KETERAMPILAN SOSIAL ANAK PEREMPUAN USIA 10-12 TAHUN YANG TINGGAL DI DESA DAN YANG TINGGAL DI KOTA
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK PEREMPUAN
USIA 10-12 TAHUN
YANG TINGGAL DI DESA DAN YANG TINGGAL DI KOTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Ratna Kusmartini
NIM: 039114028
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK PEREMPUAN USIA 10-12 TAHUN YANG TINGGAL DI DESA DAN YANG TINGGAL DI KOTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Ratna Kusmartini NIM: 039114028 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
•
•
- ! "
- " # $ %
Keterampilan Sosial Anak Perempuan Usia 10-12 Tahun
Yang Tinggal Di Desa dan Yang Tinggal Di Kota
Ratna Kusmartini
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan sosial anak perempuan usia 10-12 tahun yang tinggal di desa dan di kota. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang difokuskan pada kasus tertentu, yaitu keterampilan sosial anak perempuan usia 10- 12 tahun. Subjek penelitian ini adalah anak-anak perempuan usia 10-12 tahun yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota, berjumlah 4 (empat) orang. Peneliti menentukan subjek berdasarkan pada kecocokan konteks atau kriteria yang telah ditentukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Observasi dilakukan secara mendalam dengan mengacu pada daftar yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan pertanyaan yang mencantumkan indikator yang harus ditanyakan.pertanyaan tidak harus sesuai urutan, dapat berubah dan bertambah sesuai dengan kondisi dan respon subjek saat di wawancarai. Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut, menulis transkip verbatim dengan memberikan keterangan waktu dan tempat pada setiap berkas, membaca transkip verbatim dengan seksama, pengkodean pada transkip verbatim, melakukan kategorisasi, interpretasi dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak perempuan baik yang tinggal di desa dan di kota sama-sama memiliki keterampilan sosial, hanya saja dalam perwujudannya mereka memiliki kekhasan masing-masing. Anak kota lebih ekspresif atau langsung dalam mewujudkannya dan anak desa mewujudkannya secara tidak langsung. Perilaku yang ditunjukkan anak desa dan anak kota dipengaruhi oleh lingkungannya dan secara tidak langsung menjadikan anak berperilaku sesuai dengan kebiasaan lingkungannya. Kata kunci : studi kasus, keterampilan sosial, desa, kota
The Social skills about 10-12 years old girls who live in village and city.
Ratna Kusmartini
ABSTRACT
The research was aimed to know the description of the social skills about 10-12 years oldgirls who live in village and city. The research was descriptive qualitative research which focused
on a certain case. The case discussed was the social skills of the young girl about 10-12 years old.
The subject of this research are four persons who lived in the village and the city. The researcher
determined the subject based on the appropriateness of the young girls population.The data
gathering in this research was done using interview and observation method. The interview
technique used was using the depth observation. The interview was done by using a question
guideline which include the indicators that should be asked. The questions were not required to be
asked in order, they could be changed and added according to the conditions and responses of
subjects when interviewed. The steps of analisys are as follow writing verbatim transcript by
giving time and place information on each file, reading the verbatim transcripct thoroughly,
encoding the verbatim transcript, doing categorization, interpretation and research result
discussion.The result of this research are that the young girls who lived in village and lived in city
having the social skills both of them, but having the different showing. The young girls of the city
more expression and the young girls of the village not straightaway.Key words : case study, the social skills, the village, the city.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Allah atas berkatNya yang sangat luar biasa yang penulis
rasakan hingga karya ini telah selesai di tulis. Bukan waktu yang singkat untuk
menyelesaikan ini semua, banyak suka dan duka yang penulis telah lewati. Namun
berkat pertolongan Tuhan melalui orang-orang yang hadir di sekeliling penulis,
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya
ini, penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak agar karya ini
menjadi semakin lebih baik lagi.Melalui kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, maturnuwun Gusti untuk segala waktu dan kesempatan yang Kau berikan padaku. Takkan habis kata kuucapkan syukur padaMu. Kau mengajariku menjadi pribadi yang luar biasa bagi orang-orang disekitarku selama aku menyelesaikan karya ini. Kiranya ini semua boleh menjadi berkat.
