33 siswa. Data diperoleh melalui pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest berupa tes esay, yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa pada konsep zat dan wujudnya. Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan menggunakan uji t, ditemukan t = -8.232, dan p = .000 < α = .05, maka signifikan.
Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep Pelajaran Fisika, Zat dan Wujudnya.
(2)
ABSTRACT
Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS YOGYAKARTA ON THE TOPIC OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH PROJECT- BASED LEARNING METHOD”
Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purpose of this research is to understand the improvement of students knowledge about matter and its phases through Project based learning method.
This research was held on November, 28th to 16th and 17th December 2015. The
subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle School, Yogyakarta. The sample was 33 persons. The instruments of the research were pretest and posttest. They both were essay test which aims to reveal the students understanding about matter and its phase. The analysis used T test among two groups of dependent.
The result indicates that there is an improvement of concept understanding about matter its phases. By using T test, it was found that t = -8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.
Key Words: Project-based Method, Improvement of Physics Study Concept Understanding, Material and Its phases
(3)
I
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN
ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS PROYEK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Nama : Valentina Bara Nim : 101424056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
IV
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait,Mu yang kudus....
(Yunus 2 : 7)
„Yakinlah bahwa semua akan berakhir INDAH PADA WAKTUNYA‟
Karya ini khusus kupersembahkan untuk: Bapak dan Mamaku tercinta
Kakak - kakak-ku tersayang
Terima kasih untuk semua doa, rasa sayang, perhatian dorongan semangat dan kesabaran tak terhingga yang telah kalian berikan kepadaku
(7)
(8)
(9)
VII ABSTRAK
Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS PROYEK”
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November sampai dengan 16 dan 17 Desember 2015.Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Sampel berjumlah 33 siswa.Data diperoleh melalui pretest dan posttest.Soal pretest dan posttest berupa tes esay, yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa pada konsep zat dan wujudnya.Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan menggunakan uji t, ditemukan t = -8.232, dan p = .000 < α = .05, maka signifikan.
Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep Pelajaran Fisika, Zat dan Wujudnya.
(10)
VIII ABSTRACT
Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT
UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN
DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS YOGYAKARTA ON THE TOPIC OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH PROJECT- BASED
LEARNING METHOD”
Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purpose of this research is to understandthe improvement of studentsknowledge about matter and its phases through Project based learning method.
This research was held on November, 28th to 16th and 17th December
2015. The subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle School, Yogyakarta. The sample was 33 persons. The instruments of the research were pretest and posttest.They both were essay test which aims to reveal the students understanding about matter and its phase. The analysis used T test among two groups of dependent.
The result indicates that there is an improvement of concept understanding about matter its phases. By using T test, it was found that t = -8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.
Key Words: Project-based Method, Improvement of Physics Study Concept Understanding, Material and Its phases
(11)
IX
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas rahmat dan kasih – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan saran – saran, semangat dan motivasi.
3. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
4. Bapak Susaryanto Selaku guru IPA SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang sudah memberi ijin dan kesempatan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian untuk memenuhi tugas akhir peneliti.
5. Siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Atas kerjasama dan kesedian waktu membantu peneliti untuk mengambil data.
6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan perpustakaan Sanata Dharma, atas kesediaan fasilitas, sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir.
8. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan memperlancarkan surat ijin observasi dan penelitian di sekolah.
(12)
(13)
XI DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...……ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………...………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………..….V PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………..vi
ABSTRAK ………..………vii
ABSTRACT ………..….viii
KATA PENGANTAR ………..…ix
DAFTAR ISI ...xi
BAB I PENDAHULUAN ………1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Peneliti ...5
D. Manfaat Peneliti ...6
BAB II LANDASAN TEORI ……….……..7
A. Pembelajaran Konstruktivis ...7
1. Filsafat Konstruktivisme ...7
2. Sosiokulturalisme (Vygotsky) ...8
(14)
XII
1. Langkah - langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ...11
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ...14
3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek ...14
4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek ...15
5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek ...16
6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Berbasis Proyek di atas...17
C. Pemahaman Konsep ...18
D. Zat dan Wujudnya ...21
1. Wujud Za ...21
2. Perubahan Wujudnya Zat ...22
E. Kegunaan Teori pada Pelaksanaan Penelitian ...23
BAB III METODE PENELITIAN ……….24
A. Jenis Penelitian ...24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...24
C. Subjek Penelitian ...24
D. Treatment ...25
E. Instrumen Penelitian ...25
(15)
XIII
2. Posttest (tes akhir) ...27
F. Instrumen Pembelajaran ...27
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...27
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...35
G. Validitas ...36
H. Analisis Data ...37
1. Skornya Pretest dan Posttest ……...………..37
2. Skor Siswa Diklasifikasi ………...………....….…….40
3. Peningkatan Pemahaman Siswa ……….40
4. Perubahan Pemahaman Siswa …………...……….41
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ………...…42
A. Deskripstif Pelaksanaan Penelitian ………...……..42
1. Sebelum Melaksanakan Peneliti ……….43
2. Selama Melaksanakan Penelitian ……...………44
a. Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen ………….…..………...46
1. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu 28 November 2014…….………...…...……...46 2. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Rabu
(16)
XIV
16 Desember 2014 ………..…..…... 47
3. Pelaksanaan Peneliti Pada Hari Kamis 17 Desember 2014 ………47
B. Data Dan Analisis Data ………….………..48
1. Data ………48
2. Analisis Data ………..50
1) Pemahaman Awal Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ……..50
2) Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ...51
3) Perkembangan Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa………..…………51
4) Konsep Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa Tentang Zat dan Wujudnya ……..………. 53
5) Perkembangan Konsep ………56
C. Keterbatasan Penelitian …………...………61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….62
A. Kesimpulan ………...………..………...62
B. Saran ………..……….….63
DAFTAR PUSTAKA ...64
(17)
XV
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ………...…….…………26
Tabel 2. Volume dan Bentuk Dari Wujud Zat ………...…..…………30
Tabel 3.Pemberian Skor ………...…….…….….37
Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest Maupun Posttest ………...……….40
Tabel 5. Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta ………..……44
Tabel 6. Data Hasil Pretest dan Posttest Siswa ……….………..……...……….48
Tabel 7. Klasifikasi Hasil Pretest ………50
Tabel 8. Klasifikasi Hasil Posttest ………...…..………..51
Tabel 9. Hasil Uji t Antara Skor Pretest dan Skor Posttest ……..………..…….52
(18)
XVI
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Ijin Observasi
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian
4. Gambar Dokumentasi Siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada Saat Melaksanakan Penelitian
Gambar 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest
Gambar 2. Siswa Melakukan Kegiatan Berbasis Proyek di Lapangan
Gambar 3. Siswa Diskusi Hasil Proyek Dalam Kelompok
Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Kegiatan di Lapangan
Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Posttest
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Hand Out Dalam Proyek yang Akan Dilakukan Siswa Saat di Lapangan
7. Hasil Jawaban Siswa dalam kelompok dari Soal Hand Out Saat Kegiatan di Lapangan
8. Soal Pretest dan Posttest
9. Lembaran Nilai Jawaban Siswa Saat Pretest dan Posttest
(19)
XVII
11.Hasil rangkuman seluruh jawaban siswa saat pretest dan posttest
(20)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan dan kemajuan bangsa.Pembelajaran fisika di sekolah dimaksudkan supaya siswa mampu menguasai konsep - konsep fisika dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Sampai saat ini pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung kurang memperlihatkan kemampuan berpikir siswa dan kurang melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang digunakan kurang memberikan kesempatan dan waktu bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi dengan teman sebaya dalam belajar. Contohnya metode yang digunakan masih monoton.Jadi guru lebih aktif daripada siswa. Misalnya siswa jenuh, bosan, dan tidak mau mendengarkan apa yang dijelaskan guru di depan kelas. Guru belum memanfaatkan sumber - sumber belajar yang ada, salah satunya adalah interaksi teman sebaya dalam rangka konstruksi pengetahuan oleh siswa.
Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Dalam metode ceramah siswa lebih cenderung mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga proses belajar
(21)
2
mengajar hanya terpusat pada guru, metode ceramah dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa.
Untuk saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengupayakan perubahan dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Dalam paradigma belajar siswa tidak hanya belajar mendengarkan instruksi guru dalam mentransferkan pengetahuan ke siswa, akan tetapi siswa perlu mengkonstruksi pengetahuan fisika sendiri. Menurut paham konstruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing - masing orang. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai yang subyek menangkap setiap obyek yang diamatinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ini bukan berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksikan oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu subyek yang menjad bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasikan objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dengan mengkonstruksinya.Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatista Vico (Suparno, 1997).
(22)
3
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkolaborasi diharapkan dapat meningkatkan interaksi teman kelompok dalam pembelajaran.Pembelajaran yang dapat dimanfaatkan adalah pembelajaran metode Berbasis Proyek.Pembelajaran berbasis metode proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media.Model pembelajaran proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar Depdiknas (2003: 3)
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikaji. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
(23)
4
nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (Grand Michael M & Getting, 2002)
Mengingat bahwa masing - masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, guru masih menggunakan metode seperti metode ceramah.Siswa pasif, sering ribut sendiri, atau materi yang disampaikan guru tidak ditangkap oleh siswa.Hal ini terlihat pada saat guru bertanya setelah selesai menjelaskan, siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab.Bearti siswa tidak fokus dengan materi yang di sampaikan gurunya.
Dalam hal ini peneliti ingin melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan menggunakan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya. Peneliti memilih model pembelajaran ini karena dalam model pembelajaran Berbasis Proyek peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai hasil belajar.
(24)
5 B. Perumusan Masalah
Masalah yang ingin diteliti di sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta dengan menggunakan metode pembelajaran Berbasis Proyek adalah:
1. Bagaimana pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya sebelum menggunakan Metode Berbasis Proyek?
2. Bagaimana pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya setelah menggunakan metode Berbasis Proyek?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode Berbasis Proyek?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya sebelum menggunakan metode Berbasis Proyek.
2. Pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya setelah menggunakan metode Berbasis Proyek.
3. Peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode Berbasis Proyek.
(25)
6 D. Manfaat Penelitian
Penelitian Berbasis Proyek yang dilakukan dapat bermanfaat:
1.Bagi Guru
1). Metode Berbasis Proyek dapat digunakan untuk alternatif pembelajaran di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta oleh guru IPA.
2). Guru IPA dapat menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek untuk materi IPA yang lain.
2.Bagi Siswa
Siswa dapat belajar IPA lebih aktif
3.Bagi Penelitian
(26)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Konstruktivis 1. Filsafat Konstruktivisme
Filsafat Konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi.Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentuk (konstruksi) kita yang sedang menekuninya.Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri.Maka pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita.Jadi pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang.Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses penentukan itu berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, dalam Suparno, 2007: 8).
Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus berkembang. Semakin luas, lengkap, dan sempurna. Pembentukan pengetahuan jelas bukan
(27)
8
sekali jadi, tetapi bertahap (Suparno, 2007).
2. Sosiokulturalisme (Vygotsky)
Vygotsky meneliti pembentukan dan perkembangan pengetahuan anak secara psikologis. Dia menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang – orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb, dalam Suparno, 2007: 11). Itulah sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu berinteraksi dengan para ahli dan juga terlibat dengan situasi yang cocok dengan pengetahuan yang ingin digeluti.Dalam interaksi dengan mereka itulah, para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya lebih sesuai dengan konstruksi para ahli.
Menurut sosiokulturalis, kegiatan seseorang dalam mengerti sesuatu selalu dipengaruhi oleh partisipasinya dalam praktek – praktek sosial dan kultur yang ada, seperti situasi sekolah, masyarakat, teman, dll. Situasi sekolah jelas dapat membantu dan menghambat siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan.Masyarakat dapat juga memacu siswa mengerti, tetapi juga menghalangi. Menurut Cobern (Suparno, 2007: 11), konstruktivisme adalah kontektual .
(28)
9
B. Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran Berbasis Proyek merupakan suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Model Pembelajaran Berbasis Proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri (Santyasa, 2006)
Menurut Thomas (2000: 1), pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelolah pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Menurut Thomas (2000: 1), model pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas - tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan menghasilkan produk karya siswa.
Depdiknas (2003: 7) menegaskan bahwa pembelajaran Berbasis Proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi suatu materi pembelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.
(29)
10
Melalui project – based learning (PjBL), proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan strategi pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan - kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk nyata berupa barang jasa Bender (2012)
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasisi proyek (project - based learning) adalah suatu model yang menekankan siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan memecahkan masalah yang dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan suatu proyek atau karya nyata. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning = PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Guru menugaskan peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
(30)
11
Proyek dalam pembelajaran Berbasis Proyek tidak ditentukan oleh hasil belajar yang didapatkan oleh siswa saja, namun juga dilihat pada proses dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Adapun implementasi model pembelajaran Berbasis Proyek mengikuti enam langkah yaitu: membentuk kelompok dan orientasi tema, merancangkan kegiatan kelompok, melaksanakan investigasi, merencanakan laporan, mempresentasikan laporan dan evaluasi.
1. Langkah - Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah - langkah pembelajaran Bioners (2014: 4) dalam Implementasi kurikulum 2013 adalahsebagai berikut:
a. Mulai dengan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
(31)
12
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyan - pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal ( Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat jadwal waktu untuk menyelesaikan proyek;
2) Membuat batas waktu penyelesaian proyek;
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru;
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat langkah yang tidak berhubungan dengan proyek;
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara;
d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi
(32)
13
mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing - masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2. Karakter Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 8)
(33)
14
b. Adanya permasalahan atau tantangan tentang sebuah kerangka kerja.
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan.
d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengolah informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kuantitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014 : 11)
a. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek;
b. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah. Untuk itu disarankan menggunakan team
(34)
15
teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton.