2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis. Buat semua masukan, pertanyaan, waktu yang luar biasa sampai larut malam, serta dukungan moral saat saya merasa tidak bisa. Ibu luar biasa, lebih dari sekedar dosen pembimbing. Jaga kesehatan selalu ya bu, jangan sampai mabook. Hehehe. Thanks mommy. Tuhan memberkati.
3. Ibu Sylvia Carolina CMYM, S. Psi, M. Si. Selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi USD, terima kasih ya nu untuk keramahan dan bimbingannya.Tuhan memberkati.
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik selama penulis belajar di Fakultas Psikologi USD, terima kasih ya pak untuk pertanyaan yang selalu bapak lontarkan setiap semester “kapan target lulus, ada kesulitan apa?”, ini menjadi semangat untuk maju bagi penulis. Tuhan memberkati.
5. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi
USD pada periode sebelumnya, terima kasih untuk keramahan dan kesempatan yang telah bapak berikan. Tuhan memberkati.
6. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi penulis pada periode sebelumnya. Terima kasih banyak ya bu buat segala masukannya, saya belajar banyak dari ibu, bagaimana tata penulisan skripsi yang benar. Mohon maaf jika selama menjadi anak bimbingan ibu saya sering menjengkelkan. Jaga kesehatan selalu ya bu. Tuhan memberkati.
7. Ibu Y. Titik Kristiyani, M. Psi dan Ibu M. M. Nimas Eki S, S. Psi, Psi, M.
Si, terima kasih atas segala masukan yang telah diberikan kepada penulis, serta perhatiannya kepada penulis. Salam unyuk si kecil ya bu, kiranya mereka dapat menjadi berkat bagi sekelilingnya. Tuhan memberkati.
8. Seluruh dosen Fakultas Psikologi USD yang telah mendidik dan dinamika yang penuh warna, tak hanya sebagai dosen tetapi juga bisa menjadi teman bagi mahasiswanya. Tuhan memberkati.
9. Mas Gandung, Mbak Nani, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Dony yang
dengan penuh semangat melayani dan membantu kegiatan akademis para mahasiswa, terimakasih juga. Begitu juga dengan staf dan karyawan USD yang lainnya, Tuhan memberkati.
10. Bapak Warigit Koesoemo Hadi, SE dan Ibu Sudiarti, BSc. Bapak, Ibuk
terima kasih tak terhingga ku berikan, untuk doa, cinta, kasih sayang, dan kesabarannya yang tiada henti. Maaf, mbak nana terlalu lama menyelesaikan study ini, kiranya karya ini mampu menghadirkan senyumbahagia di wajah bapak dan ibuk. I love both of you. Gusti mberkahi.
11. Rintan Kusumaningtyas. Makasih ya dek buat semangatnya, maaf ya aku
sering marahin kamu, tapi itu karena aku sayang kamu. Ayo yang semangat kuliahnya, waktunya di manage yang baik, ojo boros-boros yo! Hehe,, Jangan tiru aku ya, kalau bisa lulus tepat waktu. Mbak nana pasti akan selalu ada buat kamu. Buat bapak dan ibuk bangga ya dek.
12. Keluarga besar Hardjosoemadjo dan keluarga besar Harto Atmodjo. Tanpa
kalian semua aku tak ada artinya. Maturnuwun pakdhe, budhe, bulek, om, mbak, mas, adik, dan ponakan-ponakanku. Terkhusus untuk nenekku yang luar biasa “gaul”, meski sudah tua tapi nggak kolot, pokoq`e gaul tenan.Yuwun ngaputen nggih mbah nek aku sering usil. We loves u mbah uti. Gusti mberkahi.
13. Keluarga besar Kokap. Trimakasih banyak buat segala dukungan dan
bantuan yang luar biasa. Kebersamaan yang hangat, senang bersama kalian semua. Gusti mberkahi.
14. Bapak B. Marsidi, Ibu M. Istirah, dan Y. Arista Wijaya. Bapak, mama, dek
anes, terima kasih banyak buat doa, dukungan dan kasih sayang yang terus mengalir. Senang rasanya bisa menjadi bagian keluarga ini. Gusti mberkahi.
15. Antonius Wiwit Marista, S. Psi. “masnya”. Trimakasih ya masnya buat
semuanya, takkan cukup lembar ini untukmu. Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, perhatian dan pengertian untukku. Juga IBT4U nya, mbanya juga begitu. Semangat, masa depan menanti kita…trimakasih untuk anugerahMu ini ya Allah. GBU mas.
16. LPK ABBI dan Kelompok Bermain ABBI. Terima kasih ya Bu Damai
atas kesempatannya untuk saya. Ibu tak hanya sebagai atasan bagi saya, tapi juga teman yang saling menguatkan. Terimakasih untuk teman-teman guru di ABBI, saya banyak belajar di sini. Terkhusus untuk 12 muridku yang luar biasa unik dan membuatku semakin mencintai dunia anak. Kalian begitu lucu, manja, polos, cerdas, walau kadang harus memanjangkan ususku hingga 600 meter (baca : sabaaaaar). Takkan ku lupa sapaan manja dan pelukan kalian di pagi hari untuk “Bu Nana” dan di sore hari untuk ”Miss Nana”.
17. Teman-temanku di Fak. Psikologi dari berbagai angkatan. Makasih ya
teman-temin, dinamika yang sangat luar biasa, perbuatan baik, buruk,konyol, aneh, nekad, dan ra mutu ku dapat bersama kalian. Terkhusus angakatan 2003, nggak akan pernah ku lupa, banyak peristiwa manis dan pahit di sini, tapi membuatku menjadi lebih baik. Ayo yang belum selesai, segera selesaikan. Juga tak lupa untuk PMK Ebenhaezer, trimakasih untuk dinamika bersama tuk mengenalNya. Semoga kita selalu diberkati dan menjadi berkat.
Teman-teman Keluarga Cemara Æ Suster Marianne, Wira, Iin, Githa,
Wida, Tiwi, Alma, Shinta, Lilo, Arya, Bella, Lucky, Budi, Baka. Makasih ya temans, untuk diskusi, canda tawa, dukungan dan proses karantina di Cemara. Ayo wisuda bareng. Hehe. Gbu all.
18. My Spicek Girl`ku Æ wiwid “oid”, nonie, sari, deedee. Hmmm, aku paling terakhir nie menyabet gelar. Makasih ya teman buat semangat dan ledekannya. Ada warna tersendiri yang terlukis saat bersama kalian.
Kapan kita kemana yuk!
19. Linda “nduty”, Ninis “gembus“, Inung ”injhung”, kakak-kakakku “Mas
Adit, Mas Aan, Mas Yoel, Mas Wuri, Mbak Upik”, terimakasih kalian nggak lelah dengar keluh kesahku, meski kadang aku kena marah juga dari kalian..hehe. I love u all.
20. Teman-temanku di kos Palem, mbak Grace, mbak Erlin, mbak Sita, mbak
Esti, Nita, Ema Momo, Ririn, dan yang lainnya, kalian keluarga pertamaku di Jogja, terimakasih sudah percaya padaku dan mengajariku banyak hal.Teman-temanku @ canna “ekxclusive boardinghouse”, para alumni mbak dewi, mbak ayu “mami”, cik lau, cahye, jegeg, ohaq, sasha, wen-i, dan para penghuni sekarang nur, tara, Lya, tinul, wira, imel, henny, wida, moncu, yesmon, ane, ani, marni, ivon, siska, badai, widia, eva, dan teman- teman yang lain. Makasih banget buat kebersamaannya, keramaiannya, gosipnya, sinetronnya, dan “rabu gaulnya”. Hehehehe. Tak lupa buat sapaannya tiap hari “mba Na”. Ngangeni.