4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)
a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai;
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah;
c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem - problem yang kompleks;
d. Meningkatkan kolaborasi;
e. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi;
f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelolah sumber;
g. Memberikan pengelaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
h. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan sesuai dunia nyata;
(35)
16
i. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata;
j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah; b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak;
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas;
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan;
e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan;
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok;
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing - masing kelompok berbeda, dikwatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan;
6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Bebasis Proyek (Bioners, 2014: 13)
a. Seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah;
(36)
17
c. Meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar;
d. Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya;
e. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran;
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaboratif dan refleksi.Menurut penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas.Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak - anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
C. Pemahaman Konsep
Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu bentuk pengertian yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang
(37)
18
dibicarakan. Seseorang dikatakan dapat memahami apabila ia dapat menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafik, mengubah hukum kedalam persamaan matematis, mengubah persamaan matematis kedalam kalimat, dan menafsirkan tabel (Imina Umi Purwanti, 2002: 17). Fisika pada hakekatnya merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep – konsep fisika, prinsip, hukum, dan teori yang diperoleh melalui proses keilmuwan dan sikap keilmuwan. Maka memfasilitasi siswa, dapat diartikan sebagai proses siswa membangun konsep, hukum dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika supaya dapat memahami konsep adalah dengan melakukan proses keilmuan dan memiliki keilmuan yang diperlukan dalam melakukan proses tersebut (Kartika Budi, 1992: 133).
Proses pembelajaran fisika yang benar haruslah membantu siswa menguasai konsep yang benar. Untuk siswa yang salah konsep maka konsepnya harus diubah ke konsep yang benar.
Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori artinya untuk memahami prinsip dan teori haruslah dipahami terlebih dahulu konsep – konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan.Berdasarkan hal ini pemahaman konsep penting dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan aspek – aspek yang lainnya.Pemahaman menurut Kartika Budi (1987: 233) merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah.Aspek ini merupakan aspek yang menonjol atau aspek yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan pembelajaran,
(38)
19
maka pertama - tama yang dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang dipelajari.
Pemahaman merupakan tahap belajar pada taraf kognitif siswa. Siswa yang telah memahami suatu konsep akan menjelaskan konsep tersebut dengan menggunakan kalimatnya sendiri sesuai dengan apa yang mereka pelajari (Sudjana, 1990). Untuk memutuskan seseorang memahami suatu konsep maka diperlukan kriteria atau indikator - indikator. Kriteria atau indikator yang menunjukkan indikator pemahaman konsep siswa, antara lain (Kartika Budi,1992: 114):
1.Dapat menyatakan definisi konsep kalimat sendiri;
2.Dapat menjelaskan makna konsep pada orang lain;
3.Dapat menganalisis suatu konsep kedalam hukum;
4.Dapat menerapkan konsep untuk;
a. Menganalisis dan menjelaskan gejala - gejala alam khusus;
b. Untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis dan praktis
c. Memprediksikan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada suatu sistem pada kondisi tertentu dipenuhi;
5.Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan lebih cepat;
6.Dapat membedakan konsep yang satu dengan yang lain yang saling berkaitan;
(39)
20
7.Dapat membedakan konsep yang benar dan konsep yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep - konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui berdasarkan beberapa indikator di atas.
Menurut Bloom (dalam Nana Sudjana : 1990) tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif
2. Aspek efektif
3. Aspek psikomotorik
Pemahaman merupakan aspek kognitif, karena berhubungan dengan hasil belajar inteligensi. Hasil belajar inteligensi dapat dikategorikan menjadi kebenaran tingkat menurut (Bloom, dalam Chabib Thoha, 1990: 28) yaitu:
1. Pengetahuan tentang fakta - fakta dan 2.Prinsip – prinsip pemahaman
a. Pemahaman fakta - fakta dan ide - ide;
b. Penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru);
c. Analisis (menganalisis atau membagi konsep dalam bagian - bagiannya kemudian melihat hubungannya satu sama lain;
d. Sintesis (mengumpulkan tentang fakta - fakta dan ide - ide);
Pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golongan berpikir tingkat rendah, sedangkan empat hasil belajar yang lain dikategorikan pada golongan berpikir tingkat tinggi.
(40)
21 D. Zat dan Wujudnya
1.Wujud Zat
Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut zat (Mikrajudin, Saktiyono, 2007: 123). Pengelompokan zat didasarkan pada wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Masing - masing wujud zat memiliki sifat tertentu yang dapat kita amati.
Zat Padat
Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang tetap (Kanginan, 2004: 54). Contoh zat padat misalnya: gelas, bentuk dan volume gelas akan tetap seperti semula meskipun dipindah - pindahkan.
Zat Cair
Zat cair, seperti air ada pada umumnya tidak memiliki bentuk tetap.Bentuk zat cair mengikuti wadahnya (Kanginan, 2004: 55).
Contohnya air.Bentuk air selalu berubah - ubah, ketika air berada di dalam gelas, air berbentuk seperti gelas. Ketika air berada di dalam botol, air akan berbentuk seperti botol.
Sifat Gas
Sifat gas adalah memiliki bentuk dan volume yang mudah berubah sesuai wadahnya (Kanginan, 2004: 55).Zat dalam wujud gas atau cukup disebut gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi seluruh ruangan. Ketika berada dalam ban mobil, gas mengisi seluruh
(41)
22
ruang dalam ban mobil. Dengan demikian, gas tidak memiliki bentuk dan volume yang tetap.
2. Perubahan wujud zat
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan terbentuknya zat jenis lain. Contoh: es mencair, air membeku, air menguap, air mendidih, gula larut dalam air (Sunardi, Irawan, 2007: 63). Dalam buku pelajaran IPA - Fisika terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII oleh Mikrajudin dan Saktiyono (2007: 105) macam - macam perubahan wujud zat dikemukakan sebagai berikut:
a. Membeku: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.
b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan ke dalam penggorengan yang panas.
c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya: air yang dipanaskan menjadi uap air dan spiritus menjadi gas.
d. Mengembun: Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Bila kita bangun pagi, maka kita akan melihat rumput atau tanaman di halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air (gas) yang ada di sekitar rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air itu menempel pada rumput dan tanaman sehingga menjadi basah.
(42)
23
e. Menyublin: Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Contohnya; bila kita mempunyai kapur barus dan dapat mencium baunya, itu berarti ada sebagian kapur barus (zat padat) berubah menjadi uap (gas).
E. Kegunaan Teori ini pada Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini teori digunakan sebagai dasar untuk:
1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika dengan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
2. Membuat instrument penelitian berupa pretest dan posttest, untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika dengan metode Berbasis Proyek.
(43)
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif - kualitatif.Dikatakan kuantitatif karena dalam menganalisis peningkatan pemahaman siswa melalui data nilai siswa yang berupa angka dan analisis dengan menggunakan statistik.Disebut kualitatif karena konsep pemahaman siswa juga dianalisis secara kualitatif tanpa menggunakan angka.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat :Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
2. Waktu : Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, sejumlah 33 orang siswa yang sedang belajar materi zat dan wujudnya.
(44)
25 D.Treatment
Treatment adalah perlakuan penelitian kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51).Treatment yang digunakan pada kelas yang diberikan perlakukan khusus adalah model pembelajaran fisika dengan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
Proses pembelajaran Berbasis Proyek yang dilakukan secara singkat sebagai berikut:
1. Dalam kelompok siswa memegang satu (1) lembar kertas kerja berupa pertanyaan – pertanyaan;
2. Siswa melaksanakan kegiatan di lapangan dalam proyek sambil menjawab pertanyaan yang sudah diberikan;
3. Siswa diskusi dalam kelompok setelah melaksanakan pengamatan di lapangan; 4. Siswa melakukan presentasi hasil belajar yang dilakukan di lapangan.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno, 2007: 56). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsiwi, 2006: 150). Tes dalam penelitian ini berupa Pretest dan Posttest (tes awal dan tes akhir).