Oiya, untuk Ely “jadhul”, thanks banget ya el tuk pinjaman laptopnya, sangat membantu. Tuhan memberkati kalian semua.
21. Temen-temen KKN (Devi, Mei, Lely, Inge, Mba Fitri, Datu, Tommy, mas
Tato, dan Mas Wawan) sueneng buanget bisa mengenal dan ngabisin waktu bersama kalian. Keep in touch… Tuhan memberkati.
22. Semua anak-anak dan orang tua yang telah terlibat dan membantu penulis
dalam penelitian ini, terimakasih untuk kerjasama dan segala informasinya. Skripsi ini ada berkat kalian… Tuhan memberkati.
23. Tak lupa khusus untuk Gephit, Pooh, Ci cri yang setia mengantarku
kemanapun aku pergi, khususnya selama penelitian. Juga my diery yang menghiburku dengan acara-acaramu, dan terlebih untuk my skaters tanpamu karya ini nggak akan jadi.
24. Buat yang tidak disebutkan di sini karena keterbatasan tempat, bukan
berarti kalian tidak berarti bagiku. Penulis percaya, setiap pribadi yang boleh kukenal merupakan berkat bagiku. Terimakasih untuk segalanya.Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi ini bermanfaat. Tuhan memberkati kita semua.
Yogyakarta, 2 Februari 2010 Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………......v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………...….……...vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………....vii
ABSTRACT ………………………………………………………………….…viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………..……………………………ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………………....x
DAFTAR ISI ...……………………………………………………….......….....xvii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..…...xx
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xxi
DAFTAR LAMPIRAN ...……………………………………………………....xxii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………....1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..7 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………8BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………………9
A. Keterampilan Sosial ...………………………………..……………….92. Faktor-faktor yang mempengaruhi ………..……..…………..........16
B. Area Tempat Tinggal…………………………..……………………..18
1. Kota…………………………………….……………………….19
2. Desa……………….. …………………………………………...19
C. Anak Perempuan ……………………….……………………………21
. D. Keterampilan Sosial Anak Perempuan Usia 10-12 Tahun Yang Tinggal
Di Desa dan Yang Tinggal di Kota………….……………………….22
BAB III. METODE PENELITIAN .……………………………………………..26
A. Jenis Penelitian ….…………………………………………………...26 B. Subjek Penelitian…………….. ...……………………………………27 C. Batasan Istilah ...…………………………………….…………….....28 D. Metode Pengambilan Data ……...………………….………………..29 E. Pelaksanaan Penelitian………….. ..…………………………………33 F. Analisis Data……………… ………..……………………………….37 G. Keabsahan Data Penelitian ……………..…………………….….…..38BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..………………….......39
A. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian..…...…..………….…...39B. Subjek Penelitian..…………………………………….……………...42
C. Analisis Data Hasil Penelitian..…………………………….………...431. Desa..................................................................................................43
2. Kota………………………………………………………………..47
D. Pembahasan ………………………………………………………….72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..………………………………….....…80
A. Kesimpulan …..………………………………………………..…....80 B. Saran ……......…………………………………………….……....…81DAFTAR PUSTAKA ……..…………………………………………....……….82
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Panduan Observasi……………………………………………….30
Tabel 2. Panduan Wawancara Anak………………………………………31
Tabel 3. Panduan Wawancara Orang Tua…………………………………32
Tabel 4. Jadwal Observasi dan Wawancara……………………………….40