(45)
26 1. Pretest (tes awal)
Pretest (tes awal) diberikan pada siswa pertama kali sebelum pembelajaran menggunakan metode Berbasis Proyek.Aspek - aspek yang diukur adalah pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Pretest yang diberikan pada siswa disusun berdasarkan konsep - konsep yang berkaitan dengan zat dan wujudnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa
mengenai zat dan wujudnya.Soal pretest terdiri dari 6 soal uraian. Kisi - kisi pretest dan posttest seperti tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kisi - kisi soal pretest dan posttest
Materi Kriterial Soal No.
Soal Zat dan
Wujudnya
Pengetahuan Dapat menyebutkan pengertian zat dan wujudnya
Dapat menyebutkan sifat zat padat Dapat menyebutkan sifat zat cair
1
5 6 Pemahaman Menjelaskan proses mencair dan
memberikan beberapa contohnya
Menyebutkan tiga wujud zat padat, cair, dan gas yang pernah diamati dalam kehidupan sehari - hari
Dapat menjelaskan proses mengembun 3
2
(46)
27 2. Posttest (tes akhir)
Posttest (tes akhir) diberikan kepada siswa setelah melakukan pembelajaran dengan metode Berbasis Proyek.Posttest ini diberikan bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Berbasis Proyek. Soal posttest yang diberikan disusun sama dengan soal pretest yang terdiri dari 6 soal uraian sama dengan soal pretest seperti tabel 1 di atas.
F. Instrumen Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam setiap mengajar guru harus mempunyai pegangan yang digunakan untuk mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini berisi rancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian. Langkah - langkah Perencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Kelas/Semester : VII (tujuh) B/Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) I PA
Materi Pokok : Zat dan Wujudnya
(47)
28
I. Standar Kompetensi : Memahami wujud zat
II. Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat - sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapan dalam kehidupan sehari - hari
III. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membedakan dan mengelompokkan zat berdasarkan wujudnya. 2.Siswa dapat membedakan tiga wujud zat padat, cair, dan gas.
3.Siswa dapat menunjukkan sifat - sifat dari zat padat, cair, dan gas. IV. Karakter Siswa yang Diharapkan:
1. Disiplin (Discipline)
2. Rasa hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence)
4. Tanggung Jawab (Responsibility) V. Materi Pembelajaran : Wujud Zat VI. Metode Pembelajaran:
1. Instruksi Langsung
2. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Mengamati langsung kejadian nyata yang ada di sekitar lingkungan Diskusi dalam kelompok
Presentasi VII. Uraian Materi Pokok
1.Wujud Zat
Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut zat. Pengelompokkan zat menurut wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Masing - masing wujud zat memiliki sifat tertentu yang dapat kita amati.
(48)
29 Sifat - Sifat Zat:
Zat Padat
Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang tetap.Contoh zat padat adalah; gelas, piring, ember. Bentuk dan volume akan tetap seperti semula meskipun dipindah - pindah
Zat Cair
Zat cair pada umumnya tidak memiliki bentuk yang tetap.Contohnya air.Bentuk zat cair selalu berubah – ubah mengikuti bentuk tempat atau wadahnya yang ditempatinya.Jika berada di dalam gelas bentuknya seperti gelas, di dalam ember bentuknya seperti ember, didalam mangkok bentuknya juga seperti mangkok, di dalam botol bentuknya juga seperti botol.
Zat Gas
Sifat zat gas adalah memiliki volume dan bentuknya berubah - ubah mengikuti wadahnya/tempat yang ditempatinya, menekankan ke segala arah.Zat dalam wujud gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi seluruh ruang. Contohnya, balon diisi gas akan menggelembung dan gas akan berbentuk balon, jika gas dimasukkan dalam botol maka bentuk dan volumenya akan mengikuti bentuk dan volume botol.
Tabel 2. Volume dan Bentuk dari Wujud Zat
Wujud Zat Volume Zat Bentuk Zat Padat Tetap Tetap
(49)
30
Cair Tetap Berubah - ubah
Gas Berubah – ubah Berubah - ubah
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan terbentuknya zat jenis lain. Contoh perubahan fisika tersebut diantaranya es mencair, air membeku, air menguap, air mendidih, gula larut dalam air. Macam - macam perubahan wujud zat ditemukkan sebagai berikut:
a. Membeku: peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.
b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya: air yang dipanaskan menjadi uap air. Dan spiritus menjadi gas.
d. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Contohnya: bila kita bangun pagi, kita akan melihat rumput dan tanaman di halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air gas yang ada disekitar rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air menempel pada rumput dan tanaman sehingga menjadi basah.
e. Menyublim adalah peristiwa perubahan dari padat menjadi gas. Contohnya: Bila kita punya kapur barus dan dapat mencium baunya, itu bearti ada sebagian kapur barus berubah menjadi uap, minyak kayu putih ketika kita
(50)
31
gosok ke tangan yang tidak lama kemudian tangan kembali kering seperti semula itu artinya minyak kayu putih tersebut telah berubah menjadi gas
VIII. Proses Kegiatan Pembelajaran
Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (waktu 2 x 40 menit)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Media Tempat
Zat dan Wujudnya
a.Kegiatan Pendahuluan
Salam pembuka oleh guru wali kelas VII B Guru mempersilahkan peneliti untuk
memperkenalkan diri pada siswa dan menjelaskan tujuan peneliti
b.Kegiatan inti
Menyampaikan tujuan penelitian Menyampaikan pokok bahasan Zat dan
Wujudnya yang akan digunakan pada saat penelitian
Menyampaikan indikator – indikator yang harus dicapai siswa
Pembagian Kelompok terdiri dari 6 kelompok. 4 kelompok isi 5 siswa sedangkan 2 kelompok isi 6 siswa
5 menit
73 menit
Buku siswa
(51)
32
Mengumumkan pertemuan selanjutnya akan mengamatin benda – benda di sekitar lingkungan sekolah dalam bentuk kelompok, yang berkaitan materi zat dan wujudnya.
c. Penutup
Salam penutup
2 menit
Pertemuan kedua (waktu 3 x 40 menit) Strategi Pembelajaran
1.Pendekatan: Pembelajaran Secara Proyek
2.Metode: Pembelajaran Berbasis Proyek (kerja kelompok dengan mengamati benda - benda yang ada disekitar lingkungan yang berkaitan zat dan wujudnya, diskusi dalam kelompok, presentasi serta tanya jawab, posttest)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Media Tempat
Zat dan Wujudnya
a. Kegiatan Pendahuluan Salam pembukaan dan doa b. Kegiatan Inti
Motivasi awal, siswa disuruh menyebutkan tiga macam
2 menit
3 menit Buku Siswa dan soal
(52)
33 wujud zat serta contohnya. Memberikan Pretest
Siswa disuruh kumpul dalam kelompok yang sudah
dibagikan waktu di pertemuan awal.
Tiap kelompok diberi satu lembar kartu kerja (LKS). Siswa keluar kelas untuk
melakukan proyek di lapangan dengan mengamati benda - benda di lingkungan untuk menjawab lembar kerja. Selesai mengamati, siswa
diskusi dalam kelompok Dua (2) kelompok siswa
mempresentasikan hasil kerja di depan kelas, diwakilin 2 siswa tiap kelompok, dan disertai tanya jawab dari kelompok lain.