Tabel 5. Data Subjek………………………………………………………43
Tabel 6.1. Ringkasan Analisis Keterampilan Interpersonal (Relasi/sosialisasi dengan sekitar)………………………………..52Tabel 6.2. Ringkasan Analisis Keterampilan Interpersonal (Kekeluargaan)…………………………………………………...59Tabel 6.3. Ringkasan Analisis Keterampilan Interpersonal (Sopan santun)................................................................................61
Tabel 7. Ringkasan Analisis Keterampilan Berkomunikasi……………….63
Tabel 8. Ringkasan Analisis Keterampilan Menyelesaikan Konflik……...66
Tabel 9. Ringkasan Analisis Keterampilan Bersikap Asertif……………..68
Tabel 10. Ringkasan Analisis Keterampilan-keterampilan yang berhubungan
dengan kesuksesan akademis…………………………………….70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Keterampilan Sosial……………………………………...25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Penelitian Pendahuluan…………………………………….84
Lampiran 2. Verbatim Wawancara Subjek 3…………………………………..85
Lampiran 3 Verbatim Observasi Subjek 3…………………………………….99
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berbagai pandangan menunjukkan bahwa keberhasilan hidup
seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial turut menentukan keberhasilan menjalin hubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial merupakan kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memberikan respon terhadap lingkungan atas interaskinya dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial (dalam Nashori, 2003).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial dipengaruhi oleh lingkungan keluarga maupun proses hidup yang dijalani seseorang dengan masyarakat. Kebiasaan untuk hidup bersama dan mengembangan pergaulan yang intens menjadikan keterampilan sosial tumbuh dan berkembang (dalam Martani & Adiyanti, 1990; Nashori, 2003; Tarigan, 2009). Kebiasaan ini juga dijalani oleh orang-orang yang tinggal di desa dan di kota. Hal inilah yang membuat peneliti melakukan penelitian pendahuluan. Kondisi yang berjalan di desa dan di kota juga mempengaruhi keterampilan sosial seseorang, pada penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Januari 2009 yang dilakukan di sebuah desa dan sebuah kota pada orang-orang yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan gambaran bagaimana situasai yang terjadi di
desa dan di kota.Di desa masyarakatnya sopan dan ramah, relasi personalnya baik,
solidaritas relative kuat, intensitas dan frekuensi bertemu keluarga serta waktu
bermain yang dimiliki anak relatif banyak. Lain halnya situasi yang ada di
kota, kegiatan anak-anak di kota lebih banyak dari pada bermain, intensitas
dan frekuensi bertemu keluarga kurang, serta solidaritas relatif kurang.Gambaran situasi tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Adi Subroto (1979) yang menemukan bahwa ciri-ciri kepribadian orang
desa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih memiliki dorongan untuk
saling menolong, ulet, tekun. Di samping itu orang kota lebih memiliki
keinginan untuk berprestasi, hidup teratur, dapat berdiri sendiri, ada kebutuhan
untuk bekerja sama dengan orang lain, ingin mendominasi atau mempengaruhi
orang lain, ada rasa tanggung jawab dan memiliki sifat agresif. Selanjutnya
hasil penelitian Sugiyanto (1981) diketemukan bahwa orang desa cenderung
lebih beroientasi kepada nilai-nilai religius dan sosial daripada orang kota
(dalam Ikawati dan Wahyuningtyastuti, 2005).Di desa biasanya hubungan yang terjalin satu sama lain cukup erat, ini
terjadi karena adanya perasaan sama dalam hal kebiasaan, kepercayaan, dan
tradisi. Orang tua sering mengajak anaknya mengunjungi sanak saudara atau