C. Penutup Salam penutup.
30 menit 2 menit
1 menit
60 menit
5 menit 16 menit 1 menit pretest Benda - benda yang ada di sekitar lingkungan, buku pegangan siswa, dan soal posttest Lingku-ngan Sekolah, dan ruang kelas Kelas
(53)
34
Pertemuan ketiga (waktu 2 x 40 menit)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Media Tempat
Zat dan Wujudnya
c. Kegiatan Pendahuluan Salam pembukaan
Doa
d. Kegiatan Inti
Melanjutkan presentasi empat (4) kelompok yang belum presentasi di pertemuan kedua dan Tanya jawab dari kelompok lainnya
Peneliti memberi tambahan materi yang kurang di pahami siswa
Memberi posttest C. Penutup
Salam penutup.
Ucapan terimakasih pada guru dan siswa 3 menit 42 menit 30 menit 5 menit Buku Siswa
Benda - benda yang ada di sekitar lingkungan, buku pegangan siswa, dan soal posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
IX. Sumber belajar:
Buku IPA - Fisika Kelas VII
(54)
35 Kartu Kerja
Benda - benda yang ada disekitar lingkungan
X. Penilaian:
1. Teknik penilaian
Penilaian dengan memberi tes tertulis yaitu pretest dan posttest. 2. Bentuk instrument penilaian
Pengetahuan dan pemahaman siswa pada soal pretest dan soal posttest yang dijawabkan siswa secara tertulis.
2 . Lembar Kegiatan Siswa
Dalam LKS pada penelitian Pembelajaran Model Proyek adalah LKS yang berupa pertanyaan yang ditantang oleh siswa dalam kegiatan kelompok pada pelaksanaan proyek dengan menjawab pertanyaan - pertanyaa yang sudah disediakan oleh peneliti dalam lembar LKS Model Proyek sebagai berrikut:
Hand Out dalam Proyek yang akan dilakukan Siswa saat di lapangan 1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok, tuliskanlah tiga jenis zat padat,
zat cair dan zat gas yang sesuai dengan hasil pengamatan anda?
2. Tuliskanlah bentuk - bentuk tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda? 3. Tuliskanlah pula sifat - sifat tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda? 4. Bagaimana kekhasan masing - masing dari zat padat, cair, dan gas?
(55)
36 G.Validitas
Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi, 2006: 168). Validitas dalam instrumen ini termasuk validitas isi.Termasuk validitas isi yaitu isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007: 62).Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.Kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan peneliti (Suparno, 2007: 67- 68).
Instrumen penelitian yang digunakan pretest dan posttest (tes awal dan tes akhir) telah valid berdasarkan kisi - kisi yang dibuat di (tabel)
Soal pretest dan posttest mengukur pemahaman siswa pada pokok bahasan zat dan wujudnya adalah wujud zat.Materi yang diberikan pada pokok bahasan zat dan wujudnya adalah pengertian zat, wujud zat, beserta sifat - sifatnya. Soal pretest dan posttest terdiri dari 6 soal uraian yang sama.
(56)
37 H.Analisis Data
1.Skor Pretest dan Posttest
Jawaban soal siswa diskor menurut kriteria data tabel 3 berikut
Tabel 3. Pemberian Skor
No. Soal Aspek Skor
maximal
1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan zat?
Pengetahuan
Memberikan jawaban definisi yang jelas dan lengkap.
5
Memberikan jawaban definisi yang jelas tapi kurang lengkap.
3
Memberikan jawaban definisi yang tidak jelas tetapi terdapat unsur kebenaran
2
Memberikan jawaban salah atau jawaban tidak sesuai dengan soal
1
Tidak memberi jawaban 0
2.Berdasarkan pengetahuan anda, sebutkan tiga wujud zat yang pernah kamu amatidalam kehidupan sehari - hari? Dan berilah masing - masing 5 contoh!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta
contoh - contoh dengan benar dan lengkap 10 Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta
contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
(57)
38
Tidak memberi jawaban 0
3.Berilah salah satu contoh peristiwa yang menunjukkan benda mencair!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap
10
Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
Memberikan jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
4.Dalam proses mengembun ada peristiwa apa? Berilah contoh!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap
10
Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
Memberikan jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
5.Bagaimana bentuk dan volume zat padat?
Pengetahuan
Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 8 Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5 Memberi jawaban hampir benar/kurang lengkap 2
(58)
39
Memberi jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
6. Bagaimana bentuk dan volume zat cair?
Pengetahuan
Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 7 Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5 Memberi jawaban hampir benar/kurang lengkap 2
Memberi jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
Alasan Pemberian Skor: Penskoran untuk setiap soal yang sesuai dengan kriteria antara lain:
1) Soal Nomor 1(kriteria pengetahuan). Kriteria pengetahuan merupakan soal tingkat rendah.
2) Soal nomor 2 (kriteria analisis). Kriteria analisi merupakan soal tingkat tinggi.
3) Soal nomor 3 (kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.
4) Soal nomor 4 (Kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.
5) Soal nomor 5 (Kriteria pemahaman). Kriteria pemahaman merupakan soal tingkat sedang.
6) Soal nomor 6 (Kriteria pemahaman). Kriteria pemahaman merupakan soal tingkat sedang.
(59)
40 2. Skor Siswa diklasifikasikan
Skor siswa dikelompokkan dalam klasifikasi seperti tabel 4 berikut:
Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest maupun Posttest
Interval Skor Kualifikasi Frekuensi Prosentase (%)
40 – 50 Sangat tinggi 30 – 39 Tinggi 20 – 29 cukup 10 – 19 Kurang
0 – 9 Sangat Kurang
3. Peningkatan pemahaman siswa
Pretest dan posttest dibandingkan dengan uji t dependen untuk melihat perubahan pemahaman yang ada
4. Perubahan Pemahaman Siswa
a. Pemahaman awal siswa dirangkum secara kualitatif.
b. Pemahaman akhir siswa dirangkum secara kualitatif.
(60)
41 BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014.
Sebelum menentukan sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta sebagai tempat penelitian, peneliti melakukan observasi.Kegiatan observasi sekolah dilaksanakan sebanyak satu kali pada tanggal 10 September 2014 yang dibimbing oleh guru IPA, Bapak Susaryanto.Beliau adalah Wakil kepala sekolah dan wali kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Observasi ini tujuan untuk mengenal karakteristik sekolah, metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran fisika.Berdasarkan observasi sekolah didapatkan keterangan dari guru yang ditanya langsung oleh peneliti dan observasinya bahwa sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta masih menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan observasi ini, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang sudah diijin oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yaitu Bapak Susaryanto sebagai wali kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang mengajar pelajaran IPA. Peneliti mendapat kelas VII B dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek.
Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini tidak sesuai dengan tanggal yang
(61)
42
ditentukan pada saat permintaan izin untuk penelitian karena pada tanggal yang sudah ditentukan untuk pelaksanakan penelitian, proposalnya belum jadi. Peneliti minta toleransi ke sekolah, agar materi yang akan diteliti tidak diajarkan guru, dan memberikan kesempatan bagi peneliti. Akhirnya materi tersebut tidak diajarkan guru dan guru memberikan kesempatan untuk peneliti untuk melaksanakan penelitian.
1. Sebelum melaksanakan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data.Instrumenpembelajaran terdiri dari RPP, LKS (Lembar pertanyaan melakukan kegiatan proyek di lapangan).Sedangkan instrumen pengambilan data diantaranya soal pretest dan soal posttest, serta alat dokumentasi berupa kamera digital.
2. Selama Pelaksanakan Penelitian
Berikut ini adalah jadwal dan proses pengambilan data yang dilakukan di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta (tabel 5).
Tabel 5.Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman DewasaJetis Yogyakarta.
No Hari/tanggal Pukul Kegiatan Peneliti
1 Sabtu,28 November
07.00 - 08.20
Salam pembukaan dan doa Perkenalan.
(62)
43
2014 Mengabsen siswa.
Menyampaikan materi zat dan wujudnya yang dilaksanakan dalam penelitian.
Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa. Peneliti membagikan siswa ke dalam 6 kelompok. 2 Rabu,16
Desember 2014
07.00 - 08.20
Salam pembukaan dan doa. Mengabsen siswa.
Peneliti memberi pertanyaan pada siswa mengenai zat dan wujudnya sebagai motivasi belajar.
Peneliti memberikan soal pretest kepada seluruh siswa. Siswa disuruh kumpul dalam kelompok masing - masing yang sudah dibagikan pada pertemuan awal Tiap kelompok diberi satu lembar kerja yang berisi pertanyaan untuk kegiatan proyek di luar kelas/ lingkungan sekolah.
Siswa melakukan kegiatan proyek di lingkungan sekolah Peneliti dan guru kelas ikut mendampingin siswa di lapangan.
Siswa diskusi dalam kelompok mengenai hasil proyek yang telah siswa lakukan di lapangan.
Tiap kelompok diwakili dua (2) orang untuk mempresentasikan hasil proyek yang dilakukan dilapangan.
(63)
44
Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi dan kelompok lain.
Kelompok yang belum presentasi akan melakukan pada pertemuan berikutnya.
Salam penutup. 3 Kamis 17
Desember 2014
07.00 - 08.20
Salam pembukaan dan doa. Mengabsen siswa.
Kelompok siswa yang belum presentasi melanjutkan presentasi.
Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi dan kelompok lain.
Peneliti memberikan penjelasan tambahan bagian yang kurang tentang zat dan wujudnya.
Penelitian memberikan soal posttest kepada seluruh siswa.
Mengucapkan terima kasih kepada guru dan siswa. Salam penutup.
Berpamitan dengan pihak sekolah
a. Pelaksanaan Pada Kelas Eksperimen (VII B SMP Taman Dewasa Jetis) 1) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu, 28 November 2014
Pada hari Sabtu, peneliti masuk kelas pada pukul 07.00 bersama Pak Susaryanto selaku guru IPA dan beliau juga sebagi wakil kepala Sekolah.
(64)
45
Pertama guru kelas mengucapkan salam pembuka dan doa, mengecek kehadiran siswa, kemudian memperkenalkan peneliti kepada siswa. Peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan secara garis besar proses penelitian, dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelompok saat di lapangan. Di hari pertama ini semua siswa hadir sesuai dengan absensi siswa yang berjumlah 33 orang.
2) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Rabu 16 Desember 2014
Pada pukul 07.00, peneliti masuk kelas memberi salam pembukaan dan doa. Peneliti mengecek kehadiran siswa, memberi motivasi awal dengan pertanyaan tentang zat dan wujudnya. Peneliti memberikan informasi kepada siswa bahwa akan diadakan pretest mengenai zat dan wujudnya. Peneliti memberikan soal pretest kepada seluruh siswa.Setelah melakukan pretest, siswa disuruh kumpul di kelompoknya masing - masing yang sudah dibagi pada pertemuan pertama kali.Tiap kelompok diberi 1 lembar kerja yang sudah disediakan pertanyaan yang harus dijawab siswa pada saat kegiatan proyek di lapangan. Siswa ke lapangan di sekitar lingkungan sekolah untuk menyelesaikan tugas bersama - sama dalam kelompok. Guru dan peneliti juga ikut mengawasi di lapangan, kemudian siswa disuruh diskusi dalam kelompok. Setelah itu siswa masuk ke kelas untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. Tiap kelompok diwakili 2 orang maju ke depan kelas untuk presentasi. Ada tanya jawab antara kelompok siswa yang sedang presentasi dan yang tidak presentasi.
(65)
46
Pada pukul 07.00, peneliti masuk kelas memberikan salam pembuka dan doa, mengecek kehadiran siswa, Siswa dikumpul dalam kelompok. Kelompok yang belum presentasi, melanjutkan presentasi, dan tanya jawab antara kelompok siswa yang sedang presentasi dan yang tidak presentasi.
Setelah semua kelompok selesai presentasi, peneliti memberikan kesimpulan untuk menambah pemahaman siswa.Setelah itu peneliti memberikan soal posttest kepada semua siswa.Setelah selesai kegiatan posttest oleh siswa, peneliti mengucapkan terima kasih kepada guru dan siswa atas bantuan dan kerjasamanya, dan berpamitan pada guru dan siswa.
B. Data dan Analisa 1. Data
Hasil nilai pretest dan posttest setelah diskor dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Data Hasi Pretest dan Posttest Siswa
No Kode Siswa Pretest Posttest
1 001 45 50
2 002 31 40
3 003 40 50
(66)
47
5 005 16 43
6 006 38 50
7 007 45 50
8 008 30 43
9 009 40 50
10 010 45 50
11 011 25 41
12 012 45 50
13 013 29 50
14 014 38 41
15 015 23 45
16 016 32 38
17 017 42 50
18 018 19 45
19 019 29 43
20 020 45 50
(67)
48
22 022 40 50
23 023 23 45
24 024 45 45
25 025 45 50
26 026 40 45
27 027 40 45
28 028 41 50
29 029 41 50
30 030 25 41
31 031 45 50
32 032 45 50
33 033 50 50
Jumlah = 33 ∑ 1203 1545 = 36,46 = 46, 81
(68)
49 2. Analisa Data
1) Pemahaman Awal Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya Skor pretest diklasifikasikan menjadi seperti tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Klasifikasi hasil pretest
Interval Skor Kualifikasi Frekuensi Prosentase (%) 40 – 50 Sangat Tinggi 19 57,76%
30 – 39 Tinggi 5 15,16% 20 – 29 Cukup 7 21,21% 10 – 19 Kurang 2 6,07% 0 – 9 Sangat Kurang 0 0%
Tabel 7 di atas menunjukkan hasil prosentase pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada materi zat dan wujudnya. Dengan data yang diperoleh pada tabel 7 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest yang tinggi + yang sangat tinggi = 72,92%, sedangkan yang cukup + sangat kurang = 27, 28% sehingga dikatakan bahwa pemahaman siswa tentang materi zat dan wujudnya belum semua tinggi.
2) Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya Tabel 8. Klasifikasi hasil posttest
(69)
50
40 – 50 Sangat Tinggi 32 96,97% 30 – 39 Tinggi 1 3,03% 20 – 29 Cukup 0 % 10 – 19 Kurang 0 % 0 – 9 Sangat Kurang 0 %
Tabel 8 menunjukkan hasil prosentase pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada materi zat dan wujudnya.Dengan data pada tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa yang skornya sangat tinggi dan tinggi ada 100%, yang cukup dan kurang tidak ada.Sehingga dapat dikatakan pemahaman siswa mengenai zat dan wujudnya sangat tinggi.