kerabat diwilayahnya dan selalu melakukan pekerjaan untuk kepentingan
bersama, mereka biasanya bergantian mengunjungi dalam tempo yang agak
Lain halnya dengan anak-anak yang tinggal dan bersekolah di kota
cenderung mengembangkan kemampuan sosialisasinya hanya di sekolah saja,
sepulang sekolah anak-anak ini cenderung disibukkan dengan berbagai
kegiatan. Dalam seminar ’Pro-Kontra di Balik Bermain’ yang diselenggarakan
Radani Edutainment dan Rinso pada 26 April 2008 mengungkapkan fakta
bahwa 60 persen anak-anak di Jabodetabek harus pergi les seusai pulang
sekolah dan hanya sekitar 25 persen anak-anak yang bisa bermain sesuai
kesenangan mereka. Orang tua terlalu banyak memberi batasan pada anak,
terlebih waktu bermainnya, padahal bagi anak-anak bermain adalah kebutuhan
yang seharusnya tidak dibatasi oleh orang tua. Menurut Sarwono (2007)
dalam bermain anak kota diatur jamnya, tempatnya, jenis permainannya,
bahkan teman bermainnya. Jika ada sisa waktu lebih banyak digunakan untuk
menonton televisi atau bermain permainan yang modern atau elektronik,
seperti games di komputer, play station, dan games yang ada di mall. Orang
tua cenderung sibuk dengan pekerjaannya, mereka seharusnya mampu
menyempatkan waktunya untuk bermain bersama anak-anaknya dan mampu
menjadi teman atau sahabat bagi anaknya. Melalui permainan-permainan
sederhana, seperti kuda-kudaan, kereta api-kereta apian, bercerita atau
bermain di halaman. Hal tersebut akan membuat potensi kognisi, emosi, dan
sosial dalam diri anak terlibat semua, selain itu ikatan emosi antara anak dan
orang tua menjadi lebih erat (dalam Bermain Cerdaskan emosi, 2007).Terdapat perbedaan situasi anak yang tinggal di desa dan yang tinggal
sehingga mereka dapat bermain bersama teman-teman dan dapat membantu
orang tua. Anak desa mengembangkannya sosialisasinya melalui permainan,
seperti permainan tradisional (ketapel, kelereng), bersepeda, duduk-duduk
bersama dengan teman sebaya dan melalui kegiatannya bersama orang tua
ataupun saudara, seperti membantu pekerjaan orang tua di sawah atau kebun.
Di kota, anak-anak sepulang sekolah, mereka disibukkan dengan berbagai les,
waktu bermain dengan teman sebaya sangat terbatas. Anak-anak di kota
mengembangkan sosialisasinya lebih banyak di sekolah, karena di rumah
waktu mereka terbatas dan waktu bertemu dengan orangtuapun sedikit (dalam
Soekanto, 2006).Selain proses hidup yang dijalani seseorang dalam masyarakat, yang
termasuk dalam lingkungan antara budaya, situasi khusus (di sekolah atau di
rumah), serta teman sebaya ini dapat menyumbang pembentukan keterampilan
sosial anak (dalam Cartledge & Milburn, 1995). Dalam lingkungan anak
menjalin interaksi dengan orang lain, baik dengan sebaya ataupun di luar
sebayanya. Jika ia di rumah, interaksi terjadi dengan keluarga dan orang-orang
di sekitar tempat tinggalnya, sedangkan jika ia di sekolah, interaksi terjadi
dengan guru dan anggota sekolah yang lain. Le Croy (1983), menyatakan
bahwa keterampilan sosial akan berkembang melalui proses sosial yang
dilakukan oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan (dalam Ambar,
2005).Lingkungan pertama tempat anak berinteraksi dan belajar
membentuk kepribadian anak (dalam Gunarsa, 1986). Keluarga merupakan
inti dari proses perkembangan anak karena keluarga telah menjadi tempat
awal bagi anak untuk mendapatkan kasih sayang, perasaan aman, model
perilaku, bimbingan dalam memecahkan masalah, bantuan untuk aktualisasi
diri dan sumber inspirasi dalam membina persahabatan (misalnya dalam
menyapa, mengucapkan salam atau memperkenalkan diri). Keterampilan anak
dalam berinteraksi dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh model
komunikasi yang dilakukan orang tua di dalam keluarga, orang tua juga
berperan penting untuk mengajak anaknya untuk bermain bersama karena
orang tua adalah role model yang terbaik bagi anak-anaknya. Lewat kegiatan
bermain, orang tua memiliki kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai yang
ingin ditanamkan dengan cara yang lebih menyenangkan (dalam Bermain
Cerdaskan emosi, 2007). Melalui proses modelling anak menyerap segala hal
yang diterimanya untuk kemudian ditiru dan dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hasil dari proses modelling yang dilakukan anak pada setiap
keluarga akan berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh budaya, yaitu budaya
Jawa dalam penelitian ini mereka tinggal di Yogyakarta. Orangtua mendidik
anaknya sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing dan disesuaikan
dengan wilayah mereka tinggal, yaitu wilayah desa dan kota.Selain ditentukan oleh lingkungan, keterampilan sosial anak juga
ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Setiap tahapan usia memiliki
karakteristik dan keterampilan yang berbeda. Eisenberg dan Harris (1984)
sesuatu dari sudut pandang orang lain, tahu tentang arti pertemanan, mampu
memecahkan masalah, dan memiliki kecakapan berkomunikasi (dalam
Cartledge dan Milburn, 1986). Jenis kelamin juga turut menentukan
pembentukan keterampilan sosial anak. Seorang anak dengan jenis kelamin
tertentu (laki-laki atau perempuan) dikonstruksikan secara sosial, sehingga
menimbulkan perbedaan dalam perilaku, kegiatan, sikap, budaya, dan
pengetahuan (Moore dan Sinclair, 1995; Macionis, 1996; Horton dan Hunt,
1984; Lasswell dan Lasswell, 1987, dalam Sunarto 2004).Dalam penelitian ini peneliti tertarik pada anak perempuan. Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh penelitian yang dilakukan oleh Silawati (1991) yang
yang menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak bersama orang lain,
terutama dengan sesama perempuan (dalam Nashori, 2003). Anak perempuan
banyak terlibat pada pembicaraan yang berorientasi pada hubungan
interpersonal daripada laki-laki, anak perempuan pada waktu-waktu tertentu
suka duduk mengobrol satu sama lain dan memikirkan apa yang mereka
disukai atau tidak oleh anak lain (dalam Santrock, 2007). Pada masa sekolah
dasar, anak perempuan mampu mengolah emosi yang ia rasakan, mereka
memandang diri mereka lebih prososial, lebih empatik, dan banyak terlibat
dalam perilaku prososial, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh
Einseberng dan Fabes (1998) menemukan bahwa selama masa kanak-kanak,
perempuan lebih banyak terlibat dalam perilaku prososial dan perbedaan
gender terbesar terjadi pada perilaku ramah dan memperhatikan orang lain, menunjukkan bahwa dalam prestasi di sekolah, anak perempuan memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan lebih merasa terlibat dengan materi akademis, lebih memperhatikan di kelas, berusaha lebih giat dalam bidang akademis, dan lebih berpartisipasi dalam kelas dibandingkan dengan anak laki-laki (dalam Santrock, 2007).
Berdasar hal tersebut, penelitian ini ingin menguraikan keterampilan sosial pada anak perempuan usia 10-12 tahun yang tinggal di desa dan di kota.
Peneliti tidak akan mengkajinya secara kuantitatif hipotetik, tetapi secara
kualitatif dengan mendeskripsikannya melalui observasi dan wawancara.
B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah “Bagaimana gambaran keterampilan sosial anak perempuan usia 10-12 tahun di desa dan di kota?”