3) Perkembangan pemahaman awal dan pemahaman akhir siswa Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran dengan metode pembelajaran Berbasis Proyek, nilai pretest dan posttest dibandingkan dengan uji t untuk kelompok dependent.Dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil seperti tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji t antara skor pretest dan skor posttest
(70)
51
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
Pretest 36.4545 33 9.15523 1.59372
Posttest 46.8182 33 3.85239 .67062
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest - Posttest
-1.03636E1 7.23195 1.25892 -12.92798 -7.79930 -8.232 32 .000
Untuk pretest sebelum menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek interaktif skor rata - rata yang diperoleh siswa sebesar 36.45, sedangkan sesudah menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek interaktif skornya yang diperoleh sebesar 46.82.
Dari hasil analisis pada tabel 9, diperoleh nilai t = -8.232, dan p = 0.000 < α = .05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaannya signifikan.Berarti ada peningkatan pengetahuan pada siswa.
(71)
52
4) Konsep pemahaman awal dan pemahaman akhir siswa tentang zat dan wujudnya
Dari jawaban awal siswa dapat dirangkumkan pemahaman konsep siswa tentang Zat dan Wujudnya pada tabel 10 sebagai berikut.
Tabel 10. Rangkuman Konsep awal dan akhir siswa
Topik Konsep awal siswa Konsep akhir siswa
Pengertian tentang zat Zat adalah segala
sesuatu/sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Zat adalah segala sesuatu benda/materi yang memiliki massa dan menempati ruang 3 wujud zat
a.Zat padat
b.Zat cair
Batu, kayu, besi, emas, alumunium, kertas, logam, seng, kursi, tanah, karet, lantai, dinding.
Air, cuka, kecap, sirup, spiritus, parfum dalam botol, minyak goreng, bensin, mineral, es yang mencair, air kopi, air mineral, solar,
Batu, kayu, besi, emas, alumunium, kretas, logam, seng, kursi, buku, meja, kulkas, gembok, sapu, nikel, tembok, piring, papan tulis, sepatu, es membeku akibat dimasukkan freezer.
Air, cuka, kecap, sirup, spiritus, parfum, minyak goreng, bensin, mineral, es yang mencair, minyak rambut, oli, petrol, darah, air putih, obat cair.
(72)
53 c. Zat gas
Angin, udara, api, gas kompor, asap rokok, oksigen, uap air, uap bensin.
Angin, udara, api, gas kompor, asap makanan, oksigen, kapur barus, minyak angin, kentut, minyak kayu putih jika dekatkan kemata pada saat tutupnya dibuka mata terasa pedis itu berarti minyak kayu putih menguap, berbentuk gas karena tidak kelihatan.
Contoh mencair Peristiwa es batu berubah mencair
Es batu yang dikeluar dari kulkas dalam bentuk padat, ketika dibiarkan kena panas matahari akan mencair. Es batu dalam kulkas ketika colokan arus listrik dimatikan es batu tersebut akan cair.
Bongkahan es dalam wujud padat, ketika dipanaskan es tersebut akan berubah menjadi cair.
Mentega dipanaskan
Peristiwa es berubah menjadi cair.
Es batu yang keluar dari kulkas dalam bentuk padat, ketika dibiarkan kena panas matahari akan mencair. Es yang tebal dalam kulkas ketika colokan listrik dimatikan es yang tebal tadi akan mencair/meleh itu peristiwa es berubah menjadi cair.
Dalam bentuk bongkahan es, es tersebut dikatakan dalam wujud padat, tetapi ketika dipanaskan
(73)
54
dipenggorengan akan mencair. Es krim dibiarkan kena panas
matahari akan mencair.
es tersebut akan berubah kembali menjadi air.
Mentega dipanaskan akan cair Coklat batang dipanaskan akan
cair. Proses mengembun Ada proses perubahan dari
wujud zat dari gas menjadi cair - Contoh titik - tikik embun di
pagi hari pada daun depan rumah.
- Contoh titik - titik air pada permukaan dinding luar gelas yang diisi air es.
Proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
- Contoh titik - titik embun di daun dipagi hari.
- Contoh titik - titik air diluar dinding gelas yang berisi es. - Contoh titik - titik air yang
terdapat pada tutupan panci pada saat memasak.
Bentuk dan volume zat padat:
a. Bentuk
b.Volume
Tetap/ tidak berubah – ubah
Tetap, sifatnya sama, tidak berubah – ubah
Tidak berubah – ubah Selalu tetap walaupun
berpindah – pindah tempatnya
Selalu tetap, walaupun berpindah – pindah tempatnya, tidak berubah – ubah, sifatnya sama.
(74)
55 Bentuk dan volume zat
cair:
a.Bentuk
b.Volume
Berubah – ubah sesuai wadahnya/mengikuti bentuk tempatnya
Tetap
Berubah – ubah sesuai tempat yang ditempatinya
Selalu tetap walaupun dipindah – pindah tempat
5) Perkembangan Konsep
Berdasarkan hasil rangkuman pemahaman konsep awal dan akhir siswa pada soal pretest dan soal posttest pada tiap jenis soal pada tabel 10, maka perkembangan konsep siswa dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Pengertian tentang zat
Pada pretest isi konsep awal siswa:
Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Pada posttest isi konsep akhir siswa:
Zat adalah segala sesuatu benda/materi yang memiliki massa dan menempati ruang.
Pengertian tentang zat, baik sebelum menggunakan metode Berbasis Proyek maupun setelah menggunakan metode Berbasis
(75)
56
Proyek tidak terjadi perkembangan konsep pada siswa, karena tidak terdapat perubahan atau variasi jawaban soal yang berbeda.
b) Dalam menyebut 3 wujud zat beserta contohnya Pada pretest isi konsep awal siswa:
(1) Zat padat. Contoh batu, kayu, besi, emas, alumunium, kertas, logam, seng, kursi, tanah, karet, lantai, dinding
(2) Zat cair. Contoh air, cuka, kecap, sirup, spiritus, parfum dalam botol, minyak goreng, bensin, mineral, es yang mencair, air kopi, air mineral, solar.
(3) Zat gas. Contoh angin, udara, api, gas kompor, asap rokok, oksigen, uap air, uap bensin.
Pada posttest isi konsep akhir siswa:
(1) Zat padat. Contoh batu, kayu, besi, emas, alumunium, kretas, logam, seng, kursi, buku, meja, kulkas, gembok, sapu, nikel, tembok, piring, papan tulis, sepatu, es membeku akibat dimasukkan freezer.
(2) Zat cair. Contohnya air, cuka, kecap, sirup, spiritus, parfum, minyak goreng, bensin, mineral, es yang mencair, minyak rambut, oli, petrol, darah, air putih, obat cair.
(3) Zat gas. Contohnya angin, udara, api, gas kompor, asap makanan, oksigen, kapur barus, minyak angin, kentut, minyak kayu putih jika dekatkan kemata pada saat tutupnya dibuka mata terasa pedis
(1)
93
lemah letaknya agar berjauhan dan dapat bergerak, bentuk berubah-ubah dan volumenya selalu tetap; 1 orang siswa menjawab zat cair dapat bergerak dan saling menjauhi.
Ada 2 orang siswa tidak menjawab.