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang hendak diraih dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana keterampilan sosial anak perempuan usia 10-12 tahun di desa dan di kota.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis : Memberikan sumbangan ilmu khususnya bagi Psikologi Perkembangan yang berhubungan dengan Keterampilan Sosial Anak. Sebagai sumber informasi yang akurat serta dapat menjadi bahan untuk menemukan kajian baru berkaitan dengan hubungan anggota keluarga terhadap perkembangan anak
khususnya dalam hal keterampilan sosial.
2. Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keterampilan sosial anak perempuan yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.
BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan keterampilan sosial
anak perempuan usia 10-12 tahun di desa dan di kota. Bab ini menjelaskan beberapa hal yang saling terkait, yaitu apa yang dimaksud dengan keterampilan sosial dan bagaimana gambaran tentang anak perempuan di desa dan di kota. Beberapa variabel tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu agar keterkaitan antar keterampilan sosial pada anak perempuan di desa dan di kota lebih mudah dipahami.
1. Keterampilan Sosial
a. Pengertian Keterampilan Sosial
Williamson dan Cohen (1991) mengungkapkan bahwa keterampilan sosial tidak hanya membantu seseorang berinteraksi dengan orang lain, namun juga membantu individu untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan harapannya.
Tom McIntyre (2005) mendefinisikan keterampilan sosial sebagai kemampuan untuk merespon apa yang lingkungan berikan dalam suatu tata krama atau aturan tertentu yang dapat meningkatkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Keterampilan Sosial menurut APA Dictionary of Psychology
dengan sebagaimana mestinya yang diberikan dalam situasi sosial.
Umumnya yang termasuk keterampilan sosial adalah mampu bertindak
asertif (tegas), mampu menjalin komunikasi dan persahabatan dengan
orang lain, mampu memecahkan masalah antar pribadi dan mampu
mengatur pikiran, perasaan dan perbuatan.Seorang individu dengan keterampilan sosial yang baik akan
mampu menghadapi berbagai situasi yang dihadapi, karena individu
tersebut mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya tanpa perasaan
malu dan bersalah (Colhaun dan Accocella, 1990). Sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Ramdhani (1994) bahwa seorang individu dengan
keterampilan sosial yang baik, dapat menyatakan perasaan positif atau
negatifnya kepada orang lain dengan cara-cara yang tegas dan tepat sesuai
dengan norma sosial tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.Elksnin dan Elksnin (1995) mengidentifikasikan individu dengan
keterampilan sosial yang baik (dalam Ambar, 2003) dengan ciri-ciri
sebagai berikut:a. Memiliki Perilaku Interpersonal Perilaku Interpersonal adalah perilaku yang menyangkut keterampilan yang digunakan selama melakukan interaksi sosial (misalnya menyapa, memperkenalkan diri, bergabung dengan orang lain, menawarkan bantuan, ,memberikan dan menerima pujian). b. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri Perilaku yang dimiliki oleh individu yang dapat mengatur diri sendiri dalam berbagai situasi sosial, sehingga dalam berbagai interaksi sosial individu mampu menempatkan atau membawakan diri sesuai dengan situasi sosial yang dihadapi.
c. Memiliki perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis Seorang individu dengan keterampilan sosial yang baik akan mampu menunjukkan perilaku positif dalam hal-hal yang mendukung prestasi belajar di sekolah, misalnya mampu mendengarkan guru, mengerjakan tugas sekolah dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah.
d. Mendapat penerimaan dari teman sebaya (Peer Accaptance) Seorang individu dengan keterampilan sosial yang baik akan mendapat penerimaan dari teman sebaya, khususnya apabila individu tersebut memiliki kepekaan dan empati yang tinggi terhadap orang lain.
e. Memiliki keterampilan berkomunikasi Seorang individu dengan keterampilan sosial yang baik akan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Individu dengan kemampuan ini akan mampu menjadi pendengar yang responsif, mempertahankan perhatian dalam
pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap lawan bicara.
National Association of School Psychologists (NASP, 2002) juga
menyatakan bahwa individu yang mempunyai keterampilan sosial yang