7) Konsep pemahaman akhir siswa tentang zat dan wujudnya
Dari jawaban awal siswa dapat dirangkumkan pemahaman konsep siswa tentang Zat dan Wujudnya sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Zat?
Ada 33 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dengan jawaban:15 orang siswa menjawab zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang; 8 orang siswa menjawab suatu yang memiliki massa dan menempati ruang; 6 orang siswa menjawab segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang; 2 orang siswa menjawab zat adalah segala sesuatu benda/zat yang memiliki massa dan menempati ruang; 2 orang siswa menjawab materi (zat) sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
2. Berdasarkan pengetahuan anda, sebutkan tiga wujud zat yang pernah kamu amati dalam kehidupan sehari – hari dan beri masing – masing 5 contoh!
Ada 30 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dengan jawaban:
Zat padat contoh: 8 orang siswa menjawab batu, kayu, besi, logam, emas,
seng; 10 orang siswa menjawab batu, kayu,buku, meja, kursi, besi, papan tulis, es membeku akibat dimasukkan freezer; 3 orang siswa menjawab
(2)
94
seng, besi, emas, kursi, meja, batu; 6 orang siswa menjawab meja, kursi, buku, papan tulis, tembok, kulkas; 2 orang siswa menjawab batu, kayu, besi, alumunium, nikel; 1 orang siswa menjawab kursi, meja makan, piring, besi, seng; 1 orang siswa menjawab batu, kayu, besi, sepatu, sapu; 1 orang siswa menjawab batu, kayu, besi, gembok, emas.
Zat cair contoh: 12 orang siswa menjawab petrol, minyak rambut, air,
minyak goreng, bensin; 6 orang siswa menjawab air, minyak goreng, bensin, kecap, spiritus, cuka; 4 orang siswa menjawab air, minyak, bensin, spiritus, sirup; 4 Siswa menjawab air, minyak, bensin, petrol, spiritus, darah; 1 orang siswa menjawab air mineral, minyak, parfum, bensin, air putih; 1 orang siswa menjawab air, minyak, bensin, spiritus, obat cair; 1 orang siswa menjawab minyak, air, bensin, oli, cuka; 1 orang siswa menjawab es yang mencair, air, minyak goreng, petrol, spiritus.
Zat Gas contohnya: 7 orang siswa menjawab udara, asap, api, kapur barus,
angin, minyak angin; 6 orang siswa menjawab udara, asap, api, kentut, kapur barus; 6 orang siswa menjawab oksigen, api, minyak kayu putih, minyak angin, asap; 4 orang siswa menjawab gas kompor, angin, udara, api, minyak kayu putih; 4 orang siswa menjawab asap, angin, api, kapur barus, minyak angin; 2 orang siswa menjawab udara, api, asap makanan, minyak angin, kapur barus; 1 orang siswa menjawab angin, minyak kayu putih jika dekatkan kemata pada saat tutupnya dibuka mata terasa pedis itu bearti minyak kayu putih menguap berbentuk gas karena tidak kelihatan, udara, api, kapur barus.
(3)
95
jawaban:1 orang siswa menjawab air, minyak, bensin; 1 orang siswa menjawab air, spiritus, sirup, minyak goreng.
Ada 1 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab kurang lengkap dengan jawaban: 1 orang siswa menjawab mencair, meleleh, menyublin, membeku, mengembun.
3. Berilah salah satu contoh peristiwa yang menunjukkan benda mencair!
Ada 33 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dengan jawaban:18 orang siswa menjawab es batu yang dikeluarkan dari kulkas lama - kelama akan cair, coklat batang dipanaskan akan cair, mentega dipanaskan akan cair; 5 orang siswa menjawab es batu kena panas matahari lama kelamaan akan berubah menjadi cair; 4 orang siswa menjawab ketika dalam bentuk bongkahan es, es tersebut dikatakan dalam wujud padat, tetapi ketika dipanaskan es tersebut akan berubah kembali menjadi air; 3 orang siswa menjawab peristiwa benda mencair, yaitu es batu berubah menjadi cair; 1 orang siswa menjawab bongkahan es dalam wujud padat ketika dipanaskan es tersebut akan berubah kembali menjadi air; 1 orang siswa menjawab peristiwa es berubah menjadi cair, mentega dipanaskan akan mencair, coklat yang dipanaskan akan menjadi cair; 1 orang siswa menjawab pada suatu kulkas yang terdapat es yang tebal ketika kulkas dimatikan es yang tebal akan mencair/meleh itu peristiwa es berubah menjadi cair.
4. Dalam proses pengembunan ada peristiwa apa? Berilah contoh!
Ada 21 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dan lengkap dengan jawaban:7 orang siswa menjawab perubahan wujud dari gas ke cair
(4)
96
contoh titik - titk embun dipagi hari; 6 orang siswa menjawab proses perubahan zat gas menjadi cair contoh titik- titik air yang terdapat pada tutupan panci pada saat memasak; 4 orang siswa menjawab proses pengembunan ada peristiwa proses perubahan zat gas menjadi cair, contoh titik-titik embun pada daun di pagi hari; 4 orang siswa menjawab pada proses mengembun ada peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair, contoh titik – titik air diluar gelas yang berisi es.
Ada 7 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab kurang lengkap dengan jawaban:3 orang siswa menjawab saat menanak nasi lama - lama mengeluarkan uap yang panas contoh titik - titik embun di dedaun dipagi hari; 2 orang siswa menjawab ketika dalam bongkahan es proses mengembun peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair, contoh titik embun dipagi hari; 1 orang siswa menjawab es menjadi cair, contoh titik – titik embun di atas daun di taman rumah saat pagi hari; 1 orang siswa menjawab air panas yang dituangkan ke gelas lalu ditutup, kemudian di tutup terdapat titik – titik air.
Ada 5 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab kurang benar dengan jawaban:1 orang siswa menjawab air yang dipanaskan diatas kompor lama - lama mendidih dan menjadi uap; 2 orang siswa menjawab menguap, mencair, menyublin, mengembun, membeku, melarut; 1 orang siswa menjawab zat padat menjadi cair; 1 orang siswa menjawab air hujan mengembun jika di daun, es mengembun di dalam gelas.
(5)
97
Ada 32 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dengan jawaban: 17 orang siswa menjawab bentuk tetap, volumenya tetap, sifatnya tetap/sama; 6 orang siswa menjawab bentuk dan volumenya zat padat selalu tetap; 6 orang siswa menjawab bentuk dan volumenya selalu tetap walaupun berpindah - pindah; 4 orang siswa menjawab bentuk dan volume selalu tetap, tidak berubah-ubah.
Ada 1 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab kurang benar dengan jawaban: 1 orang siswa menjawab zat padat bentuknya beruah – ubah dan volume sama tetap.
6. Bagaimana bentuk dan volume zat cair?
Ada 31 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab benar dengan jawaban:18 orang siswa menjawab bentuk berubah - ubah sesuai tempatnya dan volume selalu tetap; 13 orang siswa menjawab bentuknya berubah - ubah dan volumenya selalu tetap walaupun berpindah - pindah tempatnya.
Ada 1 siswa dari 33 orang jumlah siswa menjawab kurang benar dengan jawaban: 1 orang siswa menjawab bentuk berubah - ubah dan volumenya selalu tetap.
(6)